Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MANDIRI

REFLEKSI DIRI

PEMBIMBING :

DISUSUN OLEH : SYAHRURAMADHANI,MNS., M.Sc

NAMA : R.A. ANZALNA RISMA FATTAH


NIM : 20180320079

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
Pada hari Senin tanggal 13 Mei 2019 jam 8.00 WIB saya R.A. Anzalna Risma Fattah dan
rekan-rekan dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta mendapat praktik klinik di Rumah Sakit
Umum Daerah Tidar Magelang dalam bangsal Gladiol. Di bangsal itu saya dan rekan-rekan
diperkenalkan oleh Kepala Ruang dan Perawat-perawat jaga disana setelah itu, saya sudah
menentukan pasien yang akan saya kaji untuk tugas komunikasi saya. Saya akhirnya berkenalan
dengan perawat yang bernama R, A, P, Ri, Dy, lalu saya langsung diajarkan memberikan obat pada
pasien dengan menginjeksi pada intravena yang sebelumnya saya diajarkan cara melarutkan obat
dengan spuit dan menghitung dosis.
Pada awalnya saya tidak percaya diri dan takut untuk memulai kegiatan tersebut, namun
perawat-perawat jaga di bangsal tersebut memotivasi saya untuk berani dalam melakukan injeksi
tersebut dengan percaya diri. Dan pada saat itu saya langsung melakukan komunikasi dengan
pasien Bp. S dan melakukan tindakan pengkajian nyeri dan injeksi dengan didampingi Perawat P
yang dengan sabar dan perlahan memberitahukan kepada saya tata cara komunikasi yang baik
pada pasien. Setelah melihat sikap dan cara bicara Perawat P saya termotivasi untuk belajar lebih
baik lagi berkomunikasi selama praktik di bangsal Gladiol. Namun, ada juga hambatan bagi saya
yaitu saya belum bisa berbicara secara lancar dan cepat dalam berkata kepada pasien karena
saya masih merasa gugup dan belum percaya diri.
Di samping itu, saya juga merasa ingin tahu terkait komunikasi dan tindakan yang baik
dan benar selama saya praktik klinik di bangsal Gladiol ini, dan akhirnya dalam seminggu saya
sudah mendapatkan banyak hal dari komunikasi teraupetik maupun intrapersonal terhadap
pasien dan tindakan pelayanan kesehatan yang sesungguhnya. Terima kasih banyak kepada
Kepala Ruang dan perawat-perawat yang bekerja di bangsal Gladiol karenanya saya merasa
berhasil menjadi mahasiswi perawat yang baik, benar, profesional, bertanggung jawab, serta
dapat dipercaya oleh pasien.
Telah disebutkan pada jurnal karya Haryanto Adi Nugroho, Septiyani Fuyat yang berjudul
Hubungan antara Komunikasi Teraupetik Perawat dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Islam
Kendalm tahun 2012, Menurut Kotler (1992) faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien yaitu
pertama; kehandalan merupakan kemampuan untuk melaksanakan jasa yang diianiikan dengan
tepat dan terpercaya, kedua; ketanggapan untuk membantu pelanggan dan memberikan iasa
dengan cepat; ketiga keyakinan yaitu pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan
untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan; keempat empati yaitu syarat untuk peduli,
memberi perhatian pribadi bagi pasien dan ini adalah salah satu syarat juga dalam pelaksanaan
komunikasi terapeutik perawat; kelima wujud nyata yaitu penampilan lasilitas fisik, peralatan,
personal dan media komunikasi.
Wijono (2000) mengungkapkan kepuasan pelanggan rumah sakit atau organisasi
pelayanan kesehatan lain atau kepuasan pasien dipengaruhi banyakfaktor antara lain
pendekatan dan perilaku petugas, mutu inlormasi, prosedur perjanjian, waktu tunggu, lasilitas
umum yang tersedia, fasilitas perhotelan untuk pasien seperti mutu makanan, pengaturan
kunjungan dan "privasi" outcome terapi dan perawatan yang diterima. Salah satu faktor untuk
mempengaruhi kepuasan pasien adalah pendekatan dan perilaku petugas yaitu
komunikasiterapeutik. Komunikasi terapeutik merupakan hal yang sangat penting bagi perawat
untuk mendukung proses keperawatan yang meliputi pengkajian diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Peran komunikasi sebagai sarana untuk menggali
kebutuhan pasien.

Anda mungkin juga menyukai