DISUSN OLEH :
DEANA MONICA P27226020348
Latar Belakang
Indonesia termasuk negara yang memasuki era penduduk berstruktur
lanjut usia (aging structured population) karena jumlah penduduk berusia 60
tahun ke atas sekitar 70,8 %. Jumlah penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia
pada tahun 2015 dengan usia harapan hidup 68,6 tahun. Pada tahun 2017
mengalami peningkatan menjadi 23,66 juta jiwa (9,03%) dan pada tahun 2020
di perkirakan sebesar 27,08 juta, tahun 2025 sebesar 33,69 juta, tahun 2030
sebesar 40,95 juta jiwa dan tahun 2035 sebesar 48,19 juta jiwa dengan usia
harapan hidup 72,2 tahun (Depkes, 2017).
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2014 menggolongkan
lanjut usia menjadi 4 yaitu : (1) usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun, (2)
lanjut usia (elderly) 60-74 tahun, (3) lanjut usia tua (old ) 75-90 tahun, dan (4)
usia sangat tua (very old) di golongkan diatas 90 tahun. Depkes RI, 2013
mengklasifikasikan lansia menjadi 3 kelompok yaitu ; (1) kelompok usia dini
(55- 64 tahun), (2) kelompok lansia (65 tahun ke atas) , dan (3) kelompok
lansia resiko tinggi (berusia lebih dari 70 tahun).
Lanjut usia adalah kelompok orang yang sedang
mengalami suatu proses perubahan yang bertahap
dalam jangka waktu beberapa dekade sebagai tahap
Definisi
akhir siklus kehidupan yang merupakan tahap
perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap
individu yang mencapai usia lanjut dan merupakan
kenyataan yang tidak dapat dipungkiri.
Menua dalam proses menua biologis adalah proses
terkait waktu yang berkesinambungan dan pada
umumnya mencerminkan umur kronologis namun
sangat bervariasi dan bersifat individual, dengan
perubahan yang dapat berlangsung mulus sehingga
tidak menimbulkan ketidakmampuan atau dapat
terjadi sangat nyata dan berakibat ketidakmampuan
total.
Keseimbangan Lansia
Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan proyeksi pusat
tubuh pada landasan penunjang baik saat berdiri, duduk, dan berjalan
(Winter, 1995 dalam Howe, et al. 2008).
mempertahankan keseimbangan diperlukan interaksi antara sistem saraf
dan sistem muskuloskeletal. Sistem muskuloskeletal diantaranya terdiri dari
lingkup gerak sendi, fleksibilitas trunk, dan kekuatan otot. Adapun sistem
saraf melalui proses motoris (respon neuromuskuler), proses sensoris
(interaksi sistem visual, vestibular, dan somatosensoris-proprioseptif), dan
proses integrasi level tinggi (antisipasi dan adaptasi postur).
Inspeksi
Pasien datang dengan alat bantu, tampak membungkuk dan
asimetris pada bahu, bahu kanan lebih rendah dari pada bahu kiri,
terdapat perubahan pola jalan, ketika diminta untuk naik ke tempat
tidur pasien tampak kesulitan dan ketika diminta untuk menekuk
lutut kiri pasien tampak menahan nyeri.
Tes Spesifik
muscle test
Fleksor hip 5 4
Ekstensor hip 4 4
Adduktor hip 5 4
Abduktor hip 4 4
Fleksor knee 4 4
Ekstensor knee 4 4
Kemampuan fungsional
TERLAMPIR
Algoritma
Pemeriksaan Spesifik
One leg stand
Dengan mata tertutup :
Time up and go test
mampu bertahan selama 4
Dengan jarak 3 meter dan
detik
bolak balik
Dengan mata terbuka :
Hasil : 50 detik.
mampu bertahan selama 7
detik
Activities and
Participation
• d4101 squatting
• d4102 kneeling
• d450 walking
Intervensi fisioterapi
2. Electrical stimulasi
1. Infrared Arus faradic 3. Massage
Sesuai toleransi pasien Dilakukan pada setiap Effularge, finger
selama 10 menit motor point sampai kneading, tapotement
timbul kontraksi 5-10 menit
sebanyak 15 kali
Evaluasi
● Vas
Pre Post
Nyeri diam 3.2 1.4
Nyeri tekan 4.8 1.9
Nyeri gerak 6.4 2.4
● MMT pre dan post nya masih sama
● One leg stand
Pre Post
Dengan mata Kanan 4 detik Kanan 5 detik
tertutup Kiri 5 detik Kiri 5 detik
Dengan mata Kanan 7 detik Kanan 10 detik
terbuka Kiri 8 detik Kiri 10 detik
● Time up and go test
Pre Post
50 detik 50 detik
● Womac
Pre Post
58% 58%
Hasil terapi akhir
Pasien berinisial Ny. L yang berusia 68 tahun dengan kondisi osteoarthritis
genu bilateral dan post stroke hemorage yang mengalami penurunan kekuatan
otot serta gangguan keseimbangan, setelah mendapat tindakan fisioterapi berupa
MWD, Tens, dan terapi latihan, didapatkan hasil :
● Penurunan nyeri
● Belum terjadi peningkatan kekuatan otot tungkai
● Belum terdapat peningkatan keseimbangan
● Belum terdapat kemampuan fungsional sehari-hari yang signifikan