PROGRAM KERJA
Berbagai perubahan telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir, baik isu yang
berkembang diluar lingkungan maupun yang terjadi secara internal didalam BLUD
RS Konawe Selatan. Isu tentang keterbatasan akses pelayanan kesehatan pada
sebagian masyarakat tertentu, perkembangan ilmu dan teknologi, huge burden
disease, perubahan regulasi pemerintah, hingga semakin terbukanya batas – batas
informasi yang berimbas terhadap makin kritisnya pelanggan terhadap pelayanan
kesehatan.
2
BAB II
LATAR BELAKANG
Rumah Sakit adalah suatu institusi Pelayanan Kesehatan yang kompleks, padat
pakar dan padat modal.Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di Rumah Sakit
menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan dan penelitian serta mencakup
berbagai tindakan maupun jenis disiplin.Agar rumah sakit harus memiliki sumber
daya manusia profesional baik dibidang teknis medis maupun administrasi kesehatan.
Untuk menjaga dan meningkatkan mutu , rumah sakit harus mempunyai suatu
ukuranyang menjamin peningkatan mutu dan keselamatan pasien di semua tingkatan.
Pengukuran mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit sudah diawali dengan
penilaian akreditasi rumah sakit yang mengukur dan memecahkan masalah pada
tingkat input dan proses. Pada kegiatan ini rumah sakit harus melakukan berbagai
standard dan prosedur yang ditetapkan.Rumah sakit dipicu untuk dapat menilai diri
(self assessment) dan memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan. Sebagai kelanjutan untuk mengukur hasil kerjanya perlu ada alat ukur
yang lain, yaitu instrument mutu pelayanan rumah sakit yang menilai dan
memecahkan masalah pada hasil (output). Tanpa mengukur hasil kinerja rumah sakit
tidak dapat diketahui apakah input dan proses yang baik telah menghasilkan output
yang baik pula. Indikator rumah sakit disusun bertujuan mengukur kinerja rumah
sakit serta nyata sesuai standar yang ditetapkan.
Pelayanan kesehatan berisiko bagi pasien, survey menunjukkan bahwa satu
diantara sepuluh orang yang dirawat di rumah sakit mengalami insiden keselamatan
pasien (Healy & Dugdale 2009 ; Vinvent 2010 ). Studi di beberapa tempat
menunjukkan hasil serupa. Di London, suatu retrospektif pada 1014 rekam media
menunjukkan adanya insiden keselamatan pasien pada 10,8 % rekam medis ( sekitar
50 % diantaranya dapat dicegah dan sepertiganya menyebabkan cacat serta kematian
(Vincent et al.,2001). Studi di Kanada (2004) menemukan adanya insiden
keselamatan pasien sebesar 7,5 % per 100 admisi, 39,6% diantaranya dapat dicegah
dan 20,8 % menyebabkan kematian ( baker et al., 2004 ).
Insiden keselamatan pasien di Negara berkembang lebih serius daripada di
Negara industry. Tahun 2006 dilakukan studi oleh the World Health Organisation
( WHO ), Eastern Mediterranean Regions ( EMRO ) dan African Regions ( AFRO ) di
8 negara berkembang. Hasilnya insiden keselamatan pasien terjadi pada 2,5 % - 18,4
% dari 15,548 rekam medis di 26 rumah sakit, 83 % diantaranya dapat dicegah, 30 %
berhubungan dengan kematian pasien dan 34% berkaitan dengan kesalahan terapeutik
pada situasi klinik yang relative tidak komplek ( Wilson et al., 2012 ).
WHO melaporkan studi pada 58 rumah sakit di Argentina, Colombia, Cista Rica
Mexico dan Peru oleh IBEAS ( The Lattin American study of Advents ) dan
melibatkan 11.379 pasien rawat inap, hasilnya 10 % admisi mengalami insiden
keselamatan pasien akibat pelayanan kesehatan. Resiko meningkat dua kali lipat
ketika durasi rawat inap dipertimbanhkan (WHO,2011).
3
Di Indonesia, meskipun publikasi tentang malpraktik cukup sering muncul di
media massa, namun data resmi insiden keselamatanm pasien masih jarang ditemui.
Penelitian pertama tentang keselamatan pasien di Indonesia dilakukan di 15 rumah
sakit dengan 4500 rekam medik. Hasilnya menunjukkan angka insiden keselamatan
pasien berkisar antara 8,0 % - 98,2 % untuk kesalahan pengobatan (utarini et al.,
2000 cit. Utarini, 2012 ).
Semakin berkembangnya ilmu dan teknologi pelayanan kesehatan khususnya di
rumah sakit menjadi semakin kompleks dan berpotensi terjadinya kejadian tidak
diharapkan (KTD), apabila tidak dilakukan dengan hati – hati. Di rumah sakit
terdapat ratusan macam obat, ratusan tes dan prosedur, banyak alat dengan
teknologinya, bermacam jenis tenaga profesi dan non profesi yang siap memberikan
pelayanan pasien 24 jam terus menerus. Keberagaman dan kerutinan pelayanan
tersebut apabila tidak dikelola dengan baik dapat terjasi KTD.
Berdasarkan data pada tahun 2011, KKP-RS melaporkan insiden keselamatan
pasien sebanyak 34 insiden yang terdiri dari KNC 18,5 %, KTD 14,, 4 % dan 22,65
% diantaranya meninggal. Data tentang KTD di Indonesia belum mewakili kejadian
KTD yang sebenarnya terjadi.Dalam kenyataannya masalah kesalahan medis dan
sistem pelayanan kesehatan mencerminkan fenomena gunung es, karena yang
terdeteksi adalah kejadian adverse event yang ditemukan secara kebetulan
saja.Melihat hal tersebut diatas maka Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien Mutlak menjadi keharusan yang harus dijalankan BLUD RS Konawe Selatan.
4
BAB III
TUJUAN
A. Tujuan Umum
1. Meningkatkan mutu dan keselamatan pasien di RS yangberkesinambungan
2. Terlaksananya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit yang memenuhi
standar pelayanan, keselamatan pasien dan memberikan kepuasaan kepada
pasien secara berkelanjutan dan berkesinambungan.
B. Tujuan Khusus
1. Memberikan siklus PDSA dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan
pasien
2. Meningkatan mutu klinis pelayanan rumah sakit berkelanjutan
3. Meningkatan mutu manajemen rumah sakit berkelanjutan
4. Meningkatkan pemenuhan sasaran keselamatan pasien
5. Memberikan masukan dan pertimbangan kepada Direktur RS dalam rangka
pengambilan kebijakan terkait PMKP
6. Meningkatkan peran Manajemen dan seluruh staf rumah sakit dalam
mendukung Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
5
BAB IV
7
BAB V
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
A. Metode
Metode yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan adalah dengan
menggunakanPDSA, yaitu :
1. Setiap kegiatan dibuatkan rencana ( plan )
2. Pelaksanaan kegiatan ( do )
3. Pembuatan laporan kegiatan, validitas, dan analisisnya ( study)
4. Upaya perbaikan yang kakan dilaksanakan berdasarkan analisis ( action )
9
6. Komite peningkatan Mutu dan Keselamatan PAsien bertanggung jawab
mengkoordinasi pengumpulan data indicator klinis yang sudah dicatat dan
direkapitulasi oleh setiap unit pelayanan dan dilakukan analisa pada akhir
bulan.
7. Setiap 3 bulan sekalidilakukan analisis menyeluruh untuk rekomendasi
kepada Direktur BLUD RS Konawe Selatan.
10
BAB VI
SASARAN
11
BAB V
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
NO KEGIATAN JAN-20 FEB-20 MAR-20 APR-20 MEI-20 JUN-20 JUL-20 AGU-20 SEP-20
1 Pengukuran mutu nasional SETIAP BULAN
2 Peningkatan mutu pelayanan
klinis prioritas rumah sakit yang
meliputi penetapan peningkatan
mutu area klinis prioritas yang
dilengkapi dengan indikator-
indikator mutu area klinis, area
manajemen, dan area sasaran
keselamatan pasien
a. Pemilihan jenis pelayanan
klinis prioritas
b. Pemilihan indikator mutu
prioritas (IAK, IAM, ISKP)
c. Pemilihan 5 PPK-CP Prioritas
d. Audit Medik/Audit Klinis
e. Pengumpulan data, analisa,
interpretasi data,feedback SETIAP BULAN
data
12
NO KEGIATAN JAN-20 FEB-20 MAR-20 APR-20 MEI-20 JUN-20 JUL-20 AGU-20 SEP-20
f. Pelaporan SETIAP BULAN
3 Peningkatan mutu unit,
pemilihan dan penetapan
indikator mutu unit
a. Pemilihan indikator
b. Penetapan indikator
c. Pengumpulan dan analisa
SETIAP BULAN
data
d. Pelaporan Indikator SETIAP BULAN
e. Rencana perbaikan dan
pelaksanaan perbaikan
f. Monitoring mutu SETIAP BULAN
4 Monitoring mutu pelayanan
lainnya (Kontrak, pengadaan,
SETIAP BULAN
pelayanan anestesi bedah,
pelayanan PONEK, dll)
5 Pengumpulan data, analisis,
pelaporan dan feedback data SETIAP BULAN
indikator mutu terintegrasi
6 Pemilihan evaluasi prioritas
kepatuhan standar pelayanan
kedokteran di RS dan evaluasi
kepatuhan standar 5 per tahun
13
terhadap standar pelayanan
kedokteran di RS pada masing-
masing kelompok staf medis
7 Audit medis dan atau audit
klinis
8 Penilaian kinerja professional
pemberi asuhan, staf klinis non
klinis
9 Evaluasi kepuasan pasien
10 Budaya Keselamatan
11 Pelaporan Insiden Keselamatan JIKA ADA INSIDEN
12 Manajemen Risiko
Lanjutan..
NO KEGIATAN JAN-20 FEB-20 MAR-20 APR-20 MEI-20 JUN-20 JUL-20 AGUS-20 SEPT-20
1 Pengukuran mutu nasional SETIAP BULAN
2 Peningkatan mutu pelayanan
klinis prioritas rumah sakit yang
meliputi penetapan peningkatan
mutu area klinis prioritas yang
dilengkapi dengan indikator-
14
indikator mutu area klinis, area
manajemen, dan area sasaran
keselamatan pasien
g. Pemilihan jenis pelayanan
klinis prioritas
h. Pemilihan indikator mutu
prioritas (IAK, IAM, ISKP)
i. Pemilihan 5 PPK-CP Prioritas
j. Audit Medik/Audit Klinis
k. Pengumpulan data, analisa,
interpretasi data,feedback SETIAP BULAN
data
l. Pelaporan SETIAP BULAN
3 Peningkatan mutu unit,
pemilihan dan penetapan
indikator mutu unit
g. Pemilihan indikator
h. Penetapan indikator
i. Pengumpulan dan analisa
SETIAP BULAN
data
j. Pelaporan Indikator SETIAP BULAN
k. Rencana perbaikan dan
pelaksanaan perbaikan
l. Monitoring mutu SETIAP BULAN
15
4 Monitoring mutu pelayanan
lainnya (Kontrak, pengadaan,
SETIAP BULAN
pelayanan anestesi bedah,
pelayanan PONEK, dll)
5 Pengumpulan data, analisis,
pelaporan dan feedback data SETIAP BULAN
indikator mutu terintegrasi
6 Pemilihan evaluasi prioritas
kepatuhan standar pelayanan
kedokteran di RS dan evaluasi
kepatuhan standar 5 per tahun
terhadap standar pelayanan
kedokteran di RS pada masing-
masing kelompok staf medis
7 Audit medis dan atau audit
klinis
8 Penilaian kinerja professional
pemberi asuhan, staf klinis non
klinis
9 Evaluasi kepuasan pasien
10 Budaya Keselamatan
11 Pelaporan Insiden Keselamatan JIKA ADA INSIDEN
12 Manajemen Risiko SETIAP BULAN
16
BAB VIII
EVALUASI DAN PELAKSANAAN KEGIATAN
17
BAB IX
PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN
18
h. Setelah melakukan RCA, koordinator KPRS akan membuat laporan
dan rekomendasi untuk perbaikan serta pembelajaran berupa petunjuk /
aturan baru / safety alert untuk mencegah kejadian terulang kembali.
i. Hasil RCA, rekomendasi dan rencana tindak lanjut dilaporkan ke
Direktur
j. Rekomendasi untuk perbaikan dan pembelajaran diberikan umpan
balik kepada unit kerja terkait.
k. Unit kerja membuat analisis dan trend kejadian kerja masing-masing.
19
BAB X
PEMBIAYAAN DAN ANGGARAN
A. Pembiayaan
B. Anggaran
Seluruh pembiayaan yang dikeluarkan berasal dari APBD BLUD RS Konawe
Selatan
20
BAB XI
PENUTUP
Ditetapkan di : Andoolo
Pada tanggal : 13 Juni 2022
Direktur,
21