Anda di halaman 1dari 69

KONSEP

PENGENDALIAN DALAM
PENGELOLAAN ASUHAN
KEPERAWATAN:
PENGENDALIAN MUTU ASUHAN
DAN PELAYANAN KEPERAWATAN
TRI MULIA HERAWATI, S.Kp., M.Kep.
Pokok Bahasan
Konsep dasar dan tujuan pengendalian 01

Indikator mutu asuhan keperawatan 02

Jenis pengendalian ruang rawat 03

Proses menjaga mutu asuhan di ruang


04
rawat

Root cause analysis 05


Pengertian Pengendalian
Ø Pengendalian/ pengontrolan adalah pemeriksaan
apakah segala sesuatu yang terjadi sesuai dengan
rencana yang telah disepakati, instruksi yang
dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang ditentukan
Ø Pengendalian dalam manajemen adalah usaha
sistematis untuk menetapkan standar prestasi kerja
agar sesuai dengan tujuan perencanaan, untuk
mendesain sistem umpan balik informasi, untuk
membandingkan prestasi yang sesungguhnya dengan
standar yang telah ditetapkan, untuk menetapkan
apakah ada deviasi dan untuk mengukur
signifikansinya, serta mengambil tindakan yang
diperlukan untuk memastikan bahwa sumber daya
digunakan dengan cara yang efektif dan efisien
mungkin untuk mencapai tujuan
Pengertian Pengendalian
Ø Pengendalian adalah proses untuk memastikan
bahwa aktivitas yang dilakukan adalah sesuai dengan
aktivitas yang direncanakan dan berfungsi untuk
menjamin mutu serta evaluasi kinerja
Ø Pengendalian adalah memeriksa apakah semua
berjalan sesuai rencana, pesan & prinsip yang
disepakati sebelumnya
Prinsip Pengawasan & Pengendalian

Pengawasan yang Fungsi pengawasan Standar unjuk kerja


dilakukan oleh manajer merupakan kegiatan (standart of
keperawatan dapat manajemen yang penting performance) harus
untuk meyakinkan proses
dimengerti oleh staf, dijelaskan kepada
mencapai tujuan
Hasilnya dapat diukur semua staf pelaksana.
organisasi tercapai dengan
baik
Tujuan Pengendalian

Menentukan perbedaan apa yang seharusnya dicapai


01 dengan kenyataan yang terjadi

Untuk tindakan perbaikan atau merubah bentuk


02
aktifitas tertentu

03 Sebagai dasar perencanaan berikutnya


Karakteristik Pengendalian Yang Baik
a. Menggambarkan kegiatan
sebenarnya
b. Melaporkan kesalahan dengan tepat
c. Berpandangan ke depan
d. Menunjukkan kesalahan pada hal-
hal yang kritis dan penting
e. Bersifat obyektif
f. Bersifat fleksibel
g. Menggambarkan pola kegiatan
organisasi
h. Bersifat ekonomis
i. Bersifat mudah dimengerti
ADD YOUR TEXT HERE ADD YOUR TEXT HERE j. Menunjukkan kegiatan perbaikan
Langkah-langkah Pengendalian/ Pengontrolan

01 1. Menetapkan standar dan menetapkan metode


mengukur prestasi kerja
2. Melakukan pengukuran prestasi kerja
02
3. Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan
standar
03 4. Mengambil tindakan korektif

04
AUDIT

q Merupakan penilaian/evaluasi dari pekerjaan yang


telah dilakukan dengan menggunakan instrumen
yang telah ditetapkan
q Peralatan atau instrumen yang dipilih digunakan
untuk mengumpulkan bukti dan untuk mengevaluasi
apakah standar yang telah ditetapkan telah
dilaksanakan dengan baik atau belum
q Terdapat tiga kategori audit keperawatan yaitu : 1)
Audit struktur, 2) Audit proses dan 3) Audit hasil
Kategori Audit

Audit Struktur Audit Proses Audit Hasil

Audit yang berfokus pada Pengukuran pelaksanaan pelayanan Audit produk kerja
sumber daya manusia; keperawatan untuk menentukan yang dapat berupa
lingkungan perawatan apakah standar keperawatan telah tercapai. kondisi pasien, kondisi
Pemeriksaan dapat bersifat restropektif,
(termasuk fasilitas fisik, SDM, atau indikator
concurrent, atau peer review.
peralatan, organisasi, Restropektif adalah audit dengan menelaah mutu. Kondisi pasien
kebijakan, prosedur, dokumen pelaksanaan asuhan keperawatan dapat berupa
standar, SOP dan rekam melalui pemeriksaan dokumentasi asuhan keberhasilan pasien dan
medic); serta pelanggan keperawatan. Concurrent adalah kepuasan. Kondisi SDM
(internal maupun mengobservasi saat kegiatan keperawatan dapat berupa
eksternal). Standar dan sedang berlangsung. Peerreview adalah efektivitas dan efisiensi
indikator diukur dengan umpan balik sesama anggota tim terhadap serta kepuasan
pelaksanaan kegiatan
menggunakan cek list.
Indikator Mutu
Indikator Mutu a. Penghitungan lama hari rawat (BOR)
Umum b. Penghitungan rata-rata lama rawat (ALOS)
c. Penghitungan lama tempat tidur tidak terisi
(TOI)
KEYWORD KEYWORD
Indikator Mutu a. Keselamatan pasien ( patien safety)
Pelayanan b. Keterbatasan perawatan diri.
Keperawatan c. Kepuasan pasien
KEYWORD
d. Kecemasan
KEYWORD
e. Kenyamanan
f. Pengetahuan
KEYWORD
Kondisi pasien a. Audit dokumentasi asuhan keperawatan
KEYWORD b. Survey masalah baru
c. Kepuasan pasien dan keluarga
d. Penilaian kemampuan pasien dan keluarga
Kondisi SDM a. Kepuasan tenaga kesehatan: perawat,
dokter
b. Penilaian kinerja perawat
Indikator Umum : Penghitungan Tempat Tidur Terpakai (BOR)

v Bed occupancy rate Rumus:


adalah prosentase Jumlah hari perawatan X 100%
pemakaian tempat tidur Jumlah TT X jumlah hari
pada satu satuan waktu per satuan waktu
tertentu.
v Indikator ini memberikan Keterangan:
gambaran tinggi v Jumlah hari perawatan
rendahnya tingkat adalah jumlah total pasien
pemanfaatan tempat dirawat dalam satu hari kali
tidur rumah sakit. jumlah hari dalam satu
satuan waktu
v Standar internasional
BOR dianggap baik v Jumlah hari per satuan
waktu. Kalau diukur per
adalah 80 – 90 %
satu bulan, maka jumlahnya
sedangkan standar 28 – 31 hari, tergantung
nasional BOR adalah 70 – jumlah hari dalam satu
80 % bulan tersebut
Indikator Umum : Penghitungan Rata-rata Lama Rawat (ALOS)

v Average Length of Stay Rumus:


(ALOS) adalah rata-rata Jumlah hari perawatan pasien keluar
lama rawat seorang Jumlah pasien keluar (hidup+mati)
pasien
v Indikator ini di samping Keterangan:
memberikan gambaran v Jumlah hari perawatan
tingkat efisiensi, juga pasien keluar adalah
dapat memberikan jumlah hari perawatan
gambaran mutu pasien keluar hidup atau
pelayanan, apabila mati dalam satu periode
diterapkan pada waktu.
diagnosa tertentu yang v Jumlah pasien
dijadikan tracer (yang keluar(hidup atau mati):
perlu pengamatan lebih jumlah pasien yang
lanjut) pulang atau meninggal
v Secara umum ALOS yang dalam satu periode
ideal antara 6 – 9 hari waktu.
Indikator Umum : Penghitungan Tempat Tidur Tidak Terisi (TOI)

v Turn Over Interval Rumus:


( TOI ) adalah rata-rata (Jumlah TT X hari) - hari perawatan RS
hari tempat tidur tidak Jumlah pasien keluar (hidup+mati)
ditempati dari saat
Keterangan:
diisi ke saat terisi
v Jumlah TT - jumlah total
berikutnya.
kapasitas tempat tidur
v Indikator ini dapat yang dimiliki
memberikan v Hari perawatan - jumlah
gambaran tingkat total hari perawatan
efisiensi penggunaan pasien yang keluar hidup
tempat tidur. Idealnya & mati
tempat tidur kosong v Jumlah pasien keluar -
hanya dalam waktu 1 jumlah pasien yang
– 3 hari. dimutasikan keluar baik
pulang, mutasi lari atau
meninggal
Indikator Mutu Pelayanan Keperawatan

Keselamatan pasien Keterbatasan perawatan


(patien safety) diri
Kebersihan dan perawatan diri
merupakan kebutuhan dasar
Pelayanan keperawatan manusia yang harus terpenuhi
dinilai bermutu jika agar tidak timbul masalah lain
pasien aman dari sebagai akibat dari tidak
terpenuhinya kebutuhan
kejadian jatuh, ulkus tersebut, misal penyakit kulit,
dekubitus, kesalahan rasa tidak nyaman, infeksi
pemberian obat dan saluran kemih, dll. Pelayanan
cidera akibat restrain. keperawatan bermutu jika
pasien terpelihara perawatan
dirinya dan bebas dari penyakit
yang disebabkan oleh higiene
yang buruk.
Indikator Mutu Pelayanan Keperawatan

Kepuasan pasien Kecemasan


Salah satu indikator Cemas adalah perasaan
penting lainnya dari was-was, kuatir atau
pelayanan keperawatan perasaan tidak nyaman
yang bermutu adalah yang terjadi karena
kepuasan pasien. adanya sesuatu yang
Tingginya tingkat dirasakan sebagai
kepuasan pasien ancaman. Kecemasan
terhadap pelayanan yang masih ada setelah
keperawatan tercapai intervensi keperawatan,
bila terpenuhinya dapat menjadi indikator
kebutuhan klinik
pasien/keluarga terhadap
pelayanan keperawatan
yang diharapkan
Indikator Mutu Pelayanan Keperawatan

Kenyamanan Pengetahuan
Rasa nyaman (comfort) Indikator mutu lain adalah
pengetahuan dimana salah
adalah bebas dari rasa
satunya
nyeri atau nyeri diimplementasi_x0002_kan
terkontrol. dalam program discharge
planning. Discharge planing
Pelayanan keperawatan adalah suatu proses yang
dinilai bermutu jika dipakai sebagai pengambilan
pasien merasa nyaman keputusan dalam hal
dan bebas dari rasa nyeri memenuhi kebutuhan pasien
dari suatu tempat perawatan ke
dan menyakitkan tempat lainnya. Dalam
perencanaan kepulangan,
pasien dapat dipindahkan
kerumahnya sendiri atau
keluarga, fasilitas rehabilitasi,
nursing home atau tempat
tempat lain diluar rumah sakit
Indikator Kondisi Pasien

Survey Masalah Audit Dokumentasi


Keperawatan Asuhan Keperawatan
Survey masalah Audit dokumentasi adalah
keperawatan adalah kegiatan mengevaluasi
survey masalah dokumen asuhan
keperawatan yang telah
keperawatan yang
dilaksanakan oleh perawat
dibandingkan dengan
pelaksana. Di MPKP
standar NANDA untuk kegiatan audit dilakukan
pasien baru/her opname oleh kepala ruangan, pada
yang dilakukan untuk status setiap pasien yang
satu periode waktu telah pulang atau meninggal
tertentu (satu bulan). dan hasil audit di buat
rekapan dalam satu bulan.
Indikator Kondisi Pasien

Survey Kepuasan Di ruang MPKP, survey


Menurut Philip Kotler, kepuasan pasien
survey kepuasan pelanggan dilakukan setiap pasien
adalah tingkat keadaan yang pulang, diberikan saat
dirasakan seseorang yang selesai menyelesaikan
merupakan hasil dari administrasi atau saat
membandingkan mempersiapkan pulang
penampilan atau outcome
dengan cara pasien dan
produk yang dirasakan
dalam hubungannya dengan keluarga mengisi angket
harapan seseorang. Survey yang disediakan
kepuasan yang akan
dilakukan di ruang MPKP
adalah kepuasan pasien ,
keluarga, perawat dan
tenaga kesehatan lain.
Indikator Kondisi SDM

Kepuasan tenaga Penilaian kinerja


kesehatan: perawat, perawat
dokter
Indikator Mutu
Asuhan Keperawatan
Konsep Mutu
Pelayanan Keperawatan
Ø Derajat memberikan pelayanan secara efisien dan
efektif sesuai dengan standar profesi, standar
pelayanan yang dilaksanakan secara menyeluruh
sesuai dengan kebutuhan pasien, memanfaatkan
teknologi tepat guna dan hasil penelitian dalam
pengembangan pelayanan kesehatan/keperawatan
sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal
Konsep Mutu berdasar SERVQUAL
(Service Quality)
Kesenjangan antara harapan pengguna jasa dan persepsi
01 manajemen

Kesenjangan antara persepsi manajemen & spesifikasi


02
kualitas jasa

Kesenjangan antara spesifikasi kualitas dan


03
penyampaiannya

Kesenjangan antara penyampaian jasa &


04
harapan pihak eksternal

Kesenjangan antara jasa yang diterima


05
pengguna & yang diharapkan
Faktor yang mempengaruhi harapan pelanggan
dalam mendapatkan pelayanan

Komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth


01 communication)

02 Kebutuhan pribadi (personal need)

Pengalaman masa lalu (past experience)


03

Komunikasi eksternal (company's external


04
communication)
Tiga Tingkat Konsep Kualitas Pelayanan

1. Bermutu (quality surprise). Bila kenyataan pelayanan yang


diterima melebihi pelayanan yang diharapkan
01

2. Memuaskan (satisfactory quality). Bila kenyataan pelayanan


02 yang diterima sama dengan pelayanan yang diharapkan pelanggan
3. Tidak bermutu (unacceptable quality ). Bila ternyata
kenyataan pelayanan yang diterima lebih rendah pelayanan
03 yang diharapkan pelanggan

04
Aplikasi Kualitas Pelayanan: Konsep “RATER”

Daya tanggap Bukti fisik Keandalan


(responsiveness) (tangible) (reliability)

Jaminan Empati
(assurance) (empathy)
Konsep “RATER” : Daya Tanggap (responsiveness)
Kualitas layanan daya tanggal adalah suatu bentuk
dalam memberikan penjelasan, agar orang yang
diberi pelayanan tanggap & menanggapi pelayanan
yang diterima, sehingga diperlukan adanya unsur
kualitas layanan daya tanggap sbb:
a. Memberikan penjelasan secara bijaksana sesuai
dengan bentuk pelayanan yang dihadapinya
b. Memberikan penjelasan yang mendetail
c. Memberikan pembinaan atas bentuk pelayanan
yang dianggap masih kurang atau belum sesuai
d. Mengarahkan setiap bentuk pelayanan dari
individu yang dilayani
e. Membujuk orang yang dilayani apabila
Daya Tanggap Responsiveness menghadapi suatu permasalah yang dianggap
bertentangan atau tidak sesuai prosedur
Konsep “RATER” : Jaminan (assurance)

Setiap bentuk pelayanan memerlukan adanya


kepastian atas pelayanan yang diberikan
a. Mampu memberikan kepuasan dalam pelayanan
b. Mampu menunjukkan komitmen kerja yang
tinggi sesuai dengan bentuk-bentuk integritas
kerja, etos dan budaya kerja
c. Mampu memberikan kepastian atas pelayanan
sesuai dengan perilaku yang ditunjukkan

Jaminan Assurance
Konsep “RATER” : Bukti Fisik (tangible)
Bentuk aktualisasi nyata secara fisik dapat terlihat
atau digunakan oleh pegawai sesuai dengan
penggunaan & pemanfaatannya yang dapat
dirasakan membantu pelayanan yang diterima oleh
orang yang menginginkan pelayanan
a. Kemampuan menunjukkan prestasi kerja
pelayanan dalam menggunakan alat &
perlengkapan kerja secara efisien & efektif
b. Kemampuan menunjukkan penguasaan
teknologi dalam berbagai akses data &
inventarisasi otomatisasi kerja sesuai dengan
dinamika & perkembangan dunia kerja yang
dihadapinya
c. Kemampuan menunjukkan integritas diri sesuai
Bukti fisik Tangible
dengan penampilan yang menunjukkan
kecakapan, kewibawaan & dedikasi kerja
Konsep “RATER” : Empati (empathy)
Bentuk kualitas layanan dari empati orang-orang
pemberi pelayanan terhadap yang mendapatkan
pelayanan harus diwujudkan dalam hal berikut:
a. Mampu memberikan perhatian terhadap
berbagai bentuk pelayanan yang diberikan,
sehingga yang dilayani merasa menjadi orang
yang penting
b. Mampu memberikan keseriusan atas aktifitas
kerja pelayanan yang diberikan, sehingga yang
dilayani mempunya kesan bahwa pemberi
pelayanan menyikapi pelayanan yang diinginkan
c. Mampu menunjukkan rasa simpatik atas
pelayanan yang diberikan, sehingga yang dilayani
merasa memiliki wibawa atas pelayanan yang
Bukti fisik Tangible
dilakukan
Konsep “RATER” : Empati (empathy)

d. Mampu menunjukkan pengertian yang


mendalam atas berbagai hal yang diungkapkan,
sehingga yang dilayani menjadi lega dalam
menghadapi bentuk-bentuk pelayanan yang
dirasakan
e. Mampu menunjukkan keterlibatannya dalam
memberikan pelayanan atas berbagai hal yang
dilakukan, sehingga yang dilayani menjadi
tertolong menghadapi berbahai bentuk
kesulitan pelayanan

Bukti fisik Tangible


Konsep “RATER” : Keandalan (Reliability)

Keandalan dari seorang pergawai yang berprestasi


dapat dilihat dari hal berikut:
a. Keandalan dalam memberikan pelayanan yang
sesuai dengan tingkat pengetahuan terhadap
uraian kerjanya
b. Keandalan dalam memberikan pelayanan yang
terampil sesuai dengan tingkat keterampilan
kerja yang dimilikinya dalam menjalankan
aktifitas pelayanan yang efisien & efektif
c. Keandalan dalam memberikan pelayanan yang
sesuai dengan pengalaman kerja yang
dimilikinya
Keandalan Reliability d. Keandalan dalam mengaplikasikan penguasaan
teknologi untuk memperoleh pelayanan yang
akurat & memuaskan
Pengukuran Mutu Pelayanan

Input Proses Output


Pengukuran Mutu Pelayanan

Segala sumber daya yang Semua kegiatan dokter, Hasil akhir kegiatan dokter,
diperlukan untuk sistem perawat & tenaga profesi lain perawat & tenaga profesi
pelayanan RS meliputi M1 yang mengadakan interaksi lain terhadap pasien
secara profesional dengan
(tenaga), M2 (sanpras),
pasien. Bentuk penilaian
M3 (metode askep), M4 tentang penyakit pasien,
(dana), M5 (pemasaran), diagnosis, pengobatan, dst
dst
Indikator Mutu yang Mengacu Pada Aspek Pelayanan
q Angka infeksi nosokomial: 1–2%;
q Angka kematian kasar: 3–4%;
q Kematian pascabedah: 1–2%;
q Kematian ibu melahirkan: 1–2%;
q Kematian bayi baru lahir: 20/1.000;
q NDR (Net Death Rate): 2,5%;
q ADR (Anesthesia Death Rate)
maksimal 1/5.000;
q PODR (Post-Operation Death Rate):
1%;
q POIR (Post-Operative Infection Rate):
1%.
Indikator Mutu Pelayanan Untuk Mengukur Tingkat Efisiensi RS

o Biaya per unit untuk rawat jalan;


o Jumlah penderita yang mengalami dekubitus;
o Jumlah penderita yang jatuh dari tempat tidur;
01
o BOR: 70–85%;
o BTO (Bed Turn Over): 5–45 hari atau 40–50 kali per
02 satu tempat tidur/ tahun;
o TOI (Turn Over Interval): 1–3 hari TT yang kosong;
o LOS (Length of Stay): 7–10 hari (komplikasi, infeksi
03 nosokomial; gawat darurat; tingkat kontaminasi
dalam darah; tingkat kesalahan; dan kepuasan
pasien);
04 o Normal tissue removal rate: 10%.
Indikator Mutu yang Berkaitan dengan Kepuasan Pasien

Dapat diukur dengan


jumlah keluhan dari
pasien/ keluarganya,
surat pembaca di
koran, surat kaleng,
surat masuk di kotak
saran, dan lainnya.
Indikator Cakupan Pelayanan Sebuah RS

ü jumlah dan persentase ü Untuk mengukur mutu


kunjungan rawat pelayanan sebuah RS,
jalan/inap menurut jarak angka-angka standar
tersebut di atas
RS dengan asal pasien;
dibandingkan dengan
ü jumlah pelayanan dan standar (indikator) nasional.
tindakan seperti jumlah Jika bukan angka standar
tindakan pembedahan nasional, penilaian dapat
dan jumlah kunjungan dilakukan dengan
SMF spesialis; menggunakan hasil
pencatatan mutu pada
tahun-tahun sebelumnya di
rumah sakit yang sama,
setelah dikembangkan
kesepakatan pihak
manajemen/direksi RS
yang bersangkutan dengan
masing-masing SMF dan staf
lainnya yang
terkait
Indikator Mutu yang Mengacu Pada Keselamatan Pasien

Pasien terjatuh dari Pasien diberi obat salah Tidak ada obat/ alat
tempat tidur/ kamar emergensi
mandi

Tidak ada suction/ Tidak tersedia alat Tidak ada oksigen


penyedot lendir pemadam kebakaran

Pemakaian obat Pemakaian alat, listrik,


gas, dll
Standar Nasional Indikator Mutu Pelayanan

 BOR 75-80%
 ALOS 1-10 hari
 TOI (Turn Over Interval) 1-3 hari
KEYWORD KEYWORD  BTO (Bed Turn Over) 5-45 hari
 NDR (Net Death Rate) <2,5%
 GDR (Gross Death Rate) <3%
KEYWORD  ADR (Anesthesia Death Rate) 1,15000
KEYWORD  PODR (Post Operative Death Rate) <1%
 POIR (Post Operative Infection Rate) <1%
KEYWORD  NTRR (Normal Tissue Removal Rate) <10%
KEYWORD  MDR (Maternal Death Rate) <0,25%
 Infant Death Rate <2%
Indikator Mutu
Pelayanan Keperawatan
T H A N K S
Indikator Mutu Pelayanan Keperawatan

Keselamatan Pasien (Angka


kejadian jatuh, ulkus Kecemasan
dekubitus, kesalahan
pemberian obat, cidera
akibat restrain) Kenyamanan

Keterbatasan perawatan diri

Pengetahuan
Kepuasan pasien
Keselamatan Pasien : Dekubitus

Perawat perlu memahami secara komprehensif


tentang dekubitus agar dapat memberikan
pencegahan & intervensi keperawatan yang tepat
untuk pasien berisiko:
a. Fisiologi dekubitus
b. Faktor risiko
c. Stadium dekubitus
d. Pencegahan & intervensi awal pasien dengan
dekubitus
e. Penilaian angka kejadian dekubitus - skala
Waterlow, skala Norton, skala Braden

Jumlah kejadian dekubitus


X 100%
Jumlah pasien berisiko dekubitus
Keselamatan Pasien : Dekubitus
Keselamatan Pasien : Dekubitus
Keselamatan Pasien : Dekubitus
Kesalahan Pemberian Obat oleh Perawat

Angka kejadian kesalahan pemberian obat oleh perawat


dapat diketahui dari formula sebagai berikut.
1. Angka KTD dalam pemberian obat:
Jumlah pasien yang terkena KTD dalam pemberian obat × 100% =
Jumlah pasien pada hari tersebut

2. KNC dalam pemberian obat:


Jumlah pasien yang terkena KNC dalam pemberian obat × 100% =
Jumlah pasien pada hari tersebut
Kesalahan Pemberian Obat oleh Perawat
Indikator kesalahan pemberian obat:
a. salah pasien:
b. salah nama, tidak sesuai dengan medical record;
c. salah waktu:
• terlambat pemberian obat (30 menit setelah jadwal);
• terlalu cepat (30 menit sebelum jadwal);
• obat stop tetap dilanjutkan
d. salah cara (rute): oral, iv, im, sc, supp, drip;
e. salah dosis: dosis yang diberikan menjadi berlebih
atau kurang dari yang diresepkan dokter;
f. salah obat: obat yang diberikan tidak sesuai dengan
resep dokter;
g. salah dokumentasi:
h. dokumentasi tidak sesuai dengan yang dilaksanakan.
Pasien dikatagorikan berisiko jatuh pasien apabila mempunyai satu
atau lebih faktor berisiko jatuh pada saat pengkajian:
1. Faktor risiko intrinsik, antara lain:
a. karakteristik pasien dan fungsi fisik umum;
b. diagnosis /perubahan fisik;
c. medisasi dan interaksi obat .

2. Faktor ekstrinsik (lingkungan), antara lain:


a. tingkat pencahayaan;
b. permukaan lantai;
c. furnitur;
d. ketinggian tempat tidur, kunci tempat tidur;
e. call bell;
f. penggunaan alat bantu;
g. lama dirawat.
Morse Fall Scale (MFS) adalah metode yang cepat dan sederhana
untuk menilai kemungkinan pasien jatuh

MFS digunakan secara luas pada pasien perawatan akut di rumah sakit
dan rawat inap yang membutuhkan perawatan jangka panjang:
1. Riwayat jatuh (history of falling): dinilai 25 bila pasien pernah jatuh.
Dinilai 0 bila pasien tidak pernah jatuh.
2. Diagnosis sekunder (secondary diagnosis): dinilai 15 bila masuk
dalam kriteria dignosis medis risiko jatuh, dan skor 0 bila tidak.
3. Pertolongan pada ambulatori (ambulatory aids): nilai 0 bila pasien
berjalan tanpa bantuan (bahkan jika dibantu oleh seorang perawat),
menggunakan kursi roda, atau istirahat di tempat tidur dan tidak
bangun dari tempat tidur sama sekali.
Pasien menggunakan kruk, tongkat, atau alat bantu jalan dinilai 15.
Bila pasien mencengkeram ke furnitur sebagai dukungan bernilai 30.
4. Terapi intravena (intravenous therapy): dinilai 20 bila mendapat
terapi intravena, jika tidak skor 0.
5. Gaya berjalan (gait): skor 0 bila gaya berjalan normal ditandai oleh
pasien berjalan dengan kepala tegak, lengan terayun bebas di sisi, dan
berjalan tanpa ragu-ragu. Skor 10 bila gaya berjalan lemah, pasien
membungkuk tetapi mampu mengangkat kepala sambil berjalan
tanpa kehilangan keseimbangan. Skor 20 bila pasien kesulitan bangkit
dari kursi, mencoba untuk bangkit dengan mendorong di lengan kursi
atau dengan menggunakan beberapa upaya untuk bangkit. Kepala
melihat ke bawah. Pasien memegang perabotan, mencari bantuan
orang, atau berjalan dengan alat bantu dan tidak dapat berjalan tanpa
bantuan ini.
7. Status mental (mental status): skor 0 bila pasien mampu menilai
kemampuannya sendiri dalam berpindah. Skor 15 bila respons pasien
tidak konsisten dengan perintah atau jika respons pasien tidak realistis
Risk level MFS Score Action
No risk 0-24 Good basic nursing care

Low risk 25-50 - Implement standard fall


- Prevention intervention

High risk ≥ 51 - Implement high risk fall


- Prevention interventions

Jumlah pasien jatuh


X 100%
Jumlah pasien yang berisiko jatuh
Angka kejadian cedera akibat pengekang (restraint) dapat
diketahui dari formula sebagai berikut:

Jumlah pasien akibat cedera pengekang × 100%


KEYWORD KEYWORD Jumlah total pasien yg dipasang pengekang

Perhatian pada pengekang:


KEYWORD 1. sirkulasi ekstremitas adekuat atau tidak;
KEYWORD 2. ada atau tidak gangguan ekstremitas;
3. keluarga mengerti tentang perlunya pengekang;
KEYWORD
4. jangan berikan posisi supine;
KEYWORD 5. cek posisi pengekang;
6. jangan dipasang pada ekstremitas yg tidak bisa bergerak

Jumlah kejadian cedera akibat restrain


X 100%
Jumlah pasien yang mengalami restrain
Penyakit akibat infeksi nosokomial (ISK,
pneumonia nosokomial, bakteri
Konsep infeksi nosokomial nosokomial, infeksi pembuluh darah, ILO)

Faktor penyebab infeksi nosokomial (agen, Pencegahan infeksi nosokomial


respon/ toleransi tubuh, resistensi (dekontaminasi, instrumen yang sering
terhadap antibiotik, faktor alat digunakan di RS, mencegah penularan
dari lingkungan RS, perbaiki ketahanan
tubuh, ruangan isolasi)
Faktor yang dapat berkontribusi dan
Flebitis (flebitis) meningkatkan risiko flebitis:
Didefinisikan sebagai peradangan akut 1. trauma pada vena selama penusukan;
lapisan internal vena yang ditandai oleh 2. cairan infus bersifat asam atau alkali
rasa sakit dan nyeri di sepanjang vena, atau memiliki osmolaritas tinggi;
kemerahan, bengkak dan hangat, 3. penusukan ke pembuluh darah yang
serta dapat dirasakan di sekitar daerah terlalu kecil;
penusukan. Flebitis adalah komplikasi 4. menggunakan jarum yang terlalu besar
yang sering dikaitkan dengan terapi IV untuk vena;
5. jarum infus lama tidak diganti;
6. jenis bahan (kateter infus) yang
digunakan;
7. riwayat pasien dan kondisi sekarang;
8. kondisi pembuluh darah;
9. stabilitas kanul;
10. pengendalian infeksi
Pencegahan meliputi: Visual Infusion Phlebitis (VIP)
1. mengikuti teknik asepsis selama Adalah alat yang sangat populer untuk
penusukan dan saat pencampuran obat; memantau area pemasangan infus. Alat
2. rotasi tempat pemasangan; ini direkomendasikan untuk memantau
3. menggunakan jarum yang sesuai area infus
dengan ukuran vena;
4. pemantauan berkala area IV line;
5. pendidikan pasien tentang tanda dan
gejala dari flebitis;
6. pilihan perangkat IV yang tepat;
7. mengikuti pedoman pengenceran obat,
untuk mencegah partikel dan untuk
memastikan bahwa obat atau solusi tidak
terlalu tinggi atau terlalu rendah kadar
pH atau kepekatannya.
Penilaian Flebitis berdasarkan Skor VIP
IV line tampak sehat 0 Tidak ada tanda flebitis Observasi kanul

Terdapat salah satu tanda-tanda berikut jelas: 1 Mungkin tanda-tanda pertama Observasi kanul
• sedikit nyeri dekat IV line flebitis
• sedikit kemerahan dekat IV line
Dua dari tanda berikut: 2 Tahap awal flebitis Pindahkan kanul
• nyeri pada IV line
• kemerahan
• pembengkaka
Semua tanda-tanda berikut jelas: 3 Tahap menengah flebitis Pindahkan kanul
• nyeri sepanjang kanul Pertimbangkan perawatan Infeksi
• kemerahan
• pembengkakan
Semua tanda-tanda berikut nyata: 4 Tahap lanjutan flebitis atau awal Pindahkan kanul
• Nyeri sepanjang kanul tromboflebitis Perrtimbangkan perawatan infeksi
• kemerahan
• pembengkakan
• vena teraba keras
Semua tanda-tanda berikut nyata: 5 Stadium lanjut tromboflebitis Memulai perawatan infeksi
• nyeri di sepanjang kanul
• kemerahan
• pembengkakan
• vena teraba keras
• pireksia
Ø Angka tidak
terpenuhinya
kebutuhan mandi,
berpakaian, dan
eliminasi yang
disebabkan oleh
keterbatasan diri.
Ø Angka tidak terpenuhi
kebutuhan diri(mandi, Persentase kebutuhan perawatan diri pasien:
toilet pada tingkat Jumlah pasien yang tidak terpenuhi kebutuhan diri × 100%
ketergantungan parsial Jumlah pasien dirawat dangan tingkat ketergantungan
dan total) parsial dan total
Terdapat enam aktivitas yang diperhatikan dalam
perawatan diri hal makan, BAK/BAB, mengenakan
pakaian, pergi ke toilet, berpindah dan mandi.
A Mandiri dalam makan, BAK/BAB, mengenakan pakaian,
pergi ke toilet, berpindah dan mandi.
B Mandiri semuanya, kecuali salah satu dari fungsi di atas
C Mandiri, kecuali mandi & salah satu dari fungsi di atas
D Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan salah satu dari
fungsi di atas
E Mandi, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet dan salah
satu dari fungsi di atas
F Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah
dan salah satu dari fungsi di atas
G Ketergantungan untuk semua fungsi di atas
Pengukuran & Analisis Kepuasan

Survei kepuasan harus mempertimbangkan aspek


apa saja yang dinilai pasien. Ada empat aspek yang
harus diukur, yaitu atribut jasa layanan kesehatan
(kompetensi klinis, empati, kesediaan menjawab
keluhan, responsif, keselamatan, perawatan
(caring), komunikasi, dan lain-lain).

Jumlah pasien yang menyatakan puas


X 100%
Jumlah pasien
Teknik Pengukuran
1. Teknik Rating (Rating Scale)
Teknik ini menggunakan directly reported
satisfaction, simple rating, semantic diference
technique (metode berpasangan).

2. Teknik pengukuran langsung (directly reported


satisfaction)

3. Metode berpasangan
Kenyamanan
Faktor-faktor yang memengaruhi nyeri:
1. Arti nyeri terhadap individu
2. Toleransi individu terhadap nyeri
3. Ambang nyeri
4. Pengalaman lampau
5. Lingkungan
6. Usia
7. Kebudayaan
8. Kepercayaan
9. Kecemasan & stress
Angka tata laksana nyeri
Persentase pasien nyeri yang terdokumentasi dalam askep
Jumlah total pasien nyeri yang terdokumentasi X 100%
Jumlah total pasien per periode waktu tertentu

Persentase tata laksana pasien nyeri


Jumlah total tindakan per respons nyeri X 100%
Jumlah total pasien terdokumentasi nyeri skala ≥ 4 periode tertentu

Angka kenyamanan pasien


Jumlah pasien dengan nyeri terkontrol X 100%
Jumlah pasien yang terdokumentasi nyeri per periode tertentu
Angka tata laksana nyeri
Instrumen Intensitas Nyeri

Indikasi: dewasa & anak (berusia lebih dari 9 th) atau pasien
pada semua area perawatan yang mengerti tentang
penggunaan angka untuk menentukan tingkat dari intensitas
nyeri yang dirasakan

Instruksi:
1. Menanyakan kepada pasien tentang berapa angka yang
diberikan untuk menggambarkan rasa nyeri yang saat ini
dirasakan
2. Berikan penjelasan tentang skala nyeri yang diberikan
3. Kolaborasi interdisiplin dengan pasien & keluarga
Kecemasan merupakan reaksi pertama yang muncul atau dirasakan
oleh pasien dan keluarganya disaat pasien harus dirawat mendadak
atau tanpa terencana begitu mulai masuk rumah sakit. Kecemasan
akan terus menyertai pasien dan keluarganya dalam setiap tindakan
perawatan terhadap penyakit yang diderita pasien

Angka kejadian Kejadian cemas yang belum tertangani


cemas di ruang X 100%
rawat umum Jumlah pasien

Angka kejadian Kejadian cemas yang belum tertangani 3x24 jam


cemas di ruang X 100%
rawat psikiatri Jumlah pasien cemas 3x24 jam
Pengertian
Suatu proses pengambilan keputusan dalam hal memenuhi
kebutuhan pasien untuk kesempurnaan kepindahan pasien dari satu
tempat perawatan ke tempat lain

Tindakan
q Pengkajian pengetahuan pasien & keluarga
q Edukasi pasien, cara perawatan, pencegahan kekambuhan, dengan
melibatkan keluarga
Formula Indikator Pengetahuan Pasien

Jumlah pasien yang kurang pengetahuan


X 100%
Jumlah pasien dalam periode tertentu

Formula Discharge Planning

Jumlah pasien yang tidak dibuat


discharge planning dlm periode tertentu
X 100%
Jumlah pasien yang dirawat
dalam periode tertentu
THANK YOU
T H A N K S

Anda mungkin juga menyukai