Anda di halaman 1dari 13

MODUL 1

BENGKAK PADA MUKA DAN PERUT

PENDAHULUAN

Modul Bengkak pada Muka dan Perut ini diberikan pada mahasiswa yang

mengambil mata kuliah sistemUronefrologi di semester V. TIU dan TIK pada sistem ini

disajikan pada permulaan buku modul agar dapat dimengerti secara menyeluruh tentang

konsep dasar penyakit-penyakit Sistem Uronefrologi yang memberikan gejala bengkak pada

muka dan perut. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan semua aspek tentang sistem

Uronefrologi dan patomekanisme terjadinya penyakit, kelainan jaringan, dan pemeriksaan

lain yang dibutuhkan pada penyakit yang memberikan gejala bengkak pada muka dan perut.

Sebelum menggunakan modul ini, mahasiswa diharapkan membaca TIU dan TIK

sehingga tidak terjadi penyimpangan pada diskusi dan tujuan serta dapat dicapai kompetensi

minimal yang diharapkan. Bahan untuk diskusi dapat diperoleh dari bacaan yang tercatum di

akhir modul. Kuliah pakar akan diberikan atas permintaan mahasiswa yang berkaitan dengan

penyakit ataupun penjelasan dalam pertemuan konsultasi antara peserta kelompok diskusi

mahasiswa dengan tutor atau ahli yang bersangkutan.

Penyusun mengharapkan modul ini dapat membantu mahasiwa dalam memecahkan

masalah penyakit Uronefrologi yang disajikan.

Revisi:

Makassar, November 2016


Penyusun
MODUL 1
BENGKAK PADA MUKA DAN PERUT

TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah pembelajaran modul ini selesai, mahasiswa diharapkan dapat
menyebutkan penyakit-penyakit yang menyebabkan pembengkakan pada muka dan perut,
menjelaskan gejala-gejala klinis, penyebab, patomekanisme, cara-cara diagnosis,
penatalaksanaan/terapi, komplikasi dan aspek epidemiologi penyakit-penyakit yang
menyebabkan pembengkakan pada muka dan perut .

KASUS

Skenario: Bengkak pada muka dan perut

Seorang anak laki-laki, 10 thn, dibawa oleh ibunya ke Puskesmas dengan muka dan perut
bengkak. Pembengkakan terjadi sejak 3 minggu yang lalu yang makin lama semakin
bertambah. Tidak ada demam dan tanda-tanda infeksi lain.

TUGAS UNTUK MAHASISWA

1. Setelah membaca dengan teliti skenario di atas anda harus mendiskusikan kasus
tersebut pada satu kelompok diskusi terdiri dari 10 – 12 orang, dipimpin oleh seorang
ketua dan seorang penulis yang dipilih oleh anda sendiri. Ketua dan sekretaris ini
sebaiknya berganti-ganti pada setiap kali diskusi. Diskusi kelompok ini bisa dipimpin
oleh seorang tutor atau dilakukan secara mandiri oleh kelompok.
2. Melakukan aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan
buku ajar, majalah, slide, tape atau video, dan internet, untuk mencari informasi
tambahan.
3. Melakukan diskusi kelompok mandiri (tanpa tutor) , melakukan curah pendapat bebas
antar anggota kelompok untuk menganalisa dan atau mensintese informasi dalam
menyelesaikan masalah.
4. Berkonsultasi pada nara sumber yang ahli pada permasalahan dimaksud untuk
memperoleh pengertian yang lebih mendalam (tanpa pakar).
5. Mengikut kuliah khusus (kuliah pakar) dalam kelas untuk masalah yang belum jelas
atau tidak ditemukan jawabannya.
6. Melakukan latihan dilaboratorium keterampilan klinik dan praktikum di laboratorium.

PROSES PEMECAHAN MASALAH

Dalam diskusi kelompok dengan menggunakan metode curah pendapat, mahasiswa


diharapkan memecahkan problem yang terdapat dalam skenario ini, yaitu dengan mengikuti 7
langkah penyelesaian masalah di bawah ini:
1. Klarifikasi istilah yang tidak jelas dalam skenario di atas, dan tentukan kata/ kalimat
kunci skenario diatas.
2. Identifikasi problem dasar skenario diatas dengan membuat beberapa pertanyaan penting.
3. Analisa problem-problem tersebut dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas.
4. Klasifikasikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas.
5. Tentukan tujuan pembelajaran yang ingindicapai oleh mahasiswa atas kasus tersebut
diatas.
6. Cari informasi tambahan tentang kasus diatas dari luar kelompok tatap muka. Langkah 6
dilakukan dengan belajar mandiri.
7. Laporkan hasil diskusi dan sistesis informasi-informasi yang baru ditemukan.
Langkah 7 dilakukan dalam kelompok diskusi dengan tutor.
Penjelasan :
Bila dari hasil evaluasi laporan kelompok ternyata masih ada informasi yang
diperlukan untuk sampai pada kesimpulan akhir, maka proses 6 bisa diulangi, dan selanjutnya
dilakukan lagi langkah 7.
Kedua langkah diatas bisa diulang-ulang di luar tutorial, dan setelah informasi
dirasa cukup maka pelaporan dilakukan dalam diskusi akhir, yang biasanya dilakukan dalam
bentuk diskusi panel dimana semua pakar duduk bersama untuk memberikan penjelasan atas
hal-hal yang belum jelas.
JADWAL KEGIATAN

Sebelum dilakukan pertemuan antara kelompok mahasiswa dan tutor, mahasiswa


dibagi menjadi kelompok-kelompok diskusi yang terdiri dari 10-12 orang tiap kelompok.
1. Pertemuan pertama dalam kelas besar dengan tatap muka satu arah untuk penjelasan dan
tanya jawab. Tujuan : menjelaskan tentang modul dan cara menyelesaikan modul, dan
membagi kelompok diskusi. Pada pertemuan pertama buku modul dibagikan.
2. Pertemuan kedua : diskusi tutorial 1 dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih menjadi
ketua dan penulis kelompok, serta difasilitasi oleh tutor Tujuan :
* Memilih ketua dan sekretaris kelompok,
* Brain-storming untuk proses 1 – 5,
* Pembagian tugas
3. Pertemuan ketiga: diskusi tutorial 2 seperti pada tutorial 1. Tujuan: untuk melaporkan
informasi baru yang diperoleh dari pembelajaran mandiri dan melakukan klassifikasi,
analisa dan sintese dari semua informasi.
4. Anda belajar mandiri baik sendiri-sendiri. Tujuan: untuk mencari informasi baru yang
diperlukan,
5. Diskusi mandiri; dengan proses sama dengan diskusi tutorial. Bila informasi telah cukup,
diskusi mandiri digunakan untuk membuat laporan penyajian dan laporan tertulis. Diskusi
mandiri bisa dilakukan berulang-ulang diluar jadwal.
6. Pertemuan keempat: diskusi panel dan tanya pakar. Tujuan: untuk melaporkan hasil
analisa dan sintese informasi yang ditemukan untuk menyelesaikan masalah pada skenario.
Bila ada masalah yang belum jelas atau kesalahan persepsi, bisa diselesaikan oleh para
pakar yang hadir pada pertemuan ini. Laporan penyajian dibuat oleh kelompok dalam
bentuk sesuai urutan yang tercantum pada buku kerja.
7. Masing-masing mahasiwa kemudian diberi tugas untuk menuliskan laporan tentang salah
satu penyakit yang memberikan gambaran seperti pada skenario yang didiskusikan pada
kelompoknya. Laporan ditulis dalam bentuk laporan penyajian dan laporan lengkap.
8. Pertemuan terakhir: laporan kasus dilakukan dalam kelas besar oleh masing-masing
mahasiswa.
Catatan :

 Laporan penyajian kelompok dan perorangan serta semua laporan kasus masing-
masing diserahkan satu rangkap ke sistem melalui ketua kelompok.
 Semua laporan akan diperiksa dan dinilai oleh pakarnya masing-masing.
 Semua mahasiswa wajib menyalin laporan dari kelompok dan mahasiswa lain
untuk dipakai sebagai salah satu bahan ujian.
TIME TABLE
PERTEMUAN
I II III IV V VI VII
Pertemuan I Pertemuan Tutorial I Mandiri Kuliahk Tutorial Pertemuan
(Penjelasan) Mandiri Pengum-pulan osultasi II Terakhir
(Brain informasi Praktikum (Laporan (Laporan)
Stroming) Analisa & CSL &Diskusi)
sintese

STRATEGI PEMBELAJARAN

1. Diskusi kelompok difasilitasi oleh tutor


2. Diskusikelompoktanpa tutor
3. CSL: Anamnesis dan Pemeriksaan fisik, gambaran radiologi penderita dengan
pembengkakan pada muka dan perut.
4. Praktikum Anatomi, Histologi, PA dan Patologi Klinik
5. Konsultasi pada pakar
6. Kuliah khusus dalam kelas
7. Aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku ajar
Majalah, slide, tape atau video dan internet
B. Diktat dan Hand-out : Diktat Anatomi dan Histologi, Buku ajar fisiologi ginjal dan
diktat kuliah radiologi

C. Sumber lain : Internet, VCD, Tape, Slide

D. Dosen Pengampu mata kuliah

No. NAMA DOSEN BAGIAN TLP. HP/FLEXI


KANTOR
1. Prof. Dr. dr. Syarifuddin Anak 0811411109
Rauf Sp.A(K)
2. Dr. dr. Hasyim Kasim, Penyakit Dalam 08124200373
Sp.PD-KGH
3. dr. Abd. Azis, Sp.U Bedah Urologi 08114611624
4. Dr. dr. Nurelly Waspodo, Kulit Kelamin 0811443162
Sp.KK
5. dr. Dwi Anggita Fisiologi 085299558882
6. dr. Hanna Aulia Namirah Anatomi 08124128290
7. Prof. Dr. dr. Sabbele, PHK Histologi 0811411723
8. dr. Nurdin Mappewali, Biokimia 0811442224
M.Biomed
9. dr. Djumadi Achmad, Patologi Anatomi 0811444566
Sp.PA(K)
10. dr. Hj. Aryanti B., M.Kes, Gizi 085242543717
SpGK
11. dr. Wisudawan, M.Kes, Farmakologi 08124236483
Sp.JP, FIHA
12. dr. Erlin Syahrir, Sp.Rad. Radiologi 01242109925
13. dr. Sri Julyani, M.Kes, Patologi Klinik 08114100939
Sp.PK
14. dr. Yusriani Mangarengi, Mikrobiologi 085399067512
M.Kes
15. dr. Dian Amelia Abdi, Kulit Kelamin 082291901201
M.Kes, SpKK
16. dr. Hj. Hermiaty, M.Kes IKM 081355519090

BAHAN BACAAN DAN SUMBER-SUMBER LAIN

A. Sumber Bacaan

1. Grant BJC The perineum and Pelvis : a Method of Anatomy


2. Grant Henry and Mayo Goss. The Urogenital System
3. Prescott LM et al : Microbiology, 2nd edition, Wm.c Brown Publisher, Melbourne, 1993
4. Parker and Collier : Principles of Bacteriology, Virology & Immunity, 8th edition, vol 1-5,
1990
5. Guyton & Hall : Textbook of Medical Physiology, edisi 10, 2001
6. A Textbook of Radiology and Imaging : David Sutton, 1993
7. Thorpe, Neal O : Cell Biology 5th edition, Canada, John Wiley and Son Inc, 1984
8. WilaWirya IGN. Penelitianbeberapaaspekklinisdanpatologianatomissindromnefrotik primer
padaanak di Jakarta. Disertasi, 1992
9. Mohammad SN. Glomerulonefritis. Dalam buku ajar nefrologi anak. Balai penerbit FKUI,
Jakarta 2002, 345-52
10. Drum-mond KN. Infection of the urinary tract, dalam: Vaughan VC, MC Kay RJ, Behrman
RE, penyunting. Nelson Textbook of pediatrics, Edisi 11, Tokyo : IgokuShoin, 1979: 1543-
48
11. Kallen RJ. UTI: Treating the first infection and avoiding the second, Mod med Asia, 1980;
16: 67-74
12. McCracken GH. Diagnosis and management of acute urinary tract infections in infants and
children. J Pediatric infection disease. 1987; 107-112
13. Kher KK. Obstructive uropathy. Dalam :Kher KK, Marker SP, penyunting. Clinical
Pediatric Nephrology. New York: Mc Graw – Hill 1992: 447-65.
14. Meatow SR. Eneuresis. Dalam: Pediatric Kidney Disease. Edelman CM, penyunting. Edisi
2, Boston: Little Brown Co 1992: 105-84
15. Ahmad H, Tejani A: Predictive Value of Repeat Renal Biopsies in Children with Nephrotic
Syndrome. Nephron 2000 Apr; 84(4): 342-346.

LEMBAR KERJA

1. KLARIFIKASI KATA SULIT

2. TENTUKAN KATA KUNCI


3. TENTUKAN PROBLEM KUNCI DENGAN MEMBUAT
PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING
4. JAWABAN PERTANYAAN
4. JAWABAN PERTANYAAN
5. TUJUAN PEMBELAJARAN SELANJUTNYA

6. INFORMASI BARU
6. INFORMASI BARU
SISTEM URONEFROLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MODUL 1
PROBLEM BASE LEARNING

BENGKAK PADA MUKA DAN PERUT

PANDUAN MAHASISWA

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2016

Anda mungkin juga menyukai