VISI
traumatik dan manual terapi yang mampu bersaing secara nasional dan
MISI
fisioterapi.
VISI
Menjadi program studi yang unggul dan excellent service dalam bidang
fisioterapi khususnya manual terapi di tingkat nasional dan regional Asia pada
tahun 2022.
MISI
berbagai fasilitas belajar, tools, metode, dan sistem pembelajaran kelas dan
i
MODUL FISIOTERAPI INTEGUMEN
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
Penyelesaian penulisan modul ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, arahan
dan dorongan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penyusun
Penyusun menyadari bahwa apa yang tertuang dalam modul ini masih banyak
memiliki kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, saran dan kritik
yang membangun sangat kami harapkan dan semoga modul ini dapat bermanfaat
Penyusun
i
MODUL FISIOTERAPI INTEGUMEN
DAFTAR ISI
Halaman
ii
MODUL FISIOTERAPI INTEGUMEN
iii
MODUL FISIOTERAPI INTEGUMEN
BAB I
1.1 Definisi
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik,
bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih
dalam.Luka bakar yang luas mempengaruhi metabolisme dan fungsi setiap sel
dalam, dan derajat ketiga. Luka bakar derajat satu hanya mengenai epidermis
yang disertai eritema dan nyeri.Luka bakar derajat kedua superfisial meluas ke
epidermis dan sebagian lapisan dermis yang disertai lepuh dan sangat nyeri.Luka
bakar derajat kedua dalam meluas ke seluruh dermis. Luka bakar derajat ketiga
meluas ke epidermis, dermis, dan jaringan subkutis, seringkali kapiler dan vena
1.2 Pemeriksaan
Luka bakar dapat terjadi pada sebagian lapisan kulit atau lebih dalam. Luka
mengalami kerusakan dan tidak akan terjadi regenerasi kulit. Dalam melakukan
• Luka bakar dalam, berwarna hitam/putih dan biasanya kering, tidak terasa
berair dannyeri.
1
MODUL FISIOTERAPI INTEGUMEN
permukaantubuhnya
darah lengkap:
inflamasi.
cedera jaringan dan penurunan fungsi ginjal, natrium pada awal mungkin
2
MODUL FISIOTERAPI INTEGUMEN
edemacairan.
luasnya cedera.
• Epidermis
• Derajat IIAsuperficial
• Derajat IIBdeep
• Otot danTulang
1.4 Intervensi:
• Standar 1: A. KriteriaUmum
• Standar 1: C. KriteriaRehabilitasi
• Standar2
3
MODUL FISIOTERAPI INTEGUMEN
• Standar3
3. FaseRe-integrasi:
• Standar4
• Standar5
5. FaseRekonstruksi:
• Standar6
• Standar 6: Pre-Operasi
• Standar 6: Post-Operasi
1.5 Latihan
Seorang pasien datang dengan kedua tangan kanan dan kiri kemerahan,
melepuh, dan bengkak akibat terkena minyak panas sejak 15 mnt yang
4
MODUL FISIOTERAPI INTEGUMEN
BAB II
LEPRA (KUSTA)
2.1 Definisi
namun juga dapat mengenai otot, mata, tulang, testis dan organ lainnya. Penyakit
kusta memiliki manifestasi klinis yang bervariasi dimana secara garis besar
terdapat tiga pembagian penyakit kusta yaitu tipe tuberkuloid (tipe kusta yang
lebih ringan), lepromatosa (tipe kusta yang lebih berat, dapat disertai keterlibatan
kerusakan saraf tepi, maka akan terjadi gangguan fungsi saraf tepi : sensorik,
motorik dan otonom. Terjadinya cacat pada kusta disebabkan oleh kerusakan
fungsi saraf tepi, baik karena kuman kusta maupun karena terjadinya peradangan
Deteksi dini untuk reaksi penyakit lepra (kusta) sangat penting untuk
sisa.Tingkat keberhasilan terapi tampak lebih baik jika penyakit kusta ini
4. Demam danmalaise
5
MODUL FISIOTERAPI INTEGUMEN
a) Laboratorium
• Bakteriologi
b) Pemeriksaanhistopatologi
2.3 Intervensi
2) Physicalagent
3) TerapiLatihan
pasien.
6
MODUL FISIOTERAPI INTEGUMEN
2.4 Latihan
Temukan satu studi kasus pasien lepra dan bagaimana tahapan dalam
7
MODUL FISIOTERAPI INTEGUMEN
BAB III
SELULITIS
3.1 Definisi
Selulitis adalah infeksi pada kulit yang meliputi dermis dan jaringan subkutan
inflamasi supuratif pada kulit, jaringan lemak subkutan, atau otot dan sering
disertai gejala sistemik berupa malaise, demam, menggigil, dan nyeri lokal.
grup A. Faktor risiko terjadinya infeksi ini adalah trauma lokal (robekan kulit),
luka terbuka di kulit, atau gangguan pada pembuluh vena maupun pembuluh limfe
3.2 Pemeriksaan
a. Pemeriksaanfisik
• Inspeksi
• Palpasi
b. Pengukuran
• Metline
c. Pemeriksaanpenunjang
8
MODUL FISIOTERAPI INTEGUMEN
• CT scan
• Laboratorium
3) Edema
5) Demam
6) TerdapatStreptococcusβhemolyticusgroupApadahasilkulturdarah,pusdansw
abbula.
7) Jumlah sel darah putih yang meningkat, protein C-reaktif, dan peningkatan
sedimentasieritrosit.
3.4 Intervensi
3.5 Latihan
9
MODUL FISIOTERAPI INTEGUMEN
BAB IV
SKIN GRAFT
4.1 Definisi
Skin graft adalah suatu tindakan memindahkan bagian kulit yang telah
dipisahkan dari tempat suplai darah lokalnya ke lokasi lain. Skin graft terbagi
menjadi empat tipe, yaitu full-thickness skin grafts (FTSG), split-thickness skin
grafts (STSG), composite grafts, dan free cartilage grafts. FTSG terdiri atas
adneksa seperti folikel rambut dan kelenjar keringat. STSG terdiri atas full
thickness epidermis dan sebagian dermis. Composite graft terdiri atas dua
jaringan yang berbeda, umumnya kulit dan kartilago. Free cartilage graft terdiri
4.2 Intervensi
1. Ambulasi Dini
• Luka 0,300cm2.
10
MODUL FISIOTERAPI INTEGUMEN
Prosedurambulasi:
• Pasien dapat memulai dengan duduk di tepi bed dengan kaki menjuntai
aktif (jika permukaan tubuh tidak dapat bergerak), nyeri, dll. dari
• Lanjutkan pada posisi berdiri, jika pada posisi kaki menjuntai ditoleransi
• Jika tidak stabil ketika berdiri, minta pasien mencoba berjalan dengan alat
bantu jalan yang sesuai. Kurangi penggunaan alat bantu segera setelah
stabilitasmembaik.
• Jika skin graft dianggap dapat diterima saat evaluasi pada hari ke-5 sampai
7 pasca operasi, penggunaan alat bantu jalan dapat dihentikan pada saatitu.
terkena ketikaimobilisasi.
11
MODUL FISIOTERAPI INTEGUMEN
2. Ultrasound
4.3 Latihan
penatalaksanaanya?
BAB V
12
MODUL FISIOTERAPI INTEGUMEN
HERPES SIMPLEKS
5.1 Definisi
Herpes simpleks adalah infeksi akut yang disebabkan oleh herpes simpleks
virus (HSV) tipe I atau tipe II yang ditandai dengan adanya vesikel yang
berkelompok di atas kulit yang sembab dan eritematosa pada daerah dekat
selaput lendir. Erupsi ini akan menghilang meskipun virusnya tetap ada dalam
keadaan tidak aktif di dalam ganglia (badan sel saraf), yang mempersarafi rasa
pada daerah yang terinfeksi. Secara periodik, virus ini akan kembali aktif dan
lokasi yang sama dengan infeksi sebelumnya. Virus juga bisa ditemukan di
dalam kulit tanpa menyebabkan lepuhan yang nyata, dalam keadaan ini virus
bibir semacam sariawan. HSV jenis ini ditularkan melalui ciuman mulut atau
teman). Virus tipe 1 ini juga bisa menimbulkan luka di sekitar alat kelamin.
2. HSV tipe 2; dapat menyebabkan luka di daerah alat vital sehingga suka
disebut genital herpes, yang muncul luka-luka di seputar penis atau vagina.
HSV 2 ini juga bisa menginfeksi bayi yang baru lahir jika dia dilahirkan
secara normal dari ibu penderita herpes. HSV-2 ini umumnya ditularkan
melalui hubungan seksual. Virus ini juga sesekali muncul di mulut. Dalam
kasus yang langka, HSV dapat menimbulkan infeksi di bagian tubuh lainnya
13
MODUL FISIOTERAPI INTEGUMEN
5.3 Pemeriksaan
Herpes simpleks virus (HSV) dapat ditemukan pada vesikel dan dapat
vesikel dan korek dengan lembut pada dasar vesikel tersebut lalu letakkan pada
gelas obyek kemudian biarkan mongering sambil difiksasi dengan alkohol atau
selama beberapa detik, cuci dan keringkan, beri minyak emersi dan tutupi dengan
gelas penutup.
biru.Selain itu juga dapat ditemukan sel datia berinti banyak dan badan inklusi
intranuklear.
5.5 Intervensi
Pada lesi yang dini dapat digunakan obat topikal berupa salap/krim yang
organ dalam.
14
MODUL FISIOTERAPI INTEGUMEN
menggunakan asiklovir 400 mg atau valasiklovir 1000 mg oral setiap hari selama
satu tahun. Untuk obat oles digunakan lotion zinc oxide atau calamine.Pada
wanita hamil diberi vaksin HSV sedangkan pada bayi yang terinfeksi HSV
BAB VI
15
MODUL FISIOTERAPI INTEGUMEN
EKSEMA HERPATIKUM
6.1 Definisi
Eskema herpatikum adalah infeksi virus herpes simplek tipe 1 atau 2 yang
ditandai dengan adanya demam dan blister atau lepuhan yang gatal serta erosi
6.2 Pemeriksaan
• Culturvirus
• PCR
• Tzancksmear
6.3 Intervensi
Pemberian asiklovir oral dengan dosis 400-800 mg 5 kali sehari, atau bisa juga
intravena dapat diberikan jika obat oral tidak menunjukan adanya tanda-tanda
BAB VII
16
MODUL FISIOTERAPI INTEGUMEN
TUBERKULOSIS KULIT
6.1 Definisi
jarang terjadi, namun perbedaan dari variasi klinis dari CTB dengan penyakit kulit
pada umumnya perlu diketahui agar penanganan dari awal berjalan efektif.
beragam, antara lain papula inflamasi, plak verukosa, nodul supuratif, ulkus
Agen utama dari CTB ini adalah Mycobacterium tuberculosis (Mtb) yang
oleh vaksin M. bovis atau BCG (strain M. bovis yang dilemahkan). Mtb sendiri
diperkirakan mempunyai 4000 gen dengan sebagian besar dari mereka terlibat
dalam mekanisme invasi sistem kekebalan tubuh dan 200 di antaranya untuk
metabolisme lipid. Akibatnya, patogen ini mampu bertahan hidup baik di dalam
maupun di luar sel fagositik.Sementara itu, karena lipid adalah sumber energi
Terjadinya infeksi CTB bisa karena infeksi eksogen dan endogen. Infeksi
eksogen terjadi dengan inokulasi langsung oleh bakteri ke kulit individu yang
Infeksi endogen adalah infeksi sekunder dari yang sudah ada sebelumnya dan
dapat dihasilkan dari infeksi di sekitar bagian yang sehat (tuberkulosis orifcial,
17
MODUL FISIOTERAPI INTEGUMEN
7.2 Pemeriksaan
a. PemeriksaanPembanding
b. PemeriksaanLaboratorium
7.3 Intervensi
prinsip dasar terapi obat dan manajemen pengobatan yang tepat diamati.Terapi
kombinasi yang tepat, dosis yang tepat, dan penggunaan obat cukup lama, adalah
prinsip dasar untuk mencegah bakteri resisten dan pengembangan resistensi obat,
18
MODUL FISIOTERAPI INTEGUMEN
sebelum atau dua jam setelah sarapan) dalam satu asupan atau dalam kasus
BAB VIII
19
MODUL FISIOTERAPI INTEGUMEN
KUTIL
8.1 Definisi
Wart atau verruca merupakan infeksi pada lapisan kulit yang menyebabkan
daerah kulit, seperti kelamin, anus, jari tangan, maupun kaki. Tipe virus HPV-1,-
2,-3, dan -4 adalah jenis yang paling ditemuka pada verruca cutaneous (umum),
sedangkan tipe virus HPV-6,-11,-16, dan -18 merupakan tipe yang sering muncul
benda atau kulit.Infeksi pada kulit memerlukan kontak langsung dengan partikel
virus, yang dapat terjadi melalui kutil plantar atau kontak tidak langsung melalui
fomite (benda mati), seperti lantai, kaus kaki, sepatu, handuk, dan peralatan
olahraga.
lain:
20
MODUL FISIOTERAPI INTEGUMEN
8.2 Pemeriksaan
Saat menilai lesi kulit secara klinis, langkah-langkah berikut berguna untuk
membantudiagnosis:
a) Inspeksi: Di mana di tubuh adalah lesi? Ada berapa lesi? Jika ada beberapa
lesi, apakah mereka mengikuti suatu pola atau apakah mereka berada pada
areatertentu?
b) Deskripsi lesi: Berapa diameter lesi terbesar? Apakah ada warna pada lesi?
kulit) atau granuloma?) Apakah ada batas yang jelas? Apakah initeratur?
8.3 Intervensi
menstimulasi sistem imun pada kulit yang terkena wart. Pada konsentrasi
sekitar 10-26% baik dalam collodion atau basis polyacrylic, dan sering
yang ditargetkan pada kutil. Nitrogen cair, bisa digunakan dan didapatkan
pada cryospray atau diisi pada cotton bud. Metode ini merupakan yang paling
terkompresi yang mengandung propana dan dimetil eter dan dapat dibeli tanpa
21
MODUL FISIOTERAPI INTEGUMEN
resep tetapi tidak mencapai suhu serendah nitrogen cair dan cenderung kurang
efektif. Penggunaan modalitas ini dilakukan disekitar kutil selama 5-30 detik
tergantung ukuran dan lokasi kutil. Penggunaan modalitas ini dilakukan 2-3
22
MODUL FISIOTERAPI INTEGUMEN
DAFTAR REFERENSI
23
MODUL FISIOTERAPI INTEGUMEN