Anda di halaman 1dari 45

BUKU PETUNJUK

PRAKTIKUM HISTOLOGI
BLOK 3

LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIMUS
2019/2020
BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM BIOMEDIK
BLOK 2

Penyusun
dr. Afiana Rohmani Msi.
dr. Rina Purnamasari
dr. Radita Dhiwaning Putri

Editor
dr. Kanti Ratnaningrum, MSc

Cetakan Desember 2019

Laboratorium biomedik
Fakultas kedokteran
Universitas Muhammadiyah Semarang
Jl. Kedungmundu Raya No.18, Kecaatan Tembalang
Semarang 50273

2
VISI
PROGRAM STUDI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIMUS

Menjadi program studi yang unggul dalam pendidikan


kedokteran dengan pendekatan Kedokteran Keluarga dan
Kedokteran Okupasi yang Islami, berbasis teknologi dan
berwawasan internasional pada tahun 2034

MISI
PROGRAM STUDI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIMUS

1. Menyelenggarakan pendidikan kedokteran yang unggul


berbasis Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) dan
Standar Kompetensi dan Karakter Dokter Muhammadiyah
(SKKDM).
2. Menyelenggarakan penelitian di bidang Kedokteran Dasar,
Kedokteran Klinik, Kedokteran Komunitas, dan Kedokteran
Islam guna mendukung pengembangan pendidikan
kedokteran dan kesehatan masyarakat.
3. Menyelenggarakan pengabdian masyarakat di bidang
kedokteran dan kesehatan masyarakat.
4. Mengembangkan dan memperkuat manajemen program
studi untuk mencapai kemandirian.
5. Mengembangkan dan menjalin kerjasama dengan pemangku
kepentingan melalui fakultas.

3
LEMBAR PENGESAHAN

Buku Petunjuk Praktikum Blok 3 Program Studi


Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Semarang ini telah disahkan pada Desember
2019.

4
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT atas


karunia Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
Buku Petunjuk Praktikum Biomedik Blok 3. Buku ini diharapkan
dapat digunakan sebagai panduan untuk dosen pengampu
praktikum biomedik dan mahasiswa pada blok 3 yang akan
diselenggarakan pada semester gasal tahun ajaran 2019/2020.
Buku Petunjuk ini berisi ketentuan umum laboratorium
Biomedik topik dan materi, tata cara penilaian dan referensi
sumber pembelajaran.
Terimakasih sebesar besarnya kami sampaikan kepada
dosen, staf dan pihak-pihak yang berperan serta dalam
penyusunan buku petunjuk ini. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam buku ini, oleh karena itu tim penyusun sangat
mengharapkan masukan untuk kesempurnaan Buku Petunjuk
Praktikum Biomedik ini. Semoga buku ini bermanfaat bagi
semua pihak yang terlibat dalam sistem pembelajaran FK
UNIMUS, khususnya dosen dan mahasiswa.

Semarang, Desember 2019

Tim Penyusun

5
AREA KOMPETENSI
Kompetensi dibangun dengan pondasi yang terdiri atas
profesionalitas yang luhur, mawas diri dan pengembangan diri,
serta komunikasi efektif, dan ditunjang oleh pilar berupa
pengelolaan informasi, landasan ilmiah kedokteran, ketrampilan
klinis, dan pengelolaan masalah kesehatan. Praktikum biomedik
yang dilaksanakan di FK UNIMUS disesuaikan dengan area
kompentensi seperti tercantum pada Standar Kompetensi
Dokter Indonesia (SKDI) tabel 1 berikut:
Tabel 1. Area kompetensi UKDI terkait pelaksanaan praktikum
biomedik FK UNIMUS
Area Mawas Diri dan Pengembangan Diri
6. Menerapkan mawas diri
7. Mempraktekkan belajar sepanjang hayat
8. Mengembangkan pengetahuan
Area Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
14. Menerapkan ilmu biomedik, ilmu humaniora, ilmu
kedokteran klinik, dan ilmu kesehatan
masyarakat/kedokteran pencegahan/kedokteran
komunitas yang terkini untuk mengelola masalah
kesehatan secara holistik dan komprehensif
Area Ketrampilan Klinis
6.3 Prinsip laboratorium dasar
6.4 Prinsip pemeriksaan penunjang lain
6.5 Prinsip ketrampilan terapeutik
Area Pengelolaan Masalah Kesehatan
b. Prinsip dasar berbagai pemeriksaan penunjang
diagnostik (laboratorium sederhana, USG, EKG,
radiodiagnostik, biopsy jaringan)

6
TATA TERTIB PEMBELAJARAN DI LABORATORIUM TATA
TERTIB PEMBELAJARAN DI LABORATORIUM BIOMEDIK

Selama menjalankan kegiatan pembelajaran di


Laboratorium Biomedik, mahasiswa diwajibkan mengetahui
dan menaati peraturan berikut:
1. Mahasiswa dilarang memasuki ruangan praktikum sebelum
jam praktikum yang telah ditetapkan, kecuali ada keperluan
lain.
2. Mahasiswa wajib mengikuti keseluruhan proses kegiatan
pembelajaran Biomedik, yaitu mulai dari Kuliah Pengantar
Biomedik, Pretes, Tugas, Praktikum, Laporan akhir, Postes
hingga Ujian (100%). Kuliah Pengantar Biomedik, Tugas,
Praktikum, dan Laporan akhir merupakan prasyarat
mengikuti ujian.
3. Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti Kuliah Pengantar
Biomedik, Praktikum dan Ujian sesuai dengan jadwalnya
dikarenakan alasan yang jelas, yaitu menjadi delegasi
kegiatan kampus, menikah atau ada keluarga yang menikah
(ayah, ibu, adik atau kakak kandung) atau terkena musibah
sebagai berikut: sakit/ kecelakaan yang menimbulkan
hendaya fisik, meninggalnya keluarga dekat akan
mendapatkan dispensasi (berupa boleh mengikuti remedi
pretes bagi yang tidak mengikuti Kuliah Pengantar
Biomedik dan boleh mengikuti praktikum pengganti (inhal)
dan ujian susulan bagi yang tidak mengikuti praktikum atau
7
ujian) dengan menunjukkan bukti yang kuat. Bukti yang
dimaksud adalah surat tugas dari institusi bagi mahasiswa
yang menjadi delegasi, surat keterangan dari orangtua, surat
keterangan sakit dari dokter ataupun pelayanan kesehatan
lainnya bagi mahasiswa yang sakit atau mengalami
kecelakaan, surat keterangan kematian. Bukti tersebut harus
ditunjukkan/diberikan kopinya kepada Bagian
Biomedik/dosen pengampu praktikum.
4. Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti praktikum sesuai
dengan jadwalnya dikarenakan alasan lain selain poin
sebelumnya misalnya ketiduran, macet atau lupa, tidak
diperkenankan mengikuti kegiatan praktikum dan ujian dan
wajib mengulang praktikum Biomedik mata kuliah tersebut
pada tahun berikutnya.
5. Mahasiswa diwajibkan datang tepat waktu. Apabila
terlambat lebih dari 15 menit setelah praktikum dimulai,
dan tanpa alasan yang dapat diterima dosen pengampu
(seperti ketiduran, lupa, mengerjakan tugas yang lain), maka
mahasiswa tidak diperkenankan mengikuti praktikum dan
ujian dan wajib mengulang praktikum Biomedik mata kuliah
tersebut pada tahun berikutnya.
6. Mahasiswa yang ingin mengikuti inhal harus melapor
kepada Bagian Biomedik dan dosen pengampu dan
mengikuti praktikum inhal sesuai dengan jadwal yang
ditentukan.
8
7. Mahasiswa diharuskan memakai jas praktikum (dikancing
penuh) dan alat pelindung diri (APD) lainnya yang sesuai,
selama mengikuti kegiatan pembelajaran di Laboratorium
Biomedik.
8. Mahasiswa dilarang meninggalkan ruang praktikum tanpa
seizin dari dosen pengampu atau asisten, makan, minum,
mengobrol maupun membuat kegaduhan dalam bentuk
apapun selama mengikuti kegiatan pembelajaran di
Laboratorium Biomedik. Dosen pengampu berhak
memberikan hukuman jika ada hal yang mengganggu
jalannya praktikum.
9. Mahasiswa harus bersungguh-sungguh, cermat, hati-hati
serta bertingkah laku sopan & santun, selama mengikuti
kegiatan pembelajaran di Laboratorium Biomedik.
10. Meja dan alat praktikum harus bersih dan alat dikembalikan
ke tempatnya setelah selesai praktikum.
11. Jika mahasiswa memecahkan atau merusakkan alat
laboratorium dengan alasan apapun, maka diwajibkan
mengganti alat tersebut dalam waktu selambat-lambatnya
sebelum ujian berlangsung sebagai prasyarat mengikuti
ujian praktikum.
12. Peraturan tambahan akan diterangkan lebih lanjut oleh
masing-masing Laboratorium.

9
ALUR & TATA CARA KEGIATAN PRAKTIKUM BIOMEDIK

Kuliah
Pengantar
Biomedik

Praktikum

Pretes & Laporan Postes


Tugas

Praktikum
Inhal
Ujian

A. KULIAH PENGANTAR BIOMEDIK


1. Tujuan kuliah pengantar biomedik adalah memberikan
bekal materi yang akan dipraktikumkan untuk
membantu mahasiswa menghadapi proses
pembelajaran praktikum biomedik selanjutnya dan juga
untuk mensosialisasikan tata tertib atau peraturan
tambahan setiap laboratorium.
2. Kuliah pengantar berisi tata tertib dan rangkuman
semua topik praktikum dari setiap dosen pengampu
praktikum biomedik pada blok tersebut.
3. Kuliah pengantar dilakukan satu kali, dijadwalkan
sebelum jadwal praktikum dimulai dan wajib diikuti
oleh seluruh mahasiswa tanpa terkecuali.
10
4. Mahasiswa wajib mengikuti, menyimak dan fokus
mendengarkan penyampaian materi oleh dosen.
5. Mahasiswa tidak diperkenankan makan, berbicara, atau
membuat kegaduhan ketika dosen menyampaikan
materi.
6. Mahasiswa diperkenankan bertanya pada sesi tanya
jawab.
7. Kuliah pengantar ini merupakan bagian dari kegiatan
praktikum Biomedik, bagi mahasiswa yang tidak hadir
karena menjadi delegasi kegiatan kampus atau terkena
musibah sebagai berikut : sakit, kecelakaan yang
menimbulkan hendaya fisik, meninggalnya keluarga
dekat, wajib menghadap dan menunjukkan bukti yang
kuat untuk dapat diperbolehkan mengikuti remedi
pretes. Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti kegiatan
ini dikarenakan alasan lain selain diatas tidak
diperkenankan mengikuti pre-test ulang semua topik
praktikum terkait.

B. PRE-TEST
1. Tujuan pelaksanaan pre-test adalah untuk
mengetahui kesiapan mahasiswa mengikuti
praktikum.

11
2. Pre-test diadakan setiap awal praktikum setelah
pembukaan praktikum oleh masing-masing
dosen pengampu.
3. Soal yang diujikan dapat berupa soal esai atau
pilihan ganda mengenai teori dasar, cara kerja,
alat dan bahan dan teori interpretasi hasil
materi praktikum.
4. Nilai pre-test termasuk komponen penilaian.
Nilai minimal lulus adalah 70 (Skala 0-100). Jika
nilai dibawah nilai minimal lulus, maka
mahasiswa dapat mengulang pretest sebanyak
satu kali, kecuali bagi mahasiswa yang tidak
mengikuti kuliah “Pengantar Biomedik”.
5. Remedi pretes tidak dipungut biaya dan
dijadwalkan di kemudian hari.
6. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti pretes
karena alasan apapun akan mendapatkan nilai
0 dan mendapatkan kesempatan mengulang
pretest sebanyak satu kali, kecuali bagi
mahasiswa yang tidak mengikuti kuliah
“Pengantar Biomedik”.

C. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Praktikum merupakan salah satu prasyarat mengikuti
ujian praktikum.
12
2. Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti praktikum
sesuai dengan jadwalnya dikarenakan alasan yang jelas,
yaitu menjadi delegasi kegiatan kampus, menikah atau
ada keluarga yang menikah (ayah, ibu, adik atau kakak
kandung) atau terkena musibah sebagai berikut: sakit/
kecelakaan yang menimbulkan hendaya fisik,
meninggalnya keluarga dekat dapat mengikuti
praktikum kelompok lain dengan menunjukkan bukti
yang kuat jika masih ada materi praktikum yang sama.
Jika sudah tidak ada jadwal praktikum lain, maka
diwajibkan mengikuti inhal. Bukti tersebut harus
ditunjukkan/diberikan kopinya kepada dosen
pengampu praktikum untuk menentukan inhal tidaknya
mahasiswa tersebut.
3. Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti praktikum
sesuai dengan jadwalnya dikarenakan alasan lain selain
poin sebelumnya tidak diperkenankan mengikuti
kegiatan praktikum dan ujian dan wajib mengulang
praktikum Biomedik mata kuliah tersebut pada tahun
berikutnya.
4. Mahasiswa wajib membuat tugas sebelum praktikum
sesuai dengan format yang telah ditentukan. Mahasiswa
yang tidak mengumpulkan tugas dengan alasan apapun
akan mendapatkan sanksi dari dosen pembimbing.

13
5. Setiap kelompok melakukan praktikum, sesuai cara
kerja dalam buku petunjuk praktikum.
6. Hasil praktikum ditunjukkan kepada pembimbing atau
didokumentasikan oleh mahasiswa.
7. Mahasiswa wajib mengesahkan laporan sementara
kepada pembimbing praktikum sebelum meninggalkan
laboratorium.
8. Mahasiswa wajib membuat dan mengumpulkan laporan
akhir dan penugasan sesuai dengan format yang
ditentukan masing-masing dosen pengampu setelah
mengikuti kegiatan praktikum setiap topik sebagai
prasyarat untuk dapat mengikuti ujian.

D. PRAKTIKUM INHAL
1. Praktikum inhal adalah praktikum pengganti yang
dilakukan jika mahasiswa tidak dapat mengikuti
praktikum sesuai dengan jadwal dengan alasan yang
jelas dan mampu menunjukkan buktinya. Praktikum
inhal merupakan prasyarat mengikuti ujian bagi
mahasiswa tersebut.
2. Praktikum inhal dikenakan biaya. Biaya akan ditentukan
kemudian.
3. Kesempatan inhal hanya diberikan sampai H-1 ujian
laboratorium pengampu dilaksanakan.

14
4. Bagi mahasiswa yang tidak inhal sampai dengan waktu
yang telah diberikan, wajib mengikuti kembali seluruh
kegiatan praktikum laboratorium pengampu pada tahun
berikutnya
5. Mahasiswa yang ingin mengikuti inhal diwajibkan
melapor/memberitahukan/mendaftar dan membayar
biaya ke bagian biomedik lantai 2 sebelum praktikum
inhal berlangsung.
6. Jadwal praktikum inhal akan ditentukan kemudian.
7. Mahasiswa yang mengikuti praktikum inhal tetap wajib
membuat dan mengumpulkan laporan sementara dan
laporan akhir.

E. LAPORAN & TUGAS


1. Laporan terdiri dari Laporan sementara dan laporan
akhir. Keduanya merupakan prasyarat mengikuti ujian.
2. Mahasiswa diwajibkan membuat laporan sementara
sesuai dengan format yang telah ditentukan.
Keterlambatan mengumpulkan atau ketidaksesuaian
format akan mempengaruhi penilaian.
3. Laporan akhir merupakan laporan yang dikumpulkan
setelah selesai mengikuti kegiatan praktikum atau
praktikum inhal. Setiap mahasiswa wajib membuat dan
mengumpulkan laporan akhir dan penugasan sesuai
dengan format yang ditentukan masing-masing dosen
15
pengampu sebagai salah satu prasyarat mengikuti ujian.
Jika tidak mengumpulkan laporan akhir, maka tidak
diperbolehkan ujian dan diwajibkan mengulangi
keseluruhan proses pembelajaran Biomedik tersebut di
tahun depan.
4. Laporan akhir praktikum di tulis tangan, memakai tinta
biru. Format detail mengenai penulisan laporan akhir
ditentukan dalam peraturan masing-masing
laboratorium
5. Jangka waktu pengumpulan laporan ditentukan masing-
masing dosen pengampu praktikum

F. POSTEST
1. Tujuan pelaksanaan postest adalah mengevaluasi
kegiatan praktikum dan mempersiapkan mahasiswa
untuk ujian praktikum.
2. Postes dilakukan satu kali setelah kegiatan praktikum
selesai dilakukan. Jadwal akan ditentukan kemudian
oleh masing-masing dosen pengampu praktikum.
3. Postes wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa tanpa
terkecuali. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti
postest dengan alasan apapun, akan tetap dianggap
hadir dan diberikan nilai 0.

16
4. Postes masuk dalam komponen penilaian. Tidak ada
batas lulus dalam postest dan tidak ada remidi atau
susulan.

G. UJIAN
1. Merupakan tahap evaluasi kegiatan pembelajaran
praktikum biomedik
2. Mahasiswa harus mengikuti kegiatan pembelajaran
100% untuk dapat mengikuti ujian praktikum.
3. Ujian ident/ujian praktikum dilaksanakan setelah
seluruh materi kegiatan praktikum selesai dilaksanakan.
4. Ujian merupakan prasyarat mengikuti remedi
praktikum Biomedik.
5. Mahasiswa wajib datang 30 menit sebelum ujian
dimulai. Mahasiswa yang terlambat datang setelah ujian
dimulai tidak diperkenankan mengikuti ujian ident/
ujian praktikum.
6. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti ujian karena
alasan yang jelas, yaitu menjadi delegasi kegiatan
kampus, menikah atau ada keluarga yang menikah
(ayah, ibu, adik atau kakak kandung) atau terkena
musibah sebagai berikut: sakit/ kecelakaan yang
menimbulkan hendaya fisik, meninggalnya keluarga
dekat wajib menghadap dan mendapatkan izin
17
mengikuti ujian susulan dari dosen pengampu dengan
menunjukkan bukti yang kuat dan dengan
menyelesaikan semua prasyarat ujian sebelum hari H
ujian. Ujian susulan dilakukan bersamaan dengan ujian
remedi akhir semester.
7. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti ujian karena
alasan apapun selain yang sudah disebutkan pada poin
sebelumnya harus mengulang kegiatan praktikum
Biomedik Blok tersebut di tahun depan, kecuali bagi
mahasiswa yang telah menyelesaikan semua prasyarat
ujian pada periode tersebut.

18
SISTEM PENILAIAN

Komponen penilaian praktikum Biomedik terdapat


pada kegiatan Pretes, Praktikum, Laporan & tugas, Postes
dan Ujian dari setiap mata ajar praktikum. Penilaian dalam
biomedik terdiri dari:
1. Nilai harian mata ajar praktikum terdiri dari nilai pretes,
nilai perilaku, nilai laporan sementara/tugas sebelum
praktikum dan nilai keterampilan mahasiswa saat
praktikum. Nilai pre-test adalah nilai yang didapatkan dari
hasil penilaian secara tertulis mengenai materi kegiatan
praktikum. Nilai pre-test dinyatakan lulus apabila mencapai
angka minimal 70. Mahasiswa yang mendapatkan nilai di
bawah 70, diperbolehkan mengikuti remedi pre-test
sebanyak 1 (satu) kali. Nilai yang dipakai adalah nilai
terbaik dari kedua ujian pre-test (maksimal 70). Nilai
perilaku, nilai laporan sementara/tugas sebelum praktikum
dan nilai keterampilan mahasiswa saat praktikum akan
diberikan oleh masing-masing dosen pengampu mata ajar
terkait.
2. Nilai akhir mata ajar praktikum merupakan nilai gabungan
antara nilai laporan akhir tiap materi praktikum (15%), nilai
19
postes (15%) dan nilai ident/ujian praktikum (70%) suatu
mata ajar dalam satu blok tersebut. Nilai laporan akhir
adalah nilai rerata dari nilai laporan akhir semua materi
kegiatan praktikum. Nilai postes adalah rerata nilai hasil
postes semua topik/semua dosen pengampu. Nilai
ident/ujian praktikum adalah rerata nilai dari semua dosen
pengampu ujian ident/ujian praktikum.
3. Nilai akhir Biomedik adalah rerata dari seluruh akhir mata
ajar praktikum dalam satu blok. Dalam satu blok dapat
berjalan lebih dari satu mata ajar praktikum.

Nilai praktikum biomedik merupakan bagian dari nilai


blok. Nilai blok dinyatakan lulus apabila setiap komponen
nilai (kognitif CBT, tutorial, praktikum ketrampilan klinik,
dan praktikum biomedik) dinyatakan lulus. Batas minimal
kelulusan biomedik adalah 70, baik nilai akhir
Biomedik maupun nilai akhir mata ajar praktikum.
Apabila mahasiwa tidak lulus praktikum biomedik, dapat
mengulang pada saat ujian remidi akhir semester
(ganjil/genap) atau remidi khususdengan syarat mahasiswa
telah mengikuti ujian praktikum mata kuliah biomedik
tersebut. Remidi akhir semester adalah ujian remidi yang
dilaksanakan pada akhir semester ganjil atau genap (setelah
blok ketiga dalam semester tersebut selesai). Remidi khusus
adalah ujian remidi yang dilaksanakan pada akhir proses
20
pembelajaran S1 (akhir blok 21/semester 7). Ujian remidi
akhir semester dilaksanakan maksimal 1 kali.Ujian remedi
khusus dilaksanakan maksimal 1 kali dalam setiap periode
remedi. Pada remedi akhir semester ganjil (1,2,3,7,8,9 dst),
mahasiswa boleh mengambil remidi mata kuliah biomedik
yang pernah diambil sesuai dengan blok yang ada pada
semester ganjil. Pada remedi akhir semester genap
(4,5,6,10,11,12 dst), mahasiswa boleh mengambil remidi
mata kuliah biomedik yang pernah diambil sesuai dengan
blok yang ada pada semester genap. Pada remedi khusus,
mahasiswa boleh mengambil semua remidi mata kuliah
biomedik yang pernah diambil.
Mahasiswa yang tidak hadir pada saat ujian tanpa
alasan yang dapat diterima, secara otomatis akan mendapat
nilai 0 pada ujian tersebut. Apabila saat ujian mahasiswa ijin
dengan alasan yang dapat diterima serta membawa surat
ijin, maka diperbolehkan mengikuti ujian susulan dengan
menghubungi dosen pembimbing praktikum dan
laboratorium biomedik. Ujian susulan hanya diberikan
1(satu) kali dengan batasan waktu H-1 Rapat Yudisium.
Hal-hal lain yang belum tercantum dalam ketentuan ini
akan diatur kemudian sesuai kebijakan yang berlaku di
lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Semarang.

21
FORMAT COVER LAPORAN AKHIR

LAPORAN
PRAKTIKUM (NAMA MATA AJAR)

(JUDUL TOPIK PRAKTIKUM)

Logo Unimus

Disusun oleh:
Nama Mahasiswa/NIM
Kelompok……

Pembimbing:
…………………

LABORATORIUM (NAMA MATA AJAR)


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2019

22
DAFTAR ISI

Cover ……………………………………………………………………………. 1
TimPenyusun Biomedik…………………………………………………. 2
Visi dan Misi Program Studi FK UNIMUS ………………………… 3
Lembar Pengesahan………………………………………………………... 4
Kata Pengantar ……………………………………………………………… 5
Area dan level kompetensi……………………………………………… 6
Tata tertib Pelaksanaan …………………………………………………. 7
Alur dan Tata Cara Kegiatan Praktikum Biomedik ………….. 10
Sistem Penilaian ……………………………………………………………. 18
Format cover ………………………………………………………………… 22
Daftar Isi ………………………………………………………………………. 23

Histologi
Ketentuan umum & format laporan histologi………………….. 25
Materi 1 Jaringan epitel……………………………………………………..27
Materi 2 Jaringan ikat…………………………………………….……….. 30
Materi 3 Jaringan saraf..………………………………………………… 33
Materi 4 Sistem indra……………………………………………………. 36

45
Daftar pustaka…………………………………………………………………

23
HISTOLOGI

24
KETENTUAN UMUM DAN FORMAT LAPORAN

A. KETENTUAN UMUM
1. Sebelum melaksanakan praktikum, mahasiswa diharapkan
memahami dasar teori tentang histologi jaringan dan organ
yang akan diamati.
2. Sebelum praktikum , diadakan pre tes teori untuk menguji
kesiapan mahasiswa dalam mengkikuti praktikum. Apabila
nilai pre tes di bawah 60 maka diharuskan mengulang pre
tes hari itu juga.
3. Sebelum bekerja periksalah preparat-preparat yang sudah
disediakan untuk setiap kelompok, cocokkanlah jenis
preparat sesuai dengan daftar yang ada sesuai dengan
materi topik. Jika tidak cocok segera memberitahu kepada
petugas laboratorium/ laboran.
4. Setelah praktikum selesai, kembalikan dalam keadaan baik
dan utuh sesuai dengan daftar praktikum. Jika pada saat
mengembalikan terdapat kerusakan/ hilang, maka
merupakan tanggungjawab peminjam/ kelompok.
5. Setelah praktikum, diadakan post tes, berupa identifikasi
slide gambar preparat histologi.
6. Mahasiswa berhak mendapatkan softkopi foto preparat dari
laboraturium.

B. LAPORAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mengamati dan mengidentifikasikan jaringan
sesuai topik pembahasan, kemudian hasil pengamatan digambar
secara sketsa di kertas HVS ukuran A4. Setiap mahasiswa harus
membuat laporan sementara hari itu juga dan harus mendapat
paraf dari dosen pengampu/asisten.
Laporan praktikum diserahkan maksimal 3 hari setelah
praktikum dilaksanakan, dengan melampirkan laporan
sementara. Keterlambatan mengikuti praktikum akan
25
mengakibatkan pengurangan poin nilai praktikum. Masing-
masing mahasiswa mengerjakan 1 laporan. Laporan ditulis
tangan yang rapi dan dapat dibaca, hasil pengamatan digambar
di kertas HVS ukuran A4, dengan 4 gambar dalam 1
lembarnya.
Hasil pengamatan digambar dengan menggunakan pensil
warna sesuai dengan warna jaringan yang diamati. Hasil
pengamatan disertai keterangan sesuai petunjuk praktikum tiap
topiknya.

26
TOPIK 1
JARINGAN EPITEL

A. Tujuan Praktikum:
Mahasiswa dapat mengamati dan membedakan berbagai
struktur mikroskopis sel epitel squamus, kuboid, kolumner, dan
transisional.

B. Dasar Teori
Jaringan epitel terdiri dari sel-sel yang saling berhimpitan ,
dengan substansi ekstrasel yang sangat sedikit. Sel-sel ini saling
melekat erat dan membentuk lembaran-lembaran sel. Fungsi
jaringan epitel adalah melapisi dan menutupi permukaan ,
membatasi organ-organ dan ada juga yang sebagai epitel
kelenjar berfungsi mensekresi zat cairan.
Klasifikasi Sel Epitel :
Menurut bentuk selnya, sel epitel dapat dibedakan menjadi:
epitel pipih (skuamosa), kuboid, dan kolumner.
1) Epitel squamus simplek*)
sebagai contoh sel-sel epitel penyusun lapisan parietal
capsula Bowmanginjal, ansa henle ginjal, alveoli paru, sel
endotel pembuluh darah dll.
2) Epitel kuboid simplek*)
sebagai contoh sel-sel epitel penyusun lapisan tubulus
ginjal, penyusun kelenjar tiroid , saluran epididimis dll.
3) Epitel kolumner simplek*)
contohnya sel-sel epitel penyusun lapisan duodenum ,
ileum ( saluran pencernaan).
4) Epitel transisional ***)
sebagai contoh pada ureter dan vesika urinaria.
5) Epitel pseudokompleks bersilia
contohnya pada trakea
6) Epitel squamuskomplek**)
berkeratin contohnya : lapisan epidermis kulit
7) Epitel squamuskomplek**) non keratin, contohnya dinding
esofagus, anus, vagina
27
Catatan :
 simplek*) artinya selapis/ simple.
 komplek**) artinya berlapis-lapis / tebal / stratified.
 transisional***) artinya lapisan epitel ini bisa berubah- ubah,
sesuai dengan derajat peregangan kandung kemih/ ureter yang
dilapisinya.

C. Cara Kerja
1. Preparat pembuluh darah vena/ arteri (pewarnaan HE )
: fokus pengamatan epitel squamus simplek.
Amati pembesaran 100x epitel squamus simplek yang
melapisi pembuluh darah. Sel ini disebut sel endotel.
Bentuk pipih dan hanya selapis.Gambar dan beri
keterangan.

2. Preparat tiroid (pewarnaan HE) : fokus pengamatan


epitel kuboid simplek.

28
Amati pembesaran 100xepitel kuboid simplek melapisi
koloid tiroid. Gambar dan beri keterangan

3. Preparat intestinum (pewarnaan HE) : fokus


pengamatan epitel kolumner simplek.
Amati pembesaran 400xepitel kolumner simplek melapisi
permukaan usus. Bentuk epitel panjang, dengan permukaan
atasnya ber’rambut’ tipis (brush border)
Gambar dan beri keterangan.

4. Preparat vesika Urinaria dan ureter (pewarnaan HE) :


fokus pengamatan epitel transisional.
Amati pembesaran 400 x epitel transisional yang melapisi
permukaan vesika urinaria dan ureter. Bentuk epitel
bertumpuk tumpuk satu sama lain. Gambar dan beri
keterangan
5. Preparat trachea (pewarnaan HE): fokus pengamatan
epitel pseudokomplek bersilia.
Amati pembesaran 400 x epitel pseudo komplek dengan
silia. Epitel bentuk panjang tidak beraturan , seperti
bertumpuk. Perhatikan cilia di permukaan epitel.

6. Preparat esofagus (pewarnaan HE ) : fokus pengamatan


epitel squamus simplek.
Amati pembesaran 400x epitel squamus komplek , tersusun
atas sel-sel gepeng yang berlapis-lapis.

29
JARINGAN IKAT

A. Tujuan Praktikum:
Mahasiswa dapat mengamati dan menjelaskan struktur
mikroskopis jaringan ikat

B. Dasar Teori
Jaringan ikat (Konektif)
Jaringan ikat berperan mempertahankan bentuk tubuh dan
mekanis. Jaringan ikat berfungsi menghubungkan dan mengikat
sel dan akhirnya memberi sokongan pada kekuatan jaringan
tubuh, melalui komponen ekstraselnya. Unsur utama jaringan
ikat adalah matriks ekstraselnya, yang terdiri dari serabut-
serabut protein, zat dasar/ substansi dasar dan cairan jaringan.
Komponen dasar jaringan ikat adalah: sel, serabut protein, dan
substansi dasar/ zat dasar.
Jenis-jenis jaringan ikat
1. Jaringan ikat longgar (areolar)
Mengisi ruang di antara serabut dan sarung otot,
menyokong jaringan epitel, dan membentuk suatu lapisan
yang mengelilingi pembuluh limfe dan pembuluh darah.
Jaringan ikat longgar terutama ada di dalam lapisan papila
dermis, hypodermis, lapisan serosa kavumperitoneum, dan
pleura. Sel penyusun yang paling banyak adalah fibroblas
dan makrofag. Serabut penyusun yang paling banyak
adalah kolagen, elastik dan retikulum. Unsur utama
jaringan ikat longgar adalah zat dasar amorf.
2. Jaringan ikat padat
Komponen jaringan ikat padat seperti halnya pada jaringan
ikat longgar, tetapi serabut kolagen lebih dominan. Jumlah
sel lebih sedikit, lebih didominasi sel fibroblas. Jaringan
ikat padat dijumpai pada dermis kulit, submukosa saluran
pencernaan, sekitar organorgan limpa (lien), nodus
limfatikus, dan ganglion. Sebagai contoh: tendon, yang
berfungsi melekatkan otot lurik dengan otot.
30
Ada 3 jenis utama serabut jaringan ikat: serabut kolagen,
serabut elastik, dan serabut retikuler. Nama tersebut
berdasarkan komponen yang dominan di dalam jaringan
tersebut atau sifat struktural jaringan tersebut.
1) Serabut kolagen merupakan benang-benang tak
berwarna, panjang, dan tebal. Serabut kolagen banyak
terdapat pada jaringan ikat padat teratur, sebagai contoh:
tendo dan aponeurosis.
2) Serabut elastik, lebih tipis dan tidak memiliki garis-garis
longitudinal, bercabang-cabang dan bersatu sama lain,
sehingga membentuk suatu jaringan tidak teratur, jika
dibedakan dengan serabut kolagen.
3) Serabut retikuler merupakan serabut sangat halus,
terutama terdapat pada organ hemopoetik (lien, nodus
limfatikus, sumsum tulang merah).
3. Jaringan Lemak
Jaringan lemak merupakan jaringan ikat khusus terdiri atas
sel-sel adiposit (sel lemak). Tersebar di seluruh tubuh. Sel
sel adiposa pada preparat histologi berbentuk bulat , karena
tetes lipid larut dalam alkohol dan xilol yang dipakai dalam
tehnik pembuatan preparat sehingga setiap sel dalam
sediaan mikroskopik standar nampak sebagai cincin
sitoplasma yang mengelilingi vakuol yang ditinggalkan
oleh tetes lipid terlarut.
4. Jaringan gelatinosa/ mukosa
Merupakan jaringan ikat amorf terdiri atas matriks berupa
gel yang tersusun atas substansi dasar asam hialuronat dan
mengandung sdikit serat kolagen tipe 1 dan sel-sel
fibroblas. Dikenal dengan nama Wharton’s Jelly.Terdapat
pada korda umbilikalis dan subdermis embrio.

C. Cara Kerja
1. Preparat tendon. (Pewarnaan HE)
Amati pembesaran 100 x dan 400 x jaringan ikat padat.
Perhatikan serabut kolagen berwarna merah panjang dan
tebal. Sel-sel fibroblast ‘terjepit’ diantaranya
31
2. Preparat umbilicus , (pewarnaan HE)
Amati pembesaran 100x jaringan ikat gelatinosa/ jaringan
mukosa yang terletak diantara pembuluh darah. Merupakan
jaringan ikat dengan substansi dasar asam hialuronat , mirip
jelly dengan sedikit serat.
3. Preparat jaringan lemak, (pewarnaan HE) .
Amati pembesaran 100 x tampak sel-sel adiposa berbentuk
bulat berupa cincin vakuol, inti sel di pinggir.

32
TOPIK 2
JARINGAN SARAF

A. Tujuan Praktikum:
Mahasiswa dapat mengamati dan menjelaskan struktur
mikroskopis jaringan saraf, meliputi saraf tepi , ganglion ,
medulla spinalis dan cerebrum.

B. Dasar Teori
Secara anatomi susunan saraf manusia dibagi menjadi 2 yaitu
(1).susunan saraf pusat, yang meliputi cerebrum, cerebellum dan
medulla spinalis. (2). Susunan saraf tepi meliputi ganglion dan
jaras jaras saraf yang keluar melalui medulla spinalis dan
mensarafi seluruh bagian tubuh.
Secara mikroskopis jaringan saraf terdiri atas sel saraf ( neuron)
dan sel glia. Sel neuron terdiri atas badan sel dengan inti sel di
tengah, cabang-cabang dendrit , dan axon yang sangat panjang
yang mampu menghantarkan impuls-impuls listrik.
Badan sel neuron terdapat pada susunan saraf pusat dan
ganglion, utamanya pada bagian substantia grisea. Sedangkan
kumpulan axon dari beberapa sel neuron, memanjang
membentuk jaras jaras saraf (susunan saraf tepi) yang
mensarafi seluruh tubuh. Axon tersusun atas segmen-segmen
dengan nodus renveir sebagai penghubung antar segmen.

33
C. Cara Kerja
1. Preparat ganglion Spinal (pewarnaan HE ).
Amati pembesaran 100x : Daerah ganglion, amati
pembesaran 100x badan sel neuron-neuron, dan sel-sel glia
berukuran besar (giant cell).
Kemudian pindahkan lapangan pandang di daerah saraf
tepi, dengan pembesaran 100x terdapat axon-axon sel
neuron (serabut-serabut saraf), dengan nodus renvier
sebagai penghubung antar segmen. Gambar dan beri
keterangan .
2. Preparat Medulla Spinalis, (pewarnaan HE ).
Amati pembesaran 100x tampak medulla spinalis berbentuk
huruf H, dengan daerah substantia grisea di tengah dan
substantia alba di pinggir.
Amati pembesaran 400x pada daerah substantia grisea
terdapat badan sel neuron-neuron dan sel-sel glia di
sekelilingnya, sedangkan pada daerah substantia alba,
merupakan kumpulan axon- axon. Gambar dan beri
keterangan

34
3. Preparat korteks Cerebrum , ( pewarnaan HE ).
Amati pembesaran 100 x dan 400 x sel- sel neuron dengan
sel-sel glia di sekelilingnya. Gambar dan beri keterangan

35
SISTEM INDERA

A. Tujuan Praktikum:
Mahasiswa dapat mengamati dan membedakan struktur histology
organ-organ sistem indera.

B. Dasar Teori
1. MATA
Lapisan bola mata terdiri dari 3 lapisan konsentris : lapisan luar
yaitu kornea dan sklera; lapisan tengah yang disebut lapisan vaskular
terdiri dari koroid, badan siliar dan iris; lapisan dalam jaringan saraf
yaitu retina.
Sklera : merupakan lapisan luar , 5/6 bagian posterior, terdiri atas
jairngan ikat padat kuat berupa berkas kolagen gepeng yang
berselang seling.
Kornea adalah lapisan luar seperlima anterior, tidak berwarna dan
transparan. Terdiri 5 lapisan : epitel ; membran bowman; stroma ;
membran descement ; endotel.
Lapisan dalam bola mata : Retina : terdiri atas bagian : anterior
tidak bersifat fotosensitif ; posterior bersifat fotosensitif (retina pars
optika). Retina pars optika merupakan struktur kompleks terdiri dari
sekitar 15 jenis neuron dan membentuk sekitar 35 jenis sinaps yang
berbeda satu sama lain. Retina pars optika terdiri atas lapisan lapisan
luar yang fotosensitif (outer nuclear layer), yaitu sel batang dan sel
kerucut ; lapisan tengah neuron bipolar , yang menghubungkan sel
batang dan kerucut dengan ganglion; lapisan dalam yaitu sel-sel
ganglion (inner nuclear layer), yang menghubungkan dengan sel
bipolar melalui dendritnya dan mengirimkan akson ke susunan saraf
pusat. Akson akson ini berkumpul di papilla optikus dan membentuk
nervus optikus.

36
37
38
Gambar : lapisan retina

39
2. TELINGA
Telinga dalam, terdiri dari 2 labirin. Labirin tulang terdiri dari
sejumlah ruangan di pars petrosa di tulang temporal, yang dihuni
labirin membranose. Labirin membranose merupakan sejumlah
ruang yang dilapisi epitel squamus. Labirin membranose terdiri
dari 2 daerah khusus : utrikulus dan sakulus. Duktus
semisirkularis muncul dari utrikulus, duktus cochlearis muncul
dari sakulus. Di setiap daerah tersebut , epitel pelapisnya menjadi
epitel khusus yang membentuk struktur sensorik seperti makula
di utrikulus dan sakulus , krista duktus semisirkularis dan organo
corti di duktus cochlearis..
Duktus cochlearis dikhususkan sebagai reseptor suara. Duktus ini
terdiri dari 3 ruangan duktus : skala vestibuli ; skala media ; skala
timpani. Antara skala vestibuli dan skala media dipisahkan
membran vestibularis (membran Reissner) terdiri dari 2 lapisan
epitel squamus, satu berasal dari skala media , satunya berasal
dari skala vestibuli.
Antara skala media dan skala timpani dipisahkan membran
basilaris , di membran inilah terletak Organo Corti, berupa sel-sel
rambut yang berespons terhadap berbagai frekuensi suara.

40
3. KULIT
Terdiri dari bagian luar : epidermis, dan bagian dalam :
dermis. Kulit berfungsi sebagai sebagai organ reseptor yang
selalu berhubungan dengan lingkungan luar dan melindungi
organisme dari cedera benturan dan gesekan.
Epidermis terdiri dari 5 lapisan (dari dermis ke atas ) yaitu :
1. Stratum basale : terdiri dari sel-sel kuboid terletak di
atas lamina basalis (perbatasan dermis-epidermis)
2. Stratum spinosum :
3. Stratum granulosum
4. Stratum lusidum
5. Stratum korneum
41
Sel-sel dalam jaringan kulit :
1.Sel melanosit
2. Sel Langerhans = makrofag jaringan kulit.
3.Sel Merkel = terdapat pada kulit tebal telapak kaki.
Merupakan sel mekanoreseptor sensoris.

Pembuluh reseptor di kulit :


Kulit adalah reseptor sensorik yang paling luas, ujung saraf
bebas banyak ditemukan di epidermis, folikel rambut,
kelanjar dan dermis hingga subkutis. Ujung saraf bersifat
sensitif terhadap rabaan dan tekanan, sensasi taktil, suhu,
nyeri, gatal dan sensasi lainnya. Ujung saraf yang melebar
disebut Vater-Pacini, badan Meissner dan badan Krause.

Folikel Rambut.

42
Gambar : lapisan kulit

C. Cara Kerja
1. Preparat Epidermis- Dermis , pewarnaan HE
Amati pembesaran 100x. Identifikasi tiap lapisan epidermis (5
lapisan), dan dermis. Temukan ujung saraf Vater-pacini, kelenjar
di kulit, folikel rambut dan jaringan lemak.

43
2. Preparat eye ball.
Amati pembesaran 100 x, fokus pengamatan pada kornea dan
retina.
Amati pembesaran 400 x. Identifikasi tiap lapisan retina,
tunjukkan sel batang dan kerucut. Identifikasi lapisan kornea.

3. Preparat Cochlea.
Amati pembesaran 100x. Identifikasi lapisan duktus cochlearis ,
skala timpani, skala vestibuli, skala media. Tunjukkan letak
organo corti

44
DAFTAR PUSTAKA

Junqeira, L.C. & Jose Carneiro. 1980. Basic Histology. California:


Lange Medical Publications.
Mariano, S.H. di Fiore. 1989. Atlas Histologi Manusia (Atlas of
normal histology). Edisi 6. Diterjemahkan oleh: Martopawiro
dkk. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran.

45

Anda mungkin juga menyukai