Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Orang dewasa muda, dengan usia produktif antar 20-40 tahun aktivitas

yang dilakukan menjadi sangat tinggi, bisa karena pekerjaan atau karena aktivitas-

aktivitas lain Di usia ini banyak yang sangat aktif dalam kegiatan olahraga. Tidak

jarang dari serangkaian kegiatan olahraga yang rutin dilakukan setiap harinya

dapat menimbulkan cidera fisik. Cedera fisik dapat mengakibatkan terganggunya

sistem muskuloskeletal yang meliputi otot, tulang, sendi, tendon, ligamen, serta

jaringan ikat yang mendukung dan mengikat jaringan dan organ. Salah satu cedera

yang diakibatkan dari kegiatan tersebut adalah ruptur Anterior Cruciatum

Ligament (ACL). ACL adalah salah satu dari empat ligamen utama lutut yang

paling sering mengalami cidera dibanding ligamen lainnya. ACL berfungsi untuk

mencegah tulang tibia bergeser ke arah depan dari tulang femur dan untuk

mengontrol gerakan rotasi dari lutut.

Ruptur adalah robeknya atau koyaknya jaringan yang diakibatkan oleh

trauma (Dorland, 2002). Ruptur ACL dapat disebabkan karena kontak langsung

maupun tidak langsung pada lutut. Kontak langsung dapat terjadi karena adanya

gaya dari samping atau luar seperti benturan langsung pada lutut. Kontak tidak

langsung contohnya seperti mendarat setelah melompat dengan lutut dalam

keadaan valgus lutut dengan rotasi panggul dan kaki yang berlebihan (Bjordal,

2007).

1
2

Prevalensi kejadian cedera ACL yang lebih besar ditemukan pada wanita

dibandingkan dengan laki-laki. Sekitar 5% pasien dengan cedera ACL juga

didapati ruptur pada meniskus. Pada cedera ACL akut, meniskus lateralis lebih

sering robek, pada ACL kronis, meniskus medial lebih sering robek. Pada

penelitian prevalensi mengenai cedera ACL pada populasi umum, didapati bahwa

1 kasus dijumpai dalam 3500 orang, memperkirakan 95.000 ruptur ACL per tahun

(Quinn, 2016 dikutip oleh Santoso, 2018).

Rekonstruksi ACL merupakan suatu tindakan operasi untuk menyambung

kembali ligamen. Standar operasi Arthroscopy ACL Reconstruction yang dipakai

adalah Arthroscopic ACL Double Bundle Reconstruction. Tehnik ini telah

dilakukan lebih dari 200 kali sejak tahun 2007. Tehnik operasi ini sangat populer

di USA, Eropa, dan Jepang karena dengan tehnik ini, hasilnya sangat memuaskan

pasien. Saat ini tehnik operasi ini dipakai sebagai standar untuk operasi cedera

ACL atlet-atlet papan atas kelas dunia (Boucher, 2016 dikutip oleh Santoso, 2018).

Tata laksana cedera ACL berupa terapi non-operatif dan operatif. Jika

setelah dilakukan tindakan operatif, pemulihan pada pasien post rekonstruksi ACL

menggunakan modalitas fisioterapi dengan ultrasound, diatermi, serta Trans

Electrical Nerve Stimulation (TENS) untuk mengurangi nyeri, ditambah terapi

latihan untuk mengembalikan kemampuan pasien dalam aktivitas fungsional.

Dalam Karya Tulis Ilmiah ini, penulis memilih modalitas TENS dan terapi

latihan. TENS sendiri memiliki beberapa keunggulan karena merupakan non

adiktif, berarti non invasif analgesia yang mudah digunakan dan dapat

memberikan analgesia terus menerus untuk berbagai kondisi. Sedangkan terapi


3

latihan penting dilakukan untuk mengembalikan kemampuan aktivitas fungsional

pasien.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan

masalah yaitu (1) bagaimana penatalaksanaan TENS pada kasus post rekonstruksi

ACL? dan (2) bagaimana penatalaksanaan terapi latihan pada kasus post

rekonstruksi ACL ?

C. Tujuan

Tujuan Karya Tulis Ilmiah ini adalah (1) untuk mengetahui

penatalaksanaan TENS pada kasus post rekonstruksi ACL dan (2) untuk

mengetahui penatalaksanaan terapi latihan pada kasus post rekonstruksi ACL.

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi penulis

Manfaat penulisan Karya Tulis Ilmiah bagi penulis sendiri untuk

mengetahui dan memahami lebih dalam tentang cedera ACL serta

penatalaksanaan TENS dan terapi latihan pada kasus post rekonstruksi ACL.

2. Bagi institusi pendidikan

Manfaat penulisan Karya Tulis Ilmiah bagi institusi pendidikan diharapkan

bisa mendorong perkembangan keilmuan fisioterapi dan bisa menjadi bahan


4

kajian dalam penanganan pada pasien post rekonstruksi anterior cruciatum

ligament.

3. Bagi masyarakat umum

Memberikan informasi serta pengetahuan kepada masyarakat mengenai

penanganan post rekonstruksi ACL dengan modalitas TENS dan terapi latihan.

Anda mungkin juga menyukai