Anda di halaman 1dari 5

NAMA: DEANA MONICA

NIM : P27226020348
Progam Profesi Fisioterapi Poltekkes Kemenkes Surakarta
IMMEDIATE WEIGHT BEARING AFTER PLATE FIXATION
OF FRACTURES OF THE TIBIAL PLATEAU
M. Williamson*, E. Iliopoulos, A. Jain, W. Ebied, A. Trompeter.

Fraktur proksimal articular tibia biasanya distabilkan dengan internal


fiksasi dengan plate and screws. Pasien dengan fraktur plateu tibia diperbaiki
dengan internal fiksasi biasanya menghindari weight bearing untuk beberapa
waktu setelah operasi yang bertujuan untuk melindungi fiksasi dan menghindari
terjadinya reduksi.
Arbeitsgemeinschaft für Osteosynthesefragen (AO) Guidelines
menyarankan untuk melakukan toe touch weight bearing pada mimggu ke 6
sampai ke 8 dan lebih dari 10 atau 12 minggu setelah operasi pada kasus
kecelakaan yang berat. Banyak ahli bedah yang tidak mengizinkan pasiennya
untuk melakukan weight bearing selama 6 minggu pertama setelah operasi karena
takut terjadi reduksi fraktur dan koleps articular.
Penelitian ini menunjukkan bahwa full weight bearing dilakukan sesegera
mungkin pasca operasi tidak mempengaruhi fiksasi atau menyebabkan kolleps
articular hingga 3 bulan pasca operasi. Full weight bearing sangat bagus untuk
mempercepat proses penyembuhan, fungsional lebih cepat kembali dan
kesempatan pasien untuk kembali beraktivitas juga akan lebih cepat.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah latihan weight bearing pada pasien pasca
operasi tibial plateau dengan plate fixation tidak mempengaruhi fiksasi atau
kolaps artikular
Material dan Metode Penelitian
Data dari pusat trauma Inggris level 1 di analisis secara retrospektif dari
database yang dikumpulkan semua pasien yang dirawat dengan pembedahan
fraktur plateau tibial yang membutuhkan open reduction dan internal fixasi
dengan plate and screws antara Januari 2015 dan Juni 2017. 118 pasien dengan
120 fraktur tibia plateu diidentifikasi. Setelah diseleksi, total 90 pasien yang
diobati dengan fiksasi plat dimasukkan dalam penelitian ini. Usia rata-rata
kelompok adalah 45,1 16,5 (19-91 tahun) dengan 66% laki-laki. 51% dari pasien
mengalami fraktur dataran tinggi tibialis Schatzker II (depresi split kondilus
lateral tibia), dan sisanya adalah pola fraktur Schatzker I, IV dan VI (split lateral,
fraktur dataran tinggi medial dan disosiasi metaphyseal-diaphyseal). Grup 1
sebanyak 60 pasien yang non weight bearing atau touch weight bearing atau
partial weight beraring (jari atau ujung kaki menumpu lantai untuk menjaga
keseimbangan tapi tidak menumpu berat badan sepenutnya) selama enam minggu
pertama setelah operasi. Grup 2 sebanyak 30 pasien yang diintruksikan untuk full
weight bearing atau sepenuhnya tetapi sesuai toleransi kepercayaan diri dan nyeri
pasien dan dilakukan segera setelah operasi.
Terdapat lebih banyak fraktur dataran tinggi tibialis Schatzker II pada
kelompok I karena secara proporsional kelompok I mewakili persentase yang
lebih besar dari populasi penelitian. Teknik yang digunakan untuk fiksasi fraktur
adalah kebijaksanaan ahli bedah operasi. Sebuah plat dalam mode penopang
digunakan jika diperlukan. Sekrup terkunci biasanya digunakan di seluruh blok
artikular jika sesuai. Sekrup yang tidak terkunci umumnya digunakan di poros.
Jumlah dan posisi plat sesuai dengan pola rekahan. Cangkok tulang kanselus atau
sintetik tidak digunakan dalam operasi apa pun. Pasien yang dirawat secara
konservatif atau dengan fiksasi sekrup perkutan, fiksasi eksternal (fiksator pin ke
bar atau fiksator cincin melingkar) atau paku intrameduler dikeluarkan.
Radiografi dilakukan segera setelah operasi pada hari pertama atau hari
kedua pasca operasi. Selain itu, radiografi dilakukan pada enam minggu dan tiga
bulan pasca operasi lalu hasil radiografi dibandingkan. Setiap radiografi dianalisis
untuk displacement fraktur dan depresi sendi atau hilangnya fiksasi, distandarisasi
terhadap radiografi pasca operasi segera. Perpindahan dan depresi sendi dianggap
signifikan jika terjadi perpindahan lebih dari 1 mm di lokasi fraktur, hasil dari
radiografi setelah dilakukan weight bearing dibandingkan dengan hasil radiografi
pertama setelah operasi.

Hasil Penelitian
Tindakan radiografi menunjukkan tidak ada kegagalan fiksasi pada kedua
kelompok studi. Satu pasien dari kelompok full weight bearing memiliki > 1 mm
depresi sendi (4 mm) yang diidentifikasi pada tindakkan radiografi pertama, yang
tidak berkembang atau memburuk pada tindakan raiografi kedua. Hasil penelitian
menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik baik dalam
depresi atau kehilangan reduksi antara dua kelompok studi pada enam minggu (p
= 0,36) dan tiga bulan (p = 0,37). BMI rata-rata kelompok 25,4 4,3 kg / m2.
Kelompok I mean BMI adalah 25,3 4,6 kgm2 dan kelompok 2 BMI rata-rata
adalah 25,9 3,5 kg / m2. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua
kelompok (p = 0,58).
Pembahasan
Ada banyak manfaat melakukan full weight bearing setelah fiksasi fraktur,
diantaranya penyembuhan tulang yang berpotensi meningkat, manfaat kesehatan
secara keseluruhan dan manfaat sosial ekonomi. Dalam hal penyembuhan tulang,
telah dibuktikan secara luas bahwa weight bearing yang dilakukan lebih awal,
sama dengan pembentukkan kalus yang baik dan penyembuhan yang selanjutnya
mengarah pada pembentukkan union yang lebih cepat dan peningkatan fungsi.
Selain itu full weight bearing yang dilakukan sesegera mungkin dapat
meningkatkan fungsi dan kecepatan kembali bekerja.
Kortebein et al, menunjukkan sepuluh hari istirahat di tempat tidur pada orang
dewasa yang lebih tua yang sehat menurunkan kapasitas aerobik maksimum,
penurunan kekuatan ekstensor lutut, penurunan kemampuan menaiki tangga dan
peningkatan waktu yang dihabiskan untuk tidak aktif . 25 tahun yang lalu, Dittmer
et al. menunjukkan bahwa istirahat di tempat tidur yang lama dan imobilisasi pasti
menyebabkan komplikasi. Ini termasuk hilangnya kekuatan otot (10–15%
kehilangan kekuatan per minggu), kontraktur dan kelemahan ligament.
Komplikasi medis lainnya termasuk peningkatan risiko tromboemboli vena,
komplikasi paru, decubitus dan tinggal lebih lama di rumah sakit.
Studi serupa dengan penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa full
weight bearing sesegera mungkin setelah pemasangan fiksasi pergelangan kaki
dapat mempercepat pasien untuk dapat kembali bekerja dan melakukan aktivitas
sehari-hari. Penelitian lain menunjukkan tidak ada peningkatan risiko komplikasi
luka, infeksi atau kegagalan fiksasi.
Elliott et all, menjelaskan teori tulang terpadu mereka, yang menggunakan
konsep "unit penyembuhan tulang" dan melibatkan tiga prinsip; Hukum Wolff,
Konsep Frost tentang mechanostat, dan teori regangan Perren. Hukum Wolff yang
kemudian disempurnakan oleh Frost, menjelaskan secara fisiologis cara tulang
normal merespons tekanan mekanis. Semakin besar tekanan, semakin baik juga
proses remodeling. Proses ini melibatkan muatan listrik dengan sisi tegangan
elektropositif yang merangsang osteoklas dan sisi kompresi elektronegatif, yang
merangsang pembentukan osteoblas. Oleh karena itu, jika tidak ada tekanan,
seperti pada pasien non weight bearing, maka tidak ada penyembuhan dan
remodelling. Shanb et all. menunjukkan bahwa penambahan latihan bantalan
beban pada pasien dengan osteoporosis meningkatkan kepadatan mineral tulang
(BMD) lebih dari latihan tanpa beban.
  Pada lansia full weight bearing yang dilakukan sesegera mungkin dapat
memeliki resiko buruk karena kualitas tulang yang sudah mengalami penurunan
dan pada lansia memiliki kecemasan yang lebih besar dibandingkan pada orang
dewasa atau remaja.
Keterbatasan Penelitian
1. Pasien tidak patuh dengan peraturan pada penelitian ini
2. Dabke et all, menunjukkan bahwa rata-rata, pasien menggunakan rata-rata
35,3% berat badan lebih dari yang ditentukan
3. Penelitian hanya untuk pasien dengan pola fraktur Schatzker tipe I, II, IV
& VI dan diobati dengan reduksi terbuka dan plat peri-artikular dan fiksasi
sekrup.
4. Banyak nya pasien yang mangkir atau menginggalkan penelitian karena
rasa takut untuk melakukan intervensi
Kesimpilan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah full weight
bearing dapat mempengaruhi fiksasi atau menyebabkan kollep articular hingga
tiga bulan setelah operasi. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa full weight
bearing tidak berpengaruh terhadap kolep articular atau pun fiksasi.
Oleh karena itu kami mengusulkan agar pasien didorong untuk menahan
beban segera setelah operasi. Hal ini akan memungkinkan pasien untuk
mendapatkan manfaat dari full weight bearing dan menghindari efek samping dari
imobilisasi pasca operasi.

Anda mungkin juga menyukai