2019
* *
BLITAR
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Umum
Mutu adalah faktor yang mendasar dari pelanggan. Mutu adalah penentuan
pelanggan berdasarkan atas pengalaman nyata pelanggan terhadap produk dan jasa pelayanan,
mengukurnya, mengharapkannya, dijanjikan atau tidak, sadar atau hanya dirasakan, operasional
teknik atau subyektif sama sekali dan selalu menggambarkan target yang bergerak dalam pasar
yang kompetitif (Wiyono, 1999).
Berbagai definisi tentang mutu berikut memberikan gambaran bahwa mutu
mengandung pengertian yang luas, sebagai contoh: Juran menyebutkan bahwa mutu produk
adalah kecocokan penggunaan produk untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan;
Crosby mendefinisikan mutu adalah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang
disyaratkan atau distandarkan; Deming mendefinisikan mutu, bahwa mutu adalah kesesuaian
dengan kebutuhan pasar; Feigenbaum mendefinisikan mutu adalah kepuasan pelanggan
sepenuhnya; Garvin dan Davis menyebutkan bahwa mutu adalah suatu kondisi dinamis yang
berhubungan dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang
memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen.
Dari berbagai definisi tersebut diatas memberikan gambaran bahwa mutu memiliki
dimensi yang luas, namun secara keseluruhan definisi tentang mutu menggambarkan sesuatu
yang penting untuk diwujudkan oleh organisasi sebagai bukti kemampuan organisasi
memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.
Indikator adalah petunjuk atau tolak ukur atau fenomena yang dapat diukur.
Indikator mutu asuhan kesehatan atau pelayanan kesehatan dapat mengacu pada indikator yang
relevan berkaitan dengan struktur, proses, dan outcomes. Selanjutnya Indikator dispesifikasikan
dalam berbagai kriteria. Penetapan indikator mutu adalah mutlak diperlukan agar organisasi
dapat mengevaluasi kualitas pelayanan yang diberikan dalam berbagai dimensi serta selanjutnya
dapat mengambil tindak lanjut atas hasil evaluasi yang diperoleh sebagai dasar melakukan
upaya-upaya untuk meningkatkan hasil kearah yang lebih baik lagi.
Mutu asuhan kesehatan suatu organisasi pelayanan kesehatan dapat diukur dengan
memperhatikan atau memantau dan menilai indikator, kriteria, dan standar yang diasumsikan
relevan dan berlaku sesuai dengan aspek-aspek struktur, proses, dan outcome dari organisasi
pelayanan kesehatan tersebut.
3
Indikator mutu rumah sakit akan mencerminkan mutu pelayanan dari rumah sakit
tersebut. Fungsi dari penetapan indikator tersebut antara lain sebagai alat untuk melaksanakan
manajemen kontrol dan alat untuk mendukung pengambilan keputusan dalam rangka
perencanaan kegiatan untuk masa yang akan datang.
Kamus Indikator adalah buku yang berisi tentang berbagai macam indikator mutu
pelayanan yang telah ditetapkan beserta key performa indikator nya baik pada area manajerial,
area klinis maupun sasaran keselamatan pasien. Numerator (pembilang) adalah besaran nilai
pembilang dalam rumus indikator kinerja. Denominator (penyebut) adalah besaran nilai
pembagi dalam rumus indikator kinerja. Dimensi mutu adalah suatu pandangan dalam
menentukan penilaian terhadap jenis dan mutu pelayanan yang diberikan, berdasarkan standar
WHO dilihat dari:
1) Kelayakan
2) Ketersediaan: tingkat perawatan dan pelayanan yang tepat, tersedia sesuai
kebutuhan.
3) Kesinambungan (Continuity): tingkat perawatan dan pelayanan dikoordinasi
antar dsiplin ilmu, antar organisasi sepanjang waktu
4) Ketepatan waktu (timelines): tingkat perawatan dan pelayanan diberikan sesuai
waktu yang diperlukan
5) Keselamatan: Tingkat perawatan dan pelayanan dimana risiko intervensi dan
risiko di lingkungan direduksi untuk pasien, keluarga, residen, termasuk petugas
kesehatan.
6) Kehormatan dan harga diri: tingkat perawatan dan pelayanan diberikan dengan
menghargai kebutuhan, harapan dan keinginan individu, dimana individu dilibatkan
dalam keputusan perawatan dan pelayanan mereka.
7) Manfaat: perawatan dan pelayanan yang diterima pasien bermanfaat.
8) Efektivitas: tingkat perawatan dan pelayanan diberikan sesuai pengetahuan
untuk mencapai outcome yang diinginkan.
9) Efisiensi: hubungan antara outcome (hasil perawatan dan pelayanan) dan
sumberdaya yang digunakan untuk memberikan perawatan dan pelayanan.
10) Efficacy: tingkat perawatan dan pelayanan telah memenuhi harapan atau
outcome yang diinginkan
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Tujuan umum penyusunan kamus indikator mutu RSU Aulia adalah untuk memberikan
pedoman dalam upaya pengelolaan mutu dan keselamatan pasien di RSU Aulia.
b. Tujuan Khusus
1) Menjadi panduan dalam mengontrol mutu pelayanan.
2) Mengarahkan upaya-upaya peningkatan mutu lebih spesifik dan terarah
3) Memberikan kemudahan bagi unit kerja dalam memahami indikator mutu yang
dimaksud
5
1.3 Landasan
Penyusunan Kamus Indikator Mutu ini didasarkan pada berbagai regulasi sebagai berikut:
a. Undang-undang no 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
b. Undang-undang 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
c. Undang-undang 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
d. Undang-undang no 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik
e. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 129/MENKES/PER/II/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit
f. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar
Pelayanan Kedokteran
g. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien.
h. Keputusan Kepala RSU Aulia
6
BAB II
RUANG LINGKUP
BAB III
TATA LAKSANA
Numerator Jumlah assesmen awal medis yang di survei dalam 1 bulan yang lengkap diisi
dalam 24 jam
Denominator Jumlah assesmen awal medis yang disurvei dalam 1 bulan
Target 100%
Sumber Data Rekam medis
Penanggung Jawab Kepala Unit
Kriterial Inklusi Seluruh pasien yang menyatakan masuk perawatan rawat inap
Pencatatan Pencatatan dilaksanakan setiap hari, dilakukan oleh kepala ruangan rawat inap
setelah pasien masuk rawat inap dalam 24 jam. Data diukur dengan melihat data
dokumentasi rekam medis.
Analisis & Pelaporan Rekapitulasi dan analisis sederhana dilaksanakan oleh kepala ruangan rawat inap sebagai
informasi awal untuk unit masing-masing, kemudian data akan dilaporkan kepada kepala
instalasi rawat inap. Data beberapa ruangan rawat inap akan di rekapitulasi dan dianalisis
oleh kepala instalasi rawat inap, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada
Komite PMKP. Data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen
rumah sakit setiap tiga bulan. Yang dikoordinasikan oleh Komite PMKP.
4) Prosedur pembedahan
Definisi Operasional Kepatuhan pelaksanaan time out adalah pelaksanaan daftar periksa untuk
memberikan pembedahan yang aman dan berkualitas .
Numerator Jumlah pelaksanaan time out pada saat operasi dalam waktu satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien dengan tindakan operasi dalam satu bulan
Target 100%
Sampling Setiap hari kerja, dengan total sampling setiap tindakan operasi.
Kriterial Inklusi Seluruh pasien dengan tindakan operasi
Kriteria Eksklusi 1. Pasien dengan tindakan operasi yang bertujuan untuk diagnostik
2. Pasien batal atau tunda tindakan operasi
3. Pasien dengan tindakan operasi emergency
Pencatatan Setiap bulan, oleh staf Unit Kamar Bedah
Analisis & Pelaporan Setiap bulan, oleh Kepala Unit Kamar Bedah
Judul Indikator Angka Ketepatan Waktu Tunggu Obat Jadi di Farmasi Rawat Jalan
12
Target 0%
Sampling Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling
Kriterial Inklusi -
Kriteria Eksklusi Resep obat racikan dan resep obat rawat inap
Pencatatan Pencatatan dilaksanakan setiap hari, dilakukan oleh staf Instalasi Farmasi
Analisis & Pelaporan Rekapitulasi dan analisis sederhana dilaksanakan oleh Kepala Instalasi Farmasi
sebagai informasi awal untuk unitnya, kemudian setiap bulannya data akan
dilaporkan kepada Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP).
Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh
komponen rumah sakit setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh Komite
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
Area Instalasi Farmasi
Pic Kepala Instalasi Farmasi
6) IAK 6: Kesalahan obat dan kejadian nyaris cedera
7) IAK 7: Penggunaan anestesi dan sedasi
Judul Indikator Angka Kelengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis 2 X 24 Jam Sejak Setelah
Selesai Pelayanan Rawat Inap
Tipe Indikator Struktur Proses Outcome √ Proses &
Outcome
Tujuan Tergambarnya tanggung jawab staf medis dalam kelengkapan informasi rekam
medis
Definisi Operasional Rekam medik yang lengkap adalah rekam medik yang Iengkap diisi oleh staf
medis yang meliputi:
a) Ringkasan Masuk Dan Keluar
b) Grafik Observasi
c) Rekonsiliasi Obat
d) Riwayat Penyakit Dan Pemeriksaan Fisik (Asessmen Medis)
e) Pengkajian Keperawatan
f) Manajemen Nyeri
g) CPPT
h) Informasi Dan Edukasi Terintegrasi
i) Orientasi Pasien Baru
j) Observasi Pasien
k) Catatan Pemberian Obat
l) Skrining Gizi Awal
m) Asuhan Gizi
n) Skrining Gizi Lanjut
o) Pemeriksaan Penunjang
p) Perencanaan Pasien Pulang
q) Resume Pasien
Jika salah satu atau beberapa aspek tersebut tidak didisi maka dikatakan tidak
lengkap, Berkas RM dinyatakan Iengkap/tidak Iengkap oleh petugas unit Rekam
Medis, selambat-lambatnya 1x24 jam setelah selesai pelayanan rawat inap
Numerator Jumlah rekam medik yang tidak Iengkap diisi oleh staf medis dalam 1x24 jam
untuk pasien pulang rawat inap dalam satu bulan (orang)
Denominator Jumlah pasien yang dinyatakan telah selesai pelayanan rawat inap dalam bulan
yang sama
Target 1000%
Sampling Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan mencatat
17
seluruh ketidaklengkapan rekam medis untuk pasien pulang rawat inap dalam
satu bulan
Kriterial Inklusi Seluruh pasien yang dinyatakan telah selesai pelayanan rawat inap.
Kriteria Eksklusi -
Pencatatan Pencatatan dilaksanakan setiap hari oleh petugas unit Rekam Medik dengan
mencatat adanya kelengkapan rekam medis untuk pasien pulang rawat inap
setiap bulannya.
Analisis & Pelaporan Rekapitulasi dan analisis sederhana dilaksanakan oleh Penanggung Jawab
Rekam Medik sebagai informasi awal untuk unitnya, kemudian setiap bulannya
data akan dilaporkan kepada Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
(PMKP). Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada
seluruh komponen rumah sakit setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh
Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
Area Unit Rekam Medik
Pic Penanggung jawab Rekam Medik
a. 9 Indikator mutu menejerial yang telah ditetapkan seperti tertera pada table berikut:
1) IAM 1: Pengadaan serta suplai obat-obatan penting bagi pasien yang dibutuhkan
secara rutin
Standar PMKP 3, Manajerial 1: Pengadaan rutin peralatan kesehatan dan obat penting untuk
memenuhi kebutuhan pasien
Judul Indikator Kejadian kelengkapan obat emergency (IGD dan rawat Inap)
Tipe Indikator √ Struktur Proses Outcome Proses &
Outcome
Tujuan Tergambarnya ketersediaan obat emergency pada kit emergency di UGD dan
Rawat Inap
Definisi Jumlah dan jenis obat emergency yang tidak lengkap/kurang/kosong pada kit
Operasional emergency di IGD dan Rawat Inap
Numerator -
Denominator -
Target 0%
Sampling Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling yaitu dengan mencatat seluruh
obat emergensi yang kosong/kurang
Kriterial Inklusi Seluruh obat yang terdapat dalam kit emergensi
Kriteria Eksklusi Obat Emergensi di luar kit Emergensi
Pencatatan Pencatatan dilaksanakan setiap bulan, dilakukan oleh staf Instalasi Farmasi
Analisis & Rekapitulasi dan analisis sederhana dilaksanakan oleh Kepala IGD dan Rawat Inap,
Pelaporan kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada Komite Peningkatan Mutu
20
dan Keselamatan Pasien (PMKP). Secara umum data akan dievaluasi serta
dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap tiga bulan yang
dikoordinasikan oleh Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
Area IGD dan Rawat Inap
Pic Kepala IGD dan Rawat Inap
Format Pencatatan Sesuai dengan format
Standar PMKP 3 Manajerial 2: Pelaporan kegiatan, seperti diatur oleh undang-undang dan
peraturan
Judul Indikator Ketepatan waktu pengiriman laporan tahunan ke Dinas Kesehatan.
Tujuan Mengetahui manajemen utilisasi alat rumah sakit yang efektif dan efisien
Definisi Optimalisasi dalam penggunaan alat USG
Operasional
Numerator Jumlah ketidakoptimalan pemeriksaan USG yang dicatat
Denominator Jumlah seluruh pemeriksaan USG dalam bulan yang sama
Target 0%
Sampling Pegumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan mencatat seluruh
pasien yang dilaksanakan pemeriksaan USG setiap bulan
Kriterial Inklusi Seluruh pasien yang dilaksanakan pemeriksaan USG
Kriteria Eksklusi -
Pencatatan Pencatatan dilaksanakan dengan total sampling, yaitu dengan mencatat seluruh
pasien yang dilaksanakan oleh Dokter Spesialis Radiologi
Analisis & Rekapitulasi dan analisis sederhana dilaksanakan oleh pengumpul data sebagai
Pelaporan informasi awal untuk unitnya, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan
kepada Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP). Secara
umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen
rumah sakit setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh Komite Peningkatan Mutu
dan Keselamatan Pasien (PMKP)
Area Radiologi
Pic Kepala Unit Radiologi
Standar PMKP 3, Manajerial 5: Harapan dan kepuasan pasien dan keluarga pasien
Judul Indikator Angka kepuasan pasien rawat inap terhadap pelayanan rumah sakit
Tipe Indikator Struktur Proses Outcome √ Proses &
Outcome
Tujuan Tergambarnya persepsi pasien terhadap mutu pelayanan Rumah Sakit berdasarkan el
elemen tingkat kepuasan pelanggan yang ditetapkan. Memberikan informasi dan saran k
unsur pimpinan dan semua unit kerja di RSU Aulia tentang hasil pelaksanaan kegiatan
kepuasan pasien untuk dijadikan dasar guna menentukan kebijakan selanjutnya
Definisi Kepuasan Pasien adalah perasaan senang atau penerimaan dengan baik dan pasien
Operasional terhadap semua layanan Rumah Sakit, baik dilakukan sesuai standar maupun sub
standar. Parameter ukuran kepuasan ditetapkan dengan tingkat kepuasan yang
diharapkan, yaitu nilai maksimal 100 dengan jumlah pernyataan 20 butir.
Penilaian tingkat kepuasan pasien di RSU Aulia ditetapkan sebagai benkut:
90-100 : Sangat Puas
80-89 : Puas
79-60 : Kurang Puas
59-40 : Tidak Puas
39-20 : Sangat tidak puas
Numerator Jumlah pasien yang menyatakan puas terhadap pelayanan rumah sakit tiap bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang disurvei dalam periode yang sama
Target <10%
Sampling Pengumpulan data dilaksanakan dengan total sampling sesuai kritena inklusi,
dilakukan oleh petugas perawat rawat inap setiap hari
Kriterial Inklusi 1. Pasien dewasa (umur >21 tahun)
2. Keluarga Pasien anak
3. Pasien telah dirawat inap minimal tiga hari
4. Pasien tanpa diit khusus
5. Pasien pulang hidup setiap hari
Kriteria Eksklusi 1. Penunggu pasien
2. Pasien dengan gangguan jiwa
3. Pasien pulang meninggal
Pencatatan Pencatatan dilaksanakan setiap ada pasien pulang dilakukan oleh pasien/keluarga
pasien setiap hari.
Analisis & Rekapitulasi dan analisis data dilaksanakan oleh Komite Peningkatan Mutu dan
Pelaporan Keselamatan Pasien (PMKP) sebagai informasi awal untuk unitnya, kemudian setiap
24
bulannya data akan dilaporkan kepada Kepala Instalasi Rawat Inap. Secaia umum
data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit
setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh Komite Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien (PMKP) dan di laporkan dalam bentuk data statistik kepada
Kepala RSU Aulia
Area Ruang Rawat Inap
Pic Ketua Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
Format Pencatatan Format kuesioner terlampir, Sesuai instrument Komite Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien (PMKP)
Analisis & Rekapitulasi dan analisis sederhana dilaksanakan oleh Kepala Administrasi Medis
Pelaporan sebagai informasi awal untuk unitnya, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan
kepada Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP). Secara umum
data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit
setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh Komite Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien (PMKP)
Area Administrasi Medis
Pic Kepala Administrasi Medis
Format Pencatatan Sesuai instrument Administrasi Medis
Tujuan Tergambarnya pemeliharaan akurasi alat ukur medis untuk keselamatan pasien
Definisi Operasional Kalibrasi adalah pengujian kembali terhadap kelayakan peralatan alat ukur oleh
Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) sesuai standar waktu yang ditentukan
Numerator Jumlah peralatan ukur medis yang tidak terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan
ketentuan kalibrasi BPFK dalam 1 tahun.
Denominator Jumlah seluruh peralatan ukur medis yang harus dikalibrasi
Target 0%
Sampling Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan mencatat seluruh
Peralatan ukur medis yang terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi
BPFK.
Kriterial Inklusi Seluruh alat ukur medis yang dipakai untuk pasien
Kriteria Eksklusi Alat ukur medis yang rusak dan atau sedang dalam perbaikan
Pencatatan -
Analisis & Pelaporan Analisis sederhana dilaksanakan oleh Kepala Seksi Penunjang Medis (Kasi
Jangmed) sebagai informasi awal untuk unitnya, kemudian setiap tahun data akan
dilaporkan kepada Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP).
Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada sduruh komponen
rumah sakit setiap tahun yang dikoordinasikan oleh Komite Peninjjeatan Mutu dan
Kesdamatan Pasien (PMKP)
Area IPSRS (Instalasi Pemeliharaan Sarana-prasarana Rumah Sakit)
Pic Kasi Haralkes
Format Pencatatan Sesuai instrumen IPSRS
28
(PMKP). Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh
komponen rumah sakit setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh Komite
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
Area Instalasi Rawat Inap
Pic Kepala Instalasi Rawat Inap/Bidang Kajian Keselamatan Pasien Rumah Sakit
(KPRS)
Judul Indikator Angka Ketidakpatuhan Pemberian Label Obat High Alert di Instalasi Farmasi
Tipe Indikator Struktur √ Proses Outcome Proses &
Outcome
Tujuan Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan pasien untuk
labelisasi obat high alert
Definisi Operasional Kepatuhan pemberian label obat high alert oleh farmasi yang dimaksud adalah
ketepatan pemberian label obat high alert sesuai dengan standar yang ditetapkan
rumah sakit dengan memperhatikan prinsip keselamatan pasien.
Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high alert medication) adalah obat yang sering
menyebabkan terjadi kesalahan serius (sentinel event) dan obat yang berisiko tinggi
menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse event)
Yang termasuk obat high alert (lihat SPO Obat High Alert) sebagai berikut:
1. Heparin injeksi
2. Kontras radiologi
3. Insulin injeksi
4. Dextrose 40%
5. KCL 7.64%
6. NaCl 3%
32
7. Natrium Bicarbonat
8. Ca. Gluconas
Label harus diisi pada obat-obat diatas pada bagian obat yang tidak menutupi
identitas obat.
Apabila obat diatas tidak diberikan label high alert sesuai standar maka harus
dilaporkan sebagai KNC.
Numerator Jumlah obat yang tidak diberi label high alert sesuai standar oleh farmasi dalam 1
bulan
Denominator Jumlah seluruh obat high alert yang dipantau dalam 1 bulan
Target 0%
Sampling Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan melaksanakan
supervisi label obat bigh alert oleh petugas farmasi obat untuk setiap obat high alert
yang diorder
Kriterial Inklusi Seluruh prosedur pelabelan obat high alert yang dilaksanakan
Kriteria Eksklusi Pelabelan obat LASA
Pencatatan Dilakukan dengan total sampling setiap hari, dengan melaksanakan supervisi label
obat high alert oleh petugas Instalasi farmasi untuk setiap obat high alert yang
diorder
Analisis & Rekapitulasi dan analisis sederhana dilaksanakan oleh petugas farmasi sebagai
Pelaporan informasi awal untuk unit nya mengenai jumlah pemberian label obat high alert,
kemudian akan dilaporkan kepada Kepala Instalasi Farmasi. Data Rumah sakit akan
direkapitulasi dan dianalisis oleh Kepala Instalasi Farmasi setiap bulannya yang
akan dilaporkan kepada Ketua Komite PMKP. Secara umum data akan dievaluasi
serta dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setup tiga bulan yang
dikoordinasikan oleh Komite PMKP
Area Instalasi Farmasi
Pic Instalasi Farmasi / Tim KPRS
Standar SKP 4: Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar,
pembedahan pada pasien yang benar
33
Judul Indikator Kejadian Ketidakpatuhan Pelaksanaan Prosedur Site Marking Pada Pasien Yang
Akan Dilakukan Tindakan Operasi
Tipe Indikator Struktur Proses √ Outcome Proses &
Outcome
Tujuan Tergambarnya kepedulian dan ketelitian operator bedah terhadap keselamatan
pasien sebelum tindakan operasi
Definisi Site marking yang dimaksud adalah tindakan pemberian tanda identifikasi pada
Operasional pasien yang akan dilakukan tindakan operasi dengan prosedur yang tepat dan benar.
Prosedur site marking harus dilakukan oleh dokter operator dengan penandaan
sebagai berikut:
Tanda cek list tinta merah
√
Numerator -
Denominator -
Target 0
Sampling Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan melihat
dokumentasi seluruh check list keselamatan pasien operasi dalam satu bulan
Kriterial Inklusi Seluruh pasien yang akan dilakukan tindakan operasi
Kriteria Eksklusi Pasien tindakan operasi dengan Organ tunggal, nodul dan gigi
Pencatatan Pencatatan register bedah dilakukan setiap hari di ruang penerimaan pasien (Sign
In), dilaksanakan oleh staf ruangan kamar Instalasi Kamar Bedah
Analisis & Rekapitulasi dan analisis sederhana dilaksanakan oleh Kepala Kamar Bedah sebagai
Pelaporan informasi awal untuk unit Kamar Bedah mengenai jumlah tindakan operasi dengan
dokumentasi check list keselamatan pasien operasi yang lengkap, kemudian data
akan dilaporkan kepada Kepala Instalasi Kamar Bedah. Data beberapa Kamar
Bedah akan direkapitulasi dan dianalisis oleh Kepala Instalasi Kamar Bedah,
kemudian akan dilaporkan kepada Komite PMKP. Data Rumah sakit akan
direkapitulasi dan dianalisis oleh petugas Komite PMKP setiap bulannya yang akan
dilaporkan kepada Ketua Komite PMKP. Secara umum data akan dievaluasi serta
dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap tiga bulan yang
dikoordinasikan oleh Komite PMKP
Area Instalasi Kamar Bedah
Pic Instalasi Kamar Bedah / Tim KPRS
34
PMKP. Secara umum data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh
komponen rumah sakit setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh Komite PMKP
Area Ruang Rawat Inap
Pic Kepala Instalasi Rawat Inap / Bidang Kajian Keselamatan Pasien PMKP
37
BAB IV
DOKUMENTASI
Kamus Indikator merupakan acuan dalam pengumpulan dan analisis data, untuk
membuat laporan peningkatan mutu dan keselamatan pasien di RSU Aulia.
Pencatatan dilaksanakan setiap hari di setiap unit kerja, pengumpulan data dilakukan setiap bulan
dan, pelaporan peningkatan mutu dan keselamatan pasien dilaksanakan setiap tiga bulan
selanjutnya hasil pengumpulan dan analisis data akan di sosialisasikan kepada seluruh komponen
rumah sakit, ke pemilik rumah sakit dan dishare melalui Website.
38
BAB IV
PENUTUP
Pemenuhan tuntutan masyarakat terhadap kebutuhan akan pelayanan yang bermutu tinggi
harus menjadi prioritas dalam pengelolaan pelayanan kesehatan. Keterjaminan mutu dan
keselamatan pasien akan memberi kontribusi yang dominan terhadap kepercayaan masyarakat
yang berdampak pada eksistensi institusi ditengah persaingan global.
Keberadaan indikator klinik mutu pelayanan dan keselamatan pasien rumah sakit
bermanfaat untuk mengukur mutu pelayanan di rumah sakit. Oleh karena itu, keberhasilan dalam
mempertahankan mutu serta upaya yang terus-menerus dalam meningkatkan mutu pelayanan
dan keselamatan pasien harus terus dilaksanakan. Untuk mendukung hal tersebut diperlukan
upaya yang terpadu dari semua komponen terlibat dalam pelayanan baik langsung maupun tidak
langsung. Dalam hal ini diperlukan komitmen pimpinan rumah sakit dan seluruh staf serta
karyawan untuk turut bertanggungjawab dalam rangka mewujudkan mutu pelayanan yang
berkualitas serta aman.