DISUSUN OLEH :
LO :
Ibu N /
Bp.SY/ 73 Bp. A 65 tahun
tahun
HT & DM
SNH
Kekuatan otot:
3 5
3 5
Kemampuan ADL : Aktivitas sehari-hari Bp. SY makan, minum, mandi berpakaian, BAB dan
BAK dibantu oleh istri dan cucu Bp. SY
8. Sistem integument
Keadaan kulit: kering/biasa/basah
Bercak kemerahan : tidak ada
Lesi kulit lain : tidak terdapat lesi curiga keganasan : tidak ada
Decubitus : tidak
9. Sistem reproduksi
a. Pria
Normal, jelaskan Bp. SY tidak ada masalah dalam hubungan seksual dan Bp. SY mempunyai
seorang istri dan 3 orang anak.
10. Sistem perkemihan
Pola : : lancar, BAK ± 5 kali sehari, sering ngompol disembarang tempat karena Bp. SY tidak mau
memakai pempers. BAK terkadang menggunakan pispot yang disediakan istrinya.
Inkontinensia : Bp. SY mengalami inkontensia urine
Data Penunjang : -
Terapi yang diberikan :-
PSIKOSOSIOBUDAYA DAN SPIRITUAL
Psikologis Perasaan saat ini dalam menghadapi masalah : Ibu N menyampaikan perasaan Bp.
SY tidak menentu kadang terlihat semangat, sedih bahkan marah-marah dengan alasan yang kurang
jelas. Ibu N terkadang merasa sedih ketika beliau sudah setia dan selalu ada untuk membantu ADL
Bp. SY tetapi dimarahi dengan alasan tidak jelas. Ibu N mengatakan terkadang sering terpancing
emosi ketika Bp. SY marah tetapi mengucapkan Istighfar setelahnya.
Cara mengatasi perasaan tersebut : Bp. SY melihat lingkungan luar dari depan jendela ketika
merasa bosan. Ibu N ketika merasa emosi atau sedih sering bercerita dengan teman dekatnya untuk
mengurangi beban dan berkegiatan bersama cucu mengurangi pikiran Ibu N
Rencana klien setelah masalahnya terselesaikan: Saat ini Istri Bp. SY ingin suaminya sembuh,
masih banyak terapi untuk Bp. SY yang ingin diikuti oleh Ibu N, tetapi karena kendala tidak ada
yang mengantar dan membantu membawa Bp. SY keinginan untuk terus berobatnya tertunda. Ibu
N mengatakan semangat untuk sembuh Bp. SY saat awal terkena stroke bagus tetapi saat ini lebih
cenderung untuk pasrah dan berdoa.
Jika rencana ini tidak dapat dilaksanakan: Istri Bp. SY pasrah dan terus melanjutkan terapi
yang diberikan dokter. Pengetahuan klien tentang masalah / penyakit yang ada Klien mengetahui
penyakit yang dideritanya.
Pengetahuan klien tentang masalah / penyakit yang ada: Ibu N sudah memahami keadaan Bp.
SY, mengikuti terapi obat dokter tetapi tidak kontrol atau terapi karena kondisi Bp. SY yang tidak
memungkinkan dibawa kemana-mana sendiri oleh Ibu N
Sosial
Aktivitas atau peran di masyarakat: Bp. SY tidak mengikuti kegiatan di masyarakat sejak sakit
stroke, Ibu N juga terbatas dalam beraktivitas di masyarakat karena harus menunggu Bp. SY. Ibu N
biasanya kemasjid dekat rumah untuk ibadah ketika Bp. SY dalam keadaan bisa ditinggal.
Masyarakat mengerti dengan keadaan keluarga Bp. SY. Kebiasaan di lingkungan yang tidak
disukai Klien mengatakan tidak suka dengan warga yang tidak kompak
Kebiasaan di lingkungan yang tidak disukai : tidak ada
Cara mengatasinya Klien mengatakan cara mengatasinya : tidak ada
Pandangan klien tentang aktifitas sosial dilingkungannya: berkumpul dan bercerita dengan
tetangga dan teman sebaya sering dilakukan Ibu S, menurut Ibu S kegiatan sosial di kampungnya
banyak dan selama ini diikuti sesuai kemampuanny
Budaya
Budaya yang diikuti klien adalah budaya Jawa dan Islami
Keberatan /tidak terhadap budaya yang diikuti jawaban klien tidak keberatan
Cara mengatasi (jika keberatan): tidak ada
Spiritual
Aktivitas ibadah yang sehari-hari dilakukan solat 5 waktu dilaksanakan oleh Ibu N dan Bp. SY,
walaupun Bp. SY melakukan sesuai dengan kemampuannya, solat dilakukan dengan posisi duduk.
Ibu N mengatakan Bp. SY rajin melaksanakan solat Dhuha.
Kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan Ibu N membaca Al Qur’an setiap setelah maghrib,
terkadang Bp. SY mau mendengarkan disamping Ibu N
Kegiatan ibadah yang saat ini tidak bisa dilakukan adalah berkumpul dalam pengajian karena
masih dalam kondisi pandemi Covid-19
Perasaan klien akibat tidak dapat melaksanakan ibadah tersebut: Ibu N terbiasa tidak
mengikuti perkumpulan pengajian setelah Bp. SY sakit sehingga ketika pandemi dilarang untuk
berkumpul, perasaan Ibu N seperti biasa.mengatakan jika tidak melaksanakan ibadah akan merasa
tidak tenang.
Upaya klien mengatasi perasaan tersebut: Ibu S dan Bp. SY tetap melaksanakan ibadah dirumah
dengan solat dan membaca Al Qu’ran
Apa keyakinan klien tentang peristiwa / masalah kesehatan yang sekarang sedang dialami:
Ibu N meyakini bahwa kesetiaannya mengurus Bp. SY menjadi ladang pahala baginya.
6 Status Mental
Tindakan:
Pelaksanaan
intervensi
pencegahan
jatuh risiko
tinggi
Keterangan:
Nilai MFS Tingkatan Risiko Tindakan
9. Daftar keamanan
Ya Tidak
a Apakah penderita
dapat:
- √
Membuka/mengunci
pintu √
- Mencapai sakelar
lampu
- Mencari √
pertolongan bila
perlu (telepon,
tetangga dekat dan √
lain-lain)
- Berjalan dalam
rumah dengan aman
(WC, kamar mandi,
meja makan, ruang
tamu, dan lain-lain)
b Apakah terdapat
bahaya yang
jelas/nyata ?
- Fitting lampu yang √
bertumpuk-tumpuk
- Kabel-kabel listrik √
yang telanjang
- Penyinaran yang tak √
terang (siang/malam)
- Perabotan √
(besar/kecil) yang
berserakan
- Perabotan/mebel √
yang tak aman
(mudah patah,
ringkih, mudah
terguling, dan
sebagainya) √
- Karpet/keset atau
lantai yang tak rata
√ 1 Lantai dan karpet dalam keadaan baik dan tidak menonjol disana-
sini, yang mungkin menyebabkan terpeleset/jatuh.
B Kamar mandi:
× 7 Terdapat ril pegangan di daerah toilet dan bak mandi dan mudah
dicapai bila diperlukan.
C Kamar tidur:
D Dapur
:
E Kamar duduk:
√ 20 Tinggi kursi dan sofa cukup sehingga mudah bagi lansia untuk
berduduk atau bangkit.
F Tangga
:
- 21 Terdapat ril pegangan yang kuat di kedua sisi anak tangga, termasuk
anak tangga ke lantai dasar.
G Di luar rumah:
× 25 Pintu masuk depan dan belakang dalam keadaan baik. Pada musim
hujan tersedia pasir untuk mencegah lantai menjadi licin.
× 26 Jalan lalu harus bebas dari lumpur atau air dimusim hujan, sehingga
mencegah terpeleset/jatuh.
Interpretasi skor:
0-4 : normal
5–8 : mengindikasikan depresi ringan
9 - 11 : mengindikasikan depresi sedang
12- 15 : mengindikasikan depresi berat
ANALISA DATA
ANALISA DATA PROBLEM ETIOLOGI
- DO : Bp. SY
menderita stroke sejak
7 tahun yang lalu,
diagnosis penyakit
dari dokter adalah
Stroke Non
Haemoragic (SNH)
- Bp. SY mengalami
kelemahan pada
ekstremitas bagian
kanan dan kesulitan
berbicara
- Keadaan umum Bp.
SY terlihat lemah,
tidak dapat
beraktivitas mandiri.
- Bp. SY mengalami
penurunan
pendengaran sehingga
berbicara harus dalam
jarak dekat dan
terkadang
menggunakan
sentuhan
- sistem peraba Bp. SY
mengalami penurunan
fungsi
- Tekanan darah :
160/90 mmHg
- Capillary Refill: 3
detik
- Bp. SY BAB
menggunakan pispot
yang dibantu dan
dibersihkan oleh Ibu
N. Rutinitas jadwal
BAB Bp. SY adalah
pagi hari setelah
makan pagi dan
setelah BAB Bp. SY
langsung mandi
dibantu Ibu N.
- Terlihat perubahan
bentuk tulang pada
tangan sebelah kanan
karena serangan
stroke sejak 7 tahun
yang lalu
- DS : Ibu N
menyampaikan sejak
awal terkena stroke
sudah banyak usaha
berobat dan terapi
dilakukan tetapi
belum diberikan
kesembuhan.
- Ibu N menyampaikan
Sejak anak-anaknya
bekerja Ibu N
kesulitan untuk
membawa Bp. SY
berobat atau terapi
- Bp. SY mempunyai
riwayat penyakit
kronik yaitu hipertensi
dan diabetes melitus
sejak tahun 1998.
Saudara kandung Bp.
SY juga mempunyai
riwayat hipertensi dan
diabetes.
- Aktivitas olahraga Bp.
SY hanya jalan
disekitar ruangan
dalam rumah dengan
menggunakan kruk
kaki 3, tidak pernah
keluar rumah dan
latihan gerak
ekstremitas dilakukan
oleh Bp. SY didalam
rumah
- Ibu N mengatakan
nafsu makan Bp. SY
seperti biasa
- Ibu N menyampaikan
perasaan Bp. SY tidak
menentu kadang
terlihat semangat,
sedih bahkan marah-
marah dengan alasan
yang kurang jelas. Ibu
N terkadang merasa
sedih ketika beliau
sudah setia dan selalu
ada untuk membantu
ADL Bp. SY tetapi
dimarahi dengan
alasan tidak jelas
- Ibu N mengatakan
terkadang sering
terpancing emosi
ketika Bp. SY marah
tetapi mengucapkan
Istighfar setelahnya.
- Ibu N mengatakan
semangat untuk
sembuh Bp. SY saat
awal terkena stroke
bagus tetapi saat ini
lebih cenderung untuk
pasrah dan berdoa.
- Ibu N sudah
memahami keadaan
Bp. SY, mengikuti
terapi obat dokter
tetapi tidak kontrol
atau terapi karena
kondisi Bp. SY yang
tidak memungkinkan
dibawa kemana-mana
sendiri oleh Ibu N
- Bp. SY tidak
mengikuti kegiatan di
masyarakat sejak sakit
stroke, Ibu N juga
terbatas dalam
beraktivitas di
masyarakat karena
harus menunggu Bp.
SY. Ibu N biasanya
kemasjid dekat rumah
untuk ibadah ketika
Bp. SY dalam
keadaan bisa ditinggal