Visi
Menjadi Institut yang unggul dan profesional dalam bidang kesehatan di tingkat
Misi
dan globalisasi;
4. Menjalin kerjasama yang baik dengan stakeholder mulai dari pemerintah, dunia
FAKULTAS FARMASI
Visi
Menghasilkan lulusan yang unggul dan professional dalam mutu pendidikan di bidang
Farmasi Klinis dan Komunitas serta Mikrobiologi Molekuler Klinis yang Mampu Bersaing di
Misi
Laboratorium Medik
Visi
Menjadi program studi yang unggul dan professional dalam bidang Mikrobiologi Molekuler
Misi
Laboratorium Medik.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas karunia dan izin-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Modul yang berjudul “Media dan Reagensia”
Pada kesempatan ini pula, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
mendukung dan mengarahkan kami sehingga Modul ini dapat di selesaikan dengan
baik dan bermanfaat dalam pembelajaran, kami menyadari bahwa dalam penyusunan
modul ini, masih banyak kekurangan yang di temui. Untuk itu, kami mengharapkan
adanya saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempatan Modul ini.
Akhir kata, semoga Modul ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua
terutama bagi para pembaca dan pelajar di bidang Media dan Reagensia.
DAFTAR ISI
E. ETIKET ............................................................................................................ 23
A. PENGERTIAN .................................................................................................. 85
OVERVIEW/RUANG LINGKUP
Mata kuliah Media dan Reagensia merupakan mata kuliah yang bersifat wajib
pemahaman tentang sistem prinsip dasar dan utama adalah agar mahasiswa dapat
memahami cara menguji suatu bahan dengan baik. Kegiatan yang ada di laboratorium,
dan sudah seharusnya Anda melakukan dalam menginokulasi mikroba atau biakan
mikroba yang sudah ditentukan dengan baik . Secara garis besar kita mempelajari
pengujian suatu bahan itu dengan baik dan teliti. Evaluasi belajar mahasiswa dilakukan
Kompetensi:
1. Mampu memahami tentang definisi dan mengenal bahan dari Media dan
Reagensia
hematologi
11. Mampu memahami tentang Persyaratan Reagensia dan Bahan acuan pada
laboratorium kimia
oleh dosen di depan kelas dengan berbagai alat bantu seperti LCD viewer,
print out Power Point maupun buku ajar diberikan sejak awal kuliah. Selain itu,
(untuk didiskusikan di kelas), mini quiz, dan tugas membuat resume hasil
juga dapat diakses melalui internet (eLisa). Materi tugas yang diberikan (untuk
organ tubuh termasuk fungsinya, baik melalui jurnal maupun melalui internet.
penjelasan secukupnya tentang pokok bahasan yang akan dibuat artikel dan
harus dikerjakan oleh mahasiswa selama satu semester, adalah bentuk kegiatan belajar
mahasiswa yang dipilih agar mahasiswa mampu mencapai kemampuan yang diharapkan
PENDAHULUAN BAB
I
A. LATAR BELAKANG
Hampir semua proses kimia berlangsung dalam larutan sehingga penting untuk
memahami sifat - sifatnya. Larutan adalah sesuatu yang penting bagi manusia dan
Reaksi – reaksi kimia berlangsung antara dua campuran zat, bukannya antara zat
murni.larutan pada dasarnya adalah fase yang homogen yang mengandung lebih dari
satu komponen.komponen yang terdapat dalam jumlah besar disebut pelarut atau
solvent sedangkan komponen dalam jumlah kecil disebut zat terlarut atau solute.
Konsentrasi dalam suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah solute yang ada dalam
jumlah larutan atau pelarut. Konsentrasi dapat dinyatakan dalam beberapa cara antara
kehidupan sehari hari. Tubuh manusia menyerap mineral , vitamin, dan makanan
dalam bentuk larutan. Obat obatan biasanya merupakan larutan air atau alcohol dari
senyawa fisiologis aktif. Larutan biasanya terdiri dari dua zat atau lebih yang
Konsentrasi merupakan factor penting yang menentukan cepat atau lambatnya reaksi
berarti larutan tersebut konsentrasi ringgi atau pekat. Sebaliknya bila mengandung
mengandung semua nutrien yang diperlukan oleh organisme yang akan ditumbuhkan.
kategori yaitu fisikal dan kimiawi. Aspek fisik yaitu temperatur, pH, tekanan osmotik,
kondisi udara. Aspek kimia meliputi sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfor, trace
Salah satu media pembiakan yang paling baik dan biasa digunakan adalah media
Sabouraud Dextrose Agar (SDA) karena memilki pH yang rendah (pH 4,5 sampai 5,6)
netral dengan pH 7,0 dan suhu optimum untuk pertumbuhan antara 25-300C
(Cappucino, 2014).
Media Sabouraud Dextrose Agar (SDA) merupakan media yang tersusun dari
menumbuhkan jamur. Media Sabouraud Dextrose Agar(SDA) dibuat oleh pabrik atau
perusahaan tertentu dalam sediaan siap pakai (ready for use), harganya mahal,
higroskopis dan hanya dapat diperoleh pada tempat-tempat tertentu (Aini dan Rahayu,
2015).
menjadi cair (broth) dan media padat ( agar). Perbedaan dari keduanya yaitu
dibagi menjadi 3 macam yaitu : media agar tegak (deep agar), agar miring (slants
Pada media cair prinsip utama dalam menginokulasi mikroba atau biakan adalah
Media cair merupakan media yang tidak mengandung agar, contohnya LB dan NB.
Media adalah suatu campuran bahan yang mengandung nutrisi untuk pembiakan
atau pertumbuhan, mempertahankan dan menyeleksi bakteri yang dibiakan secara invitro
(diluar tubuh) sehingga dapat dijelaskan bakterinya Sedangkan Reagensia itu sendiri
konsentrasi tertentu yang digunakan untuk mengetahui penjelasan dari suatu analisa.
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang
perhitungan jumlah mikroba maupun untuk transport specimen dari suatu tempat
molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dalam pemeriksaan
mikrobiologi, media menjadi suatu hal yang penting agar mikroba yang dapat hidup dan
menentukan bahwa mikroba yang diperiksa adalah benar-benar mikroba yang dicari atau
oksigen dan gas lain, kelembaban, pH media, suhu, serta kontaminan. Media yang baik
nitrogen, fosfat inorganic, sulfur, logam, air, dan mineral (Zimbro et al. 2009 )
Media dan Reagensia adalah suatu bidang studi yang dalam pembelajarannya
bahan.
1. Pengertian Media
dapat menimbulkan mikro organisme pada derajat keasaman dan inkubasi tertentu,
laboratorium secara invitro. Sebelum di gunakan media harus dalam keadaan steril,
a. Dalam media harus terkandung semua unsur hara yang di perlukan untuk
kebutuhan mikroba.
2. Pengertian Reagensia
Reagensia adalah larutan zat dalam komposisi dan konsentrasi tertentu yang
digunakan untuk mengenali zat lain yang belum diketahui sehingga diketahui isi zat
lain tersebut. Reagensia yang baik harus memiliki sifat : mudah didapat, bahan murni,
mudah dimurnikan, mudah pembuatannya, stabil, tahan lama, dapat membantu reaksi
reagensia berupa larutan atau bubuk yang akan digunakan untuk mereaksikan dengan
bahan uji.
Beberapa Reagensia memiliki komposisi yang unik sehingga perlu teknik atau
proses pelarutan tertentu, ada juga dengan membagi larutan terlebih dahulu kemudian
dicampur larutannya, ada juga yang teknik pelarutan menggunakan katalisator seperti
Reagensia yang telah dibuat harus diberi label dalam botolnya supaya tidak
tertukar, disertai dengan pemberian konsentrasi pada label tersebut. Botol yang
umumnya digunakan terbuat dari borosilikat berwarna gelap atau coklat agar terhindar
dari kerusakan akibat cahaya matahari langsung. Konsentrasi yang umum digunakan
misal pada Indikator menggunakan persen (%), atau larutan asam basa menggunakan
Apabila reagensia yang telah rusak atau telah lama dibuat, maka perlu dibuang
dan digantikan dengan yang baru. Ada beberapa reagensia yang stabil hingga
bertahun-tahun dan ada juga yang stabil hanya 1 bulan saja. Oleh sebab itu perlu
A. Pengertian
Reagensia adalah larutan zat dalam komposisi dan konsentrasi tertentu yang
digunakan untuk mengenali zat lain yang belum diketahui sehingga diketahui isi zat lain
tersebut. Reagensia yang baik harus memiliki sifat : mudah didapat, bahan murni, mudah
dimurnikan, mudah pembuatannya, stabil, tahan lama, dapat membantu reaksi kimia,
Klinik untuk melaksanakan kegiatan analisa hingga didapatkan hasil kegiatan uji. Untuk itu
Beberapa Reagensia memiliki komposisi yang unik sehingga perlu teknik atau proses
pelarutan tertentu, ada juga dengan membagi larutan terlebih dahulu kemudian dicampur
larutannya, ada juga yang teknik pelarutan menggunakan katalisator seperti pemanasan,
Reagensia yang telah dibuat harus diberi label dalam botolnya supaya tidak
tertukar, disertai dengan pemberian konsentrasi pada label tersebut. Botol yang umumnya
digunakan terbuat dari borosilikat berwarna gelap atau coklat agar terhindar dari
kerusakan akibat cahaya matahari langsung. Konsentrasi yang umum digunakan misal
pada Indikator menggunakan persen (%), atau larutan asam basa menggunakan
Apabila reagensia yang telah rusak atau telah lama dibuat, maka perlu dibuang
dan digantikan dengan yang baru. Ada beberapa reagensia yang stabil hingga bertahun-
tahun dan ada juga yang stabil hanya 1 bulan saja. Oleh sebab itu perlu pengetahuan
B. KELAS REAGENSIA
Kelas ini, kemurnian reagensia sangat rendah, tidak dapat digunakan untuk
analisa laboratorium, hanya digunakan dalam keperluan teknis saja, namun masih
Kelas ini memiliki kemurnian yang disyaratkan oleh farmakope. Reagensia ini
kurang cocok untuk keperluan analisa di laboratorium karena masih kurang murni.
c. Kelas ini memiliki kemurnian yang sangat tinggi, cocok untuk digunakan dalam
Kelas ini hampir sama dengan kelas chemical pure, merupakan kelas yang sangat
murni, sangat cocok untuk keperluan analisis, memiliki kemurnian diatas 99,99%
C. JENIS REAGENSIA
1. Reagensia Komersial
1. Keuntungan
Dapat dibuat segar sehingga penundaan dan kerusakan, baik dalam transportasi
Bila timbul masalah mengenai reagen dan standar, dapat diketahui penyebabnya
Bila reagensia terkontaminasi atau rusak, dapat segera diganti dengan yang baru
2. Kerugian
Sulit di standarisasi
E. ETIKET
Setiap reagensia yang dibuat selalu tercantum tulisan beserta petunjuk yang biasa
disebut sebagai etiket. Etiket yang harus dicantum pada reagensia yang baru saja dibuat
meliputi :
1. Nama Reagensia
3. Tanggal Pembuatan
4. Tanggal Pemakaian
5. Batas kadaluarsa
6. Pembuat Reagensia
7. Petunjuk Lainnya
Sebaiknya etiket terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak terutama akibat
terkena reagensia tersebut, merekat kuat, mudah dilepas atau dibersihkan dan mudah
dibaca. Botol yang digunakan sebaiknya terbuat dari kaca, lebih baik berwarna coklat atau
A. PENGERTIAN MEDIA
molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media
pertumbuhan dapat dilakukan isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga
karena bakteri yang berbeda memerlukan kebutuhan akan nutrisi yang berbeda pula,
vitamin dan zat pengatur tumbuh (ZPT). Selain itu dapat pula ditambahkan komponen
B. SYARAT-SYARAT MEDIA
Media harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroba
sesuai
DIANTARANYA:
Isolasi
Memperbanyak
Menyimpan mikroba
a. Bahan dasar
2. Agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit
didegradasi oleh mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada suhu 45°C.
adalah lebih banyak jenis mikroba yang mampu menguraikannya dibanding agar.
4. Silica gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga sebagai
pemadat media. Silica gel khusus digunakan untuk memadatkan media bagi
7. Sumber karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa senyawa organik atau
karbon organik antara lain dari karbohidrat, lemak, protein dan asam organik.
8. Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen lain
b. Bahan tambahan
1. Peptone, peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti otot,
2. Meat extract. Meat extract mengandung basa organik terbuat dari otak.limpa,
atau pembuat alcohol. Yeast extract mengandung asam amino yang lengkap &
vitamin (Bcomplex).
amino dan gas dari karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya digunakan
Oleh karena bakteri yang berbeda memerlukan kebutuhan akan nutrisi yang berbeda
Media perbenihan terdiri dari dua bentuk yaitu bentuk cair dan padat (agar).
Media padat dibuat dengan penambahan bahan pengeras pada campuran bahan
gizi dan air. Biasanya digunakan agarosa yang memiliki sifat cair pada suhu ≥ 95°C
tetapi berbentuk padat pada suhu dibawah 50°C. Dengan kondisi inkubasi yang
sesuai bakteri dapat tumbuh dan berkembang dalam jumlah yang banyak sehingga
kelompok yang terdiri dari satu jenis bakteri yang disebut koloni, dengan kata lain
dalam satu koloni adalah bakteri yang sama genus dan spesiesnya memiliki
karakteristik gen dan fenotip yang sama. Pembiakan bakteri yang terdiri dari satu
macam koloni yang seragam disebut dengan pembiakan murni. Pembiakan yang
yang sama ketika ditanam pada media identifikasi. Salah satu contoh media padat,
yaitu;
PCA digunakan sebagai medium untuk mikroba aerobik dengan inokulasi di atas
hydrolisate, yeast extract, dextrose, agar) hingga membentuk suspensi 22.5 g/L
kemudian disterilisasi pada autoklaf (15 menit pada suhu 121°C). Media PCA ini baik
dan substansi nitrogen komplek lainnya serta ekstrak yeast mensuplai vitamin B
kompleks.Medium padat memiliki struktur fisik (kaldu tidak memiliki struktur) dan ini
memungkinkan bakteri tumbuh di informatif atau berguna cara fisik (misalnya, sebagai
koloni atau dalam garis). Solid media biasanya digunakan sebagai miring, menusuk,
Pada media cair, bahan-bahan gizi dilarutkan dalam air sehingga pertumbuhan bakteri
ditandai dengan perubahan warna madia menjadi keruh, semakin banyak bakteri
tumbuh akan semakin keruh larutan. Salah satu contoh media cair yaitu;
TSB adalah media broth diperkaya untuk tujuan umum, untuk isolasi, dan
bakteri patogen.
Media TSB mengandung kasein dan pepton kedelai yang menyediakan asam amino
dan substansi nitrogen lainnya yang membuatnya menjadi media bernutrisi untuk
Escherichia coli atau sel-sel E.coli dapat tumbuh pada padat atau dalam medium
pertumbuhan cair di bawah kondisi laboratorium. Padat dan media cair mungkin
memiliki komposisi yang sama persis kecuali bahwa media padat berisi agar-agar
1.5% ekstra. Klon E.coli yang berbeda mungkin memiliki sifat yang berbeda. Koloni
yang tumbuh pada media padat merupakan klon yang berbeda. Koloni ini digunakan
untuk seleksi klon di kloning DNA dan ekspresi protein dalam studi biologi molekuler.
Sebuah klon E.coli yang dipilih dapat ditanam dalam jumlah besar dalam media cair.
Sebuah media cair sering digunakan untuk DNA plasmid dan produksi protein
rekombinan. E.coli sel memiliki sifat pertumbuhan yang berbeda di dalam media padat
atau cair meskipun mereka memiliki komposisi yang sama kecuali agar. Sebagai
contoh, sel-sel E.coli dapat tumbuh di piring medium padat pada pH 11, tetapi mereka
tidak dapat tumbuh dalam media cair dengan pH 9 atau lebih tinggi. Semua kondisi
pertumbuhan dibahas dibawah ini hanya berkaitan dengan media cair kecuali jika
dinyatakan lain.
Media selektif (selective medium) /media penghambat aalah media yang ditambah
zat kimia tertentu yang bersifat selektif untuk mencegah pertumbuhan mikroba lain
sehingga dapat mengisolasi mikroba tertentu, misalnya media yang mengandung kristal
violet pada kadar tertentu, dapat mencegah pertumbuhan bakteri gram positif tanpa
Media ini selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media
Amphisilin untuk merangsang E.coli resisten antibotik dan menghambat kontaminan yang
peka, Ampiciline Salt broth yang ditambah NaCl 4% untuk membunuh Streptococcus
agalactiae yang toleran terhadap garam.Media ini dipakai untuk menyeleksi mikrorganisme
sesuai dengan yang diinginkan, jadi hanya satu jenis mikrorganisme saja yang dapat
tumbuh dalam media ini atau hanya satu kelompok tertentu saja.
Contohnya :
MacConkeyAgar(MCA)
Media selektif untuk isolasi dan identifikasi bakteri Gram negatif terutama
pH 6.9 - 7.4
(berkoloni merah muda) dengan yang nonfermentasi (tidak berwarna). NaCl yang
terkandung dpt menghambat koloni bakteri proteus. Koloni salmonella halus dan tak
memfermentasi lak-tosa, karena media ini mengandung laktosa, crystal violet dan neutral
mempermudah absorpsi neutral red untuk mengubah koloni menjadi merah bata. Koloni
lain (S. aureus; P. aeruginosa dan Salmonella), bila tumbuh tidak akan berwarna karena
tidak mampu memfermentasi laktosa. Mikroba lain yang dapat tumbuh pada media ini
Mac Conkey agar adalah medium kultur yang dirancang untuk tumbuh bakteri gram
negatif dan noda mereka untuk fermentasi laktosa. Dalam media ini Enterobacteriaceae
dan bakteri gram negatif dan membedakan mereka ke dalam fermentor laktosa dan non-
laktosa fermentor. Kehadiran garam empedu dan kristal ungu akan menghambat
Ph 7.0 - 7.2
Media tidak boleh digunakan jika ada tanda-tanda kontaminasi, kemerosotan (menyusut,
retak, atau perubahan warna) atau jika tanggal kadaluarsa telah berlalu). Termasuk agar
padat
Metilena Eosin-agar biru adalah selektif, diferensial media yang digunakan untuk
isolasi dan identifikasi bakteri gram negatif. Eosin Y dan pewarna biru metilena
gram negatif. Laktosa dan sukrosa dimasukkan untuk memungkinkan diferensiasi isolat
tetes. Sukrosa didirikan sebagai berfungsi sebagai alternatif lain sumber karbohidrat untuk
untuk memilah mikroba yang memfermentasi laktosa seperti E. coli dengan mikroba yang
gelap dengan kilap logam, sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya tidak
tersebut. Bagaimanapun media ini sangat baik untuk mengkonfirmasi bahwa kontaminan
tersebut adalah E Colli. Pada EMB jika E.coli tumbuh ini akan memberikan kemilau hijau
metalik khas (karena sifat metachromatic pewarna, E.coli gerakan menggunakan flagela,
Beberapa spesies Citrobacter, dan Enterobacter juga akan bereaksi dengan cara ini
untuk EMB. Coli-jenis koloni sangat gelap, hampir hitam, kalau diamati secara langsung
terhadap cahaya. Oleh pantulan cahaya kemilau hijau dapat dilihat yang disebabkan oleh
Escherichia coli Biru-hitam, gelap yang berpusat koloni dengan hijau, kilau metalik
Dilarutkan kedalam 1000 ml air. Panaskan sampai mendidih. Dinginkan pada 450C –
Contoh bakteri yang dpt tumbuh pada agar TCBS beserta karakteristiknya
7.0 - 7.2
Mempunyai sifat katalase positif dan oksidase negatif serta mudah tumbuh pada
kebanyakan media. Media Salmonella Shigella Agar Media SSA dilarutkan ke dalam 1000
Pengujian Salmonella juga memerlukan tahapan yang cukup panjang dan hanya
Uji Salmonella umumnya didahului dengan tahap pre-enrichment pada medium kaya untuk
Shigella berwarna
B: Escherichia coli
C: Salmonella sp.
D: Proteus mirabilis
E : Pseudomona aeruginosa.
B. SYARAT MEDIA
3. Sebelum dan sesudah praktikum meja kerja dan tangan disemprotkan alkohol
70%.
6. Menggunakan masker.
Reagen laboratorium adalah alat laboratorium yang berupa cairan yang digunakan
Reagen laboratorium adalah zat atau senyawa kimia yang ditambahkan dengan tujuan
untuk membawa tentang reaksi kimia atau ditambahkan untuk melihat jika reaksi terjadi.
Selain istilah reagen, ada juga istilah reaktan namun istilah reaktan diartikan sebagai zat
Zat atau dua zat yang dicampurkan tersebut akan membuat, mengukur dan
1. Collins Reagen Laboratorium adalah reagen yang digunakan untuk membantu berbagai
dimanfaatkan untuk membasmi sesuatu tertentu yang alami dan organic bahan kimia
3. Fehling Reagen Laboratorium adalah larutan natrium hidroksida, tembaga sulfat dan
kalium natrium tartrat yang secara khusus digunakan untuk menguji kandungan aldehida
4. Grignard Reagen Laboratorium adalah reagan untuk dibuat ketika menggunakan respon
yang dihasilkan dari campuran alkil dan magnesium. Hampir semua senyawa organik
memerlukan ini untuk reaksi kimia tertentu untuk membuat ikatan karbon-karbon.
5. Millon Reagen Laboratorium adalah cairan reagen investigasi dalam jenis yang unik
yang dibuat dengan mencairkan logam Merkurius dengan asam nitrat dan kemudian
menyiram turun untuk mendapatkan suatu kepadatan yang diinginkan. Jenis ini adalah zat
Reaksi kimia itu prosesnya memerlukan pelarut dan katalis. Katalis tetap tidak
akan berubah setelah setiap reaksi namun harus benar-benar mengubah waktu reaksi
akan terjadi. Sedangkan pelarut di sini adalah zat yang mengurangi padat dan
menghasilkan jenis solusi. Fungsi lain dari reagen ini adalah dapat digunakan dalam
Beberapa contoh berikut ini adalah reagen atau larutan khusus yang ada di
laboratorium:
Cara pembuatannya adalah dengan memasukkan 70 gr dalam 1 liter air yang telah
dididihkan, lalu kocok sampai larutan menjadi jenuh. Setelah jenuh, ambil larutan yang
jernih.
Masukkan 25 ml Brom dalam 500 ml air, kemudian kocok secara hati-hati hingga
larutan Brom larut. Berhati-hatilah karena air Brom yang terkena tangan dapat
Cara mendapatkan larutan ini adalah campurkan 2 gr Amilum dengan 0,01 gr dan
tambahkan sedikit air dingin. Kemudian aduk hingga menjadi pasta. Setelah itu
encerkan dengan air mendidih sampai sebanyak 1 liter. Lalu didihkan larutan itu
selama beberapa menit. Setelah itu dinginkan dan simpan larutan dalam botol reagen.
Cara pembuatan larutan melarutkan 2,2 gram Orsin ke dalam 100 ml Asam Asetat
Cara pembuatan adalah dengan mencampurkan satu bagian pekat dengan tiga
7. Hematoksilin yaitu untuk membedakan bagian bagian dari sel dan jaringan
Caranya 2 gram Hematoksilin dalam 100 ml Alkohol. Lalu tambahkan 100 ml air, 100
ml gliserol, 10 ml Asam asetat glacial, dan kalium aluminium sulfat berlebih. Setelah
itu biarkan dalam botol terbuka di bawah sinar matahari hingga warnanya berubah
merah tua. Biasanya reagen lugol ini dibuat dalam larutan kalium iodide (KI), hal ini
disebabkan karena lod sendiri susah larut di dalam air. Kemudian larutkan 12,7 gram
dan 10 gram KI ke dalam 100 ml air. Lalu larutan yang terjadi dibuat 1 liter dengan
menambahkan air.
Cara membuatnya pun mudah yaitu larutkan 5 gram Alfanaftol dalam 100 ml Alkohol
atau Kloroform.
Caranya yaitu melarutkan 5 gram ke dalam 100 ml air. Kemudian didihkan larutan
tersebut. dengan menambahkan larutan NaOH, sehingga tida terjadi lagi endapan.
Saring dan cuci endapan sampai bersih. Terakhir, larutkan endapan ini dalam sedikit
larutan amonia 4 M.
A. PENGERTIAN REAGEN
Kata- kata “ reagen” dan “reaktan” dapat digunakan secara bergantian. Reaksi kimia
dapat terjadi ketika dua atau lebih reaktan digabungkan bersama. Reaktan harus hadir
untuk menciptakan reaksi kimia, tanpa mereka tidak akan ada reaksi. Pelarut dan katalis
tetap tidak berubah setelah setiap reaksi tapi benar-benar mengubah waktu reaksi yang
akan terjadi. Pelarut adalah zat yang mengurangi padat dan menghasilkan jenis solusi.
Beberapa reagen digunakan sebagai komponen dasar dalam biologi molekuler yang
spesifik. Beberapa reagen lain juga digunakan dalam kit dan tes yang digunakan untuk
mendeteksi organisme yang lain. Reagen biasanya dimaksudkan untuk tujuan penelitian,
bahan baku dalam biologi molekuler, penggunaan forensic, tesd arah, imunologi dan
farmasi proses.
Reagen adalah bahan yang menyebabkan atau bahan yang dikonsumsi dalam suatu
reaksi kimia dan juga berperan dalam reaksi kimia yang digunakan untuk menunjukkan
kemurnian pada zat kimia yang cukup untuk sebuah percobaan. Tetapi sebuah reagen air
tidak boleh mengandung banyak ketidak murniaan seperti ion natrium, klorida atau bakteri.
Reagen memiliki banyak kegunaan dan sebagian besar melibatkan nyawa aplikasi. Zat
atau dua zat membuat, mengukur, membangun keberadaan reaksi kimia dengan bantuan
reagen.
Uji Kualitas Reagen adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan
oleh setiap laboratorium terhadap reagen secara terus-menerus agar diperoleh hasil
pemeriksaan yang tepat. Pengendalian kualitas reagen seperti semua produk lain yang
digunakan dalam pengujian reagen baik dibeli atau dikupas di laboratorium, harus secara
jelas tanggal dimana mereka pertama kali membuka. Setiap reagen harus diuji untuk
memastikan reaksi yang diharapkan diperoleh. Jika reagen adalah produk langka, mahal,
atau sulit untuk mendapatkan seperti antiserum diagnostik, tidak perlu harus dibuang pada
tanggal kedaluwarsa. Jika memuaskan sensitivitas dan spesifisitas masih dapat diverifikasi
label botol tanggal verifikasi kualitas reagent. Semua reagen harus diuji untuk kualitas
pada interval ditetapkan oleh masing-masing laboratorium untuk memastikan bahwa tidak
Reagen yang digunakan di laboratorium ada yang dapat dibuat sendiri dan ada yang
sudah jadi/komersial.Baik reagen yang dibuat sendiri maupun yang komersial mempunyai
persyaratan-persyaratan tertentu.
pembuatan larutan standar kalibrasi dan titrasi harus dikeringkan terlebih dahulu
dalam oven dengan suhu 105°C–110°C minimal 1-2 jam, sebaiknya satu malam.
Kemudian dinginkan sampai suhu kamar dalam desikator, timbang dalam jumlah
2) Untuk garam hidrat (mengandung molekul air) cukup dikeringkan dalam desikator
untuk pemeriksaan kalsium dan klorida, sedangkan air yang mengandung banyak
3) Larutan kerja sifatnya tidak tahan lama sehingga harus dibuat secukupnya sesuai
(larutan induk).
Label yang berisikannama reagen (rumus kimia), tanggal pembuatan dan paraf
pembuat.
Reagen tertentu tidak boleh disimpan berdekatan atau dicampur karena dapat
bereaksi.
Misalnya tidak boleh terkena paparan cahaya, harus pada suhu ruangan, suhu
1) Etiket/label wadah
Umumnya pada reagen komersial sudah tercantum nama atau kode bahan,
tanggal produksi dan batas kadaluwarsa serta nomor batch reagen tersebut.
2) Batas kadaluwarsa
Program Studi Teknologi Laboratorium Medik 46
Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam
Modul Bahasa Indonesia
kondisi baik dan belum pernah dibuka, karena reagen yang wadahnya sudah
pernah dibuka mempunyai masa daluwarsa lebih pendek dari reagen yang belum
dibuka.
3) Keadaan fisik
Kemasan harus dalam keadaan utuh, isi tidak mengeras dan tidak ada perubahan
warna.
Bahan kontrol merupakan bahan yang digunakan untuk memantau ketetapan suatu
kita juga perlu melakukan upaya pengujian terhadap kualitas reagent yang kita gunakan
Khusus untuk reagent di laboratorium Mikrobiologi berikut adalah daftar jenis larutan
1. Pewarna gram
E.Coli = Basil/cocci
S. aureus = Berfluoresensi
4. Pewarna Giemsa
5. Larutan Jodium
6. Pewarna Spora
lain/counter stain
7. Basitracin disc
8. Catalase
9. ONPG
S. Mitis
11. Oxidase
12. Coagulase
13. Indole
1. Bahan kimia anhidrat, tidak mengandung molekul air yang digunakan untuk
larutan standar kalibrasi dan titrasi harus dikeringkan terlebih dahulu dalam oven
Pada waktu pengenceran harus diperhatikan kualitas aquadest yang dipakai. Air
kalsium, dan klorida sedangkan air yang mengandung banyak logam akan
3. Larutan kerja sifatnya tidak tahan lama, sehingga harus dibuat secukupnya sesuai
5. Wadah reagen harus diberi etiket sehingga dapat mengetahui rumus kimia
warna).
A. PENGERTIAN REAGEN
Kata- kata “ reagen” dan “reaktan” dapat digunakan secara bergantian. Reaksi
kimia dapat terjadi ketika dua atau lebih reaktan digabungkan bersama. Reaktan harus
hadir untuk menciptakan reaksi kimia, tanpa mereka tidak akan ada reaksi. Pelarut
dan katalis tetap tidak berubah setelah setiap reaksi tapi benar-benar mengubah
waktu reaksi yang akan terjadi. Pelarut adalah zat yang mengurangi padat dan
menghasilkan jenis solusi. Reagen dapat digunakan dalam pengujian bahan kimia.
yang spesifik. Beberapa reagen lain juga digunakan dalam kit dan tes yang digunakan
untuk mendeteksi organisme yang lain. Reagen biasanya dimaksudkan untuk tujuan
penelitian, bahan baku dalam biologi molekuler, penggunaan forensic, tesd arah,
Reagen adalah bahan yang menyebabkan atau bahan yang dikonsumsi dalam
suatu reaksi kimia dan juga berperan dalam reaksi kimia yang digunakan untuk
menunjukkan kemurnian pada zat kimia yang cukup untuk sebuah percobaan. Tetapi
sebuah reagen air tidak boleh mengandung banyak ketidak murniaan seperti ion
aplikasi. Zat atau dua zat membuat, mengukur, membangun keberadaan reaksi kimia
B. MACAM-MACAM REAGEN
a. Reagen Alami
1. Fenton Reagen
reagen gaya analitis reagen dimanfaatkan untuk membasmi tertentu alami dan
2. Grignard Reagen
Reagen ini biasa dibuat ketika menggunakan respon yang di hasilkan campuran
3. Fehling Reagen
Larutan ini berupa natrium hidroksida, tembaga sulfat dan kalium natrium tartrat
yang kusus digunakan untuk menguji kehadiran aldehida dan gula dalam zat
4. Collins reagen
reagen ini digunakan untuk membantu beberapa zat-zat yang kompleks dan
b. Reagen Kimia
Reagen yang dibuat oleh tangan manusia untuk kepentingan orang banyak Konsentrasi
kuantitas zat terlarut dalam suatu pelarut atau larutan. Terdapat berbagai cara yang
Persen masa dan volum adalah cara paling sederhana untuk menyatakan konsentras
suatu larutan dengan membandingkan massa atau volum masing-masing bagian. Cara
Contohnya, jika melarutkan 0,9 gram NaCl dalam 100 ml air, maka kita menuliskan larutan
2. Bagian per juta, bagian Per Miliar, dan Bagian per triliun
Cara lain untuk menuliskan konsentrasi suatu larutan yang konsentrasinya sangat kecil
adalah dengan per juta, per miliar, per triliun. Prinsip yang digunakan pada dasarnya
adalah persen massa dengan konsentrasi kecil. Cara pernyataan seperti ini banyak
xA = nA atau xB = nB
nA + nB nA + nB
nA : mol zat A
nB : Mol Zat B
fraksi mol (i) merupakan perbandingan mol dari pelarut atau zat terlarut nilai
total fraksi mol zat terlarut dan pelarut haruslah sama dengan . Sementara itu persen mol
4. Molalitas
molekul zat yang dilarutkan dan pelarut,sedangkan pada molar sistem perbandingan ini
berubah-ubah.
Rumus:
keterangan : m : molalitas
5. Molaritas
Satu molar, atau 1 M suatu larutan didefinisikan sebagai 1 mol suaru zat terlarut di dalam 1
Rumus:
Program Studi Teknologi Laboratorium Medik 49
Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam
Modul Bahasa Indonesia
p : massa jenis
% : persentase
C. KEGUNAAN REAGEN
3. Digunakan untuk mendeteksi organisme lain yang sulit untuk ditemukan dengan
5. Dapat digunakan untuk berbagai tujuan penelitian seperti : tes darah, imunologi,
2. Hitung mol yang tersedia dari setiap reaktan dalam reaksi kimia
3. Gunakan persamaan reaksi setara untuk menentukan rasio mol dari reaktan
4. Bandingkan mol yang tersedia dari tiap reaktan ke mol yang diperlukan untuk
5. Reagan pembatan adalah rektan yang benar benar habis digunakan. Akan ada
beberapa mol reaktan yang tersisa setelah reaksi selesai, yang disebut pereaksi
berlebih.
E. PEMBUATAN REAGEN
pembuatan sediaan berupa larutan asam encer dari asam pekatnya merupakan
dapat disesuaikan dengan sifatnya, yakni sebagai sediaan baik untuk tujuan kualitatif
ataupun untuk tujuan kuantitatif. Berikut ini konsentrasi dari larutan asam yag sering
dikemas :
Asam asetat 3 M ; 3 N
Akuades 826 ml
Asam fosfat 3 M ; 9 N
Akuades 774 ml
Larutan basa encer dibuat dari padatan basa (kecuali NH4OH berfasa cair).
Sifat larutan ini mudah menyerap gas CO2 (dari udara), larutan NH4OH mudah
mengurai, dan basa kuat dapat bereaksi dengan kaca. Berikut larutan basa encer
yang dibuat :
Amonium hidroksida 3 M ; 3 N
Akuades 400 ml
Siapkan 400 ml air didalam botol 600 ml kemudian di tuangi dengan 102 ml NH4OH
NH4Cl 26,7 g
Akuades
Larutkan dulu dengan 200 ml akuades, kemudian encerkan sampai volum larutan
500ml.
BaCl2.2H2O 30,5 g
Akuades
(aduk) kristal melarut semua, kemudian encerkan sampai volum larutan menjadi 500
Akuades 200 ml
Anilin 1,8 m
Masukkan ke dalam gelas kimia yang berukuran 400 ml yang berisi 200 ml akuades
masukkan asam oksalat, aduk agar melarut. Saat melarutkan, tambahkan anilin, dan
sambalpengadukanditeruskan
MENJADI:
Reagen tingkat analitis adalah reagen yang terdiri atas zat-zat kimia yang mempunyai
kemurnian sangat tinggi. Kemurnian zat-zat tersebut dianalisis dan dicantumkan pada
Zat kimia lain tersedia dalam tingkatan dan penggunaan yang berbeda, yaitu:
dipakai rutin. Tidak adanya zat-zat pengotor pada satu lot tidak berarti lot-lot
tingkat komersial (commercial grade). merupakan kadar zat kimia yang bebas
tingkat teknis (technical grade). umumnya zat kimia dalam tingkatan ini
Zat kimia yang digunakan di Laboratorium Klinik ialah zat kimia tingkat analitis atau
beberapa bahan kimia organik pada tingkat kemurnian kimiawi yang telah melewati
tahap pengujian sebelum dipakai rutin. Ketiga jenis tingkatan zat kimia lainnya tidak
2. reagen jadi (komersial) reagen jadi adalah reagen yang dibuat oleh
pabrik/produsen.
C. JENIS REAGEN
Reagen kimia basah (wet chemistry) bentuknya bisa berupa liofilisat, bubuk dan
siap pakai.
Reagen kimia kering (dry chmeistry) bentuk bisa berupa cip, catridge yang siap
reagen.
D. KONDISI REAGEN
Hal yang perlu diperhatikan pada reagen sebelum melakukan pemeriksaan antara lain
Etiket/label/wadah
Batas kadaluarsa
Perhatikan stabilitas reagen. Untuk reagen yang sudah dibuka masa stabilitasnya
Kemasan harus dalam keadaan utuh, isi tidak mengeras dan tidak ada perubahan
warna
Suhu penyimpanan
Media dan Reagensia adalah suatu bidang studi yang dalam pembelajaran nya
bahan. Media adalah suatu campuran bahan yang mengandung nutrisi untuk
pembiakan atau pertumbuhan. Sedangkan, Reagensia adalah suatu zat atau senyawa
atau larutan dalam konsentrasi tertentu yang digunakan untuk mengetahui penjelasan
B. LABORATORIUM HEMATOLOGI
keadaan darah dan komponen-komponen nya. Darah terdiri dari bagian padat yaitu
sel darah merah, sel darah putih trombosit dan bagian cairan yang berwarna
kekuningan disebut plasma Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kelainan dari
kuantitas dan kualitas sel darah merah, sel darah putih, trombosit, serta menguji
perubahan yang terjadi pada plasma yang terutama berperan pada proses
pembekuan darah.
Hemoglobin), Hematokrit, Leukosit (White Blood Cells), Eritrosit (Red Blood Cells).
Trombosit (Platelet). Hitung jenis leukosit, Fibrinogen, MCV ( Mean RBC Volume),
MCH (Mean RBC Hb), MCHC (Mean RBC Hb concentration), RDW ( Red Distribution
. Fungsinya sebagai disinfektan pada saat pengambilan darah. Kapas sebagai alat untuk
Perhitungan :
V1.C1 = V2.C2
100.70% = 96. V2
V2 = 7000/96
Cara pembuatan :
Fungsinya untuk pemeriksaan daya tahan osmotik dan sebagai antikoagulan Komposisi:
Perhitungan: NaCl 0,9% 0,9/100 x 100-0,9 gram Cara pembuatan: - Timbang NaCl 0,9
Komposisi: Natrium sitrat 3,8 gram dan Aquadest add 100 ml • Perhitungan: Natrium sitrat
Cara pembuatan
Cara pembuatan:
Untuk membuat larutan menjadi BJ-1053 maka larutan tadi diambil sebanyak 26
ml
homogenkan
Komposisi:
Cara pembuatan
Komposisi:
Aquadest 100 ml
Cara pembuatan
Timbang Na2SO4 sebanyak 2,5 gram, NaCl 0.5 gram,HgCl₂ sebanyak 0.25 gram
Addkan dengan aquadest sampai 100 ml, homogenkan Masukkan ke dalam botol
Komposisi:
Aquadest 100 ml
Cara pembuatan:
Timbang Na₂SO, sebanyak 0.25 gram Masukkan semua bahan ke dalam beaker
glass
REAGENSIA IODOMETRI
BAB
XI
A. PENGERTIAN
Iodometri adalah analisa titrimetrik yang secara tidak langsung untuk zat yang
bersifat oksidator seperti besi III, tembaga II,Kalium Permanganat dimana zat ini akan
mengoksidasi iodida yang ditambahkan membentuk iodin. Iodin yang terbentuk akan
ditentukn dengan menggunakan larutan baku tiosulfat .Pada titrasi iodometri, analit yang
dipakai adalah oksidator yang dapat bereaksi dengan I- (iodide) untuk menghasilkan I2, I2
yang terbentuk secara kuantitatif dapat dititrasi dengan larutan tiosulfat. Dari pengertian
diatas maka titrasi iodometri adalah dapat dikategorikan sebagai titrasi kembali.
oksidator dapat ditentukan dengan reduktor. Reduktor yang lazim dipakai untuk penentuan
oksidator adalah kalium iodida, ion titanium(III), ion besi(II), dan ion vanadium(II). Cara
titrasi redoks yang menggunakan larutan iodium sebagai pentiter disebut iodimetri,
Dalam proses analitik, iodium digunakan sebagai pereaksi oksidasi (iodimetri) dan
ion iodida digunakan sebagai pereaksi reduksi (iodometri). Relatif beberapa zat
merupakan pereaksi reduksi yang cukup kuat untuk dititrasi secara langsung dengan
iodium.Maka jumlah penentuan iodimetrik adalah sedikit. Akan tetapi banyak pereaksi
oksidasi cukup kuat untuk bereaksi sempurna dengan ion iodida, dan ada banyak
penggunaan proses iodometrik. Suatu kelebihan ion iodida ditambahkan kepada pereaksi
oksidasi yang ditentukan, dengan pembebasan iodium, yang kemudian dititrasi dengan
larutan natrium tiosulfat.Reaksi antara iodium dan tiosulfat berlangsung secara sempurna
Iodium hanya sedikit larut dalam air (0,00134 mol per liter pada 25 0C), tetapi agak
larut dalam larutan yang mengandung ion iodida. Larutan iodium standar dapat dibuat
pekat, yang ditimbang dengan teliti sebelum dan sesudah penembahan iodium.Akan tetapi
biasanya larutan distandarisasikan terhadap suatu standar primer, As 2O3 yang paling biasa
digunakan.
distandarisasi terhadap standar primer.Larutan natrium tiosulfat tidak stabil untuk waktu
yang lama.Sejumlah zat padat digunakan sebagai standar primer untuk larutan natrium
tiosulfat.Iodium murni merupakan standar yang paling nyata, tetapi jarang digunakan
karena kesukaran dalam penanganan dan penimbangan. Lebih sering digunakan pereaksi
yang kuat yang membebaskan iodium dari iodida, suatu proses iodometrik
kepada titrasi dengan suatu larutan iod standar.Metode titrasi iodometri tak langsung
(kadang-kadang dinamakan iodometri), adlaah berkenaan dengan titrasi dari iod yang
dibebaskan dalam reaksi kimia. Potensial reduksi normal dari sistem reversibel:
I2(solid) 2e 2I-
adalah 0,5345 volt. Persamaan di atas mengacu kepada suatu larutan air yang
jenuh dengan adanya iod padat; reaksi sel setengah ini akan terjadi, misalnya, menjelang
akhir titrasi iodida dengan suatu zat pengoksid seperti kalium permanganat, ketika
konsentrasi ion iodida menjadi relatif rendah. Dekat permulaan, atau dalam kebanyakan
titrasi iodometri, bila ion iodida terdapat dengan berlebih, terbentuklah ion tri-iodida:
I2(aq) + I- I3-
Karena iod mudah larut dalam larutan iodida. Reaksi sel setengah itu lebih baik ditulis
sebagai:
I3- + 2e 3I-
Dan potensial reduksi standarnya adalah 0,5355 volt. Maka, iod atau ion tri-
iodida merupakan zat pengoksid yang jauh lebih lemah ketimbang kalium permanganat,
larutan iod dalam kalium iodida, dan karena itu spesi reaktifnya adalh ion tri-iodida, I3-.
Untuk tepatnya, semua persamaan yang melibatkan reaksi-reaksi iod seharusnya ditulis
Warna larutan 0,1 N iodium adalah cukup kuat sehingga iodium dapat bekerja
sebagai indikatornya sendiri. Iodium juga memberi warna ungu atau merah lembayung
yang kuat kepada pelarut-pelarut sebagai karbon tetraklorida atau kloroform dan kadang-
kadang hal ini digunakan untuk mengetahui titik akhir titrasi.Akan tetapi lebih umum
digunakan suatu larutan (dispersi koloidal) kanji, karena warna biru tua dari kompleks
kanji-iodium dipakai untuk suatu uji sangat peka terhadap iodium.Kepekaan lebih besar
dalam larutan yang sedikit asam daripada larutan netral dan lebih besar dengan adanya
ion iodida .
Program Studi Teknologi Laboratorium Medik 85
Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam
Modul Bahasa Indonesia
BAB
PERSYARATAN REAGEN DAN BAHAN ACUAN PADA XII
LABORATORIUM KIMIA
Pengujian Kimia KAN K-01.02 . Berikut adalah persyaratan pada bab reagen dan
bahan acuan :
1. Kualitas reagen dan bahan habis pakai lainnya harus sesuai untuk keperluan
2. Reagen kimia, pelarut, dan gas umumnya tersedia dalam berbagai kadar dan
larutan reagen. Rekaman harus dipelihara untuk dapat digunakan sebagai acuan
selanjutnya jika terjadi hasil uji yang meragukan. Rekaman harus mencakup bobot
dan volume yang diukur, pembacaan buret, pembacaan pH, perhitungan faktor
4. Reagen dan bahan acuan yang disiapkan di laboratorium harus diberi label untuk
mengidentifikasi jenis zat, konsentrasi, pelarut (jika bukan air), potensi bahaya,
5. Personil yang bertanggung jawab atas preparasi reagen harus teridentifikasi baik
6. Reagen, standar, dan larutan lainnya, seperti fase gerak diberi label yang jelas
yang membuat.
7. Reagen, bahan acuan, dan persediaan lainnya yang disimpan harus berada di
bawah kondisi yang sesuai dan dengan cara yang aman untuk memastikan
8. Penanganan larutan reagen dan standar mengikuti peraturan nasional dan atau
daerah yang berlaku, jika relevan.Air yang dimurnikan adalah salah satu reagen
yang paling kritis namun paling sering diabaikan yang digunakan dalam operasi
air dengan tepat dapat mengakibatkan kinerja buruk dari beberapa metode
analisis.
kemurnian air secara signifikan, terutama jika airnya disimpan untuk waktu
anorganik dari air murni. Air yang dimurnikan dapat didefinisikan sebagai
9. Certified Reference Material (CRM) adalah bahan acuan yang disertai sertifikat
(misalnya COA) yang dikeluarkan oleh badan otoritas dan memberikan satu atau lebih
prosedur yang valid. Nilai yang terkait dengan CRMs (menurut definisi) secara
10. Bahan acuan adalah material, cukup homogen dan stabil dengan mengacu pada
sifat tertentu, yang telah ditetapkan agar sesuai untuk penggunaan yang dimaksudkan
dalam pengukuran atau dalam pemeriksaan sifat nominal. Nilai yang terkait dengan
REAGEN BENEDICT
BAB
XIII
adanya gula pereduksi, tapi bahan pereduksi lainnya juga dapat memberikan hasil
termasuk laktosa dan maltosa. Larutan Benedict dapat digunakan untuk menguji
adanya glukosa dalam urine. Beberapa gula seperti glukosa disebut gula
lain, proses yang disebut reduksi. Ketika gula pereduksi dicampur dengan reagen
warna. Warna ini bervariasi dari hijau sampai merah bata, tergantung pada jumlah
karbonat (Na2CO3) anhidrat 100 gram Aquadest s.d. 1000 ml Cara Pembuatan
Reagen Benedict Larutkan trinatrium sitrat dan natrium karbonat di dalam labu
takar 1000 ml yang sudah berisi aquadest sebanyak 800 ml. Tambahkan larutan
tembaga (II) sulfat secara perlahan-lahan dalam larutan tadi sambil dicampur
supaya homogen. Tambahkan aquadest sampai batas volume 1000 ml. Tuang
larutan ke dalam botol bersumbat kaca. Labeli botol dengan nama “Reagen
Benedict” dan tulis tanggal pembuatannya. Interprestasi Hasil Tes Benedict (-)
tidak terjadi perubahan warna / tetap biru jernih (kadar glukosa <0,5%) (+1) terjadi
warna hijau kekuningan (kadar glukosa 0,5% – 1%) (+2) terjadi warna kuning
keruh (kadar glukosa 1% – 1,5%) (+3) terjadi warna jingga / lumpur keruh (kadar
glukosa 2% – 3,5%) (+4) terjadi warna merah bata (kadar glukosa >3,5%)
BAB
PEMBUATAN REAGENSIA KUALITATIF KIMIA FARMASI
XIV
Aquadest 100 ml -Naftol, Reagen ini harus dibuat baru.Dilarutkan NaOH dan
Aquadest 1000 ml
500 ml ( panas ) Dicampurkan Benedict A dan B sedikit demi sedikit sambil diaduk
ml aquadest
10. Pembuatan Pereaksi Parri - Dilarutkan Kobalt Clorida 2 gr dalam 1 ml HCL pekat
kedalamnya larutan HgCl2 ( 1:2 ) sampai terjadi endapan merah yang tidak hilang
lagi bila di gojok, saring dengan glasswool. Tambahkan kepada filtratnya larutan
dari 15 gr NaOH dalam 30 ml aquadest, encerkan dengan aquadest add 100 ml,
12. Pembuatan Asam Pikrat Dilarutkan 1 gr Asam Pikrat dalam 100 ml aquadest
panas.
13. Pembuatan Pereaksi DAB HCL Dilarutkan 1 gr DAB dalam 100 ml HCL 4 N.
14. Pembuatan Pereaksi Fehling Fehling A : Larutkan 34,64 gr CuSO4 dalam air yang
mengandung 0,50 ml H2SO4 pekat, encerkan sampai 500 ml. Fehling B : Larutkan
60 gr NAOH dan 173 gr KNaTartrat dalam air, saring dan encerkan filtratnya, add
500 ml.
ml
ml HCL pekat. Selanjutnya encerkan dengan aquadest hingga volume 200 ml.
2. Pereaksi Esbach Bahan : As. Pikrat 1 gr As. Citrat 2 gr Aquadest add 100 ml
ditambahkan FeCl3 10 % 10 ml
C. PEMBUATAN INDIKATOR
ad 100 ml
5. Brom Thymol blue : Hangatkan 100 mg BTB p dengan 3,2 ml NaOH 0,05 N dan 5
250 ml
6. Brom Phenol Blue : Hangatkan 100 mg BTB p dengan 3,0 ml NaOH 0,05 N dan 5
8. Ferri Amm. Sulfat : 40 gr Ferri Amm. Sulfat dilarutkan dengan 100 ml aquadest
9. Phenol Red : 50 mg Phenol Red dihangatkan dengan 2,85 ml NaOH 0,05 N dan 5
10. EBT : 100 mg serbuk EBT, 10 ge NaCl / Na2SO4 anhidrit, dicampur dan digerus
sampai halus.
11. Murexide : 100 mg Murexide ditambah 10 gr KNO3 / NaCl, dicampur dan digerus
sampai halus.
12. Kertas Kanji Iodida : Larutan Kanji 0,5 % dalam 100 ml dan KI 0,4% dalam 100 ml
campur. Masukkan kertas buram direndam, angkat dan dikeringkan. 13. Ferroin :
aquadest panas. 15. Brom Phenol Blue : 0,1 gr BPB dilarutkan dalam campuran 5
larutan indikator biru brom fenol dan asam asetat glasial sampai warna indikator
botol tertutup.
Borat dan Kalium Klorida 0,2 M dimasukkan kedalam labu ukur 200 ml, ditambah
dengan larutan NaOH 0,2 M dan ditambah dengan air sampai tanda. Pembuatan
larutan Asam Borat dan Kalium Klorida 0,2 M : Sejumlah 12,37 gr Asam Borat dan
14,91 gr KCl, dimasukkan dalam labu ukur 1000 ml , dilarutkan dalam air sampai
tanda. Penyimpanan : Dalam botol kaca bebas alkali dan tertutup. 0,1, larutan
4. Dapar Borat Basa pH 10,5 Pembuatan : Sejumlah 3,1 gr Asam borat dan 3,7 gr
Kalium Klorida ditimbang dan dilarutkan dalam lebih kurang 900 ml air, kemudian
dipindahkan kedala labu ukur 1000 ml dan ditambah air sampai tanda.
Fosfat ditimbang dan dilarutkan dalam air sampai volume 1000 ml. Dipipet 50,0 ml
larutan dimasukkkan ke dalam labu ukur 200 ml, ditambah dengan larutan NaOH
0,2 M dan ditambah air sampai tanda. Penyimpanan : Dalam botol tertutup rapat.
Asam Sitrat dilarutkan dalam air sampai volume 100 ml Penyimpanan : Dalam
DAFTAR PUSTAKA
19/05/2011
Reagen.yurrypenceng.blogspot.com/2012/05/pengendalian-uji-kualitas-reagen.html?m=1
Reagen.olinbintisuyadi.blogspot.com/2012/04/reagen-dan-cara-uji-kualitas