Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Mutu adalah faktor yang mendasar dari pelanggan. Mutu adalah


penentuan pelanggan berdasarkan atas pengalaman nyata pelanggan terhadap
produk dan jasa pelayanan, mengukurnya, mengharapkannya, dijanjikan atau
tidak, sadar atau hanya dirasakan, operasional teknik atau subyektif sama
sekali dan selalu menggambarkan target yang bergerak dalam pasar yang
kompetitif (Wiyono, 1999).

Berbagai definisi tentang mutu berikut memberikan gambaran bahwa


mutu mengandung pengertian yang luas, sebagai contoh : Juran menyebutkan
bahwa mutu produk adalah kecocokan penggunaan produk untuk memenuhi
kebutuhan dan kepuasan pelanggan; Crosby mendefinisikan mutu adalah
conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau
distandarkan; Deming mendefinisikan mutu, bahwa mutu adalah kesesuaian
dengan kebutuhan pasar; Feigenbaum mendefinisikan mutu adalah kepuasan
pelanggan sepenuhnya; Garvin dan Davis menyebutkan bahwa mutu adalah
suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia/ tenaga
kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi
harapan pelanggan atau konsumen.

Dari berbagai definisi tersebut diatas memberikan gambaran bahwa


mutu memiliki dimensi yang luas, namun secara keseluruhan definisi tentang
mutu menggambarkan sesuatu yang penting untuk diwujudkan oleh organisasi
sebagai bukti kemampuan organisasi memberikan pelayanan yang lebih baik
kepada masyarakat.

Indikator adalah petunjuk atau tolak ukur atau fenomena yang dapat
diukur. Indikator mutu asuhan kesehatan atau pelayanan kesehatan dapat
mengacu pada indikator yang relevan berkaitan dengan struktur, proses, dan
outcomes. Selanjutnya Indikator dispesifikasikan dalam berbagai kriteria.
Penetapan indikator mutu adalah mutlak diperlukan agar organisasi dapat

1
mengevaluasi kualitas pelayanan yang diberikan dalam berbagai dimensi serta
selanjutnya dapat mengambil tindak lanjut atas hasil evaluasi yang diperoleh
sebagai dasar melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan hasil kearah yang
lebih baik lagi.

Mutu asuhan kesehatan suatu organisasi pelayanan kesehatan dapat


diukur dengan memperhatikan atau memantau dan menilai indikator, kriteria,
dan standar yang diasumsikan relevan dan berlaku sesuai dengan aspek-aspek
struktur, proses, dan outcome dari organisasi pelayanan kesehatan tersebut.

Indikator mutu klinik akan mencerminkan mutu pelayanan dari rumah sakit
tersebut. Fungsi dari penetapan indikator tersebut antara lain sebagai alat untuk
melaksanakan manajemen kontrol dan alat untuk mendukung pengambilan
Ketetapan dalam rangka perencanaan kegiatan untuk masa yang akan datang.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penyusunan kamus indikator mutu Klinik Pratama


Satkes Seskoal adalah untuk memberikan pedoman dalam upaya
pengelolaan mutu dan keselamatan pasien di Klinik Satkes Seskoal.

2. Tujuan Khusus

a. Menjadi panduan dalam mengontrol mutu pelayanan.

b. Mengarahkan upaya-upaya peningkatan mutu lebih spesifik dan


terarah.

c. Memberikan kemudahan bagi unit kerja dalam memahami indicator


mutu yang dimaksud.

C. RUANG LINGKUP DAN TATA URUT

Ruang lingkup kamus Indikator ini meliputi jenis dan macam indikator
mutu yang telah ditetapkan melalui Surat keputusan Kepala Satuan Kesehatan
baik pada area manajemen, area klinis maupun sasaran keselamatan pasien
dengan Key Performa Indicator untuk masing-masing indikator yang dipilih.

2
Tata urut penyusunan kamus indicator mutu ini meliputi :
Bab 1 : Pendahuluan
Bab 2 : Definisi
Bab 3 : Key Performa Indikator (KPI) Mutu dan Keselamatan pasien
Bab 4 : Penutup

D. LANDASAN
Penyusunan Kamus Indikator Mutu ini didasarkan pada berbagai
regulasi sebagai berikut :
1. Undang-undang no 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
2. Undang-undang 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-undang no 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik;
4. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 1438/ MENKES/PER/IX/2010 tentang
Standar Pelayanan Kedokteran;
5. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien;
6. Ketetapan Kepala Satuan Kesehatan Seskoal Nomor Kep / / /2023
tentang Pemberlakuan Indikator Mutu Satkes Seskoal;

3
BAB II

DEFINISI OPERASIONAL

A. Kamus Indikator adalah buku yang berisi tentang berbagai macam


indikator mutu pelayanan yang telah ditetapkan beserta key performa indikator
nya baik pada area klinis maupun sasaran keselamatan pasien.
B. Numerator ( pembilang ) adalah besaran nilai pembilang dalam rumus
indikator kinerja.
C. Denominator ( penyebut ) adalah besaran nilai pembagi dalam rumus
indikator kinerja.
D. Dimensi mutu adalah suatu pandangan dalam menentukan penilaian
terhadap jenis dan mutu
pelayanan yang diberikan, berdasarkan standar WHO dilihat dari :
1. Kelayakan
2. Ketersediaan : tingkat perawatan dan pelayanan yang tepat, tersedia
sesuai kebutuhan.
3. Kesinambungan (Continuity) : tingkat perawatan dan pelayanan
dikoordinasi antar dsiplin ilmu, antar organisasi sepanjang waktu
4. Ketepatan waktu (timelines) : tingkat perawatan dan pelayanan
diberikan sesuai waktu yang diperlukan
5. Keselamatan : Tingkat perawatan dan pelayanan dimana risiko
intervensi dan risiko dilingkungan direduksi untuk pasien, keluarga,
residen, ternasuk petugas kesehatan.
6. Kehormatan dan harga diri : tingkat perawatan dan pelayanan
diberikan dengan menghargai kebutuhan, harapan dan keinginan
individu, dimana individu dilibatkan dalam Ketetapan perawatan dan
pelayanan mereka.
7. Manfaat : perawatan dan pelayanan yang diterima pasien bermanfaat.
8. Efektivitas : tingkat perawatan dan pelayanan diberikan sesuai
pengetahuan untuk mencapai outcome yang diinginkan.

4
9. Efisiensi : hubungan antara outcome (hasil perawatan dan pelayanan)
dan sumber daya yang digunakan untuk memberikan perawatan dan
pelayanan.
10. Efficacy : tingkat perawatan dan pelayanan telah memenuhi harapan
atau outcome yang diinginkan.
E. Metodologi pengumpulan data :
1. Retrospektif : data diambil dari kegiatan yang telah lalu
2. Concurrent : data diambil dari kegiatan yang baru dimulai/ akan
dilakukan
F. Sampel : merupakan jumlah pasien/ individu dari populasi yang
akan dimasukkan dalam analisa.
G. Kriteria :
1. Inklusi : jumlah sampel yang akan diambil, yang memenuhi kriteria
yang telah ditentukan untuk dianalisa.
2. Eksklusi : jumlah sampel yang tidak memenuhi kriteria untuk dianalisa
H. Tipe indikator : indikator yang diukur dapat diambil dari
1. Struktur : mengukur sarana prasarana/ sumber daya
2. Proses : mengukur proses/ kegiatan
3. Outcome : mengukur hasil dari suatu proses/ kegiatan
I. Sumber data : asal atau tempat memperoleh data (primer atau
sekunder), atau sumber bahan nyata / keterangan yang dapat dijadikan
dasar kajian yang berhubungan langsung dengan persoalan.
J. Pengumpul data : orang yang diberi tanggung jawab untuk
mengumpulkan data di setiap satuan kerja.
K. Periode waktu pelaporan : waktu pelaporan, harian, bulanan, triwulanan,
semester atau tahunan.
L. Tempat pengumpulan data : tempat/ satuan kerja yang mengumpulkan
data indikator kinerja mutu dan keselamatan pasien, adalah semua
satuan kerja, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang telah
ditetapkan.

5
M. Target (dalam %) : Sasaran ( batas ketentuan ) yang telah ditetapkan
untuk dicapai yang merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata
dalam rumusan yang lebih spesifik dan terukur.

BAB III

KEY PERFORMA INDIKATOR (KPI) MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN

A. INDIKATOR MUTU UNIT


7 Indikator mutu unit yang ditetapkan pada area unit seperti tertera pada
table berikut:
N PENANGGUNG
INDIKATOR JUDUL INDIKATOR
O JAWAB (PJ)
1 Layanan Poli Kepatuhan Pemeriksaan Vital Ka Unit Poli
Umum Sign pada Pasien Poli Umum Umum

2 Layanan Poli Gigi Ketesediaan Diagnostik Set Ka Unit Poli Gigi


Steril Setiap Satu Pasien

3 Layanan Kepatuhan Pemberian Asam Ka Unit KIA


Kebidanan Folat Untuk Ibu Hamil

4 Ketersediaan isi Kepatuhan Kelengkapan Ka Unit Rekam


dan penggunaan Pengisian RM dalam waktu 24 Medik
catatan tentang jam
pasien

5 Layanan Waktu Tunggu Hasil Pelayanan Ka Unit


Laboratorium Laboratorium Darah Rutin Laboratorium
Pasien Rawat Jalan Selama 30
menit

6
6 Kesalahan obat Pemberian Obat dengan Ka Unit Farmasi
dan kejadian Prinsip 4T1W
nyaris cedera

7 Prosedur Respon Time ruang tindakan Ka Unit R.


Tindakan dibawah 5 menit Tindakan

7
SEKOLAH STAF DAN KOMANDO ANGKATAN LAUT
SATUAN KESEHATAN

PROFIL INDIKATOR MUTU UNIT

1. Unit Poli Umum

Judul Kepatuhan Pemerikaan Vital Sign pada Pasien Poli Umum


Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Pemeriksaan vital sign atau TTV (tanda-tanda vital) adalah suatu prosedur
mendasar bagi tim tenaga Kesehatan maupun layanan kesehatan yang
bertujuan untuk mendeteksi adanya suatu kelainan, gangguan, perubahan
fungsi organ tubuh dan masalah medis lainnya agar dapat membantu dokter
menjadi suatu diagnosa.
Definisi Pemeriksaan tanda vital (Vital Sign) merupakan suatu cara untuk
Operasional mendeteksi adanya perubahan sistem tubuh. Tanda vital meliputi suhu
tubuh, denyut nadi, frekuensi pernafasan dan tekanan darah. Tanda vital
mempunyai nilai sangat penting pada fungsi tubuh. Adanya perubahan
tanda vital, misalnya suhu tubuh dapat menunjukkan keadaan metabolisme
dalam tubuh; Denyut nadi dapat menunjukkan perubahan pada sistem
kardiovaskuler; Frekuensi pernafasan dapat menunjukkan fungsi
pernafasan; dan Tekanan darah dapat menilai kemampuan sistem
kardiovaskuler yang dapat dikaitkan dengan denyut nadi
Dasar -
Pemikiran
Jenis Proses
Satuan Prosentase
Target 100%
Kriteria Inklusi Semua pasien yang mendaftar dan berobat di poli umum
Kriteria eksklusi Semua pasien yang tidak berobat ke poli umum
Formula Numurator (Jumlah pasien yang di periksa TTV di Polum)
x 100%
Demunator (Jumlah pasien yang berobat di polum)
Metode Observasi dan pengumpulan data
Sumber data Rekam medis
Instrumen form harian kepatuhan pemeriksaan vital sign pada pasien polum

8
Besar sampel Min. 200 sampel
Cara non probabelity sampling
pengambilan
sampel
Periode Harian
pengumpulan
Penyajian Tabel
Periode analisis Bulan, TW, Tahunan
Penanggung Penanggung jawab unit
jawab

9
2. Unit Poli Gigi

Judul Ketersediaan Diagnostik Set Steril Setiap Satu Pasien


Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan • Mengurangi penyebaran infeksi
• Mencegah dan menghindari penyebaran penyakit dari pasien ke
pasien.
Definisi Operasional Suatu proses penyediaan alat diagostik set untuk 1 pasien yang
berobat di poli gigi
Dasar Pemikiran -
Jenis Proses
Satuan Prosentase
Target 100%
Kriteria Inklusi Semua pasien yang mendaftar dan berobat di poli gigi
Kriteria eksklusi Semua pasien yang tidak berobat ke poli gigi
Formula Numurator (Jumlah pasien yang mendapat set diagnostik steril)
x
100%
Demunator (Jumlah pasien yang berobat di polgi)
Metode Observasi dan pengumpulan data
Sumber data Observasi
Instrumen form harian ketersediaan diagnostik set steril tiap pasien
Besar sampel Min. 100 sampel
Cara pengambilan non probabelity sampling
sampel
Periode Harian
pengumpulan
Penyajian Tabel
Periode analisis Bulan, TW, Tahunan
Penanggung jawab Penanggung jawab unit

10
3. Unit Poli KIA

Judul Kepatuhan Pemberian Asam Folat Untuk Ibu Hamil


Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan  Memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral pada ibu hamil
 Mencegah bayi lahir cacat
Definisi Asam folat adalah bantuan yang sangat diperlukan selama
Operasional Kehamilan, Pada ibu hamil, kekurangan asam folat menyebabkan
meningkatnya resiko anemia, sehingga ibu mudah lelah, letih, lesu dan
pucat serta bisa menyebabkan keguguran
Dasar Pemikiran -
Jenis Proses
Satuan Prosentase
Target 100%
Kriteria Inklusi Semua pasien yang mendaftar dan berobat di poli KIA
Kriteria eksklusi Semua pasien yang tidak berobat ke poli KIA
Formula Numerator (Jumlah pasien ibu hamil yang diberikan Asam Folat)
x 100%
Denominator (Jumlah pasien ibu hamil)
Metode Observasi dan pengumpulan data
Sumber data Rekam medis
Instrumen form harian kepatuhan pemberian asam folat
Besar sampel Min. Sampel
Cara pengambilan non probabelity sampling
sampel
Periode Bulanan
pengumpulan
Penyajian Tabel
Periode analisis Bulan, TW, Tahunan
Penanggung Penanggung jawab unit
jawab

11
4. Unit Rekam Medis

Judul Kepatuhan Kelengkapan Pengisian RM dalam Waktu 24 Jam


Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Kelengkapan pengisian berkas rekam medis dapat memudahkan tenaga
kesehatan dalam memberikan tindakan atau pengobatan pasien dan
dapat dijadikan sebagai sumber informasi yang berguna bagi
manajemen rumah sakit dalam menentukan evaluasi serta
pengembangan pelayanan kesehatan
Definisi Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen identitas
Operasional pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan yang
telah diberikan. Kepatuhan pengisisan RM dalam waktu 24 jam
diharapkan agar klinik dapat mempertahankan kesadaran dan
kedisiplinan petugas yang bertanggung jawab dalam pengisian rekam
medis sehingga sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Dasar Pemikiran -
Jenis Proses
Satuan Prosentase
Target 100%
Kriteria Inklusi Semua pasien yang mendaftar dan berobat di Satkes Seskoal
Kriteria eksklusi Semua pasien yang tidak berobat di Satkes Seskoal
Formula Numurator (Jumlah RM yang di isi lengkap dalam waktu 24 jam)
x 100%
Demunator (Jumlah RM dalam waktu 24 jam)
Metode Observasi dan pengumpulan data
Sumber data Rekam medis
Instrumen form harian kepatuhan kelengkapan pengisian RM dalam waktu 24 jam
Besar sampel Min. 200 sampel
Cara pengambilan non probabelity sampling
sampel
Periode harian
pengumpulan
Penyajian Tabel
Periode analisis Bulan, TW, Tahunan
Penanggung Penanggung jawab unit
jawab

5. Unit Laboratrium

12
Judul Waktu Tunggu Hasil Pelayanan Laboratorium Darah Rutin Pasien
Rawat Jalan Selama 30 Menit
Dimensi Mutu Efisiensi, efektifitas
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan Laboratorium
Definisi Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium adalah tenggang waktu
Operasional mulai pasien diambil sampel sampai dengan menerima hasil yang
sudah
diekspertisi
Dasar Pemikiran -
Jenis Proses
Satuan Prosentase
Target 100%
Kriteria Inklusi Semua pasien yang periksa laboratorium di klinik satkes seskoal
Kriteria eksklusi Semua pasien yang tidak periksa laboratorium
Formula Numerator (Jumlah pasien yang periksa darah rutin ≤ 30 menit)
x 100%
Denomunator (Jumlah pasien yang periksa darah rutin)
Metode Observasi dan pengumpulan data
Sumber data Lembar ceklis
Instrumen form harian kepatuhan pemeriksaan lab
Besar sampel Min. 40 sampel
Cara pengambilan non probabelity sampling
sampel
Periode Bulanan
pengumpulan
Penyajian Tabel
Periode analisis Bulan, TW, Tahunan
Penanggung Penanggung jawab unit
jawab

6. Unit Farmasi

Judul Pemberian obat dengan prinsip 4T1W

13
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan .Mencegah terjadinya kesalahan dalam pemberian obat yang dapat
berdampak negatif pada Kesehatan pasien
Definisi obat yang diberikan sesuai dengan prosedur bisa memberikan efek
Operasional penyembuhan terhadap suatu penyakit atau keluhan yang dirasakan
oleh pasien, obat dikatakan berkualitas jika indikator rasionalitasnya
tercapai yaitu 4T 1W yaitu Tepat dosis, Tepat pasien, Tepat waktu
pemberian, Tepat cara pemberian dan Waspada efek samping
Dasar Pemikiran -
Jenis Proses
Satuan Prosentase
Target 100%
Kriteria Inklusi Semua pasien yang mendapat obat di unit Farmasi
Kriteria eksklusi Semua pasien yang tidak mendapat obat di unit farmasi
Formula Numurator (Jumlah pasien yang diberi obat dengan prinsip 4T1W)
x
100%
Demunerator (Jumlah pasien yang mendapat obat di unit farmasi)
Metode Observasi dan pengumpulan data
Sumber data Lembar ceklis
Instrumen form harian pemberian obat dengan prinsip 4T1W
Besar sampel Min. 200 sampel
Cara pengambilan non probabelity sampling
sampel
Periode Harian
pengumpulan
Penyajian Tabel
Periode analisis Bulan, TW, Tahunan
Penanggung Penanggung jawab unit
jawab

7. Unit Ruang Tindakan

Judul Respon time ruang tindakan dibawah 5 menit


Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Pasien yang datang ke ruang tindakan dan memerlukan penanganan

14
segera dapat tertangani dengan cepat dan tepat
Definisi Response time atau ketepatan waktu yang diberikan oleh perawat
Operasional kepada pasien yang datang ke ruang tindakan memerlukan standar
sesuai dengan kompetensi dan kemampuannya
Dasar Pemikiran -
Jenis Proses
Satuan Prosentase
Target 100%
Kriteria Inklusi Semua pasien yang mendapat tindakan dibawah 5 menit
Kriteria eksklusi Semua pasien yang tidak mendapat tindakan
Formula Numurator (Jumlah pasien yang mendapat tindakan dibawah 5 menit)
x 100
%
Demunerator (Jumlah pasien yang mendapat tindakan diruang
tindakan)

Metode Observasi dan pengumpulan data


Sumber data Lembar ceklis
Instrumen form harian Respon time ruang tindakan dibawah 5 menit
Besar sampel Min. Sampel
Cara pengambilan non probabelity sampling
sampel
Periode Harian
pengumpulan
Penyajian Tabel
Periode analisis Bulan, TW, Tahunan
Penanggung jawab Penanggung jawab unit

B. INDIKATOR NASIONAL MUTU


5 Indikator nasional mutu yang ditetapkan pada area klinik seperti tertera
pada table berikut:
NO INDIKATOR JUDUL INDIKATOR PENANGGUNG

15
JAWAB (PJ)
1 Identifikasi Pasien Identifikasi pasien dengan benar Ka Unit Rekam
Medik

3 Kepatuhan Kepatuhan eanam langkah cuci Tim PPI


kebersihan tangan tangan staf Satkes Seskoal

4 Kepatuhan Kepatuhan penggunaan APD Tim PPI


penggunaan APD

5 Kepuasan Pasien Kepuasan Pasien Tim Mutu

Profil Indikator Nasional Mutu

1. Identifikasi Pasien

Judul Identifikasi pasien dengan benar

16
Dimensi Mutu Keselamatan

Tujuan Agar pemberi layanan kesehatan mampu memberi pelayanan kesehatan


yang benar kepada pasien yang tepat

Definisi Identifikasi pasien adalah suatu proses agar pasien mendapatkan standar
Operasional pelayanan dan pengobatan yang benar dan tepat sesuai kebutuhan medis
dan menghindari terjadinya kesalahan medis atau kejadian yang tidak
diharapkan yang dapat mengenai diri pasien

Dasar Pemikiran -

Jenis Proses

Satuan Prosentase

Target 85%

Kriteria Inklusi Semua pasien yang berobat ke Satkes Seskoal

Kriteria eksklusi Semua pasien yang tidak berobat ke Satkes Seskoal

Formula Numerator (Jumlah pasien yang teridentifikasi dengan benar)

x 100 %

Demunerator (Jumlah seluruh pasien yang berobat ke Satkes Seskoal)

Metode Pengumpulan data

Sumber data Rekam Medis

Instrumen Form harian Identifikasi pasien dengan benar

Besar sampel Min. 200 Sampel

Cara pengambilan non probabelity sampling


sampel

Periode Harian
pengumpulan

Penyajian Tabel

Periode analisis Bulan, TW, Tahunan

Penanggung Penanggung jawab unit


jawab

17
4. Kepatuhan Kebersihan Tangan

Judul Kepatuhan enam langkah cuci tangan staf Satkes Seskoal

Dimensi Mutu Keselamatan

Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi layanan kesehatan sebagai dasar untuk

18
memperbaiki dan meningkatkan kepatuhan agar dapat menjamin
keselamatan petugas dan pasien/pengguna layanan dengan cara
mengurangi resiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan

Definisi Suatu upaya dari petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan


Operasional kesehatan yang aman untuk pasien dalam menurunkan resiko infeksi
nososkomial melalui enam langkah cuci tangan

Dasar Pemikiran Pedoman PPI Satkes Seskoal

Jenis Proses

Satuan Prosentase

Target 85%

Kriteria Inklusi Semua staf Satkes Seskoal yang terindikasi harus melakukan kebersihan
tangan

Kriteria eksklusi Tidak ada

Formula Numerator (Jumlah staf Satkes Seskoal yang melakukan cuci tangan)

x 100 %

Denominator (Jumlah staf Satkes Seskoal)

Metode Observasi dan pengumpulan data

Sumber data Lembar ceklis

Instrumen formulir kepatuhan kebersihan tangan

Besar sampel Min. 42 sampel

Cara pengambilan non probabelity sampling


sampel

Periode Harian
pengumpulan

Penyajian Tabel

Periode analisis Bulan, TW, Tahunan

Penanggung Penanggung jawab unit


jawab

19
5. Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri

Judul Kepatuhan Penggunaan APD

Dimensi Mutu Keselamatan

Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas dalam menggunakan APD

2. Menjamin keselamatan petugas dan pengguna layanan dengan cara

20
mengurangi resiko infeksi

Definisi Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan petugas dalam


Operasional menggunakan APD dengan tepat sesuai dengan indikasi ketika melakukan
tindakan yang memungkinkan tubuh atau membran mukosa terkena atau
terpercik darah atau cairan tubuh atau cairan infeksius lainnya berdasarkan
jenis resiko transmisi (kontak droplet dan airborne)

Dasar Pemikiran Pedoman PPI

Jenis Proses

Satuan Prosentase

Target 100%

Kriteria Inklusi Semua petugas yang terindikasi harus menggunakan APD

Kriteria eksklusi Tidak ada

Formula Numurator (Jumlah petugas yang patuh menggunakan APD

sesuai indikasi dalam periode observasi)

x 100 %

Denominator (Jumlah seluruh petugas yang terindikasi menggunakan APD


dalam periode )

Metode Observasi dan pengumpulan data

Sumber data Lembar ceklis

Instrumen form harian Respon time ruang tindakan dibawah 5 menit

Besar sampel Min. Sampel

Cara pengambilan non probabelity sampling


sampel

Periode Harian
pengumpulan

Penyajian Tabel

Periode analisis Bulan, TW, Tahunan

Penanggung Penanggung jawab unit


jawab

21
C. INDIKATOR MUTU UNIT PRIORITAS

PENANGGUNG
NO INDIKATOR JUDUL INDIKATOR
JAWAB (PJ)
1 Waktu tunggu Waktu tunggu hasil pelayanan Ka Unit
Pelayanan Laboratorium ≤ 140 menit Laboratorium

22
Profil Indikator Mutu Unit Prioritas

Judul Tidak Ada Hasil Laboratorium Rawat Jalan Yang Tertukar


Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas pelayanan Laboratorium
Tujuan Tergambarnya ketepatan pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium,
sehingga terlaksana sistem pelaporan hasil yang tepat dan benar
Definisi Tidak Ada Hasil Laboratorium Rawat Jalan Yang Tertukar adalah tidak
Operasional adanya kejadian tertukarnya hasil pemeriksaan Laboratorium, baik
tertukarnya identitas,isi hasil, jenis pemeriksaan, maupun print out hasil
secara keseluruhan dari seorang pasien.
Standar : tidak ada ke!adian tertukar hasil pemeriksaan Laboratorium untuk
pasien rawat jalan (0 % kejadian/100% kesesuaian)
Yang dimaksud dengan hasil tidak tertukar adalah hasil pemeriksaan
Laboratorium yang diberikan kepada pasien adalah benar dan tepat milik
pasien yang bersangkutan, sesuaidengan identitas dan permintaannya
Dasar Pemikiran Hasil pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam membantu diagnose,
memantau perjalanan penyakit serta menentukan diagnosa dan pemberian
terapi. Kejadian tertukar hasil pemeriksaan akan berakibat fatal bagi
pasien.
Jenis Proses
Satuan Prosentase
Target 100%
Kriteria Inklusi Seluruh hasil pasien rawat jalan
Kriteria eksklusi Tidak ada
Formula Numerator (Jumlah pelaporan hasil kritis tepat waktu dalam 1 bulan)
x 25
Denominator (Jumlah $emua Laporan hasil kritis dalam 1 bulan )
Metode Survei
Sumber data Lembar checklist
Instrumen Form harian
Besar sampel Min. 200 sampel

Cara pengambilan Non probability Sampling


sampel
Periode Harian
pengumpulan
Penyajian Tabel
Periode analisis Bulanan, TW, Tahunan
Penanggung Penanggung jawab Mutu
jawab

23
BAB IV

PENUTUP

Pemenuhan tuntutan masyarakat terhadap kebutuhan akan pelayanan


yang bermutu tinggi harus menjadi prioritas dalam pengelolaan pelayanan

24
kesehatan. Keterjaminan mutu dan keselamatan pasien akan memberi
kontribusi yang dominan terhadap kepercayaan masyarakat yang berdampak
pada eksistensi institusi ditengah persaingan global.

Keberadaan indikator klinik mutu pelayanan dan keselamatan pasien


klinik bermanfaat untuk mengukur mutu pelayanan di klinik. Oleh karena itu,
keberhasilan dalam mempertahankan mutu serta upaya yang terus-menerus
dalam meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien harus terus
dilaksanakan. Untuk mendukung hal tersebut diperlukan upaya yang terpadu
dari semua komponen terlibat dalam pelayanan baik langsung maupun tidak
langsung. Dalam hal ini diperlukan komitmen pimpinan klinik dan seluruh staf
serta karyawan untuk turut bertanggungjawab dalam rangka mewujudkan mutu
pelayanan yang berkualitas serta aman.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal Januari 2023
Kasatkes Seskoal

dr. Landosar P, Sp. An., M.Tr.Opsla


Letkol Laut (K) NRP.16235/P

25

Anda mungkin juga menyukai