Anda di halaman 1dari 31

SOSIALISASI OA

DIMASYARAKAT

Nama kelompok
1. Blessingtha Purba
2. Egha Putri Riski
3. Emmy Khairani
4. Miranda Salim
5. Nurhapni Pulungan
6. Septimaria
Defenisi
Osteoarthritis (OA) adalah suatu kelainan pada sendi yang
bersifat kronik dan progresif biasanya didapati pada usia
pertengahan hingga usia lanjut ditandai dengan adanya
kerusakan kartilago yang terletak di persendian tulang.
Kerusakan kartilago ini bisa disebabkan oleh stress
mekanik atau perubahan biokimia pada tubuh. 
EPIDEMIOLOGI
Menurut data Riskesdas tahun 2018 penderita
OA di Indonesia mencapai 11,08%
penderita usia 45-54 tahun, 15,55% usia
55-64 tahun, 18,63% usia 65-74 tahun dan
18,95% usia datas 75 tahun. Dengan jenis
kelamin perempuan lebih mendominasi
yaitu sekitar 8,46%
GANGGUAN
KONDROSIT
PATOFISIOLOGI
Perubahan komposisi
Molekular & struktur
UMUM
Matriks tulang rawan sendi

Penipisan rawan sendi


Gangguan fungsi tulang Terejadinya fibrilasi
Penyempitan celah sendi
Rawan sendi Tulang Rawan sendi
Pada rontgen

Perubahan komposisi
Stimulasi
Molekular & struktural
Fungsi osteofit
Matriks tulang
ETIOLOGI

- OA Primer

- Degeneratif

- OA Sekunder

- Obesitas

- Trauma

- Dan lain lain


LAPORAN
KASUS
Keterangan Umum Pasien

Nama : Ny. S
Umur : 53 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Pantai cermin, Serdang bedagai
● Diagnosa Medis
Tidak pernah melakukan pemeriksaan kedokter
● Catatan Klinis
Tidak ada
● Terapi umum (General Treatment)
Resep Apotik (Obat dua Rasa)
Anamnese / Autoanamnese

● Keluhan Utama :
Pasien mengeluhkan adanya rasa nyeri pada ke-dua lutut
terutama saat naik turun tangga, berjalan dengan jarak
yang jauh, berdiri pada posisi jongkok dan nyeri
berkurang saat istirahat
● Riwayat penyakit sekarang
Sekitar 5 bulan yang lalu pasien merasakan nyeri pada ke-dua lutut
saat naik turun tangga, berjalan dengan jarak yang jauh dan berdiri
dari posisi jongkok. Pasien tidak pernah memeriksakan kedokter
tetapi selalu memesan obat dua rasa ke apotik karena Ketika
mengkonsumsi obat tersebut pasien bisa beristirahat tanpa ada
keluhan nyeri. Toileting pasien terganggu karena adanya keluhan
nyeri di lutut pasien.
● Riwayat penyakit dahulu :
Tidak ada
● Riwayat penyakit penyerta :
Tidak ada
● Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada
Pemeriksaan Fisik

● Tanda-tanda Vital
a) Tekanan darah : 140/ 90 mmHg.
b) Denyut Nadi : 80 kali/ menit.
c) Pernapasan : 26 kali/ menit.
d) Temperatur : 37°C
e) Tinggi Badan : 155 cm.
f) Berat Badan : 55 kg
● Inspeksi
a) Statis : Keadaan umum pasien tampak baik
b) Dinamis : Gangguan pola jalan.
● Palpasi
a) Suhu lokal kedua lutut sama.
b) Tidak ada nyeri tekan
● Perkusi
Tidak dilakukan
● Auskultasi
Tidak dilakukan
● Gerak dasar
Pasien dapat menggerakkan ke-dua lutut baik arah fleksi maupun
ekstensi full ROM, tanpa rasa nyeri.
● Gerak pasif
Ke-dua lutut pasien dapat digerakkan ke arah fleksi maupun
ekstensi full ROM, tanpa rasa nyeri.
● Gerak Isometrik melawan tahanan
Pasien dapat melawan tahanan yang diberikan oleh terapis pada
gerakan fleksi dan ekstensi ke-dua lutut, full ROM dan tidak
adanya nyeri.
● Kognitif, Intra Personal & Inter Personal :
Kognitif : Pasien mampu mengetahui orientasi waktu, tempat dan
ruang.
Intra Personal : Pasien mempunyai semangat untuk sembuh.
Inter Personal : Pasien dapat berkomunikasi dan kooperatif dengan
terapis.
● Kemampuan Fungsional & Lingkungan Aktivitas :
a) Kemampuan Fungsional Dasar :
Pasien mampu tidur miring kanan dan kiri, bangun dari tidur,
duduk, berdiri dan berjalan secara mandiri.
b) Aktivitas Fungsional :
Aktifitas perawatan diri dan aktifitas sehari-hari dapat dilakukan
secara mandiri namun ada keterbatasan.
c) Lingkungan Aktivitas :
Lingkungan rumah tidak terlalu mendukung dalam proses
kesembuhan pasien dan menghambat aktifitas pasien, misalnya
pasien menggunakan wc jongkok, dan lantai tidak licin.
Pemeriksaan Spesifik

● Test Ballotement
Pada pemeriksaan ini hasilnya negatif, tidak adanya tanda bengkak pada lutut
pasien dan cairan tidak memenuhi lutut.
● Anterior/Posterior drawer test
Pada pemeriksaan ini hasilnya negatif, tidak adanya tanda unstabil pada
anterior/posterior cruciatum ligament.
● Hipermobilitas Varus/Valgus
Pada pemeriksaan ini juga hasilnya negatif, tidak adanya tanda unstabil pada
lateral/medial collateral ligament.
Pemeriksaan MMT

Gerakan Dekstra Sinistra

Fleksi 5 5

Ekstensi 5 5
Pemeriksaan LGS

Data Dekstra Sinistra

LGS lutut Gerakan Aktif S: 0°-0-135° S: 0°-0-135°

LGS lutut Gerakan Pasif S: 0°-0-125° S: 0°-0-125°


Pemeriksaan Skala Nyeri

● Nyeri diam : Nyeri ringan (Saat Berbaring)


● Nyeri gerak : Nyeri berat (Saat Jongkok)
● Nyeri tekan : Tidak ada nyeri

Numeric Rating Scale


Pemeriksaan Aktivitas Fungsional Skala Jette

Kriteria Nyeri Kesulitan Ketergantungan

Berdiri dari posisi


3 3 1
duduk

Berjalan 15 meter 3 2 1

Naik tangga 3 trap 4 3 3


Diagnosa Fisioterapi

● Impairment
a. Adanya nyeri pada ke-dua lutut.
b. Adanya penurunan kekuatan otot fleksor dan ekstensor ke-dua.
● Fungsional Limitation
a. Penurunan kemampuan fungsional jongkok ke berdiri.
b. Penurunan kemampuan berjalan lama.
c. Penurunan kemampuan naik turun tangga
● Disability
Pasien mampu bersosialisasi dengan lingkungan
sekitarnya
Program Fisioterapi

a. Jangka Pendek
(1) Mengurangi nyeri.
(2) Meningkatkan kekuatan otot.
(3) Memelihara dan meningkatkan LGS.

b. Jangka Panjang
Untuk meningkatkan kemampuan fungsional pasien
Tindakan Fisioterapi

● Latihan isometric
● Stretching gastrocnemius
● Terapi Latihan OA
DOKUMENTASI
DOKUMENTASI
DOKUMENTASI
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai