Anda di halaman 1dari 8

1.

PENGERTIAN
ekspresi gen atau sintesis protein dapat diatur, dihidupkan atau dimatikan, sebagaimana
layaknya aliran listrik. Enzim merupakan katalisator yang berperan menjalankan proses
reaksi metabolisme, keberadaan enzim akan menentukan berjalannya proses metabolisme.
Bila suatu produk metabolisme di dalam sel sudah mencapai kuantitas yang mencukupi
maka reaksi metabolisme tersebut harus dihentikan. Proses pengaturan ini dilakukan dengan
cara menghentikan produksi enzim, melalui penghentian ekspresi gen penyandinya.
Mekanisme pengaturan ekspresi gen disebut regulasi ekspresi gen.

TUJUAN
Di atas dijelaskan bahwa diferensiasi sel merupakan hasil pemilihan gen-gen yang
diekspresikan atau tidak diekspresikan pada sel. Munculnya sel yang terspesialisasi merupakan
hasil dari pemilihan gen-gen yang harus berekspresi dang gen-gen yang tidak diaktifkan. Regulasi
ekspresi gen pada eukariot berlangsung pada beberapa tingkat, mulai dari tingkat struktur
kromosom sampai pada tingkat pascatranslasi.

Kromosom eukariot tersusun atas dua komponen: DNA dan protein histon. DNA merupakan
bahan dasar gen yang mengandung informasi untuk mengendalikan kehidupan, dan histon
berfungsi untuk melindungi DNA dari kerusakan mekanik, misal putus saat bergerak pada waktu
mitosis atau meiosis. Kromosom yang nampak di bawah mikrosokop cahaya pada saat mitosis
atau meiosis merupakan hasil penggulungan DNA pada histon. Penggulunangan ini berlangsung
melalui beberapa tingkat. Kromosom yang berada dalam keadaan aktif, yaitu pada fase di luar
mitosis atau meiosis secara umum berada dalam keadaan tidak tergulung. Sedangkan komosom
yang berada dalam keadaan tergulung, gennya tidak akan berekspresi. Gen-gen yang secara
permanen tidak diekspresikan pada suatu jaringan kemungkinan besar DNAnya (bersama denagn
histon) berada dalam keadaan tergulung.

Studi morfologi kromosom di bawah mikroskop cahaya memperlihatkan adanya pita-pita


pada suatu kromosom sebagai akibat perbedaan intensitas penyerapan warna pada berbagai
wilayahnya. Wilayah yang menyerap warna sangat pekat disebut heterokromatin, sedangkan yang
berwarna lebih terang disebut eukromatin. Heterokromatin merupakan wilayah dengan DNA
tergulung sangat kompak, sehingga berwarna pekat, sedang pada eukromatin gulungannya lebih
longgar. Pada wilayah heterokromatin, terdapat gen-gen yang tidak aktif berekspresi, sedangkan
gen-gen yang aktif berekspresi terdapat pada wilayah eukromatin.
Studi perbandingan morfologi kromosom dari jaringan yang berbeda dan dari tahapan
perkembangan yang berbeda menunjukan bahwa wilayah heterokromatin dapat berubah menjadi
eukromatin. Sebaliknya eukromatin dapat berubah menjadi heterokromatin. Hal ini menunjukan
bahwa antar jaringan terdapat perbedaan gen yang aktif berekspresi, dan juga menujukan bahwa
diferensiasi sel merupakan tahapan penentuan jenis gen yang secara permanen diekspresikan atau
tidak diekspresikan pada setiap jenis sel.

Penginaktifan gen dengan pembentukan heterokromatin dapat berlangsung tidak hanya pada
wilayah tertentu, tetapi juga dapat terjadi pada keseluruhan kromosom. Sebagai contoh:
penginaktifan satu kromosom-X yang terjadi pada individu betina. Telah diketahui bahwa pada
lalat buah (Drosophila) jantan terdapat satu kromosom-X dan pada betina terdapat dua kromosom
X. Namun satu dari dua kromosom-X pada betina diinaktifkan melalui proses penggulungan yang
kompak, sehingga jumlah gen yang aktif pada jantan dan betina menjadi sama. Kromosom-X
yang terkondensasi tersebut dikenal sebagai Barr-body. Namun demikian, kromosom yang inaktif
akibat terkondensasi masih dapat terurai kembali dalam pembelahan sel (mitosis). Proses
penginaktifan berjalan pada awal perkembangan sel.

Pemilihan satu dari dua kromosom-X yang di-inaktifkan berjalan secara acak, sehingga bila
pada kromosom-X terdapat satu lokus dengan alel heterozigot maka pada satu jaringan akan
terdapat sel-sel dengan alel yang berbeda-beda. Sebagai contoh warna bulu kucing dikendalikan
oleh sepasang alel dominan resesif yang terpaut kromosom X. adanya alel yang berbeda-beda
menghasilkan bulu kucing yang bercampur pada suatu jaringan antara hitam dan coklat.

Regulasi pada tingkat mRNA

Panjang pendeknya umur mRNA akan menentukan kuantitas protein yang disintesis, mRNA
yang berumur panjang akan menghasilkan protein lebih banyak daripada yang dihasilkan mRNA
berumur pendek. Bakteri mempunyai mRNA yang berumur sangat pendek, dalam beberapa menit
akan didegradasi oleh enzim. Oleh karena itu, bakteri sangat mudah mengubah proteinnya
sehubungan dengan penyesuaian diri dengan perubahan lingkungan. Berbeda dengan bakteri,
mRNA eukariot berumur panjang, beberapa jam bahkan sampai beberapa minggu. Contoh mRNA
yang berumur panjang adalah mRNA yang terdapat pada sel darah merah vertebrata. Pada sel
darah merah avertebrata, mRNA berperan sebagai pabrik pembuat protein hemoglobin. Pada
sebagian besar spesies vertebrata, mRNA hemoglobin sangat stabil, mungkin berumur sama
dengan sel darah merah yang mengandungnya. Pada burung, mRNA berumur sekitar satu bulan.
Lebih panjang lagi pada reptil, amphibi, dan ikan dimana mRNAnya dipakai berulang untuk
translasi

Regulasi ekspresi pada tingkat transkripsi.

Penggulungan dan pengudaran gulungan DNA pada kromosom memberikan arahan


penentuan gen-gen mana yang akan diekspresikan dan gen mana yang tidak akan diekspresikan.
Namun demikian masih ada sistem berikutnya yang mengatur berjalannya proses ekspresi. Hanya
persentase kecil gen-gen pada sel-sel tipikal pada tanaman dan hewan yang diekspresikan. yaitu
gen-gen yang diperlukan untuk fungsi yang telah terspesialisasi. Namun gen-gen yang produknya
secara rutin dimanfaatkan oleh semua sel, seperti glikolisis, akan selalu dalam keadaan terekspresi
setiap saat.

Sebagaimana pada prokariot pengaturan ekspresi berjalan mulai dari tingkat inisiasi ekspresi
gen. Para peneliti telah menemukan, sebagaimana yang terjadi pada prokariot, adanya sejumlah
protein regulator yang mengatur ekspresi gen dengan cara berinteraksi dengan ruas DNA. Pada
euakriot tidak dikenal adanya operon sebagaimana yang terdapat pada prokariot, setiap gen
mempunyai promotor dan terminator masing-masing. Pada eukariot terdapat lebih banyak protein
dan lebih banyak ruas DNA yang terlibat dalam regulasi ini, protein- protein ini disebut faktor
transkripsi. Lebih lanjut pada eukariot protein-protein tersebut kelihatannya lebih banyak yang
berperan sebagai aktivator ketimbang sebagai represor.

Aktivator dalam kegiatannya akan berinteraksi dengan ruas-ruas DNA yang disebut ruas
pemacu (enchancer). Berbeda dengan operator prokariot, ruas pemacu mempunyai jarak yang
cukup jauh dari promotor, mungkin berada di sebelah hilir atau sebelah hulu dari gen. Aktivator
mungkin juga berinteraksi dengan protein yang lain, ramuan besar dari protein ini meningkatkan
ketepatan penempelan transkriptase pada promotor dan insisasi transkripsi.
Beberapa ruas pemacu ikut terlibat dalam proses regulasi. Faktor transkripsi lainnya yaitu
represor berperan menghambat atau mencegah terjadinya transkripsi. Proses kerjanya mirip
dengan activator berinteraksi dengan ruas pengendali yang disebut silencer, dan mencegah
traskriptase melakukan inisisasi transkripsi.

Pada eukariot tidak terdapat operon seperti pada prokariot. Lalu bagaimanakah eukariot
mengatur transkripsi gen-gen yang protein hasil transkripsi berhubungan erat dalam metabolisme,
yang harus diekspresikan atau dimatikan secara bersama-sama. Sering terjadi gen-gen penyandi
enzim untuk lintasan metabolisme yang sama terdapat secara terpencar pada berbagai kromosom.
Koordinasi ekspresi gen kelihatannya sangat bergantung pada asosiasi antara ruas- ruas pemacu
dengan gen-gen yang tesebar tersebut Sejumlah factor translasi yang mengenali runtunan basa
dari ruas tersebut akan menempel pada ruas-ruas tersebut dan secara serempak menjalankan
transkripsi dari gen-gen tersebut.

Regulasi Tingkat Pascatranskripsi

Telah dijelaskan terdahulu, pada modul ekspresi gen, bahwa struktur mRNA eukariot tidak
sama dengan struktur RNA hasil langsung proses trankripsi. Pada hnRNA sebagai molekul hasil
transkripsi terdapat ruas intron dan ekson. Bagian intron akan dipotong dan hanya bagian ekson
yang dipertahankan untuk membentuk mRNA. Mekanisme pemrosesan pascatranskripsi dapat
dilihat pada modul ekspresi gen.

Pemilihan ruas intron dan ekson dapat merupakan salah satu cara regulasi. Dengan cara
memilih ruas hnRNA mana yang akan diambil (sebagai ekson) atau akan dibuang (sebagai intron),
maka dari satu ruas gen yang sama dapat disandikan dua jenis mRNA atau polipeptida.

Sebagai contoh pada tikus enzim amilase yang dihasilkan oleh kelenjar ludah dengan yang
dihasilkan pada hati. Pada lalat buah perbedaan antara lalat jantan dan betina ditentukan oleh dua
gugus protein, yang satu khas pada jantan dan yang lain pada betina. Kedua protein ini disandikan
oleh gen yang sama, yang berbeda hanya pada cara pemilihan intron dan eksonnya.
Regulasi pada tingkat translasi.

Setelah mRNA masuk kedalam sitoplasma akan terjadi proses translasi menghasilkan
protein. Regulasi dapat terjadi pada tahapan ini, yang meliputi berbagai cara termasuk
pendegradasian mRNA, inisiasi translasi, pengaktifan protein, dan degradasi protein.

Regulasi tingkat mRNA. Panjang pendeknya umur mRNA akan menentukan kuantitas
protein yang disintesis, mRNA yang berumur panjang akan menghasilkan protein lebih banyak
ketimbang yang dihasilkan mRNA yang berumur pendek. Bakteri mempunyai mRNA berumur
sangat pendek, dalam beberapa menit akan didegradasi oleh enzim. Oleh karena itu, bakteri sangat
mudah mengubah proteinnya sehubungan dengan penyesuaian diri dengan perubahan lingkungan.
Berbeda dengan bakteri, mRNA eukariot berumur beberapa jam bahkan sampai beberapa minggu.
Contoh mRNA yang berumur panjang adalah mRNA yang terdapat pada sel darah merah
vertebrata. Pada sel darah merah vertebrata, mRNA berperan sebagai pabrik pembuat protein
hemoglobin. Pada sebagian besar spesies vertebrata, mRNA hemoglobin sangat stabil, mungkin
berumur sama dengan sel darah merah yang mengandungnya. Pada burung, mRNA berumur
sekitar satu bulan. Lebih panjang lagi pada reptil, amfibi, dan ikan dimana mRNAnya dipakai
berulang kali untuk translasi.

Regulasi pada inisiasi translasi. Terdapat sejumlah protein yang berfungsi mengatur
jalannya translasi. Sebagai contoh, sel darah merah mempunyai protein yang berfungsi sebagai
inhibitor terhadap inisiasi translasi mRNA hemoglobin. Protein inhibitor ini akan menjadi tidak
aktif bila ada senyawa heme. Senyawa heme yaitu senyawa penyusun hemoglobin yang berfungsi
mengikat Fe. Bila ada heme maka polipeptida penyusun hemoglobin dapat disintesis, dan
kemudian akan berasosiasi dengan heme membentuk molekul hemoglobin.

Regulasi pascatranslasi. Sebelum menjadi protein aktif atau fungsional, polipeptida hasil
transkripsi akan mengalami suatu pemrosesan agar dapat membentuk struktur fungsionalnya.
Pemrosesan ini melibatkan pemotongan rantai polipeptida atau penambahan asam amino baru
atau senyawa lain seperti karbohidrat pada rantai polipeptida. Sebagai contoh polipeptida yang
akan ditranspor melewati membran akan mengandung ruas signal transpor dibagian hulu
rantainya. Ruas signal transpor akan berperan membawa polipeptida melewati pori-pori
membran. Ruas signal ini akan dipotong setelah polipeptida melewati membran. Insulin aktif
mengandung dua rantai asam-amino; namun kedua rantai tersebut berasal dari satu polipeptida
hasil transkripsi. Translasi menghasilkan prapreinsulin yang mengandung ruas signal dan ruas
preinsulin. Insulin akan ditranspor melewati membran. Setelah melalui membran, ruas signal
dipotong sehingga menyisakan ruas preinsulin. Selanjutnya preinsulin dipotong kembali
manghasilkan dua rantai insulin fungsional.

REGULASI KERJA GEN PADA EUKARIOT

1. Apa yang membedakan antara prokariotik dan eukariotik pada regulasi ekspresi pada
tingkat transkripsi ?

Jawab: Pada eukariot tidak dikenal adanya operon seperti yang terdapat pada prokariot, tiap
gen mempunyai promotor dan terminator masing-masing. Pada eukariot terdapat lebih banyak
protein dan lebih banyak ruas DNA yang terlibat dalam regulasi, protein-protein ini disebut faktor
transkripsi. Lebih lanjut pada eukariot protein-protein tersebut kelihatan lebih banyak yang
berperan sebagai aktivator ketimbang sebagai represor. Selain itu, aktivator pada aktivitasnya
akan berinteraksi dengan ruas-ruas DNA yang disebut ruas pemacu (enchancer). Berbeda dengan
operator prokariot, ruas pemacu mempunyai jarak yang cukup jauh dari promotor, mungkin
berada di sebelah hilir atau sebelah hulu dari gen.

2. Apa perbedaan mRNA prokariot dengan eukariot?

Jawab: mRNA eukariot berumur panjang, beberapa jam bahkan sampai beberapa minggu.
Contoh mRNA yang berumur panjang adalah mRNA yang terdapat pada sel darah merah
vertebrata. Pada sel darah merah avertebrata, mRNA berperan sebagai pabrik pembuat protein
hemoglobin. Pada sebagian besar spesies vertebrata, mRNA hemoglobin sangat stabil, mungkin
berumur sama dengan sel darah merah yang mengandungnya. Pada burung, mRNA berumur
sekitar satu bulan. Lebih panjang lagi pada reptil, amphibi, dan ikan dimana mRNAnya dipakai
berulang untuk translasi.
3. Apa maksud dari penggulungan dan pengudaran gulungan DNA pada kromosom?

Jawab: Penggulungan dan pengudaran gulungan DNA pada kromosom memberikan arahan
penentuan gen-gen mana yang akan diekspresikan dan gen mana yang tidak akan diekspresikan.

4. Sebelum menjadi protein aktif atau fungsional apa yang selanjutnya dialami oleh
polipeptida hasil transkripsi?

Jawab: polipeptida hasil transkripsi akan mengalami suatu pemrosesan agar dapat
membentuk struktur fungsionalnya. Pemrosesan ini melibatkan pemotongan rantai polipeptida
atau penambahan asam amino baru atau senyawa lain seperti karbohidrat pada rantai polipeptida.
Sebagai contoh polipeptida yang akan ditranspor melewati membran akan mengandung ruas
signal transpor dibagian hulu rantainya. Ruas signal transpor akan berperan membawa polipeptida
melewati pori-pori membran. Ruas signal ini akan dipotong setelah polipeptida melewati
membran. Insulin aktif mengandung dua rantai asam amino, namun kedua rantai tersebut berasal
dari satu polipeptida hasil transkripsi.

Anda mungkin juga menyukai