Anda di halaman 1dari 39

Kata Pengantar

Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Atas limpahan rahmat dan

karunia-NYA Kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik, dan tak lupa semoga

shalawat beriring salam semoga tercurah kepada Rasulullah Muhammad saw. yang

telah membawa umatNya dari zaman jahiliyah menuju zaman islamiyah.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Virgana , sebagai dosen

pengampu mata kuliah Kurikulum MIPA yang telah membimbing dan mengarahkan

dalam proses penyusunan makalah ini, dan tak lupa kepada rekan-rekan serta semua

pihak yang telah membantu baik moril maupun spirituil demi terselesaikannya makalah

ini.

Makalah ini merupakan sebuah tugas kelompok dari mata kuliah Kurikulum

MIPA, berjudul Aplikasi Tekanan dan Kelajuan pada Sistem Peredaran Darah

Manusia, yang berisikan tentang pembahasan aplikasi materi fisika (tekanan dan

kelajuan, sifat zat cair, tekanan hidrostatik, hukum pascal) terhadap salah satu konsep

biologi (sistem peredaran darah manusia, sistem kerja jantung, tekanan darah dan

kekentalan cairan) sehingga materi-materi pelajaran disekolah dapat dibuat konkret

fungsi dan keguanannya, serta ada keterikatan dari setiap cabang ilmu yang diajarkan.

Seiring dalam penyusunan makalah ini, kami sadar, makalah ini sangat jauh

dari kesempurnaan, maka dari itu Kami mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari para pembaca, untuk kesempurnaan pembuatan makalah selanjutnya.

1
Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi diri penulis

maupun bagi para pembaca pada umumnya. Demi tercapainya sebuah tekad yang

sesuai dengan amanat cita-cita bangsa, yakni, mencerdaskan kehidupan bangsa guna

meningkatkan kualitas sumber daya manusia menuju Indonesia Maju.

Jakarta, November 2019

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
a. Latar Belakang ........................................................................................................ 4
b. Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
c. Tujuan Pembuatan Makalah ................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 6
A. Definisi Kurikulum ................................................................................................. 6
a. Pengertian Kurikulum ......................................................................................... 6
b. Fungsi Kurikulum ............................................................................................... 6
c. Komponen Kurikulum ........................................................................................ 8
B. Konsep Fisika ....................................................................................................... 11
a. Pengertian Tekanan dan Kelajuan dalam Fisika ............................................... 11
b. Sifat Fisika zat Cair ........................................................................................... 12
c. Tekanan Hidrostatik .......................................................................................... 13
d. Asas Pascal ........................................................................................................ 14
e. Penerapan Prinsip Asas Pascal .......................................................................... 15
f. Massa Jenis Darah ............................................................................................. 16
g. Tekanan Hodrostatis Fluida .............................................................................. 17
C. Konsep Biologi ..................................................................................................... 19
a. Sistem Peredaran Darah Manusia ..................................................................... 19
b. Prinsip Kerja Jantung ........................................................................................ 20
c. Persamaan Kontinuitas ...................................................................................... 22
d. Tekanan Darah .................................................................................................. 27
e. Laju Aliran Darah ............................................................................................. 29
f. Kekentalan Cairan (Viskositas)......................................................................... 30
BAB III SIMPULAN DAN SARAN............................................................................... 37
a. Simpulan................................................................................................................... 37
b. Saran ......................................................................................................................... 37
Daftar Pustaka .................................................................................................................. 39

3
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Ilmu sering kita definisikan sebagai pengetahuan yang berlandaskan pada sifat
ilmiah. Pemikiran bersifat ilmiah merupakan tujuan dari proses pembelajaran kurikulum
MIPA yang diterapkan oleh setiap sekolah sehingga siswa mampu untuk
mengembangkan pengetahuan dan wawasan seiring dengan perkembangan IPTEK yang
semakin maju. Tujuan dari pendidikan adalah menciptakan raw input atau siswa menjadi
berkualitas dalam kognitif, keterampilan maupun sikap/budi pekerti. Dalam hal ini perlu
proses dan sistem pembelajaran yang baik, guna mencapai tujuan tersebut.
Dalam pembelajaran terkadang rasa bosan dan suntuk menyelimuti siswa, oleh
karena ketidaktahuan dari konsep materi yang ia pelajari, atau ada pula yang mengerti
konsep tapi tidak tahu kegunaan konsep tersebut, sehingga hal demikian membuat
motivasi siswa rendah, atau bahkan membuat ketertariakan siswa belajar rendah. Dalam
konteks ini ternyata guru perlu memberikan contoh konkret dari setiap konsep yang
bersifat abstrak, sehingga siswa mampu mamahami dan memiliki rasa ingin tahu dan
motivasi yang tinggi untuk memahami konsep tersebut. Dari latar belakang inilah,
penulis menulis makalah ini, guna memberikan pencerahan pemahaman konsep-konsep
MIPA yaitu keterikatan konsep fisika denan biologi yang berjudul “Aplikasi Tekanan
dan Kelajuan pada Sistem Peredaran Darah Manusia”.

b. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Apakah definisi kurikulum ?

2. Apa saja konsep-konsep fisika yang berkaitan dengan konsep-konsep biologi?

3. Apa pengertian tekanan dan kelajuan?

4
4. Bagaimana sifat zat cair itu ?

5. Bagaimana Asas/hukum Pascal itu berlaku ?

6. Bagaimana sistem peredaran darah manusia ?

7. Bagaimana sistem kerja jantung dalam sistem peredaran darah manusia ?

8. Bagaimana keterkaitan tekanan dan kelajuan pada konsep fisika dengan sistem
peredaran darah manusia pada konsep biologi ?

c. Tujuan Pembuatan Makalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Mengetahui kurikulum dan fungsinya

2. Mengetahui salah satu konsep fisika dan biologi yang saling terikat.

3. Mengetahui pengertian tekanan dan kelajuan ada fisika

4. Mengetahui sifat-sifat zat cair

5. Memahami Asas dan penggunaan hukum pascal

6. Mengetahui sistem peredaran darah manusia

7. Memahami kerja jantung pada sistem peredaran darah manusia

8. Memahami keterikatan kelajuan dan tekanan pada fisika terhadap sistem


peredaran darah manusia pada biologi

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kurikulum
Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang
strategis, karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara kepada kurikulum. Begitu
pentingnya kurikulum sebagaimana sentra kegiatan pendidikan, maka didalam
penyusunannya memerlukan landasan atau fondasi yang kuat, melalui pemikiran dan
penelitian secara mendalam.
Pada dasarnya kurikulum merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa
komponen. Komponen-komponen kurikulum suatu lembaga pendidikan dapat
diidentifikasi dengan cara mengkaji buku kurikulum lembaga pendidikan itu. Dari buku
kurikulum tersebut kita dapat mengetahui fungsi suatu komponen kurikulum terhadap
komponen-komponen kurikulum yang lain.
a. Pengertian Kurikulum
Kurikulum merupakan seperangkat/sistem rencana dan pengaturan mengenai isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman untuk menggunakan
aktivitas belajar mengajar.sistem diatas dipergunakan melihat kurikulum itu ada
sejumlah komponen yang terkait dan berhubungan satu sama lain untuk mencapai
tujuan. Dengan demikian, dipandang sistem terhadapa kurikulum, artinya kurikulum itu
dipandang memiliki sejumlah komponen-komponen yang saling berhubungan, sebagai
kesatuan yang bulat untuk mencapai tujuan.
b. Fungsi Kurikulum
Pada dasarnya kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman atau acuan. Bagi guru,
kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Bagi sekolah atau pengawas, berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan supervisi
atau pengawasan. Bagi orang tua, kurikulurn itu berfungsi sebagai pedoman dalam
membimbing anaknya belajar di rumah. Bagi masyarakat, kurikulum itu berfungsi
sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses pendidikan
di sekolah. Bagi siswa itu sendiri, kurikulum berfungsi sebagai suatu pedoman

6
belajar.Berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi siswa sebagai subjek didik, terdapat
enam fungsi kurikulum, yaitu:

1) Fungsi Penyesuaian (the adjustive or adaptive function)


Fungsi penyesuaian mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu mengarahkan siswa agar memiliki sifat well adjusted yaitu mampu
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan
sosial. Lingkungan itu sendiri senantiasa mengalami perubahan dan bersifat dinamis.
Oleh karena itu, siswa pun harus memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan yang terjadi di lingkungannya.

2) Fungsi Integrasi (the integrating function)


Fungsi integrasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh. Siswa pada dasarnya merupakan
anggota dan bagian integral dari masyarakat. Oleh karena itu, siswa harus memiliki
kepribadian yang dibutuhkan untuk dapat hidup dan berintegrasi dengan masyarakatnya.

3) Fungsi Diferensiasi (the differentiating function)


Fungsi diferensiasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu siswa. Setiap siswa
memiliki perbedaan, baik dari aspek fisik maupun psikis yang harus dihargai dan
dilayani dengan baik.

4) Fungsi Persiapan (the propaedeutic function)


Fungsi persiapan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu mempersiapkan siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan
berikutnya. Selain itu, kurikulum juga diharapkan dapat mempersiapkan siswa untuk
dapat hidup dalam masyarakat seandainya karena sesuatu hal, tidak dapat melanjutkan
pendidikannya.
5) Fungsi Pemilihan (the selective function)

7
Fungsi pemilihan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih program-program belajar
yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Fungsi pemilihan ini sangat erat
hubungannya dengan fungsi diferensiasi, karena pengakuan atas adanya perbedaan
individual siswa berarti pula diberinya kesempatan bagi siswatersebut untuk memilih
apayang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Untuk mewujudkan kedua fungsi
tersebut, kurikulum perlu disusun secara lebih luas dan bersifat fleksibel.

6) Fungsi Diagnostik (the diagnostic function)


Fungsi diagnostik mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu membantu dan mengarahkan siswa untuk dapat memahami dan menerima
kekuatan (potensi) dan kelemahan yang dimilikinya. Apabila siswa sudah mampu
memahami kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan yang ada pada dirinya, maka
diharapkan siswa dapat mengembangkan sendiri potensi kekuatan yang dimilikinya atau
memperbaiki kelemahan-kelemahannya.

c. Komponen Kurikulum
Ada 4 unsur komponen kurikulum yaitu: tujuan, isi (bahan pelajaran), strategi
pelaksanaan (proses belajar mengajar), dan penilaian (evaluasi)

1) Komponen Tujuan
Kurikulum merupakan suatu program yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan
pendidikan. Tujuan itulah yang dijadikan arah atau acuan segala kegiatan pendidikan
yang dijalankan. Berhasil atau tidaknya program pengajaran di Sekolah dapat diukur dari
seberapa jauh dan banyaknya pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Dalam setiap
kurikulum lembaga pendidikan, pasti dicantumkian tujuan-tujuan pendidikan yang akan
atau harus dicapai oleh lembaga pendidikan yang bersangkutan.
Tujuan pendidikan nasional yang merupakan pendidikan pada tataran makroskopik,
selanjutnya dijabarkan ke dalam tujuan institusional yaitu tujuan pendidikan yang ingin
dicapai dari setiap jenis maupun jenjang sekolah atau satuan pendidikan tertentu.Dalam

8
Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan
berikut:
1. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
2. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
3. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
4. Tujuan pendidikan institusional tersebut kemudian dijabarkan lagi ke dalam tujuan
kurikuler; yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai dari setiap mata pelajaran
yang dikembangkan di setiap sekolah atau satuan pendidikan.

2) Komponen Isi/Materi
Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak didik
dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi
jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi program masing-masing bidang studi
tersebut. Bidang-bidang studi tersebut disesuaikan dengan jenis, jenjang maupun jalur
pendidikan yang ada.Kriteria yang dapat membantu pada perancangan kurikulum dalam
menentukan isi kurikulum. Kriteria itu natara lain:
1. Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan siswa.
2. Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan sosial.
3. Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji.
4. Isi kurikulum mengandung bahan pelajaran yang jelas.
5. Isi kurikulum dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan.
Materi kurikulum pada hakekatnya adalah isi kurikulum yang dikembangkan dan
disusun dengan prinsip-prinsip sebagai berikut :

9
1. Materi kurikulum berupa bahan pelajaran terdiri dari bahan kajian atau
topiktopik pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam proses pembelajaran.
2. Mengacu pada pencapaian tujuan setiap satuan pelajaran.
3. Diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

3) Komponen Strategi
Strategi merujuk pada pendekatan dan metode serta peralatan mengajar yang
digunakan dalam pengajaran. Tetapi pada hakikatnya strategi pengajaran tidak hanya
terbatas pada hal itu saja. Pembicaraan strategi pengajaran tidak hanya terbatas pada hal
itu saja. Pembicaraan strategi pengajaran tergambar dari cara yang ditempuh dalam
melaksanakan pengajaan, mengadakan penilaian, pelaksanaan bimbiungan dan
mengatur kegiatan, baik yang secara \umum berlaku maupun yang bersifat khusus dalam
pengajaran.
Strategi pelaksanaan kurikulum berhubungan dengan bagaimana kurikulum itu
dilaksanakan disekolah. Kurikulum merupakan rencana, ide, harapan, yang harus
diwujudkan secara nyata disekolah, sehingga mampu mampu mengantarkan anak didik
mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum yang baik tidak akan mencapai hasil yang
maksimal, jika pelaksanaannya menghasilkan sesuatu yang baik bagi anak didik.
Komponen strategi pelaksanaan kurikulum meliputi pengajaran, penilaian, bimbingan
dan penyuluhan dan pengaturan kegiatan sekolah.

4) Komponen Evaluasi
Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum. Dalam pengertian terbatas,
evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan-tujuan
pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan. Sedangkan
dalam pengertian yang lebih luas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa
kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria. Indikator kinerja
yang dievaluasi tidak hanya terbatas pada efektivitas saja, namun juga relevansi,
efisiensi, kelaikan (feasibility) program.

10
Pada bagian lain, dikatakan bahwa luas atau tidaknya suatu program evaluasi
kurikulum sebenarnya ditentukan oleh tujuan diadakannya evaluasi kurikulum. Apakah
evaluasi tersebut ditujukan untuk mengevaluasi keseluruhan sistem kurikulum atau
komponen-komponen tertentu saja dalam sistem kurikulum tersebut. Salah satu
komponen kurikulum penting yang perlu dievaluasi adalah berkenaan dengan proses dan
hasil belajar siswa.
Evaluasi kurikulum memegang peranan penting, baik untuk penentuan kebijakan
pendidikan pada umumnya maupun untuk pengambilan keputusan dalam kurikulum itu
sendiri. Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh para pemegang kebijakan
pendidikan dan para pengembang kurikulum dalam memilih dan menetapkan kebijakan
pengembangan sistem pendidikan dan pengembangan model kurikulum yang digunakan.
Hasil – hasil evaluasi kurikulum juga dapat digunakan oleh guru-guru, kepala
sekolah dan para pelaksana pendidikan lainnya dalam memahami dan membantu
perkembangan peserta didik, memilih bahan pelajaran, memilih metode dan alat-alat
bantu pelajaran, cara penilaian serta fasilitas pendidikan lainnya.
Merupakan suatu komponen kurikulum, karena dengan evaluasi dengan evaluasi dapat
di peroleh informasi akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan
belajar siswa.berdasarkan informasi itu dapat dibuat keputusan tentang kurikulum itu
sendiri,pembelajaran kesulitan dan upaya bimbingan yang perlu di lakukan.

B. Konsep Fisika
a. Pengertian Tekanan dan Kelajuan dalam Fisika
Dalam materi fluida dapat dilihat dalam tubuh manusia yaitu darah. Ada berbagai
hal yang penting yaitu darah dapat mengalir karena darah ditekan oleh jantung dan
jantung dapat menekan dan berdenyut karena adanya listrik jantung yang mengalami
penekanan dari gelombang depolarisasi dari atrium kanan ke atrium kiri dalam 70 detik
dan terjadi kontraksi atrium. Setelah itu gelombang tersebut ke av node dan av node
mengalami depolarisasi, lalu diteruskan dan terjadi kontraksi otot jantung dan oleh hal
ini maka akan terjadi proses darah datang dan keluar melaui proses pemompaan oleh

11
bilik kiri maupun kanan. Dalam hal ini tekanan juga berpengaruh saat proses peredaran
darah.
Tekanan (pressure) sendiri adalah gaya gaya yang bekerja setiap satuan luas atau dapat
dirumuskan :

𝐹
𝑃=
𝐴
P: Tekanan (pascal) (1N/m2 = 1 Pa)
F: Gaya (N)
A: Luas permukaan (m2 )

b. Sifat Fisika zat Cair


Zat cair / zat alir merupakan zat dengan partikel-artikel yang bergerak bebas
degan saling melewati, sehingga zat cair akan menyesuaikan bntuknya sesuai dengan
wadahnya. Zat cair memiliki partikel atau susunan partikel atau molekul yang rapat
sehingga sulit untuk dimampatkan. Meski demikian partikel atau molekul tersebut
memiliki energi yang cukup untuk mengetasi sebagian dari gaya tarik menarik dengan
molekul yang berada didekatnya sehingga dapat bergeser dan saling melewati.

Zat cair memiliki volume yang tetap tetapi bentuknya berubah-ubah sesuai
dengan tempat (wadahnya) yang ditempati.

Sifat Zat Cair:

1. Letak molekul berdekatan.


2. Volume tetap
3. Memiliki massa jenis sedang
4. Dapat mengalir
5. Kompresibilitas Sulit untuk dimampatkan.
6. Gerak partikelnya bebas, namun tidak dapat meninggalkan kelompoknya, hal itu
pula yang menyebabkan bentuk dari zat cair selalu berubah dan menyesuaikan
bentuk wadahnya.

12
c. Tekanan Hidrostatik
Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang dialami oleh suatu permukaan akibat gaya
hidrostatik (gaya yang disebabkan oleh zar cair ). Jika sebuah benda berada di bawah
permukaan zat cair pada kedalaman h, maka tekanan yang diderita oleh benda.
Ph = gh
Ph = tekanan hidrostatik (pa)
 = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = kedalaman zat cair (m)

Pada tekanan atmosfir P0, fluida pada kedalaman h akan mengalami tekanan P sebesar

P  P0  gh

Dimana:

P0 = Tekanan udara sekitar (tekanan atmosfer)


ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = kedalaman zat cair (m)

Persamaan di atas berlaku dalam aliran darah pada tubuh. Menurut Tipler (2001)
bahwa tekanan pada kedalaman h lebih besar daripada tekanan di bagian atas sejumlah
ρgh berlaku untuk cairan dalam bejana apapun, tidak bergantung pada bentuk bejana.
Dengan demikian, tekanan adalah sama di setiap titik pada kedalaman 10 yang sama.

Ketika jantung berkontraksi menyebabkan darah terpompa keluar jantung pada


tekanan P0, yang kemudian mengalir sepanjang pembuluh arteri. Darah akan mengalir
ke otak yang memiliki ketinggian h relatif terhadap jantung. Massa jenis darah dituliskan
sebagai ρd. Percepatan gravitasi adalah g. Dengan demikian nilai dari ρdgh adalah
negatif. Tekanan hidrostatis darah (Ph) di otak dapat dituliskan sebagai berikut

Ph  P0  gh

13
Tekanan hidrostatis darah ketika di otak adalah tekanan hidrostatis oleh jantung yang
terjadi di pembuluh arteri yang ada di otak. Arah tekanan hidrostatis ini sejajar dengan
luas penampang pembuluh arteri otak.

d. Asas Pascal

Hukum pascal adalah salah satu hukum dalam ilmu fisika yang berhubungan dengan
zat cair dan gaya-gaya yang ada padanya.

Bunyi Hukum Pascal


Tekanan yang diberikan pada suatu zat cair didalam suatu wadah, akan diteruskan
ke segala arah dan sama besar

Hukum pascal ditemukan oleh Blaise Pascal, seorang ilmuwan Prancis yang
hidup pada 1623-1662). Pada dasarnya Blaise pascal adalah seorang ahli filsawat dan
teologi, namun hobinya pada ilmu matematika dan fisika, terutama geometri proyektif,
mengantarkan menjadi ilmuwan dunia yang terkenal sepanjang masa berkat
penemuannya dalam bidang fisika mekanika fluida yang berhubungan dengan tekanan
dan gaya yang dikenal dengan Hukum Pascal.
Contohnya, alat semprot obat nyamuk, ketika kita dorong untuk disemprotkan maka air
yang keluar dari lubang penyemprot akan sama besar dan sama kuat. Hal ini
menunjukkan bahwa air menekan secara merata ke segala arah.

Rumus Hukum Pascal


Hukum Pascal di rumuskan dengan istila Pa (Pascal) yaitu sebuah satuan
turunan untuk tekanan. Sesuai dengan bunyinya, maka
Hukum Pascal di rumuskan sebagai berikut:
𝑃𝐴 = 𝑃𝐵 atau 𝐹1 = 𝐹2

Jika:

14
𝐹1 𝐹 𝐴
= 𝐴2 maka 𝐹1 = 𝐴1 × 𝐹2
𝐴1 2 2

𝐷 2
atau 𝐹1 = (𝐷1 ) × 𝐹2
2

Keterangan Simbol:
𝐹1
= Gaya pada permukaan A atau B (N)
𝐹2
𝐴1
= Luas permukaan A atau B (m2)
𝐴2
𝐷1
= Diameter permukaan A atau B (m)
𝐷2

Perbedaan tekanan karena perbedaan kenaikan zat cair diformulakan sebagai berikut:
∆𝑃 = 𝑝𝑔ℎ
di mana, dalam sistem SI,

 ΔP adalah tekanan hidrostatik (dalam satuan pascal atau "Pa"), atau perbedaan
tekanan pada 2 titik dalam sekat yang berisi zat cair, karena perbedaan berat
antara keduanya;
 ρ adalah massa jenis zat cair (dalam kilogram per meter kubik);
 g adalah percepatan karena gravitasi (umumnya menggunakan percepatan
ketinggian dari permukaan laut akibat gravitasi bumi, dalam satuan meter per
detik pangkat 2);
 Δh adalah ketinggian zat cair di atas titik pengukuran (dalam satuan meter), atau
perbedaan ketinggian antara 2 titik pada kolom yang berisi zat cair.

e. Penerapan Prinsip Asas Pascal

Fluida diartikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Keadaan bahan dapat
digolongkan sebagai zat padat dan fluida. Fluida mencakup zat cair dan gas, karena dapat
mengalir dari satu satu tempat ke tempat lain. Fluida tidak mempertahankan bentuknya.

15
Menurut Gabriel (1996) pada zat cair, molekul-molekulnya terikat secara longgar namun
tetap berdekatan, sedangkan pada zat gas, molekul-molekulnya dapat bergerak bebas dan
saling bertumbukan. Sementara zat padat tidak dapat mengalir karena zat padat memiliki
sifat untuk cenderung tegar dan mempertahankan bentuknya.
Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan. Setiap hari
fluida dihirup, atau diminum oleh manusia. Setiap hari pesawat udara terbang
melaluinya, kapal laut mengapung di atasnya; demikian juga kapal selam dapat
mengapung atau melayang di dalamnya. Air yang diminum dan udara yang dihirup
manusia juga bersirkulasi di dalam tubuh setiap saat (Lohat, 2009).
Sebagai mahkluk yang berdiam di atas bumi, manusia memerlukan fluida dalam
kehidupannya, baik fluida cair ataupun gas. Menurut Jati dan Priyambodo (2008)
manusia hidup di dasar lautan udara yang merupakan atmosfir bumi. Atmosfir
merupakan tekanan udara di daerah udara terbuka di permukaan bumi. Tekanan atmosfir
terbesar berada di permukaan laut, besarnya 1 atmosfer.
Tinjauan fluida statis adalah ketika fluida tersebut sedang diam pada keadaan
setimbang, dengan kata lain adalah keadaan saat fluida tidak sedang bergerak. Tekanan
normal adalah tekanan oleh fluida pada seluruh permukaan yang memiliki kontak
langsung dengan fluida, akibat dari sifatnya yang tidak mudah termampatkan. Pada
fluida statis, tekanannormal bekerja dengan ke segala arah sama besar (isotropik).
Darah merupakan fluida yang terdapat dalam semua makhluk hidup tingkat tinggi
kecuali tumbuhan. Darah memiliki fungsi seperti mengirimkan oksigen dan zat-zat yang
dibutuhkan ke jaringan tubuh, dan juga berfungsi dalam mengangkut hasil metabolisme.

f. Massa Jenis Darah

Massa jenis fluida (ρ) didefinisikan sebagai perbandingan antara massa fluida (m)
terhadap volumenya (V) yang dapat dituliskan dengan persamaan berikut Hani dan
Riwidikdo (2008) menyatakan bahwa kerapatan air dipengaruhi oleh temperatur. Semakin
tinggi temperatur maka massa jenis air semakin kecil karena jarak antar partikelnya

16
semakin besar sehingga untuk menampung sejumlah atom diperlukan volume yang besar.
Demikian pula sebaliknya, semakin rendah temperatur maka massa jenis air semakin besar
karena jarak antar partikel semakin kecil, sehingga sejumlah atom cukup menempati
volume yang kecil.Perbandingan kerapatan suatu zat terhadap kerapatan air dinamakan
berat jenis.
Walaupun umumnya zat padat dan cairan mengembang sedikit jika dipanaskan dan
menyusut sedikit bila dipengaruhi pertambahan tekanan eksternal, perubahan dalam
volume ini relatif kecil, sehingga dapat dikatakan bahwa kerapatan zat padat dan cairan
secara umum hampir tidak bergantung pada temperatur dan tekanan. Sebaliknya,
kerapatan gas sangat bergantung pada tekanan dan temperatur sehingga keduanya harus
dinyatakan bila memberikan kerapatan gas (Tipler, 2001).
Massa jenis darah sebagaimana fluida homogen lainnya dapat bergantung pada faktor
lingkungan yaitu suhu dan tekanan. Satuan Sistem Internasional untuk massa jenis adalah
kilogram per meter kubik (kg/m3), dan untuk satuan CGS, satuan massa jenis adalah gram
per sentimeter kubik (gr/cm3). Berikut disajikan massa jenis darah dan beberapa fluida
lainnya.
Tabel 2.1 Massa jenis beberapa fluida
No Jenis Fluida Massa Jenis (kg/m3)
1 Darah 1,06 x 103
2 Air 1,00 x 103
3 Air Laut 1,03 x 103
4 Air raksa 13,6 x 103
5 Bensin 0,68 x 103

g. Tekanan Hodrostatis Fluida


Sebuah benda yang dicelupkan dalam fluida, akan menerima gaya oleh fluida yang
tegak lurus permukaan benda itu pada setiap titik pada permukaannya. Jika benda
tersebut cukup kecil, maka perbedaan kedalaman fluida dapat diabaikan, sehingga gaya

17
oleh fluida sama di semua titik. Gaya (F) per satuan luas (A) dinamakan sebagai tekanan
fluida (P).
F
𝑃=
𝐴
Besaran gaya per satuan luas sebanding dengan besar tekanan. Untuk suatu volume
fluida yang sangat kecil pada kedalaman tertentu akan memberika tekanan ke atas untuk
mengimbangi berat fluida diatasnya. Berat fluida yang ada di atasnya sebanding dengan
tekanan. Jika sebuah benda berada di bawah permukaan zat cair pada kedalaman h, maka
tekanan yang diderita oleh benda adalah
∆𝑃 = 𝑝𝑔ℎ
Pada tekanan atmosfir P0, fluida pada kedalaman h akan mengalami tekanan P sebesar
𝑃 = 𝑃0 + 𝑝𝑔ℎ
Menurut Tipler (2001) bahwa tekanan pada kedalaman h lebih besar daripada tekanan di
bagian atas sejumlah ρgh berlaku untuk cairan dalam bejana apapun, tidak bergantung
pada bentuk bejana. Dengan demikian, tekanan adalah sama di setiap titik pada
kedalaman yang sama. Konsep ini pertama kali diformulasikan oleh Blaise Pascal yang
dikenal sebagai Prinsip Pascal dalam pernyataannya bahwa tekanan yang diberikan pada
suatu fluida dalam bejana tertutup iteruskan tanpa berkurang ke tiap titik dalam fluida
dan dinding bejana.
Fluida dapat mentransmisikan gaya sepanjang sebuah pipa atau tabung. Jika sebuah
gaya diberlakukan pada fluida dalam sebuah pipa, maka gaya tersebut akan
ditransmisikan hingga ujung pipa. Jika terdapat gaya lawan di ujung pipa yang besarnya
tidak sama dengan gaya yang ditransmisikan, maka fluida akan bergerak dalam arah
yang sesuai dengan arah gaya resultan (Wikipedia, 2009)
Persamaan tekanan hidrostatis ini juga berlaku dalam aliran darah pada tubuh. Ketika
jantung berkontraksi menyebabkan darah terpompa keluar jantung pada tekanan P0, yang
kemudian mengalir sepanjang pembuluh arteri. Darah akan mengalir ke otak yang
memiliki ketinggian h relatif terhadap jantung. Massa jenis darah dituliskan sebagai pd.
Percepatan gravitasi adalah g. Dengan demikian nilai dari ρdgh adalah negatif. Tekanan
hidrostatis darah (Ph) di otak dapat dituliskan sebagai berikut

18
𝑃ℎ = 𝑃𝑑 − 𝑝𝑔ℎ
Tekanan hidrostatis darah ketika di otak adalah tekanan hidrostatis oleh jantung yang
terjadi di pembuluh arteri yang ada di otak. Arah tekanan hidrostatis ini sejajar dengan
luas penampang pembuluh arteri otak.

C. Konsep Biologi
a. Sistem Peredaran Darah Manusia
Sistem peredaran darah manusia ada dua macam yaitu sirkulasi paru (sistem
peredaran darah kecil) dan sirkulasi sistemis (sistem peredaran darah besar). Gambar
2.1 menunjukkan penampang melintang anatomi jantung. Pada sistem peredaran darah
kecil, pada arteri pulmonalis memiliki tekanan rendah yaitu sekitar 15 – 20 mmHg.
Sirkulasi paru ini dimulai dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis, arteri besar dan
kecil, pembuluh kapiler lalu masuk ke paru, setelah dari paru keluar melalui vena kecil,
vena pulmonalis dan akhirnya kembali ke atrium kiri.

Gambar 2.1. Potongan Melintang Anatomi Jantung

Sirkulasi sistemis dimulai dari ventrikel kiri. Darah dipompa oleh otot jantung di
ventrikel kiri dengan tekanan sekitar 125 mmHg ke aorta dan sistem arteri (arteri besar
dan arteri kecil) yang bercabang-cabang dan semakin mengecil (arteriol). Darah

19
kemudian menjadi pembuluh sangat halus yaitu jaringan kapiler dan berada di sana
selama beberapa detik. Pada keadaan ini, darah menyalurkan O2 ke sel dan menyerap
CO2 dari sel. Setelah melewati jaringan kapiler, darah terkumpul di venula, dan secara
bertahap bergabung menjadi vena besar. Darah kemudian masuk ke atrium kanan
jantung melalui dua vena utama yaituvena kava inferior dan vena kava superior.
Darah yang tersimpan di atrium kanan akan kembali mengalir ke ventrike kanan
dengan tekanan sebesar 5-6 mmHg, kemudian terjadi kontraksi, dan darah dipompa ke
sistem kapiler paru melalui pembuluh arteri pulmonalis dengan tekanan sebesar 25
mmHg. Di paru-paru, darah memperoleh banyak O2 dan sebagian CO2 terdifusi ke
udara di paru dan mengalir keluar melalui hembusan nafas. Darah yang mendapat O2
tadi mengalir dari paru-paru ke atrium kiri melalui vena utama paru, dengan tekanan
kontraksi atrium sekita 7-8 mmHg, darah mengalir ke ventrikel kiri. Dengan kontraksi
ventrikel, darah kembali terpompa ke sirkulasi umum darah. Untuk menjalani satu
siklus lengkap sistem peredaran darah ini, sel darah orang dewasa memerlukan waktu
sekitar satu menit.

b. Prinsip Kerja Jantung

Proses sirkulasi darah manusia terjadi dengan adanya kontraksi otot jantung.
Selama proses berlangsung, jantung melakukan kerja sebesar W. Darah mengalir
melalui sirkulasi sistemik dengan tekanan puncak sekitar 120 mmHg (16 kPa) dari tiap
siklus jantung. Pada fase istirahat, tekanan biasanya adalah 80 mmHg (10,5 kPa).
Karena melakukan kerja, jantung juga dikatakan mempunyai daya. Daya merupakan
laju pemakaian energi (ΔE/Δt) oleh jantung yang sebanding dengan volume darah yang
dipompa tiap waktu (ΔV/Δt) pada tekanan konstan P.
Daya = ΔE/Δt = P. ΔV/Δt
Jika tekanan rata-rata yang dimiliki adalah 100 mmHg (13kPa), maka kerja yang
dilakukan oleh jantung (W) adalah sebesar 1,1 joule. Pada orang dewasa normal,
volume darahnya adalah 80 mL, sehingga daya yang dimiliki oleh jantung tiap detiknya

20
adalah 1,1 watt. Jantung sebagaimna mesin lainnya juga memiliki efisiensi. Menurut
Cameron dkk (2006) efisiensi jantung biasanya kurang dari 10%. Saat bekerja berat,
tekanan darah dapat meningkat sebesar 50%, volume darah meningkat 5 kali, sehingga
energi yang dikeluarkan jantung meningkat sebanyak 7,5 kali lipat per menit. Gambar
2.5 menunjukkan alat deteksi bunyi jantung yaitu stetoskop.

Gambar 2.5 Stetoskop

Untuk mengetahuai adanya pemanfaatan perhitungan dasar fisika fluida dalam tubuh
manusia.
Berikut diberikan contoh soal dan perhitungannya:
Dalam rangka menghetahui tekanan hidrostatis darah seseorang diberikan kasus:
jika jantung seseorang berkontraksi darah keluar dari jantung dengan tekanan 120 cmHg.
Darah mengalir melalui arteri menuju otak. Jika ketinggian otak dari jantung 40 cm.
massa jenis darah 0,001 gr/mm berapakah tekanan hidrostatis darah orang tersebut. (g =
10 m/s2) Dari contoh kasus ini dapat dipecahkan dengan menggunakan persamaan
Ph = pd – pgh = 1200 – 0,001.1000.400 = 800 mmHg
Jadi terlihat sangat besar sekali perbedaan antara tekanan darah dan tekanan hidroststis.
Perlu dicatat bahwa tekanan darah adalah tekanan darah yang diedarkan dari jantung
keseluruh tubuh. Tekanan darah normal manusia adalah 120 /70 . tekanan darah ada dua
jenis yaitu tekanan systole adalah tekanan darah ketika jantung berkontraksi dan tekanan
diastole adalah tekanan darah ketika jantung berekpansi (Bambang, 2008).

21
Tekanan hidrostatis besar mempengaruhi gerakan kepala seseorang ketika
menunduk dan tegak, sehingga dengan adanya perubahan mendadak orang tersebut
dapat mengalami pusing untuk beberapa saat.

c. Persamaan Kontinuitas

Bayangkan suatu permukaan yang berbatas dalam suatu fluida yang bergerak.
Maka, pada umumnya, fluida yang mengalir masuk ke dalam volume yang dilingkupi
permukaan tersebut di titik-titik tertentu dan keluar di titik-titik lain. Persamaan
Kontinuitas adalah suatu ungkapan matematis mengenaihal bahwa jumlah netto massa
yang mengalir ke dalam sebuah permukaan terbatas sama dengan pertambahan massa di
dalam permukaan itu.

Gambar di atas menunjukkan aliran fluida dari kiri ke kanan ( fluida mengalir dari pipa
yang berdiameter besar menuju diameter yang kecil ). Garis putus-putus merupakan garis
arus.
Keterangan gambar :
A1 = luas penampang bagia pipa yang berdiameter besar.
A2 = luas penampang bagian pipa yang berdiameter kecil.
v1 = kecepatan aliran fluida pada bagian pipa yang berdiameter besar.
v2 = kecepatan aliran fluida pada bagian pipa yang berdiameter kecil.
L = jarak tempuh fluida.
Pada fluida dinamis, terdapat beberapa sub bab yang membahas tentang aliran fluida
yang tak termampatkan, tak kental, tak berolak dan tunak.
 Persamaan Kontinuitas untuk Fluida Tunak

22
Pada aliran tunak, kecepatan aliran fluida di suatu titik sama dengan kecepatan aliran
partikel fluida lain yang melewati titik itu. Aliran fluida juga tidak saling berpotongan (
garis arusnya sejajar ). Karenanya massa fluida yang masuk ke salah satu ujung pipa
harus sama dengan massa fluida yang keluar di ujung lainnya. Jika fluida memiliki massa
tertentu masuk pada pipa yang berdiameter besar, maka fluida tersebut akan keluar pada
pipa yang berdiameter kecil dengan massa yang tetap.
Dari gambar di atas dapat di lihat bagian pipa yag diameternya besar dan bagian pipa
yag diameternya kecil. Selama selang waktu tertentu, sejumlah fluida mengalir melalui
bagian pipa yang berdiameter besar (A1) sejauh L1 (L1 = v1t). Volume fluida yang
mengalir adalah V1 = A1L1 = A1v1t. Nah, selama selang waktu yang sama, sejumlah
fluida yang lain mengalir melalui bagian pipa yang diameternya keil (A2) seauh L2 (L2 =
v2t). Volume fluida yang mengalir adalah V2 = A2L2t.

 Persamaan Kontinuitas untuk Fluida Tak-termampatkan (incompressible)


Pada fluida tak-termampatkan (incompressible), kerapatan alias massa jenis fluida selalu
sama di setiap titik yang dilaluinya. Massa fluida yang mengalir dalam pipa yang
memiliki luas penampang A1 (diameter pipa yang besar) selama selang waktu tertentu
adalah :
m
  m   .V
V
 m1   .V1

karena V1  A1 .L1  A1v1t maka m1  . A1 .v1 .t


Demikian juga, massa fluida yang mengalir dalam pipa yang memiliki luas penamang
A2 (diameter pipa yang kecil) selama selang waktu tertentu adalah :
m
  m   .V
V
 m2   .V2

karena V2  A2 .L2  A2 v2t maka m2  .A2 .v2 .t


Mengingat bahwa dalam aliran tunak, massa fluida yang masuk sama dengan massa
fluida yang keluar, maka :

23
m1  m2
 . A1 .v1 .t  . A2 .v2 .t  A1 .v1  A2 .v2
(massa jenis fluida dan selang waktu sama sehingga diabaikan)
Jadi, pada fluida tak-termampatkan, berlaku persamaan kontinuitas :
A1 .v1  A2 .v2 …..persamaan 1
Keterangan :
A1 = Luas penampang 1
A2 = Luas penampang 2
v1 = Kecepatan aliran fluida pada penampang 1
v2 = Kecepatan aliran fluida pada penampang 2
Av = Laju aliran volume V/t alias debit
Persamaan 1 menunjukkan bahwa aliran volume alias debit selalu sama pada setiap titik
sepanjang pipa/tabung aliran. Ketika penampang pipa mengecil, maka laju aliran fluida
meningkat, sebaliknya ketika penampang pipa menjadi besar, laju aliran fluida menjadi
kecil.

 Persamaan Kontinuitas untuk Fluida Termampatkan (compressible)


Untuk kasus fluida yang termampatkan alias compressible, massa jenis fluida
selalu sama. Dengan kata lain, massa jenis fluida berubah ketika dimampatkan. Kalau
pada fluida Tak-termampatkan massa jenis fluida tersebut kita lenyapkan dari
persamaan, maka pada kasus ini massa jenis fluida tetap disertakan. Dengan berpedoman
pada persamaa yang telah diturunkan sebelumnya.
Mengingat bahwa dalam aliran tunak, massa fluida yang masuk sama dengan massa
fluida yang keluar, maka :
m1  m2
 . A1.v1.t   . A2 .v2 .t
Selang waktu aliran fluida sama sehingga bisa dilenyapkan. Persamaan berubah menjadi
:

24
.A1.v1.  .A2 .v2 . ……..persamaan 2
Ini adalah persamaan untuk kasus fluida termampatkan. Bedanya hanya terletak pada
massa jenis fluida. Apabila fluida termampatkan, maka jenisnya berubah. Sebaliknya
apabila fluida ta terampatkan, massa jenisnya selalu sama sehingga bisa kita lenyapkan.

 Hukum Bernoulli
Fluida Tak Bergerak
Jika dilakukan pendekatan untuk kasus fluida diam (v1 = v2 = 0), maka persamaan
Bernoulli menjadi:
1 1
p1   .v12   .g.h1  p 2   .v 22   .g.h2
2 2
karena v1 = v2 = 0 maka :
p1   .g.h1  p 2   .g.h2
 p1  p 2   .g.h2   .g.h1

Jika h2 – h1 = h, maka persamaan ini bisa ditulis menjadi :


p1  p 2   .g h2  h1 
p1  p 2   .g.h

Fluida mengalir dalam pipa mendatar (ketinggian sama)

Jika dilakukan pendekatan untuk kasus fluida mengalir dalam pipa mendatar (h1 = h2),
maka persamaan Bernoulli menjadi :
1 1
p1   .v12   .g.h1  p 2   .v 22   .g.h2
2 2
karena h1 = h2 maka :
1 1
p1   .v12  p 2   .v 22
2 2

Teorema Torricelli

25
Sebuah bejana tertutup dengan luas penampang besar A1 berisi zat cair dengan
ketinggian h dari dasar bejana. Jika pada dasar bejana dilubangi dengan luas penampang
lubang A2 sangat kecil (A2 << A1).

Berdasarkan gambar diatas, karena diameter kran/lubang pada dasar wadah jauh lebih
kecil dari diameter wadah, maka kecepatan zat cair di permukaan wadah dianggap nol
(v1 = 0). Permukaan wadah dan permukaan lubang/kran terbuka sehingga tekanannya
sama dengan tekanan atmosfir (P1 = P2). Dengan demikian, persamaan Bernoulli untuk
kasus ini adalah :
Jika ingin menghitung kecepatan aliran zat cair pada lubang di dasar wadah, maka
persamaan diatas menjadi :

Berdasarkan persamaan ini, tampak bahwa laju aliran air pada lubang yang berjarak h
dari permukaan wadah sama dengan laju aliran air yang jatuh bebas sejauh (bandingkan
Gerak jatuh Bebas). Ini dikenal dengan Teorema Torricceli.

Efek Venturi

26
Selain teorema Torricelli, persamaan Bernoulli juga bisa diterapkan pada kasus khusus
lain yakni ketika fluida mengalir dalam bagian pipa yang ketinggiannya hampir sama
(perbedaan ketinggian kecil). Untuk memahami penjelasan ini, amati gambar di bawah.

Pada gambar di atas tampak bahwa ketinggian pipa, baik bagian pipa yang
penampangnya besar maupun bagian pipa yang penampangnya kecil, hampir sama
sehingga diangap ketinggian alias h sama. Jika diterapkan pada kasus ini, maka
persamaan Bernoulli berubah menjadiKetika fluida melewati bagian pipa yang
penampangnya kecil (A2), maka laju fluida bertambah (ingat persamaan kontinuitas).
Menurut prinsip Bernoulli, jika kelajuan fluida bertambah, maka tekanan fluida tersebut
menjadi kecil. Jadi tekanan fluida di bagian pipa yang sempit lebih kecil tetapi laju aliran
fluida lebih besar.
d. Tekanan Darah

Mahluk hidup atau lebih yang lebih khusus manusia, secara fisika dapat disebut
sebagai suatu sistem. Sistem disini secara termodinamika dalam fisika adalah segalag
sesuatu yang menjadi obyek pengamatan. Misalkan manusia dapat dipandang sebagai
suatu tabung yang dibatasi oleh dinding dan di luar sistem tersebut adalah
lingkungannya. Antara sistem dan lingkungan dapat saling berpengaruh maupun tidak.
Yang membedakan dengan sistem yang sesungguhnya dalam termodinamika adalah
pada sistem manusia terdapat atau sebagian besar merupakan material hidup atau dapat
berkembang maupun bertumbuh. Namun sebagai suatu sistem semua perluan pada
manusia dapat diasumsikan sama dengan sistem pada termodinamika.
Demikian juga jika kita meninjau fluida yang menjadi bagian terbesar dari sistem
manusia ini. Pada manusia yang terdiri dari fluida maka semua gejala fluida statik dapat

27
diasumsikan. Misalnya jika ditinjau besaran Massa jenis pada darah manusia dapat di
hitung dengan persamaan yang ada pada fluida statik. Dengan M adalah massa material
darah (Kg), dan V adalah volume darah. Masalahnya massa darah sangat sulit diukur
sehingga dalam perhitungan menetukan massa jenis darh selalu dikaikan dengan tekanan
darah.
Dengan P adalah tekanan darah, g adalah percepatan gravitasi serta h adalah tinggi
penunjukkan pada skalla tensi meter.
Fenomena sesorang yang pusing ketika habis menunduk adalah salah satu peristiwa yang
dapat dijelaskan dengan fisika fluida. Pada saat kita berdiri, Maka jantung berkontraksi
sehingga darah terpompa keluar dri jantung dengan tekanan Po. Darah akan mengalir
melalui arteri. Jika diasumsikan darah mengalir dari otak ke jantung dengan ketinggian
h, relatif terhadap jantung. Massa jenis darah , percepatan gravitasi ditempat itu adalah
g, maka tekanan hidrostais darah diperoleh , Ph = Po + ℎ. Jika terjadi peruhan ketinggian
maka akan mempengaruhi Ph. Itulah yang menyebabkan terjadi pusing perubahan
tekanan hidrostatis pada darah yang mendadak sedang proses penyesuaian memerlukan
waktu jantung berkontraksi. Hal ini juga terjadi pada peristiwa hemodialisis penderita
gagal ginjal. Pada peristiwa hemodialisis perubahan massa jenis darah yang keluar dan
masuk ke jantung menyebabkan penderita pusing sejenak untuk penyesuaian tekanan
hidrostatis darah.
Fenomena tekanan fluida pada sistem manusia yang berakibat fatal adalah stroke.
Stroke adalah peristiwa pecahnya pembuluh darah otak akibat tidak kuat menahan
perubahan tekan darah. Penyempitan pada pembuluh darah juga penyebab utama
terjadinya stroke. Dengan sempit pempuluh maka tekanan akan besar pada pembuluh itu
dengan menggunakan persamaan sederhana dapat dijelaskan yaitu Ph = Po + ℎ. Jadi
untuk dapat menjaga agar tekanan darah normal 120/70 mmHg. Maka ada beberapa hal
yang mesti dilakukan yaitu pemilihan makanan yang terlarut dalam darah atau fluida
tubuh yang mudah terserap oleh tubuh bukan yang dapat menambah massa jenis darah
yaitu zat yang hanya mengendap didarah.

28
e. Laju Aliran Darah
Kecepatan aliran darah (blood flow velocity) didefinisikan sebagai nilai yang
diperoleh dari total volume aliran dibagi dengan luas penampang pembuluh darah.
Kecepatan aliran darah diukur dalam cm/detik. Aliran darah dalam tubuh melambat jika
seseorang mengalami kehilangan darah dalam volume signifikan. Penurunan laju alir
aliran darah akan memicu kekurangan oksigen pada seluruh bagian tubuh. Orang-orang
yang menderita stroke diketahui mengalami penurunan besar dalam kecepatan aliran
darah. Kematian sel otak merupakan salah satu konsekuensi paling parah dari
melambatnya kecepatan aliran darah.
Di sisi lain, kecepatan aliran darah yang terlalu tinggi juga menimbulkan berbagai
masalah kesehatan. Darah yang mengalir terlalu cepat akan membuat pembuluh darah
rentan pecah dan rusak.Kecepatan aliran darah juga tergantung pada tekanan darah.
Sistem kardiovaskular yang sehat akan memiliki tekanan darah dan kecepatan yang
seimbang. Untuk diketahui, perubahan tekanan darah dapat mengubah laju aliran darah.
Kecepatan darah tergantung pada permukaan daerah aliran dan ada tidaknya
hambatan pada pembuluh darah. Semakin besar luas permukaan pembuluh, akan
semakin besar pula laju aliran darah. Darah umumnya mengalir dalam pola aliran
laminar (aliran linear dan lembut) dalam kondisi normal. Namun, di bagian tertentu
seperti aorta, titik cabang pembuluh, arteri pulmonalis dan katup jantung pulmonalis,
darah mengalir secara turbulen. Aliran turbulen ini yang dirasakan jelas saat
menggunakan stetoskop.
Penelitian tentang kecepatan darah mengungkapkan bahwa terdapat penurunan
signifikan dalam kecepatan aliran ketika seseorang berada di bawah pengaruh alkohol.
Studi juga menunjukkan bahwa laju aliran darah di arteri otak mengalami penurunan
pada pecandu alkohol dan perokok. Kecepatan aliran darah ditentukan oleh faktor yang
dikenal sebagai bilangan Reynolds (Re).
Rumus dinyatakan di bawah ini:
Re = (kecepatan rata-rata × diameter pembuluh darah × density ) / kekentalan
darah

29
Nilai Re berbanding lurus dengan kecepatan aliran darah dan berbanding terbalik dengan
viskositas (kekentalan) darah. Dalam kondisi ideal, pada pembuluh darah yang panjang,
lurus dan mulus, nilai Re relatif tinggi, sedangkan di percabangan pembuluh, Re akan
bernilai jauh lebih rendah.
Kecepatan aliran darah dapat diukur dengan dua metode yaitu pengukuran aliran
Laser Doppler dan Ultrasonic (Doppler, transit time) flow meter. Pada metode pertama,
dioda laser monokromatik digunakan untuk mengukur laju aliran darah sedangkan pada
teknik ultrasonik, flow meter mengukur perbedaan waktu transit denyut ultrasonik antara
yang mengikuti dan melawan arah aliran darah.

f. Kekentalan Cairan (Viskositas)

Gas dan cairan mempunyai sifat yang disebut viskositas. Viskositas adalah ukuran
yang menyatakan kekentalan suatu cairan atau fluida. Kekentalan merupakan sifat cairan
yang berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir. Beberapa cairan ada yang
dapat mengalir cepat, sedangkan lainnya mengalir secara lambat. Cairan yang mengalir
cepat seperti contohnya air, alkohol, dan bensin karena memiliki nilai viskositas kecil.
Sedangkan cairan yang mengalir lambat seperti gliserin, minyak asto, dan madu karena
mempunyai viskositas besar. Jadi viskositas tidak lain menentukan kecepatan
mengalirnya suatu cairan. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan
memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan – bahan yang sulit mengalir
dikatakan memiliki viskositas yang tinggi. Pada hukum aliran viskos, Newton
menyatakan hubungan antara gaya – gaya mekanika dari suatu aliran viskos sebagai :
Geseran dalam ( viskositas ) fluida adalah konstan sehubungan dengan gesekannya.
Hubungan tersebut berlaku untuk fluida Newtonian, dimana perbandingan antara
tegangan geser (s) dengan kecepatan geser (g) nya konstan. Parameter inilah yang
disebut dengan viskositas.
Viskositas cairan akan menimbulkan gesekan antar-bagian atau lapisan cairan
yang bergerak satu terhadap yang lain. Hambatan atau gesekan yang terjadi ditimbulkan

30
oleh gaya kohesi di dalam zat cair. Viskositas gas ditimbulkan oleh peristiwa tumbukan
yang terjadi antara molekul-molekul gas.
Makin besar viskositas suatu fluida, maka makin sulit suatu fluida mengalir dan makin
sulit suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut. Di dalam zat cair, viskositas
dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul zat cair. Sedangkan dalam gas, viskositas
timbul sebagai akibat tumbukan antara molekul gas. Viskositas zat cair dapat ditentukan
secara kuantitatif dengan besaran yang disebut koefisien viskositas. Satuan Sistem
Internasional (SI) untuk koefisien viskositas adalah Ns/m2 = Pa.s (pascal sekon). Satuan
CGS (centimeter gram sekon) untuk koefisien viskositas adalah dyn.s/cm2 = poise (P).
Viskositas juga sering dinyatakan dalam sentipoise (cP). 1 cP = 1/100 P. Satuan poise
digunakan untuk mengenang seorang Ilmuwan Perancis, almahrum Jean Louis Marie
Poiseuille, 1 poise = 1 dyn . s/cm2 = 10-1 N.s/m2.
Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat
kekentalan yang berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya
gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul
yang membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida tersebut mengalir.
Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik
antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan
antara molekul.
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air. Sebaliknya,
fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli, madu dan
lainnya. Hal ini bisa dibuktikan dengan menuangkan air dan minyak goreng di atas lantai
yang permukaannya miring. Pasti air mengalir lebih cepat daripada minyak goreng atau
oli. Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu zat
cair, semakin kurang kental zat cair tersebut. Misalnya ketika menggoreng bahan
makanan, minyak goreng yang awalnya kental menjadi lebih cair ketika dipanaskan.
Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin kental zat gas tersebut.
Perlu diketahui bahwa viskositas alias kekentalan cuma ada pada fluida riil (nyata).
Fluida riil adalah fluida yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari, seperti air, sirup,
oli, asap knalpot, dan lainnya. Fluida riil berbeda dengan fluida ideal. Fluida ideal

31
sebenarnya tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal hanya model yang
digunakan untuk membantu kita dalam menganalisis aliran fluida. Mirip seperti kita
menganggap benda sebagai benda tegar, padahal dalam kehidupan sehari-hari
sebenarnya tidak ada benda yang benar-benar tegar/kaku.
Teori Dasar Viskositas merupakan suatu sifat fluida yang mendasari diberikannya
tahanan terhadap tegangan geser oleh fluida tersebut. Viskositas sering diartikan sebagai
kekentalan. Viskositas sebenarnya disebabkan oleh kohesi dan pertukaran momentum
molekuler di antara lapisan-lapisan fluida dan pada waktu berlangsungnya aliran, efek
ini terlihat sebagai tegangan tangensial atau tegangan geser di antara lapisan yang
bergerak. Akibat adanya gradien kecepatan, akan menyebabkan lapisan fluida yang lebih
dekat pada plat yang bergerak, dan akan diperoleh kecepatan yang lebih besar dari
lapisan yang lebih jauh. Cairan yang mempunyai viskositas lebih tinggi akan lebih
lambat mengalir didalam pipa dibandingkan cairan yang viskositasnya lebih rendah.
Sebuah benda yang bergerak dalam fluida yang punya viskositas lebih tinggi mengalami
gaya gesek viskositas yang lebih besar daripada jika benda tersebut bergerak didalam
fluida yang viskositasnya lebih rendah.

 Cara mengukur viskositas


Peralatan untuk mengukur viskositas disebut viscometer. Terdapat berbagai jenis
viscometer yang berbeda, demikianlah cara untuk menentukan µ, yaitu:
a. Dengan viscometer torsi
Rumus R = µA dipakai pada silinder konsentris.
b. Dengan viscometer Ostwald
Pada viscometer Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah
tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh
berat cairan itu sendiri. Pada percobaan sebenarnya, sejumlah tertentu cairan (misalnya
10 cm3, bergantung pada ukuran viscometer) dipipet kedalam viscometer. Cairan
kemudian dihisap melalui labu pengukur dari viscometer sampai permukaan cairan lebih
tinggi daripada batas a cairan kemudian dibiarkan turun ketika permukaan cairan turun
melewati batas a, stopwatch mulai dinyalakan dan ketika cairan melewati tanda batas b,

32
stopwatch dimatikan. Jadi waktu yang dibutuhkan cairan untuk melalui jarak antara a
dan b dapat ditentukan. Tekanan ρ merupakan perbedaan antara kedua ujung pipa U dan
besarnya disesuaikan sebanding dengan berat jenis cairan.
c. Dengan hokum stokes untuk bola jatuh.
Dimana F adalah hambatan yang dialami oleh bola sangat kecil dengan jari-jari r yang
jatuh bebas melalui cairan yang viskositasnya µ dengan keceptan v. Rumus Stokes hanya
berlaku bila Reynolds untuk aliran kurang dari (sekitar) 1.
d. Viscometer Cup dan Bob
Prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruangan antara dinding luar Bob dan dinding
dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengan-tengah. Kelemahan viscometer ini
adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan gesekan yang tinggi disepanjang
keliling bagian tube sehingga menyebabkan penemuan konsentrasi. Penurunan
konsentrasi ini menyebebkan bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini
disebut aliran sumbat.
e. Viscometer Cone dan Plate
Cara pemakaiannya adalah sampek yang ditempatkan di tengah-tengah papan, kemudian
dinaikkan hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan
bermacam kecepatan dan sampelnya digeser didalam ruang sempit antara papan yang
diam dan kemudian kerucut yang berputar.
f. Viscometer Hoppler
Pada viscometer ini yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah bola logam
untuk melewati cairan setinggi tertentu. Suatu benda karena adanya gravitasi akan jatuh
melalui medium yang berviskositas (seperti cairan misalnya), dengan kecepatan yang
semakin besar sampai mencapai kecepatan maksimum. Kecepatan maksimum akan
tercapai bila gravitasi sama dengan fictional resistance medium.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas
1. Suhu
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan turun,
dan begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-partikel cairan
yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun kekentalannya.

33
2. Konsentrasi larutan
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan
konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan
menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak
partikel yang terlarut, gesekan antar partikrl semakin tinggi dan viskositasnya semakin
tinggi pula.
3. Berat molekul solute
Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute. Karena dengan adanya solute
yang berat akan menghambat atau member beban yang berat pada cairan sehingga
manaikkan viskositas.
4. Tekanan
Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu cairan.

g. Debit Aliran Darah


Viskositas darah adalah ukuran resitensi dari darah mengalir. Viskositas atau kekentalan
sebenarnya merupakan gaya gesekan internal antara molekul-molekul dan partikel-
partikel yang menyusun suatu fluida dalam pembuluh darah yang berbentuk silinder.
Faktor penentu utama viskositas darah adalah hematokrit, agregasi sel darah merah, dan
viskositas plasma (Kesmarky G., 2008).
Hematorkrit memiliki dampak yang kuat pada kekentalan darah utuh. Satu
peningkatan unit hematokrit dapat menyebabkan peningkatan hingga 4% pada
kekentalan darah (Baskurt, 2003). Hubungan ini menjadi semakin sensitive seperti
hematokrit meningkat. Ketika hematokrit naik ke 60% atau 70%, yang sering terjadi di
polisitemia, viskositas darah dapat menjadi besar seperti 10 kali dari air, dan aliran
pembuluh darah akan menjadi sangat lamban karena terjadi peningkaran resistensi
terhadap aliran darah. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi viskositas darah adalah
suhu, jika suhu menurun maka tingkat kekentalan cairan atau viskositas akan menurun.
Hal ini penting untuk diketahui karena biasa terjadi dalam kondisi hipotermia, dimana
terjadi peningkatan kekentalan darah secara signifikan akibat penurunan suhu tubuh
sehingga menyebabkan masalah dengan sirkulasi peredaran darah (Guyton, 1997).

34
Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas darah
Viskositas darah memegang peranan penting dalam aliran darah. Faktor-faktor yang
mempengaruhi viskositas darah antara lain :
1. Hematokrit (sel darah merah)
Semakin besar persentase sel dalam darah, artinya semakin besar hematokrit dan
semakin banyak gesekan yang akan terjadi antara berbagai lapisan darah dan gesekan ini
juga akan menentukan nilai viskositas, Oleh karena itu, viskositas darah akan meningkat
hebat sejalan dengan meningkatnya hematokrit, seperti terlihat pada gambar dibawah
ini, dengan indikator bahwa viskositas darah normal adalah 3.

2. Suhu tubuh.
Ketika darah menjadi dingin, darah akan mengalir lebih lambat. Oleh karena itu,
ada hubungan terbalik antara suhu dan viskositas. Kekentalan darah akan meningkat
sekitar 2% untuk setiap derajatnya. Biasanya suhu darah tidak berubah banyak dalam
tubuh manusia. Namun jika, seseorang sudah mengalami kedinginan dalam waktu cukup
lama, ditandai dengan jari-jari menjadi dingin, suhu darah di jari telah menurun,
meningkatnya viskositas, yang bersama-sama dengan vasokontriksi simpatik dimediasi
akan mengurangi aliran darah di daerah dingin. Pada hipotermia pada perawatan kritis
atau situasi bedah ini juga akan menyebabkan peningkatan viskositas darah sehingga
mempengaruhi hemodinamik sistemik dan organ aliran darah (Klabunde, 2005)
3. Kadar protein plasma.

35
Bila kadar protein plasma dalam darah naik, maka viskositas akan naik juga.
Namun pengaruh dari perubahan kadar protein plasma terhadap nilai viskositas ini tidak
begitu penting dibandingan dengan pengaruh hematokrit, sehingga tidak
dipertimbangkan secara serius dalam penelitian hemodinamik. Viskositas plasma darah
adalah sekitar 1.5 dari viskositas air (Guyton, 1997)
4. Kecepatan aliran darah
Sebagai gambaran air, gas dan fluida homogen lainnya adalah fluida Newtonian
dimasukan sebagai fluida yang viskositasnya tidak tergantung pada kecepatan aliran.
Fluida Newtonian bergerak streamline atau aliran laminar. Viskositas dari non fluida
Newtonian berkurang dengan meningkatnya kecepatan aliran. Darah adalah cairan yang
tidak homogen, sehingga viskositasnya tergantung pada kecepatan aliran. Viskositas
darah meingkat hebat dengan menurunnya kecepatan aliran. Karena kecepatan aliran
darah dipembuluh kecil sangat rendah, seringkali kurang dari 1mm/detik, viskositas
darah meningkar sebanyak 10 kali lipat dari fakor itu sendiri. Efek ini sebagai disebabkan
oleh perlekatan antara sel-sel darah merah yang bergerak lambat satu dengan yang
lainnya (pembentukan rouleaux dan kumpulan yang lebih besar) atau dengan dinding
pembuluh (Klabunde, 2005).

36
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

a. Simpulan

Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA, dalam lingkup luasnya secara umum membahas
tentang seluruh fenomena makroskopis dan mikroskopis dari seluruh kejadian di alam
semesta. Mata pelajaran dalam bagian IPA yaitu Biologi dan Fisika tentunya juga
mempunyai keterkaitan dan ketergantungan yang jelas. Konsep fisika tentang kelajuan,
tekanan, dan massa jenis darah memiliki keterkaitan yang kuat dengan konsep Biologi
tentang sistem peredaran darah pada manusia.
Proses penghitungan dari kelajuan dan tekanan darah juga secara langsung
mengadaptasi teori dari biologi tentang karakteristik darah, jantung, dan sistem pembuluh
darah pada manusia. Prinsip kerja jantung dan laju tekanan darah yang dibahas pada
konsep Biologi juga diturunkan dari perhitungan ahli fisika tentang konsep tekanan pada
zat cair. Fenomena-fenomena ini menunjukan bahwa konsep Fisika dan Biologi memiliki
keterkaitan yang kuat terkhusunya pada materi sistem peredaran darah manusia dan
konsep tekanan dan kelajuan pada Fluida Statis dan Fluida dinamis.

b. Saran

Dalam penelitian dan telaah isi lebih jauh, tim penyusun memiliki beberapa saran terkait
pengembangan makalah ini, antara lain:
1. Dilakukannya telaah isi setiap Kompetensi Dasar atau Indikator yang berhubungan
antara materi sistem peredaran darah manusia dengan materi tekanan pada fluida statis
dan dinamis, sehingga hasil yang didapat lebih komprehensif.
2. Perlu diadakan proyek kolaborasi antara guru pengampu biologi dan guru pengampu
fisika, agar siswa dapat melihat keterkaitan yang jelas antara kedua mata pelajaran
tersebut.

37
3. Dilakukan pengajaran dan implementasi di kelas yang menggunakan model discovery
learning pada materi pembelajaran ini.
4. Untuk pengembangan model peraga yang dapat digunakan secara efektif dan efisien
untuk kedua mata pelajaran pada materi diatas.

38
Daftar Pustaka

Guyton, A. C. (1997). Fisiologi Kedokteran. EGC, 1348-1349.

Hukum Pascal. https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Pascal.

Hukum Pascal adalah| Pengertian dan Definisi.


https://www.kamusq.com/2012/12/hukum-pascal-adalah-pengertian-dan.html

Klabunde, R. E. (2005). Cardiovascular Physiology Concepts. Indiana: Lippincott


Williams & Wilkins.

Suryatika, Ida Bagus. 2017. Aplikasi Perhitungan Dasar Fisika Fluida Pada Sistem
Dalam Tubuh Manusia. Karya Tulis Ilmiah. Tuban: Universitas Udayana.

Tipler, P. A. (2001). Fisika untuk Sains dan teknik Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Wahyuni, Dwiria. 2010. Sifat Fisis Aliran Darah Manusia. Makalah.

39

Anda mungkin juga menyukai