HEMATOLOGI
Visi
Menjadi Institut yang unggul dan profesional dalam bidang kesehatan di
tingkat Nasional dan Asia tahun 2028.
Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang unggul, berkarakter,
FAKULTAS FARMASI
Visi
Menghasilkan lulusan yang unggul dan professional dalam mutu pendidikan di
bidang Farmasi Klinis dan Komunitas serta Mikrobiologi Molekuler Klinis yang
Mampu Bersaing di tingkat Nasional dan Asia Tahun 2022.
Misi
1) Menyelenggarakan proses belajar mengajar yang kondusif dengan sistem
excellent service;
Laboratorium Medik;
Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah SWT, karena atas izin-
Nya Modul Praktikum dari Mata Kuliah hematologi ini dapat diselesaikan. Modul
materi teoritis.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang tidak bisa
disebutkan satu per satu atas selesainya modul ini. Penyusun menyadari masih
banyak kekurangan dalam penyusunan modul ini. Oleh karena itu segala masukan
A. Pengertian Hematologi
dan pediatri yang berkaitan dengan studi tentang darah, organ pembentuk darah,
oleh teknolog medis. Dokter ahli darah juga sangat sering melakukan studi lebih
di laboratorium Hematologi
A. Komponen-Komponen Darah
Darah merupakan jaringan yang terdiri dari dua komponen, plasma dan sel
darah. Plasma merupakan komponen intra seluler yang berbentuk cair dan
komponen padat yang terdapat didalam plasma dengan jumlah 45% dari volume
darah(Bani,2004).
Komponen padat atau sering disebut korpuskula ini terdiri dari: 1. Sel darah
Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah 3. Sel darah putih
atau lekosit ( 0,2 % ) Lekosit berperan penting dalam sistem imun dan mempunyai
pengaturan suhu dan memelihara keseimbangan cairan. Warna darah berasal dari
melekatnya oksigen
1. Trombosit
Trombosit adalah bagian dari beberapa sel-sel besar dalam sumsum tulang
belakang yang berbentuk cakram bulat, oval, bikonveks tidak berinti dan hidup
tulang.
- 4.000 sel trombosit. Waktu diferensiasi dari sel asal (stem cell) sampai
melalui aliran darah. Namun dalam beberapa detik setelah kerusakan suatu
yang rusak dan mengeluarkan beberapa zat (serotonin dan histamin) yang
untuk mengubah bentuk dan kualitas setelah berikatan dengan pembuluh yang
cedera.
sumbat trombosit yang secara efektif akan menutupi daerah yang luka.
pembuluh darah
3. Mempertahankan integritas pembuluh darah (daya tahan kapiler, kontraksi
kapiler)
1. Adhesi yaitu sifat trombosit yang mudah melekat pada permukaan asing.
2. Agregasi yaitu sifat trombosit yang saling melekat satu sama lain.
(Membran trombosit Terbentuk dari lapisan fosfolipid dua lapis (bilayer) dengan
berinteaksi dengan zat yang menyebabkan agregasi, zat inhibtor, faktor koagulasi
seperti fibrinogen, faktor von Willebrand (VWF) dan thrombin, serta dengan
glikogen, serta granula penyimpanan : granula padat (dense bodies), granula dan
trombogobulin (βTG), platelet faktor 4 (PF4) b. Potein yang berasal dari plasma,
(ATP). ADP dalam granula padat lebih banyak dibandingkan dengan ATP (3 : 2).
C. Lisosom
elasta dan kolagenase. Sekresi trombosit, lisosom lebih lambat melepaskan isinya
disbanding granula dan granula padat, dan diperlukan inhibitor yang lebih kuat
didestruksi oleh limpa. Pada kondisi splenomegali, lebih dari 90% trombosit
sirosis hepatis dengan hipertensi portal atau infiltrate tumor pada limpa dapat
trombosit dapat rendah, fungsi trombosit biasanya normal pada destruksi akibat
thiazide diuretic, ethanol, gold, dan obat golongan sulfa dapat secara selektif
yang disebabkan oleh non imunologi atau imunologi. Penyebab non immunologi
lebih rendah dari 1 hari. Faktor penyebab trombositopenia adalah Alergi, Infeksi
virus, Penggunaan obat, seperti obat anti radang non-steroid (ibuprofen, aspirin,
Limpa yang membesar karena sebab apa saja, Uremia, Anemia, Leukemia.
menurun.
jumlah trombosit.
rendah,
Faktor Laboratoris
1. Faktor Pra analitik Merupakan tahap penentuan kualitas sampel yang akan
diguunakan pada tahap - tahap selanjutnya. Pada tahap ini meliputi : ketata
Laboratorium.
wadah yang memenuhi syarat, identitas benar sesuai dengan data pasien.
diperhatikan meliputi :
a. Seluruh sampel harus masukke dalam wadah (sesuai kapasitas), jangan ada
infeksi.
b. Wadah harus dapat ditutup rapat dan diletakkan dalam posisi berdiri untuk
wadah yang memenuhi syarat, identitas benar sesuai dengan data pasien.
diperhatikan meliputi :
a. Seluruh sampel harus masukke dalam wadah (sesuai kapasitas), jangan ada
infeksi.
b. Wadah harus dapat ditutup rapat dan diletakkan dalam posisi berdiri untuk
Alat Alat pemeriksaan bila tidak dilakukan perawatan secara rutin maupun
leukosit dan trombosit menjadi lebih tinggi atau menjadi rendah. Upaya
yang baik karena kita tahu bahwa tidak semua alat luput dari kesalahan
dan ketidak telitian. Perlu adanya pemahaman untuk menilai dan memilah
hematology analyzer.
darah kontrol dibandingkan laboratorium lain. Alasan ini bias dipatahkan bila pra
kelebihan anti koagulan, tidak segera di periksa (dalam waktu 1 jam lebih bagus),
tidak dikocok sebelum diperiksa dan botol yang digunakan dari plastic / polietilen.
Pemeriksaan ini dapat memberikan hasil yang cepat. Namun alat hitung
misalnya banyak dijumpainya sel - sel yang belum matang pada leukemia, infeksi
bakterial, sepsis, dan sebagainya. Dalam kasus jumlah sel yang sangat tinggi
pilihan untuk dilakukan. Pada pemeriksaan secara manual ini darah diencerkan
sehomogen saat sampel darah di ambil dari tubuh pasien. Inilah kesalahan
melakukan kalibrasi secara berkala dan darah control yang digunakan sudah
operasional.
Untuk alat jenis open tube maka, penyebabnya salah saat pada memasukkan
sampel pada jarum sampling alat, missal jarum tidak masuk penuh ujungnya
pada darah atau darah terlalu sedikit dalam tabung atau botol lebar sehingga
saat dimasukkan jarum tidak terendam seluruhnya. Untuk jenis close tube
kesalahan hampir sama juga, yaitu tidak memenuhi volume minimum yang
diminta oleh alat. Untuk tipe close tube menggunakan cara predilute, perlu
Alat dapat saja rusak bila suhu yang tidak sesuai (warning : temperature
ambient abnormal) dan kondisi meja yang tidak baik. Reagensia yang
digunakan jelek dan mungkin terkontaminasi oleh udara luar karena packing
yang jelek.
sisa bekuan atau sisa pembuangan darah yang tidak sempurna dan melakukan
harian pada setiap shift dan juga pada setiap perubahan nomor lotreagen. Alat
yang digunakan untuk penelitian ini sudah dilakukan pemeliharaan alat secara
Pemakaian reagen yang sudah rusak oleh karena sudah expired maupun salah
leukosit dan trombosit. Hal ini dapat diatasi dengan pemakain reagen yang
tidak expired dan penyimpanan reagen pada suhu yang sudah ditentukan
dicampur / dikocok dengan benar sebelum sampel diperiksa atau pada saat
sampel dihisap oleh penghisap sampel tidak sampai dasar tabung sampel atau
Proses pasca analitik adalah tahap akhir pemeriksaan yang dikeluarkan untuk
Trombosit sulit dihitung karena mudah sekali pecah dan sulit dibedakan
dengan kotoran, selain itu karena sifatnya yang mudah sekali melekat pada
permukaan asing dan membentuk gumpalan. Cara yang sering dipakai untuk
menghitung jumlah trombosit adalah dengan cara langsung dan tak langsung.
Pada cara langsung jumlah trombosit dihitung dengan cara manual atau otomatis
(automatic cell counter). Cara manual dapat dilakukan dengan metode Rees Ecker
atau Brecher Cronkite sedangkan cara tak langsung dengan metode Fonio.
a. Metode Rees Ecker Darah diencerkan dengan larutan Rees Ecker dan
Mengisap cairan Rees Ecker kedalam pipet eritrosit sampai garis tanda “1”
b. Mengisap darah sampai garis tanda “0,5” dan cairan Rees Ecker sampai
d. Membuang cairan yang ada pada batang kapiler pipet (3-4 tetes) dan
pinggir kaca penutup pada kamar hitung. Biarkan kamar hitung tersebut
e. Membiarkan kamar hitung yang sudah terisi tersebut dengan sikap datar
dalam cawan petri tertutup yang berisi kapas basah selama 10 menit agar
trombosit mengendap.
2. Menaruh diatas ujung jari tersebut setetes besar larutan magnesium sulfat
14%.
sulfat tersebut.
4. Setelah jumlah darah keluar kurang lebih 1/4 jumlah larutan magnesium
10. Tabung tutup hijau terang, berisi gel separator (plasma separator tube /
11. Tabung tutup ungu atau lavender, berisi EDTA. Umumnya digunakan
12. Tabung tutup biru, berisi natrium sitrat. Umumnya digunakan untuk
13. Tabung tutup hijau, berisi natrium atau lithium heparin, umumnya
14. Tabung tutup biru gelap, berisi EDTA yang bebas logam, umumnya
toksikologi.
15. Tabung tutup abu-abu terang, berisi natrium fluoride dan kalium oksalat,
16. Tabung tutup hitam, berisi bufer sodium sitrat, digunakan untuk
17. Tabung tutup pink, berisi potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan
imunohematologi
18. Tabung tutup putih, berisi potassium EDTA, digunakan untuk
19. Tabung tutup kuning dengan warna hitam dibagian atas, berisi media
sesuai jenis pemeriksaan yang akan dilakukan. Untuk uji biakan kuman,
cara ini lebih baik untuk mencegah kontaminasi karena darah langsung
secara substansial setara dengan kinerja tabung vacutainer K2EDTA dan tidak ada
EDTA, semakin besar penarikan osmotik air dari sel. Oleh karena itu harus di
pastikan bahwa tabung diisi sepenuhnya. Selain itu, pengisian tabung yang
kurang, juga menyebabkan rasio darah dan bahan aditif menurun, mengakibatkan
1. Impedansi Elektrik
konduktor listrik yang kurang baik, kemudian sel darah dialirkan melalui
lubang kecil yang disebut orifice yang mempunyai ukuran tertentu. Pada
saat yang sama, suatu arus listrik dialirkan melalui elektroda yang
dipasang pada sisi luar dan sisi dalam orifice, karena sel darah adalah
penghantar listrik yang buruk, maka jika sel darah masuk melalui orifice
tadi, arus listrik yang mengalir juga akan terganggu. Gangguan ini
sel darah. Besarnya pulsa akan sesuai dengan besarnya jumlah dan
besarnya sel darah yang lewat. Jika sel darah besar, maka pulsa yang
ditimbulkan besar, sebaliknya jika sel darah kecil maka pulsa pun kecil.
Dengan demikian dapat mengenali jenis – jenis sel menurut ukuran dan
menghitung jumlahnya.
2. Pendar Cahaya
Prinsip yang digunakan adalah pendaran cahaya yang terjadi ketika sel
mengalir melewati celah dan berkas cahaya yang difokuskan ke sensi area
yang ada pada aperture tersebut. Apabila cahaya mengenai sel, maka
pulsa. Pulsa cahaya yang berasal dari hamburan cahaya, intensitas warna,
atau fluoresensi, akan diubah menjadi pulsa listrik. Pulsa ini dipakai untuk
menghitung jumlah, ukuran, maupun inti sel yang merupakan ciri dari
dengan cara menambahkan pewarna pada reagen. Sel yang telah diberi
berbagai jenis sel. Alat ini cocok digunakan untuk laboratorium dengan
dilakukan yaitu WBC, RBC, PLT, HGB, HCT, MCV, MCH, MCHC,
RDW – SD, RDW – CV, PDW, MPV, P – LCR, LYM, MXD, NEUT.
dihisap oleh alat sebanyak 15µl. Prinsip kerja alat ini dalam menghitung
Pada saat yang sama, arus listrik dialirkan melalui elektroda yang dipasang
pada sisiluar (external electrode) dan sisi dalam (internal electrode) dari
Alat penghantar listrik yang buruk sehingga setiap sel darah yang masuk
melalui orifice akan menimbulkan gangguan pada orifice. Gangguan tersebut akan
menimbulkan pulsa, dimana besarnya pulsa sebanding dengan ukuran sel darah
yang melewatinya. Setiap pulsa listrik yang tejadi sesuai dengan satu trombosit
yang melalui aperture sehingga jumlah pulsa sama dengan jumlah trombosit dan
menggunakan 3 diskriminator yaitu batas bawah 2 – 6 fL, batas tengah12 fL, dan
batas atas 12 – 30 fL. Kesalahan yang terjadi dalam hitung trombosit disebabkan
dihitung sebagai leukosit, trombosit bentuk besar dan giant platelet yang dihitung
sebagai eritrosit, serta platelets satellitism (formasi rosette) yang terbentuk dari
palsu. Sebaliknya, adanya non platelet particles seperti debu, pecahan eritrosit,
Adalah darah yang diambil dari donor dengan menggunakan kantong darah
ini berisi sel darah merah, leukosit, trombosit, dan plasma. Satu unit kantong
kantong darah lengkap berisi 250 mL darah dengan 37 mL antikoagulan, ada juga
simpan antara 10 - 6 0 Celcius. Satu unit darah (250-450 ml) dengan antikoagulan
Dilihat dari masa penyimpanannya, maka whole blood dapat dibagi menjadi 2,
yaitu darah segar (fresh blood), yaitu darah yang disimpan kurang dari 6 jam,
masih lengkap menngandung trombosit dan factor pembeku, serta darah yang
disimpan (stored blood), yaitu darah yang sudah disimpan lebih dari 6 jam sampai
6 hari , faktor pembeku sudah hampir habis dan juga dapat terjadi peningkatan
Darah lengkap berguna untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan
volume plasma dalam waktu yang bersamaan, misalnya pada pendarahan aktif
dengan kehilangan darah lebih dari 25-30 % volume darah total. Namun
menjadi pilihan utama karena pemulihan segera volume darah pasien lebih
penting daripada penggantian sel darah merah atau transfusi yang masih
memerlukan waktu. Eritrosit dibuat dari darah keseluruhan (whole blood) dengan
CPDA-1 dapat disimpan sampai 35 hari pada suhu 1-6 0 C. eritrosit juga dapat
lebih lama (42 hari) dan memiliki nilai hematokrit (Ht) rendah. Selama
tubuh (in vivo), sehingga sebagian sel darah merah yang ditransfusikan dengan
cepat akan dimusnahkan oleh limpa resipen. Kebocoran kalium intraselular akan
Komponen darah harus disimpan pada kondisi suhu yang optimal untuk setiap
Fasilitas atau peralatan harus dapat diamankan, didesain agar sirkulasi udara
sekitar komponen darah terjaga dan dibersihkan secara teratur. Suhu dan alarm
harus diperiksa secara teratur untuk menjamin kondisi yang telah ditentukan
terjaga. Whole blood harus selalu terpelihara suhunya antara2°-6°C. Pada suhu
harus digunakan setiap kali darah selesai diambil dari donor untuk menjaga agar
darah tetap baik selama transportasi. Sekarang telah tersedia coldbox untuk
Darah sebaiknya disimpan pada lemari es khusus yang mampu menjaga suhu
antara 2°-6°C, apabila tidak memiliki lemari es khusus dapat digunakan lemari es
1. Darah dapat disimpan dalam satu lemari es bersama reagen dan sampel,
darah.
lemaries.
Flebotomi berasal dari Bahasa Yunani yaitu Phlebos : vena, dan Tome:
a. Pra Analitik
alkohol 70 %
- Kapas steril
- Plester
- Tourniquet
antecubitus lengan, pilih vena yang besar dan tidak mudah bergerak
alkohol.
memeriksa kelancarannya
darah
A. Pra Analitik
B. Analitik
11. Bila diperlukan sediaan apus, ambil porsi pertama sebelum tabung
TERBENTUKNYA DARAH IV
A. Eritropoiesis
merah berfungsi sebagai pengangkut oksigen ke jaringan dan mengikat CO2 dari
stroma pendukung dan interaksi sel dengan sel yang diikuti proliferasi dan
sebagai faktor yang terpenting dalam mekanisme ini. Bila terjadi hipoksia, nefron
akan terikat pada reseptor spesifik progenitor sel darah merah yang selanjutnya
peningkatan volume sel darah merah di atas normal misalnya oleh karena
Dalam proses pembentukan sel darah merah membutuhkan bahan zat besi,
vitamin B12, asam folat, vitamin B6 ( piridoksin ), protein dan faktor lain.
Kekurangan salah satu unsur diatas akan mengakibatkan penurunan produksi sel
TERBENTUKNYA DARAH V
A. Hitung Retikulosit
yang berasal dari sisa inti dari bentuk penuh pendahulunya. Ribosome mempunyai
kemampuan untuk bereaksi dengan pewarna tertentu seperti brilliant cresyl atau
new methylene blue untuk membentuk endapan granula atau filament yang
berwarna biru. Reaksi ini hanya terjadi pada pewarnaan terhadap sel yang masih
hidup dan tidak difiksasi. Oleh karena itu disebut pewarnaan supravital.
ribosome. (Noble NA, Xu QP, Hege LL, 1990 ; Koury MJ, Koury ST, Kopsombut
eritrosit yang berukuran lebih besar dan berwarna lebih biru daripada eritrosit
dicampur dengan larutan brilliant cresyl blue (BBC) atau new methylene blue
maka ribosome akan terlihat sebagai filament berwarna biru. Jumlah retikulosit
dihitung per 1000 eritrosit dan dinyatakan dalam jadi hasilnya dibagi 10. Pewarna
nilai normal 25%. Sampel darah yang digunakan untuk hitung retikulosit
adalah darah kapiler atau vena, dengan antikoagulan (EDTA) atau tanpa
antikoagulan (segar).
Prosedur
2. Campur 5 tetes darah dengan larutan tadi dan biarkan selama 5 menit. Dari
campuran tersebut diambil satu tetes untuk membuat sediaan apus darah
3. Periksa dibawah dengan perbesaran 100x. eritrosit Nampak biru muda dan
Nilai Rujukan Dewasa : 0.5 – 1.5%, Bayi baru lahir : 2.5 – 6.5%, Bayi : 0.5 –
3.5% dan Anak : 0.5 – 2.0% Faktor-faktor yang mempengaruhi temuan hasil
laboratorium :
melihat apakah darah penderita sesuai dengan darah donor. Mayor Crossmatch
adalah serum penerima dicampur dengan sel donor dan Minor Crossmatch adalah
serum donor dicampur dengan sel penerima. Jika golongan darah ABO penerima
dan donor sama, baik mayor maupun minor test tidak bereaksi. Jika berlainan
umpamanya donor golongan darah O dan penerima golongan darah A maka pada
test minor akan terjadi aglutinasi. Mayor Crossmatch merupakan tindakan terakhir
Reaksi silang yang dilakukan hanya pada suhu kamar saja tidak dapat
beberapa cara untuk menentukan reaksi silang yaitu reaksi silang dalam larutan
Prinsip : Sel donor dicampur dengan serum penerima (Mayor Crossmatch) dan
sel penerima dicampur dengan serum donor dalam bovine albumin 20% akan
terjadi aglutinasi atau gumpalan dan hemolisis bila golongan darah tidak
cocok.
2. Tujuan
Untuk menentukan cocok tidaknya darah donor dengan darah penerima untuk
Alat, reagensia dan bahan pemeriksaan : Tabung reaksi, pipet tetes, sentrifuge,
tabung sentrifuge, bovine albumin 20%, mikroskop, NaCl 0,9%, serum Coombs,
sebanyak 5 ml. campur dan putar lagi, ulangi langkah tadi sebanyak 3
kali.
2. Tabung kiri diisi dengan 2 tetes serum penerima dan 2 tetes suspense
albumin 20%.
3. Tabung kanan diisi dengan 2 tetes serum donor dan 2 tetes suspense
albumin 20%.
(tidak cocok)
c. Crossmatch Fase II
test.
Penafsiran :
ditransfusikan.
2. Bila aglutinasi dan hemolisis positif (+) maka darah tidak dapat
3. Pemeriksaan Crossmatch
Metode Gell Prinsip : Anti body yang terdapat dalam serum, plasma bila
direaksikan dengan antigen pada sel darah merah, melalui inkubasi pada suhu
37°C dan dalam waktu tertentu dengan penambahan anti imunoglobin terjadi
reaksi aglutinasi.
incubator, kartu cross match (card liss/coombs card), serum donor, serum
1. Buat suspense sel pasien dan donor 0,8 – 1 % cara : ambil ditabung 500 ml
penutup aluminium.
1. Periksa sekali lagi golongan darah pasien apakah sudah sama dengan
donor.
ada irregular antibodi pada serum donor. Solusi : ganti dengan darah
autocontrol
kelas IgM yang kuat biasanya menggumpalkan eritrosit yang mengandung antigen
yang relevan secara nyata, tetapi antibodi yang lemah sulit dideteksi.
walaupun antibodi itu kuat. Semua pengujian antibodi termasuk uji silang tahap
pertama menggunakan cara sentrifugasi serum dengan eritrosit. Sel dan serum
melekat pada permukaan sel, alalu ditambahkan serum antiglobulin dan bila
Uji saring terhadap antibod penting bukan hanya pada transfusi tetapi juga ibu
hamil yang kemungkinan terkena penyakit hemolitik pada bayi baru lahir.
Pemeriksaan Crossmatch di UTD dan BDRS saat ini menggunakan metode gel
dalam cup kecil yang lebih mudah dan praktis, metode ini telah menggantikan
metode tabung yang lebih sulit dan memerlukan banyak peralatan untuk
pemeriksaan. Namun begitu metode tabung yang saat ini telah menggunakan
teknik yang lebih ketat yaitu menggunakan beberapa fase pemeriksaan dan
serum coombs dan inkubasi pada suhu 37°C yang akan menambah sensitivitas
Pemeriksaan darah lengkap adalah tes darah yang dilakukan untuk mengetahui
jumlah sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit dalam tubuh Anda. Jumlah
sel darah dapat menggambarkan kondisi kesehatan Anda sehingga bisa membantu
B. Darah Vena
Darah vena adalah darah yang berada di pembuluh darah vena, membawa
darah miskin akan oksigen menuju ke jantung. Pembuluh darah vena juga
berdinding tiga lapis seperti arteri, tetapi lapisan tengah berotot lebih tipis, kurang
kuat, lebih mudah kempes, dan kurang elastis dari pada arteri. Untuk
Pada umumnya semua pembuluh vena cukup besar yang letaknya superficial
dapat dipergunakan untuk pengambilan darah, namun vena mediana cubital, pada
anterior lengan (sisi dalam lipatan siku) terletak dekat dengan permukaan kulit,
cukup besar, dan tidak terdapat saraf besar sehingga vena ini dijadikan pilihan
Pengambilan darah pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena
letaknya berdekatan dengan arteri brachialis dan syaraf median. Terdapat dua cara
pengambilan sampel darah vena, yaitu cara terbuka (menggunakan jarum spuit)
dan cara tertutup (jarum dan tabung vacum/ vacutainer). Pada penelitian ini
penyaring
dilakukan
makan, minum)
4. Lakukan hand hygiene, kenakan sarung tangan; disarankan untuk tidak
5. Posisikan pasien supaya nyaman, letakkan lengan pasien lurus diatas meja
9. Peganglah spuit dengan tangan kanan dan ujung telunjuk pada pangkal
jarum
10. Tegangkan kulit dengan jari telunjuk dan ibu jari kiri diatas pembuluh
12. Dengan tangan kiri, pengisap spuit ditarik perlahan-lahan sehingga darah
masuk kedalam spuit, sementara itu kepalan tangan dibuka dan ikatan
yang dikehendaki
14. Pasangkan plester untuk menutup bekas tusukan pada lengan pasien
mencegah pembekuan darah. EDTA pada umumnya tersedia dalam bentuk garam
mengikat kalsium.
tidak mempengaruhi sel sel darah, sehingga ideal untuk uji hematologi. EDTA
biasanya digunakan dalam bentuk kering sedangkan K3 EDTA dalam bentuk cair.
Dari ketiga EDTA ini K2 EDTA yang paling baik dan dianjurkan oleh ICSH
dalam ukuran yang sama dengan trombosit sehingga terhitung oleh alat
disintegrasi ini membentuk fragmen dalam ukuran yang berbeda dengan ukuran
trombosit akan menyebabkan penurunan palsu hitung jumlah trombosit(Sacher
dilakukan dengan metode langsung dan tidak langsung. Metode langsung dapat
dilakukan dengan metode Rees Ecker, metode Brecher Cronkite, dan metode
otomatis. Metode Rees Ecker dapat dilakukan dengan cara darah diencerkan
dengan larutan BCB (Brilliant Cresyl Blue), sehingga trombosit akan tercat terang
dapat dilakukan dengan cara darah diencerkan dengan larutan amonium oksalat
trombosit cara tak langsung dilakukan dengan metode Fonio dan estimasi jumlah
adalah dengan metode pengukuran sel atau disebut volumetric impedance. Metode
dengan sel-sel darah dihisap melalui aperture. Bilik pengukuran terdapat dua
electrode yang terdiri dari internal electrode dan eksternal, electrode yang terletak
dekat dengan aperture. Kedua elektroda tersebut dilewati arus listrik yang konstan
Apabila sel-sel darah melalui aperture maka hambatan antara kedua elektroda
tersebut akan naik dan terjadi tegangan yang sangat kecil sesuai dengan nilai
tahanannya.
yang berfungsi untuk menghilangkan sinyal noise yang diakibatkan oleh elektrik
noise (gangguan listrik), debu, sisa-sisa cairan, dan partikel yang lebih kecil atau
lebih besar dari sel darah yang diukur (Infolabmed, 2017). Nilai puncak diperoleh
dengan sinyal dikirim ke A/D converter, kemudian data yang diperlukan disimpan
Data tersebut akan dikoreksi oleh CPU dan akan ditampilkan pada layar LCD.
Jumlah sinyal untuk setiap ukuran sel disimpan pada memori dalam bentuk
histogram. Eritrosit dan trombosit yang dihitung memiliki ukuran yang berbeda
sehingga CPU dapat membedakan penghitungan untuk setiap jenis sel. Sedangkan
ketiga jenis sel leukosit yang dihitung memiliki ukuran sel yang hampir sama
sehingga CPU menggunakan histogram untuk membedakan populasi ketiga jenis
sel WBC.
Terkadang terdapat dua sel atau lebih yang melewati aperture secara
A. Hematopoiesis
perkembangan sel darah dari sel induk / asal / stem sel, dimana terjadi proliferasi,
Proliferasi sel menyebabkan peningkatan atau pelipat gandaan jumlah sel, dari
beberapa sel darah yang terbentuk memiliki sifat khusus yang berbeda-beda.
diganti organ-or
organ lain.
a. Hematopoiesis Meduler (N) Lahir sampai dengan 20 tahun : sel sel darah
basofilik makin tua acidofilik), perubahan inti yaitu nukleoli makin hilang,
ukuran sel makin kecil, kromatin makin padat dan tebal, warna inti gelap.
a. Proeritroblas
Proeritroblas merupakan sel yang paling awal dikenal dari seri eritrosit.
Proeritroblas adalah sel yang terbesar, dengan diameter sekitar 15-20µm. Inti
mempunyai pola kromatin yang seragam, yang lebih nyata dari pada pola
kromatin hemositoblas, serta satu atau dua anak inti yang mencolok dan
b. Basofilik Eritroblas
Basofilik Eritroblas agak lebih kecil daripada proeritroblas, dan
jala-jala kasar, dan anak inti biasanya tidak jelas. Sitoplasmanya yang jarang
berbeda-beda, dari biru ungu sampai lila atau abu-abu karena adanya
kromatin lebih padat dari basofilik eritroblas, dan selnya lebih kecil.
yang lebih kecil yang terwarnai basofil padat. Intinya secara bertahap menjadi
piknotik. Tidak ada lagi aktivitas mitosis. Akhirnya inti dikeluarkan dari sel
normal kurang dari satu persen dari jumlah eritrosit. Dalam keadaan normal
tulang. Retikulosit terdapat baik pada sumsum tulang maupun darah tepi. Di
f. Eritrosit
sel ini berada di dalam sirkulasi selama kurang lebih 120 hari. Jumlah normal
pada tubuh laki – laki 5,4 juta/µl dan pada perempuan 4,8 juta/µl. setiap
faktor, termasuk adanya substansi asal (terutama globin, hem dan besi).
Faktor-faktor lain, seperti asam askorbat, vitamin B12, dan faktor intrinsic
(normal ada dalam getah lamung), yang berfungsi sebagai koenzim pada
eritroid yang prematur disumsum tulang. Choi, dkk, dalam studinya bahwa
yaitu neutrofil, eosinofil dan basofil yang mengandung granula spesifik yang
1) Mieloblas Mieloblas adalah sel yang paling muda yang dapat dikenali
dari seri granulosit. Diameter berkisar antara 10-15µm. Intinya yang bulat dan
besar memperlihatkan kromatin halus serta satu atau dua anak inti.
2) Promielosit Sel ini agak lebih besar dari mielobas. Intinya bulat atau
Pada proses diferensiasi timbul grnula spesifik, dengan ukuran, bentuk, dan sifat
cekungan. Pada akhir tahap ini, metamielosit dikenal sebagai sel batang. Karena
sel-sel bertambah tua, inti berubah, membentuk lobus khusus dan jumlah lobi
sinusoid dan mencapai peredaran darah. Pada masing-masing tahap mielosit yang
tersebut di atas jumlah neutrofil jauh lebih banyak daripada eosinofil dan basofil.
sel berukuran relatif besar, berbentuk bulat. Intinya besar dan mengandung
kromatin yang relatif dengan anak inti mencolok. Sitoplasmanya homogen dan
tebal dan padat dan granula azurofil terlihat dalam sitoplasma. Ukuran selnya
berkurang dan diberi nama prolimfosit. Sel-sel tersebut langsung menjadi limfosit
yang beredar.
hari.
darah Megakariosit adalah sel raksasa (diameter 30-100µm atau lebih). Inti
hancur.
BAB
PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN
IX
A. Definisi Hemoglobin
Hemoglobin adalah protein kompleks yang terdiri atas protein, globin, dan
pigmen hem yang mengandung zat besi. Hemoglobin salah satu bagian dari darah
dan hemoglobin memiliki peranan penting dalam pembentukan sel darah merah.
Hemoglobin merupakan salah satu protein yang paling penting dalam tubuh
lemah, lelah, kurang energi, kurang nafsu makan, daya konsentrasi menurun, jika
globin dan gugus heme, globulin merupakan suatu protein yang terbentuk dari
salah satu polipeptida pada globin. Masing-masing dari keempat atom besi dapat
berikatan secara reversibel dengan satu molekul oksigen, oleh karena itu setiap
molekul hemoglobin dapat mengambil empat molekul oksigen dari alveolus di
paru-paru, selain itu hemoglobin juga mengikat bagian ion hidrogen asam dari
asam karbonat terionosasi yang dihasilkan dari tingkat jaringan dari karbon
B. Struktur Hemoglobin
Hemoglobin terdiri dari 2 bagian utama, yaitu hem dan globin. Setiap molekul
hemolobin memiliki 4 gugus hem identik yang melekat pada 4 rantai globin,
keempat rantai globin tersebut merupakan rangkaian polipeptida yang terdiri dari
atas 2 buah rantai alfa (α) dan 2 buah rantai beta (β). Selain itu hemoglobin juga
memiliki 4 molekul nitrogen protoporphyrin IX, dan 4 atom besi dalam bentuk
(f2+) yang berpasangan dengan protoporphyrin IX untuk membentuk 4 molekul
hem, hem disintesis di mitokondria eritrosit sedangkan globin disintesis di sel
muda eritrosit(Sujud et all, 2015).
Fungsi Hemoglobin Menurut ada beberapa fungsi dari hemoglobin diantaranya
adalah sebagai berikut :
1) Mengikat Oksigen, protein dalam sel darah merah memiliki dungsi sebagai
mengikat oksigen yang akan disirkulasikan ke paru-paru.
2) Pertahanan Tubuh, sirkulasi darah yang terus dipompa oleh jantung dapat
mempertahankan tubuh dari serangan virus, bahan kimia, maupun bakteri. Darah
tersebut nantinya akan disaring oleh fungsi ginjal dan akan dikeluarkan melalui
urine sebagai hasil toksin dari tubuh.
C. Kadar Hemoglobin
D.Jenis-jenis Hemoglobin
2. Usia Orang tua, anak-anak, wanita hamil, dan wanita yang sedang menstruasi
akan lebih rentan mengalami penurunan kadar hemoglobin, karena pada anakanak
biasanya diakaibatkan oleh suatu pertumbuhan yang sangat pesat dan tidak
seimbangnya asupan zat besi yang cukup dan pola makan yang tidak teratur.
6. Tablet Besi Obat suplemen zat besi yang sering dikonsumsi juga dapat
meningkatkan kadar hemoglobin
1) Metode sahli
2) Metode Cyanmeth
3) Metode Tallquist
Prinsip kerja pada metode tallquist adalah membandingkan darah asli dengan
skala warna yang bertingkat-tingkat mulai dari warna merah muda sampai merah
tua, metode tallquist menggunakan skala warna mulai dari merah muda 10% dan
di tengah-tengah ada bagian yang sengaja dilubangi, dimana darah dapat
diperbandingkan secara langsung.
2) Sering pusing, yaitu respon dari sitem syaraf pusat akibat otak yang mengalami
kekurangan pasokan oksigen dan memerlukan energi yang banyak
4) Nafas cepat dan sesak nafas, yaitu respon dari sistem kardiovaskular, jika
hemoglobin berkurang, maka kebutuhan oksigen untuk obat jantung juga
berkurang
5). Wajah pucat merupakan respon dari jaringan epitel, hemoglobin yang
mewarnai sel darah merah menjadi merah dan akan tampak pucat.
BAB
PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN
X
1. Metode : Talquist
Alat : a. Kapas alkohol 70 % b. Blood lancet c. Kertas saring dan buku talquis
4. Prosedur kerja:
d. Setelah merata cocokkan warnanya dengan standar warna yang ada pada
buku talquis
b. Pipet pasteur
c. Blood lancet
d. Kapas
6. Prosedur :
d. Darah ditiup hati-hati ke dalam larutan HCl 0.1N dalam tabung pengencer
tanpa menimbulkan gelembung udara
e. Sebelum dikeluarkan, bilas pipet 2 sampai 3 kali kedalam larutan HCl 0.1N
dengan menghisap dan meniup HCl 0.1N ke dalam tabung pengencer
f. Campurlah darah dengan HCl 0.1 N g. Encerkan dengan aquadest tetes demi
tetes sambil điaduk sampai đidapatkan warna yang sama dengan warna
standar
7. Harga nỏmal :
a. Wanita : 11 - 15 gr/dl
b. Pria : 13 - 17 gr/d
c. Bayi : 17 - 23 gr/dl
Catatan : Pemeriksaan kadar hemoglobin metode sahli ini sudah mulai
ditinggalkan karena tingkat akurasinya yang belum optimal , karena alat ini
tidak distandarisasi ulang
2. Prinsip :
Larutan CuSO4 Bj 1.053 Larutan ini setara dengan kadar hemoglobin 12.5
gr/dl Pada pemeriksaan kadar Hb, tetesan darah harus “TENGGELAM”.
Larutan CuSO4 Bj 1.062 Larutan ini setara dengan kadar hemoglobin 16.9
gr/dl Pada pemeriksaan kadar Hb, tetesan darah harus “TERAPUNG”
F. Alat :
Backer glass ukuran 50 ml.
Blood lancet
Capillary tube Kassa Steril Alkohol Swab
G. Reagen :
CuSO4 BJ 1.053
CuSO4 BJ 1.062
5. Cara Kerja :
d. Desinfeksi ujung jari donor dengan alkohol swab, Dengan cara dari ujung
jari menuju ke pangkal jari
f. Usap jari donor dengan kassa steril dari ujung jari menuju ke pangkal jari
g. Ambil darah donor dengan menggunakan capilari tube dari lubang yang
ada anticoagulant heparin ( warna merah ) sampai hampir penuh.
h. Teteskan darah kapiler posisi tegak lurus dengan jarak tetesan ±2-3 cm dari
permukaan larutan masing-masing 1 tetes ke dalam 2 jenis larutan tersebut.
A. Pengertian Leukosit
Leukosit merupakan sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan
hemopoetik untuk jenis bergranula (polimorfonuklear) dan jaringan limpatik
untuk jenis tak bergranula (mononuklear), berfungsi dalam sistem pertahanan
tubuh terhadap infeksi.
B. Jenis-Jenis Leukosit
Leukosit terdiri dari 2 kategori yaitu granulosit dan agranulosit.
b. Agranulosit, merupakan bagian dari sel darah putih dimana mempunyai inti
sel satu lobus dan sitoplasmanya tidak bergranula. Leukosit yang termasuk
agranulosit adalah limfosit, dan monosit.
1. Neutrofil
Neutrofil berukuran sekitar 14 μm, granulanya berbentuk butiran halus
tipis dengan sifat netral sehingga terjadi percampuran warna asam (eosin) dan
warna basa (metilen biru), sedang pada granula menghasilkan warna ungu
atau merah muda yang samar. Neutrofil berfungsi sebagai garis pertahanan
tubuh terhadap zat asing terutama terhadap bakteri. Bersifat fagosit dan dapat
masuk ke dalam jaringan yang terinfeksi. Sirkulasi neutrofil dalam darah
yaitu sekitar 10 jam dan dapat hidup selama 1-4 hari pada saat berada dalam
jaringan ekstravaskuler.
Neutrofil adalah jenis sel leukosit yang paling banyak yaitu sekitar 50-
70% diantara sel leukosit yang lain. Ada dua macam netrofil yaitu neutrofil
batang (stab) dan neutrofil segmen (polimorfonuklear). Perbedaan dari
keduanya yaitu neutrofil batang merupakan bentuk muda dari neutrofil
segmen sering disebut sebagai neutrofil tapal kuda karena mempunyai inti
berbentuk seperti tapal kuda. Seiring dengan proses pematangan, bentuk
intinya akan bersegmen dan akan menjadi neutrofil segmen. Sel neutrofil
mempunyai sitoplasma luas berwarna pink pucat dan granula halus berwarna
ungu.
2. Eosinofil
3. Basofil
Basofil adalah jenis leukosit yang paling sedikit jumlahnya yaitu kira-
kira kurang dari 2% dari jumlah keseluruhan leukosit. Sel ini memiliki ukuran
sekitar 14 μm, granula memiliki ukuran bervariasi dengan susunan tidak
teratur hingga menutupi nukleus dan bersifat azrofilik sehingga berwarna
gelap jika dilakukan pewarnaan Giemsa. Basofil memiliki granula kasar
berwarna ungu atau biru tua dan seringkali menutupi inti sel, dan bersegmen.
Warna kebiruan disebabkan karena banyaknya granula yang berisi
histamin, yaitu suatu senyawa amina biogenik yang merupakan metabolit dari
asam amino histidin. Basofil jarang ditemukan dalam darah normal. Selama
proses peradangan akan menghasilkan senyawa kimia berupa heparin,
histamin, beradikinin dan serotonin. Basofil berperan dalam reaksi
hipersensitifitas yang berhubungan dengan imunoglobulin E (IgE) 4. Monosit
Jumlah monosit kira-kira 3-8% dari total jumlah leukosit. Monosit memiliki
dua fungsi yaitu sebagai fagosit mikroorganisme (khusunya jamur dan bakteri)
serta berperan dalam reaksi imun (Kiswari,2014).
a. Monosit merupakan sel leukosit yang memiliki ukuran paling besar
yaitu sekitar 18 μm, berinti padat dan melekuk seperti ginjal atau biji
kacang, sitoplasma tidak mengandung granula dengan masa hidup 20-40
jam dalam sirkulasi. Inti biasanya eksentris, adanya lekukan yang dalam
berbentuk tapal kuda. Granula azurofil, merupakan lisosom primer, lebih
banyak tapi lebih kecil. Ditemui retikulim endoplasma sedikit. Juga
ribosom, pliribosom sedikit, banyak mitokondria.
Aparatus Golgi berkembang dengan baik, ditemukan mikrofilamen dan
mikrotubulus pada daerah identasi inti. Monosit terdapat dalam darah,
jaringan ikat dan rongga tubuh. Monosit tergolong fagositik mononuclear
(system retikuloendotel) dan mempunyai tempat-tempat reseptor pada
permukaan membrannya 5.
b. Limfosit
Limfosit adalah jenis leukosit kedua paling banyak setelah neutrofil
(20- 40% dari total leukosit). Jumlah limfosit pada anak-anak relatif lebih
banyak dibandingkan jumlah orang dewasa, dan jumlah limfosit ini akan
meningkat bila terjadi infeksi virus. Berdasarkan fungsinya limfosit dibagi
atas limfosit B dan limfosit T. Limfosit B matang pada sumsum tulang
sedangkan limfosit T matang dalam timus. Keduanya tidak dapat
dibedakan dalam pewarnaan Giemsa karena memiliki morfologi yang
sama dengan bentuk bulat dengan ukuran 12 μm. Sitoplasma sedikit
karena semua bagian sel hampir ditutupi nukleus padat dan tidak
bergranula.
Limfosit B berasal dari sel stem di dalam sumsum tulang dan tumbuh
menjadi sel plasma, yang menghasilkan antibodi. Limfosit T terbentuk jika
sel stem dari sumsum tulang pindah ke kelenjar thymus yang akan
mengalami pembelahan dan pematangan. Di dalam kelenjar thymus,
limfosit T belajar membedakan mana benda asing dan mana bukan benda
asing. Limfosit T dewasa meninggalkan kelenjar thymus dan masuk ke
dalam pembuluh getah bening dan berfungsi sebagai bagian dari sistem
pengawasan kekebalan
Bentuk inti menyerupai otak (brain like form), Warna inti kemerah-
merahan/keunguan, Kromatin tersusun lebih kasar, butir inti (nucleoli)
tidak ada, Sitoplasma, Luasnya/lebarnya relatif lebih besar kadangkadang
ada pseudopodia, Warna sitoplasma biru pucat, Perinuklear Zone tidak
ada, Granula dalam sitoplasma kadang-kadang ada granula Azurophil.
3. Bahan pemeriksan :
a. Darah kapiler
c. Dek glass
d. Mikroskop
5. Reagent :
6. Prosedur :
3) Masukkan ujung pipet dalam larutan turk sambil menahan darah pada
garis tanda tadi. Pipet dipegang dengan sudut 45º dan larutan turk dihisap
perlahan-lahan Sampai tanda 11. Hati-hatilah jangan sampai terjadi
gelembung udara.
4) Angkatlah pipet dari cairan, tutup ujung pipet dengan ujung jari lalu
lepaskan karet penghisap.
5) Kocoklah pipet itu selama 15-30 detik. Jika tidak segera akan dihitung,
letakkanlah dalam sikap horizontal.
2) Kocoklah pipet yang diisi tadi selama 3 menit terus menerus, jagalah
jangan sampai ada cairan terbuang dari dalam pipet itu waktu mengocok.
3) Buanglah cairan yang ada di dalam batang kapiler pipet (3 atau 4 tetes)
dan segeralah sentuhkan ujung pipet itu dengan sudut 30º pada permukaan
kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca penutup. Biarkan kamar
hitung itu terisi cairan perlahan-lahan dengan daya kapilaritasnya sendiri.
4) Biarkanlah kamar hitung itu selama 2 atau 3 menit agar leukosit dapat
mengendap.
a) Mulailah menghitung sel dari sudut kiri atas, terus ke kanan kemudian
turun ke bawah dan kanan kiri lalu turun lagi ke bawah dan dimulai lagi
dari kiri ke kanan. Cara seperti ini dilakukan pada keempat bidang besar.
Perhitungan :
A. Trombosit
Trombosit (keping - keping darah) merupakan hasil akhir dari trombopoiesis
dengan ciri-ciri sebagai berikut :
Berbentuk elemen paling kecil dalam sediaan hapusan darah ±1/5 –1/4 dari
besar eritrosit.
Metode : Mikrovisual
c. Dek glass
d. Mikroskop
6. Prosedur :
a. Isaplah cairan rees ecker kedalam pipet eritrosit sampai garis tanda 1 dan
buanglah lagi cairan itu
b. Isap darah sampai garis tanda 0,5 dan cairan rees ecker sampai 101.
Segeralah kocok selama 3 menit
d. Biarkan kamar hitung yang telah diisi dengan sikap datar dalam cawan petri
yang tertutup selama 10 menit agar trombosit mengendap
A. Eritrosit
Istilah lain dari eritrosit (sel darah merah) adalah normosit yang
merupakan tahapan terakhir dari eritropoiesis.
Eritrosit memiliki ciri-ciri :
Bentuk cakram berwarna merah kekuningan.
Ukuran : diameter 7 – 8 µm.
Bentuk cakram bikonkaf menyebabkan warna terang dibagian tengah
3. Bahan pemeriksaan :
a. Darah kapiler
5. Reagent :
1) Natrium sulfat 5 gr
2) Natrium chlorida 1 gr
3) Merkurichlorida 0.5 gr
4) Aquadest ad 200 ml
6. Prosedur :
3) Masukkan ujung pipet dalam larutan pengencer sambil menahan darah pada
garis tanda tadi. Pipet dipegang dengan sudut 45º dan larutan dihisap
perlahan-lahan sampai garis tanda 101. Hati-hatilah jangan sampai terjadi
gelembung udara.
4) Angkatlah pipet dari cairan, tutup ujung pipet dengan ujung jari lalu
lepaskan karet penghisap. 5) Kocoklah pipet itu selama 15-30 detik. Jika tidak
segera akan dihitung, letakkanlah dalam sikap horizontal.
2) Kocoklah pipet yang diisi tadi selama 3 menit terus menerus, jagalah
jangan sampai ada cairan terbuang dari dalam pipet itu diwaktu mengocok.
3) Buanglah cairan yang ada didalam batang kapiler pipet (3 atau 4 tetes) dan
segeralah
sentuhkan ujung pipet itu dengan sudut 30º pada permukaan kamar hitung
dengan menyinggung pinggir kaca penutup. Biarkan kamar hitung itu terisi
cairan perlahan-lahan dengan daya kapilaritasnya sendiri.
4) Biarkanlah kamar hitung itu selama 2 atau 3 menit agar eritrosit dapat
mengendap.
3) Hitunglah semua eritrosit yang terdapat dalam 5 bidang yang tersusun dari
16 bidang kecil, umpamanya pada keempat sudut bidang besar ditambah yang
ditengah-tengah. Cara menghitung sel sama seperti untuk menghitung jumlah
lekosit, yaitu mulai dari kiri kekanan kemudian dari kanan ke kiri dst.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Cetakan 12.
Bandung: Alfabeta.