PENYUSUN:
PENYUSUN:
DISAHKAN:
DI YOGYAKARTA
TANGGAL ........................
OLEH:
KETUA PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI S1
ii Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
KATA PENGANTAR
Yogyakarta, Februari
2017
Penyusun
iv Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
BAB I. PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI MODUL
Modul Biokimia ini berisikan tentang fisiologi system di dalam tubuh manusia
ditinjau dari segi fungsi-fungsi organ terkait yang menjadi dasar dalam aplikasi
Bioteknologi. Filosofi, ruang lingkup dan keterkaitan Fisiologi Manusia terhadap bidang
ilmu lainnya, menggambarkan fisiologi pencernaan, menggambarkan fisiologi
kardiovaskuler, fisiologi pernafasan, metabolisme, fisiologi otot, fisiologi penginderaan,
fisiologi saraf perifer dan system saraf otonom. Menggambarkan terkait fungsi fisiologi
system saraf, fisiologi system hormonal, fisiologi system ekskresi, suhu tubuh, fisiologi
system reproduksi dan pengembangan fisiologi manusia terkait dengan peranannya
dalam Bioteknologi.
Modul Fisiologi Manusia ini diperuntukkan bagi mahasiswa S1 Bioteknologi
semester II reguler. Modul Fisiologi Manusia ini penting dikuasai agar mahasiswa
mampu fisiologi dan fungsi-fungsi organ pada system tubuh manusia. Modul ini
memberikan pengalaman belajar sebanyak 3 SKS dengan rincian: 2 SKS Teori (2 X 50
menit), dan 1 SKS praktikum (14 x 2 jam 50 menit).
B. DESKRIPSI PEMBELAJARAN
Aktifitas Pembelajaran meliputi:
1. Kuliah ceramah dengan pendekatan Student Center Learning
Aktivitas pembelajaran dalam rangka memahami suatu informasi pengetahuan
secara jelas. Mahasiswa akan mengikuti berbagai metode perkuliahan yang
diampu oleh dosen dari teaching team. Metode ini meliputi pendekatan dengan
cara:
a. Pembelajaran melibatkan peran aktif mahasiswa
b. Mendorong mahasiswa agar memiliki pengetahuan yang lebih komprehensif
c. Melibatkan mahasiswa dalam kasus pada kehidupan nyata
d. Mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis dan realistis
e. Mengarahkan mahasiswa untuk mengenali dan menggunakan berbagai
macam gaya belajar
f. Mengembangkan berbagai strategi assessment
2. Praktik keterampilan
Aktivitas ini merupakan aktivitas pembelajaran dalam rangka memahami suatu
informasi secara mantap dan komprehensif untuk mencapai 3 ranah bersama
yaitu kemapuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Mahasiswa diberikan
kesempatan untuk praktik menerapkan teori dengan cara simulasi di kelas atau
di laboratorium (praktikum).
3. Diskusi
Diskusi ini dilakukan dengan peserta seluruh mahasiswa dalam kelompok tiap
kelas. Tujuan aktivitas pembelajaran ini ialah memperdalam materi yang telah
diperoleh di kelas melalui diskusi interaktif.
4. Penugasan
Penugasan dilaksanakan pada materi yang diperlukan pembahasan lebih
mendalam dengan harapan mahasiswa memiliki waktu lebih banyak untuk
belajar mandiri melalui berbagai sumber belajar eksternal seperti buku, jurnal,
website, brosur maupun media lainnya. Bentuk penugasan dapat berupa
pembuatan makalah, presentasi kelas ataupun kajian suatu masalah secara
kelompok (problem based learning)
PERTEMUAN I
PENGANTAR FISIOLOGI MANUSIA
A. DEFINISI FISIOLOGI
Fisiologi / Ilmu Faal adalah ilmu yang mempelajari proses, fungsi, dan prinsip
dasar dari zat hidup yang diterangkan melalui faktor-faktor kimia dan fisika yang
bertanggungjawab pada asal, perkembangan, dan gerak maju suatu kehidupan.
Definisi secara terminologis: ilmu faal adalah ilmu yang mempelajari tentang
fungsi biologis dan mekanisme kerja dalam tubuh makhluk hidup. Ilmu faal /
Fisiologi mencakup tiga hal, antara lain: 1) Ontologi / objek (ajar: fungsi zat hidup);
2) Epistemologi / metoda (menerangkan: fisikokimia, asal, perkembangan, gerak
maju kehidupan), dan 3) Aksiologi / manfaat (fungsi hidup) (Gambar 1.1).
Perkembangan dalam batasan terminology merupakan ilmu yang mempelajari
fungsi biologis dan mekanisme kerja dalam tubuh makhluk hidup.
4 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
d. Transpor perpindahan zat/molekul di dalam atau diluar membrane
e. Respirasi Oksidasi molekul makanan menjadi air, energi, dan
karbondioksida
f. Tumbuh terjadi reaksi sintesis dan asimilasi yang menyebabkan jumlah
dan ukuran sel bertambah
g. Sintesis perubahan molekul sederhana menjadi molekul kompleks.
h. Asimilasi transportasi molekul makanan menjadi jaringan (reparasi
jaringan)
i. Eksresi membuang zat sisa metabolisme yang tidak berguna keluar tubuh.
j. Sekresi Kelenjar mereaksikan substansi, dikeluarkan
k. Reproduksi menjaga kelangsungan dan kelestarian hidup
l. RegulasiPengaturan terhadap rangsang lingkungan.
(Adyana, 2002)
Homeostasis
Homeostasis terjadi melalui beberapa rangkaian proses, antara lain:
a. Difusi gerak terus menerus dari ion-ion atau zat-zat molekul cairan dari
konsentrasi gradient melalui permeabilitas / membran sel pada permukaan
permeabel.
b. Osmosis pergerakan cairan dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi
(pekat), terjadi pada membrane semipermeabel air, garam
c. Filtrasi penyaringan pada ginjal dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah.
d. Transpor aktif perpindahan ion-ion / zat-zat dari konsentrasi rendah ke
konsentrasi tinggi (melawan konsentrasi gradien) dengan energi ATP atau
melalui carrier
e. Fagositosis Satu-satunya fungsi dari leucocyt (memakan benda asing) =
cell eating
f. Pinositosis molekul dilarutkan dalam sel lalu diminum = cell drinking
8 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
(NaCl) g/hari.
Vitamin
Berbagai macam vitamin juga sangatlah berperanan penting dalam
metabolism tubuh kita. Vitamin ada yang larut lemak dan larut dalam air. Beberapa
contoh vitamin yang larut dalam lemak dapat dilihat pada Tabel 2.3. Berbagai
contoh vitamin dapat kita lihat pada Tabel 2.2 dibawah ini.
Tabel 2.2 Vitamin dan fungsinya
No Vitamin Fungsi
.
1 B1 (Aneurin = Thiamin) Untuk mempengaruhi absorbsi lemak dalam usus.
Defisiensinya menyebabkan Beri-Beri dan Neuritis.
2 B2 (Riboflavin = Transmisi rangsang sinar ke mata. Defisiensinya akan
Laktoflavin) mengakibatkan Katarak, Keilosis.
3 Asam Nikotin (Niasin) Proses pertumbuhan, perbanyakan sel dan anti pelagra.
Defisiensinya menyebabkan Pelagra dengan gejala 3D:
Dermatitis, Diare, Dimensia.
4 B6 (Piridoksin ) Untuk gerak peristaltik usus. Defisiensi akan menyebabkan
Sembelit.
5 Asam Pantotenat Defisiensi akan menyebabkan Dermatitis
6 Kolin Defisiensi akan menimbulkan timbunan lemak pada hati.
7 Biotin (Vitamin H) Defisiensi akan menimbulkan gangguan kulit
8 Asam Folat Defisiensi akan menimbulkan Anemia defisiensi asam folat.
9 B12 (Sianokobalamin) Defisiensi akan menimbulkan Anemia Pernisiosa
10 Vitamin C (Asam untuk pembentukan sel, pembuatan trombosit. Defisiensi
Askorbinat) akan menimbulkan pendarahan gusi, karies gigi, pendarahan
di bawah kulit.
Tabel 2.3 Vitamin Yang Larut Dalam Lemak (Lipid Soluble Vitamins)
No Vitamin Fungsi
.
1 Vitamin A (Aseroftol) untuk pertumbuhan sel epitel, mengatur rangsang sinar pada
saraf mata. Defisiensi awal menimbulkan gejala Hemeralopia
(rabun senja) dan Frinoderma (kulit bersisik), timbul Bercak Bitot
lalu mengering (Xeroftalmia) akhirnya hancur (Keratomalasi).
2 Vitamin D Mengatur kadar kapur dan fosfor, (Kalsiferol = Ergosterol)
memperlancar proses Osifikasi. Defisiensi akan menimbulkan
Rakhitis. Ditemukan oleh McCollum, Hesz dan Sherman.
3 Vitamin E Berperan dalam meningkatkan Fertilitas.
4 Vitamin K (Anti Berfungsi dalam pembentukan protrombin. Dibuat dalam kolon
Hemoragi) dengan bantuan bakteri Escherichia coli
(Almatsier, 2001)
B. ORGAN-ORGAN PENCERNAAN
Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan yaitu :
1. Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air. Mulut
merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap dan jalan masuk untuk
system pencernaan yang berakhir di anus. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh
selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di
permukaan lidah. Pengecapan sederhana terdiri dari manis, asam, asin dan
pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung, terdiri dari berbagai
macam bau. Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah
oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih
mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari
makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya.
Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah
protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara
sadar dan berlanjut secara otomatis.
Rongga mulut (cavum oris) terdiri dari pipi dan bibir, lidah (lingua), gigi
(dentis), dan kelenjaar ludah (glandula salivary).
a. Pipi dan bibir
Tersusun olehh otot-otot yang berfungsi untuk mengunyah dan berbicara.
Di sebelah luar, pipi dan bibir diselaputi oleh kulit.
b. Lidah (Lingua)
Daerah sensitif rasa manis terdapat pada ujung lidah, rasa asin pada
bagian depan, rasa asam, ada pada sisi kiri dan kanan lidah, dan ras
pahit pada bagian belakang.
c. Gigi (Dentis)
Rumus gigi anak-anak (rumus gigi susu)
M C I I C M
2 1 2 2 1 2
2 1 2 2 1 2
Ket: M = Molar (gigi graham tetap)
C = Caninus (gigi taring)
I = Incicivus (gigi seri)
Rumus gigi dewasa (rumus gigi sulung)
M P C I I C P M
3 2 1 2 2 1 2 3
3 2 1 2 2 1 2 3
Ket: P = Premolar (gigi graham pertama)
d. Kelenjar ludah (Glandula Salivary)
10 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Terdiri atas 1) Kelenjar parotis; 2) Kelenjar sublingual dan 3) Kelenjar
submadibularis
2. Tenggorokan (Faring)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Didalam
lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe yang banyak
mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi,
disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya
dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang
keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan
lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut
dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium. Tekak terdiri dari
bagian superior yaitu bagian yang sama tinggi dengan hidung, bagian media
yaitu bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior yaitu bagian
yang sama tinggi dengan laring. Bagian superior disebut nasofaring, pada
nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang
telinga. Bagian media disebut orofaring, bagian ini berbatas ke depan sampai di
akar lidah. Bagian inferior disebut laringofaring yang menghubungkan orofaring
dengan laring.
12 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.
Lapisan usus halus terdiri dari lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan otot
melingkar, lapisan otot memanjang dan lapisan serosa. Usus halus terdiri dari
tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan
usus penyerapan (ileum).
C. MEKANISME/PROSES PENCERNAAN
14 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Pencernaan dibagi menjadi: 1) Pencernaan Mekanis, proses mengunyah dan
gerak peristaltic dan 2) Pencernaan Kimiawi, dihancurkan oleh enzim-enzim
pencernaan yang dikeluarkan di mulut, lambung, usus halus, kantung empedu dll.
Proses yang Terlibat dalam Pencernaan
Proses-proses yang terlibat antara lain 1) Ingesti, makanan masuk /
memasukkan makanan melalui rongga mulut; 2) Peristaltis, kontraksi otot yang
berirama, terjadi di sepanjang saluran pencernaan (bersifat tidak disadari
/involunter); 3) Digesti, perubahan molekul besar menjadi molekul kecil (konversi
partikel makanan yang besar menjadi molekul kecil, baik secara kimia maupun
secara mekanik); 4) Absorpsi, penyerapan molekul yang berguna dari usus halus,
masuk melalui pembuluh darah ke sistem limfatik, dan 5) Defekasi, pembuangan
zat sisa yang tidak berguna.
Proses pencernaan adalah proses pemecahan molekulmolekul makanan
yang besar menjadi molekul-molekul yang mudah diserap, larut, dan dapat
digunakan oleh sel-sel tubuh. Proses ini meliputi chemical digestion dan
mechanical digestion. Chemical digestion, pencernaan secara kimiawi dengan
bantuan enzim melalui reaksi katabolisme. Mechanical digestion, pencernaan
secara mekanis yang melibatkan proses pengunyahan, peristaltik, churning
movement dari lambung dan usus halus untuk mencampur makanan dengan
digestive juice.
a. Proses Penelanan
1) Fase Oral
Makanan yang telah dihaluskan, dilembabkan oleh saliva dan siap untuk
ditelan dalam bentuk bolus. Bibir dan pipi membantu membuat makanan
menjadi bolus. Lidah, gigi, ludah dan otot merangsang kontraksi otot-otot
mylohyoid dan digastricus dan kemudian menekan bolus ke palatum yang
masuk ke faring. Fase volunter penelanan berhenti ketika bolus mencapai
saluran masuk faring, dimana bolus akan menstimulasi nervus XI untuk
merangsang pusat penelanan di medulla. Medulla akan mengatur otot-otot
faring-esofagus lambung (involunter). Tahap involunter penelanan terdiri
dari voluntair oral phase, pharyngeal phase, dan involuntary esophageal
phase.
2) Fase Faringeal
Fase ini dimulai dari daerah fauces dengan stimulasi nervus VI. Palatum
lunak akan terangkat untuk mencegah masuknya bolus ke nasofaring dan
rongga hidung. Dasar lidah tertarik ke belakang sehingga terjadi proses
penelanan dari faring ke orofaring. Otot-otot di belakang mulut berkontraksi
bersama dengan lidah yang terangkat dan tertarik ke belakang, menyempit
16 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
memompa chyme beberapa milimeter ke orifis. Pada orifis setempat dan spinchter
kuat, sebagian chyme akan kembali ke pylorus untuk dihancurkan. Dalam lambung
juga terjadi mekanisme yang memaksa chyme melewati pyloric spinchter yang
disebut pyloric pump.
c. Pengaturan Pengosongan Lambung
Kecepatan pengosongan lambung diatur faktor-faktor di lambung, duodenu,
dan susunan saraf pusat. Pengaturan ini terjadi untuk memastikan lambung tidak
terlalu penuh dan pengosongan tidak terlalu cepat dari kemamp[uan usus untuk
memproduksi chyme yang datang. Stimulasinya berasal dari lambung dan
kontrolnya diatur oleh feedback system. Apabila lambung semakin penuh, tekanan
pyloric pump makin besar dan bertambah. Distensi lambung akan menstimulasi
nervus vagus (N X) yang akan memperkuat gerakan peristaltik dan akan
menyebabkan hormon gastrin yang kemudian menstimulasi motilitas lambung dan
sekresi asam-asam lambung. Spinchter pyloric menjadi rileks dan chyme masuk ke
duodenum. Pengosongan dari lambung distimulasi oleh adanya protein (yang
hancur sebagian) dan stimulan seperti alcohol dan kafein. Pengosongan ini akan
dihambat oleh duodenum yang memberi respons (neural-hormonal) terhadap
lemak dan asam chyme.
Respon neurologis terjadi karena plexus intrinsik dan saraf otonom yang
menghasilkan enterogastrik, sehingga akan menurunkan gerakan lambung dan
sekesinya. Respon hormonal akan menghambat kontraksi peristaltik dan gerakan
lambung melalui releasing hormone yang disebut enterogastrone yang terdiri dari
sekretin, cholesystokinin (CCK), dan gastric inhibitory peptide (GSP). Asam
lambung berwujud cair dan jernih, disekresi oleh mukosa lambung karena adanya
makanan. Asam lambung disekresi 1,5 liter per hari. Asam lambung terdiri dari
HCl, mukus, enzim pepsinogen (terbanyak), dan lipase (dalam jumlah sedikit).
Faktor intrinsik yang bergabung dengan factor ekstrinsik vitamin B12 membentuk
faktor anti anemik untuk formasi sel darah merah. Fungsi utama asam lambung
adalah untuk mencerna makanan (protein). Pepsinogen dan HCl membentuk
pepsin-HCl yang memecahkan molekul-molekul protein menjadi pepton, proteosa,
dan asam-asam amino. HCl juga berfungsi dalam membunuh kuman-kuman dalam
makanan. Dinding lambung tersusun atas protein yang dilindungi oleh mukus
alkalin. Mukus ini dihasilkan oleh sel-sel epitel permukaan dan sel-sel pada leher.
(Barret et al., 2005; Kim, 2005)
D. GANGGUAN PADA SISTEM PENCERNAAN
Gastroenteritis
Merupakan suatu inflamasi yang terjadi di usus ditandai dengan keadaan
dimana buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair
18 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Gambar 2.2 Bagan alir system pencernaan
Ruang-Ruang Jantung
Organ jantung terdiri atas 4 ruang, yaitu 2 ruang yang berdinding tipis
disebut dengan atrium (serambi), dan 2 ruang yang berdinding tebal yang disebut
dengan ventrikel (bilik). Atrium dan ventrikel jantung ini masing-masing akan
dipisahkan oleh sebuah katup, sedangkan sisi kanan dan kiri jantung akan
dipisahkan oleh sebuah sekat yang dinamakan dengan septum. Septum atau sekat
ini adalah suatu partisi otot kontinue yang mencegah percampuran darah dari
kedua sisi jantung.
a. Atrium
Berikut fungsi dari masing-masing atrium jantung tersebut yaitu :
1. Atrium kanan berfungsi sebagai penampungan (reservoir) darah yang
rendah oksigen dari seluruh tubuh. Darah tersebut mengalir melalui
vena kava superior, vena kava inferior, serta sinus koronarius yang
berasal dari jantung sendiri. Kemudian darah dipompakan ke ventrikel
kanan dan selanjutnya ke paru. Atrium kanan menerima darah de-
oksigen dari tubuh melalui vena kava superior (kepala dan tubuh bagian
atas) dan inferior vena kava (kaki dan dada lebih rendah). Simpul
sinoatrial mengirimkan impuls yang menyebabkan jaringan otot jantung
dari atrium berkontraksi dengan cara yang terkoordinasi seperti
gelombang. Katup trikuspid yang memisahkan atrium kanan dari
ventrikel kanan, akan terbuka untuk membiarkan darah de-oksigen
dikumpulkan di atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan.
2. Atrium kiri menerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru melalui 4
buah vena pulmonalis. Kemudian darah mengalir ke ventrikel kiri dan
selanjutnya ke seluruh tubuh melalui aorta. Atrium kiri menerima darah
22 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
beroksigen dari paru-paru melalui vena paru-paru. Sebagai kontraksi
dipicu oleh node sinoatrial kemajuan melalui atrium, darah melewati
katup mitral ke ventrikel kiri
b. Ventrikel
Berikut adalah fungsi ventrikel yaitu :
1. Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke
paru-paru melalui arteri pulmonalis. Ventrikel kanan menerima darah de-
oksigen sebagai kontrak atrium kanan. Katup paru menuju ke arteri paru
tertutup, memungkinkan untuk mengisi ventrikel dengan darah. Setelah
ventrikel penuh, mereka kontrak. Sebagai kontrak ventrikel kanan,
menutup katup trikuspid dan katup paru terbuka. Penutupan katup
trikuspid mencegah darah dari dukungan ke atrium kanan dan
pembukaan katup paru memungkinkan darah mengalir ke arteri
pulmonalis menuju paru-paru.
2. Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan ke seluruh
tubuh melalui aorta. Ventrikel kiri menerima darah yang mengandung
oksigen sebagai kontrak atrium kiri. Darah melewati katup mitral ke
ventrikel kiri. Katup aorta menuju aorta tertutup, memungkinkan untuk
mengisi ventrikel dengan darah. Setelah ventrikel penuh, dan
berkontraksi. Sebagai kontrak ventrikel kiri, menutup katup mitral dan
katup aorta terbuka. Penutupan katup mitral mencegah darah dari
dukungan ke atrium kiri dan pembukaan katup aorta memungkinkan
darah mengalir ke aorta dan mengalir ke seluruh tubuh.
Katup-Katup Jantung
Katub jantung ini terdiri dari 4 yaitu :
1) Katup Trikuspidalis
Katup trikuspidalis berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Bila
katup ini terbuka, maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju
ventrikel kanan. Katup trikuspid berfungsi mencegah kembalinya aliran darah
menuju atrium kanan dengan cara menutup pada saat kontraksi ventrikel.
Sesuai dengan namanya, katup trikuspid terdiri dari 3 daun katup.
2) Katup Pulmonal
Setelah katup trikuspid tertutup, darah akan mengalir dari dalam ventrikel
kanan melalui trunkus pulmonalis. Trunkus pulmonalis bercabang menjadi arteri
pulmonalis kanan dan kiri yang akan berhubungan dengan jaringan paru kanan
dan kiri. Pada pangkal trunkus pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang
terdiri dari 3 daun katup yang terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi dan
24 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Peredaran jantung itu terdiri dari peredaran darah besar dan juga peredaran
darah kecil. Darah yang kembali dari sirkulasi sistemik (dari seluruh tubuh) masuk
ke atrium kanan melalui vena besar yang dikenal sebagai vena kava. Darah yang
masuk ke atrium kanan berasal dari jaringan tubuh, telah diambil O2-nya dan
ditambahi dengan CO2. Darah yang miskin akan oksigen tersebut mengalir dari
atrium kanan melalui katup ke ventrikel kanan, yang memompanya keluar melalui
arteri pulmonalis ke paru. Dengan demikian, sisi kanan jantung memompa darah
yang miskin oksigen ke sirkulasi paru. Di dalam paru, darah akan kehilangan CO2-
nya dan menyerap O2 segar sebelum dikembalikan ke atrium kiri melalui vena
pulmonalis. Darah kaya oksigen yang kembali ke atrium kiri ini kemudian mengalir
ke dalam ventrikel kiri, bilik pompa yang memompa atau mendorong darah ke
semus sistim tubuh kecuali paru. Jadi, sisi kiri jantung memompa darah yang kaya
akan O2 ke dalam sirkulasi sistemik. Arteri besar yang membawa darah menjauhi
ventrikel kiri adalah aorta. Aorta bercabang menjadi arteri besar dan mendarahi
berbagai jaringan tubuh.
Peredaran darah jantung terdiri dari 3 yaitu: 1) Arteri koronaria kanan:
berasal dari sinus anterior aorta berjalan kedepan antara trunkus pulmonalis dan
aurikula memberikan cabang-cabangke atrium dekstra dan ventrikel kanan; 2).
Arteri koronaria kiri: lebih besar dari arteri koronaria dekstra dan 3). Aliran vena
jantung: sebagian darah dari dinding jantung mengalir ke atrium kanan melalui
sinus koronarius yang terletak dibagian belakang sulkus atrioventrikularis
merupakan lanjutan dari vena.
26 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Gambar 3.4 Sistim kelistrikan jantung
Curah jantung
Normal, jumlah darah yang dipompakan ventrikel kiri dan kanan sama
besarnya. Jumlah darah yang dipompakan ventrikel selama satu menit disebut
curah jantung (cardiac output). Faktor-faktor utama yang mempengaruhi otot
jantung: 1. Beban awal; 2). Kontraktilitas; 3). Beban akhir serta 4). Frekuensi
jantung. Periode pekerjaan jantung yaitu: 1) Periode systole; 2. Periode diastole
dan 3). Periode istirahat.
Bunyi Jantung
Tahapan bunyi jantung: 1). Bunyi pertama: lup; 2). Bunyi kedua : Dup; 3).
Bunyi ketiga: lemah dan rendah 1/3 jalan diastolic individu muda dan 4). Bunyi
keempat: kadang-kadang dapat didengar segera sebelum bunyi pertama.
(Ganong, 2008; Potter and Perry, 2005; Guyton, 2007; Udjianti, 2010)
Susunan plasma
Plasma adalah suatu larutan aqueous yang mengandung zat-zat dengan
berat molekul besar dan kecil yang merupakan 10% volumenya. Terdiri atas: 1).
Protein-protein plasma merupakan 7%; 2). Garam-garam anorganik 0,9% dan 3).
Sisanya yang 10% terdiri atas beberapa senyawa organik dari berbagai asal asam
amino, vitamin, hormon, lipid, dan sebagainya. Melalui dinding kapiler plasma
berada dalam keadaan keseimbangan dengan cairan interstitial jaringan. Susunan
plasma biasanya merupakan indicator susunan rata-rata cairan ekstrasel pada
umumnya. Protein-protein plasma dapat dipisahkan pada ultrasentrifuge atau
28 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
dengan elektroforesis menjadi albumin; alfa, beta dan gama globulin; dan
fibrinogen.
Albumin adalah komponen utama dan mempunyai peranan utama
mempertahankan tekanan ostomotik darah. Gama globulin adalah antibodi dan
dinamakan imunoglobulin. Fibrinogen diperlukan untuk pembentukan fibrin dalam
langkah terakhir pembekuan. Beberapa zat yang tidak larut, atau hanya sedikit
larut dalam air dapat ditransport oleh plasma karena mereka berikatan dengan
albumin atau dengan alfa dan beta globulin. Misalnya, lipid tidak larut dalam
plasma, tetapi berikatan dengan bagian hidrofobik molekul protein. Karena molekul
ini juga mempunyai bagian hidrofilik, kompleks lipid-protein larut dalam air. Sel-sel
darah umumnya dipelajari dalam sediaan apus atau sediaan dengan menyebarkan
setetes darah dengan tipis di atas slide mikroskop. Darah harus tersebar rata di
atas slide dan dibiarkan mengering dengan cepat di udara. Pada lapisan seperti ini
sel-sel terlihat dengan jelas dan berbeda satu sama lain. Sitoplasmanya terentang,
sehingga mempermudah observasi inti dan organisasi sitoplasmanya.
(Ganong, 2008; Guyton, 2007)
Elemen-Elemen Darah
1. Eritrosit
Eritrosit mamalia tidak memiliki inti, dan pada manusia berbentuk cakram
bikonkav dengan garis tengah 7,2 m. Eritrosit dengan garis tengah yang lebih
besar dari 9 m dinamakan makrosit, dan yang mempunyai garis tengah kurang
dari 6 m dinamakan mikrosit. Bentuk bikonkav menyebabkan eritrosit mempunyai
permukaan yang luas sehingga mempermudah pertukaran gas. Eritrosit manusia
dapat hidup (life span) dalam sirkulasi sekitar 120 hari. Eritrosit yang tidak
digunakan dibuang dari sirkulasi oleh sel-sel limpa dan sumsum tulang.
Konsentrasi normal eritrosit dalam darah sekitar 4,5-5 juta/L pada wanita
dan 5 juta/L pada pria. Eritrosit kaya akan hemoglobin. Molekul hemoglobin (suatu
conjugated protein) terdiri atas 4 subunit, masing-masing mengandung gugus
heme yang dihubungkan dengan suatu polipeptida. Gugus heme adalah suatu
derivate porfirin yang mengandung besi dalam bentuk ferro (Fe2+).
2. Leukosit
Berdasarkan granula (buitran-butiran) spesifik pada sitoplasmanya, sel-sel
darah putih digolongkan dalam 2 kelompok: granulosit dan agranulosit.
Berdasarkan morfologi inti leukosit juga dapat dibagi dalam sel-sel
polimorfonuklear dan mononuklear dipandang. Selain itu, mereka dapat
digolongkan berdasarkan asal mula sebagai sel-sel mieloid atau limfoid,
tergantung dari asalnya. Granulosit mempunyai bentuk inti tidak teratur, dalam
sitoplasma terdapat granula spesifik yang dinamakan neutrofil, eosinofil, basofil.
30 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
amoeboid dan melakukan fagositosis, walaupun dalam hal ini tidak sangat
aktif.
d. Limfosit
Limfosit merupakan sel sferis dengan garis tengah 6-8 m, dikenal sebagai
limfosit kecil. Sitoplasma limfosit kecil sedikit sekali, dan pada sediaan apus
darah tampak sebagai lingkaran sekitar inti. Klasifikasi limfosit berdasarkan
tanda-tanda molekuler khusus pada permukaan membran sel- sel tersebut.
Beberapa diantaranya membawa reseptor seperti imunoglobulin yang
mengikat antigen spesifik pada membrannya yang tidak terdapat pada
lainnya, dan mereka juga menunjukkan perbedaan letak dan kelas
imunoglobulin yang mereka kandung. Terdapat pembagian fungsi limfosit.
Sel-sel prekursor yang terdapat dalam sumsum tulang pada kehidupan fetus
yang lanjut dan postnatal mampu mengadakan perbedaan dan menjadi sel-
sel imunokompeten pada tempat-tempat di luar sumsum tulang. Pada
burung, diferensiasi ini terjadi dalam 2 tempat yang berbeda : bursa
Fabricius dan timus. Bursa Fabricius merupakan suatu massa jaringan limfoid
dalam kloaka burung progenitor limfosit berdiferensiasi menjadi sel-sel
plasma, yang menghasilkan antibodi imunoglobulin terhadap antigen
spesifik. Mereka berperanan dalam kekebalan humoral tubuh. Limfosit-
limfosit ini dinamakan limfosit B (bursa-dependent). Pada mamalia, bursa
Fabricius tidak ada, tetapi sel-sel progenitor sumsum berdiferensiasi menjadi
sel-sel B dalam daerah yang bursa equivalen, suatu daerah yang belum
diketahui dengan pasti yang dihubungkan dengan saluran pencernaan atau
dengan sumsum tulang itu sendiri. Sel plasma dan sel memori yang dapat
menghasilkan antibodi (immunoglobulin). Timus, undifferentiated
lymphosites yang berasal dari sumsum tulang dirangsang menjadi sel-sel
progenitor yang berfungsi dalam kekebalan seluler organisma. Limfosit-
limfosit ini dinamakan limfosit T (Thymus dependent). Timus dan bursa
ekuivalen pada mamalia dinamakan organ limfoid sentral, dan limfosit
berdiferensiasi dalam daerah-daerah koloni organ tubuh lain ini di mana
jaringan limfoid ditemukan berkapsul, difus, atau dalam bentuk organ.
Dalam darah, sebagian besar limfosit adalah sel-sel T dan bertanggung
jawab terhadap reaksi-reaksi imun yang diperantarai sel tidak tergantung
pada antibodi yang beredar bebas. Penolakan cangkokan adalah suatu
contoh reaksi imun yang diperantarai sel. Pada jenis respon imun ini.
Limfosit T langsung mengikat sel-sel asing dan menghasilkan faktor-faktor
yang bekerja pada cangkokan sel yang terdapat di sekitarnya. Berdasarkan
alasan ini, reaksi-reaksi yang diperantarai sel yang berlangsung bila limfosit
32 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
(DBD). Setelah masuk aliran darah, kepingan darah mempunyai masa hidup sekitar
8 hari. Fungsinya untuk penjendalan darah. Mekanismenya: Setelah pembuluh
darah pecah, tombosit pecah dalam daerah cedera mengeluarkan granula yang
mengandung serotonin. Serotonin akan menyebabkan mengakibatkan
vasokonstriksi kontraksi otot polos vaskuler, menghambat atau menghentikan
aliran darah dalam daerah cedera. Trombosit dengan mudah melekat pada kolagen
yang terbuka pada tempat cedera dan, bersamaan dengan kerusakan sel-sel
endotel, mengeluarkan enzim tromboplastin (trombokinase). Dalam suatu
rangkaian reaksi, tromboplastin secara enzimatik mengubah protombin plasma
menjadi trombin, yang selanjutnya mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Protrobin
dan fibrinogen keduanya disintesis oleh hati dan dikeluarkan ke dalam darah.
Setelah pembentukannya, fibrin berpolimerisasi menjadi matriks fibriler yang
menangkap trombosit-trombosit dan sel-sel darah dan menimbulkan sumbatan
hemostatik, dasar dari bekuan darah (trombus). Trombosit juga mengeluarkan
trombotenin, suatu protein kontraktil yang digabungkan dalam bekuan dan
menyebabkan retraksi bekuan. Lisosom trombosit selanjutnya dapat memegang
peranan dalam lisis bekuan setelah penyembuhan.
D. SISTEM LIMFATIKUS
Sistem Fagosit Monokuler (Sistem Retikuloendotel, RES)
Sel-sel sistem fagosit mononuklear yang mempunyai tempat-tempat
reseptor bagi imunoglobulin pada membran plasmanya, berasal dari sumsum
tulang dalam bentuk promonosit dan monosit. Apakah sel-sel mikroglia jaringan
syaraf sebaiknya dimasukkan sebagai bagian dari sistem fagositik mononuklear
masih belum pasti. Sel-sel fagositik bulat yang ditemukan dalam jaringan syaraf
yang meradang diduga berasal dari sel-sel mikroglia, tetapi pandangan ini tidak
diterima secara universal. Sebagian besar bukti menunjukkan bahwa sel-sel
fagositik ini adalah makrofag yang berasal dari monosit darah yang bermigrasi
melalui dinding pembuluh darah.
Sistem Limfe
Sistem limfe tersusun atas:
1) Saluran-saluran berujung buntu, kapiler-kapiler limfe yang lambat laun
beranastomosis dalam pembuluh-pembuluh yang secara teratur ukurannya
bertambah dan berakhir pada sistem vaskuler darah, bermuara ke dalam
venavena besar dekat jantung.
2) Fungsi dari limfe adalah untuk mengembalikan cairan dari pada ruang-ruang
jaringan ke dalam darah, yang pada penembusan kapiler-kapiler limfe
menambah pembentukan bagian cair limfe dan dengan melewatkan melalui
organ-organ limfoid, menambah limfosit dan faktor-faktor imunologis lain ke
dalam sirkulasi.
Sistem Limfoid
Sistem limfoid terdiri atas sel-sel dan organ-organ yang melindungi
lingkungan interna dari invasi dan kerusakan oleh zat-zat asing, sehingga sel-sel
sistem ini dikenal sebagai sel-sel imunokompeten, karena mempunyai kemampuan
membedakan miliknya sendiri dari yang bukan miliknya sendiri (benda-benda
asing) dan menyelenggarakan inaktivasi atau destruksi benda-benda asing. Sistem
ini terdiri atas sel-sel yang bergerak dan menetap. Limfosit dan makrofag
merupakan sel-sel utama yang bergerak, sedangkan retikuloendotel dan sel-sel
plasma adalah unsur utama sel yang menetap. Organ-organ limfatik umumnya
terdiri atas jaringan penyambung yang diliputi jala-jala sel dan serabut-serabut
34 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
retikuler di mana di dalamnya terdapat limfosit, sel-sel plasma, makrofag, dan
dalam arti yang lebih sempit, sel-sel imunokompeten lainnya.
Sistem imun terdiri atas organ limfatik (timus, limpa, tonsil, kelenjar limfe),
limfosit darah dan cairan limfe, dan kumpulan limfosit dan sel-sel plasma yang
tersebar di seluruh jaringan penyambung tetapi paling menyolok pada pembatas
saluran pencernaan dan pernapasan. Sistem ini melindungi tubuh terhadap benda-
benda asing (bukan miliknya sendiri) yang menembus barier pertahanan lain
(misalnya, kulit) dan masuk sebagai molekul-milekul bebas atau sebagai bagian
dari mikroorganisme invasif. Ia juga mengenal struktur-struktur yang menyimpang
dari kebiasaan yang bukan miliknya sendiri yang berasal dalam tubuh seperti sel-
sel maligna. Akibat dari makromolekul yang tidak biasa ini (bukan milik sendiri)
sistem ini menimbulkan reaksi imun.
Jaringan Limfoid
Noduli limfatisijuga dinamakan folikel-folikel limfatikdapat ditemukan
terisolasi dalam jaraingan penyambung jarang beberapa jaringan, terutama dalam
lamina prpria saluran pencernaan, saluran pernapasan bagian atas, dan saluran
kemih. Noduli tidak mempunyai kapsul jaringan penyambung dan dapat ditemukan
dalam kelompokan yang membentuk timbunan seperti agmen Peyer dalam ileum.
Nodulus adalah struktur sementara dan dapat menghilang dan timbul kembali
pada tempat yang sama. Tiap-tiap noduli limfatisi adalah suatu struktur bulat yang
dapat mempunyai garis tengah 0,2-1 mm. Pada potongan histologis, noduli sangat
diwarnai oleh hematoksilin sebagai akibat adanya limfosit dalam jumlah yang
banyak, mempunyai inti basofilik dengan kromatin padat dan korona dari
sitoplasma basofilik yang sempit. Bagian dalam nodulus sering menunjukkan
daerah yang lebih pucat pada pewarnaan yang dinamakan sentrum germinativum.
Perbedaan dalam pewarnaan pada sentrum germinativum ini disebabkan karena
adanya limfosit yang aktif (imunoblast) yang menunjukkan sitoplasma yang
banyak, berwarna pucat pada pewarnaan dan inti yang besar, aktif, eukromatik;
berdasarkan alasan ini, berbeda dengan limfosit yang lebih kecil yang mempunyai
inti yang lebih gelap dan menyolok di pinggir nodulus, yang tidak berbatas jelas.
Sekarang, banyak sel-sel dalam sentrum germinativum dapat menunjukkan
gambaran mitosis. Adanya sentrum germinativum dapat timbul dan hilang dari
nodulus sesuai dengan tingkat fungsionalnya. Dalam nodulus yang fase
kematangannya berbeda, terdapat sel-sel bebas yang menyolok, terutama
limfoblast; limfosit kecil, sedang, dan besar; imunoblast; dan sel-sel plasma.
Aktivitas nodulus limfatikus tergantung pada beberapa faktor termasuk efek flora
bakteri. Pada binatang yang diletakkan dalam keadaan steril, noduli dengan
Kelenjar Limfe
Kelenjar limfe adalah organ berkapsul yang berbentuk seperti kacang yang
terdiri atas jaringan limfoid. Kelenjar limfe tersebar di seluruh tubuh, sepanjang
perjalanan pembuluh limfe yang membawa cairan limfe ke dalam duktus
thoracicus dan duktus limphaticus dexter. Kelenjar limfe ditemukan dalam axilla
dan sktrotum, sepanjang pembuluh-pembuluh besar leher, dan dalam jumlah besar
dalam thorax, abdomen dan khususnya dalam mesenterium. Kelenjar limfe terdiri
atas serangkaian garis-garis filter, di mana semua cairan jaringan yang berasal
dari cairan limfe difiltrasi paling tidak pada satu kelenjar, sebelum ia kembali ke
sistem sirkulasi. Kelenjar limfe berbentuk ginjal mempunyai bagian yang konveks
dan suatu depresi, hilus, melalui mana arteri dan syaraf menembus menembus
dan vena meninggalkan organ. Cairan limfe menembus kelenjar limfe melalui
pembuluh limfe aferen yang masuk pada permukaan konfeks organ, dan cairan
limfe ke luar melalui pembuluh limfe eferen hilus. Tiap nodus limfatikus
mempunyai bagian korteks dan medula. Korteks nodus limfatikus mengandung
kelompokan limfosit dan sel-sel retikuler yang padat, yang dikenal sebagai noduli
limfatisi.
Di samping daerah korteks dan medula yang merupakan 2 daerah yang
secara klasik dikemukakan, terdapat zona parakorteks, secara morfologis sukar
didefinisikan tetapi secara fungsional jelas. Pada dasarnya, zona parakorteks terdiri
atas jaringan limfoid padat yang terletak pada daerah juxtamedula (yaitu pada
perbatasan koerteks dan medula). Limfosit zona parakortekslimfosit T
mempunyai sifat-sifat khusus yang membuat berbeda dari limfosit-limfosit nodus
limfatikus lainnya, limfosit B.
Tonsila
Tonsila adalah organ yang terdiri atas sekelompok jaringan limfoid berkapsul
tidak sempurna yang terletak di bawah tetapi bersentuhan dengan epitel usus.
Menurut lokasinya, tonsila dalam mulut dan pharynx dinamakan tonsila palatina,
36 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
tonsila pharyngea, dan tonsils lingualis. Pada usus, noduli limfatisi yang terletak
dibawah epitel usus merupakan satu bentuk tonsila usus yang dikenal sebagai
agmen Peyer. Appendix vermifornis, juga terdiri atas noduli limfatisi yang
berhubungan dengan epitel, menggambarkan bentuk tonsila usus lain. Berbeda
dengan nodus limfatikus, tonsila tidak terletak sepanjang perjalanan
pembuluhpembuluh limfe. Tonsila menghasilkan limfosit, banyak diantara
menembus epitel dan terkumpul dalam mulut, pharynx, dan usus. 1). Tonsila
palatina, terdiri atas 2 buah yang terletak pada pars oralis pharynx; 2). Tonsila
pharingea, tunggal yang terletak pada bagian superoposterior pharynx dan 3).
Tonsila lingualis lebih kecil dan lebih banyak daripada tonsila lain, terletak pada
dasar lidah.
Timus
Timus merupakan organ limfoid utama yang terletak didekat mediastinum
kira-kira setinggi pembuluh-pembuluh besar jantung. Timus terdiri atas
lobuluslobulus tidak sempurna, tidak memiliki pembuluh limfe aferen atau nodulus
limfatikus. Tiap-tiap lobulus mempunyai zona perifer dari jaringan limfoid korteks
yang terdiri atas kelompokan timosit atau limfosit T. Pada zona korteks terdapat
limfosit-limfosit kecil, bagian ini merupakan tempat yang sangat aktif dalam
pembentukan limfosit. Disamping sel-sel tersebut, timus mempunyai sedikit sel-sel
retikuler mesenkim dan banyak makrofag. Pada zona medula banyak ditemukan
limfoblas-limfoblas, limfosit-limfosit muda, dan sel-sel retikuler. Medula juga
mengandung badan-badan Hassel, yang merupakan gambaran khas timus. Badan-
badan Hassel terdiri atas lapisan-lapisan konsentris dari sel-sel retikuler epitel.
Limpa
Limpa merupakan sekumpulan jaringan limfoid. Pada manusia limpa
merupakan organ limfatik terbesar dalam sistem sirkulasi, memiliki banyak sel-sel
fagositik, tempat pertahanan yang penting terhadap mikroorganisme yang
menembus sirkulasi dan tempat destruksi banyak sel-sel darah merah. Struktur
umum: Pada preparat limpa tampak bercak-bercak putih dalam parenkim yang
merupakan nodulus limfatikus bagian dari pulpa putih. Nodulus-nodulus yang
terdapat di dalam jaringan merah (gelap), banyak mengandung darah, dinamakan
pulpa merah. Pulpa limpa terdiri atas jaringan penyambung yang mengandung
serabut-serabut retikuler, sel-sel retikuler dan makrofag. Pulpa putih terdiri atas
jaringan limfatik. Seperti halnya pada jaringan limfatik pada umumnya, sel-sel
retikuler dan serabut-serabut retikuler keduanya ditemukan dan membentuk jala-
jala 3-dimensi dan ditempati oleh limfosit-limfosit dan makrofag. Pulpa merah
38 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
PERTEMUAN IV
FISIOLOGI RESPIRASI
A. PENDAHULUAN
Pernafasan adalah suatu proses yang melibatkan pertukaran oksigen dan
karbon dioksida antara organisme hidup dan lingkungannya.Ventilasi atau bernafas
adalah proses pemasukan ke dan pengeluaran udara dari paru secara bergantian
sehingga udara alveolus lama yang telah ikut serta dalam pertukaran O2 dan CO2
dengan darah kapiler paru dapt ditukar dengan udara atmosfer segar. Fungsi
utama pernafasan adalah memperoleh O2 untuk digunakan oleh sel tubuh dan
untuk mengeluarkan CO2 yang diproduksi oleh sel.
Respirasi mencakup dua proses yang terpisah tetapi berkaitan:1)Respirasi
internal dan 2) Respirasi eksternal. Respirasi internal merujuk kepada proses-
proses metabolik intrasel yang dilakukan di dalam mitokondria, yang
menggunakan O2 dan menghasilkan CO2 selama proses mengambil energy dari
molekul nutrien. Respirasi eksternal merujuk kepada seluruh rangkaian kejadian
pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan eksternal dan sel tubuh. Sistem
respirasi mencakup saluran nafas yang menuju paru, paru itu sendiri, dan struktur-
struktur dada yang berperan menyebabkan aliran udara masuk dan keluar paru
melalui saluran nafas. Udara cenderung mengalir dari area dengan tekanan tinggi
ke area dengan tekanan rendah, yaitu menuruni gradien tekanan. Udara mengalir
masuk dan keluar paru selama tindakan bernafas karena berpindah mengikuti
gradien tekanan antara alveolus dan atmosfer yang berbalik arah secara
bergantian dan ditimbulkan oleh aktivitas siklus otot pernafasan.
40 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Secara fungsional (faal) saluran pernafasan dapat dibagi menjadi dua
bagian, yaitu:
1. Zona Konduksi
Zona konduksi berperan sebagai saluran tempat lewatnya udara
pernapasan, serta membersihkan, melembabkan dan menyamakan suhu udara
pernapasan dengan suhu tubuh. Disamping itu zona konduksi juga berperan pada
proses pembentukan suara. Zona konduksi terdiri dari hidung, faring, trakea,
bronkus, serta bronkioli terminalis.
a. Hidung
Rambut, zat mucus serta silia yang bergerak kearah faring berperan sebagai
system pembersih pada hidung. Fungsi pembersih udara ini juga ditunjang oleh
konka nasalis yang menimbulkan turbulensi aliran udara sehingga dapat
mengendapkan partikel-partikel dari udara yang seterusnya akan diikat oleh zat
mucus. System turbulensi udara ini dapat mengendapkan partikel-partikel yang
berukuran lebih besar dari 4 mikron. Hidung merupakan tempat keluar
masuknya udara pernapasan.Udara masuk melalui lubang hidung menuju
rongga hidung . Didalam rongga hidung terdapat rambut hidung dan selaput
lender.Rambut hidung dan selaput lender berfungsi menyaring udara yang
masuk agar bebas dari debu dan kuman. Dengan demikian, udara yang kita
hirup bersih dari kotoran, debu, maupun kuman penyakit. Didalam hidung udara
juga mengalami penyesuaian suhu dan kelembapan.
b. Faring
Faring merupakan bagian kedua dan terakhir dari saluran pernapasan
bagian atas. Faring terbagi atas tiga bagian yaitu nasofaring, orofaring, serta
laringofaring. Pangkal tenggorokan kita terdiri dari katup epiglottis dan tulang-
tulang yang rawan yang membentuk jakun. Didalam jakun terdapat selaput
suara yang akan menimbulkan suara saat-saat kita melakukan pembicaraan.
Dalam keadaan normal katup ini akan selalu terbuka. Akan tetapi, jika ada
makanan atau minuman yang masuk melalui kerongkongan maka katup ini akan
tertutup.
c. Trakea
Trakea berarti pipa udara. Trakea dapat juga dijuluki sebagai 41ystem4141r-
muko-siliaris karena silia pada trakea dapat mendorong benda asing yang terikat
zat mucus kearah faring yang kemudian dapat ditelan atau dikeluarkan. Silia
dapat dirusak oleh bahan-bahan beracun yang terkandung dalam asap rokok.
Batang tenggorokan terletak disebelah depan Kerongkongan. Batang
tenggorokan yang tersusun atas tulang tulang rawan ini selalu dalam keadaan
terbuka sehingga setiap saat mendukung kegiatan pernafasan. Di bagian dalam
42 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Pada waktu yang
bersamaan, karbon dioksida di keluarkan dari dalam tubuh melalui paru-paru.
Tubuh manusia memerlukan asupan oksigen. Oksigen digunakan untuk melepas
43ystem dari makanan. Energi tersebut dimanfaatkan oleh tubuh untuk
pertumbuhan dan perkembangan.
2. Zona Respiratorik
Zona respiratorik terdiri dari alveoli, dan struktur yang berhubungan.
Pertukaran gas antara udara dan darah terjadi dalam alveoli. Selain struktur diatas
terdapat pula struktur yang lain, seperti bulu-bulu pada pintu masuk yang penting
untuk menyaring partikel-partikel yang masuk. Sistem pernafasan memiliki
43ystem pertahanan tersendiri dalam melawan setiap bahan yang masuk yang
dapat merusak.
(Guyton, 2007; Ganong, 2008; Despopoulos and Silbernagi, 2003; Michael,
2003)
D. MEKANIKA PERNAFASAN
Bernapas berarti melakukan inspirasi dan ekskresi secara bergantian,
teratur, berirama dan terus menerus. Bernapas merupakan gerak reflek yang
terjadi pada otot-otot pernapasan. Reflek bernapas ini diatur oleh pusat
pernapasan yang terletak di dalam sumsum penyambung (medulla oblongata).
Oleh karena seseorang dapat menahan, memperlambat atau mempercepat
napasnya, ini berarti bahwa reflex napas juga di bawah pengaruh korteks serebri.
Pusat pernapasan sangat peka terhadap kelebihan kadar karbon dioksida dalam
darah dan kekurangan oksigen dalam darah.
Proses terjadinya pernapasan terbagi 2 yaitu :
1. Inspirasi (menarik napas)
Inspirasi adalah proses yang aktif, proses ini terjadi bila tekanan intra
pulmonal (intra alveol) lebih rendah dari tekanan udara luar. Pada tekanan biasa,
tekanan ini berkisar antara -1 mmHg sampai dengan -3 mmHg. Pada inspirasi
dalam tekanan intra alveoli dapat mencapai -30 mmHg. Menurunnya tekanan intra
pulmonal pada waktu inspirasi disebabkan oleh mengembangnya rongga toraks
akibat kontraksi otot-otot inspirasi. Inspirasi merupakan proses aktif, disini
kontraksi otot-otot inspirasi akan meningkatkan tekanan di dalam ruang antara
paru-paru dan dinding dada (tekanan intraktorakal). Inspirasi terjadi bila mulkulus
diafragma telah dapat rangsangan dari nervus prenikus lalu mengkerut datar.
Muskulus interkostalis yang letaknya miring, setelah dapat dapat rangsangan
kemudian mengkerut datar. Dengan demikian jarak antara stenum (tulang dada)
dan vertebrata semakin luas dan lebar. Rongga dada membesar maka pleura akan
44 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
sekresi mucus, suatu mekanisme yang khas pada bronchitis dan juga terlihat pada
perokok tembakau
(Ganong, 2008; Michael, 2003)
E. GANGGUAN PERNAFASAN
Penyebab-penyebab Utama Penyakit Pernapasan
Sebab-sebab utama penyakit pernapasan, yaitu 1). Mikroorganisme
pathogen yang mampu bertahan terhadap fagositosis; 2). Partikel-partikel mineral
yang menyebabkan kerusakan atau kematian makrofag yang menelannya,
sehingga menghambat pembersihan dan merangsang reaksi jaringan; 3). Partikel-
partikel organic yang merespons imun; 4). Kelebihan beban system akibat paparan
teru-menerus terhadap debu espirasi berkadar tinggi yang menumpuk disekitar
saluran napas terminal.
Stimulasi saluran napas berulang (bahkan mungkin juga oleh partikel-
partikel inert), menyebabkan penebalan dinding bronki, meningkatkan sekresi
mucus, merendahkan ambang reflex penyempitan dan batuk, meningkatkan
kerentanan terhadap infeksi pernapasan dan gejala-gejala asmatik
Gangguan Pernafasan
Proses pernapasan dapat terganggu jika ada salah satu alat pernapasan
mengalami gangguan. Gangguan tersebut dapat disebabkan oleh kuman maupun
polusi udara. Beberapa gangguan maupun penyakit pada alat pernapasan sebagai
berikut:
a. Batuk
Batuk merupakan gejala paling umum dari penyakit pernapasan.
Rangsangan yang biasanya menimbulkan batuk adalah rangsangan mekanik,
kimia dan peradangan. Inhalasi debu, asap dan benda asing kecil merupakan
penyebab paling sering dari batuk. Batuk adalah suatu refleks defasif belaka
yaitu untuk membersihkan saluran pernapasan dari sekrit (berupa mucus),
bahan nekrotik, benda asing, dan sebagainya. Refleks ini bisa pula ditimbulkan
berbagai rangsangan pada mukosa saluran pernapasan dan juga dari
rangsangan pleura parietalis. Batuk yang menetap cenderung di dapat pada
perokok, bronchitis, asma, simesitis, dan kanker paru.
b. Sputum (dahak)
Orang dewasa membentuk sputum sekitar 100 ml dalam saluran napas
setiap hari, sedangkan dalam keadaan saluran napas terganggu biasanya
sputum yang dihasilkan melebihi 100 ml per hari.
c. Dispnea
46 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
h. Polip
Merupakan penyempitan saluran pernapasan akibat terjadinya
pembengkakan kelenjar limfe.
i. Batuk darah
Adanya lesi saluran pernapasan dari hidungn sampai paru yang juga
mengenai pembuluh darah. Untuk mengetahui penyebab batuk darah kita harus
memastikan bahwa pendarahan tersebut berasal dari saluran pernapasan
bawah, dan bukan berasal dari nasofaring atau gastro instestinal. Dengan
perkataan lain bahwa penderita tersebut benar-benar batuk darah bukan
muntah darah
Gangguan pada alat-alat pernapasan dapat mengganggu aktivitas sehari-
hari. Oleh karena itu, menjaga alat pernapasan kita salah satunya dengan cara
membiasakan diri berpola hidup sehat. Pola hidup sehat tersebut di antaranya
sebagai berikut: 1). Berolahraga secara teratur; 2). Menjaga sirkulasi udara di
rumah; 3). Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang; 4). Istirahat
teratur; 5). Mengenakan masker saat berkendaraan dan 6). Tidak merokok.
(Ganong, 2008)
48 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
ENERGI
SIKLUS
KREB
CO2
1. G L I K O L I S I S
Glikolisis adalah pemecahan glukosa menjadi asam piruvat atau asam laktat. Jalur
ini terutama terjadi dalam otot bergaris, yang dimaksudkan untuk menghasilkan
energi (ATP). Apabila glikolisis terjadi dalam suasana anaerobik maka akan berakhir
dengan asam laktat, dan menghasilkan dua ATP ( Gambar 5.2). Proses degradasi 1
molekul glukosa (C6) menjadi 2 molekul piruvat (C3) yang terjadi dalam
serangkaian reaksi enzimatis menghasilkan energi bebas dalam bentuk 2 ATP dan
2 NADH.
Glikolisis terdiri dari 2 fase: 1.Fase preparasi (preparatory phase) : fosforilasi
glukosa dan konversinya menjadi gliseraldehid 3-fosfat. 2. Fase pembayaran
(payoff phase) : konversi oksidatif gliseraldehid 3-P menjadi piruvat disertai
pembentukan ATP dan NADH. Reaksi glikolisis : Glukosa + 2NAD+ + 2ADP + 2Pi
-> 2Piruvat + 2NADH + 2H+ + 2ATP + 2H2O
Tahapan reaksi glikolisis.
Jalur ini disebut juga jalur Embden-Meyerhof. Semua enzim yang terlibat
terdapat dalam fraksi ekstra mitokhondria (dalam sitosol). Mula-mula glukosa
mengalami esterifikasi dengan fosfat, reaksi ini disebut juga fosforilasi glukosa oleh
ATP menjadi glukosa 6-P.
Selanjutnya glukosa 6-P diubah menjadi fruktosa 6-P. Reaksi ini dikatalisis enzim
fosfoheksosa isomerase, dimana terjadi aldosa-ketosa isomerasi. Hanya D-anomer
dari glukosa 6-P yang bisa dipakai sebagai substrat. Reaksi ini merupakan reaksi
bolak-balik.
Reaksi selanjutnya adalah pembentukan fruktosa 1,6-difosfat oleh enzim
fosfofruktokinase-1. Reaksi ini boleh dikatakan reaksi satu arah. Enzim
fosfofruktokinase-1 merupakan enzim yang bisa diinduksi. Enzim ini memegang
peran yang penting dalam mengatur kecepatan glikolisis. Aktifitas enzim ini
meningkat apabila konsentrasi ADP, AMP, fosfat inorganik ( Pi ) meningkat. Enzim
fosfofruktokinase-1 dihambat oleh ATP, asam sitrat dan 2,3-DP gliserat (dalam sel
darah merah). Apabila pemakaian ATP meningkat (kadar ATP menurun) maka
aktifitasnya meningkat, sebaliknya apabila kadar ATP tinggi aktifitas enzim
tersebut menurun. Enzim ini juga dihambat oleh meningkatnya kadar asam lemak
bebas, sehingga apabila senyawa ini meningkat dalam darah, yang akhirnya
50 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
masuk ke dalam sel , maka pemakaian glukosa akan berkurang. Fruktosa 1,6-BP
akan dipecah menjadi dua triosa oleh enzim aldolase.
54 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Gambar 5.3 Siklus Krebs
3. G L I K O G E N E S I S .
Glikogen dalam sel binatang fungsinya mirip dengan amilum dalam
tumbuhan yaitu sebagai cadangan energi. Pembentukan glikogen (glikogenesis)
terjadi hampir dalam semua jaringan, tapi yang paling banyak adalah dalam hepar
dan dalam otot. Setelah seseorang diberi diet tinggi karbohidrat (hidrat arang),
kemudian heparnya dianalisis , maka akan didapatkan kurang lebih 6% berat
basah terdiri dari glikogen. Namun 12 sampai 18 jam kemudian, hampir semua
glikogen habis terpakai. Dalam otot kandungan glikogen jarang melebihi satu
persen, tapi untuk menghabiskan glikogen tersebut agak sulit, yaitu misalnya
dengan olah raga berat dan lama.
Sintesis glikogen dimulai dengan perobahan glukosa 6-fosfat menjadi
glukosa 1-fosfat yang dikatalisis enzim fosfoglukomutase (glukosa 1,6-bisfosfat
bertindak sebagai koenzim). Selanjutnya enzim uridin difosfat glukosa
pirofosforilase (UDPG pirofosforilase) meng-katalisis pembentukan uridin difosfat
glukosa (UDP-glukosa) (Gambar 10. 4).
UTP + Glukosa 1-fosfat UDP-glukosa + Ppi
Reaksi ini boleh dikatakan reaksi sea-rah,karena hidrolisis senyawa inorganik
pirofosfat menjadi inorganik fosfat, yang dikatalisis enzim inorganik pirofosfatase
menarik reaksi kekanan. Enzim glikogen sintetase (glikogen sintase) memindahkan
glukosil aktif dari UDP-glukosa (UDPG) pada bagian dari ujung glikogen yang tidak
dapat direduksi, membentuk ikatan -1-4 glukosidik. Pembentukan ikatan tersebut
56 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
membuat laktosa. Didalam otot, glukosa merupakan satu-satunya bahan untuk
membentuk energi dalam keadaan anaerobik. Untuk membersihkan darah dari
asam laktat yang selalu dibuat oleh sel darah merah dan otot, dan juga gliserol
yang dilepas jaringan lemak, diperlukan suatu proses atau jalur yang bisa
memanfaatkannya. Pada hewan memamah biak, asam propionat merupakan
bahan utama untuk gluconeogenesis (Gambar 5.5).
6. HEXOSE MONOPHOSPHATE SHUNT ( HMP Shunt ) = PENTOSE
PHOSPHATE PATHWAY (PPP) OKSIDASI GLUKOSA LANGSUNG = JALUR
FOSFOGLUKONAT
Jalur ini aktif dalam hepar, jaringan adiposa (lemak), adrenal korteks,
glandula tiroid, sel darah merah,testes dan payudara yang sedang menyusui.
Dalam otot aktivitas jalur ini rendah sekali. Fungsi utama jalur ini adalah untuk
menghasilkan NADPH, yaitu dengan mereduksi NADP+. NADPH diperlukan untuk
proses anabolik di luar mitokhondria, seperti sintesis asam lemak dan steroid.
Fungsi yang lain adalah menghasilkan ribosa-5-fosfat untuk sintesis nukleotida dan
asam nukleat.
58 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Gambar 5.5 Glukoneogenesis
C. METABOLISME LEMAK
C.1 Penyimpanan Lemak
Lipid adalah suatu kelompok besar substansi biologik yang dapat larut
dengan baik dalam pelarut zat organik, seperti metanol, aseton, klorofom dan
benzena. Sebaliknya lipid tidak atau sukar alrut dalam air. Kelarutannya dalam air
yang kecil disebabkan karena kekurangan atom-atom yang berpolarisasi (O, N, S,
P).
Asam lemak adalah asam karbonat dengan rantai hidrokarbon yang panjang
dengan rumus CH3(CH2)nCOOH atau CnH2n+1-COOH. Sebagai komponen dari lipid,
asam lemak terdapat pada semua organisme. Asam lemak terutama berada dalam
bentuk ester dengan alkohol, misalnya dengan gliserol, spingosin atau kolesterol.
Dalam jumlah kecil asam lemak ditemukan juga dalam bentuk tidak teresterisasi,
sehingga dikenal sebagai asam lemak bebas.
Lemak adalah ester yang tersusun dari tiga asam lemak dengan tiga gugus
alkohol dari senyawa gliserol. Bila hanya satu asam lemak yang teresterisasi
dengan gliserol, disebut monoasilgliserol (rantai asam lemak = rantai asli). Melalui
esterisasi dengan asam lemak lainnya akan dihasilkan diasilgliserol dan
selanjutnya triasilgliserol yang merupakan lemak yang sesungguhnya. Asam-asam
lemak akan disimpan jika tidak diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energi.
Tempat penyimpanan utama asam lemak adalah jaringan adiposa. Adapun tahap-
tahap penyimpanan tersebut adalah:
- Asam lemak ditransportasikan dari hati sebagai kompleks VLDL.
- Asam lemak kemudian diubah menjadi trigliserida di sel adiposa untuk
disimpan.
60 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Lipase lambung menghasilkan sedikit hidrolisis lemak sehingga lipase
pankreas dan lipase usus memecah lemak menjadi gliserin dan asam lemak.
Absorbsi
Gliserin dan asam lemak oleh kakteal disalurka ke duktus dan masuk ke
aliran darah, kemudian dialirkan ke deluruh jaringan tubuh. Hati membantu
mengoksidasi lemak dan mempersiapkan untuk disimpan dalam jaringan, lemak
dioksidasi untuk memberi panas dan tenaga serta lemak yang disimpan
mengandung vitamin A dan B. Produksi buangan hasil pembakaran lemak dalam
jaringan akan diekskresikan oleh paru-paru dalam bentuk air dan karbondioksida
melalui kulit dalam bentuk keringat, ginjal dalam bentuk urine serta saluran
pencernaan dalam bentuk feses.
(Murry et al., 2003)
C.3 Katabolisme Lemak
Pelepasan dan Transport Asam Lemak
Pemecahan lemak (lipolisis) di dalam jaringan lemak dikatalis oleh suatu
lipase yang peka hormon yang diatur oleh suatu kontrol hormonal yang kompleks.
Asam lemak yang dilepaskan dari jaringan lemak akan di transpor di dalam plasma
dalam bentuk tidak teresterisasi (free ratty asid = FFA). Ini hanya terjadi pada
asam lemak rantai pendek yang benar-benar larut, sedangkan asam lemak rantai
panjang dan kurang larut dalam air akan terikat pada albumin. Untuk dapat
digunakan, asam lemak dari plasma dimasukkan ke dalam sel dan berada dalam
bentuk yang terikat protein. Kecuali jaringan otak dan eitrosit, semua jaringan
dapat memecahkan asam lemak melalui oksidasi-.
Pemecahan Asam Lemak : Oksidasi-
Dalam oksidassi- asam lemak dikatabolisis dari ujung karboksil. Dua atom
hidrogen dikeluarkan dari atom carbon-, C3 dalam rantai, dan terbentuk suatu
gugus keto. Pemecahan antara atom karbon- dan terjadi, dan fragmen dua
atom karbon yang terdiri dari karbon karboksil asli dan atom karbon-, dilepaskan
sebagai asetil KoA. Oksidasi asam lemak 16-atom karbon akan menghasilkan
delapan unit asetil KoA tetapi hanya memerlukan tujuh siklus oksidasi-. Satu
urutan oksidasi- yang menghasilkan 1 mol asetil KoA dan memberi 5 mol ATP
kepada sel. Tiap mol aseil KoA bila di oksidasi dalam siklus Krebs menjdi CO2 dan
H2O, memberi tambahan ikatan fosfat energi tinggi kepada sel yang ekivalen
dengan 12 mol ATP.
Pengaturan Penghancuran Asam Lemak
Kadar asam lemak bebas (FFA) di dalam plasma bertugas menyediakan
asam lemak yang dibutuhkan oleh jaringan yang tidak dapat membentuk asam
lemak melalui sintesis sendiri (lipogenesis). Setelah diaktifasi menjadi asil KoA, FFA
intra sel disimpan dan dipecahkan.
1) Penyimpanan
Pengesteran dari asam lemak yang diaktifkan (asil KoA) dengan gliserol
62 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
tergantung dengan kecepatan yang berbeda: protein dlm darah,hati dan organ tbh
lai memiliki waktu paruh 2,5-10 hari, sedangkan protein dlm jadalam jaringanr otot
memiliki waktu paruh 120 hari. Rata-rata tiap hari 1,2 gram protein per kg BB
diubah menjadi senyawa lain.
Jumlah AA dalam darah tergantung dari jumlah yang diterima dan jumlah
yang digunakan. Pada proses pencernaan, protein menjadi asam amino, melalui
proses hidrolisis oleh enzim-enzim, yaitu : pepsin, tripsin, kimotripsin, karboksi
peptidase, amino peptidase, tripeptidase dan dipeptidase. Setelah protein diubah
menjadi asam amino, maka dengan proses absorpsi melalui dinding usus, asam
amino tersebut sampai ke dalam pembuluh darah. Dalam keadaan berpuasa,
konsentrasi asam amino dalam darah 3,5 - 5 mg/100 ml darah. Setelah makan
makanan sumber protein naik 5-10 mg/100 ml darah setelah 4-6 jam konsentrasi
akan turun kembali. Konsentrasi asam amino dalam jaringan kira-kira 5-10 kali
lebih besar.
(Murry et al., 2003); (Lehninger et al., 1993)
glutamat transaminase
AA + asam ketoglutarat asam keto + asam glutamat
Pada reaksi transaminasi ini, gugus (-NH 2) yang dilepaskan diterima oleh
suatu asam keto, sehingga terbentuk AA baru (alanin, asam glutamat) dan asam
keto lain. Reaksi transaminasi bersifat reversibel, pada reaksi ini tidak ada gugus
amino yang hilang, karena ggs amino yg dilepaskan oleh AA diterima oleh asam
keto. Reaksi transaminasi ini terjadi dalam mitokondria maupun cairan sitoplasma.
Deaminasi Oksidatif
Pada reaksi deaminasi, gugus -NH 2 dilepaskan dalam bentuk amonia yang
kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh dalam bentuk UREA dalam urine. Kadar
amonia yg tinggi merupakan racun bagi tubuh manusia. AA dgn reaksi
transaminasi menjadi asam glutamat. Dalam beberapa sel misalnya bakteri, asam
glutamat dpt mengalami proses deaminasi oksidatif yang menggunakan glutamat
64 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Reaksi 3 : Pembentukan asam argininosuksinat
Sitrulin bereaksi dengan asam aspartat menjadi asam argininosuksinat
Reaksi :
L-sitrulin enolat L-sitrulin + asam aspartat + ATP asam + MPP +
PP
argininosuksinat
Enzim : argininosuksinat sintetase
Sebagai sumber energi : ATP dengan melepaskan gugus fosfat berubah
menjadi AMP
Reaksi 4 : Penguraian asam argininosuksinat
Pada reaksi ini asam argininosuksinat diuraikan menjadi arginin dan asam
fumarat. Enzim : argininosuksinase, enzim yg terdapat dalam hati dan ginjal
Reaksinya :
asam argininosuksinat L-arginin + asam fumarat
Reaksi 5 : Penguraian arginin
Merupakan reaksi terakhir, dimana arginin diuraikan menjadi urea dan
ornitin. Enzim : arginase, yang terdapat dalam hati. Ornitin yg terbentuk pada
reaksi hidrolisis ini bereaksi kembali dengan karbamilfosfat membentuk sitrulin
(reaksi 2), demikian seterusnya reaksi berlangsung berulang-ulang sehingga
merupakan suatu siklus. Urea yang terbentuk dikeluarkan dari tubuh melalui urine
Reaksi keseluruhan pada siklus urea ini ialah sbb :
2 NH3 + CO2 + 3ATP + 2H2O Urea + 2ADP + AMP + 2Pi +
PPi
->
Gambar 5.7 Pembentukan IMP
68 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
(Freeman, 2000)
Gambar 5.16 Konversi sitidin menjadi uridin oleh enzim sitidin deaminase
2. Fosforilasi deoksitimidin menjadi timin dan deoksiribosa-1-fosfat
70 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
PERTEMUAN VI
FISIOLOGI OTOT
A. PENDAHULUAN
Terdapat beberapa bagian yang dapat membantu antara organ satu dengan
organ lainnya, contohnya saja otot. Otot dapat melekat di tulang yang berfungsi untuk
bergerak aktif. Selain itu otot merupakan jaringan pada tubuh hewan yang bercirikan
mampu berkontraksi, aktivitas biasanya dipengaruhi oleh stimulus dari sistem saraf.
Unit dasar dari seluruh jenis otot adalah miofibril yaitu struktur filament yang
berukuran sangat kecil tersusun dari protein kompleks, yaitu filamen aktin dan myosin.
Pada saat otot berkontraksi, filamen-filamen tersebut saling bertautan yang
mendapatkan energi dari mitokondria di sekitar miofibril. Oleh karena itu, banyak jenis
otot yang saling berhubungan walaupun jenis otot terdiri dari otot lurik, otot jantung,
dan otot rangka. Ketiganya mempunyai fungsi dan tujuan yang berbeda pula
(Junqueirq, 2007; Ganong, 2008)
Modul Biokimia 71
-Untuk Mahasiswa-
terjadi pada otot yang dipakai untuk mempertahankan kontraksi badan misalnya otot
otot pembentukan postur tubuh. Otot yang pucat menggambarkan kontraksi otot yang
cepat, namun dengan latihan yang rutin dan kontinyu akan menghasilkan kekuatan
otot yang prima. Dan merupakan hal penting bagi ergonom untuk mengetahui jenis
otot yang sesuai untuk menopang beban statis yang harus diminimumkan.
Terdapat pula macam macam otot yang berbeda pada vertebrata. Yang
pertama ialah otot jantung, yaitu otot yang menyusun dinding jantung. Otot polos
terdapat pada dinding semua organ tubuh yang berlubang (kecuali jantung). Kontraksi
otot polos yang umumnya tidak terkendali, memperkecil ukuran struktur-struktur yang
berlubang ini. Pembuluh darah, usus, kandung kemih dan rahim merupakan beberapa
contoh dari struktur yang dindingnya sebagian besar terdiri atas otot polos. Sehingga
kontraksi otot polos melaksanakan bermacam-macam tugas seperti meneruskan
makanan kita dari mulut ke saluran pencernaan, mengeluarkan urin, dan mengirimkan
bayi ke dunia. Otot kerangka, seperti namanya, adalah oto yang melengkat pada
kerangka. Otot ini dikendalikan dengan sengaja. Kontraksinya memungkinkan adanya
aksi yang disengaja seperti berlari, berenang, mengerjakan alat-alat, dan bermain
bola. Akan tetapi, apabila otot jantung, otot polos, ataupun otot kerangka atau lurik
memeberikan suatu ciri, maka otot tersebut merupakan alat yang menggunakan
energi kimia dan makanan untuk melakukan kerja mekanisme.
72 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
menjadi tidak efektif. Kerja statis mempercepat habisnya adenosin triphoshat
dan Creatin phospat. Kerja statis memerlukan waktu istirahat lebih lama.
(Brunner and Suddarth, 2002)
Kekuatan Otot
Otot merupakan alat gerak aktif, sebagai hasil kerja sama antara otot dan
tulang. Tulang tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak jika tidak digerakan oleh otot,
hal ini karena otot mempunyai kemampuan berkontraksi (memendek / kerja berat &
memanjang / kerja ringan) yang mengakibatkan terjadinya kelelahan otot, proses
kelelahan ini terjadi saat waktu ketahanan otot (jumlah tenaga yang dikembangkan
oleh otot) terlampaui. Pengertian kekuatan otot adalah kemampuan dari otot baik
secara kualitas maupun kuantitas mengembangkan ketegangan otot untuk melakukan
kontraksi secara maksimal atau dapat diartikan sama dengan kebugaran. Kekuatan
kerja otot sangat tergantung pada: 1). Posisi anggota tubuh saat bekerja; 2). Arah dari
gerakan kerja; 3). Perbedaan kekuatan antar bagian dari tubuh; 4). Faktor usia
Hubungan kekuatan otot dengan timbulnya kelelahan sebagai akibat dari
pekerjaan antara lain: 1). Posisi kerja yang tidak alamiah (awkward posture); 2).
Pengulangan kegiatan pada satu jenis otot; 3). Menggunakan tenaga berlebih; 4).
Posisi kerja yang statis; 5). Waktu kerja lama dan terus-menerus serta 7). Metode dan
cara kerja.
Kekuatan otot dapat dirumuskan sebagai berikut :
FXD/T
Keterangan : F = Tenaga, D = Jarak, T = Waktu
Kekuatan / strenght, power dan daya tahan otot memiliki hubungan erat satu
dengan lainnya, sehingga upaya untuk pengembangannya dalam penyelesaian
kegiatan harus dilakukan bersama. Beberapa faktor yang berpengaruh pada kekuatan
otot antara lain :1). Besar kecilnya penampang melintang otot; 2). Jumlah miofibril
yang ikut bekerja melawan beban; 3). Besar kecilnya rangka tubuh dan bagian
bagiannya; 4). Inervasi otot yang baik; 5). Keadaan zat kimia dalam otot; 6). Keadaan
tonus otot saat istirahat; 7). Umur dan jenis kelamin
Kekuatan dari otot ditentukan oleh ukurannya dengan suatu daya kontraktilitas
maksimum antara 3 & 4 Kg/cm2 dari suatu daerah potongan melintang otot, kekuatan
yang mempertahankan otot kira kira 40% lebih besar dari kekuatan kontraktilitas,
hal ini dapat dibuktikan bila suatu otot sudah berkontraksi kemudian mengeluarkan
gaya untuk merenggangkan otot.
(Ginsberg, 2007; Junqueirq, 2007; Ganong, 2008; Guyton, 2007)
Modul Biokimia 73
-Untuk Mahasiswa-
C. JENIS-JENIS OTOT DAN CARA KERJANYA
Dalam garis besarnya sel otot dapat dibagi menjadi 3 (tiga) golongan yaitu :
1. Otot Polos
Otot polos terdiri dari sel-sel otot polos. Sel otot ini bentuknya seperti
gelendongan, dibagian tengan terbesar dan kedua ujungnya meruncing. Otot polos
memilki serat yang arahnya searah panjang sel tersebut 74omogeny74. Serat
miofilamen dan masing-masing miofilamen teridri dari protein otot yaitu aktin dan
74omoge. Otot polos bergerak secara teratur, dan tidak cepat lelahg. Walaupun tidur.
Otot masih mampu bekerja. Otot polos terdapat pada alat-alat dinding tubuh dalam,
misalnya pada dinding usus, dinding pembuluh darah, pembuluh limfe, dinding
saluran pencernaan, trakea, cabang tenggorok, pada muskulus siliaris mata, otot polos
dalam kulit, saluran kelamin dan saluran ekskresi.
2. Otot lurik
Sel-sel otot lurik berbentuk silindris atau seperti tabung dan berinti banyak,
letaknya di pinggir, panjangnya 2,5 cm dan diameternya 50 mikron. Sel otot lurik
ujungnya sel nya tidak menunjukkan batas yang jelas dan 74omogeny74 tidak
74omogeny akibatnya tampak serat-serat lintang. Otot lurik di bedakan menjadi 3
macam, yaitu : otot rangka, otot lurik, dan otot lingkar. Otot-otot rangka mempunyai
hubungan dengan tulang dan berfungsi menggerakkan tulang. Otot ini bila di lihat di
bawah mikroskop, maka tampak susunannya serabut-serabut panjang yang
mengandung banyak inti sel, dan tampak adanya garis-garis terang di selingi gelap
yang melintang. Otot-otot kulit seperti yang terdapat pada roman muka termasuk
otot-otot lurik berada di bawah kehendak kita. Perlekatannya pda tulang dan kulit,
tetapi ada juga terdapat dalam kulit seluruhnya. Otot-otot yang merupakan lingkaran
di sebuah otot lingkaran, misalnya otot yang mengelilingi mulut dan mata.
74 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
itu disebut otot sadar, artinya bekerja menurut kemauan, karena itu di sebut otot
sadar, artinya bekerja menurut kemauan atau perintah otak. Reaksi kerja otot lurik
terhadap perangsang cepat tapi tidak tahan kelelahan.
3. Otot jantung
Otot jantung merupakan otot istimewa. Otot ini bentuknya seperti otot lurik
perbedaanya ialah bahwa serabutnya bercabang dan bersambung satu sama lain.
Berciri merah khas dan tidak dapat dikendalikan kemauan. Kontraksi tidak di
pengaruhi saraf, fungsi saraf hanya untuk percepat atau memperlambat kontraksi
karena itu disebut otot tak sadar. Otot jantung di temukan hanya pada jangtung (kor),
mempunyai kemampuan khusus untuk mengadakan kontraksi otomatis dan gerakan
tanpa tergantung pada ada tidaknya rangsangan saraf. Cara kerja otot jantung ini
disebut miogenik yang membedakannya dengan neurogonik.
(Ginsberg, 2007; Potter, 2005; Despopoulos and Silbernasgi, 2003; Guyton, 2007)
D. MEKANISME KERJA OTOT
Dibalik mekanisme otot yang secara eksplisit hanya merupakan gerak mekanik
itu. Terjadilah beberapa proses kimiawi dasar yang berseri demi kelangsungan
kontrakso otot. Hampir semua jenis makhluk hidup memilki kemampuan untuk
melakukan pergerakan. Fenomena pergerakan ini dapat berupa transport aktif melalui
membran, translokasi polimerase DNA sepanjang rantai DNA, dan lain-lain termasuk
kontraksi otot.
Mekanisme Kontraksi Otot
Setelah struktur otot dan komponen-komponen penyusunnya ditinjau,
mekanismeatau interaksi antar komponen-komponen itu akan dapat menjelaskan
proses kontraksi otot.
a. Filamen-filamen tebal dan tipis yang saling bergeser saat proses kontraksi
Panjang otot yang terkontraksi akan lebih pendek daripada panjang awalnya
saat otot sedang rileks. Pemendekan ini rata -rata sekitar sepertiga panjang awal.
Melalui mikrograf elektron, pemendekan ini dapat dilihatsebagai konsekuensi dari
pemendekan sarkomer. Sebenarnya, pada saat pemendekan berlangsung, panjang
filamen tebal dan tipis tetap dan tak berubah (dengan melihat tetapnya lebar lurik A
dan jarak disk Z sampai ujung daerah H tetangga) namun lurik I dan daerah H
mengalami reduksi yang sama besarnya. Berdasar pengamatan ini, Hugh Huxley, Jean
Hanson, Andrew Huxley dan R.Niedergerke pada tahun 1954 menyarankan model
pergeseran filamen (filament sliding). Model ini mengatakan bahwa gaya kontraksi
otot itu dihasilkan oleh suatu proses yang membuat beberapa set filamen tebal dan
tipis dapat bergeser antar sesamanya.
b. Aktin merangsang Aktivitas ATPase Miosin
Modul Biokimia 75
-Untuk Mahasiswa-
Model pergeseran filamen tadi hanya menjelaskan mekanika kontraksinya dan
bukan asal-usul gaya kontraktil. Pada tahun 1940, Szent-Gyorgi kembali menunjukkan
mekanisme kontraksi. Pencampuran larutan aktin dan miosin untuk membentuk
kompleks bernama Aktomiosin ternyata disertai oleh peningkatan kekentalan larutan
yang cukup besar. Kekentalan ini dapat dikurangi dengan menambahkan ATP ke dalam
larutan aktomiosin. Maka dari itu, ATP mengurangi daya tarik atau afinitas myosin
terhadap aktin. Selanjutnya, untuk dapat mendapatkan penjelasan lebih tentang
peranan ATP dalam proses kontraksi itu, kita memerlukan studi kinetika kimia. Daya
kerja ATPase miosin yang terisolasi ialah sebesar 0.05 per detiknya. Daya kerja
sebesar itu ternyata jauh lebih kecil dari daya kerja ATPase miosin yang berada dalam
otot yang berkontraksi. Adanya aktin (dalam otot) meningkatkan laju hidrolisis ATP
miosin menjadi sekitar 10 per detiknya. Karena aktin menyebabkan peningkatan atau
peng-akti-vasian miosin inilah, muncullah sebutan aktin. Selanjutnya, Edwin Taylor
mengemukakan sebuah model hidrolisis ATP yang dimediasi / ditengahi oleh
aktomiosin. Pada tahap pertama, ATP terikat pada bagian miosin dari aktomiosin dan
menghasilkan disosiasi aktin dan miosin. Miosin yang merupakan produk proses ini
memiliki ikatan dengan ATP. Selanjutnya, pada tahap kedua, ATP yang terikat dengan
miosin tadi terhidrolisis dengan cepat membentuk kompleks miosin-ADP-Pi. Kompleks
tersebut yang kemudian berikatan dengan Aktin pada tahap ketiga. Pada tahap
keempat yang merupakan tahap untuk relaksasi konformasional, kompleks aktin-
miosin-ADP-Pi tadi secara tahap demi tahap melepaskan ikatan dengan Pi dan ADP
sehingga kompleks yang tersisa hanyalah kompleks Aktin-Miosin yang siap untuk
siklus hidrolisis ATP selanjutnya. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa proses terkait dan
terlepasnya aktin yang diatur oleh ATP tersebut menghasilkan gaya vektorial untuk
kontraksi otot.
c. Model untuk interaksi Aktin dan Miosin berdasar strukturnya
Rayment, Holden, dan Ronald Milligan telah memformulasikan suatu model
yang dinamakan kompleks rigor terhadap kepala S1 miosin dan Faktin. Mereka
mengamati kompleks tersebut melalui mikroskopi elektron. Daerah yang mirip bola
pada S1 itu berikatan secara tangensial pada filamen aktin pada sudut 45 o terhadap
sumbu filamen.Sementara itu, ekor S1 mengarah sejajar sumbu filamen. Relasi kepala
S1 miosin itu nampaknya berinteraksi dengan aktin melalui pasangan ion yang
melibatkan beberapa residu Lisin dari miosin dan beberapa residu asam Aspartik dan
asam Glutamik dari aktin.
d. Kepala-kepala Miosin berjalan sepanjang filamen-filamen aktin
Hidrolisis ATP dapat dikaitkan dengan model pergeseran-filamen. Pada mulanya,
kita mengasumsikan jika cross-bridges miosin memiliki letak yang konstan tanpa
berpindah-pindah, maka model ini tak dapat dibenarkan. Sebaliknya, cross bridges itu
76 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
harus berulangkali terputus dan terkait kembali pada posisi lain namun masih di
daerah sepanjang filamen dengan arah menuju disk Z. Melalui pengamatan dengan
sinar X terhadap struktur filamen dan kondisinya saat proses hidrolisis terjadi,
Rayment, Holden, dan Milligan mengeluarkan postulat bahwa tertutupnya celah aktin
akibat rangsangan (berupa ejeksi ADP) itu berperan besar untuk sebuah perubahan
konformasional (yang menghasilkan hentakan daya miosin) dalam siklus kontraksi
otot. Postulat ini
selanjutnya mengarah pada model perahu dayung untuk siklus kontraktil yang telah
banyak diterima berbagai pihak. Pada mulanya, ATP muncul dan mengikatkan diri
pada kepala miosin S1 sehingga celah aktin terbuka. Sebagai akibatnya, kepala
S1melepaskan ikatannya pada aktin.
Pada tahap kedua, celah aktin akan menutup kembali bersamaan dengan
proses hidrolisis ATP yang menyebabkan tegaknya posisi kepala S1. Posisi tegak itu
merupakan keadaan molekul dengan energi tinggi (jelas-jelas memerlukan energi).
Pada tahap ketiga, kepala S1 mengikatkan diri dengan lemah pada suatu monomer
aktin yang posisinya lebih dekat dengan disk Z dibandingkan dengan monomer aktin
sebelumnya. Pada tahap keempat, Kepala S1 melepaskan Pi yang mengakibatkan
tertutupnya celah aktin sehingga afinitas kepala S1 terhadap aktin membesar.
Keadaan itu disebut keadaan transien. Selanjutnya, pada tahap kelima, hentakan-daya
terjadi dan suatu geseran konformasional yang turut menarik ekor kepala S1 tadi
terjadi sepanjang 60 Angstrom menuju disk Z. Lalu, pada tahap akhir, ADP dilepaskan
oleh kepala S1 dan siklus berlangsung lengkap.
Modul Biokimia 77
-Untuk Mahasiswa-
Sebuah impuls saraf yang tiba pada sebuah persambungan neuromuskular
(sambungan antara neuron dan otot) akan dihantar langsung kepada tiap-tiap
sarkomer oleh sebuah sistem tubula transversal / T. Tubula tersebut merupakan
pembungkus-pembungkus semacam saraf pada membran plasma fiber. Tubula
tersebut mengelilingi tiap miofibril pada disk Z masing-masing. Semua sarkomer pada
sebuah otot akan menerima sinyal untuk berkontraksi sehingga otot dapat
berkontraksi sebagai satu kesatuan utuh. Sinyal elektrik itu dihantar (dengan proses
yang belum begitu dimengerti) menuju retikulum sarkoplasmik (SR). SR merupakan
suatu sistem dari vesicles (saluran yang mengandung air di dalamnya) yang pipih,
bersifat membran, dan berasaldari retikulum endoplasma. Sistem tersebut
membungkus tiap-tiap miofibril hampir seperti rajutan kain. Membran SR yang secara
normal non-permeabel terhadap Ca2+ itu mengandung sebuah transmembran Ca2+.
ATPase yang memompa Ca2+ kedalam SR untuk mempertahankan konsentrasi [Ca2+]
bagi otot rileks. Kemampuan SR untuk dapat menyimpan Ca2+ ditingkatkan lagi oleh
adanya protein yang bersifat amat asam yaitu kalsequestrin (memiliki situs lebih dari
40 untuk berikatan dengan Ca2+). Kedatangan impuls saraf membuat SR menjadi
permeabel terhadap Ca2+.Akibatnya, Ca2+ berdifusi melalui saluran-saluran Ca2+
khusus menuju interior miofibril, dan konsentrasi internal [Ca2+] akan bertambah.
Peningkatan konsentrasi Ca2+ ini cukup untuk memicu perubahan konformasional
dalam troponin dan tropomiosin. Akhirnya, kontraksi otot terjadi dengan mekanisme
perahu dayung tadi. Saat rangsangan saraf berakhir, membran SR kembali menjadi
impermeabel terhadap Ca2+ sehingga Ca2+ dalam miofibril akan terpompa keluar
menuju SR. Kemudian otot menjadi rileks seperti sediakala.
(Ginsberg, 2007; Guyton, 2007; Potter and Perry, 2005)
E. STRUKTUR OTOT
a. Filamen-filamen tebal tersusun dari Miosin
Filamen-filamen tebal pada vertebrata (makhluk hidup bertulang belakang)
hampir sebagian besar tersusun dari sejenis protein yang disebut Miosin. Molekul
miosin terdiri dari enam rantai polipeptida yang disebut rantai berat dan dua pasang
rantai ringan yang berbeda (disebut rantai ringan esensial dan regulatori, ELC dan
RLC). Miosin termasuk protein yang khusus karena memiliki sifat berserat (fibrous) dan
globular. Secara umum, molekul miosin dapat dilihat sebagai segmen berbentuk
batang sepanjang 1600 Angstrom dengan dua kepala globular. Miosin hanya berada
dalam wujud molekul-molekul tunggal dengan kekuatan ioniknya yang lemah. Protein-
protein ini berkaitan satu sama lain menjadi struktur. Struktur tersebut ialah struktur
dari filamen tebal. Pada struktur itu, filamen tebal merupakan suatu bentuk yang
bipolar dengan kepala-kepala miosin yang menghadap tiap-tiap ujung filamen dan
78 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
menyisakan bagian tengah yang tidak memiliki kepala satupun (bare zone / jalur
kosong).
Kepala-kepala miosin itulah yang merupakan wujud dari cross-bridges dalam
perhubungannya dengan miofibrilmiofibril. Sebenarnya, rantai berat miosin berupa
sebuah ATPase yang menghidrolisis ATP menjadi ADP dan Pi dalam suatu reaksi yang
membuat terjadinya kontraksi otot. Jadi, otot merupakan alat untuk mengubah energy
bebas kimia berupa ATP menjadi energi mekanik. Sementara itu, fungsi rantai ringan
miosin diyakini sebagai modulator aktivitas ATPase dari rantai berat yang
bersambungan dengannya. Di tahun 1953, Andrew Szent-Gyorgi menunjukkan bahwa
miosin yang diberi tripsin secukupnya akan memecah miosin menjadi dua fragmen
yaitu Meromiosin ringan (LMM) dan Meromiosin berat (HMM). HMM dapat dipecah
dengan papain menjadi dua bagian lagi yaitu dua molekul identik dari subfragmen-1
(S1) dan sebuah subframen-2 (S2) yang berbentuk mirip batang.
Modul Biokimia 79
-Untuk Mahasiswa-
Disk Z merupakan wujud amorf dan mengandung beberapa protein berserat -
aktinin (untuk mengikatkan_(fibrous). Protein-protein lain itu ialah filamen-filamen tipis
pada disk Z), desmin (banyak terdapat pada daerah perifer / tepi disk Z dan berfungsi
untuk menjaga keteraturan susunan antar sesama miofibril), vimentin (bersifat sama
dengan desmin), titin (merupakan polipeptida dengan massa terbesar, berada
sepanjang filamen tebal sampai disk Z, dan berfungsi seperti pegas yang mengatur
agar letak filamen tebal tetap di tengah-tengah sarkomer), dan nebulin (berada di
sepanjang filamen tipis dan berfungsi untuk mempertahankan panjang filamen).
Sementara itu, disk M yang merupakan hasil penebalan akibat sambungan filamen-
filamen tebal itu juga mengandung C-protein dan Mprotein. Peranan kedua protein itu
ada pada susunan atau perkaitan antara filamen-filamen tebal pada disk M.
(Ginsberg, 2007; Guyton, 2007; Potter and Perry, 2005)
80 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Gangguan otot dapat terjadi akibat faktor individu seperti: 1). Faktor Umur,
terdapat hubungan umur dengan terjadinya keluhan otot terutama keluhan otot pada
leher dan bahu; 2). Faktor jenis kelamin, jenis kelamin sangat mempengaruhi tingkat
risiko keluhan otot, secara fisiologis kemampuan otot wanita sekitar 2/3 dari kekuatan
otot pria, daya tahan otot pria lebih tinggi dari otot wanita; 3). Faktor kebiasaan
merokok, keluhan otot erat hubungannya dengan lama dan tingkat kebiasaan
merokok. Semakin lama dan banyak jumlah rokok yang dihisap semakin besar risiko
keluhan otot yang dirasakan, ini berkaitan dengan kesegaran tubuh seseorang.
Kebiasaan merokok dapat menurunkan kapasitas paru paru yang menghambat
pemenuhan oksigen, sehingga proses pembakaran karbohidrat terhambat
mengakibatkan terjadinya penumpukan asam laktat sebagai tanda awal terjadinya
lelah dan 4). Faktor kesegaran jasmani, keluhan otot jarang ditemukan pada orang
yang beraktivitas dan mempunyai cukup waktu untuk istirahat, karena keluhan otot
sangat dipengaruhi oleh kesegaran tubuh, misalnya : a. Tubuh dengan tingkat
kesegaran rendah, risiko terjadinya lelah 7,1 %; b. Tubuh dengan tingkat kesegaran
sedang risiko terjadinya lelah 3,2 %; c. Tubuh dengan tingkat kesegaran tinggi risiko
terjadinya lelah 0,8 % serta 5). Factor kekuatan fisik. Terdapat peningkatan keluhan
pinggang, pada pekerja yang melakukan aktivitas dengan menggunakan kekuatan
otot melebihi batas kemampuannya. Pekerja dengan kekuatan otot rendah,
mempunyai risiko keluhan lelah tiga kali dari pekerja dengan kekuatan otot tinggi.
Untuk pekerja yang tidak memerlukan pengerahan tenaga, maka factor kekuatan fisik
kurang relevan dengan risiko terjadinya keluhan otot rangka dan 6). Faktor ukuran
tubuh, berat dan tinggi badan memberi pengaruh kecil terhadap terjadinya keluhan
otot rangka. Wanita gemuk mempunyai risiko dua kali untuk mengalami keluhan lelah
otot dari wanita kurus. Temuan lain menyatakan bahwa pada tubuh yang tinggi
umumnya lebih sering mengalami keluhan sakit pinggang, tetapi tubuh tinggi tidak
mempunyai pengaruh terhadap keluhan pada leher, bahu dan pergelangan tangan.
Keluhan otot
Adapun keluhan otot yang dialami oleh manusia dan berdampak pada aktivitas
antara lain :
1. Kelelahan otot
adalah suatu keadaan yang menunjukkan ketidakmampuan dari otot melakukan
kontraksi dan bermetabolisme sebagai akibat, kontraksi otot yang kuat dan
lama, yang semakin lama semakin melemah, karena dalam serabut otot
kekurangan energi dapat berlanjut pada timbulnya kram otot atau kejang otot.
2. Astrofi otot
Modul Biokimia 81
-Untuk Mahasiswa-
adalah proses penurunan dari fungsi otot akibat otot mengecil dan kehilangan
fungsi kontraksinya yang biasanya disebabkan oleh penyakit (Poliomielities).
3. Distrofi otot (gangguan otot bawaan / genetis)
adalah suatu kelainan otot yang biasanya terjadi pada kelompok anak, karena
menderita penyakit kronis / cacat bawaan sejak lahir.
4. Kaku leher (stiff)
adalah suatu kelainan yang terjadi karena peradangan otot trapesius leher,
akibat salah gerakan atau adanya hentakan pada leher serta menyebabkan
rasa nyeri dan kaku pada leher seseorang.
5. Hipotrofi otot
adalah suatu jenis kelainan pada otot yang menyebabkan otot menjadi lebih
besar dan tampak kuat akibat aktivitas dari otot berupa kerja dan olahraga.
6. Tetanus
adalah ketegangan otot secara terus menerus sehingga otot menjadi kejang.
7. Miestenia gravis
adalah lemahnya otot secara berangsur dan dapat menyebabkan kelumpuhan.
8. Hernis abdominal
adalah kelainan pada dinding otot perut yang dapat mengakibatkan timbulnya
penyakit hernia / turun berok ( penurunan usus yang masuk kedalam rongga
perut ).
9. Miopatik miotonik
adalah sekumpulan penyakit keturunan dimana otot tidak mampu mengendur
(relaksasi) secara normal setelah berkontraksi, yang dapat menyebabkan
kelemahan, kejang otot dan pemendekan otot (Contractur).
10. Miotonia kongenitalis (penyakit Thomsen)
adalah penyakit yang diturunkan secara autosomal dominan dan bisa terjadi
baik pada pria maupun wanita. Gejala biasanya sudah muncul pada masa bayi.
Tangan, tungkai dan kelopak mata menjadi sangat kaku karena otot tidak
mampu mengendur. Kelemahan otot biasanya sangat minimal.
11. Kram (kekejangan)
terjadi karena otot terus menerus melakukan aktivitas, sehingga otot kejang dan tidak
dapat berkontraksi.
(Muttaqin, 2008; Guyton, 2007; Potter and Perry, 2005)
82 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
PERTEMUAN VII
FISIOLOGI PENGINDERAAN
A. PENDAHULUAN
Panca indera adalah alat-alat tubuh yang mempunyai fungsi penerimaan
terhadap rangsang yang diterima oleh reseptor bersangkutan yang diubah dan
dihantarkan ke pusat penginderaan sehingga menimbulkan suatu kesan. Alat-alat
tubuh yang termasuk panca indera antara lain: 1) Mata, sebagai indera penglihatan;
2) Telinga, sebagai indera pendengaran; 3) hidung, sebagai indera pencium, 4) Lidah,
sebagai indera pengecap, dan 5) Kulit, sebagai indera perasa. Fungsi panca indera
antara lain mempertahankan kelangsungan hidup, untuk mengetahui keadaan
sekeliling, serta melindungi dan memelihara kelangsungan hidup.
Modul Biokimia 83
-Untuk Mahasiswa-
Lapisan penyokong terdiri atas sclera (bagian belakang) dan retina (bagian
depan). Lapisan vaskuler yang terdiri atas:
1) Pembuluh darah, pada lapisan tengah dinding bola mata yang mengandung
pigmen yang dapat menyerap cahaya dan mencegah pemantulan
2) Choroid, merupakan 2/3 bagian belakang lapisan vaskuler yang tipis
3) Corpus ciliaris, yaitu lapisan vaskuler bagian depan yang tebal
4) Lensa, organ bening yang dapat berubah bentuk, sehingga dapat memfokuskan
bayangan yang tepat pada retina (proses akomodasi)
5) Iris, merupakan lanjutan choroids pada bagian depan yang terbentuk lapisan
otot
6) Pupil, yaitu tempat masuknya cahaya dan berfungsi sebagai diafragma untuk
mengetahui intensitas cahaya yang masuk.
7) Lapisan retina, yaitu lapisan bola mata bagian dalam yang dihubungkan dengan
otak oleh nervus opticus. Terdiri atas retina tebal yang mengandung jaringan
saraf yang disebut neuro retina dan retina tipis yang mengandung pigmen.
Mekanisme Penglihatan
Mekanisme penglihatan pada mata antara lain: cahaya masuk sistem lensa
mata melalui retina nervus opticus humor vitreous ke posterior corpus
geniculatum lateral (thalamus) cortex penglihatan (lobus occipitalis)
84 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Fisiologi Penglihatan
Proses penglihatan terdiri dari 5 fase: (1). Refraksi cahaya yang masuk ke dalam
bola mata; (2).Mekanisme akomodasi, (3).Aktivitas fotokimia (gelombang cahaya
impuls saraf), (4).Processing aktivitas saraf dalam retina dan transmisi impuls lewat
nervus opticus, (5).Processing di otak, puncak persepsi objek dapat dilihat.
Akomodasi
Merupakan pengaturan ukuran dan bentuk lensa untuk membawa bayangan
jatuh tepat di retina. Untuk memfokus bayangan benda dekat: kontraksi musculus
ciliaris tarikan terhadap ligamentum, suspensorium mengendor lensa membulat.
Untuk memfokus bayangan benda jauh: musculus ciliaris relaksasi tarikan
ligamentum suspensorium bertambah lensa memipih. Pada orang tua, lensa mata
mengeras sehingga daya akomodasi menurun, disebut juga presbiopia.
Refraksi
Refraksi adalah pembengkakan gelombang cahaya bila melalui suatu media ke
media lainnya yang kepadatannya berbeda. Gelombang cahaya masuk melalui udara
ke mata, terjadi refraksi sehingga terfokus di retina membentuk focal piont. Sebelum
sampai di retina, cahaya masuk melalui kornea, aqueous humor, lensa, dan vitreus
humor.
Kelainan Penglihatan
Pada mata normal, objek yang berjarak lebih dari 6 meter terlihat, membentuk
bayangan tajam di retina, disebut emetropia. Kelainan yang terjadi pada mata antara
lain:
Myopia (mata dekat) fokus di depan retina.
Hypermetropia (mata jauh) fokus di belakang retina
Astigmatisma kelengkungan kornea tidak sama (untuk mengkoreksinya dapat
digunakan kacamata silindris).
Presbiopi sama dengan hipermetropi tetapi lebih disebabkan oleh usia lanjut.
Modul Biokimia 85
-Untuk Mahasiswa-
Gambar 7.3 Kelainan penglihatan
(Eric and Kevin, 2001; Ganong, 2008)
86 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Ada empat macam rasa kecap dasar yang dapat dirasakan pada lokasi-lokasi
tertentu pada permukaan lidah. Rasa manis dapat dirasakan pada bagian pada bagian
permukaan lidah tengah, rasa asam pada bagian samping lidah, rasa asin pada tepian
lidah bawah sepanjang tepi depan, dan rasa pahit pada bagian belakang lidah.
Modul Biokimia 87
-Untuk Mahasiswa-
D.INDERA PENDENGARAN (TELINGA) DAN KESEIMBANGAN
Indera pandengaran dan organ keseimbangan dibahas bersama karena kedua
macam reseptornya berada di telinga bagian dalam. Unit fungsional telinga terdiri atas
1) Apparatus auditorius untuk pendengaran yang dipersarafi nervus cochlearis dan 2)
Apparatus vestibularis yang berfungsi untuk keseimbangan yang dipersarafi nervus
vestibularis. Maka telinga secara umum dipersarafi oleh nervus vestibulocochlearis.
D.1 Apparatus Auditorius
Anatomi
Komponen organ telinga terbagi menjadi tiga bagian, antara lain telinga luar,
telinga tengah, dan telinga dalam.
88 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
6,2,4 mm. Antrum dan cellulae mastoid terletak di belakang cavum tympani.
Antrum berbentuk irregular dan sebesar kacang tanah. Ossiculae tympani terdiri
dari tiga tulang pendengaran, antara lain maleus pada bagian lateral, incus pada
bagian tengah, dan stapes pada bagian medial. Tuba eustachius menghubungkan
cavum tympani dengan nasofaring, pada 1/3 lateral terdiri dari tulang keras dan 2/3
medial terdiri dari tulang rawan (cartilago). Pada saat istirahat, tuba eustachius
menutup, dan apabila terjadi kontraksi, misalnya mengunyah, menguap, atau
menelan, maka tuba eustachius akan membuka.
c. Telinga Dalam
Telinga dalam terdapat dalam os temporalis dan pars petrosus. Terdiri atas
ossus labyrinth / labirin yang dibatasi oleh matriks keras, memiliki kapsul dengan
tebal 2-3 mm. Dalam labirin terdapat tiga rongga, antara lain: (1) Vestibulum,
dengan karakteristik bagian depan menuju cochlea, bagian belakang atas
berhubungan dengan canalis semisirkularis, pada dinding medial tedapat utriculus,
dan pada dinding lateral terdapat sacculus dan foramen ovale, serta foramen
rotundum; (2) Canalis semisirkularis terdiri dari lengkungan superiorposterior dan
lateral yang masing-masing membentuk 2/3 lingkaran dengan diameter 1 mm dan
(3) Cochlea, merupakan sebuah sistem tuba yang melingkar berbentuk kerucut
(seperti rumah siput). Basisnya terletak diatas meatus acusticus internus. Canalis
cochlearis dibagi oleh lamina spiralis ossea menjadi skala vestibuli, skala media,
dan skala tympani.
Modul Biokimia 89
-Untuk Mahasiswa-
Fisiologi Pendengaran
Suara adalah kompresi dan dekompresi udara yang berulang kali yang akan
menimbulkan gelombang. Frekuensi adalah jumlah gelombang suara per detik. Benda
yang bergetar dapat menimbulkan kombinasi frekuensi. Mekanisme aliran gelombang
suara diawali dengan masuknya suara melalui udara ke telinga luar, masuk ke telinga
tengah, lalu terjadi proses transisi gelombang suara ke telinga dalam. Gelombang
suara tidak mudah masuk ke dalam cairan, maka harus melalui proses transisi. Ketika
gelombang suara masuk ke dalam cairan, banyak energi gelombang suara yang
hilang. Hal ini diatasi oleh adanya tulang dalam telinga sehingga suara tetap
terdengar. Terdapat 23.500 sel rambut pada cochlea. Sel-sel rambut cochlea
(mekanoreseptor) mengubah energi suara menjadi potensial generator. Tiap-tiap sel
saraf dipersarafi oleh beberapa neuron.
Kelainan Pendengaran
Ada dua macam kelainan pendengaran secara umum, antara lain tuli saraf dan
tuli hantaran. Tuli saraf terjadi karena adanya gangguan pada cochlea (pada saraf
pendengaran) dan biasanya kelainan ini sulit diobati. Tuli hantaran terjadi karena
system ossikuler (tulang) rusak yang berlanjut pada ankylosis. Hal ini dapat diatasi
dengan konduksi tulang sehingga gelombang suara dapat dihantarkan ke cochlea. Tes
pendengaran dapat dilakukan dengan menggunakan garputala. Akan tetapi,
audiometer dapat menentukan sifat kelainan dengan lebih teliti.
Mekanisme Keseimbangan
90 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Secara umum proses keseimbangan: Batang otak sumsum spinal otak
sinyal saraf nucleus ventral postero-medial thallamus cortex temporal.
(Eric and Kevin, 2001; Ganong, 2008)
Anatomi Hidung
Rongga hidung memiliki membrana olfactoria pada bagian langit-langitnya,
yang terdiri dari epitel penghidu dengan ukuran 2,5 cm yang berisi: *Sel-sel
reseptor, yaitu sel olfaktoria (neuron penghidu) sel saraf bipolar. Pada manusia,
terdapat kurang lebih 25 juta sel yang masingmasing dikelilingi oleh sel penyokong
dan berakhir di vesical bulbus olfactorius, *Sel-sel penyokong (sustentskuler), dan
*Selaput tipis sel-sel basal yang dapat berdiferensiasi menjadi sel reseptor dan
penyokong. Sel epitel pada rongga hidung memiliki dendrit yang pendek dan keluar ke
permukaan epitel. Cairan lender dikeluarkan oleh sel penyokong dan kelenjar
bowmann. Fungsinya adalah untuk melarutkan zat yang dapat dicium (yang
merangsang reseptor).
Modul Biokimia 91
-Untuk Mahasiswa-
Gambar 7.9 Struktur membran mukosa olfaktorius
92 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Modul Biokimia 93
-Untuk Mahasiswa-
PERTEMUAN VIII dan IX
FISIOLOGI SISTEM SARAF PERIFER DAN SISTEM SARAF SENTRAL SERTA
FUNGSINYA
A.PENDAHULUAN
Sistem saraf merupakan serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan
serta terdiri terutama dari jaringan saraf. Sistem saraf merupakan salah satu sistem
yang berfungsi untuk memantau dan merespon perubahan yg terjadi di dalam dan
diluar tubuh atau lingkungan. Sistem saraf juga bertanggung jawab sebagai sistem
persepsi, perilaku dan daya ingat, serta merangsang pergerakan tubuh. Kemampuan
untuk dapat memahami, mempelajari, dan merespon suatu rangsangan merupakan
hasil kerja terintegrasi sistem persarafan yang mencapai puncaknya dalam bentuk
kepribadian dan tingkah laku individu.
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas
menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh.
Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam.
94 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
3) Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh
penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan
kelenjar
C. SEL SARAF
1. Neuron
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung
membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf
tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.
Modul Biokimia 95
-Untuk Mahasiswa-
sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisel. Badan nisel merupakan
kumpulan retikulum endoplasma tempat transportasi sintesis protein.
b. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit
merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan
mengantarkan rangsangan ke badan sel.
c. Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan
perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus
yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin
yang banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat
jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel-sel sachwann
yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk
neurit dan membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut
neurilemma yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak
dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan
berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.
Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan
fungsinya, yaitu:
1) Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari
reseptor yaitu alat indera.
2) Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan
ke efektor yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau
diterima dari otak dan sumsum tulang belakang
3) Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel
saraf satu dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan
sumsum tulang belakang. Sel saraf yang dihubungkan adalah sel saraf
sensorik dan sel saraf motorik.Saraf yang satu dengan saraf lainnya saling
berhubungan. Hubungan antara saraf tersebut disebut sinapsis. Sinapsis ini
terletak antara dendrit dan neurit. Bentuk sinapsis seperti benjolan dengan
kantung-kantung yang berisi zat kimia seperti asetilkolin (Ach) dan enzim
kolinesterase. Zat-zat tersebut berperan dalam mentransfer impuls pada
sinapsis.
2. Impuls
Impuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari
lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron. Impuls dapat juga dikatakan sebagai
serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf. Contoh rangsangan adalah
sebagai berikut:
1. Perubahan dari dingin menjadi panas.
2. Perubahan dari tidak ada tekanan pada kulit menjadi ada tekanan.
3. Berbagai macam aroma yang tercium oleh hidung.
4. Suatu benda yang menarik perhatian.
96 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
5. Suara bising.
6. Rasa asam, manis, asin dan pahit pada makanan.
b. Gerak refleks
Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls
yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang sangat singkat
dan tidak melewati otak. Bagannya sebagai berikut. Contoh gerak refleks
adalah sebagai berikut:
Terangkatnya kaki jika terinjak sesuatu.
Gerakan menutup kelopak mata dengan cepat jika ada benda asing yang masuk ke
mata.
Menutup hidung pada waktu mencium bau yang sangat busuk.
Gerakan tangan menangkap benda yang tiba-tiba terjatuh.
Gerakan tangan melepaskan benda yang bersuhu tinggi.
Modul Biokimia 97
-Untuk Mahasiswa-
Gambar 8.4 Susunan system saraf
(Junqueira and Jose, 1980; Raven and Johnson, 1986)
Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat merupakan pusat dari seluruh kendali dan regulasi pada
tubuh, baik gerakan sadar atau gerakan otonom. Dua organ utama yang menjadi
penggerak sistem saraf pusat adalah otak dan sumsum tulang belakang. Otak
manusia merupakan organ vital yang harus dilindungi oleh tulang tengkorak.
Sementara itu, sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang.
Otak dan sumsum tulang belakang sama-sama dilindungi oleh suatu membran yang
melindungi keduanya. Membran pelindung tersebut dinamakan meninges. Meninges
dari dalam keluar terdiri atas tiga bagian, yaitu piameter, arachnoid, dan durameter.
Piameter merupakan lapisan membran yang paling dalam. Lapisan ini berhubungan
langsung dengan otak atau sumsum tulang belakang. Pada piameter banyak
terkandung pembuluh darah. Arachnoid merupakan lapisan yang berada di antara
piameter dan durameter. Adapun durameter adalah lapisan membran yang paling luar.
Durameter berhubungan langsung dengan tulang. Pada daerah di antara piameter dan
arachnoid, terdapat rongga yang berisi cairan serebrospinal. Cairan ini berfungsi
melindungi otak atau sumsum tulang belakang dari goncangan dan benturan.
Selaput ini terdiri atas tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
a) Piamater.
Merupakan selaput paling dalam yang menyelimuti sistem saraf pusat. Lapisan
ini banyak sekali mengandung pembuluh darah.
b) Arakhnoid.
Lapisan ini berupa selaput tipis yang berada di antara piamater dan duramater.
c) Duramater.
98 Prodi S1 Bioteknologi
UniversitasAisyiyah Yogyakarta
Lapisan paling luar yang terhubung dengan tengkorak. Daerah di antara
piamater dan arakhnoid diisi oleh cairan yang disebut cairan serebrospinal.
Dengan adanya lapisan ini, otak akan lebih tahan terhadap goncangan dan
benturan dengan kranium. Kadangkala seseorang mengalami infeksi pada
lapisan meninges, baik pada cairannya ataupun lapisannya yang disebut
meningitis.
Modul Biokimia 99
-Untuk Mahasiswa-
terbagi menjadi tiga bagian yang mempunyai fungsi khas. Otak belakang berfungsi
dalam menjaga tingkah laku, otak tengah berfungsi dalam penglihatan, dan otak
depan berfungsi dalam penciuman
a).3 Rinensefalon
Sistem limbik (lobus limbic atau rinensefalon) merupakan bagian otak yang
terdiri atas jaringan alo-korteks yang melingkar sekeliling hilus hemisfer serebri serta
berbagai struktur lain yang lebih dalam yaitu amiglada, hipokampus, dan nuklei
septal. Rinensefalon berperan dalam fungsi penghidu, perilaku makan dan bersama
dengan hipotalamus berfungsi dalam perilaku seksual, emosi takut, marah dan
motivasi.
b) Otak tengah
Merupakan bagian terkecil otak yang berfungsi dalam sinkronisasi
pergerakan kecil, pusat relaksasi dan motorik, serta pusat pengaturan refleks
pupil pada mata. Otak tengah terletak di permukaan bawah otak besar
(cerebrum). Pada otak tengah terdapat lobus opticus yang berfungsi sebagai
pengatur gerak bola mata. Pada bagian otak tengah, banyak diproduksi
A. PENDAHULUAN
Sistem endokrin meliputi sistem dan alat yang mengeluarkan hormon atau alat
yang merangsang keluarnya hormon yang berupa mediator kimia. Sistem endokrin
berkaitan dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua
sistem ini bekerja sama untuk mempertahankan homeostasis. Sistem endokrin
bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui neurotransmiter yang
dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.
Kelenjar terdiri dari dua tipe yaitu endokrin dan eksokrin, 1) Kelenjar
endokrin, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus dalam penyaluran hasil
sekretnya/getahnya. Melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah.Kelenjar
endokrin terdapat pada pulau \Langerhans, kelenjar gonad (ovarium dan testis),
kelenjar adrenal, hipofise, tiroid dan paratiroid. 2) Kelenjar eksokrin, yaitu kelenjar
yang mempunyai saluran khusus dalam penyaluran hasil sekretnya/getahnya.
Melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh seperti kulit dan
organ internal (lapisan traktus intestinal-sel APUD). Hormon berfungsi untuk
membedakan sistem saraf pusat dan sistem reproduktif pada janin yang sedang
berkembang, merangsang urutan perkembangan, mengkoordinasi sistem reproduksi,
memacu pertumbuhan dan metabolisme tubuh, memelihara lingkungan internal
secara optimal, mengatur keseimbangan cairan tubuh/homeostasis dan melakukan
respon korektif dan adaptif ketika terjadi kedaruratan.
Sistem endokrin adalah kumpulan kelenjar yang mengeluarkan pesan-pesan
kimiawi yang disebut hormon. Aliran Hormon darahtarget : reseptor sel pada
organ, erdapat dalam sistem organ lain: Sistem Reproduksi, Sistem pencernaan dan
Kelenjar eksokrin. Kelenjar eksokrin bukan bagian dari sistem endokrin mengeluarkan
produk ke luar tubuh, seperti kelenjar keringat, kelenjar ludah, dan kelenjar
pencernaan.
B.MACAM-MACAM KELENJAR
B.1 Berdasarkan aktivitasnya
1. Kelenjar yang bekerja sepanjang masa.
Kelenjar golongan ini akan bekerja terus menerus sepanjang kehidupan manusia
dan akan terhenti jika sudah tidak ada kehidupan pada manusia tersebut. Sehingga
tidak terbatas pada usia. Ex : Hormon metabolisme.
2. Kelenjar yang bekerjanya mulai masa tertentu.
Hormon golongan ini tidak akan dapat berfungsi jika belum mencapai proses
perkembangan dalam diri manusia atau proses pendewasaan sel yang terjadi dalam
tubuh manusia. Kedewasaan sel akan terjadi pada saat usia tertentu seperti pada
saat usia pubertas. Ex : Hormon kelamin.
3. Kelenjar yang bekerja sampai pada masa tertentu.
Hormon golongan ini bekerja pada saatn manusia itu dilahirkan sampai pada
usia tertentu. Pada usia tersebut terjadi proses pertumbuhan dari seluruh oragn-
organ tubuh manusia sampai dengan penyempurnaan organ. Sehingga masing-
masing organ tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Kecuali organ yang
membutuhkan persyaratan kedewasaan sel. Hormon ini akan berhenti dihasilkan
pada saat tubuh mulai memperlambat atau menghentikan proses pertumbuhan.
Biasanya hormon ini bekerja pada kisaran usia 0 hari sampai 17 tahun (masa
pertumbuhan). Ex : Hormon pertumbuhan, kelenjar tymus.
B.2 Berdasarkan letaknya
C. HIPOTALAMUS
Hipotalamus terletak di batang otak (enchepalon). Hormon-hormon hipotalamus
terdiri dari:
1. ACRH : Adreno Cortico Releasing Hormon
ACIH : Adreno Cortico Inhibiting Hormon
2. TRH : Tyroid Releasing Hormon
TIH : Tyroid Inhibiting Hormon
3. GnRH : Gonadotropin Releasing Hormon
GnIH : Gonadotropin Inhibiting Hormon
4. PTRH : Paratyroid Releasing Hormon
PTIH : Paratyroid Inhibiting Hormon
5. PRH : Prolaktin Releasing Hormon
PIH : Prolaktin Inhibiting Hormon
6. GRH : Growth Releasing Hormon
GIH : Growth Inhibiting Hormon
7. MRH : Melanosit Releasing hormon
MIH : Melanosit Inhibiting Hormon.
Hipotalamus sebagai bagian sistem endokrin mengontrol sintesa dan sekresi
hormon-hormon hipofise.
Pembengkakan kelenjar Thyroid dikenal dengan istilah GOITER. Hal ini dapat
disebabkan karena menurunya hormon yang dihasilkan sehingga menyebabkan
stimulasi produksi TSH berlebihan. Resiko terkena penyakit ini lebih banyak dialami
oleh wanita dengan perbandingan wanita : pria adalah 5 : 1. Kisaran wanita yang
terkena penyakit ini adalah anatar 40 60 tahun. Biasanya banyak dialami oleh
penduduk daerah marjinal yang sulit mendapatkan garam beryodium. Dengan mineral
Yodium/Iodium dapat mengatur pengeluaran hormon yang dihasilkan oleh kelenjar ini
sehingga tubuh tidak akan kekurangan hormon dari kelenjar Thyroid.
Hiperthyroidisme
a. Jika terjadi pada usia pertumbuhan, maka akan menyebabkan penyakit morbus
basedowi dengan ciri-ciri : meningkatnya metabolisme tubuh, meningkatnya denyut
jantung, gugup, mudah berkeringat, sulit meningkatkan berat badan, emosional,
mata melebar, lidah terjulur keluar, frekuensi BAB cenderung meningkat.
b. Jika terjadi pada usia dewasa, akan menyebabkan pertumbuhan gigantisme.
c. Hal ini dapat diatasi dengan terapi iodium radioaktif.
Hipothyroidisme
a. Jika terjadi pada usia pertumbuhan, akan menyebabkan pertumbuhan yang lambat
atau kerdil dan dikenal dengan istilah kretinisme.
b. Jika terjadi pada usia dewasa, akan menyebabkan penyakit miksodema dengan ciri-
ciri : aktivitas peredaran darah menurun/laju metabolisme rendah, obesitas,
konstipasi, mudah lelah, depresi, gelisah, menstruasi tidak teratur, nyeri sendi pada
tangan dan kaki, bentuk badan menjadi kasar, bengkak pada mata dan wajah,
rambut rontok.
c. Hal ini dapat diatasi dengan terapi menggunakan suplemen thyroid.
(Patricia, 2005)
Persarafan ginjal
Ginjal mendapatkan persarafan dari fleksus renalis (vasomotor). Saraf ini
berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan
bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal.
Struktur Ginjal
Setiap ginjal terdiri atas beribu-ribu hingga bermilyarmilyar nefron (unit terkecil
ginjal) dan jika dibelah, terlihat lapisan luar yang disebut dengan korteks dan lapisan
dalam yang disebut medulla. Sistem arteri dan vena terbungkus oleh suatu kapsul
glomerulus kapsul bowman, dari nefron keluar tubulus proximal yang terletak pada
Fungsi Ginjal
1. Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh
2. Mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan
3. Reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh bagian
tubulus ginjal
4. Menjaga keseimbanganan asam basa dalam tubuh manusia
5. Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan sel-sel
darah merah (SDM) di sumsum tulang
Saluran urin
Saluran yang dilewati oleh darah setelah difiltrasi oleh glomeruli dari awal
hingga akhir sebagai berikut: glomerulus kapsula Bowman tubulus convulatus
proksimal loop of Henle tubulus convulatus distal tubulus koligen tubulus
collectivus kaliks minor kaliks mayor pelvis renalis uretervesica urinaria
urethra.
1. Ureter
Pada bagian superfisial terlihat sel-sel yang bentuknya seperti payung
(sisi atas lebih lebar dari sisi bawah) dan sel-sel lapisan bawah berbentuk
polygonal. Tunica mucosa ureter membentuk lipatan-lipatan longitudinal
dengan epithelium transisional. Lamina propria tipis tersusun atas jaringan
pengikat longgar, dengan pembuluh darah, lymfe, dan serabut syaraf. Tunica
muscularis tersusun atas stratum longitudinale, stratum circulare. Tunica serosa
tersusun atas jaringan ikat longgar, tipis, jaringan lemak. Lamina propria tipis
tersusun atas jaringan pengikat longgar, dengan pembuluh darah, lymfe, dan
serabut syaraf.
Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke
vesika urinaria. Panjangnya 25-34 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter
sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak pada rongga
pelvis. Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik yang
mendorong urin masuk ke dalam kandung kemih.
Lapisan dinding ureter terdiri dari: a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan
fibrosa); b. Lapisan tengah lapisan otot polos dan c. Lapisan sebelah dalam
lapisan mukosa
2. Vesica Urinaria
Kandung kemih berfungsi menyimpan urin dan mengalirkannya ke ureter.
Kaliks, pelvis, ureter dan kantung kemih memiliki struktur histology yang ahmpir
sama. Mukosa terdiri atas epitel transisional dan facet sel berfungsi sebagai
barrier osmotic antar urin dan cairan jaringan. Lamina propria terdiri atas otot
polos. Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk
seperti buah pir (kendi). Letaknya di belakang simfisis pubis di dalam rongga
Regulasi Urine
Regulasi urine dipengaruhi oleh saraf, hormon, dan tekanan kapiler. Pengaruh
kerja saraf simpatis yang menurun menyebabkan urine bertambah, dipengaruhi juga
oleh beberapa hormon, antara lain ADH yang menyebabkan clearance water free
meningkat sehingga volume urine per menit sama dengan clearance water free
ditambah clearance osmolalitas. Aldosteron menyebabkan reabsorbsi garam
meningkat pada tubulus distal dan tubulus koligens dan reabsorbsi osmotic air
sehingga urine meningkat. Pengaruh tekanan kapiler menyebabkan dilatasi arteriol.
Jika tekanan kapiler meningkat maka cairan jaringan bertambah dan terjadi eksresi
melalui ginjal dan terbentuk urine.
a. Regulasi Volume Darah
C.2 Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, terdapat di rongga perut
sebelah kanan atas, berwarna kecoklatan. Hati mendapat suplai darah dari pembuluh
nadi (arteri hepatica) dan pembuluh gerbang (vena porta) dari usus. Hati dibungkus
oleh selaput hati (capsula hepatica). Hati terdapat pembuluh darah dan empedu yang
dipersatukan selaput jaringan ikat (capsula glison). Hati juga terdapat sel-sel
perombak sel darah merah yan gtelah tua disebut histiosit. Sebagai alat eksresi hati
menghasilkan empedu yang merupakan cairan jernih kehijauan, di dalamnya
mengandung zat warna empedu (bilirubin), garam empedu, kolesterol dan juga bacteri
serta obat-obatan. Zatr warna empedu terbentuk dari rombakan eritrosit yang telah
tua atau rusak akan ditangkap histiosit selanjutnya dirombak dan haeglobinnya
dilepas.
C.3 Kulit
Seluruh permukaan tubuh kita terbungkus oleh lapisan tipis yang sering kita
sebut kulit. Kulit merupakan benteng pertahanan tubuh kita yang utama karena
berada di lapisan anggota tubuh yang paling luar dan berhubungan langsung dengan
lingkungan sekitar. Kulit merupakan bagian dari tubuh yang meliputi daerah luas
dengan berat sekitar 16% dari total berat tubuh. Fungsi kulit selain menutupi tubuh,
juga mempunyai beberapa fungsi lain, antara lain*sebagai reseptor (umum) pada
seluruh permukaan tubuh luar, *protector (melalui pigmen melanin) yang melindungi
kulit dari rangsang 140etaboli, misalnya sinar UV, *berperan dalam 140etabolism
tubuh melalui kelenjar adipose, kelenjar keringat, dan pembuluh darah., *eksresi air,
garam, dan zat lain yang tidak dipergunakan oleh tubuh, *berperan dalam
pembengkakan melalui sifat elastis kulit yang melokalisasi infeksi mikroba dan kerja
imun. Kulit terdiri dari beberapa lapis. Ectoderm pada bagian luar berada di atas
epidermis. Selain oleh struktur epitel dan jaringan pengikat, kulit dilengkapi pula
dengan struktur tambahan yang disebut dengan appendix kulit, meliputi glandula
sudorifera (kelenjar keringat), glandula sebacea (kelenjar minyak), folikel rambut, dan
unguis (kuku). Mesoderm terdiri atas dermis diatas hypodermis (subkutan) dan korium.
Susunan Kulit
Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu epidermis (lapisan luar/kulit ari), dermis
(lapisan dalam/kulit jangat). Dan 140etabolism (jaringan ikat bawah kulit).
1) Epidermis
Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum.
Stratum granulosum, dan stratum germinativum. Stratum korneum tersusun
dari sel-sel mati dan selalu mengelupas. Stratum lusidum tersusun atas sel-sel
yang tidak berinti dan berfungsi mengganti stratum korneum. Stratum
granulosum tersusun atas sel-sel yang berinti dan mengandung pigmen
melanin. Stratum germinativum tersusun atas sel-sel yang selalu membentuk
sel-sel baru 140etabol luar.
Fungsi kulit
Fungsi kulit antara lain sebagai berikut:
Fungsi paru-paru
Paru-paru merupakan organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia karena
tanpa paru-paru manusia tidak dapat hidup. Dalam Sistem Ekskresi, paru-paru
berfungsi untuk mengeluarkan Karbondioksida (CO2) dan Uap air (H2O). Didalam
paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida. Setelah
membebaskan oksigen, sel-sel darah merah menangkap karbondioksida sebagai hasil
143etabolism tubuh yang akan dibawa ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida dan
uap air dilepaskan dan dikeluarkan dari paru-paru melalui hidung.
(Ganong, 2008; Guyton, 2007)
A. PENDAHULUAN
Suhu tubuh terbagi atas dua bagian, yaitu suhu tubuh inti dan suhu permukaan.
Suhu inti dalah suhu di bagian dalam tubuh. Suhu permukaan adalah suhu kulit / suhu
jaringan tepat di bawah kulit. Suhu permukaan meningkat dan menurun sesuai
dengan suhu sekitar. Suhu tubuh normal 98,6F atau 37C bila diukur melalui oral,
sedangkan bila diukur melalui rektum lebih besar 1OF atau lebih besar 0,6C.
Pelepasan panas dirangsang oleh vasodilatasi, dan penyimpanan panas dirangsang
oleh vasokonstriksi. Jia suhu tubuh menurun maka akan terjadi vasokonsriksi (berefek
terhadap dingin lapar), sehingga tubuh menggigil dan otot berkontraksi untuk
mempertahankan panas. Suhu tubuh dikendalikan oleh pusat pengatur suhu dalam
hipothalamus.
C. KEHILANGAN PANAS
Ada beberapa cara dimana panas hilang dari tubuh, antara lain melelui radiasi,
konduksi, konveksi, dan evaporasi.
Hipotermi Buatan
Untuk menurunkan suhu dapat dilakukan dengan memberikan obat antipiretik,
membungkus dalam es, memberikan air dingin atau alkohol ke tubuh.
(Ganong, 2008; Guyton, 2007)
a. Vagina
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu
meregang secara luas karena tonjolan serviks ke bagian atas vagina. Panjang dinding
anterior vagina hanya sekitar 9 cm, sedangkan panjang dinding posterior 11 cm.
Vagina terletak di depan rectum dan di belakang kandung kemih. Vagina merupakan
saluran muskulomembraneus yang menghubungkan rahim dengan vulva. Jaringan
muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter ani dan muskulus levator
ani oleh karena itu dapat dikendalikan.
Pada dinding vagina terdapat lipatan-lipatan melintang disebut rugae dan
terutama di bagian bawah. Pada puncak (ujung) vagina menonjol serviks pada bagian
uterus. Bagian servik yang menonjol ke dalam vagina di sebut portio. Portio uteri
membagi puncak vagina menjadi empat yaitu: fornik anterior, fornik posterior, fornik
dekstra, fornik sinistra. Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang
menghasilkan asam susu dengan pH 4,5. Keasaman vagina memberikan proteksi
terhadap infeksi. Fungsi utama vagina yaitu sebagai saluran untuk mengeluarkan
B. GAMETOGENESIS
B.1 SPERMATOGENESIS
Kedua tetis dari seorang manusia dewasa muda dapat membentuk kira-kira 120
juta sperma harinya. Sejumlah kecil sperma dapat disimpan dalam epididmis, tetapi
sebagian besar disimpan dalam vas deferens dan ampula vas deferens. Sperma dapat
tetap disimpan dan mepertahankan kualitasnya, dalam duktus genitalis paling sedikit
selama satu bulan (Guyton, 2007).
Faktor-faktor yang mempengaruhi spermatogenesis
Dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yakni:
a. Faktor endogen
B.2 OOGENESIS
Oogenesis merupakan proses pembentukan dan perkembangan sel ovum.
Berbeda dengan laki-laki, wanita hanya mengeluarkan satu sel telur saja selama
waktu tertentu(siklus). Ovulasi pada wanita berhubungan dengan siklus yang dikontrol
oleh hormon. Pada manusia dan primate siklus reproduksinya disebut siklus
menstruasi. Sedangkan pada mamalia lain disebut estrus.
Merupakan pembentukan sel telur yang terjadi di ovarium. FSH (Follicle
Stimulating Hormone) yang dihasilkan oleh hipofisis akan merangsang oogenesis.
Pertumbuhan ovum dan folikel de Graaf dipengaruhi oleh hormon estrogen yang
dihasilkan oleh ovarium. Estrogen akam mengahambat pembentukan FSH dan
merangsang hipofisis menghasilkan LH (Luteinizing Hormone) untuk terjadinya
ovulasi. Sel folikel berubah menjadi korpus luteum yang akan menghasilkan
progesteron. Progesteron menghambat pembentukan LH dan mempengaruhi
penebalan dinding uterus, pada saat implementasi. Selain menghasilkan LH, hipofisis
juga menghasilkan laktogen yang bekerja memelihara perkembangan kelenjar
mammae. Menstruasi dapat diartikan sebagai luruhnya ovum yang tidak dapat dibuahi
beserta lapisan dinding uterus yang terjadi secara periodik. Darah menstruasi sering
disetai jaringan-jaringan kecil yang bukan darah.
Oogeneis terjadi di ovarium. Di ovarium ini telah tersedia calon-calon sel telur
(oosit primer) yang terbentuk sejak bayi lahir.Ketika masa puber, oosit primer
melakukan pembelahan meiosis oosit sekunder dan badan polar pertama (polosit
primer). Proses ini dipengaruhi oleh FSH (Folicel Stimulating Hormon).
Hormon yang berpengaruh pada oogenesis
1. Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel sekitar
sel ovum.
2. Hormon Estrogen yang berfungsi merangsang sekresi hormone LH.
3. Hormon LH yang berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu proses
pematangan sel ovum).
4. Hormon progesteron yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH dan LH
Selama 28 hari sekali sel ovum dikeluarkan oleh ovarium. Sel telur ini telah
matang (mengalami peristiwa ovulasi). Selama hidupnya seorang wanita hanya dapat
D.FERTILISASI
Pada proses ini terjadi pertemuan antara sel telur dan sel sperma. Pada saat
dilakukan senggama, pria dapat mengeluarkan ratusan juta sperma. Sperma tersebut
tidak dapat langsung membuahi sel telur karena hanya sebagian kecil yang bisa
masuk mulut rahim. Sperma dapat bertahan dalam saluran reproduksi wanita 24-48
jam sambil menunggu sel telur diovulasikan. Sel telur yang diovulasikan akan
mendapatkan sejumlah perlindungan dari lapisan zona pellucida dan corona radiata.
Sel telur ini akan bertahan 6-24 jam setelah diovulasikan. Pada saat fertilisasi terjadi,
sperma akan mengalami proses kapasitasi ketika bertemu dengan ovum. Kemudian
sperma menembus zona pellucida sel telur. Saat sperma dapat menembus sel telur,
hanya kepala sperma yang bisa masuk. Dari ratusan juta sperma, hanya akan ada
satu sperma yang berhasil menembus. Selanjutnya, inti sel sperma memasuki
sitoplasma sel telur dan terjadilah peleburan antara inti sperma dengan ovum
sehingga terbentuklah zigot. Proses pembuahan ini terjadi di ampula tuba falopi pada
wanita.
Merupakan peristiwa peleburan antara sel sperma dengan sel ovum yang telah
matang dan menghasilkan zygote. Zygote akan menempel/implantasi pada dinding
uterus dan tumbuh berkembang menjadi embrio dan janin. Keadaan demikian disebut
dengan masa kehamilan/gestasi/nidasi. Janin akan keluar dari uterus setelah berusia
40 minggu/288 hari/9 bulan 10 hari. Peristiwa ini disebut dengan kelahiran.
F. PRINSIP KONTRASEPSI
Bertujuan untuk mencegah bertemunya sel sperma dengan sel ovum, sehingga
tidak terjadi fertilisasi. Macam cara dalam kontrasepsi adalah :
1. Sistem kalender yaitu dengan memperhatikan masa subur wanita.
2. Secara hormonal yaitu menghambat/menghentikan proses ovulasi.
3. Kimiawi yaitu dengan menggunakan zat-zat kimia. Seperti spermatosida untuk pria,
vaginal douche untuk wanita.
4. Mekanik yaitu dengan menggunakan alat-alat kontrasepsi.
Adyana, K. 2002. Dasar-Dasar Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia. Bandung: Jurusan
Pendidikan Biologi FMIPA UPI.
Bare and Smeltzer. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart
(Alih bahasa Agung Waluyo) Edisi 8 vol.3. Jakarta :EGC
Barret E. K., Barman, M. S., Boltano, S and Brooks L. H. 2005. Ganongs review of
Medical Physiology 22th Ed. New York : McGraw Hill.
Benson, U.J., Gunstream, S.E., Talaro, A., and Talaro, K.P. 1999. Anatomy & Physiology
Laboratory Textbook. 7th ed. New York: The McGraw-Hill Companies.
David E. M and Heller, L.J. 2006. Cardiovascular Physiology. New York : McGraw Hill.
Despopoulos, A and Silbernasgi, S. 2003. Color atlas of Physiology. New York : Thieme.
Douglas C. E and Pooler. 2004. Vanders Renal Physiology, 5th Ed. New York : McGraw
Hill.
Eric, P.W. H.R and Kevin T. S. 2001. Vanders human Physiology. New York : McGraw Hill.
Franca, L. R., Suescun, M. O., Miranda, J. R., Giovambatista, A., Perello, M., Spinedi, E. &
Calandra. 2006. Testis Structure And Function In A Non- Genetic Hyperadipose
Rat Model At Pra Pubertal And Adult Ages. Endocrinology, 147, 1556-15563.
Freeman, W.H. 2000. Nucleic Acid Synthesis. National Center for Biotechnology
Information, U.S. National Library of Medicine
Ganong, W.F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 22. EGC. Jakarta.
Guyton, A. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta
Guyton, A.C and John E. H. 2006. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology 11th
Ed. London : Elsevier.
Heffner, L.J. dan Schust, D.J. 2006. At a Glance Sistem Reproduksi. Edisi Ke-dua.
Jakarta: Penerbit Erlangga. Hal. 24.
Junqeira, L.C. and Jose, C. 1980. Basic Histology. Lange Medical Publications, Clifornia.
Junqueira, L.C. 2007. Histologi Dasar, Teks dan Atlas, edisi 10, EGC, Jakarta.
Michael, G.L. 2003. Pulmonary Physiology 6th Ed. New York : McGraw Hill.
Murry, R.M., Granner, D.K., Mayes, P.A and Rodwell, V.W. 2003. Harper's Biochemistry.
Twenty-sixthth Edition. Appleton & Lance. Englewood Cliffs. New Jersey. USA.
Patricia E. M. 2005. Endocrine Physiology, 2nd Ed. New York : McGraw Hill.
Potter, A.P and Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental: Konsep, Proses, dan Praktik Vol.1.
Edisi 4.Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.
Potter, A.P. 2006. Buku Ajar Fundamental: Konsep, Proses, dan Praktik Vol.1. Penerbit
Buku Kedokteran. Jakarta.
Raven, P.H., and Johnson, G.B. 1986. Biology. Times Mirror/ Mosby College Publishing.
Syahrum, M. H. 1994. Reproduksi dan Embriologi: Dari Satu Sel Menjadi Organisme.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.