Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BIOMEKANIK OLAHRAGA

“KONSEP KESEIMBANGAN”

Disusun oleh :
1. RYAN DWI KURNIAWAN 17060464088
2. QOID ROFIUL FARHAN 17060464089
3. BELLYNDA WAHYU DWYANA 17060464090
4. INTAN CAHYANINGTYAS 17060464091
5. BIMA NUSANTARA 17060464092
6. M ZAKKI ROISUL M 17060464093
7. CHANDRA RAMADANIA 17060464094

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU OLAHRAGA
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah Biomekanik Olahraga tentang
“Konsep Keseimbangan” tepat pada waktunya. Makalah ini berisikan tentang informasi
mengenai Konsep Keseimbangan dalam Biomekanik Olahraga dan diharapkan dapat member
manfaat kepada kita semua. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Surabaya, 15 September 2018

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusa Masalah 1
1.3 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 KESEIMBANGAN 3
2.1.1 Pengetian Keseimbangan 3
2.1.2 Fisiologi Keseimbangan 3
2.1.3 Jenis-jenis Keseimbangan tubuh 3
2.1.4 Komponen-komponen pengontrol Keseimbangan 4
2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan 7
2.1.6 Macam-macam latihan keseimbangan tubuh 7
2.1.7 Gangguan keseimbangan pada tubuh 8
BAB III PENUTUP 9
3.1 Kesimpulan 9
DAFTAR PUSTAKA 10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Biomekanika didefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada sistem biologi.
Biomekanika merupakan kombinasi antara ilmu mekanika terapan dan ilmu-ilmu biologi dan
fisiologi. Biomekanika menyangkut tubuh manusia dan hampir semua tubuh mahluk hidup.
Pemahaman biomekanika akan menghasilkan peningkatan pengetahuan tentang
kerumitan fungsi anatomis, fisiologi, dan mekanika dari tubuh manusia dan akan membantu
meniadakan kesalahan yang dilakukan guru dalam proses belajar mengajar keterampilan.
Pengetahuan biomekanik juga penting bagi atlet karena ia akan menyadari kekeliruan untuk
mencoba meniru gaya atlet lain karena gaya tersebut memberikan keberhasilan bagi atlet tersebut,
sehingga atlet harus mengembangkan gayanya sendiri, sebab pada umumnya tidak ada dua
manusia yang sama dalam karakteristik jasmani, seperti kekuatan otot, kelentukan, tipe tubuh
dan begitu pula karakteristik psikologis.
Di dalam biomekanika olahraga ada banyak materi yang tersedia. Namun pada makalah
ini akan dibahas tentang “Konsep Keseimbangan”. Banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan
salah satu diantaranya untuk mengenal karakteristik dan kemampuan atlet, sehingga memiliki
cara untuk mengembangkan kemampuan dan prestasi atlet terutama bagi calon guru PJOK.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan keseimbangan?
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan fisiologi keseimbangan?
1.2.3 Apa saja jenis-jenis keseimbangan tubuh?
1.2.4 Apa saja komponen-komponen pengontrol keseimbangan?
1.2.5 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan?
1.2.6 Bagaimana cara untuk melatih keseimbangan tubuh?
1.2.7 Apa saja jenis-jenis gangguan keseimbangan tubuh?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian tentang keseimbangan
1.3.2 Mengetahui tentang fisiologi keseimbangan
1.3.3 Mengetahui jenis-jenis keseimbangan tubuh
1.3.4 Mengetahui komponen-komponen pengontrol keseimbangan
1.3.5 Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan
1.3.6 Mengetahui berbagai cara untuk melatih keseimbangan tubuh
1.3.7 Mengetahui beberapa jenis gangguan keseimbangan pada tubuh
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Keseimbangan
2.1.1 Pengertian Keseimbangan
Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari integrasi/interaksi sistem sensorik
(vestibular, visual, dan somatosensorik termasuk proprioceptor) dan muskuloskeletal (otot, sendi,
dan jar lunak lain) yang dimodifikasi/diatur dalam otak (kontrol motorik, sensorik, basal ganglia,
cerebellum, area asosiasi) sebagai respon terhadap perubahan kondisi internal dan eksternal.
Keseimbangan juga bisa diartikan sebagai kemampuan relatif untuk mengontrol pusat massa
tubuh (center of mass) atau pusat gravitasi (center of gravity) terhadap bidang tumpu(base of
support).

2.1.2 Fisiologi Keseimbangan


Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh akifitas
motorik tidak dapat dipisahkan dari faktor lingkungan dan sistem regulasi yang berperan dalam
pembentukan keseimbangan. Adapun tujuan tubuh mempertahankan keseimbangan adalah untuk
menyanggah tubuh melawan gravitasi, mempertahankan pusat massa tubuh agar seimbang
dengan bidang tumpu serta menstabilisasi bagian tubuh ketika bagian tubuh lain bergerak

2.1.3 Jenis-jenis keseimbangan tubuh


1. Keseimbangan Statis :
adalah kemampuan tubuh untuk menjaga kesetimbangan pada posisi tetap. Misalnya sewaktu
berdiri dengan satu kaki, berdiri diatas papan keseimbangan,dsb. Berdasarkan kedudukan titik
beratnya, keseimbangan statis dibedakan menjadi 3 yaitu :

a. Keseimbangan Stabil

Keseimbangan stabil adalah keseimbangan yang dialami benda di mana apabila dipengaruhi
oleh gaya atau gangguan kecil benda tersebut akan segera ke posisi keseimbangan semula.

b. Keseimbangan Labil
Keseimbangan labil adalah keseimbangan yang dialami benda yang apabila diberikan sedikit
gangguan benda tersebut tidak bisa kembali ke posisi keseimbangan semula.
Misalnya mengangkat salah satu kaki dalam gerakan olaharaga atau pada gerakan penguluran.
Saat salah satu kaki diangkat maka luas garis penyokong lebih kecil sehingga akan terjadi
keseimbangan yang labil.

c. Keseimbangan Indeferen

Keseimbangan indeferen atau netral adalah keseimbangan yang dialami benda yang apabila
diberikan sedikit gangguan benda tersebut tidak mengalami perubahan titik berat benda.

Keseimbangan normal terjadi apabila pusat gravitasinya tidak berubah apabila diberi gaya
serta tenaga potensial bertambah

2. Keseimbangan Dinamis :
adalah kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan ketika bergerak. Misalnya ketika
kita berjalan dan bisa berdiri tegak (secara otomatis tidak jatuh).
Keseimbangan dinamis dikelompokkan menjadi dua :
a. Keseimbangan Translasi
terjadi apabila benda bergerak dengan percepatan linier nol (a = 0)
b.Keseimbangan Rotasi
terjadi apabila benda bergerak dengan kecepatan sudut tetap atau percepatan sudut nol ( α = 0).

2.1.4 Komponen-komponen pengontrol keseimbangan

1) Sistem informasi sensoris

Sistem informasi sensoris meliputi visual, vestibular, dan somatosensoris.

a. Visual
Visual memegang peran penting dalam sistem sensoris. Cratty & Martin (1969)
menyatakan bahwa keseimbangan akan terus berkembang sesuai umur, mata akan
membantu agar tetap fokus pada titik utama untuk mempertahankan keseimbangan, dan
sebagai monitor tubuh selama melakukan gerak statik atau dinamik. Penglihatan juga
merupakan sumber utama informasi tentang lingkungan dan tempat kita berada,
penglihatan memegang peran penting untuk mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak
sesuai lingkungan tempat kita berada. Penglihatan muncul ketika mata menerima sinar
yang berasal dari obyek sesuai jarak pandang.
Dengan informasi visual, maka tubuh dapat menyesuaikan atau bereaksi terhadap
perubahan bidang pada lingkungan aktivitas sehingga memberikan kerja otot yang
sinergis untuk mempertahankan keseimbangan tubuh.

b. Sistem vestibular
Komponen vestibular merupakan sistem sensoris yang berfungsi penting dalam
keseimbangan, kontrol kepala, dan gerak bola mata. Reseptor sensoris vestibular berada
di dalam telinga. Reseptor pada sistem vestibular meliputi kanalis semisirkularis,
utrikulus, serta sakulus. Reseptor dari sistem sensoris ini disebut dengan sistem
labyrinthine. Sistem labyrinthine mendeteksi perubahan posisi kepala dan percepatan
perubahan sudut. Melalui refleks vestibulo-occular, mereka mengontrol gerak mata,
terutama ketika melihat obyek yang bergerak. Mereka meneruskan pesan melalui saraf
kranialis VIII ke nukleus vestibular yang berlokasi di batang otak. Beberapa stimulus
tidak menuju nukleus vestibular tetapi ke serebelum, formatio retikularis, thalamus dan
korteks serebri.
Nukleus vestibular menerima masukan (input) dari reseptor labyrinth, retikular
formasi, dan serebelum. Keluaran (output) dari nukleus vestibular menuju ke motor
neuron melalui medula spinalis, terutama ke motor neuron yang menginervasi otot-otot
proksimal, kumparan otot pada leher dan otot-otot punggung (otot-otot postural). Sistem
vestibular bereaksi sangat cepat sehingga membantu mempertahankan keseimbangan
tubuh dengan mengontrol otot-otot postural.

c. Somatosensoris
Sistem somatosensoris terdiri dari taktil atau proprioseptif serta persepsi-kognitif.
Informasi propriosepsi disalurkan ke otak melalui kolumna dorsalis medula spinalis.
Sebagian besar masukan (input) proprioseptif menuju serebelum, tetapi ada pula yang
menuju ke korteks serebri melalui lemniskus medialis dan talamus.
Kesadaran akan posisi berbagai bagian tubuh dalam ruang sebagian bergantung
pada impuls yang datang dari alat indra dalam dan sekitar sendi. Alat indra tersebut
adalah ujung-ujung saraf yang beradaptasi lambat di sinovia dan ligamentum. Impuls dari
alat indra ini dari reseptor raba di kulit dan jaringan lain , serta otot di proses di korteks
menjadi kesadaran akan posisi tubuh dalam ruang.

2) Respon otot-otot postural yang sinergis (Postural muscles response synergies)


Respon otot-otot postural yang sinergis mengarah pada waktu dan jarak dari
aktivitas kelompok otot yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan
kontrol postur. Beberapa kelompok otot baik pada ekstremitas atas maupun bawah
berfungsi mempertahankan postur saat berdiri tegak serta mengatur keseimbangan tubuh
dalam berbagai gerakan. Keseimbangan pada tubuh dalam berbagai posisi hanya akan
dimungkinkan jika respon dari otot-otot postural bekerja secara sinergi sebagai reaksi
dari perubahan posisi, titik tumpu, gaya gravitasi, dan aligment tubuh.
Kerja otot yang sinergi berarti bahwa adanya respon yang tepat (kecepatan dan
kekuatan) suatu otot terhadap otot yang lainnya dalam melakukan fungsi gerak tertentu.

3) Kekuatan otot (Muscle Strength)


Kekuatan otot umumnya diperlukan dalam melakukan aktivitas. Semua gerakan
yang dihasilkan merupakan hasil dari adanya peningkatan tegangan otot sebagai respon
motorik.
Kekuatan otot dapat digambarkan sebagai kemampuan otot menahan beban baik
berupa beban eksternal (eksternal force) maupun beban internal (internal force).
Kekuatan otot sangat berhubungan dengan sistem neuromuskuler yaitu seberapa besar
kemampuan sistem saraf mengaktifasi otot untuk melakukan kontraksi. Sehingga
semakin banyak serabut otot yang teraktifasi, maka semakin besar pula kekuatan yang
dihasilkan otot tersebut.
Kekuatan otot dari kaki, lutut serta pinggul harus adekuat untuk mempertahankan
keseimbangan tubuh saat adanya gaya dari luar. Kekuatan otot tersebut berhubungan
langsung dengan kemampuan otot untuk melawan gaya garvitasi serta beban eksternal
lainnya yang secara terus menerus mempengaruhi posisi tubuh.
4) Adaptive systems
Kemampuan adaptasi akan memodifikasi input sensoris dan keluaran motorik (output)
ketika terjadi perubahan tempat sesuai dengan karakteristik lingkungan.

5) Lingkup gerak sendi (Joint range of motion)


Kemampuan sendi untuk membantu gerak tubuh dan mengarahkan gerakan terutama saat
gerakan yang memerlukan keseimbangan yang tinggi.

2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan


1) Pusat gravitasi (Center of Gravity-COG)
Pusat gravitasi adalah titik utama pada tubuh yang akan mendistribusikan massa
tubuh secara merata dimana pusat gravitasi terletak tepat di tengah, maka tubuh
akan selalu dalam keadaan seimbang. Pusat gravitasi berpindah sesuai dengan arah
atau perubahan berat. Pusat gravitasi manusia ketika berdiri tegak adalah tepat di
atas pinggang diantara depan dan belakang vertebra sakrum ke dua.
Keseimbangan tubuh tercapai dan meningkat apabila:
(1) Letak pusat gravitasi direndahkan (posisi duduk atau berbaring)
(2) Memperluas permukaan penyangga (posisi tidur, posisi duduk, berjalan
dengan telapak kaki)
Sedangkan akan berkurang apabila:
(1) Menaikkan pusat gravitasi (angkat tangan ke atas, menjunjung barang di atas
kepala)
(2) Mengurangi dasar permukaan penyangga (berjalan menjinjit atau berjalan
dengan satu kaki, atau keadaan pada saat berlari cepat, dengan menggunakan
ujung kaki sebagai tumpuan)
Derajat stabilitas tubuh dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu : ketinggian dari titik
pusat gravitasi dengan bidang tumpu, ukuran bidang tumpu, lokasi garis gravitasi
dengan bidang tumpu, serta berat badan.
2) Garis gravitasi (Line of Gravity-LOG)
Garis gravitasi merupakan garis imajiner yang berada vertikal melalui pusat
gravitasi dengan pusat bumi. Hubungan antara garis gravitasi, pusat gravitasi
dengan bidang tumpu adalah menentukan derajat stabilitas tubuh.

3) Bidang tumpu (Base of Support-BOS)


Bidang tumpu merupakan bagian dari tubuh yang berhubungan dengan permukaan
tumpuan. Ketika garis gravitasi tepat berada di bidang tumpu, tubuh dalam
keadaan seimbang. Stabilitas yang baik terbentuk dari luasnya area bidang tumpu.
Semakin besar bidang tumpu, semakin tinggi stabilitas. Misalnya berdiri dengan
kedua kaki akan lebih stabil dibanding berdiri dengan satu kaki. Semakin dekat
bidang tumpu dengan pusat gravitasi, maka stabilitas tubuh makin tinggi.
2.1.6 Macam-macam latihan keseimbangan tubuh
- Latihan berdiri dengan 1 kaki
- Latihan berdiri dengan 1 kaki dan 1 tangan diangkat
- Latihan berdiri dengan satu kaki dan mata ditutup
- Latihan berdiri dengan 1 kaki diangkat ke belakang
- Latihan berdiri dengan 1 kaki diangkat ke depan
- Latihan duduk dan tarik badan ke belakang
- Latihan duduk lalu berdiri
- Latihan berjalan dengan beban di atas kepala
- Latihan berjalan dengan lurus
- Latihan mengayunkan kaki
- Latihan memutar tangan searah jarum jam
- Latihan memutar kaki searah jarum jam
- Latihan berdiri di permukaan yang tidak arata
- Latihan squat dengan satu kaki
- Latihan squat dengan beban

2.1.7 Gangguan keseimbangan pada tubuh


Gangguan pada telinga
Rasa keseimbangan kita dikontrol oleh sinyal ke otak dari 3 sistem sensoris:
1. Mata
2. Sensor pergerakan di kulit, otot dan sendi
3. Telinga dalam (sistem vestibuler):
Termasuk diantaranya 3 kanalis semisirkularis yang bereaksi terhadap rotasi kepala.
Dekat dengan kanalis semisirkularis adalah utrikulus dan sakulus yang mendeteksi
gravitasi dan gerak maju mundur. Di dalam telinga dalam terdapat organ yaiu labirin
yang berinteraksi dengan penglihatan dan sistem skeletal (tulang dan sendi) untuk
mempertahankan posisi tubuh agar seimbang.
Penyebab :

Infeksi (virus atau bakteri), trauma kepala, gangguan sirkulasi darah mempengaruhi
telinga dalam ataupun otak; obat-obatan tertentu dan proses penuaan

Gejala umum :

Ketika keseimbangan terganggu, seseorang mengalami kesulitan untuk mempertahankan


orientasi. Beberapa gejala gangguan keseimbangan yang mungkin dialami antara lain:

- Sensasi pening atau vertigo (berputar)


- Terjatuh atau perasaan terjatuh
- Pusing atau perasaan pusing
- Penglihatan kabur
- Disorientasi
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari integrasi/interaksi sistem
sensorik dan muskuloskeletal yang dimodifikasi/diatur dalam otak (kontrol motorik,
sensorik, basal ganglia, cerebellum, area asosiasi) sebagai respon terhadap perubahan
kondisi internal dan eksternal. Keseimbangan sendiri terdiri dari 2 jenis yaitu
keseimbangan Statis dan Keseimbangan Dinamis.
Keseimbangan Statis terbagi lagi menjadi 3 yaitu Keseimbangan Stabil, Labil, dan
Indeferen. Sedangkan Keseimbangan Dinamis hanya terbagi menjadi dua yaitu
Keseimbangan Translasi dan Rotasi.
Dalam suatu Konsep Keseimbangan terdapat berbagai sistem informasi sensoris yang
masing masing menjelaskan bagaimana sistem sensoris dalam tubuh bekerja agar
terciptanya suatu keseimbangan dalam tubuh manusia.
Keseimbangan sendiri memiliki banyak faktor faktor yang mempengaruhi terciptanya
suatu keseimbangan, seperti pusat gravitasi, garis gravitasi, dan bidang tumpu. Dari
faktor faktor tersebut kita bisa mengetahui bagaimana keseimbangan tersebut tercipta.
Terdapat juga beberapa latihan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keseimbangan
tubuh. Mulai dari tangan sampai kaki dengan berbagai modifikasinya. Namun tidak
jarang keseimbangan tubuh seseorang dapat terganggu, salah satu gejalanya adalah
terkena vertigo dimana seseorang merasa lingkungan di sekitarnya berputar-putar.
DAFTAR PUSTAKA
Back, Mary E.2011.ILMU GIZI DAN DIET:Hubungnnya dengan Penyakit-penyakit untuk
Perawat dab Dokter.Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica
Cakrawati, Dewi, Mustika NH. Bahan Pangan, Gizi, dan Kesehatan. Bandung: ALFABETA, cv
Williams, Lippicott, Wilkins.2008.ILMU GIZI MENJADI SANGAT MUDAH. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
http://fisikazone.com/keseimbangan/
https://sainsmini.blogspot.com/2015/12/jenis-jenis-kesetimbangan-pada-benda.html
file:///C:/Users/PrinceS%20Thrillerbark/Downloads/90937188-BIOMEKANIKA-
OLAHRAGA.pdf
http://wengayo.blogspot.com/2010/06/biomekanika-olahraga.html

Anda mungkin juga menyukai