Edisi Ketujuh
Copyright ®2024 oleh Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Abdurrab
Desain oleh : Medical Education Unit
Desain sampul oleh : Medical Education Unit
Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Abdurrab
Visi
Menjadi Fakultas Kedokteran yang berstandar nasional dan
internasional berlandaskan nilai-nilai Rabbani, Amanah, dan
Beradab dalam sistem, program, kegiatan, dan sumber daya di
bidang Kedokteran Kegawatdaruratan pada tahun 2045
Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang memenuhi
standar nasional dengan berlandaskan nilai-nilai Rabbani,
Amanah, Beradab dan keunggulan kegawatdaruratan
2. Menyelenggarakan penelitian yang memenuhi standar nasional
dengan berlandaskan nilai-nilai Rabbani, Amanah, Beradab dan
keunggulan kegawatdaruratan
3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat yang
memenuhi standar nasional dengan berlandaskan nilai-nilai
Rabbani, Amanah, Beradab dan keunggulan kegawatdaruratan
4. Meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak yang
bermanfaat bagi pengembangan fakultas secara
berkesinambungan, baik pada skala nasional maupun
internasional
Tujuan
1. Menghasilkan lulusan profesional, bernilai Rabbani, Amanah,
Beradab dan berwawasan kedokteran kegawatdaruratan
2. Menghasilkan lulusan yang mampu melakukan penelitian dasar,
terapan, dan pengembangan berbasis ilmu pengetahuan dan
kedokteran kegawatdaruratan
3. Menghasilkan lulusan yang mampu melakukan pengabdian
kepada masyarakat dalam ilmu pengetahuan dan kedokteran
kegawatdaruratan
4. Mampu menjalin kerjasama dengan berbagai pihak guna
pengembangan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat.
Visi
Misi
Tujuan
Penyusun
PERTEMUAN I
PEMERIKSAAN EKSTREMITAS ATAS ................................... 18
Checklist Pemeriksaan Ekstremitas Atas ................................. 41
PERTEMUAN II
PEMERIKSAAN LEHER, TULANG BELAKANG DAN
EKSTREMITAS BAWAH ........................................................... 44
Pemeriksaan Leher .................................................................... 44
Pemeriksaan Tulang Belakang .................................................. 45
Pemeriksaan Fisik Muskuloskeletal ekstremitas bawah ............ 50
Checklist Pemeriksaan Tulang Belakang dan
Ekstremitas Bawah..................................................................... 62
PERTEMUAN III
PEMBALUTAN DAN PEMBIDAIAN ......................................... 69
Pembalutan ................................................................................ 69
Pembidaian ................................................................................ 77
Checklist Pembalutan................................................................. 82
Checklist Pembidaian ................................................................. 84
PERTEMUAN IV
ANAMNESIS ............................................................................. 86
Tinjauan Gejala Spesifik Sistem Muskuloskeletal .................... 92
Contoh Kasus 1 ......................................................................... 96
Contoh Kasus 2 ......................................................................... 97
Check list Anamnesis ................................................................ 99
B. Susunan Kegiatan
Kegiatan ini akan dilaksanakan ke dalam 4 sesi:
Diberikan pada
Nama keterampilan Mata Kuliah/ Metode Tingkat
No
(SKDI 2012) Modul/ Blok/ Pembelajaran Keterampilan
Kepaniteraan
Sistem motorik
1 Inspeksi: postur, 2.1 Sistem Praktikum 4A
habitus, gerakan muskuloskeletal Keterampilan
involunter Klinis
2 Penilaian tonus otot 2.1 Sistem Praktikum 4A
muskuloskeletal Keterampilan
Klinis
3 Penilaian kekuatan otot 2.1 Sistem Praktikum 4A
muskuloskeletal Keterampilan
Klinis
Tulang Belakang
4 Inspeksi tulang 2.1 Sistem Praktikum 4A
belakang saat istirahat muskuloskeletal Keterampilan
1.1 Sistem respirasi Klinis
& imunologi
5.2 Keluhan leher
dan dada
5 Inspeksi tulang 2.1 Sistem Praktikum 4A
belakang saat bergerak muskuloskeletal Keterampilan
3.1 Sistem respirasi Klinis
& imunologi
5.2 Keluhan leher
dan dada
6 Perkusi tulang belakang 2.1 Sistem Praktikum 4A
muskuloskeletal Keterampilan
Klinis
7 Palpasi tulang belakang 2.1 Sistem Praktikum 4A
muskuloskeletal Keterampilan
3.1 Sistem respirasi Klinis
& imunologi
5.2 Keluhan leher
dan dada
8 Mendeteksi nyeri 2.1 Sistem Kuliah 4A
diakibatkan tekanan musculoskeletal
vertical
SENDI BAHU
Inspeksi
Amati bahu dan lengkung bahu dari sebelah anterior dan
lakukan inspeksi skapula serta otot yang terkait dengannya dari
sebelah posterior. Perhatikan setiap adanya pembengkakan,
deformitas atau atrofi otot atau fasikulasi (tremor halus pada otot).
Cari pembengkakan kapsula sendi di sebelah anterior atau benjolan
dalam bursa subakromial di bawah muskulus deltoideus. Periksa
keseluruhan ekstremitas atas untuk menemukan adanya perubahan
warna, perubahan kulit atau posisi yang abnormal.
PKK Modul 2.1 Sistem Muskuloskeletal | 31
Palpasi
Jika terdapat riwayat nyeri bahu, minta pasien untuk menunjuk
bagian yang terasa nyeri. Lokasi nyeri dapat menunjukkan asal
nyerinya :
Puncak bahu yang menjalar ke leher – artikulasio
akromioklavikularis
Permukaan lateral bahu yang menjalar ke insersio deltoideus –
otot rotator cuff
Bahu anterior – tendon bisipitalis
SENDI SIKU
Inspeksi dan Palpasi
Sangga lengan bawah pasien dengan menggunakan tangan
Anda yang berlawanan agar sendi sikunya berada dalam posisi
fleksi pada sudut 70o. Kenali epikondilus medialis serta lateralis dan
prosesus olekranon os ulna. Lakukan inspeksi kontur sendi siku
yang meliputi permukaan ekstensor os ulna dan prosesus
olekranon. Perhatikan setiap noduli atau pembengkakan yang ada.
Lakukan palpasi prosesus olekranon dan tekan daerah
epikondilus untuk menemukan adanya nyeri tekan. Perhatikan
setiap pergeseran olekranon. Lakukan palpasi pada sulkus yang
berada di antara epikondilus dan olekranon dengan memperhatikan
setiap adanya nyeri tekan, pembengkakan atau penebalan.
Sinovium paling dapat diakses dalam pemeriksaan pada daerah di
antara olekranon dan epikondilus (normalnya sinovium ataupun
bursa tidak dapat diraba). Nervus ulnaris yang peka dapat diraba di
sebelah posterior di antara prosesus olekranon dan epikondilus
PKK Modul 2.1 Sistem Muskuloskeletal | 33
medialis.
Kisaran Gerak dan Manuver
Kisaran gerak sendi siku meliputi fleksi serta ekstensi pada
sendi siku dan pronasi serta supinasi lengan bawah. Untuk menguji
gerakan fleksi dan ekstensi, minta pasien untuk menekuk dan
meluruskan sendi sikunya.
Saat kedua lengan pasien berada di sisi tubuhnya dan sendi
siku difleksikan guna meminimalkan gerakan bahu, minta pasien
untuk melakukan gerakan supinasi atau memutar telapak tangannya
hingga menghadap ke atas dan gerakan pronasi atau memutar
telapak tangannya hingga menghadap ke bawah.
Palpasi
Pada pergelangan tangan, lakukan palpasi ujung distal os
radius dan ulna pada permukaan lateral serta medialnya. Lakukan
palpasi sulkus pada setiap dorsum pergelangan tangan pasien
dengan menggunakan ibu jari tangan Anda sementara jari-jari
tangan yang lain berada di bawahnya. Perhatikan setiap
pembengkakan, perabaan seperti spons ataupun nyeri tekan yang
ada.
Lakukan palpasi pada anatomic snuffbox, yaitu lekukan
berongga yang berada tepat di sebelah distal prosesus stiloideus
radius yang dibentuk oleh otot-otot abduktor dan ekstensor ibu jari
tangan. Daerah “snuffbox” tersebut akan terlihat lebih jelas dengan
melakukan ekstensi lateral ibu jari tangan untuk menjauhi tangan.
Lakukan palpasi pada delapan buah os karpal yang terletak
distal pergelangan tangan dan kemudian lakukan palpasi pada lima
buah os metakarpal serta falang proksimal, medial dan distal.
PKK Modul 2.1 Sistem Muskuloskeletal | 35
Lakukan palpasi di daerah lain yang Anda curigai mengalami
abnormalitas.
Lakukan kompresi artikulasi metakarpofalangeal dengan
menekan tangan dari kedua sisi di antara ibu jari dan jari tangan
Anda. Sebagai alternatif, gunakan ibu jari tangan untuk meraba
setiap artikulasio metakarpofalangeal tepat di sebelah distal setiap
buku jari sementara jari telunjuk meraba kaput metakarpal pada
telapak tangan. Perhatikan tiap pembengkakan, perabaan seperti
spons atau nyeri tekan yang ada.
Lakukan pemeriksaan pada jari-jari tangan. Lakukan palpasi
pada permukaan medial dan lateral setiap artikulasio interfalangeal
proksimal di antara ibu jari tangan dan jari telunjuk Anda, periksa tiap
pembengkakan, perabaan seperti spons atau nyeri tekan yang ada.
Dengan menggunakan teknik yang sama, lakukan
pemeriksaan pada artikulasio interfalangeal distal. Pada setiap
daerah yang mengalami pembengkakan atau inflamasi, lakukan
palpasi di sepanjang tendon yang berinsersio pada ibu jari dan jari
tangan.
Nama :
NIM :
Tanggal Observer :
Nilai
No. Aspek yang Dinilai
0 1 2
1. Memberi salam dan memperkenalkan diri
1 : melakukan keduanya
0 : melakukan < 2
2. Menanyakan identitas pasien : nama, umur,
pekerjaan, alamat
1 : melakukan dengan sempurna
0 : tidak melakukan
3. Menjelaskan tujuan dan tahapan pemeriksaan
kepada pasien dengan bahasa yang mudah
dimengerti
2 : melakukan dengan sempurna
1 : melakukan tetapi tidak sempurna
0 : buruk/ tidak melakukan
4. Meminta izin/persetujuan
1 : melakukan
0 : tidak melakukan
5. Menentukan adanya gerakan abnormal yang tidak
terkendali (tremor, khorea, atetose, distonia,
balismus, spasme, tik, fasikulasi dan miokloni)
2 : mampu menyebutkan dan menjelaskan 6-9
item
1 : mampu menyebutkan dan menjelaskan 3-5
item
0 : selain kriteria di atas
Pemeriksaan sendi bahu
6. Melakukan inspeksi :
Mengamati bahu dan lengkung bahu dari sebelah
anterior dan lakukan inspeksi skapula serta otot
yang terkait dengannya dari sebelah posterior.
2: melakukan dan menjelaskan dengan benar dan
sempurna
1 : melakukan dan menjelaskan namun tidak
sempurna
0 : tidak melakukan
PKK Modul 2.1 Sistem Muskuloskeletal | 41
7. Melakukan palpasi :
Menentukan struktur anatomis dengan benar dan
menilai ada tidaknya nyeri
2: melakukan dan menjelaskan dengan benar dan
sempurna
1 : melakukan dan menjelaskan namun tidak
sempurna
0 : tidak melakukan
8. Menilai rentang gerak dan manuver sendi bahu
2: melakukan dan menjelaskan dengan benar dan
sempurna
1 : melakukan dan menjelaskan namun tidak
sempurna
0 : tidak melakukan
Pemeriksaan sendi siku
9. Melakukan inspeksi sendi siku
2: melakukan dan menjelaskan dengan benar dan
sempurna
1 : melakukan dan menjelaskan namun tidak
sempurna
0 : tidak melakukan
10. Melakukan palpasi :
Menentukan struktur anatomis dengan benar dan
menilai ada tidaknya nyeri
2: melakukan dan menjelaskan dengan benar dan
sempurna
1 : melakukan dan menjelaskan namun tidak
sempurna
0 : tidak melakukan
11. Menilai rentang gerak dan manuver sendi siku
2 : melakukan dan menjelaskan dengan benar dan
sempurna
1 : melakukan dan menjelaskan namun tidak
sempurna
0 : tidak melakukan
Pemeriksaan pergelangan tangan dan tangan
12. Melakukan inspeksi pergelangan tangan dan
tangan
2: melakukan dan menjelaskan dengan benar dan
sempurna
1 : melakukan dan menjelaskan namun tidak
sempurna
0 : tidak melakukan
13. Melakukan palpasi :
PKK Modul 2.1 Sistem Muskuloskeletal | 42
Menentukan struktur anatomis dengan benar dan
menilai ada tidaknya nyeri
2 : melakukan dan menjelaskan dengan benar dan
sempurna
1 : melakukan dan menjelaskan namun tidak
sempurna
0 : tidak melakukan
14. Menilai rentang gerak dan manuver pergelangan
tangan dan tangan
2: melakukan dan menjelaskan dengan benar dan
sempurna
1 : melakukan dan menjelaskan namun tidak
sempurna
0 : tidak melakukan
Pemeriksaan Gerakan Aktif
15. Meminta penderita untuk memberikan respon
terhadap pemeriksaan
1 : melakukan
0 : tidak melakukan
16. Melakukan pemeriksaan kekuatan otot
ekstremitas atas dan menentukan grading
2 : teknik sempurna dan grading benar
1 : teknik sempurna tapi grading salah
0 : selain kriteria di atas
17. Melaporkan hasil pemeriksaan kepada pasien dan
mencatat dalam rekam medis
1 : melakukan
0 : tidak melakukan
Observer
%
29
(…………………)
Penekukan leher
Memiringkan kepala sehingga setiap telinga menyentuh bahu
yang sesisi.
True Length
Pengukuran True Length dilakukan dari SIAS ke maleolus
medialis (dari daerah terfiksasi ke daerah terfiksasi). Bandingkan
antara pengukuran panjang kaki kanan dan kiri.
Dengan posisi pasien supine, tekuk lutut 90° dan telapak kaki
menempel pada meja pemeriksaan:
1) Jika salah satu lutut lebih tinggi dari yang lain, menunjukkan
bahwa tibia lebih panjang.
2) Jika salah satu lutut terlihat lebih menonjol ke anterior,
menunjukkan femur lebih panjang.
3) Pemendekan dari True Length kemungkinan disebabkan oleh
patah menyilang pada epiphyseal plate pada anak-anak atau
poliomyelitis
Apparent Length
Cara pemeriksaan :
Pertama pastikan bahwa tidak terdapat ketidaksesuaian dari
True Length
Dengan posisi pasien supine, ukur dari umbilicus ke maleolus
medialis (dari daerah tidak terfiksasi ke daerah terfiksasi)
Ketidaksesuaian Apparent Length kemungkinan disebabkan
adanya deformitas dari pinggul atau pelvis
Nama :
NIM :
Tanggal Observer :
Skor
No Aspek yang Dinilai
0 1 2
1. Memberi salam dan memperkenalkan diri
1: melakukan keduanya
0: tidak melakukan
Pemeriksaan leher
5. Melakukan inspeksi leher :
2: melakukan dan menjelaskan dengan benar dan
sempurna
1 : melakukan dan menjelaskan namun tidak
sempurna
0 : tidak melakukan
Pemeriksaan pinggul
Pengukuran Panjang
21. Meminta pasien berbaring terlentang.
1: melakukan
0: tidak melakukan
22. Mengukur :
- Apparent length(umbilicus-maleolus medialis)
- True lenght (sias-maleolus medialis )
2: melakukan dan menjelaskan dengan benar dan
sempurna
1 : melakukan dan menjelaskan namun tidak
sempurna
0 : tidak melakukan
Pemeriksaan lutut
24. Meminta pasien berdiri tegak.
1: melakukan
0: tidak melakukan
TOTAL
Observer
TOTAL SCORE = x 100 % =
52
(… ........................ )
3.1 Pembalutan
Membalut adalah tindakan medis untuk menyangga atau
menahan bagaian tubuh tertentu agar tidak bergeser atau berubah
dari tempat/posisi yang dikehendaki. Tujuan dilakukan pembalutan
adalah:
Menahan bagian tubuh yang cedera dan mencegah agar bagian
itu tidak bergerak.
Menutup bagian tubuh agar tidak terkontiminasi /
mempertahankan keadaan asepsis.
Sebagai penekan untuk menghentikan perdarahan.
Penunjang bidai.
Jenis Pembalut :
1. Mitella adalah pembalut berbentuk segitiga
2. Dasi adalah mitella yang dilipat-lipat sehingga berbentuk dasi
3. Pita adalah pembalut gulung
4. Plaster
5. Kasa steril
6. Elastic bandage
7. Handscoen
2. Dasi / Cravat
- Pembalut ini adalah mitella yang dilipat beberapa lapis sejajar
dengan alasnya dan lebar antara 5 – 10 cm berujung lancip.
- Pembalut ini biasa digunakan untuk membalut mata, dahi,
rahang, ketiak, lengan, siku, paha, betis, dan kaki terkilir.
- Biasa digunakan sebagai pembalut penekan.
3. Pita (gulung)
-Pembalut ini dapat dibuat dari kain katun, kain kasa, flannel, atau
bahan elastis.
-Yang paling sering adalah dari kasa, karena mudah menyerap
air, darah, dan tidak mudah bergeser (kendor).
-Pembalut katun (mori) mempunyai mempunyai kelebihan
dibandingkan pembalut kasa, karena dapat ditarik lebih erat, yaitu
bila dimaksudkan untuk menekan pembengkakan.
4. Kasa Steril
-Adalah kasa yang dipotong dengan berbagai ukuran untuk
menutup luka kecil yang telah diberi antibiotic dan analgetik.
-Setelah luka ditutup dengan kasa baru dilakukan pembalutan.
Prosedur Pembalutan
A. Perhatikan tempat atau letak yang akan dibalut dengan
menjawab pertanyaan ini:
1. Bagian dari tubuh yang mana?
2. Apakah ada luka yang terbuka?
3. Bagaimana luas luka tersebut?
4. Apakah perlu membatasi gerak bagian tubuh tertentu atau
tidak ?
Prinsip Balutan :
1. Pilih ukuran balutan yang tepat.
2. Jika memungkinkan selalu gunakan bahan balutan yang baru,
karena setelah satu kali penggunakan elastisitas bahan akan
berkurang.
3. Pastikan kulit penderita bersih dan kering.
4. Tutup luka sebelum melakukan balutan.
5. Periksa neurovaskuler distal.
PKK Modul 2.1 Sistem Muskuloskeletal | 71
6. Berikan bantalan pada daerah yang berbahaya.
7. Jika memungkinkan adanya asisten untuk memposisikan
lokasi cedera pada posisi yang benar.
8. Balutan dimulai dari bagian distal lokasi cedera.
9. Pertahankan ketegangan balutan untuk memberikan tekanan
yang diinginkan.
10. Pastikan tidak ada kerutan setiap putaran balutan.
11. Pastikan memasang balutan sampai daerah distal dan
proksimal lokasi cedera, namun membiarkan ujung jari tetap
terbuka untuk mengevaluasi status neurovaskuler.
12. Pastikan ujung balutan terfiksasi dengan baik.
Prosedur :
1. Melakukan inform consent.
2. Mempersiapkan alat balutan dengan ukuran yang tepat
sesuai bagian yang akan dibalut.
3. Harus melakukan proteksi diri sebelum melakukan
pembalutan (memasang handscoen).
4. Melakukan pemeriksaan neurovaskuler distal.
5. Melakukan stabilitas manual pada bagian yang mengalami
cidera pada posisi yang diinginkan.
6. Jika diperlukan melakukan padding pada tulang-tulang yang
menonjol, untuk mencegah terjadinya ulkus dekubitus.
7. Melakukan pembalutan dengan teknik :
a. Circular Turn
Melakukan tindakan pembalutan pada ekstremitas yang
cedera dengan cara overlapping penuh pada setiap
putaran balutan. Teknik ini biasa digunakan untuk
memegang kasa pada luka.
b. Spiral turn
Teknik ini melakukan pembalutan dengan cara 0verlapping
setengah lebar balutan pada setiap putaran, yang dipasang
secara ascending dari distal ke proksimal ekstremitas.
Teknik ini biasanya digunakan pada tungkai yang
PKK Modul 2.1 Sistem Muskuloskeletal | 72
berbentuk silinder, seperti pada pergelangan tangan, jari,
dan badan.
c. Spiral reverse turn
Spiral reverse turn merupakan teknik pembalutan spiral
turn yang selalu dibalikkan arah putaran balutannya pada
setiap setengah putaran. Teknik ini biasanya digunakan
pada ekstremitas yang berbentuk konus, seperti paha,
tungkai bawah, dan lengan bawah.
d. Spica turn (figure of eight)
Teknik spica turn adalah teknik balutan ascending dan
descending pada setiap putaran. Pada setiap putaran
ascending dan descending selalu overlapping dan
menyilang dari proksimal ke distal sehingga membentuk
sudut. Teknik ini biasanya digunakan pada cedera bahu,
panggul, dan pergelangan kaki.
8. Pastikan ujung balutan terfiksasi dengan baik.
9. Periksa kembali keadaan neurovaskeler distal :
a. Pucat/sianosis (berwarna biru)
b. Nyeri yang timbul beberapa menit setelah dibalut
c. Teraba dingin
d. Terasa kebal dan kesemutan (parestesi)
1. Cara membalut dengan mitella
- Salah satu sisi mitella dilipat 3-4 cm sebanyak 1-3 kali.
- Pertengahan sisi yang telah dilipat diletakkan diluar bagian
yang akan dibalut, lalu ditarik secukupnya dan kedua ujung sisi
itu diikatkan.
- Salah satu ujung yang bebas lainnya ditarik dan dapat diikatkan
atau diikatkan pada tempat lain maupun dapat dibiarkan bebas,
hal ini tergantung tempat dan kepentingannya.
2. Cara membalut dengan dasi
- Pembalut mitella dilipat – lipat dari salah satu sisi sehingga
berbentuk pita dengan masing-masing ujung lancip.
- Bebatkan pada tempat yang akan dibalut sampai kedua
ujungnya dapat diikat.
PKK Modul 2.1 Sistem Muskuloskeletal | 73
- Diusahakan agar balutan tidak mudah kendor dengan cara
sebelum diikat arahnya saling menarik.
- Kedua ujungnya diikatkan secukupnya.
3. Cara membalut dengan pita
- Berdasar besar bagian tubuh yang akan dibalut maka dipilih
pembalutan pita ukuran lebar yang sesuai.
- Balutan pita biasanya beberapa lapis, dimulai dari salah satu
ujungnya yang diletakkan dari proksimal ke distal menutup
sepanjang bagian tubuh yang akan dibalut kemudian dari distal
ke proksimal dibebatkan dengan arah bebatan saling
menyilang dan tumpang tindih antara bebatan yang satu
dengan bebatan berikutnya.
- Kemudian ujung yang dalam tadi (b) diikat dengan ujung yang
lain secukupnya.
4. Penggunaan pembalut yang steril
Biasanya dijual dalam bahan yang steril dan baru dibuka pada
saat akan dipergunakan.
Prosedur :
1. Melakukan inform consent.
2. Mempersiapkan alat dan bahan untuk pembidaian yang sesuai
dengan ekstremitas yang cedera.
3. Harus melakukan proteksi diri sebelum melakukan pembidaian
(memasang handscoen).
4. Melakukan pemeriksaan neurovaskuler distal.
Gambar Pembidaian
Gambar 3.19 (a) Cara membalut fraktur lengan atas dekat bahu (b)
Cara membalut fraktur pada pertengahan lengan atas
Skor Total
Observer
Nama :
NIM :
Tanggal Observer :
No Aspek yang dinilai Skor
0 1 2
1 Memberi salam dan memperkenalkan diri
1 : dilakukan
0 : tidak dilakukan
Skor Total
Observer
Nilai = X 100% = …....
15
( ............................... )
Nyeri
Nyeri dapat disebabkan oleh kelainan pada tulang, otot, atau
sendi. Yang perlu ditanyakan mengenai riwayat nyeri, yaitu kapan
nyeri pertama kali dirasakan, lokasi nyeri, dan minta pasien
Kelemahan
Kelemahan otot harus selalu dibedakan dengan keletihan.
Penting untuk menentukan fungsi tubuh mana yang tidak dapat
digunakan pasien akibat kelemahan itu. Kelemahan proksimal
biasanya merupakan suatu miopati, kelemahan distal biasanya
suatu neuropati.
Pasien dengan kelemahan proksimal pada ekstrimitas bawah
mengalami kesulitan dalam berjalan atau menyilangkan lutut.
Kelemahan proksimal pada ekstrimitas atas bermanifestasi sebagai
kesulitan kalau hendak menyisir atau mengangkat benda.
Kelemahan distal pada ekstrimitas atas bermanifestasi sebagai
keluhan dalam memutar tombol pintu atau memasang kancing baju.
Pasien dengan miastenia gravis menderita kelemahan umum dan
diplopia, sulit menelan, dan mengunyah.
Keterbatasan Gerakan
Keterbatasan gerakan mungkin disebabkan oleh perubahan
tulang rawan atau sendi, pembentukan jaringan parut pada kapsul
sendi, atau kontraktur otot. Penting untuk menentukan jenis gerakan
yang tidak dapat dilakukan lagi dengan mudah oleh pasien, seperti
menyisir rambut, memakai sepatu atau memakai kancing baju.
Kaku
Kaku merupakan gejala yang sangat lazim ditemukan pada
penyakit muskuloskeletal. Misalnya, pasien dengan artritis pinggul
mungkin mengalami kesulitan ketika menyilangkan kaki untuk
memasang tali sepatu. Penting untuk menanyakan kepada pasien
apakah kaku ini memburuk pada waktu tertentu. Pasien dengan
artritis reumatoid cenderung mengalami kaku setelah periode
istirahat sendi. Secara khas pasien-pasien ini mengeluh kaku di pagi
hari yang mungkin membutuhkan waktu beberapa jam untuk
membaik.
Keluhan utama
Nyeri pada bahu kanan dan sebagian lengan atas
Riwayat Kebiasaan
Pasien sering mengonsumsi kopi, jarang minum susu.
Pasien jarang berolahraga
Contoh Kasus 2:
Identitas
Nama : Ny. M
Umur : 38 tahun
Alamat : Jl. Durian no.56
Pekerjaan : Penjahit
Keluhan utama:
Nyeri pada jari tangan kanan
Riwayat kebiasaan :
Pasien adalah seorang penjahit yang telah bekerja selama 10 tahun.
Nama :
NIM :
Tanggal Observer :
Nilai
No Aspek yang dinilai
0 1 2
1 Membina sambung rasa, bersikap baik dan sopan serta
menunjukkan empati (dinilai terakhir)
2 : melakukan dengan sempurna
1 : melakukan salah satu item/ tidak sempurna
0 : buruk
% Observer,
27