BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perbaikan mutu pelayanan medis merupakan salah satu faktor penting dalam
pengembangan layanan rumah sakit. Hal ini merupakan salah satu indikator baik
buruknya pelayanan rumah sakit. Mutu pelayanan juga terkait dengan keselamatan, baik
pasien, tenaga medis, maupun manajemen rumah sakit. Perbaikan mutu pelayanan
medis juga merupakan bentuk pencegahan terjadinya medical error.
Menurut UU Nomer 29 Tahun 2004, audit medis adalah bentuk evaluasi berkala
terhadap mutu pelayanann pasien dengan menggunakan rekam medisnya yang dilakukan
oleh profesi medis. Berdasarkan undang-undang ini, setiap dokter dan dokter gigi wajib
menyelenggarakan kendali mutu melalui audit medis pada penyelenggaraan praktik
kedokteran.
Komite medik Rumkit Tk.IV Madiun, sebagai wadah personel staf medik fungsional,
merupakan bagian yang tidak dipisahkan dari kegiatan Rumkit Tk.IV Madiun. Dalam
menyelenggarakan tugasnya, komite medik melaksanakan program kegiatan berpedoman
pada Program Kerja dan Anggaran Rumkit Tk.IV Madiun. Kegiatan tersebut berupa
perencanaan, penyusunan, pengendalian dan pengawasan terhadap penyelenggaraan
pelayanan pasien, etika profesi, standar pelayanan, etika rumah sakit dan pengembangan
profesionalisme pelayanan kesehatan dalam rangka pengembangan sumber daya
personel. Kegiatan pengendalian dan pengawasan pelayanan kedokteran dilakukan
berdasarkan standar asuhan klinis yang berpedoman pada panduan praktik klinis dan
clinical pathway.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan dilakukannya audit medis di Rumkit Tk.IV Madiun adalah sebagai
panduan dalam mengevaluasi pelayanan kedokteran di Rumkit Tk.IV Madiun
sehingga tecapai peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
2. Tujuan Khusus
Selain tujuan umum di atas, audit medis memiliki tujuan sebagai berikut:
Mutu pelayanan suatu rumah sakit merupakan produk akhir dari interaksi dan
ketergantungan yang rumit antara berbagai komponen atau aspek rumah sakit sebagai
suatu sistem. Menurut Donabedian, pengukuran mutu pelayanan kesehatan dapat diukur
dengan menggunakan 3 variabel:
1. Input (struktur), adalah segala sumber daya yang diperlukan untuk melakukan
pelayanan kesehatan seperti: tenaga, dana, obat, fasilitas, peralatan, teknologi,
organisasi, dan lain-lain. Pelayanan kesehatan yang bermutu memerlukan
dukungan input yang bermutu pula.
2. Proses, adalah interaksi profesional antara pemberi pelayanan (dokter dan tenaga
profesi lain) dengan konsumen (pasien), kegiatan ini meliputi: evaluasi, diagnosis,
perawatan, konseling, pengobatan, tindakan, penatalaksanaan jika terjadi penyulit,
dan follow up. Pendekatan proses adalah pendekatan paling langsung terhadap
mutu asuhan.
3. Outcome, adalah hasil pelayanan kesehatan, berupa perubahan yang terjadi pada
konsumen (pasien), termasuk kepuasan konsumen terhadap pelayanan. Baik
buruknya outcome sangat dipengaruhi oleh kondisi mutu input/struktur dan
interaksi pemanfaatan sumber daya rumah sakit yang digerakkan melalui proses
dan prosedur tertentu, sehingga menghasilkan jasa/pelayanan. Berhasil tidaknya
peningkatan mutu sangat tergantung dari monitoring faktor-faktor dalam butir 1 dan
2 di atas, dan juga umpan balik dari hasil-hasil pelayanan untuk perbaikan lebih
lanjut.
Yang ditelaah dalam laporan ini adalah indikator mutu prioritas, yang mencakup di
dalamnya IAK, IAM, ISKP dan mutu unit kerja triwulan 1, yaitu:
Kelengkapan Pengisian Assesmen Awal Medis (Interna) Pasien Baru Dalam Waktu
24 Jam Setelah MRS
92.0%
90.0%
88.0%
86.0%
84.0%
82.0%
80.0%
78.0%
76.0%
74.0%
72.0%
April mei juni
30
25
20
15
10
0
april mei juni
Interpretasi :
Pada grafik pencapaian di atas terlihat sejak bulan April-juni 2019 tercapai
waktu lapor nilai kritis kurang dari 30 menit, Pada indikator ini terlihat respon yang
sangat baik dari pihak analis medis unit laboratorium dan bank darah dalam
memberikan laporan nilai kritis pada pihak penanggungjawab laboratorium dan pada
DPJP.
PDSA
Plan :
- Mempertahankan pencapaian target
Do :
-
Study :
-
Action :
- Membuat surat edaran mengenai nilai kritis laboratorium dan
mekanisme pelaporannya
3. Kepatuhan Penggunaan Formularium
Interpretasi :
Pada grafik pencapaian di atas terlihat sejak bulan April-juni 2019 tercapai
target pada kepatuhan terhadap formularium nasional yaitu sebesar ≤ 80%, Pada
indikator ini penerapan PDSA telah dilaksanakan sebagaimana mestinya.
PDSA
Plan :
- Mempertahankan pencapaian target
Do :
-
Study :
-
Action :
- Sosialisasi akan pemakaian formularium nasional kepada para DPJP
secara berkala
b. Kepatuhan Penggunaan Formularium RS (untuk Pasien Interna)
Hasil :
0
April mei Juni
Study :
- Analisa dan sosialisasi besaran peningkatan target yang
direncanakan
Action :
- Kordinasi akan dilaksanakan pada saat rapat mutu bulan berikutnya
Interpretasi :
Pada grafik pencapaian di atas terlihat jika data hasil pencapaian memang
cenderung meningkat dan meskipun belum mencapai target batas atas untuk
kategori baik (62.51-81.25) sejak bulan April-juni 2019.
PDSA
Plan :
- Meningkatkan angka kepuasan pasien
Do :
- Mengkoordinasikan dengan bagian terkait untuk meningkatkan tingkat
kepuasan pasien dengan perbaikan pelayanan dan keramahan.
Study :
- Mensosialisasikan ulang hasil pencapaian
- Sosilisasi ulang agar meningkatkan keramahan dan kecepatan
pelayanan
Action :
- Membuat edaran Karumkit perihal peningkatan pelayanan dalam hal
keramahan dan kecepatan pelayanan
1.5
0.5
0
April Mei Juni
Interpretasi :
Berdasarkan data di atas, terlihat sejak bulan April-juni 2019 waktu tunggu
operasi elektif telah mencapai target yaitu ≤ 2 hari.
PDSA
Plan :
- Mempertahankan hasil pencapaian kordinasikan dengan
kemungkinan mengganti dengan indikator baru
Do :
- Lanjutkan pemantauan
Study :
- Analisa dan sosialisasi besaran indikator baru yang direncanakan
Action :
- Kordinasi akan dilaksanakan pada saat rapat mutu bulan berikutnya
Interpretasi :
Berdasarkan data bulan April-juni 2019 di atas terlihat jika angka
ketidaklengkapan pengisian catatan medis masih jauh dibawah target (70%), perlu
melaksanakan re-sosialisasi tentang kelengkapan rekam medis dan ketepatan waktu
pengembalian berkas agar dilaksanakan oleh DPJP, dan Perawat.
Melaksanakan sistem reward dan punishment, untuk mempersingkat proses
penulisan rekam medis. Monitoring ketidaklengkapan dan ketidaktepatan
pengembalian berkas dari ruang rawat inap ke rekam medis, menyederhanakan
sistem pemberkasan BPJS, serta penambahan personel untuk rekap data rekam
medis.
PDSA
Plan :
- Meningkatkan angka KLPCM interna
- Melaksanakan sistem reward dan punishment, untuk mendisiplinkan
proses penulisan pelengkapan rekam medis
Do :
- Meningkatkan koordinasi dengan Komite Medik, Komite
Keperawatan, dan Instalasi Rawat Inap
Study :
- Penekanan dan sosialisasi ulang tentang pentingnya kelengkapan
pengisian berkas rekam medis kepada staf medis dan
keperawatanserta ketepatan pengembalian berkas rekam medis
dalam waktu ≤ 2 x 24 jam.
- Penambahan personel rekam medis untuk rekap data dan
pengawasan proses pengembalian berkas rekam medis ≤ 2X24 jam.
- Perbaiki system pengembalian berkas RM, persingkat dan
sederhanakan proses penulisan rekam medis
Action :
- Buat SE Karumkit tentang penekanan ulang ketepatan pengembalian
berkas rekam medis ≤ 24 jam kepada Komite Medik dan Komite
Keperawatan.
120
100
80
60
40
20
0
April mei Juni
Interpretasi :
Berdasarkan grafik diatas kecepatan waktu pemberian informasi tagihan
masih sudah tercapai target dibawah 120 menit.
PDSA
Plan :
- Pertahankan proses pemberian informasi tagihan pasien rawat inap
sehingga dapat mencapai target
Do :
-
Study :
- Mensosialisasikan tentang ketepatan waktu informasi tagihan rawat
inap
Action :
- Melaksanakan ketepatan waktu informasi tagihan rawat inap
- Koordinasi antara bendahara dan perawat ruangan agar tidak terjadi
tumpang tindih tanggung jawab kerja
Interpretasi :.
Berdasarkan data di atas, terlihat sejak bulan April-juni 2019 maka dari sisa
diit pasien masih disaptkan makanan yang tersisa lebih dari target maksimal 20%.
Kedepannya perlu motivasi dan edukasi pada pasien dan keluarga nya untuk
memotivasi makan dalam rangka mempercepat kesembuhan.
PDSA
Plan :
- Meningkatkan target pencapaian dengan mengoptimalkan pelayanan
Do :
- KIE pada pasien dan keluarganya
Study :
-
Action :
-
Interpretasi :
Berdasarkan grafik diatas kepatuhan identifikasi pasien di rawat inap masih
belum mencapai standarbahkan terjadi trend sedikit peningkatan kedisiplinan. Hal ini
disebabkan masalah SDM dan perlunya terus sosialisasi. Penekanan dan re-
sosialisasi penggunaan gelang dan identifikasi sebelum melakukan tindakan medis
perlu dilakukan kepada seluruh kepala ruangan dan perawat.
PDSA
Plan :
- Meningkatkan kepatuhan petugas TPP dalam penulisan nama pasien
sesuai dengan kartu identitas pasien
- Meningkatkan implementasi identifikasi pasien sesuai SPO SKP
Do :
- Meningkatkan koordinasi dengan bagian pengadaan gelang identitas
- Penekanan SPO identifikasi pasien untuk minimalisasi kesalahan
Study :
- Mensosialisasikan ulang SPO identifikasi pasien
- Mensosialisasikan SPO penggunaan gelang identitas kepada petugas
terkait
Action :
- Melaksanakan kegiatan sesuai SPO yang disusun
- Pauryanmed meningkatkan supervisi identifikasi pasien bekerja sama
dengan kepala ruangan
Kepatuhan penerapan komunikasi dengan metode TUBAK pada saat menerima perintah /
instruksi lisan atau melalui telepon dan melaporkan hasil kritis pemeriksaan penunjang pasien
secara verbal melalui telepon
102.0%
100.0%
98.0%
96.0%
94.0%
92.0%
90.0%
88.0%
April Mei Juni
Interpretasi :
Berdasarkan grafik diatas menunjukkan penerapan metode TUBAK dalam
komunikasi masih belum memenuhi target bahkan ada tren sedikit penurunan
capaian.
PDSA
Plan
- Meningkatkan kepatuhan DPJP untuk memparaf instruksi yang
diberikan pada keesokan harinya
- Menekankan pentingnya TUBAK pada dokter jaga dan perawat jaga
dalam pemantauan kondisi terkini pasien
Do :
- Meningkatkan koordinasi dengan Komite Medik dan Komite
Keperawatan
Study :
- Mensosialisasikan ulang hasil temuan dalam rapat komite medik
Action :
- Rapat bersama Komite medik
- Membuat surat edaran karumkit tentang penekanan metode TUBAK
dalam pemantauan kondisi pasien
3. Kepatuhan Pemberian Label Obat High Alert (INSULIN,OAD) Oleh Farmasi (SPM
100%)
Hasil :
100%
80%
60%
40%
20%
0%
April Mei Juni
Interpretasi :
Pada grafik di atas terlihat jika data sejak bulan April-juni 2019 telah
dipantau, dengan gambaran data telah mencapai target. Pada indikator ini
penerapan PDSA telah dilaksanakan sebagaimana mestinya, oleh Tim PMKP
dengan melaksanakan sosialisasi kepada staf farmasi untuk melaksanakan labeling
pada obat-obatan high alert.
PDSA
Plan :
- Membuat daftar obat high alert yang mudah dilihat oleh petugas
pemberi label
Do :
- Meningkatkan koordinasi untuk meningkatkan pengawasan atas
terpasangnya label.
Study :
- Melakukan sosialisasi ulang tentang daftar obat high alert untuk
mengingkatkan pemahaman petugas
Action :
- Memasang daftar obat high alert di tempat yang mudah dilihat oleh
petugas pemasang stiker
Interpretasi :
Berdasarkan grafik diatas kepatuhan petugas masih fluktuatif dalam
melakukan cuci tangan dengan metode lima moment dan enam langkah belum
memenuhi target tapi ada peningkatan. Hal ini disebabkan budaya cuci tangan mulai
tersosialisasi menyeluruh dan dibudayakan dalam kegiatan rutin. Sehingga masih
perlu ditingkatkan sehingga follow up tetap dilakukan pada akhir tahun .
PDSA
Plan :
- Meningkatkan kepatuhan petugas dalam melakukan cuci tangan
- Mengevaluasi prosedur perencanaan pengadaan bahan hand rub
Do :
- Kordinasi dengan bagian pengadaan hand rub
- Koordinasi dengan bidang keperawatan
Study :
- Sosialisasi ulang petugas pentingnya cuci tangan dan saling
mengingatkan antar petugas
- Budayakan cuci tangan selalu dalam prosedur 5 momen
- Laksanakan latihan cuci tangan saat apel pagi sehingga akan menjadi
kebiasaan harian
Action :
- Melaksanakan diklat ulang tentang kepatuhan cuci tangan
- Memberlakukan reward and punishment pada petugas yang disurvey
untuk cuci tangan sehingga ada semangat untuk membudayakan cuci
tangan
100%
80%
60%
40%
20%
0%
April Mei Juni
PDSA
Plan :
- Meningkatkan kesadaran untuk melaporkan insiden keselamatan
pasien
Do :
- Rencanakan diklat tentang keselamatan pasien secara berkala
- Budayakan kesadaran melaporkan insiden keselamatan pasien
Study :
- Sosialisasi ulang tentang pentingnya budaya melaporkan insiden
keselamatan pasien
Action :
- Melaksanakan rencana diklat
- Memberikan penghargaan bagi mereka yang secara sadar
melaporkan insiden keselamatan pasien yang terjadi
- Menghilangkan secara perlahan blaming culture sehingga budaya
akan keselamatan pasien akan tumbuh
BAB III
EVALUASI PENCAPAIAN INDIKATOR MUTU
capaian
tidak tercapai
tercapai
BAB IV
PENUTUP
Memang masih banyak yang perlu dibenahi, untuk itu pada periode tahun
berikutnya, segala kekurangan yang ada akan menjadi sasaran program utama untuk
dilaksanakan. Agar tujuan tersebut terlaksana maka perlu arahan dari atasan serta
dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak.
dr. Kartika Sudrajat Budi S., Sp. THT-KL dr. Thursia Noorsyam Widuri
Mayor Ckm NRP 1104000144376 PNS III/C NIP 197706232008122001