Anda di halaman 1dari 179

MODUL FISIOLOGI MANUSIA

KODE MODUL BIO2007 SEMESTER II


CETAKAN I REVISI KE-0
PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI JENJANG STRATA 1
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

PENYUSUN:

Nosa Septiana Anindita, S.Pt., M.Biotech.

PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI JENJANG STRATA 1


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA


JL. RING ROAD BARAT NO. 63 MLANGI, NOGOTIRTO, GAMPING,
SLEMAN, DIY
2017
HALAMAN PENGESAHAN

MODUL FISIOLOGI MANUSIA

KODE MODUL BIO2007 SEMESTER II


CETAKAN I REVISI KE-0
PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI JENJANG STRATA 1
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

PENYUSUN:

Nosa Septiana Anindita, S.Pt., M.Biotech.

DISAHKAN:
DI YOGYAKARTA
TANGGAL ........................

OLEH:
KETUA PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI S1

(Dwi Susilowati Soyi, S.Pt., M.Si)


NIP. 15.04.285

ii Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirobbilalamin, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT


dapat menyusun modul Fisiologi Manusia sebagai pengetahuan dasar untuk
mendukung pembelajaran mahasiswa dalam memahami fisiologi atau fungsi-fungsi
organ yang ada di dalam sistem hidup. Metode pembelajaran meliputi kuliah ceramah,
diskusi, serta praktikum di laboratorium.
Modul ini berisi tentang fisiologi system di dalam tubuh manusia ditinjau dari segi
fungsi-fungsi organ terkait yang menjadi dasar dalam aplikasi Bioteknologi. Filosofi,
ruang lingkup dan keterkaitan Fisiologi Manusia terhadap bidang ilmu lainnya,
menggambarkan fisiologi pencernaan, menggambarkan fisiologi kardiovaskuler,
fisiologi pernafasan, metabolisme, fisiologi otot, fisiologi penginderaan, fisiologi saraf
perifer dan system saraf otonom. Menggambarkan terkait fungsi fisiologi system saraf,
fisiologi system hormonal, fisiologi system ekskresi, suhu tubuh, fisiologi system
reproduksi dan pengembangan fisiologi manusia terkait dengan peranannya dalam
Bioteknologi. Modul ini diperuntukkan bagi mahasiswa S1 Bioteknologi semester 2
reguler.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan modul ini. Semoga dapat menjadi panduan dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran dan mendukung tercapainya kompetensi
pemahaman dasar tentang Fisiologi Manusia. aamiin

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Yogyakarta, Februari
2017

Penyusun

Modul Fisiologi Manusia iii


-Untuk Mahasiswa-
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Deskripsi Modul ............................................................................................. 1
B. Deskripsi Pembelajaran ............................................................................... 1
C. Capaian Pembelajaran Sikap.......................................................................... 2
D. Capaian Pembelajaran Pengetahuan ............................................................. 2
E. Capaian Pembelajaran KetrampilanUmum .................................................... 2
F. Capaian pembelajaran Ketrampilan Khusus .................................................. 2

BAB II MATERI KULIAH .............................................................................................. 3

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ ...................... 156

iv Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
BAB I. PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI MODUL
Modul Biokimia ini berisikan tentang fisiologi system di dalam tubuh manusia
ditinjau dari segi fungsi-fungsi organ terkait yang menjadi dasar dalam aplikasi
Bioteknologi. Filosofi, ruang lingkup dan keterkaitan Fisiologi Manusia terhadap bidang
ilmu lainnya, menggambarkan fisiologi pencernaan, menggambarkan fisiologi
kardiovaskuler, fisiologi pernafasan, metabolisme, fisiologi otot, fisiologi penginderaan,
fisiologi saraf perifer dan system saraf otonom. Menggambarkan terkait fungsi fisiologi
system saraf, fisiologi system hormonal, fisiologi system ekskresi, suhu tubuh, fisiologi
system reproduksi dan pengembangan fisiologi manusia terkait dengan peranannya
dalam Bioteknologi.
Modul Fisiologi Manusia ini diperuntukkan bagi mahasiswa S1 Bioteknologi
semester II reguler. Modul Fisiologi Manusia ini penting dikuasai agar mahasiswa
mampu fisiologi dan fungsi-fungsi organ pada system tubuh manusia. Modul ini
memberikan pengalaman belajar sebanyak 3 SKS dengan rincian: 2 SKS Teori (2 X 50
menit), dan 1 SKS praktikum (14 x 2 jam 50 menit).

B. DESKRIPSI PEMBELAJARAN
Aktifitas Pembelajaran meliputi:
1. Kuliah ceramah dengan pendekatan Student Center Learning
Aktivitas pembelajaran dalam rangka memahami suatu informasi pengetahuan
secara jelas. Mahasiswa akan mengikuti berbagai metode perkuliahan yang
diampu oleh dosen dari teaching team. Metode ini meliputi pendekatan dengan
cara:
a. Pembelajaran melibatkan peran aktif mahasiswa
b. Mendorong mahasiswa agar memiliki pengetahuan yang lebih komprehensif
c. Melibatkan mahasiswa dalam kasus pada kehidupan nyata
d. Mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis dan realistis
e. Mengarahkan mahasiswa untuk mengenali dan menggunakan berbagai
macam gaya belajar
f. Mengembangkan berbagai strategi assessment
2. Praktik keterampilan
Aktivitas ini merupakan aktivitas pembelajaran dalam rangka memahami suatu
informasi secara mantap dan komprehensif untuk mencapai 3 ranah bersama
yaitu kemapuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Mahasiswa diberikan
kesempatan untuk praktik menerapkan teori dengan cara simulasi di kelas atau
di laboratorium (praktikum).
3. Diskusi
Diskusi ini dilakukan dengan peserta seluruh mahasiswa dalam kelompok tiap
kelas. Tujuan aktivitas pembelajaran ini ialah memperdalam materi yang telah
diperoleh di kelas melalui diskusi interaktif.
4. Penugasan
Penugasan dilaksanakan pada materi yang diperlukan pembahasan lebih
mendalam dengan harapan mahasiswa memiliki waktu lebih banyak untuk
belajar mandiri melalui berbagai sumber belajar eksternal seperti buku, jurnal,
website, brosur maupun media lainnya. Bentuk penugasan dapat berupa
pembuatan makalah, presentasi kelas ataupun kajian suatu masalah secara
kelompok (problem based learning)

Modul Fisiologi Manusia 1


-Untuk Mahasiswa-
2 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
C. CAPAIAN PEMBELAJARAN SIKAP
1. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya
secara mandiri (S9)

D. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENGETAHUAN


1. Menguasai prinsip keilmuan sains dasar (basic science) yang mendukung konsep
dan aplikasi bioteknologi (PP1)

E. CAPAIAN PEMBELAJARAN KETRAMPILAN UMUM


1. Menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks
pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang
memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan bidang
keahliannya (KU1)
2. Mampu memberikan solusi dan alternatif berbagai permasalahan terkait bidang
ilmu bioteknologi secara ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan sebagai dasar
pengambilan keputusan secara tepat (KU11)

F. CAPAIAN PEMBELAJARAN KETRAMPILAN KHUSUS


1. Mampu menguasai dan menerapkan dasar-dasar sains dalam aplikasi
bioteknologi (KK6)
2. Mampu mengkaji kasus ilmiah terkait pengembangan dan aplikasi bioteknologi,
baik dalam bidang kesehatan maupun pertanian dan pangan (KK14)

Modul Fisiologi Manusia 3


-Untuk Mahasiswa-
BAB II. MATERI KULIAH

PERTEMUAN I
PENGANTAR FISIOLOGI MANUSIA

Sub Capaian Pembelajaran MK: Mahasiswa mampu menjelaskan struktur dasar


dan macam-macam jaringan penyusun manusia,
jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan saraf dan
jaringan otot

A. DEFINISI FISIOLOGI
Fisiologi / Ilmu Faal adalah ilmu yang mempelajari proses, fungsi, dan prinsip
dasar dari zat hidup yang diterangkan melalui faktor-faktor kimia dan fisika yang
bertanggungjawab pada asal, perkembangan, dan gerak maju suatu kehidupan.
Definisi secara terminologis: ilmu faal adalah ilmu yang mempelajari tentang
fungsi biologis dan mekanisme kerja dalam tubuh makhluk hidup. Ilmu faal /
Fisiologi mencakup tiga hal, antara lain: 1) Ontologi / objek (ajar: fungsi zat hidup);
2) Epistemologi / metoda (menerangkan: fisikokimia, asal, perkembangan, gerak
maju kehidupan), dan 3) Aksiologi / manfaat (fungsi hidup) (Gambar 1.1).
Perkembangan dalam batasan terminology merupakan ilmu yang mempelajari
fungsi biologis dan mekanisme kerja dalam tubuh makhluk hidup.

Gambar 1.1 Ruang Lingkup Fisiologi Manusia


(Guyton and Hall, 2006)
B. FUNGSI HIDUP DAN HOMEOSTASIS
Fungsi Hidup
Fungsi hidup berlangsung melalui serangkaian aktivitas organ yang
terorganisir sebagai berikut:
a. Gerak melakukan aktivitas organ tubuh
b. Ingesti makan / proses penelanan melalui mulut
c. Digesti mengubah molekul kompleks menjadi molekul sederhana melalui
proses mekanis, enzimatis, atau mikrobiologis agar dapat diserap.

4 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
d. Transpor perpindahan zat/molekul di dalam atau diluar membrane
e. Respirasi Oksidasi molekul makanan menjadi air, energi, dan
karbondioksida
f. Tumbuh terjadi reaksi sintesis dan asimilasi yang menyebabkan jumlah
dan ukuran sel bertambah
g. Sintesis perubahan molekul sederhana menjadi molekul kompleks.
h. Asimilasi transportasi molekul makanan menjadi jaringan (reparasi
jaringan)
i. Eksresi membuang zat sisa metabolisme yang tidak berguna keluar tubuh.
j. Sekresi Kelenjar mereaksikan substansi, dikeluarkan
k. Reproduksi menjaga kelangsungan dan kelestarian hidup
l. RegulasiPengaturan terhadap rangsang lingkungan.
(Adyana, 2002)
Homeostasis
Homeostasis terjadi melalui beberapa rangkaian proses, antara lain:
a. Difusi gerak terus menerus dari ion-ion atau zat-zat molekul cairan dari
konsentrasi gradient melalui permeabilitas / membran sel pada permukaan
permeabel.
b. Osmosis pergerakan cairan dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi
(pekat), terjadi pada membrane semipermeabel air, garam
c. Filtrasi penyaringan pada ginjal dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah.
d. Transpor aktif perpindahan ion-ion / zat-zat dari konsentrasi rendah ke
konsentrasi tinggi (melawan konsentrasi gradien) dengan energi ATP atau
melalui carrier
e. Fagositosis Satu-satunya fungsi dari leucocyt (memakan benda asing) =
cell eating
f. Pinositosis molekul dilarutkan dalam sel lalu diminum = cell drinking

C. STRUKTUR DASAR PENYUSUN TUBUH MANUSIA


Sel
Fungsi utama dari sel adalah *mengawasi sintesis zat oleh inti sel, dan
*transport zat melalui membran sel. Fungsi sekunder dari sel antara lain 1)
Mekanisme pengawasan sel dan reaksi seluler oleh elektrolit dan protoplasma, 2)
Transmisi impuls elektrokimia dalam sel saraf dan sel otot oleh elektrolit dalam
membran sel, 3) Metabolisme sel oleh elektrolit internal, 4) Membentuk struktur sel
oleh protein structural, 5) Mengkatalisis reaksi kimia yang menghasilkan energi

Modul Fisiologi Manusia


-Untuk Mahasiswa-
oleh enzim, 6) Membentuk berbagai membran antara air dan sel oleh lipid, 7)
Membentuk struktur fisik sel oleh organel, *pencernaan sel oleh lisosom, 8)
Penyaringan energi untuk membentuk ATP, dan 9) Pergerakan sel (Gambar 1.2)

Gambar 1.2 Organela dalam sel manusia

Cairan Ekstraseluler (CES)


Cairan ekstraseluler berperan dalam mempertahankan kehidupan sel
melalui proses homeostasis. Cairan ini bergerak di seluruh tubuh dan bercampur
dengan sirkulasi darah dan tergantung tempat cairan ekstrasel berada.
Cairan Intraseluler (CIS)
Cairan intraseluler merupakan tempat berkumpulnya bermacam-macam
unsur sel, dan aktivitas metaboliknya dipengaruhi oleh air sehingga berfungsi
mengatur tekanan osmotik intrasel oleh adanya ion.
Jaringan
Jaringan penyusun struktur dasar tubuh manusia meliputi, 1) Jaringan
Penyokong, berfungsi untuk mengikat atau menghubungkan, sebagai penopang /
penyokong; 2) Jaringan Otot, berfungsi untuk melangsungkan kerja mekanik
dengan jalan melakukan kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya dan bersifat
kontraktil; 3) Jaringan Saraf, berfungsi sebagai media komunikasi antarsel, untuk
fungsi sensorik, bersifat sensitif dan daya tangkap peka; 4) Jaringan Epitel,
berfungsi untuk melapisi dan menutupi permukaan bagian organ dalam dan luar
tubuh dan 5) Jaringan Tulang, memiliki fungsi mekanis (rangka, persendian,
perlekatan otot, dan proteksi organ dalam) dan tempat penimbunan kalsium dan
fosfor.
6 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
(Adyana, 2002)

Modul Fisiologi Manusia


-Untuk Mahasiswa-
PERTEMUAN II
FISIOLOGI PENCERNAAN

Sub Capaian Pembelajaran MK: Mahasiswa mampu menjelaskan kembali


fisiologi pencernaan, meliputi organ pencernaan dan
fungsinya, mekanisme pencernaan dan gangguan
saluran pencernaan

A. MACAM DAN FUNGSI ZAT MAKANAN


Secara umum fungsi makanan bagi makhluk hidup ada 3 yaitu: 1) Sebagai
sumber energy; 2) Sebagai bahan kerangka biosintesis (komponen penyusun sel
dan jaringan tubuh) dan 3) Nutrisi esensieal yang membantu fungsi fisiologis.
Protein
Asam amino Esensial; asam amino yang tidak dapat disintesis tubuh yaitu:
Isoleusin, Leusin, Lisin, Metionin, Fenilalanin, valin, triptofan dan valin. Asam
amino tidak esensial; asam amino yang dapat diseintesis tubuh. Misalnya:
Glutamat, alanin, aspartat, dsb. Kebutuhan protein kita adalah 1 gram/kg BB/hari.
Jika berlebih dibuang dalam bentuk urea (Nitrogen Balans). kekurangannya
menyebabkan kwashiokor dan hongeroedem.
Lemak (Lipid)
Diperlukan sebagai pelarut beberapa vitamin, sebagai pelindung jaringan
tubuh dan penghasil energi yang besar (9 kal/g). Kebutuhannya 0,5 - 1 gram/kg
BB/hari.
Karbohidrat
Sebagai penghasil energi (4 kal/g). Kelebihan karbohidrat dalam tubuh akan
disimpan dalam bentuk lemak.
Garam-Garam Mineral
Berbagai macam garam-garam mineral sangatlah penting bagi tubuh kita,
contoh garam mineral diantaranya dapat dilihat pada Tabel 2.1 dibawah ini.
Tabel 2.1 Macam-macam garam mineral dan fungsinya
Garam Mineral Fungsi
a. Calsium (Ca) Untuk membentuk matriks tulang, membantu proses
penggumpalan darah. Dibutuhkan 0,8 g/hari
b. Fosfor (P) Untuk membentuk matriks tulang, diperlukan dalam
pembelahan sel dan metabolisme. Dibutuhkan 1
mg/hari.
c. Besi (Fe) Komponen penting sitokrom (enzim pernafasan),
komponen penyusun Hemoglobin. Dibutuhkan 15 - 30
mg/hari.
d. Fluor (F) Untuk menguatkan geligi.
e. lodium (I) Komponen penting hormon pertumbuhan (Tiroksin)
f. Natrium & Klor Pembentukan asam klorida (HCl). Dibutuhkan 1

8 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
(NaCl) g/hari.

Vitamin
Berbagai macam vitamin juga sangatlah berperanan penting dalam
metabolism tubuh kita. Vitamin ada yang larut lemak dan larut dalam air. Beberapa
contoh vitamin yang larut dalam lemak dapat dilihat pada Tabel 2.3. Berbagai
contoh vitamin dapat kita lihat pada Tabel 2.2 dibawah ini.
Tabel 2.2 Vitamin dan fungsinya
No Vitamin Fungsi
.
1 B1 (Aneurin = Thiamin) Untuk mempengaruhi absorbsi lemak dalam usus.
Defisiensinya menyebabkan Beri-Beri dan Neuritis.
2 B2 (Riboflavin = Transmisi rangsang sinar ke mata. Defisiensinya akan
Laktoflavin) mengakibatkan Katarak, Keilosis.
3 Asam Nikotin (Niasin) Proses pertumbuhan, perbanyakan sel dan anti pelagra.
Defisiensinya menyebabkan Pelagra dengan gejala 3D:
Dermatitis, Diare, Dimensia.
4 B6 (Piridoksin ) Untuk gerak peristaltik usus. Defisiensi akan menyebabkan
Sembelit.
5 Asam Pantotenat Defisiensi akan menyebabkan Dermatitis
6 Kolin Defisiensi akan menimbulkan timbunan lemak pada hati.
7 Biotin (Vitamin H) Defisiensi akan menimbulkan gangguan kulit
8 Asam Folat Defisiensi akan menimbulkan Anemia defisiensi asam folat.
9 B12 (Sianokobalamin) Defisiensi akan menimbulkan Anemia Pernisiosa
10 Vitamin C (Asam untuk pembentukan sel, pembuatan trombosit. Defisiensi
Askorbinat) akan menimbulkan pendarahan gusi, karies gigi, pendarahan
di bawah kulit.

Tabel 2.3 Vitamin Yang Larut Dalam Lemak (Lipid Soluble Vitamins)

No Vitamin Fungsi
.
1 Vitamin A (Aseroftol) untuk pertumbuhan sel epitel, mengatur rangsang sinar pada
saraf mata. Defisiensi awal menimbulkan gejala Hemeralopia
(rabun senja) dan Frinoderma (kulit bersisik), timbul Bercak Bitot
lalu mengering (Xeroftalmia) akhirnya hancur (Keratomalasi).
2 Vitamin D Mengatur kadar kapur dan fosfor, (Kalsiferol = Ergosterol)
memperlancar proses Osifikasi. Defisiensi akan menimbulkan
Rakhitis. Ditemukan oleh McCollum, Hesz dan Sherman.
3 Vitamin E Berperan dalam meningkatkan Fertilitas.
4 Vitamin K (Anti Berfungsi dalam pembentukan protrombin. Dibuat dalam kolon
Hemoragi) dengan bantuan bakteri Escherichia coli

(Almatsier, 2001)

Fisiologi sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut


sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima
makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke
dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna

Modul Fisiologi Manusia


-Untuk Mahasiswa-
atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh (Gambar 2.1).

B. ORGAN-ORGAN PENCERNAAN
Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan yaitu :
1. Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air. Mulut
merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap dan jalan masuk untuk
system pencernaan yang berakhir di anus. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh
selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di
permukaan lidah. Pengecapan sederhana terdiri dari manis, asam, asin dan
pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung, terdiri dari berbagai
macam bau. Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah
oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih
mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari
makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya.
Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah
protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara
sadar dan berlanjut secara otomatis.
Rongga mulut (cavum oris) terdiri dari pipi dan bibir, lidah (lingua), gigi
(dentis), dan kelenjaar ludah (glandula salivary).
a. Pipi dan bibir
Tersusun olehh otot-otot yang berfungsi untuk mengunyah dan berbicara.
Di sebelah luar, pipi dan bibir diselaputi oleh kulit.
b. Lidah (Lingua)
Daerah sensitif rasa manis terdapat pada ujung lidah, rasa asin pada
bagian depan, rasa asam, ada pada sisi kiri dan kanan lidah, dan ras
pahit pada bagian belakang.
c. Gigi (Dentis)
Rumus gigi anak-anak (rumus gigi susu)
M C I I C M
2 1 2 2 1 2
2 1 2 2 1 2
Ket: M = Molar (gigi graham tetap)
C = Caninus (gigi taring)
I = Incicivus (gigi seri)
Rumus gigi dewasa (rumus gigi sulung)
M P C I I C P M
3 2 1 2 2 1 2 3
3 2 1 2 2 1 2 3
Ket: P = Premolar (gigi graham pertama)
d. Kelenjar ludah (Glandula Salivary)

10 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Terdiri atas 1) Kelenjar parotis; 2) Kelenjar sublingual dan 3) Kelenjar
submadibularis
2. Tenggorokan (Faring)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Didalam
lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe yang banyak
mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi,
disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya
dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang
keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan
lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut
dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium. Tekak terdiri dari
bagian superior yaitu bagian yang sama tinggi dengan hidung, bagian media
yaitu bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior yaitu bagian
yang sama tinggi dengan laring. Bagian superior disebut nasofaring, pada
nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang
telinga. Bagian media disebut orofaring, bagian ini berbatas ke depan sampai di
akar lidah. Bagian inferior disebut laringofaring yang menghubungkan orofaring
dengan laring.

Gambar 2.1 Anatomi Sistem Pencernaan Manusia


3. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui
sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan
berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik.
Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut
histologi, esofagus dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian superior (sebagian
besar adalah otot rangka), bagian tengah (campuran otot rangka dan otot
halus), serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).

Modul Fisiologi Manusia


-Untuk Mahasiswa-
4. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar, yang terdiri dari tiga bagian
yaitu kardia, fundus dan antrium. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan,
yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-
enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting yaitu lendir,
asam klorida (HCL), dan prekusor pepsin (enzim yang memecahkan protein).
Lendir melindungi sel sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung dan
asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh
pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan
sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
Lambung terdiri dari empat bagian, yaitu 1) Cardiac region, 2) Fundus, 3)
Corpus / body, dan 4) Pyloric region yang berisi cairan lambung. Muscularis
externa lambung terdiri dari tiga lapis otot, pada bagian luar terdapat otot
longitudinal, pada bagian tengah terdapat otot sirkuler yang menutup body, dan
pada bagian dalam terdapat otot oblique yang menutupi fundus. Apabila perut
dalam keadaan kosong makamembran mukosa bagian dalam akan berkerut
membentuk rugae, sedangkan pada saat perut terisi maka lambung akan
menjadi rata. Lambung memiliki tiga buah kelenjar (gastric glands), antara lain
*Cardiac gland, *Pyloric gland, dan *fundic gland (paling banyak).

Gambar. Bagian Lambung Gambar. Penampang melintang lambung

5. Usus halus (usus kecil)


Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang
terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh
darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding
usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu
melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga

12 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.
Lapisan usus halus terdiri dari lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan otot
melingkar, lapisan otot memanjang dan lapisan serosa. Usus halus terdiri dari
tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan
usus penyerapan (ileum).

Gambar. Bagian-bagian usus halus


a. Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang
terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum).
Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus,
dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum treitz. Usus dua
belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus
seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal
berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara
saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Lambung melepaskan
makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian
pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui
sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh,
duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti
mengalirkan makanan.
b. Usus Kosong (Jejenum) Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari
usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan
(ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter,
1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan
digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium. Permukaan dalam usus
kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang
memperluas permukaan dari usus.

Modul Fisiologi Manusia


-Untuk Mahasiswa-
c. Usus Penyerapan (Illeum) Usus penyerapan atau ileum adalah bagian
terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia ileum memiliki
panjang sekitar 2- 4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan
dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau
sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam empedu.
6. Usus Besar (Kolon)
Usus besar atau kolon adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum.
Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar terdiri dari
kolon asendens (kanan), kolon transversum, kolon desendens (kiri), kolon
sigmoid (berhubungan dengan rektum). Banyaknya bakteri yang terdapat di
dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu
penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat
zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari
usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada
bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa
menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.
7. Rektum dan Anus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah
kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja
disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon
desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan
untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena
penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang
menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi,
sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air
akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama,
konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi. Orang dewasa dan anak yang
lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda
mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda
BAB. Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan
limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit)
dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot
sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar)
yang merupakan fungsi utama anus.
(Guyton, 2007; Potter anD Patricia, 2006; Junqueirq, 2007)

C. MEKANISME/PROSES PENCERNAAN

14 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Pencernaan dibagi menjadi: 1) Pencernaan Mekanis, proses mengunyah dan
gerak peristaltic dan 2) Pencernaan Kimiawi, dihancurkan oleh enzim-enzim
pencernaan yang dikeluarkan di mulut, lambung, usus halus, kantung empedu dll.
Proses yang Terlibat dalam Pencernaan
Proses-proses yang terlibat antara lain 1) Ingesti, makanan masuk /
memasukkan makanan melalui rongga mulut; 2) Peristaltis, kontraksi otot yang
berirama, terjadi di sepanjang saluran pencernaan (bersifat tidak disadari
/involunter); 3) Digesti, perubahan molekul besar menjadi molekul kecil (konversi
partikel makanan yang besar menjadi molekul kecil, baik secara kimia maupun
secara mekanik); 4) Absorpsi, penyerapan molekul yang berguna dari usus halus,
masuk melalui pembuluh darah ke sistem limfatik, dan 5) Defekasi, pembuangan
zat sisa yang tidak berguna.
Proses pencernaan adalah proses pemecahan molekulmolekul makanan
yang besar menjadi molekul-molekul yang mudah diserap, larut, dan dapat
digunakan oleh sel-sel tubuh. Proses ini meliputi chemical digestion dan
mechanical digestion. Chemical digestion, pencernaan secara kimiawi dengan
bantuan enzim melalui reaksi katabolisme. Mechanical digestion, pencernaan
secara mekanis yang melibatkan proses pengunyahan, peristaltik, churning
movement dari lambung dan usus halus untuk mencampur makanan dengan
digestive juice.
a. Proses Penelanan
1) Fase Oral
Makanan yang telah dihaluskan, dilembabkan oleh saliva dan siap untuk
ditelan dalam bentuk bolus. Bibir dan pipi membantu membuat makanan
menjadi bolus. Lidah, gigi, ludah dan otot merangsang kontraksi otot-otot
mylohyoid dan digastricus dan kemudian menekan bolus ke palatum yang
masuk ke faring. Fase volunter penelanan berhenti ketika bolus mencapai
saluran masuk faring, dimana bolus akan menstimulasi nervus XI untuk
merangsang pusat penelanan di medulla. Medulla akan mengatur otot-otot
faring-esofagus lambung (involunter). Tahap involunter penelanan terdiri
dari voluntair oral phase, pharyngeal phase, dan involuntary esophageal
phase.
2) Fase Faringeal
Fase ini dimulai dari daerah fauces dengan stimulasi nervus VI. Palatum
lunak akan terangkat untuk mencegah masuknya bolus ke nasofaring dan
rongga hidung. Dasar lidah tertarik ke belakang sehingga terjadi proses
penelanan dari faring ke orofaring. Otot-otot di belakang mulut berkontraksi
bersama dengan lidah yang terangkat dan tertarik ke belakang, menyempit

Modul Fisiologi Manusia


-Untuk Mahasiswa-
di belakang bolus sehingga bolus tidak dapat kembali ke mulut. Gerakan
peristaltik kontraksi otot-otot stylohyoid dan digastricus mengangkat otot
hyoid dan membawa laring ke bawah lidah sehingga epiglotis tertekan dari
vertikal ke horizontal. Laring terangkat untuk menutup menutup, melalui
epiglotis sehingga makanan tidak dapat masuk ke trachea.
3) Fase Esofageal
Fase ini dimulai dengan berkontraksinya otot-otot faringeal sehingga
mendorong makanan atau bolus untuk bergerak sepanjang esofagus. untuk
bergerak sepanjang esofagus untuk mencapai lambung dalam waktu 4-10
detik (2,5 5 cm/s). Otot-otot palatinus-lidah-faringeal relaks dan rongga
hidung-faring dan faring-mulut terbuka kembali. Laring kembali ke posisinya
karena kontraksi otot infrahyoid. Otot-otot hyoglossus dan genioglossus
berkontraksi dan lidah kembali ke posisinya. Epiglotis kembali ke vertikal,
laryngeal passage terbuka kembali ketika focal folds sedang terpisah. Dalam
kondisi ini tekanan peristaltik > tekanan darah.

Gambar 2.2 Proses penelanan Gambar 2.3 Gerakan peristaltik

b. Gerakan yang Terjadi di Lambung


Gerakan-gerakan yang terjadi di lambung tergantung dari lokasi dan volume
dari chyme. Setelah makanan masuk ke lambung, beberapa menit kemudian
timbul gerakan peristaltik lambat untuk mencampur pada facemaker otot-otot di
fundus dan body. Sel-sel facemaker menyebabkan aksi potensial dengan
kecepatan 3-4 kali per menit yang bergerak menuju pyloric spinchter. Gerakan
ritmik ini disebut basic electrical system atau dari lambung. Kontraksi ritmik inilah
yang membentuk chime dan mendorongnya ke pylorus. Ketika daerah pyloric
mulai terisi, timbul gerakan peristaltik yang kuat, menghancurkan chyme dan
mendorong ke arah orifis pylorus (ujung lambung yang masuk ke usus halus), dan

16 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
memompa chyme beberapa milimeter ke orifis. Pada orifis setempat dan spinchter
kuat, sebagian chyme akan kembali ke pylorus untuk dihancurkan. Dalam lambung
juga terjadi mekanisme yang memaksa chyme melewati pyloric spinchter yang
disebut pyloric pump.
c. Pengaturan Pengosongan Lambung
Kecepatan pengosongan lambung diatur faktor-faktor di lambung, duodenu,
dan susunan saraf pusat. Pengaturan ini terjadi untuk memastikan lambung tidak
terlalu penuh dan pengosongan tidak terlalu cepat dari kemamp[uan usus untuk
memproduksi chyme yang datang. Stimulasinya berasal dari lambung dan
kontrolnya diatur oleh feedback system. Apabila lambung semakin penuh, tekanan
pyloric pump makin besar dan bertambah. Distensi lambung akan menstimulasi
nervus vagus (N X) yang akan memperkuat gerakan peristaltik dan akan
menyebabkan hormon gastrin yang kemudian menstimulasi motilitas lambung dan
sekresi asam-asam lambung. Spinchter pyloric menjadi rileks dan chyme masuk ke
duodenum. Pengosongan dari lambung distimulasi oleh adanya protein (yang
hancur sebagian) dan stimulan seperti alcohol dan kafein. Pengosongan ini akan
dihambat oleh duodenum yang memberi respons (neural-hormonal) terhadap
lemak dan asam chyme.
Respon neurologis terjadi karena plexus intrinsik dan saraf otonom yang
menghasilkan enterogastrik, sehingga akan menurunkan gerakan lambung dan
sekesinya. Respon hormonal akan menghambat kontraksi peristaltik dan gerakan
lambung melalui releasing hormone yang disebut enterogastrone yang terdiri dari
sekretin, cholesystokinin (CCK), dan gastric inhibitory peptide (GSP). Asam
lambung berwujud cair dan jernih, disekresi oleh mukosa lambung karena adanya
makanan. Asam lambung disekresi 1,5 liter per hari. Asam lambung terdiri dari
HCl, mukus, enzim pepsinogen (terbanyak), dan lipase (dalam jumlah sedikit).
Faktor intrinsik yang bergabung dengan factor ekstrinsik vitamin B12 membentuk
faktor anti anemik untuk formasi sel darah merah. Fungsi utama asam lambung
adalah untuk mencerna makanan (protein). Pepsinogen dan HCl membentuk
pepsin-HCl yang memecahkan molekul-molekul protein menjadi pepton, proteosa,
dan asam-asam amino. HCl juga berfungsi dalam membunuh kuman-kuman dalam
makanan. Dinding lambung tersusun atas protein yang dilindungi oleh mukus
alkalin. Mukus ini dihasilkan oleh sel-sel epitel permukaan dan sel-sel pada leher.
(Barret et al., 2005; Kim, 2005)
D. GANGGUAN PADA SISTEM PENCERNAAN
Gastroenteritis
Merupakan suatu inflamasi yang terjadi di usus ditandai dengan keadaan
dimana buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair

Modul Fisiologi Manusia


-Untuk Mahasiswa-
(setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200
gram atau 200ml/24jam. Definisi lain memakai frekuensi, yaitu buang air besar
encer lebih dari 3 kali sehari. Buang air besar encer tersebut dapat/ tanpa disertai
lendir dan darah.
Diare
Penyebabnya stres, makanan tertentu, atau organisme perusak yang
melukai dinding usus. Diare dalam waktu lama menyebabkan dehidrasi.
Konstipasi (Sembelit)
Disebabkan karena kurang konsumsi makanan berserat dan banyak
mengkonsumsi daging.
Tukak Lambung (Ulkus)
Tukak lambung menyebabkan berlubangnya dinding lambung sehingga isi
lambung jatuh di rongga perut. Disebabkan oleh infeksi bakteri jenis tertentu.
Mual & Muntah
Penyebab mual adalah peregangan atau iritasi duodenum dan usus halus
bagian bawah.
Perut Kembung (Flatulensi)
Flatulensi (perut kembung) adalah meningkatnya jumlah gas dalam saluran
cerna.
Gastritis (maag)
Gastritis adalah peradangan pada mukosa (selaput lendir) lambung.
(Ganong, 2008)

18 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Gambar 2.2 Bagan alir system pencernaan

Modul Fisiologi Manusia


-Untuk Mahasiswa-
PERTEMUAN III
FISIOLOGI KARDIOVASKULAR

Sub Capaian Pembelajaran MK : Mahasiswa mampu menjelaskan kembali


mengenai anatomis kerja jantung, macam-
macam pembuluh darah, komposisi darah dan
fungsinya, system peredaran darah dan system
limfatis

A.ANATOMI KERJA JANTUNG MANUSIA


Fungsi anatomi fisiologi kerja jantung adalah merupakan salah satu bukti
kebesaran Allah kepada kita manusia. Karena dengan mengenal serta memahami
akan cara kerja jantung kardiovaskular dan pembuluh darah yang terdapat pada
manusia maka sungguh besar akan nikmat sehat yang Allah karuniakan kepada
kita semuanya. Jantung adalah salah satu organ penting dalam tubuh kita. Fungsi
jantung secara umum adalah bekerja sebagai pompa. Fungsi pompa ini adalah
kaitannya dengan sistem peredaran tubuh sehingga ketika jantung bekerja untuk
dan dalam rangka memompakan darah ke seluruh jaringan tubuh kita.
Jantung adalah sebuah pompa yang memiliki empat bilik. Dua bilik yang
terletak di atas disebut Atrium, dan dua yang di bawah disebut Ventrikel. Jantung
juga dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kanan yang bertugas
memompa darah ke paru-paru, dan bagian kiri yang bertugas memompa darah ke
seluruh tubuh manusia. Atrium dan ventrikel masing-masing akan dipisahkan oleh
sebuah katup, sedangkan sisi kanan dan kiri jantung akan dipisahkan oleh sebuah
sekat yang dinamakan dengan septum. Katup jantung berfungsi terutama agar
darah yang telah terpompa tidak kembali masuk ke dalam lagi.
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri otot. Cara bekerjanya
menyerupai otot polos yaitu di luar kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan saraf
otonom). Kerja Fungsi jantung adalah mengatur distribusi darah ke seluruh bagian
tubuh. Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, besarnya kurang lebih sebesar
kepalan tangan pemiliknya. Bagian atasnya tumpul (pangkal jantung) dan disebut
juga basis kordis. Di sebelah bawah agak runcing yang disebut apeks kordis. Letak
jantung di dalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum anterior),
sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada, diatas diafragma, dan
pangkalnya terdapat di belakang kiri antara kosta V dan VI dua jari di bawah
papilla mamae. Pada tempat ini teraba adanya denyutan jantung yang disebut
iktus kordis. Ukurannya kurang lebih sebesar genggaman tangan kanan dan
beratnya kira-kira 250-300 gram.
20 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Gambar 3.1 Anatomi Jantung
Lapisan Jantung
Dinding jantung terutama terdiri dari serat-serat otot jantung yang tersusun
secara spiral dan saling berhubungan melalui diskus interkalatus Lapisan jantung
itu sendiri terdiri dari Perikardium, Miokardium, dan Endokardium. Berikut ini
penjelasan ketiga lapisan jantung yaitu
1) Perikardium (Epikardium)
Epi berarti di atas, cardia berarti jantung, yang mana bagian ini adalah
suatu membrane tipis di bagian luar yang membungkus jantung. Terdiri dari dua
lapisan : a) Perikarduim fibrosum (viseral), merupakan bagian kantong yang
membatasi pergerakan jantung terikat di bawah sentrum tendinium diafragma,
bersatu dengan pembuluh darah besar merekat pada sternum melalui
ligamentum sternoperikardial dan b) Perikarduim serosum (parietal), dibagi
menjadi dua bagian, yaitu Perikardium parietalis membatasi perikarduim
fibrosum sering disebut epikardium, dan Perikarduim fiseral yang mengandung
sedikit cairan yang berfungsi sebagai pelumas untuk mempermudah
pergerakan jantung.
2) Miokardium
Myo berarti "otot", merupakan lapisan tengah yang terdiri dari otot jantung,
membentuk sebagian besar dinding jantung. Serat-serat otot ini tersusun
secara spiral dan melingkari jantung. Lapisan otot ini yang akan menerima
darah dari arteri koroner.
3) Endokardium
Endo berarti "di dalam", adalah lapisan tipis endothelium, suatu jaringan
epitel unik yang melapisi bagian dalam seluruh sistem sirkulasi peredaran
darah.

Modul Fisiologi Manusia


-Untuk Mahasiswa-
Gambar 3.2 Lapisan jantung

Ruang-Ruang Jantung
Organ jantung terdiri atas 4 ruang, yaitu 2 ruang yang berdinding tipis
disebut dengan atrium (serambi), dan 2 ruang yang berdinding tebal yang disebut
dengan ventrikel (bilik). Atrium dan ventrikel jantung ini masing-masing akan
dipisahkan oleh sebuah katup, sedangkan sisi kanan dan kiri jantung akan
dipisahkan oleh sebuah sekat yang dinamakan dengan septum. Septum atau sekat
ini adalah suatu partisi otot kontinue yang mencegah percampuran darah dari
kedua sisi jantung.
a. Atrium
Berikut fungsi dari masing-masing atrium jantung tersebut yaitu :
1. Atrium kanan berfungsi sebagai penampungan (reservoir) darah yang
rendah oksigen dari seluruh tubuh. Darah tersebut mengalir melalui
vena kava superior, vena kava inferior, serta sinus koronarius yang
berasal dari jantung sendiri. Kemudian darah dipompakan ke ventrikel
kanan dan selanjutnya ke paru. Atrium kanan menerima darah de-
oksigen dari tubuh melalui vena kava superior (kepala dan tubuh bagian
atas) dan inferior vena kava (kaki dan dada lebih rendah). Simpul
sinoatrial mengirimkan impuls yang menyebabkan jaringan otot jantung
dari atrium berkontraksi dengan cara yang terkoordinasi seperti
gelombang. Katup trikuspid yang memisahkan atrium kanan dari
ventrikel kanan, akan terbuka untuk membiarkan darah de-oksigen
dikumpulkan di atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan.
2. Atrium kiri menerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru melalui 4
buah vena pulmonalis. Kemudian darah mengalir ke ventrikel kiri dan
selanjutnya ke seluruh tubuh melalui aorta. Atrium kiri menerima darah

22 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
beroksigen dari paru-paru melalui vena paru-paru. Sebagai kontraksi
dipicu oleh node sinoatrial kemajuan melalui atrium, darah melewati
katup mitral ke ventrikel kiri
b. Ventrikel
Berikut adalah fungsi ventrikel yaitu :
1. Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke
paru-paru melalui arteri pulmonalis. Ventrikel kanan menerima darah de-
oksigen sebagai kontrak atrium kanan. Katup paru menuju ke arteri paru
tertutup, memungkinkan untuk mengisi ventrikel dengan darah. Setelah
ventrikel penuh, mereka kontrak. Sebagai kontrak ventrikel kanan,
menutup katup trikuspid dan katup paru terbuka. Penutupan katup
trikuspid mencegah darah dari dukungan ke atrium kanan dan
pembukaan katup paru memungkinkan darah mengalir ke arteri
pulmonalis menuju paru-paru.
2. Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan ke seluruh
tubuh melalui aorta. Ventrikel kiri menerima darah yang mengandung
oksigen sebagai kontrak atrium kiri. Darah melewati katup mitral ke
ventrikel kiri. Katup aorta menuju aorta tertutup, memungkinkan untuk
mengisi ventrikel dengan darah. Setelah ventrikel penuh, dan
berkontraksi. Sebagai kontrak ventrikel kiri, menutup katup mitral dan
katup aorta terbuka. Penutupan katup mitral mencegah darah dari
dukungan ke atrium kiri dan pembukaan katup aorta memungkinkan
darah mengalir ke aorta dan mengalir ke seluruh tubuh.

Katup-Katup Jantung
Katub jantung ini terdiri dari 4 yaitu :
1) Katup Trikuspidalis
Katup trikuspidalis berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Bila
katup ini terbuka, maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju
ventrikel kanan. Katup trikuspid berfungsi mencegah kembalinya aliran darah
menuju atrium kanan dengan cara menutup pada saat kontraksi ventrikel.
Sesuai dengan namanya, katup trikuspid terdiri dari 3 daun katup.
2) Katup Pulmonal
Setelah katup trikuspid tertutup, darah akan mengalir dari dalam ventrikel
kanan melalui trunkus pulmonalis. Trunkus pulmonalis bercabang menjadi arteri
pulmonalis kanan dan kiri yang akan berhubungan dengan jaringan paru kanan
dan kiri. Pada pangkal trunkus pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang
terdiri dari 3 daun katup yang terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi dan

Modul Fisiologi Manusia


-Untuk Mahasiswa-
menutup bila ventrikel kanan relaksasi, sehingga memungkinkan darah
mengalir dari ventrikel kanan menuju arteri pulmonalis.
3) Katup Bikuspid (Bikuspidalis).
Katup bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium kiri
menuju ventrikel kiri. Seperti katup trikuspid, katup bikuspid menutup pada saat
kontraksi ventrikel. Katup bikuspid terdiri dari dua daun katup.
4) Katup Aorta.
Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal aorta.
Katup ini akan membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi sehingga darah
akan mengalir keseluruh tubuh. Sebaliknya katup akan menutup pada saat
ventrikel kiri relaksasi, sehingga mencegah darah masuk kembali kedalam
ventrikel kiri.

Gambar 3.3 Katup Jantung

Siklus Jantung dan Sistem Peredaran Darah Jantung


Siklus jantung termasuk dalam bagian dari fisiologi jantung itu sendiri.
Jantung ketika bekerja secara berselang-seling berkontraksi untuk mengosongkan
isi jantung dan juga berelaksasi dalam rangka mengisi darah kembali. siklus
jantung terdiri atas periode sistol (kontraksi dan pengosongan isi) dan juga periode
diastol (relaksasi dan pengisian jantung). Atrium dan ventrikel mengalami siklus
sistol dan diastol terpisah. Kontraksi terjadi akibat penyebaran eksitasi (mekanisme
listrik jantung) ke seluruh jantung. Sedangkan relaksasi timbul setelah repolarisasi
atau tahapan relaksasi dari otot jantung.

Peredaran Darah Jantung

24 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Peredaran jantung itu terdiri dari peredaran darah besar dan juga peredaran
darah kecil. Darah yang kembali dari sirkulasi sistemik (dari seluruh tubuh) masuk
ke atrium kanan melalui vena besar yang dikenal sebagai vena kava. Darah yang
masuk ke atrium kanan berasal dari jaringan tubuh, telah diambil O2-nya dan
ditambahi dengan CO2. Darah yang miskin akan oksigen tersebut mengalir dari
atrium kanan melalui katup ke ventrikel kanan, yang memompanya keluar melalui
arteri pulmonalis ke paru. Dengan demikian, sisi kanan jantung memompa darah
yang miskin oksigen ke sirkulasi paru. Di dalam paru, darah akan kehilangan CO2-
nya dan menyerap O2 segar sebelum dikembalikan ke atrium kiri melalui vena
pulmonalis. Darah kaya oksigen yang kembali ke atrium kiri ini kemudian mengalir
ke dalam ventrikel kiri, bilik pompa yang memompa atau mendorong darah ke
semus sistim tubuh kecuali paru. Jadi, sisi kiri jantung memompa darah yang kaya
akan O2 ke dalam sirkulasi sistemik. Arteri besar yang membawa darah menjauhi
ventrikel kiri adalah aorta. Aorta bercabang menjadi arteri besar dan mendarahi
berbagai jaringan tubuh.
Peredaran darah jantung terdiri dari 3 yaitu: 1) Arteri koronaria kanan:
berasal dari sinus anterior aorta berjalan kedepan antara trunkus pulmonalis dan
aurikula memberikan cabang-cabangke atrium dekstra dan ventrikel kanan; 2).
Arteri koronaria kiri: lebih besar dari arteri koronaria dekstra dan 3). Aliran vena
jantung: sebagian darah dari dinding jantung mengalir ke atrium kanan melalui
sinus koronarius yang terletak dibagian belakang sulkus atrioventrikularis
merupakan lanjutan dari vena.

Fungsi umum otot jantung


Fungsi umum otot jantung yaitu:1). Sifat ritmisitas/otomatis: secara
potensial berkontraksi tanpa adanya rangsangan dari luar; 2). Mengikuti hukum
gagal atau tuntas: impuls dilepas mencapai ambang rangsang otot jantung maka
seluruh jantung akan berkontraksi maksimal; 3). Tidak dapat berkontraksi tetanik
dan 4). Kekuatan kontraksi dipengaruhi panjang awal otot.

Metabolisme Otot Jantung


Seperti otot kerangka, otot jantung juga menggunakan energy kimia untuk
berkontraksi. Energy terutama berasal dari metabolism asam lemak dalam jumlah
yang lebih kecil dari metabolisme zat gizi terutama laktat dan glukosa. Proses
metabolism jantung adalah aerobik yang membutuhkan oksigen.

Pengaruh Ion Pada Jantung

Modul Fisiologi Manusia


-Untuk Mahasiswa-
1. Pengaruh ion kalium : kelebihan ion kalium pada CES menyebabkan jantung
dilatasi, lemah dan frekuensi lambat.
2. Pengaruh ion kalsium: kelebihan ion kalsium menyebabkan jantung
berkontraksi spastis.
3. Pengaruh ion natrium: menekan fungsi jantung.

Elektrofisiologi Sel Otot jantung


Aktifitas listrik jantung merupakan akibat perubahan permeabilitas
membrane sel. Seluruh proses aktifitas listrik jantung dinamakan potensial aksi
yang disebabkan oleh rangsangan listrik, kimia, mekanika, dan termis. Lima fase
aksi potensial yaitu:
1. Fase istirahat: Bagian dalam bermuatan negative(polarisasi) dan bagian luar
bermuatan positif.
2. Fase depolarisasi(cepat): Disebabkan meningkatnya permeabilitas
membrane terhadap natrium sehingga natrium mengalir dari luar ke dalam.
3. Fase polarisasi parsial: Setelah depolarisasi terdapat sedikit perubahan
akibat masuknya kalsium ke dalam sel, sehingga muatan positif dalam sel
menjadi berkurang.
4. Fase plato(keadaan stabil): Fase depolarisasi diikiuti keadaan stabil agak
lama sesuai masa refraktor absolute miokard.
5. Fase repolarisasi(cepat): Kalsium dan natrium berangsur-angsur tidak
mengalir dan permeabilitas terhadap kalium sangat meningkat.

Sistem Konduksi Jantung


Sistem konduksi jantung meliputi:
1. SA node: Tumpukan jaringan neuromuscular yang kecil berada di dalam
dinding atrium kanan di ujung Krista terminalis.
2. AV node: Susunannya sama dengan SA node berada di dalam septum atrium
dekat muara sinus koronari.
3. Bundle atrioventrikuler: dari bundle AV berjalan ke arah depan pada tepi
posterior dan tepi bawah pars membranasea septum interventrikulare.
4. Serabut penghubung terminal(purkinje): Anyaman yang berada pada
endokardium menyebar pada kedua ventrikel.

26 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Gambar 3.4 Sistim kelistrikan jantung

Curah jantung
Normal, jumlah darah yang dipompakan ventrikel kiri dan kanan sama
besarnya. Jumlah darah yang dipompakan ventrikel selama satu menit disebut
curah jantung (cardiac output). Faktor-faktor utama yang mempengaruhi otot
jantung: 1. Beban awal; 2). Kontraktilitas; 3). Beban akhir serta 4). Frekuensi
jantung. Periode pekerjaan jantung yaitu: 1) Periode systole; 2. Periode diastole
dan 3). Periode istirahat.

Bunyi Jantung
Tahapan bunyi jantung: 1). Bunyi pertama: lup; 2). Bunyi kedua : Dup; 3).
Bunyi ketiga: lemah dan rendah 1/3 jalan diastolic individu muda dan 4). Bunyi
keempat: kadang-kadang dapat didengar segera sebelum bunyi pertama.
(Ganong, 2008; Potter and Perry, 2005; Guyton, 2007; Udjianti, 2010)

B. KOMPOSISI DARAH DAN FUNGSINYA


Darah dibentuk dari 2 bagian yaitu: elemen atau sel-sel darah, dan plasma.
Elemen tersusun atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan
trombosit. Darah adalah jaringan penyambung khusus yang terdiri atas sel-sel dan
banyak irterstitial ekstrasel. Serum darah susunannya sama seperti plasma kecuali
bahwa ia tidak mempunyai fibrinogen dan beberapa faktor-faktor protein yang
diperlukan untuk pembentukan bekuan dan mengandung serotonin yang
jumlahnya bertambah. Darah yang dikumpulkan dan dicegah dari pembekuan
dengan menambahkan antikoagulan (heparin, sitrat, dan sebagainya), bila
disentrifuge akan terpisah, menjadi lapisan-lapisan yang menggambarkan

Modul Fisiologi Manusia


-Untuk Mahasiswa-
heterogenitasnya. Hasil yang diperoleh dengan sedimentasi ini, yang dilakukan
dalam tabung gelas ukuran standard adalah hematokrit.
Hematokrit memungkinkan memperkirakan volume kumpulan eritrosit per
unit volume darah. Nilai normalnya adalah 40-50% pada laki-laki dewasa, 35-45%
pada perempuan dewasa, kira-kira 35% pada anak-anak sampai berusia 20 tahun,
dan 45-60% pada bayi yang baru lahir. Cairan translusen, kekuningan dan sedikit
kental yang terletak di atas bila hematrokrit diukur adalah plasma darah. Bentuk
elemen darah terpisah dalam 2 lapisan yang mudah dibedakan. Lapisan bawah
menyatakan 42-47% seluruh volume darah terdapat dalam tabung hematrokit,
berwarna merah dan dibentuk dari entrosit. Lapisan tepat di atasnya (1% volume
darah) yang berwarna putih atau kelabu, dinamakan buffy coat yang terdiri atas
leukosit dan trombosit. Leukosit, sebagian diantaranya adalah fagositik,
merupakan salah satu dari pertahanan utama terhadap infeksi dan beredar ke
seluruh tubuh melalui system vaskuler darah. Dengan menembus dinding kapiler,
sel-sel ini terkonsentrasi dengan cepat dalam jaringan dan berpartisipasi pada
peradangan. Sistem vaskuler darah juga merupakan alat transport oksigen (O2)
dan karbondioksida (CO2); yang pertama terutama terikat pada hemoglobin
eritrosit, sedangkan yang terakhir, selain terikat pada protein eritrosit (terutama
hemoglobin), juga diangkut dalam bentuk larutan dalam plasma sebagai CO2 atau
dalam bentuk HCO3
Plasma mentransport metabolit-metabolit dari tempat absropsi atau
sintesisnya, menyalurkannya ke berbagai daerah organisma. Ia juga mentransport
sisa-sisa metabolisme, yang dibuang dari darah oleh organ-organ ekskresi. Darah,
merupakan alat distribusi hormon-hormon, memungkinkan pertukaran pesan-
pesan kimia antara organ-organ yang jauh untuk fungsi normal sel. Selanjutnya
berperanan dalam pengaturan distribusi panas dan keseimbangan asam-basa dan
osmotik.

Susunan plasma
Plasma adalah suatu larutan aqueous yang mengandung zat-zat dengan
berat molekul besar dan kecil yang merupakan 10% volumenya. Terdiri atas: 1).
Protein-protein plasma merupakan 7%; 2). Garam-garam anorganik 0,9% dan 3).
Sisanya yang 10% terdiri atas beberapa senyawa organik dari berbagai asal asam
amino, vitamin, hormon, lipid, dan sebagainya. Melalui dinding kapiler plasma
berada dalam keadaan keseimbangan dengan cairan interstitial jaringan. Susunan
plasma biasanya merupakan indicator susunan rata-rata cairan ekstrasel pada
umumnya. Protein-protein plasma dapat dipisahkan pada ultrasentrifuge atau

28 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
dengan elektroforesis menjadi albumin; alfa, beta dan gama globulin; dan
fibrinogen.
Albumin adalah komponen utama dan mempunyai peranan utama
mempertahankan tekanan ostomotik darah. Gama globulin adalah antibodi dan
dinamakan imunoglobulin. Fibrinogen diperlukan untuk pembentukan fibrin dalam
langkah terakhir pembekuan. Beberapa zat yang tidak larut, atau hanya sedikit
larut dalam air dapat ditransport oleh plasma karena mereka berikatan dengan
albumin atau dengan alfa dan beta globulin. Misalnya, lipid tidak larut dalam
plasma, tetapi berikatan dengan bagian hidrofobik molekul protein. Karena molekul
ini juga mempunyai bagian hidrofilik, kompleks lipid-protein larut dalam air. Sel-sel
darah umumnya dipelajari dalam sediaan apus atau sediaan dengan menyebarkan
setetes darah dengan tipis di atas slide mikroskop. Darah harus tersebar rata di
atas slide dan dibiarkan mengering dengan cepat di udara. Pada lapisan seperti ini
sel-sel terlihat dengan jelas dan berbeda satu sama lain. Sitoplasmanya terentang,
sehingga mempermudah observasi inti dan organisasi sitoplasmanya.
(Ganong, 2008; Guyton, 2007)
Elemen-Elemen Darah
1. Eritrosit
Eritrosit mamalia tidak memiliki inti, dan pada manusia berbentuk cakram
bikonkav dengan garis tengah 7,2 m. Eritrosit dengan garis tengah yang lebih
besar dari 9 m dinamakan makrosit, dan yang mempunyai garis tengah kurang
dari 6 m dinamakan mikrosit. Bentuk bikonkav menyebabkan eritrosit mempunyai
permukaan yang luas sehingga mempermudah pertukaran gas. Eritrosit manusia
dapat hidup (life span) dalam sirkulasi sekitar 120 hari. Eritrosit yang tidak
digunakan dibuang dari sirkulasi oleh sel-sel limpa dan sumsum tulang.
Konsentrasi normal eritrosit dalam darah sekitar 4,5-5 juta/L pada wanita
dan 5 juta/L pada pria. Eritrosit kaya akan hemoglobin. Molekul hemoglobin (suatu
conjugated protein) terdiri atas 4 subunit, masing-masing mengandung gugus
heme yang dihubungkan dengan suatu polipeptida. Gugus heme adalah suatu
derivate porfirin yang mengandung besi dalam bentuk ferro (Fe2+).
2. Leukosit
Berdasarkan granula (buitran-butiran) spesifik pada sitoplasmanya, sel-sel
darah putih digolongkan dalam 2 kelompok: granulosit dan agranulosit.
Berdasarkan morfologi inti leukosit juga dapat dibagi dalam sel-sel
polimorfonuklear dan mononuklear dipandang. Selain itu, mereka dapat
digolongkan berdasarkan asal mula sebagai sel-sel mieloid atau limfoid,
tergantung dari asalnya. Granulosit mempunyai bentuk inti tidak teratur, dalam
sitoplasma terdapat granula spesifik yang dinamakan neutrofil, eosinofil, basofil.

Modul Fisiologi Manusia


-Untuk Mahasiswa-
Agranulosit mempunyai inti dengan bentuk teratur, sitoplasma tidak mempunyai
granulagranula nonspesifik, tetapi mungkin mempunyai granula-granula
nonspesifik khas seperti granula azurofilik yang juga terdapat dalam leukosit
lainnya. Tergantung pada bentuk intinya dan sifat pewarnaan sitoplasma,
agranulosit dapat digolongkan sebagai limfosit atau monosit. Leukosit berperanan
dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap zat-zat asing. Bila
tersuspensi dalam sirkulasi darah mereka berbentuk sferis tetapi mampu berubah
menjadi seperti amoeba bila menemukan substrat padat. Melalui proses diapedesis
leukosit dapat meninggalkan kapiler dengan menerobos antara sel-sel endotel dan
menembus ke dalam jaringan penyambung. Jumlah leukosit dalam jaringan
penyambung demikian banyak sehingga dianggap merupakan komponen seluler
normal jaringan tersebut. Jumlah leukosit per mikroliter (L) darah pada orang
dewasa normal adalah 4-11 ribu.
a. Neutrofil
Neutrofil memiliki satu inti yang terdiri atas 2-5 lobus (bersegmen) biasanya
3 lobus satu sama lain saling dikaitkan oleh benang-benang halus kromatin.
Neutrofil berperan didalam garis depan pertahanan seluler terhadap invasi
kuman-kuman. Neutrofil mengfagosit partikel-partikel kecil dengan aktif, dan
hal ini mungkin disebabkan spesialisasi membrannya untuk proses ini. Sel-
sel yang tidak aktif berbentuk sferis, tetapi waktu beredar bentuknya
berubah, dimana bermigrasi dengan pseudopodia.
b. Eosinofil
Eosinofil jumlahnya jauh lebih sedikit daripada neutrofil, hanya 1- 4%
leukosit dalam darah normal. Inti biasanya berlobus dua. Ciri khas eosinofil
adalah adanya granula ovoid yang diwarnai merah oleh eosin (granula
asidofilik). Eosinofil mampu melakukan gerakan amoeboid dan mampu
melakukan fagositosis, walaupun fagositosisnya lebih lambat tetapi lebih
selektif daripada neutrofil. Fungsi eosinofil untuk melakukan fagositosis
selektif terhadap kompleks antigen-antibodi. Infeksi oleh parasit.
c. Basofil
Jumlah basofil hanya 0-1% dari leukosit darah. Basofil mempunyai satu inti
besar dengan bentuk pilinan ireguler, umumnya dalam bentuk huruf S.
Sitoplasma basofil terisi oleh granula-granula yang lebih besar daripada
granula yang terdapat dalam granulosit lainnya. Granula-granula ini
bentuknya ireguler. Dalam keadaan tertentu, basofil merupakan jenis sel
utama pada tempat peradangan. Keadaan ini dinamakan hipersensitivitas
kulit (alergi) basofil. Seperti granulosit lainnya, basophil mampu bergerak

30 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
amoeboid dan melakukan fagositosis, walaupun dalam hal ini tidak sangat
aktif.
d. Limfosit
Limfosit merupakan sel sferis dengan garis tengah 6-8 m, dikenal sebagai
limfosit kecil. Sitoplasma limfosit kecil sedikit sekali, dan pada sediaan apus
darah tampak sebagai lingkaran sekitar inti. Klasifikasi limfosit berdasarkan
tanda-tanda molekuler khusus pada permukaan membran sel- sel tersebut.
Beberapa diantaranya membawa reseptor seperti imunoglobulin yang
mengikat antigen spesifik pada membrannya yang tidak terdapat pada
lainnya, dan mereka juga menunjukkan perbedaan letak dan kelas
imunoglobulin yang mereka kandung. Terdapat pembagian fungsi limfosit.
Sel-sel prekursor yang terdapat dalam sumsum tulang pada kehidupan fetus
yang lanjut dan postnatal mampu mengadakan perbedaan dan menjadi sel-
sel imunokompeten pada tempat-tempat di luar sumsum tulang. Pada
burung, diferensiasi ini terjadi dalam 2 tempat yang berbeda : bursa
Fabricius dan timus. Bursa Fabricius merupakan suatu massa jaringan limfoid
dalam kloaka burung progenitor limfosit berdiferensiasi menjadi sel-sel
plasma, yang menghasilkan antibodi imunoglobulin terhadap antigen
spesifik. Mereka berperanan dalam kekebalan humoral tubuh. Limfosit-
limfosit ini dinamakan limfosit B (bursa-dependent). Pada mamalia, bursa
Fabricius tidak ada, tetapi sel-sel progenitor sumsum berdiferensiasi menjadi
sel-sel B dalam daerah yang bursa equivalen, suatu daerah yang belum
diketahui dengan pasti yang dihubungkan dengan saluran pencernaan atau
dengan sumsum tulang itu sendiri. Sel plasma dan sel memori yang dapat
menghasilkan antibodi (immunoglobulin). Timus, undifferentiated
lymphosites yang berasal dari sumsum tulang dirangsang menjadi sel-sel
progenitor yang berfungsi dalam kekebalan seluler organisma. Limfosit-
limfosit ini dinamakan limfosit T (Thymus dependent). Timus dan bursa
ekuivalen pada mamalia dinamakan organ limfoid sentral, dan limfosit
berdiferensiasi dalam daerah-daerah koloni organ tubuh lain ini di mana
jaringan limfoid ditemukan berkapsul, difus, atau dalam bentuk organ.
Dalam darah, sebagian besar limfosit adalah sel-sel T dan bertanggung
jawab terhadap reaksi-reaksi imun yang diperantarai sel tidak tergantung
pada antibodi yang beredar bebas. Penolakan cangkokan adalah suatu
contoh reaksi imun yang diperantarai sel. Pada jenis respon imun ini.
Limfosit T langsung mengikat sel-sel asing dan menghasilkan faktor-faktor
yang bekerja pada cangkokan sel yang terdapat di sekitarnya. Berdasarkan
alasan ini, reaksi-reaksi yang diperantarai sel yang berlangsung bila limfosit

Modul Fisiologi Manusia


-Untuk Mahasiswa-
T itu sendiri terdapat mengeluarkan faktor-faktor tersebut dalam lingkungan
sekitarnya. Limfosit T memegang peranan penting dalam penentuan tipe
dan jumlah antibodi yang dihasilkan oleh beberapa limfosit B. Limfosit B
menimbulkan memory cells. Ini adalah limfosit yang sebelumnya telah
terkena antigen tetapi tidak berdiferensiasi menjadi sel-sel plasma. Bila
mereka kelak mengadakan kontak dengan antigen yang sama lagi, selsel
yang teraktivitas ini dengan cepat membelah beberapa kali secara mitosis
dan menghasilkan sel-sel plasma yang mensintesis antibodi terhadap
antigen. Memory cells menerangkan mengapa penyuntikan ke dua antigen
diikuti oleh suatu pembentukan antibodi yang lebih tinggi dan lebih cepat
daripada penyuntikan pertama. Memory cells juga berasal dari limfosit T,
yang juga bereaksi dan proliferasi setelah kontak dengan suatu antigen
yang sebelumnya pernah berkontak. Ringkasnya, limfosit T dan B keduanya
berperanan dalam immunologic memory.
e. Monosit
Agranulosit yang berasal dari sumsum tulang ini mempunyai garis tengah
yang berkisar dari 9-12 m. Inti oval, berbentuk tapal kaki kuda, atau
berbentuk ginjal dan umumnya terletak konsentris. Sitoplasma monosit
adalah basofilik dan sering kali mengandung granula azurofilik yang sangat
halus, sebagian diantaranya dalam batas-batas resolusi mikroskop optik.
Granula-granula ini dapat tersebar di seluruh sitoplasma, memberikan warna
abu-abu kebiru-biruan pada sediaan hapus yang diwarnai. Granula azurofilik
monosit adalah lisosom. Aparatus Golgi yang berkembang dengan baik
berperanan dalam sintesis granula-granula yang menyerupai lisosom
terdapat dalam sitoplasma. Biasanya ditemukan mikrofilamen dan
mikrotubulus pada daerah dekat identasi inti. Ditemukan banyak mikrovilli
dan vesikel-vesikel pinositotik pada permukaan sel. Monosit ditemukan
dalam darah, jaringan penyambung, dan rongga-rongga tubuh. Mereka
tergolong sistem fagositik mononuklear (sistem retikuloendotel) dan
mempunyai tempat-tempat reseptor pada permukaan membrannya untuk
imunoglobulin dan komplemen. Monosit beredar melalui aliran darah dan
mampu menembus dinding kapiler, masuk ke dalam jaringan penyambung,
dan berdiferensiasi menjadi sel-sel fagositik sistem makrofag.
3. Trombosit
Kepingan darah (trombosit) adalah sel tak berinti, berbentuk cakram dengan
garis tengah 2-5 m. Keping darah berasal dari pertunasan sel raksasa berinti
banyak megakariosit yang terdapat dalam sumsum tulang. Jumlah normal berkisar
dari 150.000 300.000 L darah. Sebagai indikator demam berdarah dengue

32 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
(DBD). Setelah masuk aliran darah, kepingan darah mempunyai masa hidup sekitar
8 hari. Fungsinya untuk penjendalan darah. Mekanismenya: Setelah pembuluh
darah pecah, tombosit pecah dalam daerah cedera mengeluarkan granula yang
mengandung serotonin. Serotonin akan menyebabkan mengakibatkan
vasokonstriksi kontraksi otot polos vaskuler, menghambat atau menghentikan
aliran darah dalam daerah cedera. Trombosit dengan mudah melekat pada kolagen
yang terbuka pada tempat cedera dan, bersamaan dengan kerusakan sel-sel
endotel, mengeluarkan enzim tromboplastin (trombokinase). Dalam suatu
rangkaian reaksi, tromboplastin secara enzimatik mengubah protombin plasma
menjadi trombin, yang selanjutnya mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Protrobin
dan fibrinogen keduanya disintesis oleh hati dan dikeluarkan ke dalam darah.
Setelah pembentukannya, fibrin berpolimerisasi menjadi matriks fibriler yang
menangkap trombosit-trombosit dan sel-sel darah dan menimbulkan sumbatan
hemostatik, dasar dari bekuan darah (trombus). Trombosit juga mengeluarkan
trombotenin, suatu protein kontraktil yang digabungkan dalam bekuan dan
menyebabkan retraksi bekuan. Lisosom trombosit selanjutnya dapat memegang
peranan dalam lisis bekuan setelah penyembuhan.

C. MACAM DAN SIFAT PEMBULUH DARAH


Sistem vaskuler memiliki peranan penting pada fisiologi kardiovaskuler
karena berhubungan dengan mekanisme pemeliharaan lingkungan internal.
Bagian- bagian yang berperan dalam sirkulasi: 1). Arteri mentranspor darah di
bawah tekanan tinggi ke jaringan; 2). Arteriola, cabang kecil dari sistem arteri yang
berfungsi sebagai kendali ketika darah yang dikeluarkan ke dalam kapiler; 3).
Kapiler , tempat pertukaran cairan, zat makanan dan elektrolit, hormone dan
bahan lainnya antara darah dan cairan interstitial; 4). Venula yaitu mengumpulkan
darah dari kapiler secara bertahap dan 5). Vena yaitu saluran penampung
pengangkut darah dari jaringan kembali ke jantung.
Kecepatan aliran darah ditentukan oleh perbedaan tekanan antara kedua
ujung pembuluh darah. Pembuluh darah dan aliran arteri adalah: 1). Aliran darah
dalam pembuluh darah; 2). Tekanan darah arteri : Sistolik, diastolic, nadi, dan
darah rata-rata; 3). Gelombang nadi; 4). Analisis gelombang nadi: dapat di nilai
dari: frekuensi gelombang nadi, irama denyut nadi, amplitude dan ketajaman
gelombang; 5). Faktor yang mempengaruhi tekanan darah arteri.
Sedangkan Pembuluh dan Aliran Vena Yaitu: 1). Tekanan Vena: biasanya
sangat rendah; 2). Gelombang denyut vena: perubahan tekanan dan volume; 3).
Kurva denyut nadi: vena jugularis eksterna dengan cara non invasive; 4).

Modul Fisiologi Manusia


-Untuk Mahasiswa-
Kecepatan aliran darah vena dan 5). Factor yang mempengaruhi kecepatan aliran
darah vena serta 6). Pengaruh gravitasi pada tekanan darah vena
(Guyton, 2007; David and Lois, 2006)

D. SISTEM LIMFATIKUS
Sistem Fagosit Monokuler (Sistem Retikuloendotel, RES)
Sel-sel sistem fagosit mononuklear yang mempunyai tempat-tempat
reseptor bagi imunoglobulin pada membran plasmanya, berasal dari sumsum
tulang dalam bentuk promonosit dan monosit. Apakah sel-sel mikroglia jaringan
syaraf sebaiknya dimasukkan sebagai bagian dari sistem fagositik mononuklear
masih belum pasti. Sel-sel fagositik bulat yang ditemukan dalam jaringan syaraf
yang meradang diduga berasal dari sel-sel mikroglia, tetapi pandangan ini tidak
diterima secara universal. Sebagian besar bukti menunjukkan bahwa sel-sel
fagositik ini adalah makrofag yang berasal dari monosit darah yang bermigrasi
melalui dinding pembuluh darah.

Sistem Limfe
Sistem limfe tersusun atas:
1) Saluran-saluran berujung buntu, kapiler-kapiler limfe yang lambat laun
beranastomosis dalam pembuluh-pembuluh yang secara teratur ukurannya
bertambah dan berakhir pada sistem vaskuler darah, bermuara ke dalam
venavena besar dekat jantung.
2) Fungsi dari limfe adalah untuk mengembalikan cairan dari pada ruang-ruang
jaringan ke dalam darah, yang pada penembusan kapiler-kapiler limfe
menambah pembentukan bagian cair limfe dan dengan melewatkan melalui
organ-organ limfoid, menambah limfosit dan faktor-faktor imunologis lain ke
dalam sirkulasi.
Sistem Limfoid
Sistem limfoid terdiri atas sel-sel dan organ-organ yang melindungi
lingkungan interna dari invasi dan kerusakan oleh zat-zat asing, sehingga sel-sel
sistem ini dikenal sebagai sel-sel imunokompeten, karena mempunyai kemampuan
membedakan miliknya sendiri dari yang bukan miliknya sendiri (benda-benda
asing) dan menyelenggarakan inaktivasi atau destruksi benda-benda asing. Sistem
ini terdiri atas sel-sel yang bergerak dan menetap. Limfosit dan makrofag
merupakan sel-sel utama yang bergerak, sedangkan retikuloendotel dan sel-sel
plasma adalah unsur utama sel yang menetap. Organ-organ limfatik umumnya
terdiri atas jaringan penyambung yang diliputi jala-jala sel dan serabut-serabut

34 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
retikuler di mana di dalamnya terdapat limfosit, sel-sel plasma, makrofag, dan
dalam arti yang lebih sempit, sel-sel imunokompeten lainnya.
Sistem imun terdiri atas organ limfatik (timus, limpa, tonsil, kelenjar limfe),
limfosit darah dan cairan limfe, dan kumpulan limfosit dan sel-sel plasma yang
tersebar di seluruh jaringan penyambung tetapi paling menyolok pada pembatas
saluran pencernaan dan pernapasan. Sistem ini melindungi tubuh terhadap benda-
benda asing (bukan miliknya sendiri) yang menembus barier pertahanan lain
(misalnya, kulit) dan masuk sebagai molekul-milekul bebas atau sebagai bagian
dari mikroorganisme invasif. Ia juga mengenal struktur-struktur yang menyimpang
dari kebiasaan yang bukan miliknya sendiri yang berasal dalam tubuh seperti sel-
sel maligna. Akibat dari makromolekul yang tidak biasa ini (bukan milik sendiri)
sistem ini menimbulkan reaksi imun.

Jaringan Limfoid
Noduli limfatisijuga dinamakan folikel-folikel limfatikdapat ditemukan
terisolasi dalam jaraingan penyambung jarang beberapa jaringan, terutama dalam
lamina prpria saluran pencernaan, saluran pernapasan bagian atas, dan saluran
kemih. Noduli tidak mempunyai kapsul jaringan penyambung dan dapat ditemukan
dalam kelompokan yang membentuk timbunan seperti agmen Peyer dalam ileum.
Nodulus adalah struktur sementara dan dapat menghilang dan timbul kembali
pada tempat yang sama. Tiap-tiap noduli limfatisi adalah suatu struktur bulat yang
dapat mempunyai garis tengah 0,2-1 mm. Pada potongan histologis, noduli sangat
diwarnai oleh hematoksilin sebagai akibat adanya limfosit dalam jumlah yang
banyak, mempunyai inti basofilik dengan kromatin padat dan korona dari
sitoplasma basofilik yang sempit. Bagian dalam nodulus sering menunjukkan
daerah yang lebih pucat pada pewarnaan yang dinamakan sentrum germinativum.
Perbedaan dalam pewarnaan pada sentrum germinativum ini disebabkan karena
adanya limfosit yang aktif (imunoblast) yang menunjukkan sitoplasma yang
banyak, berwarna pucat pada pewarnaan dan inti yang besar, aktif, eukromatik;
berdasarkan alasan ini, berbeda dengan limfosit yang lebih kecil yang mempunyai
inti yang lebih gelap dan menyolok di pinggir nodulus, yang tidak berbatas jelas.
Sekarang, banyak sel-sel dalam sentrum germinativum dapat menunjukkan
gambaran mitosis. Adanya sentrum germinativum dapat timbul dan hilang dari
nodulus sesuai dengan tingkat fungsionalnya. Dalam nodulus yang fase
kematangannya berbeda, terdapat sel-sel bebas yang menyolok, terutama
limfoblast; limfosit kecil, sedang, dan besar; imunoblast; dan sel-sel plasma.
Aktivitas nodulus limfatikus tergantung pada beberapa faktor termasuk efek flora
bakteri. Pada binatang yang diletakkan dalam keadaan steril, noduli dengan

Modul Fisiologi Manusia


-Untuk Mahasiswa-
sentrum germinativum jarang ditemukan. Keadaan yang berlawanan terjadi pada
beberapa infeksi, di mana pembentukan limfosit meningkat dan sentrum
germinativum sering ditemukan. Pada bayi yang baru lahir serta pada binatang
yang tumbuh dalam lingkungan aseptik, noduli limfatisi sangat jarang, yang
menunjukkan bahwa pembentukannya tergantung pada rangsang antigenik. Pada
peradangan lokal, terdapat peningkatan jumlah noduli limfatisi yang dekat dengan
tempat yang meradang, dan sebagian besar noduli mempunyai sentrum
germinativum.

Kelenjar Limfe
Kelenjar limfe adalah organ berkapsul yang berbentuk seperti kacang yang
terdiri atas jaringan limfoid. Kelenjar limfe tersebar di seluruh tubuh, sepanjang
perjalanan pembuluh limfe yang membawa cairan limfe ke dalam duktus
thoracicus dan duktus limphaticus dexter. Kelenjar limfe ditemukan dalam axilla
dan sktrotum, sepanjang pembuluh-pembuluh besar leher, dan dalam jumlah besar
dalam thorax, abdomen dan khususnya dalam mesenterium. Kelenjar limfe terdiri
atas serangkaian garis-garis filter, di mana semua cairan jaringan yang berasal
dari cairan limfe difiltrasi paling tidak pada satu kelenjar, sebelum ia kembali ke
sistem sirkulasi. Kelenjar limfe berbentuk ginjal mempunyai bagian yang konveks
dan suatu depresi, hilus, melalui mana arteri dan syaraf menembus menembus
dan vena meninggalkan organ. Cairan limfe menembus kelenjar limfe melalui
pembuluh limfe aferen yang masuk pada permukaan konfeks organ, dan cairan
limfe ke luar melalui pembuluh limfe eferen hilus. Tiap nodus limfatikus
mempunyai bagian korteks dan medula. Korteks nodus limfatikus mengandung
kelompokan limfosit dan sel-sel retikuler yang padat, yang dikenal sebagai noduli
limfatisi.
Di samping daerah korteks dan medula yang merupakan 2 daerah yang
secara klasik dikemukakan, terdapat zona parakorteks, secara morfologis sukar
didefinisikan tetapi secara fungsional jelas. Pada dasarnya, zona parakorteks terdiri
atas jaringan limfoid padat yang terletak pada daerah juxtamedula (yaitu pada
perbatasan koerteks dan medula). Limfosit zona parakortekslimfosit T
mempunyai sifat-sifat khusus yang membuat berbeda dari limfosit-limfosit nodus
limfatikus lainnya, limfosit B.

Tonsila
Tonsila adalah organ yang terdiri atas sekelompok jaringan limfoid berkapsul
tidak sempurna yang terletak di bawah tetapi bersentuhan dengan epitel usus.
Menurut lokasinya, tonsila dalam mulut dan pharynx dinamakan tonsila palatina,

36 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
tonsila pharyngea, dan tonsils lingualis. Pada usus, noduli limfatisi yang terletak
dibawah epitel usus merupakan satu bentuk tonsila usus yang dikenal sebagai
agmen Peyer. Appendix vermifornis, juga terdiri atas noduli limfatisi yang
berhubungan dengan epitel, menggambarkan bentuk tonsila usus lain. Berbeda
dengan nodus limfatikus, tonsila tidak terletak sepanjang perjalanan
pembuluhpembuluh limfe. Tonsila menghasilkan limfosit, banyak diantara
menembus epitel dan terkumpul dalam mulut, pharynx, dan usus. 1). Tonsila
palatina, terdiri atas 2 buah yang terletak pada pars oralis pharynx; 2). Tonsila
pharingea, tunggal yang terletak pada bagian superoposterior pharynx dan 3).
Tonsila lingualis lebih kecil dan lebih banyak daripada tonsila lain, terletak pada
dasar lidah.

Timus
Timus merupakan organ limfoid utama yang terletak didekat mediastinum
kira-kira setinggi pembuluh-pembuluh besar jantung. Timus terdiri atas
lobuluslobulus tidak sempurna, tidak memiliki pembuluh limfe aferen atau nodulus
limfatikus. Tiap-tiap lobulus mempunyai zona perifer dari jaringan limfoid korteks
yang terdiri atas kelompokan timosit atau limfosit T. Pada zona korteks terdapat
limfosit-limfosit kecil, bagian ini merupakan tempat yang sangat aktif dalam
pembentukan limfosit. Disamping sel-sel tersebut, timus mempunyai sedikit sel-sel
retikuler mesenkim dan banyak makrofag. Pada zona medula banyak ditemukan
limfoblas-limfoblas, limfosit-limfosit muda, dan sel-sel retikuler. Medula juga
mengandung badan-badan Hassel, yang merupakan gambaran khas timus. Badan-
badan Hassel terdiri atas lapisan-lapisan konsentris dari sel-sel retikuler epitel.

Limpa
Limpa merupakan sekumpulan jaringan limfoid. Pada manusia limpa
merupakan organ limfatik terbesar dalam sistem sirkulasi, memiliki banyak sel-sel
fagositik, tempat pertahanan yang penting terhadap mikroorganisme yang
menembus sirkulasi dan tempat destruksi banyak sel-sel darah merah. Struktur
umum: Pada preparat limpa tampak bercak-bercak putih dalam parenkim yang
merupakan nodulus limfatikus bagian dari pulpa putih. Nodulus-nodulus yang
terdapat di dalam jaringan merah (gelap), banyak mengandung darah, dinamakan
pulpa merah. Pulpa limpa terdiri atas jaringan penyambung yang mengandung
serabut-serabut retikuler, sel-sel retikuler dan makrofag. Pulpa putih terdiri atas
jaringan limfatik. Seperti halnya pada jaringan limfatik pada umumnya, sel-sel
retikuler dan serabut-serabut retikuler keduanya ditemukan dan membentuk jala-
jala 3-dimensi dan ditempati oleh limfosit-limfosit dan makrofag. Pulpa merah

Modul Fisiologi Manusia


-Untuk Mahasiswa-
adalah jaringan retikuler dengan sifat-sifat khusus, pulpa merah sebenarnya
merupakan spon, rongga-rongga yang terdiri atas sinusoidsinusoid. Pulpa merah
limpa mengandung makrofag, limfosit, sel-sel plasma, dan banyak unsur-unsur
darah (eritrosit, trombosit, dan granulosit).
(David and Lois, 2006)

38 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
PERTEMUAN IV
FISIOLOGI RESPIRASI

Sub Capaian Pembelajaran MK: Mahasiswa mampu memahami fisiologi


pernafasan mulai dari alat-alat pernafasan,
mekanisme pernafasan dan gangguan pernafasan

A. PENDAHULUAN
Pernafasan adalah suatu proses yang melibatkan pertukaran oksigen dan
karbon dioksida antara organisme hidup dan lingkungannya.Ventilasi atau bernafas
adalah proses pemasukan ke dan pengeluaran udara dari paru secara bergantian
sehingga udara alveolus lama yang telah ikut serta dalam pertukaran O2 dan CO2
dengan darah kapiler paru dapt ditukar dengan udara atmosfer segar. Fungsi
utama pernafasan adalah memperoleh O2 untuk digunakan oleh sel tubuh dan
untuk mengeluarkan CO2 yang diproduksi oleh sel.
Respirasi mencakup dua proses yang terpisah tetapi berkaitan:1)Respirasi
internal dan 2) Respirasi eksternal. Respirasi internal merujuk kepada proses-
proses metabolik intrasel yang dilakukan di dalam mitokondria, yang
menggunakan O2 dan menghasilkan CO2 selama proses mengambil energy dari
molekul nutrien. Respirasi eksternal merujuk kepada seluruh rangkaian kejadian
pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan eksternal dan sel tubuh. Sistem
respirasi mencakup saluran nafas yang menuju paru, paru itu sendiri, dan struktur-
struktur dada yang berperan menyebabkan aliran udara masuk dan keluar paru
melalui saluran nafas. Udara cenderung mengalir dari area dengan tekanan tinggi
ke area dengan tekanan rendah, yaitu menuruni gradien tekanan. Udara mengalir
masuk dan keluar paru selama tindakan bernafas karena berpindah mengikuti
gradien tekanan antara alveolus dan atmosfer yang berbalik arah secara
bergantian dan ditimbulkan oleh aktivitas siklus otot pernafasan.

Modul Fisiologi Manusia


-Untuk Mahasiswa-
Gambar 4.1 Sistem saluran pernafasan
B. FUNGSI PERNAFASAN
Pernafasan atau ekspirasi adalah menghirup udara dari luar yang
mengandung O2 (oksigen) kedalam tubuh serta menghembuskan udara yang
banyak mengandung CO2 (karbon dioksida) sebagai sisa dari oksidasi keluar
tubuh. Penghisapan ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi.
Fungsi pernafasan adalah 1). Mengambil oksigen kemudian dibawa oleh darah
keseluruh tubuh (sel-selnya) untuk mengadakan pembakaran; 2). Mengeluarkan
karbon dioksida yang terjadi sebagai sisa pembakaran, kemudian dibawa oleh
darah ke paru-paru untuk dibuang (karena tidak berguna lagi oleh tubuh), dan 3).
Melembabkan udara.
Pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara darah dan udara
berlangsung di alveolus paru-paru. Pertukaran tersebut diatur oleh kecepatan dan
di dalamnya aliran udara timbal balik (pernafasan), dan tergantung pada difusi
oksigen dari alveoli ke dalam darah kapiler dinding alveoli. Hal yang sama juga
berlaku untuk gas dan uap yang terhirup paru-paru merupakan jalur masuk
terpenting dari bahan-bahan berbahaya lewat udara pada paparan kerja.
Proses sistem pernafasan atau sistem respirasi berlangsung dengan
beberapa tahap yaitu : 1). Ventilasi yaitu pergerakan udara ke dalam dan keluar
paru; 2). Pertukaran gas dalam alveoli dan darah atau disebut pernapasan luar; 3).
Transportasi gas melalui darah; 4). Pertukaran gas antara darah dengan sel-sel
jaringan atau disebut pernapasan dalam dan 5). Metabolisme penggunaan O2 di
dalam sel serta pembuatan CO2 yang disebut pernapasan seluler.
(Guyton, 2007)

C. ORGAN-ORGAN SALURAN PERNAFASAN

40 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Secara fungsional (faal) saluran pernafasan dapat dibagi menjadi dua
bagian, yaitu:
1. Zona Konduksi
Zona konduksi berperan sebagai saluran tempat lewatnya udara
pernapasan, serta membersihkan, melembabkan dan menyamakan suhu udara
pernapasan dengan suhu tubuh. Disamping itu zona konduksi juga berperan pada
proses pembentukan suara. Zona konduksi terdiri dari hidung, faring, trakea,
bronkus, serta bronkioli terminalis.
a. Hidung
Rambut, zat mucus serta silia yang bergerak kearah faring berperan sebagai
system pembersih pada hidung. Fungsi pembersih udara ini juga ditunjang oleh
konka nasalis yang menimbulkan turbulensi aliran udara sehingga dapat
mengendapkan partikel-partikel dari udara yang seterusnya akan diikat oleh zat
mucus. System turbulensi udara ini dapat mengendapkan partikel-partikel yang
berukuran lebih besar dari 4 mikron. Hidung merupakan tempat keluar
masuknya udara pernapasan.Udara masuk melalui lubang hidung menuju
rongga hidung . Didalam rongga hidung terdapat rambut hidung dan selaput
lender.Rambut hidung dan selaput lender berfungsi menyaring udara yang
masuk agar bebas dari debu dan kuman. Dengan demikian, udara yang kita
hirup bersih dari kotoran, debu, maupun kuman penyakit. Didalam hidung udara
juga mengalami penyesuaian suhu dan kelembapan.
b. Faring
Faring merupakan bagian kedua dan terakhir dari saluran pernapasan
bagian atas. Faring terbagi atas tiga bagian yaitu nasofaring, orofaring, serta
laringofaring. Pangkal tenggorokan kita terdiri dari katup epiglottis dan tulang-
tulang yang rawan yang membentuk jakun. Didalam jakun terdapat selaput
suara yang akan menimbulkan suara saat-saat kita melakukan pembicaraan.
Dalam keadaan normal katup ini akan selalu terbuka. Akan tetapi, jika ada
makanan atau minuman yang masuk melalui kerongkongan maka katup ini akan
tertutup.
c. Trakea
Trakea berarti pipa udara. Trakea dapat juga dijuluki sebagai 41ystem4141r-
muko-siliaris karena silia pada trakea dapat mendorong benda asing yang terikat
zat mucus kearah faring yang kemudian dapat ditelan atau dikeluarkan. Silia
dapat dirusak oleh bahan-bahan beracun yang terkandung dalam asap rokok.
Batang tenggorokan terletak disebelah depan Kerongkongan. Batang
tenggorokan yang tersusun atas tulang tulang rawan ini selalu dalam keadaan
terbuka sehingga setiap saat mendukung kegiatan pernafasan. Di bagian dalam

Modul Fisiologi Manusia


-Untuk Mahasiswa-
batang tenggorokan terdapat rambut getar yang berfungsi untuk menahan dan
mengeluarkan kotoran-kotoran agar tidak masuk ke dalam paru-paru. Batang
tenggorokan ini bercabang dua, satu menuju paru-paru kanan sedangkan yang
lainnya menuju paru-paru kiri.
b. Bronki atau bronkioli
Struktur bronki primer masih serupa dengan struktur trakea. Akan tetapi
mulai bronki sekunder, perubahan struktur mulai terjadi. Pada bagian akhir dari
bronki, cincin tulang rawan yang utuh berubah menjadi lempengan-lempengan.
Pada bronkioli terminalis struktur tulang rawan menghilang dan saluran udara
pada daerah ini hanya dilingkari oleh otot polos. Struktur semacam ini
menyebabkan bronkioli lebih rentan terhadap penyimpatan yang dapat
disebabkan oleh beberapa 42ystem. Bronkioli mempunyai silia dan zat mucus
sehingga berfungsi sebagai pembersih udara. Bahan-bahan debris di alveoli
ditangkap oleh sel makrofag yang terdapat pada alveoli, kemudian dibawa oleh
lapisan mukosa dan selanjutnya dibuang.
Posisi paru-paru berada didalam rongga dada. Antara rongga dada dengan
rongga perut terdapat sekat yang disebut dengan diafragma. Paru-paru terbagi
dalam dua bagian, yaitu: (1) Paru-paru kanan yang terdiri dari tiga gelambir
(lobus), dan (2) Paru-paru kiri yang terdiri atas dua gelambir. Paru-paru
terbungkus oleh selaput Paru-paru yang disebut dengan pleura. Paru-paru
memiliki gelembung gelembung halus yang berisi udara yang disebut dengan
gelembung paru-paru atau dikenal dengan istilah alveolus. Jumlah alveolus
didalam paru-paru manusia sekitar 300 juta dengan keseluruhan luas perukaan
sekitar 80 meter persegi. Alveolus tersebut diliputi dengan kapiler-kapiler darah
yang membentuk 42ystem42. Itulah sebabnya paru-paru terlihat seperti spons
yang berwarna merah muda. Melalui pernafasan yang kita lakukan setiap saat,
Maka didalam alveolus terjadi pertukaran gas. Pertukaran gas tersebut terjadi
dengan cara menembus dinding alveolus yang sangat tipis,lalu oksigen masuk
kedalam pembulu-pembulu kapiler darah. Selanjutnya oksigen diikat oleh
hemoglobin yang ada didalam sel darah merah sehingga membentuk
oksihemoglobin. Oksihemoglobin itulah yang diedarkan keseluruh bagian tubuh
manusia. Ciri darah yang mengandung oksihemoglobin adalah berwarna merah
cerah.
Oksigen yang diserap melalui pernafasan diperlukan untuk oksidasi sel.
Karbondioksida yang di hasilkan pada proses oksidasi akan diangkut oleh darah
dan dibawa menuju paru-paru. Lalu didalam paru-paru karbon dioksida tersebut
akan dihembuskan keluar melalui pernafasan kita. Setiap kamu bernafas, udara
segar yang mengandung oksigen masuk ke paru-paru. Oksigen kemudian

42 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Pada waktu yang
bersamaan, karbon dioksida di keluarkan dari dalam tubuh melalui paru-paru.
Tubuh manusia memerlukan asupan oksigen. Oksigen digunakan untuk melepas
43ystem dari makanan. Energi tersebut dimanfaatkan oleh tubuh untuk
pertumbuhan dan perkembangan.
2. Zona Respiratorik
Zona respiratorik terdiri dari alveoli, dan struktur yang berhubungan.
Pertukaran gas antara udara dan darah terjadi dalam alveoli. Selain struktur diatas
terdapat pula struktur yang lain, seperti bulu-bulu pada pintu masuk yang penting
untuk menyaring partikel-partikel yang masuk. Sistem pernafasan memiliki
43ystem pertahanan tersendiri dalam melawan setiap bahan yang masuk yang
dapat merusak.
(Guyton, 2007; Ganong, 2008; Despopoulos and Silbernagi, 2003; Michael,
2003)

D. MEKANIKA PERNAFASAN
Bernapas berarti melakukan inspirasi dan ekskresi secara bergantian,
teratur, berirama dan terus menerus. Bernapas merupakan gerak reflek yang
terjadi pada otot-otot pernapasan. Reflek bernapas ini diatur oleh pusat
pernapasan yang terletak di dalam sumsum penyambung (medulla oblongata).
Oleh karena seseorang dapat menahan, memperlambat atau mempercepat
napasnya, ini berarti bahwa reflex napas juga di bawah pengaruh korteks serebri.
Pusat pernapasan sangat peka terhadap kelebihan kadar karbon dioksida dalam
darah dan kekurangan oksigen dalam darah.
Proses terjadinya pernapasan terbagi 2 yaitu :
1. Inspirasi (menarik napas)
Inspirasi adalah proses yang aktif, proses ini terjadi bila tekanan intra
pulmonal (intra alveol) lebih rendah dari tekanan udara luar. Pada tekanan biasa,
tekanan ini berkisar antara -1 mmHg sampai dengan -3 mmHg. Pada inspirasi
dalam tekanan intra alveoli dapat mencapai -30 mmHg. Menurunnya tekanan intra
pulmonal pada waktu inspirasi disebabkan oleh mengembangnya rongga toraks
akibat kontraksi otot-otot inspirasi. Inspirasi merupakan proses aktif, disini
kontraksi otot-otot inspirasi akan meningkatkan tekanan di dalam ruang antara
paru-paru dan dinding dada (tekanan intraktorakal). Inspirasi terjadi bila mulkulus
diafragma telah dapat rangsangan dari nervus prenikus lalu mengkerut datar.
Muskulus interkostalis yang letaknya miring, setelah dapat dapat rangsangan
kemudian mengkerut datar. Dengan demikian jarak antara stenum (tulang dada)
dan vertebrata semakin luas dan lebar. Rongga dada membesar maka pleura akan

Modul Fisiologi Manusia


-Untuk Mahasiswa-
tertarik, dengan demikian menarik paru-paru maka tekanan udara di dalamnya
berkurang dan masuklah udara dari luar.
2. Ekspirasi (menghembus napas)
Ekspirasi adalah proses yang pasif, proses ini berlangsung bila tekanan intra
pulmonal lebih tinggi dari pada tekanan udara luar sehingga udara bergerak keluar
paru. Meningkatnya tekanan di dalam rongga paru terjadi bila volume rongga paru
mengecil akibat proses penguncupan yang disebabkan oleh daya elastis jaringan
paru. Penguncupan paru terjadi bila otot-otot inspirasi mulai relaksasi. Pada proses
ekspirasi biasa tekanan intra alveoli berkisar antara 1 mmHg - 3 mmHg. Tidak
memerlukan konstraksi otot untuk menurunkan intratorakal. Ekspirasi terjadi
apabila pada suatu saat otot-otot akan kendur lagi (diafragma akan menjadi
cekung, muskulus interkoatalis miring lagi) dan dengan demikian rongga dada
menjadi kecil kembali, maka udara didorong keluar, jadi proses respirasi.
Pada saat udara yang kita hirup sampai di alveolus, oksigen melewati
dinding kapiler darah. Oksigen diikat oleh hemoglobin (Hb) darah. Setelah itu,
darah akan mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh. Dalam tubuh, oksigen
digunakan untuk proses pembentukan energi. Pada proses tersebut dihasilkan
energi dan gas karbon dioksida (CO2). CO2 tersebut diikat kembali oleh
hemoglobin darah. Setelah itu, darah akan membawa CO2 ke paru-paru. CO2 dari
paru-paru menuju tenggorokan, kemudian ke lubang hidung untuk dikeluarkan dari
dalam tubuh.
Udara keluar dari paru-paru juga karena dua hal Pertama karena
mengendurnya otot antartulang rusuk, sehingga tulang rusuk turun. Kedua karena
mengendurnya otot diafragma sehingga diafragma melengkung. Turunnya tulang
rusuk dan melengkungnya diafragma mengakibatkan rongga dada mengecil.
Mengecilnya rongga dada diikuti mengempisnya paru-paru, sehingga udara keluar
dari paru-paru.
Bahan yang dapat mengganggu sistem pernapasan adalah bahan yang
mudah menguap dan terhirup saat kita bernafas. Tubuh memiliki mekanisme
pertahanan untuk mencegah masuknya lebih dalam bahan yang dapat
mengganggu sistem pernapasan, akan tetapi bila berlangsung cukup lama maka
sistem tersebut tidak dapat lagi menahan masuknya bahan tersebut ke dalam
paru-paru.
Debu, aerosol dan gas iritan kuat menyebabkan refleks batuk atau spasme
laring (penghentian napas), bila zat-zat tersebut masuk ke dalam paru-paru dapat
menyebabkan bronchitis kronik, edema paru atau pneumonitis. Para pekerja
menjadi toleran terhadap paparan iritan berkadar rendah dengan meningkatkan

44 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
sekresi mucus, suatu mekanisme yang khas pada bronchitis dan juga terlihat pada
perokok tembakau
(Ganong, 2008; Michael, 2003)

E. GANGGUAN PERNAFASAN
Penyebab-penyebab Utama Penyakit Pernapasan
Sebab-sebab utama penyakit pernapasan, yaitu 1). Mikroorganisme
pathogen yang mampu bertahan terhadap fagositosis; 2). Partikel-partikel mineral
yang menyebabkan kerusakan atau kematian makrofag yang menelannya,
sehingga menghambat pembersihan dan merangsang reaksi jaringan; 3). Partikel-
partikel organic yang merespons imun; 4). Kelebihan beban system akibat paparan
teru-menerus terhadap debu espirasi berkadar tinggi yang menumpuk disekitar
saluran napas terminal.
Stimulasi saluran napas berulang (bahkan mungkin juga oleh partikel-
partikel inert), menyebabkan penebalan dinding bronki, meningkatkan sekresi
mucus, merendahkan ambang reflex penyempitan dan batuk, meningkatkan
kerentanan terhadap infeksi pernapasan dan gejala-gejala asmatik

Gangguan Pernafasan
Proses pernapasan dapat terganggu jika ada salah satu alat pernapasan
mengalami gangguan. Gangguan tersebut dapat disebabkan oleh kuman maupun
polusi udara. Beberapa gangguan maupun penyakit pada alat pernapasan sebagai
berikut:
a. Batuk
Batuk merupakan gejala paling umum dari penyakit pernapasan.
Rangsangan yang biasanya menimbulkan batuk adalah rangsangan mekanik,
kimia dan peradangan. Inhalasi debu, asap dan benda asing kecil merupakan
penyebab paling sering dari batuk. Batuk adalah suatu refleks defasif belaka
yaitu untuk membersihkan saluran pernapasan dari sekrit (berupa mucus),
bahan nekrotik, benda asing, dan sebagainya. Refleks ini bisa pula ditimbulkan
berbagai rangsangan pada mukosa saluran pernapasan dan juga dari
rangsangan pleura parietalis. Batuk yang menetap cenderung di dapat pada
perokok, bronchitis, asma, simesitis, dan kanker paru.
b. Sputum (dahak)
Orang dewasa membentuk sputum sekitar 100 ml dalam saluran napas
setiap hari, sedangkan dalam keadaan saluran napas terganggu biasanya
sputum yang dihasilkan melebihi 100 ml per hari.
c. Dispnea

Modul Fisiologi Manusia


-Untuk Mahasiswa-
Dispnea atau sesak napas adalah perasaan sulit bernapas dan merupakan
gejala utama dari penyakit kardiopulmonar.
d. Nyeri Dada
Ada berbagai penyebab nyeri dada, tetapi yang paling khas dari penyakit
paru adalah akibat radang pleura (pleuritis). Umumnya pleuritis terjadi
mendadak, tetapi juga timbul secara bertahap. Keluhan ini dapat bersumber
pada pleura parietalis, jantung, mediastinum dan dinding toraks.
Adanya bermacam-macam nyeri dada, nyeri yang terdapat pada sentral dan
dada menunjukkan adanya infeksi pada trakea, nyeri yang terdapat pada
samping dada yang karakteristik seperti ditusuk dan semakin sakit pada
inspirasi menunjukkan adanya pleuritis, nyeri juga dapat disebabkan oleh herpes
dan sulit dibedakan dengan nyeri yang berasal dari serabut saraf kolumna
vertebralis, nyeri juga terjadi akibat fraktur
c. Influenza (flu)
Orang yang terserang flu akan mengalami demam, menggigil. Influenza (flu)
merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus. batuk, sakit kepala, bersin
serta nyeri punggung. Lendir yang keluar dari hidung menutup lubang hidung
sehingga udara terhalang masuk dan mengganggu pernapasan.
d. Sesak napas
Merupakan gangguan pernapasan karena udara yang tercemar oleh asap.
Asap dapat berasal dari pembakaran sampah, kendaraan bermotor, dan rokok.
Selain asap, debu juga dapat mengakibatkan sesak napas.
Keadaan ini merupakan akibat kurang lancarnya pemasukan udara pada
saat inspirasi atau pengeluaran udara saat ekspirasi, yang disebakan oleh
adanya penyempitan ataupun penyumbatan pada tingkat
bronkeolus/bronkus/trakea/larings. Sebab lain adalah karena berkurangnya
volume paru yang masih berfungsi baik, juga berkurangnya elastis paru, bisa
juga karena ekspansi paru terhambat
e. Asma
Yaitu gangguan pernapasan karena penyempitan saluran pernapasan.
Menyempitnya saluran pernapasan dapat terjadi karena beberapa hal berikut; 1)
Udara yang tercemar oleh asap dan debu; 2) Udara yang terlalu dingin dan 3)
Keadaan jiwa penderita, misalnya stres dan tekanan emosi.
f. Tuberkulosis
Radang paru-paru karena bakteri Tuberkulosis. Radang yang disebabkan
oleh bakteri ini biasa disebut TBC paru-paru.
g. Bronkitis
Yaitu adanya peradangan pada batang tenggorokan (bronkus).

46 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
h. Polip
Merupakan penyempitan saluran pernapasan akibat terjadinya
pembengkakan kelenjar limfe.
i. Batuk darah
Adanya lesi saluran pernapasan dari hidungn sampai paru yang juga
mengenai pembuluh darah. Untuk mengetahui penyebab batuk darah kita harus
memastikan bahwa pendarahan tersebut berasal dari saluran pernapasan
bawah, dan bukan berasal dari nasofaring atau gastro instestinal. Dengan
perkataan lain bahwa penderita tersebut benar-benar batuk darah bukan
muntah darah
Gangguan pada alat-alat pernapasan dapat mengganggu aktivitas sehari-
hari. Oleh karena itu, menjaga alat pernapasan kita salah satunya dengan cara
membiasakan diri berpola hidup sehat. Pola hidup sehat tersebut di antaranya
sebagai berikut: 1). Berolahraga secara teratur; 2). Menjaga sirkulasi udara di
rumah; 3). Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang; 4). Istirahat
teratur; 5). Mengenakan masker saat berkendaraan dan 6). Tidak merokok.
(Ganong, 2008)

Modul Fisiologi Manusia


-Untuk Mahasiswa-
PERTEMUAN V
METABOLISME

Sub Capaian Pembelajaran MK: Mahasiswa mampu menguraikan metabolisme


senyawa-senyawa organik meliputi karbohidrat,
lemak, protein dan asam nukleat

A. SEKILAS TENTANG METABOLISME


Lintasan metabolisme dapat digolongkan menjadi 3 kategori:
1. Lintasan anabolik (penyatuan/pembentukan)
Ini merupakan lintasan yang digunakan pada sintesis senyawa pembentuk
struktur dan mesin tubuh. Salah satu contoh dari kategori ini adalah sintesis
protein.
2. Lintasan katabolik (pemecahan)
Lintasan ini meliputi berbagai proses oksidasi yang melepaskan energi bebas,
biasanya dalam bentuk fosfat energi tinggi atau unsur ekuivalen pereduksi,
seperti rantai respirasi dan fosforilasi oksidatif.
3. Lintasan amfibolik (persimpangan)
Lintasan ini memiliki lebih dari satu fungsi dan terdapat pada persimpangan
metabolisme sehingga bekerja sebagai penghubung antara lintasan anabolik
dan lintasan katabolik. Contoh dari lintasan ini adalah siklus asam sitrat (Siklus
Kreb).
Karbohidrat, lipid dan protein sebagai makanan sumber energi harus dicerna
menjadi molekul-molekul berukuran kecil agar dapat diserap. Berikut ini adalah
hasil akhir pencernaan nutrien tersebut:
Hasil pencernaan karbohidrat: monosakarida terutama glukosa
Hasil pencernaan lipid: asam lemak, gliserol dan gliserida
Hasil pencernaan protein: asam amino
Semua hasil pencernaan di atas diproses melalui lintasan metaboliknya
masing-masing menjadi Asetil KoA, yang kemudian akan dioksidasi secara
sempurna melalui siklus asam sitrat dan dihasilkan energi berupa adenosin
trifosfat (ATP) dengan produk buangan karbondioksida (CO 2).

48 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
ENERGI

SIKLUS
KREB

CO2

Gambar 5.1. Ilustrasi skematis dari lintasan metabolik dasar


(Murry et al., 2003)
B. METABOLISME KARBOHIDRAT
B.1 Pencernaan Karbohidrat
Pencernaan karbohidrat terjadi terutama di usus kecil. Enzim amilase yang
disekresi pankreas, dengan pH optimum 7 memerlukan ion Cl secara mutlak,
menghidrolisis amilosa menjadi maltosa dan glukosa. Apabila amilopektin dan
glikogen dihidrolisis; glukosa, maltosa, maltotriosa dan oligosakarida dengan rantai
cabang pendek terbentuk. Amilum (starch) dan glikogen yang telah mengalami
hidrasi (hydrated starch) akan dicerna oleh amilase pankreas dan menghasilkan
maltosa [-Glk(1 )Glk], trisaccharida maltotriosa [-Glk(14) Glk(14) Glk], a-
limit dextrins dan sedikit glukosa. Enzim-enzim yang dapat menghidrolisis
disakarida terdapat pada "brush border", dengan nama umum disakaridase. Hasil
utama hidrolisis disakarida adalah glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Monosakarida
yang telah diserap masuk ke vena porta setelah melalui hepar beredar keseluruh
tubuh. Selulosa tidak dapat dicerna oleh manusia, akhirnya akan dikeluarkan
dengan feses.
(Murry et al., 2003)
B.2 Pembagian Metabolisme Karbohidrat
Untuk mempermudah mempelajari metabolisme karbohidrat, maka dibagi
menjadi beberapa jalur metabolisme. Pembagiannya adalah:
1.Glikolisis ("glycolysis")
2.Glikogenesis ( "glycogenesis" ).
3.Glikogenolisis ( "glycogenolysis" ).

Modul Fisiologi Manusia


-Untuk Mahasiswa-
4.Oksidasi asam piruvat.
5.Jalur fosfoglukonat oksidatif ( "Hexose Mono-phosphate Shunt" atau "Pentose
Phosphate Pathway" ).
6.Glukoneogenesis ( "gluconeogenesis")

1. G L I K O L I S I S
Glikolisis adalah pemecahan glukosa menjadi asam piruvat atau asam laktat. Jalur
ini terutama terjadi dalam otot bergaris, yang dimaksudkan untuk menghasilkan
energi (ATP). Apabila glikolisis terjadi dalam suasana anaerobik maka akan berakhir
dengan asam laktat, dan menghasilkan dua ATP ( Gambar 5.2). Proses degradasi 1
molekul glukosa (C6) menjadi 2 molekul piruvat (C3) yang terjadi dalam
serangkaian reaksi enzimatis menghasilkan energi bebas dalam bentuk 2 ATP dan
2 NADH.
Glikolisis terdiri dari 2 fase: 1.Fase preparasi (preparatory phase) : fosforilasi
glukosa dan konversinya menjadi gliseraldehid 3-fosfat. 2. Fase pembayaran
(payoff phase) : konversi oksidatif gliseraldehid 3-P menjadi piruvat disertai
pembentukan ATP dan NADH. Reaksi glikolisis : Glukosa + 2NAD+ + 2ADP + 2Pi
-> 2Piruvat + 2NADH + 2H+ + 2ATP + 2H2O
Tahapan reaksi glikolisis.
Jalur ini disebut juga jalur Embden-Meyerhof. Semua enzim yang terlibat
terdapat dalam fraksi ekstra mitokhondria (dalam sitosol). Mula-mula glukosa
mengalami esterifikasi dengan fosfat, reaksi ini disebut juga fosforilasi glukosa oleh
ATP menjadi glukosa 6-P.
Selanjutnya glukosa 6-P diubah menjadi fruktosa 6-P. Reaksi ini dikatalisis enzim
fosfoheksosa isomerase, dimana terjadi aldosa-ketosa isomerasi. Hanya D-anomer
dari glukosa 6-P yang bisa dipakai sebagai substrat. Reaksi ini merupakan reaksi
bolak-balik.
Reaksi selanjutnya adalah pembentukan fruktosa 1,6-difosfat oleh enzim
fosfofruktokinase-1. Reaksi ini boleh dikatakan reaksi satu arah. Enzim
fosfofruktokinase-1 merupakan enzim yang bisa diinduksi. Enzim ini memegang
peran yang penting dalam mengatur kecepatan glikolisis. Aktifitas enzim ini
meningkat apabila konsentrasi ADP, AMP, fosfat inorganik ( Pi ) meningkat. Enzim
fosfofruktokinase-1 dihambat oleh ATP, asam sitrat dan 2,3-DP gliserat (dalam sel
darah merah). Apabila pemakaian ATP meningkat (kadar ATP menurun) maka
aktifitasnya meningkat, sebaliknya apabila kadar ATP tinggi aktifitas enzim
tersebut menurun. Enzim ini juga dihambat oleh meningkatnya kadar asam lemak
bebas, sehingga apabila senyawa ini meningkat dalam darah, yang akhirnya

50 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
masuk ke dalam sel , maka pemakaian glukosa akan berkurang. Fruktosa 1,6-BP
akan dipecah menjadi dua triosa oleh enzim aldolase.

Modul Fisiologi Manusia


-Untuk Mahasiswa-
Gambar 5.2 Proses Glikolisis
Sampai dengan reaksi ini satu glukosa terpakai dan memerlukan dua ATP.
Selanjutnya glikolisis berjalan dengan oksidasi gliseraldehid 3-fosfat (gliseraldehida
3-P) menjadi 1,3-bisfosfogliserat. Energi yang terjadi pada oksidasi ini terwujud
dalam ikatan sulfat energi tinggi, yang kemudian dengan fosforolisis menjadi
ikatan fosfat energi tinggi pada posisi satu dari 1,3-bisfosfo-gliserat.Pada
fosforolisis diatas, Pi ditambahkan dan enzim bebas serta gugus -SH bebas
terbentuk. Fosfat berenergi tinggi ini ditangkap menjadi ATP pada reaksi dengan
ADP yang dikatalisis enzim fosfogliserat kinase. Reaksi ini menghasilkan 3-
fosfogliserat.
Selanjutnya 3-fosfogliserat diubah menjadi 2-fosfogliserat oleh enzim
fosfogliserat mutase. Reaksi berikutnya dikatalisis oleh enzim enolase; pada reaksi
ini terjadi perubahan struktur molekul hingga terbentuk ikatan fosfat bertenaga
tinggi pada posisi 2, yaitu fosfoenolpiruvat. Sampai dengan reaksi ini hasil netto
dari perubahan glukosa menjadi dua asam piruvat adalah dua ATP, yaitu pada awal
jalur ini dibutuhkan dua ATP dan kemudian menghasilkan empat ATP.
Pada keadaan anaerobik reoksidasi NADH melalui rantai respirasi tidak
berjalan. Asam piruvat akan dirubah menjadi asam laktat, yang dikatalisis enzim
laktat dehidrogenase. Dengan demikian reoksidasi NADH melalui asam laktat
52 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
memungkinkan glikolisis berlangsung tanpa oksigen, karena NAD + yang terbentuk
cukup untuk kebutuhan enzim gliseraldehid-3-fosfat dehidrogenase. Jadi jaringan
pada keadaan hipoksia ada tendensi untuk membentuk asam laktat, terutama
dalam otot bergaris. Asam laktat yang terbentuk akan masuk ke peredaran darah
dan bisa didapatkan dalam urine.
2. OKSIDASI ASAM PIRUVAT MENJADI ASETIL-KoA (SIKLUS KREBS)
Asam piruvat dapat masuk ke dalam mitokhondria dengan pertolongan
suatu transporter. Asam piruvat mengalami oksodasi-dekarboksilasi oleh suatu
enzim yang tersusun rapi dalam matriks mitokhondria. Enzim-enzim ini disebut
piruvat dehidrogenase kompleks
(Gambar 5.3).
Mula-mula asam piruvat mengalami dekarboksilasi. Reaksi ini dikatalisis
enzim piruvat dehidrogenase. Tiamin pirofosfat bertindak sebagai ko-enzim. Dalam
reaksi ini terbentuk CO2 dan -hidroksietil-tiaminpirofosfat atau disebut juga "aktif
asetaldehid". Senyawa yang disebut belakangan ini dipindah ke prostetik
lipoamide, yang merupakan bagian dari enzim transasetilase. Dalam perpindahan
ini disulfida dari lipoamide tereduksi, asetildehida teroksidasi menjadi asetil aktif
yang terikat sebagai tioester. Gugusan asetil ini kemudian bereaksi dengan
koenzim-A, membentuk asetil-S-KoA, dan menghasilkan lipoamide dalam bentuk
disulfhidril(tereduksi). Koenzim yang tereduksi ini dioksidasi kembali oleh suatu
flavoprotein, dihidrolipoil dehidrogenase. Flavoprotein yang tereduksi kemudian
dioksidasi oleh NAD+. Ringkasnya, reaksinya adalah sebagai berikut:
CH3COCOOH + HSCoA + NAD+ CH3CO-SCoA + NADH + H +
Piruvat dehidrogenase diaktifasi oleh fruktosa difosfat, dan dihambat oleh
hasil reaksinya yaitu NADH dan asetilKoA. Enzim ini juga dihambat oleh aktivitas
oksidasi asam lemak, yang mana akan meningkatkan rasio Asetil-KoA / KoA,
NADH / NAD+ dan ATP / ADP. Peningkatan rasio diatas akan mengaktivasi piruvat
dehidrogenase (PDH) kinase yang akan mengkatalisis fosforilasi enzim PDH a
menjadi PDH b yang tidak aktif. PDH fosfatase akan menghidrolisis PDH b menjadi
PDH a yang aktif. PDH fosfatase diaktivasi oleh insulin. Arsenit atau ion merkuri
membentuk komplek dengan gugusan -SH dari asam lipoat dan menghambat
piruvat dehidrogenase. Kekurangan tiamin akan menyebabkan asam piruvat
tertimbun.
Prinsip Siklus Krebs: 1) Siklus TCA: 1 molekul asetil-KoA (2 karbon) bereaksi dgn 1
molekul H2O, melepaskan gugus koenzim-A & mendonorkan dua atom karbon yg
tersisa dalam bentuk gugus asetil kepada asam dikarboksilat 4 karbon
(oksaloasetat) hingga membentuk asam trikarboksilat 6 karbon (sitrat). Kemudian
diikuti serangkaian reaksi yg menyebabkan dilepaskannya 2 mol CO2 dan

Modul Fisiologi Manusia


-Untuk Mahasiswa-
oksaloasetat dibentuk kembali; 2) Peran utama TCA sebagai jalur utama oksidasi
KH, Lipid dan Protein dan menghasilkan ikatan energi-tinggi, yaitu ATP dan 3)
Merupakan Jalur metabolisme Amfibolik: sebagai hasil akhir proses katabolisme
sekaligus sebagai prazat untuk proses anabolisme.

54 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Gambar 5.3 Siklus Krebs
3. G L I K O G E N E S I S .
Glikogen dalam sel binatang fungsinya mirip dengan amilum dalam
tumbuhan yaitu sebagai cadangan energi. Pembentukan glikogen (glikogenesis)
terjadi hampir dalam semua jaringan, tapi yang paling banyak adalah dalam hepar
dan dalam otot. Setelah seseorang diberi diet tinggi karbohidrat (hidrat arang),
kemudian heparnya dianalisis , maka akan didapatkan kurang lebih 6% berat
basah terdiri dari glikogen. Namun 12 sampai 18 jam kemudian, hampir semua
glikogen habis terpakai. Dalam otot kandungan glikogen jarang melebihi satu
persen, tapi untuk menghabiskan glikogen tersebut agak sulit, yaitu misalnya
dengan olah raga berat dan lama.
Sintesis glikogen dimulai dengan perobahan glukosa 6-fosfat menjadi
glukosa 1-fosfat yang dikatalisis enzim fosfoglukomutase (glukosa 1,6-bisfosfat
bertindak sebagai koenzim). Selanjutnya enzim uridin difosfat glukosa
pirofosforilase (UDPG pirofosforilase) meng-katalisis pembentukan uridin difosfat
glukosa (UDP-glukosa) (Gambar 10. 4).
UTP + Glukosa 1-fosfat UDP-glukosa + Ppi
Reaksi ini boleh dikatakan reaksi sea-rah,karena hidrolisis senyawa inorganik
pirofosfat menjadi inorganik fosfat, yang dikatalisis enzim inorganik pirofosfatase
menarik reaksi kekanan. Enzim glikogen sintetase (glikogen sintase) memindahkan
glukosil aktif dari UDP-glukosa (UDPG) pada bagian dari ujung glikogen yang tidak
dapat direduksi, membentuk ikatan -1-4 glukosidik. Pembentukan ikatan tersebut

Modul Fisiologi Manusia


-Untuk Mahasiswa-
terjadi ber-ulang2, sehingga cabangnya makin panjang. Apabila panjang cabang
tersebut mencapai antara 6 sampai 11, maka enzim amilo-1,4-1,6 transglukosidase
("branching enzim") memindahkan sebagian dari residu ikatan -1,4 (minimum 6
residu), pada rantai didekatnya membentuk ikatan -1,6. Jadi terjadi titik
percabangan baru. Kemudian kedua cabang tersebut bertambah panjang. Dan
seterusnya kejadian berulang kembali. Uridin difosfat yang dibebaskan ketika unit
glukosil dari UDPG dipindah kebagian tertentu dari glikogen, disintesis kembali
menjadi UTP dengan memakai ATP. Total kebutuhan ATP untuk menyimpan satu
molekul glukosa menjadi satu molekul glikogen adalah dua molekul, dua ADP dan
dua inorganik fosfat terbentuk. Berat molekul glikogen mencapai satu sampai
empat juta lebih.
4. GLIKOGENOLISIS
Pemecahan glikogen dalam hepar dan otot berbeda dengan enzim yang
terdapat dalam pencernaan. Enzim glikogen fosforilase akan melepaskan unit
glukosa dari rantai cabang glikogen yang tidak bisa direduksi. Reaksinya bisa
digambarkan sebagai berikut:
(Glukosa)n + H3PO4 Glukosa 1-fosfat + (Glukosa)n-1
Enzim ini hanya memecah ikatan -1-4 glikosidik, dan berhenti pada empat
residu dari titik cabang. Enzim amilo ( 1,4)-( 1,4) glukan transferase, memindah
tiga unit glukosa yang terikat pada rantai cabang (yang tinggal empat) pada rantai
yang lain membentuk rantai lurus. Selanjutnya enzim glikogen fosforilase.akan
memecah ikatan -1,4 sampai 4 unit glukosa dari titik cabang, demikian
seterusnya. Debranching enzim (amilo 1,6-glukosidase) memecah ikatan glukosidik
1,6 dan menghasilkan glukosa. Dalam otot glukosa yang dihasilkan tidak cukup
banyak untuk dieksport keluar sel, kemungkinan dipakai oleh sel otot itu sendiri.
Glukosa 1-fosfat yang terlepas diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim
fosfoglukomutase. Senyawa ini bisa masuk jalur glikolisis atau jalur lainnya. Di
hepar, ginjal dan epitel usus halus glukosa 6-fosfatase yang spesifik memecah
ikatan ester dan melepaskan glukosa ke peredaran darah. Enzim ini tidak
didapatkan dalam otot.
5. GLUKONEOGENESIS
Glukoneogenesis adalah suatu pembentukan glukosa dari senyawa yang
bukan karbohidrat. Glukoneogenesis penting sekali untuk menyediakan glukosa,
apabila didalam diet tidak mengandung cukup karbohidrat. Syaraf, medulla dari
ginjal, testes, jaringan embriyo dan eritrosit memerlukan glukosa sebagai sumber
utama penghasil energi. Glukosa diperlukan oleh jaringan adiposa untuk menjaga
senyawa antara siklus asam sitrat. Didalam mammae, glukosa diperlukan untuk

56 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
membuat laktosa. Didalam otot, glukosa merupakan satu-satunya bahan untuk
membentuk energi dalam keadaan anaerobik. Untuk membersihkan darah dari
asam laktat yang selalu dibuat oleh sel darah merah dan otot, dan juga gliserol
yang dilepas jaringan lemak, diperlukan suatu proses atau jalur yang bisa
memanfaatkannya. Pada hewan memamah biak, asam propionat merupakan
bahan utama untuk gluconeogenesis (Gambar 5.5).
6. HEXOSE MONOPHOSPHATE SHUNT ( HMP Shunt ) = PENTOSE
PHOSPHATE PATHWAY (PPP) OKSIDASI GLUKOSA LANGSUNG = JALUR
FOSFOGLUKONAT
Jalur ini aktif dalam hepar, jaringan adiposa (lemak), adrenal korteks,
glandula tiroid, sel darah merah,testes dan payudara yang sedang menyusui.
Dalam otot aktivitas jalur ini rendah sekali. Fungsi utama jalur ini adalah untuk
menghasilkan NADPH, yaitu dengan mereduksi NADP+. NADPH diperlukan untuk
proses anabolik di luar mitokhondria, seperti sintesis asam lemak dan steroid.
Fungsi yang lain adalah menghasilkan ribosa-5-fosfat untuk sintesis nukleotida dan
asam nukleat.

Modul Fisiologi Manusia


-Untuk Mahasiswa-
Gambar 5.4 Glikogenolisis dan Glikogenesis
(Murry et al., 2003)

58 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Gambar 5.5 Glukoneogenesis
C. METABOLISME LEMAK
C.1 Penyimpanan Lemak
Lipid adalah suatu kelompok besar substansi biologik yang dapat larut
dengan baik dalam pelarut zat organik, seperti metanol, aseton, klorofom dan
benzena. Sebaliknya lipid tidak atau sukar alrut dalam air. Kelarutannya dalam air
yang kecil disebabkan karena kekurangan atom-atom yang berpolarisasi (O, N, S,
P).
Asam lemak adalah asam karbonat dengan rantai hidrokarbon yang panjang
dengan rumus CH3(CH2)nCOOH atau CnH2n+1-COOH. Sebagai komponen dari lipid,
asam lemak terdapat pada semua organisme. Asam lemak terutama berada dalam
bentuk ester dengan alkohol, misalnya dengan gliserol, spingosin atau kolesterol.
Dalam jumlah kecil asam lemak ditemukan juga dalam bentuk tidak teresterisasi,
sehingga dikenal sebagai asam lemak bebas.
Lemak adalah ester yang tersusun dari tiga asam lemak dengan tiga gugus
alkohol dari senyawa gliserol. Bila hanya satu asam lemak yang teresterisasi
dengan gliserol, disebut monoasilgliserol (rantai asam lemak = rantai asli). Melalui
esterisasi dengan asam lemak lainnya akan dihasilkan diasilgliserol dan
selanjutnya triasilgliserol yang merupakan lemak yang sesungguhnya. Asam-asam
lemak akan disimpan jika tidak diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energi.
Tempat penyimpanan utama asam lemak adalah jaringan adiposa. Adapun tahap-
tahap penyimpanan tersebut adalah:
- Asam lemak ditransportasikan dari hati sebagai kompleks VLDL.
- Asam lemak kemudian diubah menjadi trigliserida di sel adiposa untuk
disimpan.

Modul Fisiologi Manusia


-Untuk Mahasiswa-
- Gliserol 3-fosfat dibutuhkan untuk membuat trigliserida. Ini harus tersedia
dari glukosa.
- Akibatnya, kita tak dapat menyimpan lemak jika tak ada kelebihan
glukosa di dalam tubuh.
Jika kebutuhan energi tidak dapat tercukupi oleh karbohidrat, maka
simpanan trigliserida ini dapat digunakan kembali. Trigliserida akan dipecah
menjadi gliserol dan asam lemak. Gliserol dapat menjadi sumber energy.
Sedangkan asam lemak pun akan dioksidasi untuk memenuhi kebutuhan energi
pula. Kalori yang dihasilkan dari pembakaran sejumlah bahan makan dalam tubuh,
tidak langsung digunakan tetapi disimpan dalam bentuk senyawa kimia yang kaya
energi seperti ATP. Cadangan energi utama dalam tubuh adalah Glikogen dan
lemak (Trigliserida). Lemak merupakan bentuk cadangan energi yang tergolong
Lipid, lemak tersimpan dalam jaringan Adiposa dan jaringan lain(otot). Lemak
memiliki kerapatan energi lebih besar dari Glikogen. Jumlah energi yang dapat
disimpan dalam bentuk lemak setiap unit sebesar 2,5x > dari dalam bentuk
glikogen. Asam lemak dioksidasi menghasilkan ATP lebih besar daripada Glukosa.
Hidrolisis Lemak
Dalam tabung reaksi (in vitro), lemak dapat dipecahkan melalui proses
hirolisis alkali (penyabunan) menjadi gliserol dan garan-garam dari asam lemak.
Sabun merupakan garam alkali padat dari asam lemak. Berdasarkan sifat-sifat
amfipatiknya dapat larut dengan baik dalam air dan juga mampu melarutkan
lemak.
Di dalam organisme (in vivo) pemecahan lemak dikatalis oleh enzim lipase.
Penghancuran lemak bahan makanan di dlam usus akan dibantu oleh suatu enzim
lipase pankreas. Enzim ini cenderung bekerja pada atom sn-C-1 dan atom sn-C-3
lemak. Hasil hidrolisis tersebut ialah monoasigliserol dan dua asam lemak.
Berlawanan dengan lemak netral, senyawa-senyawa ini dapat dengan mudah di
absorbsi oleh sel mukosa usus.
(Bondy and Rosenberg, 1974)

C.2 Metabolisme Lemak


Lemak yang tidak segera diperlukan setelah absorbsi disimpan oleh tubuh
dalam jaringan adiposa. Bila diperlukan, lemak dikeluarkan dari tempat
penyimpanan dalam hati diubah menjadi gliserol dan asam lemak, bentuk yang
paling mudahdapat digunakan dalam tubuh. Bila lemak terus di metabolisme
dalam hati maka akan terdapat ampas berupa zat keton yang hanya terbatas
penggunaanya. Kalau banyak dihasilkan di hati maka akn menjadi kalori dalam
darah, dan hal ini terjadi pada saat kelaparan karena tubuh tidak mempunyai
sesuatu untuk digunakan selain dari lemak di dalam jaringan adiposa.
Pencernaan

60 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Lipase lambung menghasilkan sedikit hidrolisis lemak sehingga lipase
pankreas dan lipase usus memecah lemak menjadi gliserin dan asam lemak.
Absorbsi
Gliserin dan asam lemak oleh kakteal disalurka ke duktus dan masuk ke
aliran darah, kemudian dialirkan ke deluruh jaringan tubuh. Hati membantu
mengoksidasi lemak dan mempersiapkan untuk disimpan dalam jaringan, lemak
dioksidasi untuk memberi panas dan tenaga serta lemak yang disimpan
mengandung vitamin A dan B. Produksi buangan hasil pembakaran lemak dalam
jaringan akan diekskresikan oleh paru-paru dalam bentuk air dan karbondioksida
melalui kulit dalam bentuk keringat, ginjal dalam bentuk urine serta saluran
pencernaan dalam bentuk feses.
(Murry et al., 2003)
C.3 Katabolisme Lemak
Pelepasan dan Transport Asam Lemak
Pemecahan lemak (lipolisis) di dalam jaringan lemak dikatalis oleh suatu
lipase yang peka hormon yang diatur oleh suatu kontrol hormonal yang kompleks.
Asam lemak yang dilepaskan dari jaringan lemak akan di transpor di dalam plasma
dalam bentuk tidak teresterisasi (free ratty asid = FFA). Ini hanya terjadi pada
asam lemak rantai pendek yang benar-benar larut, sedangkan asam lemak rantai
panjang dan kurang larut dalam air akan terikat pada albumin. Untuk dapat
digunakan, asam lemak dari plasma dimasukkan ke dalam sel dan berada dalam
bentuk yang terikat protein. Kecuali jaringan otak dan eitrosit, semua jaringan
dapat memecahkan asam lemak melalui oksidasi-.
Pemecahan Asam Lemak : Oksidasi-
Dalam oksidassi- asam lemak dikatabolisis dari ujung karboksil. Dua atom
hidrogen dikeluarkan dari atom carbon-, C3 dalam rantai, dan terbentuk suatu
gugus keto. Pemecahan antara atom karbon- dan terjadi, dan fragmen dua
atom karbon yang terdiri dari karbon karboksil asli dan atom karbon-, dilepaskan
sebagai asetil KoA. Oksidasi asam lemak 16-atom karbon akan menghasilkan
delapan unit asetil KoA tetapi hanya memerlukan tujuh siklus oksidasi-. Satu
urutan oksidasi- yang menghasilkan 1 mol asetil KoA dan memberi 5 mol ATP
kepada sel. Tiap mol aseil KoA bila di oksidasi dalam siklus Krebs menjdi CO2 dan
H2O, memberi tambahan ikatan fosfat energi tinggi kepada sel yang ekivalen
dengan 12 mol ATP.
Pengaturan Penghancuran Asam Lemak
Kadar asam lemak bebas (FFA) di dalam plasma bertugas menyediakan
asam lemak yang dibutuhkan oleh jaringan yang tidak dapat membentuk asam
lemak melalui sintesis sendiri (lipogenesis). Setelah diaktifasi menjadi asil KoA, FFA
intra sel disimpan dan dipecahkan.
1) Penyimpanan
Pengesteran dari asam lemak yang diaktifkan (asil KoA) dengan gliserol

Modul Fisiologi Manusia


-Untuk Mahasiswa-
menyebabkan terbentuknya fosfolipid yang diperlukan sebagai komponen
membran dan triasilgliserol (lemak) yang disimpan sebagai cadangan lemak.
2) Penghancuran
Penghancuran asam lemak terjadi di mitokondria. Dengan bantuan toraks karnitin,
asam lemak di transpor dari sitoplasma ke dalam mitokondria. Dalam mitokondria
asam lemak dipecah menjadi CO2 melalui kerjasama antara oksidasi-, daur asam
sitrat dan rantai pernafasan, dan akibatnya dihasilkan sejumlah ATP.
Penghancuran Asam Lemak Tak Jenuh
Penghancuran asam lemak tak jenuh berlangsung seperti penghancuran
asam lemak jenuh yaitu melalui oksidasi-, hingga mencapai ikatan rangkap cis
pada C-9. Karena pada oksidasi- produk yang tidak jenuh selalu membawa satu
ukatan rangkap berposisi trans, maka asam lemak tidak jenuh diubah dari isomer
3,4- cis menjadi isomer 2-trans melalui suatu isomerase. Kemudian penghancuran
melalui oksidasi- dapat dilanjutkan.
Penghancuran Asam Lemak Rantai Ganjil
Pada asam lemak dengan rantai ganjil terjadi proses penghancuran seperti
pada asam lemak normal dengan jumlah atom C genap, yang artinya setelah
masuk ke dalam sel asam lemak akan di aktifasi menjadi asil KoA denagn
menggunakan ATP. Kemudian dengan bantuan torak karnitin ditranspor ke dalam
mitokondria untuk dipecah melalui proses oksidasi-. Propionil-KoA yang tetap
tersisa dengan 3 atom C dikarboksilase oleh propionil-KoA karboksilase menjadi
metilmalonil-KoA dan setelah isomerisasi, metilmalonil KOA diubah menjadi
suksinil-KoA.
(Murry et al., 2003)
D.METABOLISME PROTEIN
D.1 Metabolisme protein
Protein yang terdapat dalam makanan kita, dicerna dlm lambung dan usus
menjadi AA dan diabsorpsi dan dibawa oleh darah ke hati. Sebagian AA diambil
oleh hati. Protein dalam sel-sel tubuh dibentuk dari Asam Amino. Bila ada
kelebihan AA dari jml yg digunakan untuk biosintesis protein, maka kelebihan AA
akan diubah menjadi Asam Keto yg dapat masuk kedalam Siklus Asam Sitrat atau
diubah menjadi Urea. Hati, merupakan organ tubuh dimana terjadi reaksi
katabolisme maupun anabolisme.
Penguraian protein dalam tubuh
Secara garis besar metabolism protein adalah asam amino dibuat dalam
hati/dihasilkan dari proses katabolisme protein dalam hati dibawa oleh darah ke
jaringan untuk digunakan. Proses anabolik/katabolik jg terjd dlm jaringan di luar
hati. Asam amino yang terdapat dalam darah berasal dari 3 sumber: 1) absorbsi
melalui dinding usus; 2) hasil penguraian protein dalam sel dan 3) hasil sintesis
asam amino dalam sel. Dlm tubuh kita, protein mengalami perubahan-perubahan

62 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
tergantung dengan kecepatan yang berbeda: protein dlm darah,hati dan organ tbh
lai memiliki waktu paruh 2,5-10 hari, sedangkan protein dlm jadalam jaringanr otot
memiliki waktu paruh 120 hari. Rata-rata tiap hari 1,2 gram protein per kg BB
diubah menjadi senyawa lain.
Jumlah AA dalam darah tergantung dari jumlah yang diterima dan jumlah
yang digunakan. Pada proses pencernaan, protein menjadi asam amino, melalui
proses hidrolisis oleh enzim-enzim, yaitu : pepsin, tripsin, kimotripsin, karboksi
peptidase, amino peptidase, tripeptidase dan dipeptidase. Setelah protein diubah
menjadi asam amino, maka dengan proses absorpsi melalui dinding usus, asam
amino tersebut sampai ke dalam pembuluh darah. Dalam keadaan berpuasa,
konsentrasi asam amino dalam darah 3,5 - 5 mg/100 ml darah. Setelah makan
makanan sumber protein naik 5-10 mg/100 ml darah setelah 4-6 jam konsentrasi
akan turun kembali. Konsentrasi asam amino dalam jaringan kira-kira 5-10 kali
lebih besar.
(Murry et al., 2003); (Lehninger et al., 1993)

D.2 Reaksi Metabolisme Asam Amino


Tahap awal reaksi metabolisme asam amino yaitu melibatkan pelepasan
gugus AA, melalui 2 proses, yaitu : TRANSAMINASI dan DEAMINASI
Transaminasi
adalah proses katabolisme AA yg melibatkan pemindahan/ pelepasan ggs amino (-
NH2) dari satu AA kepada AA yang lain
alanin transaminase
AA + asam piruvat --> asam keto + alanin

glutamat transaminase
AA + asam ketoglutarat asam keto + asam glutamat
Pada reaksi transaminasi ini, gugus (-NH 2) yang dilepaskan diterima oleh
suatu asam keto, sehingga terbentuk AA baru (alanin, asam glutamat) dan asam
keto lain. Reaksi transaminasi bersifat reversibel, pada reaksi ini tidak ada gugus
amino yang hilang, karena ggs amino yg dilepaskan oleh AA diterima oleh asam
keto. Reaksi transaminasi ini terjadi dalam mitokondria maupun cairan sitoplasma.
Deaminasi Oksidatif
Pada reaksi deaminasi, gugus -NH 2 dilepaskan dalam bentuk amonia yang
kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh dalam bentuk UREA dalam urine. Kadar
amonia yg tinggi merupakan racun bagi tubuh manusia. AA dgn reaksi
transaminasi menjadi asam glutamat. Dalam beberapa sel misalnya bakteri, asam
glutamat dpt mengalami proses deaminasi oksidatif yang menggunakan glutamat

Modul Fisiologi Manusia


-Untuk Mahasiswa-
dihidrogenase sbg katalis
Asam glutamat + NAD+ asam ketoglutarat + NH4+ + NADH
+ H+
Dalam proses ini asam glutamat melepaskan gugus amino dalam bentuk NH 4+
Pembentukkan Asetil Koenzim A
Asetil Ko-A merupakan senyawa penghubung antara metabolisme AA
dengan Siklus Asam Sitrat. Ada 2 jalur metabolik yang menuju kepada
pembentukkan Asetil Koenzim A, yaitu Asam Piruvat dan melalui Asam
Asetoasetat.
Asam-asam amino yg menjadi jalur metabolik melalui ASAM PIRUVAT :
- treonin : diubah menjadi glisin dan asetaldehida oleh enzim
treonin aldolase
- glisin : kemudian diubah menjd asetil KoA
- serin : mengalami reaksi dehidrasi dan deaminasi oleh enzim
serin dehidratase
- alanin : menghasilkan asam piruvat dgn langsung pd reaksi
transaminasi dengan asam ketoglutarat
Siklus Urea
Berhubungan dengan reaksi deaminasi (yang melepaskan ggs -NH2 dalam
bentuk amonia yang dikeluarkan tubuh dalam bentuk urea). Hans Krebs dan urt
Henseleit (1932), mengemukakan serangkaian reaksi kimia tentang pembentukkan
urea. Mereka mengemukakan bhw urea terbentuk dari amonia dan karbondioksida,
melalui serangkaian reaksi kimia berupa siklus. Prinsip SIKLUS UREA adalah 1)
Pembentukkan urea terutama berlangsung dalam hati dan 2) Urea adalah suatu
senyawa yg mudah larut dalam air, bersifat netral, terdapat dalam urine yg
dikeluarkan dari dalam tubuh.
Biosintesis urea terdiri atas beberapa tahap reaksi yang merupakan suatu
siklus sebagai berikut :
Reaksi 1 : Sintesis (pembentukkan) karbamil fosfat
Pada reaksi ini 1 mol amonia bereaksi dengan 1 mol karbondioksida dengan
bantuan enzim karbamilfosfat sintetase. Reaksi ini membutuhkan energi,
karenanya melibatkan 2 mol ATP yang diubah menjadi ADP. Sebagai kofaktor : Mg+
+
dan N-asetil-glutamat.
Reaksi 2 : Pembentukan sitrulin
Karbamil fosfat yang terbentuk bereaksi dengan ornitin menjadi sitrulin
Reaksi : L-ornitin + karbamil fosfat ------ L-sitrulin + H 3PO4
Enzim : ornitin transkarbamilase yang terdapat pada bagian mitikondria sel
hati

64 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Reaksi 3 : Pembentukan asam argininosuksinat
Sitrulin bereaksi dengan asam aspartat menjadi asam argininosuksinat
Reaksi :
L-sitrulin enolat L-sitrulin + asam aspartat + ATP asam + MPP +
PP
argininosuksinat
Enzim : argininosuksinat sintetase
Sebagai sumber energi : ATP dengan melepaskan gugus fosfat berubah
menjadi AMP
Reaksi 4 : Penguraian asam argininosuksinat
Pada reaksi ini asam argininosuksinat diuraikan menjadi arginin dan asam
fumarat. Enzim : argininosuksinase, enzim yg terdapat dalam hati dan ginjal
Reaksinya :
asam argininosuksinat L-arginin + asam fumarat
Reaksi 5 : Penguraian arginin
Merupakan reaksi terakhir, dimana arginin diuraikan menjadi urea dan
ornitin. Enzim : arginase, yang terdapat dalam hati. Ornitin yg terbentuk pada
reaksi hidrolisis ini bereaksi kembali dengan karbamilfosfat membentuk sitrulin
(reaksi 2), demikian seterusnya reaksi berlangsung berulang-ulang sehingga
merupakan suatu siklus. Urea yang terbentuk dikeluarkan dari tubuh melalui urine
Reaksi keseluruhan pada siklus urea ini ialah sbb :
2 NH3 + CO2 + 3ATP + 2H2O Urea + 2ADP + AMP + 2Pi +
PPi

Gambar 5.6 Metabolisme protein


(Murry et al., 2003); (Lehinger et al., 1993)
E. METABOLISME ASAM NUKLEAT

Modul Fisiologi Manusia


-Untuk Mahasiswa-
E.1 Sintesis Nukleotida Purin
Nukleosida purin terdiri atas AMP (Adenosin Monofosfat) dan GMP (Guanosin
Monofosfat). AMP adalah ester dari asam fosfat dan nukleosida yang disebut
adenosin. AMP terdiri dari gugus fosfat, gula ribose dan adenin nucleobase.Adapun
GMP adalah ester dari asam fosfat dengan nukleosida guanosin. GMP terdiri dari
gugus fosfat, yaitu gula pentose ribosa dan guanin nucleobase, karena itulah
disebut monofosfat ribonucleosida.AMP dan ADP disintesis dari IMP (Inosin
Monofosfat).
Pembentukan IMP
Inosin monofosfat disintesis melalui jalur de Novo dengan menggunakan
ribose-5-fosfat dan enzim PRPP-sintetase menghasilkan phosphoribose-1-
pyrophosphate (PRPP).

->
Gambar 5.7 Pembentukan IMP

Konversi IMP menjadi AMP dan GMP


IMP dikonversi menjadi baik AMP atau GMP oleh jalur berbeda. IMP
dikonversikan menjadi AMP dengan mereaksikan IMP dengan asam amino aspartat
dan fumarat. Adapun IMP dikonvesikan menjadi GMP dengan menggunakan asam
amino glutamine dan glutamate.
1. Pembentukan AMP dari IMP

Gambar 5.8. Pembentukan AMP dari IMP


2. Pembentukan GMP dari IMP
66 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Gambar 5.9 Pembentukan GMP dari IMP
(Freeman, 2000)
E.2 Sintesis Nukleotida Pirimidin
Nukleotida pirimidin terdiri atas UMP (Uridin Monofosfat), CTP (Sitidin
Monofosfat), dan TMP (Timidin Monofosfat). Sintesis nukleotida pirimidin dimulai
dari pembentuan carbamoyl phosphate dan glutamate dari glutamine. Selanjutnya
carbamoyl phosphate ini yang akan diubah menjadi UMP, CTP, dan TMP. Carbamoyl
phosphate bereaksi dengan aspartat membentuk senyawa Orotate. Senyawa
orotate sellanjutnya bergabung dengan PPRP menghasilkan Oritidin Monofosfat
dan reaksi lebih lanjut akan menghasilkan Uridin Monofosfat (UMP). Untuk
menghasilkan CTP, UMP diubah terlebih dahulu menjadi UTP dan kemudian
diraksikan dengan glutamine hingga menghasilkan CTP dan glutamate. Adapun
pembentukan TMP dilakukan oleh enzim timidilate sintetase sehingga UMP
terkonversi menjadi TMP. Berikut adalah reaksi-reaksinya.
Reaksi pembentukan carbamoyl phosphate

Gambar 5.10 Reaksi pembentukan carbamoyl phosphate


Reaksi pembentukan senyawa Orotate

Gambar 5.11 Reaksi pembentukan senyawa Orotate


Reaksi pembentukan UMP

Modul Fisiologi Manusia


-Untuk Mahasiswa-
Gambar 5.12 Reaksi pembentukan UMP
Reaksi pembentukan CTP
UMP + ATP <--> UDP + ADP UDP + ATP <--> UTP + ADP

(nucleoside monophosphate kinase) (nucleoside diphosphate


kinase)

Gambar 5.13 Reaksi pembentukan CTP


Reaksi pembentukan TMP

Gambar 5.14 Reaksi pembentukan TMP


Nukleotida-nuleotida yang terbentuk inikemudian akan disintesis menjadi
DNA atau RNA. Dalam RNA primidin selalu sitosin dan urasil, dalam DNA primidin
selalu sitosin dan timin.
Selanjutnya DNA dan RNA yang terbentuk akan mengalami elongasi
(pemanjangan/polimerisasi) dan berhenti pada tahap terminasi.

68 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
(Freeman, 2000)

E.3 Katabolisme Asam Nuleat


Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa
yang lebih sederhana dengan bantuan enzim. Tahapan katabolisme asam nukleat
yaitu berturut-turut menjadi nukleotida, nuleosida, purin, pirimidin, dan asam urat.
Katabolisme Asam Nukleat Menjadi Nukleotida
Asam-asam nukleat terdapat pada jaringan tubuh sebagai
nukleoprotein.Nukleoprotein dalam pencernaaan akan dipecah jadi molekul yang
lebih kecil yaitu asam nukleat dan protein. Asam nukleat dan protein selanjutnya
terpisah ke jalur metabolism masing-masing. Asam nukleat yang tersusun atas
monomer-monomer berupa nukleotida dipecah sehingga menghasilkan nukleotida.
Katabolisme Nukleotida Menjadi Nukleosida
Nukleosida merupakan sebutan dari nukleotida tanpa gugus fosfat. Dengan
demikian, nukleosida tersusun dari gula ribosa/deoksiribosa dan basa nitrogen.
Tahapan penguraian nukleotida menjadi nukleosida adalah sebagai berikut: 1) Di
dalam usus halus terjadi pemutusan ikatan fosfodiester oleh endonuklease
(pankreas) menghasilkanoligonukleotida; 2) Oligonukleotida dipecah lebih lanjut
oleh fosfodiesterase menghasilkan monofosfat dan 3) Kemudian dipecah lebih
lanjut oleh nukleotidase menghasilkan nukleosida and orthophosphate. Nukleosida
yang terbentuk adalah Sitidin, Uridin, Adenosin, dan Guanosin.
Katabolisme Purin Menjadi Asam Urat
Nukleosida purin yang dihasilkan dari degradasi nukleotida akan terdegradasi
lebih lanjut menghasilkan asam urat yang selanjutnya diekskresikan dalam urin.
Proses pembentukan asam urat dapat melalui dua jalur. Pertama, Tahap
penguraian nukleosida purin menjadi asam urat dimulai dari proses deaminasi
adenosine menjadi inosin, kemudian membelah membentuk hipoxantin. Hipoxantin
dioksidasi menjadi xantin dan selanjutnya xantin diubah menjadi asam urat.
Kedua, tahap yang dimulai dari guanosin. Guanosin diubah menjadi guanine yang
selanjutnya dideaminasi menghasilkan xantin. Langkah selanjutnya, xantin
dioksidasi menjadi asam urat. Berikut adalah reaksi penguraian nukleosida menjadi
asam urat.

Modul Fisiologi Manusia


-Untuk Mahasiswa-
Gambar 5.15 Katabolisme purin menjadi asam urat
Katabolisme Pirimidin
Pada katabolisme pirimidin terjadi reaksi-reaksi sebagai berikut.
1. Konversi sitidin menjadi uridin oleh enzim sitidin deaminase

Gambar 5.16 Konversi sitidin menjadi uridin oleh enzim sitidin deaminase
2. Fosforilasi deoksitimidin menjadi timin dan deoksiribosa-1-fosfat

Gambar 5.17 Fosforilasi deoksitimidin menjadi timin dan deoksiribosa-1-fosfat


(Freeman, 2000)

70 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
PERTEMUAN VI
FISIOLOGI OTOT

Sub Capaian Pembelajaran MK: Mahasiswa mampu memahami tentang fisiologi


otot

A. PENDAHULUAN
Terdapat beberapa bagian yang dapat membantu antara organ satu dengan
organ lainnya, contohnya saja otot. Otot dapat melekat di tulang yang berfungsi untuk
bergerak aktif. Selain itu otot merupakan jaringan pada tubuh hewan yang bercirikan
mampu berkontraksi, aktivitas biasanya dipengaruhi oleh stimulus dari sistem saraf.
Unit dasar dari seluruh jenis otot adalah miofibril yaitu struktur filament yang
berukuran sangat kecil tersusun dari protein kompleks, yaitu filamen aktin dan myosin.
Pada saat otot berkontraksi, filamen-filamen tersebut saling bertautan yang
mendapatkan energi dari mitokondria di sekitar miofibril. Oleh karena itu, banyak jenis
otot yang saling berhubungan walaupun jenis otot terdiri dari otot lurik, otot jantung,
dan otot rangka. Ketiganya mempunyai fungsi dan tujuan yang berbeda pula
(Junqueirq, 2007; Ganong, 2008)

B. PENGERTIAN OTOT DAN FUNGSINYA


Pengertian Otot
Otot merupakan suatu organ/alat yang dapat bergerak ini adalah sutau penting
bagi organisme. Gerak sel terjadi karena sitoplasma merubah bentuk. Pada sel-sel
sitoplasma ini merupakan benang-benang halus yang panjang disebut miofibril. Kalau
sel otot yang mendapatkan rangasangan maka miofibril akan memendek, dengan kata
lain sel otot akan memendekkan dirinya kearah tertentu. Otot merupakan jaringan
pada tubuh hewan yang bercirikan mampu berkontraksi, aktivitas biasanya
dipengaruhi oleh stimulus dari sistem saraf. Unit dasar dari seluruh jenis otot adalah
miofibril yaitu struktur filamen yang berukuran sangat kecil yang tersusun dari protein
kompleks , yaitu filamen aktin dan miosin. Pada saat berkontraksi, filamen-filamen
tersebut saling bertautan yang mendapatkan energi dari mitokondria di sekitar
miofibil.
Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh yang tugas utamanya kontraksi, dan
terbentuk atas fiber ( fibre ) yang terdiri dari myofibril yang tersusun atas sel filamen
dari molekul myosin yang saling tumpang tindih ( overlap ) dengan filamen dari
molekul aktin dengan ukuran fiber panjang 10 400 mm dengan diameter 0,01 0,1
mm. Serabut otot ( muscle fibre ) bervariasi antara satu otot dengan otot lainnya.
beberapa diantaranya memiliki gerakan yang lebih cepat dari yang lain, seperti yang

Modul Biokimia 71
-Untuk Mahasiswa-
terjadi pada otot yang dipakai untuk mempertahankan kontraksi badan misalnya otot
otot pembentukan postur tubuh. Otot yang pucat menggambarkan kontraksi otot yang
cepat, namun dengan latihan yang rutin dan kontinyu akan menghasilkan kekuatan
otot yang prima. Dan merupakan hal penting bagi ergonom untuk mengetahui jenis
otot yang sesuai untuk menopang beban statis yang harus diminimumkan.
Terdapat pula macam macam otot yang berbeda pada vertebrata. Yang
pertama ialah otot jantung, yaitu otot yang menyusun dinding jantung. Otot polos
terdapat pada dinding semua organ tubuh yang berlubang (kecuali jantung). Kontraksi
otot polos yang umumnya tidak terkendali, memperkecil ukuran struktur-struktur yang
berlubang ini. Pembuluh darah, usus, kandung kemih dan rahim merupakan beberapa
contoh dari struktur yang dindingnya sebagian besar terdiri atas otot polos. Sehingga
kontraksi otot polos melaksanakan bermacam-macam tugas seperti meneruskan
makanan kita dari mulut ke saluran pencernaan, mengeluarkan urin, dan mengirimkan
bayi ke dunia. Otot kerangka, seperti namanya, adalah oto yang melengkat pada
kerangka. Otot ini dikendalikan dengan sengaja. Kontraksinya memungkinkan adanya
aksi yang disengaja seperti berlari, berenang, mengerjakan alat-alat, dan bermain
bola. Akan tetapi, apabila otot jantung, otot polos, ataupun otot kerangka atau lurik
memeberikan suatu ciri, maka otot tersebut merupakan alat yang menggunakan
energi kimia dan makanan untuk melakukan kerja mekanisme.

Fungsi system otot


Sistem otot terdiri atas beberapa bagian yang satu dengan lainnya terpisah.
Sistem otot melekat pada tulang yang terdiri dari otot serat lintang dengan sifat
gerakan dapat diatur ( volunter ) yang berfungsi untuk :
1. Melakukan pergerakan pada bagian bagian tubuh / berjalan.
2. Mempertahankan sikap tertentu sebagai akibat dari kontraksi otot yang secara
lokal memungkinkan untuk melakukan sikap duduk, berdiri dan jongkok.
3. Menghasilkan panas sebagai akibat proses kimia dalam otot yang dapat
digunakan untuk mempertahankan suhu tubuh
Dalam upaya mengevaluasi tuntutan kerja fisik dari tubuh manusia, maka para
ahli ergonomi membedakan kerja otot menjadi 2 (dua ) yaitu :
1. Kerja dinamis
Cirinya adalah otot bekerja secara kontraksi dan relaksasi dengan ritmik dari
otot, sehingga oksigen yang diperlukan dan sisa metabolisme yang harus
dibuang menjadi efektif.
2. Kerja statis
Cirinya adalah otot berkontraksi lama sehingga aliran darah kejaringan otot
terbatas menyebabkan kebutuhan oksigen dan pembuangan sisa metabolism

72 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
menjadi tidak efektif. Kerja statis mempercepat habisnya adenosin triphoshat
dan Creatin phospat. Kerja statis memerlukan waktu istirahat lebih lama.
(Brunner and Suddarth, 2002)

Kekuatan Otot
Otot merupakan alat gerak aktif, sebagai hasil kerja sama antara otot dan
tulang. Tulang tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak jika tidak digerakan oleh otot,
hal ini karena otot mempunyai kemampuan berkontraksi (memendek / kerja berat &
memanjang / kerja ringan) yang mengakibatkan terjadinya kelelahan otot, proses
kelelahan ini terjadi saat waktu ketahanan otot (jumlah tenaga yang dikembangkan
oleh otot) terlampaui. Pengertian kekuatan otot adalah kemampuan dari otot baik
secara kualitas maupun kuantitas mengembangkan ketegangan otot untuk melakukan
kontraksi secara maksimal atau dapat diartikan sama dengan kebugaran. Kekuatan
kerja otot sangat tergantung pada: 1). Posisi anggota tubuh saat bekerja; 2). Arah dari
gerakan kerja; 3). Perbedaan kekuatan antar bagian dari tubuh; 4). Faktor usia
Hubungan kekuatan otot dengan timbulnya kelelahan sebagai akibat dari
pekerjaan antara lain: 1). Posisi kerja yang tidak alamiah (awkward posture); 2).
Pengulangan kegiatan pada satu jenis otot; 3). Menggunakan tenaga berlebih; 4).
Posisi kerja yang statis; 5). Waktu kerja lama dan terus-menerus serta 7). Metode dan
cara kerja.
Kekuatan otot dapat dirumuskan sebagai berikut :
FXD/T
Keterangan : F = Tenaga, D = Jarak, T = Waktu
Kekuatan / strenght, power dan daya tahan otot memiliki hubungan erat satu
dengan lainnya, sehingga upaya untuk pengembangannya dalam penyelesaian
kegiatan harus dilakukan bersama. Beberapa faktor yang berpengaruh pada kekuatan
otot antara lain :1). Besar kecilnya penampang melintang otot; 2). Jumlah miofibril
yang ikut bekerja melawan beban; 3). Besar kecilnya rangka tubuh dan bagian
bagiannya; 4). Inervasi otot yang baik; 5). Keadaan zat kimia dalam otot; 6). Keadaan
tonus otot saat istirahat; 7). Umur dan jenis kelamin
Kekuatan dari otot ditentukan oleh ukurannya dengan suatu daya kontraktilitas
maksimum antara 3 & 4 Kg/cm2 dari suatu daerah potongan melintang otot, kekuatan
yang mempertahankan otot kira kira 40% lebih besar dari kekuatan kontraktilitas,
hal ini dapat dibuktikan bila suatu otot sudah berkontraksi kemudian mengeluarkan
gaya untuk merenggangkan otot.
(Ginsberg, 2007; Junqueirq, 2007; Ganong, 2008; Guyton, 2007)

Modul Biokimia 73
-Untuk Mahasiswa-
C. JENIS-JENIS OTOT DAN CARA KERJANYA
Dalam garis besarnya sel otot dapat dibagi menjadi 3 (tiga) golongan yaitu :
1. Otot Polos
Otot polos terdiri dari sel-sel otot polos. Sel otot ini bentuknya seperti
gelendongan, dibagian tengan terbesar dan kedua ujungnya meruncing. Otot polos
memilki serat yang arahnya searah panjang sel tersebut 74omogeny74. Serat
miofilamen dan masing-masing miofilamen teridri dari protein otot yaitu aktin dan
74omoge. Otot polos bergerak secara teratur, dan tidak cepat lelahg. Walaupun tidur.
Otot masih mampu bekerja. Otot polos terdapat pada alat-alat dinding tubuh dalam,
misalnya pada dinding usus, dinding pembuluh darah, pembuluh limfe, dinding
saluran pencernaan, trakea, cabang tenggorok, pada muskulus siliaris mata, otot polos
dalam kulit, saluran kelamin dan saluran ekskresi.

Cara kerja otot polos


Bila otot p[olos berkontraksi, maka bagian tengahnya membesar dan otot
menjadi pendek. Kerutan itu terjadi lambat, bila otot itu mendapat suatu rangsang,
maka reaksi terhadap berasal dari susunan saraf tak sadar (otot involunter), oleh
karena itu otot polos tidak berada di bawah kehendak. Jadi bekerja di luar kesadaran
kita.

2. Otot lurik
Sel-sel otot lurik berbentuk silindris atau seperti tabung dan berinti banyak,
letaknya di pinggir, panjangnya 2,5 cm dan diameternya 50 mikron. Sel otot lurik
ujungnya sel nya tidak menunjukkan batas yang jelas dan 74omogeny74 tidak
74omogeny akibatnya tampak serat-serat lintang. Otot lurik di bedakan menjadi 3
macam, yaitu : otot rangka, otot lurik, dan otot lingkar. Otot-otot rangka mempunyai
hubungan dengan tulang dan berfungsi menggerakkan tulang. Otot ini bila di lihat di
bawah mikroskop, maka tampak susunannya serabut-serabut panjang yang
mengandung banyak inti sel, dan tampak adanya garis-garis terang di selingi gelap
yang melintang. Otot-otot kulit seperti yang terdapat pada roman muka termasuk
otot-otot lurik berada di bawah kehendak kita. Perlekatannya pda tulang dan kulit,
tetapi ada juga terdapat dalam kulit seluruhnya. Otot-otot yang merupakan lingkaran
di sebuah otot lingkaran, misalnya otot yang mengelilingi mulut dan mata.

Cara kerja otot lurik


Bila otot lurik berkontraksi, maka menjadi pendek dan setiap serabut turut
dengan berkontraksi. Otot-otot jeis ini hanya berkontraksi jika di rangsangan oleh
rangsangan saraf sadar (otot valunter). Kerja otot lurik adalah bersifat sadar, karena

74 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
itu disebut otot sadar, artinya bekerja menurut kemauan, karena itu di sebut otot
sadar, artinya bekerja menurut kemauan atau perintah otak. Reaksi kerja otot lurik
terhadap perangsang cepat tapi tidak tahan kelelahan.

3. Otot jantung
Otot jantung merupakan otot istimewa. Otot ini bentuknya seperti otot lurik
perbedaanya ialah bahwa serabutnya bercabang dan bersambung satu sama lain.
Berciri merah khas dan tidak dapat dikendalikan kemauan. Kontraksi tidak di
pengaruhi saraf, fungsi saraf hanya untuk percepat atau memperlambat kontraksi
karena itu disebut otot tak sadar. Otot jantung di temukan hanya pada jangtung (kor),
mempunyai kemampuan khusus untuk mengadakan kontraksi otomatis dan gerakan
tanpa tergantung pada ada tidaknya rangsangan saraf. Cara kerja otot jantung ini
disebut miogenik yang membedakannya dengan neurogonik.
(Ginsberg, 2007; Potter, 2005; Despopoulos and Silbernasgi, 2003; Guyton, 2007)
D. MEKANISME KERJA OTOT
Dibalik mekanisme otot yang secara eksplisit hanya merupakan gerak mekanik
itu. Terjadilah beberapa proses kimiawi dasar yang berseri demi kelangsungan
kontrakso otot. Hampir semua jenis makhluk hidup memilki kemampuan untuk
melakukan pergerakan. Fenomena pergerakan ini dapat berupa transport aktif melalui
membran, translokasi polimerase DNA sepanjang rantai DNA, dan lain-lain termasuk
kontraksi otot.
Mekanisme Kontraksi Otot
Setelah struktur otot dan komponen-komponen penyusunnya ditinjau,
mekanismeatau interaksi antar komponen-komponen itu akan dapat menjelaskan
proses kontraksi otot.
a. Filamen-filamen tebal dan tipis yang saling bergeser saat proses kontraksi
Panjang otot yang terkontraksi akan lebih pendek daripada panjang awalnya
saat otot sedang rileks. Pemendekan ini rata -rata sekitar sepertiga panjang awal.
Melalui mikrograf elektron, pemendekan ini dapat dilihatsebagai konsekuensi dari
pemendekan sarkomer. Sebenarnya, pada saat pemendekan berlangsung, panjang
filamen tebal dan tipis tetap dan tak berubah (dengan melihat tetapnya lebar lurik A
dan jarak disk Z sampai ujung daerah H tetangga) namun lurik I dan daerah H
mengalami reduksi yang sama besarnya. Berdasar pengamatan ini, Hugh Huxley, Jean
Hanson, Andrew Huxley dan R.Niedergerke pada tahun 1954 menyarankan model
pergeseran filamen (filament sliding). Model ini mengatakan bahwa gaya kontraksi
otot itu dihasilkan oleh suatu proses yang membuat beberapa set filamen tebal dan
tipis dapat bergeser antar sesamanya.
b. Aktin merangsang Aktivitas ATPase Miosin

Modul Biokimia 75
-Untuk Mahasiswa-
Model pergeseran filamen tadi hanya menjelaskan mekanika kontraksinya dan
bukan asal-usul gaya kontraktil. Pada tahun 1940, Szent-Gyorgi kembali menunjukkan
mekanisme kontraksi. Pencampuran larutan aktin dan miosin untuk membentuk
kompleks bernama Aktomiosin ternyata disertai oleh peningkatan kekentalan larutan
yang cukup besar. Kekentalan ini dapat dikurangi dengan menambahkan ATP ke dalam
larutan aktomiosin. Maka dari itu, ATP mengurangi daya tarik atau afinitas myosin
terhadap aktin. Selanjutnya, untuk dapat mendapatkan penjelasan lebih tentang
peranan ATP dalam proses kontraksi itu, kita memerlukan studi kinetika kimia. Daya
kerja ATPase miosin yang terisolasi ialah sebesar 0.05 per detiknya. Daya kerja
sebesar itu ternyata jauh lebih kecil dari daya kerja ATPase miosin yang berada dalam
otot yang berkontraksi. Adanya aktin (dalam otot) meningkatkan laju hidrolisis ATP
miosin menjadi sekitar 10 per detiknya. Karena aktin menyebabkan peningkatan atau
peng-akti-vasian miosin inilah, muncullah sebutan aktin. Selanjutnya, Edwin Taylor
mengemukakan sebuah model hidrolisis ATP yang dimediasi / ditengahi oleh
aktomiosin. Pada tahap pertama, ATP terikat pada bagian miosin dari aktomiosin dan
menghasilkan disosiasi aktin dan miosin. Miosin yang merupakan produk proses ini
memiliki ikatan dengan ATP. Selanjutnya, pada tahap kedua, ATP yang terikat dengan
miosin tadi terhidrolisis dengan cepat membentuk kompleks miosin-ADP-Pi. Kompleks
tersebut yang kemudian berikatan dengan Aktin pada tahap ketiga. Pada tahap
keempat yang merupakan tahap untuk relaksasi konformasional, kompleks aktin-
miosin-ADP-Pi tadi secara tahap demi tahap melepaskan ikatan dengan Pi dan ADP
sehingga kompleks yang tersisa hanyalah kompleks Aktin-Miosin yang siap untuk
siklus hidrolisis ATP selanjutnya. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa proses terkait dan
terlepasnya aktin yang diatur oleh ATP tersebut menghasilkan gaya vektorial untuk
kontraksi otot.
c. Model untuk interaksi Aktin dan Miosin berdasar strukturnya
Rayment, Holden, dan Ronald Milligan telah memformulasikan suatu model
yang dinamakan kompleks rigor terhadap kepala S1 miosin dan Faktin. Mereka
mengamati kompleks tersebut melalui mikroskopi elektron. Daerah yang mirip bola
pada S1 itu berikatan secara tangensial pada filamen aktin pada sudut 45 o terhadap
sumbu filamen.Sementara itu, ekor S1 mengarah sejajar sumbu filamen. Relasi kepala
S1 miosin itu nampaknya berinteraksi dengan aktin melalui pasangan ion yang
melibatkan beberapa residu Lisin dari miosin dan beberapa residu asam Aspartik dan
asam Glutamik dari aktin.
d. Kepala-kepala Miosin berjalan sepanjang filamen-filamen aktin
Hidrolisis ATP dapat dikaitkan dengan model pergeseran-filamen. Pada mulanya,
kita mengasumsikan jika cross-bridges miosin memiliki letak yang konstan tanpa
berpindah-pindah, maka model ini tak dapat dibenarkan. Sebaliknya, cross bridges itu

76 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
harus berulangkali terputus dan terkait kembali pada posisi lain namun masih di
daerah sepanjang filamen dengan arah menuju disk Z. Melalui pengamatan dengan
sinar X terhadap struktur filamen dan kondisinya saat proses hidrolisis terjadi,
Rayment, Holden, dan Milligan mengeluarkan postulat bahwa tertutupnya celah aktin
akibat rangsangan (berupa ejeksi ADP) itu berperan besar untuk sebuah perubahan
konformasional (yang menghasilkan hentakan daya miosin) dalam siklus kontraksi
otot. Postulat ini
selanjutnya mengarah pada model perahu dayung untuk siklus kontraktil yang telah
banyak diterima berbagai pihak. Pada mulanya, ATP muncul dan mengikatkan diri
pada kepala miosin S1 sehingga celah aktin terbuka. Sebagai akibatnya, kepala
S1melepaskan ikatannya pada aktin.
Pada tahap kedua, celah aktin akan menutup kembali bersamaan dengan
proses hidrolisis ATP yang menyebabkan tegaknya posisi kepala S1. Posisi tegak itu
merupakan keadaan molekul dengan energi tinggi (jelas-jelas memerlukan energi).
Pada tahap ketiga, kepala S1 mengikatkan diri dengan lemah pada suatu monomer
aktin yang posisinya lebih dekat dengan disk Z dibandingkan dengan monomer aktin
sebelumnya. Pada tahap keempat, Kepala S1 melepaskan Pi yang mengakibatkan
tertutupnya celah aktin sehingga afinitas kepala S1 terhadap aktin membesar.
Keadaan itu disebut keadaan transien. Selanjutnya, pada tahap kelima, hentakan-daya
terjadi dan suatu geseran konformasional yang turut menarik ekor kepala S1 tadi
terjadi sepanjang 60 Angstrom menuju disk Z. Lalu, pada tahap akhir, ADP dilepaskan
oleh kepala S1 dan siklus berlangsung lengkap.

Pengaturan untuk Kontraksi Otot


Gerakan otot lurik tentu dibawah komando atau suatu kontrol yang disebut
impuls saraf motor.
a. Ca2+ mengatur Kontraksi Otot dengan proses yang ditengahi oleh
Troponin dan Tropomiosin
Sejak tahun 1940, ion Kalsium diyakini turut berperan serta dalam pengaturan
kontraksi otot. Kemudian, sebelum 1960, Setsuro Ebashi menunjukkan bahwa
pengaruh Ca2+ ditengahi oleh Troponin dan Tropomiosin. Ia menunjukkan aktomiosin
yang diekstrak langsung dari otot (sehingga mengandung ikatan dengan troponin dan
tropomiosin) berkontraksi karena ATP hanya jika Ca2+ ada pula. Kehadiran troponin
dan tropomiosin pada sistem aktomiosin tersebut meningkatkan sensitivitas system
terhadap Ca2+. Di samping itu, subunit dari troponin, TnC, merupakan satu-satunya
komponen pengikat Ca2+. Secara molekuler, proses kontraksi.

b. Impuls saraf melepaskan Ca2+ dari Retikulum Sarcoplasma

Modul Biokimia 77
-Untuk Mahasiswa-
Sebuah impuls saraf yang tiba pada sebuah persambungan neuromuskular
(sambungan antara neuron dan otot) akan dihantar langsung kepada tiap-tiap
sarkomer oleh sebuah sistem tubula transversal / T. Tubula tersebut merupakan
pembungkus-pembungkus semacam saraf pada membran plasma fiber. Tubula
tersebut mengelilingi tiap miofibril pada disk Z masing-masing. Semua sarkomer pada
sebuah otot akan menerima sinyal untuk berkontraksi sehingga otot dapat
berkontraksi sebagai satu kesatuan utuh. Sinyal elektrik itu dihantar (dengan proses
yang belum begitu dimengerti) menuju retikulum sarkoplasmik (SR). SR merupakan
suatu sistem dari vesicles (saluran yang mengandung air di dalamnya) yang pipih,
bersifat membran, dan berasaldari retikulum endoplasma. Sistem tersebut
membungkus tiap-tiap miofibril hampir seperti rajutan kain. Membran SR yang secara
normal non-permeabel terhadap Ca2+ itu mengandung sebuah transmembran Ca2+.
ATPase yang memompa Ca2+ kedalam SR untuk mempertahankan konsentrasi [Ca2+]
bagi otot rileks. Kemampuan SR untuk dapat menyimpan Ca2+ ditingkatkan lagi oleh
adanya protein yang bersifat amat asam yaitu kalsequestrin (memiliki situs lebih dari
40 untuk berikatan dengan Ca2+). Kedatangan impuls saraf membuat SR menjadi
permeabel terhadap Ca2+.Akibatnya, Ca2+ berdifusi melalui saluran-saluran Ca2+
khusus menuju interior miofibril, dan konsentrasi internal [Ca2+] akan bertambah.
Peningkatan konsentrasi Ca2+ ini cukup untuk memicu perubahan konformasional
dalam troponin dan tropomiosin. Akhirnya, kontraksi otot terjadi dengan mekanisme
perahu dayung tadi. Saat rangsangan saraf berakhir, membran SR kembali menjadi
impermeabel terhadap Ca2+ sehingga Ca2+ dalam miofibril akan terpompa keluar
menuju SR. Kemudian otot menjadi rileks seperti sediakala.
(Ginsberg, 2007; Guyton, 2007; Potter and Perry, 2005)
E. STRUKTUR OTOT
a. Filamen-filamen tebal tersusun dari Miosin
Filamen-filamen tebal pada vertebrata (makhluk hidup bertulang belakang)
hampir sebagian besar tersusun dari sejenis protein yang disebut Miosin. Molekul
miosin terdiri dari enam rantai polipeptida yang disebut rantai berat dan dua pasang
rantai ringan yang berbeda (disebut rantai ringan esensial dan regulatori, ELC dan
RLC). Miosin termasuk protein yang khusus karena memiliki sifat berserat (fibrous) dan
globular. Secara umum, molekul miosin dapat dilihat sebagai segmen berbentuk
batang sepanjang 1600 Angstrom dengan dua kepala globular. Miosin hanya berada
dalam wujud molekul-molekul tunggal dengan kekuatan ioniknya yang lemah. Protein-
protein ini berkaitan satu sama lain menjadi struktur. Struktur tersebut ialah struktur
dari filamen tebal. Pada struktur itu, filamen tebal merupakan suatu bentuk yang
bipolar dengan kepala-kepala miosin yang menghadap tiap-tiap ujung filamen dan

78 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
menyisakan bagian tengah yang tidak memiliki kepala satupun (bare zone / jalur
kosong).
Kepala-kepala miosin itulah yang merupakan wujud dari cross-bridges dalam
perhubungannya dengan miofibrilmiofibril. Sebenarnya, rantai berat miosin berupa
sebuah ATPase yang menghidrolisis ATP menjadi ADP dan Pi dalam suatu reaksi yang
membuat terjadinya kontraksi otot. Jadi, otot merupakan alat untuk mengubah energy
bebas kimia berupa ATP menjadi energi mekanik. Sementara itu, fungsi rantai ringan
miosin diyakini sebagai modulator aktivitas ATPase dari rantai berat yang
bersambungan dengannya. Di tahun 1953, Andrew Szent-Gyorgi menunjukkan bahwa
miosin yang diberi tripsin secukupnya akan memecah miosin menjadi dua fragmen
yaitu Meromiosin ringan (LMM) dan Meromiosin berat (HMM). HMM dapat dipecah
dengan papain menjadi dua bagian lagi yaitu dua molekul identik dari subfragmen-1
(S1) dan sebuah subframen-2 (S2) yang berbentuk mirip batang.

b. Filamen-filamen tipis tersusun dari Aktin, Tropomiosin dan Troponin


Komponen penyusun utama filamen tipis ialah Aktin. Aktin merupakan protein
eukariotik yang umum, banyak jumlahnya, dan mudah didapati. Aktin didapati dalam
wujud monomer-monomer bilobal globular yang disebut G-aktin yang secara normal
mengikat satu molekul ATP untuk tiap-tiap monomer. G-aktin itu nantinya akan
berpolimerisasi untuk membentuk fiber-fiber yang disebut F-aktin. Polimerisasi ini
merupakan suatu proses yang menghidrolisis ATP menjadi ADP dengan ADP yang
nantinya terikat pada unit monomer F-aktin. Sebagai hasilnya, F-aktin akan
membentuk sumbu rantai utama dari filamen tipis. Tiap-tiap unit monomer F-aktin
mampu mengikat sebuah kepala miosin (S1) yang ada pada filamen tebal. Mikrograf
elektron juga menunjukkan bahwa F-aktin merupakan deretan monomer terkait
dengan urutan kepala ekor-kepala. Maka dari itu, F-aktin memiliki wujud yang polar.
Semua unit monomer F-aktin memiliki orientasi yang sama dilihat dari sumbu fiber.
Filamen-filamen tipis itu juga memiliki arah yang menjauhi disk Z. Sehingga
kumpulan kumpulan filamen tipis yang menjulur pada kedua sisi disk Z itu memiliki
orientasi yang berlawanan. Komposisi miosin dan aktin masing-masing sebesar 60-
70% dan 20- 25% dari protein total pada otot. Sisa protein lainnya berkaitan dengan
filamen tipis yakni Tropomiosin dan Troponin. Troponin terdiri dari tiga subunit yaitu
TnC (protein pengikat ion Ca), TnI (protein yang mengikat aktin), dan TnT (protein
yang mengikat tropomiosin). Dari sini, dapat disimpulkan bahwa kompleks tropomiosin
Troponin mengatur kontraksi otot dengan cara mengontrol akses cross bridges S1
pada posisiposisi pengikat aktin.

c. Protein minor pada Otot yang mengatur jaringan-jaringan Miofibril

Modul Biokimia 79
-Untuk Mahasiswa-
Disk Z merupakan wujud amorf dan mengandung beberapa protein berserat -
aktinin (untuk mengikatkan_(fibrous). Protein-protein lain itu ialah filamen-filamen tipis
pada disk Z), desmin (banyak terdapat pada daerah perifer / tepi disk Z dan berfungsi
untuk menjaga keteraturan susunan antar sesama miofibril), vimentin (bersifat sama
dengan desmin), titin (merupakan polipeptida dengan massa terbesar, berada
sepanjang filamen tebal sampai disk Z, dan berfungsi seperti pegas yang mengatur
agar letak filamen tebal tetap di tengah-tengah sarkomer), dan nebulin (berada di
sepanjang filamen tipis dan berfungsi untuk mempertahankan panjang filamen).
Sementara itu, disk M yang merupakan hasil penebalan akibat sambungan filamen-
filamen tebal itu juga mengandung C-protein dan Mprotein. Peranan kedua protein itu
ada pada susunan atau perkaitan antara filamen-filamen tebal pada disk M.
(Ginsberg, 2007; Guyton, 2007; Potter and Perry, 2005)

F. GANGGUAN DAN KELUHAN OTOT


Gangguan otot
Gangguan otot dpat terjadi karena :
1. Melakukan kegiatan secara berulang.
Pekerjaan yang dilakukan berulang memerlukan waktu lama, beban kerja
menjadi berat sehingga tubuh berpotensi mengalami lelah otot, karena terjadi
peningkatan tekanan pada otot, dan transport darah keotot menjadi terhambat.
2. Posisi duduk salah.
Kursi tidak ergonomis dapat menjadi penyebab sikap kerja duduk menjadi
salah / tidak alamiah, sehingga posisi dari bagian tubuh bergerak menjauhi posisi
alamiah misalnya : pada pergelangan tangan terangkat, punggung terlalu
membungkuk, kepala terangkat, dengan semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat
gravitasi tubuh, ini berpotensi mengalami lelah otot. Sikap kerja tidak alamiah ini
terjadi karena karakteristik tugas, alat kerja, stasiun kerja dengan kemampuan dan
keterbatasan pekerja.
3. Pengerahan tenaga secara berlebihan.
Aktivitas kerja menuntut pengerahan tenaga, yang dipengaruhi oleh jenis
pekerjaan. Pengerahan tenaga yang berlebih dan dilakukan secara rutin, dalam waktu
lama tampa diselingi istirahat yang cukup, berpotensi menimbulkan lelah otot, yang
dapat berlanjut pada cedera otot.

Faktor yang mempengaruhi gangguan otot

80 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Gangguan otot dapat terjadi akibat faktor individu seperti: 1). Faktor Umur,
terdapat hubungan umur dengan terjadinya keluhan otot terutama keluhan otot pada
leher dan bahu; 2). Faktor jenis kelamin, jenis kelamin sangat mempengaruhi tingkat
risiko keluhan otot, secara fisiologis kemampuan otot wanita sekitar 2/3 dari kekuatan
otot pria, daya tahan otot pria lebih tinggi dari otot wanita; 3). Faktor kebiasaan
merokok, keluhan otot erat hubungannya dengan lama dan tingkat kebiasaan
merokok. Semakin lama dan banyak jumlah rokok yang dihisap semakin besar risiko
keluhan otot yang dirasakan, ini berkaitan dengan kesegaran tubuh seseorang.
Kebiasaan merokok dapat menurunkan kapasitas paru paru yang menghambat
pemenuhan oksigen, sehingga proses pembakaran karbohidrat terhambat
mengakibatkan terjadinya penumpukan asam laktat sebagai tanda awal terjadinya
lelah dan 4). Faktor kesegaran jasmani, keluhan otot jarang ditemukan pada orang
yang beraktivitas dan mempunyai cukup waktu untuk istirahat, karena keluhan otot
sangat dipengaruhi oleh kesegaran tubuh, misalnya : a. Tubuh dengan tingkat
kesegaran rendah, risiko terjadinya lelah 7,1 %; b. Tubuh dengan tingkat kesegaran
sedang risiko terjadinya lelah 3,2 %; c. Tubuh dengan tingkat kesegaran tinggi risiko
terjadinya lelah 0,8 % serta 5). Factor kekuatan fisik. Terdapat peningkatan keluhan
pinggang, pada pekerja yang melakukan aktivitas dengan menggunakan kekuatan
otot melebihi batas kemampuannya. Pekerja dengan kekuatan otot rendah,
mempunyai risiko keluhan lelah tiga kali dari pekerja dengan kekuatan otot tinggi.
Untuk pekerja yang tidak memerlukan pengerahan tenaga, maka factor kekuatan fisik
kurang relevan dengan risiko terjadinya keluhan otot rangka dan 6). Faktor ukuran
tubuh, berat dan tinggi badan memberi pengaruh kecil terhadap terjadinya keluhan
otot rangka. Wanita gemuk mempunyai risiko dua kali untuk mengalami keluhan lelah
otot dari wanita kurus. Temuan lain menyatakan bahwa pada tubuh yang tinggi
umumnya lebih sering mengalami keluhan sakit pinggang, tetapi tubuh tinggi tidak
mempunyai pengaruh terhadap keluhan pada leher, bahu dan pergelangan tangan.

Keluhan otot
Adapun keluhan otot yang dialami oleh manusia dan berdampak pada aktivitas
antara lain :
1. Kelelahan otot
adalah suatu keadaan yang menunjukkan ketidakmampuan dari otot melakukan
kontraksi dan bermetabolisme sebagai akibat, kontraksi otot yang kuat dan
lama, yang semakin lama semakin melemah, karena dalam serabut otot
kekurangan energi dapat berlanjut pada timbulnya kram otot atau kejang otot.
2. Astrofi otot

Modul Biokimia 81
-Untuk Mahasiswa-
adalah proses penurunan dari fungsi otot akibat otot mengecil dan kehilangan
fungsi kontraksinya yang biasanya disebabkan oleh penyakit (Poliomielities).
3. Distrofi otot (gangguan otot bawaan / genetis)
adalah suatu kelainan otot yang biasanya terjadi pada kelompok anak, karena
menderita penyakit kronis / cacat bawaan sejak lahir.
4. Kaku leher (stiff)
adalah suatu kelainan yang terjadi karena peradangan otot trapesius leher,
akibat salah gerakan atau adanya hentakan pada leher serta menyebabkan
rasa nyeri dan kaku pada leher seseorang.
5. Hipotrofi otot
adalah suatu jenis kelainan pada otot yang menyebabkan otot menjadi lebih
besar dan tampak kuat akibat aktivitas dari otot berupa kerja dan olahraga.
6. Tetanus
adalah ketegangan otot secara terus menerus sehingga otot menjadi kejang.
7. Miestenia gravis
adalah lemahnya otot secara berangsur dan dapat menyebabkan kelumpuhan.
8. Hernis abdominal
adalah kelainan pada dinding otot perut yang dapat mengakibatkan timbulnya
penyakit hernia / turun berok ( penurunan usus yang masuk kedalam rongga
perut ).
9. Miopatik miotonik
adalah sekumpulan penyakit keturunan dimana otot tidak mampu mengendur
(relaksasi) secara normal setelah berkontraksi, yang dapat menyebabkan
kelemahan, kejang otot dan pemendekan otot (Contractur).
10. Miotonia kongenitalis (penyakit Thomsen)
adalah penyakit yang diturunkan secara autosomal dominan dan bisa terjadi
baik pada pria maupun wanita. Gejala biasanya sudah muncul pada masa bayi.
Tangan, tungkai dan kelopak mata menjadi sangat kaku karena otot tidak
mampu mengendur. Kelemahan otot biasanya sangat minimal.
11. Kram (kekejangan)
terjadi karena otot terus menerus melakukan aktivitas, sehingga otot kejang dan tidak
dapat berkontraksi.
(Muttaqin, 2008; Guyton, 2007; Potter and Perry, 2005)

82 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
PERTEMUAN VII
FISIOLOGI PENGINDERAAN

Sub Capaian Pembelajaran MK: Mahasiswa mampu memahami tentang fisiologi


penginderaan

A. PENDAHULUAN
Panca indera adalah alat-alat tubuh yang mempunyai fungsi penerimaan
terhadap rangsang yang diterima oleh reseptor bersangkutan yang diubah dan
dihantarkan ke pusat penginderaan sehingga menimbulkan suatu kesan. Alat-alat
tubuh yang termasuk panca indera antara lain: 1) Mata, sebagai indera penglihatan;
2) Telinga, sebagai indera pendengaran; 3) hidung, sebagai indera pencium, 4) Lidah,
sebagai indera pengecap, dan 5) Kulit, sebagai indera perasa. Fungsi panca indera
antara lain mempertahankan kelangsungan hidup, untuk mengetahui keadaan
sekeliling, serta melindungi dan memelihara kelangsungan hidup.

B. INDERA PENGLIHATAN (MATA)


Mata berfungsi untuk melihat bentuk dan warna.
Anatomi Mata
Struktur utamanya terdiri atas bola mata dengan diameter 2,5 cm (1 inchi) yang
meliputi system lensa, dinding lapisan biasa, dan lapisan dinding yang sensitive
terhadap cahaya, yaitu retina yang mengandung sel rod and cone. Mata juga terdiri
dari tiga lapisan, yaitu lapisan penyokong, lapisan vaskuler, dan lapisan retina.

Gambar 7.1 Gambaran anatomi mata Gambar 7.2 Gambaran


fungsional rode dan code

Modul Biokimia 83
-Untuk Mahasiswa-
Lapisan penyokong terdiri atas sclera (bagian belakang) dan retina (bagian
depan). Lapisan vaskuler yang terdiri atas:
1) Pembuluh darah, pada lapisan tengah dinding bola mata yang mengandung
pigmen yang dapat menyerap cahaya dan mencegah pemantulan
2) Choroid, merupakan 2/3 bagian belakang lapisan vaskuler yang tipis
3) Corpus ciliaris, yaitu lapisan vaskuler bagian depan yang tebal
4) Lensa, organ bening yang dapat berubah bentuk, sehingga dapat memfokuskan
bayangan yang tepat pada retina (proses akomodasi)
5) Iris, merupakan lanjutan choroids pada bagian depan yang terbentuk lapisan
otot
6) Pupil, yaitu tempat masuknya cahaya dan berfungsi sebagai diafragma untuk
mengetahui intensitas cahaya yang masuk.
7) Lapisan retina, yaitu lapisan bola mata bagian dalam yang dihubungkan dengan
otak oleh nervus opticus. Terdiri atas retina tebal yang mengandung jaringan
saraf yang disebut neuro retina dan retina tipis yang mengandung pigmen.

Struktur tambahan pada mata antara lain:


1) Orbita, dimana bola mata terletak pada rongga orbita yang melindung dari
kerutan luar. Dasar tulang orbita adalah bagian tulang maxilla zygomaticum dan
tulang palatinus dan atapnya terdiri atas tulang frontalis, sama dengan ala
parva os sphenoid.
2) Palpebra, berfungsi dalam mencegah masuknya benda asing, menyapukan air
mata untuk membasahi cornea.
3) Bola mata, mencegah masuknya benda asing dan menyaring cahaya berlebih.
4) Alis mata, mencegah masuknya keringat, angina, dan benda asing.
5) Conjunctiva, yang terbagi atas conjunctiva palpebralis dan conjunctiva bulbalis.
6) Apparatus lacrimalis, terdiri atas glandula lacrimalis, ductus lacrimalis, dan
ductus nasolacrimalis. Tiap bola mata juga terdiri dari 175 Rod dan 7 juta
cone. Rod menampakkan persepsi bayangan hitam putih, penglihatan malam.
Cone menampakkan persepsi warna yang sebagian besar di bagian tengah
retina di belakang lensa macula latea dan terutama di daerah yang tidak ada
rod fovea centralis.

Mekanisme Penglihatan
Mekanisme penglihatan pada mata antara lain: cahaya masuk sistem lensa
mata melalui retina nervus opticus humor vitreous ke posterior corpus
geniculatum lateral (thalamus) cortex penglihatan (lobus occipitalis)

84 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Fisiologi Penglihatan
Proses penglihatan terdiri dari 5 fase: (1). Refraksi cahaya yang masuk ke dalam
bola mata; (2).Mekanisme akomodasi, (3).Aktivitas fotokimia (gelombang cahaya
impuls saraf), (4).Processing aktivitas saraf dalam retina dan transmisi impuls lewat
nervus opticus, (5).Processing di otak, puncak persepsi objek dapat dilihat.

Akomodasi
Merupakan pengaturan ukuran dan bentuk lensa untuk membawa bayangan
jatuh tepat di retina. Untuk memfokus bayangan benda dekat: kontraksi musculus
ciliaris tarikan terhadap ligamentum, suspensorium mengendor lensa membulat.
Untuk memfokus bayangan benda jauh: musculus ciliaris relaksasi tarikan
ligamentum suspensorium bertambah lensa memipih. Pada orang tua, lensa mata
mengeras sehingga daya akomodasi menurun, disebut juga presbiopia.

Refraksi
Refraksi adalah pembengkakan gelombang cahaya bila melalui suatu media ke
media lainnya yang kepadatannya berbeda. Gelombang cahaya masuk melalui udara
ke mata, terjadi refraksi sehingga terfokus di retina membentuk focal piont. Sebelum
sampai di retina, cahaya masuk melalui kornea, aqueous humor, lensa, dan vitreus
humor.

Kelainan Penglihatan
Pada mata normal, objek yang berjarak lebih dari 6 meter terlihat, membentuk
bayangan tajam di retina, disebut emetropia. Kelainan yang terjadi pada mata antara
lain:
Myopia (mata dekat) fokus di depan retina.
Hypermetropia (mata jauh) fokus di belakang retina
Astigmatisma kelengkungan kornea tidak sama (untuk mengkoreksinya dapat
digunakan kacamata silindris).
Presbiopi sama dengan hipermetropi tetapi lebih disebabkan oleh usia lanjut.

Modul Biokimia 85
-Untuk Mahasiswa-
Gambar 7.3 Kelainan penglihatan
(Eric and Kevin, 2001; Ganong, 2008)

C. INDERA PENGECAP (LIDAH)


Pada lidah terdapat akseptor rasa kecap berupa kemoreseptor.
Struktur Lidah
Permukaan lidah ditutupi oleh tonjolan-tonjolan papilae, antara lain: 1) Papilae
fungiformis pada bagian depan; 2) Papilae circumvalata pada bagian samping
belakang, *papilae filiformi pada bagian samping, dan 3) Papilae foliata pada
bagian samping belakang.
Organ reseptor rasa kecap disebut dengan taste buds yang terletak di celah-
celah papilae dan berbentuk seperti gentong, terdiri atas sel-sel kemoreseptor dan sel-
sel penyokong. Setiap taste bud juga mengandung 25 sel-sel reseptor.

Gambar 7.4 Taste bud


Rasa Kecap Dasar

86 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Ada empat macam rasa kecap dasar yang dapat dirasakan pada lokasi-lokasi
tertentu pada permukaan lidah. Rasa manis dapat dirasakan pada bagian pada bagian
permukaan lidah tengah, rasa asam pada bagian samping lidah, rasa asin pada tepian
lidah bawah sepanjang tepi depan, dan rasa pahit pada bagian belakang lidah.

Mekanisme Rasa Kecap


Mekanisme rasa kecap belum diketahui secara pasti. Akan tetapi secara umum
dapat dijelaskan sebagai berikut: Bermacam- macam rangsang perubahan
rangsang listrik membran papilla reseptor (terjadi perubahan dan penutupan
kandungan ion Na+) repolarisasi membran, menimbulkan potensial reseptor
merangsang ujung saraf aferen rasa kecap. Variasi rasa kecap ditimbulkan oleh
perbedaan frekuensi impuls-impuls saraf. Perjalanan rasa kecap dikoordinasi oleh
persarafan pada lidah, antara lain: 1) Nervus lingualis pada 2/3 bagian anterior lidah;
2) Nervus Glossopharyngeus pada 1/4 bagian anterior lidah; 3) Nervus vagus, pada
sensasi palatum, epiglottis, dan faring. Serabut-serabut saraf tersebut berakhir di
nervus solitarius pada medulla oblongata ke thalamus pada pusat kecap (lobus
parietalis). Dari 2/3 bagian anterior lidah nervus lingualis nervus trochealis (N V)
melalui medulla timfani nervus fascialis (N VII) tractus solitarius thalamus
cerebri cortex.

Gambar 7.5 Persarafan sensorik pengecapan. Angka-angka menunjukkan saraf


kranialis
(Eric and Kevin, 2001; Ganong, 2008)

Modul Biokimia 87
-Untuk Mahasiswa-
D.INDERA PENDENGARAN (TELINGA) DAN KESEIMBANGAN
Indera pandengaran dan organ keseimbangan dibahas bersama karena kedua
macam reseptornya berada di telinga bagian dalam. Unit fungsional telinga terdiri atas
1) Apparatus auditorius untuk pendengaran yang dipersarafi nervus cochlearis dan 2)
Apparatus vestibularis yang berfungsi untuk keseimbangan yang dipersarafi nervus
vestibularis. Maka telinga secara umum dipersarafi oleh nervus vestibulocochlearis.
D.1 Apparatus Auditorius
Anatomi
Komponen organ telinga terbagi menjadi tiga bagian, antara lain telinga luar,
telinga tengah, dan telinga dalam.

Gambar 7.6 Struktur anatomi telinga


a. Telinga Luar
Terdapat daun telinga (auricula) yang berlekuk-lekuk, berfungsi untuk
menampung gelombang suara dan mengarahkannya ke telinga tengah. Meatus
acusticus externus yang ada pada telinga luar berfungsi untuk menjaga agar tidak
ada binatang kecil yang masuk ke telinga tengah, menjaga dari perubahan
kelembaban, dan menjaga dari suhu udara yang dapat mempengaruhi membran
tympani. Panjang dindingnya superior-posterior 25 mm, anterior-inferior 31 mm.
Meatus acusticus externus terdiri dari dua bagian, pada 1/3 lateral terdiri dari tulang
rawan dan 2/3 medial terdiri dari tulang keras. Kulit pada bagian tulang rawan
terdiri atas rambut, kelenjar sebasea seruminosa, dan glandula sudorifera. Kelenjar-
kelenjar tersebut menghasilkan serumen (minyak telinga).
b. Telinga Tengah
Telinga tengah dipisahkan dengan meatus acusticus externus uleh membran
tympani, dengan auris interna oleh dinding lateral labirin, dan dengan faring oleh
tuba eustachius. Membran tympani berbentuk elips, dan semitransparan. Sumbu
panjangnya 9-10 mm, sumbu pendek 8-9 mm, dan tebal 0,1 mm. Cavum tympani
berbentuk pipih, dan irreguler. Ukuran secara vertikal 15 mm dan transversal

88 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
6,2,4 mm. Antrum dan cellulae mastoid terletak di belakang cavum tympani.
Antrum berbentuk irregular dan sebesar kacang tanah. Ossiculae tympani terdiri
dari tiga tulang pendengaran, antara lain maleus pada bagian lateral, incus pada
bagian tengah, dan stapes pada bagian medial. Tuba eustachius menghubungkan
cavum tympani dengan nasofaring, pada 1/3 lateral terdiri dari tulang keras dan 2/3
medial terdiri dari tulang rawan (cartilago). Pada saat istirahat, tuba eustachius
menutup, dan apabila terjadi kontraksi, misalnya mengunyah, menguap, atau
menelan, maka tuba eustachius akan membuka.
c. Telinga Dalam
Telinga dalam terdapat dalam os temporalis dan pars petrosus. Terdiri atas
ossus labyrinth / labirin yang dibatasi oleh matriks keras, memiliki kapsul dengan
tebal 2-3 mm. Dalam labirin terdapat tiga rongga, antara lain: (1) Vestibulum,
dengan karakteristik bagian depan menuju cochlea, bagian belakang atas
berhubungan dengan canalis semisirkularis, pada dinding medial tedapat utriculus,
dan pada dinding lateral terdapat sacculus dan foramen ovale, serta foramen
rotundum; (2) Canalis semisirkularis terdiri dari lengkungan superiorposterior dan
lateral yang masing-masing membentuk 2/3 lingkaran dengan diameter 1 mm dan
(3) Cochlea, merupakan sebuah sistem tuba yang melingkar berbentuk kerucut
(seperti rumah siput). Basisnya terletak diatas meatus acusticus internus. Canalis
cochlearis dibagi oleh lamina spiralis ossea menjadi skala vestibuli, skala media,
dan skala tympani.

Gambar 7.7 Telinga dalam

Modul Biokimia 89
-Untuk Mahasiswa-
Fisiologi Pendengaran
Suara adalah kompresi dan dekompresi udara yang berulang kali yang akan
menimbulkan gelombang. Frekuensi adalah jumlah gelombang suara per detik. Benda
yang bergetar dapat menimbulkan kombinasi frekuensi. Mekanisme aliran gelombang
suara diawali dengan masuknya suara melalui udara ke telinga luar, masuk ke telinga
tengah, lalu terjadi proses transisi gelombang suara ke telinga dalam. Gelombang
suara tidak mudah masuk ke dalam cairan, maka harus melalui proses transisi. Ketika
gelombang suara masuk ke dalam cairan, banyak energi gelombang suara yang
hilang. Hal ini diatasi oleh adanya tulang dalam telinga sehingga suara tetap
terdengar. Terdapat 23.500 sel rambut pada cochlea. Sel-sel rambut cochlea
(mekanoreseptor) mengubah energi suara menjadi potensial generator. Tiap-tiap sel
saraf dipersarafi oleh beberapa neuron.
Kelainan Pendengaran
Ada dua macam kelainan pendengaran secara umum, antara lain tuli saraf dan
tuli hantaran. Tuli saraf terjadi karena adanya gangguan pada cochlea (pada saraf
pendengaran) dan biasanya kelainan ini sulit diobati. Tuli hantaran terjadi karena
system ossikuler (tulang) rusak yang berlanjut pada ankylosis. Hal ini dapat diatasi
dengan konduksi tulang sehingga gelombang suara dapat dihantarkan ke cochlea. Tes
pendengaran dapat dilakukan dengan menggunakan garputala. Akan tetapi,
audiometer dapat menentukan sifat kelainan dengan lebih teliti.

D.2 Apparatus Vestibularis


Anatomi
Merupakan organ keseimbangan. Komponen utamanya antara lain utriculus dan
sacculus (reseptornya mengatur keseimbangan statis), ductus semisirkularis dan
labirin membranosa (reseptornya menjawab percepatan gerakan kepala). Sistem
keseimbangan juga menerima input dari mata dan beberapa propiosepti di dalam
tubuh, terutama persendian. Propioseptor khusus di dalam apparatus vestibularis
disebut sel rambut, yang merupakan reseptorreseptor yang sensitif yang mengubah
energi mekanik menjadi
energi listrik yang dihantarkan ke otak. Pada utriculus dan sacculus, reseptornya
disebut maculla dan berisi endolimfe. Kedua organ ini merupakan organ gravitasi,
menjawab gerakan kepala atas-bawah dan depan-belakang. Crista ampullaris
merupakan bagian dari ductus semicircularis, berfungsi dalam menjawab perubahan
percepatan arah gerakan kepala, terutama gerakan memutar.

Mekanisme Keseimbangan

90 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Secara umum proses keseimbangan: Batang otak sumsum spinal otak
sinyal saraf nucleus ventral postero-medial thallamus cortex temporal.
(Eric and Kevin, 2001; Ganong, 2008)

E. INDERA PENCIUMAN (HIDUNG)


Indera penghidu memiliki reseptor yang hampir sama dengan reseptor kecap,
yaitu kemoreseptor. Selain itu, reseptor antara kedua indera saling berhubungan,
dimana jika hidung terkena pilek/ influenza maka proses pengecapan juga akan
terganggu.

Anatomi Hidung
Rongga hidung memiliki membrana olfactoria pada bagian langit-langitnya,
yang terdiri dari epitel penghidu dengan ukuran 2,5 cm yang berisi: *Sel-sel
reseptor, yaitu sel olfaktoria (neuron penghidu) sel saraf bipolar. Pada manusia,
terdapat kurang lebih 25 juta sel yang masingmasing dikelilingi oleh sel penyokong
dan berakhir di vesical bulbus olfactorius, *Sel-sel penyokong (sustentskuler), dan
*Selaput tipis sel-sel basal yang dapat berdiferensiasi menjadi sel reseptor dan
penyokong. Sel epitel pada rongga hidung memiliki dendrit yang pendek dan keluar ke
permukaan epitel. Cairan lender dikeluarkan oleh sel penyokong dan kelenjar
bowmann. Fungsinya adalah untuk melarutkan zat yang dapat dicium (yang
merangsang reseptor).

Gambar 7.8 Struktur epitel penciuman

Modul Biokimia 91
-Untuk Mahasiswa-
Gambar 7.9 Struktur membran mukosa olfaktorius

Fisiologi Diterimanya Bau


Mekanismenya dimulai dari diterimanya impuls penghidu yang dibagi dan
diintegrasi ke otak dalam glomeruli. Glomeruli merupakan tempat pertama kali bau
diproses dan masing-masing menerima impuls dari 2600 akson reseptor. Impuls
diterima melalui akson sel mitral dan tufted dan dihantarkan ke tractus olfactorius lalu
ke posterior menuju cortex olfactorius di lobus temporal otak.
Proses mencium bau. Molekul zat interaksi dengan protein receptor di
membrane plasma menyebabkan kanal ion Na+ terbuka molekul zat masuk ke
dalam sel timbul potensial generator potensial aksi dalam serabut saraf yang
bersinaps dalam bulbus oesophagus.
Perjalanan saraf penghidu. Sel-sel mitral dalam bulbus arterious-arteriosus
akson tractus olfactorius Corteks olfactorius primer (terdiri dari uncus dan
area yang berdekatan di lobus temporalis).
Zat-zat yang dapat merangsang reseptor penghidu merupakan zat-zat yang
mudah menguap, larut dalam air, dan larut dalam lemak.

F. INDERA PERABA (KULIT)


Kulit memiliki reseptor khusus merespon rangsang berupa sentuhan, tekanan,
sakit, panas, atau dingin, sehingga kulit disebut dengan tangoreseptor (telah banyak
dibahas pada bab sebelumnya). Ujung saraf yang terdapat dalam kulit antara lain:
Ruffini (panas), Krause (dingin), Paccini (tekanan keras), Meissner (sentuhan),
Nosiseptor (sakit/nyeri) dan merkel (sentuhan/tekanan lemah).
(Eric and Kevin, 2001; Ganong, 2008)

92 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Modul Biokimia 93
-Untuk Mahasiswa-
PERTEMUAN VIII dan IX
FISIOLOGI SISTEM SARAF PERIFER DAN SISTEM SARAF SENTRAL SERTA
FUNGSINYA

Sub Capaian Pembelajaran MK: Mahasiswa mampu memahami tentang fisiologi


system saraf perifer dan system saraf sentral disertai
fungsinya

A.PENDAHULUAN
Sistem saraf merupakan serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan
serta terdiri terutama dari jaringan saraf. Sistem saraf merupakan salah satu sistem
yang berfungsi untuk memantau dan merespon perubahan yg terjadi di dalam dan
diluar tubuh atau lingkungan. Sistem saraf juga bertanggung jawab sebagai sistem
persepsi, perilaku dan daya ingat, serta merangsang pergerakan tubuh. Kemampuan
untuk dapat memahami, mempelajari, dan merespon suatu rangsangan merupakan
hasil kerja terintegrasi sistem persarafan yang mencapai puncaknya dalam bentuk
kepribadian dan tingkah laku individu.
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas
menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh.
Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam.

Gambar 8.1 Komponen system saraf


Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh
sistem saraf, yaitu:
1) Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang
bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.
2) Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas
serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus
yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.

94 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
3) Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh
penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan
kelenjar

B.FUNGSI SISTEM SARAF


Saraf sebagai sistem koordinasi atau pengatur seluruh aktifitas tubuh manusia
mempunyai tiga fungsi utama, yaitu sebagai alat komunikasi, pengendali atau
pengatur kerja dan pusat pengendali tanggapan.
a. Saraf sebagai alat komunikasi antara tubuh dan dunia di luar tubuh.
Hal ini dilakukan oleh alat indera yang meliputi mata, hidung, telinga,
lidah, dan kulit. Karena ada indera, dengan mudah kita dapat mengetahui
perubahan yang terjadi di luar tubuh kita.
b. Saraf sebagai pengendali atau pengatur kerja organ tubuh
Sehingga dapat bekerja serasi sesuai dengan fungsi masing-masing.
c. Saraf sebagai pusat pengendali tanggapan atau reaksi tubuh terhadap
perubahan keadaan di
sekitarnya. Karena saraf sebagai pengendali kerja alat tubuh maka jaringan
saraf terdapat pada seluruh alat tubuh.

C. SEL SARAF
1. Neuron
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung
membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf
tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.

Gambar 8.2 Struktur sel saraf


a. Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel
berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke
akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria,

Modul Biokimia 95
-Untuk Mahasiswa-
sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisel. Badan nisel merupakan
kumpulan retikulum endoplasma tempat transportasi sintesis protein.
b. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit
merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan
mengantarkan rangsangan ke badan sel.
c. Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan
perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus
yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin
yang banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat
jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel-sel sachwann
yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk
neurit dan membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut
neurilemma yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak
dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan
berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.

Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan
fungsinya, yaitu:
1) Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari
reseptor yaitu alat indera.
2) Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan
ke efektor yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau
diterima dari otak dan sumsum tulang belakang
3) Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel
saraf satu dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan
sumsum tulang belakang. Sel saraf yang dihubungkan adalah sel saraf
sensorik dan sel saraf motorik.Saraf yang satu dengan saraf lainnya saling
berhubungan. Hubungan antara saraf tersebut disebut sinapsis. Sinapsis ini
terletak antara dendrit dan neurit. Bentuk sinapsis seperti benjolan dengan
kantung-kantung yang berisi zat kimia seperti asetilkolin (Ach) dan enzim
kolinesterase. Zat-zat tersebut berperan dalam mentransfer impuls pada
sinapsis.
2. Impuls
Impuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari
lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron. Impuls dapat juga dikatakan sebagai
serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf. Contoh rangsangan adalah
sebagai berikut:
1. Perubahan dari dingin menjadi panas.
2. Perubahan dari tidak ada tekanan pada kulit menjadi ada tekanan.
3. Berbagai macam aroma yang tercium oleh hidung.
4. Suatu benda yang menarik perhatian.

96 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
5. Suara bising.
6. Rasa asam, manis, asin dan pahit pada makanan.

Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan


menyebabkan terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan tersebut
adalah sebagai berikut.
a. Gerak sadar
Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau
disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang
panjang. Bagannya adalah sebagai berikut.

Gambar 8.3 Urutan gerak sadar

b. Gerak refleks
Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls
yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang sangat singkat
dan tidak melewati otak. Bagannya sebagai berikut. Contoh gerak refleks
adalah sebagai berikut:
Terangkatnya kaki jika terinjak sesuatu.
Gerakan menutup kelopak mata dengan cepat jika ada benda asing yang masuk ke
mata.
Menutup hidung pada waktu mencium bau yang sangat busuk.
Gerakan tangan menangkap benda yang tiba-tiba terjatuh.
Gerakan tangan melepaskan benda yang bersuhu tinggi.

D. KLASIFIKASI SUSUNAN SARAF


Susunan saraf terdiri dari susunan saraf sentral dan susunan saraf perifer.
Susunan saraf sentral terdiri dari otak (otak besar, otak kecil, dan batang otak) dan
medula spinalis. Susunan saraf perifer terdiri dari saraf somatik dan saraf otonom
(saraf simpatis dan saraf parasimpatis).

Modul Biokimia 97
-Untuk Mahasiswa-
Gambar 8.4 Susunan system saraf
(Junqueira and Jose, 1980; Raven and Johnson, 1986)
Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat merupakan pusat dari seluruh kendali dan regulasi pada
tubuh, baik gerakan sadar atau gerakan otonom. Dua organ utama yang menjadi
penggerak sistem saraf pusat adalah otak dan sumsum tulang belakang. Otak
manusia merupakan organ vital yang harus dilindungi oleh tulang tengkorak.
Sementara itu, sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang.
Otak dan sumsum tulang belakang sama-sama dilindungi oleh suatu membran yang
melindungi keduanya. Membran pelindung tersebut dinamakan meninges. Meninges
dari dalam keluar terdiri atas tiga bagian, yaitu piameter, arachnoid, dan durameter.
Piameter merupakan lapisan membran yang paling dalam. Lapisan ini berhubungan
langsung dengan otak atau sumsum tulang belakang. Pada piameter banyak
terkandung pembuluh darah. Arachnoid merupakan lapisan yang berada di antara
piameter dan durameter. Adapun durameter adalah lapisan membran yang paling luar.
Durameter berhubungan langsung dengan tulang. Pada daerah di antara piameter dan
arachnoid, terdapat rongga yang berisi cairan serebrospinal. Cairan ini berfungsi
melindungi otak atau sumsum tulang belakang dari goncangan dan benturan.
Selaput ini terdiri atas tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
a) Piamater.
Merupakan selaput paling dalam yang menyelimuti sistem saraf pusat. Lapisan
ini banyak sekali mengandung pembuluh darah.
b) Arakhnoid.
Lapisan ini berupa selaput tipis yang berada di antara piamater dan duramater.
c) Duramater.

98 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Lapisan paling luar yang terhubung dengan tengkorak. Daerah di antara
piamater dan arakhnoid diisi oleh cairan yang disebut cairan serebrospinal.
Dengan adanya lapisan ini, otak akan lebih tahan terhadap goncangan dan
benturan dengan kranium. Kadangkala seseorang mengalami infeksi pada
lapisan meninges, baik pada cairannya ataupun lapisannya yang disebut
meningitis.

Gambar 8.5 Lapisan otak

D.1 Susunan Saraf Sentral


Susunan saraf sentral terdiri dari:
1) Otak
Otak merupakan jaringan yang paling banyak memakai energi dalam seluruh
tubuh manusia dan terutama berasal dari proses metabolism oksidasi glukosa. Otak
merupakan organ yang telah terspesialisasi sangat kompleks. Berat total otak dewasa
adalah sekitar 2% dari total berat badannya atau sekitar 1,4 kg dan mempunyai
sekitar 12 miliar neuron. Pengolahan informasi di otak dilakukan pada bagian-bagian
khusus sesuai dengan area penerjemahan neuron sensorik. Permukaan otak tidak
rata, tetapi berlekuk-lekuk sebagai pengembangan neuron yang berada di dalamnya.
Semakin berkembang otak seseorang, semakin banyak lekukannya. Lekukan yang
berarah ke dalam (lembah) disebut sulkus dan lekukan yang berarah ke atas
(gunungan) dinamakan girus.
Otak mengandung hampir 98% jaringan saraf tubuh. Otak dibungkus oleh tiga
selaput otak (meningen) dan dilindungi oleh tulang tengkorak. Selaput otak terdiri dari
tiga lapis yaitu durameter (lapisan paling luar yang menutupi otak dan medula
spinalis, serabut berwarna abu-abu yang bersifat liat, tebal dan tidak elastis), araknoid
(membran bagian tengah yang tipis dan lembut yang menyerupai sarang laba-laba,
berwarna putih karena tidak tidak dialiri aliran darah), dan piameter (membran yang
paling dalam berupa dinding tipis dan transparan yang menutupi otak dan meluas ke
setiap lapisan daerah otak).
Otak mendapatkan impuls dari sumsum tulang belakang dan 12 pasang saraf
kranial. Setiap saraf tersebut akan bermuara di bagian otak yang khusus. Otak
manusia dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu otak depan, otak tengah, dan otak
belakang. Para ahli mempercayai bahwa dalam perkembangannya, otak vertebrata

Modul Biokimia 99
-Untuk Mahasiswa-
terbagi menjadi tiga bagian yang mempunyai fungsi khas. Otak belakang berfungsi
dalam menjaga tingkah laku, otak tengah berfungsi dalam penglihatan, dan otak
depan berfungsi dalam penciuman

Gambar 8.6 Bagian-bagian Otak


a) Serebrum (Otak depan)
Sereberum atau otak besar mempunyai dua belahan yaitu hemisfer kiri
dan hemisfer kanan yang dihubungkan oleh massa substansia alba yang
disebut korpus kollosum. Serebrum(telensefalon) terdiri dari korteks serebri,
basal ganglia dan rheniensefalon. Otak depan terdiri atas otak besar
(cerebrum), talamus, dan hipotalamus. Otak besar merupakan bagian terbesar
dari otak, yaitu mencakup 85% dari volume seluruh bagian otak. Bagian
tertentu merupakan bagian paling penting dalam penerjemahan informasi yang
Anda terima dari mata, hidung, telinga, dan bagian tubuh lainnya. Bagian otak
besar terdiri atas dua belahan (hemisfer), yaitu belahan otak kiri dan otak
kanan. Setiap belahan tersebut akan mengatur kerja organ tubuh yang berbeda.
Otak besar terdiri atas dua belahan, yaitu hemisfer otak kiri dan hemisfer
otak kanan. Otak kanan sangat berpengaruh terhadap kerja organ tubuh
bagian kiri, serta bekerja lebih aktif untuk pengerjaan masalah yang berkaitan
dengan seni atau kreativitas. Bagian otak kiri mempengaruhi kerja organ tubuh
bagian kanan serta bekerja aktif pada saat Anda berpikir logika dan penguasaan
bahasa atau komunikasi. Di antara bagian kiri dan kanan hemisfer otak,
terdapat jembatan jaringan saraf penghubung yang disebut dengan corpus
callosum. Talamus mengandung badan sel neuron yang melanjutkan informasi
menuju otak besar. Talamus memilih data menjadi beberapa kategori, misalnya
semua sinyal sentuhan dari tangan. Talamus juga dapat menekan suatu sinyal
dan memperbesar sinyal lainnya. Setelah itu talamus menghantarkan informasi
menuju bagian otak yang sesuai untuk diterjemahkan dan ditanggapi.
Hipotalamus mengontrol kelenjar hipofisis dan mengekspresikan berbagai
macam hormon. Hipotalamus juga dapat mengontrol suhu tubuh, tekanan
darah, rasa lapar, rasa haus, dan hasrat seksual. Hipotalamus juga dapat
disebut sebagai pusat kecanduan karena dapat dipengaruhi oleh obatobatan

100 Prodi S1 Bioteknologi


UniversitasAisyiyah Yogyakarta
yang menimbulkan kecanduan, seperti amphetamin dan kokain. Pada bagian
lain hipotalamus, terdapat kumpulan sel neuron yang berfungsi sebagai jam
biologis. Jam biologis ini menjaga ritme tubuh harian, seperti siklus tidur dan
bangun tidur. Di bagian permukaan otak besar terdapat bagian yang disebut
telensefalon serta diensefalon. Pada bagian diensefalon, terdapat banyak
sumber kelenjar yang menyekresikan hormon, seperti hipotalamus dan kelenjar
pituitari (hipofisis). Bagian telensefalon merupakan bagian luar yang mudah kita
amati dari model torso.
a).1 Korteks Serebri
Korteks serebri adalah lapisan permukaan hemisfer yang disusun oleh
substansia grisea. Beberapa daerah tertentu dari korteks serebri telah diketahui
memiliki fungsi spesifik. Brodmann (1909) membagi korteks serebri menjadi 47 area
berdasarkan struktur selular. Bagian-bagian dari korteks serebri menurut Brodmann:
1. Lobus Frontalis
Area 4 (area motorik primer) sebagian besar girus presentralis dan bagian
anterior lobus parasentralis); area 6 bagian sirkuit traktus piramidalis (area
premotorik) mengatur gerakan motorik dan premotorik, area 8 mengatur
gerakan mata dan perubahan pupil; dan area 9, 10, 11, 12 (area asosiasi
frontalis). Lobus frontalis terletak di depan serebrum, bagian belakang
dibatasi oleh sulkus sentralis rolandi.
2. Lobus Perietalis
Area 3, 1, 2 adalah area sensorik primer (area postsentral) meliputi girus
sentralis dan meluas ke arah anterior sampai mencapai dasar sulkus
sentralis dan area 5, 7 (area asosiasi somatosensorik) meliputi sebagian
permukaan medial hemisfer serebri.
3. Lobus Oksipitalis
Area 17 (korteks visual primer) permukaan medial lobus oksipitalis
sepanjang bibir superior dan inferior sulkus kalkanius; area 18, 19 (area
asosiasi visual) sejajar dengan area 17 meluas sampai meliputi permukaan
lateral lobus oksipitalis.
4. Lobus Temporalis
Area 41 (korteks auditori primer) meliputi girus temporalis superior meluas
sampai ke permukaan lateral girus temporalis; area 42 (area asosiasi
auditorik) korteks area sedikit meluas sampai pada permukaan girus
temporalis superior; dan area 38, 40, 20, 21, 22 (area asosiasi) permukaan
lateral dibagi menjadi girus temporalis superior, girus temporalis media dan
girus temporalis inferior. Pada bagian basal terdapat girus fusiformis.
5. Area Broka
Area broka (area bicara motoris) terletak di atas sulkus lateralis, mengatur
gerakan berbicara.
6. Area Visualis

Modul Biokimia 101


-Untuk Mahasiswa-
Area visualis terdapat pada polus posterior dan aspek medial hemisfer
serebri di daerah sulkus kalkaneus, merupakan daerah menerima visual.
Gangguan dalam ingatan untuk peristiwa yang belum lama.
7. Insula Reili
Insula reili yaitu bagian serebrum yang membentuk dasar fisura silvi yang
terdapat di antara lobus frontalis, lobus parietalis dan lobus oksipitalis.
Bagian otak ini ditutupi oleh girus temporalis dan girus frontalis inferior.
8. Girus Singuli
Girus singuli yaitu bagian medial hemisfer terletak di atas korpus kolosum.

Gambar 8.6 Bagian Otak depan


Fungsi kortek serebri yaitu:
1. Korteks motorik primer (area 4, 6, 8) mengontrol gerakan volunter otot dan
tulang pada sisi tubuh kontralateral. Impulsnya berjalan melalui akson-akson
dalam traktus kortikobulber dan kortikospinal, menuju nuclei saraf-saraf
serebrospinal. Proyeksi motori dari berbagai bagian tubuh terutama daerah
kaki terletak diatas, sedangkan daerah wajah bilateral terletak dibawah. Lesi
area 4 akan mengakibatkan paralisis kontralateral dari kumpulan otot yang
disarafi. Lesi area 6 dan 8 pada perangsangan akan timbul gerakan mata dan
kepala.
2. Korteks sensorik primer (area 3, 4, 5) penerima sensasi umum (area
somestesia); menerima serabut saraf yaitu radiasi yang membawa impuls
sensoris dari kulit, otot sendi dan tendo di sisi kontralateral. Lesi didaerah ini
dapat menimbulkan gangguan sensasi pada sisi tubuh kontralateral; dan
terdapat homunculus sensorik yaitu menggambarkan luas daerah proyeksi
sensorik dari bagian-bagian tubuh di sisi tubuh kontraleteral.
3. Korteks visual (area 17) terletak dilobus oksipitalis pada fisura kalkarina; lesi
iritatif menimbulkan halusinasi visual; lesi destruktif menimbulkan gangguan
lapangan pandang; dan menerima impuls dari radiooptika.
4. Korteks auditorik primer (area 41) terletak pada tranvers temporal girus di
dasar visura lateralis serebri. Menerima impuls dari radiasioauditorik yang
berasal dari korpus genikulatum medialis. Lesi area ini hanya menimbulkan
ketulian ringan kecuali bila lesinya bilateral.

102 Prodi S1 Bioteknologi


UniversitasAisyiyah Yogyakarta
5. Area penghidu (area reseptif olfaktorius) terletak di daerah yang berdekatan
dengan girus parahipotalamus lobus temporalis. Kerusakan jalur olfaktorius
menimbulkan anosmia (tidak bisa menghidu). Lesi iritasi menimbulkan
halusinasi olfaktorius. Pada keadaan ini penderita dapat mencium bau yang
aneh atau mengecap rasa yang aneh.
6. Area asosiasi, korteks yang mempunyai hubungan dengan area sensorik
maupun motorik, dihubungkan oleh serabut asosiasi. Pada manusia terdapat
tiga daerah asosiasi penting, yaitu daerah frontal (di depan korteks motorik),
daerah temporal (antara girus temporalis superior dan korteks limbik) dan
daerah parieto-oksifital (antara korteks somatetik dan korteks vosual.
Kerusakan daerah sosiasi akan menimbulkan gangguan dengan gejala yang
sesuai dengan tempat kerusakan. Misalnya, pada area 5 dan 7 akan
menimbulkan astereognosis (tidak mengenali bentuk benda, yang diletakkan
di tangan dengan mata tertutup) karena area ini merupakan pusat asosiasi
sensasi (indra) kulit.

a).2 Basal Ganglia


Basal ganglia terdiri dari beberapa kumpulan substansia grisea yang padat yang
terbentuk dalam hubungan yang erat dengan dasar ventrikulus lateralis. Ganglia
basalis merupakan nuklei subkortikalis yang berasal dari telensefalon. Pada gerakan
lambat dan mantap basal ganglia akan aktif, sedangkan pada gerakan cepat dan tiba-
tiba basal ganglia tidak aktif. Basal ganglia sudah mulai aktif sebelum gerakan
dimulai, berperan dalam penataan dan perencanaan gerakan yaitu dalam proses
konversi pikiran menjadi gerakan volunter. Kerusakan ganglia basalis pada manusia
menimbulkan gangguan fungsi motorik yaitu hiperkinetik (terjadinya gerakan-gerakan
abnormal yang berlebihan) dan hipokinetik (berkurangnya gerakan, misalnya
kekakuan).

a).3 Rinensefalon
Sistem limbik (lobus limbic atau rinensefalon) merupakan bagian otak yang
terdiri atas jaringan alo-korteks yang melingkar sekeliling hilus hemisfer serebri serta
berbagai struktur lain yang lebih dalam yaitu amiglada, hipokampus, dan nuklei
septal. Rinensefalon berperan dalam fungsi penghidu, perilaku makan dan bersama
dengan hipotalamus berfungsi dalam perilaku seksual, emosi takut, marah dan
motivasi.
b) Otak tengah
Merupakan bagian terkecil otak yang berfungsi dalam sinkronisasi
pergerakan kecil, pusat relaksasi dan motorik, serta pusat pengaturan refleks
pupil pada mata. Otak tengah terletak di permukaan bawah otak besar
(cerebrum). Pada otak tengah terdapat lobus opticus yang berfungsi sebagai
pengatur gerak bola mata. Pada bagian otak tengah, banyak diproduksi

Modul Biokimia 103


-Untuk Mahasiswa-
neurotransmitter yang mengontrol pergerakan lembut. Jika terjadi kerusakan
pada bagian ini, orang akan mengalami penyakit parkinson. Sebagai pusat
relaksasi, bagian otak tengah banyak menghasilkan neurotransmitter dopamin.
c) Serebelum
Serebelum (otak kecil) terletak dalam fosa kranial posterior, dibawah
tentorium serebelum bagian posterior dari pons varoli dan medulla oblongata.
Serebelum berfungsi sebagai pusat koordinasi untuk mempertahankan
keseimbangan dan tonus otot. Serebelum diperlukan untuk mempertahankan
postur dan keseimbangan saat berjalan dan berlari.
Otak belakang tersusun atas otak kecil (cerebellum), medula oblongata,
dan pons varoli. Otak kecil berperan dalam keseimbangan tubuh dan koordinasi
gerakan otot. Otak kecil akan mengintegrasikan impuls saraf yang diterima dari
sistem gerak sehingga berperan penting dalam menjaga keseimbangan tubuh
pada saat beraktivitas. Kerja otak kecil berhubungan dengan sistem
keseimbangan lainnya, seperti proprioreseptor dan saluran keseimbangan di
telinga yang menjaga keseimbangan posisi tubuh. Informasi dari otot bagian kiri
dan bagian kanan tubuh yang diolah di bagian otak besar akan diterima oleh
otak kecil melalui jaringan saraf yang disebut pons varoli. Di bagian otak kecil
terdapat saluran yang menghubungkan antara otak dengan sumsum tulang
belakang yang dinamakan medula oblongata. Medula oblongata berperan pula
dalam mengatur pernapasan, denyut jantung, pelebaran dan penyempitan
pembuluh darah, gerak menelan, dan batuk. Batas antara medula oblongata
dan sumsum tulang belakang tidak jelas. Oleh karena itu, medula oblongata
sering disebut sebagai sumsum lanjutan.
d) Batang otak
Batang otak terdiri dari: (a) Diesenfalon yaitu bagian otak paling atas terdapat
diantara serebelum dengan mesenfalon, (b) Mesensefalon yaitu bagian otak
yang terletak diantara pons varoli dan hemisfer serebri, (c) Pons varoli terletak
didepan serebelum diantara otak tengah dan medulla oblongata, (d) Medula
oblongata merupakan bagian otak paling bawah yang menghubungkan pons
varoli dengan medula spinalis. Fungsi dari batang otak yang utama adalah
sebagai pengatur pusat pernafasan dan pengatur gerakan refleks dari tubuh.

2) Medula Spinalis (Sumsum tulang belakang)


Medula spinalis dan batang otak membentuk struktur kontinu yang keluar dari
hemisfer serebral dan bertugas sebagai penghubung otak dan saraf perifer.
Panjangnya rata-rata 45 cm dan menipis pada jari-jari. Fungsi medula spinalis sebagai
pusat saraf mengintegrasikan sinyal sensoris yang datang mengaktifkan keluaran
motorik secara langsung tanpa campur tangan otak (fungsi ini terlihat pada kerja
refleks spinal, untuk melindungi tubuh dari bahaya dan menjaga pemeliharaan tubuh)

104 Prodi S1 Bioteknologi


UniversitasAisyiyah Yogyakarta
dan sebagai pusat perantara antara susunan saraf tepi dan otak (susunan saraf
pusat), semua komando motorik volunter dari otak ke otot-otot tubuh yang
dikomunikasikan terlebih dahulu pada pusat motorik spinal. Pusat motoric spinal akan
memproses sinyal sebagaimana mestinya sebelum mengirimkannya ke otot. Sinyal
sensoris dari reseptor perifer ke pusat otak harus terlebih dahulu dikomunikasikan ke
pusat sensorik di medulla spinalis. Medula spinalis berfungsi untuk mengadakan
komunikasi antara otak dan semua bagian tubuh serta berperan dalam gerak refleks,
denyut jantung, pengatur tekanan darah, pernafasan, menelan, muntah dan berisi
pusat pengontrolan yang penting.
Sumsum tulang belakang (medulla spinalis) merupakan perpanjangan dari
sistem saraf pusat. Seperti halnya dengan sistem saraf pusat yang dilindungi oleh
tengkorak kepala yang keras, sumsum tulang belakang juga dilindungi oleh ruas-ruas
tulang belakang. Sumsum tulang belakang memanjang dari pangkal leher, hingga ke
selangkangan. Bila sumsum tulang belakang ini mengalami cidera ditempat tertentu,
maka akan mempengaruhi sistem saraf disekitarnya, bahkan bisa menyebabkan
kelumpuhan di area bagian bawah tubuh, seperti anggota gerak bawah (kaki). Secara
anatomis, sumsum tulang belakang merupakan kumpulan sistem saraf yang dilindungi
oleh ruas-ruas tulang belakang. Sumsum tulang belakang atau biasa disebut medulla
spinalis ini, merupakan kumpulan sistem saraf dari dan ke otak. Secara rinci, ruas-
ruas tulang belakang yang melindungi sumsum tulang belakang ini adalah sebagai
berikut:
Sumsum tulang belakang terdiri dari 31 pasang saraf spinalis yang terdiri
dari 7 pasang dari segmen servikal, 12 pasang dari segmen thorakal, 5 pasang
dari segmen lumbalis, 5 pasang dari segmen sacralis dan 1 pasang dari segmen
koxigeus.
Vertebra Servikalis (ruas tulang leher) yang berjumlah 7 buah dan
membentuk daerah tengkuk.
Vertebra Torakalis (ruas tulang punggung) yang berjumlah 12 buah dan
membentuk bagian belakang torax atau dada.
Vertebra Lumbalis (ruas tulang pinggang) yang berjumlah 5 buah dan
membentuk daerah lumbal atau pinggang.
Vertebra Sakralis (ruas tulang kelangkang) yang berjumlah 5 buah dan
membentuk os sakrum (tulang kelangkang).
Vertebra koksigeus (ruas tulang tungging) yang berjumlah 4 buah dan
membentuk tulang koksigeus (tulang tungging)

Modul Biokimia 105


-Untuk Mahasiswa-
Gambar 8.7 Struktur medulla spinalis
D.2 Susunan Saraf Perifer
Susunan saraf perifer atau susunan saraf tepi merupakan penghubung susunan
saraf pusat dengan reseptor sensorik dan efektor motorik (otot dan kelenjar). Serabut
saraf perifer berhubungan dengan otak dan korda spinalis. Serabut saraf perifer terdiri
dari 12 pasang saraf cranial dan 31 pasang saraf spinal. Setiap saraf spinal adalah
gabungan dari serabut motorik somatik, sensorik somatik dan otonom. Susunan saraf
tepi terdiri atas serabut saraf otak dan serabut saraf sumsum tulang belakang (spinal).
Serabut saraf sumsum dari otak, keluar dari otak sedangkan serabut saraf sumsum
tulang belakang keluar dari sela-sela ruas tulang belakang. Tiap pasang serabut saraf
otak akan menuju ke alat tubuh atau otot, misalnya ke hidung, mata, telinga, dan
sebagainya. Sistem saraf tepi terdiri atas serabut saraf sensorik dan motorik yang
membawa impuls saraf menuju ke dan dari sistem saraf pusat. Sistem saraf tepi dibagi
menjadi dua, berdasarkan cara kerjanya, yaitu sebagai berikut. Sistem saraf tepi
dibagi menjadi dua berdasarkan cara kerjanya, yaitu:
a. Susunan Saraf Somatik (Saraf Sadar)
Indra somatik merupakan saraf yang mengumpulkan informasi sensoris dari
tubuh. Indra somatik dapat digolongkan menjadi tiga jenis: indra somatik
mekanoreseptif, yang dirangsang oleh pemindahan mekanisme sejumlah jaringan

106 Prodi S1 Bioteknologi


UniversitasAisyiyah Yogyakarta
tubuh meliputi indra raba, tekanan, tekanan yang menentukan posisi relatif, dan
kecepatan gerakan berbagai bagian tubuh; indra termoreseptor, mendeteksi panas
dan dingin; dan indra nyeri, digiatkan oleh faktor apa saja yang merusak jaringan,
perasaan kompleks karena menyertakan sensasi perasaan dan emosi.
Sistem saraf sadar bekerja atas dasar kesadaran dan kemauan kita. Ketika Anda
makan, menulis, berbicara, maka saraf inilah yang mengkoordinirnya. Saraf ini
mene-ruskan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, dan meneruskan impuls
dari sistem saraf pusat ke semua otot kerangka tubuh. Sistem saraf sadar terdiri
atas 12 pasang saraf kranial, yang keluar dari otak dan 31 pasang saraf spinal yang
keluar dari sumsum tulang belakang 31 pasang saraf spinal terlihat pada Gambar
8.8. Saraf-saraf spinal tersebut terdiri atas gabungan saraf sensorik dan motorik.
Dua belas pasang saraf kranial tersebut, antara lain sebagai berikut.
a) Saraf olfaktori, saraf optik, dan saraf auditori. Saraf-saraf ini merupakansaraf
sensori.
b) Saraf okulomotori, troklear, abdusen, spinal, hipoglosal. Kelima saraf tersebut
merupakan saraf motorik.
c) Saraf trigeminal, fasial, glossofaringeal, dan vagus. Keempat saraf tersebut
merupakan saraf gabungan dari saraf sensorik dan motorik. Agar lebih
memahami tentang jenis-jenis saraf kranial.

b. Susunan Saraf Otonom (Saraf tak sadar)


Saraf yang mempersarafi alat-alat dalam tubuh seperti kelenjar, pembuluh
darah, paru, lambung, usus dan ginjal. Ada dua jenis saraf otonom yang fungsinya
saling bertentangan, kedua susunan saraf ini disebut saraf simpatis dan saraf
parasimpatis.
1) Saraf Simpatis
Saraf simpatis terletak di dalam kornu lateralis medula spinalis servikal
VIII sampai lumbal I. Sistem saraf simpatis berfungsi membantu proses
kedaruratan. Stres fisik maupun emosional akan menyebabkan peningkatan
impuls simpatis. Tubuh siap untuk berespon fight or flight jika ada ancaman.
Pelepasan simpatis yang meningkat sama seperti ketika tubuh disuntikkan
adrenalin. Oleh karena itu, stadium sistem saraf adrenergik kadang-kadang
dipakai jika menunjukkan kondisi seperti pada sistem saraf simpatis.
Saraf ini terletak di depan ruas tulang belakang. Fungsi saraf ini terutama
untuk memacu kerja organ tubuh, walaupun ada beberapa yang malah
menghambat kerja organ tubuh. Fungsi memacu, antara lain mempercepat
detak jantung, memperbesar pupil mata, memperbesar bronkus. Adapun fungsi
yang menghambat, antara lain memperlambat kerja alat pencernaan,
menghambat ereksi, dan menghambat kontraksi kantung seni
2) Saraf Parasimpatis
Fungsi saraf parasimpatis adalah sebagai pengontrol dominan untuk
kebanyakan efektor visceral dalam waktu lama. Selama keadaan diam, kondisi

Modul Biokimia 107


-Untuk Mahasiswa-
tanpa stres, impuls dari serabut-serabut parasimpatis (kolenergik) menonjol.
Serabut-serabut sistem parasimpatis terletak di dua area, yaitu batang otak dan
segmen spinal di bawah L2. Karena lokasi serabut-serabut tersebut, saraf
parasimpatis menghubungkan area kraniosakral, sedangkan saraf simpatis
menghubungkan area torakalumbal dari sistem saraf autonom. Parasimpatis
kranial muncul dari mesenfalon dan medula oblongata. Serabut dari sel-sel
pada mesenfalon berjalan dengan saraf okulomotorius ketiga menuju ganglia
siliaris, yang memiliki serabut postganglion yang berhubungan dengan sistem
simpatis lain yang mengontrol bagian posisi yang berlawanan dengan
mempertahankan kesimbangan antara keduanya pada satu waktu.
Saraf ini memiliki fungsi kerja yang berlawanan jika dibandingkan dengan
saraf simpatik. Saraf parasimpatik memiliki fungsi, antara lain menghambat
detak jantung, memperkecil pupil mata, memperkecil bronkus, mempercepat
kerja alat pencernaan, merangsang ereksi, dan mepercepat kontraksi kantung
seni. Karena cara kerja kedua saraf itu berlawanan, makamengakibatkan
keadaan yang normal.

Gambar 8.8 Saraf simpatik dan parasimpatik


(Smeltzer & Bare, 2002; Benson et al., 1999; Junqueirq and Jose, 1980)

E. GANGGUAN FUNGSI SARAF


a. Tumor otak
Tumor otak merupakan lesi yang terletak pada intrakranial yang menempati
ruang didalam tengkorak. Tumor otak menunjukkan manifestasi klinis yang tersebar
bila tumor ini menyebabkan peningkatan tekanan intracranial serta tanda dan

108 Prodi S1 Bioteknologi


UniversitasAisyiyah Yogyakarta
gejala lokal sebagai akibat dari tumor yang menggangu bagian spesifik dari otak.
Gejala-gejala yang biasanya banyak terjadi akibat tekanan ini adalah sakit kepala,
muntah, papiledema, perubahan kepribadian dan adanya variasi penurunan fokal
motorik, sensori dan disfungsi saraf cranial (Smeltzer & Bare, 2002).
b. Meningitis
Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan
medulla spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur. Gejala
meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan tekanan intrakranial, saktit
kepala dan demam, perubahan pada tingkat kesadaran, iritasi meningen, kejang,
adanya ruam dan infeksi fulminating (Smeltzer & Bare, 2002).
c. Aneurisma Intrakranial
Aneurisma intracranial (serebral) adalah dilatasi dinding arteri serebral yang
berkembang sebagai hasil dari kelemahan dinding arteri. Pecahnya aneurisma
selalu terjadi tiba-tiba, tidak selalu disertai dengan sakit kepala yang berat dan
sering kehilangan kesadaran untuk periode yang bervariasi. Mungkin ada nyeri dan
kaku leher bagian belakang dan medula spinalis akibat adanya iritasi meningen
(Smeltzer & Bare, 2002).
d. Sklerosis Multipel
Sklerosis multiple (SM) merupakan keadaan kronis, penyakit system saraf pusat
degenerative dikarakteristikkan oleh adanya bercak kecil demielinasi pada otak dan
medulla spinalis. Tanda dan gejala SM bervariasi dan banyak, gejala primer paling
banyak dilaporkan berupa kelelahan, lemah, kebas, kesukaran koordinasi dan
kehilangan keseimbangan. Gangguan penglihatan akibat adanya lesi pada saraf
optik atau penghubungnya dapat mencakup penglihatan kabur, diplopia, kebutaan
parsial dan kebutaan total (Smeltzer & Bare, 2002).
e. Penyakit Parkinson
Penyakit Parkinson adalah gangguan neurologic progresif yang mengenai pusat
otak yang bertanggung jawab untuk mengontrol dan mengatur gerakan. Manifestasi
utama penyakit Parkinson adalah gangguan gerakan, kaku otot, tremor menyeluruh,
kelemahan otot, dan hilangnya refleks postural. Pasien mempunyai kesukaran
dalam memulai, mempertahankan, dam membentuk aktivitas motorik dan
pengalaman lambat dalam menghasilkan aktivitas normal
f. Penyakit Alzhaimer
Penyakit alzhaimer atau demensial senile merupakan penyakit kronik, progresif
dan merupakan gangguan degenerative otak dan diketahui mempengaruhi memori,
kognitif dan kemampuan untuk merawat diri (Smeltzer & Bare, 2002).
g. Cedera Kepala
Cedera Kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang disertai
atau tanpa disertai perdarahan interstitial dalam substansi otak tanpa diikuti
terputusnya kontinuitas otak. Cedera kepala dapat disebabkan karena kecelakaan
lalu lintas, terjatuh, kecelakaan industri, kecelakaan olah raga dan luka pada
persalinan (Tarwoto, 2007)

Modul Biokimia 109


-Untuk Mahasiswa-
h. Cedera Medula Spinalis
Trauma pada medula spinalis dapat bervariasi dari trauma ekstensi fiksasi
ringan yang terjadi akibat benturan secara menadadak sampai yang menyebabkan
transeksi lengkap dari medula spinalis dengan quadriplegia. Cedera tulang belakang
selalu diduga pada kasus dimana setelah cedera klien mengeluh nyeri serta
terbatasnya pergerakan klien dan punggung (Batticaca, 2008).
i. Stroke
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran
darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga
mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian (Batticaca, 2008).
Manifestasi klinis stroke tergantung dari sisi atau bagian mana yang terkena, rata-
rata serangan, ukuran lesi dan adanya sirkulasi kolateral. Pada stroke akut gejala
klinis meliputi: kelumpuhan wajah atau anggota badan sebelah yang timbul
mendadak, gangguan sensibilitas pada satu atau lebih anggota badan, penurunan
kesadaran, afasia (kesulitan bicara), disatria (bicara cadel atau pelo), gangguan
penglihatan, diplopia, ataksia, verigo, mual, muntah dan nyeri kepala (Tarwoto,
2007)
j. Sindrom Guillain Barre
Sindrom Guillain Barre merupakan sindrom klinis yang ditunjukkan oleh onset
waktu akut dari gejala-gejala yang mengenai saraf perifer dan kranial. Proses
penyakit mencakup demielinasi dan degenerasi selaput myelin dari saraf perifer dan
kranial (Batticaca, 2008).
k. Bells Palsy
Bells palsy adalah kelumpuhan fasialis perifer akibat proses nonsupuratif, non-
neoplasmatik, non-degeneratif primer namun sangat mungkin akibat edema jinak
pada bagian nervus fasialis di foramen stilomastoideus atau sedikit proksimal dari
foramen tersebut yang mulainya akut dan dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan.
Penyebabnya tidak diketahui, meskipun kemungkinan penyebab dapat meliputi
iskemia vascular, penyakit virus (herpes simplek, herpes zoster), penyakit autoimun
atau kombinasi semua faktor (Batticaca, 2008).

110 Prodi S1 Bioteknologi


UniversitasAisyiyah Yogyakarta
PERTEMUAN X
FISIOLOGI SISTEM HORMONAL

Sub Capaian Pembelajaran MK: Mahasiswa mampu memahami tentang fisiologi


hormonal

A. PENDAHULUAN
Sistem endokrin meliputi sistem dan alat yang mengeluarkan hormon atau alat
yang merangsang keluarnya hormon yang berupa mediator kimia. Sistem endokrin
berkaitan dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua
sistem ini bekerja sama untuk mempertahankan homeostasis. Sistem endokrin
bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui neurotransmiter yang
dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.
Kelenjar terdiri dari dua tipe yaitu endokrin dan eksokrin, 1) Kelenjar
endokrin, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus dalam penyaluran hasil
sekretnya/getahnya. Melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah.Kelenjar
endokrin terdapat pada pulau \Langerhans, kelenjar gonad (ovarium dan testis),
kelenjar adrenal, hipofise, tiroid dan paratiroid. 2) Kelenjar eksokrin, yaitu kelenjar
yang mempunyai saluran khusus dalam penyaluran hasil sekretnya/getahnya.
Melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh seperti kulit dan
organ internal (lapisan traktus intestinal-sel APUD). Hormon berfungsi untuk
membedakan sistem saraf pusat dan sistem reproduktif pada janin yang sedang
berkembang, merangsang urutan perkembangan, mengkoordinasi sistem reproduksi,
memacu pertumbuhan dan metabolisme tubuh, memelihara lingkungan internal
secara optimal, mengatur keseimbangan cairan tubuh/homeostasis dan melakukan
respon korektif dan adaptif ketika terjadi kedaruratan.
Sistem endokrin adalah kumpulan kelenjar yang mengeluarkan pesan-pesan
kimiawi yang disebut hormon. Aliran Hormon darahtarget : reseptor sel pada
organ, erdapat dalam sistem organ lain: Sistem Reproduksi, Sistem pencernaan dan
Kelenjar eksokrin. Kelenjar eksokrin bukan bagian dari sistem endokrin mengeluarkan
produk ke luar tubuh, seperti kelenjar keringat, kelenjar ludah, dan kelenjar
pencernaan.

Modul Biokimia 111


-Untuk Mahasiswa-
Gambar 10.1 Kelenjar endokrin dan eksokrin
Terdapat dua klasifikasi pembagian hormon yaitu hormon yang larut dalam air
dan lemak. Hormon yang larut dalam air yaitu insulin, glukagon, hormon
adrenokortikotropik (ACTH) dan gastrin. Hormon yang larut dalam lemak yaitu steroid
(estrogen, progesteron, testoteron, aldosteron, glukokortikoid) dan tironin (tiroksin).
Hormon terdiri atas 3 kelas yaitu : 1) Steroids, contohnya lipid, asal kolesterol
(testosteron, estradiol) dan disekresi oleh gonad, korteks adrenal dan plasenta; 2).
Peptides, berupa rantai pendek dari asam amino dan disekresi oleh hipotalamus
(pituitary), parathyroid, jantung,gaster, hepar, ginjal dan 3). Amines, merupakan
derivat dari asam amino tirosin dan disekresi oleh tiroid, medula adrenal.
Jenis kelenjar endokrin diantaranya yaitu:
Berbentuk Organ Kelenjar Endokrin
- Kel. Hyphophysis Cerebri
- Kel. Thyroidea
- Kel. Parathyroidea
- Kel. Adrenal/Suprarenalis
- Kel. EphIphysis Cerebri
Terdapat dalam Organ/Sistem lain
- Pankreas (P. Langerhans)
- Sistem Reproduksi : Progesterone, Estrogen
- Sistem Pencernaan: Gastrin, Sekretin
- Sistem Urinaria: Eritropoietin
Sistem Neuro-Endokrrin
- Pars Neuralis Hyphophysis, Hipothalamus

112 Prodi S1 Bioteknologi


UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Gambar 10.2 Sistem endokrin pada manusia
(Heffiner and Schust, 2006; Douglas and Pooler, 2004)

B.MACAM-MACAM KELENJAR
B.1 Berdasarkan aktivitasnya
1. Kelenjar yang bekerja sepanjang masa.
Kelenjar golongan ini akan bekerja terus menerus sepanjang kehidupan manusia
dan akan terhenti jika sudah tidak ada kehidupan pada manusia tersebut. Sehingga
tidak terbatas pada usia. Ex : Hormon metabolisme.
2. Kelenjar yang bekerjanya mulai masa tertentu.
Hormon golongan ini tidak akan dapat berfungsi jika belum mencapai proses
perkembangan dalam diri manusia atau proses pendewasaan sel yang terjadi dalam
tubuh manusia. Kedewasaan sel akan terjadi pada saat usia tertentu seperti pada
saat usia pubertas. Ex : Hormon kelamin.
3. Kelenjar yang bekerja sampai pada masa tertentu.
Hormon golongan ini bekerja pada saatn manusia itu dilahirkan sampai pada
usia tertentu. Pada usia tersebut terjadi proses pertumbuhan dari seluruh oragn-
organ tubuh manusia sampai dengan penyempurnaan organ. Sehingga masing-
masing organ tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Kecuali organ yang
membutuhkan persyaratan kedewasaan sel. Hormon ini akan berhenti dihasilkan
pada saat tubuh mulai memperlambat atau menghentikan proses pertumbuhan.
Biasanya hormon ini bekerja pada kisaran usia 0 hari sampai 17 tahun (masa
pertumbuhan). Ex : Hormon pertumbuhan, kelenjar tymus.
B.2 Berdasarkan letaknya

Modul Biokimia 113


-Untuk Mahasiswa-
1. Kelenjar hipophysis/pituitary di dasar cerebrum, dibawah hypothalamus.
2. Kelenjar pineal/epiphysis di cerebrum.
3. Kelenjar thyroid di daerah leher.
4. Kelenjar parathyroid di dekat kelenjar thyroid.
5. Kelenjar thymus di rongga dada.
6. Kelenjar adrenal/suprarenalis di atas ren.
7. Kelenjar pulau langerhans/pankreas di rongga perut.
8. Kelenjar Usus dan lambung di rongga perut.
9. Kelenjar kelamin :
a. Ovarium di rongga perut.
b. Testis di rongga perut bawah
(Heffiner and Schust, 2006; Douglas and Pooler, 2004)

C. HIPOTALAMUS
Hipotalamus terletak di batang otak (enchepalon). Hormon-hormon hipotalamus
terdiri dari:
1. ACRH : Adreno Cortico Releasing Hormon
ACIH : Adreno Cortico Inhibiting Hormon
2. TRH : Tyroid Releasing Hormon
TIH : Tyroid Inhibiting Hormon
3. GnRH : Gonadotropin Releasing Hormon
GnIH : Gonadotropin Inhibiting Hormon
4. PTRH : Paratyroid Releasing Hormon
PTIH : Paratyroid Inhibiting Hormon
5. PRH : Prolaktin Releasing Hormon
PIH : Prolaktin Inhibiting Hormon
6. GRH : Growth Releasing Hormon
GIH : Growth Inhibiting Hormon
7. MRH : Melanosit Releasing hormon
MIH : Melanosit Inhibiting Hormon.
Hipotalamus sebagai bagian sistem endokrin mengontrol sintesa dan sekresi
hormon-hormon hipofise.

D. MACAM-MACAM KELENJAR ENDOKRIN


D.1. Kelenjar Pineal
1. Hormon melatonin

114 Prodi S1 Bioteknologi


UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Berfungsi dalam pengaturan warna/pigmen kulit melanin. Hormon ini dapat juga
mengatur rasa kantuk pada diri seseorang. Pada remaja hormon ini dihasilkan
lebih banyak bila dibandingkan dengan orang dewasa.
2. Hormon vasotocin (Mammalia)
Mirip fungsinya dengan vasopresin danoksitosin.

D.2. Kelenjar / Hipofisis/ Pituitary/ Master of Glands


Hipofisis atau disebut juga glandula pituitaria terletak di sella Tursika, lekukan os
spenoidalis basis cranii, berbentuk oval dengan diameter kira-kira 1 cm. Terbagi
menjadi lobus anterior dan posterior. Terdiri dari adenohipofisis yang berasal dari
orofaring dan neurohipofisis yang berasal dari sistem kantong Ratke. (Ratke adalah
seorang ahli anatomi asal Jerman). Hipofise dikenal sebagai master of gland karena
kemampuan hipofise dalam mempengaruhi atau mengontrol aktivitas kelenjar
endokrin lain.
(a) LOBUS ANTERIOR/ADENOHYPOPHYSIS
Hormon yang dihasilkan oleh lobus anterior lebih di dominasi oleh hormon yang
mengatur mengenai pertumbuhan, reproduksi dan masalah stress.
Macam hormon yang dihasilkan :
1. STH (Somatotrof Hormone)/GH (Growth Hormon)/Somatotropin :
Fungsi Hormon STH. Hormon ini berfungsi :
a. Memacu pertumbuhan terutama pada peristiwa osifikasi, pada cakraepifise.
b. Mengatur metabolisme lipid dan karbohidrat.
Hipersekresi STH
Bila kelebihan hormon ini terjadi pada masa pertumbuhan akan
mengakibatkan pertumbuhan yang tidak terkendali/menjadi lebih cepat.
Pertumbuhan yang seperti ini dikenal dengan gigantisme. Sedangkan bila
kelebihan hormon ini terjadi pada masa dewasa akan mengakibatkan
pertumbuhan yang tidak normal pada beberapa bagian organ tubuh. Hal yang
paling terlihat adalah pertumbuhan jari tangan yang tidak normal, seperti
membesar seperti bengkak serta raut wajah yang kelihatan lebih tebal kulitnya,
dagu memanjang. Pertumbuhan yang seperti ini dikenal dengan akromegali.
Pertumbuhan akromegali biasaya terjadi diatas usia 25 tahun.
Hiposekresi STH
Bila penghasilan hormon ini kurang akan menyebabkan pertumbuhan
kretinisme/dwarfisme, yaitu pertumbuhan yang terhambat. Pada pertumbuhan
ini pertumbuhan berjalan normal, hanya saja pertumbuhan tulang sangat
terhambat.
2. LTH (Luteotropic Hormone)/PROLACTIN/Lactogenic Hormone

Modul Biokimia 115


-Untuk Mahasiswa-
Fungsi Hormon LTH. Hormon ini berfungsi :
a. Merangsang Kelenjar mammae/kelenjar susu untuk menghasilkan air susu.
b. Memacu ovarium untuk menghasilan hormon estrogen dan progesterone.
Mempunyai symbol PRL
3. TSH (Thyroid Stimulating Hormone)/TREOTROP/Thyrotropin
Fungsi Hormon TSH. Hormon ini berfungsi :
a. Merangsang sekresi kelenjar thyroid.
4. ACTH (Adrenocorticotropic Hormone)/ADRENOTROPIN/Corticotropin
Fungsi Hormon ACTH. Hormon ini berfungsi :
a. Merangsang kerja kelenjar adrenal.
5. GONADOTROPIC/HORMON KELAMIN
FSH/Folicle Stimulating Hormone
Mempengaruhi pembentukan folikel sel ovum dan proses
spermatogenesis.
LH (Luteinizing Hormone) atau ICSH (Interstitial Cell Stimulating
Hormone)
Berfungsi untuk memacu sekresi hormon testosteron pada sel Leydig dan
proses ovulasi sel ovum.
(b) Lobus Intermedia
1. MSH (Melanotropin Stimulating Hormone) atau INTERMEDIN
Hormon ini berfungsi :
a. Memacu pembentukan pigmen melanin kulit
b. Mengatur penyebaran pigmen melanin

(c) LOBUS POSTERIOR/NEUROHIPOPHYISIS


1. OKSITOSIN/OXYTOCIN
Hormon ini berfungsi :
a. Merangsang kontraksi otot polos dinding uterus saat persalinan.
b. Merangsang kontraksi sel-sel kontraktil kelenjar susu.
2. VASOPRESIN
Hormon ini berfungsi :
a. Mengatur tekanan darah dengan cara menyempitkan/pembesaran pembuluh
darah (Vasodilatasi).
3. ADH
Hormon ini berfungsi :
a. Mengatur pengeluaran urine
b. Mengatur reabsorpsi air dari tubulus ren

116 Prodi S1 Bioteknologi


UniversitasAisyiyah Yogyakarta
D.3 Kelenjar Thyroid
Kelenjar tiroid terletak di leher bagian depan tepat di bawah kartilago krikoid,
antara fasia koli media dan fasia prevertebralis. Di dalam ruang yang sama juga
terletak trakea, esofagus, pembuluh darah besar dan saraf. Kelenjar tiroid melekat
pada trakea dan melingkarinya dua pertiga sampai tiga perempat lingkaran. Keempat
kelenjar paratiroid umumnya terletak pada permukaan belakang kelenjar tiroid. Pada
orang dewasa berat tiroid kira-kira 18 gram. Terdapat dua lobus kanan dan kiri yang
dibatasi oleh isthmus. Masing-masing lobus memiliki ketebalan 2 cm lebar 2,5 cm dan
panjang 4 cm. Terdapat folikel dan para folikuler. Mendapat sirkulasi dari arteri tiroidea
superior dan inferior dan dipersarafi oleh saraf adrenergik dan kolinergik.
Pembuluh darah besar yang terdapat dekat kelenjar tiroid adalah arteri karotis
komunis dan arteri jugularis interna. Sedangkan saraf yang ada adalah nervus vagus
yang terletak bersama di dalam sarung tertutup di laterodorsal tiroid. Nervus rekurens
terletak di dorsal tiroid sebelum masuk laring. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang
kaya akan pembuluh darah dan merupakan sepasang kelenjar yang terletak
berdampingan di sekitar leher.
Sekresi hormon tiroid dikendalikan oleh kadar hormon perangsang tiroid yaitu
Thyroid Stimulating Hormon (TSH) yang dihasilkan oleh lobus anterior kelenjar
hipofisis. Kelenjar ini secara langsung dipengaruhi dan diatur aktifitasnya oleh kadar
hormon tiroid dalam sirkulasi yang bertindak sebagai umpan balik negatif terhadap
lobus anterior hipofisis dan terhadap sekresi hormon pelepas tirotropin (Thytotropine
Releasing Hormon (TRH) dari hipotalamus.
Fungsi hormon tiroid: 1) Mengatur laju metabolisme tubuh; 2) Pertumbuhan
testis,saraf ,dan tulang; 3) Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin; 4)
Menambah kekuatan kontraksi otot dan irama jantung; 5) Merangsang pembentukan
sel darah merah; 6) Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernafasan,sebagai
kompensasi tubuh terhadap kebutuhan Oksigen akibat metabolisme dan 7) Antagonis
insulin.
Macam hormon yang dihasilkan :
1. Hormon Tiroksin (T4) dan Triiodotironin (T3)
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid utama yaitu tiroksin (T4) atau Tetra
Iodotironin. Bentuk aktif hormon ini adalah triyodotironin (T3) yang sebagian besar
berasal dari konversi hormon T4 di perifer dan sebagian kecil langsung dibentuk oleh
kelenjar tiroid. Yodida inorganik yang diserap dari saluran cerna merupakan bahan
baku hormon tiroid. Yodida inorganik mengalami oksidasi menjadi bentuk organik dan
selanjutnya menjadi bagian dari tirosin yang terdapat dalam tiroglobulin sebagai
monoyodotirosin (MIT).

Modul Biokimia 117


-Untuk Mahasiswa-
Hormon ini berfungsi :
a. Mengatur metabolisme karbohidrat.
b. Memengaruhi perkembangan mental.
c. Memengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan diferensiasi sel.
d. Memengaruhi kegiatan sistem saraf.
2. Hormon Calsitonin.
Kelenjar tiroid juga mengeluarkan kalsitonin dari sel parafolikuler. Kalsitonin
adalah polipeptida yang menurunkan kadar kalsium serum dengan
menghambat reabsorbsi kalsium dan tulang.
Hormon ini berfungsi :
a. Menurunkan kadar Ca (Calsium) darah.
b. Mengatur absorpsi Calcium oleh tulang.

Pembengkakan kelenjar Thyroid dikenal dengan istilah GOITER. Hal ini dapat
disebabkan karena menurunya hormon yang dihasilkan sehingga menyebabkan
stimulasi produksi TSH berlebihan. Resiko terkena penyakit ini lebih banyak dialami
oleh wanita dengan perbandingan wanita : pria adalah 5 : 1. Kisaran wanita yang
terkena penyakit ini adalah anatar 40 60 tahun. Biasanya banyak dialami oleh
penduduk daerah marjinal yang sulit mendapatkan garam beryodium. Dengan mineral
Yodium/Iodium dapat mengatur pengeluaran hormon yang dihasilkan oleh kelenjar ini
sehingga tubuh tidak akan kekurangan hormon dari kelenjar Thyroid.
Hiperthyroidisme
a. Jika terjadi pada usia pertumbuhan, maka akan menyebabkan penyakit morbus
basedowi dengan ciri-ciri : meningkatnya metabolisme tubuh, meningkatnya denyut
jantung, gugup, mudah berkeringat, sulit meningkatkan berat badan, emosional,
mata melebar, lidah terjulur keluar, frekuensi BAB cenderung meningkat.
b. Jika terjadi pada usia dewasa, akan menyebabkan pertumbuhan gigantisme.
c. Hal ini dapat diatasi dengan terapi iodium radioaktif.
Hipothyroidisme
a. Jika terjadi pada usia pertumbuhan, akan menyebabkan pertumbuhan yang lambat
atau kerdil dan dikenal dengan istilah kretinisme.
b. Jika terjadi pada usia dewasa, akan menyebabkan penyakit miksodema dengan ciri-
ciri : aktivitas peredaran darah menurun/laju metabolisme rendah, obesitas,
konstipasi, mudah lelah, depresi, gelisah, menstruasi tidak teratur, nyeri sendi pada
tangan dan kaki, bentuk badan menjadi kasar, bengkak pada mata dan wajah,
rambut rontok.
c. Hal ini dapat diatasi dengan terapi menggunakan suplemen thyroid.

118 Prodi S1 Bioteknologi


UniversitasAisyiyah Yogyakarta
D.4 Kelenjar Parathyroid
Kelenjar ini merupakan kelenjar yang menempel pada kelenjar Thyroid. Kelenjar
paratiroid tumbuh di dalam endoderm menempel pada bagian anterior dan posterior
kedua lobus kelenjar tiroid yang berjumlah 4 buah terdiri dari chief cells dan oxyphill
cells. Kelenjar paratiroid berwarna kekuningan dan berukuran kurang lebih 3 x 3 x 2
mm dengan berat keseluruhan sampai 100 mg.
Kelenjar paratiroid mensintesa dan mengeluarkan hormon paratiroid
(Parathyroid Hormon,PTH). Sintesis PTH dikendalikan oleh kadar kalsium dalam
plasma. Sintesis PTH dihambat apabila kadar kalsium rendah.PTH bekerja pada tiga
sasaran utama dalam pengendalian homeostasis kalsium,yaitu di ginjal, tulang dan
usus. Di dalam ginjal PTH meningkatkan reabsorbsi kalsium. Di tulang PTH
merangsang aktifitas osteoplastik sedangkan di usus PTH meningkatkan absorbsi
kalsium. Setiap kelenjar Thyroid mempunyai sepasang kelenjar Parathyroid, sehingga
semuanya berjumlah 4 buah kelenjar parathyroid. Hormon yang dihasilkan Hormon
PTH (Parathormon).
Fungsi Hormon
a. Mengatur metabolisme Ca 2+ (Calcium) dan PO4 3+ (phosphat).
b. Mengendalikan pembentukan tulang.
Hipersekresi
Bila terjadi kelebihan dalam penghasilan hormon ini akan menyebabkan
pertumbuhan :
a. Kretinisme bila terjadi pada masa pertumbuhan.
b. Miksodema bila terjadi pada masa dewasa.
c. Batu ginjal dalam pelvis renalis/rongga ginjal.
Hiposekresi
Bila terjadi kelebihan dalam penghasilan hormon ini akan menyebabkan
a. Pertumbuhan Morbus basedowi.
b. Kejang otot/tetani.

D.5 Kelenjar Thymus


Merupakan penimbunan dari hormon somatotrof dalam tubuh. Hormon ini
dihasilkan selama masa pertumbuhan sampai dengan masa pubertas, setelah
melewati mas pubertas, secara perlahan hormon ini akan berkurang sedikit demi
sedikit.
Fungsi Hormon
a. Mengatur proses pertumbuhan.
b. Kekebalan tubuh/imunitas setelah kelahiran.

Modul Biokimia 119


-Untuk Mahasiswa-
c. Memacu pertumbuhan dan pematangan sel Limfosit yang menghasilkan
Lymphocyte cell/T Cell.
Bila kekurangan atau kelebihan, gejalanya hampir mirip dengan hormone
tiroksin.

D.6 Kelenjar Adrenal/Adrenal Suprenalis


Kelenjar adrenal terletak di kutub atas kedua ginjal. Kelenjar suprarenal atau
kelenjar anak ginjal menempel pada ginjal. Terdiri dari dua lapis yaitu bagian korteks
dan medula.
(a) BAGIAN KORTEX
1. Hormon Cortison atau antiadison
Fungsi. Berfungsi sebagai anti peradangan dan membantu pembentukan
formasi karbohidrat.
Hiposekresi. Bila kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit Adison.
Gejalanya :
a) Kulit memerah/timbulnya ruam pada kulit.
b) Dapat menimbulkan kematian.
c) Tekanan darah rendah.
d) Nafsu makan hilang.
e) Pengendapan pigmen melanin yang banyak.
2. Hormon Glukokortikoid
Fungsi. Berfungsi merangsang kenaikan jumlah kadar gula darah,
metabolisme glukosa (glukosaneogenesis) yang meningkatkan kadar
glukosa darah, metabolisme cairan dan elektrolit, inflamasi dan imunitas
terhadap stressor.
Hipersekresi. Bila penghasilan hormon ini berlebihan akan dapat
menyebabkan Cushing syndrome
3. Hormon Cortisol
Fungsi
a. Memacu metabolisme karbohidrat.
b. Meningkatkan respon imunitas tubuh.
Hipersekresi. Bila terjadi kenaikan dalam penghasilan hormon ini akan
dapat menyebabkan cushing syndrome.
4. Hormon Aldosterone
Fungsi
a. Mengatur keseimbangan mineral dan air dalam ren.
b. Membuang kelebihan Kalium.

120 Prodi S1 Bioteknologi


UniversitasAisyiyah Yogyakarta
c. Mengatur keseimbangan elektrolit dengan meningkatkan retensi
natrium dan eksresi kalium
d. Membantu dalam mempertahankan tekanan darah normal dan curah
jantung.
5. Hormon Corticosterone
Fungsi
a. Mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein dan lipid.
b. Meningkatkan respon imunitas tubuh.
6. Hormon Mineralokortikoid
Fungsi
a. Mengatur keseimbangan air dan elektrolit dalam tubuh.
b. Merangsang reabsorbsi Na+ dan Cl- dalam tubulus ginjal.
Hiposekresi. Bila kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit
Adison.

(b) BAGIAN MEDULLA


1. Hormon Adrenalin/Epinefrin
Hormon ini secara umum berfungsi :
a. Memicu reaksi terhadap tekanan dan kecepatan gerak tubuh.
b. Memicu reaksi terhadap efek lingkungan, seperti suara yang tinggi,
intensitas cahaya dll.
Secara khusus hormon ini berfungsi :
a. Memacu aktivitas cor/jantung.
b. Menaikkan tekanan darah.
c. Mengerutkan otot polos pada arteri.
d. Mengendurkan otot polos bronchiolus
e. Mempercepat glikolisis.
f. Pengeluaran keringat dingin.
g. Rasa keterkejutan/shock.
h. Mengatur metabolisme glukosa saat stress.
i. Mempengaruhi otak yang akan mengakibatkan :
- Indera perasa menjadi kebal terhadap rasa sakit.
- Kemampuan berfikir dan ingatan meningkat.
- Pulmo akan menyerap oksigen lebih banyak.
- Banyak menghasilkan sumber energy dari proses glikolisis.
j. Mencegah efek penuaan dini.

Modul Biokimia 121


-Untuk Mahasiswa-
k. Melindungi dari penyakit Alzheimer, penyakit jantung, kanker
payudara, kanker ovarium dan osteoporosis.
Hiposekresi
Bila terjadi kekurangan penghassilan hormon adrenalin/epinefrin akan
menyebabkan penyakit Adison. Gejalanya dapat dilihat pada hiposekresi
Hormon Mineralokortikoid dan Hormon Cortison.
2. Hormon Androgen
Fungsi : Menentukan sifat kelamin sekunder pada pria dan wanita.
Hipersekresi
Bila terjadi kelebihan hormon ini akan menyebabkan penyakit Cushing
Syndrome/sindrom Cushing serta penyakit kelainan ciri kelamin sekunder
pada laki-laki dan perempuan. Kelebihan pelepasan androgen
mengakibatkan virilisme (penampilan sifat laki-laki secara fisik dan
mental pada wanita) dan kelebihan pelepasan estrogen mengakibatkan
ginekomastia dan retensi natrium dan air.
Gejala Cushing syndrome :
a) Membulatnya wajah/muka.
b) Obesitas.
c) Penimbunan lemak di daerah leher
d) Pengecilan pada daerah lengan dan kaki.
e) Terhentinya atau terganggunya periode menstruasi.
f) Penurunan daya sexualitas.
g) Kenaikan tekanan darah dan kadar gula darah.
h) Melemahnya atau rapuhnya tulang.
i) Masalah rambut pada wanita.

D.7. Kelenjar Ventriculus


Dihasilkan Hormon Gastrin
Fungsi. Hormon ini berfungsi :
a. Memacu pengeluaran sekret/getah lambung.
b. Membantu dalam proses pencernaan.

D.8. Kelenjar Usus


Sel endokrin saluran cerna yang mengeluarkan hormon gastrointestinal atau
gastroenteropankreas,didapatkan difus di lambung, usus dan pankreas. Sel ini
termasuk kelompok sel APUD (Amine Precursor Uptake and Decarboxylation) seperti
halnya sel C tiroid, medula anak ginjal, hipofisis, hipotalamus dan melanosit. Sel APUD

122 Prodi S1 Bioteknologi


UniversitasAisyiyah Yogyakarta
saluran cerna tidak membentuk suatu kelenjar melainkan tersebar di
lambung,usus,dan pankreas
1. Hormon Sekretin
Berfungsi memacu sekresi getah usus dan pankreas.
2. Hormon Kolesistokinin
Berfungsi memacu sekresi getah empedu dan pankreas.

D.9 Kelenjar LANGERHANS/PANKREAS


Kelenjar pankreas terletak di retroperitoneal rongga abdomen atas dan
terbentang horizontal dari cincin duodenal ke lien. Panjangnya sekitar 10-20 cm dan
lebar 2,5-5 cm. Mendapat asupan darah dari arteri mesenterika superior dan
splenikus. Kelenjar pankreas berfungsi sebagai endokrin dan eksokrin. Sebagai organ
endokrin karena di pankreas terdapat pulau-pulau Langerhans yang terdiri dari 3 jenis
sel yaitu sel beta (B) 75 %,sel alfa (A) 20 %,dan sel delta (D) 5 %.Sekresi hormon
pankreas dihasilkan oleh pulau Langerhans. Setiap pulau Langerhans berdiameter 75-
150 mikron.
Sel alfa menghasilkan glukagon dan sel beta merupakan sumber insulin,
sedangkan sel delta mengeluarkan somatostatin, gastrin dan polipeptida pankreas.
Glukagon juga dihasilkan oleh mukosa usus menyebabkan terjadinya glikogenesis
dalam hati dan mengeluarkan glukosa ke dalam aliran darah. Fungsi insulin terutama
untuk memindahkan glukosa dan gula lain melalui membran sel ke jaringan utama
terutama sel otot, fibroblast dan jaringan lemak. Bila tidak ada glukosa maka lemak
akan digunakan untuk metabolisme sehingga akan timbul ketosis dan acidosis.
Dalam meningkatkan kadar gula dalam darah, glukagon merangsang
glikogenolisis (pemecahan glikogen menjadi glukosa) dan meningkatkan transportasi
asam amino dari otot serta meningkatkan glukoneogenesis (pembentukan glukosa
dari yang bukan karbohidrat). Dalam metabolisme lemak, glukagon meningkatkan
lipopisis (pemecahan lemak). Efek anabolik dari hormon insulin adalah sebagai berikut
:
- Efek pada hepar : meningkatkan sintesa dan penyimpanan glukosa,
menghambat glikogenolisis, glukoneogenesis dan ketogenesis meningkatkan
sintesa trigelicerida dari asam lemak bebas di hepar.
- Efek pada otot : meningkatkan sintesis protein, meningkatkan transfortasi asam
amino dan meningkatkan glikogenesis.
- Efek pada jaringan lemak : meningkatkan sintesa trigelicerida dari asam lemak
bebas, meningkatkan penyimpanan trigelicerida dan menurunkan lipopisis.
1. Hormon Insulin
Bersifat antagonis dengan hormon adrenalin

Modul Biokimia 123


-Untuk Mahasiswa-
Fungsi. Hormon ini berfungsi :
a. Mengatur kadar glukosa dalam darah.
b. Membantu pengubahan glukosa menjadi glikogen dalam hepar dan
otot.
Hiposekresi
Bila kekurangan dalam penghasilan hormon ini akan menyebabkan penyakit
diabetes mellitus/penyakit kencing manis.
Gejala penyakit diabetes mellitus :
-Kenaikan jumlah gula dalam darah.
-Badan menjadi lemas
-Sering merasa haus/banyak minum
-Banyak melakukan urinasi (pembuangan urine).
-Energy berkurang.
-Merasa selalu lapar.
2. Hormon Glukagon
Hormon ini mempunyai sifat kerja yang sinergis dengan hormon adrenalin
Fungsi. Hormon ini berfungsi :
a. Meningkatkan kadar gula dalam darah.
b. Mengubah glikogen menjadi glukosa dalam peristiwa glikolisis.

D.10. Kelenjar Kelamin/Gonad


Kelenjar gonad terbentuk pada minggu-minggu pertama gestasi dan tampak
jelas pada minggu pertama. Keaktifan kelenjar gonad terjadi pada masa prepubertas
dengan meningkatnya sekresi gonadotropin (FSH dan LH). Menghasilkan hormon dan
sel kelamin. Macamnya ada 2 sel kelamin :
1. Sel Testis
Testis terdiri dari dua buah dalam skrotum.Testis mempunyai duafungsi yaitu
sebagai organ endokrin dan reproduksi.Menghasilkan hormon testoteron dan estradiol
di bawah pengaruh LH. Efek testoteron pada fetus merangsang diferensiasi dan
perkembangan genital ke arah pria.Pada masa pubertas akan merangsang
perkembangan tanda-tanda seks sekunder seperti perkembangan bentuk
tubuh,distribusi rambut tubuh,pembesaran laring,penebalan pita suara, pertumbuhan
dan perkembangan alat genetalia. Menghasilkan Hormon Androgen, Ex : Hormon
Testosteron, merupakan
satu hormon yang terpenting dalam pembentukan sel spermatozoa.
Fungsi Hormon Testosteron
a. Mengatur ciri kelamin sekunder.

124 Prodi S1 Bioteknologi


UniversitasAisyiyah Yogyakarta
b. Mempertahankan proses spermatogenesis.
2. Sel Ovarium
Ovarium berfungsi sebagai organ endokrin dan reproduksi.Sebagai organ
endokrin ovarium menghasilkan sel telur (ovum) yang setiap bulannya pada masa
ovulasi siap dibuahi sperma. Estrogen dan progesteron akan mempengaruhi
perkembangan seks sekunder,menyiapkan endometrium untuk menerima hasil
konsepsi serta mempertahankan laktasi. Menghasilkan 3 hormon penting dalam
seorang wanita :
a. Hormon Estrogen
Hormon ini berfungsi untuk : memperlihatkan ciri-ciri kelamin sekunder wanita.
b. Hormon Progesteron
Hormon ini berfungsi : mempersiapkan masa kehamilan dengan menebalkan
dinding uterus dan menjaga kelenjar susu dalam menghasilkan air susu.
c. Hormon Relaksin
Hormon ini berfungsi untuk membantu proses persalinan dalam kontraksi otot.
(Heffiner and Schust, 2006; Douglas and Pooler, 2004; Guyton, 2007; Patricia,
2005)

E. HUBUNGAN PITUITARI DAN HYPOTHALAMUS


Seperti halnya system saraf, rangsang yang dating akan ditangkap oleh bagian
tubuh yang memiliki sel-sel reseptor, maka sel-sel target dan organ sasaran dalam
system hormone harus memiliki reseptor hormone agar dapat merespon rangsang
yang dibawa oleh hormone yang bersangkitan. Bentuk koordinasi antara system saraf
dengan system hormone dapat dikatakan sebagai koordinasi timbal balik. Artinya,
system saraf dapat menjadi pengendali sisem hormone, juga menjadi bagian target
atau sasaran dari system hormone. Dengan kata lain, system hormone dapat menjadi
pengendali bagi system saraf, sekaligus menjadi target sasaran dari system saraf.
Hipotalamus (bagian dari system saraf) dan kelenjar pituitary/hipofisis (bagian
dari system hormone) berfungsi sebagai penghubung antara system saraf dengan
system hormone. Rangsang yang dating dari system hormone diterima oleh sel-sel
saraf di hipotalamus. Sebagai responyya, hipotalamus akan mensekresikan hormone
yang sesuai dengan rangsang tersebut. Hormon yang dihasilkan dari hipotalamus
disebut hormone hipotalamus. Hormon hipotalamus akan mengendalikan hipofise agar
mengeluarkan berbagai macam hormone yang akan menuju sel target.
(Patricia, 2005)

F. HUBUNGAN DAN PERBEDAAN SISTEM HORMON DAN SISTEM SARAF

Modul Biokimia 125


-Untuk Mahasiswa-
Kedua sistem ini mempunyai hubungan yang sangat erat. Walaupun system
endokrin/sistem hormon diatur oleh master of glands/kelenjar hipofisis tetapi hal
tersebut tidaklah mutlak atau bersifat otonom. Hal ini karena kerja dari kelenjar
hipofisis tersebut dipengaruhi oleh hypothalamus.
Releasing Factor/Faktor pembebas
Adalah faktor yang memperbaiki situasi atau kondisi tubuh, sehingga kondisi
tubuh menjadi lebih baik. Faktor tersebut adalah hormon-hormon yang mencegah
terjadinya kondisi tubuh tersebut. Inhibitor Factor/Faktor penghambat
Adalah faktor yang terus mendukung situasi atau kondisi tubuh, sehingga
kondisi tubuh menjadi tidak baik/memperburuk kondisi tubuh. Faktor tersebut adalah
hormone-hormon yang mendukung terjadinya kondisi tubuh tersebut.

Perbedaan system hormone dan system saraf


N Sistem Saraf N Sistem Hormon
o o
1 Mengatur respon terhadap rangsang 1 Mengatur respon terhadap rangsang
dari luar tubuh dari dalam tubuh
2 Bekerja secara cepat 2 Bekerja secara lambat
3 Disalurkan melalui sel-sel saraf 3 Disalurkan melalui pembuluh darah,
cairan limfe dan cairan ekstra sel

(Patricia, 2005)

126 Prodi S1 Bioteknologi


UniversitasAisyiyah Yogyakarta
PERTEMUAN XI
FISIOLOGI SISTEM EKSKRESI

Sub Capaian Pembelajaran MK: Mahasiswa mampu memahami tentang fisiologi


system ekskresi

A. DEFINISI PEMBUANGAN CAIRAN


Sistem Ekskresi adalah sistem pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang tidak
berguna bagi tubuh dari dalam tubuh, seperti: 1) Menghembuskan gas CO2 ketika kita
bernafas; 2) Berkeringat dan 3) Buang air kecil (urine). Sistem ekskresi membantu
memelihara homeostasis dengan tiga cara, yaitu melakukan osmoregulasi,
mengeluarkan sisa metabolisme, dan mengatur konsentrasi sebagian besar penyusun
cairan tubuh. Sistem ekskresi sistem pembuangan zat-zat sisa pada makhluk hidup
seperti karbon dioksida, urea, racun dan lainnya.
Sistem urin tersusun atas ginjal, ureter, vesica urinaria, dan urethra. Berfungsi
membantu terciptanya homeostasis dan pengeluaran sisa-sisa metabolisme. Ginjal
selain berfungsi sebagai alat ekskresi juga berperan menghasilkan hormon seperti:
renin-angiotensin, erythropoetin, dan mengubah provitamin D menjadi bentuk aktif
(vit.D). Zat sisa metabolisme adalah hasil pembongkaran zat makanan yang
bermolekul kompleks. Zat sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa
metabolisme antara lain, CO2, H20, NHS, zat warna empedu, dan asam urat.

Gambar 11.1 Anatomi saluran ekskresi


(Douglas and Pooler, 2004)
B. FUNGSI SISTEM EKSKRESI
Fungsi system ekskresi, antara lain:
1. Membuang limbah yang tidak berguna dan beracun dari dalam tubuh
2. Mengatur konsentrasi dan volume cairan tubuh (osmoregulasi)
3. Mempertahankan temperatur tubuh dalam kisaran normal (termoregulasi)

Modul Biokimia 127


-Untuk Mahasiswa-
4. Homeostasis
(Ganong, 2008)

C. ORGAN EKSRESI MANUSIA


C.1 Ginjal
Ginjal (ren) manusia berjumlah sepasang, terletak di rongga perut sebelah
kanan depan dan kiri depan ruas-ruas tulang belakang bagian pinggang. Ginjal kanan
lebih rendah dari pada ginjal kiri karena di atas ginjal kanan terdapat hati. Ginjal
berbentuk seperti biji ercis dengan panjang sekitar 10 cm dan berat sekitar 200 gram.
Ginjal yang dibelah secara membujur akan memperlihatkan bagian-bagian korteks
yang merupakan lapisan luar. Ginjal berbentuk seperti buah kacang buncis pada
beberapa spesies hewan Mammalia. Paling luar diselubungi oleh jaringan ikat tipis
yang disebut kapsula renalis. Bagian ginjal yang membentuk cekungan disebut hilum.
Pada hilum terdapat bundel saraf, arteri renalis, vena renalis, dan ureter. Ginjal dapat
dibedakan menjadi bagian korteks yakni lapisan sebelah luar warnanya coklat agak
terang dan medulla yaitu lapisan sebelah dalam warnanya agak gelap. Pada korteks
renalis banyak dijumpai corpusculum renalis Malphigi, capsula Bowmani yang terpulas
gelap, sedangkan pada medulla banyak dijumpai loop of Henle.
Medula (sumsum ginjal), dan pelvis (rongga ginjal). Di bagian korteks terdapat
jutaan alat penyaring yang disebut nefron. Setiap nefron terdiri atas badan Malpighi
dan tubulus kontortus. Badan Malpighi terdiri atas kapsula (simpai) Bowman Dan
glomerulus. Glomrerulus merupakan anyaman pembuluh kapiler. Kapsula Bowman
berbentuk mangkuk yang mengelilingi glomerulus.'I'ubulus kontortus terdiri atas
tubulus kontortus proksimal. tubulus kontortus distal. Tubulus kontortus kolektivus. Di
antara tubuIus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal terdapat gelung
/lengkung Henle pars ascenden (naik) dan pars descenden (turun).
Penamaan beberapa bagian ginjal mengambil nama ahli yang berjasa dalam
penelitian ginjal. Kapsula Bowman mengambil nama William Bowman (l816 1892).
Seorang ahli bedah yang merupakan perintis di bidang saluran kentih yang
mengidentifikasi kapsula tersebut. Lengkung Henle meugambil nama Jacob Henle
(1809-1885), seorang ahli anatomi berkebangsaan Jerman yang mendeskripsikan
lengkung di dalam ginjal tersebut. Glomerulus di identifikasi oleh seorang ahli
mikroanatomi berkebangsaan ltalia bernama Marcerllo Malpighi (1628 - 1694). Ginjal
merupakan alat pengeluaran sisa metabolisme dalam bentuk urine yang di dalamnya
mengandung air, amoniak (NH3), ureum, asam urat dan garam mineral tertentu.
Penderita diabetes miletus urine mengandung glukosa.

128 Prodi S1 Bioteknologi


UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Gambar 11.2 Struktur anatomis ginjal

Suplai Darah Ginjal


Ginjal mendapatkan suplai darah dari aorta abdominalis yang bercabang
menjadi arteri renalis, arteri interlobaris arteri arcuata arteri interlobularis
arteriole aferen glomerulus arteriole eferen kapiler juxta glomerulare
peritubuler vena interlobularis vena arcuata vena interlobularis
vena renalis.
Ginjal mendapatkan darah dari aorta abdominalis yang mempunyai
percabangan arteri renalis, arteri ini berpasangan kiri dan kanan. Arteri renalis
bercabang menjadi arteri interlobularis kemudian menjadi arteri akuarta. Arteri
interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang manjadi arteriole aferen glomerulus
yang masuk ke gromerulus. Kapiler darah yang meninggalkan gromerulus disebut
arteriole eferen gromerulus yang kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena cava
inferior

Persarafan ginjal
Ginjal mendapatkan persarafan dari fleksus renalis (vasomotor). Saraf ini
berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan
bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal.

Struktur Ginjal
Setiap ginjal terdiri atas beribu-ribu hingga bermilyarmilyar nefron (unit terkecil
ginjal) dan jika dibelah, terlihat lapisan luar yang disebut dengan korteks dan lapisan
dalam yang disebut medulla. Sistem arteri dan vena terbungkus oleh suatu kapsul
glomerulus kapsul bowman, dari nefron keluar tubulus proximal yang terletak pada

Modul Biokimia 129


-Untuk Mahasiswa-
korteks tubulus distal tubulus kolligens pelvis ginjal ureter kandung kemih
keluar eksresi berupa urine.
1. Arteriole afferen
Pada arteriole aferen dekat dengan badan Malphigi terdapat sel-sel
juxtaglomeruler yang merupakan modifikasi otot polos befungsi menghasilkan
enzim renin. Enzim renin berfungsi mengaktifkan angiotensinogen menjadi
angiotensin I, selanjutnya angiotensin I oleh converting enzim diubah menjadi
angiotensin II. Angiotensin II berfungsi merangsang sekresi hormon aldosterone
dari korteks adrenal. Aldosteron berperan meningkatkan reabsorpsi ion Na dan
klorida pada tubulus kontortus distal.
2. Nefron
Tiap ginjal tersusun atas unit struktural dan fungsional dalam
pembentukan urin yang dinamakan nefron (nephron). Tiap nefron terdiri atas
bagian yang melebar yang dinamakan korpuskula renalis atau badan malphigi,
tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle serta tubulus kontortus distal.
3. Korpuskula renalis
Korpuskula renalis terdiri atas glomelurus dan dikelilingi oleh kapsula
Bowmann.
4. Glomeruli
Glomerulus merupakan anyaman pembuluh darah kapiler yang ruwet
yang merupakan cabang dari arteriole aferen. Pada permukaan luar kapiler
glomeruli menempel sel berbentuk spesifik dan memiliki penjuluran-penjuluran
yang disebut podosit (sel kaki). Antara sel-sel endotel kapiler dan podosit
membentuk strukrur kontinyu yang berlubang-lubang yang memisahkan darah
yang terdapat dalam kapiler dengan ruang kapsuler. Podosit berfungsi
membantu filtrasi cairan darah menjadi cairan ultra filtrat (urin primer). Cairan
ultra filtrat ditampung di dalam ruang urin yaitu ruang antara kapiler dengan
dinding kapsula Bowmani dan selanjutnya mengalir menuju tubulus contortus
proksimal. Komposisi kimia cairan ultra filtrat hampir sama dengan plasma
darah.
5. Capsula Bowman
Lapisan parietal kapsula bowman terdiri atas epitel selapis gepeng.
Ruang kapsuler berfungsi menampung urine primer (ultra filtrat). Sel podosit,
sel epitel kapsula Bowman yang mengalami spesialisasi untuk filtrasi cairan
darah. Oleh karena itu komposisi cairan ultra filtrat hampir sama dengan
plasma darah kecuali tidak mengandung protein plasma.
6. Sel Mesangial

130 Prodi S1 Bioteknologi


UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Pada sel-sel endotel dan lamina basalis kapiler glomerulus terdapat sel
mesangial yang berperan sebagai makrofage.
7. Tubulus Kontortus Proksimal
Tubulus kontortus proksimal kebanyakan terdapat di bagian korteks
ginjal. Mukosa tubulus kontortus proksimal tersusun atas sel-sel epitel kubus
selapis, apeks sel menghadap lumen tubulus dan memiliki banyak mikrovili
(brush border). Sel epitel tubulus contortus proksimal berfungsi untuk
reabsorpsi.
8. Lengkung Henle (loop of Henle)
Lengkung Henle berbentuk seperti huruf U terdiri atas segmen tipis dan
diikuti segmen tebal. Bagian tipis lengkung henle yang merupakan lanjutan
tubulus kontortus proksimal tersusun atas sel gepeng dan inti menonjol ke
dalam lumen. Cairan urin ketika berada dalam loop of Henle bersifat hipotonik,
tetapi setelah melewati loop of Henle urin menjadi bersifat hipertonik. Hal ini
dikarenakan bagian descenden loop of Henle sangat permeabel terhadap
pergerakan air, Na+, dan Cl-, sedangkan bagian ascenden tidak permeabel
terhadap air dan sangat aktif untuk transpor klorida bertanggung jawab
terhadap hipertonisitas cairan interstitial daerah medulla. Sebagai akibat
kehilangan Na dan Cl filtrat yang mencapai tubulus contortus distal bersifat
hipertonik.
9. Tubulus Kontortus Distalis
Tubulus contortus distalis tersusun atas sel-sel epithelium berbentuk
kuboid, sitoplasma pucat, nuklei tampak lebih banyak, tidak ada brush border.
ADH disekresikan oleh kelenjar hipofise posterior. Apabila masukan air tinggi,
maka sekresi ADH dihambat sehingga dinding tubulus contortus distal dan
tubulus koligen tidak permeabel terhadap air akibatnya air tidak direabsioprsi
dan urin menjadi hipotonik dalam jumlah besar akan tetapi ion-ion untuk
keseimbangan osmotic tetap ditahan. Sebaliknya apabila air minum sedikit atau
kehilangan air yang banyak karena perkeringatan tubulus contortus distal
permeabel terhadap air dan air direabsorpsi sehingga urin hipertonik. Hormon
aldosteron yang disekresikan oleh korteks adrenal berperan meningkatkan
reabsorpsi ion Na. Sebaliknya mempermudah ekskresi ion kalium dan hidrogen.
Penyakit Addison merupakan akibat dari kehilangan natrium secara berlebihan
dalam urin.
10. Tubulus Koligens
Urin berjalan dari tubulus kontortus distal ke tubulus koligens yang
apabila bersatu membentuk saluran lurus yang lebih besar yang disebut duktus
papilaris Bellini. Tubulus koligens dibatasi oleh epitel kubis. Peristiwa penting

Modul Biokimia 131


-Untuk Mahasiswa-
pada tubulus koligens adalah mekanisme pemekatan atau pengenceran urin
yang diatur oleh hormon antidiuretik (ADH). Dinding tubulus distal dan tubulus
koligens sangat permeabel terhadap air bila terdapat ADH dan sebaliknya.
11. Tubulus Kolektivus
Tubulus kolektivus dari Bellini merupakan tersusun atas sel-sel epithelium
columnair, sitoplasma jernih, nukleus spheris.
12. Aparatus Jukstaglomerulus
Tunika media ateriol aferen yang terletak didekat korpuskula malphigi
mengalami modifikasi seperti sel-sel epiteloid bukan otot polos yang disebut sel
jukstaglomelurus. Sel-sel jukstaglomelurus menghasilkan enzim renin. Renin
bekerja pada protein plasma yang dinamakan angiotensinogen yang kemudian
diubah menjadi angiotensin I. Selanjutnya zat ini oleh converting enzyme yang
diduga terdapat dalam paru-paru, diubah menjadi angiotensi II. Angiotensi II
merangsang sekresi hormon aldosteron oleh korteks adrenal. Penurunan kadar
ion natrium merangsang pengeluaran renin yang akan mempercepat sekresi
aldosteron. Akibatnya resorbsi natrium yang akan menghambat ekskresi renin.
Kelebihan natrium dalam darah akan menekan sekresi renin yang
mengakibatkan penghambatan pembentukan aldosteron yang akan
meningkatkan kosentrasi natrium urin. Jadi apparatus jukstaglomelurus
mempunyai peranan homeostatic dalam mengawasi keseimbangan ion natrium.
13. Macula Densa
Macula densa merupakan bagian dari tubulus kontortus distalis yang
melalui daerah di muka kapsula Bowmani terdiri atas sel-sel yang nampak
meninggi, nuklei berderet rapat dan berbentuk spheris. Macula densa berfungsi
untuk reseptor tekanan osmotic (osmoreseptor).

132 Prodi S1 Bioteknologi


UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Gambar 11.3 Nefron

Fungsi Ginjal
1. Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh
2. Mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan
3. Reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh bagian
tubulus ginjal
4. Menjaga keseimbanganan asam basa dalam tubuh manusia
5. Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan sel-sel
darah merah (SDM) di sumsum tulang

Proses Pembentukan Urine

Modul Biokimia 133


-Untuk Mahasiswa-
Ginjal berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui
serangkaian proses, yaitu: penyaringan, penyerapan kembali dan augmentasi.
1. Penyaringan (filtrasi)
Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di
kapiler glomerulus. Terjadi penyerapan darah yang tersaring adalah bagian cairan
darah kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowmen yang
terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke tubulus
ginjal. Cairan yang disaring disebut filtrat glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus
yang berpori (podosit), tekanan dan permeabilitas yang tinggi pada glomerulus
mempermudah proses penyaringan. Selain penyaringan, di glomelurus juga terjadi
penyerapan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein
plasma. Bahan-bahan kecil yang terlarut di dalam plasma darah, seperti glukosa,
asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat dan urea dapat melewati saringan
dan menjadi bagian dari endapan. Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrat
glomerolus atau urin primer, mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium,
dan garam-garam lainnya
2. Penyerapan kembali (reabsorbsi)
Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap kembali
di tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi
penambahan zat-zat sisa dan urea. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua
cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui
peristiwa osmosis. Penyerapan air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.
Substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke
darah. Zat amonia, obat-obatan seperti penisilin, kelebihan garam dan bahan lain
pada filtrat dikeluarkan bersama urin. Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan
menghasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan
lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun
bertambah, misalnya urea.
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa,
sodium, klorida fosfat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif
(obligator reabsorbsi) di tubulus proximal. Sedangkan pada tubulus distal terjadi
kembali penyerapan sodium dan ion bikarbonat bila diperlukan tubuh. Penyerapan
terjadi secara aktif (reabsorbsi fakultatif) dan sisanya dialirkan pada papilla renalis.
3. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di
tubulus kontortus distal.Dari tubulus-tububulus ginjal, urin akan menuju rongga
ginjal, selanjutnya menuju kantong kemih melalui saluran ginjal. Jika kantong kemih
telah penuh terisi urin, dinding kantong kemih akan tertekan sehingga timbul rasa

134 Prodi S1 Bioteknologi


UniversitasAisyiyah Yogyakarta
ingin buang air kecil. Urin akan keluar melalui uretra. Komposisi urin yang
dikeluarkan melalui uretra adalah air, garam, urea dan sisa substansi lain, misalnya
pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin. Sisa dari
penyerapan kembali yang terjadi di tubulus distal dialirkan ke papilla renalis
selanjutnya diteruskan ke luar.

Saluran urin
Saluran yang dilewati oleh darah setelah difiltrasi oleh glomeruli dari awal
hingga akhir sebagai berikut: glomerulus kapsula Bowman tubulus convulatus
proksimal loop of Henle tubulus convulatus distal tubulus koligen tubulus
collectivus kaliks minor kaliks mayor pelvis renalis uretervesica urinaria
urethra.
1. Ureter
Pada bagian superfisial terlihat sel-sel yang bentuknya seperti payung
(sisi atas lebih lebar dari sisi bawah) dan sel-sel lapisan bawah berbentuk
polygonal. Tunica mucosa ureter membentuk lipatan-lipatan longitudinal
dengan epithelium transisional. Lamina propria tipis tersusun atas jaringan
pengikat longgar, dengan pembuluh darah, lymfe, dan serabut syaraf. Tunica
muscularis tersusun atas stratum longitudinale, stratum circulare. Tunica serosa
tersusun atas jaringan ikat longgar, tipis, jaringan lemak. Lamina propria tipis
tersusun atas jaringan pengikat longgar, dengan pembuluh darah, lymfe, dan
serabut syaraf.
Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke
vesika urinaria. Panjangnya 25-34 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter
sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak pada rongga
pelvis. Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik yang
mendorong urin masuk ke dalam kandung kemih.
Lapisan dinding ureter terdiri dari: a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan
fibrosa); b. Lapisan tengah lapisan otot polos dan c. Lapisan sebelah dalam
lapisan mukosa
2. Vesica Urinaria
Kandung kemih berfungsi menyimpan urin dan mengalirkannya ke ureter.
Kaliks, pelvis, ureter dan kantung kemih memiliki struktur histology yang ahmpir
sama. Mukosa terdiri atas epitel transisional dan facet sel berfungsi sebagai
barrier osmotic antar urin dan cairan jaringan. Lamina propria terdiri atas otot
polos. Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk
seperti buah pir (kendi). Letaknya di belakang simfisis pubis di dalam rongga

Modul Biokimia 135


-Untuk Mahasiswa-
panggul. Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis seperti balon
karet.
Kandung kemih dan saluran urin menyimpan urin yang dibentuk dalam
ginjal dan mengalirkan keluar. Kaliks, pelvis, ureter, dan kandung kemih
mempunyai struktur dasar histologis yang sama. Dinding ureter lambat laun
menjadi lebih tebal bila makin mendekati kandung kemih. Mukosa organ-organ
ini terdiri atas epitel transisional dan lamina propria organ-organ ini terdapat
selubung otot polos yang padat dan bergelombang.
3. Uretra
Uretra merupakan tabung yang mengalirkan urin dari kandung kemih keluar
tubuh. Terdapat 2 jenis uretra: 1) . Uretra pria terdiri atas 4 bagian yaitu: pars
prostatika, pars membranasea, pars bulbaris, dan pars pendulosa dan 2). Uretra
wanita merupakan tabung yang panjangnya 4 5 cm, dibatasi oleh epitel
berlapis gepeng dengan daerah-daerah dengan epitel toraks berlapis semu.
Bagian tengah uretra wanita dikelilingi oleh sfinkter eksternus yang terdiri atas
otot lurik volunter. Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika
urinaria yang berfungsi menyalurkan air kemih ke luar.
4. Urin.
Sifat fisis air kemih, terdiri dari: a). Jumlah ekskresi dalam 24 jam 1.500
cc tergantung dari pemasukan (intake) cairan dan faktor lainnya; b). Warna
bening kuning muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh; c). Warna kuning
tergantung dari kepekatan, diet, obat-obatan dan sebagainya; d). Bau, bau khas
air kemih bila dibiarkan lama akan berbau amoniak; e). Berat jenis 1,015-1,020
dan f). Reaksi asam, bila lama-lama menjadi alkalis, juga tergantung daripada
diet (sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein member reaksi asam).
Komposisi air kemih, terdiri dari: a). Air kemih terdiri dari kira-kira 95%
air; b) Zat-zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein, asam urea, amoniak
dan kreatinin; c). Elektrolit natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat;
d). Pigmen (bilirubin dan urobilin); e). Toksin dan f). Hormon
5. Mikturisi
Mikturisi ialah proses pengosongan kandung kemih setelah terisi dengan
urin. Mikturisi melibatkan 2 tahap utama, yaitu:
a. Kandung kemih terisi secara progesif hingga tegangan pada dindingnya
meningkat melampaui nilai ambang batas, keadaan ini akan mencetuskan
tahap ke-2.
b. Adanya refleks saraf (disebut refleks mikturisi) yang akan mengosongkan
kandung kemih. Pusat saraf miksi berada pada otak dan spinal cord (tulang
belakang). Sebagian besar pengosongan diluar kendali tetapi pengontrolan

136 Prodi S1 Bioteknologi


UniversitasAisyiyah Yogyakarta
dapat dipelajari latih. Sistem saraf simpatis : impuls menghambat vesika
urinaria dan gerak spinchter interna, sehingga otot detrusor relax dan
spinchter interna konstriksi. Sistem saraf parasimpatis : impuls menyebabkan
otot detrusor berkontriksi, sebaliknya spinchter relaksasi terjadi mikturisi

Gambar 10.4 Eksresi urin

Regulasi Urine
Regulasi urine dipengaruhi oleh saraf, hormon, dan tekanan kapiler. Pengaruh
kerja saraf simpatis yang menurun menyebabkan urine bertambah, dipengaruhi juga
oleh beberapa hormon, antara lain ADH yang menyebabkan clearance water free
meningkat sehingga volume urine per menit sama dengan clearance water free
ditambah clearance osmolalitas. Aldosteron menyebabkan reabsorbsi garam
meningkat pada tubulus distal dan tubulus koligens dan reabsorbsi osmotic air
sehingga urine meningkat. Pengaruh tekanan kapiler menyebabkan dilatasi arteriol.
Jika tekanan kapiler meningkat maka cairan jaringan bertambah dan terjadi eksresi
melalui ginjal dan terbentuk urine.
a. Regulasi Volume Darah

Modul Biokimia 137


-Untuk Mahasiswa-
Regulasi ini dapat terjadi pada volume darah normal / konstan dan abnormal.
Pada keadaan volume darah abnormal, curah jantung dan tekanan arteri meningkat,
pada ginjal terjadi mekanisme reflex receptor volume, kapasitas sirkulasi, pengaruh
ADH dan aldosteron, sehingga volume darah kembali normal.
b. Regulasi Cairan Ekstra Sel (CES)
Regulasi CES dapat menyebabkan pengaruh baik pada volume maupun
komposisi darah. Volume darah dipengaruhi kondisi fisik dan dinamik dari sirkulasi
ruang intestinal dan compliance. Komposisi darah dipengaruhi ion Na+ yang
mempengaruhi tekanan osmotic, pada sistem hepar, osmolalitas Na - ADH
berpengaruh pada mekanisme haus. Mekanisme haus terjadi secara volunteer yang
mengakibatkan adanya intake/output air. Dehidrasi intrasel menyebabkan konsentrasi
osmolalitas cairan ekstrasel bertambah, terjadi osmosis caitran, K+ berlebih hilang,
sehingga K+ cairan intrasel berkurang sehingga volumenya menurun. Perdarahan
pada 10% atau lebih volume darah dapat menyebabkan curah jantung menurun. Dry
mouth / kekeringan mulut / xerostomia akan menyebabkan dehidrasi sehingga dapat
diatasi dengan minum. Minum air 15 menit sama dengan ambang minum dan
menyebabkan rasa kenyang.
c. Regulasi Keseimbangan Asam-Basa
Regulasi ini meliputi regulasi konsentrasi ion H+. Ph cairan tubuh normal adalah
antara 7,0 7,7. Jika pH menurun maka konsentrasi H+ akan meningkat sehingga
pada pH kurang dari 7,4 dapat terjadi asidosis. Jika pH meningkat maka konsentrasi
H+ akan menurun sehingga pada pH lebih dari 7,4 dapat terjadi alkalosis. Perubahan
pH tersebut dapat diatasi melalui: *system buffer (penyangga) berupa unsure
bikarbonat, fosfat, dan protein. *sistem pernapasan dengan merubah kecepatan
ventilasi paru melalui proses pengubahan otomatis kecepatan pengeluaran CO2.
*sistem ginjal, melalui eksresi urine sehingga asam-basa berubah dan konsentrasi ion
bikarbonat pada cairan tubuh sekresi H+, reabsorbsi Na+, eksresi ion bikarbonat
ke urin, dan sekresi ion ammonia ke tubulus.

138 Prodi S1 Bioteknologi


UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Gambar 10.5 Bagan regulasi urine
(Ganong, 2008; Guyton, 2007; Douglas and Pooler, 2004; Eric and Kevin, 2001)

C.2 Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, terdapat di rongga perut
sebelah kanan atas, berwarna kecoklatan. Hati mendapat suplai darah dari pembuluh
nadi (arteri hepatica) dan pembuluh gerbang (vena porta) dari usus. Hati dibungkus
oleh selaput hati (capsula hepatica). Hati terdapat pembuluh darah dan empedu yang
dipersatukan selaput jaringan ikat (capsula glison). Hati juga terdapat sel-sel
perombak sel darah merah yan gtelah tua disebut histiosit. Sebagai alat eksresi hati
menghasilkan empedu yang merupakan cairan jernih kehijauan, di dalamnya
mengandung zat warna empedu (bilirubin), garam empedu, kolesterol dan juga bacteri
serta obat-obatan. Zatr warna empedu terbentuk dari rombakan eritrosit yang telah
tua atau rusak akan ditangkap histiosit selanjutnya dirombak dan haeglobinnya
dilepas.

Gambar 10.6 Struktur hati


Fungsi hati
1. Menyimpan kelebihan gula dalam bentuk glikogen (gula otot)
2. Merombak kelebihan asam amino (deaminasi)

Modul Biokimia 139


-Untuk Mahasiswa-
3. Menawarkan racun
4. Membentuk protombin dan fibrinogen
5. Membentuk albumin dan globulin
6. Mengubah provitamin a menjadi vitamin a
7. Tempat pembentukan urea
8. Menghasilkan empedu
9. Tempat pembentukan dan penghancuran eritrosit yang telah tua
(Ganong, 2008; Guyton, 2007)

C.3 Kulit
Seluruh permukaan tubuh kita terbungkus oleh lapisan tipis yang sering kita
sebut kulit. Kulit merupakan benteng pertahanan tubuh kita yang utama karena
berada di lapisan anggota tubuh yang paling luar dan berhubungan langsung dengan
lingkungan sekitar. Kulit merupakan bagian dari tubuh yang meliputi daerah luas
dengan berat sekitar 16% dari total berat tubuh. Fungsi kulit selain menutupi tubuh,
juga mempunyai beberapa fungsi lain, antara lain*sebagai reseptor (umum) pada
seluruh permukaan tubuh luar, *protector (melalui pigmen melanin) yang melindungi
kulit dari rangsang 140etaboli, misalnya sinar UV, *berperan dalam 140etabolism
tubuh melalui kelenjar adipose, kelenjar keringat, dan pembuluh darah., *eksresi air,
garam, dan zat lain yang tidak dipergunakan oleh tubuh, *berperan dalam
pembengkakan melalui sifat elastis kulit yang melokalisasi infeksi mikroba dan kerja
imun. Kulit terdiri dari beberapa lapis. Ectoderm pada bagian luar berada di atas
epidermis. Selain oleh struktur epitel dan jaringan pengikat, kulit dilengkapi pula
dengan struktur tambahan yang disebut dengan appendix kulit, meliputi glandula
sudorifera (kelenjar keringat), glandula sebacea (kelenjar minyak), folikel rambut, dan
unguis (kuku). Mesoderm terdiri atas dermis diatas hypodermis (subkutan) dan korium.

Susunan Kulit
Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu epidermis (lapisan luar/kulit ari), dermis
(lapisan dalam/kulit jangat). Dan 140etabolism (jaringan ikat bawah kulit).
1) Epidermis
Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum.
Stratum granulosum, dan stratum germinativum. Stratum korneum tersusun
dari sel-sel mati dan selalu mengelupas. Stratum lusidum tersusun atas sel-sel
yang tidak berinti dan berfungsi mengganti stratum korneum. Stratum
granulosum tersusun atas sel-sel yang berinti dan mengandung pigmen
melanin. Stratum germinativum tersusun atas sel-sel yang selalu membentuk
sel-sel baru 140etabol luar.

140 Prodi S1 Bioteknologi


UniversitasAisyiyah Yogyakarta
- Stratum korneum, merupakan lapisan zat tanduk, mati dan selalu mengelupas.
- Stratum lusidium, merupakan lapisan zat tanduk
- Stratum granulosum, mengandung pigmen
- Stratum germonativum, selalu membentuk sel-sel baru 141etabol luar
2) Dermis
Dermis terletak di bawah epidermis. Lapisan ini mengandung akar
rambut, pembuluh darah, kelenjar, dan saraf. Kelenjar yang terdapat dalam
lapisan ini adalah kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar minyak
(glandula sebasea). Kelenjar keringat menghasilkan keringat yang di dalamnya
terlarut berbagai macam garam. Terutama garam dapur. Keringat dialirkan
melalui saluran kelenjar keringat dan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui
poripori. Di dalam kantong rambut terdapat akar rambut dan batang rambut.
Kelenjar minyak berfungsi menghasilkan minyak yang berfungsi meminyaki
rambut agar tidak kering. Rambut dapat tumbuh terus karena mendapat sari-
sari makanan pembuluh kapiler di bawah kantong rambut. Di dekat akar rambut
terdapat otot penegak rambut,akar rambut ,pembuluh darah ,syaraf ,kelenjar
minyak (glandula sebasea),kelenjar keringat (glandula sudorifera).Lapisan
lemak, terdapat di bawah dermis yang berfungsi melindungi tubuh dari
pengaruh suhu luar
3) Hipodermis
Hipodermis terletak di bawah dermis. Lapisan ini banyak mengandung
lemak. Lemak berfungsi sebagai cadangan makanan, pelindung tubuh terhadap
benturan, dan menahan panas tubuh.

Gambar 10.7. Struktur melintang kulit

Fungsi kulit
Fungsi kulit antara lain sebagai berikut:

Modul Biokimia 141


-Untuk Mahasiswa-
1. Mengeluarkan keringat
2. Pelindung tubuh
3. Menyimpan kelebihan lemak
4. Mengatur suhu tubuh, dan
5. Tempat pembuatan vitamin D dari pro vitamin D dengan bantuan sinar matahari
yang mengandung ultraviolet

Proses Pembentukan Keringat


Bila suhu tubuh kita meningkat atau suhu udara di lingkungan kita tinggi,
pembuluh-pembuluh darah di kulit akan melebar. Hal ini mengakibatkan banyak darah
yang mengalir ke daerah tersebut. Karena pangkal kelenjar keringat berhubungan
dengan pembuluh darah maka terjadilah penyerapan air, garam dan sedikit urea oleh
kelenjar keringat. Kemudian air bersama larutannya keluar melalui pori-pori yang
merupakan ujung dari kelenjar keringat. Keringat yang keluar membawa panas tubuh,
sehingga sangat penting untuk menjaga agar suhu tubuh tetap normal.

Aspek Klinis Kulit


Kelainan pada kelenjar sebacea akan menyebabkan acne vulgaris (jerawat),
dapat terjadi secara akut dan biasanya disebut blackheads yang terjadi pada masa
puber dan juga berhubungan dengan kinerja 142etabol. Kelainan pada epidermis
sering menyebabkan beberapa penyakit kulit, antara lain athletes foot yang
disebabkan infeksi jamur sehingga terjadi erupsi (dermatophytosis). Eczema, disebut
juga dermatitis
medicamentosa actinica, yang disebabkan oleh sinar ultraviolet. Impectigo
contangiosa, yang sering terjadi akut pada bayi karena penyebaran bakteri
streptococcus atau staphylococcus.
C.4. Paru-paru
Paru-paru berada di dalam rongga dada manusia sebelah kanan dan kiri yang
dilindungi oleh tulang-tulang rusuk. Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru
kanan yang memiliki tiga gelambir dan paru-paru kiri memiliki dua gelambir. Paru-paru
sebenarnya merupakan kumpulan gelembung alveolus yang terbungkus oleh selaput
yang disebut selaput pleura.

142 Prodi S1 Bioteknologi


UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Gambar 10.8 Struktur paru-paru

Fungsi paru-paru
Paru-paru merupakan organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia karena
tanpa paru-paru manusia tidak dapat hidup. Dalam Sistem Ekskresi, paru-paru
berfungsi untuk mengeluarkan Karbondioksida (CO2) dan Uap air (H2O). Didalam
paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida. Setelah
membebaskan oksigen, sel-sel darah merah menangkap karbondioksida sebagai hasil
143etabolism tubuh yang akan dibawa ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida dan
uap air dilepaskan dan dikeluarkan dari paru-paru melalui hidung.
(Ganong, 2008; Guyton, 2007)

D. GANGGUAN PADA ALAT EKSKRESI


1 Albuminuria
Tanda: urine banyak mengandung albumin
Penyebab : kekurangan protein, penyakit ginjal dan hati
Akibat: tubuh kekurangan albumin yang menjaga agar cairan tidak keluar dari
darah
2 Hematuria
Tanda: urine mengandung darah
Penyebab: peradangan ginjal, batu ginjal dan kanker kandung kemih
3 Nefrolitiasis (batu ginjal)
Tanda: urine sulit keluar karena tersumbat batu pada ginjal, saluran ginjal atau
kandung kemih

Modul Biokimia 143


-Untuk Mahasiswa-
Penyebab: konsentrasi unsur-unsur kalsium terlalu tinggi dan dipercepat dengan
infeksi dan penyumbatan saluran ureter
Akibat: sulit mengeluarkan urine, urine bercampur darah
4 Nefritis
Tanda: radang ginjal bagian nefron yang diawali peradangan glomerulus
5 Gagal ginjal
Tanda : Meningkatnya kadar urea dalam darah
Penyebab : nefritis (radang ginjal)
Akibat : zat-zat yang seharusnya dibuang oleh ginjal tertumpuk dalam darah
Pengobatan : cuci darah secara rutin atau cangkok ginjal
6 Diabetes Insipidus
Tanda : meningkatnya jumlah urine (20 30 kali lipat)
Penyebab : kekurangan 144angren antidiuretika (ADH)
Akibat : sering buang urine
Pengobatan : pemberian ADH sintetik
7 Diabetes Melitus
Tanda : kadar glukosa darah melebihi normal
Penyebab : kekurangan 144angren insulin
Akibat : luka sulit sembuh
Pengobatan : pada anak-anak diberi insulin secara rutin dan pada dewasa
dilakukan diet rutin, olahraga dan pemberian obat penurun kadar glukosa
darah .
8 Hepatitis
Tanda : perubahan warna kulit dan putih mata menjadi kuning, urine menjadi
kecoklatan seperti air the
Penyebab : virus
Akibat : hati meradang dan kerja hati terganggu
Pencegahan : menjaga kebersihan lingkungan, menghindari kontak langsung
atau penggunaan barang bersama-sama dengan penderita hepatitis,
gunakan jarum suntik untuk sekali pakai.
9 Sirosis Hati
Tanda: timbulnya jaringan parut dan kerusakan sel-sel pada hati
Penyebab: minuman 144angren, keracunan obat, infeksi bakteri, komplikasi hati
Akibat: gangguan kesadaran, koma, kematian
Pengobatan : sesuai penyebabnya, pemulihan fungsi hati dan transplantasi hati
10 Gangren

144 Prodi S1 Bioteknologi


UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Tanda: kematian jaringan lunak pada kaki atau tangan diawali dengan kebiruan
pada kulit dan terasa dingin jika disentuh, kemudian menghitam dan berbau
busuk
Penyebab: gangguan pengaliran darah kejaringan tersebut. Sering terjadi pada
penderita diabetes 145angrene dan aterosklerosis
Akibat: bila tidak dapat disembuhkan dengan 145angrene145c, bagian terkena
145angrene harus diamputasi.
11 Kencing Batu
Tanda: sulit buang urine
Penyebab: pengendapan zat kapur dalam ginjal
Pengobatan: pembedahan, obat-obatan dan penembakan dengan sinar laser.
12 Asma atau sesak nafas
yaitu kelainan yang disebabkan oleh penyumbatan saluran pernafasan yang
diantaranya disebabkan oleh alergi terhadap rambut, bulu, debu atau tekanan
psikologis.
13 Kanker Paru-Paru
yaitu gangguan paru-paru yang disebabkan oleh kebiasaan merokok. Penyebab
lain adalah terlalu banyak menghirup debu asbes, kromium, produk petroleum dan
radiasi ionisasi. Kelainan ini mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru.
14 Emphysema
adalah penyakit pembengkakan paru-paru karena pembuluh darahnya terisi
udara.
(Ganong, 2008; Douglas and Pooler, 2004)

Modul Biokimia 145


-Untuk Mahasiswa-
PERTEMUAN XII
SUHU TUBUH

Sub Capaian Pembelajaran MK: Mahasiswa mampu menjelaskan proses


pengaturan suhu tubuh secara berurutan

A. PENDAHULUAN
Suhu tubuh terbagi atas dua bagian, yaitu suhu tubuh inti dan suhu permukaan.
Suhu inti dalah suhu di bagian dalam tubuh. Suhu permukaan adalah suhu kulit / suhu
jaringan tepat di bawah kulit. Suhu permukaan meningkat dan menurun sesuai
dengan suhu sekitar. Suhu tubuh normal 98,6F atau 37C bila diukur melalui oral,
sedangkan bila diukur melalui rektum lebih besar 1OF atau lebih besar 0,6C.
Pelepasan panas dirangsang oleh vasodilatasi, dan penyimpanan panas dirangsang
oleh vasokonstriksi. Jia suhu tubuh menurun maka akan terjadi vasokonsriksi (berefek
terhadap dingin lapar), sehingga tubuh menggigil dan otot berkontraksi untuk
mempertahankan panas. Suhu tubuh dikendalikan oleh pusat pengatur suhu dalam
hipothalamus.

B. PENGATURAN SUHU TUBUH OLEH HIPOTHALAMUS


Pada mekanisme suhu tubuh, hipothalamus anterior berperan dalam stimulasi
mekanisme kehilangan panas, juga vasodilatasi, keringat, dan keadaan terengah-
engah. Hipothalamus posterior berperan dalam kontrol produksi panas, juga
vasokonstriksi, dan menggigil. Panas diperoleh secara thermoregulasi kimia dan fisika.
Secara thermoregulasi kimia, antara lain dengan hormone ephinephrin dan hormon
tyhroid untuk meningkatkan metabolisme. Secara thermoregulasi fisika, dapat dilihat
pada saat kehilangan panas.
Hipotalamus
Hipotalamus adalah bagian yang sangat peka, yang merupakan pusat integrasi
utama untuk memelihara keseimbangan energi dan suhu tubuh. Hipotalamus
berfungsi sebagai termostat tubuh, dengan menerima informasi dari berbagai bagian
tubuh di kulit. Penyesuaian dikoordinasi dengan sangat rumit dalam mekanisme
penambahan dan pengurangan suhu sesuai dengan keperluan untuk mengorekasi
setiap penyimpangan suhu inti dari nilai patokan normal. Hipotalamus mampu
berespon terhadap perubahan suhu darah sekecil 0,01C.
Hipotalamus terus-menerus mendapat informasi mengenai suhu kulit dan suhu
inti melalui reseptor khusus yang peka terhadap suhu yang disebut termoreseptor
(reseptor hangat, dingin dan nyeri di perifer). Reseptor suhu sangat aktif selama

146 Prodi S1 Bioteknologi


UniversitasAisyiyah Yogyakarta
perubahan temperatur. Sensasi suhu primer diadaptasi dengan sangat cepat. Suhu inti
dipantau oleh termoreseptor sentral yang terletak di hipotalamus serta di susunan
syaraf pusat dan organ abdomen. Di hipotalamus diketahui terdapat 2 pusat
pengaturan suhu, yaitu di regio posterior dan anterior. Regio posterior diaktifkan oleh
suhu dingin dan kemudian memicu refleks yang memperantarai produksi panas dan
konservasi panas. Sedang, regio anterior yang diaktifkan oleh rasa hangat, memicu
refleks yang memperantarai pengurangan panas.
Hipotalamus menerima informasi suhu tubuh bagian dalam dari suhu darah
yang masuk ke otak dan informasi suhu luar tubuh dari reseptor panas dikulit,
kemudian suhu dipertahankan dengan menjaga keseimbangan pembentukan atau
pelepasan panas. Hipotalamus posterior merupakan pusat pengatur yang bertugas
meningkatkan produksi panas dan mengurangi pengeluaran panas bila suhu luar lebih
rendah. Hipotalamus anterior merupakan pusat pengatur pengeluaran panas bi la
suhu di luar tubuh lebih tinggi. Walaupun suhu inti dipertahankan relative konstan,
terdapat beberapa faktor yang sedikit dapat mengubahnya:
a. Dalam keadaan normal sebagian besar suhu inti manusia bervariasi sekitar 1C
selama siang hari, dengan tingkat terendah terjadi di pagi hari (pukul 6 sampai
pukul 7 pagi) dan titik tertinggi terjadi di sore hari (pukul 5 sampai 7 sore).
b. Pada wanita suhu inti rata -rata 0,5C lebih tinggi selama separuh terakhir siklus
dari saat ovulasi ke haid. Penyebab peningkatan ringan suhu ini masih belum
diketahui.
c. Selama olahraga suhu inti meningkat dikarenakan peningkatan luar biasa
produksi panas oleh otot -otot yang berkontraksi.
d. Suhu inti dapat berubah-ubah jika tubuh terpapar ke suhu yang ekstrim. Ini
dikarenakan mekanisme pengatur suhu tidak 100% efektif

C. KEHILANGAN PANAS
Ada beberapa cara dimana panas hilang dari tubuh, antara lain melelui radiasi,
konduksi, konveksi, dan evaporasi.

Modul Biokimia 147


-Untuk Mahasiswa-
Gambar 12.1 Mekanisme kehilangan panas dari tubuh
Radiasi
Seseorang yang telanjang dalam ruangan dengan suhu kamar normal
kehilangan sekitar 60% panas totalnya secara radiasi (melealui gelombang panas).
Konduksi
Hanya sedikit panas dibuang dengan cara onduksi langsung dari permukaan
tubuh ke objek lain. Misalnya panas dikonduksi dari tubuh ke kursi yang diduduki, atau
kehilangan panas melalui pakaian.
Konveksi
Pergerakan udara dikenal sebagai konveksi. Pertukaran panas dari tubuh ke
udara disebut sebagai kehilangan panas dengan cara konveksi.
Evaporasi (Penguapan)
Bila air menguap dari permukaan tubuh maka 0,58 kalori panas hilang untuk
setiap gram air yang menguap. Air menguap dari kulit dan paru-paru dengan
kecepatan 600 ml per hari. Panas hilang 12-18 kalori per jam.
Kehilangan Panas Melalui Pakaian
Manfaat pakaian dalam mencegah kehilangan panas hampir seluruhnya hilang
bila pakaian tersebut basah karena pada keadaan ini tidak ada udara yang tertangkap
yang bertindak sebagai isolator.
Keringat
Bila tubuh mendapat panas berlebihan, sejumlah besar keringat disekresi ke
permukaan kulit oleh kelenjar keringat untuk memberikan pendinginan yang cepat
pada tubuh.
Terengah-engah
Adalah suatu cara kehilangan panas secara evaporasi.
Demam
Saat demam, berarti suhu tubuh berada di atas suhu normal. Keadaan ini dapat
disebabkan oleh zat toksik atau penyakit oleh agen patogen biologis, misalnya bakteri
atau virus. Sifat-sifat demam menggigil terjadi karena suhu berubah secara mendadak
dari tingkat normal ke nilai yang lebih tinggi akibat kerusakan jaringan, zat pirogen,
atau dehidrasi. Pada periode menggigil orang akan merasa sangat dingin, walaupun
suhu tubuh diatas normal. Kulit menjadi dingin karena adanya vasokonstriksi.
Krisis / Flush
Flush terjadi apabila faktor yang menyebabkan suhu tinggi dengan mendadak
disingkirkan. Pada keadaan ini keringat akan berlebihan, kulit menjadi panas karena
terjadi vasodilatasi. Perubahan mendadak ini pada demam disebut krisis / flush. Obat-
obatan untuk demam adalah golongan antipiretik (aspirin, antipirin, dan aminopirin).
Frossbite

148 Prodi S1 Bioteknologi


UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Frossbite terjadi apabila tubuh terkena suhu rendah yang ekstrim. Terjadi pada
telinga, jari-jari, dan kaki. Hal ini harus diatasi dengan melakukan pemanasan, karena
bila tidak ditanggulangi akan menyebabkan kerusakan permanen dan terjadi
kerusakan lokal.

Hipotermi Buatan
Untuk menurunkan suhu dapat dilakukan dengan memberikan obat antipiretik,
membungkus dalam es, memberikan air dingin atau alkohol ke tubuh.
(Ganong, 2008; Guyton, 2007)

Modul Biokimia 149


-Untuk Mahasiswa-
PERTEMUAN XIII
FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI

Sub Capaian Pembelajaran MK: Mahasiswa mampu memahami tentang fisiologi


reproduksi baik pada laki-laki maupun perempuan

A. FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI


Sistem reproduksi merupakan salah satu komponen sistem tubuh yang penting
meskipun tidak berperan dalam homeostasis dan esensial bagi kehidupan sesorang.26
Pada manusia, reproduksi berlangsung secara seksual. Organ reproduksi yang dimiliki
manusia berbeda antara pria dan wanita. Baik pria maupun wanita memiliki organ
reproduksi yang terdiri dari dua bagian berdasarkan letaknya, yaitu alat kelamin luar
dan dalam.
A.1 FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI WANITA
Anatomi fisiologi sistem reproduksi wanita dibagi menjadi 2 bagian yaitu: alat
reproduksi wanita bagian dalam yang terletak di dalam rongga pelvis, dan alat
reproduksi wanita bagian luar yang terletak di perineum.

Gambar 13.1 Alat reproduksi wanita bagian dalam

1. Alat reproduksi wanita bagian luar


a. Mons veneris / Mons pubis
Disebut juga gunung venus merupakan bagian yang menonjol di bagian depan
simfisis terdiri dari jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat setelah dewasa tertutup
oleh rambut yang bentuknya segitiga. Mons pubis mengandung banyak kelenjar
sebasea (minyak) berfungsi sebagai bantal pada waktu melakukan hubungan seks.
b. Bibir besar (Labia mayora)

150 Prodi S1 Bioteknologi


UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Merupakan kelanjutan dari mons veneris berbentuk lonjong, panjang labia
mayora 7-8 cm, lebar 2-3 cm dan agak meruncing pada ujung bawah. Kedua bibir
ini dibagian bawah bertemu membentuk perineum, permukaan terdiri dari:
1) Bagian luar
Tertutup oleh rambut yang merupakan kelanjutan dari rambut pada mons
veneris.
2) Bagian dalam
Tanpa rambut merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea
(lemak).
c. Bibir kecil (labia minora)
Merupakan lipatan kulit yang panjang, sempit, terletak dibagian dalam bibir
besar (labia mayora) tanpa rambut yang memanjang ke arah bawah klitoris dan
menyatu dengan fourchette, semantara bagian lateral dan anterior labia biasanya
mengandung pigmen, permukaan medial labia minora sama dengan mukosa vagina
yaitu merah muda dan basah.
d. Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil, dan
letaknya dekat ujung superior vulva. Organ ini mengandung banyak pembuluh
darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitive analog dengan penis laki-
laki. Fungsi utama klitoris adalah menstimulasi dan meningkatkan ketegangan
seksual.
e. Vestibulum
Merupakan alat reproduksi bagian luar yang berbentuk seperti perahu atau
lonjong, terletak di antara labia minora, klitoris dan fourchette. Vestibulum terdiri
dari muara uretra, kelenjar parauretra, vagina dan kelenjar paravagina. Permukaan
vestibulum yang tipis dan agak berlendir mudah teriritasi oleh bahan kimia, panas,
dan friksi.
f. Perinium
Merupakan daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus vagina dan
anus. Perinium membentuk dasar badan perinium.
g. Kelenjar Bartholin
Kelenjar penting di daerah vulva dan vagina yang bersifat rapuh dan mudah
robek. Pada saat hubungan seks pengeluaran lendir meningkat.
h. Himen (Selaput dara)
Merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina bersifat rapuh dan mudah
robek, himen ini berlubang sehingga menjadi saluran dari lender yang di keluarkan
uterus dan darah saat menstruasi.
i. Fourchette

Modul Biokimia 151


-Untuk Mahasiswa-
Merupakan lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, terletak pada
pertemuan ujung bawah labia mayoradan labia minora. Di garis tengah berada di
bawah orifisium vagina. Suatu cekungan kecil dan fosa navikularis terletak di antara
fourchette dan himen

2. Alat reproduksi wanita bagian dalam

Gambar 13.2 Alat reproduksi wanita bagian dalam

a. Vagina
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu
meregang secara luas karena tonjolan serviks ke bagian atas vagina. Panjang dinding
anterior vagina hanya sekitar 9 cm, sedangkan panjang dinding posterior 11 cm.
Vagina terletak di depan rectum dan di belakang kandung kemih. Vagina merupakan
saluran muskulomembraneus yang menghubungkan rahim dengan vulva. Jaringan
muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter ani dan muskulus levator
ani oleh karena itu dapat dikendalikan.
Pada dinding vagina terdapat lipatan-lipatan melintang disebut rugae dan
terutama di bagian bawah. Pada puncak (ujung) vagina menonjol serviks pada bagian
uterus. Bagian servik yang menonjol ke dalam vagina di sebut portio. Portio uteri
membagi puncak vagina menjadi empat yaitu: fornik anterior, fornik posterior, fornik
dekstra, fornik sinistra. Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang
menghasilkan asam susu dengan pH 4,5. Keasaman vagina memberikan proteksi
terhadap infeksi. Fungsi utama vagina yaitu sebagai saluran untuk mengeluarkan

152 Prodi S1 Bioteknologi


UniversitasAisyiyah Yogyakarta
lendir uterus dan darah menstruasi, alat hubungan seks dan jalan lahir pada waktu
persalinan.
b. Uterus
Merupakan jaringan otot yang kuat, berdinding tebal, muskular, pipih, cekung
dan tampak seperti bola lampu / buah peer terbalik yang terletak di pelvis minor di
antara kandung kemih dan rectum. Uterus normal memiliki bentuk simetris, nyeri bila
ditekan, licin dan teraba padat. Uterus terdiri dari tiga bagian yaitu: fundus uteri yaitu
bagian corpus uteri yang terletak di atas kedua pangkal tuba fallopi, corpus uteri
merupakan bagian utama yang mengelilingi kavum uteri dan berbentuk segitiga, dan
seviks uteri yang berbentuk silinder. Dinding belakang, dinding depan dan bagian atas
tertutup peritoneum sedangkan bagian bawahnya berhubungan dengan kandung
kemih. Untuk mempertahankan posisinya uterus disangga beberapa ligamentum,
jaringan ikat dan peritoneum. Ukuran uterus tergantung dari usia wanita, pada anak-
anak ukuran uterus sekitar 2-3 cm, nullipara 6-8 cm, dan multipara 8-9 cm. Dinding
uterus terdiri dari tiga lapisan yaitu peritoneum, miometrium / lapisan otot, dan
endometrium.
1) Peritoneum
a) Meliputi dinding rahim bagian luar
b) Menutupi bagian luar uterus
c) Merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat dan
d) pembuluh darah limfe dan urat saraf
e) Meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen
2) Lapisan otot
a) Lapisan luar: seperti Kapmelengkung dari fundus uteri menuju
ligamentum
b) Lapisan dalam: berasal dari osteum tuba uteri sampai osteum uteri
internum
c) Lapisan tengah: terletak di antara kedua lapisan tersebut membentuk
lapisan tebal anyaman serabut otot rahim. Lapisan tengah ditembus
oleh pembuluh darah arteri dan vena. Lengkungan serabut otot ini
membentuk angka dan sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh darah
terjepit rapat dengan demikian perdarahan dapat terhenti.
3) Semakin ke arah serviks otot rahim makin berkurang dan jaringan ikatnya
bertambah. Bagian rahim yang terletak antara osteum uteri internum
anatomikum yang merupakan batas dan kavum uteri dan kanalis servikalis
dengan osteum uteri histologikum (dimana terjadi perubahan selaput lendir
kavum uteri menjadi selaput lendir serviks) disebut istmus. Istmus uteri ini
akan menjadi segmen bawah rahim dan meregang saat persalinan.

Modul Biokimia 153


-Untuk Mahasiswa-
4) Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus otot rahim
sendiri, tonus ligamentum yang menyangga, tonus otot-otot dasar panggul,
ligamentum yang menyangga uterus adalah ligamentum latum, ligamentum
rotundum (teres uteri) ligamentum infindibulo pelvikum (suspensorium ovarii)
ligamentum kardinale machenrod, ligamentum sacro uterinum dan
ligamentum uterinum.
a) Ligamentum latum
(1) Merupakan lipatan peritoneum kanan dan kiri uterus meluas
sampai ke dinding panggul
(2) Ruang antara kedua lipatan berisi jaringan ikat longgar dan
mengandung pembuluh darah limfe dan ureter
(3) Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada tuba fallopi
(4) Ligamentum rotundum (teres uteri)
(5) Mulai sedikit kaudal dari insersi tuba menuju kanalis inguinalis
dan mencapai labia mayus
(6) Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat
(7) Fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi
b) Ligamentum infundibulo pelvikum
(1) Terbentang dari infundibulum dan ovarium menuju dinding
panggul
(2) Menggantung uterus ke dinding panggul
(3) Antara tuba fallopi dan ovarium terdapat ligamentum ovarii
proprium
c) Ligamentum kardinale machenrod
(1) Dari serviks setinggi osteum uteri internum menuju panggul
(2) Menghalangi pergerakan uterus ke kanan dan ke kiri
(3) Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus
d) Ligamentum sacro uterinum
Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale machenrod
menuju os sacrum
e) Ligamentum vesika uterinum
(1) Dari uterus menuju ke kandung kemih
(2) Merupakan jaringan ikat yang agak longgar sehingga dapat
mengikuti perkembangan uterus saat hamil dan persalinan
5) Pembuluh darah uterus
a) Arteri uterina asenden yang menuju corpus uteri sepanjang dinding
lateral dan memberikan cabangnya menuju uterus dan di dasar
endometrium membentuk arteri spinalis uteri

154 Prodi S1 Bioteknologi


UniversitasAisyiyah Yogyakarta
b) Di bagian atas ada arteri ovarika untuk memberikan darah pada tuba
fallopi dan ovarium melalui ramus tubarius dan ramus ovarika.
6) Susunan saraf uterus
Kontraksi otot rahim bersifat otonom dan dikendalikan oleh saraf simpatis
dan parasimpatis melalui ganglion servikalis fronkenhouser yang terletak pada
pertemuan ligamentum sakro uterinum.
c. Tuba Fallopi
Tuba fallopi merupakan saluran ovum yang terentang antara kornu uterine
hingga suatu tempat dekat ovarium dan merupakan jalan ovum mencapai rongga
uterus. terletak di tepi atas ligamentum latum berjalan ke arah lateral mulai dari
osteum tubae internum pada dinding rahim. Panjang tuba fallopi 12cm diameter 3-
8cm. Dinding tuba terdiri dari tiga lapisan yaitu serosa, muskular, serta mukosa
dengan epitel bersilia. Tuba fallopi terdiri atas :
1) Pars interstitialis (intramularis) terletak di antara otot rahim mulai dari
osteum internum tuba.
2) Pars istmika tubae, bagian tuba yang berada di luar uterus dan merupakan
bagian yang paling sempit.
3) Pars ampuralis tubae, bagian tuba yang paling luas dan berbentuk s.
4) Pars infindibulo tubae, bagian akhir tubae yang memiliki lumbai yang disebut
fimbriae tubae.
Fungsi tuba fallopi :
1) Sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai kavum uteri.
2) Untuk menangkap ovum yang dilepaskan saat ovulasi.
3) Sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi.
4) Tempat terjadinya konsepsi.
5) Tempat pertumbuahn dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk
blastula yang siap mengadakan implantasi.
d. Ovarium
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum,
ovulasi, sintesis, dan sekresi hormon hormon steroid. Letak: Ovarium ke arah uterus
bergantung pada ligamentum infundibulo pelvikum dan melekat pada ligamentum
latum melalui mesovarium. Jenis: Ada 2 bagian dari ovarium yaitu:
1) Korteks ovarii
a) Mengandung folikel primordial
b) Berbagai fase pertumbuhan folikel menuju folikel de graff
c) Terdapat corpus luteum dan albikantes
2) Medula ovarii
a) Terdapat pembuluh darah dan limfe

Modul Biokimia 155


-Untuk Mahasiswa-
b) Terdapat serat saraf
e. Parametrium
Parametrium adalah jaringan ikat yang terdapat di antara ke dua lembar
ligamentum latum. Batasan parametrium:
1) Bagian atas terdapat tuba fallopi dengan mesosalping
2) Bagian depan mengandung ligamentum teres uteri
3) Bagian kaudal berhubungan dengan mesometrium.
4) Bagian belakang terdapat ligamentum ovarii
(Sheerwood, 2004; Syahrum, 1994; Manuaba, 1998)

A.2 FISIOLOOGI SISTEM REPRODUKSI LAKI-LAKI


Organ reproduksi pria berfungsi untuk menghasilkan sperma (gametogenesis)
dan menyalurkan sperma ke wanita.

Gambar 13.3 Sistem reproduksi laki-laki

1. Alat Kelamin Luar


a. Penis
Berfungsi sebagai alat penetrasi pada vagina wanita saat kopulasi
(persetubuhan).
b. Uretra
Adalah saluran yang mengantarkan urin dan sperma.
c. Skrotum (zakar)
Merupakan suatu kantong kulit yang membungkus testis dan epididimis.
2. Alat Kelamin Dalam

156 Prodi S1 Bioteknologi


UniversitasAisyiyah Yogyakarta
a. Testis
Testis pada pria berjumlah sepasang, berbentuk oval, dan terletak di skrotum.
Di dalam testis terjadi proses pembuatan sel kelamin jantan dan hormon kelamin.
Pada testis terdapat pembuluh halus (vas seminiferus) yang mengandung calon
sperma pada bagian dindingnya. Diantara vas seminiferus terdapat sel bernama sel
interstitial yang berfungsi menghasilkan hormon kelamin, misalnya testosteron. Selain
itu, terdapat sel besar, sel Sertoli yang berguna untuk memberikan makanan bagi
sperma.
Testis merupakan organ kelamin jantan yang berfungsi sebagai tempat sintesis
hormon androgen (terutama testosteron) dan tempat berlangsungnya proses
spermatogenesis. Kedua fungsi testis ini menempati lokasi yang terpisah di dalam
testis. Biosintesis androgen berlangsung dalam sel Leydig di jaringan inter tubuler,
sedangkan proses spermatogenesis berlangsung dalam epitel tubulus seminiferus.
Testis merupakan sepasang struktur berbentuk oval, agak gepeng dengan panjang
sekitar 4 cm dan diameter sekitar 2,5 cm. Bersama epididimis, testis berada di dalam
skrotum yang merupakan sebuah kantung ekstra abdomen tepat di bawah penis.
Dinding pada rongga yang memisahkan testis dengan epididymis disebut tunika
vaginalis. Tunika vaginalis dibentuk dari peritoneum intra abdomen yang bermigrasi ke
dalam skrotum primitif selama perkembangan genitalia interna pria. Setelah migrasi
ke dalam skrotum, saluran tempat turunnya testis (prosesus vaginalis) akan menutup.
Kedua testis terletak di dalam skrotum dan menghasilkan spermatozoa dan hormon,
terutama testosteron. Permukaan masing-masing testis tertutup oleh lamina viseralis
tunika vaginalis, kecuali pada tempat perlekatan epididimis dan funikulus spermatikus.
Tunika vaginalis ialah sebuah kantong peritoneal yang membungkus testis dan
baerasal dari processus vaginalis embrional. Sedikit cairan dalam rongga tunika
vaginalis memisahkan lamina visceralis terhadap lamina parietalis dan memungkinkan
testis bergerak secara bebas dalam skrotum. Arteria testikularis berasal dari aorta
pars abdominalis, tepat pada kaudal arteria renalis. Vena-vena meninggalkan testis
dan berhubungan dengan plexus pampiriformis yang melepaskan vena tetikularis
dalam canalis inguinalis. Aliran limfe dari testis disalurkan ke nodi lymphoide lumbalis
dan nodi lymphoidei preaortici. Saraf otonom testis berasal dari plexus testicularis
sekeliling arteria testicularis.
Testis mengandung banyak tubulus seminiferus. Tubulus seminiferous tersebut
terdiri atas deretan sel epitel yang akan mengadakan pembelahan mitosis dan meiosis
sehingga menjadi sperma. Sel-sel yang terdapat di antara tubulus seminiferus disebut
interstitial (leydig). Sel ini menghasilkan hormon seks pria yang disebut testosterone.
Sel yang berperan dalam testis adalah:

Modul Biokimia 157


-Untuk Mahasiswa-
Tubulus seminiferus, bagian utama dari massa testis yang
bertanggung jawab terhadap produksi sekitar 30 juta spermatozoa per hari
selama masa produksi. Sel ini terdiri dari sperma dan sel sertoli.
Sel leydig (sel interstisial), menyusun komponen endokrin utama yang
bertanggung jawab menghasilkan testosteron.
Sel sertoli
b. Epididimis
Epididimis merupakan saluran reproduksi yang berfungsi sebagai tempat
pematangan sperma. Selain itu, epididimis dibentuk oleh saluran berlekuk-lekuk yang
tidak teratur dan juga menjadi tempat penyimpanan sperma sementara. Saluran yang
menghubungkan antara epididimis dan testis disebut duktus eferen testis. Epididimis
merupakan suatu struktur berbentuk koma yang menahan batas posterolateral testis.
Epididimis dibentuk oleh saluran yang berlekuk-lekuk secara tidak teratur yang
disebut duktus epididimis. Duktus epididimis memiliki panjang sekitar 600 cm. Duktus
ini berawal pada puncak testis yang merupakan kepala epididimis. Setelah melewati
jalan yang berliku-liku, duktus ini berakhir pada ekor epididimis yang kemudian
menjadi vas deferens.
Epididimis terletak pada bagian dorsal lateral testis, merupakan suatu struktur
memanjang dari bagian atas sampai bagian bawah testis. Organ ini terdiri dari bagian
kaput, korpus dan kauda epididymis. Epitel epididimis memiliki dua fungsi. Pertama,
mensekresikan plasma epididimis yang bersifat kompleks tempat sperma
tersuspensikan dan mengalami pematangan. Kedua, mengabsorbsi kembali cairan
testikuler yang mengangkut sperma dari tubulus semineferus dan sperma yang sudah
rusak
c. Vas deferens
Saluran ini merupakan lanjutan dari epididimis. Fungsinya adalah mengangkut
sperma menuju vesikula seminalis (kantong sperma). Vas deferens dan saluran dari
kelenjar kantong sperma akan bersatu membentuk duktus ejakulatorius yang akhirnya
bermuara di uretra. Vas deferens merupakan suatu saluran yang menghubungkan
epididimis dan uretra. Letak vas deferens dimulai dari ujung kauda epididimis yang
ada dalam kantung skrotum, lalu naik ke bagian atas lipat paha. Pada bagian
ujungnya, vas deferens dikelilingi oleh suatu pembesaran kelenjar-kelenjar yang
disebut ampula. Sebelum masuk ke uretra, vas deferens ini bergabung terlebih dahulu
dengan saluran ekskresi vesika seminalis membentuk duktus ejakulatoris. Pada saat
ejakulasi sperma dari epididimis diangkut melalui vas deferens dengan suatu seri
kontraksi yang dikontrol oleh syaraf.
Vas deferens akan melalui kanalis inguinalis masuk ke dalam rongga tubuh dan
akhirnya menuju uretra penis. Uretra penis dilalui oleh sperma dan urin. Sperma akan

158 Prodi S1 Bioteknologi


UniversitasAisyiyah Yogyakarta
melalui vas deferens oleh kontraksi peristaltik dindingnya. Sepanjang saluran sperma
terdapat beberapa kelenjar yang menghasilkan cairan semen. Sebelum akhir vas
deferens terdapat kelenjar vesikula seminalis. Pada bagian dorsal buli-buli, uretra
dikelilingi oleh kelenjar prostat. Selain itu terdapat juga kelenjar ketiga yaitu kelenjar
Cowper. Keluar dari saluran reproduksi pria berupa semen yang terdiri dari sel sperma
dan sekresi kelenjar-kelenjar tersebut (semen plasma). Semen plasma berfungsi
sebagai medium sperma dan dipergunakan sebagai buffer dalam melindungi sperma
dari lingkungan asam saluran reproduksi wanita.
d. Kelenjar Kelamin
Kelenjar-kelenjar aksesoris menghasilkan plasma semen yang memungkinkan
sperma dapat bergerak aktif dan hidup untuk waktu tertentu. Kelenjar kelamin yang
dimiliki oleh seorang pria adalah vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar
bulbouretral (Cowper).
- Vesikula seminalis: sepasang kelenjar yang berfungsi menghasilkan 50-60% dari
volume total cairan semen yang berwarna jernih dan kental. Komponen
terpenting didalamnya adalah fruktosa dan prostaglandin.
- Kelenjar prostat: kelenjar kelamin terbesar pada pria yang menyumbang 15%
dari volume total cairan semen dengan komponen pentingnya adalah asam
fosfatase, seng, sitrat, dan protease. Kandungan tersebut membuat cairan
semen menjadi lebih encer.
- Kelenjar bulbouretral (Cowper): sepasang kelenjar kecil yang mengeluarkan
cairan sebelum penis mengeluarkan sperma dan semen.
(Franca et al., 2006)

B. GAMETOGENESIS
B.1 SPERMATOGENESIS

Modul Biokimia 159


-Untuk Mahasiswa-
Gambar 13.4 Spermatogenesis

Spermatogenesis terjadi di dalam semua tubulus seminiferus selama kehidupan


seksual aktif dari rangsangan oleh hormon gonadotropin hipofisis anterior, dimulai
rata-rata pada usia 13 tahun dan berlanjut sepanjang hidup (Guyton, 2007). Adapun
tahap-tahap spermatogenesis ialah:
a. Spermatogonia primitif berkumpul di tepi membran basal dari epitel germinativum,
disebut spermatogonia tipe A, membelah empat kali untuk membentuk 16 sel yang
sedikit lebih berdiferensiasi, yaitu spermatogonia tipe B.
b. Spermatogonia bermigrasi kearah sentral di antara sel-sel Sertoli.
c. Untuk jangka waktu rata-rata 24 hari, setiap spermatogonium yang melewati
lapisam pertahanan masuk ke dalam lapisan sel Sertoli dimodifikasi secara
berangsur-angsur dan membentuk suatu spermatosit primer yang besar. Pada akhir
ke-24, setiap spermatosit terbagi dua menjadi spermatosit sekunder. Pembagian ini
disebut sebagai pembagian meiosis pertama.
d. Pada tahap awal dari pembagian meiosis pertama ini, semua DNA di dalam 46
kromosom bereplikasi. Dalam proses ini, masing-masing 46 kromosom menjadi dua
kromatid yang tetap berikatan bersama sentromer, kedua kromatid memiliki gen-
gen duplikat dari kromosom tersebut. Pada waktu ini, spermatosit pertama terbagi
menjadi dua spermatosit sekunder, yang setiap pasang kromosom berpisah
sehingga ke-23 kromosom, yang masing-masing memiliki dua kromatid, pergi ke
salah satu spermatosit sekunder. Sementara 23 kromosom yang lain pergi ke
spermatosit sekunder yang lain.
e. Dalam 2 sampai 3 hari, pembagian meiosis kedua terjadi dimana kedua kromatid
dari setiap 23 kromosom berpisah pada sentromer, membentuk dua pasang 23

160 Prodi S1 Bioteknologi


UniversitasAisyiyah Yogyakarta
kromosom, satu pasang dibawa ke satu spermatid dan satu pasang yang lain
dibawa ke spermatid yang kedua. Manfaat dari kedua pembagian meiosis ini adlah
bahwa setia spermatid yang akhirnya dibentuk membawa hanya 23 kromosom,
memiliki hanya setengah dari gen-gen spermatogonium yang pertama. Oleh karena
itu, spermatozoa yang akhirnya membuahi ovum wanita akan menyediakan
setengah dari bahan genetik ke ovum yang dibuahi dan ovum akan menyediakan
setengah bagian berikutnya.
f. Selama beberapa minggu berikutnya setelah meiosis, setiap spermatid diasuh dan
dibentuk kembali secara fisik oleh sel Sertoli, mengubah spermatid secara perlahan-
lahan menjadi satu spermatozoa (sebuah sperma) dengan menghilangkan beberapa
sitoplasmanya, mengatur kembali bahan kromatin dari inti spermatid untuk
membentuk satu kepala yang padat, dan mengumpulkan sisa sitoplasma dan
membrane sel pada salah satu ujung dari sel untuk membentuk ekor
(Spermiogenesis)
g. Semua tahap pengubahan akhir dari spermatosit menjadi sperma terjadi ketika
spermatosit dan spermatid terbenam dalam sel-sel Sertoli. Sel-sel Sertoli
memelihara dan mengatur proses spermatogenesis, dari sel germinal sampai
sperma, membutuhkan waktu kira-kira 64 hari.
(Guyton, 2007)

Gambar 13.5 Struktur sperma

Kedua tetis dari seorang manusia dewasa muda dapat membentuk kira-kira 120
juta sperma harinya. Sejumlah kecil sperma dapat disimpan dalam epididmis, tetapi
sebagian besar disimpan dalam vas deferens dan ampula vas deferens. Sperma dapat
tetap disimpan dan mepertahankan kualitasnya, dalam duktus genitalis paling sedikit
selama satu bulan (Guyton, 2007).
Faktor-faktor yang mempengaruhi spermatogenesis
Dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yakni:
a. Faktor endogen

Modul Biokimia 161


-Untuk Mahasiswa-
Faktor endogen ialah endokrin (hormon), psikologis dan genetik. Selain hormon
stroid, terdapat juga senyawa lain yang disekresikan oleh testis yaitu inhibin.
Inhibin ini dihasilkan oleh sel Sertoli dan mempunyai fungsi menekan hipofisis
untuk mensekresi gonadotropin (Syahrum et al., 1994; Janqueira, 2007).
Penelitian ini menunjukkan bahwa 30% spermatogenesis pada manusia
disebabkan oleh factor genetik yang secara fenotip dihubungkan dengan
azoosperma dan aligospermia idiopatik yang berat.
b. Faktor eksogen
Faktor eksogen meliputi faktor fisik, dan bahan kimia dan obat-obatn. Malnutrisi,
alkoholisme, dan kerja obat tertentu (seperti busulfan) dapat mengakibatkan
gangguan pada spermatogonia yang kemudian menyababkan penurunan
produksi spermatozoa. Radiasi sinar-X dan garam Cadmium cukup toksik
terhadap sel turunan spermatogenik (Janqueira, 2007). Spermatogenesis juga
memerlukan suhu yang lebih rendah daripada suhu bagian dalam tubuh. Testis
dalam keadaan normal memiliki suhu sekitar 32C. Testis dipertahankan dingin
oleh udara yang mengitari skrotum dan mungkin oleh udara yang mengitari
skrotum dan mungkin oleh pertukaran panas melalui arus balik antar arteri dan
vena spermatika. Bila testis tetap berada dalam abdomen atau bila pada hewan
percobaan yang didekatkan ke tubuh dengan pakaian ketat akan terjadi
degenerasi dinding tubulus dan sterilitas. Mandi air pana (43-45C selama 30
menit perhari) dan busana penyokong atletik dapat menurunkan sel sperma
pada manusia, kadangkadanng sebesar 90% (Ganong, 2008).

Hormon-hormon yang berperan dalam spermatogenesis


Adalah sebagai berikut:
a. Testosteron, disekresi oleh sel-sel Leydig yang terletak di interstisium testis. Hormon
ini penting untuk pertumbuhan dan pembagian sel-sel germinativum dalam
membentuk sperma.
b. Hormon Lutein (LH), disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior, merangsang sel-sel
Leydig untuk menyekresi testosteron.
c. Hormon Perangsang Folikel (FSH), juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis
anterior, merangsang sel-sel Sertoli; tanpa rangsangan ini, pengubahan spermatid
menjadi sperma (proses spermiogenesis) tidak akan terjadi.
d. Estrogen, dibentuk dari testosteron oleh sel-sel Sertoli ketika sel Sertoli sedang
dirangsang oleh hormon perangsang folikel, yang mungkin juga penting untuk
spermiogenesis. Sel-sel Sertoli juga menyekresi suatu protein pengikat androgen
yang mengikat testosteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan

162 Prodi S1 Bioteknologi


UniversitasAisyiyah Yogyakarta
dalam lumen tubulus seminiferus, membuat kedua hormon ini tersedia untuk
pematangan sperma.
e. Hormon Pertumbuhan (seperti juga pada sebagian besar hormon yang lain)
diperlukan untuk mengatur latar belakang fungsi metabolism testis. Secara khusus
hormon tersebut meningkatkan pembelahan awal spermatogonia sendiri. Bila tidak
terdapat hormon pertumbuhan, seperti pada dwarfisme hipofisis, spermatogenesis
sangat berkurang atau tidak ada sama sekali
(Ganong, 2008; Franca et al., 2006; Sheerwood, 2004)

B.2 OOGENESIS
Oogenesis merupakan proses pembentukan dan perkembangan sel ovum.
Berbeda dengan laki-laki, wanita hanya mengeluarkan satu sel telur saja selama
waktu tertentu(siklus). Ovulasi pada wanita berhubungan dengan siklus yang dikontrol
oleh hormon. Pada manusia dan primate siklus reproduksinya disebut siklus
menstruasi. Sedangkan pada mamalia lain disebut estrus.
Merupakan pembentukan sel telur yang terjadi di ovarium. FSH (Follicle
Stimulating Hormone) yang dihasilkan oleh hipofisis akan merangsang oogenesis.
Pertumbuhan ovum dan folikel de Graaf dipengaruhi oleh hormon estrogen yang
dihasilkan oleh ovarium. Estrogen akam mengahambat pembentukan FSH dan
merangsang hipofisis menghasilkan LH (Luteinizing Hormone) untuk terjadinya
ovulasi. Sel folikel berubah menjadi korpus luteum yang akan menghasilkan
progesteron. Progesteron menghambat pembentukan LH dan mempengaruhi
penebalan dinding uterus, pada saat implementasi. Selain menghasilkan LH, hipofisis
juga menghasilkan laktogen yang bekerja memelihara perkembangan kelenjar
mammae. Menstruasi dapat diartikan sebagai luruhnya ovum yang tidak dapat dibuahi
beserta lapisan dinding uterus yang terjadi secara periodik. Darah menstruasi sering
disetai jaringan-jaringan kecil yang bukan darah.

Modul Biokimia 163


-Untuk Mahasiswa-
Gambar 10.6 Proses oogenesis
Penjelasan proses oogenesis :
a. Sel oogonium berdiferensiasi menjadi oosit primer dan berhenti sampai wanita
mengalami masa akil baligh
b. Hormon FSH (folicle stimulating hormon) dan hormon LH (luteinizing hormon)
dihasilkan oleh hipofisis anterior menstimulasi sel oosit primer melanjutkan
pembelahan meiosis, hal ini merupakan tanda telah dewasanya seorang wanita. Sel
oosit primer memiliki kromosom diplod (2n).
c. Oosit primer mengalami pembelahan meiosis I menjadi oosit sekunder (n) dan sel
polotid (tidak berkembang) dengan tahapan leptoten, zigoten, pakiten, diploten
serta diakinesis. Oosit sekunder matang siap ovulasi ke oviduk
d. Sperma akan membuahi dan terjadi stimulasi pembelahan meiosis II dihasilkan sel
ovum (n) dan sel polosit (badan polar) salah satu ciri terjadinya fertilisasi adanya
badan polar pada sel telur
e. Proses oogenesis menghasilkan satu sel telur. Ovum akan berkembang dan tumbuh
dalam lapisan sel-sel folikel, yaitu pertama terbentuk satu lapisan sel folikel yang
disebut folikel primer.
f. Folikel primer akan menambah lapisannya membentuk folikel sekunder. Folikel
tampak terus membesar dan membentuk rongga yang disebut antrum dan
membentuk folikel tersier. Antrum dalam folikel semakin membesar dan folikel pun
terus membesar membentuk folikel de graff.

164 Prodi S1 Bioteknologi


UniversitasAisyiyah Yogyakarta
g. Jika telur siap untuk diovulasikan maka folikel de graff akan mengeluarkan sel telur
yang telah menjadi oosit sekunder karena telah mengalami pembelahan meiosis I.
Oosit sekunder akan dilepaskan ke dalam saluran oviduk untuk menunggu fertilisasi
sperma.
h. Folikel de graff yang telah kehilangan sel ovumnya disebut korpus luteum yang
akan menghasilkan hormon progesteron.
i. Sel telur yang matang dari luar ke dalam dilapisi oleh kumulus ooforus, korona
radiata dan zona pelusida.
j. Kumulus ooforus dan korona radiata terdiri dari sel-sel yang mengandung matriks
glikoprotein.
k. Sedangkan lapisan zona pelusida berupa mukupolisakarida dan mukoprotein berupa
lapisan non seluler.
l. Telur sendiri dilapisi oleh membran vitelina dan terdapat ruangan antara membran
vitelina dengan zona pelusida yang disebut perivitelina.

Gambar 13.7 Lapisan ovum

Oogeneis terjadi di ovarium. Di ovarium ini telah tersedia calon-calon sel telur
(oosit primer) yang terbentuk sejak bayi lahir.Ketika masa puber, oosit primer
melakukan pembelahan meiosis oosit sekunder dan badan polar pertama (polosit
primer). Proses ini dipengaruhi oleh FSH (Folicel Stimulating Hormon).
Hormon yang berpengaruh pada oogenesis
1. Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel sekitar
sel ovum.
2. Hormon Estrogen yang berfungsi merangsang sekresi hormone LH.
3. Hormon LH yang berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu proses
pematangan sel ovum).
4. Hormon progesteron yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH dan LH

Selama 28 hari sekali sel ovum dikeluarkan oleh ovarium. Sel telur ini telah
matang (mengalami peristiwa ovulasi). Selama hidupnya seorang wanita hanya dapat

Modul Biokimia 165


-Untuk Mahasiswa-
menghasilkan 400 buah sel ovum setelah masa menopause yaitu berhentinya seorang
wanita untuk menghasilkan sel ovum yang matang Karena sudah tidak dihasilkannya
hormone, sehingga berhentinya siklus menstruasi sekitar usia 45-50 tahun.
(Syahrum, 1994; Manuaba, 1998; Sheerwood, 2004)
C. MENSTRUASI
Menstruasi adalah kondisi normal dan terjadi berulang pada perempuan.
Peristiwa ini ditandai dengan pengeluaran darah dan lapisan rahim melalui vagina
yang teratur. Menstruasi dikendalikan oleh hormon dan aktif terjadi pada masa
reproduktif, yaitu sejak pubertas hingga menopause, kecuali selama kehamilan.
Menarche merupakan peristiwa di mana perempuan pertama kali mengalami
menstruasi. Menarche terjadi pada usia rata-rata 13 tahun. Pada tiap siklus haid,
terdapat 3-30 folikel yang akan diproses lebih lanjut lagi. Selanjutnya hanya akan ada
satu folikel terpilih yang akan dikeluarkan dalam bentuk sel telur (oosit). Perdarahan
yang terjadi pada kejadian menstruasi menandakan bahwa rahim telah berfungsi.
Proses terjadinya menstruasi dapat dijelaskan melalui gambar berikut:

Gambar 13.8 Siklus menstruasi


(Sheerwood, 2004)
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa dalam siklus menstruasi terdapat 4
fase utama pada rahim.
1) Fase 1: fase menstruasi
Fase ini terjadi pada hari pertama dan berlangsung 3-7 hari sebagai akibat
penurunan kadar hormon progesteron. Darah yang keluar berasal dari lapisan
endometrium rahim. Rahim akan berkontraksi untuk membantu mengeluarkan darah.
Tidak jarang apabila kontraksinya terlalu kuat akan menyebabkan kram haid
(dismenorea) pada perempuan.

166 Prodi S1 Bioteknologi


UniversitasAisyiyah Yogyakarta
2) Fase 2: fase proliferasi
Fase proliferasi ini berlangsung sejak berhentinya perdarahan hingga hari ke-14.
Pada fase ini, endometrium akan tumbuh kembali dan dipersiapkan untuk perlekatan
janin apabila terjadi pembuahan. Selanjutnya, pada rentang hari ke-12 sampai 14
akan terjadi pelepasan sel telur (oosit) dari ovarium yang disebut ovulasi. Proses
ovulasi ini dipengaruhi oleh meningkatnya kadar hormon LH yang tajam.
3) Fase 3: fase sekresi
Pada fase sekeresi terjadi pelepasan hormon progesteron sehingga
endometrium menjadi tebal dan akan aktif mengeluarkan glikogen (nutrisi) yang
bertujuan untuk menopang kehidupan janin. Fase ini berlangsung selama 11 hari.
4) Fase 4: fase premenstruasi
Fase ini berlangsung selama 3 hari sebelum kembali pada fase menstruasi. Pada
umumnya, siklus menstruasi berlangsung normal dan teratur tiap 28 hari.

D.FERTILISASI
Pada proses ini terjadi pertemuan antara sel telur dan sel sperma. Pada saat
dilakukan senggama, pria dapat mengeluarkan ratusan juta sperma. Sperma tersebut
tidak dapat langsung membuahi sel telur karena hanya sebagian kecil yang bisa
masuk mulut rahim. Sperma dapat bertahan dalam saluran reproduksi wanita 24-48
jam sambil menunggu sel telur diovulasikan. Sel telur yang diovulasikan akan
mendapatkan sejumlah perlindungan dari lapisan zona pellucida dan corona radiata.
Sel telur ini akan bertahan 6-24 jam setelah diovulasikan. Pada saat fertilisasi terjadi,
sperma akan mengalami proses kapasitasi ketika bertemu dengan ovum. Kemudian
sperma menembus zona pellucida sel telur. Saat sperma dapat menembus sel telur,
hanya kepala sperma yang bisa masuk. Dari ratusan juta sperma, hanya akan ada
satu sperma yang berhasil menembus. Selanjutnya, inti sel sperma memasuki
sitoplasma sel telur dan terjadilah peleburan antara inti sperma dengan ovum
sehingga terbentuklah zigot. Proses pembuahan ini terjadi di ampula tuba falopi pada
wanita.
Merupakan peristiwa peleburan antara sel sperma dengan sel ovum yang telah
matang dan menghasilkan zygote. Zygote akan menempel/implantasi pada dinding
uterus dan tumbuh berkembang menjadi embrio dan janin. Keadaan demikian disebut
dengan masa kehamilan/gestasi/nidasi. Janin akan keluar dari uterus setelah berusia
40 minggu/288 hari/9 bulan 10 hari. Peristiwa ini disebut dengan kelahiran.

Modul Biokimia 167


-Untuk Mahasiswa-
Gambar 13.9 Proses fertilisasi

Tahapan waktu dalam fertilisasi


1. Beberapa jam setelah fertilisasi zygote akan membelah secara mitosis menjadi 2
sel, 4, 8, 16 sel.
2. Pada hari ke-3 atau ke-4 terbentuk kelompok sel yang disebut morula. Morula akan
berkembang menjadi blastula. Rongga balstosoel berisi cairan dari tuba fallopi dan
membentuk blastosit. Lapisan dalam balstosit membentuk inner cell mass.
Blastosit dilapisi oleh throhpoblast (lapisan terluar blastosit) yang berfungsi untuk
menyerap makanan dan merupakan calon tembuni/plasenta/ari-ari. Blastosit akan
bergerak menuju uterus dengan waktu 3-4 hari.
3. Pada hari ke-6 setelah fertilisasi throphoblast akan menempel pada dinding
uterus/proses implantasi dan akan mengeluarkan hormone HCG (hormone
Chorionik gonadotrophin). Hormon ini melindungi kehamilan dengan menstimulasi
produksi hormone progesteron dan estrogen sehingga mencegah menstruasi.
4. Pada hari ke-12 setelah fertilisasi embrio telah kuat menempel pada dinding uterus.
5. Dilanjutkan dengan fase gastrula, yaitu hari ke-21 palsenta akan terus berkembang
dari throphoblast. Mulai terbentuk 3 lapisan dinding embrio. Lapisan dinding
embrio inilah yang akan berdiferensisai menjadi organorgan tubuh. Organ tubuh
aka berkembang semakin sempurna seiring bertambahnya usia kandungan.

168 Prodi S1 Bioteknologi


UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Gambar 13.10 Perkembangan ovum setelah fertilisasi
(Sheerwood, 2004; Syahrum, 1994)
E. KEHAMILAN
Fisiologi kehamilan
Setelah terjadi pembuahan, kehamilan dapat terjadi dengan baik apabila terjadi
proses perlekatan zigot ke dinding rahim secara sempurna. Kehamilan pada manusia
sekitar 38 minggu sejak pembuahan. Zigot tersebut akan membelah dari tahap
morula (16 sel) yang seperti mulberry kemudian membelah lagi menjadi blastokista
(32-64 sel) melalui proses blastulasi. Selanjutnya blastokista akan melakukan
perlekatan pada dinding uterus yang disebut dengan proses implantasi yang diinduksi
dengan enzim
proteolitik. Blastokista akan menjadi trofoblas (lapisan terluar), embrioblas (sel bagian
dalam), dan blastosol (rongga berisi cairan).
Fase setelah terbentuk blastula adalah fase gastrula. Pada fase ini, bintik benih
akan mengalami pertumbuhan sel dan terbagi menjadi lapisan-lapisan sel yang
berlainan sifat, yaitu lapisan ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Endoderm akan
berkembang menjadi saluran pencernaan, pernapasan, dan kemih. Mesoderm akan
berkembang menjadi sistem pembuluh, kemih-kelamin, dan limpa. Sedangkan lapisan
ektoderm akan berkembang membentuk susunan saraf pusat dan tepi, epitel telinga,
hidung, dan mata, kulit, enamel gigi, serta kelenjar. Embrio yang tumbuh akan
didukung oleh adanya membran seperti kantong kuning telur, amnion, korion, dan
alantois. Kantong kuning telur menyediakan nutrisi utama bagi embrio yang akan
megandung spermatogonium atau oogonium setelah bayi dewasa. Membran amnion
merupakan pelindung yang sangat tebal berisi cairan amnion untuk melinduni embrio
dari gesekan dan mengatur suhu embrio.

Modul Biokimia 169


-Untuk Mahasiswa-
Lapisan korion akan menjadi bagian utama plasenta yang melingkupi amnion
dan kantong kuning telur. Sedangkan alantois merupakan membran vaskular kecil
yang mula-mula sebagai tempat pembentukan darah dan untuk pernapasan, saluran
makanan, serta ekskresi. Pada peristiwa kehamilan, plasenta akan terberntuk pada
bulan ketiga. Fungsinya adalah untuk pertukaran oksigen dan karbondioksida, suplai
makanan dari ibu ke janin, mencegah mikrooganisme masuk ke janin, serta
menghasilkan hormon yang dibutuhkan untuk memelihara kehamilan.

Hormon yang berperan dalam kehamilan


1. Progesteron dan estrogen, merupakan hormone yang berperanan dalam masa
kehamilan 3-4 bulan pertama masa kehamilan. Setelah itu fungsinya diambil alih
oleh plasenta. Hormone estrogen makin banyak dihasilkan seiring dengan
bertambahnya usia kandungan karena fungsinya yang merangsang kontraksi
uterus. Sedangkan hormone progesterone semakin sedikit karena fungsinya yang
menghambat kontraksi uterus.
2. Prolaktin merupakan hormone yang disekresikan oleh plasenta dan berfungsi
untuk memacu glandula mamae untuk memproduksi air susu. Serta untuk
mengatur metabolisme tubuh ibu agar janin (fetus) tetap mendapatkan nutrisi.
3. HCG (Hormone Chorionic Gonadotrophin) merupakan hormone untuk mendeteksi
adanya kehamilan. Bekerja padahari ke-8 hingga minggu ke- 8 pada masa
kehamilan. Hormon ini ditemukan pada urine wania pada uji kehamilan.
4. Hormon oksitosin merupakan hormone yang berperan dalam kontraksi uterus
menjelang persalianan.

Hormon yang berperanan dalam kelahiran/persalinan


1. Relaksin merupakan hormone yang mempengaruhi peregangan otot simfisis pubis
2. Estrogen merupakan hormone yang mempengaruhi hormone progesterone yang
menghambat kontraksi uterus.

Hormon yang berubah pada masa kehamilan


1. Estrogen
Produksi estrogen plasenta terus naik selama kehamilan dan pada akhir
kehamilan kadarnya kira-kira 100 kali sebelum hamil
2. Progesteron
Produksi progesterone bahkan lebih banyak disbanding estrogen. Pada akhir
kehamilan produksinya kira-kira 250 mg/hari. Progesteron menyebabkan tonus
otot polos menurun dan juga diuresis. Progesterone menyebabkan lemak
disimpan dalam jaringan sub kutan di abdomen, punggung dan paha atas.

170 Prodi S1 Bioteknologi


UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Lemak berfungsi sebagai cadangan energi baik pada masa hami mauun
menyusui
3. Human Chorionic Gonadotropin (HCG)
Hormon ini dapat terdeteksi beberapa hari setelah pembuahan dan merupakan
dasar tes kehamilan. Puncak sekresinya terjadi kurang lebih 60 hari setelah
konsepsi. Fungsi utamanya adalah mempertahankan korpus luteum
4. Human placental Lactogen (HPL)
Hormon ini diproduksinya terus naik dan pada saat aterm mencapai 2
gram/hari. Efeknya mirip dengan hormone pertumbuhan. Ia juga bersifat
diabetogenik, sehingga kebutuhan insulin wanita hamil meningkat
5. Pituitary Gonadotropin
FSH dan LH berada dalam keadaan sangat rendah selama kehamilan, karena di
hambat oleh estrogen dan progesterone plasenta
6. Prolaktin
Produksinya terus meningkat, sebagai akibat kenaikan sekresi estrogen.
7. Growth Hormon (STH)
Produksinya sangat rendah karena mungkin ditekan HPL
8. Tiroksin
Kelenjar tiroid mengalami hipertropi dan produksi T4 meningkat. Tetapi T4
bebas relatif tetap, karena thyroid bindingglobulin meninggi, sebagai akibat
tingginya estrogen, dan juga merupakan akibat hyperplasia jaringan glandular
dan peningkatan vaskularisasi.
9. Aldosteron, Renin dan Angiotensin
Hormon ini naik, yang menyebabkan naiknya volume intravaskuler.
10. Insulin
Produksi insulin meningkat sebagai akibat estrogen, progesteron, dan HPL
11. Parathormon
Hormon ini relatif tidak dipengaruhi oleh kehamilan.
(Manuaba, 1998; Syahrum, 1994)

F. PRINSIP KONTRASEPSI
Bertujuan untuk mencegah bertemunya sel sperma dengan sel ovum, sehingga
tidak terjadi fertilisasi. Macam cara dalam kontrasepsi adalah :
1. Sistem kalender yaitu dengan memperhatikan masa subur wanita.
2. Secara hormonal yaitu menghambat/menghentikan proses ovulasi.
3. Kimiawi yaitu dengan menggunakan zat-zat kimia. Seperti spermatosida untuk pria,
vaginal douche untuk wanita.
4. Mekanik yaitu dengan menggunakan alat-alat kontrasepsi.

Modul Biokimia 171


-Untuk Mahasiswa-
5. Sterilisasi yaitu dengan membuat steril organ-organ reproduksi bagian dalam.
Seperti vasektomi untuk pria dan tubektomi untuk wanita.
(Manuaba, 1998)

G. PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)


PMS merupakan istilah terkenal untuk menyebutkan penyakit-penyakit yang
dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Baik pada laki-laki maupun perempuan,
PMS akan menimbulkan gejala tertentu. Sayangnya, pada perempuan gejalanya tidak
terlalu dapat dikenali dan sering menjadi sumber penularan. PMS dibagi menjadi PMS
mayor dan minor. Di bawah ini merupakan PMS yang paling sering dijumpai dan
memiliki risiko yang berbahaya, diantaranya:
a. Gonore
Gonore disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrheae. Daerah yang paling
mudah terinfeksi adalah mukosa vagina terlebih lagi yang belum matur. Masa
tunasnya singkat, 2-5 hari, dan pada wanita biasanya tidak memberikan gejala. Gejala
umum adalah rasa sakit ketika buang air kecil. Pada laki-laki gejala yang sering
dialami adalah uretritis dan keluarnya cairan purulen/bernanah dari saluran kemih.
Sedangkan pada wanita terdapat keputihan kental warna kuning dan rasa nyeri di
rongga panggul. Akibat yang paling berat adalah peradangan panggul dan dapat
menyebabkan kemandulan.
b. Sifilis
Sifilis sering disebut dengan penyakit raja singa dan disebabkan oleh kuman
jenis Treponema pallidum dengan masa tunas sekitar 2-6 minggu. Penyakit ini dapat
menjalar ke seluruh tubuh dan dapat ditularkan dari ibu ke janin yang dapat berakibat
kecacatan atau keguguran. WHO secara epidemiologik membagi stadium sifilis
menjadi stadium dini menular dan stadium lanjut tak menular. Pada stadium dini
menular didapatkan luka pada kemaluan tanpa nyeri dan memberikan keluhan berupa
bercak kemerahan yang menyebar luas di seluruh tubuh dan bisa disertai demam.
Sedangkan stadium lanjut tak menular dapat mengakibatkan gangguan saraf, jantung,
dan pembuluh darah.
c. Herpes Simpleks Genitalis
PMS ini berupa infeksi yang disebabkan oleh virus Herpes Simpleks tipe II yang
memberikan gejala berupa bintil berair berkelompok yang sangat nyeri pada
kemaluan. Bintil tersebut dapat menjadi kering dan mengerak. Virus dapat sampai
pada janin melalui plasenta yang dapat menyebabkan kematian sehingga biasanya
pada ibu penderita PMS ini dilakukan operasi ceasarian.30,34,39

172 Prodi S1 Bioteknologi


UniversitasAisyiyah Yogyakarta
d. HIV dan AIDS
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immunodeficiency Syndrome yang
merupakan fase akhir dari infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus). Virus ini
menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga orang yang terinfeksi tidak dapat
mengatasi serbuan infeksi lain. HIV hanya berada pada sel darah putih tertentu yaitu
sel T4 yang terdapat dalam cairan tubuh. Penting untuk diperhatikan bahwa HIV tidak
menular melalui udara, bersin, dan batuk, bersentuhan dengan penderita seperti
bersalaman atau berpelukan, serta gigitan nyamuk dan serangga. Kurangnya
pengetahuan ini sering menyebabkan penderita HIV terkucilkan oleh masyarakat luas.
Cara penularan utama melalui darah, cairan tubuh, dan berhubungan seksual, serta
penularan dari ibu ke bayi. Saat ini, puluhan juta penduduk dunia terinfeksi oleh virus
ini dan orang yang tertular HIV positif disebut ODHA (Orang dengan HIV dan AIDS).
Penularan HIV juga terkait dengan penggunan narkotik yang biasanya karena
penggunaan jarum suntik bergantian.
Salah satu cara pencegahan adalah dengan melakukan prinsip ABCDE, yaitu:
A: Abstinence (tidak melakukan hubungan seksual risiko tinggi)
B: Be faithful (setia kepada pasangannya)
C: Condom (pemakaian kondom dengan konsisten dan benar)
D: Drugs (menghindari pengunaan NAPZA)
E: Equipment (tidak memakai jarum suntik/peralatan tajam lain yang sudah terinfeksi.
Prinsip ABCDE tersebut utamanya ditekankan untuk pencegahan penularan
HIV/AIDS. Akan tetapi, bagi remaja negara berkembang di mana pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi masih terbatas, prinsip tersebut tidak hanya sekedar mencegah
penularan HIV/AIDS. Prinsip abstinensia dapat membantu penurunan angka kematian
ibu yang sesuai dengan salah satu visi MDGs. Sepertiga kasus kematian ibu tersebut
berasal dari kehamilan pada remaja yang masih muda. Dengan digalakkannya
abstinensia, diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu, kasus pernikahan
dini, aborsi, dan lain-lain
(Sheerwood, 2004; Manuaba, 1994; Syahrum, 1994)

Modul Biokimia 173


-Untuk Mahasiswa-
DAFTAR PUSTAKA

Adyana, K. 2002. Dasar-Dasar Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia. Bandung: Jurusan
Pendidikan Biologi FMIPA UPI.

Almatsier, S. 2001. Prinsip DasarIlmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Bare and Smeltzer. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart
(Alih bahasa Agung Waluyo) Edisi 8 vol.3. Jakarta :EGC

Barret E. K., Barman, M. S., Boltano, S and Brooks L. H. 2005. Ganongs review of
Medical Physiology 22th Ed. New York : McGraw Hill.

Batticaca, F. B. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem


Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.

Benson, U.J., Gunstream, S.E., Talaro, A., and Talaro, K.P. 1999. Anatomy & Physiology
Laboratory Textbook. 7th ed. New York: The McGraw-Hill Companies.

Brunner and Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Vol 3 Ed 8.


Jakarta: EGC.

David E. M and Heller, L.J. 2006. Cardiovascular Physiology. New York : McGraw Hill.

Despopoulos, A and Silbernasgi, S. 2003. Color atlas of Physiology. New York : Thieme.

Douglas C. E and Pooler. 2004. Vanders Renal Physiology, 5th Ed. New York : McGraw
Hill.

Eric, P.W. H.R and Kevin T. S. 2001. Vanders human Physiology. New York : McGraw Hill.

Franca, L. R., Suescun, M. O., Miranda, J. R., Giovambatista, A., Perello, M., Spinedi, E. &
Calandra. 2006. Testis Structure And Function In A Non- Genetic Hyperadipose
Rat Model At Pra Pubertal And Adult Ages. Endocrinology, 147, 1556-15563.

Freeman, W.H. 2000. Nucleic Acid Synthesis. National Center for Biotechnology
Information, U.S. National Library of Medicine

Ganong, W.F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 22. EGC. Jakarta.

Ginsberg, L. 2007. Lecture Notes Neurologi Edisi 8. Jakarta: Penerbit Erlangga

Guyton, A. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta

Guyton, A.C and John E. H. 2006. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology 11th
Ed. London : Elsevier.

Heffner, L.J. dan Schust, D.J. 2006. At a Glance Sistem Reproduksi. Edisi Ke-dua.
Jakarta: Penerbit Erlangga. Hal. 24.

Junqeira, L.C. and Jose, C. 1980. Basic Histology. Lange Medical Publications, Clifornia.

Junqueira, L.C. 2007. Histologi Dasar, Teks dan Atlas, edisi 10, EGC, Jakarta.

Kim E. B. 2005. Gastrointestinal Physiology. New York : McGraw Hill.

174 Prodi S1 Bioteknologi


UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Lehninger, A. L., Nelson, D.L and Cox, M.M. 1993. Principle of Biochemistry. Second
Edition. New York: Worth Publisher Inc.
Manuaba, I.B.G. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. EGC. Jakarta

Michael, G.L. 2003. Pulmonary Physiology 6th Ed. New York : McGraw Hill.

Murry, R.M., Granner, D.K., Mayes, P.A and Rodwell, V.W. 2003. Harper's Biochemistry.
Twenty-sixthth Edition. Appleton & Lance. Englewood Cliffs. New Jersey. USA.

Muttaqin, A. 2008. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem


Persarafan. Jakarta: Salemba Medika

Patricia E. M. 2005. Endocrine Physiology, 2nd Ed. New York : McGraw Hill.

Potter, A.P and Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental: Konsep, Proses, dan Praktik Vol.1.
Edisi 4.Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.

Potter, A.P. 2006. Buku Ajar Fundamental: Konsep, Proses, dan Praktik Vol.1. Penerbit
Buku Kedokteran. Jakarta.

Raven, P.H., and Johnson, G.B. 1986. Biology. Times Mirror/ Mosby College Publishing.

Sheerwood, L. 2004. The Reproductive System In Human Phsiology From Cell To


System, Fifth Edition, California, Tomson Brook/Cole, 757.

Syahrum, M. H. 1994. Reproduksi dan Embriologi: Dari Satu Sel Menjadi Organisme.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Tarwoto, W. E. 2007. Keperawatan Medikal Bedah (Gangguan Sistem Persarafan).


Jakarta: CV. Sagung Seto.

Udjianti, W. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Salemba Medika. Jakarta

Modul Biokimia 175


-Untuk Mahasiswa-

Anda mungkin juga menyukai