Anda di halaman 1dari 98

BUKU PETUNJUK

PRAKTIKUM ANATOMI
BLOK 3

LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIMUS
2019/2020
BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM ANATOMI
BLOK 3

Penyusun
dr. Rochman Basuki, M.Sc
dr. Arum Kartikadewi, Msi.Med
dr. Dyah Mustika Nugraheni,M.Biomed
dr. Idha Kurniasih

Editor
dr. Kanti Ratnaningrum, MSc

Cetakan Desember 2019

Laboratorium biomedik
Fakultas kedokteran
Universitas Muhammadiyah Semarang
Jl. Kedungmundu Raya No.18, Kecaatan Tembalang
Semarang 50273

2
VISI
PROGRAM STUDI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIMUS

Menjadi program studi yang unggul dalam pendidikan kedokteran


dengan pendekatan Kedokteran Keluarga dan Kedokteran Okupasi
yang Islami, berbasis teknologi dan berwawasan internasional pada
tahun 2034

MISI
PROGRAM STUDI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIMUS

1. Menyelenggarakan pendidikan kedokteran yang unggul


berbasis Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) dan
Standar Kompetensi dan Karakter Dokter Muhammadiyah
(SKKDM).
2. Menyelenggarakan penelitian di bidang Kedokteran Dasar,
Kedokteran Klinik, Kedokteran Komunitas, dan Kedokteran
Islam guna mendukung pengembangan pendidikan kedokteran
dan kesehatan masyarakat.
3. Menyelenggarakan pengabdian masyarakat di bidang
kedokteran dan kesehatan masyarakat.
4. Mengembangkan dan memperkuat manajemen program studi
untuk mencapai kemandirian.
5. Mengembangkan dan menjalin kerjasama dengan pemangku
kepentingan melalui fakultas.

3
LEMBAR PENGESAHAN

Buku Petunjuk Praktikum anatomi Blok 3 Program Studi


Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Semarang ini telah disahkan pada
Desember 2019.

4
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT atas


karunia Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Buku
Petunjuk Praktikum Anatomi Blok 3. Buku ini diharapkan dapat
digunakan sebagai panduan untuk dosen pengampu praktikum
biomedik dan mahasiswa pada blok 3 yang akan diselenggarakan
pada semester gasal tahun ajaran 2019/2020. Buku Petunjuk ini
berisi ketentuan umum laboratorium Biomedik topik dan materi,
tata cara penilaian dan referensi sumber pembelajaran.
Terimakasih sebesar besarnya kami sampaikan kepada
dosen, staf dan pihak-pihak yang berperan serta dalam penyusunan
buku petunjuk ini. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
buku ini, oleh karena itu tim penyusun sangat mengharapkan
masukan untuk kesempurnaan Buku Petunjuk Praktikum Biomedik
ini. Semoga buku ini bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat
dalam sistem pembelajaran FK UNIMUS, khususnya dosen dan
mahasiswa.

Semarang, Desember 2019

Tim Penyusun

5
AREA KOMPETENSI

Kompetensi dibangun dengan pondasi yang terdiri atas


profesionalitas yang luhur, mawas diri dan pengembangan diri,
serta komunikasi efektif, dan ditunjang oleh pilar berupa
pengelolaan informasi, landasan ilmiah kedokteran, ketrampilan
klinis, dan pengelolaan masalah kesehatan. Praktikum biomedik
yang dilaksanakan di FK UNIMUS disesuaikan dengan area
kompentensi seperti tercantum pada Standar Kompetensi Dokter
Indonesia (SKDI) tabel 1 berikut:
Tabel 1. Area kompetensi UKDI terkait pelaksanaan praktikum
biomedik FK UNIMUS
Area Mawas Diri dan Pengembangan Diri
6. Menerapkan mawas diri
7. Mempraktekkan belajar sepanjang hayat
8. Mengembangkan pengetahuan
Area Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
14. Menerapkan ilmu biomedik, ilmu humaniora, ilmu
kedokteran klinik, dan ilmu kesehatan
masyarakat/kedokteran pencegahan/kedokteran komunitas
yang terkini untuk mengelola masalah kesehatan secara
holistik dan komprehensif
Area Ketrampilan Klinis
6.3 Prinsip laboratorium dasar
6.4 Prinsip pemeriksaan penunjang lain
6.5 Prinsip ketrampilan terapeutik
Area Pengelolaan Masalah Kesehatan
b. Prinsip dasar berbagai pemeriksaan penunjang diagnostik
(laboratorium sederhana, USG, EKG, radiodiagnostik, biopsy
jaringan)

6
TATA TERTIB PEMBELAJARAN DI LABORATORIUM
BIOMEDIK

Selama menjalankan kegiatan pembelajaran di


Laboratorium Biomedik, mahasiswa diwajibkan mengetahui
dan menaati peraturan berikut:
1. Mahasiswa dilarang memasuki ruangan praktikum sebelum
jam praktikum yang telah ditetapkan, kecuali ada keperluan
lain.
2. Mahasiswa wajib mengikuti keseluruhan proses kegiatan
pembelajaran Biomedik, yaitu mulai dari Kuliah Pengantar
Biomedik, Pretes, Tugas, Praktikum, Laporan akhir, Postes
hingga Ujian (100%). Kuliah Pengantar Biomedik, Tugas,
Praktikum, dan Laporan akhir merupakan prasyarat
mengikuti ujian.
3. Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti Kuliah Pengantar
Biomedik, Praktikum dan Ujian sesuai dengan jadwalnya
dikarenakan alasan yang jelas, yaitu menjadi delegasi
kegiatan kampus, menikah atau ada keluarga yang menikah
(ayah, ibu, adik atau kakak kandung) atau terkena musibah
sebagai berikut: sakit/ kecelakaan yang menimbulkan
hendaya fisik, meninggalnya keluarga dekat akan
mendapatkan dispensasi (berupa boleh mengikuti remedi
pretes bagi yang tidak mengikuti Kuliah Pengantar
Biomedik dan boleh mengikuti praktikum pengganti (inhal)
dan ujian susulan bagi yang tidak mengikuti praktikum atau

7
ujian) dengan menunjukkan bukti yang kuat. Bukti yang
dimaksud adalah surat tugas dari institusi bagi mahasiswa
yang menjadi delegasi, surat keterangan dari orangtua, surat
keterangan sakit dari dokter ataupun pelayanan kesehatan
lainnya bagi mahasiswa yang sakit atau mengalami
kecelakaan, surat keterangan kematian. Bukti tersebut harus
ditunjukkan/diberikan kopinya kepada Bagian
Biomedik/dosen pengampu praktikum.
4. Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti praktikum sesuai
dengan jadwalnya dikarenakan alasan lain selain poin
sebelumnya misalnya ketiduran, macet atau lupa, tidak
diperkenankan mengikuti kegiatan praktikum dan ujian dan
wajib mengulang praktikum Biomedik mata kuliah tersebut
pada tahun berikutnya.
5. Mahasiswa diwajibkan datang tepat waktu. Apabila
terlambat lebih dari 15 menit setelah praktikum dimulai,
dan tanpa alasan yang dapat diterima dosen pengampu
(seperti ketiduran, lupa, mengerjakan tugas yang lain), maka
mahasiswa tidak diperkenankan mengikuti praktikum dan
ujian dan wajib mengulang praktikum Biomedik mata kuliah
tersebut pada tahun berikutnya.
6. Mahasiswa yang ingin mengikuti inhal harus melapor
kepada Bagian Biomedik dan dosen pengampu dan
mengikuti praktikum inhal sesuai dengan jadwal yang
ditentukan.

8
7. Mahasiswa diharuskan memakai jas praktikum (dikancing
penuh) dan alat pelindung diri (APD) lainnya yang sesuai,
selama mengikuti kegiatan pembelajaran di Laboratorium
Biomedik.
8. Mahasiswa dilarang meninggalkan ruang praktikum tanpa
seizin dari dosen pengampu atau asisten, makan, minum,
mengobrol maupun membuat kegaduhan dalam bentuk
apapun selama mengikuti kegiatan pembelajaran di
Laboratorium Biomedik. Dosen pengampu berhak
memberikan hukuman jika ada hal yang mengganggu
jalannya praktikum.
9. Mahasiswa harus bersungguh-sungguh, cermat, hati-hati
serta bertingkah laku sopan & santun, selama mengikuti
kegiatan pembelajaran di Laboratorium Biomedik.
10. Meja dan alat praktikum harus bersih dan alat dikembalikan
ke tempatnya setelah selesai praktikum.
11. Jika mahasiswa memecahkan atau merusakkan alat
laboratorium dengan alasan apapun, maka diwajibkan
mengganti alat tersebut dalam waktu selambat-lambatnya
sebelum ujian berlangsung sebagai prasyarat mengikuti
ujian praktikum.
12. Peraturan tambahan akan diterangkan lebih lanjut oleh
masing-masing Laboratorium.

9
ALUR & TATA CARA KEGIATAN PRAKTIKUM BIOMEDIK

Kuliah
Pengantar
Biomedik

Praktikum

Pretes & Laporan Postes


Tugas

Praktikum
Inhal
Ujian/ iden

A. KULIAH PENGANTAR BIOMEDIK


1. Tujuan kuliah pengantar biomedik adalah memberikan
bekal materi yang akan dipraktikumkan untuk
membantu mahasiswa menghadapi proses
pembelajaran praktikum biomedik selanjutnya dan juga
untuk mensosialisasikan tata tertib atau peraturan
tambahan setiap laboratorium.
2. Kuliah pengantar berisi tata tertib dan rangkuman
semua topik praktikum dari setiap dosen pengampu
praktikum biomedik pada blok tersebut.
3. Kuliah pengantar dilakukan satu kali, dijadwalkan
sebelum jadwal praktikum dimulai dan wajib diikuti
oleh seluruh mahasiswa tanpa terkecuali.
4. Mahasiswa wajib mengikuti, menyimak dan fokus
mendengarkan penyampaian materi oleh dosen.

10
5. Mahasiswa tidak diperkenankan makan, berbicara, atau
membuat kegaduhan ketika dosen menyampaikan
materi.
6. Mahasiswa diperkenankan bertanya pada sesi tanya
jawab.
7. Kuliah pengantar ini merupakan bagian dari kegiatan
praktikum Biomedik, bagi mahasiswa yang tidak hadir
karena menjadi delegasi kegiatan kampus atau terkena
musibah sebagai berikut : sakit, kecelakaan yang
menimbulkan hendaya fisik, meninggalnya keluarga
dekat, wajib menghadap dan menunjukkan bukti yang
kuat untuk dapat diperbolehkan mengikuti remedi
pretes. Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti kegiatan
ini dikarenakan alasan lain selain diatas tidak
diperkenankan mengikuti pre-test ulang semua topik
praktikum terkait.

B. PRE-TEST
1. Tujuan pelaksanaan pre-test adalah untuk mengetahui
kesiapan mahasiswa mengikuti praktikum.
2. Pre-test diadakan setiap awal praktikum setelah
pembukaan praktikum oleh masing-masing dosen
pengampu.
3. Soal yang diujikan dapat berupa soal esai atau pilihan
ganda mengenai teori dasar, cara kerja, alat dan bahan
dan teori interpretasi hasil materi praktikum.

11
4. Nilai pre-test termasuk komponen penilaian. Nilai
minimal lulus adalah 70 (Skala 0-100). Jika nilai
dibawah nilai minimal lulus, maka mahasiswa dapat
mengulang pretest sebanyak satu kali, kecuali bagi
mahasiswa yang tidak mengikuti kuliah “Pengantar
Biomedik”.
5. Remedi pretes tidak dipungut biaya dan dijadwalkan di
kemudian hari.
6. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti pretes karena
alasan apapun akan mendapatkan nilai 0 dan
mendapatkan kesempatan mengulang pretest sebanyak
satu kali, kecuali bagi mahasiswa yang tidak mengikuti
kuliah “Pengantar Biomedik”.

C. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Praktikum merupakan salah satu prasyarat mengikuti
ujian praktikum.
2. Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti praktikum
sesuai dengan jadwalnya dikarenakan alasan yang jelas,
yaitu menjadi delegasi kegiatan kampus, menikah atau
ada keluarga yang menikah (ayah, ibu, adik atau kakak
kandung) atau terkena musibah sebagai berikut: sakit/
kecelakaan yang menimbulkan hendaya fisik,
meninggalnya keluarga dekat dapat mengikuti
praktikum kelompok lain dengan menunjukkan bukti
yang kuat jika masih ada materi praktikum yang sama.

12
Jika sudah tidak ada jadwal praktikum lain, maka
diwajibkan mengikuti inhal. Bukti tersebut harus
ditunjukkan/diberikan kopinya kepada dosen
pengampu praktikum untuk menentukan inhal tidaknya
mahasiswa tersebut.
3. Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti praktikum
sesuai dengan jadwalnya dikarenakan alasan lain selain
poin sebelumnya tidak diperkenankan mengikuti
kegiatan praktikum dan ujian dan wajib mengulang
praktikum Biomedik mata kuliah tersebut pada tahun
berikutnya.
4. Mahasiswa wajib membuat tugas sebelum praktikum
sesuai dengan format yang telah ditentukan. Mahasiswa
yang tidak mengumpulkan tugas dengan alasan apapun
akan mendapatkan sanksi dari dosen pembimbing.
5. Setiap kelompok melakukan praktikum, sesuai cara
kerja dalam buku petunjuk praktikum.
6. Hasil praktikum ditunjukkan kepada pembimbing atau
didokumentasikan oleh mahasiswa.
7. Mahasiswa wajib mengesahkan laporan sementara
kepada pembimbing praktikum sebelum meninggalkan
laboratorium.
8. Mahasiswa wajib membuat dan mengumpulkan laporan
akhir dan penugasan sesuai dengan format yang
ditentukan masing-masing dosen pengampu setelah

13
mengikuti kegiatan praktikum setiap topik sebagai
prasyarat untuk dapat mengikuti ujian.

D. PRAKTIKUM INHAL
1. Praktikum inhal adalah praktikum pengganti yang
dilakukan jika mahasiswa tidak dapat mengikuti
praktikum sesuai dengan jadwal dengan alasan yang
jelas dan mampu menunjukkan buktinya. Praktikum
inhal merupakan prasyarat mengikuti ujian bagi
mahasiswa tersebut.
2. Praktikum inhal dikenakan biaya. Biaya akan ditentukan
kemudian.
3. Kesempatan inhal hanya diberikan sampai H-1 ujian
laboratorium pengampu dilaksanakan.
4. Bagi mahasiswa yang tidak inhal sampai dengan waktu
yang telah diberikan, wajib mengikuti kembali seluruh
kegiatan praktikum laboratorium pengampu pada tahun
berikutnya
5. Mahasiswa yang ingin mengikuti inhal diwajibkan
melapor/memberitahukan/mendaftar dan membayar
biaya ke bagian biomedik lantai 2 sebelum praktikum
inhal berlangsung.
6. Jadwal praktikum inhal akan ditentukan kemudian.
7. Mahasiswa yang mengikuti praktikum inhal tetap wajib
membuat dan mengumpulkan laporan sementara dan
laporan akhir.

14
E. LAPORAN & TUGAS
1. Laporan terdiri dari Laporan sementara dan laporan
akhir. Keduanya merupakan prasyarat mengikuti ujian.
2. Mahasiswa diwajibkan membuat laporan sementara
sesuai dengan format yang telah ditentukan.
Keterlambatan mengumpulkan atau ketidaksesuaian
format akan mempengaruhi penilaian.
3. Laporan akhir merupakan laporan yang dikumpulkan
setelah selesai mengikuti kegiatan praktikum atau
praktikum inhal. Setiap mahasiswa wajib membuat dan
mengumpulkan laporan akhir dan penugasan sesuai
dengan format yang ditentukan masing-masing dosen
pengampu sebagai salah satu prasyarat mengikuti ujian.
Jika tidak mengumpulkan laporan akhir, maka tidak
diperbolehkan ujian dan diwajibkan mengulangi
keseluruhan proses pembelajaran Biomedik tersebut di
tahun depan.
4. Laporan akhir praktikum di tulis tangan, memakai tinta
biru. Format detail mengenai penulisan laporan akhir
ditentukan dalam peraturan masing-masing
laboratorium
5. Jangka waktu pengumpulan laporan ditentukan masing-
masing dosen pengampu praktikum

15
F. POSTEST
1. Tujuan pelaksanaan postest adalah mengevaluasi
kegiatan praktikum dan mempersiapkan mahasiswa
untuk ujian praktikum.
2. Postes dilakukan satu kali setelah kegiatan praktikum
selesai dilakukan. Jadwal akan ditentukan kemudian
oleh masing-masing dosen pengampu praktikum.
3. Postes wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa tanpa
terkecuali. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti
postest dengan alasan apapun, akan tetap dianggap
hadir dan diberikan nilai 0.
4. Postes masuk dalam komponen penilaian. Tidak ada
batas lulus dalam postest dan tidak ada remidi atau
susulan.

G. UJIAN
1. Merupakan tahap evaluasi kegiatan pembelajaran
praktikum biomedik
2. Mahasiswa harus mengikuti kegiatan pembelajaran
100% untuk dapat mengikuti ujian praktikum.
3. Ujian ident/ujian praktikum dilaksanakan setelah
seluruh materi kegiatan praktikum selesai
dilaksanakan.
4. Ujian merupakan prasyarat mengikuti remedi
praktikum Biomedik.

16
5. Mahasiswa wajib datang 30 menit sebelum ujian
dimulai. Mahasiswa yang terlambat datang setelah ujian
dimulai tidak diperkenankan mengikuti ujian ident/
ujian praktikum.
6. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti ujian karena
alasan yang jelas, yaitu menjadi delegasi kegiatan
kampus, menikah atau ada keluarga yang menikah
(ayah, ibu, adik atau kakak kandung) atau terkena
musibah sebagai berikut: sakit/ kecelakaan yang
menimbulkan hendaya fisik, meninggalnya keluarga
dekat wajib menghadap dan mendapatkan izin
mengikuti ujian susulan dari dosen pengampu dengan
menunjukkan bukti yang kuat dan dengan
menyelesaikan semua prasyarat ujian sebelum hari H
ujian. Ujian susulan dilakukan bersamaan dengan ujian
remedi akhir semester.
7. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti ujian karena
alasan apapun selain yang sudah disebutkan pada poin
sebelumnya harus mengulang kegiatan praktikum
Biomedik Blok tersebut di tahun depan, kecuali bagi
mahasiswa yang telah menyelesaikan semua prasyarat
ujian pada periode tersebut.

17
SISTEM PENILAIAN

Komponen penilaian praktikum Biomedik terdapat


pada kegiatan Pretes, Praktikum, Laporan & tugas, Postes
dan Ujian dari setiap mata ajar praktikum. Penilaian dalam
biomedik terdiri dari:
1. Nilai harian mata ajar praktikum terdiri dari nilai pretes,
nilai perilaku, nilai laporan sementara/tugas sebelum
praktikum dan nilai keterampilan mahasiswa saat
praktikum. Nilai pre-test adalah nilai yang didapatkan dari
hasil penilaian secara tertulis mengenai materi kegiatan
praktikum. Nilai pre-test dinyatakan lulus apabila mencapai
angka minimal 70. Mahasiswa yang mendapatkan nilai di
bawah 70, diperbolehkan mengikuti remedi pre-test
sebanyak 1 (satu) kali. Nilai yang dipakai adalah nilai
terbaik dari kedua ujian pre-test (maksimal 70). Nilai
perilaku, nilai laporan sementara/tugas sebelum praktikum
dan nilai keterampilan mahasiswa saat praktikum akan
diberikan oleh masing-masing dosen pengampu mata ajar
terkait.
2. Nilai akhir mata ajar praktikum merupakan nilai gabungan
antara nilai pretest (10%), kegiatan harian yang mencakup
perilaku & keterampilan (10%), laporan akhir tiap materi
praktikum (10%), nilai postes (10%) dan nilai ident/ujian
praktikum (60%) suatu mata ajar dalam satu blok tersebut.
Nilai laporan akhir adalah nilai rerata dari nilai laporan

18
akhir semua materi kegiatan praktikum. Nilai postes adalah
rerata nilai hasil postes semua topik/semua dosen
pengampu. Nilai ident/ujian praktikum adalah rerata nilai
dari semua ujian ident/ujian praktikum.
3. Nilai akhir Biomedik adalah rerata dari seluruh akhir mata
ajar praktikum dalam satu blok. Dalam satu blok dapat
berjalan lebih dari satu mata ajar praktikum.

Nilai praktikum biomedik merupakan bagian dari nilai


blok. Nilai blok dinyatakan lulus apabila setiap komponen
nilai (kognitif CBT, tutorial, praktikum ketrampilan klinik,
dan praktikum biomedik) dinyatakan lulus. Batas minimal
kelulusan biomedik adalah 70, baik nilai akhir
Biomedik maupun nilai akhir mata ajar praktikum.
Apabila mahasiwa tidak lulus praktikum biomedik, dapat
mengulang pada saat ujian remidi akhir semester
(ganjil/genap) atau remidi khususdengan syarat mahasiswa
telah mengikuti ujian praktikum mata kuliah biomedik
tersebut. Remidi akhir semester adalah ujian remidi yang
dilaksanakan pada akhir semester ganjil atau genap (setelah
blok ketiga dalam semester tersebut selesai). Remidi khusus
adalah ujian remidi yang dilaksanakan pada akhir proses
pembelajaran S1 (akhir blok 21/semester 7). Ujian remidi
akhir semester dilaksanakan maksimal 1 kali. Ujian remedi
khusus dilaksanakan maksimal 1 kali dalam setiap periode
remedi. Pada remedi akhir semester ganjil (1,2,3,7,8,9 dst),

19
mahasiswa boleh mengambil remidi mata kuliah biomedik
yang pernah diambil sesuai dengan blok yang ada pada
semester ganjil. Pada remedi akhir semester genap
(4,5,6,10,11,12 dst), mahasiswa boleh mengambil remidi
mata kuliah biomedik yang pernah diambil sesuai dengan
blok yang ada pada semester genap. Pada remedi khusus,
mahasiswa boleh mengambil semua remidi mata kuliah
biomedik yang pernah diambil.
Mahasiswa yang tidak hadir pada saat ujian tanpa
alasan yang dapat diterima, dapat mengikuti ujian tahun
berikutnya dengan materi yang sama dan otomatis tidak
dapat mengikuti remidi yang diselenggarakan pada akhir
semester tahun berjalan. Apabila saat ujian mahasiswa ijin
dengan alasan yang dapat diterima serta membawa surat
ijin, maka diperbolehkan mengikuti ujian susulan dengan
menghubungi dosen pembimbing praktikum dan
laboratorium biomedik. Ujian susulan hanya diberikan
1(satu) kali dengan batasan waktu H-1 Rapat Yudisium.
Hal-hal lain yang belum tercantum dalam ketentuan ini
akan diatur kemudian sesuai kebijakan yang berlaku di
lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Semarang.

20
FORMAT COVER LAPORAN AKHIR

LAPORAN
PRAKTIKUM (NAMA MATA AJAR)

(JUDUL TOPIK PRAKTIKUM)

Logo Unimus

Disusun oleh:
Nama Mahasiswa/NIM
Kelompok……

Pembimbing:
…………………

LABORATORIUM (NAMA MATA AJAR)


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2018

21
DAFTAR ISI

Cover ……………………………………………………………………………. 1
TimPenyusun Biomedik…………………………………………………. 2
Visi dan Misi Program Studi FK UNIMUS ………………………… 3
Lembar Pengesahan………………………………………………………... 4
Kata Pengantar ……………………………………………………………… 5
Area dan level kompetensi……………………………………………… 6
Tata tertib Pelaksanaan …………………………………………………. 7
Alur dan Tata Cara Kegiatan Praktikum Biomedik ………….. 10
Sistem Penilaian ……………………………………………………………. 18
Format cover ………………………………………………………………… 21
Daftar Isi ………………………………………………………………………. 22
Ketentuan umum praktikum anatomi……………………………… 23
P1. Calvaria cranii, basis cranii, meninges, sistem
ventrikular otak……………………………………………………….. 30
P2. Otak dan medulla spinalis…………………………………………. 39
P3. medulla spinalis, nervi craniales, dan saraf otonom…… 49
P4. Indera penglihatan dan pendengaran………………………… 71
P5. Indera penghidu, pengecap dan integumen……………….. 87

22
KETENTUAN UMUM PRAKTIKUM LABORATORIUM
ANATOMI

A. PENUGASAN
1. Penugasan diberikan oleh dosen dan/atau asisten.
2. Entry nilai dan arsip oleh laboran.
3. Ada 3 macam penugasan untuk mahasiswa:
a. Tugas wajib : pengerjaan tugas sesuai topik
praktikum.
b. Tugas tambahan : diberikan maksimal 3 kali
dalam 1 blok.
c. Tugas sanksi : diberikan karena mahasiswa
melanggar tata tertib.
4. Tugas wajib
a. Sifat : individu.
b. Berupa pengerjaan tugas prapraktikum dan
postpraktikum sesuai topik yang akan
dipraktikumkan.
c. Bagi yang tidak mengumpulkan akan mendapat
nilai tugas tersebut 0.
5. Tugas tambahan
a. Sifat : individu atau kelompok.
b. Berupa pembuatan gambar dan/atau skema,
makalah maupun pengerjaan soal.
c. Bagi yang tidak mengumpulkan tidak akan
mendapat nilai.
6. Tugas sanksi
a. Sifat : individu
b. Berupa pembuatan gambar dan/atau skema,
makalah maupun pengerjaan soal.
c. Diberikan kepada mereka yang :
i. Tidak mengumpulkan tugas wajib/LKS tepat
waktu

23
ii. Terlambat mengikuti asistensi
iii. Melanggar ketentuan-ketentuan dalam
kegiatan praktikum anatomi

B. INHAL
1. Diadakan bagi mahasiswa yang tidak mengikuti
praktikum.
2. Yang diperbolehkan mengikuti inhal :
a. Tidak hadir karena sakit harus melampirkan surat
keterangan dari dokter
b. Tidak hadir karena keluarga meninggal dunia harus
melampirkan fotocopy surat keterangan kematian
dan kartu keluarga (KK)
c. Tidak hadir karena mengalami musibah bencana
alam harus memberikan surat ijin dari orang tua
dan melampirkan surat keterangan dari
RT/RW/Kelurahan/Desa
d. Tidak hadir karena menikah atau keluarga menikah
harus memberikan surat ijin dari orang tua/wali
dan melampirkan undangan pernikahan dan
fotocopy kartu keluarga
e. Tidak hadir karena menjadi delegasi harus
melampirkan surat tugas yang ditandatangani oleh
pimpinan Fakultas atau Universitas (tidak
menerima surat tugas dari ormawa)
3. Materi inhal sama dengan materi praktikum yang tidak
dihadiri.

C. SANKSI-SANKSI
1. Tidak mengumpulkan tugas tepat waktu : pengurangan
nilai tugas/ nilai tugas 0/mendapat tugas sanksi.
2. Tidak mengikuti pretest : nilai pretest 0

24
3. Tidak mengikuti asistensi tanpa alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan : tidak boleh mengikuti
praktikum pada topik yang bersangkutan sehingga
kehadiran praktikum tidak 100% dan tidak
diperbolehkan inhal praktikum. Konsekwensinya,
mahasiswa harus mengikuti asistensi, praktikum dan
ident yang terkait dengan topik tsb pada tahun ajaran
mendatang.
4. Terlambat datang praktikum (> 15 menit) : tidak
diperkenankan mengikuti praktikum (dianggap tidak
hadir). Mengikuti praktikum dan ident pada tahun
ajaran mendatang.
5. Berpakaian tidak sesuai ketentuan : diberi kesempatan
10 menit untuk ganti pakaian di luar laboratorium, bila
dalam 10 menit tidak kembali maka dianggap tidak
hadir.
6. Merusak atau menghilangkan sarana dan prasarana di
laboratorium : memperbaiki atau mengganti sesuai
kerusakan atau penghilangannya.
7. Membuat suasana menjadi gaduh : peringatan/teguran
dari dosen/asisten/laboran hingga 2 kali, untuk ketiga
kalinya, praktikan tersebut dikeluarkan dari ruangan
dan kehadirannya dalam praktikum dibatalkan.
8. Mencontek saat pretest, berlaku untuk 1 kelas :
a. Ketahuan 1 orang mencontek, langsung berpindah ke
slide soal berikutnya
b. Ketahuan lagi ada yang mencontek, pretest selesai.
9. Kecurangan dalam bentuk apapun saat ident tidak
ditolerir, berlaku untuk individu atau general.
Mahasiswa yang curang akan dikeluarkan dari ruangan
dan mendapat nilai 0, dan dinyatakan gugur blok
Apabila terdapat bukti keterlibatan secara sistemik

25
maka nilai 0 akan diberikan kepada seluruh peserta
ujian.

B. DISPENSASI
1. Dispensasi diberikan kepada mahasiswa yang tidak
mengikuti praktikum, asistensi atau pretest dengan
sebab :
a. Sakit dibuktikan surat dokter yang sah
b. Keperluan keluarga melampirkan surat keterangan
dari orang tua/wali : keluarga meninggal dunia,
keluarga kecelakaan, keluarga menikah, keluarga
mendapat musibah/bencana alam (misalnya banjir
bandang, kebakaran).
c. Menjadi delegasi fakultas/universitas dalam
perlombaan atau seminar dibuktikan dengan surat
tugas.
2. Dispensasi berupa :
a. Bagi yang tidak mengikuti praktikum : inhal, atau
mengikuti praktikum saat jadwal praktikum
kelompok lain bila memungkinkan.
b. Bagi yang tidak mengikuti pretest : remed pretest /
pretest susulan.

C. PERLENGKAPAN & PERALATAN


1. Praktikan wajib mengenakan jas pratikum selama
berada di ruang pratikum.
2. Setiap praktikan wajib membawa peralatan tulis, atlas
anatomi dan textbook yang diperlukan selama pratikum.
3. Praktikan wajib membawa handscoon, scaple, bisturi,
dan pinset anatomis pada sesi diseksi.
4. Tas dan barang-barang lain yang tidak diperlukan untuk
praktikum diletakkan pada tempat yang tersedia.

26
D. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN WAKTU
PRAKTIKUM
1. Harus sudah sholat sebelum praktikum
2. Kuku jari wajib pendek, rapi dan tidak memakai cat
kuku
3. Praktikan laki-laki dan perempuan dilarang memakai
cincin, gelang dan kalung.
4. Praktikan diwajibkan berambut rapi dan sopan.
5. Pakaian:
a. Praktikan perempuan : rapi dan wajib mengenakan
jilbab hingga dada (rambut tidak kelihatan) dan
lengan panjang hingga pergelangan tangan dan
bawah hingga mata kaki dan tidak ada belahan, tidak
mengenakan celana.
b. Tidak dipebolehkan mengenakan kaos.
c. Tidak diperbolehkan mengenakan celana jeans.
d. Tidakdiperbolehkanmengenakan sandal dan sepatu
berhak tinggi (high heels).
e. Tidak ketat dan transparan
6. Praktikan telah siap dengan teori dan gambar/skema
yang diperlukan untuk praktikum.
7. Setiap kelompok praktikum bertanggung jawab penuh
atas kerusakan cadaver dan/atau manekin yang ada
pada kelompoknya saat praktikum.
8. Cadaver wajib diperlakukan sebagaimana mestinya.
9. Peralatan elektronik (ponsel, laptop, tablet,dll) boleh
dibawa hanya untuk kepentingan praktikum.
10. Selama pratikum berlangsung praktikan wajib menjaga
suasana belajar yang kondusif.

11. LEMBAR TUGAS, PRETEST DAN PRAKTIKUM


1. Syarat untuk dapat mengikuti praktikum:
a. Telah mengikuti asistensi

27
b. Telah siap dengan materi yang akan dipraktikumkan
2. Pretest dilaksanakan di luar jam praktikum.
3. Apabila tidak lulus pretest I, diberikan kesempatan
mengikuti remidi pretest.
4. Bahan pretest adalah materi yang akan dipraktikumkan
pada hari itu.
5. Praktikan yang tidak mengikuti pretest I karena alasan
yang dapat dipertanggungjawabkan diwajibkan
mengikuti pretest susulan. Apabila alasan tidak dapat
dipertanggungjawabkan, maka nilai pretest dianggap 0
(nol).
6. Praktikan yang tidak mengikuti asistensi dengan alasan
yang dapat dipertanggungjawabkan akan diberi tugas
sanksi dan diperbolehkan mengikuti praktikum. Apabila
alasan tidak dapat dipertanggungjawabkan, maka tidak
diperkenankan mengikuti praktikum.
7. Praktikan yang tidak membawa atau belum
mengerjakan LKS akan mendapat tugas dan mengikuti
pretest II.
8. Praktikan yang terlambat tiba di ruang pretest tidak
diberikan penambahan waktu dalam mengerjakan
pretest.
9. Pada setiap akhir topik praktikum akan dilaksanakan
responsi. Responsi merupakan evaluasi kemampuan
mahasiswa selama praktikum berupa soal-soal dalam
bentuk powerpoint. Materi yang diujikan pada responsi
adalah materi dasar praktikum yang bersangkutan.
Responsi masuk dalam komponen penilaian dan
menjadi prasyarat ujian ident anatomi. Apabila tidak
mengikuti responsi, maka praktikan tidak
diperbolehkan mengikuti iden anatomi pada topik yang
bersangkutan dan iden kompre anatomi.

28
10. Hal-hal lain yang belum tercantum dalam ketentuan ini
akan diatur kemudian sesuai kebijakan yang berlaku di
lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Semarang.

29
MODUL 1 SISTEM SARAF 1
PRAKTIKUM 1
CALVARIA CRANII, BASIS CRANII, MENINGES, SISTEM
VENTRIKULAR

A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat menjelaskan dan mengidentifikasi
neurocranium (calvaria cranii dan basis cranii), meninges,
vascularisasi otak, sistem ventrikular otak dan aliran liquor
cerebrospinal (LCS) beserta fungsinya.
2. Mahasiswa dapat menganalisis teori yang berhubungan
dan aplikasi klinisnya

B. Alat dan Media/Sarana Pembelajaran


1. Laptop/PC
2. LCD projector
3. Cadaver
4. Manekin
5. Atlas Anatomi (Sobotta/Prometheus dan/atau Yokochi)
6. Buku petunjuk praktikum
7. Checklist praktikum
8. Textbook anatomi
9. Modul anatomi
10. Whiteboard

C. Kegiatan
1. Pra Praktikum
a. Mahasiswa wajib mengikuti kuliah pengantar
praktikum
b. Mahasiswa wajib mengikuti asistensi
c. Mahasiswa wajib mengikuti pretest
d. Mahasiswa wajib mengumpulkan tugas pra -praktikum

30
e. Tugas pra-praktikum :
- Gambarkanlah struktur basis cranii beserta
keterangannya (superior view) dan struktur skull
midsagittal view
- Gambarkan skull of newborn (lateral view dan
superior view)
- Gambarkan struktur ventrikel otak (lateral view
dan coronal section: posterior view) dan aliran
LCS-nya!
- Gambarkan secara sederhana struktur arteri
(termasuk circulus arteriosus) dan vena/sinus
duramater (sagittal view dan superior view) pada
otak!
 Tugas pra praktikum dikumpulkan sebelum praktikum
dimulai

2. Praktikum
a. Setiap mahasiswa wajib membawa Atlas, buku
petunjuk praktikum, textbook dan modul Anatomi
b. Mahasiswa mengidentifikasi struktur anatomi selama
kegiatan praktikum sesuai checklist, baik di cadaver,
manekin, maupun atlas.
c. Praktikum terdiri dari 2 stasion dan 2 instruktur
dengansub topik yang berbeda. Alokasi waktu setiap
station 60 menit.
d. Pada setiap station, mahasiswa mengidentifikasi
struktur anatomi berdasarkan checklist selama 30
menit pertama, kemudian pada 30 menit berikutnya
akan dilakukan feedback dan evaluasi oleh instruktur.
Evaluasi dapat berupa pertanyaan tentang struktur
anatomi maupun teori yang berhubungan.

31
3. Pasca Praktikum
a. Wajib mengikuti responsi. Responsi dilakukan per
topik sebanyak satu kali.
b. Mahasiswa wajib mengumpulkan tugas pasca
praktikum paling lambat 1minggu setelah praktikum
Tugas Pasca Praktikum
1. Seorang laki-laki, usia 45 tahun diantar keluarganya ke
IGD RS dengan keluhan penurunan kesadaran secara
tiba-tiba setelah menonton televisi. Setelah dilakukan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang, dokter menyimpulkan terdapat
perdarahan pada otak akibat pecahnya pembuluh
darah.
Hasil CT-Scan kepala pasien tersebut sebagai berikut :
a. Sebutkan struktur anatomi yang terlihat pada CT-

32
Scan tersebut!
b. Sebutkan pembuluh darah otak, kemudian sesuai
hasil CT-Scan di atas, kemungkinan pembuluh
darah mana yang terlibat?
c. Struktur apa saja yang kemungkinan akan
terpengaruh terkait terjadinya perdarahan pada
lokasi tersebut?
2. Pria 70 tahun, dating dengan keluhan kelemahan
setengah badan kiri disertai dengan pusing berputar
sejak 6 jam yang lalu sehingga terkadang tampak
kehilangan keseimbangan dan terdapat diplopia pada
mata kanan, Riwayat Penyakit Dahulu, diabetes
mellitus dan Hipertensi tak terkontrol, Keadaan umum
kompos mentis, Tekanan darah 160/90, heart rate
92x/menit, RR: 24x/menit, kekuatan motoric
5555/3333,romberg test (+)
Sebutkan vaskularisasi yang terlibat pada kasus
tersebut dan Gambarkan lokasi patologis pada
keadaan tersebut!

D. CHECKLIST

Struktur anatomi Keterangan


Tulang :
Calvaria cranii Sutura-sutura :

Basis cranii :
Fossa cranii anterior Batas-batas : Bangunan penting
Foramen dan struktur
Fossa cranii media yang melewati
Batas-batas : Bangunan penting
Fossa cranii posterior Foramen dan struktur
yang melewati

33
Batas-batas : Bangunan penting
Foramen dan struktur
yang melewati
Selaput otak
(meninges) :
Duramater encephali Lapisan-lapisan : Perlekatan duramater :

Space/spasium : Septa-septa (ada 5) :


-cavum Persarafan dan
epiduralis/epidural pendarahan duramater
space
-spatium
subdural/subdural
space

Duramater spinalis Lanjutan dari : Membentang dari

Arachnoideamater Spatium subdural


encephali Spatium arachnoideum
Cisternae
subarachnoidae
Villi arachnoidale
Piamater encephali
Sinus venosus Menerima darah dari :

Dibagi menjadi :
-posterosuperior
-anteroinferior
Kelompok
posterosuperior :
Sinus sagitalis superior Menerima darah dari : Menuju :

Sinus sagitalis inferior Menerima darah dari : Menuju :

Sinus rectus Menerima darah dari : Menuju :

34
Sinus occipitalis Menerima darah dari : Menuju :

Sinus transversus Menerima darah dari : Menuju :

Sinus sigmoideus Menerima darah dari : Menuju :

Kelompok
anteroinferior :
Sinus cavernosus Menerima darah dari : Menuju :

Sinus sphenopalatinus Menerima darah dari : Menuju :

Sinus intercavernosus Menerima darah dari : Menuju :

Sinus petrosus Menerima darah dari : Menuju :


superior
Sinus petrosus inferior Menerima darah dari : Menuju :

plexus basilaris Menerima darah dari : Menuju :

Vaskularisasi
hemispherium cerebri
Arteri :
a.caroris interna Cabang dari : Mempercabangkan :

a.vertebralis Cabang dari : Mempercabangkan :

a.basilaris Cabang dari : Mempercabangkan :

a.cerebri anterior Cabang dari : Daerah perdarahan :

a.cerebri media Cabang dari : Daerah perdarahan :

a.cerebri posterior Cabang dari : Daerah perdarahan :

Circulus arteriosus Terdiri dari :

35
cerebri Willisi
a.choroidea anterior Cabang dari : Daerah perdarahan :

aa.striatae Cabang dari : Daerah perdarahan :

Mempercabangkan :

Vena :
Venae superficiales Terdiri dari :
cerebri
Bermuara ke :

vv. superiores cerebri Menerima darah dari :

Bermuara ke :

v.mediae superficiales Menerima darah dari :


cerebri
Bermuara ke :

vv.inferiores cerebri Menerima darah dari :

Bermuara ke :

Venae profunda
cerebri
v. thalamostriata Bermuara ke :

vv.cerebri interne Bersatu membentuk v. Bermuara ke :


magna cerebri (Galen)

v.media profunda Bermuara ke :


cerebri
v.basalis Rosenthal Dibentuk oleh : Bermuara ke :

Vena Magna cerebri Dibentuk oleh Bermuara ke


Ventrikel :

36
Ventrikel lateralis Letak : Bangunan penting :

Bagian-bagian :
Aliran LCS :
Dinding/batas
pembentuk :

Isi :

Ventrikulus tertius Letak : Berhubungan dengan


ventrikulus lateralis
Dinding/batas dengan :
pembentuk :

Isi :

Ventriculus quartus Letak : Berhubungan dengan


ventrikulus tertius
Dinding/batas dengan :
pembentuk :
Bangunan penting :
Isi :

Akan dialirkan ke :

E Daftar Pustaka
1. F Paulsen, J Waschke. Sobotta Atlas Anatomi Manusia Edisi
23 Jilid 1. EGC. Jakarta. 2014
2. Richard S Snell, Anatomi Klinik untuk Mahasiswa
Kedokteran Edisi 6. EGC. Jakarta. 2006
3. Raftery AT. Applied Basic Science for Basic Surgical Training
1st . Ed. Churcill Livingstone London 2000 314-21.
4. Sinnatamby CS. Last’s Anatomi Regional and Applied 10 th.
Ed. Churcill Livingstone London 1999 414-32

37
5. Omar Faiz, David Moffat. At a Glance ANATOMI. Erlangga
Jakarta 2004

38
MODUL 1 SISTEM SARAF 1
PRAKTIKUM 2
OTAK DAN MEDULLA SPINALIS

A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat menjelaskan dan mengidentifikasi
struktur dari cerebrum, diencephalon, truncus cerebri,
cerebellum dan medulla spinalis.
2. Mahasiswa dapat menganalisis teori yang berhubungan
dan kepentingan klinisnya

B. Alat dan Media/Sarana Pembelajaran


1. Laptop/PC
2. LCD projector
3. Cadaver
4. Manekin
5. Atlas Anatomi (Sobotta/Prometheus dan/atau Yokochi)
6. Buku petunjuk praktikum
7. Checklist praktikum
8. Textbook Anatomi
9. Modul anatomi
10. Whiteboard

C. Cara Kerja
1. Pra Praktikum
a. Mahasiswa wajib mengikuti kuliah pengantar
praktikum
b. Mahasiswa wajib mengikuti asistensi
c. Mahasiswa wajib mengikuti pretest
d. Mahasiswa wajib mengumpulkan tugas pra -
praktikum
e. Tugas pra-praktikum :

39
- Gambarkanlah struktur CEREBRUM (anterior view dan
lateral view) dengan pembagian lobus-lobusnya!
- Gambarkanlah area Broadmann pada korteks cerebri!
- Gambarkanlah struktur diencephalon beserta
keterangannya!
- Gambarkanlah struktur mesencephalon beserta
keterangannya!
- Gambarkanlah struktur pons beserta keterangannya!
- Gambarkanlah struktur medulla oblongata beserta
keterangannya!
- Gambarkanlah struktur cerebellum beserta
keterangannya!
- Gambarkan struktur ARAS!
f. Tugas pra praktikum dikumpulkan sebelum praktikum
dimulai

2. Praktikum
a. Setiap mahasiswa wajib membawa atlas anatomi,
buku petunjuk praktikum, checklist praktikum,
textbook dan modul anatomi
b. Mahasiswa dapat mengidentifikasi tulang-tulang
penyusun dan jenis persendian cingulum membri
superior, cingulum membri inferior, ekstremitas
superior, ekstremitas inferior dan batang tubuh.
c. Terdapat 2 stasion dan minimal 2 instruktur yang
membahas tema yang berbeda. Rotasi stasion
dilakukan setiap 60 menit.
d. Mahasiswa mencari barang berdasarkan checklist
selama 30 menit pertama di kadaver, manekin
maupun atlas. 30 menit berikutnya akan dilakukan
feedback oleh instruktur. Feedback dapat berupa

40
pertanyaan barang, teori yang berhubungan. Setelah
60 menit maka berpindah ke stasion berikutnya.

3. Pasca Praktikum
a. Wajib mengikuti responsi. Responsi dilakukan per
topik sebanyak satu kali.
b. Mahasiswa wajib mengumpulkan tugas pasca
praktikum paling lambat 1minggu setelah praktikum

Tugas pascapraktikum
1. Seorang laki-laki, usia 35 tahun didiagnosa dengan kematian
batang otak setelah didapatkan tanda-tanda sebagai berikut :
a. Koma
b. Apneu
c. Hilangnya refleks cahaya
d. Hilangnya refleks okulo-sefalik
e. Hilangnya refleks kornea
f. Hilangnya refleks vestibulo-okular
g. Hilangnya refleks muntah
Pertanyaan :
a. Sebutkan struktur anatomi yang berhubungan dengan
tanda no.1!
b. Terkait tanda no.2, dimanakah letak pusat fungsi tersebut?
c. Sebutkan struktur batang otak secara spesifik yang
berkaitan dengan masing-masing tanda no.3-7!
2. Tn Roy 55 tahun, dibawa ke IGD oleh keluarganya dengan
keluhan kelemahan sisi tubuh sebelah kanan mendadak sejak
1 jam yang lalu. Keluhan dirasakan tiba-tiba oleh pasien saat
sedang bekerja. Bagian tubuh sebelah kanan lebih sedikit
bergerak dibandingkan sebelah kiri. Kelemahan dirasakan
lebih berat bagian tubuh atas dibandingka bawah. Pasien

41
sulit berbicara, tapi mengerti isi pembicaraan orang lain.
Kesadaran baik, compos mentis, Tekanan darah 160/90,
herat rate 95x/menit
a. Sebutkan dan gambarkan struktur anatomi yang
berhubungan dengan kasus diatas
b. Gambarkan jaras yang terlibat pada kasus diatas

D. CHECKLIST
STRUKTUR ANATOMI KETERANGAN
Cereberum
Encephalon (otak) : Embriologi :

Hemispherium cerebri Terdiri atas : Pembatas antara dextra


(dextra et sinistra) -substantia gricea dan sinistra :
-substantia alba
-ganglia basales Area Broadman (cari
gambar/skema) :

Corpus callosum Bagian-bagian : Fungsi :

Sulcus -sulcus centralis Memisahkan antara :


-sulcus lateralis
-sulcus parieto-
occipitalis
-sulcus calcarinus
Lobus frontalis Batas :

4 lipatan utama :
-gyrus precentralis Dimana letak area
-gyrus frontalis superior motorik primer?
-gyrus frontalis medius
-gyrus frontalis inferior

Gyrus frontalis inferior :


-pars orbitalis

42
-pars triangularis
-pars opercularis

Lobus temporalis Batas : Dimana letak area


bicara broca?
Bagian-bagian : Mana yang merupakan
-gyrus temporalis korteks auditoris
superior primer?
-gyrus temporalis
medius
-gyrus temporalis Mana yang merupakan
inferior korteks olfactoris
-gyri temporales primer?
transversi dari Heschl
-gyrus
occipitotemporalis Dimanakah letak area
-gyrus bicara Wernicke?
parahippocampalis
-uncus
-stria olfactoria
Lobus parietalis Batas : Dimana letak area
somesthetica primer?
3 bagian :
-gyrus postcentralis Fungsi lobulus parietalis
-lobulus parietalis inferior :
superior
-lobulus parietalis
inferior

Lobus occipitalis Sulcus-sulcus : Dimana letak korteks


visual primer?
Gyrus-gyrus

Lobus insularis* Letak :

43
Lobus limbicus* Letak :

Menurut Broca,terdiri
dari :
-area subcallosa
-gyrus cinguli
-gyrus parahippocmpalis
-korteks primitif
(formatio hippocampi
dan gyrus dentatus)

Substantia alba
hemispherium cerebri :
Neurofibrae Istilah-istilah penting :
projectiones
Kapsula interna Pembagian : Yang dipisahkan oleh
-crus anterius cru anterius adalah :
-crus posterius
-genu Komponen masing-
masing bagian kapsula
interna :

Neurofibrae Jenis dan pembagian


associationes masing-masing jenis :
Neurofibrae Pembagian serabutnya :
commissurales

Nuclei/Ganglia Basales Terdiri dari : Corpus striatum


dibentuk oleh :
Embriologi :
Nucleus lentiformis
dibentuk oleh :

Sistem motorik
ekstrapiramidal :
-striatum (nucleus

44
caudatus dan putamen)
-globus pallidus
-nucleus subthalamicus
-substantia nigra
-nucleus Ruber
Nucleus caudatus Fungsi :

Putamen Fungsi :

Globus pallidus Fungsi :

Corpus amygdaloideum Fungsi :

Struktur Anatomi Keterangan


Diencephalon :
Epithalamus Letak : Fungsi :

Terdiri dari :

Thalamus Letak : Fungsi :

Bagian-bagian : Proyeksi cortical


thalamik :
Oleh lamina
medullaris interna Proyeksi cortical
dibagi menjadi : non-thalamik :

Vascularisasi : Sistem ARAS :

Syndroma thalamus :

Metathalamus Dibentuk oleh :

Merupakan bagian

45
dari :

Hypothalamus Batas-batas : Embriologi :

Pembagian :

Hubungan-hubungan
hypothalamus :
Fungsi :
Decussatio
supraoptica /
commissura :

Vascularisasi :

Subthalamus Batas-batas : Area Forel H1 :

Nucleus yang
terbesar :

Mesencephalon Terdiri atas : Fungsi :

Bangunan penting :

Tectum
mesencephali /
lamina
quadrigemina
Pedunculus cerebri Terdiri dari : Crus cerebri
-pars ventralis/ crus mengndung serabut
cerebri :
-pars dorsalis/
tegmentum Potongan setinggi
colliculus
Vascularisasi : rostralis/superior :

46
Potongan setinggi
colliculus caudalis/
inferior :

Pons Pada potongan Serabut-serabut :


transversal terdiri
atas :
Formatio Reticularis
Bangunan-bangunan :
penting :

Vascularisasi :

Medulla Oblongata Letak : Fungsi :

Nucleus-nucleus :

Bangunan penting :

Vascularisasi :

Cerebellum Terdiri atas : Embriologi :

Nucleus-nucleus :

Fungsi :

Hubungan-hubungan
:

Vascularisasi :

47
2. Daftar Pustaka
3. Sinnatamby CS. Last’s Anatomi Regional and Applied 10
th. Ed. Churcill Livingstone London 1999 414-32
4. Omar Faiz, David Moffat. At a Glance ANATOMI.
Erlangga Jakarta 2004
5. F Paulsen, J Waschke. Sobotta Atlas Anatomi Manusia
Edisi 23 Jilid 1. EGC. Jakarta. 2014
6. Richard S Snell, Anatomi Klinik untuk Mahasiswa
Kedokteran Edisi 6. EGC. Jakarta. 2006

48
MODUL 2 SISTEM SARAF 2
PRAKTIKUM 3
MEDULLA SPINALIS, NERVI CRANIALES, DAN SARAF OTONOM

A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat menjelaskan dan mengidentifikasi
struktur makroskopis medulla spinalis, saraf spinal, nervi
craniales dan saraf otonom beserta fungsinya.
2. Mahasiswa dapat menganalisis aspek anatomi klinik dari
struktur anatomi tersebut.

B. Dasar Teori
Medulla spinalis merupakan bagian dari sistem saraf pusat
sedangkan saraf spinal, nervi craniales dan saraf otonom
merupakan bagian dari sistem saraf perifer.

C. Alat dan Media/Sarana Pembelajaran


1. Laptop/PC
2. LCD projector
3. Cadaver
4. Manekin
5. Atlas Anatomi (Sobotta/Prometheus dan/atau Yokochi)
6. Buku petunjuk praktikum
7. Checklist anatomi
8. Textbook anatomi
9. Modul anatomi
10. Whiteboard

D. Cara Kerja
a) Pra Praktikum
1. Mahasiswa wajib mengikuti kuliah pengantar praktikum
2. Mahasiswa wajib mengikuti asistensi

49
3. Mahasiswa wajib mengikuti pretest
4. Mahasiswa wajib mengumpulkan tugas pra praktikum
5. Tugas Pra praktikum :
 Gambarkanlah struktur medulla spinalis segmen
cervical, thoracal, lumbal dan sacral beserta
keterangannya (masing-masing 1 gambar saja)!
 Gambarkanlah struktur radiks anterior dan
posterior saraf spinal!
 Gambarkanlah skema dermatomal kulit!
 Sebutkan saraf kranial yang memiliki serabut
otonom parasimpatis!
 Gambarkanlah struktur truncus simpathicus!
6. Tugas pra praktikum dikumpulkan sebelum praktikum
dimulai

b) Praktikum
1. Setiap mahasiswa wajib membawa Atlas, buku
petunjuk praktikum, textbook dan modul Anatomi
2. Mahasiswa mengidentifikasi struktur anatomi selama
kegiatan praktikum sesuai checklist, baik di cadaver,
manekin, maupun atlas.
3. Praktikum terdiri dari 2 stasion dan 2 instruktur
dengansub topik yang berbeda. Alokasi waktu setiap
station 60 menit.
4. Pada setiap station, mahasiswa mengidentifikasi
struktur anatomi berdasarkan checklist selama 30
menit pertama, kemudian pada 30 menit berikutnya
akan dilakukan feedback dan evaluasi oleh instruktur.
Evaluasi dapat berupa pertanyaan tentang struktur
anatomi maupun teori yang berhubungan.
c) Pasca Praktikum
1. Wajib mengikuti responsi (satu kali per topik)

50
2. Mahasiswa wajib mengumpulkan tugas pasca
praktikum paling lambat 1minggu setelah praktikum

Tugas Pasca Praktikum


Seorang laki-laki, usia 35 tahun dibawa ke IGD RS setelah terjatuh
dari pohon setinggi 6 meter sekitar 2 jam yang lalu. Pasien tidak
dapat menggerakkan kedua tungkai.
Pertanyaan :
1. Sebutkan jaras saraf yang berhubungan dengan kelainan di
atas!
2. Gambarkan jaras saraf pada pertanyaan no.1!
3. Apabila pasien juga mengeluh hilangnya sensasi perabaan,
jaras apa yang kemungkinan terlibat?gambarkan!

Seorang laki- laki , 40 tahun, pasien mengalami kecelakaan lalu


lintas dan saat ini mengeluh kaki kanan sulit untuk digerakkan.
Pasien juga mengeluh kebas pada kaki kanan dandi saddle area,
pasien tidak bisa kencing padahal buli penuh. Pemeriksaan KPR
+1/+2, APR +1/+2, dokter mendiagnosis cauda equine syndrome,
MRI terlampir

51
a. Sebutkan dan gambarkan struktur anatomi yang
sesuai dengan kasus diatas
b. Gambarkan dermatomal yang terlibat pada kasus
tersebut
E. Checklist
Struktur Anatomi Keterangan
Medulla spinales Embriologi : Sindrom-
sindrom medulla
Struktur yang spinalis :
mengelilingi :

Permukaan secara
longitudinal :
-fissura mediana
ventralis/anterior
-sulcus medianus
dorsalis
-sulcus ventrolateralis
-sulcus dorsolateralis
-sulcus intermedius
dorsalis (hanya di
cervical)

Berdasarkan sulcus-
sulcus tersebut &
substantia grisea
terbagi menjadi :
-funiculus anterior
-funiculus lateralis
-funiculus posterior

Sulcus intermedius
dorsalis (cervical dan
thoracal atas) membagi
funiculus posterior
menjadi :

52
-funiculus gracilis di
medial
-funiculus cuneatus di
lateral
-intumescensia
cervicalis dan lumbalis
-conus medullaris
-fillum terminale

Vascularisasi

Substantia grisea MS Pembagian : Tractus-tractus :

Substantia alba MS Pembagian : Tractus-tractus :

Meningen medulla -duramater


spinalis dan aliran -archnoidea mater
LCS nya -piamater ligamentum
- denticulatum

Struktur anatomi Keterangan

Nervi craniales :

N. I Nama lain : Fungsi :

Komponen : Apabila rusak


menimbulkan :

Letak nucleus :

53
N. II Nama lain : Fungsi :

Komponen : Apabila rusak


menimbulkan :

- Setinggi N. II :
Letak nucleus : - Setinggi chiasma
opticum :
- Setinggi tractus
Bersinaps dengan opticum :
N.III di :

N. III Nama lain : Fungsi :

Komponen : Apabila rusak


menimbulkan :

Letak nucleus :

N. IV Nama lain : Fungsi :

Komponen : Apabila rusak


menimbulkan :

Letak nucleus :

54
N. V Nama lain : Fungsi :

Dibagi menjadi : Apabila rusak


menimbulkan :

Cabang-cabang
penting :

Komponen :

Letak nucleus :

N. VI Nama lain : Fungsi :

Komponen : Apabila rusak


menimbulkan :

Letak nucleus :

N. VII Nama lain : Fungsi :

55
Cabang-cabang Apabila rusak
penting : menimbulkan :

Komponen :

Letak ganglion dan


nucleus :

N. VIII Nama lain : Fungsi :

Terdiri dari : Apabila rusak


menimbulkan :

Komponen :

Letak nucleus :

N. IX Nama lain : Fungsi :

Cabang penting : Apabila rusak


menimbulkan :

56
Komponen :

Letak nucleus :

N. X Nama lain : Fungsi :

Cabang penting : Apabila rusak


menimbulkan :

Komponen :

Letak nucleus :

N. XI Nama lain : Fungsi :

Komponen : Apabila rusak


menimbulkan :

Letak nucleus :

N. XII Nama lain : Fungsi :

57
Komponen : Apabila rusak
menimbulkan :

Letak nucleus :

Nervi spinales :

Radiks dorsalis n. Komponen :


Spinalis

Radiks ventralis n. Komponen :


Spinalis

Ganglion spinalis Fungsi :

Ramus primarius Komponen : Fungsi :


dorsalis n. spinalis

Ramus primarius Komponen : Fungsi :


ventralis n. spinalis

n. spinalis Terbagi menjadi :

58
plexus brachialis Letak : Kelainan-kelainan :

- Duchene-Erb’s
paralyse :
Terdiri dari : - Klumpke’s paralyse
:

Komponen :

Cabang-cabang dan
daerah persarafan :

plexus lumbalis Letak : Kelainan-kelainan :

Terdiri dari :

Komponen :

Cabang-cabang dan
daerah persarafan :

plexus sacralis Letak : Kelainan-kelainan :

59
Terdiri dari :

Komponen :

Cabang-cabang dan
daerah persarafan :

plexus coccygeus Letak :

Terdiri dari :

Komponen :

Cabang-cabang dan
daerah persarafan :

n. axillaris Letak : Kelainan-kelainan :

Terdiri dari :

60
Komponen :

Cabang-cabang dan
daerah persarafan:

n. medianus Letak : Kelainan-kelainan :

Terdiri dari :

Komponen :

Cabang-cabang dan
daerah persarafan :

n. radialis Letak : Kelainan-kelainan :

Terdiri dari :

Komponen :

Cabang-cabang dan

61
daerah persarafan :

n. ulnaris Letak : Kelainan-kelainan :

Terdiri dari :

Komponen :

Cabang-cabang dan
daerah persarafan:

n. muskulocutaneus Letak : Kelainan-kelainan :

Terdiri dari :

Komponen :

Cabang-cabang dan
daerah persarafan :

62
n. femoralis Letak : Kelainan-kelainan :

Kelainan-kelainan :

Terdiri dari :

Komponen :

Cabang-cabang dan
daerah persarafan :

n. genitofemoralis Letak : Kelainan-kelainan :

Terdiri dari :

Komponen :

Cabang-cabang dan
daerah persarafan :

n. cutaneus femoris Letak : Kelainan-kelainan :


lateralis

63
Terdiri dari :

Komponen :

Cabang-cabang dan
daerah persarafan :

n. obturatorius Letak : Kelainan-kelainan :

Terdiri dari :

Komponen :

Cabang-cabang dan
daerah persarafan :

n. splanchnicus Letak : Kelainan-kelainan :


pelvicus

Terdiri dari :

64
Komponen :

Cabang-cabang dan
daerah persarafan :

n. pudendus Letak : Kelainan-kelainan :

Terdiri dari :

Komponen :

Cabang-cabang dan
daerah persarafan :

n. cutaneus femoris Letak : Kelainan-kelainan :


posterior

Terdiri dari :

Komponen :

Cabang-cabang dan

65
daerah persarafan :

n. ischiadicus Letak : Kelainan-kelainan :

Terdiri dari :

Komponen :

Cabang-cabang :

n. peroneus Letak : Kelainan-kelainan :


communis

Terdiri dari :

Komponen :

Cabang-cabang :

n. tibialis Letak : Kelainan-kelainan :

66
Terdiri dari :

Komponen :

Cabang-cabang :

Nervi intercostales :

n. intercostalis I Topografi : Mempersarafi :

n. intercostalis II Topografi : Mempersarafi :

n. intercostalis III Topografi : Mempersarafi :

n.intercostalis IV, V, Topografi : Mempersarafi :


VI

n. intercostalis VII, Topografi : Mempersarafi :


VIII, IX, X, XI

n. intercostalis XII Topografi : Mempersarafi :


(n. subcostalis)

67
Struktur anatomi Keterangan

Simpatis Letak : Fungsi :

Komponen : Apabila rusak menimbulkan


:

Parasimpatis Letak : Fungsi :

Komponen : Apabila rusak menimbulkan


:

Enteric Letak : Fungsi :

Komponen : Apabila rusak menimbulkan


:

68
F. Daftar Pustaka
1. Raftery AT. Applied Basic Science for Basic Surgical Training
1st . Ed. Churcill Livingstone London 2000 314-21.
2. Sinnatamby CS. Last’s Anatomi Regional and Applied 10 th.
Ed. Churcill Livingstone London 1999 414-32
3. Omar Faiz, David Moffat. At a Glance ANATOMI. Erlangga
Jakarta 2004
4. F Paulsen, J Waschke. Sobotta Atlas Anatomi Manusia Edisi
23 Jilid 1. EGC. Jakarta. 2014
5. Richard S Snell, Anatomi Klinik untuk Mahasiswa
Kedokteran Edisi 6. EGC. Jakarta. 2006

69
MODUL 3 SISTEM INDERA DAN INTEGUMEN
PRAKTIKUM 4
INDERA PENGLIHATAN & PENDENGARAN

1. Tujuan Praktikum
a. Setelah menyelesaikan praktikum ini diharapkan
mahasiswa dapat menjelaskan dan mengidentifikasi
struktur makroskopis organ sistem indera.
b. Menjelaskan dan mengidentifikasi struktur
makroskopis organon visus et vestibulocochlearis,
fungsi, kelainan dan akibat yang ditimbulkannya.
2. Dasar Teori
Mata memiliki bagian:
a. Cavum orbita
b. Palpebra
c. Conjunctiva
d. Cornea
e. Sclera
f. Uvea
g. Pupil
h. Lensa
i. Aques humor
j. Retina
Mata bisa bergerak karena digerakkan oleh
1. m. obliquus inferior
2. m. obliquus superior
3. m. rectus inferior
4. m. rectus superior
5. m. rectus lateralis

70
6. m. rectus medialis
Membuka menutupnya palpebra digerakkan oleh
m.levator palpebrae superioris. Mata diinnervasi oleh N.
Opticus, cabang-cabang N.ophtalmicus (n.frontalis,
n.asociliaris, n.lacrimalis).
Pembuluh darah yang memvascularisasi mata
1. a. ophtalmica
2. a. centralis retinae
3. a. supraorbitalis
4. a. supratrochlearis
5. a. lacrimalis
6. a. cilliaris
7. v. centralis retinae
8. v. ophthalmica
9. Sinus venosus sclerae
Telinga dibagi menjadi 3 bagian yaitu telinga luar,
telinga tengah dan telinga dalam.
Telinga luar terdiri atas
A. Auricula
B. CAE
Telinga tengah terdiri atas
1. Membran tympani
2. Os malleus, incus, stapes
3. Tuba eustachii
Telinga dalam terdiri atas
1. Cochlea
2. Vestibulum
3. Canalis semisircularis
Telinga disarafi oleh N.octavus.

71
4. Cara Kerja
a. Pra Praktikum
1. Mahasiswa wajib mengikuti asistensi
2. Mahasiswa wajib mengikuti pretest
3. Mahasiswa wajib mengumpulkan tugas pra
praktikum
4. Tugas Pra praktikum :
1. Gambarkanlah struktur anatomi telinga luar, tengah
dan dalam beserta keterangannya!
2. Gambarkanlah diagram cavum timpani dan struktur
yang ada disekitarnya
3. Gambarkanlah labyrentus osseus dan
membranaceus!
4. Gambarkan secara sederhana perkembangan
embriologi dari telinga dalam, tengah hingga telinga
luar!
5. Gambarkanlah tulang pembentuk dinding orbita
mata!
6. Gambarkanlah anatomi bola mata potongan
horizontal!
7. Gambarkanlah otot-otot bola mata dan kelopak
mata, beserta gerakan dan innervasinya!
8. Gambarkanlah mekanisme jaras penglihatan!
5. Tugas pra praktikum dikumpulkan sebelum
praktikum dimulai

b. Praktikum
- Setiap mahasiswa wajib membawa Atlas, buku
petunjuk praktikum, textbook dan modul Anatomi

72
- Mahasiswa mengidentifikasi struktur anatomi
selama kegiatan praktikum sesuai checklist, baik di
cadaver, manekin, maupun atlas.
- Praktikum terdiri dari 2 stasion dan 2 instruktur
dengansub topik yang berbeda. Alokasi waktu
setiap station 60 menit.
- Pada setiap station, mahasiswa mengidentifikasi
struktur anatomi berdasarkan checklist selama 30
menit pertama, kemudian pada 30 menit
berikutnya akan dilakukan feedback dan evaluasi
oleh instruktur. Evaluasi dapat berupa pertanyaan
tentang struktur anatomi maupun teori yang
berhubungan.
c. Pasca Praktikum
1. Wajib mengikuti responsi (satu kali per topik)
2. Mahasiswa wajib mengumpulkan tugas pasca
praktikum paling lambat 1minggu setelah
praktikum
Tugas Pasca Praktikum
1. Seorang laki-laki usia 25 tahun dibawa ke IGD RS
setelah mata kanan terkena shuttlecock. Pasien
mengeluh penglihatan menjadi kabur dan
terhalang, nyeri disekitar kelopak mata. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan GCS E4M6V5,
tekanan darah 120/70 mmHg, frekuensi nadi 96
kali/menit, frekuensi nafas 22 kali/menit, suhu
370C, visus mata kanan VOD 1/tak terhingga,VOS
normal, pada pemeriksaan mata luar didapatkan
hifema sepertiga bagian COA dan hematom di

73
palpebra, pada pemeriksaan oftalmoskop
didapatkan ablasio retina
4. Sebutkan struktur bola mata dari luar ke
dalam!
5. Sebutkan manifestasi yang dapat terjadi bila
terjadi trauma tumpul pada struktur bola mata!
2. Seorang laki- laki 17 tahun memeriksakan ke poli
dengan keluhan bola mata kanan bergulir
kedalam. Keluhan sudah dirasakan sejak 1 tahun
yang lalu setelah kecelakaan terkena balok kayu.
Pasien merasakan penglihatan menjadi ganda
(double vision). Pada pemeriksaan ditemukan
gerakan bola mata terhambat kearah lateral,
superotemporal dan inferotemporal!
1. Sebutkan dan jelaskan fungsi otot penggerak
bola mata!
2. Pada kasus otot apakah yang terkena!
3. Seorang ibu memeriksakan anaknya yang berusia
7 tahun ke poli karena keluar cairan berwarna
kuning dari telinga kanannya. Anak mengeluh
demam, pendengaran berkurang, batuk dan pilek
sudah dirasakan 2 minggu ini. Pada pemeriksaan
didapatkan peradangan pada membran timpani,
kemerahan di belakang telinga, nyeri ketok di
mastoid, dan pembesaran kelenjar getah bening
disekitar leher!
A. Sebutkan dan jelaskan organ yang
kemungkinan terkena pada kasus tersebut!
B. Sebutkan bagian-bagian dari jawaban
pertanyaan (a)!
4. Seorang laki-laki 70 tahun memeriksakan ke poli
THT dengan keluhan pendengaran telinga kiri
menurun. Sebelumnya pasien bekerja di bagian

74
mesin pabrik dan mempunyai kebiasaan
mendengarkan dengan suara keras melalui
headset. Dari pemeriksaan dokter, pasien
didiagnosis terkena sensory neural hearing loss.
1. Sebutkan dan gambarkan organ yang berfungsi
sebagai proses pendengaran!
2. Sebutkan dan jelaskan terjadinya proses
pendengaran!
3. Organ apa yang kemungkinan terkena pada
kasus!
IV. Checklist

N NAMA KETERANGAN
O

INDERA
PENDENGARAN

Telinga
A Luar
.

Daun telinga Concha auriculae, Fungsi :


(auricula/pinna) tragus, antitragus, helix,
antihelix, lobulus
auriculae

Canalis auditorius 1/3 bagian luar terdiri


eksternus (liang dari :
telinga)
2/3 bagian luar :

Membran Timpani Pars flacida Fungsi :

Pars tensa

75
Umbo

4 kuadran :
superoanterior,
superoposterior,
inferoanterior, inferior
posterior

Limbus timani

Stria mallearis

B. Telinga Tengah Batas batas telinga


tengah : batas luar,
batas depan, batas
bawah, batas belakang,
batas atas, batas dalam

-cavum timpani Fenestra vestibule (letak


pada:

Fenestra cochleae (letak


pada:

-tuba auditiva Pars ossea

Pars cartilaginea

Pars membranacea m. tensor veli


palatini ,
m.salphingopharyng
eus

-Ossicula auditiva Malleus (caput mallei, Fascies interna


collum mallei, membrana
manubrium mallei, tymphany

76
processus anterior,
lateralis mallei)

Incus (corpus incudis, Fascies articularis


cruris incus, proccesus mallei
lenticularis)

Stapes (basis stapes, Ligamen annulare


caput stapedis, crus stapedis
anterior dan posterior)
articulatio
incudostapedis

-musculli ossicularum m. tensor tympani


auditus

m. stapedius

C. Telinga Dalam Labyrinthus


membranaceus

Utriculus Bermuara ke

Sacculus Ductus
utriculosaccularis

Ductus
endolymphaticus

Ductus semisircularis Terletak pada bidang


superior vertikal
(kraniokaudal)

Mempunyai 2 crus :

77
Crus ampulare

Crus simplex

Ductus semisircularis Terletak pada bidang


posterior vertikal

-crus ampullare

-ampulla
membranacea
posterior

Crus simplex

Crus commune

Ductus semisircularis Terletak pada bidang


lateralis horizontal

Cruss ampullare
dengan ampulla
membranaceae
lateralis

Crus simplex

Ductus cochlearis Cavum vestibuli

Caecum cupuiarre

Ductus reuniens

Dinding2nya :
membrana vestibuli,
lamina basillaris,
stria vascularis)

78
Dinding utriculus, Crista ampullaris
sacculus,
ampulamembranaceae, Macula utriculi
dan ductus cochlearis
Macula sacculi

Organon spirale

Labyrintus osseus

vestibulum Utriculus, recessus


ellipticus

Sacculus, recessus
sphericus

Caecum
vestibular,recessus
cochlearis

Ductus
endolympaticus
(apertura interna
aqueductus
vestibuli)

Saccus
endolymphaticus
(apertura externa
aqueductus
vestibuli)

Canalis semisircularis Ductus


superior, posterior dan semisirkularis
lateralis

79
Superior dan
posterior : crus
ampullare, crus
simplex, cruss
comune

Lateralais : crus
simplex dan crus
ampullare

Ampula ossea superior, Ampula


posterior, lateralis membranacea

Periosteum ampula

Canalis spiralis ossea Venestra vestibuli


(ovalis)

Ductus cochlearis

Dibagi 2 : skla
vestibuli dan skala
timpani

Helicotrema

Scala media

Fascies inferior
cranium

Canaliculus cochleae

AECC (aqueductus
externus canaliculi
cochlearis

80
D Vasa lymphatica Berasal dari :

Auris media dan cellula


mastoidea menuju lnn
retroauricularis

Tuba auditiva menuju


lnn cervicalis profundi

Auris externa menuju


lnn parotidei dan lnn
retroauricularris

E Innervasi Saraf sensoris auris N. auriculotemporal


externa

Saraf motoris auris N. Auricularis


externa posterior n. Facialis

R. Temporalis n.
Facialis

Saraf auris media Chorda tympani,


cabang dari n.
Facialis

N. Tensor tympani,
cabang dari N.
Mandibularis

N. Keluar dari cavum


VIII(vestibulocochlearis) cranii melalui porus
acusticus internus

81
Nervus cochlearis

F Embriologi sistem
pendengaran

INDERA
PENGLIHATAN

A. Cavum orbita Bentuk :

Dinding :

Atap : os frontal

Dinding lateral : os
sphenoidal , os
zygomaticum

Dinding medial : os
ethmoid

Dasar : os maxilla dan


zygomaticum

Kelenjar lacrimalis

B. Kelopak mata Palpebra superior Parssupratarsalis,


(palpebra) pars tarsalia

Palpebra inferior

Comissurs medialis
palpebrum

Angulus oculi medialis

Caruncula lacrimalis

82
Sulcus palpebra superior

Commissura lateralis
palpebrum

Raphe palpebralis
lateralis

Pupilla palpebra inferior

Limbus posterior
palpebrae

Kelenjar Moll, sebasea, zeis,


meibom

vaskularisasi Arteri palpebra

Innervasi Ramus frontal N. V

N. V-2

N. Occulomotoris

C. Conjunctiva Conjungtiva tarsal/


palpebrae

Conjungtivae bulbi

Conjungtivae fornix

D. Kornea Lapisan kornea Fungsi

E. Sclerae Sclerae anterior Ditutupi oleh :

F. Uvea Iris Fungsi

83
Corpus siliare Zonula zinii,
M.cilliare

Choroidea

Vaskularisasi : a. cilliare anterior


dan posterior

G. Pupil M. dillator pupil Efek simpatis dan


parasimpatis

M. sphincter pupil Fungsi

H Angulus Dibentuk oleh :


iridocornealis

I Lensa mata Bentuk :

Terdiri dari : capsula Cortex lentis,


lentis, epithelium, nucleus lentis
substansia lentis

Polus anterior dan polus


posterior

J Corpus vitreum Ora serata Fungsi

Pars plana

K Retina Fungsi

Vaskularisasi a. oftalmika

a. retina central

Papil saraf optik

84
Sel konus dan sel basilus Fungsi

L Vaskularisasi Arteri ophtalmica Cabang dari

Bercabang menjadi

M Innervasi N. optikus Menmbus bulbus


oculi melalui ..

N. ophtalmicus Cabang dari

Masuk melalui

Bercabang menjadi

N. Occulomotorius Masuk melalui

N. trochlearis

N. Abduscens

N Otot Penggerak bola M. obliquus inferior Gerakan dan


mata innervasinya

M. Obliquus superior Gerakan dan


innervasinya

M. rectus inferior Gerakan dan


innervasinya

M. rectus superior Gerakan dan


innervasinya

M. rectus lateralis Gerakan dan


innervasinya

M. rectus medius Gerakan dan

85
innervasinya

O Sistem lakrimal Sistem produksi Glandula lakrimal

Sistem ekskresi Punctum lakrimal

Canaliculi lacrimal

Saccus lacrimal

Ductus nasolacrimal

Meatus nasalis
inferior

P Embriologi mata

86
MODUL 3 SISTEM INDERA DAN INTEGUMEN
PRAKTIKUM 5
INDERA PENGECAP, PENGHIDU & INTEGUMEN

A. Tujuan Praktikum
1. Setelah menyelesaikan praktikum ini diharapkan
mahasiswa dapat menjelaskan dan mengidentifikasi
struktur makroskopis organ sistem indera.
2. Menjelaskan dan mengidentifikasi struktur organ
pengecap, penghidu dan integumen, fungsi, kelainan
dan akibat yang ditimbulkan.
5. Dasar Teori
Lingua/lidah terdiri atas 2 bagian yaitu lingua anterior dan
lingua posterior.
Hidung/nasus dibagi menjadi 2 bagian yaitu hidung luar
dan hidung dalam.
Hidung luar dibentuk oleh
6. Os nasal
7. Processus frontalis maxilla
8. Processus nasalis os frontal
9. Cartilago nasalis lateralis superior
10. Cartilago nasalis lateralis inferior / ala major
11. Ala minor
Sedangkan hidung dalam terdiri atas
1. Cavum nasi
2. Vestibulum
3. Septum nasi
4. Conchae
Kulit terdiri atas 3 lapis:

87
2. Epidermis
3. Dermis
4. Subcutis
Pada kulit terdapat
11. Stratum corneum
12. Stratum lucidum
13. Stratum granulosum
14. Startum basale
15. Stratum germinativum
16. Stratum papillare
17. Ductus sudorifera
18. Gld. Sudorifera
19. Gld. Sebacea
6. Cara Kerja
a. Pra Praktikum
1. Mahasiswa wajib mengikuti asistensi
2. Mahasiswa wajib mengikuti pretest
3. Mahasiswa wajib mengumpulkan tugas pra
praktikum
4. Tugas Pra praktikum :
9. Gambarkanlah struktur anatomi cavitas oris!
10. Gambarkanlah struktur kuncup pengecap lidah!
11. Sebutkan musculus pada lidah!
12. Gambarkan struktur anatomi hidung, kerangka tulang
dan tulang rawan!
13. Gambarkan struktur anatomi hidung dalam!
14. Gambarakan struktur anatomi kulit dan kuku!
15. Gambarkanlah garis langer pada tubuh!
16. Gambarkan reseptor sensory pada kulit!

88
17. Tugas pra praktikum dikumpulkan sebelum praktikum
dimulai
b. Praktikum
a. Setiap mahasiswa wajib membawa Atlas, buku
petunjuk praktikum, textbook dan modul
Anatomi
b. Mahasiswa mengidentifikasi struktur anatomi
selama kegiatan praktikum sesuai checklist, baik
di cadaver, manekin, maupun atlas.
c. Praktikum terdiri dari 2 stasion dan 2 instruktur
dengansub topik yang berbeda. Alokasi waktu
setiap station 60 menit.
d. Pada setiap station, mahasiswa mengidentifikasi
struktur anatomi berdasarkan checklist selama 30
menit pertama, kemudian pada 30 menit
berikutnya akan dilakukan feedback dan evaluasi
oleh instruktur. Evaluasi dapat berupa
pertanyaan tentang struktur anatomi maupun
teori yang berhubungan.
c. Pasca Praktikum
a) Wajib mengikuti responsi (satu kali per topik)
b) Mahasiswa wajib mengumpulkan tugas pasca
praktikum paling lambat 1minggu setelah
praktikum
Tugas Pasca Praktikum
1. Seorang laki-laki usia 55 tahun dibawa ke IGD
karena pelo. Keluhan sudah dirasakan sejak 30
menit yang lalu. Pasien juga merasakan tidak
bisa merasakan makanan, selain itu pasien

89
mengeluh keluar ludah dari mulut terus
menerus, sudut mulut kanan turun, Dari hasil
pemeriksaan dokter didapatkan pasien terkena
stroke
a. Sebutkan dan gambarkan innervasi sistem
pengecapan
b. Sebutkan dan jelaskan musculus pada lidah
dan innervasinya !
2. Seorang laki- laki 30 tahun memeriksakan ke poli
dengan keluhan keluar cairan berbau dari
hidung.. Keluhan sudah dirasakan sejak 2 bulan
ini. Pasien juga mengeluh nyeri pada wajah
sekitar pipi, sekitar mata dan sekitar dahi. Pasien
juga mengeluh hidung tersumbat dan demam.
Dari pemeriksaan didapatkan suhu tubuh 39
derajat selsius, dan dari pemeriksaan
transluminasi didapatkan kesuraman. Dokter
menyarankan pemeriksaan CT Scan.
a. Sebutkan dan gambarkan sinus pada
wajah!
b. Pada kasus organ apakah yang
mungkin terkena!
3. Seorang laki-laki 40 tahun datang ke poli dengan
keluhan keluar becak berwarna putih di kulitnya,
keluhan sudah dirasakan1 tahun ini. Pasien juga
mengeluh tidak terasa pada bercak tersebut,
sering nyeri pada ujung jari tangan dan kaki.
serta terdapat luka pada ujung jempol kaki. Pada
pemeriksaan didapatkan fascies lionina, dan
hilangnya sensai raba, tajam, dan suhu pada
kulit.

90
a. Sebutkan organ yang kemungkinan terkena
pada kasus tersebut!
b. Jelaskan sistem perabaan pada kulit!
IV. Checklist
NO NAMA KETERANGAN

INDERA
PENGHIDU

A. HIDUNG LUAR Bridge

Dorsum nasi

Puncak hidung
(hip)

Ala nasi

Columella

Nares anterior

Nasal septum

Kerangka tulang Os nasal

Proc. Frontalis os
maxilla

Procc nasalis os
frontal

Kerangka tulang 1ps cartilago


rawan nasalis lateralis
superior

91
1ps cartilago
nasalis lateralis
inferior/cartilago
allaris mayor

Alaris minor

Tepi anterior
cartilago septum

Otot ala nasi

Kelompok dillator m. dillator nares.


M.proserus, caput
angulare M.
Quadratus labii
superior

Kelompok M. nasalis,
konstriktor M.depressor septi

B. Hidung dalam

Cavum nasi Septum nasi

Nares anterior

Nares posterior
(koana)

Dasar cavum nasi :

Atap cavum nasi :

Batas lateral
cavum nasi :

92
Vestibulum nasi Vibrise

Septum nasi Tulang Lamina


prependicularis os
ethmoid

Vomer

Crista nasalis os
maxilla

Crista nasalis os
palatina

Tulang rawan Cartilago septum


(lamina
kuadrangularis)

Columella

Concha Concha inferior,


concha media,
concha superior,
concha suprema

Meatus Meatus inferior

Meatus medius

Meatus superior

vaskularisasi a. ethmoidalis Cabang dari


anterior dan
posterior

a. maxillaris

93
interna

a. fascialis

Plexus kiesselbach Anastomosis dari

innervasi N. olfaktorius

n. ethmoidalus
anterior

n. nasosiliaris

Sinus paranasal Sinus frontalis Fungsi :

Sinus maxilla

Sinus sphenoidal

Sinus ethmoidalis

Embriologi

INDERA
PENGECAP

LIDAH Bagian anterior : Lingual papilae,


apex, midline
groove

Bagian posterior : Palatine tonsil,


terminal sulcus,
palatoglossus,
lingual tonsil,

94
Struktur kuncup Papilla filiformis
pengecap

Papila fungiformis

Papila vallate

Papila foliatae

Sensasi pengecap Manis pada :

Asam

Asin

Pahit

Persarafan Motorik untuk


otot:

Sensorik umum

Sensorik khusus

Musculus lingua

Musculus M. genioglossus
ekstrinsik

(fungsi, proximal M. styloglossus


dan distal
attachment)

M. Hyoglossus

M. Palatoglossus

95
Musculus intrinsik M. longitudinalis
superior et inferior

(fungsi, proximal M. trasnversalis


dan distal
attachment)

M. verticalis

Vascularisasi a. lingualis dorsalis

Embriologi

INDERA PERABA

A. Epidermis Stratum basale

Stratum spinosum

Startum
granulosum

Stratum lucidum

Stratum corneum

B. Dermis Stratum papilare

Stratum retikulare

c. Lemak Subkutan Kelenjar keringat


(ekrine)

Kelenjar sebasea

96
Kelenjar apokrin

Fungsi kulit Proteksi

a.bsorpsi

Ekskresi

Persepsi

Termoregulasi

Pembentukan
pigmen

Pembentukan
vitamin d

Keratinisasi

Reseptor sensory Paccinian


corpuscle

Organ of ruffini

Meissner
corpuscle

Free nerve ending

Hair follicle
receptor

Muscle spindle

Golgi tendon
organ

97
DAFTAR PUSTAKA

Junquieira, LQ. Histologi Dasar ed 10


Omar, Faiz dan David, Moffat. 2004. At a Glance Anatomi.
Jakarta: Erlangga
Raftery AT. 2000. Applied Basic Science for Basic Surgical
Training 1st Ed. London: Churcill Livingstone
Sadler, TW. 2009. Embriologi Kedokteran Langman. Jakarta:
EGC
Sinnatamby, CS. 1999. Last’s Anatomi Regional and Applied
10th Ed. London: Churcill Livingstone

98

Anda mungkin juga menyukai