MODUL
SKILLS LABORATORIUM - 1
SUB-MODUL
LABORATORIUM - 1
Diberikan Pada
Mahasiswa Semester III Tahun Ajaran 2020/2021
Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi
Fakultas Kedokteran
Manado - 2020
TIM SUB-MODUL
LABORATORIUM - 1
Misi :
Misi :
Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat
bimbingan dan penyertaanNya sehingga Buku Pegangan Mahasiswa Modul Skills
Laboratorium-1 Sub-Modul Keterampilan Klinik Dasar Laboratorium-1 dapat
diselesaikan. Buku ini merupakan panduan pada pelaksanaan proses belajar mengajar
modul Skills Laboratorium-1 sub-modul Keterampilan Klinik Dasar Laboratorium-1
yang diberikan pada mahasiswa semester III tahun ajaran 2020/2021 yang melibatkan
cabang ilmu Parasitologi dan Mikrobiologi.
Pembuatan buku ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak seperti para
dosen pemberi kuliah pakar, staf dosen di bagian Parasitologi dan Mikrobiologi, serta
tim modul sebelumnya. Oleh karena itu tim sub-modul mengucapkan terima kasih atas
segala masukan dan koreksi yang diberikan.
Besar harapan agar buku ini dapat digunakan sebaik-baiknya dan menjadi
pegangan serta panduan bagi mahasiswa dan instruktur pada pelaksanaan proses belajar
mengajar sehingga modul Skills Laboratorium-1 sub-modul Keterampilan Klinik Dasar
Laboratorium-1 dapat terselenggara dengan baik dan lancar serta memberikan bekal
bagi mahasiswa secara komprehensif maupun integratif.
KARAKTERISTIK MAHASISWA:
Mahasiswa yang mengikuti modul ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Semester III.
A. STRATEGI PEMBELAJARAN
1. Penjelasan dan demonstrasi video oleh tim modul
2. Praktikum mandiri di bawah arahan dan bimbingan secara daring oleh instruktur
3. Pembuatan video
B. METODE PEMBELAJARAN
1. Orientasi
Merupakan tahap untuk mendapatkan ilmu mengenai ruang lingkup pemeriksaan
laboratorium feses dan pewarnaan bakteri. Pengenalan ruang lingkup ini dilakukan
dengan metode penjelasan yang diberikan oleh tim modul. Peserta didik juga
diberikan kesempatan untuk melakukan belajar mandiri dengan membaca
kepustakaan atau dengan bantuan media internet untuk menambah wawasannya
mengenai pemeriksaan laboratorium feses dan pewarnaan bakteri.
2. Pelatihan/Peragaan
Peserta didik mempelajari video demonstrasi cara pemeriksaan laboratorium feses
dan pewarnaan bakteri dalam kelompok-kelompok kecil yang sudah dibagi dengan
bimbingan intruktur masing-masing. Peserta didik selanjutnya melakukannya sendiri
dengan pengawasan dan koreksi dari instruktur.
3. Umpan Balik
Penilaian hasil pendidikan ditentukan berdasarkan hasil belajar mahasiswa, serta
proses bagaimana mahasiswa menjalani pendidikan ini. Untuk dapat mengikuti
evaluasi ini, mahasiswa harus memenuhi persyaratan mengikuti kegiatan dengan
jumlah kehadiran minimal 80%. Ujian skills lab dilakukan terintegrasi dengan modul
lainnya pada saat pelaksanaan OSCE di akhir semester.
C. METODE PENILAIAN
1. Keterampilan pemeriksaan laboratorium feses dan pewarnaan bakteri dalam video
yang dibuat peserta didik dinilai oleh instruktur dengan menggunakan check-list.
2. Ujian Skills Lab.
D. TUGAS MAHASISWA
1. Mengikuti penjelasan oleh tim modul
2. Mengikuti kegiatan skills lab di bawah bimbingan instruktur
3. Melakukan sendiri pemeriksaan laboratorium feses dan pewarnaan bakteri.
A. LINGKUP BAHASAN
1. Pemeriksaan Feses
- Pemeriksaan feses cara langsung (makroskopis dan mikroskopis)
- Pemeriksaan anal swab
2. Pewarnaan Bakteri
- Teknik pewarnaan Gram
- Teknik pewarnaan tahan asam
B. BUKU ACUAN
1. Gandasoebrata R. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat. 2007
2. Hadidjaja P. Penuntun Laboratorium Parasitologi Kedokteran. Balai Penerbit
FKUI. Jakarta. 1994
3. Sandjaja B. Protozoologi Kedokteran Buku 1. Prestasi Pustaka Publisher.
Jakarta. 2007
4. Ismid IS, Winita R, Sutanto I, dkk. Penuntun Praktikum Parasitologi
Kedokteran. FKUI. Jakarta. 2000
5. Hardjoeno. Substansi dan Cairan Tubuh. Lembaga Penerbitan Universitas
Hasanudin. 2004
6. Mikroskop dan penggunaannya. Available from:
http://web.ipb.ac.id/~tpb/files/materi/bio100/Materi/mikroskop.html
7. Microscope types and principles: main types of microscope. Available from:
https://www.keyence.com/ss/products/microscope/bz-
x/study/principle/type.jsp
8. Alberts et al. Molecular biology of the cells. 5th ed. Visualizing cells. Garland
Science: 2008. p. 579-615
HARI/
JAM TOPIK PLATFORM
TANGGAL
08.00 - 08.30 - Penjelasan Modul (Briefing)
Zoom
Selasa, 08.30 - 12.00 - Pemeriksaan feses cara langsung
1. TUJUAN PEMBELAJARAN
a. Mahasiswa dapat membuat sediaan untuk pemeriksaan feses secara langsung dengan
menggunakan eosin.
b. Mahasiswa dapat membuat preparat anal swab.
c. Mahasiswa dapat mengidentifikasi telur dan cacing dewasa dari Ascaris
lumbricoides, cacing tambang, Trichuris trichiura, Oxyuris vermicularis, Toxocara
spp.
d. Mahasiswa dapat membedakan larva Strongyloides stercoralis dan larva cacing
tambang.
e. Mahasiswa dapat menjelaskan cara pembuatan preparat untuk pemeriksaan filarial.
f. Mahasiswa dapat mengidentifikasi mikrofilaria Wuchereria bancrofti, Brugia malayi
dan Brugia timori.
g. Mahasiswa dapat mengidentifikasi makrofilaria.
2. STRATEGI PEMBELAJARAN
Latihan pemeriksaan feses dan interpretasi hasil di bawah pengawasan instruktur
3. PRASYARAT
Pengetahuan yang perlu dimiliki sebelum berlatih:
- Pengetahuan tentang komposisi feses normal
- Persiapan pasien sebelum pengambilan sampel
- Cara pengambilan dan wadah serta pemilihan spesimen untuk pemeriksaan
4. TEORI
Feses normal terdiri dari sisa-sisa makanan yang tidak tercerna, air, bermacam produk
hasil pencernaan makanan, dan kuman-kuman nonpatogen. Untuk mendapatkan hasil
yang baik perlu diperhatikan tahap-tahap berikut ini:
a. Pemeriksaan Makroskopis
1) Pra-analitik
Persiapan pasien:
Sebelum pemeriksaan pasien tidak dibenarkan minum obat-obat tertentu seperti
pencahar, preparat besi, barium, bismuth, dan obat anti diare.
Persiapan sampel:
Feses untuk pemeriksaan sebaiknya berasal dari defekasi spontan yang dikumpulkan
pagi hari sebelum sarapan atau dapat juga feses sewaktu dan harus segera diperiksa
dalam 2-3 jam setelah defekasi (feses segar), kalau dibiarkan mungkin sekali unsur-
unsur dalam tinja menjadi rusak. Pasien diberitahu agar sampel tidak tercampur urine
atau sekresi tubuh lainnya.
Pengumpulan/pengambilan sampel:
Wadah pengumpulan/pengambilan feses sebaiknya ialah pot kaca/plastik yang bermulut
lebar, tertutup rapat, dan bersih. Wadah diberi label/identitas pasien, dan keterangan
klinis pasien. Pilihlah selalu sebagian dari tinja yang memberi kemungkinan sebesar-
besarnya untuk menemui kelainan seperti bagian yang bercampur darah atau lendir.
2) Analitik
Sampel diperiksa di tempat yang terang. Perhatikan warna, bau, konsistensi, adanya
darah, lendir, nanah, cacing.
3) Pasca Analitik
Hasil dan Interpretasi:
- Warna: feses normal berwarna kuning coklat/coklat muda/coklat tua. Warna feses
yang dibiarkan pada udara menjadi lebih tua karena terbentuknya lebih banyak
urobilin dari urobilinogen yang dieksresikan lewat usus. Selain urobilin yang normal
ada, warna feses dipengaruhi oleh jenis makanan, kelainan dalam saluran cerna, dan
oleh obat-obat yang diberikan.
5. PROSEDUR KERJA
a. Pemeriksaan Makroskopis
- Sampel diperiksa di tempat yang terang.
- Perhatikan warna, bau, konsistensi, adanya darah, lendir, nanah, cacing.
b. Pemeriksaan Mikroskopis
1) Bahan dan alat :
- Larutan Eosin 2%
- Larutan Lugol 1%
- Kaca benda
- Kaca tutup
- Kayu / lidi (± 5 cm)
- Pipet kecil
- Tinja yang diperiksa
2) Prosedur kerja :
- Sebelum mengerjakan maka alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu.
- Letakkan setetes cairan eosin 2% atau lugol 1% di atas kaca benda.
- Ambil sedikit feses (1-3 mm3) dengan kayu/lidi (untuk feses padat) ataupun
menggunakan pipet (1 tetes) jika cair.
C. CHECK-LIST
Nilai
Pemeriksaan feses secara makroskopis dan mikroskopis 0 1 2
Persiapan alat/bahan :
- Kaca benda (object glass)
- Kaca penutup (deck glass)
- Lidi bersih
- Larutan Eosin 2%, atau Lugol 1%, atau NaCl 0,9%
- Tissue
- Sarung tangan (handscoon)
- Sampel feses
Nilai
Pemeriksaan Anal Swab
0 1 2
Persiapan alat dan bahan :
- Spatel kayu
- Selotip/pita berperekat
- Kaca benda (object glass)
- Sarung tangan (handscoon)
Selotip ditempelkan pada spatel dengan cara terbalik (bagian yang
berperekat menghadap keluar)
Persiapan pasien :
- Memberi salam dan memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan pemeriksaan
- Memberi kesempatan bertanya dan meminta persetujuan
- Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan
- Meminta pasien membuka pakaian dalam
- Meminta pasien berbaring dengan posisi knee chest position atau
tidur menyamping dengan satu kaki dilipat ke arah dada
Pemeriksaan :
- Spatel yang berselotip ditempelkan pada sekitar anus, salah satu
tangan menahan lipatan gluteus agar tidak menghalangi
pengambilan sampel
- Selotip ditempelkan pada kaca benda dan siap diperiksa di bawah
mikroskopik
Sesudah pemeriksaan :
- Pasien diminta memakai kembali pakaian yang dibuka
- Pemeriksa melepaskan sarung tangan dan mencuci tangan
Keterangan :
Nilai 0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan tapi tidak lengkap / benar
2 : Dilakukan secara lengkap dan benar
MIKROBIOLOGI KLINIK
A. PEWARNAAN BAKTERI
PENDAHULUAN
Macam-Macam Pewarnaan :
Pewarnaan sederhana
- pewarnaan positif
- pewarnaan negatif
Pewarnaan diferensial
- pewarnaan gram
- pewarnaan acid fast dll.
Pewarnaan khusus
- pewarnaan endospora
- pewarnaan flagella dll.
1. PEWARNAAN GRAM
Ø Pada tahun 1883 Christian Gram seorang ahli mikrobiologi dari Denmark
menemukan metode pewarnaan bakteri secara tidak sengaja. Pewarnaan gram
merupakan pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan paling banyak
digunakan di laboratorium mikrobiologi. Pewarnaan ini merupakan tahap penting
dalam pencirian dan identifikasi bakteri.
Ø PENGERTIAN PEWARNAAN GRAM
Adalah pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan paling banyak digunakan
dalam laboratorium mikrobiologi karena merupakan tahapan penting dalam langkah
awal identifikasi.
Ø PRINSIP PEWARNAAN GRAM
Pewarnaan ini didasarkan pada tebal atau tipisnya lapisan peptidoglikan di dinding
sel dan banyak sedikitnya lapisan lemak pada membran sel bakteri.
• Bahan :
- Specimen / Bahan yang akan diperiksa./ Media agar yang sudah tumbuh koloni
kuman
- Cat Gram
Cat Gram yang digunakan terdiri dari 4 macam, yaitu cat Gram A, B, C dan D.
Masing-masing mempunyai komposisi dan fungsi yang berbeda. Komposisi dan
fungsi masing-masing cat Gram, adalah sebagai berikut :
1. Cat Gram Aà Kristal Violet
Cat ini terdiri atas : Kristal violet , Etil alkohol , Ammonium oksalat, Akuades Cat
Gram A berwarna ungu (karena mengandung kristal violet).
- NaCl steril
- Air
- Minyak emersi
- Tissue.
- Sabun / cairan antiseptik
PROSEDUR KERJA :
Ø Fase yang paling kritis dari prosedur di atas adalah tahap dekolorisasi yang mengakibatkan
CV-iodine lepas dari sel. Pemberian ethanol jangan sampai berlebih yang akan
menyebabkan overdecolorization sehingga sel gram positif tampak seperti gram negatif.
Namun juga jangan sampai terlalu sedikit dalam penetesan etanol (underdecolorization)
yang sedikit tidak akan melarutkan CV-iodinese cara sempurna sehingga sel gram negatif
seperti gram positif.
Ø Preparasi pewarnaan gram terbaik adalah menggunakan kultur muda yang tidak lebih lama
dari 24 jam. Umur kultur akan berpengaruh pada kemampuan sel menyerap warna utama
(CV), khususnya pada gram positif. Mungkin akan menampakkan gram variabel yaitu satu
jenis sel, sebagian berwarna ungu dan sebagian merah karena pengaruh umur. Walaupun
ada beberapa species yang memang bersifat gram variabel seperti pada genus Acinetobacter
dan Arthrobacter.
Escherichia Haemophilus
coli influenzae
Pewarnaan tahan asam ini ditujukan terhadap bakteri yang mengandung lemak (lipida)
yang terlihat sebagai lapisan lilin (wax) yang disebut asam mikolat dalam konsentrasi tinggi,
sehingga sukar menyerap zat warna, namun jika bakteri diberi zat warna khusus misalnya
karbolfukhsin melalui proses pemanasan, maka akan menyerap zat warna dan akan tahan diikat
tanpa mampu dilunturkan oleh peluntur yang kuat sekalipun seperti asam-alkohol (96 %).
Karena itu bakteri ini disebut Bakteri Tahan Asam (BTA). Jadi pewarnaan tahan asam
membagi bakteri menjadi 2 golongan, yaitu : bakteri tahan asam (acidfast) dan bakteri tidak
tahan asam (non acid fast).
Pada pewarnaan tahan asam, sebagai warna dasarnya adalah fuchsin yang berwarna
merah. Oleh sebab itu bakteri tahan asam berwarna merah. Sedangkan sebagai warna
pembandingnya biasanya digunakan Metilen blue sehingga latar belakangnya akan tampak
berwarna biru .
Terdapat dua jenis intensifier yang digunakan pada pewarnaan tahan asam , yaitu :
intensifier kimiawi, berupa karbol dan intensifier fisis berupa panas.
( ZIEHL – NEELSEN )
v ALAT / BAHAN
• ALAT :
1. Api Bunsen
2. Ose / sengkelit θ 3 mm dan panjang 8 cm.
3. Objek glass.
4. Rak Pewarnaan
5. Mikroskop
• BAHAN :
1. Sputum ( Mengandung Mycobacterium tuberculose ? )
2. Air (H2O)
3. Larutan untuk pewarnaan :
a. Larutan carbol fuchsin
b. Larutan asam alkohol 3 %.
c. Larutan metilen blue 1 %.
v PROSEDUR KERJA :
1) Mendapatkan Specimen Sputum
Sputum ditampung dalam pot sputum yang bermulut lebar, berpenampang 6 cm, tutup
berulir tidak mudah pecah dan bocor. Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan 3
spesimen sputum : Sewaktu - Pagi - Sewaktu (SPS). Dikumpulkan dalam 2 hari
kunjungan yang berurutan.
NO NAMA
1 dr. Stefana H. M. Kaligis, MSc
2 Dr. dr. Lidya E. N. Tendean, M.Repro, Sp.And
3 dr. Angelina S. R. R. Masengi, M.Biomed
4 dr. Joice N. A. Engka, M.Kes, AIFM
5 dr. Diana V. D. Doda, MOSH, PhD
6 Dr. dr. Erwin A. Pangkahila, M.Repro, Sp.PD, AIFO
7 dr. Ivonny M. Sapulete, M.Sc
8 dr. Shirley E. S. Kawengian, M.Si, DAN
9 dr. Iyone E. T. Siagian, M.Kes
10 dr. Henry M. F. Palandeng, M.Sc
11 dr. Zwingly C. J. G. Porajow
12 dr. Frans E. N. Wantania, Sp.PD
13 dr. Cerelia E. C. Sugeng, Sp.PD
14 dr. Octavianus R. H. Umboh, Sp.PD
15 dr. Efata B. I. Polii, Sp.PD
16 dr. Agnes L. Panda, Sp.PD, Sp.JP(K), FIHA
17 dr. Edmond L. Jim, Sp.JP(K), FIHA
Alasan sah untuk tidak hadir pada kegiatan pembelajaran dan ujian :