Anda di halaman 1dari 56

KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA

RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

BUKU PANDUAN
MANAJEMEN RISIKO
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

SINGKAWANG, JANUARI 2019


KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

BAB I
DEFINISI

A. Pendahuluan
Rumah sakit yang menerapkan prinsip keselamatan pasien
berkewajiban untuk mengidentifikasi dan mengendalikan seluruh risiko
strategis dan operasional yang penting. Hal ini mencakup seluruh area
baik manajerial maupun fungsional, termasuk area pelayanan, tempat
pelayanan, juga area klinis.
Rumah sakit perlu menjamin berjalannya sistim untuk mengendalikan
dan mengurangi risiko. Manajemen risiko berhubungan erat dengan
pelaksanaan keselamatan pasien rumah sakit dan berdampak kepada
pencapaian sasaran mutu rumah sakit. Ketiganya berkaitan erat dalam
suaturangkaian yang tidak dapat dipisahkan.
Hal ini meliputi dua hal:
1. Identifikasi proaktif dan pengelolaan potensi risiko utama yang dapat
mengancam pencapaian sasaran mutu pelayanan rumah sakit.
2. Reaktif atau responsif terhadap kerugian akibat dari keluhan, klaim,
dan insiden, serta respon terhadap laporan atau audit internal atau
eksternal.
Panduan ini akan menjelaskan mekanisme dan tanggung jawab untuk:
1. Identifikasi risiko
2. Analisa Risiko
3. Evaluasi risiko
4. Pengendalian risiko / mengelola risiko
5. Mencatat risiko (risk register)
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

B. Tujuan Panduan
1. Memberikan panduan sistim manajemen risiko yang baku dan berlaku
di rumah sakit.
2. Memastikan sistim manajemen risiko berjalan dengan baik agar
proses Identifikasi, analisa, dan pengelolaan risiko ini dapat
memberikan manfaat bagi keselamatan pasien dan peningkatan mutu
rumah sakit secara keseluruhan.
3. Membangun sistim monitoring dan komunikasi serta konsultasi yang
efektif demi tercapainya tujuan di atas dan penerapan yang
berkesinambungan.

C. Batasan operasional
1. Risiko : peluang / probabilitas timbulnya suatu insiden (menurut
WHO), yang akan berdampak merugikan bagi pencapaian sasaran-
sasaran keselamatan pasien dan menurunkan mutu pelayanan.
2. Manajemen Risiko Rumah Sakit: merupakan upaya mengidentifikasi
dan mengelompokkan risiko (grading) dan mengendalikan / mengelola
risiko tersebut baik secara proaktif risiko yang mungkin terjadi maupun
reaktif terhadap insiden yang sudah terjadi agar memberikan dampak
negative seminimal mungkin bagi keselamatan pasien dan mutu
rumah sakit.
3. Insiden Keselamatan Pasien (IKP): setiap kejadian yang tidak
disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cidera pada pasien. IKP terdiri dari Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak
Cedera (KTC), dan Kejadian Potensial Cedera (KPC).
4. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD): adalah insiden yang
mengakibatkan cidera pada pasien.
5. Kejadian Nyaris Cidera (KNC): adalah insiden yang berpotensi
menimbulkan cidera pada pasien tapi yang belum sampai terpapar ke
pasien sehingga tidak ada cidera pada pasien.
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

6. Kejadian Tidak Cedera (KTC): adalah insiden yang berpotensi


mengakibatkan cidera pada pasien dan sudah terpapar ke pasien,
tetap ternyata tidak menimbulkan cidera pada pasien.
7. Kondisi Potensial Cedera (KPC): adalah kondisi yang sangat
berpotensi untuk menimbulkan cidera, tetapi belum terjadi.
8. Kejadian Sentinel : adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan dan
telah mengakibatkan kematian atau cidera fisik / psikologis serius,
atau kecacatan pada pasien. Termasuk di dalam kejadian sentinel
antara lain: kematian yang tidak dapat diantisipasi dan tidak
berhubungan dengan penyebab alami dari penyakit pasien atau
kondisi medis dasar pasien; bunuh diri, kehilangan permanen dari
sebagian besar fungsi tubuh yang tidak berhubungan dengan penyakit
dasar pasien; pembedahan yang salah lokasi / salah prosedur / salah
pasien; penculikan bayi atau bayi yang dibawa pulang oleh orang tua
yang salah.
9. Pelaporan insiden keselamatan pasien : adalah suatu sistim untuk
mendokumentasikan laporan insiden keselamatan pasien,
menganalisa dan mengantisipasi / mengelola / mengendalikan insiden
secara berkesinambungan.
10. Risiko Sisa : adalah sisa risiko tingkat terendah yang dapat dicapai
setelah upaya pengendalian / tindakan dilakukan.
11. Penilaian Risiko : adalah upaya identifikasi dari risiko yang terjadi
atau berpotensi terjadi dalam pelayanan di rumah sakit dengan
mempertimbangkan klasifikasi dan derajat (grading) kerugian yang
mungkin terjadi sebagai akibat dari terpapar risiko tersebut.
12. Penilai Risiko : adalah anggota dari staf (manager atau yang lain)
yang telah menghadiri pelatihan penilaian risiko. Hal ini adalah
tanggung jawab manajemen untuk memastikan bahwa tiap unit kerja
memiliki paling sedikit satu penilai risiko yang terlatih.
13. Internal : merujuk kepada aktivitas atau dokumen di dalam rumah
sakit.
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

14. Eksternal : merujuk kepada aktivitas atau dokumen yang bukan


berasal dari rumah sakit. Tahap persiapan mencakup : ruang lingkup
kegiatan manajemen resiko, personil yang terlibat, standar dalam
penentuan kriteria resiko, prosedur / mekanisme pelaporan,
pemantuan serta review, dokumentasi yang terkait. Identifikasi bahaya
merupakan tahapan yang penting. Beberapa tehnik identifikasi bahaya
seperti observasi / survey, inspeksi, pemantauan, audit, kuesioner,
data statistik, konsultasi dengan pekerja, Fault Tee Analysis, Walk
through survey. Penilaian resiko merupakan acuan agar penilaian
yang dilakukan seobjektif mungkin berdasarkan data yang ada.
Penilaian ini mencakup : informasi tentang suatu aktifitas, tindakan
pengendalian resiko yang ada, peralatan / mesin yang digunakan
untuk melakukan aktifitas, data Material Safety Data Sheet / MSDS,
Data statistik kecelakaan / penyakit akibat kerja, hasil studi atau
survey, studi banding pada industri sejenis, penilaian dari pihak
spesialis / tenaga ahli. Analisa resiko adalah kegiatan analisa suatu
resiko dengan cara menentukan besarnya kemungkinan / probability
dan tingkat keparahan ( severity ) dari akibat atau konsekuensi suatu
resiko. Analisa ini dilakukan untuk membuat prioritas pengendalian
resiko. Kegiatan yang dilakukan berupa :
a. Mengidentifikasi besarnya risiko
b. Penentuan besar risiko : berapa besar bahaya dan kemungkinan
terjadinya
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

BAB II
RUANG LINGKUP

A. Ruang Lingkup Panduan Manajemen Risiko


Panduan ini mencakup seluruh manajemen risiko di area pelayanan
Rumah Sakit Tk IV 12.07.01 Singkawang, termasuk seluruh area
pekerjaan, unit kerja dan area klinis. Manajemen risiko merupakan
tanggungjawab semua komponen di rumah sakit. Tujuan manajemen
risiko untuk identifikasi dan pengendalian risiko strategis dan operasional
tidak akan tercapai apabila semua perangkat yang ada di rumah sakit
tidak bekerjasama dan berpartisipasi pada pelaksanaannya. Manajemen
risiko meliputi identifikasi, analisa, evaluasi dan pengelolaan risiko:
1. Risiko yang berpotensi terjadi (pro-aktif)
2. Insiden yang telah terjadi (reaktif / responsive)

B. Tanggung jawab manajemen risiko


Dalam rangka mencapai tujuan untuk mengidentifikasi dan
mengendalikan risiko, Rumah Sakit Tk IV 12.07.01 Singkawang mengatur
kewenangan dan tanggung jawab manajemen rumah sakit:
1. Level rumah sakit oleh Tim (subkomite) mutu dan manajemen risiko
dari Komite Mutu dan
2. Keselamatan Pasien rumah sakit
3. Level unit kerja / bagian dalam rumah sakit oleh kepala instalasi atau
kepala bagian dari masing-masing unit kerja
4. Uraian tanggung jawab manajemen risiko:
a. Tanggung Jawab Pimpinan Rumah Sakit
1) Menetapkan kebijakan mengenai manajemen risiko rumah
sakit
2) Menetapkan dan membina tim manajemen risiko rumah sakit
3) Mengawasi dan memastikan sistim manajemen risiko berjalan
dengan baik dan berkesinambungan
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

4) Menerima laporan dan rekomendasi pengelolaan/


Pengendalian risiko serta
5) Menindak lanjuti sesuai arah kebijakan rumah sakit termasuk
pendanaannya
6) Mengambil alih tanggung jawab pengelolaan dan
pengendalian insiden keselamatan pasien sesuai grading
risiko.
b. Tanggung Jawab Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
1) Meninjau daftar risiko rumah sakit dan memberi rekomendasi
untuk menurunkan skor risiko
2) Meninjau risiko-risiko ekstrim, tindakan, pengendalian, dan
menyoroti area-area utama kepada masing-masing kepala
unit kerja terkait.
c. Tim Manajemen Risiko
1) Membuat dan meninjau strategi dan kebijakan manajemen
risiko
2) Penyediaan pelatihan penilaian risiko
3) Memantau daftar risiko per unit kerja untuk setiap perubahan,
bagian yang tidak lengkap, dengan perhatian pada tingkat
risiko dan jadwal waktu
4) Memberi saran kepada penilai risiko, kepala unit kerja dan
pihak eksekutif perihal manajemen risiko.
a) Memelihara dan membina daftar penilai risiko yang aktif
b) Menanggapi permintaan audit internal dan eksternal
berkaitan dengan manajemen risiko
c) Menanggapi permintaan pihak eksternal untuk informasi
berkaitan proses risiko.
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

C. Tanggung Jawab Penilai Risiko


Penilai risiko harus dipilih oleh Kepala Unit Kerja untuk memastikan
bahwa penilai risiko yang dipilih mempunyai keterampilan kerja,
pengetahuan, dan pengalaman yang memadai untuk memenuhi
perannya. Staf yang berminat pada peran sebagai penilai risiko harus
mendiskusikan peran tersebut dan mendapat persetujuan dari Kepala Unit
Kerja. Penilai risiko bertanggung jawab untuk :
1. Menghadiri pelatihan penilai risiko dan pemutakhiran yang
diselenggarakan oleh Tim.
2. Manajemen Risiko. Menilai risiko di area kerja mereka menggunakan
Form Penilaian Risiko, mengidentifikasiseluruh risiko yang penting
terlebih dahulu dan memastikan bahwa Kepala Unit Kerjamengambil
perhatian terhadap risiko tersebut.
3. Memastikan bahwa mereka menyimpan dokumen penilaian risiko
yang asli dan memberikan satu salinan kepada Kepala Unit Kerja
untuk disimpan dalam arsip.
4. Menunjukkan bukti penilaian dan rencana tindakan yang lengkap
dengan jadwal waktu penyelesaian.
5. Jika penilai risiko memandang bahwa penilaian risiko mereka tidak
memperoleh perhatian yang memadai, mereka harus menghubungi
Komite Mutu dan Keselamatan Pasien untuk meminta nasehat.

D. Tanggung Jawab Kepala Unit Kerja


1. Mengelola seluruh risiko di tempat kerja mereka. Kepala Unit Kerja
boleh mendelegasikan tugas melakukan penilaian risiko kepada
anggota tim yang telah menghadiri pelatihan penilaian risiko untuk
penilai.
2. Kepala Unit Kerja bertanggung jawab untuk :
a. Pelaksanaan strategi dan kebijakan manajemen risiko di area
tanggung jawab mereka.
b. Mengelola daftar risiko unit kerja masing-masing. Hal ini termasuk
mengumpulkan,
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

c. Meninjau, dan memutakhirkan data.


d. Menunjuk penilai risiko untuk area mereka, memastikan bahwa
mereka diijinkan untuk menghadiri pelatihan penilai risiko dan sesi
pemutakhiran.
e. Memastikan bahwa penilai risiko mempunyai alokasi waktu yang
memadai untuk melakukan penilaian risiko.
f. Melakukan validasi seluruh penilaian risiko yang dilakukan, dan
melakukan tindakan untuk mengurangi risiko yang teridentifikasi
sampai pada tingkat terendah yang mungkin dicapai.
g. Melengkapi Form Penilaian Risiko (meninjau / menyetujui
pemeringkatan matriks: menyatakan tindakan apa yang
diperlukan/ diambil untuk menurunkan risiko sampai pada tingkat
terendah yang mungkin dicapai).
h. Jadwal waktu untuk memulai/ meningkatkan langkah
pengendalian.(pada tingkat berapa risiko sisa tertinggal setelah
pelaksanaan tindakan/peningkatan langkah pengendalian: apakah
risiko perlu dimasukkan ke dalam daftar risiko unit kerja / rumah
sakit).
i. Penyediaan informasi yang sesuai dan memadai, pelatihan dan
supervisi bagi staf untuk mendukung penurunan risiko. (Hal ini
mencakup bahwa seluruh staf menghadiri training wajib yang
terkait).
j. Memelihara catatan penilaian risiko yang dilaksanakan dan untuk
mencatat perkembangan dan kinerja dibandingkan tindakan
perbaikan yang direncanakan.
k. Kepala unit kerja harus mengingatkan tim manajemen risiko jika
penilai risiko meninggalkan / tidak lagi memenuhi perannya,
sehingga tim manajemen risiko mempunyai tanggung jawab untuk
memutakhirkan data penilai risiko organisasi.
l. Berkoordinasi dengan unit kerja lain di dalam rumah sakit.
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

m. Dalam keadaan dimana rencana untuk mengelola risiko berada di


luar kewenangan Kepala Unit Kerja atau dimana ada implikasi
sumber daya yang besar, risiko akan diprioritaskan oleh Direktur
Rumah Sakit.

3. Memastikan bahwa penilaian risiko divalidasi ulang pada jangka waktu


yang sesuai atau mengikuti perubahan keadaan. Frekuensi
peninjauan akan bervariasi mengikuti tingkat sisa risiko.
a. Berikut adalah yang disarankan :

E. Tanggung Jawab Karyawan


1. Seluruh staf mempunyai tanggung jawab untuk memberi informasi
kepada atasan mereka setiap bahaya yang bermakna di tempat kerja.
Merupakan suatu hal yang mendasar bahwa jika seorang staf
menganggap ada hal yang serius yang telah mereka laporkan kepada
atasan langsung mereka, tetapi belum ditindaklanjuti, mereka harus
melaporkan ini kepada tingkat yang lebih tinggi.
2. Dalam rangka untuk memastikan kebijakan ini dilaksanakan dengan
efektif, setiap karyawan harus :
a. Menghadiri pelatihan sebagaimana ditentukan oleh atasan mereka
atau oleh rumah sakit (misal induksi / orientasi dan prosedur baru,
pelatihan wajib : induksi, keselamatan,kebakaran, memindahkan
dan mengangkat, keselamatan personal, dan lain-lain).
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

b. Dapat bekerja sama secara penuh dalam menerapkan pedoman,


protokol, dan kebijakan, yang berkaitan dengan keselamatan dan
kesehatan, dan manajemen risiko.
c. Melaporkan setiap insiden, kecacatan, atau setiap perubahan
yang dapat mempengaruhi kondisi kerja langsung kepada atasan /
penilai risiko lokal dan melengkapi form insiden report dengan
tepat.
d. Mengikuti petunjuk kerja yang tertulis serta pelatihan yang
disediakan.
e. Berpartisipasi aktif dalam proses penilaian risiko.
f. Memenuhi dan melaksanakan langkah pengendalian / tindakan
setelah penilaian dilakukan
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

BAB III
TATA LAKSANA
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

A. Identifikasi Risiko dan Penilaian Risiko (Risk Assessment)


Dalam hal ini, risiko dapat dibedakan menjadi risiko potensial (dengan
pendekatan pro-aktif) dan insiden yang sudah terjadi (dengan pendekatan
reaktif / responsif).
Risiko potensial dapat diidentifikasi dari berbagai macam sumber,
misalnya :
1. Informasi internal (rapat bagian / koordinasi, audit, incident report,
klaim, komplain).
2. Informasi eksternal (pedoman dari pemerintah, organisasi profesi,
lembaga penelitian).
3. Pemeriksaan atau audit eksternal.
Contoh risiko potensial berdasarkan area pelayanan:
NO AREA RESIKO
Akses Pasien:
a. Proses pemulangan pasien lama
b. Pasien pulang paksa
1
c. Kegagalan merujuk pasien
d. Ketidaktersediaan tempat tidur
e. Proses transfer pasien yang tidak baik
Kecelakaan:
a. Tersengat listrik
b. Terpapar dengan bahan berbahaya
2
c. Tertimpa benda jatuh
d. Tersiram air panas
e. Terpeleset
Asesmen dan Terapi
a. Kesalahan identifikasi pasien
b. Reaksi transfusi darah
3 c. Kesalahan pelabelan spesimen laboratorium
d. Kegagalan konsultasi interdisiplin pasien
e. Code blue
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

Masalah administrasi keuangan pasien


a. Kesalahan estimasi biaya
b. Pengenaan tagihan yang sama 2 x
4
c. Kesalahan input data tagihan
d. Perbedaan tarif dan tagihan
e. Transaksi tidak terinput
Kejadian Infeksi
a. Kegagalan / kontaminasi alat medis
b. Infeksi luka operasi
5 c. Needlestick injury
d. Kesalahan pembuangan limbah medis
e. Infeksi nosokomial

Rekam medik
a. Kegagalan memperoleh informed consent
b. Kesalahan pelabelan rekam medik
6
c. Kebocoran informasi rekam medik
d. Ketidaklengkapan catatan dalam rekam medik
e. Kehilangan / kesalahan penyimpanan rekam medik
Obat
a. Penulisan resep yang tidak baik
b. Riwayat alergi obat tidak teridentifikasi
7 c. Kesalahan dosis obat
d. Obat rusak / expired
e. Kesalahan identifikasi pasien dalam pemberian obat
f. Kegagalan memonitor efek samping obat
Keamanan
a. Pencurian
8
b. Pasien hilang
c. Lingkungan yang tidak aman
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

Risiko atau insiden yang sudah teridentifikasi harus ditentukan


peringkatnya (grading) dengan memperhatikan:
1. Tingkat peluang / frekwensi kejadian (likelihood)
2. Tingkat dampak yang dapat / sudah ditimbulkan (consequence).

CONTOH DAFTAR IDENTIFIKASI RISIKO INSTALASI / BAGIAN


Periode Januari 2017 - Desember 2017
NAMA INSTALASI : Rawat Inap
PERINGKAT RESIKO
NO JENIS RESIKO SCORE
DAMPAK PELUANG
1 Phlebitis 5 5 25
2 Angka kejadian pasien tanpa 5 5 25
gelang
3 Pasien jatuh 5 5 25
4 Kepatuhan identifikasi pasien 5 5 25
5 Angka ketidakhadiran dokter 5 5 25
6 Angka kejadian pasien jatuh 5 3 15
7 Tertukar obat 5 3 15
8 Komplain pelanggan 5 3 15
9 Angka kejadian ISK 5 3 15
10 Ketidakmampuan 5 3 15
pemenuhan privasi pasien
11 Perintah lisan yang tidak 5 3 15
diverifikasi DPJP
12 Kelengkapan Informed 5 3 15
Consent
13 Angka kejadian tertusuk 5 3 15
14 jarum 5 2 10
15 Angka kejadian ILO 5 2 10
16 Petugas tidak cuci tangan 5 2 10
17 Terjadi kebakaran/gempa 2 3 6
18 Rawat inap infeksius 2 3 6
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

Risiko tersetrum listrik (ada


19 instalasi listrik) 2 2 4
Pasien pulang tanpa
sepengetahuan perawat

Identifikasi risiko juga dapat dikategorikan berdasarkan dampak


sesuai dengan jenis-jenis insiden keselamatan pasien sebagaimana
dicontohkan dalam tabel berikut:
ERROR KATEGORI HASIL
No error A Kejadian atau yang berpotensi untuk
terjadinya kesalahan (KPC)
Error, no harm B Terjadi kesalahan sebelum obat
mencapai pasien (KNC)
C Terjadi kesalahan dan obat sudah
diminum/digunakan pasien tetapi tidak
membahayakan pasien (KTC)
D Terjadinya kesalahan, sehingga
monitoring ketat harus Dilakukan tetapi
tidak membahayakan pasien (KTC)

Error, harm E Terjadi kesalahan, hingga tx dan


intervensi lanjut diperlukan &kesalahan
ini memberikan efek yg buruk yg
sifatnya sementara (KTD)

F Terjadi kesalahan & mengakibatkan


pasien harus dirawat lebih lama di
RS serta memberikan efek buruk yang
sifatnya sementara (KTD)
G Terjadi kesalahan yang mengakibatkan
efek buruk yang bersifat
permanen (KTD )
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

H Terjadi kesalahan dan hampir merenggut


nyawa pasien contoh syok
anafilaktik (KTD)
Error, death I Terjadi kesalahan dan pasien meninggal
dunia (Sentinel)

B. Analisis Risiko
Analisa dilakukan dengan menentukan score risiko atau insiden
tersebut untuk menentukan prioritas penanganan dan level manajemen
yang harus bertanggung jawab untuk mengelola / mengendalikan risiko /
insiden tersebut termasuk dalam kategori biru / hijau / kuning / merah.
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

Hal ini akan menentukan evaluasi dan tata laksana selanjutnya. Untuk
risiko / insiden dengan kategori biru dan hijau maka evaluasi cukup
dengan investigasi sederhana sedangkan untuk kategori kuning dan
merah perlu dilakukan evaluasi lebih mendalam dengan metode RCA
(root cause analysis – reaktif / responsive) atau HFMEA (healthcare failure
mode effect analysis – proaktif)

C. Evaluasi Risiko
1. Risiko atau insiden yang sudah dianalisis akan dievaluasi lebih lanjut
sesuai skor dan grading yang didapat dalam analisis.

SKOR RISIKO = DAMPAK X PELUANG

2. Pemeringkatan memerlukan keterampilan dan pengetahuan yang


sesuai, dan meliputi proses berikut :
a. Menilai secara obyektif beratnya / dampak / akibat dan
menentukan suatu skor
b. Menilai secara obyektif kemungkinan / peluang / frekuensi suatu
peristiwa terjadi dan menentukan suatu skor
c. Mengalikan dua parameter untuk memberi skor risiko
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

3. Penilaian risiko akan dilaksanakan dalam dua tahap.


a. Tahap pertama akan diselesaikan oleh penilai risiko yang terlatih,
yang akan mengidentifikasi bahaya, efek yang mungkin terjadi dan
pemeringkatan risiko.
b. Tahap kedua dari penilaian akan dilakukan oleh Kepala Unit Kerja
yang akan melakukan verifikasi tahap pertama dan membuat
suatu rencana tindakan untuk mengatasi risiko.

Dari contoh terdahulu pada instalasi rawat inap, dapat dibuat


evaluasi sebagai berikut:
NAMA INSTALASI : Rawat inap
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

D. Kelola Risiko
Setelah analisis dan evaluasi selesai dilakukan, maka tahap
selanjutnya adalah pengelolaan risiko atau insiden dengan target
menghilangkan atau menekan risiko hingga ke level terendah (risiko sisa)
dan meminimalisir dampak atau kerugian yang timbul dari insiden yang
sudah terjadi.
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

E. Investigasi Sederhana
Dalam pengelolaan risiko / IKP yang masuk dalam kategori biru atau
hijau, maka tindak lanjut evaluasi dan penyelesaiannya dilakukan
dengan investigasi sederhana, melalui tahapan:
1. Identifikasi insiden dan di-grading
2. Mengumpulkan data dan informasi:
a. Observasi
b. Telaah dokumen
c. Wawancara
3. Kronologi kejadian
4. Analisa dan evaluasi sederhana:
a. Penyebab langsung :
1) individu
2) peralatan
3) lingkungan tempat kerja
4) prosedur kerja
b. Penyebab tidak langsung:
1) Individu
2) Tempat kerja
c. Rekomendasi: jangka pendek, jangka menengah, jangka panjang
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

LEMBAR KERJA INVESTASI SEDERHANA


LEMBAR KERJA INVESTIGASI SEDERHANA
untuk Bands Risiko BIRU / HIJAU
Penyebab Langsung Insiden :

Rekomendasi Penanggung Tanggal


Penyebab yang melatar belakangi / akar masalahjawab
insiden :

Tindakan yang akan dilaksanakan Penanggung Tanggal


jawab

Manager / Kepala Bagian / Kepala unit


Nama : Tanggal Mulai Investigasi :
Tanda tangan : Tanggal selesai Investigasi :
Manajemen Investigasi Lengkap : YA/TIDAK Tanggal :
resiko
Diperlukan investigasi lebih lanjut : YA / TIDAK
Investigasi setelah grading ulang : Hijau / Kuning/
Merah

Perbedaan Penyebab akar masalah dan faktor kontributor:


Tanyakan:
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

1. Akankah timbul masalah apabila penyebab tersebut tidak ada ?


2. Akankah masalah timbul bila penyebab ini dikoreksi / dieliminasi?
3. Akahkah eliminasi / koreksi penyebab menimbulkan insiden serupa
lagi?
4. Bila jawabannya TIDAK : akar masalah, YA : faktor kontributor

Di dalam menganalisa penyebab masalah, jangan berhenti hanya pada


penyebab langsung namun harus terus menggali hinga kepada akar masalah
sehingga penyelesaian yang direkomendasikan nantinya bukanlah
penyelesaian simptomatik semata melainkan benar-benar penyelesaian etiologi
yang dapat mencegah berulangnya insiden yang sama di kemudian hari.
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

Contoh kasus:
Pasien setelah menjalani fisioterapi pemanasan dengan alat mengalami luka
bakar derajat 1.
Petugas fisioterapinya adalah tenaga yang baru bekerja 1 bulan
Langkah yang dilakukan:
1. Identifikasi insiden dan mengumpulkan informasi (observasi, wawancara,
telaah RM)
2. Membuat laporan insiden keselamatan pasien dan kronologi kejadian
(lampiran 1)
3. Nilai Dampak = 3, karena cidera sedang
4. Nilai Probabilitas = 2, karena kejadiannya jarang terjadi (2-5 tahun sekali)
5. Skor risiko = 3 x 2 = 6
6. Kategori risiko moderate dengan warna bands hijau.
7. Maka dilakukan investigasi sederhana
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

F. RCA (Root Cause Analysis)


1. Langkah-langkah untuk melakukan analisis akar masalah (RCA):

a. Identifikasi Insiden: Root cause analysis digunakan untuk


menganalisa dan mengevaluasi IKP pada derajat kuning dan
merah.
b. Tentukan tim investigator yang mewakili berbagai komponen:
1) Subkomite keselamatan pasien
2) Subkomite mutu dan manajemen risiko
3) Bidang keperawatan dan perwakilan kepala ruang
4) Perwakilan kepala instalasi / bagian
5) Perwakilan klinisi
6) Personil lain yang dinilai perlu (misal dari komponen K3,
PPI, administrasi keuangan, kepegawaian, farmasi, logistik
dll sesuai IKP yang terjadi)
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

c. Dalam hal insiden sentinel maka tim investigator harus terdiri dari:
1) Expert insiden dan analis expert external (misal yang tidak
berlatar belakang medis)
2) Senior management expert (misal direktur medis)
3) Senior clinical expert (misal konsultan senior)
4) Orang yang mengetahui unit kerja / bagian terkait dengan baik
namun tidak terlibat langsung dalam insiden tersebut
Tim ini dibentuk oleh Komite Mutu dan Keselamatan Pasien yang
akan bertanggung jawab kepada Direksi RS. Tim diberi tenggang waktu
kerja sesuai grading untuk memberikan laporan kepada ketua komite mutu
dan keselamatan pasien.

2. Pengumpulan data dan informasi dilakukan di lapangan dengan


berbagai cara:
a. Observasi
Observasi langsung kepada praktek di lapangan dan tempat
kejadian
b. Telaah Dokumentasi
Meliputi penelusuran kepada rekam medik pasien dan seluruh
pedoman / panduan / SPO terkait dengan insiden untuk korelasi
keduanya
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

c. Wawancara
Dilakukan dalam sesi tertutup kepada setiap personil terkait
secara terpisah termasuk kepada pihak yang dirugikan / pasien
dalam insiden tersebut.
3. Tujuan pengumpulan informasi pada tahap ini:
a. Mengamankan informasi untuk memastikan dapat digunakan
selama investigasi dan jika
b. kasus disidangkan ke pengadilan
c. Identifikasi kebijakan dan prosedur yang relevan
d. Menggambarkan insiden secara akurat
e. Mengorganisasi informasi
f. Memberikan petunjuk kepada tim investigasi
4. Dokumentasi semua bukti yang berkaitan dengan insiden harus
dikumpulkan sesegera mungkin:
a. Semua catatan medis dan catatan keperawatan
b. Semua hasil pemeriksaan yang berhubungan dan penunjang
diagnostik
1) Incident report (laporan keselamatan pasien)
2) Kebijakan dan prosedur
3) Integrated care pathway yang berhubungan
4) Pernyataan-pernyataan dan hasil observasi
5) Bukti fisik
6) Daftar staf yang terlibat
7) Lakukan interview dengan semua orang yang terlibat
8) Informasi mengenai kondisi yang dapat mempengaruhi
terjadinya insiden (misal pergantian jaga, ketersediaan
petugas terlatih, kecukupan tenaga, dll)
5. Pemetaan kronologi kejadian dilakukan dengan cara:
a. Kronologi naratif : berguna pada laporan akhir insiden
b. Timeline: menelusuri rantai insiden secara kronologis dan berguna
untuk menemukanbagian dalan proses dimana insiden terjadi
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

c. Tubular Timeline: seperti timeline tapi lebih detail terutama dalam


hal good practice & CMP (care management problem), berguna
untuk kejadian yang berlangsung lama
d. Time-Person Grid: untuk mengetahui pergerakan dan keberadaan
seseorang sebelum, selama, dan sesudah kejadian. Berguna
pada kejadian yang melibatkan banyak orang namun dalam
periode waktu pendek.
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

6. CMP (Care Management Problem)


Adverse event yang berkaitan dengan penyimpangan dari standar
pelayanan yang telah ditetapkan dan berdampak langsung atau tidak
langsung kepada pasien.
Contoh :

7. Analisa Informasi
a. Tehnik 5 Whys (atau tehnik why – why)
Bertanya secara berlapis dengan tujuan menemukan akar
penyebab masalah, dengan mengidentifikasi gejala, penyebab
langsung, faktor kontributor, dan akhirnya akar salah. Dengan tehnik
ini, investigator tidak boleh berhenti bertanya walaupun sudah
menemukan pneyebab langsung sebelum menemukan akar penyebab
masalah.
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

8. Analisis perubahan
Digunakan bila dicurigai adanya perubahan praktek daripada prosedur
yang seharusnya.
Contoh: Kasus salah area operasi
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

9. Analisis Barrier
Contoh dari kasus di atas:

10. Analisis Fish Bone


KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

G. HFMEA (Healthcare Failure Mode Effect Analysis)


Di dalam upaya mengurangi kemungkinan terjadinya suatu
insiden, metode HFMEA digunakan untuk mengidentifikasi modus
kegagalan (kegagalan proses) yang berpotensi terjadi kemudian
Mengidentifikasi dampak yang mungkin timbul diikuti analisis akar
masalah, sebelum melakukan redisain proses untuk meminimalisir risiko
modus kegagalan / dampaknya kepada pasien. HFMEA merupakan
proses pro-aktif untuk memperbaiki kinerja dengan mencegah potensi
kegagalan sebelum terjadi sehingga akhirnya meningkatkan
keselamatan pasien. (F = failure, yaitu saat sistim tidak bekerja sesuai
yang diharapkan; M = mode, yaitu cara / perilaku yang dapat
menimbulkan kegagalan tersebut; E = effect, yaitu dampak / konsekuensi
dari modus kegagalan tadi; A = analysis, yaitu upaya investigasi
terhadap proses secara detail).
Pada prinsipnya langkah-langkah untuk menjalankan HFMEA
meliputi:
1. Identifikasi proses yang berisiko tinggi (IDENTIFIKASI)
2. Bentuk tim HFMEA (TIM)
3. Menggambarkan diagram dari proses tersebut (DIAGRAM
PROCESS)
4. Analisis hazard (HAZARD ANALYSIS):
a. Brainstorming kemungkinan kegagalan proses dan
menentukan dampaknya
b. Menentukan prioritas kegagalan proses yang akan diperbaiki
c. Menentukan akar masalah dari kegagalan proses yang
sudah diprioritaskan tadi
5. Implementasi dan monitoring hasil dari redisain proses tersebut
(ACTION & OUTCOME MEASURE)
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

a. Langkah 1. IDENTIFIKASI PROSES BERISIKO TINGGI


Proses yang dimaksud dapat merupakan proses yang baru dan
belum dilakukan (misalnya pembelian alat baru, pemakaian rekam
medik elektronik, redisain kamar bedah), proses yang sudah
berjalan, berisiko tinggi walaupun belum menimbulkan insiden
(misalnya pemeriksaan di laboratorium), proses klinik (misalnya
proses pelayanan kateterisasi jantung), atau proses non medik
(pembayaran tagihan pasien asuransi). Dalam menentukan proses
yang hendak dianalisis dengan HFMEA, kumpulan proses yang ada
digrading untuk menentukan skor risikonya (sebagaimana dalam
prosedur RCA, risk assessment).

Pertemuan TIm Bahasan pertemuan Waktu


Pra Pertemuan Identifikasi topik dan motivasi pada tim

Pertemuan 1 Gambarkan proses, identikasi sub proses,


verifikasi ruang lingkup
Pertemuan 2 Kunjungi unit kerja utk observasi proses,
verifikasi semua langkah &
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

sub proses apakah sudah benar sesuai


langkah 3)
Pertemuan 3 Identifikasi modus kegagalan , tugaskan
anggota tim utk berdiskusi dg
petugas yg terlibat dalam proses
(Langkah 3)
Pertemuan 4 Identifikasi penyebab modus kegagalan,
tugaskan anggota tim utk
berdiskusi dg petugas yg terlibat dalam
proses untuk informasi
tambahan (Langkah 3)
Pertemuan 5 Tuangkan modus kegagalan dan
penyebabnya pada lembar kerja
HFMEA (Langkah 3).
Lakukan analisa hazard (Langkah 4)
Identifikasi tindakan perbaikan dan
tindaklanjuti tanggung jawabnya
(langkah 5)
Pertemuan 6- 8 Tugaskan anggota tim menindaklanjuti.
plus 1 Tunjuk PIC utk setiap tindakan perbaikan
Pertemuan plus 2 Tindakan perbaikan berbasis umpan balik

Pertemuan plus 3 Uji perubahan yang diajukan

Pertemuan plus 4 Pertemuan dg pimpinan utk persetujuan


semua tindakan perbaikan
Post pertemuan Konsultan menindaklanjuti sampai
pebaikan lengkap
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

b. Langkah 2. TIM INVESTIGASI


Komposisi dan prosedurnya mirip seperti RCA di atas,
terdiri dari orang-orang multidisiplin yang tidak lebih dari 10
orang (idealnya 4-8 orang), memahami proses yang akan
dianalisa, mewakili unit yang akan dianalisa, dan memiliki
kemampuan berpikir kritikal. Tim melakukan pertemuan berkala
untuk melakukan pembahasan dengan agenda sebagai berikut:
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

c. Langkah 3. GAMBARKAN ALUR PROSES


Gambarkan seluruh tahapan dalam alur proses beserta
dengan sub-proses dari masing-masing tahapan proses:

Kemudian uraikan modus kegagalan (dalam sub proses) dari masing-masing


tahapan dalam alur proses tersebut.
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

d. Langkah 4. HAZARD ANALYSIS


Failure Mode (Kegagalan Proses) yang dipilih dijabarkan lebih
lanjut dan lebih detail dalam tabel berikut:
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

Dalam kaitan dengan contoh sebelumnya maka ke dalam tabel dapat


dituliskan sebagai berikut:

Untuk setiap hazard dengan score > / = 8, dianalisa lebih lanjut dengan Pohon
Keputusan (Decision Tree)
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

Bila dari analisa Pohon Keputusan berakhir pada STOP, maka


tidak perlu lagi meneruskan pencarian akar masalah untuk hazard ini
karena berarti hazard tersebut tidak prioritas. Sedangkan hazard
yang berakhir pada titik hijau sebagaimana gambar di atas, perlu
ditindaklanjuti sebagai langkah ke-5.
e. Langkah 5. ACTION & OUTCOME MEASURE
1) Tentukan apakah potensial penyebab modus kegagalan
dapat dikontrol, eliminasi, terima
2) Jelaskan tindakan untuk setiap potensial modus
kegagalan yang akan di eliminasi atau di kontrol
3) Identifikasi Ukuran Outcome yang digunakan analisa dan
uji redisain proses
4) Identifikasi penanggung jawab untuk melaksanakan
tindakan tersebut
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

5) Tentukan apakah diperlukan dukungan manajemen


puncak untuk melaksanakan rekomendasi
f. Menurunkan Risiko
Tujuan dari identifikasi dan menilai risiko adalah untuk
memastikan bahwa tindakan dilakukan untuk mengurangi risiko
pada tingkat terendah yang dapat dicapai.
1) Tabel penanda tingkat risiko dan skala waktu yang dapat
diterima untuk memulai tindakan.

g. Daftar Risiko
Daftar risiko adalah pusat dari proses manajemen risiko
rumah sakikt. Setelah identifikasi, penilaian, dan pengendalian
awal suatu risiko, risiko dan rencana tindakan yang berhubungan
dengannya akan dimasukkan ke dalam daftar risiko unit kerja.
Untuk mengurangi administrasi, risiko ”rendah” tidak perlu
dimasukkan ke dalam daftar. Risiko ekstrim yang dapat
membahayakan sasaran-sasaran organisasi secara bermakna,
juga akan dicatat dalam daftar risiko korporat. Salinan dari
seluruh penilaian perlu untuk dipelihara.
Kepala Unit Kerja harus menentukan siapa yang akan
menangani penilaian risiko di dalam unit kerja mereka masing-
masing.
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

2) Daftar Risiko Unit Kerja


Daftar risiko unit kerja dan rencana tindakan yang
berhubungan akan ditinjau, didiskusikandan dimutakhirkan
pada pertemuan Tim Manajemen Risiko setiap bulan.
3) Daftar Risiko Korporat
a) Daftar risiko korporat adalah suatu dokumen yang
didisain untuk memberi informasi kepada Direksi
Rumah Sakit perihal risiko tingkat tertinggi di rumah
sakit; dan menjamin pengendalian serta tindakan telah
dilakukan berupa menghilangkan risiko atau
menurunkannya sampai pada tingkat terendah yang
mungkin.
b) Risiko ekstrim dengan skor 15 atau lebih pada daftar
risiko unit kerja akan dimasukkan dalam daftar risiko
korporat. Proses ini akan dilakukan oleh Tim
Manajemen Risiko.
4) Komite Mutu dan Keselamatan Pasien akan meninjau
daftar risiko korporat sebelum diserahkan kepada Direksi
Rumah Sakit.
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

g. Pengawasan, Audit, dan Peninjauan


1) Kebijakan ini akan diawasi melalui audit tahunan melihat
kepada sampel Form Penilaian Risiko, daftar risiko unit kerja
dan daftar risiko korporat.
2) Audit
3) Tinjauan notulen dari tim unit kerja, komite mutu dan
keselamatan pasien serta direksi rumah sakit untuk
mengkonfirmasi diskusi seputar manajemen risiko.
h. Komunikasi dan Konsultasi
Di dalam melaksanakan tugasnya tim manajemen risiko
harus terus menerus menjalin komunikasi dengan berbagai pihak
baik yang terkait langsung dengan risiko / insiden maupun yang
tidak terkait namun memiliki pengetahuan mengenai risiko /
insiden yang sedang dievaluasi. Di dalam melaksanakan
fungsinya, tim dapat pula berkonsultasi baik secara internal
maupun external sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan dari
masalah yang sedang dievaluasi. Di dalam melakukan evaluasi,
tim diharapkan dapat bekerja independen sehingga mampu
menghasilkan evaluasi yang objektif dan akhirnya membuat
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

rekomendasi (ACTION PLAN) yang benar-benar sesuai dengan


kebutuhan untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien.

BAB IV
PELAPORAN

A. Mekanisme Pelaporan
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 03.04.03

RUMAH SAKIT TINGKAT III 03.06.01 CIREMAI


RAHASIA, TIDAK BOLEH DI FOTOCOPY, DILAPORKAN MAKSIMAL 2 X 24
JAM

LAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN:


KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

KNC, KTD, KTD DAN KEJADIAN SENTINEL


RUMAH SAKIT TINGKAT IV SINGKAWANG

1. DATA PASIEN
a. Nama : …………………….………………………….…………
b. No RM : ……………………..…. Ruangan : …………………
c. Umur* :
 0-1 bulan  > 1 bulan – 1 tahun
 > 1 tahun – 5 tahun  > 5 tahun – 15 tahun
 > 15 tahun – 30 tahun  > 30 tahun – 65 tahun
 > 65 tahun
d. Jenis kelamin :  Laki-laki  Perempuan
e. Penanggung biaya pasien :
 Umum  Asuransi Swasta
 BPJS AD  Perusahaan
 BPJS Mandiri  Lain-lain :……....
f. Tanggal Masuk RS :……………………………. Jam :………...……

2. RINCIAN KEJADIAN
a. Tanggal dan Waktu Insiden :…………………… Jam :.. ……………
b. Insiden : ………………………………....................................
c. Kronologis Insiden :
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………….……
d. Jenis Insiden* :
 Kejadian Nyaris Cedera/KNC (Near miss)
 Kejadian Tidak Cedera/KTC (No Harm)
 Kejadian Tidak Diharapkan/KTD (Adverse Event)
 Kejadian Sentinel (Sentinel Event)
e. Orang Pertama Yang Melaporkan Insiden*
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

 Karyawan : Dokter / Perawat / Petugas lainnya


 Pasien
 Keluarga / Pendamping pasien
 Pengunjung
 Lain-lain …………………………………………………………….
(sebutkan)
f. Insiden terjadi pada* :
 Pasien
 Lain-lain …………………………………………………………….
(sebutkan)
Mis : Karyawan / Pengunjung / Pendamping / Keluarga pasien,
lapor ke K3RS
g. Insiden menyangkut pasien :
 Pasien rawat inap
 Pasien rawat jalan
 Pasien UGD
 Lain-lain …………………………………………………………….
(sebutkan)
h. Tempat Insiden ………………………..……....................................
(sebutkan)
(Tempat pasien berada)
i. Insiden terjadi pada pasien : (sesuai kasus penyakit /
spesialisasi)
 Penyakit Dalam dan Subspesialisasinya
 Anak dan Subspesialisasinya
 Bedah dan Subspesialisasinya
 Obstetri Gynekologi dan Subspesialisasinya
 THT dan Subspesialisasinya
 Mata dan Subspesialisasinya
 Saraf dan Subspesialisasinya
 Anastesi dan Subspesialisasinya
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

 Ortopedi dan Subspesialisasinya


 Gigi dan Subspesialisasinya
 Jiwa dan Subspesialisasinya
 Lain-lain ………………………………………………………...……
(sebutkan)
j. Unit / Departemen terkait yang menyebabkan insiden
Unit kerja penyebab …………………….………………………...…..
(sebutkan)
k. Akibat Insiden Terhadap Pasien* :
 Kematian
 Cedera Irreversibel/Cedera Berat
 Cedera Reversibel/Cedera Sedang
 Cedera Ringan
 Tidak ada cedera
l. Tindakan yang dilakukan segera setelah kejadian, dan
hasilnya :
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…………………………………………………….………………………
m. Tindakan dilakukan oleh* :
 Tim : terdiri dari : ……………....………………………………….
 Dokter
 Perawat
 Petugas lainnya ………………………….……...........................

n. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain?*


 Ya  Tidak
Apabila ya, isi bagian dibawah ini.
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

Kapan? dan Langkah / tindakan apa yang telah diambil pada


Unit kerja tersebut untuk mencegah terulangnya kejadian
yang sama ?
…………………………………………….
…………………………………………………………………..……..….
………………………………………………........................……….....
….
……………………………………………………………………………
……………………….……

Pembuat : .............................. Penerima : ..............................


Laporan . Laporan .
: .............................. : ..............................
Paraf Paraf
. .
: .............................. : ..............................
Tgl Lapor Tgl terima
. .

Grading Risiko Kejadian* (Diisi oleh atasan pelapor) :


 BIRU  HIJAU  KUNING  MERAH
NB. * = pilih satu jawaban

RAHASIA, TIDAK BOLEH DIFOTOCOPY, DILAPORKAN MAKSIMAL 2 x 24


JAM
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

LAPORAN KONDISI POTENSIAL CEDERA / KPC


RUMAH SAKIT TINGKAT IV SINGKAWANG

1. Tanggal dan Waktu ditemukan Kondisi Potensi Cedera (KPC)

Tanggal : .............................................................. Jam .............................

2. Kondisi Potensial Cedera (KPC) :


....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................

3. Orang Pertama Yang Melaporkan Insiden*


 Karyawan : Dokter / Perawat / Petugas lainnya
 Pasien
 Keluarga / Pendamping pasien
 Pengunjung
 Lain-
lain ..............................................................................................................
...... (sebutkan)

4. Lokasi diketahui KPC


....................................................................................................................
(sebutkan)

5. Unit / Departemen terkait KPC


....................................................................................................................
(sebutkan)

6. Tindakan apa yang dilakukan untuk mengatasi kondisi potensi cedera


selama ini ?
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................

7. Tindakan dilakukan oleh* :


 Tim : terdiri dari :…………………………..…………………………..
 Dokter
 Perawat
 Petugas lain ....................................................................................

8. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain?*


 Ya  Tidak
Apabila ya, isi bagian dibawah ini.
Kapan ? dan Langkah / tindakan apa yang telah diambil pada Unit kerja
tersebut
untuk mencegah terulangnya kondisi yang sama?
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................

: ................................. Penerima : ...............................


Pembuat
.. Laporan ..
Laporan

: ................................. : ...............................
Paraf
Paraf .. .

Tgl : ................................. : ...............................


Tgl Terima
Lapor .. ..
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG

BAB V
PENUTUP

Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan di


rumah sakit maka pelaksanaan kegiatan keselamatan pasien rumah sakit
sangatlah penting. Melalui kegiatan ini diharapkan menjadikan acuan dalam
pengelolaan resiko yang terjadi di Rumah sakit dapat lebih meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap Rumah Sakit Tk. Iv Singkawang.
Manajemen resiko ini merupakan never ending proses, karena itu diperlukan
budaya termasuk motivasi yang cukup tinggi untuk bersedia melaksanakan
program keselamatan pasien secara berkesinambungan dan berkelanjutan.

Di tetapkan di : Singkawang
Pada Tanggal : 03 Januari 2019

Kepala Rumah Sakit Tk.IV 12.07.01 Singkawang

dr. Bowo Hery Prasetyo,Sp.S


Mayor Ckm NRP 11050020650977

Anda mungkin juga menyukai