Anda di halaman 1dari 54

MODUL PRAKTIK LABORATORIUM

ILMU DASAR KEPERAWATAN 1 (Gizi dan Fisiologi)

TIM PENYUSUN :

TIM ILMU DASAR KEPERAWATAN 1

NAMA MAHASISWA :.................................................

NIM :..................................................

KELAS :...................................................

PRODI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2019/2020

1
JUDUL BUKU :

BUKU PANDUAN PRAKTIK LABORATORIUM

ILMU DASAR KEPERAWATAN 1

PENYUSUN :

Ns. Nurul Fatwati Fitriana, S.Kep., M.Kep

Edisi Kedua

2020 Bagian Ilmu Dasar Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Buku ini digunakan untuk kalangan sendiri

Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh dari isi buku ini
tanpa seizin tertulis dari Bagian Keperawatan Dasar Program Studi Ilmu
Keperawatan S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Purwokerto.

2
VISI DAN MISI

Visi Prodi S1 Keperawatan-Ners

Menjadi Program Studi Pendidikan S1-Ners yang unggul dalam keperawatan


gawat darurat, modern dan islami peringkat 1 besar nasional tahu 2031.

Misi Prodi S1 Keperawatan-Ners

1. Menyelenggarakan Pendidikan, penelitian, pengabdian dalam rangka


menghasilkan lulusan yang memiliki keunggulan kegawatdaruratan dan
mampu berkompetisi di era globalisasi.
2. Menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi terbaru di bidang
keperawatan.
3. Menerapkan prinsip dan nilai islami yang universal dalam ilmu
keperawatan yang bermanfaat bagi masyarakat.

Tujuan Program Studi S1 Keperawatan-Ners

1. Menghasilkan perawat profesional yang memiliki kemampuan dalam


penanganan kegawatdaruratan dan mempunyai kemampua beradaptasi
sesuai tuntutan zaman.
2. Menghasilkan penelitian untuk meningkatkan ilmu keperawatan dan
kualitas layanan kepada masyarakat.
3. Menghasilkan perawat yang mengaktualisasikan nilai islami dalam
kehidupan dan pelayanan kesehatan masyarakat.

3
PRAKATA

Pembelajaran Ilmu Dasar Keperawatan 1 yang mencakup fisiologi dan gizi


sangat diperlukan untuk menunjang proses belajar mengajar mahasiswa
keperawatan di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Hal ini bermanfaat sebagai bekal untuk mempersiapkan mahasiswa di lahan
praktik yang sebenarnya.

Buku ini disusun sebagai pegangan mahasiswa untuk dapat mengetahui


dan mempelajari lebih baik disamping mempelajari literatur-literatur lain.

Diharapkan dengan buku panduan ini ada keinginan mahasiswa untuk


meningkatkan diri dengan mencari-cari buku atau sumber-sumber lain yang lebih
lengkap.

Perbaikan isi dari buku SOP ini semata-mata sesuai dengan kebutuhan
lahan prakik sebagai modal ketrampilam mahasiswa, setelah mendapatkan
konsep-konsep dan teori yang sesuai dengan tuntutan stakeholder.

Penyusun berharap buku ini bermanfaat dan dapat membimbing


mahasiswa . penyusun mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan isi
dalam penyusunan SOP Ilmu Dasar Keperawatan.

Penyusun

Ns. Nurul Fatwati Fitriana, M.Kep

4
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala kemuliaan-
Nya kepada kami semuanya, sehingga kami mampu menyelesaikan buku modul
praktikum Ilmu Dasar Keperawatan 1 sesuai dengan harapan.

Banyak pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.


Oleh karena itu, kami menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada :

1. Dr. Anjar Nugroho, selaku rector Universitas Muhammadiyah Purwokerto


yang banyak memberikan kesempatan dan peluang untuk maju bersama.
2. Dr. Ns. Umi Solikhah, S.Pd, M.Kep selaku dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhamadiyah Purwokerto yang banyak memberikan kontribusi
dalam berbagi pengalaman melalui diskusi-diskusi yang membangun serta
banyak memberikan dorongan bagi kemajuan tim peneliti.
3. Rekan-rekan dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhamadiyah
Purwokerto, yang menjadi teman diskusi dan selalu saling menguatkan dalam
berlomba-lomba untuk menjadi lebih baik.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun berkaitan dengan
penulisan modul ini kepada seluruh pembaca sekalian. Semoga buku modul ini
dapat menjadi suluh kegelapan dari ilmu pengetahuan bagi penulis dan bagi siapa
saja yang mengambil manfaat dari modul ini.

Purwokerto, 5 September 2020

Mengetahui

Dekan Penulis

Dr. Ns. Umi Solokhah, S.Pd. M.Kep Ns. Nurul Fatwati F., M.Kep
NIK. 2160188 NIK. 2160537

5
DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................... 1

Visi Misi .................................................................................... 3

Prakata .................................................................................... 4

Kata Pengantar................................................................................... 4

Daftar Isi .................................................................................... 5

Pendahuluan .................................................................................... 7

Antopometri .................................................................................... 9

Indeks Massa Tubuh ....................................................................... 25

Zat Gizi .................................................................................... 30

Food Recall 24 jam ........................................................................ 42

Gerakan Peristaltik ......................................................................... 49

Relaksasi Slow Deep Breathing .......................................................... 53

6
PENDAHULUAN

1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar


1) Memahami biologi manusia dan proses-proses kimiawi dalam
tumbuh manusia serta memahami kelainan proses kimiawi dalam
tubuh menusia dan hubungannya dengan kondisi kesehatan klien,
serta memiliki kemampuan untuk melakukan analisis laboratorium
dalam bidang biokimia.
2) Menerapkan konsep fisiologi dan gizi sebagai suatu pendekatan
dalam menyelesaikan masalah keperawatan
3) Menganalisis masalah keperawatan dengan menggunakan prinsip-
prinsip fisiologi da gizi sebagai bagian pendekatan holistik
keperawatan
4) Menjelaskan konsep-konsep anatomi dan fisiologi manusia sebagai
suatu pendekatan dalam menyelesaikan masalah keperawatan.
5) Menjelaskan mekanisme fisiologi tubuh manusia dalam berbagai
aktifitas.
6) Menjelaskan mekanisme fisiologi tubuh manusia dalam
mempertahankan homeostasis tubuh.

2. Deskripsi Kegiatan Praktikum


Mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan 1 merupakan bagian dari
kelompok ilmu dasar yang membahas tentang konsep fisiologi dan gizi
dengan memperhatikan lingkungan dan etika keilmuan, serta konsep-
konsep anatomi dan fisiologi manusia dalam mempertahankan
homeostasis tubuh. Pada buku panduan ini berisi tentang materi yang
berhubungan dengan fisiologi dan gizi.

3. Waktu Kegiatan Praktikum


Praktikum dilakukan selama 100 menit sekali pertemuan/minggu.
Jadwal terlampir di RPS.

7
4. Prasyarat
Tidak ada prasyarat mata kuliah lulus untuk mengikuti praktik
laboratorium IDK 1.
5. Petunjuk Penggunaan Modul Praktik
1) Pada buku modul praktik terdapat 6 keterampilan yang harus di
lakukan oleh mahasiswa.
2) Setiap judul terdiri dari uraian materi singkat, lembar observasi
dan penugasan.
3) Setiap penugasan dituliskan di lembar penilaian.
4) Lembar penilaian diisi oleh asisten dosen atau mahasiswa lain
ketika anda berlatih melakukan keterampilan.
5) Modul praktik atau lembar penilaian yang di fotokopi dikumpulkan
setelah kegaiatan praktikum selesai.
6. Tujuan Akhir Praktikum (Capaian Pembelajaran Praktikum)
1) Mahasiswa mampu melakukan pengukuran antropometri (umur,
berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala,
lingkar dada).
2) Mahasiswa mampu melakukan pengukuran indeks massa tubuh,
3) Mahasiswa mampu melakukan tindakan food recall 24 jam kepada
klien.
4) Mahasiswa mampu menjelaskan kandungan zat gizi berupa
karbohidrat, protein, vitamin dan mineral.
5) Mahasiswa mampu melakukan tindakan pemeriksaan peristaltik.
6) Mahasiswa mampu melakukan tindakan relaksasi nyeri
menggunakan prosesur slow deep breathing.

8
MATERI 1 : ANTROPOMETRI

TUJUAN PRAKTIKUM : Mahasiswa mampu melakukan pengukuran


antropometri (umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala,
lingkar dada).

URAIAN MATERI ANTROPOLOGI

1. DEFINISI
Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos
artinya tubuh dan metros artinya ukuran. Dari sudut pandang gizi
pengertian antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat
umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain : berat
badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dan tebal lemak di bawah kulit.
Antopometri sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi
dari berbagai ketidakseimbagan antara asupan protein dan energi.
(Supariasa, 2014). Beberapa syarat yang mendasari penggunaan
antropometri adalah :
a. Alatnya mudah didapatkan dan digunakan, seperti dacin, pita lingkar
lengan atas, mikrotoa dan alat pengukur panjang bayi yang dapat
dengan mudah dibuat sendiri dirumah.
b. Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan
objektif. Contohnya, apabila terjadi kesalahan pada saat pengukuran
lingkar lengan atas pada anak balita, maka dapat dilakukan
pengukuran kembali tanpa harus mempersiapkan alat yang rumit.
Berbeda dengan pengukuran gizi dengan metode biokimia, apabila
terjadi kesalahan maka harus mempersiapkan alat dan bahan terlebih
dahulu yang relatif mahal dan rumit.
c. Pengukuran buka hanya dilakukan dengan tenaga khusus
internasional, juga oleh tenaga lain setelah dilatih untuk itu.

9
d. Biaya relatif murah, karena alat mudah didapat dan tidak memerlukan
bahan-bahan lainnya.
e. Hasilnya mudah disimpulkan, karena mempunyai ambang batas (cut
off points) dan baku rujukan yang sudah pasti.
f. Secara ilmiah diakui kebenarannya. Hampir semua negara
menggunakan antropometri sebagai metode untuk mengukur status
gizi masyarakat, khususnya untuk penapisan (screening) status gizi.

2. KELEBIHAN
a) prosedurnya sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah
sampel yang besar.
b) Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli, akan tetapi cukup dilakukan
oleh tenaga yang sudah dilatih dalam waktu singkat dapat melakukan
pengukuran antropometri. Kader gizi (Posyandu) tidak perlu seorang
ahli, tetapi dengan pelatihan singkat ia dapat melaksanakan kegiatan
dengan rutin.
c) Alatnya murah, mudah, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di
daerah setempat.
d) Metode ini tepat dan akurat karena dapat dibakukan.
e) Dapat mendeteksi atau menggambarkan keadaan gizi dimasa lampau.
f) Umumnya untuk dapat mengidentifikasi status gizi sedang, kurang,
dan gizi buruk, karena sudah ada ambang batas yang jelas.
g) Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu, atau
dari satu generasi ke generasi berikutnya.
h) Dapt digunakan sebagai penapisan kelompok yang rawan terhadap
gizi.

3. KEKURANGAN
a) tidak sensitif. Metode ini tidak dapat mendeteksi status gizi dalam
waktu singkat. Disamping itu tidak dapat membedakan kekurangan
gizi tertentu seperti Zink dan Fe.

10
b) Faktor di Luar Gizi (Penyakit, Genetik dan penurunan penggunaan
energi) dapat menurunkan spesifikasi dan sensitivitas pengukura
antropometri.
c) Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi
presisi, akurasi dan validitas pengukuran antropometri gizi.
d) Kesalahan yang terjadi karena : pengukuran, perubahan hasil
pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringan, analisis dan
asusmsi yang keliru.
e) Sumber kesalahan, biasanya berhubungan dengan : latihan petugas
yang tidak cukup, kesalahan alat atau alat yang tidak ditera, kesulitan
pengukuran.
4. JENIS-JENIS PARAMETER
a) Umur
Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan
penentuan umur akan menyebabka interpretasi yang salah. Hasil
pengukuran tinggi dan berat badan yang tepatmenjadi tidak berarti bila
disertai dengan penentuan umur yang tepat.
Untuk melengkapi data umur, dilakukan dengan cara-cara sebagai
berikut :
1) Meminta surat kelahiran, kartu keluarga atau catatan lain yang
dibuat oleh orang tuanya.
2) Jika diketahui kalender lokal seperti bulan arab atau bulan lokal
(Jawa Sunda dll), cocokkan dengan kalender nasional.
3) Jika tetap tidak diketahui, catatan kelahiran anak berdasarkan daya
ingat orang tua atau berdasarkan kejadian penting seperti lebaran,
tahun baru, puasa, pemilu, banjir. Sebelum mengumpulkan data
buatlah daftar tanggal, buan dan tahun kejadiandari peristiwa
pentig daerah tersebut.
4) Membandingkan dengan anak yang diketahui umurnya dengan
anak kerabat yag diketahui pasti tanggal lahirnya. Misalnya :
berapa bulan lebih tua atau lebih muda.

11
5) Jika tanggal lahirnya tidak diketahui dengan tepat, sedangkan bulan
dan tahunnya diketahui, maka tanggal lahir anak tersebut
ditentukan tanggal 15 bulan yang bersangkutan.

b) Berat Badan
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan
paling sering digunakan pada bayi yang baru lahir (neonatus). Berat
badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air dan mineral pada
tulang. Pada remaja, lemak tubuh cenderung meningkat dan protein otot
menurun. Pada orang yang asites dan edema terjadi pertambahan cairan
dalam tubuh. Adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan otot,
khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi.

Gambar : timbangan berat badan, sumber :


https://www.riauonline.co.id/life-style/read/2017/12/23/
Beberapa kesulitan dalam menimbang anak terlalu aktif, dan anak
biasanya menangis. Berat badan merupakan pilihan utama karena
berbagai pertimbangan. Antara lain :
1) Parameter yang baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu
singkat karena perubahan-perubahan konsumsi makanan dan
kesehatan.
2) Memberikan gambaran status gizi sekarang dan apabila
dilakukan secara periodik memberikan gambaran yang baik
tentang pertumbuhan.

12
3) Merupakan pengukuran antropometri yang sudah dipakai secara
umum dan luas di Indonesia sehingga tidak merupakan hal yang
baru yang memerlukan penjelasan secara meluas.
4) KMS (Kartu Menuju Sehat) yang digunakan sebagai alat yang
baik untuk pendidikan dan monitor kesehatan anak
menggunakan juga berat badan sebagai dasar pengisiannya.
5) Karena masalah umur merupakan faktor penting untuk penilaian
status gizi, berat badan terhadap tinggi badan sudah dibuktikan
dimana-mana sebagai indeks yang tidak tergantung pada umur.
6) Alat pengukur dapat diperoleh di daerah pedesaan dengan
ketelitian yang tinggi dengan menggunakan dacin yang sudah
dikenal oleh masyarakat.

Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang


digunakan dilapangan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan :

1) Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat lain.


2) Mudah diperoleh dan relatif murah harganya.
3) Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg
4) Skalanya mudah dibaca.
5) Cukup aman untuk menimbang anak balita.

13
Gambar : cara menimbang dengan Dacin, sumber : www.
https://mohamadrosihan.wordpress.com/2013/10/26/pemasangan-dacin/

Cara menimbang/mengukur berat badan yaitu cek kembali apakah dacin


masih dalam kondisi baik atau tidak. Dacin yang baik adalah jika bandul
geser berada pada skala 0,0 g, jarum penunjuk pada posisi seimbang.
Setelah alat timbang lainnya (celana atau sarung timbang) dipasang pada
dacin, lakukan peneraan yaitu dengan cara menambah beban pada ujung
tangkai dacin, misal plastik berisi pasir. 9 langkah penimbangan menurut
buku Kader 1995 adalah :

1) Gantungkan dacin pada dahan pohon, palang rumah atau penyangga


kaki tiga.
2) Periksalah apakah dacin sudah tergantung kuat. Tarik batang dacin
ke bawah kuat-kuat.
3) Sebelum dipakai letakkan bandul geser pada angka nol (0). Batang
kain dikaitkan dengan tali pengaman.
4) Pasanglah celana timbang, kotak timbang atau sarung timbang yang
kosong pada dacin. Ingat bandul geser pada angka nol (0).

14
5) Seimbangkan dacin yang sudah dibebani celana timbang, sarung
timbang atau kotak timbangan dengan cara memasukkan pasir ke
dalam kantong plastik.
6) Anak ditimbang dan seimbangkan dacin.
7) Tentukan berat badan anak dengan membaca angka di ujung bandul
geser.
8) Catat hasil penimbangan diatas dengan secarik ertas.
9) Geserlah bandul ke angka nol, letakkan batang dacin dalam tali
pengaman, setelah itu bayi atau anak dapat diturunkan.

Menimbang Bayi :

1) Pakaian dibuat seminim mungkin, sepatu, baju/pakaian yang tebal


harus ditanggalkan.
2) Kantong celana timbang tidak dapat digunakan.
3) Bayi ditidurkan dalam kain sarung.
4) Geserlah anak timbang sampai tercapai eadaan seimbang, kedua
ujung jarum terdapat pada satu titik.
5) Lihatlah angka pada skala batang dacin yang menunjukkan berat
badan bayi. Catat berat badan dengan teliti sampai satu angka
desimal. Misalnya 7,5 kg.

Gambar : timbangan bayi, sumber : http://home.trilux.id/user-


manual-baby-scale-timbangan-bayi-detecto-6745/
c) Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan
yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan

15
tepat. Disamping itu merupakan ukuran kedua yang penting, karena
dapat menghubungkan berat badan terhadap tinggi badan.
1) Pengukuran tinggi badan balita
 Tempelkan dengan paku mikrotoa tersebut pada dinding
yang lurus datar setinggi tepat 2 meter, angka nol pada
lantai yang datar dan rata.
 Lepaskan sepatu atau sandal.
 Anak harus berdiri tegak seperti sikap siap sempurna dalam
baris berbaris. Kaki lurus, tumit, pantat, punggung dan
kepala bagian belakang harus menempel pada dinding muka
menghadap lurus dengan pandangan kedepan.
 Turunkan mikrotoa sampai rapat pada kepala bagian atas,
siku-siku harus lurus menempel pada dinding.
 Baca angka pada skala yang nampak pada lubang dalam
gulungan mikrotoa. Angka tersebut menunjukkan tinggi
anak yang diukur.

Gambar : mikrotoa, sumber :


http://lakesma.fk.ub.ac.id/2012/06/apa-itu-antropometri/
2) Pengukuran tinggi badan bayi
 Alat pengukur diletakkan diatas meja atau tempat yang
datar.
 Bayi ditidurkan lurus di dalam alat pengukur, kepala
diletakkan hati-hati sampai menyinggung bagian alat
pengukur.

16
 Bagian alat pengukur sebelah bawah kaki digeser sehingga
tepat menyinggung telapak kaki bayi, dan skala pada sisi
alat pengukur dapat dibaca.

Gambar : mengukur tinggi badan bayi, sumber :


https://www.slideshare.net/ryaniekusma/penimbangan-dan-
pengukuran-tb
3) Pengukuran tinggi badan anak sekolah
Dibawah ini akan diuraikan petunjuk pengukuran tinggi badan
anak baru masuk sekolah (TBABS) yang dikutip dari buku
pedoman Pemantauan Tinggi Badan Anak Baru Masuk Sekolah.
1) Posisi anak
a) Sewaktu diukur, anak tidak boleh menggunakan alas
kaki (sandal, sepatu) dan penutup kepala.
b) Anak berdiri membelakangi dinding dengan pita
meteran berada ditengah bagian kepala.
c) Posisi anak tegak bebas, tidak sikap tegak seperti
tentara.
d) Tangan dibiarkan ebas menggantung bebas
menempel kebadan.
e) Tumit rapat, ibu jari kaki tidak rapat.

17
f) Kepala, tulang belikat, pinggul dan tumit menempel
ke dinding.
g) Anak menghadap dengan pandangan lurus kedepan.
2) Cara penggunaan alat bantu
a) Segitga siku-siku diletakkan diatas kepala.
b) Satu sisi menempel dibagian tengah kepala anak,
dan satu sisi lainnya menempel ke pita meteran
dinding.
c) Hasil pengukuran dibaca sebelum segitiga siku-siku
yang menempel di kepala anak digerakkan.
d) Pembacaan dilakukan setelah anak selesai diukur
pada skala yang ditunjuk oleh segitiga siku-siku.
e) Baca angka dibawah segitiga siku-siku tersebut yang
menunjukkan angka dalam cm.
f) Jumlah skala kecil diatas skala panjang
menunjukkan milimeter (persepuluh cm)
g) Catat segera hasil ukur pada formulir.

Gambar : Meteran pengukur tinggi badan dewasa. Sumber :


https://shopee.co.id/Stature-Meter-Statur-Meteran-Pengukur-Tinggi-Badan-
i.19771300.432227873

18
d) Lingkar Lengan Atas
Lingkar Lengan Atas (LLA) merupakan salah satu pilihan untuk
penentuan status gizi, karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan
alat-alat yang sulit dan diperoleh dengan harga yang murah. Akan tetapi
ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, terutama jika
digunakan sebagai pilihan tunggal untuk indeks status gizi. Alat yag
digunakan untuk mengukur LLA adalah pita pengukur yang terbuat dri
Fiberglass atau sejenis kertas yang dilapisi plastik. Cara mengukur:
1) tetapkan posisi bahu dan siku.
2) Letakkan pita antara bahu dan siku.
3) Tentukan titik tengah lengan.
4) Lingkarkan pita LLA pada tengah lengan.
5) Pita jangan terlalu ketat dan jangan terlalu longgar.

Gambar : cara mengukur LLA, sumber :


https://id.pinterest.com/pin/37225134400093853/

Hal yang harus diperhatikan dalam mengukur LLA adalah


pengukuran dilakukan pada lengan bahu sebelah kiri, pada orang kidal
dilakukan sebelah kanan. Lengan harus posisi bebas, lengan baju dan

19
otot lengan tidak dalam keadaan tegang. Alat pengukur tidak dalam
keadaan kusut.

Hasil pengukuran LLA ada dua kemungkinan yaitu kurang dari


23,5 cm dan diatas atau sama dengan 23,5 cm. Apabila <23,5 cm berarti
berisiko Kekurangan Energi Kronis (KEK).apabila berisiko KEK pada
ibu hamil, kemungkinan berisiko melahirkan Berat Bayi Lahir Rendah
(BBLR). Anjuran bagi KEK adalah makan cukup dengan pedoman
umum gizi seimbang, hidup sehat, tunda kehamilan, bila hamil segera
rujuk sedini mungkin, diberi penyuluhan dan melaknsanakan anjuran.

e) Lingkar Kepala
Lingkar Kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran
anak secara praktis, yang biasanya untuk memeriksa keadaan patologi
dan besarnya kepala atau peningkatan ukuran kepala. Contoh yang
sering digunakan adalah kepala besar (hidrosefalus) dan kepala kecil
(Mikrosefalus).
Dalam pengukuran antropometri gizi, rasio lingkar kepala dan
lingkar dada cukup berarti dan menentukan KEP pada anak. Lingkar
kepala dapat juga digunakan sebagai informasi tambahan pengukura
umur.
Alat yang sering digunakan dibuat dari serat kaca (Fiberglass)
dengan lebar kurang dari 1 cm (fleksibel), tidak mudah patah.
Pengukuran sebaiknya dibuat mendekati 1 desimal. Caranya dengan
melingkarkan pita pada kepala.
Masalah yang sering dijumpai adalah mengenai standart of
Reference. Tulang tengkorak atau lingkar kepala sedikit banyak
dipengaruhi oleh suku bangsa dan genetik.

20
gambar : mengukur lingkar kepala, sumber :
https://www.alodokter.com/komunitas/topic/ukuran-lingkar-kepala
f) Lingkar Dada
Biasanya dilakukan pada anak yang berumur 2 sampai 3 tahun,
karena rasio lingkar kepala dan lingkar dada sama pada umur 6 bulan.
Setelah umur ini, tulang tengkorak tumbuh secara lambat dan
pertumbuhan dada semakin cepat. Umur antara 6 bulan dan 5 tahun,
rasio lingkar kepala dan dada adalah kurang dari satu, hal ini
dikarenakan akibat kegagalan perkembangan dan pertumbuhan,
ataukelemahan otot dan lemak pada dinding dada. Ini dapat digunakan
sebagai indikator dalam menentukan KEP pada anak balita.
Alat yang digunakan adalah pita kecil, tidak mudah patah biasanya
terbuat dari serat kaca (fiberglass). Pengukuran dilakukan pada garis
puting susu. Masalah yang sering terjadi adalah mengenai akurasi
pengukuran (pembacaan), karena pernapasan anak yang tidak teratur.

21
Gambar : Pengukuran lingkar dada, sumber :
https://www.slideshare.net/atikazzahra/pengukuran-antropometri-
164515057

5. LEMBAR PENILAIAN ANTROPOMETRI

No Aspek penilaian Mandiri


0 1 2
1 Persiapan alat
1. Timbangan
2. Meteran
3. Pita Ukur
4. Lembar observasi (Umur, Berat badan,
Tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar
kepala, lingkar dada)
2 Tahap Pre interaksi
Membaca catatan medis/keperawatan
Verifikasi order
Mempersiapkan alat
Mencuci tangan
2 Tahap Orientasi
Pastikan identitas pasien yang akan dilakukan
tindakan
Kaji kondisi pasien
Jelaskan kepada pasien dan keluarga pasien
mengenai tindakan yang akan dilakukan (
Memberi salam kepada klien dan dan nama klien
Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
Pertahankan privasi pasien selama tindakan
dilakukan
3 Tahap Kerja
1. Umur
a. Tanyakan umur klien
b. Catat usia klien di lembar
2. Berat Badan
a. Persiapkan klien (pakaian tebal dilepas, buka
sepatu)
b. Posisikan klien di atas timbangan (apabila
menggunakan timbangan biasa), posisikan klien
di celana timbang apabila menggunakan dacin .
c. Anak ditimbang, seimbangkan dacin.
d. tentukan berat badan anak.
e. catat berat badan anak di lembar observasi

22
f. apabila menggunakan dacin,geser bandul ke
angka nol, letakkan batang dacin dalam tali
pengaman, setelah itu bayi atau anak dapat
diturunkan.
3. Tinggi Badan
A. posisikan anak
a) Sewaktu diukur, anak tidak boleh
menggunakan alas kaki (sandal, sepatu)
dan penutup kepala.
b) Anak berdiri membelakangi dinding
dengan pita meteran berada ditengah
bagian kepala.
c) Posisi anak tegak bebas, tidak sikap tegak
seperti tentara.
d) Tangan dibiarkan bebas menggantung
bebas menempel kebadan.
e) Tumit rapat, ibu jari kaki tidak rapat.
f) Kepala, tulang belikat, pinggul dan tumit
menempel ke dinding.
g) Anak menghadap dengan pandangan lurus
kedepan.
b. Segitga siku-siku diletakkan diatas kepala.
c. Satu sisi menempel dibagian tengah kepala
anak, dan satu sisi lainnya menempel ke pita
meteran dinding
d. Hasil pengukuran dibaca sebelum segitiga
siku-siku yang menempel di kepala anak
digerakkan
e. Pembacaan dilakukan setelah anak selesai
diukur pada skala yang ditunjuk oleh segitiga
siku-siku
f. Baca angka dibawah segitiga siku-siku
tersebut yang menunjukkan angka dalam cm
g. Catat segera hasil ukur pada lembar observasi.
4. Lingkar Lengan Atas
a. Persiapkan klien
b. Tetapkan posisi bahu dan siku
c. Tentukan titik tengah lengan
d. Lingkarkan pita LLA pada tengah lengan
e. Pita jangan terlalu ketat dan jangan terlalu
longgar
f. Catat segera hasil ukur pada lembar observasi.
5. Lingkar Kepala
a. Persiapkan klien
b. lingkarkan pita pada kepala
c. Catat segera hasil ukur pada lembar observasi.
6. Lingkar Dada

23
a. Persiapkan klien
b. Pengukuran dilakukan pada garis puting susu
melingkar ke belakang.
c. Catat segera hasil ukur pada lembar observasi.
Sampaikan hasil pengukuran kepada klien.
4 Evaluasi
Evaluasi respon pasien
Merapikan klien dan lingkungan
Simpulkan hasil kegiatana
Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik
Cuci tangan
5 Dokumentasi
Catat kegiatan yang telah dilaksanakan dalam
catatatan pelaksanaan
Catat respon pasien terhadap tindakan
Dokumentasi dan evaluasi tindakan SOAP
Nama dan paraf perawat.

6. LEMBAR KERJA

Ukurlah antropometri dari salah satu keluarga atau teman anda dengan
menggunakan lembar penilaian diatas.

7. DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama

https://www.riauonline.co.id/life-style/read/2017/12/23/ternyata-pekerjaan-bisa-bikin-
berat-badan-naik

https://www.riauonline.co.id/life-style/read/2017/12/23/

http://home.trilux.id/user-manual-baby-scale-timbangan-bayi-detecto-6745/

https://www.slideshare.net/atikazzahra/pengukuran-antropometri-164515057

https://www.alodokter.com/komunitas/topic/ukuran-lingkar-kepala

https://id.pinterest.com/pin/37225134400093853/

Supariasa, I.N., Bakri,B. Fajar, I. 2012. Penilaian Status Gizi. Penerbit EGC

24
MATERI 2 : INDEKS MASSA TUBUH

TUJUAN : Mahasiswa mampu melakukan pengukuran indeks massa tubuh.

URAIAN MATERI 2 : INDEKS MASSA TUBUH

1. DEFINISI

Indeks masa tubuh (IMT) merupakan alat ukur sederhana untuk memantau
status gizi orang dewasa khususnya berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan
berat badan. Mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang
dapat mencapai usia hidup lebih panjang. Masalah kekurangan gizi pada orang
dewasa (18 tahun keatas) merupakan masalah penting, karena selain mempunyai
risiko-risiko penyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi produktivitas kerja.

Penggunaan IMT hanya berlaku untuk dewasa berumur 18 tahun. IMT


tidak dapat diterapkan pada bayi, anak-anak, ibu hamil, olahragawan. Disamping
itu, IMT tidak dapat diterapkan pada keadaan khusus penyakit seperti adanya
edema, asites dan hepatomegali.

Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO/WHO,


yang membedakan batas ambang untuk laki-laki dan perempuan. Batas ambang
normal untuk laki-laki adalah 20,01-25,0 dan untuk perempuan adalah 18,7-23,8.
Untuk kepentingan pemantaua dan tingkat defisiens energi atau tingkat
kegemukan, lebih anjut FAO/WHO menyarankan menggunakan satu batas
ambang antara laki-laki dan perempuan. Ketentuan yang digunakan adalah
menggunakan ambang batas laki-laki untuk kategori kurus tingkat berat dan
menggunakan ambang batas pada perempuan untuk gemuk tingkat berat
(Supariasa, 2014).

25
Rumus perhitungan IMT menurut Kemenkes (2020) adalah sebagai
berikut

IMT =

Atau Berat badan (dalam kilogram) dibagi kuadrat tinggi badan


(dalam meter).

Kategori ambang batas IMT untuk orang Indonesia :

Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat <17
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17-18,5
Normal Ideal 18,5-25
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25-27
Kelebihan berat badan tingkat berat/obesitas >27
Sumber : (sumber : Kementrian Kesehatan RI tahun 2004).

Contoh Soal :

Hitung IMT Ny. N dengan berat badan 72 kg dan tinggi badan 160 cm.

Jawab :

Tinggi badan 160 cm = 1,6 m

Dalam hal ini Ny. N termasuk gemuk / kelebihan berat badan tingkat berat.

3. KEKURANGAN

a) IMT tidak bisa digunakan untuk anak dan remaja tanpa disesuaikan
dengan usia dan jenis kelamin
b) Tidak bisa pada lansia diatas 65 tahun
c) Tidak bisa pada olahragawan dan ibu hamil.
d) IMT hanya sebagai alat skrining dan bukan diagnostik

26
4. KELEBIHAN

Kelebihan IMT menurut Balow & Dietz (2012) adalah : cepat, hemat,
menggunakan peralatan yang sedikit, sederhana, mudah digunakan, terutama
untuk populasi yang besar.

5. PERSIAPAN ALAT

1. Timbangan
2. Meteran
3. Kalkulator
4. Tabel IMT

6. ASPEK PENILAIAN

No Aspek penilaian Nilai


Tidak Dibantu Dilakukan
dilakukan
1 Persiapan alat
Timbangan , meteran, kalkulator, tabel
IMT
2 Tahap Pre interaksi
Membaca catatan medis
Verifikasi order
Mempersiapkan alat
Mencuci tangan
2 Tahap Orientasi
Pastikan identitas pasien yang akan
dilakukan tindakan
Kaji kondisi pasien
Jelaskan kepada pasien dan keluarga
pasien mengenai tindakan yang akan
dilakukan
Memberi salam kepada klien dan dan
nama klien
Menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakan
Menanyakan persetujuan dan kesiapan
klien
Pertahankan privasi pasien selama
tindakan dilakukan
3 Tahap Kerja
Membawa peralatan ke dekat pasien
Anjurkan pasien melepas alas kaki,

27
logam-logaman berat, HP dan aksesoris
lain
Anjurkan pasien untuk menimbang berat
badan, catat.
Anjurkan pasien mengukur tinggi badan,
catat.
Hitung IMT
Sampaikan hasil IMT kepada pasien
4 Evaluasi
Evaluasi respon pasien
Merapikan klien dan lingkungan
Simpulkan hasil kegiatana
Mengakhiri kegiatan dengan cara yang
baik
Cuci tangan
5 Dokumentasi
Catat kegiatan yang telah dilaksanakan
dalam catatatan pelaksanaan
Catat respon pasien terhadap tindakan
Dokumentasi dan evaluasi tindakan
SOAP
Nama dan paraf perawat.

6. LEMBAR KERJA

Ukurlah antropometri dari salah satu keluarga atau teman anda dengan
menggunakan lembar penilaian diatas.

7. DAFTAR PUSTAKA

Barlow S., Dietz W. 2008. Obesity Evaluation and Treatment : Expert Committe
recomendation. Pediatrics

Iqbal, M., Puspaningtyas, D,E., (2018). Penilaian Status Gizi ABCD. Penerbit
Salemba Medika

Kementrian Kesehatan RI tahun 2004

Supariasa, I.N., Bakri,B. Fajar, I. 2012. Penilaian Status Gizi. Penerbit EGC

28
Kemenkes bagian Direktorat Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular Direktorat Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit.
2020

29
MATERI 4 : ZAT GIZI

TUJUAN : Mahasiswa mampu menjelaskan kandungan zat gizi berupa


karbohidrat, protein, vitamin dan mineral.

URAIAN MATERI

1) KARBOHIDRAT
a) Pengertian
Susunan kimia karbohidrat terdiri atas atom karbon (C), hidrogen (H) dan
Oksigen (O). Jenis karbohidrat dikelompokkan menjadi mono sakarida,
disakarida dan polisakarida. Monosakarida dalam ilmu gizi berarti
glukosa, fruktosa dan galaktosa. Galaktosa merupakan gula khusus yang
terdapat pada bahan hewani, yaitu air susu. Disakarida dalam bahan
makanan yang penting ialah sukrosa, maltosa dan laktosa. Laktosa
dijumpai pada susu hewan menyusui dan ASI. Polisakarida yang dapat
dicerna (amilum dan dekstrin) dan tidak dapat dicerna (selulosa, pentosan
dan galaktan).
b) Fungsi
 Sebagai sumber energi yang paling murah dibandingkan lemak
maupun protein setiap 1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kkal.
 Memberikan volume pada isis usus dan melancarkan gerakan
peristaltik usus sehingga memudahkan pembuangan feces.
 Bagian struktur sel dalam bentuk glikoprotein yang merupakan
reseptor hormon.
 Simpanan energi dalam hati dan otot dalam bentuk glikogen yang
mudah dimobilisasi.
 Penghemat protein dan pengatur metabolisme lemak.
 Memberi rasa manis pada makanan.
 Memberi aroma serta bentuk khas makanan.

30
c) Sumber makanan
Padi-padian, umbi-umbian, kacang-kacangan, bihun, mie, roti, dan
tepung. Sayuran umbi seperti wortel, bit, dan kacang-kacangan relatif
lebih tinggi kandungan karbohidrat dibandingkan sayuran daun. Beras,
jagung, sagu, singkong dan talas digunakan sebagai bahan makanan
pokok penduduk Indonesia.
d) Kebutuhan
Kebutuhan karbohidrat menurut anjuran WHO (1990) adalah 55-75
persen dari total konsumsi energi di utamakan berasal dari karbohidrat
kompleks dan 10 persen berasal dari gula sederhana.
e) Akibat kekurangan
Kekurangan Energi dan Protein (KEP). Umumnya diderita balita yang
sedang tumbuh dan bayi. Pada anak-anak gejala penyakit merupakan
gambaran klinis defisiensi energi dan protein. Defisiensi energi yang
menonjol dikenal dengan marasmus. Gejala defisiensi protein yang
dominan disebut dengan kwashiorkor. Gambaran umum yang sering
terjadi merupakan gejala campuran disebut marasmus-kwashiorkor.
f) Akibat kelebihan
Kelebihan berat badan dan obesitas merupakan akibat dari
ketidakseimbangan antara konsumsi energi dengan kebutuhannya.
Konsumsi energi berlebihan disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Pada
keadaa normal jaringan lemak ditimbun di dalam jaringan subkutan dan
jaringan tirai usus (omentum)
2) VITAMIN
Vitamin adalah komponen organik yang esensial untuk pertumbuhan normal
dan proses metabolik. Vitamin A,D, E dan K adalah vitamin yang terlarut
dalam pelarut lemak dan banyak dijumpai dalam lemak hewan dan minyak
dalam tumbuhan. Vitamin ini dapat disimpan dalam tubuh bila dalam
konsumsi berlebih akan terjadi keracunan.
Vitamin terlarut dalam air, seperti vitamin C dan B komplek, secara
normal akan dibuang melalui urine bila jumlah yang dikonsumsi berlebih.
Terjadi kekurangan sejenis vitamin pada tubuh, tetapi jarang, dan terbanyak

31
adalah multivitami. Suplementasi vitamin tidak diperlukan kalau makanannya
sudah beragam, aktivitas fisik yang cukup sudah terpenuhi melalui konsumsi
dan cukup energi.
a) Vitamin A
Vitamin A pertama kali ditemukan pada minyak hati halibut pada tahun
1937.
 Sifat : berbentuk kristal alkohol kuning, larut dalam pelarut lemak,
tahan terhadap cahaya dan panas, tidak tahan asam dan oksidan.
 Fungsi : penglihatan, pertumbuhan dan perkembangan, diferensiasi
sel, reproduksi, kekebalan.
 Akibat kekurangan : buta senja, perubahan pada kulit, perubahan
pada mata, gangguan pertumbuhan, infeksi, keratinesasi pada lidah.
 Kelebihan : dapat terjadi pada orang yag mengkonsumsi suplemen
16000 RE dalam jangka waktu lama atau 40.000 sampai 55.000 RE
per hari. Tanda keracunan vitamin A : pusig, rasa enek, rambut
rontok, kulit kering, anoreksia, dan sakit pada tulang. Pada wanita
dewasa yang mensutruasi dapat berhenti dan pada bayi dapat
mengalami pembesaran kepala.
 Sumber : hati, kuning telur, susu, mentega, sayuran hijau, buah
berwarna kuning, pepaya, tomat, labu ubi jalar kuning, nanas dan
mangga.
b) Vitamin B
 Tiamin
 Sifat : larut dalam air, stabil dalam keadaan kering, tahan
panas pada keadaan asam, mudah rusak oleh karena panas
atau oksidasi, mudah rusak oleh pemasakan yang lama,
tahan suku beku, absorbsi dihambat oleh alkohol,
kelebihan dieksresi dan tidak menumbulkan racun.
 Fungsi : Tiamin pirofosfat (TPP) adalah bentuk aktif
vitamin, yang berfungsi sebagai koenzim dalam
karbosilasi asam piruvat dan asam ketoglutarat.
Peningkatan kadar asam pirufat dalam darah merpakan

32
salah satu tanda defisiensi tiamin. Metabolisme lemak,
protein dan sintesis asam nukleat.
 Kebutuhan : 0,3-0,4 mg/hari untuk bayi, 1 mg/hari untuk
dewasa, 1,2 mg/hari untuk wanita hamil.
 Kekurangan : gangguan absorbsi, anoreksia, beri-beri
 Ribovlavin
 Pemberian secara oral atau parenteral akan diserap dengan
baik dan distribusi merata di seluruh jaringan. Asupan
yang berlebih akan dikeluarkan melalui urin dalam bentuk
utuh. Penggunaan ribovlafin yang utama adalah untuk
pencegahan dan terapi defisiensi vitamin B2 yang sering
menyertai pelagra atau vitamin B Kompleks lainnya.
 Sifat : larut air, tahan panas, asam, oksidasi, dapat rusak
oleh sinar UV.
 Fungsi : pertumbuhan dan perawatan jaringan.
 Sumber : susu, keju, daging, hati, roti, sayuran hijau, ikan,
telur , sereal.
 Kekurangan : radang pada bibir, stomatitis angular,
glossitis (lidah licin dan berwarna keunguan) , gangguan
pertumbuhan, seborrheic dermatitis (kulit kasar dan
berminyak).
 Kebutuhan : 0,3 mg/1000 kkal
 Piridoksin
 Sifat : tahan panas dalam keadaan asam, tidak tahan
cahaya.
 Fungsi : sintesis hemoglobin, pelepasan glikogendari hati
dan otot, sintesis asam arakhidonat dari asam linoleat,
pembentuk mielin yang menyarungi serabut saraf.
 Sumber : ikan, ayam, hati, telur, kacang-kacangan, ragi.
 Kebutuhan : pria 2 mg/hari, wanita 1,6 mg/hari.
 Kekurangan : anemia, dermatitis, demensia, penurunan
pembentukan antibodi.

33
 Kelebihan : >25 mg/hari selama bulan/tahun dapat
menyebabkan kerusakan saraf, kesemutan, dan hilangnya
rasa pada tangan serta kaki.
 Asam Pantotenat
 Pada pemberian oral, pantotenat akan di absorbsi dengan
baik dan didistribusikan ke seluruh tubuh dengan kadar 2-
45 mcg/g. Di dalam tubuh asam pentotenat tidak
dimetabolisme dan dieksresikan dalam bentuk utuh, 70 %
melalui urin dan 30% melalui tinja.
 Kebutuhan : 5-10 mg .
 Biotin
 Sifat : tahan panas, larut dalam air dan alkohol, dan
mudah di oksidasi, iotin dikeluarkan lewat urin 6-50
mikrogram sehari dan dalam feses disinteis oleh
mikroorganisme usus.
 Fungsi : metabolisme karbohidrat, protein dan lemak.
 Sumber : hati, kuning telur, tempe, sereal, ragi, kacang-
kacangan, sayur, semangka, strawberi, jeruk.
c) Vitamin C
 Pemberian vitamin C pada keadaan normal tidak menunjukkan
efek tubuh yang jelas. Seelah vitamin C di absorbsi, tekanan
darah meningkat. Distribusinya luas mencapai seluruh tubuh,
terendah dalam otot dan lemak, sedangkan tertinggi dalam
kelenjar.
 Kekurangan : malaise, mudah tersinggung, gangguan emosi,
artralgia, hiperkeratosis folikel rambut, petekie dan perdarahan
pada hidung.
 Kebutuhan sehari hari 35 mg pada bayi sampai 60 mg pada
dewasa. Kebutuhan meningkat 300%-500% pada penyakit infeksi
tuberkulosis, tukak pepti, penyakit neoplasma, pasca bedah atau
trauma dan kehamilan. Beberapa obat yang diduga dapat

34
mempercepat eksresi vitamin C misalnya tetrasiklin, fenobarbital
dan salisilat.
 Sumber : buah buahan jeruk, anggur, semangka, pepaya dll.
d) Vitamin D
 Tubuh seseorang yang cukup mendapat sinar matahari tidak
memerlukan vitamin D.
 Fungsi : menjaga kesehatan tulang, menyembuhkan dan
mencegah riketsia (tulang tidak mampu melakukan kalsifikasi).
 Akibat kekurangan : dapat menyebabkan riketsia pada anak dan
osteomalacia pada orang dewasa, osteoporosis. Pada riketsia juga
terjadi pelembekan tulang, pertumbuhan gigi terlambat, bentuk
gigi tidak teratur dan mudah rusak. Sementara itu, osteomalacia
terjadi pada orang dewasa (wanita) karena konsumsi kalsium
rendah, kurang sinar matahari, orang yang sakit pencernaan, hati
kantung empedu, dan ginjal.
 Akibat kelebihan : seseorang dapat mengalami keracunan bila
konsumsi 1.000 SI atau 25 mikrogram/hari dalam jangka lama.
Adapaun tanda-tanda keracunan vitamin D adalah lemah, sakit
kepala, kurang afsu makan, gangguan pengeluaran urin, gangguan
mental dan muntah-muntah.
 Sumber : Sinar matahari dan makanan. Kuning telur, krim,
mentega, minyak ikan, dan hati. Fortifikasi vitamin D banyak
digunakan pada susu, makanan bayi dan mentega dalam bentuk
vitamin D2.
e) Vitamin E (tokoferol)
 Vitamin D merupakan vitamin yang larut dalam lemak. Sifat yang
lain tidak berbau, tidak berwarna, namun yang sintetik berwarna
kuning muda hingga kecoklatan, larut lemak, namun tidak ada air,
bertindak sebagai antioksidan dan terdapat beberapa jenis seperti
alfa, beta, gama dan delta tokoferal serta tokotrienol. Vitamin E
rusak oleh panas dan oksidasi.

35
 Fungsi : sebagai antioksidan, peranan biologik memutuskan rantai
proses peroksidasi lipida, sintesis DNA, merangsang reaksi
kekebalan, mencegah penyakit jantung koroner, mencegah
keguguran dan sterilisasi, mencegah gangguan menstruasi.
 Akibat kekurangan : hemolisis eritrosit dan sindroma neurologik
yang berakibat tidak normalnya fungsi sumsum tulang belakang
dan retina.
 Akibat kelebihan : mengkonsumsi lebih dari 600 mg/hari bisa
mengakibatkan keracunan.
 Sumber : daging ikan dan unggas,
f) Vitamin K
 Sifat dari vitamin K adalah tidak tahan terhadap alkali dan
cahaya, namun tahan terhadap panas.
 Fungsi : membantu proses pembekuan darah dan sebagai kofaktor
enzim karbosilase.
 Akibat kekurangan : darah tidak menggumpal sehingga bila luka
dapat menyebabkan perdarahan. Kekurangan vitamin tersebut
dapat terjadi pada seseorang yang mengalami gangguan absorbsi
lemak dan mengkonsumsi antibiotika.
 Akibat kelebihan : konsumsi berlebihan dapat mencegah
pembekuan darah. Gejalanya antara lain terjadi hemolisis darah
emrah, sakit kuning, dan kerusakan pada otak.
 Sumber : hati, sayuran warna hijau, kacang buncis , kacang
polong, brokoli dan kol. Susu, daging dan telur dan serealia lebih
rendah kandungannya daripada sayuran serta buah.
3) MINERAL
a) Pengertian
Mineral berasal dari dalam tanah. Tanaman yang ditanam diatas
tanah akan menyerap mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
kemudian disimpan dalam akar, batang dan daun, bunga serta buah.
Manusia memperoleh mineral dari konsumsi pangan nabati dan hewani.

36
Terdapat sekitar 19 macam mineral dalam tubuh. Dari jumlah
tersebut hanya sekitar 13 yang esensial untuk kehidupan dan kesehatan.
Mineral dari dalam tubuh manusia terdiri dari kalsium, khlor, yodium,
besi, magnesium, phospor, kalium, fluo, mangaan, nikel, selenium,
silikon dan seng.
Beberapa mineral atau elemen kadang-kadang disebut sebagai vital
komponen jaringan organik. Bila tidak tersedia, proses metabolisme
normal akan terganggu dan muncul gejala defisiensi mineral. Disamping
itu, bila pemberian berlebihan akan terjadi keracunan.
b) Fungsi
 Penyusun tulang
 Sentral atom dalam pengangkutan oksigen oleh protein darah.
 Pembentuk macam jaringan tubuh, seperti tulang dan gigi (Ca dan
P), rambut kuku dan kulit (S), sel darah merah (Fe).
 Memelihara keseimbangan asam dan basa di dalam tubuh (Cl P
dan S) sebagai pembentuk asam, dan sebagai pembentuk basa
(Ca, Fe, Mg, K serta Na).
 Mengatalisis reaksi yang bertalian dengan pemecahan
karbohidrat, lemak, protein maupun mengatalisis pembentukan
lemak dan protein tubuh.
 Merupakan komponen hormon dan enzim, misalnya mineral Fe
merupakan komponen cytochrom oksidase dan Cu merupakan
komponen enzim tyrosinase maupun pembentukan antibodi.
 Membantu dalam pengiriman isyarat saraf ke seluruh tubuh (Ca,
K dan Na).
 Merupakan bagian dari cairan usus (Ca, Mg, K dan Na)
 Mengatur kepekaan saraf dan kontraksi otot (Ca, K, dan Na)
 Mengatur proses pembekuan darah (Ca)
4) PROTEIN
a) Pengertian
Protein merupakan Senyawa organik kompleks berbobot molekul
tinggi yang merupakan polimer dari monomer asam amino yang

37
dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein
mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur
serta fosfor.
Protein merupakan bagian tetap dari enzim, otot, serta jaringan ikat
dan selalu mengalami perubahan dan pembaruan.
b) Sifat-sifat
Pada umunya protein mempunyai sifat sebagai senyawa amorf, tidak
berwarna, mempunyai titik leleh dan titik didih yang tidak tetap, tak larut
dalam pelarut organik dan apabila dilarutkan dalam air membentuk suatu
larutan koloid. Protein ini mudah rusak karena pengaruh panas,
penambahan logam, dan pengaruh asam atau basa.
c) Fungsi
 Pemacu pertumbuhan sumber pokok jaringan
 Pembentukan hormon, enzim dan antibodi.
 Pengaturan keseimbangan asam dan basa
 Sumber pokok dari tekanan osmotik
 Energi 4 Kkal/g.
d) Sumber makanan
 Hewani : daging sapi, kambing, ayam, ikan, keju, susu
 Nabati : kacang-kacangan, sereal gelatin.
e) Kebutuhan
Setiap kilogram berat tubuh bayi baru lahir membutuhkan banyak
protein. Bayi membutuhkan 1 gram protein per kilogram berat badan.
Orang dewasa 0,8 gram per kilogram berat badan.
f) Akibat kekurangan
Kekurangan protein memimpin hilangnya protein tubuh, asam amino
dilepas selama menjadi turn over protein yang merupakan bagian kunci
metabolisme serta untuk energi. Bisa juga mengakibatkan Kekurangan
Energi dan Protein (KEP).

38
5) LEMAK
a) Pengertian
Lemak adalah senyawa organik yang terdiri dari atom C, H dan O.
Lemak bersifat larut dalam pelarut lemak, seperti eter, benzen, petrolium
dan sebagainya. Lemak mempunyai titik lebur yang tinggi berbentuk
padat pada suhu kamar disebut lemak, sedangkan yang mempunyai titik
lebur rendah disebut minyak.
b) Fungsi
 Sumber energi yang menghasilkan kalori 9 kkal setiap gram
lemak.
 Sebagai sumber asam lemak esensial linoleat dan linolenat
 Lemak sebagai pelarut vitamin juga membantu transportasi
absorpsi vitamin A D E dan K.
 Lemak menghemat penggunaan protein untuk sintesa protein
 Lemak membantu sekresi asam lambung dan pengosongan asam
lambung.
 Membentuk tekstur khusus dan kelezatan makanan
 Sebagai pelumas dan membantu pengeluaran sisa pencernaan
 Memelihara suhu tubuh
 Melindungi organ jantung, hati, ginjal dari benturan dan bahaya
lainnya.
c) Sumber makanan
Minyak nabati seperti minyak kelapa sawit, kelapa, kacang tanah, kacang
keledai, jagung, margarin, mentega, lemak daging hewan, dan ayam
merupakan sumber utama lemak. Selain itu, kacang-kacangan, biji-bijian,
krim, susu, keju dan kuning telur serta makanan berlemak atau bersantan
juga sebagai sumber lemak. Sayur dan buah umumnya sedikit
mengandung lemak, kecuali kelapa dan alpukat.
d) Kebutuhan
WHO menganjurkan konsumsi lemak bekisar 15-30 persen dari total
kebutuhan energi. Jumlah tersebut dianggap memenuhi kebutuhan asam
lemak esensial dan membantu penyerapan vitamin larut lemak.

39
e) Pengaruh lemak terhadap kesehatan
Salah satu faktor risiko Penyakit Jantung Koroner, peningkatan kadar
kolesterol dalam darah, peningkatan kadar lipida darah adlah gaya
makanan bebas yang mengandung banyak lemak, dan tidak diimbangi
dengan aktivitas fisik.

LEMBAR KERJA KLASIFIKASI ZAT GIZI

Kelompokkan bahan makanan dibawah ini termasuk dalam zat makanan apa ?
(karbohidrat, vitamin, mineral, protein, lemak ) jawaban boleh lebih dari 1

Nama Jenis zat gizi Nama Jenis zat gizi


Nasi Alpukat
Wortel Gelantin
Sawi Jagung
Rori Beras merah
Sereal Mentega
Kangkung Minyak
kelapa
Wortel Minyak ikan
Bawang Tempe
Daging ayam Tahu
Daging sapi Sawi
Gandum Tomat
Bihun Pepaya
Mie Anggur
Ketela Pisang
Ubi jalar Strawberi
Hati ayam Kurma
Kacang Minuman
kedelai isotonik
Jantung ayam Kulit ayam
Kacang Sosis ayam

40
Biji-bijian Nuget ayam
Putih telur Usus goreng
Kuning telur Kelapa
Keju Air kelapa
Susu sapi Brokoli
Susu kedelai Mangga

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Chairil. 1996. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Yogyakarta :


Depdikbud

Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, FKM UI. 2014. Gizi dan Kesehatan
Masyarakat. PT. Rajagrafindo Persada

41
MATERI 4 : FOOD RECALL 24 JAM

TUJUAN : Mahasiswa mampu melakukan tindakan food recall 24 jam kepada


klien.

URAIAN MATERI 4 : FOOD RECALL 24 JAM

1. DEFINISI

Metode food recall 24 jam didesain untuk mengukur jumlah makanan dan
minuman yang dikonsumsi selama satu hari terakhir. Pengukuran selama satu hari
hanya dapat digunakan untuk mengetahui jumlah asupan makanan yang
masukdalam satu hari. Dengan meningkatkan jumlah hari pengukuran, dapat
diketahui pola makan secara kuantitatif. Jumlah hari dan waktu yang dibutuhkan
pada pengukuran berulang bergantung pada jenis zat gizi yang hendak dikaji dan
variasi hari ke hari dari asupan makan (Gibson, 2005).

Food recall dilakukan dengan teknik wawancara mengenai asupan


makanan dan minuman individu dalam 24 jam terakhir (dimulai pada waktu sejak
wawancara sampai 24 jam sebelumnya, atau 1 hari sebelum wawancara dimulai
atau ketika bangun pagi sampai bangun pagi lagi. Misalnya, petugas datang pada
pukul 07.00 ke rumah responden, maka konsumsi yang ditanyakan adalah mulai
pukul 07.00 saat itu dan mundur ke belakang sampai pukul 07.00, pagi hari
sebelumnya. Wawancara dilakukan oleh petugas yang sudah terlatih dengan
menggunakan kuesioner terstruktur.

Hal yang perlu diketahui adalah dengan recal 24 jam data yang diperoleh
cenderung lebih bersifat kualitatif. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data
kuantitatif, maka jumlah konsumsi makanan individu ditanyakan secara teliti
menggunakan alat URT (sendok, gelas, piring dll) atau ukuran yang lainnya yang
biasa digunakan sehari-hari.

Apabila pengukuran dilakukan hanya 1 kali (1x24 jam), maka data yang
diperoleh kurang representatif menggambarkan kebiasaan makanan individu. Oleh

42
karena itu, recall 24 jam sebaiknya dilakukan berulang-ulang dan tidak berturut-
turut. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minimal 2 kali recall 24 jam tanpa
berturut-turut dapat menghasilkan gambaran asupan zat gizi lebih optimal dan
memberikan variasi yang lebih besar tentang intake harian individu (Sanjur,
1997).

Karena keberhasilan metode recall 24 jam ini sangat ditentukan oleh daya
ingat responden dan kesungguhan serta kesabaran dari pewawancara, maka untuk
dapat meningkatkan mutu data recall 24 jam dilakukan selama beberapa kali pada
hari yang berbeda (tidak berturut-turut), tergantung dari variasi menu keluarga
dari hari ke hari (Supariasa, 2012).

2. TUJUAN

1. Mengukur asupan makanan 1 hari seorang individu


2. Mengetahui asupan makanan kebiasaannya
3. Gambaran pola makan
4. Mengetahui keterkaitan asupan zat gizi terhadap kesehatan dan kerentanan
terhadap kejadian penyakit kronik (Gibson, 2005)

3. KEKURANGAN

1. Dengan 1 kali pengukuran, memungkinkan tidak tersampaikannya


makanan atau minuman yang sangat jarang dikonsumsi
2. Tergantung dengan daya ingat responden
3. Asupan yang dilaporkan seringkali underreported (dibawah seharusnya)
4. tidak dapat menggambarakn asupan makanan sehari-hari bila hanya
dilakukan food recall sehari-hari.
5. Keakuratan tergantung pada daya ingat responden. Disarankan untuk usia
anak diatas 7 tahun, tidak disarankan pada lansia diatas 70 tahn, hilang
ingatan, pikun.
6. The flat slope syndrome, yaitu kecenderungan bagi responden yang kurus
untuk melaporkan konsumsinya lebih banyak (over estimate) dan bagi
responden yang gemuk cenderung melaporkan lebih sedikit (under
estimate).

43
7. Membutuhkan tenaga atau petugas terlatih dan terampil dalam
menggunakan alat-alat bantu URT dan ketepatan alat bantu yang dipakai
menurut kebiasaan masyarakat. Pewawancara harus dilatih untuk dapat
secara tepat menanyakan apa-apa yang dimakan oleh responden, dan
mengenal cara-cara pengolahan makanan serta pola pangan daerah yang
akan diteliti secara umum.
8. Responden harus diberikan motivasi dan penjelasan tentang tujuan dari
food recall.
9. Untuk mendapatkan gambaran gambaran konsumsi makanan sehar-hari,
recall jangan dilakukan pada saat panen, hari asar, hari akhir pekan, pada
saat melaksanakan upacara keagamaan, selamatan dan lain lain.

4. KELEBIHAN

1. Cepat, sehingga dapat mencakup subjek/responden dalam jumlah besar


2. Mudah dilakukan dan tidak membebani responden
3. Relatif tidak membutuhkan biaya, karena tidak memerlukan peralatan
khusus dan tempat yang luas untuk wawancara.
4. Relatif tidak mengubah pola makan subjek.
5. Dapat memberikan gambaran nyata yang benar-benar dikonsumsu
individu sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari.
6. Dapat digunakan pada subjek yang tidak bisa membaca atau menulis.
(supariasa dkk, 2014).

5. PERSIAPAN ALAT

1. Tabel foodrecall 24 jam


2. Buku Tabel komposisi zat gizi
3. Tabel angka kecukupan gizi

44
6. ASPEK PENILAIAN

No Aspek penilaian Nilai


Tidak dibantu Dilakuk
dilaku- an
kan sendiri
1 Persiapan alat : Tabel Food Recall 24 jam
2 Tahap Pre interaksi
Membaca catatan medis
Verifikasi order
Mempersiapkan alat
Mencuci tangan
2 Tahap Orientasi
Pastikan identitas pasien yang akan dilakukan tindakan
Kaji kondisi pasien
Jelaskan kepada pasien dan keluarga pasien mengenai
tindakan yang akan dilakukan
Memberi salam kepada klien dan dan nama klien
Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
Pertahankan privasi pasien selama tindakan dilakukan
3 Tahap Kerja
Membawa peralatan ke dekat pasien
Petugas pewawancara menanyakan kembali dan mencatat
semua makanan dan minuman yang dikonsumsi
responden dalam ukuran rumah tangga (URT) selama
kurun waktu 24 jam lalu. Dalam membantu responde
mengingat apa yang dimakan, perlu diberikan penjelasan
waktu kegiatannya seperti waktu baru bangun, stelah
sembahyang, pulang dari sekolah/kerja, sesudah tidur
siang dsb. Selain dari makanan utama, makanan kecil
atau jajanan juga dicatat. Termasuk tablet vitamin.

45
Lakukan wawancara jenis masakan, metode pemasakan
dan merk makanan.
Lakukan wawancara tentang detail jumlah masing-
masing makanan. Estimasi menggunakan URT. Gunakan
foto/gambar makanan yang sudah terkalibrasi ukurannya
Ulangi informasi yang disampaikan pasien.
(membacakan food recall nya)
Pewawancara mengkalkulasikan asupan zat gizi
menggunakan data komposisi makanan.
Pewawancara membandingkan dengan standar
kecukupan/kebutuhan responden.
4 Evaluasi
Evaluasi respon pasien
Merapikan klien dan lingkungan
Simpulkan hasil kegiatan
Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik
Cuci tangan
5 Dokumentasi
Catat kegiatan yang telah dilaksanakan dalam catatatan
pelaksanaan
Catat respon pasien terhadap tindakan
Dokumentasi dan evaluasi tindakan SOAP
Nama dan paraf perawat.

46
Formulir food recall 24 jam

No Waktu Teknik Bahan Jumlah konsumsi Keterangan


makan dan pengolahan makanan URT Gram*
nama
makanan
1 Sarapan

2 Selingan
pagi

3 Makan
siang

4 Selingan
sore

5 Makan
malam

6 Selingan
malam

47
Tabel Angka Kebutuhan Kalori

6. LEMBAR KERJA

Ukurlah food recall 24 jam dari salah satu keluarga atau teman anda
dengan menggunakan lembar penilaian diatas.

7. DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama

Supariasa, I.N., Bakri,B. Fajar, I. 2012. Penilaian Status Gizi. Penerbit EGC

Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, FKM UI. 2014. Gizi dan Kesehatan
Masyarakat. PT. Rajagrafindo Persada

48
MATERI 5 : PEMERIKSAAN PERISTALTIK

TUJUAN : Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan peristaltik usus.

URAIAN MATERI 5 : PEMERIKSAAN PERISTALTIK

1. DEFINISI

Peristaltik: adalah gerakan yang terjadi pada otot-otot pada saluran


pencernaan yang menimbulkan gerakan semacam gelombang sehingga
menimbulkan efek menyedot/menelan makanan yang masuk ke dalam saluran
pencernaan.
Peristaltik dapat didefinisikan sebagai kontraksi otot yang terjadi pada
saluran pencernaan. Peristaltik adalah proses tak sadar, dan itu sangat penting.
Bising usus yang normal memiliki frekuensi 5–34 kali per menit.
Terkadang, jarak antar siklus bising usus mencapai 5–35 menit. Hal ini berarti
bahwa pemeriksaan bising usus yang ideal dilakukan selama >35 menit. Sebab,
bising usus mungkin tidak terdengar selama 35 menit dan hal tersebut belum tentu
menandakan kelainan pada abdomen. Meskipun demikian, pemeriksaan yang
ideal tersebut sangat memakan waktu dan tidak mungkin dilakukan. Biasanya,
pemeriksaan bising usus dilakukan 30 detik–7 menit. Selain itu, tidak semua
gerakan peristaltik usus menghasilkan bising usus yang dapat didengar melalui
stetoskop. Oleh karena itu, tidak terdengarnya bising usus bukan berarti tidak ada
gerakan peristaltik (Bickley,2017)(Baid, 2009).

2. TUJUAN

Untuk mengkaji bunyi peristaltik pada usus, mendiagnosa penyakit yang


mungkin diderita seperti diare, ileus. Normal dewasa : 5-35x per menit. Normal
anak : 5-15x per menit. Apabila peristaltik <5 kali permenit, bisa kemungkinan
pasien menderita konstipasi atau ileus. Apabila >35 kali permenit , pasien
kemungkinan menderita diare.

49
3. LEMBAR PENILAIAN

SOP Pemeriksaan Peristaltik Nilai


Dilaku- Ti-
kan dak
Persiapan
Membaca catatan medis
Verifikasi order
Mempersiapkan alat : Stetoskop
Mencuci tangan
Tahap
Orientasi
Pastikan identitas pasien yang akan dilakukan
tindakan
Kaji kondisi pasien
Jelaskan kepada pasien dan keluarga pasien
mengenai tindakan yang akan dilakukan
Memberi salam kepada klien dan dan nama klien
Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
Pertahankan privasi pasien selama tindakan
dilakukan
Tahap kerja
Atur posisi yaitu pasien tidur
Letakkan diafragma stetoskop pada kuadran kiri
bawah dinding abdomen (sesuaikan denggan
gambar) pada abdomen pasien.

Dengarkan suara peristaltik usus, hitung selama 1


menit .
Setelah selesai pemeriksaan bersihkan alat dan
atur posisi pasien senyaman mungkin.
Evaluasi
Evaluasi respon pasien
Merapikan klien dan lingkungan
Simpulkan hasil kegiatana
Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik
Cuci tangan

50
Dokumentasi
Catat kegiatan yang telah dilaksanakan dalam
catatatan pelaksanaan
Catat respon pasien terhadap tindakan
Dokumentasi dan evaluasi tindakan SOAP
Nama dan paraf perawat.

4. LEMBAR KERJA

Ukurlah gerakan peristaltik dari salah satu keluarga atau teman anda
dengan menggunakan lembar penilaian diatas.

5. DAFTAR PUSTAKA

Sherwood, L. 2010. Human Physiolog: from cell to system 8th Edition.. Pacific
Grove, Calif: Brooks/Cole

Tortora., G. J., Derricson., B. 2009. Principles of Anatomy and Physiology 12


Edition. John Wiley & Sons, Inc: United States of America

Brown, J.E., (2011). Nutrition Though the Life Cycle , Fourth Edition. Belmont :
Wadswoerth Cengage Learning.

L. S. Bickley, P. G. Szilagyi, Bates’ guide to physical examination and history


taking, Wolters Kluwer, Philadelphia, 12 th ed, 2017.

H. Baid, A critical review of auscultating bowel sounds, Br J Nurs, 2009, 18(18)


1125-1129. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19966732

51
MATERI 6 : SLOW DEEP BREATHING

TUJUAN : Mahasiswa mampu melakukan tindakan slow deep breathing sebagai


salah satu tindakan non farmakologis untuk mengurangi nyeri .

1. URAIAN MATERI SINGKAT


1) DEFINISI
Slow Deep breathing adalah gabungan dari metode nafas dalam (deep
breathing) dan napas lambat sehingga dalam pelaksanaan latihan pasien
melakukan pernafasan dalam dengan frekuensi kurang dari atau sama
dengan 10 kali per menit.
Slow deep breathing ialah salah satu bagian dari latihan relaksasi dengan
teknik latihan pernapasan yang dilakukan secara sadar. Slow deep
breathing merupakan relaksasi yang dilakukan secara sadar untuk
mengatur pernapasan secara dalam dan lambat (Martini, 2006). Terapi
relaksasi banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk dapat
mengatasi berbagai masalah, misalnya stress, ketegangan otot, nyeri,
hipertensi, gangguan pernapasan, dan lain-lain (Martini, 2006).
2) TUJUAN
 Terapi relaksasi nafas dalam dan lambat untuk mengurangi
intensitas nyeri . Tarwoto (2012) menyatakan slow deep breathing
menyebabkan penurunan aktivitas saraf simpatis, peningkatan
aktivitas saraf parasimpatis, peningkatan relaksasi tubuh, dan
menurunkan aktivitas metabolisme.
 Menurunkan tekanan darah. Slow deep breathing memiliki efek
peningkatan fluktuasi dari interval frekuensi pernapasan yang
berdampak pada peningkatan efektifitas barorefleks dan dapat
mempengaruhi tekanan darah (Sepdianto et al., 2007).
 Slow deep breathing memiliki manfaat sebagai penurunan kadar
gula darah pada penderita diabetes mellitus. Tarwoto (2012)
menyatakan slow deep breathing member pengaruh terhadap kerja
saraf otonom dengan mengeluarkan neurotransmitter endorphin

52
 Metode untuk membuat tubuh lebih relaksasi dan menurunkan
kecemasan. Relaksasi akan memicu penurunan hormone stress
yang akan memengaruhi tingkat kecemasan(Andarmoyo, 2013).
3) KELEBIHAN
Tindakan non farmakologis ini tidak membutukan banyak biaya, mudah
dilakukan, mudah diajarkan dan bisa untuk latihan pasien secara mandiri.
4) LEMBAR PENILAIAN

SOP Terapi Slow Deep Breathing Nilai


Tidak Dibantu Mandiri
dilakukan
Tahap
Preinteraksi
Membaca catatan medis
Verifikasi order
Mempersiapkan alat
Mencuci tangan
Tahap
Orientasi
Pastikan identitas pasien yang
akan dilakukan tindakan
Kaji kondisi pasien
Jelaskan kepada pasien dan
keluarga pasien mengenai
tindakan yang akan dilakukan
Memberi salam kepada klien dan
dan nama klien
Menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakan
Menanyakan persetujuan dan
kesiapan klien
Pertahankan privasi pasien
selama tindakan dilakukan
Tahap kerja
Atur posisi sebelum terapi yaitu
pasien duduk atau tidur dan kedua
tangan diletakkan diatas perut
Anjurkan klien melakukan napas
secara perlahan dan dalam
melalui hidung dan tarik napas
secara perlahan dan tahan selama
3 detik, rasakan abdomen
mengembang saat tarik napas
Tahan napas selama 3 detik

53
Kerutkan bibir, keluarkan melalui
mulut dan hembuskan napas
secara perlahan selama 6 detik.
Rasakan abdomen bergerak
kebawah.
Ulangi langkah 1 sampai 6
selama 15 menit
Latihan slow deep breathing
dilakukan dengan frekuensi 6 kali
sehari
Setelah terapi selesai bersihkan
alat dan atur posisi pasien
senyaman mungkin.
Evaluasi
Evaluasi respon pasien
Merapikan klien dan lingkungan
Simpulkan hasil kegiatan
Mengakhiri kegiatan dengan cara
yang baik
Cuci tangan
Dokumentasi
Catat kegiatan yang telah
dilaksanakan dalam catatatan
pelaksanaan
Catat respon pasien terhadap
tindakan
Dokumentasi dan evaluasi
tindakan SOAP
Nama dan paraf perawat.

7. LEMBAR KERJA
Praktikkan prosedur slow deep breathing kepada salah satu teman atau
keluarga , mintalah salah satu teman untuk menilai berdasarkan checklist
diatas .
8. DAFTAR PUSTAKA
https://fdokumen.com/document/lampiran-1-sop-pemberian-terapi-teknik-
slow-deep-breathing-1-sop-pemberian-terapi.html
Brunner & Suddarth. 2015. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah. Penerbit
: EGC

54

Anda mungkin juga menyukai