Anda di halaman 1dari 9

BUKU PEGANGAN MAHASISWA

MODUL
INDERA KHUSUS - THT

Diberikan pada mahasiswa semester V


Fakultas Kedokteran Universitas Bosowa

BAGIAN ILMU KESEHATAN TELINGA, HIDUNG & TENGGOROK


SISTEM INDERA KHUSUS
Fakultas Kedokteran
Universitas Bosowa
2019
PENDAHULUAN
Sistem Indera khusus telinga mempelajari tentang struktur normal komponen indera khusus
yaitu pendengaran dan keseimbangan oleh telinga, penglihatan oleh mata, penghidu oleh hidung,
pengecapan oleh lidah dan sensasi perabaan, getar dan suhu oleh kulit. Selain itu pula dipelajari
fisiologi sistem indera khusus dan mekanisme patofisiologi proses kelainan indera khusus. Dalam
sistem ini dipelajari juga pemeriksaan-pemeriksaan yang mendukung kelainan indera khusus,
penatalaksanaan kelainan tersebut dan aspek-aspek yang berhubungan dengan promosi, prevensi
dan rehabilitasi kelainan indera khusus.
Modul I dengan topik Tuli difokuskan pada kelainan – kelainan telinga yang mengganggu
fungsi pendengaran dan keseimbangan.. Pada modul ini mahasiswa diharapkan dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang akan timbul pada kasus-kasus yang akan banyak dijumpai pada
masyarakat dan melihat hubungan antara disiplin ilmu yang terkait serta dampak psikososial yang
terjadi akibat kelainan tersebut.
Modul II dengan topik keseimbangan difokuskan pada fungsi keseimbangan. Tujuan dan
sasaran pembelajaran dari modul ini agar mahasiswa dapat memperoleh pembelajaran menyeluruh
tentang konsep dasar mekanisme gangguan keseimbangan. Modul ini terdiri dari dua skenario
yang menunjukkan beberapa simptom klinik yang bisa ditemukan pada penyakit tertentu.
Mahasiswa harus mampu menjelaskan semua aspek tentang gangguan keseimbangan, yaitu dasar
anatomi, histologi dan fisiologi dari keseimbangan, patomekanisme terjadinya gangguan
keseimbangan.
Modul III dengan topik Penghidu difokuskan pada kelainan – kelainan hidung yang
mengganggu fungsi penghidu. Tujuan dan sasaran pembelajaran dari modul ini agar mahasiswa
dapat memperoleh pembelajaran menyeluruh tentang konsep dasar mekanisme penyakit infeksi.
Pembelajaran pada modul ini, bertolak dari skenario yang telah dirancang. Diharapkan
skenario ini akan mendorong mahasiswa untuk belajar dan mencari jawaban dengan pendekatan
ilmiah. Diskusi bukan hanya difokuskan pada inti permasalahan tetapi juga akan dibicarakan
semua hal yang ada hubungannya dengan hal tersebut. Diskusi kelompok harus mengikuti 7
langkah pemecahan masalah yang akan diberikan pada petunjuk selanjutnya.
Sebelum menggunakan modul ini, mahasiswa diharapkan membaca TIU dan TIK sehingga
tidak terjadi penyimpangan pada diskusi dan tujuan serta dapat dicapai kompetensi minimal yang
diharapkan. Bahan untuk diskusi dapat diperoleh dari bacaan yang tercantum di akhir modul.
Kuliah pakar akan diberikan atas permintaan mahasiswa yang berkaitan dengan penyakit ataupun
penjelasan dalam pertemuan konsultasi antara peserta kelompok diskusi mahasiswa dengan tutor
atau ahli yang bersangkutan.
Penyusun mengharapkan modul ini dapat membantu mahasiwa dalam memecahkan
masalah penyakit sistem Indera Khusus yang disajikan.
Makassar, Januari 2019
Penyusun
2
Prof.dr. Abd. Kadir, PhD,SpTHT-KL(K)
Dr. dr. Eka Savitri, SpTHT-KL
TUGAS UNTUK MAHASISWA
Setelah membaca dengan teliti skenario di atas, mahasiswa mendiskusikannya dalam satu
kelompok diskusi yang terdiri dari 12-15 orang, dipimpin oleh seorang ketua dan sekretaris yang
dipilih oleh mahasiswa sendiri. Ketua dan sekretaris ini sebaiknya berganti-ganti pada setiap kali
diskusi. Diskusi kelompok ini bisa dipimpin oleh tutor atau secara mandiri
1. Melakukan aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku ajar,
majalah, slide, tape atau video, dan internet, untuk mencari informasi tambahan.
2. Melakukan diskusi kelompok mandiri (tanpa tutor), melakukan curah pendapat bebas antar
anggota kelompok untuk menganalisa dan atau mensintese informasi dalam menyelesaikan
masalah.
3. Melakukan penilaian atas pelaksanaan tutorial pada umunya dan kinerja tutor
4. Melakukan penilaian atas kinerja mahasiswa lain dalam kelompoknya.
5. Berkonsultasi pada nara sumber yang ahli pada permasalahan dimaksud untuk memperoleh
pengertian yang lebih mendalam (tanya pakar).
6. Mengikuti kuliah khusus (kuliah pakar) dalam kelas untuk masalah yang belum jelas atau
tidak ditemukan jawabannya..
7. Melakukan praktikum di laboratorium Anatomi dan Histologi.
8. Melakukan latihan di Laboratorium Keterampilan Klinik
Dalam semua aktivitas mahasiswa diharuskan memakai Name tag dan mematuhi semua tata
tertib yang ada.

PROSES PEMECAHAN MASALAH

Dalam diskusi kelompok, mahasiswa memecahkan problem yang terdapat dalam skenario ini,
dengan melakukan 7 langkah di bawah ini :
1. Klarifikasi isitilah yang tidak jelas dalam skenario di atas dan tentukan minimal 5 kata kunci.
2. Identifikasi problem penting dalam skenario di atas, dengan membuat pertanyaan mendasar.
3. Analisa problem-problem tersebut dengan brain storming menjawab pertanyaan di atas.
4. Urutkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas.
5. Tentukan tujuan pembelajaran selanjutnya yang ingin dicapai oleh mahasiswa atas kasus di
atas. Langkah 1 sd 5 dilakukan dalam diskusi pertama bersama tutor.
6. Cari informasi tambahan tentang kasus di atas di luar kelompok tatap muka. Langkah 6
dilakukan dengan belajar sendiri-sendiri atau diskusi berkelompok tidak dengan tutor.
7. Laporkan hasil diskusi dan sintesis informasi-informasi yang baru ditemukan.
Langkah 7 dilakukan dalam kelompok diskusi dengan tutor.
Bila pada pelaporan masih ada pertanyaan-pertanyaan yang masih membutuhkan informasi
baru maka proses 6 diulangi lagi dan seterusnya.
Penjelasan :

3
Bila dari hasil evaluasi laporan kelompok ternyata masih ada informasi yang diperlukan
untuk sampai pada kesimpulan akhir, maka proses 6 bisa diulangi, dan selanjutnya dilakukan
lagi langkah 7.
Kedua langkah diatas bisa diulang-ulang di luar tutorial, dan setelah informasi dirasa cukup
maka pelaporan dilakukan dalam diskusi akhir, yang biasanya dilakukan dalam bentuk diskusi
panel dimana semua pakar duduk bersama untuk memberikan penjelasan atas hal-hal yang
belum jelas.

STRATEGI PEMBELAJARAN
1. Diskusi kelompok yang diarahkan tutor
2. Diskusi kelompok mandiri tanpa tutor
3. Konsultasi pada narasumber yang ahli (pakar) pada permasalahan dimaksud untuk
memperoleh pengertian yang lebih mendalam
4. Kuliah khusus dalam kelas
5. Aktifitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku ajar,
majalah, slide, tape atau video, dan internet
6. Praktikum di laboratorium
7. Latihan keterampilan klinik

PERKULIAHAN :
1. Pengantar kuliah system indera khusus
2. Anatomi telinga
3. Fisiologi pendengaran dan keseimbangan
4. Histologi indera khusus
5. Patofisiologi kelainan indera khusus
6. Farmakologi obat-obat kelainan indera khusus
7. Pemeriksaan radiologis pada kelainan indera khusus
8. Masalah penyakit indera khusus pada masyarakat

PRAKTIKUM
1. Laboratorium Histologi
2. Laboratorium Anatomi

SKILL LAB :
 Pemeriksaan telinga ,hidung dan tenggorok
 Tes pendengaran dengan garpu tala
 Pemeriksaan keseimbangan

4
MODUL TULI

TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Instruksional Umum ( TIU )
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapakan dapat menjelaskan tentang penyebab,
patomekanisme, tanda-tanda/gejala, cara diagnosis, penatalaksanaan /terapi, komplikasi serta
epidemiologi dan cara pencegahan penyakit-penyakit yang menyebabkan ketulian.

KASUS
SKENARIO : T U L I
1. Seorang laki-laki, 35 tahun pekerja pabrik datang ke Poli THT dengan
keluhan tuli sejak 6 bulan lalu yang semakin berat disertai mendengung.
2. Seorang laki-laki, 20 tahun datang ke Poli THT dengan keluhan sering keluar
cairan dari telinga kanan sejak kecil disertai rasa berputar bila ada
perubahan posisi. Saat ini penderita selalu duduk di depan bila kuliah.

BAHAN BACAAN DAN SUMBER-SUMBER LAIN

A. Sumber Bacaan
1. Grant Boileau JC. A Method of Anatomy, 6th ed, The Williams and Wilkins Co., Baltimore, 1958
2. Gray Henry, Mayo Goss : Anatomy of the Human Body, 17 th ed., Lea and Fabiger, Philadelphia, 1959
3. Gran’s Atlas of Anatomy
4. Atlas Spaltelhotz
5. Dik tat kuliah penyakit THT Bagian THT-KL FK-Unhas
6. Allan G Kerr. Scot Brown’s Otolaryngology, Basic Science, Goodman & Gillman’s The
pharmacological Basis of therapeutics 9th ed. New York. Mc Graw Hill 1996.
7. Di Piro J. Pharmacotherapy A Patophysiologic approach. New York. Elsevier. 1989
8. A Textbook of Radiology and Imaging, David Suton, 1993
9. Synopsis of Analysis of Rontegen Sign in General Radiology, Isadore Meschan, 1976
10. Diktat Kuliah Radiologi
11. Cranial MRI and CT, Lee SH, Kao KC, Zimmerman, 1992
12. L. Kathelen Mahan & Marian Arrlin, Krause's: Food Nutrition & Diet therapy, Philadelphia, WB
Saunders Company, 9th ed., 1998
13. Shils ME, Olson JA: Modern Nutrition in Health and Disease, Philadelphia,lippincott williams &
wilkins, 9th eds., 1999
14. Wijaya Caroline (Editor Bahasa Indonesia) 1995, Referensi Manual Kedokteran Keluarga,
Hipokrates, Jakarta
15. Noor N Nasri, 1997, Dasar Epidemiologi, PT. Rineka Cipta, Jakarta
16. World Health Organization, 1992, International Statistical Classification of Diseases and Related
Health Problems, Tenth Revision, vol.1, WHO, Geneva
5
B. Sumber lain : Internet, VCD, Tape, Slide

6
MODUL KESEIMBANGAN

TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Instruksional Umum ( TIU )
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapakan dapat menjelaskan tentang penyebab,
patomekanisme, tanda-tanda/gejala, cara diagnosis, penatalaksanaan /terapi, komplikasi serta
epidemiologi dan cara pencegahan penyakit-penyakit yang menyebabkan gangguan
keseimbangan.

KASUS
SKENARIO : T U L I

1. Seorang perempuan 45 tahun datang ke Poli THT dengan keluhan tiba-tiba


rasa berputar (vertigo) kadang-kadang disertai mual muntah dan kadang-
kadang telinga mendengung dan terasa tersumbat seperti ada air. Riwayat
penyakit sebelumnya disangkal.
2. Seorang perempuan 35 tahun datang ke poli THT dengan keluhan rasa
berputar mendadak waktu bangun tidur disertai muntah-muntah. Dirawat 3
hari oleh Neurologi. Keluhan vertigo membaik, tetapi masih berulang dengan
perubahan posisi kepala tetapi tidak seberat serangan pertama. Saat berjalan
merasa kurang stabil apabila kepala menoleh dengan cepat.

BAHAN BACAAN DAN SUMBER-SUMBER LAIN

A. Sumber Bacaan
1. Bon Ian, Callander, Tumours of the posterior fossa ekstrinsik in Neurologi and
surgery illustrated, 4th ed, Churchil Livingstone, New York,2004
2. Anonym, The Ear and Balance center, Acoustic Neuroma, Available at
http://www.utmen.edu/otolaryngology/index.html
3. Dhingra PL, Acosutic Neuroma in Disease of Ear, Nose and Throat, Churchill Livingstone
ltd, New Delhi, 2003
4. Kerr, G Alan, Vestibular Schwannoma in Scott Brownn’s Otolaryngology, 6 th Ed,
Butterworth Heneman, London,1997
5. Sukardi, Anatomi Fungsional Nervi Craniales, Neuroanatomia Medica, Universitas Indonesia,
1984. 164-176
6. C Levine, Sam, MD. Acoustic Neuroma available at
http://www.med.edu/oto/library/origin.htm, accessed 16 Desember 1999
7
7. Cummings MD Charless W, Differential diagnosis of neoplasm of posterior fossa in
Otolaryngology head and neck surgery, 2nd Ed, BW Saunders, Saint Louis 2003
8. Shambaugh GE, Surgery of the facial nerve in Surgery of the Ear, 2 nd Ed, WB Saunders
company, Philadelphia, 2000
9. MD Eibling D, Cerebellopontine angle tumours in Decision Making in Ear, Nose and
Throath disorders, WB Saunders, London, 2003
10. Amil K, Acoustic Neuroma in Current Diagnosis and treatment, MC Graw Hill, New
York, 2003.

B. Sumber lain : Internet, VCD, Tape, Slide

8
MODUL PENGHIDU

TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Instruksional Umum ( TIU )
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapakan dapat menjelaskan tentang penyebab,
patomekanisme, tanda-tanda/gejala, cara diagnosis, penatalaksanaan /terapi, komplikasi serta
epidemiologi dan cara pencegahan penyakit-penyakit yang menyebabkan gangguan penghidu.

KASUS
SKENARIO : PENGHIDU
1. Seorang laki-laki, 26 tahun datang ke Poli THT dengan keluhan penghidu berkurang
dialami 2 tahun lalu disertai hidung tersumbat.
2. Seorang laki-laki, 23 tahun datang ke Poli THT dengan nyeri kepala 1 tahun hilang
timbul disertai ingus kental kuning kehijauan dan sering jatuh di tenggorokan, dan
akhir-akhir ini penghidu rasa berkurang.

BAHAN BACAAN DAN SUMBER INFORMASI


A. Sumber Bacaan
1. Grant Boileau JC. A Method of Anatomy, 6th ed,The Williams and Wilkins Co., Baltimore,1958
2. Gray Henry, Mayo Goss : Anatomy of the Human Body, 17 th ed., Lea and Fabiger,
Philadelphia, 1959
3. Gran’s Atlas of Anatomy
4. Atlas Spaltelhotz
5. Diktat kuliah penyakit THT Bagian THT FK-Unhas
6. Allan G Kerr. Scot Brown’s Otolaryngology, Basic Science Goodman Gillman’s The
pharmacological Basis of therapeutics 9th ed. NY. McGraw Hill 1996.
7. Di Piro J. Pharmacotherapy A Patophysiologic approach. New York. Elsevier. 1989
8. A Textbook of Radiology and Imaging, David Suton, 1993
9. Synopsis of Analysis of Rontegen Sign in General Radiology, Isadore Meschan, 1976
10. Diktat Kuliah Radiologi
11. Cranial MRI and CT, Lee SH, Kao KC, Zimmerman, 1992
12. L. Kathelen Mahan & Marian Arrlin, Krause's: Food Nutrition & Diet therapy, Philadelphia, WB
Saunders Company, 9th ed., 1998
13. Shils ME, Olson JA: Modern Nutrition in Health and Disease, Philadelphia,lippincott williams &
wilkins, 9th eds., 1999
14. Wijaya Caroline (Editor Bahasa Indonesia) 1995, Referensi Manual Kedokteran Keluarga,
Hipokrates, Jakarta
15. Noor N Nasri, 1997, Dasar Epidemiologi, PT. Rineka Cipta, Jakarta
16. World Health Organization, 1992, International Statistical Classification of Diseases and
Related Health Problems, Tenth Revision, vol.1, WHO, Geneva
B. Sumber lain : Internet, VCD, Tape, Slide
9

Anda mungkin juga menyukai