Supported by:
Coordinator:
School of Nursing
Medical Faculty and Health Science
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2019/2020
1
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
3. TATA TERTIB PRAKTIKUM SKILLS LAB
A. Penjelasan Umum
Praktikum Skills Lab dilakukan di Mini Hospital PSIK FKIK UMY sesuai
pada jadwal yang telah ditentukan. Mahasiswa akan dibagi menjadi kelompok-
kelompok kecil dengan jumlah mahasiswa sebanyak maksimal 10 mahasiswa
per kelompok. Masing-masing kelompok akan dibimbing secara intensif oleh
instruktur praktikum dengan fasilitas yang tersedia di Mini Hospital.
Mahasiswa dituntut untuk berperan aktif dalam proses praktikum dan
diharapkan semua mahasiswa mampu mendemonstrasikan skill yang sedang di
praktikumkan. Selain kegiatan praktikum dibawah bimbingan instruktur,
mahasiswa juga mempunyai kesempatan untuk belajar mandiri sesuai jadwal
yang telah ditentukan maupun belajar mandiri diluar jadwal yang telah
ditentukan dengan seijin koordinator Mini Hospital. Diakhir kegiatan
praktikum, mahasiswa wajib untuk mengikuti ujian skills (OSCE).
C. Sistem Penilaian
Penilaian praktikum meliputi:
1. Ujian OSCE sebesar 60 %
2. Praktikum sebesar 40 %
a. 15% pretest
b. 25% proses praktikum
2
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
D. Tata Tertib Skill’s Lab
Sebelum praktikum, mahasiswa:
1. Datang 15 menit sebelum praktikum dimulai.
2. Memakai seragam biru-biru.
3. Memakai name tag.
4. Baju atasan menutupi pantat dan tidak ketat.
5. Bagi mahasiswa putri:
a. Baju bawahan longgar dan menutupi mata kaki.
b. Memakai jilbab biru polos, tanpa poni dan buntut.
c. Memakai sepatu tertutup dan berhak rendah, bukan sepatu karet, warna
sepatu hitam, memakai kaos kaki.
d. Tidak berkuku panjang dan tidak menggunakan pewarna kuku.
e. Tidak memakai cadar.
Bagi mahasiswa putra:
a. Memakai seragam biru-biru.
b. Celana longgar, bukan celana pensil.
c. Rambut rapi, tidak melebihi krah baju, tidak menutupi mata dan telinga.
d. Tidak beranting dan bertato.
e. Memakai sepatu tertutup berwarna hitam dan memakai kaos kaki.
f. Tidak berkuku panjang dan memakai perhiasan dalam bentuk apapun.
6. Mahasiswa sudah siap didalam ruangan maksimal 15 menit sebelum
praktikum dimulai.
7. Apabila alat, bahan, dan mahasiswa belum siap dalam 15 menit setelah jam
praktikum berjalan, maka mahasiswa tidak diijinkan untuk mengikuti
praktikum.
Selama praktikum, mahasiswa:
1. Melakukan pretes.
2. Mengikuti pretest adalah syarat mahasiswa mengikuti kegiatan skills lab.
a. Mahasiswa dinyatakan lulus pretest apabila nilai ≥60
b. Apabila nilai pretest <60 maka mahasiswa tersebut tidak lulus pretest
dan diberi kesempatan sekali mengulang pretest, apabila mahasiswa
3
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
tersebut masih belum mencapai nilai ≥60 maka masuk kategori inhal
skill lab serta tidak diperkenankan mengikuti kegiatan skill lab
c. Bagi mahasiwa yang terlambat namun masih punya waktu untuk
pretest diberbolehkan mengikuti pretest tanpa ada penambahan
waktu
d. Bagi mahasiswa yang terlambat namun sudah diluar waktu pretest,
tidak diperkenankan mengikuti kegiatan belajar dan harus mengikuti
inhal skill lab.
3. Mengikuti praktikum dari awal sampai akhir dengan aktif dan baik.
4. Apabila mahasiswa terlambat lebih dari 15 menit, maka tidak diperkenankan
mengikuti praktikum.
4
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
3. Mahasiswa akan mengikuti inhal kegiatan skill lab dikenakan biaya
sebesar Rp. 40.000., /topik kegiatan kecuali mahasiswa yang menjadi
delegasi prodi/ universitas maka tidak dikenakan biaya.
F. OSCE
Mahasiswa diperkenankan mengikuti OSCE jika telah menyelesaiakn semua
(100%) kegiatan skills lab blok 11 keperawatan maternitas.
5
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
PEMERIKSAAN FISIK ANTENATAL (HEAD TO TOE)
Penyusun:
Skenario
Seorang wanita, usia 26 tahun, G1P0A0, hamil 36 minggu datang ke
poliklinik kebidanan untuk memeriksakan kehamilannya. Keluhan yang
dirasakan pasien antara lain pegel di bagian pinggang dan sering terbangun
malam hari karena frekuensi BAK meningkat.
6
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
3. Materi
Jadwal pemeriksaan:
7
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
Kecuali: Jika ditemukan kelainan atau faktor risiko yang memerlukan
penatalaksanaan lebih lanjut, maka pemeriksaan harus lebih sering dan intensif.
3) Payudara
a. Bentuk, ukuran dan kesimetrisan
b. Puting menonjol / masuk
c. Keluarnya kolostrom atau cairan lain
d. Retraksi
e. Massa
f. Nodul axilla
4) Abdomen
Pemeriksaan abdomen untuk mengetahui:
1. Letak, presentasi, posisi, dan jumlah (jika>36 minggu)
2. Engagement
3. Pengukuran tinggi fundus (jika>12 minggu)
4. Evaluasi kadar volume cairan amnion (melalui USG)
5. Observasi atau palpasi gerakan janin.
6. Perkiraan berat badan janin (bandingkan dengan perkiraan berat badan pada
kunjungan sebelumnya)
7. Denyut jantung janin (catat frekuensi dan lokasinya) (jika>18 minggu)
8
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
d. cairan yang keluar
e. pengeluaran dari uretra dan skene
f. kelenjar bartholini: bengkak (massa), ciaran yang keluar
7) Hemoroid
8) Tangan dan kaki
a. Edema atau pucat pada kuku jari
b. Varises
c. Reflek patella (jika reflek negative atau melemah menandakan kekurangan
vitamin B12, sedangkan jika refleknya positif berlebihan dicurigai mengalami
Preeklampsia)
Alat Pemeriksaan:
Adapun alat – alat yang dibutuhkan untuk pemeriksaan ibu hamil diantaranya
adalah: timbangan berat badan, pengukur tinggi badan, tensi meter, stetoskop
monokuler atau laenec, meteran atau medline, dan hammer reflek.
PEMERIKSAAN LEOPOLD
1. Manuver I:
Tujuan: menemukan apa yang ada di bagian fundus?
Kepala atau bokong.
9
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
keras, bulat, rata, mudah digerakkan dan “ballotable”.
Apabila bokong janin, di bagian fundus akan terasa
lembut, tidak beraturan/tidak rata, melingkar dan sulit
digerakkan.
2. Manuver II
Tujuan: menemukan letak punggung janin?
3. Manuver III
Tujuan: Menemukan bagian terbawah fetus/ apa yang
menjadi presentasi?
10
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
Bagian bokong akan teraba lembut dan tidak
rata/kurang simetris
4. Manuver IV
Tujuan: Menemukan apakah kepala sudah masuk
panggul atau belum dan menemukan letak ujung
kepala?
Manuver ini mengidentifikasi bagian terbesar dari ujung
kepala janin yang dipalpasi di bagian sisi atas pelvis.
Apabila posisi kepala fleksi, ujung kepala adalah bagian
depan kepala. Apabila posisi kepala ekstensi, ujung kepala
adalah bagian oksiput.
Pengukuran tinggi fundus uteri digunakan sebagai salah satu indikator untuk
menentukan kemajuan pertumbuhan janin. Selain itu, juga dapat dijadikan
perkiraan usia kehamilan. Pengukuran tinggi fundus uteri ini harus dilakukan
dengan teknik pengukuran yang konsisten pada setiap kali pengukuran.
11
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
atas simphisis pubis hingga batas atas fundus. Alat ukur tersebut diletakkan
mengikuti kurve fundus. Cara pengukuran lain dengan meletakkan alat ukur
dibagian tengah abdomen dan diukur mulai dari batas atas simphisis pubis hingga
batas atas fundus tanpa mengikuti kurva fundus. Pengukuran TFU dilakukan pada
usia kehamilan trimester 2 dan 3. Untuk mendapatkan ketepatan hasil pengukuran
digunakan rumus McDonald’s (McDonald’s rule).
Rumus Mc Donald’s:
Usia kehamilan (hitungan bulan)=Tinggi fundus uteri (cm) x 2/7 (atau +3.5)
Usia kehamilan (hitungan minggu) = TFU (cm) x 8/7
HPL dapat dihitung dengan Naegele’s rule dengan mengetahui HPMT (Hari Pertama
Menstruasi Terakhir) atau HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
MENGHITUNG DJJ
12
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
memperkirakan usia kehamilan dan digunakan apabila tanggal menstruasi terakhir
tidak dapat dipastikan atau jika ukuran uterus tidak sesuai dengan kepastian
tanggal menstruasi terakhir. Lokasi untuk mendengarkan DJJ dengan memastikan
posisi punggung janin atau pada area garis tengah fundus 2-3 cm di atas simphisis
terus ke arah kuadran kiri bawah.
13
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
Checklist Pemeriksaan Fisik Head to Toe pada kehamilan
14
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
Raw Score Critically Difficult Score
Performance
Prosedur Actual Maxi
criteria 0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3
(RxCxD) Score
Lakukan pemeriksaan TTV: Tekanan darah, nadi, 4 3 1 12 12
respirasi, temperature
Lakukan pemeriksaan pada kepala dan rambut, untuk 4 3 1 12 12
melihat distribusi, warna rambut, kelembaban dan
lesi
Lakukan pemeriksaan pada wajah untuk melihat 2 2 1 4 4
adanya cloasma gravidarum, oedema
Lakukan pemeriksaan mata: oedema, konjungtiva, 4 3 1 12 12
sklera, dan kebersihan.
Lakukan pemeriksaan hidung: benda asing, sekret, 4 3 1 12 12
perdarahan dan polip
Lakukan pemeriksaan mulut: bibir, mukosa mulut, 5 3 1 15 15
gusi, gigi dan lidah
Lakukan pemeriksaan tonsil dan kerongkongan 1 3 1 3 3
adakah peradangan atau tidak
Lakukan pemeriksaan telinga: kebersihan, radang, 4 3 1 12 12
serumen dan benda asing
Lakukan pemeriksaan pada leheruntuk melihat 4 3 1 12 12
kesimetrisan, pergerakan, massa, dan kekakukan
leher
Lakukan pemeriksaan leher (pembesaran kelenjar 3 3 1 9 9
thyroid, vena jugularis, dan kelenjar limfe)
Lakukan pemeriksaan dada: adakah tanda kesulitan 2 3 1 6 6
bernafas, adakah retraksi dinding dada
15
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
Raw Score Critically Difficult Score
Performance
Prosedur Actual Maxi
criteria 0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3
(RxCxD) Score
Lakukan pemeriksaan payudara: bentuk mammae, 5 3 1 15 15
putting, hiperpigmentasi areola, palpasi ada tidaknya
massa, pengeluaran kolostrum
Lakukan pemeriksaan pada aksila adakah massa dan 2 3 1 6 6
pembesaran kel. getah bening
Anjurkan klien membuka area abdomen dan tutupi 1 2 1 2 2
area yang lain dengan selimut
Lakukan pemeriksaan abdomen: inspeksi striae dan 1 3 1 3 3
linea gravidarum serta adakah bekas operasi
Posisi pemeriksa menghadap ke kepala klien 1 3 1 3 3
LEOPOLD *
Manuver I
Letakkan kedua belah telapak tangan di bagian fundus
uteri klien 1 3 1 3 3
Lakukan palpasi dengan mengunakan ujung jari untuk 1 3 3 9 9
menentukan apa yang ada di bagian fundus uteri
Tentukan apa yang ada di bagian fundus uteri 1 3 3 9 9
Letakkan ujung alat ukur (skala 0 pada meteran) di 1 3 2 6 6
batas atas simphisis pubis.
Ukur sepanjang garis tengah fundus uteri hingga batas 1 3 2 6 6
atas mengikuti kurve fundus, tentukan TFU
Manuver II
Posisi menghadap ke kepala klien 1 3 1 3 3
16
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
Raw Score Critically Difficult Score
Performance
Prosedur Actual Maxi
criteria 0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3
(RxCxD) Score
Letakkan kedua belah telapak tangan di kedua sisi 1 3 1 3 3
abdomen klien
Pertahankan letak uterus dengan menggunakan 1 3 2 6 6
tangan yang satu
Gunakan tangan yang lain untuk melakukan palpasi 1 3 2 6 6
uterus disisi yang lain
Tentukan dimana letak punggung janin 1 3 3 9 9
Hitung DJJ: letakkan fetoscope/doppler dibagian 1 3 3 9 9
punggung2-3 cm di atas simphisis pubis
Manuver III
Posisi pemeriksa menghadap ke kepala klien 1 2 1 2 2
Letakkan ujung jari tangan pada abdomen klien tepat 1 3 2 6 6
di atas simphisis
Anjurkan klien menarik nafas dalam dan 1 3 1 3 3
menghembuskannya
Tentukan bagian apa yang menjadi presentasi 1 3 3 9 9
Manuver IV
Posisi pemeriksa menghadap ke kaki klien 1 3 3 9 9
Letakkan kedua belah telapak tangan di kedua sisi 2 3 2 12 12
abdomen
Gerakkan jari tangan secara perlahan ke sisi bawah 1 3 1 3 3
abdomen ke arah pelvis
17
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
Raw Score Critically Difficult Score
Performance
Prosedur Actual Maxi
criteria 0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3
(RxCxD) Score
Tentukan letak dari bagian presentasi tersebut. 1 3 3 9 9
Tentukan apakah bagian kepala sudah masuk PAP?
Jika sudah masuk PAP, berapa bagian yang sudah
masuk?
Lakukan pemeriksaan genitalia: kebersihan, 5 3 1 15 15
pengeluaran, oedema, lesi, palpasi ada tidaknya massa
Lakukan pemeriksaan hemoroid: derajat hemoroid 1 3 1 3 3
Lakukan pemeriksaan ekstremitas: inspeksi (varises, 3 3 1 9 9
edema) dan palpasi periksa ada tidaknya oedema
Periksa refleks patella 1 3 2 6 6
Hitung perkiraan usia kehamilan dan Hitung hari 2 3 1 6 6
perkiraan lahir (jika kunjungan pertama)
Terminasi Evaluasi perasaan klien 1 1 1 1 1
Melepas sarung tangan 1 1 1 1 1
Berikan reinforcement 1 1 1 1 1
Berikan pendidikan kesehatan terkait kehamilan 1 3 1 3 3
klien: nutrisi, aktivitas
Mencuci tangan 6 langkah 1 3 1 3 3
Mendoakan ibu 1 1 1 1 1
Memberikan salam 1 1 1 1 1
Hamdalah 1 2 1 1 2
Dokumentasi Nama, umur dan alamat pasien 5 3 1 15 15
Diagnosa Keperwatan
Tindakan keperawatan
18
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
Raw Score Critically Difficult Score
Performance
Prosedur Actual Maxi
criteria 0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3
(RxCxD) Score
Evaluasi
Tanggal, jam, nama dan tanda tangan perawat
Empati 3 2 1 6 6
Sikap Teliti
Memperhatikan keamanan pasien
TOTAL 375
NILAI = SCORE/TOTAL SCORE X 100
Keterangan:
Raw Score Critically level Difficulty level
0-Tidak dilakukan 1- kurang kritikal 1- Kurang sulit
1- Melakukan 1 2- Kritikal 2- Sulit
2- Melakukan 2 3- Sangat kritikal 3- Sangat suli
3- Melakukan 3
4- Melakukan 4
5- Melakukan 5
19
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
SENAM HAMIL
SKENARIO
Seorang ibu, 25 tahun, G1P0A0, usia kehamilan 32 minggu
menanyakan kepada seorang ners bagaimana caranya agar
nantinya bisa melahirkan dengan mudah dan lancer
Pertanyaan Minimal:
1. Apa manfaat senam hamil?
2. Bagaimana gerakan senam hamil?
3. Kapan senam hamil bisa dilakukan?
Materi
Pengertian:
Senam hamil adalah latihan fisik berupa beberapa gerakan tertentu yang dilakukan
khusus untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil. (Mandriwati, 2008).
Senam hamil adalah terapi latihan gerak yang diberikan kepada ibu hamil untuk
mempersiapkan dirinya, baik persiapan fisik maupun mental untuk mengahadapi
dan mempersiapkan persalinan yang cepat, aman dan spontan (Huliana, 2001).
Senam hamil adalah sebuah program berupa latihan fisik yang sangat penting bagi
calon ibu untuk mempersiapkan saat persalinannya (Indiarti, 2008).
20
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
Dapat disimpulkan bahwa senam hamil adalah latihan fisik ringan sesuai dengan
indikasi kehamilan yang bertujuan untuk relaksasi dan persiapan saat persalinan
23
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
gerakkan telapak kaki dengan menegakkan lalu mengarahkannya ke bawah
hingga posisinya lurus dengan lutut. Gerakkan lainnya yaitu menggerakkan
telapak kaki ke samping, lalu tegakkan lurus, ke samping lagi, ulangi gerakan
ini sampai merasa cukup
Posisi tidur dengan satu bantal meyangga kepala, lalu angkat kedua lutut
kaki menjadi seperti posisi melahirkan. Tarik nafas sedalam-dalamnya lewat
mulut, tahan, dan mengejan, seperti saat anda sedang buang air besar. Jika
anda merasa nafas sudah mau habis, keluarkan nafas anda kemudian tarik
nafas kembali, dan ulangi proses ini sebanyak beberapa kali.
b. Gerakan 2
o Gerakan pertama yaitu posisi berdiri dan tangan di pinggang, gerakkan leher
ke kanan dan kiri untuk meregangkan otot leher.
o Gerakan sederhana dengan melakukan latihan dasar kaki dan menggerakkan
telapak kaki ke depan dan ke belakang guna membantu sirkulasi vena dan
mencegah pembengkakkan di kaki.
o Tidur telentang dengan satu kaki lurus dan satu kaki ditekuk kemudian
dorong kembali ke depan. Lakukan bergantian dengan kaki lainnya. Gunanya
untuk latihan dasar panggul.
o Pada gerakan ini yaitu berbaring dengan posisi miring. Angkatlah kaki
perlahan-lahan lalu turunkan. Lakukan bergantian dengan kaki satunya.
Gunanya untuk menguatkan otot paha.
o Selanjutnya berbaring telentang, kedua lutut dipegang dengan tangan,
kemudian tarik nafas dan berlatih mengejan.
24
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
o Sikap merangkak, letakkan kepala di antara ke dua tangan, lalu menoleh ke
samping. Selanjutnya turunkan badan sehingga dada menyentuh kasur.
Bertahanlah pada posisi ini selama kurang lebih 1 menit.
o Gerakan yang ini anda bisa melibatkan suami dengan membantu memijat
daerah pinggang, punggung, dan bahu untuk melepaskan ketegangan dan
memulihkan otot pinggang yang lelah.
25
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
ALAT DAN BAHAN
1. Matras
2. Bantal
DAFTAR PUSTAKA
Huliana, Mellyna. (2006). Panduan Menjalani Kehamilan Sehat. Jakarta: Puspa Swara
Mandriati, G.A. (2008). Panduan Belajar Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jakarta: EGC.
Pudiastuti, R. A, 2011. Buku Ajar; Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Haikhi.
26
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
CHECKLIST SENAM HAMIL
27
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
Performance Prosedur Raw score Critically Difficulty Score
criteria 0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3 Actual Maxi
(RxCxD) score
dibahu. Meletakkan dua lengan
menjepit kedua payudara dan
mengangkat keatas dengan kedua siku
tersebut. Lakukan gerakan ini dengan
memutar lengan, lepas perlahan–lahan
kemudian lanjutkan dengan
mengangkat kedua siku keatas dan
kembali ke posisi semula) lakukan
gerakan 8x
Gerakan relaksasi (posisi tidur 3 3 2 18 18
miring kekanan dengan kepala
ditopang tangan atau bantal. Kaki
bawah lurus, kaki atas ditekuk, tarik
nafas dan hembuskan lewat mulut.
Lakukan gerakan dengan mengangkat
kaki atas setinggi pinggul, kemudian
turunkan. Lanjutkan dengan
mengangkat kaki atas, tekuk kearah
perut dengan kaki bawah sejajar,
luruskan dan kemudian keposisi
semula. Ulangi semua gerakan dengan
posisi miring ke kiri) masing – masing
8x gerakan
Gerakan kaki dan mengayuh (posisi 3 3 2 18 18
tubuh telentang, posisi kaki lurus.
Tekanlah jari – jari lurus ke bawah dan
tekuk keatas kembali. Putar
28
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
Performance Prosedur Raw score Critically Difficulty Score
criteria 0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3 Actual Maxi
(RxCxD) score
pergelangan kaki dari arah kanan ke
kiri dan sebaliknya. Lanjutkan gerakan
dengan kaki seolah – olah mengayuh
sepeda dengan kedua tangan disisi
samping untuk menahan) lakukan
gerakan 8x
Mengangkat panggul (posisi tidur 1 3 2 6 6
telentang dengan kedua kaki ditekuk.
Kedua tangan diletakkan disamping
untuk menahan badan. Tarik nafas,
tahan sambil mengencangkan otot
panggul, tahan beberapa detik, lalu
kembali keposisi semula sambil
menghembuskan nafas) lakukan
gerakan 8 x
Latihan membran (posisi tidur 2 3 2 12 12
telentang dan merangkul kedua paha
dengan lengan sampai siku, sambil
menarik nafas angkat kepala,
pandangan ke perut, lalu hembuskan
nafas. Lanjutkan dengan memegang
pergelangan kaki) lakukan gerakan
sebanyak 8x
Melenturkan punggung (posisi seperti 1 3 2 6 6
merangkak, bahu sejajar dengan kedua
lengan dibuka sejajar, dengan
membuka kaki angkat punggung dan
29
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
Performance Prosedur Raw score Critically Difficulty Score
criteria 0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3 Actual Maxi
(RxCxD) score
tundukkan kepala sambil menarik
nafas, tahan beberapa detik dan
kembali keposisi semula, pada posisi
kembali otot punggung rileks) ulangi
gerakan 8 x
Gerakan anti sungsang (dengan posisi 3 3 2 18 18
menungging tangan rileks disamping
tubuh dan kedua kaki terbuka, ditekuk
sejajar bahu dan letakkan kepala
diantara kedua tangan. Turunkan dada
perlahan – lahan sampai menyentuh
kasur, kepala menoleh ke samping
(kiri atau kanan) letakkan siku diatas
kasur, geser sejauh mungkin dari
tubuh ke samping. Pertahankan
gerakan selama ± 5-10 menit atau
sesuai dengan kemampuan ibu)
30
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
Performance Prosedur Raw score Critically Difficulty Score
criteria 0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3 Actual Maxi
(RxCxD) score
Evaluasi
Tanggal, jam, nama dan tanda tangan perawat
Sikap Empati 3 2 1 6 6
Teliti
Memperhatikan keamanan klien
TOTAL 174
NILAI= SCORE/TOTAL SCORE X 100
Keterangan:
Raw Score Critically level Difficulty level
0-Tidak dilakukan 1- kurang kritikal 1- Kurang sulit
1- Melakukan 1 2- Kritikal 2- Sulit
2- Melakukan 2 3- Sangat kritikal 3- Sangat suli
3- Melakukan 3
4- Melakukan 4
5- Melakukan 5
31
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
SENAM NIFAS
Pertanyaan Minimal:
1. Apa manfaat senam nifas?
2. Bagaimana gerakan senam nifas?
3. Kapan senam nifas bisa dilakukan?
SENAM NIFAS
Senam nifas berguna untuk mengencangkan otot perut, liang sanggama, otot-otot
sekitar vagina maupun otot-otot dasar panggul, disamping melancarkan sirkulasi
darah.
Tujuan:
32
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2017/2019
LATIHAN PENGUATAN PERUT
33
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2017/2019
2. Pertahankan bahu tetap lurus, telapak kaki tetap dan secara perlahan-lahan
putar kedua lulut hingga menyentuh sisi kanan tempat tidur
3. Pertahankan gerakan yang halus, putar kedua lutut kembali sampai
menyentuh sisi kanan tempat tidur
4. Kembali ke posisi semula dan istirahat
5. Lakukan latihan ini sebanyak 10 kali
Caranya:
Tidur dengan posisi telungkup dengan kaki lurus, posisi ini dapat membantu
mengembalikan rahim dalam posisi normal dan dapat mencegah kekakuan pada
punggung dan bokong
.
34
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2017/2019
CHECKLIST SENAM NIFAS
35
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2017/2019
Performance Prosedur Raw score Critically Difficulty Score
criteria 0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3 Actual Maxi
(RxCxD) score
Berikan reinforcement 1 1 1 1 1
Memberikan salam 1 1 1 1 1
Hamdalah 1 1 1 1 1
Dokumentasi Nama, umur, alamat 5 3 1 15 15
Diagnosa keperawatan
Tindakan keperawatan
Evaluasi
Tanggal, jam, nama dan tanda tangan perawat
Sikap Empati 3 2 1 6 6
Teliti
Memperhatikan keamanan klien
TOTAL 96
NILAI= SCORE/TOTAL SCORE X 100
Nilai Akhir: Actual Score X 100 = Actual Score X 100 =..............................
Max Score 96
Keterangan:
Raw Score Critically level Difficulty level
0-Tidak dilakukan 1- kurang kritikal 1- Kurang sulit
1- Melakukan 1 2- Kritikal 2- Sulit
2- Melakukan 2 3- Sangat kritikal 3- Sangat suli
3- Melakukan 3
4- Melakukan 4
5- Melakukan 5
36
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2017/2019
PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL
Penyusun:
Sri Sumaryani, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Mat.
Pertanyaan Minimal:
PERSALINAN NORMAL
Definisi persalinan
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) dari
rahim dan melalui jalan lahir. Persalinan kala dua dimulai ketika pembukaan serviks
sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi (JNPK, 2008).
Tanda-tanda persalinan
1. Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan rasa sakit oleh adanya his yang
datang lebih kuat, sering, dan teratur
2. Merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum/ vagina
3. Perineum menonjol
4. Vulva-vagina dan spingter ani membuka
5. Keluarnya lendir bercampur darah (show) karena robekan kecil pada serviks
6. Jika dilakukan pemeriksaan dalam: serviks mendatar dan terdapat pembukaan.
7. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
38
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
2. Persiapan tempat persalinan, peralatan dan bahan
Ruangan yang digunakan memiliki pencahayaan cukup, tempat tidur dilapisi kain
penutup yang bersih, dan tersedia troly untuk meletakkan peralatan yang
diperlukan.
Persiapan alat:
Persiapan lain:
Set jahitan: 1 nalpuder, 1 pinset cirurgis, 1 jarum otot/jarum kulit dan benang
catgut, 1 depper besar, 1 gunting hecting)
Lidonest atau Lidocain dalam ampul dan spuit 3 cc
Betadine dalam botol
Obat uterotonika (1 Sintosinon, 1 Metergin, 1 spuit 3 cc, kapas alkohol dalam
tempatnya)
Alat pelingdung diri (1 pasang alas kaki tertutup, 1 celemek plastik/gaun
penutup, masker, dan kaca mata)
39
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
Under pet
Air klorin 0,5% dan air DTT
Persiapan untuk meja bagian bawah (1 pispot, 1 tempat plasenta, 1 bengkok, dan
1 ember untuk tempat pakaian kotor)
3. Persiapan tempat dan lingkungan untuk kelahiran bayi
Persiapan untuk mencegah terjadinya kehilangan panas tubuh yang berlebihan
pada bayi baru lahir harus dimulai sebelum kelahiran bayi itu sendiri.
4. Persiapan Ibu dan Keluarga
a. Anjurkan ibu selalu didampingi oleh keluarganya selama pross persalinan
dan kelahiran bayinya
b. Bantu ibu memilih posis yang nyaman saat meneran
c. Setelah pembukaan lengkap, anjurkan ibu hanya meneran apabila ada
dorongan kuat dan spontan untuk meneran. Jangan menganjurkan untuk
meneran berkepanjangan dan menahan nafas. Anjurkan ibu untuk
beristirahat diantara kontraksi.
d. Anjnurkan ibu untuk minum selama persalinan kala dua
Cara Meneran
Bila tanda pasti kala dua telah diperoleh, tunggu sampai ibu merasakan ada
dorongan spontan untuk meneran.
1. Anjurkan ibu untuk meneran mengikurti dorongan alamiahnya selama kontraksi
2. Beritahukan untuk tidak menahan nafas saat meneran
3. Minta untuk berhenti meneran dan beristirahat diantara kontraksi
4. Jika ibu berbaring miring atau setengah duduk maka ia akan lebih mudah untuk
meneran jika lutut ditarik kearag dada dan dagu ditempelkan ke dada
5. Minta ibu untuk tidak mengangkat bokong saat meneran
6. Tidak diperbolehkan mendorong fundus untuk membantu kelahiran bayi karena
akan meningkatkan resiko distosia bahu dan ruptur uteri.
40
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
Posisi Ibu saat Meneran
Bantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman. Ibu dapat mengubah ubah
posisi secara teratur selama kala dua karena hal ini dapat membantu kemajuan
persalinan, menxcari posisi meneran yang paling efektif dan menjaga sirkulasi utero
plasenta tertap baik. Posisi duduk atau setengah duduk dapat memberikan rasa
nyaman bagi ibu dan memberi ikemudahan baginya untuk beristirahat diantara
kontraksi. Keuntungan dari kedua posisi ini adalah gaya grafitasi untuk membantu
ibu melahirkan bayinya.
41
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
Kejadian perdarahan post partum terjadi selama empat jam pertama setelah
kelahiran bayi sehingga pentuing memmantau ibu secara ketat setelah persalinan.
KALA I
1. Cuci tangan
2. Lakukan pemeriksaan Denyut Jantung Janin atau DJJ menggunakan leanex,
jelaskan cara menghitung frekuensi DJJ
Posisi leanex tegak lurus
Letakkan pada punggung janin, bila sudah masuk pintu atas panggul (PAP),
posisi leanex diatas sympisis
Lepaskan tangan tidak memegang leanex
Arahkan wajah perawat ke bagian bawah ibu
Salah satu tangan perawat memegang arteri radialis ibu, bandingkan bunyi yang
didengar dengan yang diraba, bila yang terdengar tidak sama dengan nadi
berarti itu adalah DJJ
3. Pengawasan: keadaan umum, cairan mekonium, kandung kemih, rektum, tanda
vital, kontraksi (interval, lama dan intensitas/kekuatan). Keadaan umum (KU),
tanda vital, kontraksi uterus (frekuensi dalam 10 menit/interval, lama,
intensitas, relaksasi), kandung kemih, rektum, pengeluaran pervaginam
(fluksus)
4. Persiapan alat:
Sebutkan alat-alat yang diambil, letakkan dalam bak instrumen dengan urutan
kebalikan dari proses persalinan
5. Jelaskan pada ibu yang bahwa akan dilakukan Pemeriksaan Dalam (PD) untuk
mengetahui kemajuan persalinan. Pemeriksaan dalam (PD) setiap 4 jam (sesuai
Partogram) atau bila ada indikasi
42
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
Buka labia mayora, bersihkan sisi kiri dan kanan
Buka labia minora, bersihkan sisi kiri dan kanan
Bersihkan bagian tengah
43
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
14. Darah dan lendir keluar semakin banyak, vulva hygiene sebelum periksa dalam.
Ceritakan tanda-tanda Kala II pembukaan lengkap dan atau kepala bayi terlihat
pada introitus vagina.
15. Hasil PD II:
Porsio tidak teraba, pembukaan lengkap, ketuban +/menonjol
Kepala Hodge IV
44
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
KALA II
1. Dengan tangan kanan tetap berada di dalam vagina (minta tolong asisten untuk
memasang sarung tangan kiri dan mengganti bengkok yang ada di depan vulva.
Tangan kiri memegang ½ kocker. Untuk amniotomi jika ketuban +
2. Letakkan pada tangan kanan, dengan arah yang kasar/tajam kedalam
menghadap telapak tangan, posisi menyusuri jari tangan kanan
3. Pada saat kontraksi, balikkan ½ kocher, torehkan pada selaput ketuban. Tangan
kiri menutup arah vulva (agar air ketuban tidak memancar)
4. Pada saat mengeluarkannya, balikkan1/2 kocher, ambil dengan tangan kiri,
buang ke bengkok
5. Tangan kanan menbuka selaput amnion, lalu lebarkan
6. Angkat keluar jari tangan
7. Lanjutkan dengan pimpinan persiapan, tangan membantu melebarkan vulva
Lakukan episiotomi, (bila perlu)
8. Ambil duk persalinan dengan 2 tangan mempertahankan sterilitas, pasang di
bawah bokong ibu. minta ibu untuk mengangkat bokong. Gunakan duk ini untuk
menahan perineum (staining)
45
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
9. Pimpin meneran : ibu dipimpin meneran sesuai dengan datangnya his
10. Tangan kiri menekan vulva bagian atas untuk menahan fleksi kepala bayi dan
mencegah ruptur. Tangan kanan menahan perineum
11. Kepala turun menurut jalan lahir sehingga tampak vulva. Tampak perineum
meregang. Tampak suboksiput dibawah sympisis, dengan suboksiput sebagai
hipomioklion kepala mengadakan defleksi maksimal. Berturut-turut lahir uub,
dahi, mulut, dagu, seluruh kepala. Lap muka bayi dengan kassa *). Kepala
mengadakan paksi luar. Dengan pegangan biparetal dan tarikan ke bawah dan
keatas, lahir bahu depan dan belakang. Dengan kaitan pada ketiak dilahirkan
trochater depan, belakang dan bokong, seluruh kaki.
Kepala lahir *):
46
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
Ikat bagian bawah dari klem, kencangkan tali dengan cara kedua ibu jari
bertemu. Lakukan 2 kali pengikatan
Tekuk tali pusat yang ada diatas klem, ikat longgar 1 kali, lepaskan klem,
lalu kencangkan dengan cara yang sama, ikat 1 kali lagi
Oleskan Betadine pada tali pusat yang telah diikat tersebut sampai batas
perut bayi
Lalu tutup dengan kassa alkohol bentuk segitiga, lalu diikatkan
15. Bayi diserahkan pada asisten – Bonding Attachment
Dada asisten ditutup/pasang dengan duk bayi
Tunjukkan bayi pada bayi bahwa siap dibersihkan. Selimuti bayi dengan duk
bayi tersebut
Letakkan pispot dibawah bokong (untuk menampung darah)
Pengawasan : perdarahan, kontraksi uterus, robekan perineum, KU, tanda
vital
KALA III
1. Lakukan pengososngan kandung kemih (kateterisasi)
47
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
Pangkal kateter ditutup
Minta tolong asisten: pasang bengkok (untuk menampung urin)
Buang kateter dibengkok
2. Observasi tanda-tanda kala III: rahim membulat, lebih mengeras, keluar darah
tiba-tiba, tali pusat menjulur keluar dari vagina
3. Tes pelepasan plasenta dengan Perasat Kustner*:
*: tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat. Tangan kiri
menekan daerah diatas sympisis. Bila tali pusat ini masuk kembali ke dalam
vagina, berarti plasenta belum lepas dari dinding. Bila tetap atau tidak masuk
kembali kedalam vagina, berarti plasenta lepas dari dinding uterus. Hati-
hati!tarikan jangan terlalu kuat.
4. Bila plasenta telah lepas, tekuk tali pusat dengan cara memutar tali pusat. Bantu
dengan klem arteri untuk mengeluarkan selaputnya.
Dengan gerakan memutar searah jarum jam, lahirkan plasenta
Tangkap plasenta pada tempatnya
Letakkan plasenta pada tempatnya
5. Pemeriksaan plasenta
Permukaan maternal : lengkap atau ketinggalan. Caranya dengan
menelangkupkan plasenta. Lihat kelengkapan kotiledon dan keadaannya
(perkapuran / tidak) dan kondisi selaput
Permukaan fetal
Tali pusat: jumlah arteri dan vena, insersio
Ukur panjang tali pusat dengan jari : 5 cm yang berada pada bayi
Laserasi tali pusat bagian pinggir atau tengah
Ukur plasenta (diameter dan tebal). Mengukur tebal dengan cara:
tusukkan klem arteri
48
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
KALA IV
1. Observasi: KU, keluhan enek/sakit kepala tidak ada, tanda vital, kontraksi
uterus, perdarahan, pengosongan kandung kencing
2. Periksa daerah perineum, luka-luka dirawat, hematoma, keluarkan sisa darah
stolsel
3. Perineorafi
4. Bersihkan ibu, pertahankan keamanan dan kenyamanan
5. Nutrisi dan cairan ibu
6. Kelengkapan dan kebenaran laporan
7. Berikan uterotonika: Metergin atau Syntosinon
8. Dokumentasi pada partograf
49
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
Gambar: Ilustrasi Proses Persalinan
Fetal Lie
50
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
This is a picture of an oblique lie of the fetus
and is a problem in a term pregnancy
51
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
CHEKLIST PERTOLONGAN PERSALINAN
52
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
Raw Score Critically Difficult Score
Performance Actual
Prosedur Maxi
criteria 0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3 (RxCx
Score
D)
Fase Ucapkan salam dan perkenalan diri 2 1 1 1 2
Orientasi
Klarifikasi nama, umur dan alamat pasien 3 3 1 3 9
Jelaskan tujuan dan prosedur 2 2 1 4 4
Kontrak waktu 1 1 1 1 1
Berikan kesempatan pasien untuk bertanya 1 1 1 1 1
Menutup pintu/tirai untuk privasi pasien 1 2 1 2 2
Fase Kerja Memakai celemek, masker, sepatu bertutup, dan 1 2 1 2 2
kaca mata
Mencuci tangan 6 langkah 1 3 1 3 3
Meletakkan kain diatas perut ibu dan underpad 2 2 1 4 4
Memakai satu sarung tangan steril untuk 1 3 1 3 3
pemeriksaan dalam (VT)
Membuka partus set dengan tangan yang tidak 1 1 1 1 1
bersarung tangan
Ambil alat suntik dengan tangan yang bersarung 1 2 2 4 4
tangan, isi dengan oksitosin (gunakan teknik satu
tangan), letakkan kembali ke dalam wadah
partus set
Membersihkan vulva dan perineum 1 3 1 3 3
menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air
DTT dengan gerakan dari vulva ke perineum
(*ganti sarung tangan jika terkontaminasi tinja)
“satu usapan saja”
53
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
Raw Score Critically Difficult Score
Performance Actual
Prosedur Maxi
criteria 0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3 (RxCx
Score
D)
Melakukan pemeriksaan dalam (VT) untuk 1 2 3 3 18 18
memastikan pembukaan lengkap:
a. Bila pembukaan belum lengkap, catat hasil
pemeriksaan pada partograf dan nilai kemajuan
persalinan
b. Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan
pembukaan sudah lengkap:Lakukan pemecahan
selaput ketuban
Membuka sarung tangan dan merendamnya 1 1 1 1 1
dalam larutan klorin 0,5%
Mencuci tangan dengan 6 langkah 1 3 1 3 3
Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) 1 3 2 6 6
Beritahukan ibu bahwa pembukaan sudah 1 2 2 4 4
lengkap dan keadaan janin baik (DJJ bayi) serta
bantu ibu dalam memperoleh posisi yang
nyaman sesuai keinginannya
Meminta ibu untuk meneran saat ada dorongan 1 1 2 2 2
kuat untuk meneran (Bila ada rasa ingin
meneran dan terjadi kontraksi yang kuat)
Membimbing ibu agar dapat meneran secara 1 1 2 2 2
benar dan efektif dan anjurkan ibu untuk
beristirahat diantara kontraksi
Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan 1 2 2 4 4
diameter 5-6 cm, letakkan handuk bersih dan
kering pada perut ibu (untuk mengeringkan
54
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
Raw Score Critically Difficult Score
Performance Actual
Prosedur Maxi
criteria 0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3 (RxCx
Score
D)
bayi)
Mengambil kain bersih, melipat 1/3 bagian (atau 2 1 1 2 2
underpate) dan meletakkan dibawah bokong ibu
Membuka tutup partus set 1 1 1 1 1
Memakai sarung tangan steril pada kedua tangan 1 1 1 1 1
Saat sub-occiput tampak dibawah simfisis, 2 3 3 18 18
tangan kanan melindungi perineum dengan
dialas lipatan kain dibawah bokong ibu,
sementara tangan kiri menahan puncak kepala
agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat saat
kepala lahir
Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher 2 3 2 12 12
janin:
Jika tali pusat melilit leher secara longgar,
lepaskan lewat bagian atas kepala bayi secara
perlahan
Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem
tali pusat di dua tempat dan potong diantara dua
klem tersebut
Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan 1 1 1 1 1
putaran paksi luar secara spontan
55
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
Raw Score Critically Difficult Score
Performance Actual
Prosedur Maxi
criteria 0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3 (RxCx
Score
D)
Setelah kepala janin menghadap paha ibu, 3 3 3 27 27
tempatkan kedua telapak tangan biparietal
kepala janin, tarik secara hati-hati ke arah bawah
sampai bahu anterior/depan lahir, kemudian
tarik secara hati-hati ke atas sampai bahu
posterior/belakang lahir
Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga 3 3 18 18
kepala, leher dan bahu janin bagian posterior 2
dengan posisi ibu jari pada leher dan keempat
jari pada bahu dan dada/punggung janin,
sementara tangan kiri memegang lengan dan
bahu janin bagian anterior saat badan dan lengan
lahir
Setelah badan dan lengan lahir, penelusuran 1 3 3 9 9
tangan atas berlanjut ke punggung, bokong,
tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki
(masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang
masing – masing mata kaki dengan ibu jari dan
jari – jari lainnya)
Lakukan penilaian (selintas): 2 3 3 18 18
Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernapas
tanpa kesulitan?
Apakah bayi bergerak dengan aktif?
56
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
Raw Score Critically Difficult Score
Performance Actual
Prosedur Maxi
criteria 0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3 (RxCx
Score
D)
*Jika bayi tidak menangis, tidak bernapas atau
megap – mega segera lakukan tindakan resusitasi
neonatal
Keringkan dan posisikan tubuh bayi diatas perut 3 2 1 6 6
ibu serta ganti handuk basah dengan
handuk/kain kering
Periksa kembali perut ibu untuk memastikan tak 1 3 1 3 3
ada bayi lain dalam uterus (palpasi fundus uteri)
Beritahukan pada ibu bahwa penolong akan 1 1 1 1 1
menyuntikkan oksitosin (agar uterus
berkontraksi dengan baik)
Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, lakukan 2 1 4 4
desinfektan dan suntikkan oksitosin 10 unit 2
(intramuscular) di 1/3 paha atas bagian distal
lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan
oksitosin)
- Memastikan tidak ada denyutan pada tali pusat, 3 3 2 18 18
kemudian menjepit tali pusat menggunakan
klem tali pusat kira-kira 3 cm dari umbilical
bayi.
-Mengurut tali pusat ke arah ibu
-Memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama
57
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
Raw Score Critically Difficult Score
Performance Actual
Prosedur Maxi
criteria 0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3 (RxCx
Score
D)
Memegang tali pusat diantara 2 klem 3 2 12 12
menggunakan tangan kiri, dengan perlindungan 2
jari-jari tangan kiri, memotong tali pusat diantara
kedua klem (*ikat tali pusat dengan benang jika
belum menggunakan klem tali pusat)
Tempatkan bayi untuk kontak kulit, ibu ke kulit 1 2 2 4 4
bayi, letakkan bayi dengan posisi tengkurap di
dada ibu dan usahakan kepala bayi berada di
antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah
dari putting payudara ibu
Selimuti ibu dan bayi dengan kain bersih dan 2 2 1 4 4
kering dan pasang topi di kepala bayi
Memindahkan klem pada tali pusat hingga 1 2 1 2 2
berjarak 5-10 cm dari vulva
Meletakkan tangan kiri diatas simfisis, menahan 2 3 2 12 12
bagian bawah uterus, sementara tangan kanan
memegang tali pusat
Saat uterus kontraksi, menegangkan tali pusat 1 2 1 2 2
dengan tangan kanan sementara tangan kiri
menekan uterus dengan hati-hati ke arah
dorsokranial
*Jika uterus tidak segera berkontraksi minta ibu
atau suami atau anggota keluarga untuk
melakukan stimulasi putting susu
58
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
Raw Score Critically Difficult Score
Performance Actual
Prosedur Maxi
criteria 0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3 (RxCx
Score
D)
Jika dengan peregangan tali pusat terkendali, tali 2 2 8 8
pusat terlihat bertambah panjang dan terasa 2
adanya pelepasan plasenta, minta ibu untuk
meneran sedikit sementara tangan kanan
menarik tali pusat ke arah bawah kemudian ke
atas hingga plasenta tampak pada vulva
*Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit berikan
dosis ulangan oksitosin 10 unit IM, lakukan
katerisasi jika kandung kemih penuh, dan ulangi
penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan 3 2 6 6
melahirkan plasenta dengan hati – hati (pegang 1
dan putar plasenta hingga selaput ketuban
terpilin dan terlepas)
Segera setelah plasenta lahir, lakukan massage 1 3 1 3 3
pada fundus uteri hingga kontraksi uterus baik
(fundus teraba keras)
Memeriksa plasenta untuk memastikan bahwa 3 1 6 6
seluruh kotiledon dan selaput ketuban lengkap 2
dan masukkan ke dalam kantong plastik yang
tersedia
Memeriksa apakah ada robekan pada vagina dan 2 2 1 4 4
perineum. Lakukan penjahitan jika laserasi
menyebabkan perdarahan
59
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
Raw Score Critically Difficult Score
Performance Actual
Prosedur Maxi
criteria 0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3 (RxCx
Score
D)
Beri cukup waktu untuk melakukan kontak kulit 1 2 1 2 2
ibu-bayi (paling sedikit 1 jam)
Pantau kontraksi uterus 1 2 1 2 2
Evaluasi jumlah perdarahan yang terjadi dan 2 2 1 4 4
pantau adanya tanda-tanda perdarahan
Pantau tanda-tanda vital ibu: TD, Nadi, suhu dan 1 3 1 3 3
respirasi
Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir 3 1 1 3 3
dan darah dengan waslap menggunakan air DTT
serta memakaikan pampers/pembalut dan
pakaian
Merendam semua peralatan bekas pakai dalam 1 1 1 1 1
larutan khlorin 0,5%
Melepas sarung tangan 1 1 1 1 1
Mencuci tangan 6 langkah 1 3 1 3 3
Terminasi Evaluasi perasaan klien 1 1 1 1 1
Kontrak waktu pertemuan selanjutnya: Monitor 1 1 1 1 1
kala IV
Berikan reinforcement: memberikan selamat, 3 2 1 6 6
mendoakan, mengajak bersyukur dan edukasi
menyusui sesuai anjuran islam (QS: Al baqarah:
233)
Memberikan salam 1 1 1 1 1
Hamdalah 1 1 1 1 1
60
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
Raw Score Critically Difficult Score
Performance Actual
Prosedur Maxi
criteria 0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3 (RxCx
Score
D)
Dokumentas Nama, umur dan alamat pasien 3 1 15 15
i Diagnosa Keperawatan (dx: kesiapan 5
meningkatkan proses kehamilan-melahirkan)
Tindakan keperawatan
Evaluasi
- Keadaan ibu: TTV, jumlah perdarahan, ruptur
perineum/episiotomy, keadaaan plasenta
(utuh/tidak)
- Keadaan bayi: status bayi, jenis kelamin, dan
kondisi bayi
- Tanggal dan waktu persalinan
Tanggal, jam, nama dan tanda tangan perawat
Sikap Empati 3 2 1 6 6
Teliti
Memperhatikan keamanan pasien
TOTAL 358
NILAI = SCORE/TOTAL SCORE X 100
61
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
Keterangan:
Raw Score Critically level Difficulty level
0-Tidak dilakukan 1- kurang kritikal 1- Kurang sulit
1- Melakukan 1 2- Kritikal 2- Sulit
2- Melakukan 2 3- Sangat kritikal 3- Sangat suli
3- Melakukan 3
4- Melakukan 4
5- Melakukan 5
62
Blok Keperawatan maternitas tahun ajar 2019/2020
PEMERIKSAAN FISIK POST PARTUM
1. Mahasiswa mampu menjelaskan hal-hal yang perlu dikaji pada klien post
partum
2. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik klien post partum
Pertanyaan Minimal:
63
Materi
Postpartum adalah suatu periode pertama setelah kelahiran yang ditandai perubahan fisik dan
psikologis serta pulihnya organ reproduksi sebelum ada kehamilan dengan waktu 6-8 minggu.
1. Involusi uterus
Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan, proses ini dimulai
segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Pada akhir tahap ketiga
persalinan, uterus berada di garis tengah, kira-kira 2 cm di bawah umbilikus dengan bagian
fundus bersandar pada promontorium sakralis. Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus mencapai
kurang lebih 1 cm di atas umbilikus. Fundus turun kira-kira 1 smpai 2 cm setiap 24 jam. Pada hari
pasca partum keenam fundus normal akan berada di pertengahan antara umbilikus dan simpisis
pubis.
2. Kontraksi
intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi lahir, diduga terjadi
sebagai respon terhadap penurunan volume intrauterin yang sangat besar. homeostasis pasca
partum dicapai terutama akibat kompresi pembuluh darah intramiometrium, bukan oleh
agregasi trombosit dan pembentukan bekuan. Hormon oksigen yang dilepas dari kelenjar
hipofisis memperkuat dan mengatur kontraksi uterus, mengopresi pembuluh darah dan
membantu hemostasis. Salama 1-2 jam pertama pasca partum intensitas kontraksi uterus bisa
berkurang dan menjadi tidak teratur. Untuk mempertahankan kontraksi uterus, suntikan
oksitosin secara intravena atau intramuskuler diberikan segera setelah plasenta lahir. Ibu yang
merencanakan menyusui bayinya, dianjurkan membiarkan bayinya di payudara segera setelah
lahir karena isapan bayi pada payudara merangsang pelepasan oksitosin. teratur. Untuk
mempertahankan kontraksi uterus, suntikan oksitosin secara intravena atau intramuskuler
diberikan segera setelah plasenta lahir. Ibu yang merencanakan menyusui bayinya, dianjurkan
membiarkan bayinya di payudara segera setelah lahir karena isapan bayi pada payudara
merangsang pelepasan oksitosin.
64
3. Lochea
Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa postpartum dan mempunyai reaksi basa dan
lochea mempunyai bau yang amis dan volumenya berbeda beda setiap wanita. Komposisi
lochea adalah jaringan endometrial, darah dan limfe. Lochea mengalami perubahan karena
proses involusi. Tahap lochea:
a. Rubra (merah)
Lochea ini muncul pada hari pertama hingga hari ke tiga. Warnanya merah dan
mengandung darah dari luka pada plasenta
b. Sanguinolenta
Lochea ini berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, pengeluaran pada hari ke 4-5
postpartum
c. Serosa
Lochea ini muncul pada hari kelima samapi kesembilan. Warnanya kekuning kecoklatan
d. Alba
Lochea ini muncul lebih dari hari ke 10. Biasanya 10-14 hari. Warnanya lebih pucat,
putih kekuningan dan banyak mengandung leukosit, selaput lendir serviks dan serabut
jaringan yang mati.
4. Serviks
Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan. 18 jam pasca partum, serviks memendek
dan konsistensinya menjadi lebih padat dan kembali ke bentuk semula. Serviks setinggi segmen
bawah uterus tetap edematosa, tipis, dan rapuh selama beberapa hari setelah ibu melahirkan.
Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara bertahap ke ukuran sebelum hami, 6-8
minggu setelah bayi lahir. Rugae akan kembali terlihat pada sekitar minggu keempat, walaupun
tidak akan semenonjol pada wanita nulipara.
65
6. Abdomen
Apabila wanita berdiri di hari pertama setelah melahirkan, abdomenya akan menonjol dan
membuat wanita tersebut tampak seperti masih hamil. Diperlukan sekitar 6 minggu untuk
dinding abdomen kembali ke keadaan sebelum hami.
7. Sistem urinarius
Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah wanita melahirkan. Diperlukan
kira-kira dua smpai 8 minggu supaya hipotonia pada kehamilan dan dilatasi ureter serta pelvis
ginjal kembali ke keadaan sebelum hamil
8. sistem pencernaan
Buang air besar secara spontan bias tertunda selama dua sampai tiga hari setelah ibu
melahirkan.
9. Payudara
Konsentrasi hormon yang menstimulasai perkembangan payu dara selama wanita hamil
(esterogen, progesteron, human chorionik gonadotropin, prolaktin, krotison, dan insulin)
menurun dengan cepat setelah bayi lahir. a) Ibu tidak menyusui Kadar prolaktin akan menurun
dengan cepat pada wanita yang tidak menyusui. Pada jaringan payudara beberapa wanita, saat
palpasi dailakukan pada hari kedua dan ketiga. Pada hari ketiga atau keempat pasca partum bisa
terjadi pembengkakan. Payudara teregang keras, nyeri bila ditekan, dan hangat jika di raba. b)
Ibu yang menyusui Sebelum laktasi dimulai, payudara teraba lunak dan suatu cairan kekuningan,
yakni kolostrum. Setelah laktasi dimula, payudara teraba hangat dan keras ketika disentuh. Rasa
nyeri akan menetap selama sekitar 48 jam.
a. Volume darah
Perubahan volume darah tergantung pada beberapa faktor misalnya kehilangan darah selama
melahirkan dan mobilisasi serta pengeluaran cairan ekstravaskuler. Kehilangan darah
merupakan akibat penurunan volume darah total yang cepat tetapi terbatas. Setelah itu terjadi
perpindahan normal cairan tubuh yang menyebapkan volume darah menurun dengan lambat.
66
Pada minggu ketiga dan keempat setelah bayi lahir, volume darah biasanya menurun sampai
mencapai volume sebelum lahir.
b. Curah jantung
Denyut jantung volume sekuncup dan curah jantung meningkat sepanjang masa hamil. Segera
setelah wanita melahirkan, keadaan ini akan meningkat bahkan lebih tinggi selama 30 sampai 60
menit karena darah yang biasanya melintasi sirkuit utero plasenta tibatiba kembali ke sirkulasi
umum.
c. Tanda-tanda vital
Beberapa perubahan tanda-tanda vital bisa terlihat, jika wanita dalam keadaan normal.
Peningkatan kecil sementara, baik peningkatan tekanan darah sistol maupun diastol dapat
timbul dan berlangsung selama sekitar empat hari setelah wanita melahirkan.
Fase ini dimuai hari pertama dan hari kedua setelah melahirkan dimana ibu membutuhkan
perlindungandan pelayanan. Pada fase ini ibu fokus terhadap dirinya sendiri.
Fase ini dimulai pada hari ketiga setelah melahirkan dan berakhir pada 10 hari setelah
mehairkan atau minggu keempat sampai kelima. Sampai hari ketiga ibu siap untuk menerima
peran barunya dan belajar tentang semua hal-hal baru. Selama fase ini sistem pendukung
menjadi sangat bernilai bagi ibu muda yang membutuhkan sumber informasi dan penyembuhan
fisik sehingga ia dapat istirahat dengan baik
Dimulai sekitar sepuluh hari setelah melahirkan atau minggu kelima sampai keenam setelah
kelahiran. Ibu sudah dapat menyesuaiakan diri, merawat diri dan bayinya dan kepercayaan
dirinya sudah meningkat, Sistem keluarga telah menyesuaiakan diri dengan anggotanya yang
67
baru. Tubuh pasian telah sembuh, perasan rutinnya telah kembali dan kegiatan hubungan
seksualnya telah dilakukan kembali.
68
d. Menanyakan metoda kontrasepsi : metoda apa yang dipakai sebelum hamil, lama
penggunaan, alasan berhenti, keluhan selama menggunakan metoda teresebut,
rencana kontrasepsi yang akan digunakan nanti.
e. Tanyakan kebiasaan sosial budaya yang diyakini klien dan keluarga erat kaitannya
dengan postpartum ; pantangan, kebiasaan diri
5. Pemeriksaan fisik
a. Tanda – tanda vital : Ukur tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu
b. Kepala dan wajah :
a) Inspeksi kebersihan dan kerontokan rambut, cloasma gravidarum, keadaan
sklera, conjungtiva, kebersihan gigi dan mulut, caries.
b) Palpasi palpebra, odem pada mata dan wajah
c) Palpasi pembesaran getah bening, JVP, kelenjar tiroid
c. Dada :
a) Inspeksi irama nafas
b) Dengarkan bunyi nafas dan bunyi jantung
c) Hitung frekuensi nafas
d. Payudara :
a) Inspeksi keadaan puting : menonjol, datar, tertarik kedalam (inverted), bekas
luka/trauma, inspeksi areola dan seluruh mamae : ukuran, pembengkakan,
produksi ASI
b) Palpasi daerah payudara
c) Kaji pengeluaran : colostrum atau ASI dengan cara letakkan jari telunjuk dan
ibu jari didaerah areola, lalu tekan perlahan, kemudian pijat sambil mengarah
ke pangkal puting susu dan lihat cairan yang dikeluarkan.
e. Ekstremitas bagian atas
a) Inspeksi keadaan odem pada jari – jari atau kelainan lain
b) Ajak klien untuk berjabat tangan dan kaji kekuatan otot
f. Abdomen
a) Inspeksi : striae, luka/insisi, linea
b) Letakkan stetoskop pada setiap kuadran abdomen untuk mendengarkan
bising usus selama 1 menit penuh
69
c) Lakukan pemeriksaan vesika urinaria dan involutio uteri , dengan cara :
Letakkan kedua tangan perawat pada bagian abdomen dan supra pubis.
Telapak tangan diatas suprapubis meraba daerah vesika urinaria, sedangkan
telapak tangan diatas abdomen meraba dan menemukan tinggi fundus uteri.
Tetaplah telapak tangan pada vesika urinaria, sedangkan telapak tangan di
daerah abdomen sedikit terbuka, menghadap kearah umbilikus dan turun
menyusuri abdomen untuk menemukan tinggi fundus uteri, setelah
ditemukan kaji : intensitas, kekuatan kontraksi uterus, posisi / letak uteri.
g. Lakukan pemeriksaan diastasis recti abdominis ( lakukan jika tidak ada luka SC)
a) Letakkan dua atau tiga jari tangan perawat secara vertikal , tepat dibawah
pusat klein .
b) Anjurkan klien untuk mengangkat kepala dan bahu tanpa dibantu
c) Raba dan rasakan berapa jari yang terjepit oleh dinding abdomen ketika klien
menunduk
d) Simpulkan keadaan diastasis recti abdominis
h. Lakukan pemeriksaan vulva vagina, fokus pada lochia.
a) Bantu klein membuka celana dalam
b) Atur klien pada posisi dorsal recumbent
c) Pasang sarung tangan
d) Lihat keadaan dan kebersihan vulva serta perineum
e) Lihat jumlah darah yang terpapar pada pembalut
f) Tanyakan kapan mengganti pembalut yang terakhir (jam berapa)
g) Simpulkan karakteristik lokhia (rubra, serosa, alba)
i. Lakukan pengkajian perineum fokus pada luka episiotomi
a) Atur klien pada posisi Sim kiri
b) Tarik pangkal paha kearah atas oleh tangan kiri dan tarik bagian bawah oleh
tangan kanan
c) Lihat keadaan luka episiotomi : jenis episiotomi, jumlah jahitan, keadaan luka
REEDA.
d) Lihat keadaan anus, fokus pada keadaan haemoroid. Atur kembali klien pada
posisi terlentang.
70
e) Bantu kien untuk kembali memakai celana dan pembalut yang baru
f) Atur klien pada posisi senyaman mungkin
g) Cuci tangan
j. Lakukan pemeriksaan ektremitas bagian bawah, fokus pada Homans’ Sign,
a) Letakkan satu telapak tangan pada daerah lutut dan tekan perlahan ketika
tangan yang lainnya melakukan dorsofleksi
b) Inspeksi adanya warna kemerahan yang menjalar dari paha ke betis dan
sebaliknya
c) Tanyakan adanya rasa nyeri dan panas yang ditimbulkan oleh warna
kemerahan
71
c. Fase letting go:
a) Kaji tingkat kesiapan ibu untuk merawat dirinya dan bayinya.
b) Kaji pola interaksi dengan keluarga dan lingkungannya
c) Kaji keinginannya untuk segera keluar dari Rumah Sakit dan ingin merawat
bayi dan keluarganya.
d) Simpulkan perubahan psikologis ibu pada tahap yang mana.
72
CHEKLIST PEMERIKSAAN FISIK POST PARTUM
73
Raw Score Critically Difficult Score
Performance
Prosedur Actual Maxi
criteria 0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3
(RxCxD) Score
Konjungtiva, kebersihan
gigi dan mulut
Pemeriksaan Payudara: 3 3 2 18 18
- Inspeksi (Ukuran
simetris, Putting susu
inverted,
warna payudara
- Palpasi: kekenyalan,
nyeri
- Stimulasi produksi
ASI
Pemeriksaan abdomen: 3 3 2 18 18
- Fundus uteri:
kontraksi, posisi dan
tinggi
- Stimulasi Kontraksi
- Diastasis rectus
abdominis
Pengkajian Bladder: 1 3 1 3 3
Distensi, Puas dalam
berkemih, Nyeri saat
berkemih
Pengkajian bowel dan 2 3 1 6 6
Hemoroid
Pemeriksaan perineum 3 3 2 18 18
- Perineum: Episiotomi
(REEDA)
- Kebersihan
- Lochea
Pemeriksaan 3 3 2 18 18
ekstremitas bawah:
- Edema
- Tanda homan
- Varises
Emotional Status:
Taking in, Taking Hold, 3 3 1 9 9
Letting Go
Berikan pendidikan 1 2 1 2 2
kesehatan pada klien
74
Raw Score Critically Difficult Score
Performance
Prosedur Actual Maxi
criteria 0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3
(RxCxD) Score
Terminasi Menyimpulkan hasil 1 1 1 1 1
pemeriksaan
Melakukan evaluasi 1 1 1 1 1
perasaan klien
Memberikan 1 1 1 1 1
reinforcement
Melakukan kontrak 1 1 1 1 1
untuk kegiatan
selanjutnya
Cuci Tangan 6 langkah 1 3 1 3 3
Membaca doa 1 1 1 1 1
Memberikan salam 1 1 1 1 1
Mengucapkan 1 1 1 1 1
hamdallah
Nama, umur dan alamat 5 3 1 15 15
pasien
Diagnosa Keperawatan
Dokumentasi Tindakan keperawatan
Evaluasi
Tanggal, jam, nama dan
tanda tangan perawat
Sikap Empati 3 2 1 6 6
Teliti
Memperhatikan
keamanan pasien
TOTAL 168
NILAI = SCORE/TOTAL SCORE X 100
Nilai Akhir: Actual Score X 100 = Actual Score X 100 =..............................
Max Score 168
75
PERAWATAN PERINEUM
Seorang ibu, P2A0 belum mengganti balutan sejak 8 jam yang lalu.
Ners H memeriksa lokhea dan keadaan luka episiotomi pada ibu
tersebut. Hasil pemeriksaan, lokhea rubra, luka jahitan agak kotor
dan pembalut sudah saatnya untuk diganti.
Pertanyaan Minimal:
1. Apa yang dimaksud dengan perineal care?
2. Apa manfaat perineal care?
3. Bagaimana cara melakukannya?
Materi
Tujuan
Perawatan perineum adalah mencegah terjadinya infeksi sehubungan dengan
penyembuhan jaringan, pencegahan terjadinya infeksi pada saluran reproduksi yang terjadi
dalam 28 hari setelah kelahiran bayi. Selain itu perawatan perineum juga ditujukan
76
untuk pencegahan infeksi organ-organ reproduksi yang disebabkan oleh masuknya
mikroorganisme yang masuk melalui vulva yang terbuka atau akibat dari
perkembangbiakan bakteri pada pembalut yang digunakan.
Menjaga kebersihan pada masa postpartum untuk menghindari infeksi,baik pada luka jahitan
atau kulit:
a. Kebersihan alat genetalia
Setelah melahirkan biasanya perineum menjadi agak bengkak/memar dan mungkin ada luka
jahitan bekas robekan atau episiotomi.
Kebersihan alat genetalia pada masa postpartum:
a. Menjaga alat genetalia dengan mencucinya menggunakan sabun dan air, kemudian
daerah vulva sampai anus harus kering sebelum memakai pembalut wanita, setiap kali
selesai buang air kecil atau besar, pembalut diganti minimal 3x sehari.
b. Cuci tangan dan sabun dengan air mengalir sebelum dan sesudah membersihkan
daerah genetalia
c. Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan cara membersihkan daerah
disekitar vulva terlebih dahulu dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan
daerah sekitar anus. Bersihkan vulva setiap kali buang air kecil atau besar.
d. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari.
Kain dapat digunakan ulang ulang jika dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah
matahari atau disetrika.
e. Jika mempunyai luka episiotomi, hindari untuk menyentuh daerah luka. Ini yang kadang
kurang diperhatikan oleh pasien dan tenaga kesehatan. Karena rasa ingin tahunya,
tidak jarang pasien ingin menyentuh luka bekas jahitan diperineum tanpa
memperhatikan efek yang bisa ditimbulkan dari tindakannya ini. Apalagi pasien kurang
memperhatikan kebersihan tangannya sehingga tidak jarang terjadi infeksi.
b. Membersikan vagina
Pada prinsipnya urgensi kebersihan vagina pada saat nifas dilandasi beberapa alasan:
a. Banyak darah dan kotoran yang keluar dari vagina.
b. Vagina berada dekat saluran buang air kecil dan buang air besar yang tiap hari kita
lakukan.
77
c. Adanya luka di daerah perineum yang bila terkena kotoran dapat terinfeksi
d. Vagina merupakan organ terbuka yang mudah dimasuki kuman untuk kemudian
menjalar ke rahim.
c. Menjaga kebersihan vagina
Langkah-langkah untuk menjaga kebersihan vagina yang benar:
a. Siram mulut vagina hingga bersih dengan air setiap kali habis BAK dan BAB. Air yang
digunakan tidak perlu matang asalkan bersih. Basuh dari arah depan ke belakang
hingga tidak ada sisa-sisa kotoran yang menempel di sekitar vagina, baik itu dari air seni
maupun feses yang mengandung kuman dan bisa menimbulkan infeksi pada luka
jahitan.
b. Bila ibu benar-benar takut menyentuh luka jahitan, upaya menjaga kebersihan vagina
dapat dilakukan dengan cara duduk berendam dalam cairan antiseptik selama 10
menit. Lakukan setelah BAB atau BAK
c. Setelah vagina dibersihkan, pembalutnya sebaiknya diganti dengan yang baru. Bila
pembalut tidak diganti, maka vagina akan tetap lembab dan kotor.
d. Setelah dibasuh, keringkan perineum dengan handuk lembut, lalu kenakan pembalut
baru. Ingat pembalut harus diganti setiap habis BAB atau BAK atau minimal 3-4 jam
sekali atau bila dirasa sudah tidak nyaman.
78
Cheklist Perawatan Perineum
Raw score Criticall Difficult Score
Performance
Prosedur y y Actual Maxi
criteria 0 1 2 3 4 5
1,2,3 1,2,3 (RxCxD) score
Pre Interaksi Membaca basmallah 1 2 1 2 2
Membaca catatan rekam medis 1 2 1 2 2
Cuci tangan 6 langkah 1 3 1 3 3
Menyiapkan alat: 1 3 1 3 3
Sarung tangan bersih, kapas bulat, betadine, kassa,
air bersih hangat, washlap, bedpan
Fase Ucapkan salam dan perkenalkan diri 2 1 1 2 2
Orientasi Klarifikasi nama, umur dan alamat pasien 3 3 1 9 9
Jelaskan tujuan dan prosedur 2 2 1 4 4
Kontrak waktu 1 1 1 1 1
Berikan kesempatan pasien untuk bertanya 1 1 1 1 1
Menutup pintu atau tirai untuk menjaga privasi 1 2 1 2 2
pasien
Meminta pasien/keluarga menyiapkan pembalut 1 1 1 1 1
baru dan pakain dalam bersih
Fase Kerja Anjurkan pasien untuk melepas pakaian 2 2 1 4 4
dalam/bagian bawah sementara bagian yang lain
ditutup
Anjurkan pasien untuk berbaring di tempat tidur 2 2 1 4 4
dan posisikan pasien dengan lutut ditekuk (posisi
dorsal recumbent)
Cuci tangan 6 langkah 1 3 1 3 3
Pakai sarung tangan bersih 1 3 1 3 3
Pasang perlak, dan bedpan di bawah 3 2 1 6 6
pinggul/pantat pasien dan siapkan handuk
79
Raw score Criticall Difficult Score
Performance
Prosedur y y Actual Maxi
criteria 0 1 2 3 4 5
1,2,3 1,2,3 (RxCxD) score
Usap paha atas bagian dalam dengan washlap lalu 2 3 1 6 6
keringkan
Menyiram area perineum dengan air hangat 2 2 1 4 4
dengan salah satu tangan sedangkan tangan
satunya membuka labia
Bersihkan labia mayora dan labia minora dari 4 3 3 36 36
bagian atas ke bawah sekali usap, uretra sampai
perineum dengan menggunakan kapas
Angkat bedpan 1 1 1 1 1
Jika ada luka episiotomi lakukan usapan betadin 1 3 3 9 9
pada luka dengan kassa betadin dengan satu kali
usap dari dalam keluar
Membantu pasien memakai pembalut dan celana 1 1 1 1 1
dalam bersih
Membantu pasien merapikan pakaian kembali 1 2 1 2 2
Kembalikan posisi pasien seperti semula 1 1 1 1 1
Tahap Simpulkan kegiatan 1 1 1 1 1
Terminasi Memberikan Pendkes: Perawatan perineum 1 2 1 2 2
dirumah
Evaluasi perasaan pasien 1 1 1 1 1
Berikan reinforcement positif 1 1 1 1 1
Kontrak waktu selanjutnya 1 1 1 1 1
Ucapkan salam 1 1 1 1 1
Baca Hamdallah 1 1 1 1 1
Rapikan alat 1 2 1 2 2
Cuci tangan 6 langkah 1 3 1 3 3
80
Raw score Criticall Difficult Score
Performance
Prosedur y y Actual Maxi
criteria 0 1 2 3 4 5
1,2,3 1,2,3 (RxCxD) score
Dokumentasi Nama, umur dan alamat pasien 5 3 1 15 15
Diagnosa keperawatan
Tindakan keperawatan
Evaluasi
Tanggal, jam, nama dan tanda tangan perawat
Sikap Empati 3 2 1 6 6
Teliti
Memperhatikan keamanan pasien
TOTAL 142
NILAI: SCORE/TOTAL SCORE X 100
Keterangan:
Raw Score Critically level Difficulty level
0-Tidak dilakukan 1- kurang kritikal 1- Kurang sulit
1- Melakukan 1 2- Kritikal 2- Sulit
2- Melakukan 2 3- Sangat kritikal 3- Sangat suli
3- Melakukan 3
4- Melakukan 4
5- Melakukan 5
81
MANAJEMEN LAKTASI DAN PIJAT OKSITOSIN
Oleh:
Pertanyaan Minimal:
82
MANAJEMEN LAKTASI
2. Fisiologi Laktasi
a. Fisiologi Laktasi
Laktasi atau menyusui mempunyai dua pengertian, yaitu produksi dan
pengeluaran ASI (Suradi, et al, 2004). ASI diproduksi atas hasil kerja gabungan
antar hormon dan refleks. Waktu bayi mulai menghisap ASI akan terjadi dua
refleks yang menyebabkan ASI keluar pada saat yang tepat dengan jumlah
yang tepat pula, yaitu refleks pembentukan/produksi ASI atau refleks
prolaktin yang dirangsang oleh hormone prolaktin dan refleks
pengaliran/pelepasan ASI (let down reflex).
Hormon lain yang berperan dalam proses laktasi adalah oksitosin. Hormon
oksitosin berfungsi memacu kontraksi otot polos yang berada di dinding
83
alveolus dan dinding saluran, sehingga memeras ASI keluar. Fungsi lain
oksitosin adalah memacu kontraksi otot rahim sehingga involusi rahim makin
cepat dan baik (Suradi, et al., 2004).
ASI bermanfaat bukan hanya untuk bayi saja, tetapi juga untuk ibu, keluarga dan
Negara. Manfaat ASI bagi bayi adalah: ASI mengandung nutrisi yang lengkap dan
seimbang bagi bayi sehingga ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal
dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan
pertumbuhan bayi. ASI mampu meningkatkan daya tahan tubuh bayi karena ASI
mengandung zat kekebalan tubuh yang akan melindungi bayi dari berbagai
84
penyakit infeksi bakteri, parasit, virus, dan jamur. Hasil penelitian di Brasil
Selatan menunjukkan bayi yang diberi ASI eksklusif mempunyai resiko 14,2 kali
lebih rendah terjadinya kemungkinan meninggal akibat diare (Roesli, 2005)
ASI dapat menyebabkan pertumbuhan sel otak bayi lebih optimal, terutama
karena ASI mengandung taurin, laktosa dan asam lemak ikatan panjang (DHA,
AA, omega-3, omega-6). Hasil penelitian Lucas (1993) terhadap 300 bayi
premature membuktikan bahwa bayi-bayi premature yang diberi ASI eksklusif
mempunyai IQ yang lebih tinggi secara bermakna (8,3 poin lebih tinggi)
dibanding bayi premature yang tidak diberi ASI. Riva (1997) menemukan
bahwa bayi yang diberi ASI eksklusif, ketika berusia 9,5 tahun mempunyai
tingkat IQ 12,9 poin lebih tinggi dibanding anak yang ketika bayi tidak diberi ASI
eksklusif (Roesli, 2005).
Manfaat lain pemberian ASI eksklusif bagi bayi adalah meningkatkan jalinan
kasih sayang. Perasaan terlindung dan disayangi akan menjadi dasar
perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan
dasar spiritual yang baik. ASI juga dapat menunjang perkembangan motorik
sehingga bayi ASI eksklusif akan lebih cepat bisa berjalan, dan mampu
menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan emosional, kematangan
spiritual, dan hubungan sosial yang baik. ASI dapat mengurangi resiko terkena
penyakit diabetes mellitus, kanker pada anak, dan diduga mengurangi
kemungkinan menderita penyakit jantung (Roesli, 2005).
85
saja dan dimana saja dalam keadaan siap dimakan/diminum, serta dalam suhu
yang selalu tepat (Roesli, 2005; Suradi, et al., 2004).
Manfaat ASI bagi Negara antara lain: menurunkan angka kematian dan
kesakitan, mengurangi subsidi rumah sakit, dan meningkatkan kualitas generasi
pebnerus bangsa. ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional karena jika
semua ibu menyusui, diperkirakan dapat menghemat devisa sebesar 8,6 milyar
yang seharusnya dipakai untuk pembelian susu formula (Roesli, 2005; Suradi, et
al., 2004).
4. Teknik Menyusui
Seorang ibu yang baru pertama kali mempunyai seorang bayi mungkin akan
mengalami masalah ketika menyusui yang sebetulnya hanya karena belum tahu
cara-cara yang sebenarnya sangat sederhana. Tenaga kesehatan seharusnya
mengetahui bahwa menyusui itu merupakan proses alamiah, namun untuk
mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai teknik-
teknik menyusui yang benar.
Cara menyusui yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri,
atau berbaring. Menyusui bayi kembar secara bersamaan dilakukan dengan
caradoublefootball position. Keberhasilan dalam menyusui memerlukan langkah
– langkah menyusui yang benar. Adapun langkah – langkah tersebut adalah:
86
2) Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung
siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh
tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
3) Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu, dan yang satu di
depan.
4) Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak
hanya membelokkan kepala bayi)
5) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
6) Ibu menatap bayi dengan penuh kasih sayang
c. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain
menopang di bawah.
d. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex) dengan
cara:
1) Menyentuh pipi dengan puting susu
2) Menyentuh sisi mulut bayi
87
e. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke
payudara ibu dengan putting serta areola dimasukkan ke mulut bayi
88
Rawat gabung adalah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru
dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan bersama dalam sebuah
ruang selama 24 jam penuh. Manfaat rawat gabung dalam proses laktasi sangat
besar yang meliputi:
a. Aspek fisik
Bila ibu berada dekat dengan bayinya maka ibu dapat dengan mudah
menjangkau bayinya dan menyusui setiap saat, kapan saja bayinya
menginginkan (nir-jadwal).Menyusui dini dapat merangsang kolostrum
untuk segera keluar.
b. Aspek fisiologis
Bila ibu dekat dengan bayi, maka bayi dapat disusui dengan frekuensi lebih
sering. Proses ini merupakan proses fisiologis yang alami, sehingga bayi
mendapatkan nutrisi alami yang terbaik.
c. Aspek psikologis
Rawat gabung menyebabkan terjalinnya proses lekat (early infant-mother
bonding) ibu dan bayi akibat sentuhan badaniah antara ibu dan bayinya. Hal
ini sangat mempengaruhi perkembangan psikologis bayi selanjutnya, karena
kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan
oleh bayi.Bayi yang merasa aman terlindungi merupakan dasar terbentuknya
rasa percaya diri di kemudian hari.
d. Aspek edukatif
Rawat gabung memfasilitasi ibu untuk mendapatkan pengalaman yang
berguna, yaitu mampu menyusui serta merawat bayinya sepulang dari
rumah sakit karena selama di rumah sakit, ibu akan melihat, belajar dan
mendapat bimbingan bagaimana cara menyusui yang benar, memandikan
bayi, merawat tali pusat, dll. Rawat gabung juga dapat menjadi sarana
pendidikan bagi keluarga, terutama suami dengan mengajak suami
membantu isteri dalam proses belajar menyusui. Suami akan termotivasi
untuk memberi dukungan moral bagi isterinya agar mau menyusui bayinya.
89
e. Aspek ekonomi
Pemberian ASI dapat dilakukan sedini mungkin melalui rawat gabung. Bagi
rumah bersalin pemerintah, hal tersebut merupakan suatu penghematan
anggaran pengeluaran untuk pembelian susu formula, botol susu, dot, serta
peralatan lain yang dibutuhkan. Beban petugas kesehatan menjadi lebih
ringan karena ibu berperan lebih besar dalam merawat bayinya. Lama
perawatan ibu lebih pendek karena involusi rahim terjadi lebih cepat dan
memungkinkan tempat tidur digunakan oleh pasien lain.
f. Aspek medis
Pelaksanaan rawat gabung dapat mencegah infeksi nosokomial. Perubahan
fisik atau perilaku bayi dapat diketahui lebihj cepat dan ibu deapat
menanyakan kepada petugas kesehatan apabila didapatkan hal yang dianggap
tidak wajar.
Manfaat pemerahan ASI antara lain: bayi akan tetap mendapat ASI saat ibunya
kembali bekerja, menghilangkan bendungan ASI, menjaga kelangsungan
persediaan ASI pada saat ibu sakit atau bayi sakit, menghilangkan perembesan
ASI, memudahkan bayi minum bila ASI terlalu banyak, dan untuk memberi
minum bayi dengan berta lahir rendah atau bayi sakit yang belum dapat
langsung menyusu pada ibu karena terlalu lemah.
7. Pengeluaran ASI
Pengeluaran ASI berguna untuk ibu bekerja yang akan meninggalkan bayinya di
rumah, ASI yang merembes karena payudara penuh, bayi yang mempunyai
90
masalah menghisap (BBLR), menghilangkan bendungan atau memacu produksi
ASI. Pengeluaran ASI dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
8. Penyimpanan ASI
91
ASI yang dikeluarkan dapat disimpan untuk beberapa saat, namun ada
perbedaan lamanya penyimpanan terkait dengan tempat penyimpanan.Di
udara terbuka/bebas, ASI mampu bertahan dalam waktu 6 – 8 jam. Di lemari
es (suhu 4°C), ASI mampu bertahan selama 24 jam, sedangkan di lemari
pendingin/freezer (suhu – 18°C), ASI mampu bertahan selama 6 bulan.
ASI yang telah didinginkan tidak boleh direbus bila akan diminumkan,
karena kualitasnya akan menurun. ASI tersebut cukup didiamkan beberapa
saat di dalam suhu kamar agar tidak terlalu dingin atau dapat pula direndam
di dalam wadah yang telah berisi air panas.
9. “Ayah Menyusui”
Menurut Utami Roesli (2005), ayah merupakan bagian yang vital dalam
keberhasilan atau kegagalan menyusui. Pendapat yang salah dari para ayah
bahwa menyusui adalah urusan ibu dan bayinya merupakan salah satu factor
kegagalan menyusui. Ayah mempunyai peran yang sangat menentukan
dalam keberhasilan menyusui karena ayah akan turut menentukan
kelancaran pengeluaran ASI (let down reflex) yang sangat dipengaruhi oleh
keadaan emosi atau perasaan ibu.
Ayah dapat berperan aktif dalam keberhasilan pemberian ASI. Ayah cukup
memberikan dukungan emosional dan bantuan-bantuan yang praktis seperti
menyedawakan bayi, mengendong bayi dan menenangkan bayi yang gelisah,
mengganti popok, memandikan bayi, membawa jalan-jalan ke taman,
memberikan ASI perah, dan memijat bayi.
92
waktu 2 jam. Pada awalnya bayi akan menyusu dengan jadwal yang tak
teratur dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1 –2 minggu kemudian.
Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik karena isapan bayi
sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan
menyusui sesuai kebutuhan bayi akan mencegah banyak masalah yang
mungkin timbul. Menyusui pada malam hari sangat berguna bagi ibu yang
bekerja karena dengan sering disusukan pada malam hari akan memacu
produksi ASI dan juga dapat mendukung keberhasilan menunda kehamilan.
Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka sebaiknya
setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara dan diusahakan sampai
payudara terasa kosong agar produksi ASI lebih baik. Setiap menyusui
dimulai dengan payudara yang terakhir disusukan. Selama menyusui
sebaiknya menggunakan Bra yang menyangga payudara, tetapi tidak terlalu
ketat atau justru menekan payudara.
REFERENSI
Pilliteri, A. (2003). Maternal & child health nursing: care of the childbearing
family. (4thed.). Philadelphia: Lippincott
Reeder, S.J., Martin, L.L., & Koniak, D. (1999).Maternity nursing, family,
newborn & women health. Philadelphia: Lippincott
Roesli, U. (2005). Mengenal ASI eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya
Roesli, U. (2005). Panduan praktis menyusui, dukung bunda memberikan yang
terbaik bagi si buah hati. Jakarta: Puspa Swara
Suradi, R., Kristina, H., Sidi, I.P.S., Masuara, S.(2004). Bahan bacaan manajemen
laktasi. Cetakan ke-2. Jakarta: Program manajemen laktasi
perkumpulan perinatologi Indonesia
Swasono, M.H. (1998). Kehamilan, kelahiran, perawatan ibu dan bayi dalam
konteks budaya. Jakarta: UI Press
93
CHEKLIST PENILAIAN MANAJEMEN LAKTASI
94
Raw Score Critically Difficult Score
Performance
Prosedur Actual Maxi
criteria 0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3
(RxCxD) Score
a. Ibu duduk atau berbaring santai. Bila
duduk lebih baik menggunakan kursi yang
rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan
punggung ibu bersandar pada sandaran
kursi.
b. Bayi dipegang dengan satu lengan,
kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu
dan bokong bayi terletak pada lengan.
Kepala bayi tidak boleh tertengadah dan
bokong bayi ditahan dengan telapak tangan
ibu
c. Satu tangan bayi diletakkan di belakang
badan ibu, dan yang satu di depan
Pastikan posisi bayi benar: 4 3 2 24 24
a. Telinga dan bahu bayi terletak pada
satu garis lurus
b. Wajah bayi menghadap payudara ibu
dan hidungnya berhadapan dengan puting
ibu
c. Badan bayi dekat dengan badan bayi
d. Ibu menatap bayi dengan penuh kasih
saying
Pastikan cara menyangga payudara ibu 3 2 2 12 12
benar:
a. Jari–jari diletakkan pada dinding dada di
bawah payudara
95
Raw Score Critically Difficult Score
Performance
Prosedur Actual Maxi
criteria 0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3
(RxCxD) Score
b. Jari telunjuk menyangga payudara
c. Ibu jari diatas payudara, dan jari–jari ibu
tidak boleh terlalu dekat dengan putting
Bayi diberi rangsangan untuk membuka 1 3 1 3 3
mulut dengan menyentuh bibir bayi
dengan putting ibu
- Setelah bayi membuka mulut, dengan 3 2 2 12 12
cepat kepala bayi didekatkan ke payudara
ibu dengan putting serta areola
dimasukkan ke mulut bayi
- Usahakan sebagian besar areola dapat
masuk ke dalam mulut bayi, sehingga
puting susu berada di bawah langit – langit
dan lidah bayi akan menekan ASI keluar
dari tempat penampungan ASI yang
terletak di bawah areola
- Setelah bayi mulai menghisap, payudara
tidak perlu dipegang atau disangga lagi.
Pastikan pelekatan bayi benar: 4 3 1 12 12
- Tampak lebih banyak aerola diatas
bibir
- Mulut bayi terbuka lebar
- Bibir bawah bayi terputar/terlipat
keluar
- Dagu bayi menempel pada payudara
Ketika menyusui selesai, lepaskan putting 1 3 1 3 3
96
Raw Score Critically Difficult Score
Performance
Prosedur Actual Maxi
criteria 0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3
(RxCxD) Score
bayi dengan meletakkan jari kelingking ibu
ke ujung mulut bayi atau menekan dagu
kebawah
Menyendawakan bayi dengan meletakkan 2 3 1 6 6
bayi pada punggung ibu, kemudian
menepuk – nepuk ringan punggung bayi
Mencuci tangan 6 langkah 1 3 1 3 3
Melakukan pendidikan kesehatan: 2 2 1 4 4
- Makanan/nutrisi yang penting untuk
ibu menyusui sayuran hijau (daun katuk
dsb)
- Anjuran untuk menyusui sesuai ajaran
islam yaitu sampai bayi berumur 2 tahun
Terminasi Evaluasi perasaan klien 1 1 1 1 1
Memberikan reinforcement 1 1 1 1 1
Berikan pendidikan kesehatan terkait 1 3 1 3 3
laktasi
Mencuci tangan6 langkah 1 3 1 3 3
Memberikan salam 1 1 1 1 1
Hamdalah 1 2 1 1 2
Dokumentasi Nama, umur dan alamat pasien 5 3 1 15 15
Diagnosa Keperawatan
Tindakan keperawatan
Evaluasi
Tanggal, jam, nama dan tanda tangan
97
Raw Score Critically Difficult Score
Performance
Prosedur Actual Maxi
criteria 0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3
(RxCxD) Score
perawat
Sikap Empati 3 2 1 6 6
Teliti
Memperhatikan keamanan pasien
TOTAL 158
NILAI = SCORE/TOTAL SCORE X 100
Keterangan:
Raw Score Critically level Difficulty level
0-Tidak dilakukan 1- kurang kritikal 1- Kurang sulit
1- Melakukan 1 2- Kritikal 2- Sulit
2- Melakukan 2 3- Sangat kritikal 3- Sangat suli
3- Melakukan 3
4- Melakukan 4
5- Melakukan 5
98
PIJAT OKSITOSIN
Penyusun:
Riski Oktafia, M.Kep., Sp.Kep.Mat
Yuni astuti, M.Kep., Sp.Kep.Mat
ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik
fisik, psikososial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur
kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI
mencakup hampir 200 unsur zat makanan. Pada persalinan tindakan seksio sesarea
seringkali ibu mengalami kesulitan dalam memberikan ASI kepada bayinya segera
setelah lahir, terutama jika ibu diberikan anestesi umum. Ibu relatif tidak dapat
menyusui bayinya di jam pertama setelah bayi lahir. Kondisi luka operasi di bagian
perut membuat proses menyusui sedikit terhambat. Seksio sesarea ialah
pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding
uterus.
Beberapa masalah yang terjadi pada ibu setelah menjalani operasi seksio sesarea
seperti tindakan anastesi, mobilisasi terganggu, ADL terganggu, serta pemberian ASI
langsung setelah melahirkan tidak terpenuhi yang akan mempengaruhi proses
menyusui. Pijat oksitosin merupakan salah satu solusi untuk mengatasi
ketidaklancaran produksi ASI. Pijat oksitosin adalah pemijatan pada sepanjang
tulang belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelimakeenam dan merupakan
usaha untuk merangsang hormon prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan.
99
Pijat oksitosin ini dilakukan untuk merangsang refleks oksitosin atau reflex let down.
Selain untuk merangsang refleks let down manfaat pijat oksitosin adalah
memberikan kenyamanan pada ibu, mengurangi bengkak (engorgement),
mengurangi sumbatan ASI, merangsang pelepasan hormone oksitosin, merangsang
kontraksi uterus, dan mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan bayi sakit
(Depkes RI, 2007).
Pijat oksitosin dapat dilakukan oleh suami atau keluarga pada ibu menyusui yang
berupa back massage pada punggung ibu untuk meningkatkan pengeluaran hormon
oksitosin. Pijat oksitosin yang dilakukan oleh suami akan memberikan kenyamanan
pada ibu sehingga akan memberikan kenyamanan pada bayi yang disusui.
Langkah pijat oksitosin:
a. Membangkitkan rasa percaya diri ibu
b. Kaji puting dan payudara
c. Melepaskan baju ibu bagian atas dan BH
d. Ibu miring ke kanan maupun ke kiri, lalu memeluk bantal atau bisa juga dengan
posisi duduk
e. Memasang handuk
f. Melumuri kedua telapak tangan dengan minyak atau baby oil
g. Memijat sepanjang kedua sisi tulang belakang ibu dengan menggunakan dua
kepalan tangan, dengan ibu jari menunjuk ke depan
h. Menekan kuat-kuat kedua sisi tulang belakang membentuk gerakangerakan
melingkar kecil-kecil dengan kedua ibu jarinya
i. Pada saat bersamaan, memijat kedua sisi tulang belakang ke arah bawah, dari
leher ke arah tulang belikat, selama 2-3 menit
j. Mengulangi pemijatan hingga 3 kali
k. Membersihkan punggung ibu dengan waslap air hangat dan dingin secara
bergantian.
100
101
CHEKLIST PENILAIAN PIJAT OKSITOSIN
102
Raw Score Critically Difficult Score
Performance
Prosedur Actual Maxi
criteria 0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3
(RxCxD) Score
Memijat sepanjang kedua sisi tulang belakang
ibu dengan menggunakan ibu jari (dua
kepalan tangan dengan ibu jari menghadap
kedepan) dari 3 jari dibawah punuk ibu 1 3 3 9 9
hingga sebatas tali BH dengan membentuk
gerakan melingkar kecil-kecil selama 15-30
menit
Membersihkan punggung ibu dengan waslap
2 2 1 4 4
air hangat dan dingin secara bergantian
Mencuci tangan 6 langkah 1 3 1 3 3
Memberikan pendidikan kesehatan
Nutrisi/makanan yang dapat memperbanyak 1 2 1 2 2
produksi ASI
Terminasi Evaluasi perasaan klien 1 1 1 1 1
Memberikan reinforcement 1 1 1 1 1
Berikan pendidikan kesehatan terkait laktasi 1 3 1 3 3
Mencuci tangan 6 langkah 1 3 1 3 3
Memberikan salam 1 1 1 1 1
Hamdalah 1 2 1 1 2
Nama, umur dan alamat pasien 5 3 1 15 15
Diagnosa Keperwatan
Dokumentasi Tindakan keperawatan
Evaluasi
Tanggal, jam, nama dan tanda tangan perawat
103
Raw Score Critically Difficult Score
Performance
Prosedur Actual Maxi
criteria 0 1 2 3 4 5 1,2,3 1,2,3
(RxCxD) Score
Sikap Empati
Teliti 3 2 1 6 6
Memperhatikan keamanan pasien
TOTAL 99
NILAI = SCORE/TOTAL SCORE X 100
Keterangan:
Raw Score Critically level Difficulty level
0-Tidak dilakukan 1- kurang kritikal 1- Kurang sulit
1- Melakukan 1 2- Kritikal 2- Sulit
2- Melakukan 2 3- Sangat kritikal 3- Sangat suli
3- Melakukan 3
4- Melakukan 4
5- Melakukan 5
104
MEMANDIKAN BAYI DAN PERAWATAN TALI PUSAT
Oleh:
Kasus
Seorang bayi, usia 3 hari lahir dari seorang ibu dengan dua anak. Perawat memandikan
bayi dengan cara mandi seka (tepid sponge) dan tali pusat dibersihkan dengan air steril
tanpa ditutup kassa. Ibu merasa tidak puas karena memandikan bayi dan perawatan tali
pusat dilakukan oleh perawat, berbeda dengan pengalaman saat melahirkan anak
pertamanya yaitu tali pusat ditutup dengan kassa alkohol. Setelah itu, perawat.
menjelaskan kembali cara memandikan bayi dan perawatan tali pusat.
Materi
Memandikan bayi dan perawatan tali pusat merupakan salah satu tindakan untuk
memelihara kebersihan personal dan pencegahan infeksi khususnya pada bayi baru lahir
(neonatus). Pada saat perawat memandikan bayi, orang tua harus mendapatkan
kesempatan atau berpartisipasi dalam mendemonstrasikan teknik memandikan bayi dan
perawatan tali pusat yang benar sebelum pulang kerumah. Selain itu orang tua diajarkan
untuk mengenali tanda-tanda infeksi lokal pada bayi muda pada saat memandikan bayi.
Penilaian terhadap infeksi lokal adalah dengan melihat adanya pustul di kulit atau adanya
mata bernanah atau pusar kemerahan atau bernanah.
Prinsip memandikan bayi adalah dimulai dari daerah yang paling bersih ke daerah
yang paling kotor (genital dan daerah perianal dibersihkan terakhir), perawatan khusus
dilakukan pada daerah lipatan kulit, orang tua juga dijelaskan juga bahwa teknik mandi
seka (sponge bath) harus diteruskan sampai tali pusat putus da tidak ada tanda-tanda
infeksi pada umbilicus.
1. Menjelaskan tujuan memandikan dan perawatan tali pusat pada bayi dengan benar.
2. Menjelaskan memandikan dan perawatan tali pusat bayi dengan tepat
3. Menjelaskan tanda-tanda infeksi lokal pada bayi
4. Mendemonstrasikan prosedur memandikan dan perawatan tali pusat pada bayi
Learning Outcome
Tinjauan Teori
1. Memandikan Bayi
Masalah keperawatan yang mungkin muncul selama merawat bayi baru lahir adalah
gangguan mempertahankan kebersihan diri karena kurangnya pengetahuan orang
ta tentang cara memandikan bayi baru lahir, hipotermia, dan resiko infeksi terutama
pada kulit, mata, dan tali pusat. Selama melakukan prosedur memandikan pada
bayi, perawat, dapat mengobservasi tanda0tanda infeksi bakteri lokal antara lain:
a. Adanya pustul dikulit
Periksa seluruh badan bayi apakah ada tanda/gejala bercak merah atau
benjolan yang berisi nanah di kulit. Pustul sering ditemukan pada daerah
yang tertutup, misalnya lipatan leher dan ketiak.
b. Adanya nanah pada mata
Bayi baru lahir rentan terhadap infeksi, salah satu caranya yaitu melalui
infeksi tali pusat yang merupakan penyebab kesakitan dan kematian terbesar di
negara berkembang. Oleh karena itu tujuan perawatan tali pusat adalah untuk
mencegah dan mengidentifikasi secara dini perdarahan dan mempercepat
peluruhan tali pusat (Depkes RI, 1977). Tanda dan gejala yang harus diwaspadai
bila pada tali pusat merah dan bengkak adalah mengeluarkan nanah dan berbau
busuk, tetapi kemerahan dan pembengkakan terbatas pada daerah kurang dari 1
cm, obati sebagai infeksi tali pusat lokal atau terbatas. Sedangkan jika kulit di sekitar
tali pusat merah dan mengeras atau bayi dalam keadaan distensi abdomen, obati
sebagai infeksi tali pusat berat atau meluas.
Panjang tali pusat yang disisakan sehabis dipotong dianjurkan 2-3 cm.
Beberapa peneliti menganjurkan sisa tali pusat sebanyak 3-4 cm dari dinding
abdomen untuk mencegah terikatnya sebagian gud yang masuk umbilikus
walaupun kasusnya jarang. Bila tali pusat terlalu panjang dikhawatirkan sulit
menjaga kebersihan, mudah terkena feses, dan air kencing bayi. Prinsip perawatan
tali pusat yang direkomendasikan WHO (1998) yaitu berdasarkan prinsip asepsis
dan kering.
Perawatan tali pusat pada bayi baru lahir sangat beragam dan sampai saat ini
belum ada satupun metode yang paling baik dan efektif. Berikut beberapa
rekomendasi dan studi mengenai prinsip-prinsip perawatan tali pusat:
Pendapat lain menurut Depkes (1997) tali pusat dapat dibersihkan dengan
air hangat atau alkohol 70%. Hasil penelitian Subagyo (2003) didapatkan waktu
pelepasan tali pusat pada bayi normal yang menggunakan air steril lebih cepat
dibandingkan povidone iodine 10% dan alkohol 70%. Sedangkan Widowati (2003)
menyimpulkan waktu pelepasan tali pusat lebih cepat pada bayi yang dirawat
dengan menggunakan kolostrum dibandingkan alkohol 70%. Sedangkan penelitian
Wijayanti (2006) pada BBLRdidapatkan perbedaan waktu pelepasan tali pusat
antara BBLR yang mendappat air steril dan alkohol dimana BBLR dengan air steril
lebih cepat waktu pelepasan tali pusatnya.
Hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan tali pusat adalah cara
perawatan yang tidak bersih dan pemberian ramuan tradisional meningkatnya
terjadinya kejadian tetanus pada bayi baru lahir (WHO, 1998). Cara lain yang
dikembangkan oleh Depkes dan WHO (2005) menyatakan bahwa jika tali pusat
kotor atau basah, segera cuci dengan air Desinfektan Tingkat Tinggi (DTT) yaitu
dengan mendidihkan air selama 20 menit atau dengan air matang dan sabun.
Selanjutnya keringkan dengan kain bersih dan biarkan kering.
Dari beberapa prinsip tersebut diatas, berikut langkah-langkah perawatan tali pusat
pada bayi normal tanpa adanya infeksi dari persiapan hingga dokumentasi.
Bila ditemukan adanya infeksi tali pusat lokal atau terbatas perlu
diperhatikan beberapa hal berikut:
1. Bersihkan tali pusat dengan menggunakan larutan antiseptik (misal, chlorhexidine
atau povidon iodine 2,5%) dengan kain kassa bersih.
2. Olesi tali pusat dan daerah sekitarnya dengan larutan antiseptik (misalnya, Gentian
Violet 0,5%) sampai delapan kali sehari sampai tidak ada nanah pada tali pusat.
Anjurkan ibu melakukan ini kapan saja bila memungkinkan
3. Jika kemerahan atau bengkak pada tali pusat meluas hingga melebihi 1 cm, obati
sesuai dengan prosedur perawatan pada infeksi tali pusat berat atau meluas
Untuk meningkatkan proses pengeringan dan penyembuhan tali pusat, pada saat
memandikan bayi dianjurkan untuk tidak merendam sampai tali pusat putus dan umbilikus
sembuh. Orangtua dapat menggunakan metode sponge bathsampai jaringan granulasi
menutupi bagian tali pusat yang lepas. Penutupan tali pusat tidak dianjurkan karena akan
memperlambat proses pengeringan. Warna merah dan pengeluaran bau yang tidak sedap
di sekitar umbilikus harus diperhatikan dan dilaporkan untuk mendapatkan pengobatan
dan perawatan lebih lanjut.
Persiapan alat:
1. Termometer tubuh dan termometer air
2. Handuk dan waslap bersih
3. Sabun dan shampoo bayi
4. Air steril
5. Cotton bud atau kapas bersih
6. Kapas untuk membersihkan daerah perineal(jika bayi BAK/BAB)
7. Waskom atau bath-tub
8. Bengkok
9. Air hangat
10. Popok dan pakaian bersih
11. Keranjang/plastik pakaian kotor
V. Dokumentasi
Catat waktu, respon serta temuan penting setelah tindakan seperti tanda gejala
hipotermi atau distres pernafasan.
Keterangan:
Raw Score Critically level Difficulty level
0-Tidak dilakukan 1- kurang kritikal 1- Kurang sulit
1- Melakukan 1 2- Kritikal 2- Sulit
2- Melakukan 2 3- Sangat kritikal 3- Sangat suli
3- Melakukan 3
4- Melakukan 4
5- Melakukan 5