PRAKTIKUM HISTOLOGI
BLOK 3
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIMUS
2019/2020
BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM BIOMEDIK
BLOK 2
Penyusun
dr. Afiana Rohmani Msi.
dr. Rina Purnamasari
dr. Radita Dhiwaning Putri
Editor
dr. Kanti Ratnaningrum, MSc
Laboratorium biomedik
Fakultas kedokteran
Universitas Muhammadiyah Semarang
Jl. Kedungmundu Raya No.18, Kecaatan Tembalang
Semarang 50273
2
VISI
PROGRAM STUDI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIMUS
MISI
PROGRAM STUDI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIMUS
3
LEMBAR PENGESAHAN
4
KATA PENGANTAR
Tim Penyusun
5
AREA KOMPETENSI
Kompetensi dibangun dengan pondasi yang terdiri atas
profesionalitas yang luhur, mawas diri dan pengembangan diri,
serta komunikasi efektif, dan ditunjang oleh pilar berupa
pengelolaan informasi, landasan ilmiah kedokteran, ketrampilan
klinis, dan pengelolaan masalah kesehatan. Praktikum biomedik
yang dilaksanakan di FK UNIMUS disesuaikan dengan area
kompentensi seperti tercantum pada Standar Kompetensi
Dokter Indonesia (SKDI) tabel 1 berikut:
Tabel 1. Area kompetensi UKDI terkait pelaksanaan praktikum
biomedik FK UNIMUS
Area Mawas Diri dan Pengembangan Diri
6. Menerapkan mawas diri
7. Mempraktekkan belajar sepanjang hayat
8. Mengembangkan pengetahuan
Area Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
14. Menerapkan ilmu biomedik, ilmu humaniora, ilmu
kedokteran klinik, dan ilmu kesehatan
masyarakat/kedokteran pencegahan/kedokteran
komunitas yang terkini untuk mengelola masalah
kesehatan secara holistik dan komprehensif
Area Ketrampilan Klinis
6.3 Prinsip laboratorium dasar
6.4 Prinsip pemeriksaan penunjang lain
6.5 Prinsip ketrampilan terapeutik
Area Pengelolaan Masalah Kesehatan
b. Prinsip dasar berbagai pemeriksaan penunjang
diagnostik (laboratorium sederhana, USG, EKG,
radiodiagnostik, biopsy jaringan)
6
TATA TERTIB PEMBELAJARAN DI LABORATORIUM TATA
TERTIB PEMBELAJARAN DI LABORATORIUM BIOMEDIK
9
ALUR & TATA CARA KEGIATAN PRAKTIKUM BIOMEDIK
Kuliah
Pengantar
Biomedik
Praktikum
Praktikum
Inhal
Ujian
B. PRE-TEST
1. Tujuan pelaksanaan pre-test adalah untuk
mengetahui kesiapan mahasiswa mengikuti
praktikum.
11
2. Pre-test diadakan setiap awal praktikum setelah
pembukaan praktikum oleh masing-masing
dosen pengampu.
3. Soal yang diujikan dapat berupa soal esai atau
pilihan ganda mengenai teori dasar, cara kerja,
alat dan bahan dan teori interpretasi hasil
materi praktikum.
4. Nilai pre-test termasuk komponen penilaian.
Nilai minimal lulus adalah 70 (Skala 0-100). Jika
nilai dibawah nilai minimal lulus, maka
mahasiswa dapat mengulang pretest sebanyak
satu kali, kecuali bagi mahasiswa yang tidak
mengikuti kuliah “Pengantar Biomedik”.
5. Remedi pretes tidak dipungut biaya dan
dijadwalkan di kemudian hari.
6. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti pretes
karena alasan apapun akan mendapatkan nilai
0 dan mendapatkan kesempatan mengulang
pretest sebanyak satu kali, kecuali bagi
mahasiswa yang tidak mengikuti kuliah
“Pengantar Biomedik”.
C. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Praktikum merupakan salah satu prasyarat mengikuti
ujian praktikum.
12
2. Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti praktikum
sesuai dengan jadwalnya dikarenakan alasan yang jelas,
yaitu menjadi delegasi kegiatan kampus, menikah atau
ada keluarga yang menikah (ayah, ibu, adik atau kakak
kandung) atau terkena musibah sebagai berikut: sakit/
kecelakaan yang menimbulkan hendaya fisik,
meninggalnya keluarga dekat dapat mengikuti
praktikum kelompok lain dengan menunjukkan bukti
yang kuat jika masih ada materi praktikum yang sama.
Jika sudah tidak ada jadwal praktikum lain, maka
diwajibkan mengikuti inhal. Bukti tersebut harus
ditunjukkan/diberikan kopinya kepada dosen
pengampu praktikum untuk menentukan inhal tidaknya
mahasiswa tersebut.
3. Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti praktikum
sesuai dengan jadwalnya dikarenakan alasan lain selain
poin sebelumnya tidak diperkenankan mengikuti
kegiatan praktikum dan ujian dan wajib mengulang
praktikum Biomedik mata kuliah tersebut pada tahun
berikutnya.
4. Mahasiswa wajib membuat tugas sebelum praktikum
sesuai dengan format yang telah ditentukan. Mahasiswa
yang tidak mengumpulkan tugas dengan alasan apapun
akan mendapatkan sanksi dari dosen pembimbing.
13
5. Setiap kelompok melakukan praktikum, sesuai cara
kerja dalam buku petunjuk praktikum.
6. Hasil praktikum ditunjukkan kepada pembimbing atau
didokumentasikan oleh mahasiswa.
7. Mahasiswa wajib mengesahkan laporan sementara
kepada pembimbing praktikum sebelum meninggalkan
laboratorium.
8. Mahasiswa wajib membuat dan mengumpulkan laporan
akhir dan penugasan sesuai dengan format yang
ditentukan masing-masing dosen pengampu setelah
mengikuti kegiatan praktikum setiap topik sebagai
prasyarat untuk dapat mengikuti ujian.
D. PRAKTIKUM INHAL
1. Praktikum inhal adalah praktikum pengganti yang
dilakukan jika mahasiswa tidak dapat mengikuti
praktikum sesuai dengan jadwal dengan alasan yang
jelas dan mampu menunjukkan buktinya. Praktikum
inhal merupakan prasyarat mengikuti ujian bagi
mahasiswa tersebut.
2. Praktikum inhal dikenakan biaya. Biaya akan ditentukan
kemudian.
3. Kesempatan inhal hanya diberikan sampai H-1 ujian
laboratorium pengampu dilaksanakan.
14
4. Bagi mahasiswa yang tidak inhal sampai dengan waktu
yang telah diberikan, wajib mengikuti kembali seluruh
kegiatan praktikum laboratorium pengampu pada tahun
berikutnya
5. Mahasiswa yang ingin mengikuti inhal diwajibkan
melapor/memberitahukan/mendaftar dan membayar
biaya ke bagian biomedik lantai 2 sebelum praktikum
inhal berlangsung.
6. Jadwal praktikum inhal akan ditentukan kemudian.
7. Mahasiswa yang mengikuti praktikum inhal tetap wajib
membuat dan mengumpulkan laporan sementara dan
laporan akhir.
F. POSTEST
1. Tujuan pelaksanaan postest adalah mengevaluasi
kegiatan praktikum dan mempersiapkan mahasiswa
untuk ujian praktikum.
2. Postes dilakukan satu kali setelah kegiatan praktikum
selesai dilakukan. Jadwal akan ditentukan kemudian
oleh masing-masing dosen pengampu praktikum.
3. Postes wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa tanpa
terkecuali. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti
postest dengan alasan apapun, akan tetap dianggap
hadir dan diberikan nilai 0.
16
4. Postes masuk dalam komponen penilaian. Tidak ada
batas lulus dalam postest dan tidak ada remidi atau
susulan.
G. UJIAN
1. Merupakan tahap evaluasi kegiatan pembelajaran
praktikum biomedik
2. Mahasiswa harus mengikuti kegiatan pembelajaran
100% untuk dapat mengikuti ujian praktikum.
3. Ujian ident/ujian praktikum dilaksanakan setelah
seluruh materi kegiatan praktikum selesai dilaksanakan.
4. Ujian merupakan prasyarat mengikuti remedi
praktikum Biomedik.
5. Mahasiswa wajib datang 30 menit sebelum ujian
dimulai. Mahasiswa yang terlambat datang setelah ujian
dimulai tidak diperkenankan mengikuti ujian ident/
ujian praktikum.
6. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti ujian karena
alasan yang jelas, yaitu menjadi delegasi kegiatan
kampus, menikah atau ada keluarga yang menikah
(ayah, ibu, adik atau kakak kandung) atau terkena
musibah sebagai berikut: sakit/ kecelakaan yang
menimbulkan hendaya fisik, meninggalnya keluarga
dekat wajib menghadap dan mendapatkan izin
17
mengikuti ujian susulan dari dosen pengampu dengan
menunjukkan bukti yang kuat dan dengan
menyelesaikan semua prasyarat ujian sebelum hari H
ujian. Ujian susulan dilakukan bersamaan dengan ujian
remedi akhir semester.
7. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti ujian karena
alasan apapun selain yang sudah disebutkan pada poin
sebelumnya harus mengulang kegiatan praktikum
Biomedik Blok tersebut di tahun depan, kecuali bagi
mahasiswa yang telah menyelesaikan semua prasyarat
ujian pada periode tersebut.
18
SISTEM PENILAIAN
21
FORMAT COVER LAPORAN AKHIR
LAPORAN
PRAKTIKUM (NAMA MATA AJAR)
Logo Unimus
Disusun oleh:
Nama Mahasiswa/NIM
Kelompok……
Pembimbing:
…………………
22
DAFTAR ISI
Cover ……………………………………………………………………………. 1
TimPenyusun Biomedik…………………………………………………. 2
Visi dan Misi Program Studi FK UNIMUS ………………………… 3
Lembar Pengesahan………………………………………………………... 4
Kata Pengantar ……………………………………………………………… 5
Area dan level kompetensi……………………………………………… 6
Tata tertib Pelaksanaan …………………………………………………. 7
Alur dan Tata Cara Kegiatan Praktikum Biomedik ………….. 10
Sistem Penilaian ……………………………………………………………. 18
Format cover ………………………………………………………………… 22
Daftar Isi ………………………………………………………………………. 23
Histologi
Ketentuan umum & format laporan histologi………………….. 25
Materi 1 Jaringan epitel……………………………………………………..27
Materi 2 Jaringan ikat…………………………………………….……….. 30
Materi 3 Jaringan saraf..………………………………………………… 33
Materi 4 Sistem indra……………………………………………………. 36
45
Daftar pustaka…………………………………………………………………
23
HISTOLOGI
24
KETENTUAN UMUM DAN FORMAT LAPORAN
A. KETENTUAN UMUM
1. Sebelum melaksanakan praktikum, mahasiswa diharapkan
memahami dasar teori tentang histologi jaringan dan organ
yang akan diamati.
2. Sebelum praktikum , diadakan pre tes teori untuk menguji
kesiapan mahasiswa dalam mengkikuti praktikum. Apabila
nilai pre tes di bawah 60 maka diharuskan mengulang pre
tes hari itu juga.
3. Sebelum bekerja periksalah preparat-preparat yang sudah
disediakan untuk setiap kelompok, cocokkanlah jenis
preparat sesuai dengan daftar yang ada sesuai dengan
materi topik. Jika tidak cocok segera memberitahu kepada
petugas laboratorium/ laboran.
4. Setelah praktikum selesai, kembalikan dalam keadaan baik
dan utuh sesuai dengan daftar praktikum. Jika pada saat
mengembalikan terdapat kerusakan/ hilang, maka
merupakan tanggungjawab peminjam/ kelompok.
5. Setelah praktikum, diadakan post tes, berupa identifikasi
slide gambar preparat histologi.
6. Mahasiswa berhak mendapatkan softkopi foto preparat dari
laboraturium.
B. LAPORAN PRAKTIKUM
Mahasiswa mengamati dan mengidentifikasikan jaringan
sesuai topik pembahasan, kemudian hasil pengamatan digambar
secara sketsa di kertas HVS ukuran A4. Setiap mahasiswa harus
membuat laporan sementara hari itu juga dan harus mendapat
paraf dari dosen pengampu/asisten.
Laporan praktikum diserahkan maksimal 3 hari setelah
praktikum dilaksanakan, dengan melampirkan laporan
sementara. Keterlambatan mengikuti praktikum akan
25
mengakibatkan pengurangan poin nilai praktikum. Masing-
masing mahasiswa mengerjakan 1 laporan. Laporan ditulis
tangan yang rapi dan dapat dibaca, hasil pengamatan digambar
di kertas HVS ukuran A4, dengan 4 gambar dalam 1
lembarnya.
Hasil pengamatan digambar dengan menggunakan pensil
warna sesuai dengan warna jaringan yang diamati. Hasil
pengamatan disertai keterangan sesuai petunjuk praktikum tiap
topiknya.
26
TOPIK 1
JARINGAN EPITEL
A. Tujuan Praktikum:
Mahasiswa dapat mengamati dan membedakan berbagai
struktur mikroskopis sel epitel squamus, kuboid, kolumner, dan
transisional.
B. Dasar Teori
Jaringan epitel terdiri dari sel-sel yang saling berhimpitan ,
dengan substansi ekstrasel yang sangat sedikit. Sel-sel ini saling
melekat erat dan membentuk lembaran-lembaran sel. Fungsi
jaringan epitel adalah melapisi dan menutupi permukaan ,
membatasi organ-organ dan ada juga yang sebagai epitel
kelenjar berfungsi mensekresi zat cairan.
Klasifikasi Sel Epitel :
Menurut bentuk selnya, sel epitel dapat dibedakan menjadi:
epitel pipih (skuamosa), kuboid, dan kolumner.
1) Epitel squamus simplek*)
sebagai contoh sel-sel epitel penyusun lapisan parietal
capsula Bowmanginjal, ansa henle ginjal, alveoli paru, sel
endotel pembuluh darah dll.
2) Epitel kuboid simplek*)
sebagai contoh sel-sel epitel penyusun lapisan tubulus
ginjal, penyusun kelenjar tiroid , saluran epididimis dll.
3) Epitel kolumner simplek*)
contohnya sel-sel epitel penyusun lapisan duodenum ,
ileum ( saluran pencernaan).
4) Epitel transisional ***)
sebagai contoh pada ureter dan vesika urinaria.
5) Epitel pseudokompleks bersilia
contohnya pada trakea
6) Epitel squamuskomplek**)
berkeratin contohnya : lapisan epidermis kulit
7) Epitel squamuskomplek**) non keratin, contohnya dinding
esofagus, anus, vagina
27
Catatan :
simplek*) artinya selapis/ simple.
komplek**) artinya berlapis-lapis / tebal / stratified.
transisional***) artinya lapisan epitel ini bisa berubah- ubah,
sesuai dengan derajat peregangan kandung kemih/ ureter yang
dilapisinya.
C. Cara Kerja
1. Preparat pembuluh darah vena/ arteri (pewarnaan HE )
: fokus pengamatan epitel squamus simplek.
Amati pembesaran 100x epitel squamus simplek yang
melapisi pembuluh darah. Sel ini disebut sel endotel.
Bentuk pipih dan hanya selapis.Gambar dan beri
keterangan.
28
Amati pembesaran 100xepitel kuboid simplek melapisi
koloid tiroid. Gambar dan beri keterangan
29
JARINGAN IKAT
A. Tujuan Praktikum:
Mahasiswa dapat mengamati dan menjelaskan struktur
mikroskopis jaringan ikat
B. Dasar Teori
Jaringan ikat (Konektif)
Jaringan ikat berperan mempertahankan bentuk tubuh dan
mekanis. Jaringan ikat berfungsi menghubungkan dan mengikat
sel dan akhirnya memberi sokongan pada kekuatan jaringan
tubuh, melalui komponen ekstraselnya. Unsur utama jaringan
ikat adalah matriks ekstraselnya, yang terdiri dari serabut-
serabut protein, zat dasar/ substansi dasar dan cairan jaringan.
Komponen dasar jaringan ikat adalah: sel, serabut protein, dan
substansi dasar/ zat dasar.
Jenis-jenis jaringan ikat
1. Jaringan ikat longgar (areolar)
Mengisi ruang di antara serabut dan sarung otot,
menyokong jaringan epitel, dan membentuk suatu lapisan
yang mengelilingi pembuluh limfe dan pembuluh darah.
Jaringan ikat longgar terutama ada di dalam lapisan papila
dermis, hypodermis, lapisan serosa kavumperitoneum, dan
pleura. Sel penyusun yang paling banyak adalah fibroblas
dan makrofag. Serabut penyusun yang paling banyak
adalah kolagen, elastik dan retikulum. Unsur utama
jaringan ikat longgar adalah zat dasar amorf.
2. Jaringan ikat padat
Komponen jaringan ikat padat seperti halnya pada jaringan
ikat longgar, tetapi serabut kolagen lebih dominan. Jumlah
sel lebih sedikit, lebih didominasi sel fibroblas. Jaringan
ikat padat dijumpai pada dermis kulit, submukosa saluran
pencernaan, sekitar organorgan limpa (lien), nodus
limfatikus, dan ganglion. Sebagai contoh: tendon, yang
berfungsi melekatkan otot lurik dengan otot.
30
Ada 3 jenis utama serabut jaringan ikat: serabut kolagen,
serabut elastik, dan serabut retikuler. Nama tersebut
berdasarkan komponen yang dominan di dalam jaringan
tersebut atau sifat struktural jaringan tersebut.
1) Serabut kolagen merupakan benang-benang tak
berwarna, panjang, dan tebal. Serabut kolagen banyak
terdapat pada jaringan ikat padat teratur, sebagai contoh:
tendo dan aponeurosis.
2) Serabut elastik, lebih tipis dan tidak memiliki garis-garis
longitudinal, bercabang-cabang dan bersatu sama lain,
sehingga membentuk suatu jaringan tidak teratur, jika
dibedakan dengan serabut kolagen.
3) Serabut retikuler merupakan serabut sangat halus,
terutama terdapat pada organ hemopoetik (lien, nodus
limfatikus, sumsum tulang merah).
3. Jaringan Lemak
Jaringan lemak merupakan jaringan ikat khusus terdiri atas
sel-sel adiposit (sel lemak). Tersebar di seluruh tubuh. Sel
sel adiposa pada preparat histologi berbentuk bulat , karena
tetes lipid larut dalam alkohol dan xilol yang dipakai dalam
tehnik pembuatan preparat sehingga setiap sel dalam
sediaan mikroskopik standar nampak sebagai cincin
sitoplasma yang mengelilingi vakuol yang ditinggalkan
oleh tetes lipid terlarut.
4. Jaringan gelatinosa/ mukosa
Merupakan jaringan ikat amorf terdiri atas matriks berupa
gel yang tersusun atas substansi dasar asam hialuronat dan
mengandung sdikit serat kolagen tipe 1 dan sel-sel
fibroblas. Dikenal dengan nama Wharton’s Jelly.Terdapat
pada korda umbilikalis dan subdermis embrio.
C. Cara Kerja
1. Preparat tendon. (Pewarnaan HE)
Amati pembesaran 100 x dan 400 x jaringan ikat padat.
Perhatikan serabut kolagen berwarna merah panjang dan
tebal. Sel-sel fibroblast ‘terjepit’ diantaranya
31
2. Preparat umbilicus , (pewarnaan HE)
Amati pembesaran 100x jaringan ikat gelatinosa/ jaringan
mukosa yang terletak diantara pembuluh darah. Merupakan
jaringan ikat dengan substansi dasar asam hialuronat , mirip
jelly dengan sedikit serat.
3. Preparat jaringan lemak, (pewarnaan HE) .
Amati pembesaran 100 x tampak sel-sel adiposa berbentuk
bulat berupa cincin vakuol, inti sel di pinggir.
32
TOPIK 2
JARINGAN SARAF
A. Tujuan Praktikum:
Mahasiswa dapat mengamati dan menjelaskan struktur
mikroskopis jaringan saraf, meliputi saraf tepi , ganglion ,
medulla spinalis dan cerebrum.
B. Dasar Teori
Secara anatomi susunan saraf manusia dibagi menjadi 2 yaitu
(1).susunan saraf pusat, yang meliputi cerebrum, cerebellum dan
medulla spinalis. (2). Susunan saraf tepi meliputi ganglion dan
jaras jaras saraf yang keluar melalui medulla spinalis dan
mensarafi seluruh bagian tubuh.
Secara mikroskopis jaringan saraf terdiri atas sel saraf ( neuron)
dan sel glia. Sel neuron terdiri atas badan sel dengan inti sel di
tengah, cabang-cabang dendrit , dan axon yang sangat panjang
yang mampu menghantarkan impuls-impuls listrik.
Badan sel neuron terdapat pada susunan saraf pusat dan
ganglion, utamanya pada bagian substantia grisea. Sedangkan
kumpulan axon dari beberapa sel neuron, memanjang
membentuk jaras jaras saraf (susunan saraf tepi) yang
mensarafi seluruh tubuh. Axon tersusun atas segmen-segmen
dengan nodus renveir sebagai penghubung antar segmen.
33
C. Cara Kerja
1. Preparat ganglion Spinal (pewarnaan HE ).
Amati pembesaran 100x : Daerah ganglion, amati
pembesaran 100x badan sel neuron-neuron, dan sel-sel glia
berukuran besar (giant cell).
Kemudian pindahkan lapangan pandang di daerah saraf
tepi, dengan pembesaran 100x terdapat axon-axon sel
neuron (serabut-serabut saraf), dengan nodus renvier
sebagai penghubung antar segmen. Gambar dan beri
keterangan .
2. Preparat Medulla Spinalis, (pewarnaan HE ).
Amati pembesaran 100x tampak medulla spinalis berbentuk
huruf H, dengan daerah substantia grisea di tengah dan
substantia alba di pinggir.
Amati pembesaran 400x pada daerah substantia grisea
terdapat badan sel neuron-neuron dan sel-sel glia di
sekelilingnya, sedangkan pada daerah substantia alba,
merupakan kumpulan axon- axon. Gambar dan beri
keterangan
34
3. Preparat korteks Cerebrum , ( pewarnaan HE ).
Amati pembesaran 100 x dan 400 x sel- sel neuron dengan
sel-sel glia di sekelilingnya. Gambar dan beri keterangan
35
SISTEM INDERA
A. Tujuan Praktikum:
Mahasiswa dapat mengamati dan membedakan struktur histology
organ-organ sistem indera.
B. Dasar Teori
1. MATA
Lapisan bola mata terdiri dari 3 lapisan konsentris : lapisan luar
yaitu kornea dan sklera; lapisan tengah yang disebut lapisan vaskular
terdiri dari koroid, badan siliar dan iris; lapisan dalam jaringan saraf
yaitu retina.
Sklera : merupakan lapisan luar , 5/6 bagian posterior, terdiri atas
jairngan ikat padat kuat berupa berkas kolagen gepeng yang
berselang seling.
Kornea adalah lapisan luar seperlima anterior, tidak berwarna dan
transparan. Terdiri 5 lapisan : epitel ; membran bowman; stroma ;
membran descement ; endotel.
Lapisan dalam bola mata : Retina : terdiri atas bagian : anterior
tidak bersifat fotosensitif ; posterior bersifat fotosensitif (retina pars
optika). Retina pars optika merupakan struktur kompleks terdiri dari
sekitar 15 jenis neuron dan membentuk sekitar 35 jenis sinaps yang
berbeda satu sama lain. Retina pars optika terdiri atas lapisan lapisan
luar yang fotosensitif (outer nuclear layer), yaitu sel batang dan sel
kerucut ; lapisan tengah neuron bipolar , yang menghubungkan sel
batang dan kerucut dengan ganglion; lapisan dalam yaitu sel-sel
ganglion (inner nuclear layer), yang menghubungkan dengan sel
bipolar melalui dendritnya dan mengirimkan akson ke susunan saraf
pusat. Akson akson ini berkumpul di papilla optikus dan membentuk
nervus optikus.
36
37
38
Gambar : lapisan retina
39
2. TELINGA
Telinga dalam, terdiri dari 2 labirin. Labirin tulang terdiri dari
sejumlah ruangan di pars petrosa di tulang temporal, yang dihuni
labirin membranose. Labirin membranose merupakan sejumlah
ruang yang dilapisi epitel squamus. Labirin membranose terdiri
dari 2 daerah khusus : utrikulus dan sakulus. Duktus
semisirkularis muncul dari utrikulus, duktus cochlearis muncul
dari sakulus. Di setiap daerah tersebut , epitel pelapisnya menjadi
epitel khusus yang membentuk struktur sensorik seperti makula
di utrikulus dan sakulus , krista duktus semisirkularis dan organo
corti di duktus cochlearis..
Duktus cochlearis dikhususkan sebagai reseptor suara. Duktus ini
terdiri dari 3 ruangan duktus : skala vestibuli ; skala media ; skala
timpani. Antara skala vestibuli dan skala media dipisahkan
membran vestibularis (membran Reissner) terdiri dari 2 lapisan
epitel squamus, satu berasal dari skala media , satunya berasal
dari skala vestibuli.
Antara skala media dan skala timpani dipisahkan membran
basilaris , di membran inilah terletak Organo Corti, berupa sel-sel
rambut yang berespons terhadap berbagai frekuensi suara.
40
3. KULIT
Terdiri dari bagian luar : epidermis, dan bagian dalam :
dermis. Kulit berfungsi sebagai sebagai organ reseptor yang
selalu berhubungan dengan lingkungan luar dan melindungi
organisme dari cedera benturan dan gesekan.
Epidermis terdiri dari 5 lapisan (dari dermis ke atas ) yaitu :
1. Stratum basale : terdiri dari sel-sel kuboid terletak di
atas lamina basalis (perbatasan dermis-epidermis)
2. Stratum spinosum :
3. Stratum granulosum
4. Stratum lusidum
5. Stratum korneum
41
Sel-sel dalam jaringan kulit :
1.Sel melanosit
2. Sel Langerhans = makrofag jaringan kulit.
3.Sel Merkel = terdapat pada kulit tebal telapak kaki.
Merupakan sel mekanoreseptor sensoris.
Folikel Rambut.
42
Gambar : lapisan kulit
C. Cara Kerja
1. Preparat Epidermis- Dermis , pewarnaan HE
Amati pembesaran 100x. Identifikasi tiap lapisan epidermis (5
lapisan), dan dermis. Temukan ujung saraf Vater-pacini, kelenjar
di kulit, folikel rambut dan jaringan lemak.
43
2. Preparat eye ball.
Amati pembesaran 100 x, fokus pengamatan pada kornea dan
retina.
Amati pembesaran 400 x. Identifikasi tiap lapisan retina,
tunjukkan sel batang dan kerucut. Identifikasi lapisan kornea.
3. Preparat Cochlea.
Amati pembesaran 100x. Identifikasi lapisan duktus cochlearis ,
skala timpani, skala vestibuli, skala media. Tunjukkan letak
organo corti
44
DAFTAR PUSTAKA
45