BUKU PANDUAN
MANAJEMEN RISIKO
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG
BAB I
DEFINISI
A. Pendahuluan
Rumah sakit yang menerapkan prinsip keselamatan pasien
berkewajiban untuk mengidentifikasi dan mengendalikan seluruh risiko
strategis dan operasional yang penting. Hal ini mencakup seluruh area
baik manajerial maupun fungsional, termasuk area pelayanan, tempat
pelayanan, juga area klinis.
Rumah sakit perlu menjamin berjalannya sistim untuk mengendalikan
dan mengurangi risiko. Manajemen risiko berhubungan erat dengan
pelaksanaan keselamatan pasien rumah sakit dan berdampak kepada
pencapaian sasaran mutu rumah sakit. Ketiganya berkaitan erat dalam
suaturangkaian yang tidak dapat dipisahkan.
Hal ini meliputi dua hal:
1. Identifikasi proaktif dan pengelolaan potensi risiko utama yang dapat
mengancam pencapaian sasaran mutu pelayanan rumah sakit.
2. Reaktif atau responsif terhadap kerugian akibat dari keluhan, klaim,
dan insiden, serta respon terhadap laporan atau audit internal atau
eksternal.
Panduan ini akan menjelaskan mekanisme dan tanggung jawab untuk:
1. Identifikasi risiko
2. Analisa Risiko
3. Evaluasi risiko
4. Pengendalian risiko / mengelola risiko
5. Mencatat risiko (risk register)
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG
B. Tujuan Panduan
1. Memberikan panduan sistim manajemen risiko yang baku dan berlaku
di rumah sakit.
2. Memastikan sistim manajemen risiko berjalan dengan baik agar
proses Identifikasi, analisa, dan pengelolaan risiko ini dapat
memberikan manfaat bagi keselamatan pasien dan peningkatan mutu
rumah sakit secara keseluruhan.
3. Membangun sistim monitoring dan komunikasi serta konsultasi yang
efektif demi tercapainya tujuan di atas dan penerapan yang
berkesinambungan.
C. Batasan operasional
1. Risiko : peluang / probabilitas timbulnya suatu insiden (menurut
WHO), yang akan berdampak merugikan bagi pencapaian sasaran-
sasaran keselamatan pasien dan menurunkan mutu pelayanan.
2. Manajemen Risiko Rumah Sakit: merupakan upaya mengidentifikasi
dan mengelompokkan risiko (grading) dan mengendalikan / mengelola
risiko tersebut baik secara proaktif risiko yang mungkin terjadi maupun
reaktif terhadap insiden yang sudah terjadi agar memberikan dampak
negative seminimal mungkin bagi keselamatan pasien dan mutu
rumah sakit.
3. Insiden Keselamatan Pasien (IKP): setiap kejadian yang tidak
disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cidera pada pasien. IKP terdiri dari Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak
Cedera (KTC), dan Kejadian Potensial Cedera (KPC).
4. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD): adalah insiden yang
mengakibatkan cidera pada pasien.
5. Kejadian Nyaris Cidera (KNC): adalah insiden yang berpotensi
menimbulkan cidera pada pasien tapi yang belum sampai terpapar ke
pasien sehingga tidak ada cidera pada pasien.
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG
BAB II
RUANG LINGKUP
BAB III
TATA LAKSANA
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG
Rekam medik
a. Kegagalan memperoleh informed consent
b. Kesalahan pelabelan rekam medik
6
c. Kebocoran informasi rekam medik
d. Ketidaklengkapan catatan dalam rekam medik
e. Kehilangan / kesalahan penyimpanan rekam medik
Obat
a. Penulisan resep yang tidak baik
b. Riwayat alergi obat tidak teridentifikasi
7 c. Kesalahan dosis obat
d. Obat rusak / expired
e. Kesalahan identifikasi pasien dalam pemberian obat
f. Kegagalan memonitor efek samping obat
Keamanan
a. Pencurian
8
b. Pasien hilang
c. Lingkungan yang tidak aman
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG
B. Analisis Risiko
Analisa dilakukan dengan menentukan score risiko atau insiden
tersebut untuk menentukan prioritas penanganan dan level manajemen
yang harus bertanggung jawab untuk mengelola / mengendalikan risiko /
insiden tersebut termasuk dalam kategori biru / hijau / kuning / merah.
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG
Hal ini akan menentukan evaluasi dan tata laksana selanjutnya. Untuk
risiko / insiden dengan kategori biru dan hijau maka evaluasi cukup
dengan investigasi sederhana sedangkan untuk kategori kuning dan
merah perlu dilakukan evaluasi lebih mendalam dengan metode RCA
(root cause analysis – reaktif / responsive) atau HFMEA (healthcare failure
mode effect analysis – proaktif)
C. Evaluasi Risiko
1. Risiko atau insiden yang sudah dianalisis akan dievaluasi lebih lanjut
sesuai skor dan grading yang didapat dalam analisis.
D. Kelola Risiko
Setelah analisis dan evaluasi selesai dilakukan, maka tahap
selanjutnya adalah pengelolaan risiko atau insiden dengan target
menghilangkan atau menekan risiko hingga ke level terendah (risiko sisa)
dan meminimalisir dampak atau kerugian yang timbul dari insiden yang
sudah terjadi.
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG
E. Investigasi Sederhana
Dalam pengelolaan risiko / IKP yang masuk dalam kategori biru atau
hijau, maka tindak lanjut evaluasi dan penyelesaiannya dilakukan
dengan investigasi sederhana, melalui tahapan:
1. Identifikasi insiden dan di-grading
2. Mengumpulkan data dan informasi:
a. Observasi
b. Telaah dokumen
c. Wawancara
3. Kronologi kejadian
4. Analisa dan evaluasi sederhana:
a. Penyebab langsung :
1) individu
2) peralatan
3) lingkungan tempat kerja
4) prosedur kerja
b. Penyebab tidak langsung:
1) Individu
2) Tempat kerja
c. Rekomendasi: jangka pendek, jangka menengah, jangka panjang
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG
Contoh kasus:
Pasien setelah menjalani fisioterapi pemanasan dengan alat mengalami luka
bakar derajat 1.
Petugas fisioterapinya adalah tenaga yang baru bekerja 1 bulan
Langkah yang dilakukan:
1. Identifikasi insiden dan mengumpulkan informasi (observasi, wawancara,
telaah RM)
2. Membuat laporan insiden keselamatan pasien dan kronologi kejadian
(lampiran 1)
3. Nilai Dampak = 3, karena cidera sedang
4. Nilai Probabilitas = 2, karena kejadiannya jarang terjadi (2-5 tahun sekali)
5. Skor risiko = 3 x 2 = 6
6. Kategori risiko moderate dengan warna bands hijau.
7. Maka dilakukan investigasi sederhana
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG
c. Dalam hal insiden sentinel maka tim investigator harus terdiri dari:
1) Expert insiden dan analis expert external (misal yang tidak
berlatar belakang medis)
2) Senior management expert (misal direktur medis)
3) Senior clinical expert (misal konsultan senior)
4) Orang yang mengetahui unit kerja / bagian terkait dengan baik
namun tidak terlibat langsung dalam insiden tersebut
Tim ini dibentuk oleh Komite Mutu dan Keselamatan Pasien yang
akan bertanggung jawab kepada Direksi RS. Tim diberi tenggang waktu
kerja sesuai grading untuk memberikan laporan kepada ketua komite mutu
dan keselamatan pasien.
c. Wawancara
Dilakukan dalam sesi tertutup kepada setiap personil terkait
secara terpisah termasuk kepada pihak yang dirugikan / pasien
dalam insiden tersebut.
3. Tujuan pengumpulan informasi pada tahap ini:
a. Mengamankan informasi untuk memastikan dapat digunakan
selama investigasi dan jika
b. kasus disidangkan ke pengadilan
c. Identifikasi kebijakan dan prosedur yang relevan
d. Menggambarkan insiden secara akurat
e. Mengorganisasi informasi
f. Memberikan petunjuk kepada tim investigasi
4. Dokumentasi semua bukti yang berkaitan dengan insiden harus
dikumpulkan sesegera mungkin:
a. Semua catatan medis dan catatan keperawatan
b. Semua hasil pemeriksaan yang berhubungan dan penunjang
diagnostik
1) Incident report (laporan keselamatan pasien)
2) Kebijakan dan prosedur
3) Integrated care pathway yang berhubungan
4) Pernyataan-pernyataan dan hasil observasi
5) Bukti fisik
6) Daftar staf yang terlibat
7) Lakukan interview dengan semua orang yang terlibat
8) Informasi mengenai kondisi yang dapat mempengaruhi
terjadinya insiden (misal pergantian jaga, ketersediaan
petugas terlatih, kecukupan tenaga, dll)
5. Pemetaan kronologi kejadian dilakukan dengan cara:
a. Kronologi naratif : berguna pada laporan akhir insiden
b. Timeline: menelusuri rantai insiden secara kronologis dan berguna
untuk menemukanbagian dalan proses dimana insiden terjadi
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG
7. Analisa Informasi
a. Tehnik 5 Whys (atau tehnik why – why)
Bertanya secara berlapis dengan tujuan menemukan akar
penyebab masalah, dengan mengidentifikasi gejala, penyebab
langsung, faktor kontributor, dan akhirnya akar salah. Dengan tehnik
ini, investigator tidak boleh berhenti bertanya walaupun sudah
menemukan pneyebab langsung sebelum menemukan akar penyebab
masalah.
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG
8. Analisis perubahan
Digunakan bila dicurigai adanya perubahan praktek daripada prosedur
yang seharusnya.
Contoh: Kasus salah area operasi
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG
9. Analisis Barrier
Contoh dari kasus di atas:
Untuk setiap hazard dengan score > / = 8, dianalisa lebih lanjut dengan Pohon
Keputusan (Decision Tree)
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG
g. Daftar Risiko
Daftar risiko adalah pusat dari proses manajemen risiko
rumah sakikt. Setelah identifikasi, penilaian, dan pengendalian
awal suatu risiko, risiko dan rencana tindakan yang berhubungan
dengannya akan dimasukkan ke dalam daftar risiko unit kerja.
Untuk mengurangi administrasi, risiko ”rendah” tidak perlu
dimasukkan ke dalam daftar. Risiko ekstrim yang dapat
membahayakan sasaran-sasaran organisasi secara bermakna,
juga akan dicatat dalam daftar risiko korporat. Salinan dari
seluruh penilaian perlu untuk dipelihara.
Kepala Unit Kerja harus menentukan siapa yang akan
menangani penilaian risiko di dalam unit kerja mereka masing-
masing.
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG
BAB IV
PELAPORAN
A. Mekanisme Pelaporan
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG
1. DATA PASIEN
a. Nama : …………………….………………………….…………
b. No RM : ……………………..…. Ruangan : …………………
c. Umur* :
0-1 bulan > 1 bulan – 1 tahun
> 1 tahun – 5 tahun > 5 tahun – 15 tahun
> 15 tahun – 30 tahun > 30 tahun – 65 tahun
> 65 tahun
d. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
e. Penanggung biaya pasien :
Umum Asuransi Swasta
BPJS AD Perusahaan
BPJS Mandiri Lain-lain :……....
f. Tanggal Masuk RS :……………………………. Jam :………...……
2. RINCIAN KEJADIAN
a. Tanggal dan Waktu Insiden :…………………… Jam :.. ……………
b. Insiden : ………………………………....................................
c. Kronologis Insiden :
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………….……
d. Jenis Insiden* :
Kejadian Nyaris Cedera/KNC (Near miss)
Kejadian Tidak Cedera/KTC (No Harm)
Kejadian Tidak Diharapkan/KTD (Adverse Event)
Kejadian Sentinel (Sentinel Event)
e. Orang Pertama Yang Melaporkan Insiden*
KESEHATAN DAERAH MILITER XII/TANJUNGPURA
RUMAH SAKIT TK. IV 12.07.01 SINGKAWANG
....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
: ................................. : ...............................
Paraf
Paraf .. .
BAB V
PENUTUP
Di tetapkan di : Singkawang
Pada Tanggal : 03 Januari 2019