PELAYANAN OBSGYN
TAHUN 2022
A. LATAR BELAKANG
Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai
keseluruhan upaya dan kegiatan secara komprehensif dan integratif untuk memantau dan
menilai mutu pelayanan. Upaya peningkatan mutu pelayanan adalah kegiatan yang
bertujuan memberikan asuhan atau pelayanan sebaik-baiknya kepada pasien. Upaya
peningkatan mutu pelayanan RSU Duta Mulya akan sangat berarti dan efektif jika upaya
peningkatan mutu menjadi tujuan dari setiap unsur di RSU Duta Mulya termasuk
pimpinan, pelaksana pelayanan langsung dan staf penunjang.
Indikator adalah petunjuk atau tolok ukur atau fenomena yang dapat diukur.
Indikator mutu asuhan kesehatan atau pelayanan kesehatan dapat mengacu pada
indikator yang relevan berkaitan dengan struktur, proses, dan outcome. Selanjutnya
indikator dispesifikasikan dalam berbagai kriteria. Penetapan indikator mutu adalah
mutlak diperlukan agar organisasi dapat mengevaluasi kualitas pelayanan yang
diberikan dalam berbagai dimensi serta selanjutnya dapat mengambil tindak lanjut atas
hasil evaluasi yang diperoleh sebagai dasar melakukan upaya-upaya untuk
meningkatkan hasil ke arah yang lebih baik.
Mutu asuhan kesehatan suatu organisasi pelayanan kesehatan dapat diukur dengan
memperhatikan atau memantau dan menilai indikator, kriteria, dan standar yang
diasumsikan relevan dan berlaku sesuai dengan aspek struktur, proses dan outcome dari
organisasi pelayanan kesehatan tersebut. Indikator mutu prioritas rumah sakit adalah
mencerminkan mutu pelayanan prioritas dari rumah sakit tersebut. Fungsi dari
penetapan indikator tersebut antara lain sebagai alat untuk melaksanakan manajemen
kontrol dan alat untuk mendukung pengambilan ketetapan dalam rangka perencanaan
kegiatan untuk masa yang akan datang. Indikator mutu prioritas Rumah Sakit Umum
Duta Mulya tahun 2022 adalah pelayanan pasien kandungan dan kebidanan.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penyusunan kamus indikator mutu prioritas rumah sakit adalah
untuk memberikan pedoman dalam upaya pengelolaan mutu dan keselamatan
pasien di RSU Duta Mulya.
2. Tujuan Khusus
a. Menjadi panduan dalam mengontrol mutu pelayanan.
b. Mengarahkan upaya peningkatan mutu yang lebih spesifik dan terarah
c. Memberikan kemudahan bagi unit kerja dalam memahami indikator mutu
prioritas rumah sakit
D. LANDASAN
Penyusunan kamus indikator mutu ini didasarkan pada berbagai regulasi sebagai berikut:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 tentang
Akreditasi Rumah Sakit.
BAB II
DEFINISI OPERASIONAL
Profil indikator adalah buku yang berisi tentang berbagai macam indikator mutu yang
telah ditetapkan beserta key performance indicatornya.
1. Judul indikator
2. Dasar Pemikiran
Penanda ataupun latar belakang.
3. Dimensi mutu adalah suatu pandangan dalam menentukan penilaian terhadap jenis dan
mutu pelayanan yang diberikan, berdasarkan standar WHO dilihat dari :
a. Kelayakan
b. Ketersediaan
Tingkat perawatan dan pelayanan yang tepat, tersedia sesuai kebutuhan.
c. Kesinambungan (Continuity)
Tingkat perawatan dan pelayanan dikoordinasi antar dsiplin ilmu, antar organisasi
sepanjang waktu.
d. Ketepatan waktu (timelines)
Tingkat perawatan dan pelayanan diberikan sesuai waktu yang diperlukan.
e. Keselamatan
Tingkat perawatan dan pelayanan dimana risiko intervensi dan risiko di lingkungan
direduksi untuk pasien, keluarga, residen, termasuk petugas kesehatan.
f. Kehormatan dan harga diri
Tingkat perawatan dan pelayanan diberikan dengan menghargai kebutuhan, harapan
dan keinginan individu, dimana individu dilibatkan dalam ketetapan perawatan dan
pelayanan.
g. Manfaat
Perawatan dan pelayanan yang diterima pasien bermanfaat.
h. Efektivitas
Tingkat perawatan dan pelayanan diberikan sesuai pengetahuan untuk mencapai
outcome yang diinginkan.
i. Efisiensi
Hubungan antara outcome (hasil perawatan dan pelayanan) dan sumberdaya yang
digunakan untuk memberikan perawatan dan pelayanan.
j. Efikasi
Tingkat perawatan dan pelayanan telah memenuhi harapan atau outcome yang
diinginkan
4. Tujuan
5. Definisi Operasional
Dimaksudkan untuk menjelaskan pengertian dari indikator
6. Jenis Indikator
Input, proses, output, outcome
7. Satuan pengukuran
Standar yang menjadi acuan pada angka-angka yang didapatkan dari hasil suatu
pengukuran, menggunakan presentase
8. Numerator (pembilang) adalah besaran nilai pembilang dalam rumus indikator kinerja.
9. Denominator (penyebut) adalah besaran nilai pembagi dalam rumus indikator kinerja.
10. Target
Sasaran yang telah ditetapkan untuk dicapai
11. Kriteria inklusi dan eksklusi
12. Formula
13. Metode pengumpulan data :
1. Prospektif : Data diambil dari kegiatan saat ini
2. Retrospektif : Data diambil dari kegiatan yang telah lalu
3. Concurent : Data diambil dari kegiatan yang sedang berjalan
14. Sumber data
15. Instrumen pengambilan data
16. Populasi/ sampel (besar sampel dan cara pengambilan sampel)
17. Periode pengumpulan data
18. Periode analisis dan pelaporan data
Tiga bulan sekali
19. Penyajian data
20. Penanggung jawab
BAB III
INDIKATOR MUTU PRIORITAS RUMAH SAKIT
Indikator mutu prioritas Rumah Sakit Umum Duta Mulya adalah pelayanan pasien
kandungan dan kebidanan/ Obsgyn.
A. Indikator pelayanan klinis prioritas
No. Judul Indikator UNIT TEERKAIT Target
1. Kelengkapan Assesmen Awal Medis pada Pasien Rawat Inap 100%
Kebidanan dan Kandungan < 24 jam
2. Ketepatan Jam Buka Poli Obsgyn Rawat Jalan 100%
3. Kecepatan Pemberian Informasi Tagihan/ Billing pada Administrasi 100%
Pasien Ibu Hamil
4. Kelengkapan Inform Concent pada Tindakan SC VK 100%
Emergency
5. Kelengkapan Assesmen Pra Anestesi pada Pasien IBS 100%
dengan Tindakan Operasi Sectio Caesarea (SC)
6. Ketersediaan Obat-obat Emergency di Ruang Bersalin VK 100%
7. Emergency Respon Time Pasien Ibu Hamil (Waktu IGD 100%
Tanggap Pelayanan Gawat Darurat < 5 menit)
8. Tersedianya Laporan 10 Besar Diagnosa Kandungan di Rawat Inap 100%
Rawat Inap
9. Pemanfaatan Alat USG dalam Proses Penegakan IGD 100%
Diagnosa pada pasien Ibu Hamil yang Dilaksanakan di
IGD
3. Penulisan Resep yang Dapat Terbaca pada Pelayanan Instalasi Farmasi 100%
Rawat Jalan Pasien Kebidanan dan Kandungan
4. Angka kejadian Infeksi Luka Operasi (ILO) pada Pasien Rawat Inap < 2%
Post Sectio Caesarea (SC) (Komite PPI)
4. Kepastian tepat lokasi, Check List Keselamatan Pasien dengan IBS 100%
tepat pasien, tepat Tindakan Operasi Sectio Caesarea (SC)
prosedur operasi di Ruang Operasi.
No. STANDAR PMKP Kelengkapan Assesmen Pra Anestesi pada Pasien dengan
Tindakan Operasi Sectio Caesarea (SC)
1. Judul Indikator Kelengkapan Assesmen Pra Anestesi pada Pasien dengan
Tindakan Operasi Sectio Caesarea (SC).
2. Dasar Pemikiran Permenkes RI Nomor 11 Tahun 2017 tentang keselamatan
pasien.
3. Dimensi Mutu Efektivitas dan keselamatan.
4. Tujuan Tergambarnya keadaan pasien sebelum dilakukan pembiusan
yang dapat menentukan kelanjutan tindakan operasi.
5. Definisi Operasional Kedisiplinan DPJP anestesi dalam mengisi assesmen pra
anestesi.
Terisinya secara lengkap form assesmen pra anstesi pada pasien
dengan tindakan SC.
6. Jenis Indikator Proses.
7. Satuan pengukuran Presentase.
8. Numerator Assesmen Pra Anestesi pada Pasien dengan Tindakan Operasi
Sectio Caesarea (SC) yang lengkap
9. Denominator Seluruh pasien kandungan dengan Tindakan Operasi Sectio
Caesarea (SC) dalam 1 bulan yang disurvey
10. Target 100%.
11. Kriteria inklusi Tindakan Operasi Sectio Caesarea (SC) elektif dan
Kriteria eksklusi emergency.
-
12. Cara Pengukuran/ Jumlah assesmen pra anestesi pada Tindakan SC lengkap
Formula ----------------------------------------------------------------------- x 100%
Jumlah seluruh pasien SC dalam 1 bulan yang disurvey
7. Emergency Respon Time Pasien Ibu Hamil (Waktu Tanggap Pelayanan Gawat Darurat
< 5 menit)
No. STANDAR Emergency Respon Time Pasien Ibu Hamil (Waktu Tanggap
PMKP Pelayanan Gawat Darurat < 5 menit)
1. Judul Indikator Emergency Respon Time Pasien Ibu Hamil (Waktu Tanggap
Pelayanan Gawat Darurat < 5 menit)
2. Dasar Pemikiran 1. Kebijakan Nomor 052/KEP-DI/RSHKRW/III/2020 Pelayanan
dan Pengorganisasian Instalasi Gawat Darurat.
2. Permenkes no 11 tahun 2017 tentang keselamatan pasien.
3. Dimensi Mutu Keselamatan dan efektivitas.
4. Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang cepat, responsif dan mampu
menyelamatkan pasien gawat darurat
5. Definisi Emergency Response Time (Waktu tanggap) adalah waktu yang
Operasional dibutuhkan mulai pasien dilakukan Triage di IGD sampai mendapat
pelayanan dokter (≤ 5 menit)
Triage adalah usaha pemilahan pasien sebelum ditangani
berdasarkan tingkat kegawatdaruratan/ trauma/ penyakit dengan
memperimbangkan prioritas penanganan dan sumber daya yang
ada.
6. Jenis Indikator Proses.
7. Satuan Persentase.
pengukuran
8. Numerator Emergency Respon Time Pasien Ibu Hamil (Waktu Tanggap
Pelayanan Gawat Darurat < 5 menit).
9. Denominator Seluruh ibu hamil di IGD yang disurvey.
10. Target 100%
11. Kriteria inklusi Seluruh ibu hamil dengan kondisi gawat darurat
Kriteria eksklusi Situasi bencana/musibah massal
12. Cara Pengukuran/ Emergency Respon Time Pasien Ibu Hamil
Formula (Waktu Tanggap Pelayanan Gawat Darurat < 5 menit)
----------------------------------------------------------------- x 100%
Seluruh ibu hamil di IGD yang disurvey
13. Metode Retrospektif.
Pengumpulan
Data
14. Sumber Data Studi dokumen. Data IGD.
15. Instrumen Form waktu tanggap.
pengambilan data
9. Pemanfaatan Alat USG dalam Proses Penegakan Diagnosa pada pasien Ibu Hamil yang
Dilaksanakan di IGD
No. STANDAR PMKP Pemanfaatan Alat USG dalam Proses Penegakan Diagnosa
pada pasien Ibu Hamil yang Dilaksanakan di IGD
1. Judul Indikator Pemanfaatan Alat USG dalam Proses Penegakan Diagnosa
pada pasien Ibu Hamil yang Dilaksanakan di IGD.
2. Dasar Pemikiran Permenkes RI Nomor 11 Tahun 2017 tentang keselamatan
pasien.
3. Dimensi Mutu Efektivitas, kesinambungan, ketepatan.
4. Tujuan Menegakkan diagnosa penunjang dengan cepat menggunakan
USG di IGD pada pasien ibu hamil.
5. Definisi Operasional Pemanfaatan alat usg di IGD khusus untuk ibu hamil yang
periksa / datang ke IGD oleh dokter IGD, supaya mempercepat
diagnosa dan penanganan pada pasien, dengan supervisi oleh
dokter spesialis kandungan.
6. Jenis Indikator Proses
7. Satuan pengukuran Persentase
8. Numerator Jumlah ibu hamil yang dilakukan USG di IGD.
9. Denominator Jumlah seluruh pasien ibu hamil yang periksa ke IGD dalam 1
bulan yang disuvey
10. Target 100%
11. Kriteria inklusi Pasien ibu hamil.
Kriteria eksklusi -
12. Cara Pengukuran/ Jumlah ibu hamil yang dilakukan USG di IGD
Formula --------------------------------------------------------- x 100%
Jumlah seluruh pasien ibu hamil yang periksa
ke IGD dalam 1 bulan yang disuvey
13. Metode Pengumpulan Retrospektif.
Data
14. Sumber Data Data IGD.
15. Instrumen Form
pengambilan data
13. Metode
Studi dokumen.
Pengumpulan Data
14. Sumber Data Laboratorium.
15. Instrumen Form Penyediaan Darah pada Pasien Kebidanan dan
pengambilan data Kandungan
No. STANDAR PMKP Kejadian Reaksi Alergi pada saat Transfusi Darah pada
Pasien Kebidanan dan Kandungan
1. Judul Indikator Kejadian Reaksi Alergi Pada Saat Transfusi Darah Pada Pasien
Kebidanan Dan Kandungan
2. Dasar Pemikiran Permenkes RI Nomor 11 Tahun 2017 tentang keselamatan
pasien.
3. Dimensi Mutu Keselamatan.
4. Tujuan Tergambarnya managemen resiko pada unit pelayanan darah.
5. Definisi Operasional Reaksi transfusi adalah kejadian tidak diharapkan yang terjadi
akibat transfusi darah dalam bentuk reaksi alergi, infeksi akibat
transfusi, hemolisis akibat golongan darah tidak sesuai atau
gangguan sistem imun sebagai akibat pemberian produk darah.
6. Jenis Indikator Proses.
7. Satuan pengukuran Presentase.
8. Numerator Jumlah pasien kebidanan dan kandungan yang mengalami
kejadian reaksi transfusi.
9. Denominator Jumlah seluruh pasien kebidanan dan kandungan yang
mendapat transfusi dalam 1 bulan.
10. Target 0%.
11. Kriteria inklusi Reaksi yang terjadi setelah pemberian transfusi darah pada
pasien kebidanan dan kandungan.
Kriteria eksklusi -
12. Cara Pengukuran/ Jumlah pasien kebidanan dan kandungan
Formula Yang mengalami kejadian reaksi transfusi
------------------------------------------------------------ x 100%
Jumlah seluruh pasien kebidanan dan kandungan
yang mendapat transfusi dalam 1 bulan.
13. Metode
Studi dokumen.
Pengumpulan Data
14. Sumber Data Instalasi rawat inap.
15. Instrumen Rekam medik.
pengambilan data
No. STANDAR PMKP Penulisan Resep yang Dapat Terbaca pada Pelayanan
Rawat Jalan Pasien Kebidanan dan Kandungan
1. Judul Indikator Penulisan Resep yang Dapat Terbaca pada Pelayanan Rawat
Jalan Pasien Kebidanan dan Kandungan.
2. Dasar Pemikiran Permenkes RI Nomor 11 Tahun 2017 tentang keselamatan
pasien.
3. Dimensi Mutu Keselamatan dan kenyamanan.
4. Tujuan Mengukur terjadinya kesalahan dalam pembacaan resep.
5. Definisi Operasional Kedisiplinan DPJP dalam menulis resep sesuai dengan
kebijakan pelayanan farmasi. Kejadian kesalahan dalam
pembacaan resep yang mengakibatkan pasien mendapatkan
obat yang salah.
6. Jenis Indikator Proses.
7. Satuan pengukuran Persentase.
8. Numerator Jumlah seluruh resep pelayanan rawat jalan obsgyn yang dapat
terbaca.
9. Denominator Jumlah seluruh resep pelayanan rawat jalan obgyn dalam 1
bulan.
10. Target 100%.
11. Kriteria inklusi Kejadian kesalahan dalam pembacaan resep.
Kriteria eksklusi -
12. Cara Pengukuran/ Jumlah seluruh resep pelayanan
Formula rawat jalan obsgyn yang dapat terbaca
---------------------------------------------- x 100%
Jumlah seluruh resep pelayanan
rawat jalan obgyn dalam 1 bulan
No. STANDAR PMKP Angka kejadian Infeksi Luka Operasi (ILO) pada Pasien Post
Sectio Caesarea (SC)
1. Judul Indikator Angka kejadian infeksi luka operasi pada pasien post SC.
2. Dasar Pemikiran Permenkes RI Nomor 11 Tahun 2017 tentang keselamatan
pasien.
3. Dimensi Mutu Efektivitas dan keselamatan pasien.
4. Tujuan Tercapai nya angka ILO sesuai target.
5. Definisi Operasional Infeksi luka operasi adalah infeksi yang terjadi dalam waktu 30
hari pertama-90 hari pasca tindakan operasi.
6. Jenis Indikator Outcome.
7. Satuan pengukuran Presentase.
8. Numerator Jumlah pasien yang mengalami infeksi luka operasi SC.
9. Denominator Jumlah pasien dengan tindakan operasi SC dalam 1 bulan.
10. Target < 2%
11. Kriteria inklusi
Semua pasien yang di operasi.
Kriteria eksklusi
12. Cara Pengukuran/ Jumlah pasien yang mengalami infeksi luka operasi SC
Formula ----------------------------------------------------------------- x 100%
Jumlah pasien dengan tindakan operasi SC dalam 1 bulan
13. Metode Pengumpulan
Studi Dokumen.
Data
14. Sumber Data Data Rekam Medis Instalasi Rawat Inap.
15. Instrumen
Hasil Surveilans Infeksi RS oleh PPI.
pengambilan data
16. Populasi/ sampel
(besar sampel dan
Total Sampling.
cara pengambilan
sampel
17. Periode pengumpulan
Bulanan.
data
18. Periode analisis dan
Triwulan.
pelaporan data
19. Penyajian data Tabel.
Run chart, fishbone analitik, PDSA (Plan-Do-Study-Action).
20. Penanggungjawab Komite PPI.
2. Kelengkapan Tanda Tangan Dokter pada form/stempel TBK pada Pasien Obsgyn
No. STANDAR PMKP % High Alert Medication yang Ditemukan Tanpa Label Alert
1. Judul Indikator % high alert medication yang ditemukan tanpa label alert
2. Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien.
3. Dimensi Mutu Keselamatan pasien.
4. Tujuan Memberikan keamanan pada setiap obat high alert.
5. Definisi Operasional Penyimpanan obat high alert adalah obat-obatan yang memiliki
risiko tinggi menyebabkan bahaya besar pada pasien jika tidak
digunakan secara tepat.
Obat disimpan sesuai kriteria penyimpanan perbekalan farmasi
terutama dengan memperhatikan jenis sediaan obat
6. Jenis Indikator Proses.
7. Satuan pengukuran Persentase.
8. Numerator % high alert medication yang ditemukan tanpa label alert
9. Denominator Seluruh % high alert medication
10. Target < 3%
11. Kriteria inklusi Semua high alert medication
Kriteria eksklusi -
12. Cara Pengukuran/ % high alert medication yang ditemukan
Formula tanpa label alert
----------------------------------------------------- x 100%
Seluruh % high alert medication
13. Metode Pengumpulan Prospektif.
Data
14. Sumber Data Instalasi farmasi.
15. Instrumen Form
pengambilan data
4. Check List Keselamatan Pasien dengan Tindakan Operasi Sectio Caesarea (SC) di
Ruang Operasi
No. STANDAR PMKP Check List Keselamatan Pasien dengan Tindakan Operasi
Sectio Caesarea (SC) di Ruang Operasi
1. Judul Indikator Check List Keselamatan Pasien dengan Tindakan Operasi Sectio
Caesarea (SC) di Ruang Operasi.
2. Dasar Pemikiran Permenkes No. 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
3. Dimensi Mutu Efisiensi, efektifitas, fokus kepada pasien, kesinambungan dan
keselamatan pasien.
4. Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan pembedahan SC serta
tergambarnya tanggung jawab dokter dalam melakukan
pengisian checklist keselamatan pasien.
5. Definisi Operasional Check list keselamatan pasien di kamar operasi adalah pendataan
yang dilakukan yang mencakup data sign in sebelum pasien
dilakukan anestesi, time out yang dilakukan sebelum operator
tindakan melakukan sayatan operasi dan sign out yang dilakukan
sebelum pasien meninggalkan ruangan operasi.
6. Jenis Indikator Proses.
7. Satuan pengukuran Persentase.
8. Numerator Jumlah check list keselamatan pasien dengan tindakan SC di
ruang operasi yang terisi lengkap.
9. Denominator Jumlah pasien operasi SC dalam 1 bulan yang disurvey.
10. Target 100%
11. Kriteria inklusi Operasi SC baik emergency maupun elektif.
Kriteria eksklusi
12. Cara Pengukuran/ Jumlah check list keselamatan pasien dengan
Formula tindakan SC di ruang operasi yang terisi lengkap
------------------------------------------------------------------ x 100%
Jumlah pasien operasi SC dalam 1 bulan yang disurvey
13. Metode Pengumpulan Retrospektif
Data
14. Sumber Data Data IBS
15. Instrumen Form checklist
pengambilan data
16. Populasi/ sampel Populasi
(besar sampel dan Sampel : Metode : Ketersediaan / Convinience
Besar sampel
cara pengambilan
>= 640 = 128 sampel
sampel 320 – 639 = 20% dari total populasi
64 – 319 = 64 sampel
< 64 = 100 % populasi
17. Periode pengumpulan Bulanan
data
18. Periode analisis dan Triwulan
pelaporan data
19. Penyajian data Tabel.
Run chart, fishbone analitik, PDSA (Plan-Do-Study-Action).
20. Penanggungjawab PIC Instalasi Bedah Sentral
6. Kepatuhan Perawat Dalam Mengkaji Risiko Tinggi Jatuh Dalam 24 jam Setelah
Pasien Masuk Rawat Inap pada Pasien Obsgyn
No. STANDAR PMKP Kepatuhan Perawat Dalam Mengkaji Risiko Tinggi Jatuh
Dalam 24 jam Setelah Pasien Masuk Rawat Inap pada
Pasien Obsgyn
1. Judul Indikator Kepatuhan Perawat Dalam Mengkaji Risiko Tinggi Jatuh
Dalam 24 jam Setelah Pasien Masuk Rawat Inap pada Pasien
Obsgyn.
2. Dasar Pemikiran Permenkes No. 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
pada pasal 5 ayat 5 bahwa salah satu Sasaran Keselamatan
Pasien adalah mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh.
3. Dimensi Mutu Keselamatan, fokus pada pasien.
4. Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi pelayanan dalam menjalankan
upaya pencegahan jatuh agar terselenggara pelayanan
keperawatan yang aman dan mencapai pemenuhan sasaran
keselamatan pasien.
5. Definisi Operasional Kepatuhan upaya pencegahan risiko pasien jatuh adalah
pelaksanaan pencegahan jatuh pada pasien rawat inap yang
berisiko jatuh sesuai dengan standar yang ditetapkan rumah
sakit.
Indikator mutu prioritas yang dikaji adalah kepatuhan perawat
dalam mengkaji risiko tinggi jatuh dalam 24 jam setelah pasien
masuk rawat inap pada pasien obsgyn rawat inap.
6. Jenis Indikator Proses.
7. Satuan pengukuran Persentase.
8. Numerator Kepatuhan perawat dalam mengkaji risiko tinggi jatuh dalam
24 jam setelah pasien masuk rawat inap pada pasien obsgyn.
9. Denominator Jumlah pasien obsgyn rawat inap berisiko tinggi jatuh yang
disurvei
10. Target 100%
11. Kriteria inklusi Pasien Rawat inap obsgyn beresiko tinggi
Kriteria eksklusi -
12. Cara Pengukuran/ Numerator/ Denominator x 100%
Formula
13. Metode Pengumpulan Retrospektif.
Data
14. Sumber Data Data rekam medis.
15. Instrumen Form.
pengambilan data
16. Populasi/ sampel Populasi
(besar sampel dan Sampel : Metode : Ketersediaan / Convinience
Besar sampel
cara pengambilan
>= 640 = 128 sampel
sampel 320 – 639 = 20% dari total populasi
64 – 319 = 64 sampel
< 64 = 100 % populasi
17. Periode pengumpulan Bulanan
data
18. Periode analisis dan Triwulan
pelaporan data
19. Penyajian data Tabel.
Run chart, fishbone analitik, PDSA (Plan-Do-Study-Action).
20. Penanggungjawab Kepala ruang rawat inap
BAB IV
PENUTUP
Mengetahui,