ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas izin-
Nya Modul Praktikum Praktik Profesi Keperawatan Gerontik tahun 2022-
2023 dapat diselesaikan sesuai pada waktunya. Buku modul ini merupakan
pedoman pembelajaran bagi mahasiswa Ners dan staf pengajar yang
bertindak sebagai dosen pengampu pada Program Studi Ners Universitas
Mohammad Husni Thamrin.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..........................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iv
VISI DAN MISI.....................................................................................................................1
BAB 1 PENGKAJIAN KESEHATAN KRONIS & STATUS PSIKOLOGIS...................1
1. Pengkajian masalah kesehatan kronis...............................................................2
2. Pengkajian status psikologis (Skala Depresi Geriatrik Yesavage)...................10
BAB 2 PENGKAJIAN SENSOMOTORIK & STATUS FUNGSIONAL..........................16
1. Pengkajian fungsi sensomotorik dengan pemeriksaan koordinasi
ekuilibrium........................................................................................................17
2. Pengkajian status fungsional dengan pemeriksaan Barthel Index....................23
BAB 3 PENGKAJIAN STATUS KOGNITIF......................................................................31
1. Pengkajian status kognitif dengan pemeriksaan SPMSQ (Short Mental
Status Questionaire)..........................................................................................32
2. Pengkajian status kognitif dengan pemeriksaan MMSE (Mini Mental
State Exam).......................................................................................................38
BAB 4 PENGKAJIAN KESEIMBANGAN DAN RISIKO JATUH...................................48
1. Pengkajian keseimbangan dengan pemeriksaan BBG (Berg Balance Scale). 49
2. Pengkajian risiko jatuh dengan MFS (Morse Fall Scale)...............................57
BAB 5 PEMBERIAN LATIHAN ROM (RANGE OF MOTION) DAN AMBULASI…64
BAB 6 MANAJEMEN NYERI..........................................................................................77
BAB 7 BRAIN GYM.......................................................................................................86
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................92
iv
VISI, MISI DAN TUJUAN
1
PROFIL LULUSAN
A. PROFIL LULUSAN
1. Care Provider : Merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan pada
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam rentang sehat sakit di tatanan
klinik, keluarga, dan komunitas untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia secara
komprehensif dan berbasis bukti.
2. Communicator : Mendemostrasikan komunikasi efektif pada sistem klien dan
kolaborasi tim kesehatan
3. Health Educator and Promoter :Melakukan edukasi dan promosi pada sistem
klien untuk mencapai kemandirian dalam merawat dirinya.
4. Manager and Leader :Menganalisis pengorganisasian asuhan keperawatan dan
berkoordinasi dengan tim Kesehatan dengan menunjukkan sikap kepemimpinan
untuk mencapai tujuan perawatan klien.
5. Researcher : Menerapkan langkah-langkah pendekatan ilmiah dalam
menyelesaikan masalah keperawatan.
2
C. PROFIL LULUSAN DAN CPL
3
BAB 1
PENGKAJIAN KESEHATAN KRONIS & STATUS PSIKOLOGIS
1. PENDAHULUAN
Pada modul ini akan melakukan Praktikum Keperawatan Gerontik. Bab 1 akan
mempraktikkan tentang: pengkajian khusus pada lansia pada pengkajian
kesehatan kronis & status psikologis.
4
KEGIATAN PRAKTIKUM 1
PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN KRONIS
A. Deskripsi Praktikum
Pada Kegiatan praktikum-1 ini, Anda akan melakukan praktikum asuhan
keperawatan pada lansia. Praktikum ini diharapkan akan memberikan
pengalaman belajar tentang mengenai kebutuhan bio, psiko, sosial dan spiritual
pada lanjut usia dengan sasaran individu, keluarga dan kelompok/ komunitas.
Persiapan dan perawatan sesaat dengan setting laboratorium keperawatan.
B. Tujuan Praktikum
Setelah selesai melakukan kegiatan praktikum-1 ini, Anda diharapkan
melakukan pengkajian khusus pada lansia yang mengalami masalah kronis
sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO).
C. Persiapan Praktikum
1. Petunjuk Kerja
a) Baca dan pelajari lembar kerja yang ada.
b) Apabila belum jelas ulangi lagi membaca, sampai benar-benar
memahami semua tindakan yang akan dilakukan
2. Keselamatan Kerja
a) Perhatikan keadaan umum pasien.
b) Menggunakan alat perlindungan diri yang sesuai dengan langkah kerja.
c) Langkah kerja dilakukan dengan cermat dan perhatikan keamanan,
kenyamana dan keselamatan pasien selama melakukan langkah kerja.
3. Peralatan
a) Lembar kerja
b) Alat dan Bahan yang sesuai
5
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) PENGKAJIAN
MASALAH KESEHATAN KRONIS PRODI NERS FKes UMHT
NAMA MAHASISWA :
NPM :
SEMESTER :
HARI & TANGGAL :
Pengertian:
Menurut Ekasari, Riasmini & Hartini (2019) pengkajian status fungsional adalah suatu bentuk
ngukuran kemampuan seseorang yang melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
Indikasi :
Lansia, baik lansia individu maupun yang tinggal dengan keluarga, di panti, dan komunitas.
Tujuan :
Mengoptimalkan kesehatan lansia secara umum serta memperbaiki/ mempertahankan kapasitas
fungsionalnya.
Sumber :
Ekasari, M. F., Riasmini, N. M. & Hartini, T. (2019). Meningkatkan Kualitas Hidup Lansia Konsep
dan Berbagai Intervensi. Malang: Wineka Media.
Tamher, S. & Noorkasiani. (2011). Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
CRITIC
NO TINDAKAN AL NILAI
POINT
1 2
0
1 PRA INTERAKSI
1.1 Verifikasi order
1.2 Siapkan lingkungan: jaga privasi
1.3 Persiapan pasien
2 PERSIAPAN ALAT
2.1 Pensil
2.2 Lembar pengkajian
2.3 Handscrub
3 ORIENTASI
3.1 Beri salam (Assalamu'alaikum, memperkenalkan
diri, memanggil nama pasien yang disukai, menanyakan
umur, alamat)
3.2 Kontrak waktu prosedur
3.3 Jelaskan tujuan prosedur
3.4 Memberi pasien / keluarga kesempatan untuk bertanya
3.5 Meminta persetujuan pasien / keluarga
3.6 Meyiapkan lingkungan dengan menjaga privacy pasien
3.7 Mendekatkan alat ke dekat tempat tidur pasien
4 TAHAP KERJA
4.1 Berdoa
4.2 Mencuci tangan dengan 6 langkah
4.3 Menyiapkan lembar pengkajian
6
CRITIC NILAI
NO TINDAKAN AL 1 2
0
POINT
4.4 Mengisi indentitas pasien berdasarkan rekam medis ataupun
wawancara
4.5 Petunjuk: Ajukan pertanyaan-pertanyaan dalam urutan yang
tercantum . Menuliskan checlist pada kolom berdasarkan
jawaban pasien. Skor pada kolom pengkajian dengan Skor 3
(selalu), skor 2 (sering), skor 1 (jarang) dan skor 0 (tidak
pernah).
4.6 Arahkan klien untuk menjawab pertanyaan perawat keluhan *
kesehatan yang dirasakan klien dalam waktu 3 bulan terakhir
berkaitan dengan berbagai fungsi. Tdk
Selalu Sering Jarang
No Fungsi-fungsi tubuh (3) (2) (1)
pernah
(0)
a Fungsi penglihatan
1. Penglihatan kabur
2. Mata berair
3. Nyeri pada mata
b Fungsi Pendengaran
1. Pendengaran
berkurang
2. Telinga berdenging
c Fungsi paru
(pernafasan)
1. Batuk lama disertai
keringat malam
2. Sesak nafas
3. Berdahak/ sputum
d Fungsi Jantung
1. Jantung berdebar-
debar
2. Cepat lelah
3. Nyeri dada
e Fungsi pencernaan
1. Mual/muntah
2. Nyeri ulu hati
3. Makan dan minum
banyak
(berlebihan)
4. Perubahan
kebiasaan BAB
(mencret atau
sembelit)
f Fungsi Pergerakan
1. Nyeri kaki saat
berjalan
2. Nyeri pinggang
atau tulang
belakang
3. Nyeri persendian/
bengkak
g Fungsi Persyarafan
1. Lumpuh/
kelemahan
2. Kehilangan rasa
7
CRITIC NILAI
NO TINDAKAN AL 1 2
0
POINT
3. Gemetar/ tremor
4. Nyeri/ pegal pada
daerah tengkuk
h Fungsi
Saluran Perkemihan
1. BAK banyak
2. Sering BAK pada
malam hari
3. Tidak
mampu mengontrol
pengeluaran
air kemih
(ngompol)
JUMLAH
5
5.1 Evaluasi respon pasien (Subjektif & Objektif)
5.2 Simpulkan kegiatan
5.3 Penkes singkat (pasien atau keluarga)
5.4 Kontrak waktu selanjutnya
5.5 Bersyukur dan mendoakan kesembuhan pasien
6 DOKUMENTASI
6.1 Mencatat nama dan umur pasien
6.2 Mencatat kondisi pasien
6.3 Mencatat respon pasien
6.4 Mencatat hasil pemeriksaan pasien
7 SIKAP
7.1 Keterbukaan
7.2 Empati
7.3 Perilaku positif
7.4 Sikap mendukung
7.5 Kesetaraan
TOTAL NILAI
GLOBAL RATING * (Centang Salah 1)
FAIL
BORDERLINE
PASS
EXCELLENT
0= tidak dilakukan 1= dilakukan tidak lengkap 2= dilakukan sempurna
NAMA PENGUJI :
TTD :
8
CATATAN PENGUJI :
9
PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN KRONIS
10
D. Pelaporan
Bagaimana pengalaman belajar Anda setelah melakukan Kegiatan Praktikum-1
ini, apakah Anda sudah mampu dan/ mahir melakukan pengkajian masalah
Kesehatan kronis. Jika Anda masih ragu/ kurang mampu dalam melakukannya,
Anda dapat melakukan latihan praktikum lagi dengan teman Anda sampai Anda
mampu dan/ mahir.
E. Ringkasan
Pengkajian status fungsional adalah suatu bentuk pengukuran kemampuan
seseorang yang melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri. Status
fungsional menunjukan derajat kemandirian lanjut usia yang bertujuan
meningkatkan kualitas hidup lanjut usia.
11
KEGIATAN PRAKTIKUM 2
PENGKAJIAN STATUS PSIKOLOGIS
A. Deskripsi Praktikum
Pada Kegiatan praktikum-2 ini, Anda akan melakukan praktikum proses asuhan
keperawatan pada lansia. Praktikum ini diharapkan akan memberikan
pengalaman belajar tentang mengenai kebutuhan bio, psiko, sosial dan
spiritual pada lanjut usia dengan sasaran individu, keluarga dan kelompok/
komunitas. Persiapan dan perawatan sesaat dengan setting laboratorium
keperawatan.
B. Tujuan Praktikum
Setelah selesai melakukan kegiatan praktikum-2 ini, Anda diharapkan
melakukan pengkajian khusus pada lansia yang mengalami masalah psikologis
dengan Skala Depresi Geriatrik Yesavage sesuai dengan Standar Prosedur
Operasional (SPO).
C. Persiapan Praktikum
1. Petunjuk Kerja
a) Baca dan pelajari lembar kerja yang ada.
b) Apabila belum jelas ulangi lagi membaca, sampai benar-benar
memahami semua tindakan yang akan dilakukan
2. Keselamatan Kerja
a) Perhatikan keadaan umum pasien.
b) Menggunakan alat perlindungan diri yang sesuai dengan langkah kerja.
c) Langkah kerja dilakukan dengan cermat dan perhatikan keamanan,
kenyamana dan keselamatan pasien selama melakukan langkah kerja.
3. Peralatan
a) Lembar kerja
b) Alat dan Bahan yang sesuai
12
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) PENGKAJIAN STATUS
PSIKOLOGIS (SKALA DEPRESI GERIATRIK YESAVAGE)
PRODI NERS FKes UMHT
NAMA MAHASISWA :
NPM :
SEMESTER :
HARI & TANGGAL :
Pengertian:
Pengkajian status mental ditekankan pada pengkajian tingkat kesadaran, perhatian, keterampilan bahasa,
ingatan interpretasi bahasa, keterampilan menghitung dan menulis, serta kemampuan konstruksional. Skala
GDS merupakan skala penilaian depresi pada lansia yang diciptakan oleh Yasavege dan Blink (Sunarti, 2019).
Indikasi:
Pengkajian status mental bisa digunakan untuk klien yang berisiko delirium, gangguan emosi (Sunarti, 2019).
Tujuan:
Skala Depresi Geriatrik Yesavage atau biasa disebut Geriatric Depression Scale (GDS) merupakan instrumen
yang disususn secara khusus untuk memeriksa depresi. Instrumen ini terdiri atas 30 atau 15 pertanyaan dengan
jawaban YA dan TIDAK. GDS ini telah diuji kesahihan dan keandalannya. Nomor jawaban YA dicetak tebal
dan beberapa nomor lain jawaban TIDAK dicetak tebal. Jawaban yang dicetak tebal mempunyai nilai 1 apabila
dipilih. Instrumen GDS dengan 30 item pertanyaan dikatakan juga dengan GDS long version, sedangkan yang
menggunakan 15 item pertanyaan biasa disebut GDS short version. Skala depresi geriatric-15 (GDS-15)
memiliki format yang sederhana dan telah divalidasi pada berbagai populasi lansia termasuk Indonesia
(Aritonang dkk, 2018 dalam Sunarti, 2019).
Sumber :
Kemenkes RI. (2017). Juknis Instrumen Pengkajian Paripurna Pasien Geriatri (P3G). Tersedia dalam:
http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/Juknis%20P3G.pdf
Sunarti, S, dkk. (2019). Prinsif Dasar Kesehatan Lanjut Usia (Geriatri). Malang: UB Press
CRITICAL NILAI
NO TINDAKAN 0 1 2
POINT
1 PRA INTERAKSI
1.1 Verifikasi Order
1.2 Siapkan lingkungan : jaga privasi
1.3 Persiapan pasien
2 PERSIAPAN ALAT
2.1 Pensil
2.2 Lembar pengkajian
2.3 Handscrub
3 ORIENTASI
3.1 Beri salam, memperkenalkan diri, memanggil nama
pas yang disukai, menanyakan umur, alamat)
3.2 Kontrak waktu prosedur
3.3 Jelaskan tujuan prosedur
3.4 Memberi pasien / keluarga kesempatan untuk bertanya
3.5 Meminta persetujuan pasien / keluarga
13
CRITICAL NILAI
NO TINDAKAN 0 1 2
POINT
3.6 Meyiapkan lingkungan dengan menjaga privacy pasien
3.7 Mendekatkan alat ke dekat tempat tidur pasien
4 TAHAP KERJA
4.1 Baca basmallah
4.2 Mencuci tangan dengan 6 langkah
4.3 Menyiapkan lembar pengkajian
4.4 Mengisi indentitas pasien berdasarkan rekam medis
ataupun wawancara
4.5 Petunjuk: Ajukan pertanyaan-pertanyaan dalam urutan
yang tercantum. Menuliskan skor pada kolom pengkajian
dengan Skor 1 (pada YA/ TIDAK yang bercetak tebal),
skor 0 (jika pasien menjawab YA/ TIDAK yang tidak
bercetak tebal).
*
4.6 Mengarahkan pasien untuk mengingat jawaban yang
dialami dalam 1-2 minggu terakhir dengan menjawab
perasaan yang paling tepat pada akhir-akhir ini.
No Apakah Bapak/ibu dalam 1- Ya Tidak Nilai
2 minggu terakhir:
1 Apakah anda sebenarnya Ya Tidak
puas dengan kehidupan anda?
2 Apakah anda sudah Ya Tidak
meninggalkan banyak
kegiatan dan minat/
kesenangan anda?
3 Apakah anda merasa Ya Tidak
kehidupan anda
hampa/ kosong?
4 Apakah anda sering merasa Ya Tidak
bosan?
5 Apakah anda mempunyai Ya Tidak
semangat baiksetiap
saat?
6 Apakah anda takut sesuatu Ya Tidak
yang buruk akan terjadi pada
anda?
7 Apakah anda merasa Ya Tidak
bahagia pada Sebagian besar
hidup anda?
8 Apakah anda sering Ya Tidak
merasa tidak berdaya?
9 Apakah anda lebih senang Ya Tidak
tinggal di rumah dari pada
pergi keluar dan
mengerjakan sesuatu hal
yang baru?
10 Apakah anda merasa Ya Tidak
mempunyai banyak
masalah dengan daya ingat
anda dibandingkan
kebanyakan orang?
11 Apakah anda piker bahwa Ya Tidak
hidup anda sekarang ini
menyenangkan?
14
12 Apakah anda merasa tidak Ya Tidak
berharga seperti perasaan
anda saat ini?
13 Apakah anda merasa Ya Tidak
penuh semangat?
15
CRITICAL NILAI
NO TINDAKAN 0 1 2
POINT
14 Apakah anda merasa Ya Tidak
bahwa keadaan anda tidak
ada harapan?
15 Apakah anda piker bahwa Ya Tidak
orang lain lebih baik
keadaannya dari anda?
JUMLAH ITEM
YANG TERGANGGU
5
5.1 Evaluasi respon pasien (Subjektif & Objektif)
5.2 Simpulkan kegiatan
5.3 Penkes singkat seperti hubungkan dengan motivasi secara
spiritual (pasien atau keluarga)
5.4 Kontrak waktu selanjutnya
5.5 Bersyukur dan mendoakan kesembuhan pasien
6 DOKUMENTASI
6.1 Mencatat nama dan umur pasien
6.2 Mencatat kondisi pasien
6.3 Mencatat respon pasien
6.4 Mencatat hasil pemeriksaan pasien
7 SIKAP
7.1 Keterbukaan
7.2 Empati
7.3 Perilaku positif
7.4 Sikap mendukung
7.5 Kesetaraan
TOTAL NILAI
NAMA PENGUJI :
TTD :
CATATAN PENGUJI :
16
PENGKAJIAN STATUS PSIKOLOGIS (SKALA DEPRESI GERIATRIK
YESAVAGE) SHORT VERSION
17
D. Pelaporan
Bagaimana pengalaman belajar Anda setelah melakukan Kegiatan Praktikum-2
ini, apakah Anda sudah mampu dan/ mahir melakukan pengkajian pengkajian
status psikologis (skala depresi geriatrik yesavage). Jika Anda masih ragu/
kurang mampu dalam melakukannya, Anda dapat melakukan latihan praktikum
lagi dengan teman Anda sampai Anda mampu dan/ mahir.
E. Ringkasan
Pengkajian status mental ditekankan pada Instrumen GDS bertujuan untuk
menapis adanya gangguan depresi atau gangguan penyesuaian. Pendekatan
secara professional dengan bantuan psikiater amat diperlukan untuk
menegakkan diagnosis pasti (Pilotto dan Polidori, 2018 dalam Sunarti, 2019).
18
BAB 2
PENGKAJIAN SENSOMOTORIK & STATUS FUNGSIONAL
2. PENDAHULUAN
Pada Bab 2 ini, ANDA akan mempraktikkan tentang: pengkajian khusus pada
lansia pada pengkajian sensorimotorik & status fungsional.
19
KEGIATAN PRAKTIKUM 3
PENGKAJIAN FUNGSI SENSOMOTORIK DENGAN
PEMERIKSAAN KATZ INDEKS
A. Deskripsi Praktikum
Pada Kegiatan praktikum-3 ini, Anda akan melakukan praktikum proses asuhan
keperawatan pada lansia. Praktikum ini diharapkan akan memberikan
pengalaman belajar tentang mengenai kebutuhan bio, psiko, sosial dan spiritual
pada lanjut usia dengan sasaran individu, keluarga dan kelompok/ komunitas.
Persiapan dan perawatan sesaat dengan setting laboratorium keperawatan.
B. Tujuan Praktikum
Setelah selesai melakukan kegiatan praktikum-3 ini, Anda diharapkan
melakukan pengkajian khusus pada lansia yang mengalami masalah pengkajian
fungsi sensomotorik dengan pemeriksaan koordinasi ekuilibrium sesuai dengan
Standar Prosedur Operasional (SPO).
C. Persiapan Praktikum
1. Petunjuk Kerja
a) Baca dan pelajari lembar kerja yang ada.
b) Apabila belum jelas ulangi lagi membaca, sampai benar-benar
memahami semua tindakan yang akan dilakukan
2. Keselamatan Kerja
a) Perhatikan keadaan umum pasien.
b) Menggunakan alat perlindungan diri yang sesuai dengan langkah kerja.
c) Langkah kerja dilakukan dengan cermat dan perhatikan keamanan,
kenyamana dan keselamatan pasien selama melakukan langkah kerja.
3. Peralatan
a) Lembar kerja
b) Alat dan Bahan yang sesuai
20
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) PENGKAJIAN
FUNGSI SENSOMOTORIK DENGANPEMERIKSAAN
KOORDINASI EKUILIBRIUM (KATZ INDEKS)
PRODI NERS FKES UMHT
NAMA MAHASISWA :
NPM :
SEMESTER :
HARI & TANGGAL :
Pengertian:
Menurut Sunaryo (2015) pengkajian status sensomotorik adalah suatu bentuk pengukuran
kemampuan seseorang melakukan koordinasi dan keseimbangan. Pengkajian Funsgi sensomotorik
dengan pemeriksaan koordinasi ekuilibrium disebut juga pengkajian posisi dan keseimbangan
(Sullivan Indeks Katz).
Indikasi :
lansia yang mengalami penurunan status koordinasi dan keseimbangan, baik lansia yang tinggal
dengan keluarga, di panti keluarga, dan komunitas. Tes ini untuk menilai komponen statis dan
dinamis dari postur dan keseimbangan ketika tubuh dalam posisi berdiri, meliputi gerakan motorik
kasar, dan observasi tubuh saat statik dan dinamis (Pudjiastuti & Utomo, 2002).
Tujuan :
Pengkajian fungsi sensomotorik merupakan koordinasi dan keseimbangan, saat melakukan tes
koordinasi, selain faktor kemampuan melakukan gerakan faktor kecepatan untuk membentuk gerakan
juga harus dipertimbangkan. Gerakan harus halus dan akurat dengan arah gerakan, kecepatan,
keseimbangan, dan ketegangan otorharus tepat. Pengkajian status fungsional ini melakukan
pemeriksaan dengan instrumen tertentu untuk membuat penilaian secara objektif. Alat ini digunakan
untuk menentukan hasil tindakan dan prognosis pada lansia dan penyakit kronis (Pudjiastuti &
Utomo, 2002; Sunaryo, 2015).
Sumber :
Sunaryo, dkk. (2015). Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakrta: Andi Offset. Pudjiastuti, S. S. &
Utomo, B. (2002). Fisioterapi Pada Lansia. Jakarta: EGC.
CRITICAL NILAI
NO TINDAKAN 0 1 2
POINT
1 PRA INTERAKSI
1.1 Verifikasi Order
1.2 Siapkan lingkungan : jaga privasi
1.3 Persiapan pasien
2 PERSIAPAN ALAT
2.1 Pensil
2.2 Lembar pengkajian
2.3 handskrub
2.4 lantai dengan tanda
3 ORIENTASI
3.1 Beri salam, memperkenalkan diri, memanggil nama
pas yang disukai, menanyakan umur, alamat)
3.2 Kontrak waktu prosedur
3.3 Jelaskan tujuan prosedur
3.4 Memberi pasien / keluarga kesempatan untuk bertanya
3.5 Meminta persetujuan pasien / keluarga
3.6 Meyiapkan lingkungan dengan menjaga privacy pasien
21
CRITICAL NILAI
NO TINDAKAN 0 1 2
POINT
3.7 Mendekatkan alat ke dekat tempat tidur pasien
4 TAHAP KERJA
4.1 Baca basmallah
4.2 Mencuci tangan dengan 6 langkah
4.3 Menyiapkan lembar pengkajian
4.4 Mengisi indentitas pasien berdasarkan rekam medis
ataupun wawancara
4.5 Petunjuk: Ajukan pertanyaan-pertanyaan dalam urutan yang
*
tercantum. Menuliskan skor pada kolom pengkajian dengan
Skor 4 (mampu melakukan aktivitas dengan lengkap), skor 3
(mampu melakukan aktivitas dengan bantuan, skor 2
(mampu melakukan aktivitas dengan bantuan maksimal dan
skor 1 (tidak mampu melakukan aktivitas).
4.6 Memberikan instruksi kepada klien
Skor Kriteria
Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah,
A
ke kamar kecil, berpakaian dan mandi.
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-
B
hari, kecuali satu dari fungsi tersebut.
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari,
C
kecuali mandi dan satu fungsi tambahan.
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup
D
sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi
tambahan.
E Kemandirian dalam semua aktivitas hidup
sehari-hari, kecuali mandi, berpakaian, ke
kamar kecil dan satu fungsi tambahan
Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-
F
hari, kecualimandi, berpakaian, ke kamar kecil,
berpindah dan satu fungsi tambahan.
G Ketergantungan pada ke enam fungsi tersebut.
Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi
Lain tidak dapatdiklasifikasikan sebagai C, D, E atau
F.
-
Lain
5
5.1 Evaluasi respon pasien (Subjektif & Objektif)
5.2 Simpulkan kegiatan
5.3 Penkes singkat (pasien atau keluarga)
5.4 Kontrak waktu selanjutnya
5.5 Bersyukur dan mendoakan kesembuhan pasien
22
CRITICAL NILAI
NO TINDAKAN 0 1 2
POINT
6 DOKUMENTASI
6.1 Mencatat nama dan umur pasien
6.2 Mencatat kondisi pasien
6.3 Mencatat respon pasien
6.4 Mencatat hasil pemeriksaan pasien
7 SIKAP
7.1 Keterbukaan
7.2 Empati
7.3 Perilaku positif
7.4 Sikap mendukung
7.5 Kesetaraan
TOTAL NILAI
NAMA PENGUJI :
TTD :
CATATAN PENGUJI :
23
PENGKAJIAN FUNGSI SENSOMOTORIK DENGAN PEMERIKSAAN KATZ
INDEKS
Skor Kriteria
23
D. Pelaporan
Bagaimana pengalaman belajar Anda setelah melakukan Kegiatan Praktikum-3
ini, apakah Anda sudah mampu dan/ mahir fungsi sensomotorik dengan
pemeriksaan koordinasi ekuilibrium. Jika Anda masih ragu/ kurang mampu
dalam melakukannya, Anda dapat melakukan latihan praktikum lagi dengan
teman Anda sampai Anda mampu dan/ mahir.
E. Ringkasan
pengkajian status sensomotorik adalah suatu bentuk pengukuran kemampuan
seseorang melakukan koordinasi dan keseimbangan. Instrumen ini digunakan
untuk menentukan hasil Tindakan dan prognosis pada lansia dan penyakit
kronis.
24
KEGIATAN PRAKTIKUM 4
PENGKAJIAN STATUS FUNGSIONAL DENGAN
PEMERIKSAAN BARTHEL INDEX
A. Deskripsi Praktikum
Pada Kegiatan praktikum-2 ini, Anda akan melakukan praktikum membuat asuhan
keperawatan pada lansia. Praktikum ini diharapkan akan memberikan pengalaman
belajar tentang mengenai kebutuhan bio, psiko, sosial dan spiritual pada lanjut usia
dengan sasaran individu, keluarga dan kelompok/ komunitas. Persiapan dan
perawatan sesaat dengan setting laboratorium keperawatan.
B. Tujuan Praktikum
Setelah selesai melakukan kegiatan praktikum-2 ini, Anda diharapkan melakukan
pengkajian khusus pada lansia yang mengalami masalah Pengkajian status
fungsional dengan pemeriksaan Barthel Index sesuai dengan Standar Prosedur
Operasional (SPO).
C. Persiapan Praktikum
1. Petunjuk Kerja
a) Baca dan pelajari lembar kerja yang ada.
b) Apabila belum jelas ulangi lagi membaca, sampai benar-benar memahami
semua tindakan yang akan dilakukan
2. Keselamatan Kerja
a) Perhatikan keadaan umum pasien.
b) Menggunakan alat perlindungan diri yang sesuai dengan langkah kerja.
c) Langkah kerja dilakukan dengan cermat dan perhatikan keamanan,
kenyamana dan keselamatan pasien selama melakukan langkah kerja.
3. Peralatan
a) Lembar kerja
b) Alat dan Bahan yang sesuai
25
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
26
Pengertian:
Menurut Ekasari, Riasmini & Hartini (2019) pengkajian status fungsional adalah suatu bentuk pengukuran
kemampuan seseorang yang melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri. Menurut Sugiarto (2005, dalam
Ekasari, dkk., 2019) Barthel index merupakan skala yang diambil dari catatan medik penderita, pengamatan
langsung atau dicatat sendiri oleh pasien dan dapat dikerjakan dalam waktu kurang dari 10 menit.
Indikasi :
lansia yang mengalami penurunan status mental ataupun kognitifnya, baik lansia yang tinggal dengan
keluarga, di panti keluarga, dan komunitas. Menurut Mao, dkk dalam Ekasari, Riasmini & Hartini (2018)
menjelaskan bahwa Barthel Index dapat digunakan sebagai kriteria dalam menilai kemampuan fungsional
bagi lansia yang mengalami gangguan keseimbangan.
Tujuan :
Penentuan kemandirian fungsional dapat mengidentifikasi kemampuan dan keterbatasan klien sehingga
memudahkan pemilihan intervensi yang tepat. Pengukuran atau pengkajian ADL atau status fungsional
penting dilakukan untuk mengetahui tingkat ketergantungan atau besarnya bantuan yang diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari lansia.
Sumber :
Muhith, A. & Siyoto, S. (2016). Pendidikan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Andi Offset.
Ekasari, M. F., Riasmini, N. M. & Hartini, T. (2019). Meningkatkan Kualitas Hidup Lansia Konsep dan
Berbagai Intervensi. Malang: Wineka Media.
CRITICAL NILAI
N TINDAKAN
POINT 0 1 2
O
1 PRA INTERAKSI
1.1 Verifikasi Order
1.2 Siapkan lingkungan : jaga privasi
1.3 Persiapan pasien
2 PERSIAPAN ALAT
2.1 Pensil
2.2 Lembar pengkajian
2.3 Handscrub
3 ORIENTASI
3.1 Beri salam (Assalamu'alaikum, memperkenalkan diri,
memanggil nama pas yang disukai, menanyakan
umur, alamat)
3.2 Kontrak waktu prosedur
3.3 Jelaskan tujuan prosedur
3.4 Memberi pasien / keluarga kesempatan untuk bertanya
3.5 Meminta persetujuan pasien / keluarga
3.6 Meyiapkan lingkungan dengan menjaga privacy pasien
3.7 Mendekatkan alat ke dekat tempat tidur pasien
4 TAHAP KERJA
4.1 Berdoa
4.2 Mencuci tangan dengan 6 langkah
4.3 Menyiapkan alat tulis
4.4 Mengisi identitas pasien berdasarkan rekam medis ataupun
wawancara
4.5 Petunjuk: Ajukan pertanyaan-pertanyaan dalam urutan yang
tercantum. Skor satu poin untuk setiap yang benar respon dalam
setiap pertanyaan atau kegiatan.
27
4.6 Mengisi identitas pasien berdasarkan rekam medis ataupun
wawancara
4.7 Petunjuk: Ajukan pertanyaan-pertanyaan dalam urutan yang
*
tercantum. Skor satu poin untuk setiap yang benar respon
dalam setiap pertanyaan atau kegiatan.
28
CRITICAL NILAI
NO TINDAKAN 0 1 2
POINT
8. Pindah Hanya terbaring di tempat 0
tempat (dari tidur, tidak mungkin
tempat tidur menggunakan kursi roda
5
ke tempat Dapat duduk, tapi butuh
duduk, atau bantuan maksimal
sebaliknya) untuk berpindah 10
Butuh bantuan minimal (hanya
diarahkan secara verbal)
Mandiri, termasuk mengunci 15
kursi roda dan
menaikkan tatakan kaki
9. Mobilitas Duduk di kursi roda tetapi 0
(berjalan tidak dapat berjalan sendiri
pada Hanya bisa bergerak dengan 5
permukaa kursi roda, lebih dari 50
10
n yang yard
rata) Berjalan dengan bantuan 15
lebih dari 50 yard
Mandiri (meskipun
menggunakan alat bantu)
10. Naik Tidak dapat naik tangga 0
turun Membutuhkan bantuan 5
tangga 10
Mandiri
6 DOKUMENTASI
6.1 Mencatat nama dan umur pasien
6.2 Mencatat kondisi pasien
6.3 Mencatat respon pasien
6.4 Mencatat hasil pemeriksaan pasien
7 SIKAP
7.1 Keterbukaan
7.2 Empati
7.3 Perilaku positif
7.4 Sikap mendukung
7.5 Kesetaraan
29
30
CRITICAL NILAI
NO TINDAKAN 0 1 2
POINT
TOTAL NILAI
GLOBAL RATING * (Centang Salah 1)
FAIL
BORDELINE
PASS
EXCELLENT
0= tidak dilakukan 1= dilakukan tidak lengkap 2= dilakukan sempurna
NAMA PENGUJI :
TTD :
CATATAN PENGUJI :
31
PENGKAJIAN BARTHEL INDEX
32
No. Aktivitas Evaluasi Skor Nilai
8 Pindah tempat (dari Hanya terbaring di tempat tidur, 0
tempat tidur ke tidak mungkin menggunakan
tempat duduk, atau kursi roda
sebaliknya) 5
Dapat duduk, tapi butuh
bantuan maksimal untuk
Berpindah
Butuh bantuan minimal (hanya 10
diarahkan secara verbal)
Mandiri, termasuk mengunci 15
kursi roda dan menaikkan
tatakan kaki
9 Mobilitas (berjalan Duduk di kursi roda tetapi tidak 0
pada permukaan dapat berjalan sendiri
yang rata) 5
Hanya bisa bergerak dengan
kursi roda, lebih dari 50 10
yard
Berjalan dengan bantuan lebih 15
dari 50 yard
Mandiri (meskipun
menggunakan alat bantu)
10 Naik turun tangga Tidak dapat naik tangga 0
Membutuhkan bantuan 5
10
Mandiri
33
D. Pelaporan
Bagaimana pengalaman belajar Anda setelah melakukan Kegiatan Praktikum-4
ini, apakah Anda sudah mampu dan/ mahir melakukan pengkajian khusus pada
lansia yang mengalami masalah status fungsional dengan pemeriksaan Barthel
Index. Jika Anda masih ragu/ kurang mampu dalam melakukannya, Anda dapat
melakukan latihan praktikum lagi dengan teman Anda sampai Anda mampu dan/
mahir.
E. Ringkasan
Beberapa tahun terakhir banyak para peneliti yang melakukan pengujian secara
ilmiah tentang Barthel Indeks dalam rangka mengukur tingkat kemandirian
melalui pengukuran Activity Daily Living (ADL) pada lansia. Barthel Indeks
dinyatakan bahwa handal, sahih dan cukup sensitive, pelaksanaannya mudah dan
cepat dari 10 menit), dari pengamatan langsung atau dari catatan medik penderita,
lingkupnya cukup mewakili ADL dasardan mobilitas ADL dasar (Ekasari dkk,
2019).
34
BAB 3
PENGKAJIAN STATUS KOGNITIF
1. PENDAHULUAN
Assalamualaikum selamat pagi. Apa kabar Anda??? Semoga Anda sehat selalu.
Pada modul ini, ANDA akan melakukan Praktikum Keperawatan Gerontik Pada
Bab 3 ini, ANDA akan mempraktikkan tentang: pengkajian khusus pada lansia
pada pengkajian status kognitif.
35
KEGIATAN PRAKTIKUM 5
PENGKAJIAN STATUS KOGNITIF DENGAN PEMERIKSAAN SPMSQ (SHORT
MENTAL STATUS QUESTIONAIRE)
A. Deskripsi Praktikum
Pada Kegiatan praktikum-5 ini, Anda akan melakukan praktikum membuat asuhan
keperawatan pada lansia. Praktikum ini diharapkan akan memberikan pengalaman
belajar tentang mengenai kebutuhan bio, psiko, sosial dan spiritual pada lanjut usia
dengan sasaran individu, keluarga dan kelompok/ komunitas. Persiapan dan
perawatan sesaat dengan setting laboratorium keperawatan.
B. Tujuan Praktikum
Setelah selesai melakukan kegiatan praktikum-5 ini, Anda diharapkan melakukan
pengkajian khusus pada lansia yang mengalami masalah status kognitif dengan
pemeriksaan SPMSQ (Short Mental Status Questionaire) sesuai dengan Standar
Prosedur Operasional (SPO).
C. Persiapan Praktikum
1. Petunjuk Kerja
a) Baca dan pelajari lembar kerja yang ada.
b) Apabila belum jelas ulangi lagi membaca, sampai benar-benar memahami
semua tindakan yang akan dilakukan
2. Keselamatan Kerja
a) Perhatikan keadaan umum pasien.
b) Menggunakan alat perlindungan diri yang sesuai dengan langkah kerja.
c) Langkah kerja dilakukan dengan cermat dan perhatikan keamanan,
kenyamana dan keselamatan pasien selama melakukan langkah kerja.
3. Peralatan
a) Lembar kerja
b) Alat dan Bahan yang sesuai
36
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) PENGKAJIAN
SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONNAIRE
(SPMSQ)
PRODI NERS FKES UMHT
NAMA MAHASISWA :
NPM :
SEMESTER :
HARI & TANGGAL :
Pengertian:
Menurut Muhith & Siyoto (2016) pengkajian yang akurat pada lansia merupakan hal yang sangat
penting terutama pengkajian terhadap perubahan status kognitif. Penggunaan alat pengkajian yang baku
untuk mengevaluasi semua aspek kognitif salah satunya adalah Short Portable Mental Status
Questionnaire (SPMSQ). Menurut Padila (2013) alat ini memberikan skor numeric yang dapat dipantau
dari waktu ke waktu untuk membantu pengenalan dini perubahan yang samar. Namun, agar dapat
bermanfaat, alat tersebut harus digunakan dengan benar secara berkelanjutan.
Indikasi :
lansia yang mengalami penurunan status mental ataupun kognitifnya, baik lansia yang tinggal dengan
keluarga, di panti keluarga, dan komunitas (Muhith & Siyoto, 2016). Pengkajian digunakan untuk
mendeteksi adanya tingkat kerusakan intelektual (Sunaryo, 2015).
Tujuan :
Manfaat dari pengkajian Short Mental Status Questionnaire (SPMSQ) adalah untuk menilai fungsi
intelektual maupun mental dari lansia sehingga dapat diketahui ada atau tidaknya defisit otak organik
pada pasien lansia (Muhith & Siyoto, 2016).
Sumber :
Muhith, A. & Siyoto, S. (2016). Pendidikan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Andi Offset. Dewi, S.
R. (2014). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Deepublish.
Sunaryo, dkk. (2015). Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakrta: Andi Offset.
CRITICAL NILAI
N TINDAKA 0 1 2
POINT
O N
1 PRA INTERAKSI
1.1 Verifikasi Order
1.2 Siapkan lingkungan : jaga privasi
1.3 Persiapan pasien
2 PERSIAPAN ALAT
2.1 Handscrub
2.2 Pensil
2.3 Lembar pengkajian
3 ORIENTASI
3.1 Beri salam (Assalamu'alaikum, memperkenalkan
37
diri,
memanggil nama pas yang disukai, menanyakan umur,
38
CRITICAL NILAI
NO TINDAKAN 0 1 2
POINT
alamat)
3.2 Kontrak waktu prosedur
3.3 Jelaskan tujuan prosedur
3.4 Memberi pasien / keluarga kesempatan untuk bertanya
3.5 Meminta persetujuan pasien / keluarga
3.6 Meyiapkan lingkungan dengan menjaga privacy pasien
3.7 Mendekatkan alat ke dekat tempat tidur pasien
4 TAHAP KERJA
4.1 Berdoa
4.2 Mencuci tangan dengan 6 langkah
4.3 Menyiapkan alat tulis
4.4 Mengisi indentitas pasien berdasarkan rekam medis
ataupun wawancara
4.1 Petunjuk: Penilaian dalam pengkajian SPMSQ adalah nilai 1 *
(jika rusak/ salah) dan nilai 0 (jika tidak rusak/benar).
Semua jawaban dianggap benar jika menjawab tanpa
menggunakan alat bantu (kalender, kalkulator).
Skor
+ - No Pertanyaan Jawaban
1 Tanggal berapa hari ini?
2 Hari apa sekarang ini?
3 Apa nama tempat ini?
4 Berapa nomor telepon anda?
Dimana alamat anda? (ditanyakan
4a hanya jika pasien tidak
mempunyai telepon)
5 Berapa umur anda?
6 Kaapan anda dilahirkan?
Siapa presiden Indonesia
7
sekarang?
Siapa presiden Indonesia
8 sebelumnya?
9 Siapa nama kecil ibu anda?
Kurangi angka 20 dengan angka 3
10 berturut-tururt 3 kebawah atau
menurun!
Jumlah Kesalahan Total
39
tanggal, dantahunnya diberikan dengan benar.
g. Pertanyaan 7 hanya membutuhkan nama belakang
40
CRITICAL NILAI
NO TINDAKAN 0 1 2
POINT
presiden.
h.
Pertanyaan 8 hanya membutuhkan nama
belakang presiden sebelumya.
i. Pertanyaan 9 dianggap benar jika subyek memberikan
nama pertama wanita ditambah nama belakang
subyek.
j. Pertanyaan 10 dianggap benar jika serangkaian
angka tersebut disebutkan dengan benar. Kesalahan
dalam rangkaian tersebut atau ketidakmauan untuk
berusahadianggap benar.
4.2 Menjumlahkan hasil pengkajian yang didapat
4.3 Menyimpulkan Analisis Jumlah Kesalahan Total SPMSQ
danmelingkari hasilnya: *
Kesalahan 0 – 3 Fungsi intelektual utuh
Kesalahan 4 – 5 Kerusakan intelektual ringan
Kesalahan 6 – 8 Kerusakan intelektual sedang
Kesalahan 9 – 10 Kerusakan intelektual berat
4.4 Merapikan pasien dan alat
5
5.1 Evaluasi respon pasien (Subjektif & Objektif)
5.2 Simpulkan kegiatan
5.3 Penkes singkat (pasien atau keluarga)
5.4 Kontrak waktu selanjutnya
5.5 Berdoa dan mendoakan kesembuhan
Pasien
6 DOKUMENTASI
6.1 Mencatat nama dan umur pasien
6.2 Mencatat kondisi pasien
6.3 Mencatat respon pasien
6.4 Mencatat hasil pemeriksaan pasien
7 SIKAP
7.1 Keterbukaan
7.2 Empati
7.3 Perilaku positif
7.4 Sikap mendukung
7.5 Kesetaraan
TOTAL NILAI
NAMA PENGUJI :
TTD :
CATATAN PENGUJI :
41
42
PENGKAJIAN SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONNAIRE
(SPMSQ)
D. Pelaporan
Bagaimana pengalaman belajar Anda setelah melakukan Kegiatan Praktikum-5
ini, apakah Anda sudah mampu dan/ mahir melakukan pengkajian khusus pada
lansia yang mengalami masalah status kognitif dengan pemeriksaan SPMSQ
(Short Mental Status Questionaire). Jika Anda masih ragu/ kurang mampu dalam
melakukannya, Anda dapat melakukan latihan praktikum lagi dengan teman Anda
sampai Anda mampu dan/ mahir.
43
E. Ringkasan
pengkajian yang akurat pada lansia merupakan hal yang sangat penting terutama
pengkajian terhadap perubahan status kognitif. Penggunaan alat pengkajian yang
baku untuk mengevaluasi semua aspek kognitif salah satunya adalah Short
Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ).
44
KEGIATAN PRAKTIKUM 6
PENGKAJIAN STATUS KOGNITIF DENGAN PEMERIKSAAN MMSE
(MINI MENTAL STATE EXAM)
A. Deskripsi Praktikum
Pada Kegiatan praktikum-6 ini, Anda akan melakukan praktikum membuat asuhan
keperawatan pada lansia. Praktikum ini diharapkan akan memberikan pengalaman
belajar tentang mengenai kebutuhan bio, psiko, sosial dan spiritual pada lanjut usia
dengan sasaran individu, keluarga dan kelompok/ komunitas. Persiapan dan
perawatan sesaat dengan setting laboratorium keperawatan.
B. Tujuan Praktikum
Setelah selesai melakukan kegiatan praktikum-6 ini, Anda diharapkan melakukan
pengkajian khusus pada lansia yang mengalami masalah status kognitif dengan
pemeriksaan MMSE (Mini Mental State Exam) sesuai dengan Standar Prosedur
Operasional (SPO).
C. Persiapan Praktikum
1. Petunjuk Kerja
a) Baca dan pelajari lembar kerja yang ada.
b) Apabila belum jelas ulangi lagi membaca, sampai benar-benar memahami
semua tindakan yang akan dilakukan
2. Keselamatan Kerja
a) Perhatikan keadaan umum pasien.
b) Menggunakan alat perlindungan diri yang sesuai dengan langkah kerja.
c) Langkah kerja dilakukan dengan cermat dan perhatikan keamanan,
kenyamana dan keselamatan pasien selama melakukan langkah kerja.
3. Peralatan
a) Lembar kerja
b) Alat dan Bahan yang sesuai
45
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) PENGKAJIAN MINI
MENTAL STATUS EXAMINATION (MMSE)
PRODI NERS FKES UMHT
NAMA MAHASISWA :
NPM :
SEMESTER :
HARI & TANGGAL :
Pengertian:
Status mental lansia merupakan keadaan umum lansia yang menandakan lansia dalam keadaan sadar
penuh terhadap kondisi dan kesadaran lansia terkait dengan proses penuaan yang dialaminya. MMSE
merupakan sebuah pemeriksaan yang digunakan untuk mengetahui status mental pasien dan
menilai penurunan kognitif pada lansia seiring bertambahnya usia (Muhith & Siyoto, 2016).
Indikasi :
Menurut Muhith & Siyoto (2016) lansia yang mengalami penurunan status mental ataupun kognitifnya,
baik lansia yang tinggal dengan keluarga, di panti keluarga, dan komunitas. MMSE menilai sejumlah
domain kognitif, orientasi ruang dan waktu, memori jangka pendek dan memori kerja, atensi dan
kalkulasi, penamaan benda, pengulangan kalimat, pelaksanaan perintah, pemahaman dan
pelaksanaanperintah menulis, pemahaman dan pelaksanaan perintah verbal, perencanaan dan praksis
(Sunarti dkk, 2019).
Tujuan :
Menurut Muhith & Siyoto (2016) Mengidentifikasi status mental lansia, merumuskan permasalahan
mental yang dialami lansia dan mnentukan tindakan selanjutnya pada lansia.
Sumber :
Muhith, A. & Siyoto, S. (2016). Pendidikan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Andi Offset. Sunarti,
S, dkk. (2019). Prinsif Dasar Kesehatan Lanjut Usia (Geriatri). Malang: UB Press.
CRITICAL NILAI
NO TINDAKAN POINT 0 1 2
1 PRA INTERAKSI
1.1 Verifikasi Order
1.2 Siapkan lingkungan : jaga privasi
1.3 Persiapan pasien
2 PERSIAPAN ALAT
2.1 Kertas kosong
2.2 Pensil
2.3 Arloji
2.4 Tulisan yang bisa dibaca
2.5 Gambar yang harus ditiru/disalin
2.6 Benda yang umum diketahui
2.7 Lembar pengkajian
3 ORIENTASI
3.1 Beri salam (Assalamu'alaikum, memperkenalkan diri,
memanggil nama pas yang disukai, menanyakan
umur, alamat)
3.2 Kontrak waktu prosedur
3.3 Jelaskan tujuan prosedur
3.4 Memberi pasien / keluarga kesempatan untuk bertanya
3.5 Meminta persetujuan pasien / keluarga
3.6 Meyiapkan lingkungan dengan menjaga privacy pasien
46
CRITICAL NILAI
NO TINDAKAN 0 1 2
POINT
3.7 Mendekatkan alat ke dekat tempat tidur pasien
4 TAHAP KERJA
4.1 Berdoa
4.2 Mencuci tangan dengan 6 langkah
4.3 Menyiapkan alat tulis
4.4 Petunjuk: Ajukan pertanyaan-pertanyaan dalam urutan
yang tercantum. Skor satu poin untuk setiap yang benar
respon dalam setiap pertanyaan atau kegiatan.
4.5 Menanyakan kepada klien tentang:
Ite Tes Nilai Nilai
m maks
1. ORIENTASI
Sekarang tahun (1), musim (1), bulan
(1), tanggal (1), dan hari (1) apa? 5 (…….)
Kita berada di mana? sebutkan (1),
desa (1), kecamatan (1), kabupaten 5 (…….)
(1), kota propinsi (1), dan negara (1)
2. REGISTRASI
Pemeriksa menyebutkan 3 benda
yang berbeda kelompoknya selang
1 detik (apel, uang dan
meja). Kemudian mintalah lansia
untuk mengulang ke-3 nama
tersebut. Berikan 1 angka untuk
setiap jawaban yang...............benar.
Bila masih salah, ulangilah 3 (…….)
penyebutan nama ke-3 benda
tersebut sampai ia dapat
mengulanginya dengan
benar. Hitunglah jumlah percobaan
dan catatlah [apel (1), uang (1), neja,
(1)]. (Jumlah
percobaan…...........................)
3. ATENSI DAN KALKULASI
Hitunglah berturut-turut selang 7
mulai dari 100 ke bawah 1 angka
untuk setiap jawaban yang benar.
Berhenti setelah 5 hitungan. (93, 86,
5 (…….)
79, 72, 65) beri angka 1 bagi tiap
jawaban yang betul. Tes 4 ini dapat
diganti dengan tes mengeja
“KARTU” (UTRAK).
4. MENGINGAT KEMBALI
(RECALL)
Tanyakan kembali nama 3 buah
benda yang telah disebutkan di atas.
3 (…….)
Berikan 1 angka untuk setiap jawaban
yang benar.
5. BAHASA
47
a. Apakah nama-nama benda ini?
(Perlihatkan pensil dan arloji?) (2
angka)
b. Ulangi kalimat berikut: “Jika
tidak dan atau tetapi” (1 angka)
c. Laksanakan 3 buah perintah ini
ini: “Peganglah selembar kertas 7 (…….)
dengan tangan kananmu, lipatlah
kertas itu pada pertengahan, dan
letakkan di lantai” (3 angka)
d. Bacalah dan laksanakan perintah
berikut: “PEJAMKAN MATA
ANDA” (angka 1)
48
CRITICAL NILAI
NO TINDAKAN 0 1 2
POINT
Tes minimental (The mini
mental state exanibation).
e. Suruh penderita menulis satu
kalimat pilihannya sendiri
(kalimat harus mengandung
subyek dan obyek dan harus
mempunyai makna. Salah eja
tidak diperhitungkan bila
memberi skor).
f. Perbesarlah gambar di bawah 2
(…….)
ini sampai 1,5 cm tiap sisi dan
suruh pasien mengkopinya,
berilah angka 1 bilasemua
sisi digambarnya dan
potongan antara segi lima
tersebut membentuk segi empat.
Jumlah 30 (……) *
6 DOKUMENTASI
6.1 Mencatat nama dan umur pasien
6.2 Mencatat kondisi pasien
6.3 Mencatat respon pasien
6.4 Mencatat hasil pemeriksaan pasien
7 SIKAP
7.1 Keterbukaan
7.2 Empati
7.3 Perilaku positif
7.4 Sikap mendukung
7.5 Kesetaraan
49
CRITICAL NILAI
NO TINDAKAN 0 1 2
POINT
TOTAL NILAI
GLOBAL RATING * (Centang Salah 1)
FAIL
BORDELINE
PASS
EXCELLENT
0= tidak dilakukan 1= dilakukan tidak lengkap 2= dilakukan sempurna
NAMA PENGUJI :
TTD :
CATATAN PENGUJI :
50
PEMERIKSAAN MINI MENTAL STATUS EXAMINATION (MMSE)
Nama Responden.......................................................................(Lk/Pr)
Usia :
Pendidikan : ……………………………………..
Riwayat Penyakit : Stroke ( ), DM ( ), Hipertensi ( ), Penyakit Jantung ( )
Penyakit Lain………………………
Pemeriksa : ………………………Hari/Tanggal……………………
Item Tes Nilai Nilai
maks
1. ORIENTASI
Sekarang tahun (1), musim (1), bulan (1), tanggal (1),
5 (………….)
dan hari (1) apa?
Kita berada di mana ? sebutkan (1), desa (1), kecamatan (1),
kabupaten (1), kota propinsi (1), dan 5 (………….)
negara (1)
2. REGISTRASI
Pemeriksa menyebutkan 3 benda yang berbeda kelompoknya
selang 1 detik (apel, uang dan meja). Kemudian mintalah
lansia untuk mengulang ke-3 nama tersebut. Berikan 1 angka
untuk setiap jawaban yang benar. Bila masih salah, ulangilah
penyebutan nama ke-3 benda tersebut sampai ia dapat 3 (………….)
mengulanginya dengan benar. Hitunglah jumlah percobaan
dan catatlah [apel (1), uang (1), meja, (1)].
(Jumlah percobaan................................)
51
Item Tes Nilai Nilai
maks
c. Laksanakan 3 buah perintah ini ini: “Peganglah selembar
kertas dengan tangan kananmu, lipatlah kertas itu pada
pertengahan, dan letakkan di lantai” (3 angka)
d. Bacalah dan laksanakan perintah berikut:
“PEJAMKAN MATA ANDA” (angka 1)
Jumlah 30 (…………)
Tandai tingkat kesadaran lansia pada garis absis di bawah
ini dengan huruf
D. Pelaporan
Bagaimana pengalaman belajar Anda setelah melakukan Kegiatan Praktikum-5
ini, apakah Anda sudah mampu dan/ mahir melakukan pengkajian khusus pada
lansia yang mengalami masalah Pengkajian status kognitif dengan pemeriksaan
MMSE (Mini Mental
52
53
State Exam). Jika Anda masih ragu/ kurang mampu dalam melakukannya, Anda
dapat melakukan latihan praktikum lagi dengan teman Anda sampai Anda mampu
dan/ mahir.
E. Ringkasan
Status mental lansia merupakan keadaan umum lansia yang menandakan lansia
dalam keadaan sadar penuh terhadap kondisi dan kesadaran lansia terkait dengan
proses penuaan yang dialaminya. MMSE merupakan sebuah pemeriksaan yang
digunakan untuk mengetahui status mental pasien dan menilai penurunan kognitif
pada lansia seiring bertambahnya usia.
54
KEGIATAN PRAKTIKUM 7
PENGKAJIAN KESEIMBANGAN DENGAN PEMERIKSAAN BBS (BERG
BALANCE SCALE)
A. Deskripsi Praktikum
Pada Kegiatan praktikum-7 ini, Anda akan melakukan praktikum membuat asuhan
keperawatan pada lansia. Praktikum ini diharapkan akan memberikan pengalaman
belajar tentang mengenai kebutuhan bio, psiko, sosial dan spiritual pada lanjut usia
dengan sasaran individu, keluarga dan kelompok/ komunitas. Persiapan dan
perawatan sesaat dengan setting laboratorium keperawatan.
B. Tujuan Praktikum
Setelah selesai melakukan kegiatan praktikum-7 ini, Anda diharapkan melakukan
pengkajian khusus pada lansia yang mengalami masalah keseimbangan dengan
pemeriksaan BBS (Berg Balance Scale) sesuai dengan Standar Prosedur
Operasional (SPO).
C. Persiapan Praktikum
a. Petunjuk Kerja
i. Baca dan pelajari lembar kerja yang ada.
ii. Apabila belum jelas ulangi lagi membaca, sampai benar-benar
memahami semuatindakan yang akan dilakukan
b.Keselamatan Kerja
i. Perhatikan keadaan umum pasien.
ii. Menggunakan alat perlindungan diri yang sesuai dengan langkah
kerja.
iii. Langkah kerja dilakukan dengan cermat dan perhatikan keamanan,
kenyamanandan keselamatan pasien selama melakukan langkah kerja.
c. Peralatan
i. Lembar kerja
ii. Alat dan Bahan yang sesuai
55
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) PENGKAJIAN
BERG BALANCE SCALE (BBS)
PRODI NERS FKES UMHT
NAMA MAHASISWA :
NPM :
SEMESTER :
HARI & TANGGAL :
Pengertian:
Keseimbangan merupakan kemampuan tubuh untuk mengontrol pusat gravitasi (center of gravity) atau
pusat massa tubuh (center of mass) terhadap bidang tumpu (base of support). Pusat gravitasi (center of
gravity) adalah suatu titik dimana massa dari suatu obyek terkonsentrasi berdasarkan tarikan
gravitasinya. Pada manusia normal, pusat gravitasi tubuh terletak di perut bagian bawah dan sedikit di
depan sendi lutut. Agar tubuh dapat tetap menjaga keseimbangan, pusat gravitasi tersebut berpindah
untuk memberikan kompensasi agar tidak terjadi gangguan yang dapat menyebabkan orang kehilangan
keseimbangannya (Barnedh et al, 2006).
Indikasi :
Indikasi tes keseimbangan ini untuk lansia dengan gangguan fungsi keseimbangan dan
mengklasifikasikan risiko jatuh.
Tujuan :
Mengukur keseimbangan pada lansia dengan gangguan fungsi keseimbangan, Menentukan risiko
jatuh pada lansia (rendah, sedang, atau tinggi), Menilai kemampuan klien dalam memelihara posisi
Sumber :
Barnedh et al. 2006. Penilaian keseimbangan menggunakan skala keseimbangan Berg pada lansia di
kelompok lansia Puskesmas Tebet. Jakarta: Universitas Indonesia
Djohan et al. 2016. Item Score Berg Balance Scale
CRITICAL NILAI
NO TINDAKAN POINT 0 1 2
1 PRA INTERAKSI
1.4 Verifikasi Order
1.5 Siapkan lingkungan : jaga privasi
1.6 Persiapan pasien
2 PERSIAPAN ALAT
2.1 Lembar pengkajian
2.2 Penggaris atau meteran
2.3 dua buah kursi (dengan dan tanpa penyangga)
2.4 stopwatch
2.5 step stool/tangga kecil
3 ORIENTASI
3.1 Beri salam (Assalamu'alaikum, memperkenalkan diri,
memanggil nama pas yang disukai, menanyakan umur,
alamat)
3.2 Kontrak waktu prosedur
3.3 Jelaskan tujuan prosedur
3.4 Memberi pasien / keluarga kesempatan untuk bertanya
3.5 Meminta persetujuan pasien / keluarga
3.6 Meyiapkan lingkungan dengan menjaga privacy pasien
56
CRITICAL NILAI
NO TINDAKAN
POINT 0 1 2
3.7 Mendekatkan alat ke dekat tempat tidur pasien
4 TAHAP KERJA
4.4 Berdoa
4.5 Mencuci tangan dengan 6 langkah
4.6 Menyiapkan alat tulis
4.6 Petunjuk: Ajukan pertanyaan-pertanyaan dalam urutan
*
yang tercantum. Skor satu poin untuk setiap yang benar
respon dalam setiap pertanyaan atau kegiatan.
4.7 Menanyakan kepada klien tentang:
No Item Nilai
1. DUDUK KE BERDIRI
Instruksi : “Silahkan berdiri.
Cobalah untuk tidak
menggunakan tangan anda untuk
menumpu.”
( ) 4 Mampu tanpa
menggunakan tangan dan berdiri
stabil
( ) 3 Mampu berdiri stabil tetapi
menggunakan support tangan
( ) 2 Mampu berdiri dengan stabil
support tangan setelah beberapa
kali mencoba
( ) 1 Membutuhkan bantuan
minimal untuk berdiri stabil
( ) 0 Membutuhkan bantuan
sedang sampai maksimal untuk
berdiri
2. BERDIRI TIDAK DISANGGAH
Instruksi : “Silahkan berdiri selama 2
menit tanpa menumpu.”
( ) 4 Mampu berdiri dengan aman
selama 2 menit
( ) 3 Mampu berdiri dengan aman
selama 2 menit dengan pengawasan
( ) 2 Mampu berdiri selama 30
menit tanpa menumpu
( ) 1 Butuh beberapa kali mencoba
berdiri 30 detik tanpa menumpu
( ) 0 Tidak mampu berdiri 30 detik tanpa
bantuan **Jika subyek mampu berdiri
selama 2 menit tidak disanggah, maka
skor penuh untuk item 3 dilanjutkan ke
item 4
3. DUDUK TIDAK
DISANGGAH TETAPI KAKI
TERSANGGAH PADA
LANTAI ATAU STOOL
Instruksi : “Silahkan duduk
dengan melipat tangan selama 2
menit.”
( ) 4 Mampu duduk dengan
aman selama 2 menit
( )3 Mampu duduk dengan aman
selama 2 menit dibawah
pengawasan
( ) 2 Mampu duduk selama 30 menit (
) 1 Mampu duduk selama 10 detik
( ) 0 Tidak mampu duduk
tidak disanggah selama 10
detik
4. BERDIRI KE DUDUK
57
Instruksi :” Silahkan duduk.”
( ) 4 Duduk aman dengan bantuan
tangan minimal
( ) 3 Mengontrol gerakan
duduk dengan tangan
( ) 2. Mengontrol gerakan
duduk dengan tangan paha
belakang
menompang kursi
( ) 1 Duduk mandiri tetapi
dengan gerakan duduk tidak
terkontrol
( ) 0 Membutuhkan bantuan untuk
duduk
5. TRANSFER
Instruksi :“Atur jarak kursi.
Mintalah subyek untuk berpindah
dari kursi yang memiliki sandaran
tangan ke kursi tanpa sandaran atau
dari tempat tidur ke kursi.”
( ) 4 Mampu berpindah dengan aman
dan menggunakan tangan minimal
( ) 3 Mampu berpindah dengan aman
dan menggunakan tangan
( ) 2 Dapat berpindah dengan aba-
aba atau dibawah pengawasan
( ) 1 Membutuhkan satu orang
untuk Membantu
( ) 0 Membutuhkan lebih dari satu
orang untuk membantu
6. BERDIRI TIDAK
TERSANGGA DENGAN
MATA TERTUTUP
Instruksi :“Silahkan tutup mata anda
dan berdiri selama 10 detik.”
( ) 4 Mampu bediri dengan aman
selama 10 detik
( ) 3 Mampu berdiri 10 detik
dengan pengawasan
( ) 2 Mampu bediri selama 3
detik ( ) 1 Tidak mampu menutup
mata selama 3 detik
( ) 0 Butuh bantuan untuk menjaga
agar tidak jatuh
7. BERDIRI TIDAK DISANGGA
DENGAN KAKI RAPAT
Instruksi: “Tempatkan kaki anda
rapat dan pertahankan tanpa
tompangan.”
( ) 4Mampu menempatkan kaki
dengan mandiri dan berdiri selama 1
menit
( ) 3 Mampu menempatkan kaki
dengan mandiri dan berdiri selama 1
menit di bawah pengawasan
( ) 2 Mampu menempatkan kaki
dengan mandiri dan berdiri selama 30
detik
( ) 1 Membutuh bantuan untuk
memposisikan kedua kaki, mampu
berdiri selama 15 detik
( ) 0 Membutuh bantuan untuk
memposisikan kedua kaki, tidak
mampu berdiri selama 15 detik
58
8. MERAIH KEDEPAN DENGAN
LENGAN LURUS SECARA
PENUH
Instruksi :“Angkat tangan kedepan 90
derajat. Julurkan jari-jari anda
kedepan. Fisioterapis menempatkan
penggaris dan mintalah meraih sejauh
mungkin yang dapat dicapai, saat
lengan mencapai 90 derajat. Jari tidak
boleh menyentuh penggaris saat
meraih kedepan. Catatlah jarak yang
dapat dicapai, dimungkinkan
melakukan rotasi badan untuk
mencapai jarak maksimal.”
( ) 4 Dapat meraih secara meyakinkan
>25 cm (10 inchi)
( ) 3 Dapat meraih secara meyakinkan
>12.5 cm (5 inchi) dengan aman
( ) 2 Dapat meraih secara meyakinkan
>5 cm (2 inchi) dengan aman
( ) 1 Dapat meraih tetapi dengan
pengawasan
( ) 0 Kehilangan keseimbangan ketika
mencoba
9. MENGAMBIL OBYEK DARI
LANTAI DARI POSISI BERDIRI
Instruksi : “Ambil sepatu/sandal yang
berada didepan kaki anda.”
( ) 4 Mampu mengambil dengan aman
dan mudah
( ) 3 Mampu mengambil, tetapi butuh
pengawasan
( ) 2 Tidak mampu mengambil tetapi
mendekati sepatu/sandal 2-5 cm (1-2
inchi) dengan seimbang dan mandiri
( ) 1 Tidak mampu mengambil,
mencoba beberapa kali dengan
pengawasan
( ) 0 Tidak mampu mengambil, dan
butuh batuan agar tidak jatuh
10. BERBALIK UNTUK MELIHAT
KE BELAKANG
Instruksi :“Menoleh kebelakang
dengan posisi berdiri kekiri dan
kekanan Fisioterapis dapat
menggunakan benda sebagai obyek
yang mengarahkan.”
( ) 4 Melihat kebelakang kekiri dan
kekanan dengan pergeseran yang
baik ( ) 3 Melihat kebelakang pada
salah satu sisi dengan baik, dan sisi
lainnya kurang
( ) 2 Hanya mampu melihat kesamping
dengan seimbang
( ) 1 Membutuhkan pengawasan untuk
berbalik
( ) 0 Membutuhkan bantuan untuk
tetap seimbang dan tidak jauh
11. BERBALIK 360 DERAJAT
Instruksi : “Berbalik dengan satu
putaran penuh dan diam dan lakukan
pada arah sebaliknya”
( ) 4 Mampu berputar 360 derajat
selama 4 detik dengan aman
( ) 3 Mampu berputar 360 derajat
dengan aman pada satu sisi selama 4
detik atau kurang
( ) 2 Mampu berputar 360 derajat
dengan aman tetapi perlahan
( ) 1 Membutuhkan pengawasan dan
panduan
59
( ) 0 Membutuhkan bantuan untuk
berbalik
12. MENEMPATKAN KAKI
SECARA BERGANTIAN KE
STEP STOOL/TANGGA
KECIL DALAM POSISI
BERDIRI TANPA
PENYANGGA
Instruksi : “Naikkan kaki secara
bergantian ke step stool. Lanjutkan
pada stool selanjutknya”
( ) 4 Mampu berdiri mandiri
dan aman, 8 langkah (naik
turun) selama 20 detik
( ) 3 Mampu berdiri mandiri dan
aman, 8 langkah selama >20 detik
( ) 2 Mampu melakukan 4 langkah
tanpa alat bantu dengan
pengawasan
( ) 1 Mampu melakukan >2
langkah ,membutuhkan bantuan
minimal
( ) 0 Membutuhkan bantuan untuk
tidak jauh
13. BERDIRI DENGAN SATU KAKI DI
DEPAN KAKI LAINNYA
Instruksi : ”Tempatkan satu kaki
didepan kaki lainnya. Jika anda kesulitan
mulai dari jarak yang luas”
( ) 4 Mampu menempatkan dengan
mudah, mandiri dan bertahan 30 detik
( ) 3 Mampu menempatkan secara
mandiri selama 30 detik
( ) 2 Mampu menempatkan dengan jarak
langkah kecil, mandiri selama 30 detik
( ) 1 Membutuhkan bantuan untuk
menempatkan tetapi bertahan 15 detik
( ) 0 Kehilangan keseimbangan ketika
penempatan dan mandiri
14. BERDIRI DENGAN SATU KAKI
Instruksi : “Berdiri dengan satu kaki dan
pertahankan”
( ) 4 Mampu berdiri dan bertahan
>10 detik
( ) 3 Mampu berdiri dan bertahan 5-10
detik
( ) 2 Mampu berdiri dan bertahan =
atau 3 detik
( ) 1 Mencoba untuk berdiri dan tidak
mampu 3 detik, tetapi mandiri
( ) 0 Tidak mampu dan membutuhkan
bantuan agar tidak jatuh
Jumlah
60
5 EVALUASI
5.1 Evaluasi respon pasien (Subjektif & Objektif)
5.2 Simpulkan kegiatan
5.3 Penkes singkat (pasien atau keluarga)
5.4 Kontrak waktu selanjutnya
5.5 Berdoa dan mendoakan kesembuhan pasien
6 DOKUMENTASI
6.1 Mencatat nama dan umur pasien
6.2 Mencatat kondisi pasien
6.3 Mencatat respon pasien
6.4 Mencatat hasil pemeriksaan pasien
7 SIKAP
7.1 Keterbukaan
7.2 Empati
7.3 Perilaku positif
7.4 Sikap mendukung
7.5 Kesetaraan
CRITICAL NILAI
NO TINDAKAN
POINT
0 1 2
TOTAL NILAI
GLOBAL RATING * (Centang Salah 1)
FAIL
BORDELINE
PASS
EXCELLENT
0= tidak dilakukan 1= dilakukan tidak lengkap 2= dilakukan sempurna
NAMA PENGUJI :
TTD :
CATATAN PENGUJI :
61
NO ITEM SCORE BERG BALANCE SCALE
1 DUDUK KE BERDIRI
Instruksi : “Silahkan berdiri. Cobalah untuk tidak menggunakan tangan anda
untuk menumpu.”
4 ( ) Mampu tanpa menggunakan tangan dan berdiri stabil
3 ( ) Mampu berdiri stabil tetapi menggunakan support tangan
2 ( ) Mampu berdiri dengan stabil support tangan setelah beberapa kali
mencoba
1 ( ) Membutuhkan bantuan minimal untuk berdiri stabil
0 ( ) Membutuhkan bantuan sedang sampai maksimal untuk berdiri
4 BERDIRI KE DUDUK
Instruksi :” Silahkan duduk.”
4 ( ) Duduk aman dengan bantuan tangan minimal
3 ( ) Mengontrol gerakan duduk dengan tangan
2 ( ) Mengontrol gerakan duduk dengan tangan paha belakang
menompang kursi
62
( ) 1 Duduk mandiri tetapi dengan gerakan duduk tidak terkontrol
( ) 0 Membutuhkan bantuan untuk duduk
5. TRANSFER
Instruksi :“Atur jarak kursi. Mintalah subyek untuk berpindah dari kursi yang
memiliki sandaran tangan ke kursi tanpa sandaran atau dari tempat tidur ke kursi.”
( ) 4 Mampu berpindah dengan aman dan menggunakan tangan minimal
( ) 3 Mampu berpindah dengan aman dan menggunakan tangan
( ) 2 Dapat berpindah dengan aba-aba atau dibawah pengawasan
( ) 1 Membutuhkan satu orang untuk Membantu
( ) 0 Membutuhkan lebih dari satu orang untuk membantu
6. BERDIRI TIDAK TERSANGGA DENGAN MATA TERTUTUP
Instruksi :“Silahkan tutup mata anda dan berdiri selama 10 detik.”
( ) 4 Mampu bediri dengan aman selama 10 detik
( ) 3 Mampu berdiri 10 detik dengan pengawasan
( ) 2 Mampu bediri selama 3 detik ( ) 1 Tidak mampu menutup mata selama 3
detik
( ) 0 Butuh bantuan untuk menjaga agar tidak jatuh
7. BERDIRI TIDAK DISANGGA
DENGAN KAKI RAPAT
Instruksi: “Tempatkan kaki anda rapat dan pertahankan tanpa tompangan.”
( ) 4Mampu menempatkan kaki dengan mandiri dan berdiri selama 1 menit
( ) 3 Mampu menempatkan kaki dengan mandiri dan berdiri selama 1 menit di bawah
pengawasan
( ) 2 Mampu menempatkan kaki dengan mandiri dan berdiri selama 30 detik
( ) 1 Membutuh bantuan untuk memposisikan kedua kaki, mampu berdiri selama 15
detik
( ) 0 Membutuh bantuan untuk memposisikan kedua kaki, tidak mampu berdiri selama
15 detik
8. MERAIH KEDEPAN DENGAN
LENGAN LURUS SECARA PENUH
Instruksi :“Angkat tangan kedepan 90 derajat. Julurkan jari-jari anda kedepan.
Fisioterapis menempatkan penggaris dan mintalah meraih sejauh mungkin yang dapat
dicapai, saat lengan mencapai 90 derajat. Jari tidak boleh menyentuh penggaris saat
meraih kedepan. Catatlah jarak yang dapat dicapai, dimungkinkan melakukan rotasi
badan untuk mencapai jarak maksimal.”
( ) 4 Dapat meraih secara meyakinkan
>25 cm (10 inchi)
( ) 3 Dapat meraih secara meyakinkan
>12.5 cm (5 inchi) dengan aman
( ) 2 Dapat meraih secara meyakinkan
>5 cm (2 inchi) dengan aman
( ) 1 Dapat meraih tetapi dengan pengawasan
( ) 0 Kehilangan keseimbangan ketika mencoba
9. MENGAMBIL OBYEK DARI LANTAI DARI POSISI BERDIRI
Instruksi : “Ambil sepatu/sandal yang berada didepan kaki anda.”
( ) 4 Mampu mengambil dengan aman dan mudah
( ) 3 Mampu mengambil, tetapi butuh pengawasan
( ) 2 Tidak mampu mengambil tetapi mendekati sepatu/sandal 2-5 cm (1-2 inchi)
dengan seimbang dan mandiri
( ) 1 Tidak mampu mengambil, mencoba beberapa kali dengan pengawasan
( ) 0 Tidak mampu mengambil, dan butuh batuan agar tidak jatuh
63
10. BERBALIK UNTUK MELIHAT KE BELAKANG
Instruksi :“Menoleh kebelakang dengan posisi berdiri kekiri dan kekanan
Fisioterapis dapat menggunakan benda sebagai obyek yang mengarahkan.”
( ) 4 Melihat kebelakang kekiri dan kekanan dengan pergeseran yang baik
( ) 3 Melihat kebelakang pada salah satu sisi dengan baik, dan sisi lainnya kurang
( ) 2 Hanya mampu melihat kesamping dengan seimbang
( ) 1 Membutuhkan pengawasan untuk berbalik
( ) 0 Membutuhkan bantuan untuk tetap seimbang dan tidak jauh
11. BERBALIK 360 DERAJAT
Instruksi : “Berbalik dengan satu putaran penuh dan diam dan lakukan pada arah
sebaliknya”
( ) 4 Mampu berputar 360 derajat selama 4 detik dengan aman
( ) 3 Mampu berputar 360 derajat dengan aman pada satu sisi selama 4 detik atau
kurang
( ) 2 Mampu berputar 360 derajat dengan aman tetapi perlahan
( ) 1 Membutuhkan pengawasan dan panduan
( ) 0 Membutuhkan bantuan untuk berbalik
12. MENEMPATKAN KAKI SECARA BERGANTIAN KE STEP
STOOL/TANGGA KECIL DALAM POSISI BERDIRI TANPA PENYANGGA
Instruksi : “Naikkan kaki secara bergantian ke step stool. Lanjutkan pada stool
selanjutknya”
( ) 4 Mampu berdiri mandiri dan aman, 8 langkah (naik turun) selama 20 detik
( ) 3 Mampu berdiri mandiri dan aman, 8 langkah selama >20 detik ( ) 2 Mampu
melakukan 4 langkah tanpa alat bantu dengan pengawasan
( ) 1 Mampu melakukan >2 langkah ,membutuhkan bantuan minimal
( ) 0 Membutuhkan bantuan untuk tidak jauh
13. BERDIRI DENGAN SATU KAKI DI DEPAN KAKI LAINNYA
Instruksi : ”Tempatkan satu kaki didepan kaki lainnya. Jika anda kesulitan mulai dari
jarak yang luas”
( ) 4 Mampu menempatkan dengan mudah, mandiri dan bertahan 30 detik
( ) 3 Mampu menempatkan secara mandiri selama 30 detik
( ) 2 Mampu menempatkan dengan jarak langkah kecil, mandiri selama 30 detik
( ) 1 Membutuhkan bantuan untuk menempatkan tetapi bertahan 15 detik
( ) 0 Kehilangan keseimbangan ketika penempatan dan mandiri
14. BERDIRI DENGAN SATU KAKI
Instruksi : “Berdiri dengan satu kaki dan pertahankan”
( ) 4 Mampu berdiri dan bertahan >10 detik
( ) 3 Mampu berdiri dan bertahan 5-10 detik
( ) 2 Mampu berdiri dan bertahan = atau 3 detik
( ) 1 Mencoba untuk berdiri dan tidak mampu 3 detik, tetapi mandiri
( ) 0 Tidak mampu dan membutuhkan bantuan agar tidak jatuh
64
D. Pelaporan
Bagaimana pengalaman belajar Anda setelah melakukan Kegiatan Praktikum-7 ini,
apakah Anda sudah mampu dan/ mahir melakukan pengkajian khusus pada lansia
yang mengalami masalah Pengkajian keseimbangan dengan pemeriksaan BBS (Berg
Balance Scale). Jika Anda masih ragu/ kurang mampu dalam melakukannya, Anda
dapat melakukan latihan praktikum lagi dengan teman Anda sampai Anda mampu
dan/ mahir.
E. Ringkasan
Keseimbangan merupakan kemampuan tubuh untuk mengontrol pusat gravitasi
(center of gravity). Tes keseimbangan BBS ini ditujukan untuk lansia dengan
gangguan fungsi keseimbangan dan mengklasifikasikan risiko jatuh.
65
KEGIATAN PRAKTIKUM 8
PENGKAJIAN RISIKO JATUH DENGAN PEMERIKSAAN MFS (MORSE FALL
SCALE)
A. Deskripsi Praktikum
Pada Kegiatan praktikum-8 ini, Anda akan melakukan praktikum melakukan
pengkajian keperawatan pada lansia. Praktikum ini diharapkan akan memberikan
pengalaman belajar tentang mengenai kebutuhan bio, psiko, sosial dan spiritual pada
lanjut usia dengan sasaran individu, keluarga dan kelompok/ komunitas. Persiapan
dan perawatan sesaat dengan setting laboratorium keperawatan.
B. Tujuan Praktikum
Setelah selesai melakukan kegiatan praktikum-8 ini, Anda diharapkan melakukan
pengkajian khusus pada lansia yang mengalami masalah risiko jatuh dengan
pemeriksaan MFS (Morse Fall Scale) sesuai dengan Standar Prosedur Operasional
(SPO).
C. Persiapan Praktikum
a. Petunjuk Kerja
i. Baca dan pelajari lembar kerja yang ada.
ii. Apabila belum jelas ulangi lagi membaca, sampai benar-
benar memahami semua tindakan yang akan dilakukan
b.Keselamatan Kerja
i. Perhatikan keadaan umum pasien.
ii. Menggunakan alat perlindungan diri yang sesuai dengan langkah kerja.
iii. Langkah kerja dilakukan dengan cermat dan
perhatikan keamanan, kenyamanan dan keselamatan
pasien selama melakukan langkah kerja.
c. Peralatan
i. Lembar kerja
ii. A lat dan Bahan yang sesuai
66
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) PENGKAJIAN
MORSE FALL SCALE (MFS)
PRODI NERS FKES UMHT
NAMA MAHASISWA :
NPM :
SEMESTER :
HARI & TANGGAL :
Pengertian:
Faktor risiko jatuh di rumah sakit memiliki kesamaan faktor risiko yang di jumpai di panti jompo dan di
masyarakat, misalnya gangguan keseimbangan atau gaya berjalan, mobilitas berubah, riwayat jatuh,
bertambahnya usia, gangguan kemampuan berpikir, depresi, pusing/vertigo, hipotensi ortostatik,
gangguan penglihatan dan penggunaan obat penenang (Hitcho, et al., 2004 dalam Dessy VA, 2013).
Indikasi :
MFS adalah alat penilaian yang memenuhi kriteria dan dirancang untuk membantu menargetkan
pasien yang berisiko jatuh terutama pada usia >65 tahun (Scott, et al., 2006).
Tujuan :
Skala MFS dinilai secara menyeluruh dan berkala, diidentifikasi dari tingkatan jatuh skor >45 risiko
tinggi, skor 25–44 risiko sedang, skor 0–24 risiko ringan dan mewakili 6 faktor yang berkontribusi
signifikan terhadap kemungkinan pasien jatuh (Morse dan Tylko, 1989 dalam Morse, 2009).
Sumber :
Cruz.2015. Morse Fall Scale User's Manual: Quality in Supervision and in Nursing Practice.
https://www.sciencedirect.com/journal/procedia-social-and-behavioral-sciences Volume 171, 16
January 2015, Pages 334-339 https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.01.130
Dessy VA.2013. Penilaian Risiko Jatuh Lanjut Usia (Lansia) Menggunakan Pendekatan Hendrich Falls
Scale Dan Morse Falls Scale. Jurnal Ners Vol. 8 No. 1 April 2013: 107–117
CRITICAL NILAI
NO TINDAKAN POINT 0 1 2
1 PRA INTERAKSI
1.1 Verifikasi Order
1.2 Siapkan lingkungan : jaga privasi
1.3 Persiapan pasien
2 PERSIAPAN ALAT
2.1 Kertas kosong
2.8 Pensil
2.9 Arloji
2.10Tulisan yang bisa dibaca
2.11Gambar yang harus
ditiru/disalin 2.12Benda yang umum
diketahui
2.13Lembar pengkajian
3 ORIENTASI
3.13 Beri salam (Assalamu'alaikum, memperkenalkan diri,
memanggil nama pas yang disukai, menanyakan
umur, alamat)
3.14 Kontrak waktu prosedur
3.15Jelaskan tujuan
prosedur
3.16Memberi pasien / keluarga kesempatan untuk bertanya
67
3.17Meminta persetujuan pasien / keluarga
3.18Meyiapkan lingkungan dengan menjaga privacy pasien
68
CRITICAL NILAI
NO TINDAKAN 0 1 2
POINT
3.7 Mendekatkan alat ke dekat tempat tidur pasien
4 TAHAP KERJA
4.7 Berdoa
4.8 Mencuci tangan dengan 6 langkah
4.9 Menyiapkan alat tulis
4.8 Petunjuk: Ajukan pertanyaan-pertanyaan dalam urutan
*
yang tercantum. Skor satu poin untuk setiap yang benar
respon dalam setiap pertanyaan atau kegiatan.
4.9 Menanyakan kepada klien tentang:
Faktor Skala Skor Nilai
Risiko
Riwayat Pernah Pernah 25
Jatuh Tidak Tidak
pernah pernah
0
Diagnosi
s Ada Ada 15
Tidak
Penyerta Tidak ada
ada
0
Alat Perabotan (kursi, meja, Perabotan
bantu dll) Walker (kursi,
untuk
berpindah Tidak ada/bed/kursiroda, meja, dll)
perawat 30
Walker 15
Tidak
ada/bed/kurs
iroda,
perawat 0
Penggun 1. Menggunakan Menggunak
a an Obat
IV atau 2. Tidak menggunakan a n 20
Heparin Tidak
menggunaka
n0
Cara
Berjalan 1. Tidak mampu Tidak
2. Lemah mampu
atau 20
Berpindah 3. Normal, Lemah 10
bedrest, Normal,
immobilisasi
bedrest,
immobilisasi
0
Keadaan
Mental Mudah lupa Mudah
status lupa 15
Orientasi
baik Orientas
i baik 0
Total
69
CRITICAL NILAI
NO TINDAKAN 0 1 2
POINT
Skor >45 risiko tinggi: Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh
risiko tinggi
5
5.1 Evaluasi respon pasien (Subjektif & Objektif)
5.2 Simpulkan kegiatan
5.3 Penkes singkat (pasien atau keluarga)
5.4 Kontrak waktu selanjutnya
5.5 Berdoa dan mendoakan kesembuhan pasien
6 DOKUMENTASI
6.1 Mencatat nama dan umur pasien
6.2 Mencatat kondisi pasien
6.3 Mencatat respon pasien
6.4 Mencatat hasil pemeriksaan pasien
7 SIKAP
7.1 Keterbukaan
7.2 Empati
7.3 Perilaku positif
7.4 Sikap mendukung
7.5 Kesetaraan
TOTAL NILAI
GLOBAL RATING * (Centang Salah 1)
FAIL
BORDELINE
PASS
EXCELLENT
0= tidak dilakukan 1= dilakukan tidak lengkap 2= dilakukan sempurna
NAMA PENGUJI :
TTD :
CATATAN PENGUJI :
70
PEMERIKSAAN RISIKO JATUH MORSE FALL SCALE (MFS)
Skor >45 risiko tinggi: Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh risiko tinggi
71
F. Pelaporan
Bagaimana pengalaman belajar Anda setelah melakukan Kegiatan Praktikum-8 ini,
apakah Anda sudah mampu dan/ mahir melakukan pengkajian khusus pada lansia
yang mengalami masalah risiko jatuh dengan pemeriksaan MFS (Morse Fall Scale).
Jika Anda masih ragu/ kurang mampu dalam melakukannya, Anda dapat melakukan
latihan praktikum lagi dengan teman Anda sampai Anda mampu dan/ mahir.
G. Ringkasan
Risiko jatuh sering ditemukan di rumah sakit dan panti jompo. MFS adalah alat
penilaian yang memenuhi kriteria dan dirancang untuk membantu menargetkan
pasien yang berisiko jatuh terutama pada usia >65 tahun.
72
Praktikum 9
Pemberian Range of Motion dan Ambulasi Pada Lansia Dengan Keterbatasan Aktifitas
CASE STUDY:
Seorang lansia perempuan usia 75 tahun dirawat di panti griya werdha sudah 3 tahun,
pernah jatuh, saat ini pasien tampak bed rest di tempat tidur, tidak mampu
menggerakkan kaki dan tangan secara sempurna karena kaku, berjalan berlahan-lahan
dengan menggunakan tongkat. Pasien post stroke 1 tahun yang lalu.
QUESTION:
1. Apa yang anda ketahui tentang penyebab keterbatasan aktifitas pada klien
lansia?
2. Tanda dan gejala apa saja yang dapat ditemukan pada lansia dengan keterbatasan
aktifitas? Lakukan uji kekuatan otot tangan dan kaki dan rentang gerak sendi
3. Sebutkan masalah keperawatan pada kasus tersebut?
4. Jelaskan intervensi yang dapat diberikan pada klien dengan ketebatasan aktifitas?
5. Sebutkan gerakan-gerakan dalam melakukan ROM (Range of Motion)?
TINJAUAN TEORI
Mobilitas merupakan hal yang vital bagi kesehatan lansia, karena dengan pergerakan
lansia mampu melakukan aktifitas hidup sehari-hari secara mandiri. Mobilitas adalah
pergerakan yang memberikan kebebasan dan kemandirian bagi seseorang(Kathryn A
Blair dalam Mickey Stanley, 2006).
Perubahan normal musculoskeletal terkait usia pada lansia termasuk penurunan tinggi
badan, redistribusi massa otot dan lemak subkutan, peningkatan porositas tulang,
atrofi otot, pergerakan yang lambat, pengurangan kekuatan, dan kekakuan sendi-
sendi sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan penampilan, kelemahan dan
lambatnya pergerakan yangmenyertai penuaan. Pengetahuan tentang osteoporosis,
osteoartriitis, penyakit inflamasi pada sendi dan fraktur sangat diperlukan untuk
membantu mencegah komplikasi dan memperkecil dampak keterbatasan pergerakan.
Pengkajian
1. Kekuatan otot ekstremitas
Uji kekuatan otot Skala Kekuatan Otot
1. Bandingkan sisi kanan dengan sisi kiri. 0: 0% dari kekuatan normal; kelumpuhan
73
b. Abduksi dan adduksi pinggul: Klien terlentang, kedua kaki
diluruskan. Letakkan tangan Anda di sisi samping setiap 5: 100% dari kekuatan normal; gerakan
lutut; klien berusaha melawan ke sampng melawan gravitasi penuh perlawanan
Adduksi pinggul: Klien dalam posisi yang sama seperti
untuk abduksi pinggul. Tempatkan tangan Anda di antara
lutut; klien membawa kaki melawan perlawanan Anda.
c. Hamstring: Klien terlentang, kedua lutut menekukk. Klien
menolak saat Anda mencoba melakukannya luruskan kaki.
Quadriceps: Klien terlentang, lutut sebagian diluruskan;
klien menolak sementara Anda percobaan untuk menekuk
lutut.
d. Otot pergelangan kaki dan kaki: Klien menolak saat Anda
mencoba melakukan dorsofleksi kaki dan lagi menolak
saat Anda mencoba untuk plantarfleksi kaki.
Masalah Keperawatan :
1. Gangguan Mobilitas Fisik
Imobilitas atau gangguan mobilitas fisik adalah keterbatasan kemampuan pergerakan
fisik secara mandiri yang dialami seseorang.
Batasan Karakteristik: Ketidakmampuan untuk bergerak dengan tujuan di dalam
lingkungan, termasuk mobilitas di tempat tidur, berpindah dan ambulasi, Keterbatasan
rentang gerak, penurunan kekuatan, pengendalian atau massa otot, gangguan
koordinasi.
2. Intoleransi aktifitas
Adalah suatu keadaan ketidakcukupan energi secara fisiologis atau psikologis pada
seseorang untuk bertahan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang dibutuhkan
atau diinginkan.
Batasan Karakteristik: melaporkan keletihan, kelemahan, denyut jantung atau tekanan
darah yang tidak normal dalam beraktifitas, dispnea saat beraktifitas.
Penatalaksanaan :
1. Aktifitas dan Latihan
Sangat bermanfaat baik bagi lansia yang sehat maupun untuk mereka yang
mengalami masalah fisik . Jenis Latihan:
74
a. Aerobik: Latihan elips, berjalan, bersepeda, berkebun, menari, dan berenang.
Kegiatan yang lebih berat termasuk jogging, berlari, spinning, power yoga,
memantul, tinju, dan lompat tali.
b. Peregangan: Latihan ROM, yoga, Pilates, qigong, dan banyak program
fleksibilitas lainnya
c. Latihan kekuatan otot: Resistensi dapat diberikan dengan beban, pita, bola,
peralatan, dan berat badan.
2. Promosi kesehatan
Promosi tentang pencegahan masalah-masalah yang dapat timbul akibat
imobilitas atau kelelahan/intoleransi aktifitas
3. Manajemen lingkungan
MENCEGAH CEDERA/INJURI
a. Menyediakan perangkat bantu untuk memindahkan dan mentransfer, dan
mengajarkan teknik transfer dan ambulasi yang aman.
b. Diskusikan langkah-langkah keamanan untuk menghindari jatuh (misalnya,
mengunci kursi roda, mengenakan alas kaki yang sesuai, menggunakan ujung karet
pada kruk, menjaga keamanan lingkungan, dan menggunakan alat bantu seperti
dudukan toilet yang ditinggikan, pegangan, urinoir, dan bedpan untuk memfasilitasi
toileting).
c. Ajarkan cara-cara untuk mencegah hipotensi postural.
75
Latihan ROM
Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau
memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal
dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot dan sebagai dasar untuk
menetapkan adanya kelainan ataupun untuk menyatakan batas gerakan sendi yang abnormal.
Jenis ROM:
1. ROM Pasif
Latihan ROM pasif adalah latihan ROM yang di lakukan pasien dengan bantuan
perawat setiap-setiap gerakan. Indikasi latihan fasif adalah pasien semikoma dan tidak
sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu
melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah
baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total (Suratun, dkk, 2008).
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian
dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan
menggerakkan kaki pasien.
2. ROM Aktif
Latihan ROM aktif adalah Perawat memberikan motivasi, dan membimbing
klien dalam melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan
rentanggerak sendi normal. Hal ini
untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendidengan cara menggunakan
otot-ototnya secara aktif
Tujuan ROM
1. Mempert ahankan atau memelihara kekuatan otot
2. Memelihara mobilitas persendian
3. Merangsang sirkulasi darah
4. Mencegah ke lainan bentuk
1. ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari
2. ROM di lakukan berlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien
3. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien, diagnosa,
tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring.
4. Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM adalah leher, jari, lengan,
siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki.
5. ROM dapat di lakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-bagian yang
di curigai mengalami proses penyakit.
6. Melakukan ROM harus sesuai waktunya. Misalnya setelah mandi atau perawatan
rutin telah di lakukan.
Manfaat ROM
1. Meningkatkan mobilisasi sendi
2. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan
3. Meningkatkan massa otot
76
4. Mengurangi kehilangan tulang
77
5.Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakan
6. Mengkaji tulang sendi, otot
7. Mencegah terjadinya kekakuan sendi
8. Memperlancar sirkulasi darah 9 Memperbaiki tonus otot
Gerakan ROM
1. Leher, spina, servikal
Fleksi : Menggerakan dagu menempel ke dada, rentang 45° Ekstensi : Mengembalikan
kepala ke posisi tegak, rentang 45° Hiperekstensi : Menekuk kepala ke belakang sejauh
mungkin, rentang 40-45°
Fleksi lateral : Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin kearah
setiap bahu, rentang 40-45°
Rotasi : Memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan sirkuler, rentang 180° Ulangi
gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
2. Bahu
Fleksi : Menaikan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan ke posisi di atas
kepala, rentang 180°
Ekstensi : Mengembalikan lengan ke posisi di samping tubuh, rentang 180°
Hiperektensi : Menggerakkan lengan kebelakang tubuh, siku tetap lurus, rentang 45-
60°
Abduksi : Menaikan lengan ke posisi samping di atas kepaladengan telapak tangan jauh
dari kepala, rentang 180° Adduksi: Menurunkan lengan ke samping dan menyilang
tubuh sejauhmungkin, rentang 320°
Rotasi dalam : Dengan siku pleksi, memutar bahu dengan menggerakan lengan sampai
ibu jari menghadap ke dalam dan ke belakang, rentang 90°
Rotasi luar : Dengan siku fleksi, menggerakan lengan sampai ibujari ke atas dan
samping kepala, rentang 90°
Sirkumduksi : Menggerakan lengan dengan lingkaran penuh, rentang 360°
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
3. Siku
Fleksi : Menggerakkan siku sehingga lengan bahu bergerak ke depan sendi bahu dan
tangan sejajar bahu, rentang 150° Ektensi
: Meluruskan siku dengan menurunkan tangan, rentang150°
4. Lengan bawah
Supinasi : Memutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan menghadap ke
atas, rentang 70-90°
Pronasi : Memutar lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap ke bawah,
rentang 70-90°
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
5. Pergelangan tangan
Fleksi : Menggerakan telapak tangan ke sisi bagian dalam lengan bawah, rentang 80-
90°
Ekstensi : Mengerakan jari-jari tangan sehingga jari-jari, tangan, lengan bawah berada
78
dalam arah yang sama, rentang 80-90°
7. Ibu jari
Fleksi : Mengerakan ibu jari menyilang permukaan telapak tangan, rentang 90°
Ekstensi : menggerakan ibu jari lurus menjauh dari tangan, rentang 90°
Abduksi : Menjauhkan ibu jari ke samping, rentang 30° Adduksi : Mengerakan ibu jari
ke depan tangan, rentang 30° Oposisi : Menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan
pada tangan yang sama
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
8. Pinggul
9. Lutut
Fleksi : Mengerakan tumit ke arah belakang paha, rentang 120- 130°
Ekstensi : Mengembalikan tungkai kelantai, rentang 120-130° Ulang gerakan berturut-
turut sebanyak 4 kali.
79
kaki ke samping luar, rentang 10° Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
80
Figure 2-15. Range-of-motion exercises for the wrist.
81
Figure 2-19. Range-of-motion exercises for the knee.
Figure 2-20. Range-of-motion exercises for motion exercises for the ankle.
82
LATIHAN AMBULASI
a. Jelaskan tujuan, manfaat dan prosedur yang akan dilakukan agar klien dapat
bekerjasama
b. Minta klien menempelakan tangan di tempat tidur
c. Atur posisi perawat
i. Berdiri di samping tempat tidur menghadap ke arah kepala tempat tidur
ii. Letakkan tangan perawat yang dekat dgn klien ke bahu klien yang jauh
iii. Letakkan tangan yg lain pd panggul klien di samping bahu yang dekat
d. Beri aba-aba untuk duduk agar gerakan klien dan perawat berlangsung selaras
e. Jaga keseimbangan duduk klien. Apabila sudah stabil, kedua tangan perawat
dapat dilepaskan
83
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM)
PRODI PROFESI NERS FKES UMHT
NAMA MAHASISWA :
NPM :
SEMESTER :
HARI & TANGGAL :
Pengertian:
Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan
atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara
normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot dan sebagai dasar
untuk menetapkan adanya kelainan ataupun untuk menyatakan batas gerakan sendi yang
abnormal.
CRITICAL
NO TINDAKAN
POINT NILAI
0 1 2
1 PRA INTERAKSI
2.1 Verifikasi Order
2.2 Siapkan lingkungan : jaga privasi
2.3 Persiapan pasien
2 PERSIAPAN ALAT
2.1 Handscrub
2.2 Lembar dokumentasi dan pulpen
3 ORIENTASI
3.1 Beri salam, memperkenalkan diri, memanggil
nama pasien yang disukai, menanyakan umur,
alamat)
3.2 Kontrak waktu prosedur
3.3 Jelaskan tujuan prosedur
3.4 Memberi pasien / keluarga kesempatan untuk
bertanya
3.5 Meminta persetujuan pasien / keluarga
3.6 Meyiapkan lingkungan dengan menjaga privacy
pasien
3.7 Mendekatkan alat ke dekat tempat tidur pasien
CRITICAL NILAI
N TINDAKA 0 1 2
POINT
O N
4 TAHAP KERJA
4.1 Berdoa
4.2 Mencuci tangan dengan 6 langkah
4.3 Menyiapkan lembar dokumentasi
4.4 Mengisi indentitas pasien berdasarkan rekam medis
ataupun wawancara
84
4.5 Petunjuk: berikan arahan kepada pasien.
4.6 Memberikan instruksi kepada klien *
85
Gerakan
4.7 Menyimpulkan hasil Latihan ROM Dilakukan
4.8 Merapikan pasien dan alat Ya Tidak
1. Leher, spina, servikal
Fleksi : menggerakan dagu menempel ke
dada, rentang 45° Ekstensi :
Mengembalikan kepala ke posisi tegak,
rentang 45° Hiperekstensi : Menekuk
kepala ke belakang sejauh mungkin,
rentang 40-45°
Fleksi lateral : Memiringkan kepala sejauh
mungkin sejauh mungkin kearah setiap
bahu, rentang 40-45° Rotasi : Memutar
kepala sejauh mungkin dalam gerakan
sirkuler, rentang 180° Ulangi gerakan
berturut-turut sebanyak 4 kali.
2. Bahu
Fleksi : Menaikan lengan dari posisi di
samping tubuh ke depan ke posisi di atas
kepala, rentang 180°
Ekstensi : Mengembalikan lengan ke
posisi di samping tubuh, rentang 180°
Hiperektensi : Menggerakkan lengan
kebelakang tubuh, siku tetap lurus,
rentang 45-60°
Abduksi : Menaikan lengan ke posisi
samping di atas kepaladengan telapak
tangan jauh dari kepala, rentang 180°
Adduksi: Menurunkan lengan ke
samping dan menyilang tubuh
sejauhmungkin, rentang 320°
Rotasi dalam : Dengan siku pleksi,
memutar bahu dengan menggerakan
lengan sampai ibu jari menghadap ke
dalam dan ke belakang, rentang 90°
Rotasi luar : Dengan siku fleksi,
menggerakan lengan sampai ibujari ke
atas dan samping kepala, rentang 90°
Sirkumduksi : Menggerakan lengan
dengan lingkaran penuh, rentang 360°
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4
kali.
3. Siku
Fleksi : Menggerakkan siku sehingga
lengan bahu bergerak ke depan sendi
bahu dan tangan sejajar bahu, rentang
150°
Ektensi: Meluruskan siku dengan
menurunkan tangan, rentang150°
4. Lengan bawah
Supinasi : Memutar lengan bawah dan
tangan sehingga telapak tangan menghadap
ke atas, rentang 70-90°
Pronasi : Memutar lengan bawah sehingga
telapak tangan menghadap ke bawah,
rentang 70-90° 86
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4
kali.
5
5.1 Evaluasi respon pasien (Subjektif & Objektif)
5.2 Simpulkan kegiatan
5.3 Penkes singkat (pasien atau keluarga)
5.4 Kontrak waktu selanjutnya
5.5 Bersyukur dan mendoakan kesembuhan pasien
6 DOKUMENTASI
6.1 Mencatat nama dan umur pasien
6.2 Mencatat kondisi pasien
6.3 Mencatat respon pasien
6.4 Mencatat hasil pemeriksaan pasien
7 SIKAP
7.1 Keterbukaan
7.2 Empati
7.3 Perilaku positif
7.4 Sikap mendukung
7.5 Kesetaraan
TOTAL NILAI
NAMA PENGUJI :
TTD :
CATATAN PENGUJI :
87
Praktikum 10
Manajemen Nyeri Pada Lansia
CASE STUDY
Seorang perempuan usia 78 tahun dirawat di panti griya werdha sudah 3 tahun dengan
keluhan nyeri di kedua kaki, skala nyeri 5, wajah tampak menyeringai kesakitan, T=
140/90, N = 85 x/menit, S = 36,5oC, RR = 20 x/menit.
QUESTION:
1. Apa yang anda ketahui tentang penyebab nyeri pada klien lansia?
2. Tanda dan gejala apa saja yang dapat ditemukan pada lansia dengan nyeri?
3. Sebutkan masalah keperawatan pada kasus tersebut?
4. Jelaskan intervensi yang dapat diberikan pada klien dengan nyeri?
5. Jelaskan tentang manajemen nyeri?
TINJAUAN TEORI
Nyeri adalah sensasi subjektif, rasa yang tidak nyaman biasanya berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau potensial (Corwin J.E. ).
Ketika suatu jaringan mengalami cedera, atau kerusakan mengakibatkan dilepasnya
bahan – bahan yang dapat menstimulus reseptor nyeri seperti serotonin, histamin, ion
kalium, bradikinin, prostaglandin, dan substansi P yang akan mengakibatkan respon
nyeri (Kozier dkk).
Nyeri juga dapat disebabkan stimulus mekanik seperti pembengkakan jaringan yang
menekan pada reseptor nyeri. (Taylor C. dkk)
Nyeri adalah suatu pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan, yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan yang nyata atau yang berpotensi untuk
menimbulkan kerusakan jaringan. (International Association for the Study of Pain)
Menurut Long C.B (1996) mengklasifikasi nyeri berdasarkan
jenisnya, meliputi :
1) Nyeri akut, nyeri yang berlangsung tidak melebihi enam bulan, serangan mendadak
dari sebab yang sudah diketahui dan daerah nyeri biasanya sudah diketahui, nyeri
akut ditandai dengan ketegangan otot, cemas yang keduanya akan meningkatkan
persepsi nyeri.
2) Nyeri kronis, nyeri yang berlangsung enam bulan atau lebih, sumber nyeri tidak
diketahui dan tidak bisa ditentukan lokasinya. Sifat nyeri hilang dan timbul pada
periode tertentu nyeri menetap.
88
Menanggapi keluhan nyeri dengan segera
Tindakan farmakologis :
1) Mencegah atau meminimalkan terjadinya sensitisasi perifer dan sensitisasi
sentral
2) Sensitisasi perifer dapat ditekan dengan: anastesi local dan NSAIDs (COX1
atau COX2)
3) Sensitisasi sentral dapat ditekan dengan: Opioid (morfin, petidin, fentanil) dan
m agonist (tramadol)
4) Kombinasi keduanya (balans analgesia) : NSAIDs + opioidà synergism
Tindakan Nonfarmakologis.
1. Stimulasi dan Masase Kutanus.
Teori gate control nyeri seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bertujuan
menstimulasi serabut-serabut yamg menstransmisikan sensasi tidak nyeri
memblok atau menurunkan transmisi, impuls nyeri. Beberapa strategi
penghilan nyeri nonfarmakologis. Termasuk menggosok kulit dan menggunakan
panas dan dingin, adalah berdasarkan mekanisme ini.
Masase adalah stimulasi kuteneus tubuh secara umum, sering dipusatkan pada
punggung dan bahu. Masase tidak secara spesifik menstimulasi reseptor yang
sama seperti reseptor nyeri tetapi dapat mempunyai dampak melalui sistem
control desenden. Masase dapat membuat pasien lebih nyaman karena masase
membuat relaksasi otot.
Tahapan Rasional
1. Jenis pijatan: Effleurage adalah jenis pijatan dengan Penelitian menunjukkan bahwa pijat
gerakan panjang, lambat, tekanan meluncur ke depan punggung dapat meningkatkan klien
2. Jelaskan tujuan kenyamanan, relaksasi, dan tidur.
• Untuk meredakan ketegangan otot
• Untuk mengurangi intensitas nyeri
• Untuk meningkatkan relaksasi fisik dan mental
3. Pengkajian
a. Kaji Perilaku yang menunjukkan kebutuhan untuk pijat
punggung, seperti adanya keluhan kekakuan, ketegangan
otot di punggung atau bahu, atau kesulitan tidur terkait Kontraindikasi untuk pijat punggung (misalnya,
dengan tegang atau cemas masalah koagulasi,
b. Tanyakan apakah klien bersedia untuk dipijat, karena memar, gangguan integritas kulit, operasi
beberapa individu mungkin tidak menikmati pijatan punggung, masalah tulang belakang, atau
c. Kaji tanda-tanda vital, warna kulit, suhu, dasar kuku dan risiko patah tulang)
perfusi jaringan ekstremitas sebagai data dasar
d. Kaji adanya alergi
4. Perencanaan
a. Pastikan Anda memiliki waktu yang cukup untuk pijat.
Walaupun keterampilan ini mungkin hanya
membutuhkan sekitar 5-10 menit, prosesnya harus
dilakukan dengan tenang dan tidak tergesa-gesa.
b. Siapkan peralatan: Losion/ minyak zaitun/obat gosok dan
handuk untuk losion berlebih
89
5. Pelaksanaan
a. Cek Kembali hasil penilaian kulit sebelumnya, lotion
khusus untuk digunakan, dan posisi dikontraindikasikan
untuk klien.
b. Atur lingkungan yang tenang tanpa gangguan untuk
mendapatkan efek maksimum, tutup ruangan.
c. Sebelum melakukan prosedur, perkenalkan diri dan
verifikasi identitas klien
d. Jelaskan kepada klien apa yang akan dilakukan, mengapa
itu perlu, dan bagaimana pasien bisa berpartisipasi.
e.Dorong klien untuk memberi umpan balik tentang tekanan yang
akan digunakan selama masase punggung.
f. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan bila ada infeksi
g. Mempertahankan privasi klien.
h. Persiapkan klien.
• Membantu klien untuk pindah ke sisi dekat tempat tidur dalam
jangkauan perawat dan sesuaikan tinggi tempat tidur agar pekerjaan yang
nyaman
• Tentukan posisi mana yang disukai klien.
6. EVALUASI
Bandingkan respon klien saat ini dengan respons sebelumnya. Apakah
ada hasil positif yang dirasakan klien seperti peningkatan relaksasi,
penurunan rasa sakit dan kecemasan karena pijat punggung?
90
2. Terapi Es dan Panas.
Terapi es (dingin) dan panas dapat menjadi strategi pereda nyeri yang efektif
pada beberapa keadaan, namun begitu,
Riset telah menuinjukkan bahwa pasien yang telah menerima pengobatan TENS
(placebo) yang nyat atau pura- pura selain perawatan standar, akan melaporkan
jumlah pereda nyeri yang sama lebih besar efeknya daripada pereda nyeri yang
diperoleh dengan pengobatan standar saja (Conn dkk.). Beberapa pasien, terutama
pasien dengan nyeri kronis, akan melaporkan penurunan nyeri sebanyak 50%
dengan menggunakan TENS. Pasien-pasien lainnya tidak merasakan manfaatnya.
Pasien mana yang dapat ditolong tidak dapat diprediksi.
4. Distraksi.
Distraksi, yang mencakup memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu selai pada
nyeri, dapat menjadi stategi yang sangat berhasil dan mungkin merupakan
mekanisme yang bertnggung jawab pada teknik kognitif efektif lainnya ( Arntz
dkk., 1991; Devine dkk., 1990). Sesorang, yang kurang menyadari adanya nyeri
atau memberikan sedikit perhatian pada nyeri, akan sedikit terganggu oleh nyeri
dan lebih toleransi terhadap nyeri. Distraksi diduga dapat menurunkan persepsi
nyeri dengan mensyimulasi sistem control desenden, yang mengakibatkan lebih
sedikit stimuli nyeri yang ditransmisikan ke otak. Keefektifan distraksi tergantung
pada kemampuan pasien untuk menerima dan membangkitkan input sensori selain
nyeri. Peredaan nyeri secara umum meningkat dalam hubungan langsung engan
parsitipasi aktif individu, banyaknya modalitas sensori yang dipakai dan minat
91
individu dalam stimuli. Karenanya, stimuli penglihatan, pendengaran, dan
sentuhan mungkin akan efektif dalam menurunkan nyeri disbanding stimuli satu
indera saja.
dalam menurunkan nyeri pasca operasi (Lorenti, 1991; Miller & Perry, 1990). Ini
mungkin karena relatif kecilnya otot-otot skeletal dalam nyeri pasca operatif atau
kebutuhan pasien untuk melakukan teknik relaksasi tersebut agar efektif. Teknik
tersebut tidak mungkin dipraktekkan jika hanya diajarkan sekali, segera sebelum
operasi. Pasien yang sudah mengetahui tentang teknik relaksasi mungkin hanya
diingatkan untuk menggunakan teknik tersebut untuk menurunkan atau mencegah
menigkatnya nyeri
Teknik relaksasi yang sederhana terdiri atas napas abdomen dengan frekuensi
lambat, berirama. Pasien dapat memejamkan matanya dan bernapas dengan
perlahan dan nyaman. Irama yang konstan dapat diprtahankan dengan
menghitung dalam hati dan lambat bersama setiap inhalasi (” hirup, dua, tiga ”)
dan ekshalasi ( hembuskan, dua, tiga ). Pada saat perawat mengajarkan teknik ini,
akan sangat membantu bila menghitung dengan keras bersama pasien oada
awalanya. Napas yang lambat, berirama juga dapat digunakan sebagai teknik
distraksi. Teknik relaksasi, juga tindakan pereda nyeri noninvasif lainnya,
mungkin memerlukan latihan sebelum pasien menjadi terampil menggunkannya.
6. Imajinasi Terbimbing.
Imajinasi terbimbing adalah menggunakan imajinasi seseorang dalam suatu cara
yang dirancang secara khusus untuk mencapai efek positf tertentu. Sebagai
contoh, imajinasi terbimbing untuk relaksasi dan meredakan nyeri dapat terdiri
atas menggabungkan suatu napas berirama lambat denfgan suatu bayangan
92
mental relaksiasi dan
93
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) MASASE PUNGGUNG
PRODI NERS FKES UMHT
NAMA MAHASISWA :
NPM :
SEMESTER :
HARI & TANGGAL :
Pengertian:
Masase adalah stimulasi kuteneus tubuh secara umum, sering dipusatkan pada
punggung dan bahu. Masase tidak secara spesifik menstimulasi reseptor yang sama
seperti reseptor nyeri tetapi dapat mempunyai dampak melalui sistem control
desenden. Masase dapat membuat pasien lebih nyaman karena masase membuat
relaksasi otot.
Tujuan :
Masase punggung mempunyai tujuan Untuk meredakan ketegangan otot, Untuk
mengurangi intensitas nyeri dan untuk meningkatkan relaksasi fisik dan mental
Sumber :
Kozier & Erbs. (2016). Fundamental of Nursing. United State of America: Pearson
Company
CRITICAL
N TINDAKAN
POINT 0 1 2
O
1 PRA INTERAKSI
1.1 Verifikasi Order
1.2 Siapkan lingkungan : jaga privasi
1.3 Persiapan pasien
2 PERSIAPAN ALAT
2.1 Losion/minyak zaitun/obat gosok
2.2 Handuk
3 ORIENTASI
3.1 Beri salam, memperkenalkan diri, memanggil nama pasien
yang disukai, menanyakan umur, alamat)
3.2 Kontrak waktu prosedur
3.3 Jelaskan tujuan prosedur
3.4 Memberi pasien / keluarga kesempatan untuk bertanya
3.5 Meminta persetujuan pasien / keluarga
3.6 Meyiapkan lingkungan dengan menjaga privacy pasien
3.7 Mendekatkan alat ke dekat tempat tidur pasien
4 TAHAP KERJA
4.1 Berdoa
4.2 Mencuci tangan dengan 6 langkah gunakan sarung tangan jika
ada infeksi
94
CRITICAL NILAI
N TINDAKA 0 1 2
POINT
O N
4.3 Menyiapkan alat
4.4 Mengisi identitas pasien berdasarkan rekam medis
4.5 Petunjuk: lakukan prosedur dengan teliti dan hati-hati
Kegiatan Ya
Tidak
95
5.5 Bersyukur dan mendoakan kesembuhan pasien
6 DOKUMENTASI
6.1 Mencatat nama dan umur pasien
6.2 Mencatat kondisi pasien
6.3 Mencatat respon pasien
6.4 Mencatat hasil pemeriksaan pasien
7 SIKAP
7.1 Keterbukaan
7.2 Empati
7.3 Perilaku positif
7.4 Sikap mendukung
7.5 Kesetaraan
TOTAL NILAI
NAMA PENGUJI :
TTD :
CATATAN PENGUJI :
96
Praktikum 11
Brain Gym atau Senam Otak
CASE STUDY
Tn D usia 83 th dirawat di panti Mawar, didapatkan data hasil pengkajian klien sering
lupa menaruh barang bawaannya, belum makan mulai pagi hari, disorientasi waktu,
lupa mandi dan nilai hasil quesioner MMSE 18, sering mondar mandir mencari barang
dan menanyakan tempat.
Question
1. Sebutkan masalah keperawatan pada kasus tersebut?
2. Jelaskan intervensi yang dapat diberikan pada klien dengan masalah pada kasus
diatas?
3. Apa yang anda ketahui tentang senam otak?
4. Jelaskan tujuan senam otak?
Definisi
Senam otak merupakan kumpulan gerakan-gerakan sederhana dan bertujuan untuk
menghubungkan/ menyatukan pikiran dan tubuh. Senam otak merupakan bagian dari
proses edukasi kinesiologi.
Kinesiologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari gerakan tubuh dan hubungan
antara otot dan postur terhadap fungsi otak.Gerakan-gerakan tertentu diyakini penting
untuk perkembangan otak manusia, sebagai contoh gerakan merangkak pada bayi akan
mengembangkan koneksi diantara kedua belah hemisfer. Gerakan ini kemudian
dikembangkan menjadi gerakan yang lebih kompleks untuk meningkatkan proses
belajar dan memaksimalkan kemampuan individu.
Cara kerja
Seperti telah disebutkan sebelumnya, agar kedua hemisfer bisa bekerja efektif maka
kedua belah hemisfer tersebut harus difungsikan secara simultan. Ketika kita berada
dalam keadaan stres, otak bereaksi dengan menghambat transmisi informasi yang
bersifat simultan. Salah satu hemisfer akan switched off, dari sinilah berbagai problem
akan timbul. Akan terjadi masalah dalam koordinasi dan gangguan terhadap
kemampuan untuk berpikir jernih, memecahkan masalah, kemampuan komprehensi,
organisasi dan komunikasi secara efektif. Dalam hal ini senam otak dapat mengakses
kedua hemisfer secara simultan, hemisfer akan kembali switched on dan berada dalam
kondisi terintegrasi. Kita telah mengetahui bahwa otak mengontrol semua fungsi
tubuh, senam otak memanfaatkan dan membentuk relasi diantara otak dan tubuh,
Dengan melakukan gerakan-gerakan untuk mengakses otak ternyata kita dapat
mengintegrasikan semua area yang berhubungan dalam proses belajar sehingga kita
dapat meningkatkan kemampuan untuk memaksimalkan kedua belah hemisfer dan
memperbaiki penampilan.
97
tulisan.
Kepercayaan diri, koordinasi dan komunikasi.
Konsentrasi dan memori.
Hiperaktifitas.
Persiapan:
Siapkan air putih di meja atau tempat lain yang tidak terlalu dekat untuk bisa
mengganggu gerakan, namun masih cukup dekat untuk dijangkau, misalnya di
meja pojok ruangan
Tentukan apakah gerakan akan dilakukan sambil duduk atau berdiri. Jika memilih
untuk smabil duduk, maka tempatkanlah kursi di tempat anda seharusnya berdiri
Penggunaan musik bersifat pilihan. Jika memutuskan untuk menggunakannya,
tempatkanlah pemutarnya di tempat yang cukup jauh agar tidak mengganggu
gerakan anda, namun bisa anda jangkau untuk menyala-matikan dengan mudah
Tangan kanan putar kedepan, ganti tangan kiri diputar kebelakang kemudian putar
kedua tangan berlawanan arah
98
Gerakan 2
Dlod
Tangan kanan genggam arahkan ke atas dan ke bawah dan tangan kiri dibuka arahkan
kedepan dan kebelakang, seterusnya bergantian
Gerakan 3
Jempol tangn kanan arahkan ke kiri kelingking tangn kiri di arahkn ke kiri, bergantian kanan
dan ke kiri
Gerakan 4
Ajungkan jari telunjuk dan jari tengah tangan kiri sedangkan jempol dan telunjuk arahkan ke
kiri, bergantian kedua tangan
KJIJI
99
Gerakan 5
Tangan kanan pegang hidung sedangkan tangan kiri pegang telinga,begitu bergantian
Gerakan 6
Kepala kanan nepuk-nepuk kepala, sedangkan tangan kiri memutardada dan bergantian posisi
100
DAFTAR PUSTAKA
Aspiani, R. Y. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik Aplikasi NANDA, NIC,
dan NOC Jilid 1. Jakarta: TIM.
Yogyakarta: Andi
Offset.
Murwani, A. & Priyantari, W. (2011). Gerontik Konsep Dasar dan Asuhan Keperawatan
Home Care dan Komunitas. Yogyakarta: Fitramaya.
2. Jakarta: TIM.
101
Psikogeriatrik.
Jakarta: Salemba Medika.
Sunarti, S, dkk. (2019). Prinsip Dasar Kesehatan Lanjut Usia (Geriatri). Malang: UB
Press. Tamher, S. & Noorkasiani. (2009). Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan
Asuhan
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
102