Anda di halaman 1dari 65

Semester III

Tahun Akademik 2015-2016

MUSCULOSKELETAL
SYSTEM
Blok dimulai tanggal :
14 September- 29 Oktober 2015

AND DISORDER

2015

Modul Mahasiswa

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS WARMADEWA

2015

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan rahmat-Nya Buku Modul Muskuloskeletal Sytem and Disorders ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Buku Modul Blok ini disusun untuk memberikan panduan di dalam proses pembelajaran
blok Muskuloskeletal Sytem and Disorders baik bagi dosen pengajar, fasilitator, maupun
mahasiswa sendiri, sehingga proses pembelajaran pada blok ini dapat terlaksana dengan baik.
Buku Modul Blok ini dilengkapi dengan pemicu yang harus dibahas oleh mahasiswa dalam
diskusi kelompok dan belajar mandiri agar dapat mencapai learning outcomes, self assessement
untuk mengukur sendiri keberhasilan mahasiswa dalam memahami konsep-konsep yang dibahas
dalam blok serta daftar referensi standar dan referensi yang dianjurkan.
Kami menyampaikan ucapan terima kasih terhadap semua pihak yang telah terlibat dalam
penyusunan buku ini. Kami menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, sehingga
memerlukan masukan dari berbagai pihak demi penyempurnaan buku ini. Kami mohon maaf
apabila selama proses penyusunan buku ini terdapat hal-hal yang kurang berkenan.
Semoga Buku Modul Blok ini dapat bermanfaat bagi Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Warmadewa khususnya bagi para dosen pengajar dan mahasiswa,
sehingga proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

Denpasar, September 2015

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul .............................................................................................. i


Kata Pengantar .............................................................................................. ii
Daftar Isi ....................................................................................................... iii
Pendahuluan ................................................................................................. 1
Informasi Umum ........................................................................................... 3
Tim Penyusun Blok............................................................................... 3
Dosen Pemberi Kuliah .......................................................................... 4
Dosen Fasilitator ................................................................................... 5
Kurikulum ............................................................................................ 6
Jadwal Pembelajaran ............................................................................. 10
Pertemuan Evaluasi ............................................................................... 15
Penilaian Hasil Belajar .......................................................................... 15
Daftar Pustaka ....................................................................................... 17
Informasi Lain-lain ............................................................................... 18
Program Pembelajaran .................................................................................. 23
Pemicu .................................................................................................. 23
Student Project ...................................................................................... 26
Abstrak Kuliah ...................................................................................... 28
Kegiatan Praktikum .............................................................................. 52
Keterampilan Klinik .............................................................................. 57
Pemutaran Video................................................................................... 58
Uji Diri (Self Assesment) ............................................................................... 59
Komentar dan Kiat Khusus ........................................................................... 61
Penutup ......................................................................................................... 62

iii
Musculoskeletal system and disorders 2015

PENDAHULUAN

Sistem Musculoskeletal merupakan sistem yang menggabungkan tulang, otot dan sendi untuk
penunjang bentuk tubuh dan mengukur pergerakan. Tulang manusia saling berhubungan satu
dengan yang lain dalam berbagai bentuk untuk memperoleh fungsi yang optimum. Aktivitas
gerak tubuh manusia tergantung pada efektifnya interaksi antara sendi yang normal unit-unit
neuromuskular yang menggerakkannya. Elemen-elemen tersebut juga berinteraksi untuk
mendistribusikan stress mekanik ke jaringan sekitar sendi. Otot, ligamen, rawan sendi dan tulang
saling bekerjasama dibawah kendali sistem saraf agar fungsi tersebut dapat berlangsung dengan
sempurna.
Musculoskeletal System and Disorders diberikan di Semester III dengan tujuan agar
mahasiswa memahami konsep tentang tulang, otot, sendi serta pergerakannya. Dalam blok ini,
terdapat 4 bagian pokok yang harus dipahami, meliputi anatomi musculoskeletal baik secara
makroskopis dan mikroskopis, fisiologi musculoskeletal, biokimia muskuloskeletal, dan berbagai
kelainan pada musculoskeletal. Dengan memahami konsep tentang muskuloskeletal, mahasiswa
diharapkan cukup untuk mengikuti pendidikan kedokteran lebih lanjut, serta mampu
mengembangkan wawasan dan berkomunikasi secara ilmiah dalam bidang ilmu kedokteran
sehingga mampu mengikuti perkembangan ilmu kedokteran dan dapat menerapkannya dalam
praktek kedokteran dikemudian hari.
Buku Modul Blok Musculoskeletal Sytem and Disorders, ini dilengkapi dengan pemicu
yang harus dibahas oleh mahasiswa dalam diskusi kelompok dan belajar mandiri agar dapat
mencapai learning outcomes, self assessement untuk mengukur sendiri keberhasilan mahasiswa
dalam memahami konsep-konsep yang dibahas dalam blok serta daftar referensi standar dan
referensi yang dianjurkan.
Masa pembelajaran blok selama 5 minggu (25 hari efektif) dengan menerapkan situasi
pembelajaran berupa diskusi kelompok sebagai pendekatan utama dengan difasilitasi oleh
seorang fasilitator, dan belajar mandiri dilakukan di kampus dan rumah masing-masing. Untuk
meningkatkan pemahaman dilakukan pembelajaran dalam bentuk kuliah, praktikum, tugas
kelompok dan pemutaran video. Pada tengah masa pembelajaran dilakukan diskusi antara tim
blok dengan mahasiswa guna mendapatkan masukan untuk penyempurnaan blok. Dan pada

1
Musculoskeletal system and disorders 2015
masa akhir pembelajaran dilakukan ujian dengan metode pilihan ganda. Nilai diskusi kelompok,
praktikum dan penugasan juga akan diperhitungkan dalam menentukan nilai akhir blok.
Plenary sesion atau sering disebut pleno diadakan setiap kali selesai 1 pemicu dalam
diskusi kelompok. Pleno ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemajuan yang telah
dicapai oleh mahasiswa selain mengidentifikasi adanya masalah-masalah yang mungkin
ditemukan selama proses pembelajaran.
Dengan adanya Buku Modul Blok ini diharapkan mahasiswa dapat menerapkan
kemampuannya masing-masing dalam memahami sistem musculoskeletal. Namun demikian
disadari buku blok ini masih belum sempurna. Oleh karena itu apabila terdapat hal-hal yang
belum jelas hendaknya mahasiswa dan pembaca lainnya dapat menyampaikan kepada Tim
Penyusun Buku Pedoman ini. Untuk perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Tim Penyusun

2
Musculoskeletal system and disorders 2015
INFORMASI UMUM

TIM PENYUSUN BLOK

Koordinator Blok
dr. Sang Nyoman Suriana, Sp.B

Sekretaris Blok
dr. Asri Lestarini, M.Sc

Anggota
dr. IGN Putu Sana
dr. IGN Anom Murdhana
dr. I Wayan Suwitra, PHK (K)
dr. I Wayan Semadha, M.Repro PHK (K)
Prof. dr. Putu Sutisna, DTM&H. Sp.Par.K
dr. Robin Martilo D., M.Med.Ed
dr. Ni Wayan Wiryantini, S.Ked

3
Musculoskeletal system and disorders 2015
DOSEN PEMBERI KULIAH

No. Nama Nama Bagian/Institusi (No. Telp.)


1. dr. IGN. Putu Sana Anatomi
(0361)7472248
FKIK Unwar
2. dr. Nyoman Sueta, DAP Anatomi
08164747583
FKIK Unwar
3. dr.Wayan Suwitra, PHK (K) Histologi
08123915501
FKIK Unwar
4. dr.Suyasning H.I, M.Erg Fisiologi
08123804549
FKIK Unwar
5. dr. Asri Lestarini, M.Sc Biokimia
081916162485
FKIK Unwar
6. dr. Sri Agung Aryastuti, M.Sc Farmakologi
085792144822
FKIK Unwar
7. dr. Sang Nyoman Suriana, Sp B Bagian Bedah RSUD 08164733398
Sanjiwani
8. dr. Made Dwi Yoga Bharata, Sp. B.KBD Bagian Bedah RSUD 081338582173
Sanjiwani
9. dr. Yoga Premana, Sp.OT Bagian Bedah RSUD 08123771514
Sanjiwani
10. dr. Wawan Thirtayasa Sp.B.Onk Bagian Bedah RSUD 085253710780
Sanjiwani
11. Dr. Darmawan, Sp.B Bagian Bedah RSUD 081342784942
Sanjiwani
12. Ni Wayan Sri Wardani, dr.Sp.PD. Bagian Penyakit Dalam 08123998426
RSUD Sanjiwani
13. dr. Ate Budiati, Sp.Rad Bagian Radiologi RSUD 081337934497
Sanjiwani
14. dr. Ni Wayan Armerinayanti, M.Biomed, Patologi Anatomi 081338658489
Sp.PA FKIK Unwar
15. dr. Cok Dalem Kurniawan, Sp.KFR Bagian Rehabilitasi Medik 08123800149
RSUP Sanglah

16. dr. Eka Saputra, Sp.PD Bagian Penyakit Dalam 081236928689


RSUD Sanjiwani

4
Musculoskeletal system and disorders 2015
DOSEN FASILITATOR

No. Nama Bagian Alamat/Telp. Kelompok Ruang


Diskusi
1. dr. Suyasning Hastiko Fisiologi- Jl. Raya Batubulan 1 4.09
Indonesiani,PFK,M.Erg. Biokimia No. 58 Gianyar
Telp.081238804549
2. dr. I Wayan Suwitra, PA Anatomi- Jl. P. Aru No. 10 2 4.10
(K) Histologi Sanglah Dps
Telp. 08123915501
3. Prof. dr. Putu Mikrobiologi Jl. Kertha Usadha IV 3 4.11
Sutisna,DTM&H.Sp.Par.K - 36 Sidakarya Dps
Telp.085935287304
4. dr. I Nengah Kapti, Parasitologi Jl. Tk. Yeh Aya II C- 4 4.12
Sp.Park 9 Dps
Telp. 08155763967
5. dr. Made Judy Rachmanu, IKK-IKP Perum Dalung 5 4.13
M. Kes Permai Blok EE/24
Telp. 08123970118
6. dr. Made Bagus Toya Farmakologi Br. Kertha Usadha 6 4.14
Ariawan III/30 Sidakarya Dps
Telp. 08123666993
7. dr. I Wayan Kandera, IKK-IKP Jl. A. Yani No. 337 7 4.15
MPH Denpasar
Telp. 08123958256
8. dr. Asri Lestarini, M.Sc. Fisiologi- Br. Baturiti Tengah, 8 4.16
Biokimia Kerambitan, Tabanan
Telp. 081916162485

5
Musculoskeletal system and disorders 2015
KURIKULUM

A. Tujuan Blok (Aims):

Merencanakan pengelolaan gangguan sistem muskuloskeletal pada penderita, keluarga,


dan masyarakat sesuai dengan kewenangan sebagai dokter layanan kesehatan primer.

B. Learning Outcomes:

Setelah menyelesaikan blok ini, mahasiswa diharapkan mampu:

1. Menjelaskan struktur anatomi tulang, sendi, dan otot meliputi: struktur makroskopis,
mikroskopis, vaskularisasi dan inervasi.
2. Menjelaskan fungsi tulang, sendi dan otot, serta mekanisme kontraksi otot
3. Menjelaskan metabolisme kalsium dan fosfat yang berkaitan dengan osteogenesis dan
chondrogenesis.
4. Menjelaskan mekanisme kerja obat-obat untuk gangguan muskuloskeletal.
5. Menjelaskan patofisiologi dan diagnosis gangguan sistem muskuloskeletal:
a) Tumor
b) Kelainan kongenital
6. Menjelaskan patofisiologi, diagnosis dan penanganan gangguan sistem
muskuloskeletal:
1) Trauma
2) Infeksi
3) Proses degeneratif
7. Mendemonstrasikan keterampilan klinik pada gangguan sistem muskuloskeletal:
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan fisik
c. Mengusulkan dan menginterpretasikan pemeriksaan penunjang diagnostik
d. Keterampilan terapeutik
8. Mengakses informasi tentang gangguan pada sistem muskuloskeletal

6
Musculoskeletal system and disorders 2015
9. Menerapkan prinsip-prinsip profesionalisme (pengetahuan, keterampilan, etika) dalam
proses pembelajaran gangguan sistem muskuloskeletal:
a) Mengutamakan kepentingan pasien (altruism).
b) Mendengarkan keluhan pasien dengan seksama.
c) Menerapkan konsep etika kedokteran saat melakukan anamnesa, pemeriksaan
fisik dan penunjang, serta tindakan yang relevan terhadap pasien
d) Memberikan penjelasan yang relevan mengenai penyakit pasien
e) Menghormati segala keputusan dan hak pasien

C. Isi Pembelajaran (Learning Contents):

1. Ilmu Biomedik:
a. Anatomi sistem muskuloskeletal:
• Tulang dan tulang rawan: vaskularisasi, inervasi, struktur makroskopis dan
mikroskopis.
• Sendi: vaskularisasi, inervasi, struktur makroskopis dan mikroskopis.
• Otot: vaskularisasi, inervasi, struktur makroskopis dan mikroskopis.
b. Fisiologi sistem musculoskeletal:
• Mekanisme kontraksi otot
• Metabolisme kalsium dan fosfat
• Metabolisme tulang
• Metabolisme purin
c. Terapi farmakologis gangguan muskuloskeletal
2. Ilmu Kedokteran Klinik:
a. Patofisiologi, diagnosis dan penanganan trauma pada muskuloskeletal
1) Tulang: fraktur: jenis (fraktur terbuka, tertutup, patologis), lokasi
(membrum atas, membrum bawah, tulang belakang dan pelvis)
2) Otot dan sendi: ruptur tendon, dislokasi, sprain & strain, lesi meniskus
b. Patofisiologi, diagnosis dan penanganan infeksi dan peradangan pada
muskuloskeletal
1) Tulang: osteomyelitis, spondilitis, spondilodiscitis

7
Musculoskeletal system and disorders 2015
2) Otot dan sendi: arthritis (osteoarthritis, gout arthritis, rheumatoid
arthritis), ulkus pada tungkai, tendosinovitis
c. Patofisiologi, diagnosis dan penanganan proses degeneratif pada
muskuloskeletal
1) Tulang: osteoporosis, kelainan bentuk tulang belakang (skoliosis, kifosis,
lordosis), spondilolisthesis
d. Patofisiologi dan diagnosis dan penanganan tumor pada muskuloskeletal
1) Tulang: tumor primer-sekunder, osteosarcoma, Ewing’s Sarcoma,
2) Sendi dan otot: lipoma, liposarcoma, ganglion, rhabdomyosarcoma,
leiomyoma, leiomyosarcoma, fibroma, fibromatosis, fibrosarcoma,
teratoma
e. Patofisiologi dan diagnosis kelainan kongenital pada muskuloskeletal
1) Tulang: osteogenesis imperfecta, ricketsia, osteomalasia,
2) Sendi dan otot: malformasi kongenital (genovarum, genovalgum, club
foot, pes planus), claw hand, drop hand, claw foot, drop foot.
3. Keterampilan Klinik
a. Anamnesis kelainan muskuloskeletal
b. Pemeriksaan fisik muskuloskeletal:
• Inspeksi gait, tulang belakang saat berbaring, tulang belakang saat bergerak,
tonus otot ekstremitas, sendi ekstremitas, postur tulang belakang dan pelvis,
posisi skapula, fleksi dan ekstensi punggung, penilaian fleksi lumbal ,
panggul: penilaian fleksi dan ekstensi, adduksi, abduksi dan rotasi, penilaian
atrofi otot, menilai ligamen krusiatus dan kolateral, penilaian meniskus,
inspeksi postur dan bentuk kaki, penilaian fleksi dorsal/plantar, inversi dan
eversi kaki
• Palpation for tenderness ,palpasi untuk mendeteksi nyeri diakibatkan tekanan
vertikal, palpasi tendon dan sendi, tulang belakang, sendi sakro-iliaka dan
otot-otot punggung
• Percussion for tenderness
• Penilaian range of motion (ROM) sendi, menetapkan ROM kepala

8
Musculoskeletal system and disorders 2015
• Tes fungsi otot dan sendi bahu, tes fungsi sendi pergelangan tangan,
metacarpal, dan jari-jari tangan
• Pengukuran panjang ekstremitas bawah
c. Keterampilan mengusulkan dan interpretasi pemeriksaan penunjang kelainan
muskuloskeletal: rontgen, laboratorium sederhana
d. Keterampilan terapeutik, yaitu keterampilan terapi pada gangguan
muskuloskeletal :
• Reposisi fraktur tertutup
• Stabilisasi fraktur (tanpa gips)
• Reduksi dislokasi
• Melakukan dressing (sling, bandage)
• Mengobati ulkus tungkai
• Removal of splinter
4. Akses informasi artikel ilmiah, video, gambar, terkait dengan sistem muskuloskeletal

D. Kemampuan Prasyarat (Prerequisite):

1. Pemahaman anatomi dan fisiologi umum


2. Pemahaman etika kedokteran dalam pemeriksaan pasien
3. Pemahaman proses infeksi dan patologi
4. Pemahaman terapi farmakologi
5. Penelusuran, penilaian dan pengelolaan informasi dari sumber yang sahih

9
Musculoskeletal system and disorders 2015

JADWAL PEMBELAJARAN

Hari/Tgl Waktu Kegiatan Tempat Pelaksana

HARI 08.00 – 08.30 Pengantar Blok R.Kuliah Ketua blok


1 08.30 – 09.00 Student Project dan penugasan R.Kuliah Sekretaris Blok
Senin, 09.00 – 11.00 Pemicu 1 R.Diskusi Fasilitator
14-09-15 12.00 – 13.00 Kuliah 1: Anatomi tulang 1 R.Kuliah dr. Sueta
13.00 – 14.00 Kuliah 2: Anatomi tulang 2 R.Kuliah dr. Sueta

HARI 08.00 – 09.00 Kuliah 3: Sendi dan pergerakannya R. Kuliah dr. Sueta
2 09.00 – 10.00 Kuliah 4 :Struktur Mikroskopik tulang R. Kuliah dr. Suwitra
Selasa, 11.00 – 12.00 Kuliah 5: Anatomi Otot 1 R. Kuliah dr. Sana
15-09-15 13.00 – 15.00 Bimbingan student project 1 R.Diskusi Fasilitator

HARI 08.00 – 09.00 Kuliah 6 : Anatomi Otot 2 R. Kuliah dr.Sana


3 09.00 – 10.00 Kuliah 7 : Struktur Mikroskopik Otot R.Kuliah dr. Suwitra
Rabu, 11.00 – 13.00 Diskusi Kelompok 1 R.Diskusi Fasilitator
16-09-15 13.00 – 14.00 Bimbingan student project 2 R. Diskusi Fasilitator

HARI 08.00 – 09.00 Peer Assisted Learning 1 R. Kuliah Narasumber (dr. Sana/dr.
4 Sueta) dan fasilitator
Jumat, 09.00 - 10.00 Plenary session 1 R. Kuliah dr. Sueta/dr.Sana, dr.
18-09-15 Suwitra
11.00 – 13.00 Pemicu 2 R. Diskusi Fasilitator

HARI 08.00 – 09.00 Kuliah 8: Neuromyal Junction R.Kuliah dr. Suyasning


5 10.00 – 14.00 Ujian Syarat Praktikum Anatomi Lab.Anatomi dr. Sueta/dr.Sana
Senin, 10.00 – 11.00 Kelompok 1 {SGD 1&2}
21-09-15 11.00 – 12.00 Kelompok 2 {SGD 3&4}
12.00 – 13.00 Kelompok 3 {SGD 5&6}
13.00 – 14.00 Kelompok 4 {SGD 7&8}
HARI 08.00 – 09.00 Kuliah 9 : Mekanisme Kontraksi Otot 1 R.Kuliah dr. Suyasning
6 10.00 – 14.00 Praktikum Anatomi Tulang 1 Lab.Anatomi Tim Bagian Anatomi
Selasa, 10.00 – 11.00 Kelompok 1 {SGD 1&2} FKIK Unwar
22-09-15 11.00 – 12.00 Kelompok 2 {SGD 3&4}
12.00 – 13.00 Kelompok 3 {SGD 5&6}
13.00 – 14.00 Kelompok 4 {SGD 7&8}
HARI 08.00 – 09.00 Kuliah 10: Mekanisme kontraksi otot 2 R.Kuliah dr. Suyasning
7 10.00 – 14.00 Praktikum Anatomi Tulang 2 Lab.Anatomi Tim Bagian Anatomi
Rabu, 10.00 – 11.00 Kelompok 2 {SGD 3&4} FKIK Unwar
23-09-15 11.00 – 12.00 Kelompok 3 {SGD 5&6}
12.00 – 13.00 Kelompok 4 {SGD 7&8}
13.00 – 14.00 Kelompok 1 {SGD 1&2}
HARI 08.00 – 09.00 Kuliah 11: Gangguan Fisiologi Muskuloskeletal R.Kuliah dr. Suyasning
8 09.00 – 10.00 Kuliah 12 : Muscle Relaxant R.Kuliah dr. Sri Agung
Jumat, 10.00 – 12.00 Diskusi Kelompok 2 R.Diskusi Fasilitator

10
Musculoskeletal system and disorders 2015
25-09-15 13.00 – 15.00 Bimbingan Student Project 3 R. Diskusi Fasilitator

HARI 08.00 - 10.00 Kuliah Pengantar Keterampilan Klinis R. Kuliah dr. Darmawan,Sp.B
9 (Pemeriksaan Fisik Muskuloskeletal)
Senin, 10.00 - 11.00 Peer Assisted Learning 2 R. Kuliah Narasumber (dr.
28-09-15 Suyasning) dan fasilitator
11.00 – 12.00 Plenary Session 2 R. Kuliah dr. Suyasning, dr Gungsri

13.00 – 15.00 Pemicu 3 R.Diskusi Fasilitator


HARI 08.00 – 10.00 Keterampilan Klinik Pemeriksaan Fisik R. Skill Lab Instruktur
10 Muskuloskeletal (terbimbing)
Selasa, 11.00 – 12.00 Kuliah 13: Metabolisme Kalsium dan Fosfat R.Kuliah dr. Asri
29-09-15 12.00 – 13.00 Kuliah 14: Metabolisme Tulang R. Kuliah dr. Asri
14.00 – 15.00 Kuliah 15: Osteoporosis R. Kuliah dr.Yoga, Bharata, SpB

HARI 08.00 – 12.00 Praktikum Mikroskopik Jaringan Tulang dan Lab.Kering Tim Bagian Histologi
11 Otot FKIK Unwar
Rabu, 08.00 – 09.00 Kelompok 3 {SGD 5&6}
30-09-15 09.00 – 10.00 Kelompok 4 {SGD 7&8}
10.00 – 11.00 Kelompok 1 {SGD 1&2}
11.00 – 12.00 Kelompok 2 {SGD 3&4}
13.00 - 14.00 Kuliah 16: Ulkus pada tungkai R.Kuliah dr.Darmawan,Sp.B
HARI 08.00 – 10.00 Keterampilan Klinik Pemeriksaan Fisik R. Skill Lab Tim Skill Lab
12 Muskuloskeletal (mandiri)
Kamis, 10.00 – 12.00 Diskusi Kelompok 3 R.Diskusi Fasilitator
01-10-15
13.00 – 14.00 Peer Assisted Learning 3 R. Kuliah Narasumber dan
fasilitator
HARI 08.00 –10 .00 Keterampilan Klinik Pemeriksaan Fisik R. Skill Lab Instruktur
13 Muskuloskeletal (responsi)
Jumat, 11.00 – 12.00 Peer Assisted Learning 4 R.Kuliah Narasumber dan
02-10-15 fasilitator
12.00 – 13.00 Plenary Session 3 R. Kuliah Dr. Asri, dr. Yoga
Bharata, dr. Darmawan
HARI 08.00 – 10.00 Pemicu 4 R.Diskusi Fasilitator
14 10.00 – 11.00 Kuliah 17: Fraktur dan Penanganannya R.Kuliah dr.Suriana,Sp.B
Senin, 11.00 – 12.00 Kuliah 18: Open Fracture R. Kuliah dr. Yoga,Sp.OT
05-10-15 13.00 – 15.00 Kuliah Pengantar Keterampilan Klinis (Heacting R. kuliah dr.Wawan,Sp.B.Onk
dan rawat luka)

HARI 08.00 – 10.00 Keterampilan klinik (Heacting dan rawat luka) R. Skill Lab Instruktur
15 (terbimbing)
Selasa, 10.00 – 11.00 Kuliah 19: Fraktur Membrum Atas R. Kuliah dr. Yoga,Sp.OT
06-10-15 11.00 – 12.00 Kuliah 20: Fraktur Membrum Bawah R. Kuliah dr. Yoga,Sp.OT
13.00 – 14.00 Kuliah 21: Ruptur Tendon, Lesi Meniscus, R. Kuliah dr. Darmawan, Sp.B
Instabilitas Sendi

11
Musculoskeletal system and disorders 2015
HARI 08.00 – 09.00 Kuliah 22: Fraktur Pelvis dan Tulang Belakang R.Kuliah dr. Yoga,Sp.OT
16 09.00 – 10.00 Kuliah 23: Radiologi gangguan tulang R. Kuliah Dr.Ate,Sp.Rad
Rabu, 11.00 – 15.00 Praktikum Anatomi Otot 1 Lab Anatomi Tim Bagian Anatomi
11.00 – 12.00 Kelompok 4 {SGD 7&8} FKIK Unwar
07-10-15 12.00 – 13.00 Kelompok 1 {SGD 1&2}
13.00 – 14.00 Kelompok 2 {SGD 3&4}
14.00 – 15.00 Kelompok 3 {SGD 5&6}
HARI 08.00 – 10.00 Keterampilan klinik (Heacting dan rawat luka) R. Skill Lab Tim Skill Lab
17 (mandiri)
Kamis, 10.00 – 11.00 Kuliah 24: Rehabilitasi Medik Muskuloskeletal R. Kuliah dr. Cok, Sp.KFR
08-10-15
12.00 – 14.00 Bimbingan Student Project 4 R.Diskusi Fasilitator

HARI 08.00 – 10.00 Keterampilan klinik (Heacting dan rawat luka) R. skill Lab Instruktur
18 (responsi)
Jumat, 11.00 – 15.00 Praktikum Anatomi Otot 2 Lab Anatomi Tim Bagian Anatomi
09-10-15 11.00 – 12.00 Kelompok 4 {SGD 7&8} FKIK Unwar
12.00 – 13.00 Kelompok 1 {SGD 1&2}
13.00 – 14.00 Kelompok 2 {SGD 3&4}
14.00 – 15.00 Kelompok 3 {SGD 5&6}

HARI 08.00 – 10.00 Diskusi kelompok 4 R. Diskusi Fasilitator


19 10.00 – 11.00 Peer Assisted Learning 5 R.Kuliah Narasumber dan
Senin, fasilitator
11.00 – 12.00 Plenary Session 4 R.Kuliah dr. Suriana, dr Yoga, dr.
12-10-15 Darmawan, dr. Ate, dr.
Cok
13.00 – 15.00 Kuliah Pengantar Keterampilan Klinik R. Skill Lab dr.Wawan,Sp.B.Onk
(Pembalutan, Pembidaian dan Injeksi intra
muskuler)
HARI 08.00 – 10.00 Keterampilan Klinik (Pembalutan, Pembidaian R. Skill Lab. Instruktur
20 dan Injeksi intramuskuler) (terbimbing)
Selasa, 10.00 – 12.00 Pemicu 5 R.Diskusi Fasilitator
13.00 - 14.00 Kuliah 25: Metabolisme Purin R.Kuliah dr. Asri
13-10-15 14.00 – 15.00 Kuliah 26: Osteomyelitis R. Kuliah dr. Yoga Bharata, Sp.B

HARI 08.00 – 10.00 Keterampilan Klinik (Pembalutan, Pembidaian R. Skill Lab Tim Skill Lab
21 dan Injeksi intramuskuler) (mandiri)
Kamis, 10.00 – 11.00 Kuliah27 : Arthritis R.Kuliah dr. Sri Wardani,Sp.PD
15-10-15 11.00 - 12.00 Kuliah28: Osteoarthritis R.Kuliah dr. Eka Saputra,Sp.PD
13.00 – 14.00 Kuliah29: Radiologi Gangguan Sendi R. Kuliah Dr.Ate,Sp.Rad

12
Musculoskeletal system and disorders 2015
HARI 08.00-10.00 Keterampilan Klinik (Pembalutan, Pembidaian R. Skill Lab Instruktur
22 dan Injeksi intramuskuler) (responsi)
Jumat, 11.00 – 12.00 Peer Assisted Learning 6 R.Kuliah Narasumber (dr. Suriana)
16-10-15 dan fasilitator
12.00 – 13.00 Kuliah 30: Tendosinovitis supuratif R.Kuliah dr. Suriana,Sp.B

HARI 08.00-09.00 Kuliah 31: Obat antiarthritis (NSAID) R. Kuliah dr. Sri Agung
23 09.00 – 10.00 Kuliah 32: Obat Antigout R. Kuliah dr. Sri Agung
Senin, 10.00 – 12.00 Diskusi Kelompok 5 R.Diskusi Fasilitator
19-10-15 13.00 – 15.00 Kuliah Pengantar Keterampilan Klinik R. Kuliah dr. Yoga, Sp.OT
(Reposisi fraktur tertutup, reduksi dislokasi,
removal of splinter)
HARI 08.00 – 10.00 Keterampilan Klinik (Reposisi fraktur tertutup, R. Skill Lab Instruktur (dr. Yoga
24 reduksi dislokasi, removal of splinter) (terbimbing Sp.OT, dr. Suriana, dr.
Selasa, berupa simulasi) Darmawan, dr. Wawan)
20-10-15 11.00 – 12.00 Plenary Session 5 R.Kuliah dr. Asri, dr. Yoga B., dr.
Sri W, dr. Eka S., dr. Ate,
dr. Suriana
13.00 – 15.00 Bimbingan Student Project 5 R. Diskusi Fasilitator

HARI 08.00 – 12.00 Ujian Praktikum Anatomi Lab Anatomi Tim Bagian Anatomi
25 08.00 – 09.00 Kelompok 4 {SGD 7&8} FKIK Unwar
Rabu, 09.00 – 10.00 Kelompok 3 {SGD 5&6}
21-10-15 10.00 – 11.00 Kelompok 2 {SGD 3&4}
11.00 – 12.00 Kelompok 1 {SGD 1&2}
13.00 – 15.00 Pemicu 6 R. Diskusi Fasilitator
HARI 08.00 – 10.00 Keterampilan Klinik (Reposisi fraktur tertutup, R. Skill lab Tim Skill lab
26 reduksi dislokasi, removal of splinter) (mandiri)
Kamis, 10.00 – 11.00 Peer Assisted Learning 7 R. Kuliah Narasumber (dr. Wawan)
22-10-15 dan fasilitator
11.00 – 12.00 Kuliah 33 : Neoplasma Jinak Muskuloskeletal R. Kuliah dr.Wawan,Sp.B.Onk
(Lipoma, Ateroma, ganglion)
13.00 – 14.00 Peer Assisted Learning 8 R. Kuliah Narasumber (dr.
Armerinayanti) dan
fasilitator
14.00 – 15.00 Kuliah 34: Patologi Neoplasma Muskuloskeletal R. Kuliah dr. Armerinayanti, Sp.PA
HARI 08.00 – 10.00 Keterampilan Klinik (Reposisi fraktur tertutup, R. Skill lab Instruktur
27 reduksi dislokasi, removal of splinter) (responsi)
Jumat, 11.00 – 15.00 Praktikum Patologi Anatomi Lab Kering Tim Bagian Patologi
23-10-15 11.00 – 12.00 Kelompok 1 {SGD 1&2} Anatomi FKIK Unwar
12.00 – 13.00 Kelompok 2 {SGD 3&4}
13.00 – 14.00 Kelompok 3 {SGD 5&6}
14.00 – 15.00 Kelompok 4 {SGD 7&8}
HARI 08.00 – 10.00 Diskusi Kelompok 6 R. Diskusi Fasilitator
28 10.00 – 11.00 Plenary session 6 R. Kuliah dr. Wawan, dr.
Senin, Armerinayanti
26-10-15 12.00 – 14.00 Rapat Evaluasi Blok R. Sidang Besar Tim Blok, Fasilitator, mhs

13
Musculoskeletal system and disorders 2015
HARI 08.00 – 10.00 Pemutaran video penanganan dini gangguan R. Kuliah Narasumber (dr. Yoga,
29 muskuloskeletal 1 Sp.OT)
Selasa, 10.00 – 12.00 Pemutaran video penanganan dini gangguan R. Kuliah Narasumber (dr. Wawan,
27-10-15 muskuloskeletal 2 Sp.B Onk)

HARI PERSIAPAN UJIAN


Rabu,
28-10-15

HARI 09.00 –selesai UJIAN Tim Assesment


Kamis,
29-10-15

14
Musculoskeletal system and disorders 2015
PERTEMUAN EVALUASI

Pertemuan Dengan Wakil Mahasiswa


Pertemuan antara Tim Blok dengan mahasiswa dimaksudkan untuk mengevaluasi Modul Blok
serta mengidentifikasi masalah-masalah dalam pelaksanaan blok (kuliah dan diskusi kelompok).
Dengan adanya evaluasi terhadap Buku Modul dan pelaksanaan Blok diharapkan menjadi
masukan untuk penyempurnaan panduan dan pelaksanaan belajar yang lebih baik. Pertemuan
dilaksanakan di ruang sidang pada hari Senin, 26 Oktober 2015. Mahasiswa wakil kelompok dan
Tim Blok diharapkan hadir pada pertemuan tersebut.

Pertemuan Dengan Dosen Fasilitator


Pertemuan antara Tim Blok dengan fasilitator bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan Blok,
mengevaluasi Modul Blok serta mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul dalam diskusi
kelompok. Dengan adanya evaluasi terhadap pelaksanaan Blok diharapkan menjadi masukan
untuk penyempurnaan Blok. Pertemuan dilaksanakan di ruang sidang sidang pada hari Senin, 26
Oktober 2015. Fasilitator dan Tim Blok diharapkan hadir pada pertemuan tersebut.

PENILAIAN HASIL BELAJAR


Praktikum
Untuk praktikum anatomi akan diadakan test untuk menguji mahasiswa sehingga mahasiswa
dapat menyiapkan diri sebelum masuk ke ruang praktikum. Ujian syarat praktikum anatomi
diadakan pada Senin, 21 September 2015 dan merupakan syarat masuk ruang praktikum. Ujian
praktikum anatomi akan dilakukan pada Rabu, 21 Oktober 2015. Ujian ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengenali dan mendeskripsikan anatomi sistem
muskuloskeletal. Ujian praktikum anatomi dalam bentuk pemeriksaan anatomi tulang dan otot
(±20-30 soal) yang dilakukan bergiliran oleh mahasiswa dengan batas waktu tertentu. Hasil
penilaian dari praktikum akan digunakan sebagai prasyarat (prerequisite) mahasiswa mengikuti
ujian sumatif.

15
Musculoskeletal system and disorders 2015
Sumatif:
Penilaian sumatif (ujian) akan dilaksanakan pada hari Kamis, 29 Oktober 2015. Syarat mengikuti
ujian adalah: kehadiran di ruang kuliah dan SGD sebanyak 70%. Ujian CBT blok memakai
metode MCQ, yang memberikan kontribusi 80 % terhadap nilai akhir. Kemampuan juga dinilai
pada penyusunan dan presentasi student project yang memberikan kontribusi 10 %. Kemampuan
dan sikap yang dinilai oleh tutor saat diskusi kelompok dengan metode check list, memberikan
kontribusi 10 % terhadap nilai akhir. Batas nilai minimal kelulusan pada Blok ini adalah 70 dari
skala 100.

16
Musculoskeletal system and disorders 2015
DAFTAR PUSTAKA

1. Moore KL, Agur AMR. Essential Clinical Anatomy, 2nd ed. Philadelphia. Lippincott
Williams & Wilkins.2002.
2. Gartner P.Leslie, Hiatt, James L; Srum Judi.M, Essential Biologi Sel dan Histologi, 6 ed,
Binarupa Aksara, 2012.
3. Junqeira, L.C. & Jose Carneiro (1980). Basic Histology. Lange Medical
Publications, Clifornia.
4. Guyton AC and Jhon E Hall. Textbook of Medical Physiology, 10th ed. Philadelphia. WB
Saunders Company.2000.
5. Gaw A, Murphy AJ, Cowan RA, O’Reilly DS, Stewart MJ, Shepherd J. Clinical
Biochemistry: an illustrated colour text. Singapore. Elseviere Limited. 2008.
6. Mitchell RN, Kumar V Abbas K, Fausto N. Robbins and Cotran. Phatologic Basis of
Disease. 7th Ed. New York. W.B. Sounders Company.2005.
7. Fishbach FT, Dunning MB. A Manual of Laboratory and Diagnostic Test. 7th Ed.
Philadelphia. Lippincott Williams and Wilkins. 2004.
8. Kasper DL, et all. Harrison’s Principles of Internal Medicine 17th Ed. United States of
America. McGraw Hill Medical: 2008.
9. Macfarlane MT, et all. Urology. 4th Ed. Lippincott Williams & Wilkins. 2006
10. Trevor A.J., Katzung B.G., and Masters S.B., : Katzung & Trevor’s Pharmacology, 7th Ed.
New York, Mc Graw-Hill/Lange.,2005,pp.244-251
11. Choirudhin Rasjad, MP, PHD, 2003, Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi, Bintang
Lamumpateur, Makasar.
12. Theodore R. Schrock, MD, Handbook of Surgery, Ed 7.
13. RL Huckstep, 1970, A Simple Guide to Trauma. Livingstone Edingburgh and London.
14. R. Sjamsuhidajat, Wim de Jong, 1997, Buku Ajar Ilmu Bedah, Penerbit buku Kedokteran
EGC.
15. A. Graham Aply, Louis Salmon, 1995, Apley’s System of orthopaedics and Fractures,
Butterwort – Heinemann, Ed 7.
16. Larry D. Inversen, D.Kay Clamson, Manual of Acute Orthopaedic Therapeutics, Little 3,
Brown and Company Boston / Toronto, ed 7.

17
Musculoskeletal system and disorders 2015
INFORMASI LAIN-LAIN

A. Topic Tree

TRAUMA:
Membrun Superior dan inferior
Struktur anatomi Tulang belakang dan kosta
dan histologi
tulang INFEKSI: Osteomielitis
TULANG
TUMOR: Tumor Jinak dan Tumor
Metabolisme Ganas
kalsium dan
fosfat DEGENERATIF: Osteoporosis

TRAUMA:
Struktur anatomi 1. Ruptur Tendon
SISTEM dan histologi 2. Lesi meniskus
SENDI 3. Instabilitas Sendi
MUSKULO- sendi

SKELETAL Gangguan
INFEKSI/INFLAMASI: tenosinovitis
supuratif, gout
fisiologi musk.,
metabolisme DEGENERATIF: Osteoarthritis
purin

INFEKSI/INFLAMASI: Ulkus Tungkai


Struktur anatomi
dan histologi otot TUMOR:
1. Tumor Jinak (lipoma, ganglion,
ateroma)
2. Tumor Ganas
OTOT
KELAINAN KONGENITAL: Genovarum,
Neuromyal Genovalgum, Club Foot, Pes Planus
junction dan
mekanisme KELAINAN NEUROLOGIS:
kontraksi otot 1. Claw foot, Drop Foot
2. Claw hand, Drop Hand

18
Musculoskeletal system and disorders 2015
B. SKDI 2012
DAFTAR PENYAKIT BLOK MUSKULOSKELETAL

Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2012


Tingkat kemampuan yang harus dicapai:
Tingkat Kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan
Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit, dan
mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai
penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien. Lulusan
dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan menentukan
rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu
menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk
3A. Bukan gawat darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada
keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling
tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti
sesudah kembali dari rujukan.
3B. Gawat darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada
keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan dan/atau
kecacatan pada pasien. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi
penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali
dari rujukan.
Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan
tuntas
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan penyakit
tersebut secara mandiri dan tuntas
4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter
4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internsip dan/atau Pendidikan
Kedokteran Berkelanjutan (PKB)

19
Musculoskeletal system and disorders 2015

No Daftar Penyakit Tingkat


Kemampuan
Tulang dan Sendi
1 Artritis, osteoarthritis 3A
2 Fraktur terbuka, tertutup 3B
3 Fraktur klavikula 3A
4 Fraktur patologis, 2
5 Fraktur dan dislokasi tulang belakang 2
6 Dislokasi pada sendi ekstremitas 2
7 Osteogenesis imperfekta 1
8 Ricketsia, osteomalasia 1
9 Osteoporosis 3A
10 Akondroplasia 1
11 Displasia fibrosa 1
12 Tenosinovitis supuratif 3A
13 Tumor tulang primer, sekunder 2
14 Osteosarkoma 1
15 Sarcoma Ewing 1
16 Kista ganglion 2
17 Trauma sendi 3A
18 Kelainan bentuk tulang belakang (skoliosis, kifosis, lordosis) 2
19 Spondilitis, spondilodisitis 2
20 Teratoma sakrokoksigeal 2
21 Spondilolistesis 1
22 Spondilolisis 1
23 Lesi pada ligamentosa panggul 1
24 Displasia panggul 2
25 Nekrosis kaput femoris 1
26 Tendinitis Achilles 1
27 Ruptur tendon Achilles 3A
28 Lesi meniskus, medial, dan lateral 3A
29 Instabilitas sendi tumit 2
30 Malformasi kongenital (genovarum, genovalgum, club foot, pes planus) 2
31 Claw foot, drop foot 2
32 Claw hand, drop hand 2
Otot dan Jaringan Lunak
33 Ulkus pada tungkai 4A
34 Osteomielitis 3B
35 Rhabdomiosarkoma 1
36 Leiomioma, leiomiosarkoma, liposarkoma 1
37 Lipoma 4A
38 Fibromatosis, fibroma, fibrosarkoma 1

20
Musculoskeletal system and disorders 2015
DAFTAR KETERAMPILAN KLINIS BLOK MUSKULOSKELETAL

Tingkat kemampuan 1 (Knows): Mengetahui dan menjelaskan


Lulusan dokter mampu menguasai pengetahuan teoritis termasuk aspek biomedik dan
psikososial keterampilan tersebut sehingga dapat menjelaskan kepada pasien/klien dan
keluarganya, teman sejawat, serta profesi lainnya tentang prinsip, indikasi, dan komplikasi
yang mungkin timbul. Keterampilan ini dapat dicapai mahasiswa melalui perkuliahan,
diskusi, penugasan, dan belajar mandiri, sedangkan penilaiannya dapat menggunakan ujian
tulis.
Tingkat kemampuan 2 (Knows How): Pernah melihat atau didemonstrasikan
Lulusan dokter menguasai pengetahuan teoritis dari keterampilan ini dengan penekanan pada
clinical reasoning dan problem solving serta berkesempatan untuk melihat dan mengamati
keterampilan tersebut dalam bentuk demonstrasi atau pelaksanaan langsung pada
pasien/masyarakat. Pengujian keterampilan tingkat kemampuan 2 dengan menggunakan ujian
tulis pilihan berganda atau penyelesaian kasus secara tertulis dan/atau lisan (oral test).
Tingkat kemampuan 3 (Shows): Pernah melakukan atau pernah menerapkan di bawah
supervisi
Lulusan dokter menguasai pengetahuan teori keterampilan ini termasuk latar belakang
biomedik dan dampak psikososial keterampilan tersebut, berkesempatan untuk melihat dan
mengamati keterampilan tersebut dalam bentuk demonstrasi atau pelaksanaan langsung pada
pasien/masyarakat, serta berlatih keterampilan tersebut pada alat peraga dan/atau standardized
patient. Pengujian keterampilan tingkat kemampuan 3 dengan menggunakan Objective
Structured Clinical Examination (OSCE) atau Objective Structured Assessment of Technical
Skills (OSATS).
Tingkat kemampuan 4 (Does): Mampu melakukan secara mandiri
Lulusan dokter dapat memperlihatkan keterampilannya tersebut dengan menguasai seluruh
teori, prinsip, indikasi, langkah-langkah cara melakukan, komplikasi, dan pengendalian
komplikasi. Selain pernah melakukannya di bawah supervisi, pengujian keterampilan tingkat
kemampuan 4 dengan menggunakan Workbased Assessment misalnya mini-CEX, portfolio,
logbook, dsb.
4A. Keterampilan yang dicapai pada saat lulus dokter
4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internsip dan/atau Pendidikan
Kedokteran Berkelanjutan (PKB)
Dengan demikian di dalam Daftar Keterampilan Klinis ini tingkat kompetensi tertinggi adalah
4A.

Tabel Matriks Tingkat Keterampilan Klinis, Metode Pembelajaran dan Metode Penilaian
untuk setiap tingkat kemampuan

21
Musculoskeletal system and disorders 2015

No Keterampilan Tingkat
Keterampilan
PEMERIKSAAN FISIK
1 Inspeksi gait 4A
2 Inspeksi tulang belakang saat berbaring 4A
3 Inspeksi tulang belakang saat bergerak 4A
4 Inspeksi tonus otot ekstremitas 4A
5 Inspeksi sendi ekstremitas 4A
6 Inspeksi postur tulang belakang dan pelvis 4A
7 Inspeksi posisi skapula 4A
8 Inspeksi fleksi dan ekstensi punggung 4A
9 Penilaian fleksi lumbal 4A
10 Panggul: penilaian fleksi dan ekstensi, adduksi, abduksi dan rotasi 4A
11 Menilai atrofi otot 4A
12 Lutut: menilai ligamen krusiatus dan kolateral 4A
13 Penilaian meniskus 4A
14 Kaki: inspeksi postur dan bentuk 4A
15 Kaki: penilaian fleksi dorsal/plantar, inversi dan eversi 4A
16 Palpation for tenderness 4A
17 Palpasi untuk mendeteksi nyeri diakibatkan tekanan vertikal 4A
18 Palpasi tendon dan sendi 4A
19 Palpasi tulang belakang, sendi sakro-iliaka dan otot-otot punggung 4A
20 Percussion for tenderness 4A
21 Penilaian range of motion (ROM) sendi 4A
22 Menetapkan ROM kepala 4A
23 Tes fungsi otot dan sendi bahu 4A
24 Tes fungsi sendi pergelangan tangan, metacarpal, dan jari-jari tangan 4A
25 Pengukuran panjang ekstremitas bawah 4A
TERAPEUTIK
26 Reposisi fraktur tertutup 3
27 Stabilisasi fraktur (tanpa gips) 4A
28 Reduksi dislokasi 3
29 Melakukan dressing (sling, bandage) 4A
30 Nail bed cauterization 2
31 Aspirasi sendi 2
32 Mengobati ulkus tungkai 4A
33 Removal of splinter 3

22
Musculoskeletal system and disorders 2015

PROGRAM PEMBELAJARAN
PEMICU

PEMICU 1

Pergerakan tubuh
Pergerakan seperti melempar bola, bersepeda dan berjalan memerlukan interaksi yang sinergis
antara tulang, sendi dan otot. Kontraksi otot menimbulkan pergerakan sendi dan merubah posisi
tulang. Gerakan tersebut memugkinkan tubuh untuk menjadi stabil saat bergerak (dinamis) dan
stabil saat diam (statis). Untuk melaksanakan fungsi tersebut, tulang, sendi dan otot ditunjang
oleh struktur anatomi (vaskularisasi, inervasi) masing-masing.

PEMICU 2

Kontraksi otot untuk pergerakan


Kontraksi otot menghasilkan berbagai gerakan tubuh. Hal ini merupakan integrasi dari proses
dalam serabut otot yang memiliki satuan kontraktil berupa aktin dan myosin serta dipengaruhi
oleh adanya sinyal dari neuromyal junction. Kontraksi otot dapat bersifat fisiologis dan
patologis (sprain & strain). Kadang-kadang pada gerakan otot timbul kekakuan, sehingga
diperlukan obat-obatan tertentu yang membantu melemaskan otot (muscle relaxant).

PEMICU 3

Kalsium yang berhubungan dengan otot dan tulang


Sari, wanita usia 57 tahun datang ke Poliklinik RS Sanjiwani dengan keluhan sakit tulang,
lemah dan sering lelah. Pasien menyatakan selain keluhan tersebut, tidak ada riwayat
menderita penyakit serius pada dirinya dan keluarganya. Ketika dokter melakukan
pemeriksaan, ditemukan keadaan fisiknya dalam batas normal. Untuk memastikan
penyakitnya, dokter menyarankan melakukan pemeriksaan laboratorium dan hasilnya ada di
bawah. Dokter kemudian menjelaskan peran kalsium pada kontraksi otot dan metabolisme
tulang yang mengakibatkan terjadinya gejala pada pasien. Dokter juga mengemukakan
kemungkinan terjadinya osteoporosis yang menurunkan densitas tulang pasien.
Hasil lab pasien:

23
Musculoskeletal system and disorders 2015

PEMICU 4

Cedera lengan kanan atas


Erik, laki-laki 27 tahun datang ke UGD RS Sanjiwani dengan keluhan nyeri dan bengkak pada
lengan kanan atas serta tidak bisa digerakkan sejak kecelakaan yang terjadi 5 jam yang lalu.
Pada pemeriksaan fisik pada lengan kanan atas didapatkan adanya pembengkakan, deformitas,
nyeri tekan dan krepitasi. Selanjutnya dokter memeriksa bagian tubuh (tulang dan sendi) yang
lain, namun tidak ada kelainan. Berdasarkan semua hasil pemeriksaan tersebut dokter
memperkirakan terjadi kerusakan pada otot dan tulang pada lengan kanan atas. Untuk lebih
jelasnya dokter merencanakan pemeriksaan radiologis. Setelah melihat hasil radiologi, dokter
dapat menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan selanjutnya.

PEMICU 5

Nyeri pada lutut


Endang, seorang ibu rumah tangga berusia 51 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri
pada kedua lutut sejak 4 bulan yang lalu. Nyeri dirasakan semakin berat saat melakukan
aktivitas. Di samping itu pasien juga merasakan kekakuan pada jari-jari tangan. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan berat badan 70 kg dan tinggi badan 157 cm. Pada kedua lutut
didapatkan adanya bengkak dan kemerahan. Dokter menyimpulkan adanya gangguan pada
sendi lutut. Untuk menegakkan diagnosis dilakukan pemeriksaan penunjang radiologis dan
laboratorium darah. Berdasarkan hasil pemeriksaan, dokter menegakkan diagnosis, kemudian
menjelaskan penyakit penderita, rencana terapi dan prognosis penyakitnya.

24
Musculoskeletal system and disorders 2015
PEMICU 6

Benjolan pada pergelangan tangan


Nia, 51 tahun datang ke Poliklinik Warmadewa dengan keluhan ada benjolan pada
pergelangan tangan kiri sejak 5 tahun yang lalu. Benjolan dirasakan semakin membesar tetapi
tidak nyeri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya benjolan, soliter, sedikit fluktuatif. Pada
saat Nia melakukan fleksi pergelangan tangan, tumor ikut bergerak. Ketika diperiksa tidak
ditemukan adanya nyeri tekan. Dokter menegakkan diagnosis adanya tumor jinak pada
pergelangan tangan Nia. Di samping itu dijelaskan juga tentang proses terjadinya penyakit
tersebut dan prognosisnya.

25
Musculoskeletal system and disorders 2015

STUDENT PROJECT

Student project pada blok Sistem muskuloskeletal bertujuan untuk memberikan kesempatan
kepada mahasiswa meningkatkan kompetensinya dalam topik-topik gangguan muskuloskeletal
yang tidak didapatkan pada kuliah, memiliki kompetensi 1 atau 2 pada SKDI. Tugas dikerjakan
secara berkelompok berdasarkan kelompok diskusi (SGD). Masing-masing kelompok membuat
1 paper hasil article review dengan topik yang berbeda dengan kelompok lainnya. Pada saat
pembelajaran blok, masing-masing kelompok diberikan kesempatan untuk mempresentasikan
hasil article review yang telah mereka buat.
Adapun topik-topik yang disediakan antara lain:
1. Anatomi dan fisiologi kelainan bentuk tulang belakang {skoliosis, kifosis, lordosis}
2. Claw foot & drop foot
3. Ricketsia
4. Osteogenesis imperfecta
5. Fraktur patologis
6. Spondilitis,
7. Tumor tulang primer dan sekunder
8. Ewing’s Sarcoma

Berikut persiapan serta pelaksanaan presentasi dari mahasiswa :

1. Pembagian materi/topik yang harus dipresentasikan oleh mahasiswa dan pembagian


kelompoknya. Topik yang diberikan disesuaikan dengan topik pada pemicu, sehingga
berhubungan dengan topik yang telah didiskusikaan saat SGD.
2. Presentasi oleh mahasiswa wakil kelompok (dipilih secara acak) dilakukan sebelum pleno
(plenary session) sehingga mendapat klarifikasi dari narasumber
3. Pada materi/topik yang akan dipresentasikan oleh mahasiswa berupa power point, dapat
ditambahkan video, gambar, atau media lainnya sesuai kreatifitas mereka sehingga
tayangan menjadi lebih menarik untuk disimak oleh mahasiswa lainnya.
4. Waktu yang diberikan untuk presentasi sekitar 40 menit dan tanya jawab selama 15
menit. Sedangkan kelompok lainnya menjadi audience dan nantinya mengajukan
pertanyaan-pertanyaan kepada kelompok presenter. Akan dipilih secara acak 1 kelompok
yang bertugas sebagai penanya. Jadi diharapkan semua kelompok membaca dan
mempelajari topik yang dipresentasikan.
5. Pada hari pelaksanaan, fasilitator dan dosen pengajar dapat mendampingi kuliah tersebut
sehingga dapat berjalan dengan tertib dan pertanyan-pertanyaan yang belum terjawab
dapat diajukan saat dosen pengajar memberikan pleno.
6. Bimbingan student project dengan fasilitator diperlukan dalam penyusunan paper/laporan
student project. Laporan diserahkan di akhir blok kepada fasilitator dan sekretaris blok
untuk diberikan penilaian.

26
Musculoskeletal system and disorders 2015

Format paper/laporan student project (literature review):

Cover depan berisikan


• Logo FKIK Unwar dan Topik
• Nama penulis (daftar nama kelompok)
• Nama Pembimbing
• Nama Institusi, Bulan, Tahun
Halaman 1
• Topik literature dan nama penulis
• Abstrak: berisikan latar belakang, tinjauan pustaka, simpulan, dan kata kunci (paling
bawah)
Halaman 2 dan selanjutnya
• Pendahuluan
• Tinjauan Pustaka
• Simpulan
• Referensi (lampirkan, minimal 4 referensi) dengan Vancouver style

Catatan:
• Laporan diketik 1,5 spasi, Times New Roman, pada kertas kuarto (A4)
• Abstrak dan isi laporan maksimum 15 halaman
• Konsultasi dengan fasilitator bersifat fleksibel, sesuaikan dengan jadwal
• Diperhatikan format penulisan paper

27
Musculoskeletal system and disorders 2015
ABSTRAK KULIAH

Kuliah 1, 2, 3, 5, 6,
Anatomi Muskuloskeletal
dr. Sueta/ dr.Sana

Skeleton dalam tubuh manusia terdiri dari axial skeleton dan appendicular skeleton.
Appendicular skeleton adalah limb of bone termasuk shoulder dan pelvic girdle
Anggota gerak/limb/membrum terdiri dari anggota gerak atas/upper limb/membrum superius dan
anggota gerak bawah/lower limb/membrum inferius.
Tiap-tiap membrum dibagi 2 bagian yaitu girdle(fix part) dan free part. Upper dan lower limb
dihubungkan dengan tubuh/trunk/truncus oleh suatu cincin/girdle/cingulum. Upper limb
dihubungkan oleh shoulder/pectoral girdle yang terdiri clvicle dan scapulae , sedangkan lower
limb dihubungkan oleh pelvic girdle yang terdiri 2 hip bones/os coxae. Membrum superius yang
free part terdiri dari humerus, radius, ulna, carpal, metacarpal, phalanges bones, sedangkan pada.
membrum inferius terdiri dari femur, tibia, fibula, patella, tarsal, metatarsal, phalanges bones.
Ø Skeleton = skeletal system
Ada dua bagian:
A. axial skeleton: bones of the head ( skull ), neck ( hyoid bone and cervical vertebrae ) and
trunk (ribs, sternum, vertebrae)
B. appendicular skeleton : bones of the girdles and limbs

Ø Axial skeleton
A. skull/ cranium, terdiri dari dua bagian:
1. neurocranium:
a. yang sepasang: parietal, temporal bone
b. yang tunggal : frontal, occipital, sphenoid dan ethmoidales bone
2. facial skeleton / viscerocranium/ splanchnocranium:
a. yang berpasangan: lacrimal, nasal, maxilla, zygomatic, palatine dan inferior nasal
conchae bone
b. yang tunggal : mandible, vomer bone
Cranium dapat juga dibagi atas calvaria ( skullcap ) yang membentuk atap dan cranial
base ( basicranium ) yang membentuk dasarnya.
B. Neck dan trunk, terdiri dari:
1. hyoid bone
2. sternum
3. ribs ( costa ) : ada 12 pasang
Sternum, ribs dan thoracal vertebraemembentuk dinding thorax 9 thoracic cage )
4. vertebral colum yang umumnya berjumlah 33 ruas ( 32 – 34 ) terdiri dari:
a. cervical vertebrae : tujuh ruas
b. thoracal vertebrae : 12 ruas
c. lumbal vertebrae : lima ruas
d. sacral vertebrae : lima ruas , menyatu menjado sacrum
e. coccygeal vertebrae : satu sampai empat ruas

28
Musculoskeletal system and disorders 2015
Jumlah vertebra dipengaruhi oleh ras dan sex. Jumlah kurang satu ruas ( 32 ) paling
banyak dijumpai pada wanita dan jumlah lebih satu ruas ( 34 ) lebih sering dijumpai pada laki-
laki.
Posisi vertebral column pada posisi anatomis adalah:
A. dilihat dari samping
di servical sedikit melengkung ke anterior
di thoracal sedikit melengkung ke posterior
di lumbal sedikit melengkung ke anterior
di sacral sedikit melengkung ke posterior
B. dilihat dari posterior:, posisi vertebral column membentuk garis lurus. Kalau ada bagian
yang melengkung ke kanan atau ke kiri atau keduanya disebut scoliosis.

Ø Sendi dan pergerakannya


Ø pada upper limb (membrum superius) sendi-sendi yang akan dipelajari:
1. sternoclavicular joint (poliaxial joint)
2. Shoulder joint à ball and socket joint
3. Elbow joint à hinge joint
4. Superior and inferior radioulnar joint (pivot joint)
5. Wrish joint à ellipse solid joint
6. Carpometacarpal of the tumb (saddle joint)
7. Intercarpal joint (plane joint)
8. Metacarpopalangeal jointà ellipse joint
9. Interphalang joint à hinge joint
Ø Pergerakan yang mungkin:
1. Poliaxial/ball and socket joint: flexions and extenstion, abduction and
adduction, rotation and sircumductions
2. Ellipse solid joint: flexions and extenstion, abduction and adduction and
sircumduction
3. Pivot joint: rotation (pronation and supination)
4. Plane joint: sliding movement
5. Hinge joint: flexions and extenstion
6. Saddle joint : flexions and extenstion, abduction and adduction dan
opposition/repositions
Ø OTOT
Ada tiga jenis otot:
1. skeletal muscle : menggerakkan tulang dan struktur lain seperti mata, larynx, lidah,
palatum, pharynx
2. cardiacmuscle: pada dinding jantung
3. smooth muscle: pembentuk dinding pembuluh darah dan organ berongga
Skeletal muscle merupakan otot somatic, berada dibawah pengaruh kemauan dan
mendapat innervasi dari saraf somatic yang berasal dari otot dan medulla spinalis.
Cardiac muscle dan smooth muscle adalah otot visceral tidak dibawah pengaruh kemauan
dan mendapat innervasi dari saraf otonom .

29
Musculoskeletal system and disorders 2015
Skeletal muscle terdiri dari origin umumnya dibagian proximal, belly dibagian tengah
dan insertion dibagian distal.
Skeletal muscle dapat memproduksi gerakan pada sendi karena pada saat kontraksi otot
memendek dan menimbulkan gerakan menarik. Origin adalah perlekatan otot yang diam
dan insertion ialah tempat perlekatan otot yang bergerak. Otot dapat langsung melekat
pada tulang atau dengan perantaraan tendon atau aponeurosis ( tendon pipih dan lebar )
Nama sebuah otot dapat didasarkan atas:
A. fungsi : flexor, extensor, adductor dan abductor
B. origin-insertio: sternomastoideus, brachioradialis
C. bentuk: deltoideus, trapezius, rhombideus, triangularis
D. posisi : lateral, medial, anterior, posterior
E. arah serat: unipennate, bipennate, multipennate
F. jumlah origin: beceps, triceps, quadriceps
G. lokalisasi: temporal, pectoral, abdominal
berdasar atas cara kerjanya , otot dapat dibedakan atas:
1. prime mover ( agonists ): otot-otot utama yang memproduksi gerakan tubuh yang
spesifik
2. antagonists : otot yang arah gerakannya berlawanan dengan agonists
3. synergists: otot tambahan untuk prime mover
4. fixators : mempertahankan bagian proximal saat bagian distal bergerak
skeletal uscle dapat dibagi atas empat grup berdasar atas embriologisnya dan inervasinya:
1.occular muscles: innervasi oleh n III, V dan VI
2.brachial muscles: innervasi oleh n V, VII, IX dan X
3.hypobrachial muscles: innervasi oleh n XII
4.skeletal muscles: innervasi oleh spinal nerves
Upper limb
Dari grup IV yang akan dibicarakan hanya muscles pada upper dan lower limb.
A. Anterior thoracoappendicular muscles of the upper limb: berfungsi untuk menggerakkan
pectoral gridle terdiri dari pectoralis mayor, pectoralis minor, subclavius, serratus anterior
B. Posterior thoracoappendicular and scapulohumeral muscles. The shoulder muscles dapat
dibagi atas tiga grup:
a. superficial posterior thoracoappendicular muscles: trapezius dan latisimus dorsi
b. deep posterior thoracoappendicular muscles:levator scapulae dan rhomboid
c. scapulohumeral muscles: seltoid, teres mayor, dan empat rotator cuff muscles (
supraspinatus, infraspinatus, teres minor dan subscapularis )
Otot-otot A dab B bekerjanya pada shoulder girdle dan shoulder joint.
C. Muscles of the arm ( empat muscles ) : tiga flexors ( biceps brachii, brachialis dan
coracobrachialis ) dan satu extensor ( triceps brachii ). Otot-otot ini bekerja pada
elbowjoint
D. Muscle of the forearm: memproduksi gerakan pada the joint of elbow, wrist and digits.
Muscle of yhe fore arm terdiri dari:
1. flexor –pronator muscle of the fore arm
a. superficial grup: pronator teres, flexor carpi radials, palmaris
longus, flexor carpi radials, dan flexor digitorum supreficialis.
b. deep group: flexor digitorum profundus, flexor pollicis longus dan
pronator quadratus

30
Musculoskeletal system and disorders 2015
1. extensor muscles of the fore arm: terletak di posterior compartment of the fore
arms ( extensor-suppinator ) dan dapat dibagi atas tiga fungsional grups:
a. otot-otot yang dapat memproduksi extend dan abduct atau adduct
tangan pada pergelangan tangan ( wrist ): brachioradialis, extensor
carpi radialis longus, extensor carpi radialis brevis dan extensor carpi
ulnaris
b. otot-otot yang dapat memproduksi extenddari empat jari-jari yang
medial: anterior digitorum, extensor indicis dan extensor digiti minimi
c. otot-otot yang memproduksi extend atau abduct ibu jari tangan :
abductor pollicis longus, extensor pollicis brevis dan extensor pollicis
longus.
E. Muscles of the hand
Ada empat compertment:
1. thenar muscles didalam thenar compartment: abductor pollicis brevis, flexor
pollicis brevis dan apponeus pollicis
2. adductor pollicis didalam adductor compartment
3. hypothenar muscles didalam hypothenar compartment: abductor digiti minimi,
flexor digiti minimi, dan apponens minimi
4. short muscles of thehand: lumbricales didalam central comprtment dan interossei
diantara metacarpal bone

Lower limb
A. Otot-otot yang bekerja pada hips joint
1. flexors:iliopsoas, sortorius, tensor fascia`latae, rectus femoralis, pectineus, adductor
longus, adductor brevis, adductor magnus dan gracilis
2. adductors:adductor longus, adductor brevis, adductor magnus, graciles, pectineus dan
obturator externus
3.lateral rotator: obturator externus, obturator internus, gemelli, piriformis, quadratus
femoris
4.extensor:harmstrings (terdiri dari semitendinoscis, semi membraneus dan beceps
femoris ), adductor magnus, gluteus maximus
5.abductor:gluteus medius, gluteus minimus dan tensor fascia latae
6.medial rotators: gluteus medius, gluteus minimus, dan tensor fascia latae
B.Otot-otot yang bekerja pada knee joint:
1. Flexors: harmstring
2. Medial rotator: popliteus, semitendinosus, semimembranous
3. Lateral rotator: biceps femoris
4Extensor: quadriceps
C.otot-otot yang bekerja pada ankle joint
1. dorsoflexors: otot-otot didalam anterior compartment of the leg: tibialis anterior,
extensor digitorum longus, extensor hallucis longus, peroneus tertius
2. plntarflexors:otot-otot didalam posterior compartment of the leg: triceps surae (
gastrocnemius, soleus ), plantaris, tibialis posterior, flexor digitorum longus, flexor
hallucis longus, peroneus longus danperoneus brevis
D.Otot-otot yang bekerja pada subtalar ( talocalcaneal ) joint dan calcaneo cuboid joint:
gerakan invert dan evert

31
Musculoskeletal system and disorders 2015
1. invertor: tibialis anterior
2. evertors:perineus longus, perineus brevis dan perineus tertius ( membantu )

Kuliah 4 dan 7
Histologi tulang dan otot
dr. I Wayan Suwitra, PHK (K)

JARINGAN TULANG RAWAN


Merupakan jaringan ikat yang mempunyai permukaan yang licin sesuai dengan fungsinya untuk
menyangga jaringan lunak dan untuk pergerakan menggelincir dari sendi. Tulang rawan terdiri
dari sabut elastic dan kolangen, sel tulang rawan sehingga tulang rawan dapat dibagi atas tulang
rawan hialin, tulang rawan fibrous dan tulang rawan elastic.tidak ditemukan pembuluh darah
pada tulang rawan sehingga nutrisi didapat dengan cara diffuse dari jaringan ikat sekitarnya.
Jaringan tulang rawan dibungkus oleh jaringan ikat yang disebut perikondrium.
Pertumbuhan tulang rawan secara interstitial dan aposisisonal.
Kondrosit bermitosis sehingga dari satu kondrosit bisa terbentuk sampai delapan kondrosit baru
yang dalam perkembangannya terletak dalam lacuna ( pertumbuhan interstisial ) dan diferensiasi
dari sel perikondrium ( pertumbuhan aposisional ).

Tulang rawan hialin


Tulang rawan dalam keadaan segar bersifat transparan berwarna putih kebiruan. Pada dewasa
tulang rawan hialin ditemukan pada dinding saluran nafas, pada ujung tulang iga dan permukaan
sendi.
Dilapisi oleh perikondrium kecuali pada sendi terdiri dari jaringan ikat padat yang kaya akan
sabut kolagen tipe I dengan sel fibroblast diantaranya. Merupakan daerah kondrogenik
didapatkan banyak fibroblast yang dalam perkembangannya akan berdiferensiasi menjadi
kondroblas.
Kondroblas dalam perkembangan selanjutnya akan menjadi kondrosit. Matriks tulang rawan
hialin terdiri dari sabut kolagen tipe I dan tipe II yang berikatan dengan bahan dasar amorf .
Tulang rawan dibungkus oleh kapsul tulang rawan.
Sel tulang rawan disebut kondrosit dan pada bagian tepi tulang rawan berbentuk elip dan makin
dewasa akan berbentuk lebih bulat dan mengalami hipertrofi.

Tulang rawan elastic


Tulang rawan ini didapatkan pada daun telinga, tuba Eustachi, epiglottis dan laring. Matriks
terdiri dari sabut elastic yang dalam keadaan segar berwarna kekuningan. Tulang rawan hialin
dibungkus oleh perikondrium dan pertumbuhan tulang rawan elastic secara aposisional.

Tulang rawan fibrous.


Tulang rawan fibrous ditemukan pada diskus intervertebralis, dan simfisis pubis. Kondrosit bias
ditemukan sendiri atau dalam grup isogen dan tersusun memanjang dan sabut kolagen tampak
tersusun tidak teratur dan ditemukan diantara kondrosit atau group isogen. Tulang rawan fibrous
tidak dilapisi oleh perikondrium.

32
Musculoskeletal system and disorders 2015
JARINGAN TULANG
Tulang tersusun oleh bahan intersel yang mengalami kalsifikasi yang terdiri dari matriks dan sel
tulang. Osteosit terdapat dalam lacuna, osteoblas yang menghasilkan komponen organic dati
matriks dan osteoklas merupakan sel dengan inti banyak yang berfungsi dalam resobsi jaringan
tulang dan remodeling tulang. Jaringan tulang dilapisi oleh periosteum dan endo osteum.
Periosteum terdiri dari jaringan ikat padat berupa sabut kolagen dan pembuluh darah. Sabut
kolagen mengadakan penetrasi ke matriks tulang dan disebut Sabut Sharpey. Endo osteum
serupa dengan periosteum tetapi lebih tipis sehingga tidak membentuk lapisan seperti endo
osteum.
Terdapat dua jenis tulang yaitu tulang muda ( woven, immatur ) dasn tulang dewasa ( m,ature,
lamellar ) . Tulang muda tampak berserabut kasar, trabeklel tulang muda, sistem Haver belum
terbentuk, periosteum tampak tewbal, osteoblas tampak dipermukaan trabekel, osteosit terbenam
dalam lakuna, sedangkan osteoblas dalam lakuna Howship.
Tulang dewasa tampak berserabut haluis, terdiri dari lamel ( Lamel Haver, lamel interstisial dan
lamel sirkumferensial ), dan sistem Haver sudah terbentuk.
Sistem Haver terdiri dari saluran haver, lamelo haver, lakuna yang didalamnya terdapat osteosit
dan kanalikuli yang menghubungkan antara lakuna dengan sistem Haver.
Terdapat juga saluran Volkman untuk nutrisi yang berasal dari periosteum atau endoosteum.
Jaringan tulang dibungkus oleh endoosteum yang mempunyai kemampuan osteogenik dan
hemopoetik dan periosteum yang terdiri dari lapisan fibrous dan lapisan osteogenik.
Osifikasi terdiri dari osifikasi primer ( membranosa, osifikasi langsung ) dan osifikasi sekunder (
intrakartilagenus, endokondral, tidak langsung ) .
Osofikasi primer untuk pembentukan tulang pipih, dimana sel mesenkhim berdiferensiasi
menjadi osteoblas dan menghasilkan matriks tulang , dimana osteoblas terkurung didalamnya
dan setelah terjadi pengapuran berubah menjadi ostewosit yang terkurung dalam lakuna.
Pada ossifekasi sekonder didaerah epifise yang berbatasan dengan diafise terbagi atas zone
istirahat, zona proliferasi, zona hipertrofi, zona kalsifikasi dan zona osifikasi.
Terdapat beberapa jenis sel tulang: osteoblas, osteosit dan osteoklas.

OTOT
Di dalam tubuh manusia terdapat rtiga macam otot yang mempunyai struktur berbeda.
Berdasarkan morfologinya otot tubuhy terdiri dari otot bergaris dan otot polos. Secara fungsionil
dibagi atas otot yang berkontraksi volunter dan involunter sedangkan ditinjau dari mikroanatomi
jaringan otot dibagi atas otot bergaris, otot jantung dan otot polos.Sel otot dibungkus jaringan
ikat endomisium, gabungan sel otot atau fasikulus dibungkus perimisium sedangkan jaringan
otot dibungkus oleh epimisium. Berbeda dengan sel lainnya pada sel otot didapatkan struktur
dengan penamaan berbeda seperti sarkoplasna, sarkolema retikulum sarkoplasma dan sarkosom.
Pada sel otot juga dikenal istilah darkomer yang merupakan unit kontraksi , miofibril dan
miofilamen. Yang merupakan satuan kontraktil sel otot. Sel otot mempunyai sifat eksitabilitas,
konduktivitas, elastisitas dan viskositas.
Retikulum sarkoplasmik terdiri dari sistem tubuli dan sistem sisterna untuk penyimpanan ion
kalsium, sedangkan pada sel otot jantung didapatkan triad yang terdiri dari dua sisterna
terminalis dan satu tubulus T.
Otot jantung mempunyai hubungan antar sel yang disebut diskus interkalaris, Inti sel berjumlah
satu atau dua terletak sentral berbentuk lonjong dan pada endomisium ditemukan banyak
pembuluh darah.Sel Purkinye adalah modifikasi sel otot jantung yang mempunyai fungsi khusus

33
Musculoskeletal system and disorders 2015
menghantarkan rangsang, terlihat pucat dengan miofibril terletak perifer, banyak ditemukan
inklusi glikogen dan garis Z sukar dilihat.
Otot polos berkontraksi secara involunter. Bentuk sel memanjang runcing lebar dibagian tengan
dan inti sebuah terletak sentral berbentuk lonjong. Miofibril tersusun tidak teratur.
Otot bergaris berbentuk memanjang dengan inti banyak terletak ferifer. Miofibril sel otot
betgaris pada potongan longitudinal tampak gelap ( garis A )dan terang ( garis I )
Unit kontraksi disebut sarkomer yang merupakan segmen diantara dua garis Z.
Struktur ultra dari miofibril terdiri dari filamen tebal (miosin) yang terdiri dari meromiosisn berat
dan meromiosin ringan. Sedangkan filamen tip[is (aktin) terdapat dalam bentuk filamen ( aktin
F ) atau globuler ( aktin G ) yang terditi dari troponin I,C dan T.
Yang berperan dalam kontraksi adalah troponin-tropomiosin, calsium-trop[onin dan aktin-
miosin.

Kuliah 8, 9, 10 dan 11
Neuromyal junction, Kontraksi Otot dan gangguan fisiologi muskuloskeletal
dr. Suyasning Hastiko I., PFK, M.Erg

Otot adalah spesialis kontraksi pada tubuh . Otot skeletal melekat pada tulang . Kontraksi otot
skeletal menyebabakan tulang tempat otot tersebut bergerak , yang memungkinkan tubuh
melaksanakan berbagai aktivitas motorik. Otot skelet menunjang homeostasis a.l otot untuk
mengunyah dan menelan dan untuk bernapas. Kontraksi otot untuk menggerakan tubuh menjauhi
bahaya. Kontraksi otot untuk menghasilkan panas; yang lain untuk nonhomeostatik misalanya
menari , mengetik. Sedangkan otot jantung terdapat hanya di dinding jantung, kontraksinya
memompa darah penunjang kelangsungan hidup ke seluruh tubuh.

Miosin membentuk filament-filamen tebal sedangkan aktin adalah komponen structural


utama pada filament-filamen tipis. Molekul myosin adalah suatu protein yang terdiri dari dua
subunit identik, yang masing-masingmembentuk soerti tongkat(stick) golf. Ujung-ujung ekor
protein jalin menjalin satu sama lain , dengan dua kepala globuler menonjol di salah satu ujung.
Kedua belahan setiap filament tebal merupakan bayangan cermin yang terbuat dari molekul-
molekul misosin yang berjajar meurut panjangnya dalam susunan teratur, dengan ekor
berorientasi kearah bagian tengah filament, sedangkan kepala globularnya menonjol keluar
dalam interval-interval ruang teratur. Kepala-kepala ini membentuk jembatan silang memiliki
dua tempat yang penting untuk proses kontraktil ; tempat pengikatan aktin(actin binding sites)
dan tempat ATPase myosin (myosin ATPase site).

Dasar molekuler kontraksi otot rangka(skelet)

Siklus pengikatan dan penekukan jembatan silang menarik filament tebal selama kontraksi.

34
Musculoskeletal system and disorders 2015
Filamen-filamen tipis dikedua sarkomer tergelincir/bergeser masuk kea rah pusat pita A
selama kontraksi, (lihat gambar) . Ketika bergerak kea rah pusat tersebut, filament-filamen tipis
menarik garis-garis Z ketempat filament-filamen tersebutmelekat mendekat satu sama lain ,
sehingga memndek. Karena semua sarkomer di seluruh serat otot memndek secara simultan,
keseluruhan serat menjadi lebih pendek. Hal ini dikenal sebagai sliding –filament mechanism
(mekanisme penggelinciran filament) kontraksi otot.

Zona H , daerah di bagian tengah pita A yang tidak dicapai oleh filament-filamen tipis ,
menjadi lebih kecih ketika filament –filamen tipis saling mendekat. Zona H bahkan mungkin
menghilang jika filament –filamen tipis bertemu di bagian pit A. Pita I , yang terdiri dari filament
tipis yang tidak tumpang tindih dengan filament tebal, berkurang lebarnya ketika semakin
banyak filament tipis yang tumpang tindih dengan filament tebal ketika gerakan bergeser maih
berlanjut. Panjang filament tipis itu sendiri tidak berubah selama kontraksi, karena lebarnya
ditentukan oleh panjang filament tebal, dan panjang filament tebal tidak berubah selama proses
pemendekan. Filament –filamen tipis ditarik kearah dalam relative terhadap filament tebal yang
stationer oleh aktivitas jembatan silang. Selama kontraksi dengan “pengawal” tropomiosin dan
troponin digeser oleh Ca++ , jembatan silang myosin dari filament tebal dapat berikatan dengan
molekul aktin di filament tipis disekitarnya. Sewaktu myosin dan aktin berkontak di jembatan
silan, konf ormasi jembatan silang berubah, sehingga jembatan tersebtu menekuk kedalam
seolah-olah memiliki engsel, “mengayun “ kearah pusat filament tebal, seperti mengayuh gayung
sampan. Hal yang disebut sebagai power stroke (gerakan mengayun yang kuat) dari jembatan
silang ini menarik filament –filamen tipis temp at jembatan silang melekat kearah dalam. Satu
kali ayunan kuat menarik filament –filamen tipis kearah dalam , hanya dalam presentasi kecil
dari jarak pemendekan total.Pemendekan total diselesaikan oleh siklus pengikatan dan
penekukan jembatan silang terjadi berulang-ulan. Pada akhir satu siklus jembatan silang, ikatan
antara jembatan silang myosin dan molekul aktin terputus. Jembatan silang kembai ke
konformasinya semula dan berikatan dengan molekul aktin berikutnyayang terletak dibelakang
pasangan aktin sebelumnya. Jembatan silang sekali lagi menekuk untuk menarik filamen tipis
selanjutnay kea rah dalam, kemudian melepaskan dan kembali mengulangi siklus tersebut.

Kalsium adalah penghubung antara eksitasi dan kontraksi

Bagaimana jembatan silang diaktifkan oleh eksitasi otot ? Penggabungan eksitasi-kontraksi


(excitation contraction coupling) mengacu pada serangkaian kejadian yang mengaitkan ekstasi
otot(potensial aksi di serat otot) ke kontraksi otto( aktivitas jembatan silang yang menyebabkan
filament –filamen tipis bergeser mendekat satu sama lain untuk memperpendek sarkomer.

Otot rangka dirangsang untuk berkontraksi oleh pelepasan asetilkolin (Ach) dengan
motor end plate serat otot menyebabkan perubahan permialbilitas di serat otot yang akhirnya
menimbulkan potensial aksi yang dihantarkan ke seluruh permukaan membrane sel otot. Disetiap
taut antarasebuah pita A dan sebuah pita I, membrane permukaan menyelam masuk ke dalam

35
Musculoskeletal system and disorders 2015
serat otot untuk membentuk tubulus transverses (tubulus T), yang berjalan tegak lurus dari
permukaan membrane sel ototke dalam bagian tengah otot.

Retikulum sarkoplasma adalah modifikasi reticulum endoplasma yang terdiri dari


jaringan halus tubulus yang saling berhubungan mengelilingi setiap myofibril, seperti lengan
jala.

Gangguan Fisiologi Muskuloskeletal

Secara normal masa otot skelet tidak berubah selama periode pertumbuhan, tetapi ia mulai
menurun dalam 4 atau 5 dekade kehidupan. Masao tot skelet dimaintain oleh masuka nutrient
protein yang dimakan . Selama mempertahankan masa otot skelet pada waktu yang merupakan
hasil dari keseimbangan dari produksi sitesis protein dan protein otot yang rusak(breakdown).
Perubahan struktur dan fungsi pada otot bias berupa atropi atau hipertropi. Keadaan ini bias
fisiologis atau patologis.

Keadaan gangguan pada otot skelet adalah sprain dan strain. Sprain adalah injuri yang terjadi
pada ligament , sedangkan strain injuri yang terjadi pada tendon atau otot. Keadaan ini sering
terjadi terhadap para olahragawan.

Kuliah 12, 31 & 32


Muscle relaxan dan NSAID, antigout
dr. AA. Sri Agung Aryastuti

Muscle Relaxants
Kontraksi otot rangka dikendalikan secara sadar oleh impuls dari sistem saraf pusat (SSP).
Impuls yang berasal dari otak ditransmisikan melalui sumsum tulang belakang menuju ke motor
neuron somatik. Motor neuron somatik terhubung dengan serat otot rangka dan membentuk
sambungan neuromuskuler (neuromuscular jungtion). Ujung saraf dari serabut motor neuron
somatik berisi neurotransmitter acethylcholine (Ach). Ketika Ach dilepaskan ke celah sinap, Ach
akan berinteraksi dengan reseptor nikotinik yang terdapat di serat otot rangka. Interaksi ini
menimbulkan depolarisasi pada serat otot rangka sehingga terjadi kontraksi otot. Relaksasi otot
terjadi setelah Ach dihidrolisis oleh enzim acetylcholinesterase.

Berbagai macam agen dapat memblok neuromuskuler untuk menghasilkan relaksasi otot. Agen
tersebut dikenal sebagai muscle relaxant. Muscle relaxant dapat bekerja di sentral maupun di
perifer. Muscle relaxant yang bekerja di sentral bekerja dengan cara menekan refleks dalam
sumsum tulang belakang. Sedangkan muscle relaxant di perifer bekerja dengan cara menghambat
interaksi Ach dengaan reseptornya di serat otot rangka. Terdapat dua jenis muscle relaxant yang

36
Musculoskeletal system and disorders 2015
bekerja di perifer, yaitu depolarizing agent dan nondepolarizing agent. Perbedaan kedua
golongan obat tersebut terletak pada mekanisme kerjanya dalam menimbulkan depolarisasi pada
sel otot.
Nonsteroidal antiinflamatory drugs (NSAIDs)
Nonsteroidal antiinflamatory drugs (NSAIDs) merupakan golongan obat anti inflamasi non
steroid. Sebagian besar NSAIDs bekerja dengan menghambat enzim cyclooxigenase, enzim
yang berperan dalam sintesis prostaglandin. Prostaglandin adalah salah satu mediator inflamasi
yang paling kuat. Dengan terhambatnya sintesis prostaglandin, proses peradangan dan rasa nyeri
akan berkurang. Oleh karena itu, golongan obat ini sering digunakan dalam terapi artritis.
Obat golongan glukokortikoid juga memiliki efek anti-inflamasi yang kuat. Namun, karena
toksisitasnya pada penggunaan jangka panjang,, menghambat penggunaannya untuk terapi
arthritis. Golongan obat lainnya yang digunakan dalam terapi arthritis yaitu disease-modifying
antirheumatic drugs (DMARDs ). Obat dari golongan ini dapat memperlambat kerusakan
irreversible akibat arthritis dan diperkirakan mempengaruhi mekanisme dasar inflamasi pada
arthritis. Namun, karena efek toksiknya lebih tinggi daripada NSAIDs, obat ini jarang digunakan
dalam terapi arthritis.

Anti-gout

Asam urat merupakan produk akhir metabolism purin di dalam tubuh. Kadar asam urat yang
berlebihan, baik yang disebabkan oleh overproduksi atau penurunan ekskresi, akan
mengakibatkan peningkatan kadar asam urat di dalam darah yang disebut hyperuricemia. Obat
anti-gout bekerja pada tahap tersebut, baik dengan cara menurunkan produksi atau dengan cara
meningkatkan ekskresi asam urat, sehingga disebut juga obat antihyperuricemic. Allopurinol
adalah obat anti-gout yang paling sering digunakan. Obat ini bekerja dengan cara menghambat
enzim xanthine oxidase, enzim yang berperan dalam sintesis asam urat. Pemberian obat anti-gout
harus dengan mempertimbangkan kondisi serangan gout (akut atau kronis), fungsi ginjal pasien,
usia pasien, riwayat batu ginjal dan adanya tophi.
Asam urat yang berlebihan dapat menumpuk di jaringan terutama di jaringan sendi. Penumpukan
kristal asam urat di jaringan sendi akan memicu terjadinya inflamasi yang disebabkan oleh
proses pembersihan kristal asam urat oleh leukosit. Oleh karena itu, obat anti-inflamasi juga
berperan penting dalam terapi gout terutama pada serangan akut. NSAIDs merupakan obat
pilihan utama pada serangan gout akut. Obat lainnya yang juga sering digunakan antara lain
colchicines dan glukokortikoid intra-artikuler.

37
Musculoskeletal system and disorders 2015
Kuliah 13, 14 & 22
Metabolisme kalsium & fosfat, tulang dan purin
dr. Asri

Metabolisme kalsium, fosfat dan tulang

Tubuh manusia mengandung 1-1,5 kg kalsium (Ca2+) yang sebagian besar merupakan substansi
penyusun tulang. Kalsium selain sebagai komponen tulang, juga berperan dalam transduksi
sinyal, kontraksi otot, eksositosis dan kofaktor pada pembekuan darah. Konsentrasi intraseluler
maupun ekstraseluler dari kalsium dipertahankan untuk memenuhi fungsi-fungsi ini.

Deposisi dan mobilisasi kalsium dari dan ke tulang diatur oleh hormon paratiroid,
calcitriol dan calcitonin. Metabolisme kalsium diatur secara seimbang dimana ± 300 mg Ca2+
yang direabsorpsi dalam sehari pada orang dewasa dan hanya sedikit yang diambil ataupun
disimpan di tulang. Hormon paratiroid dan calcitriol secara langsung dan tidak langsung
meningkatkan kadar Ca2+ dalam darah, sedangkan calcitonin menghambat proses ini.

Fosfat juga merupakan mineral penyusun struktur tulang. Fosfat berfungsi untuk
penyimpanan energy (ATP) serta transport oksigen dan keseimbangan asam basa. Fosforilasi dan
defosforilasi enzim merupakan proses yang penting dalam regulasi metabolik. Ion Ca yang
dipengaruhi oleh parathormon juga secara tidak langsung mempengaruhi ekskresi fosfat. Dalam
plasma, kalsium dan fosfat seringkali memiliki hubungan yang berlawanan, khususnya jika
fosfat naik, kalsium turun.

Metabolisme tulang diatur oleh 2 jenis sel yaitu osteoblas dan osteoklas. Osteoblas
berfungsi dalam pembentukan tulang yang terjadi sangat aktif pada kanak-kanak dan penting
pada umur dewasa bila terjadi kerusakan (patah) tulang. Osteoklas melarutkan/merusak tulang
yang sudah tua untuk digunakan kalsiumnya oleh tubuh. Selama waktu ini osteoblas dan
osteoklas bekerja bersama-sama pada tempat yang sama. Osteoklas melarutkan tulang tua dan
osteoblas menggantinya dengan yang baru.

Metabolisme purin

Pada manusia, purin didegradasi menjadi asam urat kemudian diekskresi di ginjal dan usus.
Purin dapat berasal dari DNA dalam inti sel hewan maupun dalam teobromin (teh) maupun
kofein (kopi). Purin akan diubah menjadi hipoxanthine, lalu hipoxanthine jadi xanthine dan
xanthine menjadi asam urat. Oksidasi proses ini memerlukan enzim xanthine oxidase.

Asam urat ini berupa kristal yang tajam dan tidak larut dalam air. Bila asam urat meningkat
dalam tubuh, maka kristal asam urat ini akan tertumpuk di jaringan. Bila tertumpuk dalam sendi,
maka terjadi inflamasi yang menyebabkan terjadinya artritis gout diikuti oleh timbulnya tofi.

38
Musculoskeletal system and disorders 2015
Diagnosis hiperurisemia adalah bila kadar asam urat dalam darah meningkat yang dapat disertai
dengan gejala gout (penyakit pirai), artritis dan tofi (tophy).

Kuliah 15
Osteoporosis
dr. Yoga Bharata, SpB

Osteoporosis: adalah suatu penyakit metabolik tulang yang ditandai oleh menurunnya
massa tulang, karena berkurangnya matriks dan mineral tulang disertai dengan kerusakan
mikroarsitektur dari jaringan tulang dengan akibat menurunnya kekuatan tulang, sehingga
tulang mudah patah.
Faktor risiko terjadinya Osteoporosis:
¨ Usia menopause.
¨ Massa tulang puncak.
¨ Kecepatan kehilangan tulang.
Dipengaruhi oleh:
- Faktor genetik : 70%.
- Faktor lingkungan : 30%.
Kepadatan tulang berkurang secara perlahan (terutama pada penderita osteoporosis
senilis), sehingga pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala. Beberapa
penderita tidak memiliki gejala. Pada seseorang yang mengalami patah tulang, diagnosis
osteoporosis ditegakkan berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik dan rontgen tulang.
Pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk menyingkirkan keadaan lainnya yang
bisa diatasi, yang bisa menyebabkan osteoporosis.

Untuk mendiagnosis osteoporosis sebelum terjadinya patah tulang dilakukan pemeriksaan


yang menilai kepadatan tulang. Pemeriksaan yang paling akurat adalah DXA (dual-
energy x-ray absorptiometry). Pemeriksaan ini aman dan tidak menimbulkan nyeri, bisa
dilakukan dalam waktu 5-15 menit. DXA sangat berguna untuk:
- wanita yang memiliki resiko tinggi menderita osteoporosis
- penderita yang diagnosisnya belum pasti
- penderita yang hasil pengobatannya harus dinilai secara akurat.

Kuliah 16
Ulkus pada tungkai

Ulkus adalah kerusakan lokal atau ekskavasi, permukaan organ atau jaringan yang ditimbulkan
oleh terkelupasnya jaringan. Ulkus lebih dalam daripada ekskoriasi (ekskoriasi mencapai stratum

39
Musculoskeletal system and disorders 2015
papilare). Ulkus sering menyerang ekstremitas bawahmaupun ekstremitas atas karena beberapa
sebab seperti infeksi, gangguan pembuluhdarah, kelainan saraf dan keganasan

Pengertian Ulkus dekubitus adalah kerusakan atau kematian kulit sampai jaringan dari bawah
kulit bahkan menembus otot sampai mengenai tulang, akibat adanya penekanan pada suatu area
secara terus – menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah.
Ulkus dekubitus adalah ulkus yang ditimbulkan karena tekanan yang kuat oleh berat badan pada
tempat tidur. Luka dekubitus adalah nekrosis pada jaringan lunak antara tonjolan tulang dan
permukaan padat, paling umum akibat imobilisasi.

Ulkus Varikosum adalah Suatu ulkus yang disebabkan oleh meningginya tekanan vena dan
akibat kerusakan sistem mikro-valvulernya.Biasanya timbuk oleh karena goresan kecil pada
daerah 1/3 tungkai bawah yang mengalami eksema dan udema oleh karena statis pembuluh darah
balik yang disebabkan oleh varises di daerah atasnya dan yang terletak di sekitar maleolus
(biasanya maleolus medialis).

Kuliah 17
Fraktur dan penanganannya
dr. Suriana,Sp.B

Fraktur dan penanganan secara umum

Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang,tulang rawan baik partial maupun total. Penyebabnya
sebagian besar karena trauma. Direk atau indirek. Fraktur diklasifikasikan berdasarkan : etiologi,
klinis, patologis, konfigurasi, eksistensi dan hubungan dengan Fraktur lain. Penanganan frakrtur
adalah secara koferhensip yaitu dengan memperhatikan : primary survey : airway, breathing,
cirkulasi, dan sekundary survey : pemeriksaan lokal pada fraktur. Prinsip penanganan close
fraktur adalah : recognation, reduction, retention, rehabilitation. Sedangkan prinsip penanganan
open fraktur adalah : anti biotika, debrideman, reposisi, imobilisasi.

Kuliah 18, 19, 20, 22


Open fracture, Fraktur membrum atas, bawah, fraktur pelvis dan tulang belakang

Fraktur membrum atas

Fraktur ekstremitas superior meliputi fr. Clavikula, dislokasi glenohumeral, fr. Humerus, fr.
Supra condyler, dislokasi elbow, fr. Antebrachii, fr. Galeazi, fr. Barton, fr. Colle s. Gejala
meliputi fraktur secara umum : udema, nyeri gerak, nyeri tekan, krepitasi,beberapa fraktur
disertai lesi neurologis atau lesi vaskuler. Penangan sesuai dengan prinsip penanganan fraktur

40
Musculoskeletal system and disorders 2015
yaitu : recognation, reduction, retention, rehabilitasi. Apabila tidak ditangani secara baik dan
tepat akan menimbulkan komplikasi.

Trauma/Fraktur Pelvis
• Mekanisme trauma
• Klasifikasi :
o Merawat tile
o Merawat key dan conwell
• Gambaran klinis
• Penatalaksanaan
• Komplikasi.

Fraktur Femur

• Fraktur Leher Femur :


o Mekanisme trauma
o Klasifikasi
o Patologi
o Gambaran klinis
o Pemeriksaan radiologis
o Pengobatan
o Komplikasi.

• Fraktur Trochanter :
o Mekanisme trauma
o Klasifikasi
o Gambaran klinis
o Pengobatan
o Komplikasi
• Fraktur Sub Trochanter :
o Gambaran klinis
o Pemeriksaan radiologis
o Pengobatan
o Komplikasi
• Fraktur Diafesis Femur :
o Mekanisme trauma
o Klasifikasi
o Gambaran klinis
o Pengobatan
o Komplikasi

41
Musculoskeletal system and disorders 2015
• Fraktur Suprakondyler Femur :
o Mekanisme trauma
o Klasifikasi
o Gambaran klinis
o Pengobatan
o Komplikasi
• Dislokasi Sendi Panggul :
o Klasifikasi
o Mekanisme trauma
o Gambaran klinis
o Pemeriksaan radiologis
o Pengobatan
o Komplikasi

• Fraktur Patela :
o Mekanisme trauma
o Klasifikasi
o Gambaran klinis
o Pengobatan
o Komplikasi.
• Robekan Ligamentum pada Lutut :
o Pembagian robekan
o Robekan ligamentum medial
o Robekan ligamentum lateral
o Robekan ligamentum crusiatum.
Fraktur Tibia dan Fibula :
• Fraktur Kondilus Tibia :
o Klasifikasi
o Gambaran klinis
o Pengobatan
• Fraktur Diafesis Tibia / Fibula :
o Mekanisme trauma
o Gambaran klinis
o Pengobatan
o Komplikasi

• Fraktur dan Fraktur Dislokasi Pergelangan Kaki :


o Mekanisme trauma
o Klasifikasi
o Gambaran klinis
42
Musculoskeletal system and disorders 2015
o Pemeriksaan Radiologis
o Pengobatan
o Komplikasi

Fraktur tapus
• Fraktur kalkamenus
• Fraktur deltatarsil dan Falang S kaki.

Kuliah 20
Rupture Tendon, lesi meniscus dan instabilitas sendi

Tendon adalah pita jaringan fibrosa yang fleksibel terletak di bagian belakang pergelangan kaki
yang menghubungkan otot betis dengan tulang tumit.. Tendon adalah struktur dalam tubuh yang
menghubungkan otot ke tulang. Otot rangka dalam tubuh bertanggung jawab untuk
menggerakkan tulang, sehingga memungkinkan untuk berjalan, melompat, angkat, dan bergerak
dalam banyak cara. Ketika otot kontraksi, hal itu menarik pada tulang menyebabkan gerakan ini.
Struktur yang memancarkan kekuatan kontraksi otot ke tulang disebut tendon. Pengertian
ruptur tendon adalah Robek, pecah atau terputusnya tendon. Tendon merupakan jaringan
fibrosa di bagian belakang pergelangan kaki yang menghubungkan otot betis dengan tulang
tumit. Ruptur tendon adalah Robek, pecah atau terputusnya tendon adalah Qudriceps, Achilles,
Rotator cuff, Bisep.

Kuliah 23 dan 29
Radiologi gangguan sendi dan tulang
dr. Ate, Sp.Rad

Untuk dapat menegakkan diagnosis kelainan pada tulang dan sendi tidak bisa dinilai hanya
dengan pemeriksaan fisik. Perlu ada pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis,
diantaranya adalah pemeriksaan radiologi. Dengan pengamatan radiologi, gambaran dalam
tulang dapat dinilai secara langsung; hal yang mustahil didapatkan dari pemeriksaan fisik. Pada
sistem muskuoskeletal, infeksi dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu pada daerah tulang
(osteomielitis), persendian (artritis infeksi), dan jaringan lunak di sekitarnya (selulitis). Infeksi
pada tulang beragam, namun secara umum dapat dikelompokkan lagi menjadi dua, yaitu akut
dan kronis. Teknik pencitraan sendiri bervariasi dalam spektrum yang luas, meliputi plain film
radiography, CT scan, MRI, USG, hingga nuclear imaging
Pemeriksaan Rontgen” Tulang dapat memberi informasi :
1. Lesi tulang & jaringan Lunak sekitarnya
2. Adanya fraktur/ancaman fraktur patologis
43
Musculoskeletal system and disorders 2015
3. Asal/Sifat suatu lesi(jinak/ganas)
4. Sebagai guide untuk biopsi
5. Follow Up perjalanan penyakit

Kuliah 24
Rehab Medik
dr. Cok,Sp.KFR

Rehabilitasi medik adalah cabang ilmu kedokteran yg menangani ketidak mampuan ( Disable )
akibat trauma atau penyakit pada sistem Neuro Muskuloskeletal , Cardio Respirasi serta
dampaknya pada psiko-sosio-vocational.

Tujuan:
• Mencegah kecacatan
• Mengurangi kecacatan
• Mengoptimalkan fungsi
Physical Therapya. Heat Therapy
b. Cold Therapy
c. Massage
d. Traction
e. Electrical Stimulation
f. Hydrotherapy
g. Exercise Therapy

Terapi Latihan
n Umum
- Lat. mobilitas sendi (ROM)
- Lat. penguatan (Isotonik, Isometrik,
Isokinetik )
- Lat. peregangan
- Lat. daya tahan
- Lat. koordinasi

Kuliah 26
Osteomyelitis
dr.Yoga, Sp. B
Osteomyelitis adalah Adalah: infeksi akut pada tulang dan sumsum tulang. Dapat secara
hematogenous atau direct or contiguous inoculation osteomyelitis.secar hematogenus Biasanya

44
Musculoskeletal system and disorders 2015
terjadi pada anak-anak kl terjadi Pada orang dewasa: bila KU yang jelek, debilitas, adanya
penyakit, pemakaian obat, immunodifisiensi.

Ø GEJALA KLINIS:
n Sakit.
n Panas badan.
n Irritability, lethargy, toksemia.
n Ekstr. bengkak, sakit, hangat, ROM sendi menurun

Ø PENUNJANG
LABORATORIUM
n Leukositosis.
n Laju Endap Darah (LED) meningkat.
n C-reactive protein (CRP) meningkat.
n Kultur darah hanya 50% positif.
n Aspirasi cairan bisa 70% positif.
RADIOLOGI
nPlain foto tidak sensitif pada phase awal. Kelainan baru tampak setelah 2 minggu.
nCT dan MRI lebih sensitif, akan tampak edema jar. lunak, abses, saluran infeksi.
nBone scaning: memakai technetium-99 (99Tc), lebih sensitif.

PENGOBATAN
n Bed rest, analgetika dan antiperetika.
n Terapi suportif.
n Splinting atau traksi.
n Pemberian antibiotika, sesuai dengan kultur sensitivitas, atau dengan empiric
antibiotic treatment.
n Surgery.

Kuliah 27
Arthritis
dr. Sri Wardani, Sp.PD

Arthritis merupakan inflamasi yang mengenai satu atau lebih sendi. Artritis yang
mengenai satu sendi disebut monoartritis, sedangkan yang mengenai lebih dari satu sendi adalah
poliartritis. Artritis dapat terjadi karena proses inflamasi (inflamatory arthritis) atau noninflamasi
(non inflamatory arthritis).
Keluhan yang sering didapatkan pada artritis adalah keluhan pada sendi dan jaringan diluar
sendi nyeri, kaku, bengkak, merah, panas, gangguan gerak, dan sendi bersuara. Keluhan lain
yang bisa didapatkan adalah keluhan organ luar sendi seperti keluhan pada organ jantung, mata,

45
Musculoskeletal system and disorders 2015
ginjal, saraf, kulit, dll dan dapat juga disetai keluhan umum seperti febris, lemah, dan penurunan
nafsu makan.
Perlunya penget ahuan tentang: penyebab, patogenesis dan gejala penyakit, untuk dapat
menegakkan diagnosis secara klinis dengan memakai kriteria ACR (American College of
Rheumatology)
Artritis gout adalah penyakit yang sering ditemukan dan tersebar di seluruh dunia. Penyakit
ini terjadi karena deposisi kristal monosodium urat, atau akumulasi kristal pada jaringan yang
merusak tulang (tofi). Gangguan metabolisme yang mendasari gout adalah hiperurisemia. Onset
gout akut berhubungan dengan penurunan kadar asam urat serum, meninggi atau menurun.
Peradangan terjadi karena penumpukan agen penyebab yaitu kristal monosodium urat pada
sendi.
Manifestasi klinis gout dibedakan menjadi 3 bagian yaitu: stadium artritis gout akut,
dimana terjadi radang sendi akut yang timbul sangat cepat dalam waktu singkat, biasanya
bersifat monoartikular. Berbagai faktor dapat mencetuskan terjadinya serangan akut. Stadium
interkritikal merupakan kelanjutan stadium akut, dimana terjadi periode interkritik asimptomatik.
Sindrom artritis gout menahun biasanya disertai dengan tofi. Diagnosisnya ditegakkan sesuai d
kriteria ACR.
Penatalaksanaan artritis gout adalah: nonfarmakologik dengan memberikan edukasi,
pengaturan diet, dan istirahat sendi dan farmakologik dengan pemberian obat colchisin,
kortikosteroid dan NSAID. Pengobatan tersebut bertujuan untuk menghilangkan keluhan nyeri
sendi dan peradangan.
Kata kunci: artritis, artritis gout

Kuliah 28
Osteoartritis
dr. I Wayan Eka Saputra, Sp.PD

Batasan:
Merupakan penyakit degenerative yang mengenai rawan sendi yang ditandai dengan
kehilangan rawan sendi progresif dan terbentuknya tulang baru pada trabekula subkondral dan
tepi tulang (osteofit).
Patofisiologi
Peningkatan degradasi kolagen akan mengubah keseimbangan metabolism rawan sendi.
Kelebihan produk hasil degradasi matriks rawan sendi ini cendrung berakumulasi di sendi dan
menghambat fungsi rawan sendi dan mengawali suatu respon imun yang menyebabkan inflamasi
sendi. Pada rawan sendi pasien OA juga terjadi proses peningkatan aktivitas fibrinogenik dan
penurunan aktivitas fibrinolitik yang menyebabkan terjadinya penumpukan thrombus dan
komplek lipid pada pembuluh darah subkondral yang menyebabkan terjadinya iskemia dan
nekrosis jaringan subkondral tesebut.

46
Musculoskeletal system and disorders 2015
Peran makrofag didalam cairan sendi juga penting. Yaitu bila dirangsang oleh jejas mekanis,
material asing hasil nekrosis jaringan akan memproduksi sitokin activator plasminogen yang
disebut katabolin yang mempercepat resorpsi matrik rawan sendi.
Diagnosis
Osteoartritis Sendi Lutut
• Nyeri lutut
• salah satu dari 3 kriteria dibawah ini :
§ Usia > 50 tahun
§ kaku Sendi < 30 menit
§ Krepitasi + Osteofit
Osteortritis sendi tangan
o Nyeri tangan atau kaku
o Tiga dari 4 kriteria berikut
§ Pembesaran jaringan keras dari 2 atau lebih dari 10 sendi tangan trtentu
(DIP II dan III kiri dan kanan, CMC I kiri dan kanan)
§ Pembesaran jaringan keras dari 2 atau lebih sendi DIP
§ Pembengkakan pada < 3 sendi MCP
§ Deformitas pada minimal 1 dari 10 sendi tangan tertentu

Osteoartritis Pinggul
o Nyeri pinggul
o Minimal 2 dari 3 kriteria berikut
§ LED < 20 mm/jam
§ Radiologi terdapat osteofit pada femur atau asetabulum
§ Radiologi terdapat penyempitan celah sendi (superior, aksial dan atau
medial)

Diagnosis banding
RA, Gout, septic arthritis
TERAPI
§ Penyuluhan
§ NSAID, Steroid intra artikuler
§ Fisioterpai
§ Pembedahan untuk memperbaiki deformitas

DAFTAR PUSTAKA
1. Soeroso J, Isbagio H, Kalim H, Broto R, Pramudio R. (2006). Osteortritis. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jilid II. Ed IV
2. Brandt KD, management of osteoarthritis. Text book of rheumatology
3. Rodwan GP.Primer of Rheumatic Disease 7th Ed. JAMA 1973: 224;5

47
Musculoskeletal system and disorders 2015
Kuliah 30
Tenosinovitis supuratif
dr. Suriana, Sp. B

Tenosinovitis adalah peradangan melibatkan tendon dan selubungnya yang mengakibatkan


peradangan Dan nyeri. Penyebabnya adalah trauma minor repetitive, strain atau infeksi. Contoh
dequarvain volar Flexor, triger finger, akut fleksor tenosynovitis. Terapi : injeksi korticosteroid,
injeksi lidokain pada tendon Sheath, splinting, operasi

Kuliah 33
Neoplasma Jinak Muskuloskeletal (Lipoma, ateroma, Ganglion)
dr. Wawan T, SpB

Lipoma adalah suatu tumor (benjolan) jinak yang berada dibawah kulit yang terdiri darilemak.
Biasanya lipoma dijumpai pada usia lanjut (40-60 tahun), namun juga dapatdijumpai pada anak-
anak. Karena lipoma merupakan lemak, maka dapat munculdimanapun pada tubuh ini. Jenis
yang paling sering adalah yang berada lebih ke permukaan kulit (superficial). Biasanya lipoma
berlokasi di kepala, leher, bahu, badan, punggung, atau lengan. Jenis yang lain adalah yang
letaknya lebih dalam dari kulit sepertidalam otot, saraf, sendi, ataupun tendon. Lipoma bersifat
lunak pada perabaan, dapat digerakkan, dan tidak nyeri. Pertumbuhannyasangat lambat dan
jarang sekali menjadi ganas. Lipoma kebanyakan berukuran kecil,namun dapat tumbuh hingga
mencapai lebih dari diameter 6 cm.

Kista ateroma adalah benjolan dengan bentuk yang kurang lebih bulat dan berdinding tipis,yang
terbentuk dari kelenjar keringat (sebacea), dan terbentuk akibat adanya sumbatan padamuara
kelenjar tersebut. Disebut juga kista sebacea, kista epidermal. Sumbatan pada muarakelenjar
sebacea, dapat disebabkan oleh infeksi, trauma (luka/benturan), atau jerawat. Banyak dijumpai di
kulit yang banyak mengandung kelenjar keringat, misalnya di muka, kepala, punggung. Bentuk
bulat, berbatas tegas, berdinding tipis, dapat digerakkan, melekat pada kulit diatasnya. Isinya
cairan kental berwarna putih abu-abu, kadang disertai bau asam. Merah dan nyeri jika terjadi
peradangan.Penatalaksanaan kista ateroma dilakukan dengan mengambil benjolan dengan
menyertakankulit dan isinya, tujuannya untuk mengangkat seluruh bagian kista hingga ke
dindingnya secarautuh. Bila dinding kista tertinggal saat eksisi, kista dapat kambuh, oleh karena
itu, harusdipastikan seluruh dinding kista telah terangkat.

Kista Ganglion atau biasa disebut Ganglion merupakan kista yang terbentuk dari kapsul suatu
sendi atau sarung suatu tendo. Kista ini berisi cairan kental jernih yang mirip dengan jelly yang
kaya protein. Kista merupakan tumor jaringan lunak yang paling sering didapatkan pada tangan.
Ganglion biasanya melekat pada sarung tendon pada tangan atau pergelangan tangan atau
melekat pada suatu sendi; namun ada pula yang tidak memiliki hubungan dengan struktur

48
Musculoskeletal system and disorders 2015
apapun. Kista ini juga dapat ditemukan di kaki. Ukuran kista bervariasi, dapat bertambah besar
atau mengecil seiring berjalannya waktu dan bahkan menghilang. Selain itu kadang dapat
mengalami inflamasi jika teriritasi. Konsistensi dapat lunak hingga keras seperti batu akibat
tekanan tinggi cairan yang mengisi kista sehingga kadang didiagnosis sebagai tonjolan tulang.

Kuliah 34
Patologi Neoplasma Muskuloskeletal

1. BONE

Osteoporosis is a skeletal disorder characterized by low bone mass and microarchitectural


deterioration with a subsequent increase in bone fragility and susceptibility to fracture. It
occurs most commonly as primary disorders or secondary. Osteoporosis result when imbalance
occurs between bone formation and resorption. The hallmark of osteoporosis is a loss of bone,
the bony trabeculae are thinning and widening of haversian canal.

Osteomyelitis designated as inflammation of the bone and marrow cavity by infectious


agents. Osteomyelitis may be an acute or chronic. The most common etiologic agents are
pyogenic bacteria and mycobacterium tuberculosis. Morphologically acute pyogenic
osteomyelitis characterized by an intense, neutrophilic inflammatory infiltrate. Chronic
osteomyelitis show sequestrum, involucrum and Brodie abscess. Tuberculous osteomyelitis
causes the granulomatous inflammatory reaction.

Bone tumors divided in two categories : bone-forming tumors (osteoma, osteoid osteoma
and osteoblastoma, and osteosarcoma) and cartilaginous tumors (osteochondroma, chondroma,
and chondrosarcoma). Osteosarcoma is malignant mesenchymal neoplasm in which the
neoplastic cells produce osteoid. Most unknown etiology. The lesion usually in the
mataphyseal region of the bone, often elevates the periosteum toproduce the Codman triangle
on radiographs. The hallmark of osteosarcoma is the formation of osteoid by malignant
mesenchymal cells, that may be spindle shaped, pleomorphic, bizarre, and giant cell often
present. Osteochondroma is benign proliferations composed of mature bone and a cartilaginous
cap. Probably represent malformations rather than true neoplasm. Chondrosarcoma is
malignant neoplasm populated by mesenchymal cells that produce a cartilaginous matrix.
Microscopically, chondrosarcoma vary great in appearance. There are well, moderately or
poorly differentiated malignant cells, multinucleate cells are present with lacunae containing 2
or more chondrocytes.

2. JOINT

Osteoarthritis also termed degenerative joint disease. In most cases it arises without
obvious predisposing factors (primary). Morphologically, the earliest structural changes are

49
Musculoskeletal system and disorders 2015
enlargement & disorganization of the chondrocytes in the superficial part of the articular
cartilage. These accompanied by fibrillation (splitting) at the articular surface. Portions of the
articular cartilage are eventually completely eroded, cyst may form in the underlying bone.
Additional bone proliferation occurs at the margins of the joints to produce bony excrescences,
termed osteophytes. Non specific inflammation can develops.

Gout is a disorder caused by the tissue accumulation of excessive amounts of uric acid,
an end product of purine metabolism. The major morphologic manifestation of gout are acute
arthritis, chronic tophaceous arthritis and soft tissue tophi, and gouty nephropathy.

The most common form of infectious arthritis is caused by bacteria. The usual reaction
manifested by local pain, fever and an intense neutrophilic inflammatory infiltrate within the
joint and periarticular tissues.

3. SKELETAL MUSCLE

Neurogenic atrophy occur if normal innervation deprived, so skeletal muscle fibers


undergo progressive atrophy. Under microscope, denervated type I and II myofibers appear
sharply angular and atrophic with small group atrophy and fiber type grouping. Type II atrophy
is seen in patients who develop disuse atrophy when bedridden or otherwise immobilized. In
histopathologic appearance, type II muscle fiber atrophy may be difficult to distinguish from
denervation atrophy. In some cases, group atrophy is absent.

Myasthenia gravis is an acquired autoimmune disorder of neuromuscular transmission


characterized by muscle weakness. The muscle may be normal in routine histologic section.
Mild degree of type II myofiber atrophy may occur, scattered collections of lymphocytes may
also be present in the connective tissues.

Muscular dystrophies are a heterogenous group of inherited diseases characterized by


spontaneous, progressive degeneration of skeletal muscle fibers. The most common forms are
Duchenne & Becker Muscular Dystrophy. The histologic features of DMD and BMD are
similar and include marked variation in muscle fiber size, degenerative changes and
regeneration, increase connective tissue throughout the muscle.

4. SOFT TISSUE

Soft tissue tumors are generally classified on the basis of tissue type that they
recapitulate, including tumors of adipose tissue (lipoma and liposarcoma), tumors of fibrous
tissue (fibroma and fibrosarcoma), skeletal muscle tumors (rhabdomyoma and
rhabdomyosarcoma), and smooth muscle tumors (leiomyoma and leiomyosarcoma). Lipoma is
benign tumor, soft, yellow mass, composed of mature adipose tissue. Liposarcoma is malignant
neoplasm, a number of different histologic subtypes are recognized, including well-

50
Musculoskeletal system and disorders 2015
differentiated, myxoid, round cell, pleomorphic and dedifferentiated liposarcoma.
Fibrosarcoma is malignant neoplasm, composed of interlacing fascicles of fibroblast,
sometimes arranged in a ‘herringbone’ pattern. Rhabdomyosarcoma, microscopically has 3
form: embryonal, alveolar and pleomorphic variant. Leiomyoma most frequently in uterus, the
malignant form is leiomyosarcoma, with infiltrative growth, greater cellularity, pleomorphism
and greater mitotic activity.

51
Musculoskeletal system and disorders 2015
KEGIATAN PRAKTIKUM

1. Praktikum Anatomi Makroskopis


Praktikum anatomi makroskopis akan dilakukan sebanyak 4 kali:
1. Anatomi tulang 1 pada hari Selasa, 22 September 2015 dan Anatomi
tulang 2 pada hari Rabu, 23 September 2015 di Laboratorium Anatomi
FKIK UNWAR dibimbing oleh dr. IGN Putu Sana dan dr. Sueta
2. Anatomi otot 1 pada hari Rabu, 7 Oktober 2015 dan Anatomi otot 2 pada
hari Jumat, 9 Oktober 2015 di Laboratorium anatomi FKIK UNWAR dan
dibimbing oleh dr. IGN Putu Sana dan dr. Sueta
Praktikum pada cadaver, yang perlu diketahui dan diharapkan mahasiswa sudah
memahami terlebih dahulu struktur makroskopik tulang, otot dan sendi.
Ø Bone dapat dibedakan menjadi:
a. Axial bone: cranium, vertebra, rib, sternum
b. Appendicular bone
1. Bone of upper limb
- Shoulder girdle: clavikula dan scapula
- Humerus
- Radius dan ulna
- Carpal (8)
- Metacarpal (5)
- Phalanges (14)
2. Bone of lower limb
- Pelvic girdle: coxae atau hip bone
- Femur
- Tibia dan fibula
- Tarsal (7)à arcus pedis
- Metatarsal (5)à arcus pedis
- Phalanges (14)

Ø Joint terutama pada upper dan lower limb


1. Upper limb
- Sternoclavicular joint /poly axial joint
- Acromioclavicular joint (plane joint)
- Shoulder joint (ball and socket joint)
- Elbow joint (hinge joint)
- Proximal and distal radioulnar joint (pivot joint)
- Wrish joint (ellipsoid joint)
- Carpometacarpal of the thumb (saddle joint)
- Intercarpal joint (plane joint)

52
Musculoskeletal system and disorders 2015
- Carpo metacarpal jari-jari II-V
- Metacarpophalangeal joint (ellipsoid joint)
- Interpalangeal joint (hinge joint)

Ø Lower limb
- Hip joint (ball and socket joint)
- Knee joint (hinge joint)
- Angkle Jjoint (hinge joint)
- Tibio fibula joint: superior (plane joint), inferior
- Sub talar joint à aversion dan inversion
- Transvers tarsal jointà aversion dan inversion
Ø Muscle
1. Smooth muscle à involuntary muscle
2. Cardiac muscle à involuntary muscle
3. Skelet al muscle à voluntary muscle
Skeletal muscle
- Orbital muscle (cranial N III, IV,VI)
- Brancial muscle (cranial N V,VII,IX,X)
- Hipibrancial muscle (cranial N VII)
- Skeletal muscle (spinal nerve)
a. Pada dinding tubuh:
1. Origin dekat garis median
2. Insertions di bagian lateral
b. Pada limb:
1. Origin di proximal
2. Insertion di distal
Pada waktu kontraksi, insertions mendekati origin (bagian distal mendekati
bagian proximal)

a. Tujuan praktikum
Mahasiswa mengetahui struktur makroskopis tulang, otot dan sendi
b. Panduan pelaksanaan
Mahasiswa dibagi menjadi 4 kelompok, tiap kelompok dibimbing oleh dosen
pengajar anatomi.
c. Hasil yang ingin dicapai
Pengetahuan mahasiswa meningkat tentang anatomi makroskopis tulang, otot, sendi

53
Musculoskeletal system and disorders 2015
2. Praktikum Anatomi Mikroskopis
Praktikum anatomi mikroskopis akan dilakukan pada hari Senin tanggal 9 Maret 2014 di
Laboratorium Kering Lantai III Gedung FKIK Unwar dan dibimbing oleh dr.I Wayan
Suwitra.
a. Peraturan Praktikum Histologi tulang, otot dan sendi
1. Sebelum mengikuti praktikum, mahasiswa harus sudah memahami materi
praktikum.
2. Penilaian meliputi attitude, keaktifan mengikuti praktikum dan knowledge.
b. Sasaran pembelajaran:
1. Mahasiswa mampu menggunakan mikroskop untuk identifikasi sistem
Muskuloskeletal
2. Mahasiswa mampu menjelaskan system muskuloskeletal (tulang, otot dan sendi)
secara histologis
c. Sumber Belajar:
1. di Diore. 1992.Atlas Histologi ManusiaEdisi 6. EGC. Jakarta
2. Eroschenko,V,P. 2003.Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi Fungsional.Edisi
9. EGC. Jakarta
3. Junquiera. 1997.Histologi Dasar Edisi 8. EGC. Jakarta

d. Materi Praktikum
1. Preparat Tulang
2. Preparat Otot

Jaringan otot
Jaringan otot bergaris:
Jaringan otot bergaris akan tampak jaringan ikat yang menyususn epimisium,
perimisium dan endomisium. Lihatlah sel otot dengan melihat garis I dan garis A. Sel
otot tampak berupa serabut, pita A dan I, inti sel tampak di perifer berjumlah banyak.
Dengan pembesaran lebih besar akan tampak sarkomer, garis Z filemen tebal dan
filamen tipis.
Jaringan otot jantung:
Sel otot jantung menampakkan adanya garis A dan I. Sel berbentuk sinsisium dengan
inti sentral berjumlah satu atau dua. Pada endokardium tampak modifikasi sel otot
jantung yang tampak lebih besar, tampak pucat dengan ini sentral. Sel ini berfungsi
melanjutkan impuls dan disebut sel Purkinye.
Pada preparat otot jantung banyak ditemukan jaringan ikat inter sel yang kaya akan
pembuluh darah.
Carilah ketiga buah sel otot tersebut dan buatlah perbandingannya.

54
Musculoskeletal system and disorders 2015
Jaringan tulang rawan
Tulang rawan hialin ditandai dengan kondrosit yang terletak dalam lakuna. Banyak
ditemukan grup isogen dimana dalam lakuna ditemukan lebih dari satu kondrosit.
Matriks tulang rawan hialin berupa sabut kolagen ang dalam sediaan mikroanatomi
tampak bening. Tidak ditemukan pembuluh darah pada jaringan tulang rawan hialin.
Tulang rawan elastis ditandai dengan kondrosit yang terletak dalam matriks. Matrik
dominan disusun oleh sabut elastis yang dengan pengecatan impregnasi perak
tampak berwarna gelap/hitam. Dengan pengecatan HE sabut-sabut elastis yang
menyususn matriks tidak tampak jelas. Pada tulang rawan elastis tidak/jarang
ditemukan grup isogen.
Tulang rawan fibrous ditandai dengan kondrosit yang terletak dalam lakuna dan
tersusun berderet. Matriks terdiri dari sabut kolagen yang tersusun sedemikian rupa
sehingga kondrosit dalam lakuna tampak seolah-olah terjepit sehingga disebut juga
sel sayap.

Jaringan tulang muda:


Tulang muda ditandai dengan adanya banyak lakuna, pembuluh darah dan sabut
kolagen tampak kasar. Dijumpai pada tepi lakuna osteoblas, osteosit dan osteoklas.
Osteosit tampak lebih kecil agak bulat dan terletak dalam lakuna. Osteoblas tampak
lebih besar terletak pada tepi lakuna sedangkan osteoklas pampak dangat besar
dengan banyak inti dan disebut sebagai giant cell.
Jaringan tulang dewasa:
Tulang dewasa ditandai dengan adanya lamel tulang dan sistem Haver. Terdapat tiga
buah lamel ( coba sebutkan namanya ) dan sistem Haver. Osteosit terletak dalam
lakuna.
Dimanakah saudara menemukan pembuluh darah pada tulang dewasa?
Pertumbuhan jaringan tulang:
Pada pertumbuhan interstitial akan tampak sel mesensim berdiferensiasi menjadi
osteoblas dan setelah mensekresikan matriks sel yang akan mengurung osteoblas dan
berdiferensiasi menjadi osteosit.
Pada pertumbuhan endokondral akan dimulai dari tulang rawan dan akan terlihat
lima buah zone yang sangat jelas tampak berbeda. Sebutkan nama kelima zone
tersebut disertai dengan tanda mikroskopisnya.

3. Praktikum Patologi Anatomi


Praktikum anatomi mikroskopis akan dilakukan pada hari Senin, tanggal 30 Maret 2015
di Laboratorium Kering Lantai III Gedung FKIK Unwar dan dibimbing oleh dr. Ni
Wayan Armerinayanti, Sp.PA dan Tim PA FKIK Unwar.

55
Musculoskeletal system and disorders 2015
Materi praktikum:

AIM : Describe the microscopic appearance of various musculoskeletal disease

LEARNING OUTCOMES :
1. Bone : describe the microscopic appearance of osteosarcoma, osteochondroma,
chondroma, and chondrosarcoma.
2. Joint : describe the microscopic appearance of tophus in gout arthritis
3.Soft tissue : describe the microscopic appearance of lipoma, fibroma, MFH, and leiomyoma

CURRICULUM CONTENTS
1. Bone : osteosarcoma, osteochondroma, chondroma, and chondrosarcoma.
2. Joint : tophus in gout arthritis
3. Soft tissue : lipoma, fibroma, MFH, and leiomyoma

PROCEDURAL OF CLINICAL SKILL


1. Bone
a. Osteosarcoma :
malignant neoplastic mesenchymal cells (osteoblast) may be spindle, uniform or quite
pleomorphic, bizarre, hyperchromatic nuclei, giant cells, frequent mitotic figure. Osteoid
matrix must be present. Other mesenchymal element, particularly cartilage may be present.
b. Osteochondroma :
mature bone with cartilaginious cap (hyaline cartilage).
c. Chondroma :
mature hypocellular hyaline cartilage populated by chondrocytes, without anaplastic
appearance.
d. Chondrosarcoma :
atypical pleomorphic chondrocytes with frequent mitotic figure, multinucleate cells with
lacunae containing two or more chondrocytes. Present of chondroid matrix.

2. Joint
a. Tophus :
mass of amorphous or crystalline urates surrounded by macrophages, lymphocytes, and
fibroblast, also large foreign body-type giant cells.

3. Soft tissue
a. Lipoma :
hyperplasia of mature adipose tissue, populated by lipocytes without anaplastic appearance.
b. Fibroma :
hyperplasia of fibroblast without anaplastic appearance.
c. MFH (Malignant Fibrous Histiocytoma, Storiform-pleomophic variant) :
atypical spindle cells arrayed in whorl, admixed with bizarre, histiocyte-like cells.
d. Leiomyoma :
hyperplasia of smooth muscle cells arrayed in whorled-like without anaplastic appearance.

56
Musculoskeletal system and disorders 2015
KETERAMPILAN KLINIK

1. Keterampilan klinik akan dilakukan di Laboratorium Keterampilan Klinik FKIK Unwar


2. Mahasiswa akan dibagi menjadi 8 kelompok dengan dipandu oleh seorang instruktur saat
melakukan latihan keterampilan klinik. Pembagian nama-nama instruktur untuk blok
muskuloskeletal disusulkan kemudian.
3. Panduan keterampilan klinik terpisah

57
Musculoskeletal system and disorders 2015
PEMUTARAN VIDEO PENANGANAN DINI GANGGUAN MUSKULOSKELETAL

Sesi pemutaran video akan dilakukan sebanyak 2 kali pada hari Selasa, 27 Oktober 2015.
a. Uraian kegiatan
- Mahasiswa diberikan tayangan video tentang penanganan dini pada beberapa kasus
yang sering terjadi terutama pada gangguan muskuloskeletal
- Setelah video, mahasiswa memberikan umpan balik, komentar dan pertanyaan
mengenai video
- Narasumber kemudian memberikan tanggapan, konfirmasi serta penjelasan.
b. Tujuan kegiatan
Adapun tujuan dari kegiatan pemutaran video ini adalah:
- Mahasiswa memperoleh gambaran bagaimana penanganan dini kasus
muskuloskeletal yang sering terjadi
- Mahasiswa memperoleh pemahaman yang lebih mendalam sehingga mahasiswa
menjadi lebih mengerti dan mengingat beberapa topik kuliah yang telah diberikan.
- Dengan gambaran penanganan tersebut, nantinya mahasiswa dapat lebih
mempersiapkan diri saat mereka menjalani Kepanitraan Klinik Madya. Terutama
saat berhadapan dengan kasus-kasus Musculoskeletal System and Disorders.

58
Musculoskeletal system and disorders 2015
UJI DIRI (SELF ASSESMENT)

1. Gambarkan jenis- jenis tulang dan sendi yang menyusun bahu dan ekstremitas atas?
2. Gambarkan jenis-jenis tulang dan sendi yang menyusun pelvis dan ekstremitas bawah?
3. Gambarkan jenis-jenis tulang vertebrae?
4. Sebutkan bagian- bagian tulang yang menyusun bahu dan ekstremitas atas?
5. Sebutkan bagian-bagian tulang yang menyusun pelvis dan ekstremitas bawah?
6. Gambarkan otot-otot dan ligament yang menyusun bahu dan ekstremitas atas?
7. Gambarkan otot-otot punggung?
8. Gambarkan otot- otot dan ligament yang menyusun pelvis dan ekstremitas bawah?
9. Jelaskan Innervasinya dan pembuluh darah pada bahu dan ekstremitas atas?
10. Jelaskan Innervasinya dan pembuluh darah pada punggung?
11. Jelaskan Innervasinya dan pembuluh darah pada pelvis dan ekstremitas bawah?
12. Jelaskan origo, insersio dan fungsi pada pergerakan?
13. Jelaskan proses pembentukan tulang?
14. Jelaskan proses penyembuhan tulang pada kasus tersebut?
15. Jelaskan perubahan struktur tulang rawan?
16. Jelaskan struktur mikroskopis osteoblas,osteoklas dan matrix tulang?
17. Jelaskan fungsi tulang?
18. Apa yang terjadi pada proses kontraksi dan relaksasi ?
19. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi terjadinya kontraksi otot?
20. Bagaimana proses sel otot menyebabkan kontraksi?
21. Jelaskan kontraksi isometris & isotonis?
22. Jelaskan hukum ‘all or non’?
23. Jelaskan ‘twitch’?
24. Jelaskan mekanisme kerja muscle relaxan dan NSID serta anti gout?
25. Bagaimana farmakokinetik muscle relaxan dan NSID serta anti gout?
26. Jelaskan efek samping muscle relaxan dan NSID serta anti gout?
27. Jelaskan metabolisme kalsium secara umum?
28. Jelaskan metabolisme kalsium pada pasien tersebut?
29. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi gangguan metabolisme kalsium?
30. Apakah definisi osteoporosis?
59
Musculoskeletal system and disorders 2015
31. Jelaskan klasifikasi Osteoporosis?
32. Bagaimana patofisiologi osteoporosis?
33. Bagaimana peranan hormonal pada kasus osteoporosis?
34. Mengapa sering terjadi pada wanita?
35. Sebutkan jenis – jenis fraktur pada pelvis dan ekstremitas bawah?
36. Jelaskan mengenai fraktur pelvis dan ekstremitas bawah?
37. Bagaimana patofisiologi fraktur?
38. Pemeriksaan penunjang apa yang diperlukan dan gambaran hasil pemeriksaan pada pasien
fraktur?
39. Bagaimana mendiagnosa pasien fraktur?
40. Bagaimana penanganan awal pasien tersebut?
41. Bagaimana penanganan lanjutan pada pasien tersebut?
42. Bagaimana penyembuhan fraktur?
43. Bagaimana komplikasi yang terjadi pada fraktur?
44. Bagaimana patofisiologi infeksi pada tulang?
45. Bagaimana infeksi tulang bisa terjadi?
46. Jelaskan klasifikasi osteomyelitis
47. Sebutkan jenis-jenis latihan yang diperlukan untuk terapi pasien tersebut
48. Sebutkan komplikasi yang terjadi jika imobilisasi yang lama pada anggota gerak?
49. Jelaskan cara pencegahan agar tidak terjadi komplikasi karena immobilisasi yang lama?
50. Bagaimana patofisiologi arthritis
51. Sebutkan jenis-jenis arthritis?
52. Bagaimana membedakan osteoarthritis dan gout arthritis?
53. Pada gout arthritis, bagaimana hiperurisemia menyebabkan gout arthritis?
54. Bagaimana penatalaksanaan yang dilakukan pada osteoarthritis, gout arthritis
55. Kapan kita sebagai dokter umum merujuk pasien dengan Osteoarthritis dan Gout arthritis

60
Musculoskeletal system and disorders 2015
KOMENTAR DAN KIAT KHUSUS

Adapun beberapa kiat khusus yang dapat dilakukan oleh mahasiswa meliputi:

1. Mencari buku dan literatur lainnya baik di perpustakaan dan internet sebelum perkuliahan
dimulai
2. Pelajari dengan baik anatomi dasar, histologi, fisiologi dan biokimia tulang, otot serta sendi
sebagai landasan mempelajari kelainan pada Musculoskeletal Sytem and Disorders
3. Buat ringkasan kecil setiap kali selesai kuliah dan catatan tersebut dapat dibawa kemanapun
4. Untuk mempermudah dalam belajar, sebaiknya buat resume berupa pengelompokan
penyakit, gejala, pemeriksaan fisik dan penunjang, serta penatalaksanaan dan pengobatan
yang dapat dilakukan
5. Waktu pada saat mandiri sebaikkan dimanfaatkan untuk mencari literatur dan latihan
keterampilan klinik di laboratorium dengan menggunakan manekin ataupun sesama teman
untuk persiapan OSCE
6. Belajarlah sebelum dan setelah topik kuliah yang diberikan, jangan belajar semuanya dalam
waktu singkat sebelum ujian sumatif dilakukan
7. Istirahat yang cukup dengan tidur lebih awal sehari sebelum ujian
8. Ingatlah selalu berdoa, karena keberhasilah sempurna jika diikuti dengan doa dan penuh rasa
syukur
Semoga beberapa kiat khusus di atas dapat berguna bagi mahasiswa, sehingga dapat
memberi hasil yang baik.

61
Musculoskeletal system and disorders 2015
PENUTUP

Buku Modul Blok ini disusun untuk memberikan panduan di dalam proses pembelajaran Blok
Musculoskeletal Sytem and Disorders, baik bagi dosen pengajar, fasilitator, maupun mahasiswa
sendiri, sehingga proses pembelajaran pada blok ini dapat terlaksana dengan baik.
Dengan adanya Buku Modul Blok ini diharapkan mahasiswa dapat menerapkan
kemampuannya masing-masing dalam memahami Musculoskeletal Sytem and Disorders.
Namun demikian disadari Buku Modul Blok ini masih belum sempurna, dan oleh karena itu
apabila terdapat hal-hal yang belum jelas hendaknya mahasiswa dan pembaca lainnya dapat
menyampaikan kepada Tim Penyusun Buku Modul ini, serta sangat diharapkan berbagai
masukan dan saran demi penyempurnaan Buku Modul ini di kedepannya. Untuk itu kami
ucapkan terima kasih.

62

Anda mungkin juga menyukai