Anda di halaman 1dari 64

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lama

kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung

dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu

triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari

bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9

bulan.1 Setiap ibu hamil mengalami perubahan psikologis dan fisiologis

yang berbeda pada setiap triwulannya. Ketidaknyamanan yang terjadi pada

trimester III diantaranya adalah peningkatan frekuensi berkemih, konstipasi,

hiperventilasi, sesak nafas, edema dependen, nyeri ulu hati, kram tungkai,

kesemutan dan baal pada jari, insomnia dan nyeri punggung.2

Nyeri pungung merupakan nyeri yang terjadi pada area lumbosacral.

Intensitasnya meningkat seiring pertambahan usia kehamilan karena terjadi

pergeseran pusat gravitasi dan perubahan postur tubuh akibat berat uterus yang

membesar. Nyeri punggung saat kehamilan disebabkan terjadinya perubahan

struktur anatomis dan hormonal.2 Perubahan anatomis terjadi karena peran

tulang belakang semakin berat, untuk menyeimbangkan tubuh dengan

membesarnya uterus dan janin. Penyebab lainnya yaitu terjadi peningkatan

hormone relaksin yang menyebabkan ligament tulang belakang tidak stabil

sehingga mudah menjepit pembuluh darah dan serabut syaraf.3 Angka kejadian

1
2

nyeri punggung pada masa kehamilan adalah 48-90%. Sebanyak 50% ibu

hamil yang disurvei di Inggris dan Skandinavia dilaporkan menderita nyeri

punggung, di Australia sebanyak 70%.4 Di Indonesia didapatkan bahwa 68%

ibu hamil mengalami nyeri punggung dengan intensitas sedang, dan 32% ibu

hamil mengalami nyeri punggung dengan intensitas ringan.5

Nyeri punggung dapat menyebabkan ketidakseimbangan otot disekitar

pelvis, dan tengangan tambahan dapat dirasakan diatas ligamen tersebut.

Akibatnya adalah nyeri punggung yang biasanya berasal dari sakroiliaka atau

lumbal, dan dapat menjadi gangguan punggung jangka panjang jika

keseimbangan otot dan stabilitas pelvis tidak dipulihkan.4 Ibu hamil yang

mengalami nyeri punggung akan kesulitan di dalam menjalankan aktivitas

kesehariannya, kondisi yang lebih parah ketika nyeri menyebar ke daerah

pelvis yang menyebabkan kesulitan berjalan. Selain itu nyeri punggung akan

memicu terjadinya stress dan perubahan mood pada ibu hamil yang lebih

memperburuk nyeri punggung.6

Pada penelitian sebelumnya oleh Febrina Yosefa, Misrawati dan Yesi

Hasneli tahun 2013 didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan antara rata-rata intensitas nyeri punggung ibu hamil pada kelompok

eksperimen yang diberikan perlakuan senam hamil dan kelompok control

yang tidak diberi perlakuan.7 Kemudian pada penelitian Devi Mediarti,

Sulaiman, Rosnani dan Jawiah tahun 2014 ibu hamil trimester III diberikan

intervensi yoga dan di dapatkan bahwa terjadi penurunan keluhan yang

signifikan sebelum dan sesudah dilakukan yoga. Setiap keluhan yang terjadi
3

pada trimester III tidak dapat dibiarkan begitu saja terutama keluhan nyeri

punggung.8

Nyeri punggung sering di perparah dengan terjadinya backache atau

sering disebut dengan “nyeri pungung yang lama”. Backache ini ditemukan

pada 45% wanita saat dicatat kehamilannya, meningkat 69% pada minggu

ke-28 dan hampir bertahan pada tingkat tersebut. Ada dua cara untuk

mengatasi nyeri punggung yaitu dengan metode farmakologi dengan

menggunakan obat jenis analgesik nonopioid yaitu asamme fenamat untuk

mengatasi nyeri akut derajat ringan. Yang kedua adalah metode non

farmakologis dapat dilakukan melalui kegiatan tanpa obat antara lain dengan

teknik distraksi, hypnosis-diri, mengurangi persepsi nyeri, stimulasi masase,

mandi air hangat, kompres panas atau dingin, body mekanik yang baik

serta olahraga teratur. Metode nonfarmakologis juga lebih murah, simpel,

efektif dan tanpa efek yang merugikan.5,9

Pada penelitian kali ini ibu hamil trimester III dengan nyeri punggung

akan diberikan yoga ibu hamil untuk mengurangi intensitas nyeri punggung

yang dialaminya. Yoga merupakan salah satu olahraga yang efektif dalam

mengurangi nyeri punggung pada kehamilan, Yoga hamil mengajarkan tehnik

relaksasi, pernafasan, dan posisi tubuh untuk meningkatkan kekuatan,

keseimbangan dan mengurangi rasa nyeri. Yoga lebih menekankan pada

teknik pernafasan yang bertujuan untuk membuat tubuh menjadi santai

sehingga meningkatkan asupan oksigen ke otak dan kedalam sistem tubuh.11


4

Berdasarkan Survey pendahuluan didapatkan Data Ibu hamil di esa

Grobog Wetan Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal pada bulan Januari

sampai dengan Maret 2019 sebanyak 37 Ibu hamil trimester III. Hasil

wawancara secara langsung yang dilakukan peneliti, dimana didaerah tersebut

terdapat banyak ibu hamil yang mengeluhkan nyeri punggung pada trimester

III. Namun, rata-rata ibu hamil yang mengeluhkan nyeri punggung tidak

melakukan pengobatan lebih lanjut ke dokter dikarenakan terkendala oleh

biaya, dan tidak mau repot. Biasanya untuk mengurangi nyeri punggung, ibu

hamilhanya istirahat atau baringan sajakarena rata-rata berpendapat rasa nyeri

akan berkurang dengan sendirinya. Kemudian pada saat kontrol pada dokter

atau bidan mereka jarang mengeluhkan nyeri punggungnya karena dianggap

hal yang biasa terjadi pada wanita hamil. Apabila saat sedang nyeri punggung,

akan menghambat aktifitas ibu hamil tersebut karena pada umumnya sebagai

ibu rumah tangga.

Berdasarkan fenomena tersebut peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian Efektivitas Prenatal Yoga terhadap Intensitas Nyeri Punggung pada

Ibu Hamil Trimester III di Desa Grobog Wetan Kecamatan Pangkah

Kabupaten Tegal Tahun 2019.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka perumusan masalah dari

penelitian ini adalah “Bagaimana Efektivitas Prenatal Yoga terhadap Intensitas


5

Nyeri Punggung pada Ibu Hamil Trimester III di Desa Grobog Wetan

Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal Tahun 2019?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui Efektivitas Prenatal Yoga terhadap Intensitas Nyeri Punggung

pada Ibu Hamil Trimester III di Desa Grobog Wetan Kecamatan Pangkah

Kabupaten Tegal Tahun 2019.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui skala Nyeri Punggung Ibu Hamil Trimester III sebelum

mengikuti Prenatal Yoga di Desa Grobog Wetan Kecamatan Pangkah

Kabupaten Tegal

b. Mengetahui skala Nyeri Punggung Ibu Hamil Trimester III sesudah

mengikuti Prenatal Yoga di Desa Grobog Wetan Kecamatan Pangkah

Kabupaten Tegal.

c. Mengetahui Efektivitas Prenatal Yoga terhadap skala Nyeri Punggung

pada Ibu Hamil Trimester III sebelum dan sesudah mengikuti Prenatal

Yoga di Desa Grobog Wetan Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ibu Hamil / Masyarakat

Penelitian ini tidak hanya dapat menambah pengetahuan masyarakat

khususnya ibu hamil tentang manfaat penting Prenatal Yoga, tidak hanya
6

menjaga kesehatan ibu dan bayi secara fisik tetapi dapat juga bisa

mengaplikasikannya sehingga fisik dan psikis ibu hamil trimester III dapat

lebih terjaga kesehatannya. Prenatal Yoga dapat mengurangi nyeri

punggung ibu hamil trimester III sehingga aktivitas sehari-hari dapat

maksimal.

2. Bagi Puskesmas

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan koreksi agar

selalu meningkatkan pelayanan antenatal terutama Prenatal Yoga yang

berkualitas sesuai dengan standar sehingga ibu hamil trimester III merasa

nyaman dengan kehamilannya serta merasa puas terhadap pelayanan yang

diberikan.
7

3. Bagi perkembangan ilmu

Penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk memantau ibu hamil trimester III

yang mengalami nyeri punggung untuk mengatasinya secara non

farmakologi dengan melakukan terapi yoga

4. Bagi institusi

Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber referensi, sumber bahan

bacaan dan bahan pengajaran terutama yang berkaitan dengan asuhan

kebidanan pelayanan antenatal.

5. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengalaman dan wawasan dalam

mengaplikasikan berbagai teori dan konsep yang didapatkan di bangku

kuliah kedalam bentuk penelitian dan pengabdian pada masyarakat.


8

E. Keaslian Penelitian`

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Mutmainah, sebagai

pembanding penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Adapun perbedaan

penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1. Publikasi penelitian terdahulu yang menjadi rujukan

No Judul Peneliti Metode Perbedaan


1. Efektivitas Mutmainah Metode survay
Rujukan (2012):
Effleurage dengan jenis
Variabel Independen adalah
Massage penelitian Effleurage Massage. Variabel
Untuk komparatif Dependen adalah Nyeri
Mengurangi menggunakan
Punggung Bawah Pada Ibu
Nyeri pendekatan cross
Punggung sectional. Hamil Trimester III. Tempat
Bawah Pada penelitian di Puskesmas
Ibu Hamil Analisis Data : Dukuhwaru Kabupaten
Trimester dengan Tegal.
III di menggunakan Peneliti (2018): Variabel
Puskesmas Independen adalah Prenatal
Dukuhwaru skala nyeri.
Yoga. Variabel Dependen
Kabupaten
Tegal adalah Nyeri Punggung
Tahun 2012 Bawah Pada Ibu Hamil
Trimester III. Tempat
penelitian di Desa Grobog
Wetan Kecamatan Pangkah
Kabupaten Tegal.
9

2. Pengaruh Devi Metode penelitian Rujukan (2012):


Yoga Mediarti, dengan quasi Variabel Independen adalah
Antenatal Sulaiman, eksperimen pre Yoga Antenatal. Variabel
Terhadap Rosnani, test and post test Dependen adalah
Penguranga Jawiah one group.
Pengurangan Keluhan Ibu
n Keluhan
Ibu Hamil Teknik Hamil Trimester III. Tempat
Trimester pengambilan penelitian di Puskesmas
III di sampel adalah Merdeka Palembang.
Puskesmas quota sampling. Peneliti (2018): Variabel
Merdeka Independen adalah Prenatal
Palembang Analisis Data : Yoga. Variabel Dependen
Tahun dengan adalah Nyeri Punggung
2012. menggunakan uji Bawah Pada Ibu Hamil
beda dua mean Trimester III. Tempat
dependent penelitian di Desa Grobog
samples t-test Wetan Kecamatan Pangkah
Kabupaten Tegal.
10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Prenatal Yoga

a. Pengertian

Prenatal yoga adalah salah satu olah raga yang baik bagi fisik

dan emosional ibu hamil dan sangat membantu dalam mengatasi

keluhan-keluhan ibu hamil yang makin membesar dan berat seiring

bertambahnya usia kehamilan, perubahan hormon dan emosi serta

perkembangan janin 12.

Prenatal yoga membantu menerima, memahami, dan ikhlas

terhadap perubahan tubuh sehingga masa kehamilan lebih nyaman

dan dapat dinikmati dengan indah. Beberapa gerakan yoga dapat

membantu mengurangi gangguan kehamilan, tapi ada juga yang

tidak dapat dihilangkan dengan gerakan yoga 12.

b. Manfaat Prenatal Yoga 12

1) Relaksasi dan mengatasi stress

2) Menjaga stamina dan kesehatan

3) Meningkatkan sirkulasi darah

4) Membantu mengatasi nyeri

5) Mempersiapkan fisik dan mental untuk proses persalinan

6) Mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan

10
11

7) Membantu ibu menikmati masa kehamilan

c. 3 (Tiga) Aturan Utama dalam Prenatal Yoga 12

1) Dilarang menekan daerah perut

Walaupun pada trimester pertama perut belum nyata

membesar, tetapi rahim telah berisi janin. Karena itu, sebaiknya

hindari posisi yang menekan perut.

a) Tidak melakukan latihan untuk otot perut

b) Hindari posisi tengkurap

2) Dilarang meregangkan area perut

Dengan adanya dorongan dari rahim yang membesar sudah

cukup meregangkan otot-otot perut dan kulit area perut, selain itu

meregangkan area perut akan memberi tekanan pada uterus.

a) Tidak melakukan gerakan melenting ke belakang atau

backbend berlebihan.

3) Dilarang memutar area perut

Agar tidak memutar area perut, gerakan memutar atau

twisting dilakukan dengan perlahan dan dalam posisi terbuka atau

tangan tidak sampai melintang di depan perut.

a) Tidak memutar atau twisting berlebihan.

d. Aturan Tambahan Prenatal Yoga 12

1) Tidak melakukan peregangan berlebih

Tubuh wanita hamil memproduksi hormon relaxin yang

membuat sendi-sendi lebih longgar sebagai persiapan proses jalan


12

lahir bayi. Sebagai efeknya tubuh wanita hamil akan lebih lentur.

Perlu kehati-hatian dalam melakukan peregangan agar tidak

cedera.

2) Tidak inversi berlebihan

Saat hamil, jumlah darah dan air dalam tubuh meningkat

sehingga memberi beban yang lebih pada jantung. Gerakan

inversi akan memberi beban jauh lebih banyak lagi pada jantung

dan sering menimbulkan keluhan sesak nafas.

3) Hindari menahan suatu pose dalam waktu lama

Menahan suatu pose, terutama berdiri, patut dihindari

karena peredaran darah dapat menumpuk pada kaki,

menyebabkan kaki bengkak, dan meningkatkan denyut jantung.

4) Hindari posisi terlentang

Di dekat tulang belakang bagian kanan terdapat vena cava

inferior yang membawa darah dari tubuh bagian bawah kembali

ke jantung. Tidur dalam posisi ini akan menyebabkan peredaran

darah terganggu sehingga menimbulkan keluhan tekanan darah

rendah. Hindari posisi ini pada trimester kedua dan selanjutnya.

Berbaringlah pada sisi kiri tubuh untuk menghindari tekanan pada

vena cava inferior.

5) Berhati-hati dalam perpindahan posisi

Perpindahan posisi secara tiba-tiba sering menimbulkan rasa

pusing pada ibu hamil, terutama dari posisi duduk ke posisi


13

berdiri. Berilah waktu beberapa saat sebelum memulai gerakan

berikutnya.

e. Yoga Props

Props atau peralatan yoga cukup penting dalam prenatal dan

postnatal yoga. Banyak sekali kegunaan props, seperti membantu

membantu mempermudah dalam melakukan gerakan, memperbaiki

posisi, terkadang props dapat juga digunakan untuk mempersulit

suatu gerakan untuk memberikan tantangan bagi tubuh 12.

Jenis peralatan yang biasa digunakan adalah matras, balok

kayu, balok busa, guling, belt, kursi, selimut, dan tembok. Semua

benda di sekitar kita bisa dijadikan peralatan,selama diperhatikan

kekuatan dan keamanannya sesuai gerakan yang dilakukan dan

sesuai kebutuhan tubuh. Semakin lama berlatih, semakin mengenali

kelebihan dan kekurangan tubuh, sehingga mengetahui alat bantu

yang diperlukan dalam setiap gerakan 12.

f. Sekuens Prenatal Yoga

Sekuens prenatal yoga adalah urutan dalam latihan yoga,

walaupun tidak ada aturan baku dalam berlatih yoga. Urutan ini

untuk membantu agar latihan lebih mengalir, mempersiapkan tubuh,

hati dan pikiran bertahap, mulai dari satu gerakan ke gerakan

berikutnya, dari awal hingga akhir sesi latihan, dengan tujuan saat

selesai sesi latihan denyut jantung sudah kembali normal dan tubuh

lebih nyaman 12.


14

1) Centering

Centering adalah memusatkan perhatian penting untuk

memulai latihan, bantu ibu untuk menenangkan pikiran, fokus

saat latihan, di tempat latihan dan hanya antara dirinya dan janin

di perutnya (mengabaikan keperluan keluarganya) 12.

Selalu gunakan kata-kata positif untuk membangkitkan

kembali rasa tenang, semangat, percaya diri dan nyaman 12.

2) Pranayama

Pranayama adalah latihan pernafasan, karena nafas adalah

salah satu unsur penting dalam keberhasilan mengejan saat

persalinan. Ibu hamil sering mengalami sesak nafas dan nafas

yang pendek akibat membesarnya tubuh dan desakan janin di

perut. Bernafas dengan nyaman membawa masuk oksigen ke

dalam tubuh, tentunya membawa kesegaran bagi ibu 12.

Hal yang harus diperhatikan :

a) Tidak menggunakan otot perut

b) Tidak menahan nafas

c) Lakukan tarikan dan pengeluaran nafas dengan teratur dan

tenang.

3) Pemanasan

Warming up atau pemanasan adalah saat persiapan bagi

tubuh untuk melakukan gerakan-gerakan dalam latihan. Lakukan

dengan perlahan, dan bertahap, hindari pose yang berat 12.


15

Pemanasan merupakan saat yang tepat untuk

memperkenalkan bagian-bagian tubuh, seperti tulang pinggul,

tulang duduk, posisi kaki point (plantar flexi) atau flexi (dorso

flexi) dan bagian lainnya 12.

Pemanasan juga saat yang tepat untuk memperhatikan

kemampuan dan kondisi tubuh ibu yang akan berlatih. Apakah

masih cukup sigap untuk berlatih flow atau harus memperbanyak

gerakan restorative jika ibu sulit sekali bergerak 12.

Pastikan pemanasan cukup untuk memperkecil resiko

cedera pada otot dan sendi. Pemanasan adalah tahap penting

dalam setiap olah raga, bukan hanya yoga. Pemanasan akan

menentukan bentuk latihan berikutnya 12 .

4) 5 kelompok Asana Prenatal

Pengelompokan asana menjadi 5 bagian ini ditujukan untuk

membantu dalam menyusun sekuens dalam berlatih. Untuk

mengingat manfaat dari gerakan yoga yang akan diberikan dan

menghindari gerakan yang sebaiknya tidak dilakukan. Dalam satu

gerakan dapt memiliki manfaat yang sesuai dengan kelompok

lainnya 12.

Setiap posisi latihan harus disesuaikan dengan kondisi ibu

hamil. Bila sebelumnya ibu sudah sering berlatih tentu porsi

latihannya akan berbeda dengan ibu yang sama sekali belum

pernah latihan yoga 12.


16

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memberikan

pose latihan, yaitu usia kehamilan, usia ibu, bentuk tubuh,

gangguan, kehamilan, penyakit penyerta, waktu berlatih dan

mood bumil 12.

a) Flow

Flow atau vinyasa yoga merupakan gerakan yang mengalir

berguna untuk meningkatkan stamina tubuh, membantu fokus

pada pernafasan, dan memberi variasi pada latihan dibanding

hanya diam menahan pada satu pose saja yang harus

disesuaikan dengan kondisi ibu hamil 12.

b) Stabilisasi

Gerakan stabilisasi berguna untuk menstabilkan rongga

panggul, dan menstabilkan postur tubuh dalam membawa

beban, dengan cara :

(1) Berdiri dengan membagi berat badan sama rata pada

kedua kaki yang melebar, posisi panggul tidak anterior tilt

hyperlordosis dan juga tidak posterior tilt sway back 12.

(2) Berdiri di atas kedua kaki, lebarkan kaki selebar pinggang,

lalu pastikan posisi telapak kaki paralel di mana jempol

kaki menghadap ke bagian dalam tubuh dan saling

berhadapan. Lebih baik bila memberikan ruang di antara

kedua kaki, karena dengan kondisi perut, posisi ini lebih

nyaman 16.
17

(3) Kedua lengan aktif di samping tubuh dengan telapak

tangan aktif dan jari-jari menyatu 16.

(4) Lembutkan otot wajah dan otot bahu, bisa lakukan sembari

memejamkan mata 16.

(a) Satukan kedua telapak tangan di depan dada sembari

memejamkan mata dan bernapas dalam. Lakukan ini

sebelum memulai latihan yoga untuk menyelaraskan

napas, fokus, serta keseimbangan tubuh.

(b) Satukan/jalin kedua telapak tangan, angkat lalu

panjangkan lengan di samping kepala hingga telapak

tangan yang terjalin dan telapak tangan terbuka ada di

atas kepala.

c) Peregangan sisi samping tubuh

Regangkan (stretching) lengan dan tubuh ke sisi kanan

dan sisi kiri. Lakukan setiap postur sembari bernapas panjang

dari hidung sebanyak 5-8 napas. Untuk gerakan variasi, ulangi

sebanyak 3 kali. Pose ini bisa gunakan untuk pemanasan

tubuh. Pastikan tidak menahan napas, karena penting untuk

selalu bernapas panjang untuk diri sendiri 16.


18

d) Restorative

(1) Chair pose (Uttkatasana) 16

(a) Lakukan posisi berdiri tegak (Tadasana) lalu tekuk

lutut, seolah-olah duduk di atas kursi. Pastikan tidak

menegangkan otot perut namun lebih menguatkan otot

panggul.

(b) Lalu angkat dan panjangkan kedua lengan di samping

tubuh, telapak tangan aktif.

(c) Lakukan setiap postur sembari bernapas panjang dari

hidung sebanyak 5 napas, lalu ulangi gerakan sebanyak

3 kali. Pastikan tidak menahan napas, karena penting

untuk selalu bernapas panjang untuk diri sendiri dan

janin.

(2) Tree pose (Vrksasana) 16

(a) Berdiri dalam posisi Tadasana, lalu bawa kedua telapak

tangan ke pinggang, tekuk lutut kanan dan bawa

telapak kaki menempel pada paha dalam kiri. Bila

terlalu sulit, bawa telapak kaki menempel pada betis.

Bawa pandangan pada satu titik untuk fokus dan

keseimbangan tubuh.

(b) Di saat sudah merasa seimbang, panjangkan lengan dan

satukan kedua telapak tangan di atas kepala.


19

(c) Variasi : Sering kali di kala hamil, sulit untuk

menyeimbangkan tubuh, namun bisa gunakan bantuan

saat berlatih postur ini, bisa dengan tembok ataupun

dengan kursi.

(d) Lakukan setiap postur sembari bernapas panjang dari

hidung sebanyak 5-8 napas, lalu lakukan sisi kanan dan

sisi kiri. Pastikan tidak menahan napas, karena penting

untuk selalu bernapas panjang untuk diri sendiri dan

janin.

(3) Half intense stretch pose (Ardha Uttanasana) 16

(a) Berdiri dalam posisi Tadasana, lalu letakkan blok yoga

dalam posisi vertikal di depan peserta. Letakkan tangan

di atas kedua blok lalu sejajarkan posisi panggul

dengan bahu, dan panggul ada sejajar di atas

pergelangan kaki.

(b) Melakukan posisi ini dengan bantuan kursi atau

tembok. Bila menggunakan bantuan kursi atau tembok

di hadapan peserta, maka telapak tangan ada di depan

kepala dan lengan sejajar dengan posisi telinga.

(c) Lakukan setiap postur sembari bernapas panjang dari

hidung sebanyak 5-8 napas, lalu ulangi sebanyak 3 kali.

Pastikan tidak menahan napas, karena penting untuk

selalu bernapas panjang untuk diri sendiri dan janin.


20

(4) Intense stretch pose (Uttanasana) 16

(a) Berdiri dalam posisi Tadasana, lalu bawa kedua telapak

tangan ke pinggang, tekuk tubuh bagian atas dan bawa

telapak tangan menyentuh lantai.

(b) Bila tangan tidak menyentuh lantai, letakkan blok yoga

di depan kaki dan letakkan telapak tangan di atas blok.

(c) Lakukan setiap postur sembari bernapas panjang dari

hidung sebanyak 5-8 napas, lalu ulangi sebanyak 3 kali.

Bila merasa pusing, hentikan melakukan posisi ini, dan

kembalilah pada posisi Tadasana. Rasa pusing biasanya

terjadi bila tidak bernapas dengan tepat.

(5) Warrior II (Virabhadrasana II) 16

(a) Berdiri dalam posisi Tadasana, lalu bawa telapak kaki

kanan ke belakang, jari-jari kaki menghadap ke sisi

kanan. Lalu, tekuk kaki depan dengan posisi jari kaki

menghadap ke depan.

(b) Lalu buka kedua lengan ke samping, sejajar dengan

bahu. Pastikan lengan belakang aktif dan sejajar dengan

lengan depan. Pandangan tertuju kepada jari depan.

(c) Bawa kedua telapak tangan ke pinggang, lalu

langkahkan kaki ke depan kembali kepada posisi

Tadasana. Lakukan untuk sisi kaki kiri.


21

(d) Lakukan setiap postur sembari bernapas panjang dari

hidung sebanyak 5-8 napas. Pastikan tidak menahan

napas, karena penting untuk selalu bernapas panjang

untuk diri sendiri dan janin.

(6)Extended triangle pose (Utthita Trikonasana) 16

(a) Berdiri dalam posisi Warrior II, lalu luruskan kaki

depan, kemudian bawa telapak tangan ke depan meraih

jempol kaki depan, atau pergelangan kaki depan. Bila

ini terlalu berat, juga bisa meletakkan blok di samping

kaki depan dan meletakkan telapak tangan di atas blok

sebagai penyangga.

(b) Lalu buka lengan ke atas, sejajar dengan lengan yang

menyentuh jempol/blok, buka dada dan lihat ke jari

tangan di atas kepala. Pastikan otot bahu, leher, dan

wajah rileks.

(c) Bawa tubuh ke posisi berdiri dengan lengan di

samping, lalu letakkan kedua tangan ke pinggang dan

kembali ke posisi Tadasana. Lakukan gerakan yang

sama untuk sisi kiri.

(d) Lakukan setiap postur sembari bernapas panjang dari

hidung sebanyak 5-8 napas. Pastikan tidak menahan

napas, karena penting untuk selalu bernapas panjang

untuk dan bayi.


22

(7) Intense side stretch pose (Parsvottanasana) 16

(a) Dari Tadasana, bawa telapak kaki kanan ke belakang.

Dengan posisi tubuh menghadap ke depan, luruskan

kedua kaki, dan telapak kaki belakang menghadap 45

derajat ke samping. Lalu, satukan telapak tangan di

belakang punggung, buka dada, dan aktifkan bahu.

(b) Pisahkan telapak tangan dari punggung dan bawa tubuh

bagian depan mendekati paha depan, namun tetap

memberikan ruang kepada perut. Letakkan telapak

tangan menyentuh lantai di samping telapak kaki

depan, atau bila sulit menyentuh lantai, letakkan blok di

samping telapak kaki dan letakkan telapak tangan di

atas blok.

(c) Angkat tubuh ke posisi berdiri lalu berdiri dalam posisi

Tadasana. Lakukan posisi yang sama untuk sisi kiri.

(d) Lakukan setiap postur sembari bernapas panjang dari

hidung sebanyak 5-8 napas. Pastikan tidak menahan

napas, karena penting untuk selalu bernapas panjang

untuk diri sendiri dan janin

(8) Warrior III (Virabhadrasana III) 16

(a) Dari Tadasana, letakkan blok di depan kaki, lalu

lakukan half intense stretch pose (pose nomor 4).

Letakkan tangan pada blok, panggul sejajar dengan


23

bahu, lalu angkat salah satu kaki. bisa melakukan posisi

ini sampai di sini saja, atau satukan kedua telapak

tangan di depan dada, pandangan ditujukan ke satu titik

untuk fokus dan keseimbangan.

(b) Bila merasa cukup stabil, bisa panjangkan lengan lalu

melakukan pose Warrior III secara sempurna. Berhati-

hati dengan keseimbangan tubuh diri

(c) Bila dirasa sulit, bisa melakukan gerakan dengan

bantuan kursi atau tembok di depan peserta. Letakkan

tangan pada kursi/tembok, lalu angkat satu kaki

memanjang ke belakang. Selalu aktif pada telapak kaki,

lalu ulangi untuk kaki sisi kiri.

(d) Lakukan setiap postur sembari bernapas panjang dari

hidung sebanyak 5-8 napas, lalu ulangi sebanyak 3 kali.

Bila merasa pusing, hentikan melakukan posisi ini, dan

kembalilah pada posisi Tadasana. Rasa pusing biasanya

terjadi bila tidak bernapas dengan tepat.

(9) Downward dog (Adho Mukha Svanasana) 16

(a) Bawa tubuh ke posisi Table Top, letakkan telapak

tangan dan lutut di matras yoga, tekan jari-jari tangan,

lalu tekan jari-jari kaki. Pandangan arahkan ke depan.

(b) Angkat lutut, lalu luruskan kaki belakangan dan

dekatkan tumit ke arah matras. Luruskan lengan,


24

dorong bahu ke belakang. Ini adalah posisi Downward

dog yang sempurna.

(c) Modifikasi : Bila terasa sakit pada paha belakang, saat

meluruskan kedua kaki dan mendekatkan tumit ke

matras, bisa modifikasi gerakan dengan menekuk lutut,

namun tetap dorong bahu ke belakang.

(d) Lakukan setiap postur sembari bernapas panjang dari

hidung sebanyak 5-8 napas, lalu ulangi sebanyak 3 kali.

bahkan bisa melakukan posisi ini di sela-sela pose yang

lain. Bila merasa pusing, hentikan melakukan posisi ini,

dan kembalilah pada posisi Table Top. Rasa pusing

biasanya terjadi bila tidak bernapas dengan tepat.

(10) Low lunge (Anjeneyasana) 16

(a) Bawa tubuh ke posisi Table Top, letakkan telapak

tangan dan lutut di matras yoga, tekan jari-jari tangan

lalu tekan jari-jari kaki. Pandangan arahkan ke depan.

(b) Letakkan blok di depan kaki, lalu letakkan telapak

tangan di atas blok, bawa telapak kaki kanan ke depan.

(c) Bila merasa stabil dan lutut nyaman, lepaskan tangan

dari blok lalu bawa telapak tangan ke belakang

punggung. Satukan kedua telapak tangan menjadi satu

kepalan, buka dada.


25

(d) Kembali ke pose nomor 10 cara 2, lalu ulangi gerakan

untuk sisi kiri.

(e) Lakukan setiap postur sembari bernapas panjang dari

hidung sebanyak 5-8 napas. Bila kurang nyaman pada

lutut, gunakan selimut tipis atau handuk sebagai alas

lutut. Pastikan tidak menahan napas, karena penting

untuk selalu bernapas panjang untuk diri sendiri dan

janin.

(11) Extended intense leg stretch pose (Prasarita Padotanasana)16

(a) Bawa tubuh ke posisi Tadasana, bawa telapak kaki

kanan ke belakang lalu buka tubuh ke arah samping.

Lebarkan lengan ke samping, aktifkan jari-jari tangan.

(b) Tekuk tubuh ke depan dan letakkan kedua telapak

tangan di lantai.

(c) Bila sulit menyentuh lantai, gunakan blok dan letakkan

telapak tangan di atas blok.

(d) Variasi : Lalu buka lengan kanan ke sisi atas. Sembari

membawa pandangan ke jari tangan atas, lembutkan

otot leher bahu dan wajah. Bawa kembali lengan turun

sampai telapak tangan menyentuh lantai atau blok.

(e) Ulangi gerakan yang sama untuk sisi kiri.

(f) Lalu kembali kepada pose nomor 11 cara 1, dan

Tadasana.
26

(g) Lakukan setiap postur sembari bernapas panjang dari

hidung sebanyak 5-8 napas, lalu ulangi variasi

sebanyak 3 kali. Bila merasa pusing, hentikan

melakukan posisi ini, dan kembalilah pada posisi Table

Top. Rasa pusing biasanya terjadi bila tidak bernapas

dengan tepat.

(12) Goddess pose/half squat (Utkata Konasana) 16

(a) Bawa tubuh ke posisi Tadasana, satukan kedua telapak

tangan di atas kepala. Lebarkan kedua kaki dengan jari-

jari kaki menghadap ke samping . Arahkan pandangan

ke depan.

(b) Tekuk siku dan lutut di saat bersamaan, pastikan

bernapas bersamaan dengan gerakan tubuh.

(c) Kembali ke posisi Tadasana.

(d) Lakukan setiap postur sembari bernapas panjang dari

hidung sebanyak 5-8 napas, lalu ulangi sebanyak 5 kali.

Peserta bisa menarik napas saat berdiri tegak, dan

mengembuskan napas saat menekuk siku dan lutut.

(13) Full squat (Malasana) 16

(a) Bawa tubuh ke posisi Tadasana, lalu lebarkan kaki

dengan jari-jari menghadap ke samping. Tekuk lutut

hingga ada pada posisi jongkok, upayakan untuk

menekan tumit ke lantai.


27

(b) Satukan kedua telapak tangan di depan dada, bawa siku

di depan lutut, tegakkan punggung, buka bahu dan

dada.

(c) Bagi yang sulit menekan tumit ke lantai saat jongkok,

bisa meletakkan blok untuk duduki. Dengan demikian,

posisi akan lebih baik dan bisa lebih membuka kaki

lebih lebar. Di usia kehamilan trimester akhir

menjelang kelahiran, menggunakan blok

sebagai support juga membuat merasa lebih ringan

saat melakukan postur ini.

(d) Peserta bisa keluar dari posisi ini dengan duduk di

matras lalu kembali ke posisi Tadasana.

(e) Lakukan setiap postur sembari bernapas panjang dari

hidung sebanyak 5-8 napas. Pastikan tidak menahan

napas, karena penting untuk selalu bernapas panjang

untuk diri sendiri dan janin.

5) Savasana

Savasana adalah tentang penyerahan diri. Anda harus tetap

terjaga walaupun dalam posisi istirahat. Mendalami Savasana

sangat penting untuk meminimalkan stres dalam hidup. Jika

sesekali tertidur saat melakukan pose mayat ini, itu sangat

manusiawi, tetapi cobalah untuk belajar Savasana dengan lebih

baik tiap kali latihan yoga. Bila memiliki masalah di punggung


28

bagian bawah, letakkan selimut atau guling di bawah lutut untuk


17
mendapatkan posisi yang lebih nyaman . Cara melakukan

Savasana :

a) Berbaring di atas mat dengan kaki selebar pinggul, lengan

rileks di samping tubuh, dan telapak tangan menghadap ke

atas. Biarkan jari-jari tangan menekuk.

b) Tutup mata dan merilekskan pernapasan. Lepaskan semua

ketegangan otot yang mungkin menumpuk selama latihan

yoga. Cobalah jernihkan pikiran. Jika pikiran muncul, sadari

pikiran tersebut dan lepaskan.

c) Anda mungkin merasa ingin tertidur saat melakukan pose ini,

namun cobalah untuk tetap terjaga.

d) Saat Anda siap untuk mengakhiri savasana, bawa energi

kembali ke dalam tubuh dengan menggoyangkan jari-jari

tangan dan kaki. Bawa tubuh ke sisi kanan, lalu perlahan

pindah ke posisi duduk yang nyaman.

2. Kehamilan

a. Pengertian

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7

hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan terbagi

dalam tiga triwulan, yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi


29

sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan,

triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan 18.

b. Ketidaknyamanan Trimester III

Ketidaknyamanan ibu hamil pada Trimester III, adalah sebagai

berikut: 19

1) Peningkatan Frekuensi berkemih

Frekuensi kemih meningkat pada trimester ketiga sering

dialami wanita primigravida setelah lightening terjadi efek

lightaning yaitu bagian presentasi akan menurun masuk kedalam

panggul dan menimbulkan tekanan langsung pada kandung

kemih.

Peningkatan frekuensi berkemih disebabkan oleh tekanan

uterus karena turunnya bagian bawah janin sehingga kandung

kemih tertekan, kapasitas kandung kemih berkurang dan

mengakibatkan frekuensi berkemih meningkat.19 Sering buang

air kecil merupakan suatu perubahan fisiologis dimana terjadi

peningkatam sensitivitas kandung kemih dan pada tahap

selanjutnya merupakan akibat kompresi pada kandung kemih.

Pada trimester III kandung kemih tertarik keatas dan keluar dari

panggul sejati ke arah abdomen. Uretra memanjang sampai 7,5

cm karena kandung kemih bergeser kearah atas. Kongesti

panggul pada masa hamil ditunjukan oleh hiperemia kandung

kemih dan uretra. Peningkatan vaskularisasi ini membuat mukosa


30

kandung kemih menjadi mudah luka dan berdarah. Tonus

kandung kemih dapat menurun. Hal ini memungkinkan distensi

kandung kemih sampai sekitar 1500 ml. Pada saat yang sama

pembesaran uterus menekan kandung kemih, menimbulkan rasa

ingin berkemih meskipun kandung kemih hanya berisi sedikit

urine.19

Tanda-tanda bahaya yang dapat terjadi akibat terlalu

sering buang air kecil yaitu dysuria, Oliguria dan Asymtomatic

bacteriuria. Untuk mengantisipasi terjadinya tanda – tanda bahaya

tersebut yaitu dengan minum air putih yang cukup (± 8-12

gelas/hari) dan menjaga kebersihan disekitar alat kelamin. Ibu

hamil perlu mempelajari cara membersihkan alat kelamin yaitu

dengan gerakan dari depan kebelakang setiap kali selesai

berkemih dan harus menggunakan tissue atau handuk yang bersih

serta selalu mengganti celana dalam apabila terasa basah.

Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada ibu hamil

trimester III dengan keluhan sering kencing yaitu KIE tentang

penyebab sering kencing, kosongkan kadung kemih ketika ada

dorongan, perbanyak minum pada siang hari dan kurangi minum

di malam haru jika mengganggu tidur, hindari minum kopi atau

teh sebagai diuresis, berbaring miring kiri saat tidur untuk

meningkatkan diuresis dan tidak perlu menggunakan obat

farmakologis.19
31

2) Sakit punggung Atas dan Bawah

Karena tekanan terhadap akar syaraf dan perubahan sikap

badan pada kehamilan lanjut karena titik berat badan berpindah

kedepan disebabkan perut yang membesar. Ini diimbangi dengan

lordosis yang berlebihan dan sikap ini dapat menimbulkan

spasmus.

3) Hiperventilasi dan sesak nafas

Peningkatan aktivitas metabolis selama kehamilan akan

meningkatkan karbondioksida. Hiperventilasi akan menurunkan

karbon dioksida. Sesak nafas terjadi pada trimester III karena

pembesaran uterus yang menekan diafragma. Selain itu diafragma

mengalami elevasi kurang lebih 4 cm selama kehamilan.

4) Edema Dependen

Terjadi karena gangguan sirkulasi vena dan peningkatan

tekanan vena pada ekstrimitas bawah karena tekanan uterus

membesar pada vena panggul pada saat duduk/ berdiri dan pada

vena cava inferior saat tidur terlentang. Edema pada kaki

yang menggantung terlihat pada pergelangan kaki dan harus

dibedakan dengan edema karena preeklamsi.

5) Nyeri ulu hati

Ketidaknyamanan ini mulai timbul menjelang akhir trimester II

dan bertahan hingga trimester III.


32

Penyebab :

a) Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat pengaruh

yang ditimbulkan peningkatan jumlah progesteron.

b) Penurunan motilitas gastrointestinal yang terjadi akibat

relaksasi otot halus yang kemungkinan disebabkan

peningkatan jumlah progesteron dan tekanan uterus.

c) Tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat

perubahan tempat dan penekanan oleh uterus yang membesar.

6) Kram tungkai

Terjadi karena asupan kalsium tidak adekuat, atau

ketidakseimbangan rasio dan fosfor. Selain itu uterus yang

membesar memberi tekanan pembuluh darah panggul sehingga

mengganggu sirkulasi atau pada saraf yang melewati foramen

doturator dalam perjalanan menuju ekstrimitas bawah.

7) Konstipasi

Pada kehamilan trimester III kadar progesteron tinggi.

Rahim yang semakin membesar akan menekan rectum dan usus

bagian bawah sehingga terjadi konstipasi. Konstipasi semakin

berat karena gerakan otot dalam usus diperlambat oleh

tingginya kadar progesterone.19

Konstipasi ibu hamil terjadi akibat peningkatan produksi

progesteron yang menyebabkan tonus otot polos menurun,

termasuk pada sistem pencernaan, sehingga sistem pencernaan


33

menjadi lambat. Motilitas otot yang polos menurun dapat

menyebabkan absorpsi air di usus besar meningkat sehingga feses

menjadi keras.19

Konstipasi bila berlangsung lama lebih dari 2 minggu

dapat menyebabkan sumbatan/impaksi dari massa feses yang

keras (skibala). Skibala akan menyumbat lubang bawah anus dan

menybabkan perubahan besar sudut anorektal. Kemampuan

sensor menumpul, tidak dapat membedakan antara flatus, cairan

atau feses. Akibatnya feses yang cair akan merembes keluar .

skibala juga mengiritasi mukosa rectum, kemudian terjadi

produksi cairan dan mukus yang keluar melalui sela- sela dari

feses yang impaksi.19

Perencanaan yang dapat diberikan pada ibu hamil dengan

keluhan konstipasi adalah tingkatkan intake cairan minimum 8

gelas air putih setiap hari dan serat dalam diet misalnya buah,

sayuran dan minum air hangat, istirahat yang cukup, melakukan

olahraga ringan ataupun senam hamil, buang air besar secara

teratus dan segera setelah ada dorongan.18

8) Kesemutan dan baal pada jari

Perubahan pusat gravitasi menyebabkan wanita mengambil

postur dengan posisi bahu terlalu jauh kebelakang sehingga

menyebabkan penekanan pada saraf median dan aliran lengan

yang akan menyebabkan kesemutan dan baal pada jari-jari.


34

9) Insomnia

Disebabkan karena adanya ketidaknyamanan akibat uterus yang

membesar, pergerakan janin dan karena adanya kekhawatiran dan

kecemasan.

3. Nyeri

a. Pengertian

Nyeri adalah suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang


20
dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya .

Nyeri (Pain) adalah kondisi perasaan yang tidak menyenangkan.

Sifatnya sangat subjektif karna perasaan nyeri berbeda pada setiap

orang baik dalam hal skala ataupun tingkatannya dan hanya orang

tersebutlah yang dapat menjelaskan dan mengevakuasi rasa nyeri

yang dialaminya 21.

International Association for the Study of Pain (IASP)

mendefinisikan bahwa nyeri merupakan pengalaman emosional dan

sensori yang tidak menyenangkan yang muncul dari kerusakan

jaringan secara actual atau potensial atau menunjukan adanya

kerusakan 22.

b. Fisiologi Nyeri

Munculnya nyeri sangat berkaitan erat dengan reseptor dan

adanya rangsangan. Reseptor nyeri yang dimaksud adalah

nociceptor, merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang

memiliki sedikit mielin yang tersebar pada kulit dan mukosa,


35

khususnya pada visera, persendian, dinding arteri, hati dan kantong

empedu. Reseptor nyeri dapat memberikan respons akibat adanya

stimulasi atau rangsangan. Stimulasi tersebut dapat berupa kimiawi,

termal, listrik atau mekanis. Stimulasi oleh zat kimiawi diantaranya

seperti histamine, bradikinin, prostaglandin dan macam-macam asam

seperti adanya asam lambung yang meningkat pada gastritis atau

stimulasi yang dilepas apabila terdapat kerusakan pada jaringan 21.

Selanjutnya stimulasi yang diterima oleh reseptor tersebut

ditransmisikan berupa impuls-impuls nyeri ke sumsum tulang

belakang oleh dua jenis serabut, yaitu serabut A (delta) yang

bermielin rapat dan serabut lamban (serabut C). Impuls-impuls yang

ditransmisikan oleh serabut delta A mempunyai sifat inhibitor yang

ditransmisikan ke serabut C. Serabut-serabut aferen masuk ke spinal

melalui akar dorsal (dorsal root) serta sinaps pada dorsal horn.

Dorsal horn tersebut terdiri atas beberapa lapisan atau lamina yang

saling bertautan. Diantara lapisan dua dan tiga membentuk substantia

gelantinosa yang merupakan saluran utama impuls. Kemudian

impuls nyeri menyeberangi sumsum tulang belakang pada

interneuron dan bersambung ke jalur spinal asendens yang paling

utama yaitu jalur spinothalamic tract (STT) atau jalur spinothalamus

dan spinoticular tract (SRT) yang membawa informasi mengenai

sifat dan lokasi nyeri. Dari proses transmisi terdapat dua jalur

mekanisme terjadinya nyeri, yaitu jalur opiate dan jalur non opiate.
36

Jalur opiate ditandai oleh pertemuan reseptor pada otak yang terdiri

atas jalur spinal desendens dari thalamus, yang melalui otak tengah

dan medulla, ke tanduk dorsal sumsum tulang belakang yang

berkonduksi dengan nociceptor impuls supresif. Serotonin

merupakan neurotrasnmiter dalam impuls supresif. Sistem supresif

lebih mengaktifkan stimulasi nociceptor yang ditransmisikan oleh

serabut A. Jalur nonopiate merupakan jalur desenden yang tidak

memberikan respons terhadap naloxone yang kurang banyak

diketahui mekanismenya 21.

c. Respon Fisiologis terhadap Nyeri

Pada sebagian besar pasien sensasi nyeri ditimbulkan oleh

suatu cidera atau rangsangan yang cukup kuat yang berpotensi

menciderai (berbahaya). Antara stimulus cidera jaringan dan

pengalaman subjektif nyeri ada proses rangsangan yang mengganggu

sehingga menimbulkan aktifitas listrik di reseptor nyeri kemudian

nyeri disalurkan ke impuls nyeri melewati saraf perifer sampai ke

Medulla spinalis dan jaringan neuron-neuron pemancar yang naik

dari medulla spinalis ke otak, melibatkan aktifitas saraf melalui jalur

–jalur desendens dari otak, dan melibatkan faktor–faktor kimiawi

yang menimbulkan atau meningkatkan aktifitas di reseptor nyeri

aferen primer 23.


37

22
Menurut Herr dan Mobilly (1991) , menjelaskan bahwa

orang dewasa dapat mengingkari nyeri yang dirasakan dengan

berbagai alasan, antara lain :

1) Kepercayaan bahwa nyeri merupakan sesuatu yang harus

dijalankannya dalam kehidupan.

2) Tidak mengerti tentang akibat daripada nyeri.

3) Tindakan diagnostik dan terapi yang mahal dan tidak

menyenangkan.

4) Penyakit serius atau terminal.

5) Perbedaan terminologi dalam menyatakan respon nyeri.

6) Keyakinan orang tua bahwa nyeri itu tidak perlu ditampakan.

Saat anak-anak mempunyai respon nyeri yang lebih

tinggi jika dibandingkan dengan usia remaja, dewasa dan orang

tua. Anak-anak mempunyai respon yang lebih tinggi karena dapat

mengekspresikan nyeri lebih bebas.

Pada usia remaja respon nyeri lebih rendah dari anak-anak

karena cenderung dapat mengontrol perilakunya. Sedangkan pada

usia dewasa dan orang tua respon nyeri akan lebih rendah lagi

karena mereka menganggap bahwa nyeri itu merupakan proses

alami sehubungan dengan proses menua.

d. Klasifikasi Nyeri Secara Umum

Klasifikasi nyeri secara umum dijabarkan sebagai berikut 22 :

1) Nyeri akut
38

Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak

dan cepat menghilang, tidak melebihi 6 bulan dan ditandai adanya

peningkatan tegangan otot.

2) Nyeri kronis

Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan –

lahan biasanya berlangsung cukuplama, yaitu lebih dari 6 bulan.

Yang termasuk dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal,

sindrom nyeri kronis dan psikosomatik perbedaan nyeri akut dan

kronis.

Tabel 2.1 Perbedaan Nyeri Akut dan Kronis 22

Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronis

1) Pengalaman Nyeri akut Satu situasi, status eksistensi

2) Sumber Sebab eksternal atau Tidak diketahui atau


penyakit dari dalam pengobatan yang terlalu lama
3) Serangan Mendadak Bisa mendadak, berkembang
dan terselubung
4) Waktu Sampai 6 bulan Lebih dari 6 sampai bertahun
– tahun
5) Penyataan Daerah nyeri tidak Daerah nyeri sulit dibedakan
nyeri diketahui dengan pasti intesitasnya, sehingga sulit
dievaluasi (perubahan
perasaan)
6) Gejala – Pola respons yang khas Pola respons yang bervariasi
gejala klinis dengan gejala yang dengan sedikit gejala
lebih jelas (adaptasi)
7) Pola Terbatas Berlangsung terus, dapat
bervariasi
8) Perjalanan Biasanya berkurang Penderitaan meningkat
setelah beberapa saat setelah beberapa saat
39

e. Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Lokasi atau Sumber

Klasifikasi nyeri berdasarkan lokasi atau sumber dijabarkan

sebagai berikut 23 :

1) Nyeri Somatik Superfisial (kulit)

Nyeri kulit berasal dari struktur – struktur superfisial kulit dan

jaringan subkutis.

2) Nyeri Somatik Dalam

Nyeri somatik dalam mengacu kepada nyeri yang berasal dari

otot, tendon, ligamentum, tulang, sendi dan arteri.

3) Nyeri Visera

Nyeri visera mengacu kepada nyeri yang berasal dari organ –

organ tubuh.

4) Nyeri Alih

Nyeri alihan diidentifikasikan sebagai nyeri yang berasal dari

salah satu daerah di tubuh tetapi dirasakan di daerah lain.

5) Nyeri Neuropati

Sistem saraf secara normal menyalurkan rangsangan yang

merugikan dari Sistem Saraf Tepi (SST) ke Sistem Saraf Pusat

(SSP) yang menimbulkan perasaan nyeri.


40

f. Faktor- faktor yang mempengaruhi nyeri

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi respon nyeri

antara lain 22:

1) Usia

Saat anak-anak mempunyai respon nyeri yang lebih

tinggi jika dibandingkan dengan usia remaja, dewasa dan orang

tua. Anak-anak mempunyai respon yang lebih tinggi karena dapat

mengekspresikan nyeri lebih bebas. Pada usia remaja respon nyeri

lebih rendah dari anak-anak karena cenderung dapat mengontrol

perilakunya. Sedangkan pada usia dewasa dan orang tua respon

nyeri akan lebih rendah lagi karena mereka menganggap bahwa

nyeri itu merupakan proses alami sehubungan dengan proses

menua. Keyakinan orang tua bahwa nyeri itu tidak perlu

ditampakan 22.

2) Jenis kelamin

Umumnya laki-laki dan perempuan tidak mempunyai

perbedaan yang signifikan dalam merespon nyeri. Masih

diragukan bila ada faktor gender yang mempengaruhi respon

nyeri. Namun dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Buns et

al (1989) pada pasien post operasi abdomen menunjukkan bahwa

pasien laki-laki membutuhkan morphin yang lebih banyak

dibandingkan pada pasien perempuan dengan tingkat nyeri yang

sama. Menurut beberapa catatan di Amerika, anak laki-laki


41

mempunyai respon nyeri lebih rendah dibandingkan dengan anak

perempuan. Demikian juga berlaku pada orang dewasa 22.

3) Faktor Arti Nyeri Individu

Arti nyeri pada seseorang akan mempengaruhi respon

nyerinya. Arti nyeri bagi seseorang berhubungan dengan

penyebeb nyeri yang dialaminya. Seseorang akan meresponkan

nyeri yang berbeda-beda jika dia percaya bahwa nyeri sebagai

suatu ancaman, merasa kehilangan, hukuman, atau kemenangan.

Nyeri oleh karena melahirkan akan diresponkan berbeda dengan

nyeri oleh karena suatu pembedahan. Derajat dan kualitas nyeri

yang diresponkan oleh seseorang yang berhubungan dengan arti

dari nyeri itu bagi dirinya. Jika penyebab nyeri diketahui ini akan

membantu pasien untuk mengurangi respon nyerinya jika

dibandingkan jika penyebab nyeri tidak diketahui 22.

Arti nyeri bagi individu memiliki banyak perbedaan dan

hamper sebagian arti nyeri tersebut merupakan arti yang negatif,

seperti membahayakan, merusak dan lain-lain. Keadaan ini

dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti usia, jenis kelamin, latar

belakang sosial kulturan, lingkungan dan pengalaman 21.

4) Faktor Kecemasan

Hubungan antara kecemasan dan nyeri merupakan hubungan

yang kompleks. Kecemasan seringkali meningkatkan respon

nyeri, tetapi nyeri dapat juga meningkat menimbulkan kecemasan.


42

Sangat sulit untuk memisahkan dua sensasi tersebut. Kesehatan

emosional seseorang biasanya dapat mentoleransi lebih terhadap

nyeri sedang bahkan nyeri berat dibandingkan dengan seseorang

yang emosinya tidak stabil. Berbagai penelitian menunjukkan

bahwa kecemasan dapat memberi pengaruh yang besar terhadap

cara merespon nyeri pada pasien kanker 22.

5) Pengalaman Nyeri Sebelumnya

Jika seseorang menderita nyeri berulang-ulang tanpa ada

penurunan rasa nyeri dari sebelumnya atau terserang nyeri berat,

kecemasan bahkan rasa takut akan terjadi. Sebaliknya jika

seseorang mengalami nyeri berulang dengan tipe yang sama tetapi

dia berhasil mengurangi respon yang dialaminya, dia akan

menjadi lebih mudah untuk menginterpretasikan sensasi nyeri

dengan cara pasien akan melakukan upaya persiapan yang lebih

baik untuk mengurangi nyeri tersebut. Ketika seseorang mendapat

nyeri untuk pertama kali, dia akan gagal untuk beradaptasi 22.

6) Mekanisme Koping

Pengalaman nyeri seseorang bisa tidak berarti. Seringkali

pasien merasa kehilangan kontrol dari kemampuan untuk

mengontrol lingkungannya. Coping style sering akan

mempengaruhi banyaknya nyeri yang diterima. Seseorang yang

bersikap introvert dia akan memiliki kontrol diri yang lebih baik

terhadap lingkungannya dibandingkan dengan orang yang


43

memiliki sikap extrovert terhadap nyeri yang dirasakan. Pasien

yang memiliki ketergantungan minimal terhadap penggunaan

analgetik akan mempunyai kontrol yang lebih baik daripada

pasien dengan ketergantungan tinggi 22.

Nyeri dapat mengakibatkan ketidakmampuan partial atau

total. Berbagai teknik/mekanisme koping digunakan oleh

seseorang dalam mengatasi nyeri yang disebabkan oleh faktor

fisik dan psikologis. Sumber koping bukan hanya sekedar metode

atau teknik seseorang dalam mengatasi nyeri, akan tetapi

dorongan emosional dari pasangan hidup, anak dan anggota

keluarga juga termasuk sumber koping. Walau nyeri masih tetap

bertahan, kehadiran orang yang dicintai dapat mengurangi rasa

kesepian dan ketakutan. Kepercayaan seseorang terhadap

agamanya juga akan memberikan perasaan tenang. Membaca

kitab suci dan menyebut nama Tuhan akan memberikan kekuatan

batin untuk beradaptasi secara efektif terhadap nyeri yang

dialaminya 22.

7) Dukungan Sosial dan Keluarga

Faktor lain yang berpengaruh cukup signifikan dalam

merespon nyeri adalah kehadiran dan dorongan dari orang lain.

Seseorang dengan kelompok sosial budaya yang berbeda berharap

dapat menyampaikan keluhan nyerinya sesuai dengan

keinginannya. Orang yang mengalami nyeri seringkali memiliki


44

ketergantungan terhadap anggota keluarganya untuk memberikan

dukungan, bantuan atau pencegahan terhadap nyeri yang

dirasakan. Ketidakhadiran keluarga dan teman dekat seringkali

akan membuat nyeri yang dialami semakin meningkat 22.

g. Intensitas Nyeri

Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah

nyeri dirasakan oleh individu, pengukuran intensitas nyeri sangat

subjektif dan individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas

yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda

oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan

objektif yang paling mungkin adalah menggunakan respon fisiologik

tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namun, pengukuran dengan tehnik

ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu

sendiri 20.

h. Pengkajian Nyeri

Skala Pengukuran Nyeri Faces Pain Scale-Revised (FPS-R)

Semakin besar angka makin berat keluhan.


45

Keterangan:

0 = Tidak Nyeri

1 = Sedikit Nyeri

2 = Sedikit Lebih Nyeri

3 = Lebih Nyeri

4 = Sangat Nyeri

5 = Nyeri Sangat Hebat

i. Karakteristik Nyeri

Alat-alat pengkajian nyeri dapat digunakan untuk mengkaji

persepsi nyeri seseorang. Agar alat-alat pengkajian nyeri dapat

bermanfaat, alat tersebut harus memenuhi kriteria berikut : (1)

Mudah dimengerti dan digunakan, (2) Memerlukan sedikit upaya

dengan pihak pasien, (3) Mudah dinilai, dan (4) Sensitif terhadap

perubahan kecil dalam intensitas nyeri. Alat-alat pengkajian nyeri

dapat digunakan untuk mendokumentasikan kebutuhan intervensi,

untuk mengevaluasi efektivitas intervensi dan untuk

mengidentifikasi kebutuhan akan intervensi alternatife dan tambahan

jika intervensi sebelumnya tidak efektif dalam meredakan nyeri

individu 24.

Nyeri sukar digambarkan, saat pasien mengeluh nyeri,

dengarkan (lakukan sesuatu) karena nyerinya adalah apa yang ia

rasakan meskipun ia mungkin kesulitan menggambarkannya.

Observasi objektif pada respon nyeri yang bisa ditemui yaitu 24:
46

1) Kulit menjadi pucat, dingin dan lembab saat nyeri hebat dan lama.

2) Ekspresi wajah kening mengernyit, mulut dan gigi terkatup rapat,

pasien mungkin meringis.

3) Mata tertutup rapat atau terbuka, pupil mungkin dilatasi.

4) Nadi mungkin meningkat atau menurun dengan beragam

intensitas.

5) Perspirasi,frekuensinya meningkat dan berubah karakternya.

j. Penatalaksanaan Nyeri

Nyeri klinis umumnya terdiri atas nyeri inflamasi dan nyeri

neuropatik. Keduanya menunjukkan simtom yang sama tetapi

berbeda dalam strategi pengobatan yang disebabkan perbedaan

dalam patofisiologi 20.

Manajemen/penatalaksanaan nyeri 20 terdiri dari :

1) Farmakologis (Kolaborasi) dengan Penggunaan Analgetik

Mengganggu penerimaan/stimulus nyeri dan interpretasinya

dengan menekan fungsi talamus & kortek serebri.

2) Non Farmakologi (Mandiri)

a) Sentuhan Terapeutik

Teori ini mengatakan bahwa individu yang sehat

mempunyai keseimbangan energi antara tubuh dengan

lingkungan luar. Orang sakit berarti ada ketidakseimbangan

energi, dengan memberikan sentuhan pada klien, diharapkan

ada transfer energi dari perawat ke klien.


47

b) Accupresure
20
Pemberian penekanan pada pusat-pusat nyeri .

Akupresur merupakan tehnik pengobatan cina kuno/tradisional

chinesse medicine berasal dari tehnik pengobatan akupuntur

awalnya. Akupresur dilakukan pada titik-titik tertentu pada

tubuh untuk menghilangkan nyeri dan berbagai keluhan 25.

c) Guided Imagery

Meminta klien berimajinasi membayangkan hal-hal yang

menyenangkan, tindakan ini memerlukan suasana dan ruangan

yang tenang serta konsentrasi dari klien. Apabila klien

mengalami kegelisahan, tindakan harus dihentikan. Tindakan

ini dilakukan pada saat klien merasa nyaman dan tidak sedang

nyeri akut.

d) Distraksi

Mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri

ringan sampai sedang. Distraksi visual (melihat TV atau

pertandingan bola), distraksi audio (mendengar musik),

distraksi sentuhan (massage, memegang mainan), distraksi

intelektual (merangkai puzzle, main catur)


48

e) Anticipatory Guidance

Memodifikasi secara langsung cemas yang berhubungan

dengan nyeri. Contoh tindakan: sebelum klien menjalani

prosedur pembedahan, perawat memberikan

penjelasan/informasi pada klien tentang pembedahan, dengan

begitu klien sudah punya gambaran dan akan lebih siap

menghadapi nyeri.

f) Hipnotis

Membantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh

sugesti positif.

g) Biofeedback

Terapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan

individu informasi tentang respon nyeri fisiologis dan cara

untuk melatih kontrol volunter terhadap respon tersebut. Terapi

ini efektif untuk mengatasi ketegangan otot dan migrain,

dengan cara memasang elektroda pada pelipis.

h) Stimulasi Kutaneus

Cara kerja dari sistem ini masih belum jelas, salah satu

pemikiran adalah cara ini bisa melepaskan endorfin, sehingga

bisa memblok stimulasi nyeri. Bisa dilakukan dengan massage,

mandi air hangat, kompres dengan kantong es dan stimulasi

saraf elektrik transkutan (TENS/ Transcutaneus Electrical

Nerve Stimulation). TENS merupakan stimulasi pada kulit


49

dengan menggunakan arus listrik ringan yang dihantarkan

melalui elektroda luar.


50

B. Kerangka Teori

Berdasarkan tinjauan teori maka kerangka teori adalah sebagai berikut

Penyebab rasa nyeri


punggung ibu hamil Farmakologi
trimester III
Nyeri Punggung Ibu Penggunaan analgetik
a. Regangan otot
dasar panggul
Hamil Trimester III
b. Kondisi psikologis
Nonfarmakologi
v

Nyeri Punggung
berkurang 1. Prenatal Yoga
2. Sentuhan Terapeutik
3. Accupresure
4. Guided Imagery
5. Distraksi
6. Anticipatory Guidance
7. Hipnotis
Manfaat : 8. Biofeedback
Manfaat Prenatal Yoga 9. Stimulasi Kutaneus
a. Relaksasi dan mengatasi stress
b. Menjaga stamina dan kesehatan
c. Meningkatkan sirkulasi darah
d. Membantu mengatasi nyeri

Gambar 2.1 : Kerangka Teori Efektivitas Prenatal Yoga terhadap Intensitas Nyeri
Punggung pada Ibu Hamil Trimester III di Desa Grobog Wetan Kecamatan
Pangkah Kabupaten Tegal Tahun 2018
Sumber : 12,19,21
51

C. Kerangka konsep

Pranatal Yoga Nyeri Punggung

Bagan 2.1. kerangka konsep

D. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas (Independen): Adalah variabel yang dapat mempengaruhi

atau menjadi penyebab perubahan atau timbulnya variabel terikat

(dependen). Variabel bebas dalam penelitian adalah prenatal yoga

2. Variabel terikat (Dependen): Adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel Terikat dalam

penelitian adalah nyeri punggung

E. Hipotesis

Ha : Ada Pengaruh Efektivitas Prenatal Yoga terhadap Intensitas Nyeri

Punggung pada Ibu Hamil Trimester III di Desa Grobog Wetan

Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal

Ho : Tidak ada Pengaruh Efektivitas Prenatal Yoga terhadap Intensitas Nyeri

Punggung pada Ibu Hamil Trimester III di Desa Grobog Wetan

Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal


52

BAB III

METODA PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Desain penelitian atau rancangan penelitian ditetapkan dengan

tujuan agar peneliti dapat dilakukan dengan efektif dan efisien.

Desain penelitian ini adalah Quasi eksperimen dalam satu kelompok

(One Group Pre test-Post test Design) yang mengungkapkan sebab akibat

dengan cara melibatkan satu kelompok subyek. Kelompok subyek

diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah

intervensi. Pengujian sebab akibat dengan cara membandingkan hasil pra

test dengan post test (25).

Pre-test Treatment Post-Test


01 X 02

Bagan 3.1. Rancangan penelitian

Keterangan

O1: Intensitas Nyeri Punggung sebelum diberikan pranatal yoga

X : pemberian pranatal yoga

O2 : Intensitas Nyeri Punggung sesudah diberikan pranatal yoga

Penelitian ini terdiri dari satu kelompok yaitu kelompok intervensi.

Pada kelompok intervensi (X) diberikan pranatal yoga. Pada kelompok

diawali dengan pre-test untuk mengetahui intensitas nyeri punggung

sebelum diberikan intervensi berupa pranatal yoga. Kemudian setelah


53

diberikan intervensi, setelah itu akan dilakukan kembali post-test untuk

mengetahui intensitas nyeri punggung pada ibu hamil trimester III

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu

Adapun penelitian akan dilakukan pada bulan Oktober 2018 – Juni 2019.

2. Tempat penelitian

Penelitian dilakukan di Prenatal Yoga Desa Grobog Wetan Kecamatan

Pangkah Kabupaten Tegal.

C. Definisi Operasional

Tabel 3.1. Definisi Operasional


Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Skala
Ukur Ukur
Prenatal Yoga Prenatal yang yang SOP - -
diberikan kepada ibu Prenatal
hamil trimester III selama Yoga DARI
30 menit 2 x dalam stikES Karya
seminngu di Desa Grobog Husada
Wetan Kecamatan Semarang
Pangkah tegal
Nyeri Punggung Nyeri punggung yang Faces Pain Skor nyeri Rasio
Ibu Hamil TM dirasakan ibu hamil Scale- 1-10
III trimester III di Desa Revised
Grobog Wetan (FPS-R)
Kecamatan Pangkah

D. Populasi, Sampel dan Tehnik Sampling

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang

diteliti25. Yang termasuk populasi dari penelitian ini adalah seluruh Ibu
54

Hamil Trimester III di Desa Grobog Wetan Kecamatan Pangkah

Kabupaten Tegal Tahun 2018 sejumlah 37 responden.

2. Sampel dan Tehnik Sampling

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Menetapkan besarnya atau jumlah sampel atau penelitian tergantung pada

dua hal, yaitu adanya sumber-sumber yang dapat digunakan untuk

menentukan batas minimal dari besarnya sampel.26 Sampel dari penelitian

ini sebanyak 36 ibu hamil trimester III yang sesuai dengan kriteria inklusi

dan eksklusi yang telah ditetapkan.

Besaran sampel dihitung dengan menggunakan rumus Federer.

( n – 1 ) ( t – 1 ) ≥ 15

Keterangan :

n : jumlah sampel

t : jumlah pengelompokan

( n – 1 ) ( t – 1 ) ≥ 15

( n – 1 ) ( 2 – 1 ) ≥ 15

1 ( n - 1 ) ≥ 15

n - 1 ≥ 15

n ≥ 15+1

n ≥ 16
55

Besar sampel yang di dapatkan berdasarkan perhitungan adalah 16

responden. Di tambah dengan Drop out yaitu 10% dari jumlah sampel

DO = 10% x n

DO = 10% x 16

DO = 1,6

DO = 1,6 di bulatkan menjadi 2

Jadi besar sampel 16 + 2 = 18 responden

Sampel dalam penelitian ini sebanyak 18 responden. Spesifik

penelitian ini ditentukan dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai

berikut :

a. Kriteria Inklusi :

1) Ibu hamil trimester III di Desa Grobog Wetan Kecamatan

2) Status Obstetri G1A0P0 dan G2A1P0

3) Usia ibu hamil 20-35 tahun.

4) Bersedia menjadi responden

b. Kriteria Eksklusi

Memiliki penyulit dalam kehamilan dan persalinan yang meliputi :

a) Ibu hamil trimester III dengan resiko tinggi kehamilan

b) Tidak dalam perawatan/pengawasan dokter.

c) Tidak datang saat dilakukan penelitian

3. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purpossive

sampling yaitu suatu tehnik penetapan sampel dengan cara memilih


56

sampel di antara populasi sesuai dengan yang di kehendaki peneliti

sehingga sampel dapat mewakili karateristik populasi yang telah di kenal

sebelumnya.25

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian atau alat ukur penelitian, merupakan cara peneliti

untuk mengumpulkan data yang akan dilakukan dalam penelitian.25 Instrumen

penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data. Dalam

penelitian ini pengumpulan data menggunakan Visual Analog Scale (VAS).

Instrumen dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini menggunakan alat ukur Visual Analog Scale (VAS) untuk

mengukur tingkat nyeri punggung ibu hamil dan lembar observasi dengan

catatan manifestasi klinis terjadinya nyeri punggung sesuai dengan SOP

di puskesmas.27

2. SOP Prenatal yoga (terlampir) di keluarkan oleh STIKes Karya Husada

Semarang.

3. Instruktur senam yoga adalah peneliti dan 2 Enummerator yang sudah di

uji expert oleh bidan ahli (data terlampir).


57

F. Tehnik Pengumpulan Data

1. Jenis pengumpulan data

a. Data Primer

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat lembar

observasi untuk mencatat hasil ukur ukur Visual Analog Scale (VAS)

untuk mengukur tingkat nyeri punggung ibu hamil sebelum dan

sesudah diberian prenatal yoga

b. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini meliputi : data ibu hamil dari bulan

Januari – April 2019 yang diperoleh dari kohort ibu hamil, lembar

partograf, RM buku bersalin, buku KIA.

2. Metode Pengumpulan data

a. Peneliti mengajukan surat permohonan melakukan penelitian kepada

STIKES Karya Husada Semarang

b. Peneliti memberikan surat pengantar penelitian kepada kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten Tegal

c. Setelah mendapat surat ijin penelitian dari Dinas Kesehatan Kabupaten

Tegal, surat tembusan pengantar untuk penelitian di desa Grobog

Wetan Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal

d. Setelah memperoleh surat untuk melakukan penelitian dari Dinas

Kesehatan peneliti mendatangi lokasi penelitian yaitu desa Grobog

Wetan Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal


58

e. Peneliti menentukan sampel penelitian berdasarkan kriteria inklusi dan

eksklusi.

f. Kemudian peneliti melakukan pendekatan kepada responden dengan

memberikan informasi tentang tujuan penelitian dan keikutsertaan

dalam penelitian ini kepada sampel penelitian, bagi yang setuju

berpartisipasi ini diminta untuk menandatangani lembar persetujuan

penelitian (informed consent).

g. Peneliti membagikan lembar persetujuan penelitian (informed consent)

kepada responden yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian untuk

ditandatangani.

h. Peneliti di bantu oleh enumerator untuk melakukan prenatal yoga

terhadap pasien yang masuk kriteria inklusi dan eksklusi di desa

Grobog Wetan Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal

i. Peneliti mengukur intensitas nyeri punggung sebelum diberikan

prenatal yoga

j. Peneliti melakukan prenatal yoga terhadap ibu hamil selama 30 menit .

k. Peneliti mengukur kembali intensitas nyeri punggung sesudah

diberikan prenatal yoga

l. Peneliti melakukan analisa data dengan menggunakan program

komputer (SPSS)
59

Bagan 3.2. Alur Penelitian

POPULASI

Teknik
Sampel yang memiliki total sampling
kriteris

Sampel yang di teliti

Pre Test

Prenatal yoga pada ibu


hamil

Post Test
60

G. Pengolahan Data

1. Editing

Merupakan proses dimana peneliti melakukan klarifikasi, keterbacaan,

konsistensi dan kelengkapan data yang sudah terkumpul. Memeriksa

adanya kesalahan dan kekurangan kelengkapan data yang di isi dalam

pengambilan data di lapangan, sehingga dapat menghasilkan data kegiatan

yang lebih akurat untuk pengolahan data, selanjutnya kegiatan yang

dilakukan adalah memeriksa dan mengamati apakah pertanyaan yang

dibutuhkan sudah terjawab.

2. Scoring

Scoring adalah memberikan penilaian terhadap item-item yang perlu diberi

penilaian atau skore. Skor tingkat nyeri persalinan adalah :

Keterangan:

0 = Tidak Nyeri

1 = Sedikit Nyeri

2 = Sedikit Lebih Nyeri

3 = Lebih Nyeri

4 = Sangat Nyeri

5 = Nyeri Sangat Hebat


61

3. Coding / Pengkodean

Proses pemberian kode pada data yang akan dianalisa dan dilakukan

pencatatan sesuai dengan ketentuan kode tertentu. Yang biasanya dalam

bentuk angka, proses pentusunan secara sistematois data mentah (yang ada

dalam kuesioner) ke dalam bentuk yang mudah dibaca oleh mesin

pengolah data seperti komputer. Kode dalam penelitian ini adalah :

Kode 1 : nyeri punggung sebelum prenatal yoga

Kode 2 : nyeri punggung sesudah prenatal yoga

4. Memasukkan Data (Data Entry) atau Processing Data

Yakni, jawaban – jawaban dari masing – masing responden yang

dalam bentuk “kode” (angka / huruf) dimasukkan kedalam program atau

“software” komputer. Software komputer ini bermacam – macam, masing

– masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya.Salah satu paket

program yang sering digunakan untuk “entri data” penelitian adalah paket

program SPSS for Window.

Dalam proses ini juga dituntut ketelitian dari orang yang melakukan

“data entry” ini. Apabila tidak maka akan terjadi bias, meskipun hanya

memasukkan data saja.

5. Pembersihan Data (Cleaning)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukkan, perlu cek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan

adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya,


62

kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses ini disebut pembersih

data (data cleaning).

H. Analisis Data

Setelah data diolah kemudian dilanjutkan dengan melakukan analisis

data untuk menguji hipotesis dan menjawab rumusan masalah yang

digunakan. Analisa data meliputi :

1. Analisa Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang digunakan untuk menjelaskan

setiap variabel dalam penelitian25. Penelitian ini menganalisis tentang

mean, median, standard deviasi, minimal dan maksimal intensitas nyeri

punggung pada ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan prenatal yoga.

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan lebih dari dua

variabel, baik berupa komparatif, asosiatif maupun korelatif. Terdapat uji

parametrik dan non parametrik dalam analisis bivariate ini27. Sebelum

dilakukan uji statistik terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data

menggunakan Saphiro Wilk, (karena sampel <50 responden) jika

didapatkan p value ≥0,05 maka data berdistribusi normal sehingga uji

yang digunakan adalah paired test, jika didapatkan p value ≤0,05 maka

data berdistribusi tidak normal sehingga uji statistik yang digunakan

adalah Wilcoxon.
63

I. Etika Penelitian

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)

Peneliti mempertimbangkan hak-hak subyek untuk mendapatkan

informasi yang terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta

memiliki kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk

berpartisipasi dalam kegiatan penelitian (autonomy). Beberapa tindakan

yang terkait dengan prinsip menghormati harkat dan martabat manusia,

adalah: peneliti mempersiapkan formulir persetujuan subyek (informed

consent).

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian (respect for

privacy and confidentiality)

Pada dasarnya penelitian akan memberikan akibat terbukanya

informasi individu termasuk informasi yang bersifat pribadi, sehingga

peneliti memperhatikan hak-hak dasar individu tersebut.

3. Keadilan dan inklusivitas (respect for justice and inclusiveness)

Penelitian dilakukan secara jujur, hati-hati, profesional,

berperikemanusiaan, dan memperhatikan faktor-faktor ketepatan,

keseksamaan, kecermatan, intimitas, psikologis serta perasaan religius

subyek penelitian. Menekankan kebijakan penelitian, membagikan

keuntungan dan beban secara merata atau menurut kebutuhan,

kemampuan, kontribusi dan pilihan bebas masyarakat. Peneliti

mempertimbangkan aspek keadilan gender dan hak subyek untuk


64

mendapatkan perlakuan yang sama baik sebelum, selama, maupun sesudah

berpartisipasi dalam penelitian.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing

harms and benefits)

Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian

guna mendapatkan hasil yang bennanfaat semaksimal mungkin bagi

subyek penelitian dan dapat digeneralisasikan di tingkat populasi

(beneficence). Peneliti meminimalisasi dampak yang merugikan bagi

subyek (nonmaleficence).

Anda mungkin juga menyukai