PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan yang berkualitas merupakan cerminan dari sebuah proses
yang berkesinambungan dengan berorientasi pada hasil yang memuaskan.
Dalam perkembangan masyarakat yang semakin kritis, mutu pelayanan
rumah sakit tidak hanya disorot dari aspek klinis medisnya saja namun
juga dari aspek keselamatan pasien dan aspek pemberian pelayanannya,
karena muara dari pelayanan rumah sakit adalah pelayanan jasa.
Pengukuran mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit sudah diawali
dengan penilaian akreditasi rumah sakit yang mengukur dan memecahkan
masalah pada tingkat input dan proses. Pada kegiatan ini rumah sakit harus
melakukan berbagai standar dan prosedur yang telah ditetapkan. Rumah sakit
dipicu untuk dapat menilai diri (self assesment) dan memberikan pelayanan
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Sebagai kelanjutan untuk
mengukur hasil kerjanya perlu ada alat ukur yang lain, yaitu indikator mutu
pelayanan rumah sakit yang menilai dan memecahkan masalah pada hasil
(output). Tanpa mengukur hasil kinerja rumah sakit tidak dapat dikertahui
apakah input dan proses yang baik telah menghasilkan output yang baik
pula. Indikator rumah sakit disusun bertujuan mengukur kinerja rumah
sakit serta nyata sesuai standar yang ditetapkan.
Untuk melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi indicator mutu
RS diperlukan suatu perangkat pencatatan dan pelaporan yang baik dan
akurat, sehingga informasi yang ada benar-benar dapat menggambarkan
kualitas dari mutu pelayanan RS. Data tersebut nantinya dapat digunakan
sebagai bahan perencanaan dan pengambilan keputusan dalam menentukan
kebijakan program mutu di masa yang akan datang.
Salah satu fungsi Komite Mutu adalah melakukan pengumpulan dan
pengolahan data unit, disamping melakukan analisa dan pengkajian
program mutu, mengikuti perkembangan (monitoring) dan menyusun laporan
penyelenggaraan program Mutu. Namun sampai saat ini belum diperoleh data
yang optimal tentang penyelenggaraan kegiatan mutu di Rumah Sakit, karena
mekanisme pencatatan dan pelaporan kegiatan Mutu belum berjalan. Hal ini
terutama disebabkan karena belum adanya kesamaan dalam pemahaman
dan pelaksanaan pencatatan dan pelaporan kegiatan mutu di tiap tingkat
administrasi.
Untuk itu, guna memperoleh data yang akurat tentang pelaksanaan
1
kegiatan mutu rumah sakit, maka perlu disusun panduan pencatatan dan
pelaporan kegiatan mutu rumah sakit yang dapat dijadikan acuan oleh semua
unit Rumah Sakit Tk II Kartika Husada
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan panduan dalam pencatatan dan pelaporan pelaksanaan
indikator mutu bagi unit-unit rumah sakit
2. Tujuan Khusus
Dihasilkannya acuan dalam melakukan pencatatan dan pelaporan untuk:
a. Pelaksanaan program indikator mutu yang diselenggarakan oleh unit
kerja di Rumah Sakit.
b. Rekapitulasi pelaksanaan kegiatan indikator mutu yang
diselenggarakan oleh unit kerja di Rumah Sakit
c. Rekapitulasi pelaksanaan kegiatan indikator mutu yang
diselenggarakan di tingkat Direksi/Rapim Mutu tiap bulan
C. Pengertian
1. Pencatatan Dan Pelaporan
Penyelenggaraan Tiap Kegiatan Indikator Mutu adalah melakukan
pencatatan data penyelenggaraan tiap kegiatan indikator mutu berupa
laporan lengkap pelaksanaan indikator mutu dari sumber data yang
diperlukan dengan menggunakan format yang ditetapkan antara lain
cecklist, survey, dokumen rekam medis dll, di rekapitulasi dalam sensus
harian.
2. Pencatatan Dan Pelaporan Rekapitulasi Kegiatan Indikator Mutu
Pencatatan Dan Pelaporan Rekapitulasi Kegiatan Indikator Mutu Tiap
Triwulan Adalah melakukan pencatatan data tiap kegiatan indikator
mutu dalam satu bulan berjalan dan melaporkan data tersebut berupa
rekapitulasi kegiatan mutu bulanan kepada Direktur dengan menggunakan
format yang ditetapkan.
3. Pencatatan Dan Pelaporan Rekapitulasi Kegiatan Yang
Diselenggarakan Di Komite PMKP Tiap Tahun.
Pencatatan Dan Pelaporan Rekapitulasi Kegiatan Yang
Diselenggarakan Di Komite PMKP Tiap Tahun adalah melakukan
pencatatan data indikator mutu semua unit dalam satu bulan dan satu
tahun berjalan, dan melaporkan data tersebut kepada Direktur dengan
menggunakan format yang telah ditetapkan.
2
4 . Indikator
Indikator adalah suatu cara untuk menilai penampilan dari suatu kegiatan
dengan menggunakan instrumen. Indikator merupakan variabel yang
digunakan untuk menilai suatu perubahan. Menurut WHO, indikator
adalah variabel untuk mengukur perubahan. Indikator yang ideal harus
memiliki 4 (empat) kriteria :
a. Sahih (valid), yaitu benar-benar dapat dipakai untuk mengukur
aspek yang akan dinilai.
b. Dapat dipercaya (reliable), yaitu mampu menunjukkan hasil yang
sama pada saat yang berulangkali, untuk waktu sekarang maupun
yang akan datang.
c. Sensitif, yaitu cukup peka untuk mengukur, sehimgga jumlahnya
tidak perlu banyak.
d. Spesifik, yaitu memberikan gambaran perubahan ukuran yang
jelas, tidak bertumpang tindih.
Indikator juga merupakan suatu cara untuk menilai penampilan dari
suatu kegiatan merupakan variabel yang digunakan untuk menilai
perubahan
5 . Mutu
Menurut Crosby, mutu adalah sesuai yang disyaratkan atau
distandarkan (Conformance to requirement), yaitu sesuai dengan standar
mutu rumah sakit yang telah ditentukan, baik inputnya, prosesnya maupun
outputnya.
6. Data Indikator Mutu
Data Indikator Mutu pelayanan adalah adalah pengukuran data langsung
dan tidak langsung suatu peristiwa atau kondisi mutu pelayanan di rumah
sakit. Atau diartikan juga sebagai ukuran kuantitas sebagai pedoman untuk
mengukur dan mengevaluasi kualitas asuhan pasien dan berdampak
terhadap pelayanan
7. Indikator Mutu Utama
Adalah indikator mutu yang akan diimplementasi di RS meliputi kegiatan
penyusunan indikator Mutu, sosialisasi, uji coba, implementasi, validasi,
analisa, pencatatan dan pelaporan, benchmarking, publikasi, monitoring
dan evaluasi, pelaporan ke direksi dan yayasan dengan kriteria high risk,
high volume, high cost dan problem prone. Sedangkan indikator mutu yang
lainnya akan tetap dijadikan indikator mutu unit.
8. Indikator Mutu Area Klinis
Indikator mutu area klinis adalah cara untuk menilai mutu atau kualitas dari
3
suatu kegiatan dalam hal ini mutu pelayanan di rumah sakit yang berkaitan
langsung dengan proses perawatan dan pelayanan terhadap penyakit
pasien (kepentingan klinis).
9. Indikator Mutu Area Manajerial
Indikator mutu area manajerial adalah cara untuk menilai mutu atau
kualitas dari suatu kegiatan dalam hal ini mutu pelayanan di rumah sakit
yang berkaitan dengan proses me-manage/mengatur dalam hal
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan
sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Dimana
penyelesaian pekerjaan inti melalui orang lain (definisi menurut Mary
Parker Follet). Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai
dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada
dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal / target.
10. Indikator Mutu Area Sasaran Keselamatan Pasien
Indikator mutu area sasaran keselamatan pasien adalah cara untuk menilai
mutu atau kualitas dari suatu kegiatan dalam hal ini mutu pelayanan di
rumah sakit dalam upaya menurunkan angka kejadian / insiden untuk
meningkatkan keselamatan pasien.
11. Indikator Mutu Area JCI Library Of Measure
Indikator mutu area JCI library of measure adalah cara untuk menilai
mutu atau kualitas dari suatu kegiatan dalam hal ini mutu pelayanan
di rumah sakit yang berkaitan /berdasar pada ketentuan Join Comite
international Library of Measure. Dalam hal ini indikator harus mencakup 5
indikator yaitu Acute Myocardial Infarction (AMI), Nursing Sensitive Care
(NSC), Stroek (STK), Children Asthma Care (CAC), dan Pernatan Care (PC)
12. Kamus Profil Indikator
Kamus profil indikator berisi poin-poin indikator mutu dari tiap unit RS dimana
di dalamnya mencakup nama indikator,program, dimensi mutu, tujuan,dasar
pemikiran/ literature, definisi operasional, kriteria, tipe indicator,jenis
indicator, nominator, denominator,cara pengukuran,target pengukuran
indicator,sumber data, target sampel dan ukuran sampel,tempat pengukuran
data,metode pengumpulan data,pengumpul data, frekuensi penilaian
data,periode wktu pelaporan, penjelasan mengenai rencana
analisa,penjelasan bagaiman hasil data akan disebar luaskan pada
staf.
13. Dimensi Mutu
Suatu pandangan dalam menentukan penilaian terhadap jenis dan mutu
pelayanan dilihat dari akses, efektifitas, efisiensi, keselamatan dan
4
keamanan kenyamanan, kesinambungan pelayanan, kompetensi teknis, dan
hubungan antar manusia berdasarkan WHO
14. Unit Pelayanan
Adalah salah satu bagian pelayanan di rumah sakit yang memberikan
pelayanan kepada pasien.
15. Definisi Operasional
Dimaksudkan untuk menjelaskan pengertian dari indicator
16. Frekuensi Pengumpulan Data
Adalah frekuensi pengambilan data dari sumber data untuk tiap indicator.
17. Periode Analisa
Adalah rentang waktu pelaksanaan kajian terhadap indikator kinerja
yang dikumpulkan.
18. Numerator / Pembilang
Adalah besaran sebagai nilai pembilang dalam rumus indikator kinerja
19. Denumerator/ Penyebut
Adalah besaran sebagai nilai pembagi dalam rumus indikator kinerja
20. Sumber Data
Adalah sumber bahan nyata / keterangan yang dapat dijadikan dasar kajian
yang berhubungan langsung dengan persoalan.
21. Standar/ Target
Adalah nilai atau ukuran pencapaian mutu / kinerja tertentu yang telah
ditetapkan dan wajib dicapai langsung atau bertahap berdasarkan
kemampuan pemilik rumah sakit
BAB II
TATA LAKSANA
A. Indikator Mutu
Pencatatan dan pelaporan indikator mutu terdiri atas :
1. Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan indikator panduan,
Standar Prosedur Operasional (SPO)
5
2. Input data indikator dari unit RS
3. Pelaporan indikator mutu oleh unit ke tim PMRS
4. Rekapitulasi data indikator mutu
5. Analisis indikator mutu unit oleh tim PMRS
6. Penampilan data indikator mutu secara deskriptif
7. Pelaporan data indikator mutu ke Direktur
2. Penelusuran data
a. Frekuensi pemantauan
b. Menyimpan dan mengambil data
c. Distribusi data
d. Metode untuk menyajikan data
7
3 IAK 3 Pelayanan Waktu tunggu hasil pemeriksaan thorax foto
Radiologi & untuk pasien rawat jalan ≤120 menit
Diagnostic Imaging
4 IAK 4 Prosedur Bedah Kepatuhan Pelaksanaan Sign In, Time out
dan Sing Out
peraturan per
Undang-undangan
(dipantau oleh
sekretariatan)
3 IAM 3 Manajemen Resiko o Kegiatan Failure Mode and Effect Analysis
(FMEA) dilaksanakan dan ditindaklanjuti
8
sumber daya
5 IAM 5 Harapan dan Tingkat kepuasan pasien
kepuasan pasien
dan keluarga
6 IAM 6 Harapan dan Tingkat kepuasan Karyawan
kepuasan pegawai
7 IAM 7 Demografi Pasien Demografi penyakit TBC berdasarkan alamat
dan Diagnostik
Klinik
8 IAM 8 Manajemen Kecepatan waktu pemberian informasi tentang
Keuangan tagihan pasien rawat inap
yang perlu
diwaspadai
4 SKP 4 Memastikan lokasi Kepatuhan pelaksanaan prosedur site marking
pembedahan yang sebelum tindakan operasi
benar,prosedur
yang benar dan
pada pasien yang
benar.
5 SKP 5 Mengurangi resiko Persentase kepatuhan petugas kesehatan dalam
infeksi akibat melakukan kebersihan tangan dengan metode 6
9
kesehatan
6 SKP 6 Mengurangi resiko Insiden pasien jatuh selama perawatan rawat inap
cidera akibat jatuh. di Rumah Sakit
Ischemic or rehabilitasi
Hemorrahagic
stroke patients who
werw assessed fr
Rehabilatation
services
2 IIL 2 Related to JCI’s Of Pasien dengan stroke iskemik diresepkan terapi
Measure, I- STK- 1 antitrombotik pada saat pulang
Patients with
ischemic stroke
prescribed
antithrombotic
therapy at
discharge
3 IIL 3 Related to JCI’s Of Aspirin diterima dalam waktu 24 jam dari
Measure, I-AMI-01 kedatangan ke rumah sakit pada pasien dengan
within 24 hours of
arrival to the
hospital for patients
having an acute
myocardial
infarction (AMI).
4 IIL 4 Related to JCI’s Of Aspirin diresepkan untuk pasien dengan acut
Measure, I-AMI 2 myocardial infarction (AMI) saat pulang / keluar
at discharge for
patientswho had an
acute myocardial
infarction
5 IIL 5 Related to JCI’s Persentase tindakan Sectio Caesarea (SC) yang
Library Of dilakukan pada primigravida usia kehamilan 37-42
Nulliparous women
10
with a term,
singleton baby in a
vertex position
delivered by
cesarean section
11
Sedasi Consent anastesi
IAK 8 Penggunaan darah dan 11 Kejadian Reaksi Tranfusi
produk darah
IAK 9 Ketersediaan, isi dan 12 Ketepatan waktu pelayanan
penggunaan catatan medik dokumen Rekam Medis
pasien Rawat Inap dalam
waktu ≤ 10 Menit
IAK Pencegahan dan kontrol 13 Angka Kejadian Infeksi Luka
10 infeksi Operasi
14 Kepatuhan petugas
kesehatan dalam melakukan
pemilahan antara sampah
medis dan non medis.
B. INDIKATOR AREA MANAJEMEN
IAM 1 Pengadaan rutin peralatan 1 Persentase Tidak
kesehatan dan obat untuk Terealisasinya Pengadaan
memenuhi Keb. Pasien Obat Sesuai Perencanaan
Kebutuhan Farmasi
IAM 2 Pelaporan yang diwajibkan 2 Ketepatan waktu dan
oleh peraturan per Undang- kelengkapan penyajian
undangan (dipantau oleh laporan keuangan
sekretariatan) 3 Waktu penyerahan laporan
indicator mutu dari unit ke
Tim PMKP
IAM 3 Manajemen Resiko 4 Kemampuan menangani
BBLR 1500 – 2500 gram
5 Angka Kematian Ibu
Melahirkan
6 Angka pelaporan insiden ≤
2x24 jam
IAM 4 Manajemen penggunaan 7 Angka kepatuhan petugas di
sumber daya setiap Unit/ Bagian
pengguna layanan Loundry
dalam melakukan pemilahan
linen kotor dan linen
bernoda.
8 Kepatuhan perawat dalam
12
melakukan management
nyeri selama pasien dirawat
9 Ketepatan waktu
pengembalian pengajuan
berkas dari unit/ bagian oleh
sekertariatan setelah
didisposisis oleh direktur
dalam waktu ≤ 3 hari
10 Respon time petugas tehnik
elektromedis dalam
menanggapi laporan
kerusakan alat.
11 Tidak dilaksanakan proses
penghapusan arsip sesuai
waktu yang ditetapkan
12 Ketepatan waktu
penyelesaian komplain
pelayanan pada pasien
tanggungan
13 Ketepatan entry data billing
pelayanan Rawat Inap
sesuai tanggal pelayanan
14 Angka pemenuhan
pelayanan transportasi
sesuai dengan jadwal
kebutuhan.
IAM 5 Harapan dan kepuasan 15 Tingkat kepuasan pasien /
pasien dan keluarga keluarga terhadap
pelayanan di IGD
16 Waktu Tunggu Pelayanan
Obat Racikan dan Non
Racikan Di Instalasi Rawat
Jalan 1 dan 2
17 Sisa makanan yang tidak
dimakan oleh pasien
18 Ketepatan Waktu
Kedatangan Dokter Spesialis
Sesuai Dengan Jadwal
13
Praktik
19 Rata – Rata pasien kembali
ke perawatan intensif dengan
kasus yang sama < 72 jam
IAM 6 Harapan dan kepuasan 20 Tingkat Kepuasan dokter
pegawai
IAM 7 Demografi Pasien dan 21 Angka 10 besar daerah
Diagnostik Klinik pengguna pelayanan rawat
inap Rumah Sakit Islam Siti
Hajar di dalam wilayah
kabupaten Sidoarjo
IAM 8 Manajemen Keuangan 22 Ketidaksesuaian pengadaan
barang inventaris dengan
APB (Anggaran pendapatan
belanja)
23 Ketepatan dan kelengkapan
pengisian form kaim pada
pasien rawat jalan
tanggungan
24 Kelengkapan Berkas
Administrasi Pada Pasien
Pulang Rawat Inap
Tanggungan Asuransi
IAM 9 Pencegahan dan 25 Tempat tidur dengan
Pengendalian peristiwa yang pengaman
membahayakan keselamatan 26 Respon Time pelayanan
pasien, keluarga pasien dan security dalam menanggapi
staf. laporan kejadian
C. SASARAN KESELAMATAN PASIEN
SKP 1 Proses Identifikasi pasien dg 1 Kepatuhan Petugas dalam
benar menjelaskan pentingnya
penggunaan gelang identitas
pada pasien baru Rawat Inap
SKP 2 Meningkatkan Komunikasi 2 Penggunan metode SBAR
yang efektif saat menerima telpon
SKP 3 Meningkatkan Keamanan 3 Kepatuhan pelabelan obat
Obat yang perlu diwaspadai High Alert
14
SKP 4 Memastikan lokasi 4 Tidak ada kejadian salah
pembedahan yang lokasi, prosedur dan pasien
benar,prosedur yang benar pada tindakan operasi
dan pada pasien yang benar.
SKP 5 Mengurangi resiko infeksi 5 Angka Dekubitus nosokomial
akibat pelayanan kesehatan
SKP 6 Mengurangi resiko cidera 6 Kepatuhan Pemasangan
akibat jatuh. Penandaan Risiko
Jatuh/Stiker Kuning
BAB III
METODOLOGI
15
4). Rekapitulasi data indikator mutu
Secara umum, sampel yang baik adalah yang dapat mewakili sebanyak
mungkin karakteristik populasi. Dalam bahasa pengukuran, artinya sampel harus
valid, yaitu bisa mengukur sesuatu yang seharusnya diukur. Kalau yang ingin
diukur adalah tekanan darah pada pasien hipertensi sedangkan yang dijadikan
sampel adalah pasien-pasien bukan dengan hipertensi, maka sampel tersebut
tidak valid, karena tidak mengukur sesuatu yang seharusnya diukur (tekanan
darah pada pasien dengan hipertensi). Sampel yang valid ditentukan oleh dua
pertimbangan.
Kedua, presisi. Kriteria kedua dari sampel yang baik adalah memiliki
tingkat presisi estimasi. Presisi mengacu pada persoalan sedekat mana estimasi
kita dengan karakteristik populasi. Contoh: dari 100 perawat yang bekerja di
RSUD dr.R.Soetijono Blora, diambil sampel 50 orang. Setelah dilakukan
pengamatan terhadap sampel tersebut, ternyata dari 50 perawat, 45 orang (90%)
melaksanakan hand hygiene pada lima saat (five moment). Namun berdasarkan
laporan harian, dari 100 perawat, 85 orang (85%) melaksanakan hand hygiene
pada lima saat (five moment). Artinya di antara laporan harian yang dihitung
berdasarkan populasi dengan hasil pengamatan yang dihasilkan dari
sampel,terdapat perbedaan 5%. Makin kecil tingkat perbedaan di antara rata-rata
populasi dengan rata-rata sampel, maka makin tinggi tingkat presisi sampel
tersebut.
1. Teknik Sampling
a. Snow ball sampling adalah cara pengambilan sampel yang pada awalnya
menggunakan responden terbatas, kemudian terus meningkat berdasarkan
informasi dari responden sebelumnya.
n0 = t2 x p xq
d2
n= n0
1+ (n0 – 1)
N
Keterangan:
n0 = sampel awal
n = Jumlah sampel minimal
18
N = ukuran populasi
2) Rumus Slovin
Dinyatakan sebagai berikut:
n= N
1+ Nα2
Keterangan:
n = Jumlah sampel minimal
N = ukuran populasi
α = toleransi ketidaktelitian (5%)
Koreksi
kembali
Jika
Validasi data
Tidak
Valid
Analisis Data
Jika
19
Valid
21
FORM A. SENSUS HARIAN INDIKATOR MUTU
DARI UNIT KEPADA PMRS
22
1
2
3
4
5
6
…
30
Jumlah
Singkawang, 6 Desember 2018
Verifikator Indikator Mutu Utama/ Indikator Kepala Bagian/ Kepala
Mutu Unit Instalasi - Penanggung
jawab unit
23
Catatan :
1. Penanggungjawab pengisian format sensus harian adalah Kepala
Bagian/ Kepala Instalasi/ Penanggung Jawab unit terkait (Laporan dibuat
setiap bulan selambat-lambatnya tanggal 8 bulan berikutnya)
2. Formulir laporan bulanan rumah sakit diisi oleh Kepala Bagian/ Kepala
Instalasi/ Penanggung jawab unit terkait berdasarkan pada data-data yang
ada pada form. B. Formulir ini harus sudah diserahkan selambat-
lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya pada PMRS.
24
FORM B. Laporan Bulanan Dari Unit / Kabag/ Kepala Instalasi - Penanggung
Jawab Unit Terkait) Ke Komite PMKP
Catatan :
Pengisian laporan formulir C dari tiap-tiap unit dilakukan rekapitulasi indikator
mutu berdasarkan hasil data pengisian dari formulir B, dilaporkan
kepada tim PMRS selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya.
25
FORM C.
REKAPITULASI INDIKATOR MUTU DARI UNIT KE PMRS
Unit : …...............................................................................................
Jenis Indikator Mutu : Indikator Mutu Utama Indikator Mutu Unit *( Pilih
Salah Satu)
Keterangan :
(...............................) (.......................................)
26
Catatan :
1. Formulir B dan Formulir C dari unit yang telah diisi lengkap dilaporkan
kepada tim PMRS pada tanggal 10 bulan berikutnya, dan akan
direkapitulasi hasil indikator mutu utama / unit oleh PMRS ke dalam
Formulir D yang sudah disediakan.
2. Formulir D berisi Hasil analisa rekapitulasi (selesai di komite mutu
sampai tanggal 15) dari indikator mutu pelayanan rumah sakit oleh
PMRS harus dilaporkan pada direktur selambat-lambatnya tanggal 18
bulan berikutnya
FORM. D
REKAPITULASI INDIKATOR MUTU DI PMRS
Keterangan :
(...............................) (............................................)
Catatan :
- Pemantauan dilaksanakan oleh tim PMRS yang ditunjuk oleh ketua terdiri
atas Ketua/Sekretaris/Anggota/Champion berdasarkan lokasi pemantauan
dengan surat dari ketua PMRS, bekerjasama dengan unit sesuai dengan
indikator dengan formulir E sbb
29
FORM E. REKAPITULASI PEMANTAUAN (MONITORING DAN EVALUASI)
DATA INDIKATOR MUTU RUMAH SAKIT
6. Benchmarking
Bencmarking = uji standar mutu = menguji atau mambandingkan standar mutu
yang telah ditetapkan terhadap standart mutu pihak lain : Benchmarch dengan
badan akreditasi (badan hukum dan perundangan, benchmark dengan literatur
dan base practice, benchmark dengan standar. Dengan melakukan atau melalui
bencmarking, rumah sakit dapat mengetahui seberapa jauh mereka
dibandingkan dengan yang terbaik dari sejenisnya.
Benchmarking adalah proses yang sistematis dan berdasarkan data untuk
peningkatan berkesinambungan yang melibatkan perbandingan dengan pihak
internal dan atau eksternal untuk mengidentifikasi, mencapai, dan
mempertahankan best practice.
Benchmarking ada dua jenis yaitu benchmarking internal dan eksternal.
a) Internal benchmarking adalah membandingkan proses yang sama pada area
yang berbeda dalam satu organisasi, dalam periode tertentu.
Syarat dilakukannya internal benchmarking pada unit kerja di RSIA adalah:
1) Indikator sasaran mutunya sama
2) Unitnya setipe pada RSI siti hajar
3) Jenis layanan setipe
4) Periode frekuensi pengukuran data sama
b) Eksternal Benchmarking adalah membandingkan performa, target atau
proses dengan antara satu atau lebih organisasi.
Penentuan Partner Benchmarking:
1) Jenis rumah sakit sesuai type minimal Rumah Sakit type B
2) Type organisasi rumah Sakit sama di bawah naungan yayasan
30
3) Hubungan kompetitif
4) Jenis pasien yang dilayani
5) Ukuran organisasi
6) Lokasi geografis
Jika benchmarking hasil gap analisis positif ataupun negatif dan perbedaannya
sangat bermakna yaitu gap melebihi 10% maka dilakukan Root Cause
Analysis (RCA) untuk menetapkan prioritas mana yang akan dilakukan
perbaikan dengan tetap memperhatikan siklus PDCA.
Jika hasil lebih jelek dari standar, dilakukan langkah sesuai siklus PDCA:
Plan : Plan lagi sesuatu yang baru, redesign lagi sesuatu yang baru
Do : Lakukan trial selama 3 bulan
Cek : Cek/diukur penggunaannya selama 3 bulan.
Selama proses kerja baru wajib membuat sasaran mutu atas
proses kerja baru tersebut, untuk menentukan bagus atau tidak.
Action : Action apabila ada yang perlu dibenahi kembali SPO sasaran
mutu tersebut
31
pada bulan tertentu perlu diketahui beberapa angka sedrhana
yang ada pada statistic deskriptif, antara lain : angka rata-rata
(mean), angka simpangan (SD, Standar)
e. Gambaran hasil Deskriptif antara lain:
1) Run chart
Run chart adalah diagram yang digunakan untuk
menggambarkan/mem-plot terjadinya suatu kejadian secara
berurutan.
Run chart digunakan untuk:
a) Identifikasi kecenderungan
b) Identifikasi pergeseran dari rerata bermanfaat untuk analisis data
dan monitoring
Berikut ini merupakan langkah menyusun Run chart:
a) Tentukan data yang akan dikumpulkan dalam kurun waktu tertentu
b) Gambar axis horisontal menunjukkan waktu, dan
menunjukkan fluktuasi pengukuran
c) Plot data
d) Pelajari kecenderungan/pergeseran dari rerata
2) Diagram Pencar
Diagram Gencar adalah grafik untuk menggambarkan hubungan
antara dua variable. Diagram pencar digunakan untuk mempelajari
hubunagn satu variabel terhadap yang lain.
Berikut ini merupakan langkah menyusun Diagram Pencar
a) Tentukan dua variabel yang akan diuji hubungan
b) Pilih 50-100 sampel
c) Gambarkan axis x dan y
d) Plot data
e) Interpertasi
32
3) Histogram
Histogram merupakan gambaran visual dalam bentuk bar untuk
menunjukkan frekuensi distribusi dari suatu variable. Histogram
digunakan untuk menganalisis dan interpertasi distribusi data dan pola
variasi.
Berikut ini merupakan langkah untuk menyusun histogram;
a) Identifikasi nilai pengukuran
b) Identifikasi rentang nilai total, identifikasi berapa kategori
c) Identifikasi rentang nilai tiap kategori
d) Hitung frekuensi tiap kategori
e) Axis x: kategori, axis y: frekuensi
f) Plot data
g) Interpertasi
4) Pareto
Pareto adalah bar diagram untuk memvisualisasi distribusi kejadian. .
Frekuensi kejadian diurutkan dari yang tertinggi ke yang terendah. Pareto
digunakan untuk memilih starting point dalam problem solving,
identifikasi sebab masalah yang dominan, dan monitoring keberhasilan
Persentase kumulatif
33
A B C D E F
SEBAB – SEBAB MASALAH
5) Diagram Kendali
Diagram kendali adalah suatu Run-chart yang dilengkapi dengan limit atas
dan limit bawah. Diagram kendali digunakan untuk mengidentifikasi adanya
penyimpangan yang spesifik.
35
oleh petugas yang berkompeten dengan dukungan teknologi
2) Indikator sasaran mutu dilakukan validasi data baik internal
maupun eksternal
c. Validasi data dilakukan saat :
1) Implementasi pengukuran proses baru
2) Publikasi data
3) Terjadi perubahan proses yang sudah berjalan
4) Terjadi perubahan hasil pengukuran dengan sebab yang tidak
diketahui
5) Sumber dan subyek pengumpulan data berubah
d. Komite Mutu melakukan perbandingan data asli dengan hasil data
yang diambil oleh orang kedua.
e. Hasil sample data yang dilakukan oleh orang pertama dan kedua bisa
terjadi kesamaan atau perbedaan secara signifikan.
f. Hasil data yang mengalami perbedaan secara signifikan atau ada
perbedaan akurasi cukup jauh, maka bisa melakukan pengukuran data
ulang dengan rumus akurasi sebagai berikut: jumlah temuan yang berbeda
dibagi total sample yang ada dikalikan 100%. Dengan rumus akurasi :
36
3. Formulir yang disediakan
f. Formulir sensus harian, disebut form A
g. Formulir laporan bulanan , disebut form B
h. Formulir rekapitulasi indikator mutu dari unit kepada mutu, disebut form C
i. Formulir rekapitulasi indikator mutu di tim PMRS, disebut form D
j. Formulir rekapitulasi Pemantauan (monitoring & Evaluasi) komite
mutu, disebut form E .
4. Petunjuk Pengisian
c. Sumber data di isi oleh unit sesuai dengan alat bantu masing-masing unit
berdasarkan SPO unit
d. Sensus Harian (Form A) Indikator mutu Rumah Sakit (format sederhana
unit terkait) dibagikan pada semua institusi yang terkait seperti : ruang
rawat inap, IGD, Catatan medik/ Unit rekam medik atau unit lain
5. Hal-hal yang harus di isikan:
d. Numerator
e. Denumerator
f. Total numerator dan numerator
Dengan formulir sbb:
37
FORM A. SENSUS HARIAN INDIKATOR MUTU
DARI UNIT KEPADA TIM PMRS
FORM A. SENSUS HARIAN INDIKATOR MUTU UNIT
UNIT : ………
JUDUL INDIKATOR AREA : ………
(Misal kelengkapan pengkajian
awal pasien
baru di IGD dalam 24 jam – Area Klinis
BULAN : ………
TAHUN : ………
AREA MONITORING : ……… (Rawat Jalan/ Rawat Inap, dll)
SUMBER DATA : ……… (Check list/ Rekam Medis/
Asesmen Pasien Jatuh dll
Tanggal Tabulasi Jumlah Tabulasi Jumlah
Indikator Indikator
Numerator Denumerator
1
2
3
4
5
6
…
30
Jumlah
Singkawang, 6 Desember 2018
Verifikator Indikator Mutu Utama/ Penanggung jawab unit
Indikator Mutu Unit
38
Catatan :
− Penanggung jawab pengisian formta sensus harian adalah penanggung jawab di
masing-masing unit terkait (Laporan dibuat setiap bulan selambat-lambatnya tanggal
8 bulan berikutnya)
− Formulir laporan bulanan rumah sakit diisi oleh Kaur unit terkait berdasarkan pada
data-data yang ada pada form A. Formulir in harus sudah ada diserahkan selambat-
lambatnya tanggal 8 bulan berikutnya pada tim PMRS (Setiap 3 bulan sekali)
39
FORM B.
Laporan Bulanan Dari Unit (Kaur/Penanggung Jawab Unit Terkait)
ke Tim PMRS
Catatan :
Pengisian laporan formulir C dari tiap-tiap unit dilakuakn rekapitulasi indikator mutu
berdasarkan hasil data pengisian dari formulir B, dilaporkan kepada tim PMRS setiap 3
bulan selambat-lambatnya tanggal 10.
40
FORM C.
REKAPITULASI INDIKATOR MUTU DARI UNIT KE TIM PMRS
Unit : …...............................................................................................
Jenis Indikator Mutu : Indikator Mutu Utama Indikator Mutu Unit *( Pilih Salah Satu)
Keterangan :
41
FORM. D
REKAPITULASI INDIKATOR MUTU DI TIM PMRS
Keterangan :
(...............................) (............................................)
42
Catatan :
1. Formulir B dan Formulir C dari unit yang telah diidi lengkap dilaporkan kepada tim
PMRS setiap 3 bulan sekali, dan akan direkapitulasi hasilnya oleh kedalam formulir
D yang sudah disediakan. Namun, setiap bulan unit wajib melengkapi formulir B
dan C meskipun bulan tersebut tidak dikumpulkan ke tim PMRS.
2. Formulir D berisi hasil analisa rekapitulasi indikator mutu unit (selesai di tim PMRS
sampai tanggal 15) oleh komite mutu harus dilaporkan pada direktur selambat-
lambatnya tanggal 18 bulan berikutnya.
Tim PMRS
Direksi
BPMNU