SISTEM MUSKULOSKELETAL
Buku Pegangan Mahasiswa
Disusun oleh :
Tim Modul Sistem Muskuloskeletal
1
Tim Modul sistem Muskuloskeletal :
Dr. Yusnam Syarief, PAK
Dr. Murni Sri Hastuti, Sp S
Dr. Pitut Aprilia, MKK
Dr. Resna Murti W, Sp PD, M.Kes
Dr. Tirta Prawitasari, Sp KG,M.Sc
Dr. Tri wahyuni, Sp PK
DR. Dr. Busjra M Nur, M.Sc
Dr. Nizamuddin, MS
DR. Dr. Ferial Hadipoetro, M.Kes, Sp KFR
Dr. Mieke Marindawati, Sp. PA
Dr. Gladys, MPd. Ked
Dr. Hasyasya
2
KATA PENGANTAR
3
DAFTAR ISI
4
MODUL
SULIT BERGERAK
Disusun oleh :
Tim Modul Sistem Muskuloskeletal
SISTEM MUSKULOSKELETAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2019/2020
5
MODUL
SULIT BERGERAK
PENDAHULUAN
Sistem muskuloskeletal terdiri dari tulang, tulang rawan, persendian, otot, tendon
dan bursa, ligament dan struktur yang meghubungkan jaringan tersebut. Struktur tulang
dan jaringan ikat menyusun kurang lebih 25 % berat badan dan 50% diantaranya adalah
otot. Struktur tulang memberikan perlindungan terhadap organ – organ penting dalam
tubuh seperti jantung, paru, otak. Tulang berfungsi juga memberikan bentuk serta tempat
melekatnya otot sehingga tubuh kita dapat bergerak, disamping itu tulang berfungsi
sebagai penghasil sel darah merah dan sel darah putih ( tepatnya di sumsum tulang ).
Modul ini disusun untuk membantu mahasiswa mempelajari dan memahami
struktur dan fisiologi sistem muskuloskeletal beserta patofisiologi kelainannya. Tema
modul ini teridi dari 4 permasalahan yaitu modul sulit bergerak, modul nyeri sendi,
modul nyeri ekstremitas dan modul patah tulang. Melalui modul ini, mahasiswa
diharapkan dapat Menjelaskan peran kinerja Dasar alat gerak dalam mencapai kinerja
manusia yang optimal ditinjau dari segi struktur anatomi, histologi, fisiologi dan
biokimia, dilanjutkan mempelajari tentang beberapa patofisiologi dan penatalaksanaan
kelainan sistem otot, sendi dan tulang.
Sebelum menggunakan buku ini, tutor dan mahasiswa harus membaca TIU dan
TIK sehingga diharapkan diskusi tidak menyimpang dari tujuan, dan dapat dicapai
kompetensi minimal yang diharapkan. Peran tutor dalam mengarahkan tutorial sangat
penting. Bahan untuk diskusi bisa diperoleh dari bahan bacaan yang tercantum pada
daftar pustaka pendukung. Kemungkinan seorang ahli dapat memberikan kuliah dalam
pertemuan konsultasi antara kelompok mahasiswa peserta diskusi dengan ahli yang
bersangkutan yang bisa diatur dengan dosen yang bersangkutan.
6
MODUL
SULIT BERGERAK
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan peran
kinerja alat gerak dalam mencapai kinerja manusia yang optimal ditinjau dari aspek
biomedik.
7
4. Urutkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas
5. Tentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh mahasiswa atas kasus di atas.
Langkah 1 sd 5 dilakukan dalam diskusi pertama bersama tutor.
6. Cari informasi tambahan tentang kasus di atas di luar kelompok tatap muka.
Langkah 6 dilakukan dengan belajar sendiri-sendiri atau diskusi berkelompok tidak dengan
tutor.
7. Laporkan hasil diskusi dan sintesis informasi-informasi yang baru ditemukan.
Langkah 7 dilakukan dalam kelompok diskusi dengan tutor.
JADWAL KEGIATAN
1. Pertemuan pertama dalam kelas besar, untuk dinamika, menjelaskan tentang cara
penyelesaian modul, dan membagi kelompok diskusi.
2. Mahasiswa belajar mandiri atau berkelompok untuk melilih ketua dan penulis kelompok.
3. Pertemuan kedua : kelompok diskusi dipimpin oleh mahasiswa untuk menyelesaikan
langkah 1 sd 5
4. Mahasiswa belajar mandiri baik sendiri-sendiri atau berkelompok untuk mencari informasi
baru,
5. Pertemuan ketiga : untuk melaporkan hasil diskusi dan mensintese informasi yang baru
ditemukan.
6. Catatan penting : Pertemuan terakhir berupa laporan dan diskusi di kelas besar dari
kelompok dengan pakar masing – masing di bidang Anatomi, Fisiologi, Histologi dan
Biokimia
TIME TABLE
I II III IV V VI
Pertemuan I Pertemuan II Laporan Laporan Laporan Laporan
hasil hasil hasil hasil
diskusi diskusi diskusi diskusi
Anatomi Histologi Biokimia Fisiologi
8
STRATEGI PEMBELAJARAN :
1. Diskusi kelompok yang diarahkan tutor
2. Diskusi kelompok mandiri tanpa tutor
3. Konsultasi pada narasumber yang ahli (pakar) pada permasalahan dimaksud untuk
memperoleh pengertian yang lebih mendalam
4. Kuliah khusus dalam kelas
5. Aktifitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku ajar,
majalah, slide, tape atau video, dan internet
6. Praktikum di laboratorium anatomi, histologi, fisiologi dan biokimia
SKENARIO :
1. Seorang laki-laki berusia 65 tahun datang ke poliklinik
dengan keluhan tidak bisa duduk bersila di lantai. Pasien
juga merasa kesulitan jika duduk di antara dua sujud saat
solat. Dua hari yang lalu pasien masih bisa duduk bersila
dengan mudah dalam waktu yang cukup lama.
9
MODUL
NYERI SENDI DAN OTOT
Disusun oleh :
Tim Modul Sistem Muskuloskeletal
SISTEM MUSKULOSKELETAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2019/2020
10
MODUL NYERI SENDI DAN OTOT
PENDAHULUAN
Penyakit - penyakit muskuloskletal sangat umum terjadi di masyarakat, keluhan
yang disampaikan hampir mirip antara satu diagnosis penyakit dengan yang lain. Oleh
karena itu perlu ketelitian dalam mengumpulkan gejala – gejala dan pemeriksaan
pendukung sangat diperlukan. Diagnosis penyakit – penyakit dalam bidang Reumatologi
digunakan kriteria dari American College of Rheumatology (ACR). Bila gejala dan
pemeriksaan sudah memenuhi, maka dignosis dan terapi sudah dapat dilakukan.
Melalui modul ini, beberapa keluhan penderita berupa nyeri sendi akan disajikan
dalam bentuk skenario. Mahasiswa diharapkan untuk mencermati gejala – gejala yang
ada, kemudian dari keluhan satu dengan lainnya dapat dihubungkan dan pemeriksaan
pendukung yang diperlukan dapat difikirkan. Melalui beberap skenario modul ini
mahasiswa dapat nantinya diharapkan dapat membedakan secara rinci berbagai acam
radang sendi yang sering terjadi di masyarakat sehingga tidak salah dalam
mendiagnosis.
Sebelum menggunakan buku ini, tutor dan mahasiswa harus membaca Tujuan
dan Sasaran Pembelajaran sehingga diharapkan diskusi tidak menyimpang dari tujuan,
dan dapat dicapai kompetensi minimal yang diharapkan sesuai dengan Standar
Kompetensi Dokter Indonesia.
Penyusun mengharapkan buku modul ini dapat membantu mahasiswa dalam
memecahkan masalah penyakit infeksi yang akan disajikan pada sistem selanjutnya.
Penyusun
11
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan
tentang diagnosis nyeri sendi, penyebab-penyebab nyeri sendi, patofisiologi terjadinya
nyeri sendi dan penatalaksanaannya sehingga dapat membedakan nyeri sendi akibat
karena inflamasi dan nyeri sendi akibat karena mekanik.
12
2. Identifikasi problem penting dalam skenario di atas, dengan membuat pertanyaan
penting
3. Analisa problem-problem tersebut dengan brain storming
4. Urutkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas
5. Tentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh mahasiswa atas kasus di
atas.Langkah 1 sd 5 dilakukan dalam diskusi pertama bersama tutor.
6. Cari informasi tambahan tentang kasus di atas di luar kelompok tatap muka.
7. Langkah 6 dilakukan dengan belajar sendiri-sendiri atau diskusi berkelompok tidak
dengan tutor.
8. Laporkan hasil diskusi dan sintesis informasi-informasi yang baru ditemukan.
9. Langkah 7 dilakukan dalam kelompok diskusi dengan tutor.
JADWAL KEGIATAN
1. Pertemuan pertama dalam kelas besar dengan tatap muka satu arah dan Tanya jawab
yang bertujuan untuk menjelaskan tentang modul dan cara penyelesaian modul dan
membagi kelompok diskusi.
2. Pertemuan kedua: diskusi tutorial dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih menjadi
ketua dan penulis kelompok.
3. Mahasiswa belajar mandiri baik individual maupun kelompok untuk mencari
informasi baru.
4. Pertemuan ketiga adalah diskusi kelompok yang bertujuan untuk melaporkan hasil
diskusi dan mensintesa informasi yang baru ditemukan. Bila masih diperlukan
informasi baru dilanjutkan lagi seperti no 3 dan 4
5. Pertemuan selanjutnya berupa laporan hasil diskusi dengan bagian Patologi Klinik,
Radiologi dan Farmakologi
6. Pertemuan terakhir dilakukan dalam kelas besar dengan bentuk diskusi panel untuk
melaporkan hasil diskusi masing-masing kelompok dan menanyakan hal-hal yang
belum terjawab pada ahlinya.
13
TIME TABLE
I II III IV V VI
Pertemuan Pertemuan Laporan Laporan Laporan Pleno
I II hasil hasil hasil diskusi
diskusi diskusi Farmakologi
Patologi Radiologi
Klinik
STRATEGI PEMBELAJARAN :
1. Diskusi kelompok yang diarahkan tutor
2. Diskusi kelompok mandiri tanpa tutor
3. Konsultasi pada narasumber yang ahli (pakar) pada permasalahan dimaksud untuk
memperoleh pengertian yang lebih mendalam
4. Kuliah khusus dalam kelas
5. Aktifitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku ajar,
majallah, slide, tape atau video, dan internet
6. Praktikum di laboratorium
14
SKENARIO 1:
Seorang perempuan berusia 35 tahun datang ke
poliklinik dengan keluhan nyeri pada sendi jari kaki.
Nyeri dirasakan hilang timbul sejak 2 tahun yang lalu.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya bengkak dan
nyeri tekan pada ruas jari kaki. Pada pemeriksaan
antropometri TB 158 cm dan BB 60 kg. Keluhan
berkurang setelah minum obat nyeri yang dibeli di
warung. Riwayat jatuh disangkal.
SKENARIO 2
Seorang laki-laki berusia 52 tahun datang ke Puskesmas
dengan keluhan nyeri pada sendi pergelangan kaki
kanan sejak 2 bulan yang lalu. Nyeri dirasakan hilang
timbul dan kambuh saat berjalan. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan adanya bengkak. Pada pemeriksaan
antropometri TB 165 cm dan BB 90 kg. Keluhan
berkurang setelah minum obat nyeri dan istirahat.
Riwayat jatuh disangkal
15
BUKU PEGANGAN MAHASISWA
MODUL
PATAH TULANG
SISTEM MUSKULOSKELETAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2019/2020
16
MODUL PATAH TULANG
PENDAHULUAN
Seorang dokter umum harus dapat mendiagnosis adanya fraktur baik akubat
kecelakaan lalu lintas maupun trauma yang lain, karena kondisi ini merupakan
kegawatdaruratan maka diharapkan mahasiswa mampu mengetahui gejala dan tanda
adanya fraktur dan penanganan pertamanya.
Sebelum menggunakan buku ini, tutor dan mahasiswa harus membaca TIU dan
TIK sehingga diharapkan diskusi tidak menyimpang dari tujuan, dan dapat dicapai
kompetensi minimal yang diharapkan. Peran tutor dalam mengarahkan tutorial sangat
penting. Bahan untuk diskusi bisa diperoleh dari bahan bacaan yang tercantum pada
daftar pustaka pendukung. Kemungkinan seorang ahli dapat memberikan kuliah dalam
pertemuan konsultasi antara kelompok mahasiswa peserta diskusi dengan ahli yang
bersangkutan yang bisa diatur dengan dosen yang bersangkutan.
Penyusun mengharaapkan buku modul ini dapat membantu mahasiswa dalam
memecahkan masalah penyakit infeksi yang akan disajikan pada sistem selanjutnya.
Penyusun
17
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah menyelesaikan modul ini, mahasiswa mampu menjelaskan tentang
penyebab, patomekanisme, gambaran klinik, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan,
proses penyembuhan, komplikasi tindakan rehabilitasi medik dan pencegahan dari
penyakit-penyakit yang dapat mengakibatkan terjadinya fraktur pada tulang.
18
PROSES PEMECAHAN MASALAH
Dalam diskusi kelompok, mahasiswa memecahkan probblem yang terdapat dalam
skenario ini, dengan melakukan 7 langkah di bawah ini:
1. Klarifikasi isitilah yang tidak jelas dalam skenario di atas, dan tentukan kata
kunci.
2. Identifikasi problem penting dalam skenario di atas, dengan membuat
pertanyaan penting
3. Analisa problem-problem tersebut dengan brain storming
4. Urutkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas
5. Tentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh mahasiswa atas kasus di
atas.Langkah 1 sd 5 dilakukan dalam diskusi pertama bersama tutor.
6. Cari informasi tambahan tentang kasus di atas di luar kelompok tatap muka.
7. Langkah 6 dilakukan dengan belajar sendiri-sendiri atau diskusi berkelompok
tidak dengan tutor.
8. Laporkan hasil diskusi dan sintesis informasi-informasi yang baru ditemukan.
9. Langkah 7 dilakukan dalam kelompok diskusi dengan tutor.
JADWAL KEGIATAN
1. Pertemuan pertama dalam kelas besar dengan tatap muka satu arah dan Tanya
jawab yang bertujuan untuk menjelaskan tentang modul dan cara penyelesaian
modul dan membagi kelompok diskusi.
2. Pertemuan kedua: diskusi tutorial dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih
menjadi ketua dan penulis kelompok.
3. Mahasiswa belajar mandiri baik individual maupun kelompok untuk mencari
informasi baru.
4. Pertemuan ketiga adalah diskusi kelompok yang bertujuan untuk melaporkan
hasil diskusi dan mensintesa informasi yang baru ditemukan. Bila masih
diperlukan informasi baru dilanjutkan lagi seperti no 3 dan 4
19
5. Pertemuan terakhir dilakukan dalam kelas besar dengan bentuk diskusi panel
untuk melaporkan hasil diskusi masing-masing kelompok dan menanyakan hal-
hal yang belum terjawab pada ahlinya.
TIME TABLE
I II III IV V
DISKUSI DISKUSI DISKUSI DISKUSI Pleno
KELOMPOK KELOMPOK KELOMPOK KELOMPOK
DENGAN MANDIRI DENGAN MANDIRI
TUTOR TUTOR
STRATEGI PEMBELAJARAN :
1. Diskusi kelompok yang diarahkan tutor
2. Diskusi kelompok mandiri tanpa tutor
3. Konsultasi pada narasumber yang ahli (pakar) pada permasalahan dimaksud untuk
memperoleh pengertian yang lebih mendalam
4. Kuliah khusus dalam kelas
5. Aktifitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku ajar,
majallah, slide, tape atau video, dan internet
6. Praktikum di laboratorium
20
SKENARIO 1 :
Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun dibawa oleh orang tuanya ke
Unit Gawat Darurat dengan keluhan nyeri pada kaki kiri sejak 2
minggu yang lalu. Nyeri dirasakan setelah jatuh saat bermain bola.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya bengkak dan kemerahan
pada betis sampai pergelangan kaki. Pada betis ditemukan adanya
krepitasi. Pasien tidak mampu berjalan. Riwayat sebelumnya, pasien
bebeapa kali dibawa ke tukang urut oleh orang tuanya.
SKENARIO 2
21