DISUSUN OLEH :
NAMA : R.A. ANZALNA RISMA FATTAH
NIM : 20180320079
B. Klasifikasi Nyeri
C. Patofisiologi Mual
Jalur alamiah dari muntah juga belum sepenuhnya dimengerti namun beberapa
mekanisme patofisiologi diketahui menyebabkan mual dan muntah telah diketahui.
Koordinator utama adalah pusat muntah, kumpulan saraf – saraf yang berlokasi di medulla
oblongata.
Saraf – saraf ini menerima input dari :
Chemoreceptor Trigger Zone (CTZ) di area postrema
Sistem vestibular (yang berhubungan dengan mabuk darat dan mual karena
penyakit telinga tengah)
Nervus vagus (yang membawa sinyal dari traktus gastrointestinal)
Sistem spinoreticular (yang mencetuskan mual yang berhubungan dengan cedera
fisik)
Nukleus traktus solitarius (yang melengkapi refleks dari gag refleks)
Sensor utama stimulus somatik berlokasi di usus dan CTZ. Stimulus emetik dari
usus berasal dari dua tipe serat saraf aferen vagus a) Mekanoreseptor : berlokasi pada
dinding usus dan diaktifkan oleh kontraksi dan distensi usus, kerusakan fisik dan
manipulasi selama operasi. b) Kemoreseptor : berlokasi pada mukosa usus bagian atas dan
sensitif terhadap stimulus kimia. Pusat muntah, disisi lateral dari retikular di medula
oblongata, memperantarai refleks muntah.
Bagian ini sangat dekat dengan nukleus tractus solitarius dan area postrema.
Chemoreseptor Trigger Zone (CTZ) berlokasi di area postrema. Rangsangan perifer dan
sentral dapat merangsang kedua pusat muntah dan CTZ. Afferent dari faring, GI tract,
mediastinum, ginjal, peritoneum dan genital dapat merangsang pusat muntah. Sentral
dirangsang dari korteks serebral, cortical atas dan pusat batang otak, nucleus tractus
solitarius, CTZ, dan sistem vestibular di telinga dan pusat penglihatan dapat juga
merangsang pusat muntah. Karena area postrema tidak efektif terhadap sawar darah otak,
obat atau zat-zat kimia di darah atau di cairan otak dapat langsung merangsang CTZ.
Kortikal atas dan sistem limbik dapat menimbulkan mual muntah yang
berhubungan dengan rasa, penglihatan, aroma, memori dan perasaaan takut yang tidak
nyaman. Nukleus traktus solitaries dapat juga menimbulkan mual muntah dengan
perangsangan simpatis dan parasimpatis melalui perangsangan jantung, saluran billiaris,
saluran cerna dan saluran kemih.
Sistem vestibular dapat dirangsang melalui pergerakan tiba-tiba yang menyebabkan
gangguan pada vestibular telinga tengah. Reseptor sepeti 5-HT3, dopamin tipe 2 (D2),
opioid dan neurokinin-1 (NK-1) dapat dijumpai di CTZ. Nukleus tractus solitarius
mempunyai konsentrasi yang tinggi pada enkepalin, histaminergik, dan reseptor
muskarinik kolinergik. Reseptor-reseptor ini mengirim pesan ke pusat muntah ketika di
rangsang. Sebenarnya reseptor NK-1 juga dapat ditemukan di pusat muntah. Pusat muntah
mengkoordinasi impuls ke vagus, frenik, dan saraf spinal, pernafasan dan otot- otot perut
untuk melakukan refleks muntah.
D. Etiologi Mual
1. Penyakit psikogenik
2. Proses – proses sentral ( misal : tumor otak )
3. Proses sentral yang tak langsung
misal :
obat – obatan seperti obat kemoterapi kanker, opioid, antibiotik, estrogen.
Kehamilan : hiperemesis, morning sickness.
4. Penyakit perifer ( misal : peritonitis, akut abdomen )
5. Iritasi lambung atau usus
6. Gastritis akut
7. Infeksi virus dan gastroenteritis akut
Misal : infeksi rotavirus yang paling sering menyebabkan diare pada anak yang sering
diistilahkan muntaber atau muntah berak
8. Penderita alergi dan hipersensitif saluran cerna.
Misal : penyakit gastroesophageal refluks ( PRGE / GERD )
9. Keracunan makanan
10. Iritan – iritan lambung lainnya : alkohol, merokok dan -obat anti – peradangan
nonsteroid seperti aspirin dan ibuprofen.
11. Obstruksi usus, ileus
12. Kolesistitis, pancreatitis, apendiksitis, hepatitis.
13. Terlalu banyak makan
14. Pasca operasi
15. Rasa sakit yang sangat / ekstrim nyeri (seperti sakit kepala pada serangan jantung)
Faktor-faktor Predisposisi Mual dan muntah biasanya merupakan gejala yang bisa
disebabkan oleh banyak hal. Kondisi ini adalah cara tubuh untuk membuang materi yang
mungkin berbahaya dari dalam tubuh. Obat-obatan tertentu seperti kemoterapi untuk
kanker dan agen anestesi sering menyebabkan mual muntah. (Porter et al, 2010).
Penyakit gastroenteritis adalah penyebab paling umum yang mengakibatkan terjadinya
mual dan muntah. Gastroenteritis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri atau virus
di perut. Selain menyebabkan mual dan muntah, gastroenteritis biasanya juga
menyebabkan diare (Porter et al, 2010)
F. Pathway Mual
G. Pengkajian Mual
H. Diagnosis Keperawatan
Nyeri Akut :
Definisi :
Perasaan dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan yang timbul dari kerusakan
jaringan yang aktual dan potensial, atau gambaran adanya kerusakan. Hal ini dapat timbul
secara tiba-tiba atau lambat, intensitasnya dari ringan atau berat. Dengan prediksi waktu
kesembuhan kira-kira kurang dari 6 bulan.
Batasan Karakteristik :
1. Laporan verbal dan nonverbal
2. Laporan pengamatan
3. Posisi pasien berhati-hati untuk menghindari nyeri
4. Gerakan melindungi diri
5. Tingkah laku berhati-hati
6. Muka topeng
7. Gangguan tidur (mata sayu, tampak lelah, pergerakan yang sulit atau kacau, menyeringai)
8. Fokus pada diri sendiri
9. Fokus menyempit (penurunan persepsi tentang waktu, kerusakan proses fikir, penurunan
interaksi dengan orang lain dan lingkungan)
10. Aktivitas distraksi (jalan-jalan, menemui orang lain dan atau aktivitas, aktivitas yang
berulang-ulang)
11. Respon otonomi (diaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nadi dan dilatasi
pupil)
12. Perubahan respon otonomi pada tonus otot (tampak dari lemah ke kaku)
13. Tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas panjang,
berkeluh kesah)
14. Perubahan nafsu makan minum
I. Intervensi Keperawatan
1. Intervensi mandiri
2. Intervensi kolaborasi
J. Evaluasi
Evaluasi keperawatan terhadap pasien nyeri dilakukan dengan menilai kemamapuan dalam
respon perangsangan nyeri, diantaranya : klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri, mampu
mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki, dan mampu menggunakan terapi
yang diberikan mengurangi rasa nyeri.
K. Daftar Pustaka