Anda di halaman 1dari 8

PANDUAN PENCATATAN DAN PELAPORAN INDIKATOR MUTU KLINIK

KLINIK dr.ANIK SUTARI


KATA PENGANTAR

Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, khususnya di Klinik dr.ANIK SUTARI
disusun suatu indikator sederhana untuk mengukur kualitas pelayanan. Klinik dr.ANIK SUTARI telah
menetapkan indikator yang harus dipenuhi oleh semua unit. Indikator tersebut terdiri dari Indikator
Manajerial, Indikator Mutu Pelayanan dan Indikator Patient Safety (Insiden yang harus dicatat) serta
Indikator Sasaran Keselamatan Pasien. Setiap unit/bagian/instalasi wajib melaksanakan kegiatan
pemenuhan indikator yang sudah ditetapkan sesuai dengan regulasi Klinik. Kegiatan tersebut
dilaporkan setiap bulan kepada Pimpinan Klinik dr.ANIK SUTARI.
Agar terdapat keseragaman pada sistem pencatatan dan pelaporan indikator mutu, seluruh staf
Klinik harus mengikuti standar pencatatan dan pelaporan indikator mutu, seluruh staf Klinik harus
mengikuti standar pencatatan dan pelaporan indikator mutu yang berdasarkan Petunjuk Pelaksanaan
Indikator Mutu Pelayanan klinik yang dikeluarkan oleh Permenkes No 30 Tahun 2022.
BAB I
PENDAHULUAN

1. Indikator adalah suatu cara untuk menilai penampilan dari suatu kegiatan dengan menggunakan
instrumen. Menurut WHO, indikator adalah variabel yang digunakan untuk mengukur perubahan.
Indikator yang ideal harus memiliki 4 (empat) kriteria:
A. Sahih (valid), yaitu benar-benar dapat dipakai untuk mengukur aspek yang akan dinilai.
B. Dapat dipercaya (reliable), yaitu mampu menunjukkan hasil yang sama pada saatyang
dinilai berulangkali, untuk waktu sekarang maupun yang akan datang.
C. Sensitif, yaitu cukup peka untuk mengukur, sehingga jumlahnya tidak perlu banyak.
D. Spesifik, yaitu memberikan gambaran perubahan ukuran yang jelas, tidak bertumpang
tindih.
2. Mutu adalah bersifat persepsi dan dipahami berbeda oleh orang yang berbeda namun berimplikasi
pada superioritas sesuatu hal. Indikator mutu adalah variabel yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi mutu keadaan atau status dan memungkinkan dilakukan pengukuran terhadap
perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu atau tolak ukur presentasi kuantitatif/kualitatif yang
digunakan untuk mengukur terjadinya perubahan terhadap besaran target atau standart yang telah
ditetapkan sebelumnya/ cara untuk menilai mutu atau kualitas dari suatu kegiatan dalam hal ini
mutu pelayanan di klinik.
3. Indikator mutu kunci/prioritas adalah indikator mutu yang diutamakan yang akan diimplementasi
di klinik meliputi kegiatan: penyusunan indikator mutu dengan kriteria high risk, high volume,
high cost dan problem prone, sosialisasi, uji coba, implementasi, validasi, analisa, pencatatan dan
pelaporan, benchmarking, publikasi, monitoring dan evaluasi, pelaporan. Direksi dan pemilik
klinik. Sedangkan indikator mutu yang lainnya akan tetap dijadikan indikator mutu unit.
4. Indikator mutu unit adalah indikator mutu yang tetap dijalankan pada unit terkait, sebagai upaya
peningkatan mutu pelayanan. Dimana kegiatan validasi, monitoring dan evaluasi dan bencmarking
dilakukan menyusul setelah indikator mutu utama terlaksana sesuai dengan yang diharapkan.
Indikator mutu area klinis adalah cara untuk menilai mutu/kualitas dari suatu kegiatan dalam hal
ini mutu pelayanan di klinik yang berkaitan langsung dengan proses perawatan dan pelayanan
terhadap penyakit pasien (kepentingan klinis).
5. Indikator mutu area manajerial adalah cara untuk menilai mutu/kualitas dari suatu kegiatan dalam
hal ini mutu pelayanan di klinik yang berkaitan dengan proses manajerial/mengatur dalam hal
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai
sasaran secara efektif dan efesien. Dimana penyelesaian pekerjaan inti melalui orang lain (definisi
menurut Mary Parker Follet). Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar,
terorganisir, dan sesuai dengan jadwal/target.
6. Indikator mutu area sasaran keselamatan pasien adalah cara untuk menilai mutu/kualitas dari suatu
kegiatan dalam hal ini mutu pelayanan di klinik dalam upaya menurunkan angka kejadian/insiden
di klinik untuk meningkatkan keselamatan pasien.
7. Indikator mutu area JCI library of measure adalah cara untuk menilai mutu/ kualitas dari suatu
kegiatan dalam hal ini mutu pelayanan di klinik yang berkaitan/berdasar pada ketentuan Joint
Commision international Library of Measure.
8. Kamus profil indikator berisi poin-poin indikator mutu dari tiap unit klinik, di dalamnya
mencakup judul, tujuan peningkatan mutu, definisi operasional, numerator, denumerator, sumber
data, penanggung jawab, alasan pemilihan indikator, tipe indikator, jangka waktu laporan,
frekuensi penilaian data, metodologi pengumpulan data, target sample&sample size, area
monitoring, nilai ambang/standar, metode pengumpulan data dan analisisnya, metode diseminasi
ke staf, dan nama alat audit.
9. Pencatatan dan pelaporan indikator mutu unit adalah melakukan pencatatan data dari setiap
kegiatan indikator mutu unit berupa laporan lengkap pelaksanaan indikator mutu dari sumber data
yang diperlukan dengan menggunakan format yang ditetapkan antara lain checklist, survey,
dokumen rekam medis dan lain-lain, serta direkapitulasi dalam sensus harian.
10. Pencatatan dan pelaporan rekapitulasi indikator mutu unit tiap triwulanadalah melakukan
pencatatan data dari setiap kegiatan indikator mutu unit dalam satu triwulan berjalan dan
melaporkan data tersebut berupa rekapitulasi kegiatan mutu triwulanan kepada Direktur dengan
menggunakan format yang telah ditetapkan.
11. Pencatatan dan pelaporan rekapitulasi kegiatan yang diselenggarakan Komite PMKP tiap tahun
adalah melakukan pencatatan data indikator mutu semua unit dalam satu triwulan dan satu tahun
berjalan, dan melaporkan data tersebut kepada Direktur dengan menggunakan format yang telah
ditetapkan.
BAB II INDIKATOR KLINIK

A. Definisi dan Cara Pemakaian


Indikator adalah suatu cara yang di gunakan untuk menilai suatu perubahan. Kriteria indikator yang ideal :
ampilan dari suatu kegiatan dengan menggunakan instrumen. Indikator
merupakan variabel
a. Sahih (valid) yaitu benar-benar dapat dipakai untuk mengukur aspek yang akan dinilai
b. Dapat dipercaya (reliable) yaitu mampu menunjukkan hasil yang sama pada saat berulang kali,
untuk waktu sekarang maupun yang akan datang
c. Sensitif yaitu cukup peka untuk mengukur, sehingga jumlahnya tidak perlu banyak
d. Spesifik, yaitu memberikan gambaran perubahan ukuran yang jelas, tidak bertumpang tindih
B. Indikator Klinik dr.ANIK SUTARI
a. Indikator manajemen
Merupakan indikator yang menilai seluruh struktur, proses, output dan outcome manajemen
rumah sakit. Indikator manajemen meliputi :
 Pengadaan rutin peralatan kesehatan dan obat untuk memenuhi kebutuhan pasien
 Pelaporan yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan
 Manajemen risiko
 Manajemen penggunaan sumber daya
 Harapan dan kepuasan pasien dan keluarga
 Harapan dan kepuasan staf
 Demografi pasien dan diagnosis klinik
 Manajemen keuangan
 Pencegahan dan pengendalian dari kejadian yang dapat menimbulkan masalah bagi
keselamatan pasien, keluarga pasien dan staf
b. Indikator mutu pelayanan
Merupakan indikator yang menilai seluruh struktur, proses, output dan outcome seluruh
unit/instalasi di rumah sakit
c. Indikator klinis
Pemilihan indikator yang terkait dengan area klinik yang meliputi :
 Assesmen terhadap area klinik
 Pelayanan laboratorium
 Pelayanan radiologi dan diagnostic imaging
 Prosedur bedah
 Penggunaan antibiotika dan obat lainnya
 Kesalahan medis (medicatioan error) dan kejadian nyaris cedera (KNC)
 Anestesi dan penggunaan sedasi
 Penggunaan darah dan produk darah
 Ketersediaan, isi dan penggunaan catatan medik
 Pencegahan dan kontrol infeksi, surveilans dan pelaporan
d. Indikator keselamatan pasien
e. Formulir yang digunakan dengan cara pengisian :
 Formulir sensus harian : format harian sederhana Klinik yang mencakup semua variabel (satuan)
yang ada dalam formula dari seluruh indikator yang dipakai

 Formulir KPC
 Formulir insiden

PETUNJUK PENGISIAN

1. Sensus harian indikator Klinik diberikan kepada semua unit/bagian.


2. Penanggung jawab pengisian sensus harian adalah kepala ruang/kepala bagian.
3. Kepala ruang mengkompilasi seluruh data yang ada dan menyerahkan kepada Pimpinan Klinik.
4. Kepala bagian menganalisa secara sederhana hasil pemenuhan indikator dan menyerahkan
kepada Pimpinan Klinik.
5. Hasil analisa tersebut diserahkan kepada Pimpinan Klinik dalam laporan bulanan.
6. Laporan pemenuhan indikator dianalisa setiap 3 bulan oleh Panitia PMKP untuk mengetahui trend
dan menemukan akar permasalahan mengapa sebuah indikator tidak tercapai.
7. Berdasarkan analisa akar masalah (RCA) Panitia PMKP memberikan rekomendasi perbaikan kepada
Pimpinan Klinik.
8. Pimpinan Klinik akan memutuskan rekomendasi dan memberikan umpan balik kepada unit terkait.
9. Panitia PMKP mengawasi pelaksanaan perbaikan berdasarkan umpan balik dari Pimpinan Klinik.
BAB III
ANALISA MUTU PELAYANAN KLINIK dr.ANIK SUTARI

Beberapa tahapan yang harus dilalui pada waktu menerima data-data dari lapangan yaitu :
1. Pemeriksaan tentang kelengkapan dan kebenaran laporan yang diterima. Hal ini penting untuk
menjamin validitas dan akurasi data secara statistik
2. Adanya pemahaman bahwa yang diperhatikan adalah pelayanna yang jelek saja sedang yang baik tidak
perlu diperhatikan.
3. Untuk mendapatkan gambaran umum dari data yang terkumpul, perlu disusun tabel umum, bar chart
dan chart line graph untuk seluruh bulan. Pada visualisasi data tersebut dapat dipilih
kecenderungan dari tingkat mutu pelayanan yang diukur.
4. Untuk dapat mengetahui apakah tingkat mutu pelayanan yang dicapai pada bulan tertentu perlu
diketahui beberapa angka sederhana yang ada pada statistik deskriptik, antara lain :
a. Angka rata-rata = mean
b. Angka simpanan = SD (standar deviasi)
c. Rentang (range)

5. Pengukuran cara sederhana ini disebut time series analysis (analisis kecenderungan menurut
waktu)
BAB IV
PENUTUP

Keberadaan suatu indikator untuk mengukur mutu pelayanan di Klinik akan mempunyai manfaat yang
sangat banyak bagi Klinik, terutama untuk mengukur kinerja Klinik itu sendiri (self assessment). Manfaat
tersebut antara lain sebagai alat untuk melaksanakan manajemen kontrol dan jasa sebagai alat untuk
mendukung pengambilan keputusan di dalam rangka perencanaan kegiatan untuk masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai