SISTEM GASTROINTESTINAL,
HEPATOBILIER, DAN PANKREAS
Diberikan pada
MANADO
2020
PENGANTAR
PENGANTAR................................................................................ 1
DAFTAR ISI .................................................................................. 2
TATA TERTIB PRAKTIKUM PEMERIKSAAN
FISIK ABDOMEN .......................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN................................................................. 4
BAB II SASARAN PEMBELAJARAN ............................................ 5
BAB III MATERI MODUL PEMERIKSAAN FISIK
ABDOMEN .................................................................................... 6
BAB IV STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN................. 7
BAB V SUMBER DAYA ................................................................ 9
BAB VI MATERI MODUL ............................................................ 10
A. STRATEGI PEMBELAJARAN
1. Kuliah Pakar
2. Tutorial
B. METODE PENILAIAN
1. Nilai Tutor
2. Ujian Akhir
C. METODE PEMBELAJARAN
C.1. Orientasi
Ini merupakan tahap untuk mendapatkan ilmu mengenai
ruang lingkup Pemeriksaan Fisik Abdomen. Pengenalan ruang
lingkup ini dilakukan dengan metode kuliah yang diberikan oleh para
pakar. Peserta didik juga diberikan kesempatan untuk melakukan
belajar mandiri di internet atau perpustakaan untuk menambah
wawasannya mengenai Pemeriksaan Fisik.
C.2. Pelatihan
Para pelatih akan memeragakan cara pemeriksaan fisik
abdomen kepada peserta didik yang telah dibagi ke dalam
kelompok-kelompok kecil. Peserta didik selanjutnya melakukan
sendiri pemeriksaan fisik umum kepada salah seorang teman pria
dalam kelompok tersebut. Instruktur mengawasi dan mengoreksi
apabila ada kekeliruan dalam pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh
mahasiswa tersebut.
D. TUGAS MAHASISWA
1. Mengikuti Penjelasan Tim Penyusun Modul
2. Mengikuti Kuliah Pakar dan mengerjakan tugas yang diberikan
oleh Pakar
3. Melakukan sendiri pemeriksaan fisik abdomen.
CADANGAN
1. dr. Nur Anindhita K. Wijaya
2. dr. David S. Waworuntu, Sp.A
3. Dr. Anggun Layuck
A. PEMERIKSAAN INSPEKSI
TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada akhir praktikum, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Melakukan sendiri pemeriksaan inspeksi abdonem dengan
baik dan benar.
TINJAUAN PUSTAKA
Ada beberapa cara untuk membagi permukaan dinding
abdomen dalam beberapa regio:
1. Dengan menarik garis median dan garis tegak lurus
terhadap garis median abdomen melalui umbilikus. Dinding
abdomen terbagi menjadi 4 regio, yaitu kuadran kanan atas,
kuadran kiri atas, kuadran kanan bawah, dan kuadran kiri
bawah.
Selain peta regional diatas, terdapat titik dan garis yang telah
disepakati.
1. Titik Mc Burney yaitu titik pada dinding perut kuadran
kanan bawah yang terletak pada 1/3 lateral garis yang
menghubungkan SIAS dan umbilkus. Titkk Mc Burney
dianggap lokasi apendiks.
Costal margin
Midine, overlying
linea alba
Umbilicus Iliac crest
Anterior superior
iliac spine
Inguinal Ligament
B. PEMERIKSAAN AUSKULTASI
TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada akhir praktikum, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Melakukan sendiri pemeriksaan auskultasi abdonem dengan
baik dan benar.
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
Palpasi dinding abdomen sangat penting untuk menentukan
ada tidaknya kelainan dalam rongga abdomen. Palpasi dilakukan
secara sistematis dengan seksama, pertama kali tanyakan apakah
ada daerah-daerah yang nyeri tekan. Perhatikan ekspresi wajah
pasien selama pemeriksaan palpasi. Sedapat mungkin seluruh
dinding abdomen diperiksa. Kemudian cari apakah ada pembesaran
massa tumor, hepar, limpa, atau kandung empedu. Periksa apakah
ginjal, ballotement positif atau negatif. Palpasi dilakukan dengan 2
tahap yaitu palpasi permukaan (superficial) dan palpasi dalam
(deep). Palpasi dapat dilakukan dengan 1 tangan atau 2 tangan
(bimanual) terutama pada pasien gemuk. Biasakan palpasi dengan
seksama meskipun tidak tidak ada keluhan penyakit traktus
gastrointestinal.
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebelum
melaksanakan palpasi:
1. Beritahu pasien bahwa dokter akan meraba dan menekan
dinding abdomen.
2. Minta pasien memberitahukan apabila terasa nyeri akibat
penekanan tersebut. Bila mungkin tanyalah derajat nyeri
Palpasi Limpa
Limpa dalam keadaan normal tidak teraba pada palpasi.
Secara anatomi, limpa terletak dibelakang iga ke -9 pada regio
hipokondrium kiri. Pembesaran limpa dimulai dari bawah lengkung
iga kiri, melewati umbilikus, sampai regio iliaka kanan.Sebelum
melakukan pemeriksaan, pemeriksa menjelaskan terlebih dahulu
prosedur pemeriksaan palpasi limpa yang akan dilakukan secara
lisan, dengan bahasa yang dimengerti oleh pasien, kemudian
Keterangan:
0: tidak dilakukan sama sekali
1: Dilakukan tapi tidak sempurna
2: Dilakukan dengan sempurna
SKENARIO
Seorang laki-laki berusia 17 tahun dibawa ke IGD Rumah Sakit
dengan keluhan utama sakit perut di daerah kanan bawah. Rasa
sakit ini datang tiba-tiba yang membuat ia terbangun dari tidur tadi
malam karena kesakitan. Keluhan utama diatas disertai rasa mual
dan beberapa kali muntah. Pasien pasien juga mengeluh mengalami
menggigil. Pasien dicurigai mengalami apendisitis akut.
Lakukan pemeriksaan fisik abdomen untuk mendiagnosis skenario.
Pengertian
Pemeriksaan colok dubur adalah suatu pemeriksaan
dengan memasukkan jari telunjuk yang sudah diberi pelicin ke
dalam lubang dubur. Pemeriksaan ini membantu klinisi untuk
dapat menemukan penyakit-penyakit pada perineum, anus,
rektum, prostat, dan kandung kemih.
Indikasi
Rectal toucher merupakan bagian tak terpisahkan dari
pemeriksaan fisik abdomen untuk kasus gastrointestinal, urologi,
dan ginekologi. Rectal toucher diindikasikan pada pasien-pasien
dengan penyakit atau keluhan sebagai berikut :
• Perdarahan saluran cerna bagian bawah.
• Hemorrhoid, prolaps rekti.
• Ca Recti, Tumor anus
• Ileus Obstruktif dan ileus paralitik.
Kontraindikasi
Tidak ada kontraindikasi mutlak untuk melakukan rectal
toucher. Perlu hati-hati saat melakukan rectal toucher pada
• Anak-anak karena pemeriksaan dapat menyebabkan vasovagal
syncope.
• Prostatitis, dapat menyebarkan infeksi.
• Hemorrhoid interna grade IV
Nilai
No Aspek Yang Dinilai
0 1 2
1. Menyapa pasien dengan ramah
2. Menjelaskan dan meminta persetujuan kepada
pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Mintalah pasien mengosongkan kandung
kemih
4. Membantu dan mempersilahkan pasien untuk
berbaring dengan posisi yang benar
5. Meminta pasien untuk menurunkan pakaian
dalam (celana), hingga regio analis terlihat
jelas.
6. Mencuci tangan dan menggunakan sarung
tangan steril
7. Menggunakan pelumas secukupnya pada
tangan kanan.
Kontraindikasi
Kontraindikasi pemasangan pipa nasogastrik meliputi:
– Pasien dengan jejas maxillofacial atau fraktur basis cranii fossa
anterior. Pemasangan NGT melalui nasal berpotensi untuk
misplacement NGT melalui fossa cribiformis, menyebabkan
penetrasi ke intrakranial
– Pasien dengan riwayat striktur esofagus dan varises esofagus.
– Pasien dengan tumor esofagus
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi akibat pemasangan pipa nasogastrik:
– Iritasi hidung, sinusitis, epistaksis, rhinorrhea, fistula
esofagotrakeal akibat pemasangan NGT jangka lama.
– Pneumonia Aspirasi
Persiapan alat
– Memeriksa ketersediaan alat.
– Pipa nasogastric ukuran
• Dewasa : ukuran 16-18
• Anak : ukuran 12-14
– Jelly untuk lubrikasi
– Stetoskop
– Plester untuki fiksasi
– Spuit/ Urin Bag
Persiapan pasien
– Menjelaskan indikasi pemasangan NGT sesuai dengan kondisi
pasien
– Menjelaskan prosedur pemasangan NGT.
– Meminta persetujuan pasien dan meminta pasien duduk atau
berbaring terlentang.
Prosedur pemasangan dan penilaian adekuasi NGT
1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri, memastikan
identitas pasien, menjelaskan dan meminta persetujuan
tindakan yang akan dilakukan.
2. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan.
3. Meminta pasien duduk atau berbaring terlentang.
4. Memeriksa lubang hidung yang akan digunakan untuk insersi.
5. Mempersiapkan pipa nasogastrik.
NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
1 Menyiapkan alat :
1. Sonde lambung steril
2. Mangkok berisi air hangat
3. Spuit 20 cc, 30 cc, 50 cc
4. Pinset anatomi 1 buah dan kain kasa
secukupnya
5. Klem arteri
6. Plester, gunting
7. Lumbricant/ jelly
8. Stetoskop
9. Gelas ukuran
10. Serbet/tissue
11. Makanan cair/buah/air kacang hijau
yang diperlukan dalam tempatnya
Keterangan:
0: tidak dilakukan sama sekali
1: Dilakukan tapi tidak sempurna
2: Dilakukan dengan sempurna
Indikasi
Pada kondisi akut abdomen, foto polos abdomen biasanya
merupakan pemeriksaan pertama yang dilakukan. Pemeriksaan
lainnya seperti USG, CT Scan dan IVP digunakan untuk mencari
kelainan yang lebih spesifik. Dalam keadaan akut, abdominal X ray
digunakan untuk mendiagnosis:
• Obstruksi usus
• Perforasi saluran cerna
• Pankreatitis
• Batu ginjal atau batu empedu
• Distribusi faeces
Kontraindikasi
Tidak ada kontraindikasi mutlak pada foto polos abdomen,
tetapi jika mungkin harus dihindari pada wanita sampai akhir periode
reproduksi dan wanita hamil untuk mencegah paparan radiasi.
NILAI
ASPEK PENILAIAN
No 0 1 2
haustra incisura)
7. Sistem skeletal
8. Kesan
Keterangan:
0: tidak dilakukan sama sekali
1: Dilakukan tapi tidak sempurna
2: Dilakukan dengan sempurna