Anda di halaman 1dari 119

PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr FAUZIAH BIREUEN

Jalan Mayjen T. Hamzah Bendahara No. 13 Bireuen KodePos 24211


Telpon ( 0644) 21228 Faximillie ( 0644 ) 21228 E-mail :
rsd_dr_fauziah@yahoo.co.id

No : Tanggal 24 Rabi’ul Awal1444H


Lampiran : 1 bendel 20 Oktober 2022
Perihal : Rekomendasi

Laporan PMKP
TW III Tahun 2022

YTH. Direktur
RSUD dr. Fauziah Bireuen
Di tempat

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan kami sampaikan bahwa berdasarkan Laporan Peningkatan Mutu dan


Keselamatan pasien Rumah Sakit Umum dr. Fauziah Bireuen Triwulan III Tahun
2022 memberikan catatan / tanggapan dan rekomendasi atas laporan sebagai
berikut :
1. Dari hasil capaian Kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien ada
beberapa indikator yaitu Indikator mutu prioritas rumah sakit ( IMP-RS) dan
Indikator mutu unit ( IMP-Unit) serta Indikator Mutu Nasional (INM) ada yang
sudah mencapai standar dan ada juga yang belum mencapai standar
2. Jumlah Kejadian IKP triwulan III sebanyak 3 KTD dan 1 KTC kasus. tapi tidak
berdampak sgnifikan pada pasien

1
3. Evaluasi PPK-CP yang dilakukan dari bulan Januari sampai dengan September
tahun 2022 secara umum belum menunjukan perubahan yang baik karena angka
untuk LOS ( hari rawat ) masih lebih dari standar yang ditetapkan
4. Berdasarkan evaluasi kerjasama yang dilakukan pada tahun 2022 ada 53
instansi yang bekerjasama sebanyak 100% direkomendasikan untuk
perpanjangan kerjasama
5. Hasil monitoring PPI menunjukkan hasil yang perlu ditindaklanjuti terkait
Kepatuhan cuci tangan,kepatuhan penggunaan APD,Angka insiden kejadian
infeksi dan Sterilisasi alat
6. Hasil monitoring komite PPRA yang perlu ditindaklanjuti terutama terkait
penggunaan antibiotika

Rekomendasi :

1. Lakukan analisis lebih lanjut untuk indikator mutu prioritas terutama untuk
kepatuhan pengunaan CP yang berdampak terhadap kendali biaya mutu
2. Laksanakan program kerja dan sosialisasikan secara berkala terhadap program
PPI dasar dan lanjutan
3. Untuk Laporan IKP, terus galakkan budaya keselamatan pasien terutama berani
lapor untuk mendapatkan data yang akurat dan riil untuk dapat dilakukan tindak
lanjut
4. Kerjasama yang dilakukan pada tahun 2022 jika berdampak terhadap
peningkatan mutu maka bisa dilanjutkan
5. Lakukan edukasi, sosialisasi dan monitoring PPI terutama untuk kepatuhan cusi
tangan dan penggunaan APD
6. Lakukan monitoring terhadap penggunaan Antibiotik oleh Komite PPRA
7. Lakukan Re evaluasi pada semua indikator mutu yang capaiannya belum sesuai
standar dengan melakukan ujicoba (PDSA) untuk mencari solusi baru yang bisa
meningkatkan capaian mutu

2
Demikian saran dan rekomendasi yang dapat kami sampaikan dan selanjutnya
mohon untuk ditindaklanjut

Ketua Komite Mutu

dr. Rizal, Sp.KJ


Nip. 19790407 201406 1 001

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa, karena berkat
rahmat-Nya penyusunan Laporan Indikator Mutu dan Keselamatan Pasien Triwulan
III tahun 2022 ini dapat disusun dan diselesaikan tepat waktu sehingga dapat
dilaporkan kepada pemilik

Pimpinan rumah sakit memiliki peranan kunci untuk memastikan rencana


mutu dan keselamatan pasien membentuk budaya organisasi rumah sakit dan
memberi dampak pada setiap aspek kegiatan berupa Standar Pelayanan Minimal
dan pencapaiannya sesuai indikator yang dipergunakan di setiap unit pelayanan di
Rumah Sakit

Dengan tersusunnya Laporan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien ini,


kami mengucapkan terima kasih kepada tim yang telah membantu terselesaikannya
laporan ini sehingga dapat dipergunakan untuk pendekatan sistemik dalam hal
aplikasi proses dan pengetahuan yang seragam dalam melaksanakan semua
kegiatan mutu dan keselamatan pasien rumah sakit.

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Visi RSUD dr. Fauziah Bireuen adalah “Menjadi Rumah Sakit
Rujukan Wilayah Utara Provinsi Aceh yang Berkualitas dengan Pelayanan
Prima, Profesionalisme dan Mandiri” dan Misi Rumah Sakit Yaitu memberikan
pelayanan kesehatan bermutu, berorientasi pada kecepatan, ketepatan dan
keselamatan berdasarkan etika dan profesionalisme,menyediakan
peralatan/fasilitas, sarana dan prasarana pendukung yang mutakhir dan
menyediakan sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi di
bidangnya . Untuk itu RSUD dr. Fauziah Bireuen melakukan kegiatan
peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang sesuai dengan Standar
Akreditasi.Kegiatan ini dilakukan di setiap unit kerja / instalasi terkait untuk
mengukur kinerja pelayanan RS dan sebagai manajemen kontrol untuk
mendukung pengambilan keputusan.
Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk
hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.Pelayanan Rumah Sakit ikut bertanggung jawab dalam
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat dengan meningkatkan mutu
pelayanan yang menjadi prioritas utama di pelayanan Rumah Sakit.

Mutu suatu rumah sakit adalah produk akhir dari interaksi dan
ketergantungan yang rumit antara berbagai komponen atau aspek rumah sakit
sebagai suatu sistem.Aspek tersebut terdiri dari struktur, proses dan
outcome.Struktur adalah sumber daya manusia, sumber daya fisik, sumber daya
keuangan dan sumber daya lain-lain pada fasilitas pelayanan kesehatan.Baik
tidaknya struktur dapat diukur dari kewajaran, kuantitas, biaya dan mutu
komponen-komponen struktur itu.Prosesadalah apa yang dilakukan dokter dan
tenaga profesi lain terhadap pasien: evaluasi, diagnosa, perawatan, konseling,
pengobatan, tindakan, penanganan jika terjadi penyulit, follow up. Baik tidaknya

5
proses dapat diukur dari relevansinya bagi pasien, efektifitasnya, dan mutu proses
itu sendiri.Pendekatan proses adalah pendekatan paling langsung terhadap mutu
asuhan.Outcomeadalah hasil akhir kegiatan dan tindakan dokter dan tenaga
profesi lain terhadap pasien dalam arti perubahan derajat kesehatan dan
kepuasannya serta kepuasan provider. Outcome yang baik sebagian besar
tergantung kepada mutu struktur dan mutu proses yang baik. Sebaiknya outcome
yang buruk adalah kelanjutan struktur atau proses yangburuk

Perkembangan IPTEK Kedokteran yang semakin pesat dimana pelayanan


spesialistik dan subspesialistik cenderung semakin berkembang, selain itu dengan
semakin meningkatnya pendidikan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat maka
sistem nilai dan orientasi dalam masyarakat mulai berubah. Masyarakat mulai
cenderung menuntut pelayanan yang lebih baik, lebih ramah, dan lebih bermutu
termasuk pelayanan kesehatan. Maka Rumah Sakit secara bertahap perlu terus
meningkatkan mutu agar dapat memberi kepuasan terhadap pasien, keluarga
maupun masyarakat.

Upaya – upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan RSUD dr. Fauziah


Bireuen sebenarnya sudah dilaksanakan namun dalam pelaksanaannya masih
ditemukan kendala, sehingga dibutuhkan evaluasi program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien yang telah dilakukan.

Program peningkatan mutu melibatkan seluruh unit di RSUD dr Fauziah


Bireuen dengan berbagai pelayanan yang diberikan dan tenaga yang bervariasi.
Program peningkatan mutu dan keselamatan pasien bermanfaat jika dapat
berpengaruh terhadap keselamatan pasien, keluarga dan karyawan. Evaluasi
program dilakukan agar dapat diketahui adanya kendala – kendala dalam
pelaksanaannya agar dapat diambil langkah – langkah tindak lanjutnya dalam
rangka meningkatkan mutu pelayanan.

6
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui mutu pelayanan dan keselamatan pasien khususnya
pelayanan klinis di RSUD dr. Fauziah Bireuen

2. Tujuan Khusus
a. Dievaluasi peningkatan mutu dan keselamatan pasien melalui
indikator mutu nasioanal, indikator mutu prioritas dan indikator mutu
unitmutu unit
b. Untuk mengetahui kendala – kendala yang terjadi dalam pelaksanaan
program peningkatan mutu dan keselamatan pasien
c. Sebagai evaluasi kesesuaian jadwal pelaksanaan program
d. Sebagai masukan dalam merencanakan program selanjutnya
e. Sebagai informasi kepada pimpinan tentang pelaksanaan program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah sakit.

7
BAB II

KEGIATAN PEMANTAUAN INDIKATOR MUTU PMKP


TRIWULAN III TAHUN 2022

A. Kegiatan Pokok
Untuk kegiatan pemantauan indikator mutu dan keselamatan pasien
Rumah Sakit Umum dr. Fauziah Bireuen mengutamakan pada pelayanan
prioritas
Berikut adalah klasifikasi indikator mutu rumah sakit yang terbagi
menjadi tiga area adalah :
1. Indikator Mutu Nasional
a. Kepatuhan Kebersihan Tangan
b. Kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri
c. Kepatuhan identifikasi pasien
d. Waktu tunggu rawat jalan
e. Waktu tanggap seksio sesarea emergensi
f. Penundaan operasi elektif
g. Kepatuhan waktu visite dokter
h. Pelaporan hasil kritis laboratorium
i. Kepatuhan penggunaan Formularium Nasional/Formularium RS
j. Kepatuhan terhadap clinical pathway
k. Kepatuhan upaya pencegahan risiko pasien jatuh
l. Kecepatan waktu tanggap terhadap Komplain
m. Kepuasan pasien

2. Indikator Mutu Prioritas Rumah Sakit ( IMP- RS)


a. Kelengkapan pengisian assessment prabedah
b. Kepatuhan terhadap Clinical Pathway pelayanan bedah
c. Pengkajian Pre Anasthesi dilaksanakan untuk pasien Pra Operasi
Elektif dengan anasthesi umum

8
d. Kepatuhan dokter operator dalam melakukan penandaan lokasi
operasi (Site Marking)
e. Angka Kejadian IDO/ILO
f. Kepuasan pasien bedah post operasi di rawat jalan
g. Kepuasan staf
h. Ketepatan waktu pemeliharaan alat elektromedis
i. Kejadian kesalahan penempelan identitas pasien pada sampel PA
j. Kejadian ketidak sesuaian antara instruksi post operasi dengan lembar
transfer internal
k. Kepatuhan pelebelan obat Hight Alert
l. Kepatuhan pelaksanaan prosedur Surgical Safety ceklist/Time Out
Operasi
m. Kepatuhan cuci tangan petugas kamar operasi dan ruang bedah
n. Kepatuhan perawat melakukan Re Asesment resiko jatuh pada pasien
post operasi
3. Indikator Mutu Prioritas Unit ( IMP- UNIT)

B. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan pemantauan indikator mutu prioritas dan mutu wajin nasional (INM)
dialukan pada bulan Juli – September 2022 dan pengolahan data dilakukan
pada bulan Oktober tahun 2022 dan kegiatan ini dilakukan dengan
berkoordinasi dengan unit kerja terkait

C. Pencatatan dan Pelaporan


Pencatatan harian dilakukan oleh petugas pengumpul data unit
kemudian dilakukan rekapitulasi dan analisa oleh penanggung jawab data
unit. Hasil analisa tersebut kemudian di laporkan ke komite mutu rumah sakit
Data hasil pemantauan ditulis pada formulir pemantauan indikator
mutu terintegrasi dan terkumpul di Komite Mutu Rumah Sakit dengan
dilengkapi dengan analisa dan laporan tindak lanjut program dengan tehnik
PDSA untuk indikator yang belum mencapai standar yang ditetapkan, setiap

9
permasalahan yang ditemukan dan ditembuskan ke Komite Mutu setiap bulan
selambat-lambatnya minggu kedua beriktnya
Hasil pengolahan dan analisa data dibuat dalam laporan tertulis
kemudian akan dilaporkan kepada Direktur setiap tiga bulan sekali dalam
laporan evaluasi triwulan

10
BAB III

HASIL KEGIATAN PEMANTAUAN PENINGKATAN MUTU


TRIWULAN III TAHUN 2022

A. Pengukuran Indikator Nasional Mutu (INM)

1. Kepatuhan Kebersihan Tangan

90.0%

80.0%

70.0%

60.0%

50.0%

40.0%

30.0%

20.0%

10.0%

0.0%
Standar Juli Agustus September

Analisa : Berdasarkan hasil capaian dapat kita lihat bahwa capaian kepatuhan
dalam melaksanakan Hand Hygiene petugas rumah sakit belum mencapai standar
yang ditentukan yaitu 100%.

Faktor yang mungkin menjadi penyebab diantaranya :

a. Terbatasnya sarana atas fasilitas kebersihan tangan - Cairan antiseptik handrub


belum tersedia ditiap bed tempat tidur, atau jangkauannya agak jauh, hanya baru
tersedia di meja nursestation dan troli tindakan - air kran di wastafel sering tidak
lancar - tissu paper towel masih dalam keadaan kosong
b. faktor dari prilaku kebiasaan atau mengabaikan dan juga kurangnya
kesadaran/kepatuhan petugas dalam melaksanakan HH
c. kurangnya poster poster pengingat kebersihan tangan
11
d. Kurangnya pengetahuan petugas terhadap pentingnya kepatuhan HH untuk
memutuskan mata rantai penularan kuman
e. Petugas masih menganut paham aman diri sehingga lebih mengedepankan
safety pribadi daripada memutus rantai penularan penyakit terhadap pasien dan
lingkungan pasien

Tindak Lanjut :

a. Melakukan koordinasi dengan bidang penyediaan sarana dan prasarana


kebutuhan dan ketersediaan fasilitas kebersihan tangan
b. Mengupayakan ketersediaan sarana kebersihan tangan seperti handrub ditiap
bed tempat tidur pasien,air lancar ,tersedianya tissu paper towel dan sabun.
c. Membuat jadwal edukasi rutin setiap bulannya ke ruangan.
d. Meningkatkan kembali jumlah kunjungan dari IPCN ke ruangan.
e. Melibatkan kepala ruangan untuk sering memonev kepatuhan HH terhadap
petugas.
f. Diharapkan kepada IPCN untuk mensosialisasikan dan mengedukasi kembali
kepada petugas akan pentingnya kesadaran cuci tangan pada setiap moment
yang telah ditetapkan sesuai dengan pedoman yang guna memutus mata rantai
penyebaran penyakit.
g. Lakukan feedback yang tepat setiap ada kendala saat handrub habis .
h. Melibatkan manajemen untuk memberikan perhatian dalam bentuk fanisman dan
reward terhadap petugas yang patuh dan tidak.

12
2. Kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (100%)
100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Standar Juli Agustus September

Analisa : Kepatuhan penggunaan APD belum sesuai dengan standar yang

ditetapkan 100%.

Tindak lanjut : Untuk pihak terkait agar mensosialisasikan kembali


pemakaian APD kepada petugas secara tepat dan benar untuk meningkatkan
kepatuhan penggunaan APD

3. Kepatuhan identifikasi pasien (100%)

100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Standar Juli Agustus September

Analisa : Sudah mencapai standar yang ditetapkan

13
Tindak Lanjut : Menekankan kembali pada petugas yang memberikan
pelayanan agar melakukan identifikasi secara benar walau capaian sudah
sesuai standar

4. Waktu tunggu rawat jalan ≤ 60 menit ( 80%)

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Standar Juli Agustus September

Analisa : Berdasarkan capain dapat di lihat bahwa waktu tunggu rawat jalan
belum sesuai standar yang di tentukan, ini di karenakan oleh kurang
optimalnya jadwal dokter bertugas dan juga harus menunggu rekam medis
pasien di antar oleh petugas kartu yang tidak segera diantar setelah pasien

daftar. tapi untuk bulan ini hasilnya lebih meningkat dibandingkan dengan
bulan lalu

Tindak Lanjut : agar dokter memberikan pelayanan sesuai dengan SPM


yang berlaku di Rumah Sakit yaitu dari jam 08.00 s/d 13.00 WIB dan dan
petugas kartu jangan tunggu banyak dulu baru diantar kepoliklinik.

14
5. Waktu tanggap seksio sesarea emergensi (>80%)

100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Standar Juli Agustus September

Analisa : September tidak ada tindakan SC dan pada bulan Juli dan
Agustus sudah mencapai standar yang ditetapkan.

Tindak Lanjut : Mempertahankan apa yang dicapai agar pelayanan pada


pasien dengan operasi Seksio Sesaria bisa tetap terlayani kurang dari
30menit

6. Penundaan operasi elektif (<5%)

5%

4%

3%

2%

1%

0%
Standar Juli Agustus September

Analisa : sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan yaitu kurang dari 5%

15
Tindak Lanjut : Mempertahankan standar yang telah dicapai

7. Kepatuhan waktu visite dokter (>=80%)

92%

90%

88%

86%

84%

82%

80%

78%

76%

74%
Standar Juli Agustus September

Analisa : Sudah mencapai standar yang ditetapkan yaitu lebih dari 85%

Tindak Lanjut : Mempertahankan standar yang telah dicapai

8. Pelaporan hasil kritis laboratorium (100%)

100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Standar Juli Agustus September

Analisa : belum mencapai standar yang telah ditentukan.Standar : harus


diterima doleh dokter yang mengirim dalam waktu kurang dari 30 menit baik
secara lisan maupun tulisan.Yang dimaksud dengan kritis adalah hasil

16
pemeriksaan yang termasuk dalam kategori kritis yang ditetapkan dengan
kebijakan Rumah Sakit.

Tindak Lanjut : Pendisiplinan penulisan keterangan klinis pada formulir


pengantar laboratorium agar standar yang ditetapkan dapat dicapai.

9. Kepatuhan penggunaan Formularium Nasional/Formularium RS (>=


80%)
83%

82%

81%

80%

79%

78%

77%

76%
Standar Juli Agustus September

Analisa : Ada resep yang diluar fornas rumah sakit akan tetapi obat diluar
fornas yang diresepkan oleh dokter tersebut diizinkan karena itu dibutuhkan
oleh pasien dan ada SPO yang telah ditetapkan oleh rs dan penyebab lainnya
yaitu karena stok obat nasional berdasarkan e-katalog kosong

Tindak Lanjut : diharapkan untuk pengadaan stok obat fornas ada sesuai
dengan fornas yang telah ditetapkan

17
10. Kepatuhan terhadap clinical pathway (>=80%)

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Standar Juli Agustus September

Analisa : Belum mencapai standar yang ditentukan dimana rata-rata angka


losnya tinggi

Tindak Lanjut : Jika tidak ada indikasi lainnya maka diharapkan lamanya hari
rawatan pasien agar sesuai dengan standar yaitu 4 hari

11. Kepatuhan upaya pencegahan risiko pasien jatuh (100%)

100%

99%

98%

97%

96%

95%

94%

93%

92%

91%

90%
Standar Juli Agustus September

18
Analisa :Sudah mencapai standar yaitu 100% tapi dari bulan ke bulan
tingkat upaya kepatuhan resiko jatuh mengalami perubahan yang tinggi.

Tindak Lanjut: Mempertahankan standar yag telah di capai dengan upaya


stok stiker disediakan sesuai kebutuhan diruangan , kepada bidang pasien
safety agar mensosialisasikan kembali upaya- upaya resiko jatuh serta patuh
terhadap upaya

12. Kecepatan waktu tanggap terhadap Komplain (>=80%)

100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Standar Juli Agustus September

Analisa : komplain bisa ditanggapi

Tindak Lanjut : mempertahankan capaian

13. Kepuasan pasien


Tidak ada survey kepuasan pada priode januari sampai dengan bulan
september tahun 2022

19
B. PENGUKURAN INDIKATOR MUTU PRIORITAS RUMAH SAKIT (IMP-RS)

I. Indikator Sesuai Klinis Prioritas Rumah Sakit

1. Kelengkapan pengisian assessment prabedah

100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Standar Juli Agustus September

Analisa : Sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan

Tindak lanjut : mempertahankan capaian

2. Kepatuhan terhadap Clinical Pathway pelayanan bedah


Apendisitis Acut
Grafik : Kepatuhan clinical pathway Apendisitis Akut
120%

100%

80%

60%

40%

20%

0%
Juli Agustus September

20
Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa pada kasus Apendisitis Akut
pada bulan Juli dan agustus lama rawatan (LOS) masih dibawah
standar,sedangkan pemberian terapi dan penunjang sudah sesuai.pada bulan
September tidak ada kasus Apendisitis Akut.

Plan Do Study ACT


Merencanakan Melakukan 1.Struktur : 1.Melakukan
edukasi kepada edukasi kepada a. SK Clinical Pathway edukasi
pemberi asuhan pemberi asuhan b. Panduan CP ada kepada
pasien dan keluarga pasien dan c. SDM ada( semua pemberi
tentang hari rawat keluarga tentang pemberi pelayanan asuhan
dan profilaksis hari rawat ( los ) ada) pasien dan
antibiotik dan profilaksis d. Fasilitas ada keluarga
antibiotik 2. Proses : tentang hari
a. Edukasi pemberi rawat
asuhan belum fokus 2.Melakukan
pada hari rawat dan revisi
profilaksis antibiotik penggunaan
untuk tindakan terapi yang
bedah ada di PPK
b. Adanya penyakit
penyerta sehingga
terapi bertambah
3. Outcome :
a. Asesmen awal DPJP
b. Pemeriksaan
Laboratorium
c. Pemeriksaan
radiologi
d. Kesesuaian terapi
dengan PPK
e. Edukasi terintegrasi

21
f. Outcome
g. LOS/hari rawat
Hernia Inguinalis tidak ada kasus pada Triwulan III

3. Pengkajian Pre Anasthesi dilaksanakan untuk pasien Pra Operasi Elektif


dengan anasthesi umum

100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Standar Juli Agustus September

Plan DO STUDY ACTION


Meningkatkan 1. Mengingatkan Pencapaian 1. Ingatkan
pengkajian pre Dokter Anastesi untuk triwulan pelaksanaan
anastesi yang sudah yang III belum oleh kepala
terisi lengkap dilakukan oleh mencapai ruangan dan
oleh Dokter PIC IBS standar yang IBS
Anastesi 2. Koordinasi ditentukan . 2. Motivasi
dengan SMF hal ini dokter oleh
sudah dilakukan disebabkan direksi rumah
3. Monitoring pengkajian pre sakit
pelaksanaan anastesi baru 3. Monitoring
sudah dilakukan dilakukan di pelaksanaan
IBS dan ditulis oleh kepala
dilembar IBS
konsultasi

22
4. Kepatuhan dokter operator dalam melakukan penandaan lokasi operasi (Site
Marking)

100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Standar Juli Agustus September

PLAN DO STUDY ACTION


Mempertaka 1. Mengingatkan Pencapaia 1. Dokter
n kepatuhan operator untuk n untuk operator
penandaan melaksanakan Triwulan III agar
sisi dan SPO sudah belum melakukan
lokasi dilakukan mencapai penandaan
operasi 2. Monitoring dan sasaran sesuai
diruang evaluasi dengan
rawat inap pelaksanaan SPO
penandaan 2. Supervisi
sebelum operasi pencacatan
3. Alat untuk SITE dan
MARKING pelaporan
( spidol oleh kepala
penandaan) IBS
selalu tersedia 3. Monitor
pelaksanaa
n oleh
kepala

23
ruangan
5. Angka kejadian ILO/IDO
a. Data Insiden IDO
TABEL 1: Data insiden IDO

N Juli2022 Agustus2022 September2022 Total


Operasi
o
N D % N D % N D % N D %

0,0 0,0 18 0,0


1 APP 0 3 0 15 0 0 0,0 % 0
% % %

0,0 0,0 0,0


2 FAM 0 0 0 0 0 0 0,0 % 0 0
% % %

0,0 0,0 0,0


3 Hernia 0 3 0 3 0 1 0,0 % 0 7
% % %

0,0 0,0 0,0


4 STT 0 0 0 0 0 0 0,0 % 0 0
% % %

0,0 0,0 0,0


5 Nefrotomi 0 0 0 4 0 1 0,0 % 0 5
% % %

0,0 0,0 0,0


6 Vesicolithiasis 0 0 0 0 0 0 0,0 % 0 0
% % %

0,0 0,0 0,0


7 Sc 0 2 0 6 0 1 0,0 % 0 9
% % %

0,0 0,0 0,0


8 Laparatomi 0 12 0 5 0 4 0,0 % 0 21
% % %

0,0 0,0 0,0


9 Fraktur 0 10 0 5 0 5 0,0 % 0 20
% % %

0,0 0,0 0,0


10 Post Orif 0 7 0 17 0 10 0,0 % 0 34
% % %

0,0 0,0 0,0


11 Hysterectomy 0 0 0 1 0 1 0,0% 0 2
% % %

12 Cholesistektomy 0 0 0,0 0 1 0,0 0 0 0,0 % 0 1 0,0


% % %

24
TKR ( Total
0,0 0,0 0,0
13 Knee 0 1 0 0 0 0 0,0 % 0 1
% % %
Replacement )

0, 0,
11 0,0
Total 0 38 0 0 57 0 0 23 0,0 % 0
8 %
% %

GRAFIK 1:

ANGKA INSIDEN RATE IDO TRIWULAN III


TAHUN 2022
2.5

2.0
Axis Title

1.5

1.0

0.5

0.0
JULI AGUSTUS SEPTEMBER Total

Interpretasi Data :

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwasanya Capaian Angka insiden


rate (IR) IDO pada Periode Juli – September 2022 adalah 0,0%, tidak ditemukan
adanya kasus dengan jumlah tindakan 118 tindakan operasi di RSUD dr. Fauziah
Bireuen.Akan tetapi Jika dibandingkan dengan periode 2021 angka kejadian
mengalamipeningkatan yaitu dari angka insiden 0,95% (2021) hingga menjadi 0,0 %
(2022) dalam periode yang sama, walaupun target yang ditetapkan masih sama
yaitu0 %. Dan masih ada beberapa jenis operasi bersih yang tidak ditemukan
insiden infeksi, namun tetap perlu dilakukan surveilans secara terus menerus untuk
mencegah timbulnya angka insideninfeksi IDO.

25
Analisa Data / Faktor-faktor yang mungkin berpengaruh :

Manajemen :
1. Regulasi yang sudah ada perlu di sosialisasi kembali kepada seluruh staf
( SPO Bundle pencegahan IDO )

Petugas :

1. Pencukuran masih dilakukan dengan menggunakan pisau cukur biasa dan


masih dilakukan di ruangan rawatan bukan dikamar operasi dan juga
pencukuran yang dilakukan tidak semua 1 jam sebelum operasi
2. Penggunaan anti biotik sebagai profilaksis masih belum semua pasien
mendapatkan
3. Belum terbentuknya Komite PPRA.

Fasilitas :

1. Belum adanya uji kultur darah sebelum pasien dilakukan Operasi


2. pencukuran belum menggunakan elektrik kliper
3. pencukuran masih dilakukan di ruang rawatan
4. Ruangan OK suhu ruang tidak bisa terukur
5. proses dekontaminasi masih dilakukan di kamar operasi
6. perawatan luka kurang memperhatikan tehnik septik

Lingkungan :

1. sumber air masih dua sumber air sumur dan air PDAM
2. Masih ada brangkar dari luar yang masuk ke kamar operasi
3. Ruang spoolhok atap terbuka

Rekomendasi / RTL :
1. Melaporkan kembali hasil audit dan monitoring ke direktur

26
2. Duduk bersama dengan KPPI, Direktur dan KMKP membicarakan regulasi
/ kebijakan tentang penggunaan elektrik cliper, dan penggunaan antibiotik
profilaksis .
3. Sosialisasi kembali spo cuci tangan bedah dan spo bundles pencegahan
IDO secara berkala
4. Pengadaan elektrik cliper untuk pencukuran
5. Kebijakan pencukuran yang masih dilakukan di ruang rawatan
6. proses dekontaminasi tidak lagi dilakukan di kamar operasi
7. perawatan luka harus memperhatikan tehnik septik dan steril.
8. Melibatkatkan kepala ruangan untuk memonitoring kepatuhan petugas
dalam melakukan tindakan
9. Penatalaksanaan peralatan sebaiknya dilakukan tersentralisasi ke CSSD,
dari proses dekontaminasi sampai dengan sterilisasi
10. Melakukan audit dan monitoring Penerapan bundle IDO
11. Melakukan edukasi pada pasien dan keluarga tentang pentingnya
perawatan luka setelah pasien pulang / ada kontak person pasien post op
setelah pulang
12. Presentasi sama direktur bersama komite PPI.

II. Indikator Sesuai Renstra RS


1. Kepuasan pasien bedah post operasi
Tidak ada dilakukan survey pada Triwulan ini

2. Kepuasan staf rumah sakit


Sudah dilakukan pada Triwulan II sebelumnya

27
III. Indikator Terkait Manajemen Resiko

1. Ketepatan waktu( respon time) pemeliharaan alat elektromedis

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Standar Juli Agustus September

Plan Do Study Action

Mengupayak 1. Meningkatkan Sudah sesuai 1. Meningkatkan kualitas


an capaian kualitas dengan standar supervisi oleh kepala
target supervisi oleh yang ditetapkan instalasi
>80% kepala instalasi
2. Meningkatkan
2. Meningkatkan Koordinasi antar
Koordinasi antar petugas IPSRS
petugas IPSRS di lapangan
di lapangan
3. Menginventarisir
3. Meningkatka nomor contact teknisi
n supplier
kemampuan
teknis 4. Meningkatkan
petugas kemampuan teknis
petugas

5. Mempertahankan
capaian untuk waktu
tanggap pemeliharaan
alat

28
IV. Indikator Sasaran Keselamatan Pasien ada 6 Indikator
1. Kejadian kesalahan penempelan identitas pasien pada sampel PA ( Patalogi
Anatomi)

100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Standar Juli Agustus September

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat capaian untuk Triwulan III tahun 2022
sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan.

2. Kejadian ketidaksesuaian antara intruksi post operasi dengan lembar transfer


internal

100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Standar Juli Agustus September

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat capaian untuk tahun triwulan III 2022
sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan bahwa tidak ada kejadian
ketidaksesuaian antara intruksi post operasi dengan lembar transfer internal.

29
3. Kepatuhan Pelabelan obat high alert medication di kamar operasi

100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Standar Juli Agustus September

Plan Do Study Action


Mempertahankan 1. Sosialisasi Capaian untuk b. Pengaturan
kepatuhan pada petugas Triwulan III sudah distribusi
pelabelan obat farmasi sudah sesuai standar tenaga Farmasi
high alert di IBS dialkukan c. Supervisi
2. Penyiapan pelaksanaan
label sudah oleh kepala
dilakukan instalasi
3. Supervisi farmasi
pelaksanaan d. Monitoring
sudah pelaksanaan
dilakukan oleh kepala
4. Monitoring IBS
pelaksanaan
sudah
dilakukan

30
4. Kepatuhan pelaksanaan prosedur surgical safety ceklist/time out operasi

100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Standar Juli Agustus September

5. Kepatuhan cuci tangan petugas kamar operasi

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Juli Agustus September

31
Plan Do Study Action

Mengu 1. Sosialisasi cuci Secara garis besar 1. Meningkatkan


payaka tangan capaian target pada capaian standar
n berkelanjutan mulai triwulan III rata – rata hingga mencapai
capaia dari apel pagi, dibawah 85% standar
n breafing diunit, hand
target over communication 2. Mengintensifkan
100% ( over an) sosialisasi dan
supervisi oleh
2. Supervisi cuci kepala unit
tangan oleh Kepala
Unit 3. Monitoring dan
evaluasi cuci
3. Monitoring tangan dari
dan evaluasi cuci masing-masing Ka
tangan dari masing- Unit kepada
masing Ka Unit stafnya
kepada stafnya
4. Pemantauan dan
Penilaian cuci
tangan oleh IPCLN
dan IPCN

6. Kepatuhan perawat melakukan re assessment resiko jatuh pada pasien post


operasi

32
100%

95%

90%

85%

80%

75%
Standar Juli Agustus September

Plan Do Study Action


Meningkatkan 1. Pelaksanaan Pencapaian 1. Tingkat
kepatuhan upaya sosialisasi lembar selama Triwulan III supervisi oleh
pencegahan monitoring risiko belum mencapai Kepala
resiko jatuh jatuh sasaran. Hal ini Ruang/Unit dan
pasien di ruang 2. Penyediaan karena belum PIC Mutu
rawat inap. penanda risiko optimalnya 2. Monitoring
jatuh. supervisi yang pelaksanaan oleh
3. Supervisi dilakukan oleh Komite Mutu
pelaksanaan sudah Kepala Ruang.
dilakukan tapi
belum optimal
4. Monitoring
pelaksanaan sudah
dilakukan.

C. INDIKATOR MUTU PRIORITAS UNIT ( IMP-UNIT)

1. Indikator Unit Pelayanan

N Indikator Standar Capaian Rata- Ket


o rata
Juli Agust Sept

33
Instalasi Gawat darurat ( IGD )
1 Emergensi 100% 100% 99,40% 97,75 99,05 Tercapai
respon time % %
( waktu
tanggap
pelayanan
≤5 menit
Rawat Jalan
1 Waktu ≥ 80% 46% 48% 33% 42,3 Belum
tunggu % tercapai
rawat jalan
Rawat Inap
1 Kepatuhan 100% 100% 100% 100% 100% Tercapai
identifikasi
pasien
PONEK
1 Waktu 80% 100% 100% 0% 100% Tercapai
tanggap dan bulan
seksio sept tidak
sesaria SC
emergenci
Hemodialisa
1 Kejadian 0% 0% 1,40% 0% 0,4 Tercapai
reaksi
tranfusi
2 Kejadian 0% 0% 2,81% 2,77% 1,86 Tidak
insiden tercapai
clooting
durante
ICU
1 Kepatuhan 100% 100% 100% 100% 100% Tercapai
identifikasi
pasien
2 Kepatuhan 100% 100% 100% 100% 100% Tercapai
DPJP untuk
tandatanga
n stempel
read back
3 Kepatuhan 100% 100% 100% 100% 100% Tercapai
resiko jatuh
Instalasi Bedah Sentral
1 Kejadian ≤ 1% 0% 0% 0% 0% Tercapai
kematian di
meja
operasi

34
2. INDIKATOR MUTU PRIORITAS UNIT PENUNJANG

35
N Indikator Standar Capaian Rata- KET
o Juli Agust Sept rata
FARMASI
1 Kepatuhan ≥ 80% 78,45 82,17% 81,43 80,68 Tercapai
pengguna % % %
an obat
sesuai
FORNAS
2 Waktu tunggu pelayanan obat rawat jalan
a. Non 80% 100% 100% 100% 100% Tercapai
racik mak
30 menit
b.Racik 80% 100% 100% 100% 100% Tercapai
60menit
RADIOLOGI
1. Waktu 100% 100% 100% 100% 100% Tercapai
tunggu
poto
thorax ≤
3jam
2 Kejadian 1,50% 0,04% 0,44% 0,08% 0,18 Tercapai
kegagalan %
pelayanan
poto
rontgen
REKAM MEDIS
1 Ketepatan 100% 88,79 90,34% 95,39 91,50 Belum
dan % % tercapai
kelengkap
an rekam
medis
1x24jam
GIZI
1. Karyawan 70% 0% 0% 0% 0% Belum
Gizi tercapai
mengikuti
pelatihan
20jam
pertahun
CSSD
1 Kejadian 0% 1,08% 0,28% 0,89% 0,75 Tercapai
kadaluarsa %
instrumen
yang
sudah
distrerilkan
LOUNDRY
1 Tidak 100% 100% 100% 100% 100% Tercapai
36
ditemukan
ada
kejadian
linen
INDIKATOR MUTU PRIORITAS UNIT BAGIAN UMUM

N Indikator Standa Capaian Rata- KET


o r Juli Agustu Sept rata
s
SDM
1 Ketertiban 100% Belu Belum 75,50 75,50 Belum
absensi m Ukur % % tercapa
kehadiran Ukur i
kerja
karyawan
DIKLAT
1 Karyawan ≥ 60% 13,0 5,4% 20,2% 44,9% Belum

37
mendapat % tercapa
pelatihan i
minmal
20jam/tahu
n

3. INDIKATOR MUTU KOMITE DAN TIM

No. Indikator Standar CAPAIAN Rata- KET


JUli Agust Sept rata
K3RS
1 Angka 0% 0% 0% 0% 0% Tercapai
kejadian
insiden
kecelakaan
kerja
karyawan
PPI
1 Survailans ≤1%˳ 25,80 15,24 16,26 19,1 Belum
HAIS tercapai
plebitis

BAB V

INDIKATOR MUTU UNIT RAWAT INAP, RAWAT JALAN DAN INSTALASI


RUMAH SAKIT UMUM DR. FAUZIAH BIREUEN
TAHUN 2022
I. IGD

Emergency Respon Time ( waktu tanggap pelayanan ≤ 5 menit)

38
Dari grafik terlihat bahwa hasil capaian indikator respontime/ waktu tunggu

pelayanan gawat darurat di RSUD dr. Fauziah Bireuen pada Triwulan III sudah

mencapai standar yang telah di tentukan. Sosialisasi yang terus menerus tentu

sangat berpengaruh terhadap pengisian check list pemantauan waktu tunggu

pelayanan gawat darurat. Tentunya upaya upaya perbaikan dilakukan secara

terus menerus untuk mempertahankan capaian yang teLah diperoleh.

II. Waktu Tunggu Rawat Jalan ≤60 menit

Septembe
Juli Agustus
No Poliklinik r Keterangan
(%) (%)
(%)

1 Poliklinik Bedah 48,75 58,16 49,56  Belum Tercapai

2 Poliklinik THT 52,54 62,50 46,32  Belum Tercapai

39
3 Poliklinik Anak 49,32 56,12 45,74  Belum Tercapai

4 Polilklinik Gigi 44,90 66,67 54,55  Belum Tercapai

5 Poliklinik Obgyn 55,17 55,00 53,66  Belum Tercapai

6 Poliklinik Geriatri 44,53 46,78 51,14  Belum Tercapai

7 Poliklinik Dalam 50,16 50,51 51,98  Belum Tercapai

8 Poliklinik Mata 77,09 48,81 53,21  Belum Tercapai

9 Poliklinik Paru 49,38 52,72 50,37  Belum Tercapai

Poliklinik
10 48,75 54,32 52,72  Belum Tercapai
Orthopedi

11 Poliklinik Urologi 40,75 51,57 51,12  Belum Tercapai

12 Poliklinik Jantung 49,53 50,41 52,71  Belum Tercapai

13 Poliklinik Saraf 49,60 51,24 51,26  Belum Tercapai

14 Poliklinik Jiwa 78,56 47,24 50,63  Belum Tercapai

15 Poliklinik Kulit 43,70 54,21 50,72  Belum Tercapai

40
41
Berdasarkan grafik di atas secara umum untuk semua poliklinik dapat di

lihat bahwa waktu tunggu rawat jalan belum sesuai standar yang di tentukan, ini

di karenakan oleh kurang optimalnya jadwal dokter bertugas dan sistem belum

mendukung yaitu SIM RS belum beroperasi dipoliklinik dan juga harus

menunggu rekam medis pasien di antar oleh petugas kartu yang tidak segera

diantar setelah pasien daftar. Rekomendasi di harapkan agar dokter

memberikan pelayanan sesuai dengan SPM yang berlaku di Rumah Sakit yaitu

dari jam 08.00 s/d 13.00 WIB dan SIM RS agar segera diaktifkan dan petugas

kartu jangan tunggu banyak dulu baru diantar kepoliklinik.

III. Rawat Inap

1. Kepatuhan Identifikasi Pasien

42
43
Berdasarkan gradik diatas dapat dilihat bahwa hasil capaian

kepatuhan petugas dalam Kepatuhan Identifikasi Pasien mengalami

peningkatan dari bulan Juli 2022 dan pada bulan September capaian

indikator Kepatuhan Identifikasi Pasien sudah sesuai dengan standar yang

ditetapkan.

Diharapkan kepada bidang terkait untuk menekankan kembali pada petugas

yang memberikan pelayanan agar melakukan identifikasi secara benar

untuk mempertahankan capaian yang sudah sesuai standar yang

ditetapkan.

2. Kepatuhan Waktu Visit Dokter Spesialis

44
45
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa secara umum angka

pencapaian indikator Kepatuhan Waktu Visite Dokter Spesialis mengalami

peningkatan yang tajam dari bulan Juli sampai dengan September 2022.

Untuk ruangan yang pencapainnya 0% disebabkan karena ruangan tidak

membuat laporan Kepatuhan Waktu Visite Dokter Spesialis. Pada bulan

September 2022 sudah sesuai dengan standar yang di tetapkan yaitu ≥ 80%

dan diharapkan untuk dapat Mempertahankan standar yang telah dicapai.

3. Kepatuhan Upaya Resiko Cidera Akibat Pasien Jatuh

46
47
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa capaianKepatuhan

Upaya Resiko Cidera Akibat Pasien Jatuh mengalami peningkatan dari bulan

ke bulan. Pada bula September capaian sudah sesuai dengan standar yang

ditetapkan, diharapkan untuk dapat mempertahankan capaian yang telah

diperoleh.

4. Kepatuhan DPJP Untuk Menandatangi Stempel Konfirmasi Read Back

48
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa Capaian Kepatuhan Dpjp

Untuk Menandatangi Stempel Konfirmasi Read Backsudah sesuai dengan

standar yang ditetapkan yaitu 100%.

5. PENGKAJIAN PRE ANASTESI

49
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat untuk pengkajian

preanastesi triwulan III belum mencapai standar yang ditetapkan karena

sebagian dokter ada yang tidak melakukan pengkajian preanastesi sesuai

dengan standar. Diharapkan kepada bidang pelayanan medis dan komite

medik untuk bisa mensosilalisasikan kembali tentang prosedur pengkajian

preanastesi dimana seharusnya pasien yang akan dijadwalkan menjalani

tindakan pembedahan harus dilakukan persiapan dan pengelolaan

preanastesi secara optimal oleh dokter anastesi dan kunjungan preanastesi

pada tindakan bedah efektif dilakukan satu hari sebelum operasi dan pada

operasi darurat dilakukan pada saat pra induksi diruang penerimaan pasien.

IV. UBS (UNIT BEDAH SENTRAL)

50
Untuk laporan di semester ini tidak ada kejadian operasi salah sisi

sehingga standar yang telah di tentukan tercapai yaitu 0 kejadian.

V. PONEK

1. Respon Time (Waktu Tanggap Pelayanan≤ 5 Menit)

2. Respon Time Pasien Cyto≤ 30 Menit

51
3. Respon Time Pemeriksaan Laboratorium≤ 30 Menit (Cyto)

Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa capaian untuk respon

kesiapan hasil laboratorium ≤ 30 menit belum mencapai standar,

seharusnya sebelum pasien dipindahkan ke ruang bersalin hasil

laboratorium sudah selesai,di harapkan pada instalasi laboratorium agar

hasil laboratorium bisa diselesaikan sesuai dengan standar yang berlaku.

VI. RADIOLOGI

52
1. Waktu Tunggu Hasil Pelayanan Thorax Foto ≤ 3 Jam

2. KEJADIAN KEGAGALAN PELAYANAN FOTO RONTGEN

Berdasarkan grafik diatas dapat kita lihat bahwa angka kejadian kegagalan

foto ronthen triwulan III capaiannya sudah sesuai dengan standar yang

ditetapkan.

VII. LABORATORIUM

53
Waktu Tunggu Hasil Pelayanan Laboratorium

VIII. REHABILITASI MEDIK

1. Kejadian Drop Out Pasien Terhadap Pelayanan Rehabilitasi Medik

Yang Di Rencanakan

54
2. Tidak Adanya Kesalahan Tindakan Rehabilitasi Medik

IX. FARMASI

1. Waktu Tunggu Pelayanan Obat Rawat Jalan

a. Non Racik Max 30 Menit

55
b. Racik Max 60 Menit

2. Kepatuhan Penggunaan Obat Sesuai Formularium

56
Berdasarkan grafik diatas dapt kita lihat bahwa kepatuhan terhadap

penggunan FORNAS sudah sesuai standar yang ditetapkan.

X. INSTALASI GIZI

1. Karyawan/Staf Gizi Mengikuti Pelatihan 20 Jam/Tahun

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa tidak ada karyawan

gizi yang mendapatkan pelatihan, salah satu yang menjadi kendala karena

terbatasnya anggaran sehingga usulan pelatihan oleh instalasi gizi tidak ada

yang dipenuhi/terealisasi.

57
2. Kepatuhan Visit Oleh Dietisien

Berdasarkan grafik diatas capaian untuk kepatuhan visit oleh

dietisien tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan yaitu ≥ 80% di

mana tujuan dari indikator ini adalah tercapainya cakupan asessmen gizi

kepada pasien rawat inap di rumah sakit. Untuk saat ini asessmen di

lakukan oleh dietisien jika ada permintaan dari ruangan seharusnya

asessmen ini di lakukan untuk semua pasien diruangan tanpa menunggu

permintaan dari dokter atau perawat ruangan dan untuk pengisian CPPT

yang di sediakan di rekam medis pasien juga tidak diisi.

3. Audit Dan Monitoring PPI Gizi

Tabel Audit Dan Monitoring PPI Gizi

NO INDIKATOR JULI AGUSTU SEPTEMBE TOTAL

58
S R

1 Lingkungan 55% 64% 64% 61%

2 Staff 72% 43% 72% 62%

3 Penyiapan Makanan 83% 83% 100% 89%

4 Fasilitas Kitchen 70% 80% 70% 73%

5 Kitchen Storage 50% 100% 100% 83%

6 Lain-lain 60% 60% 80% 67%

Total 65% 81% 73%


72%

Grafik Audit Dan Monitoring PPI Gizi

Berdasarkan Hasil audit dan monitoring yang didapat pada Instalasi

Gizi pada triwulan III 2022. Angka yang paling tinggi dijumpai pada pada

Penyiapan makanan sebesar 89% dan angka yang paling rendah dijumpai

pada Lingkungan yaitu 61%. secara keseluruhan kepatuhan yang dijumpai

59
mulai meningkat di Triwulan III tahun 2022 sebesar 73%. Adapun juga ada

yang dijumpai pada area tertentu yang pencapaiannya sudah mencapai

100%. Seperti petugas pd area Penyiapan makanan, Fasilitas Kitchen dan di

area Kitchen Storage yang sudah membaik.

GrafikAudit Dan Monitoring PPI Gizi Berdasarkan Periode

Januari-September 2022

Interpretasi Data:

Berdasarkan dari hasil audit dan monitoring yang didapat pada

Instalasi Gizi pada Triwulan III 2022 ini, dari bulan Januari-September Tahun

2022. Angka yang di dapat masih fluktuatif belum stabil, namun kembali

60
naik pelan-pelan di Triwulan III, dimana angka yang paling tinggi dijumpai

pada bulan September yaitu sebesar 81% dan angka yang paling rendah

dijumpai pada bulan Juni yaitu sebesar 59%. Secara keseluruhan angka

yang didapat yaitu sebesar 70%, masih harus dilakukan pengawasan lebih

sering lagi oleh ka.instalasinya dan IPCN dan menyusun strategi sehingga di

triwulan berikutnya lebih meningkat lagi.

Temuan Lainnya:

1. Terbatasnya fasilitas pencucian peralatan makan dan minuman, masih

tercampur di dalam satu area (yaitu pencucian piring dan ikan masih di

area yang sama,resiko terjadinya croos infection) pencucian alat makan

masih manual dengan menggunakan air panas, akan tetapi suhunya

tidak lagi dapat terukur (belum dapat dilakukan secara terpisah

dikarenakan fasilitas terbatas)

2. Petugas tidak menggunakan baju kerja pada saat memasak atau

mengolah makanan.

3. Masker dan sarung tangan plastik tidak selalu digunakan oleh petugas

pemorsian makanan

4. Pintu ruang pemorsian sering terbuka

Analisa Data / Faktor yang dianggap berpengaruh:

1. Cara pengolahan makanan

a. Saluran pembuangan kadang2 masih tersumbat

61
b. petugas masih ada yang menggunakan cincin

c. Peralatan pisau belum sesuai jenis, penandaan dengan warna

2. Penyimpanan dingin

a. Pemantauan suhu belum dilakukan

b. Alat pengukur suhu sudah rusak

3. Staff

a. Kurang kepedulian akan pentingnya APD

b. Masih ada staf yang menggunakan cincin

c. Petugas tidak menggunakan baju kerja khusus pada saat memasak

atau mengolah makanan ( belum tersedia )

d. Sepatu boot yang tersedia sangat terbatas, hanya 3 pasang.

Sebagian petugasnya menggunakan sandal jepit( boleh dengan

sepatu bahan karet yang bertutup depan )

e. Pemeriksaan kesehatan karyawan belum dilakukan setiap tahunnya

(anal swab)

4. Penyiapan makanan

Petugas tidak selalu menggunakan sarung tangan pada saat melalukan

pemorsian

5. Fasilitas Kitchen

62
a. Tempat sampah tampak kotor dan berminyak

b. Jadwal kebersihan atau gotong royong belum terjadwal

6. Lain lain

Alur masih tercampur

Rekomendasi /RTL:

1. Monitoring PPI lebih ditingkatkan lagi

2. Pengawasan ka instalasi lebih ketat atau sering lagi

3. Dilakukan sosialisasi kembali tentang PPI gizi oleh IPCN

4. Wajib cucit tangan 6 langkah sebelum dan sesudah menjamah makanan

5. Membagi jadwal secara terpisah sehingga proses pencucian tidak

dilakukan secara bersamaan guna untuk mencegah terjadinya cross

infection Yang dilakukan oleh penanggung jawab instalasi atau Ka

instalasi Gizi.

6. Kebersihan ruangan bebas dari vector lalat, pastikan setiap keluar

masuk pintu selalu tertutup, dan batasi tingkat intensitas keluar masuk

ke area tersebut. Tirai anti lalat pastikan selalu dalam keadaan tertutup.

7. Kebersihan lantai perlu ditingkatkan lagi dengan melibatkan cs

setempat.

63
8. Untuk menjaga kualitas dari bahan makanan baik makanan kering

maupun mentah harus memiliki AC dan memiliki Suhu untuk setiap

lemari penyimpanan.

9. Berkoordinasi dengan bagian terkait untuk ketersediaan APD secara

berkesinambuangan dengan membuat amprahan ulang setiap bulannya.

4. Audit Kepatuhan APD

Tabel Kepatuhan penggunaan APD pada Instalasi Gizi

No PETUGAS GIZI JULI AGUSTUS SEPTEMBER TOTAL

1 Persiapanbahanmakanan 50% 50% 75% 58%


2 Pencucianikan 50% 75% 75% 67%
3 Pencuciansayur 50% 50% 50% 50%
Pencuciab peralatan
4 100% 100% 100% 100%
makanan
Jurumasak/
5 75% 75% 75% 75%
pengolahanmakanan
6 Penyajian / pemorsian 40% 60% 40% 47%
7 Pendistribusian 100% 100% 100% 100%
Total 66% 73% 74% 71%

Grafik Kepatuhan Penggunaan APD

64
Berdasarkan grafik diatas kepatuhan penggunaan APD di unit gizi

yang didapat pada triwulan III tahun 2022, Angka kepatuhan yang paling

tinggi di jumpai pada bulan September sebesar 74%. Dan angka yang masih

rendah di jumpai pada bulan Juli sebesar 66%. Dan tetap terus di lakukan

perbaikan-perbaikan agar mencapai target yang di harapkan yaitu 100%.

Grafik Kepatuhan penggunaan APD Berdasarkan Periode

Interpretasi Data:

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwasanya kepatuhan

penggunaan APD di unit gizi yang didapat pada periode Januari-September

tahun 2022 yaitu sebesar 68%. Angka kepatuhan yang paling tinggi di jumpai

yaitu sebesar 74% didapat di bulan September, dan angka yang paling

rendah dijumpai sebesar 59% di dapat di bulan Februari. Angka yang didapat

65
masih dibawah target capaian yaitu 100%, namun tetap terus di lakukan

perbaikan-perbaikan agar mencapai target yang di harapkan.

Analisa Data / Faktor yang dianggap berpengaruh:

Dari beberapa staf yang di audit ada petugas yang belum patuh dan

ada petugas yang sudah patuh, disebabkan oleh beberapa hal:

1. Terbatasnya ketersediaan APD untuk petugas

2. Kurangnya pengetahuan akan pentingnya penggunaan APD secara tepat

3. Kurangnya monitoring kepatuhan penggunaan APD pada petugas

4. Ada rekrut staf baru yang belum teredukasi pada saat awal masuk kerja.

5. Tidak menguasai SPO

6. Sosialisasikan kembali panduan dan SPO yang sudah ada

Rekomendasi / RTL:

1. Monitoring PPI lebih ditingkatkan lagi

2. Pengawasan kainstalasi lebih ketat atau seringlagi

3. Dilakukan sosialisasi kembali tentang PPI gizi oleh IPCN

4. Pentingnya pemakaian APD , Sepatu pelindung, utk mencegah kelakaan

kerjadan masker untuk mencegah makanan terkontaminasi oleh percikan

ludah jika bersin atau batuk. Dan apron dansarung tangan plastic untuk

menjaga kontaminas imakanan.

66
5. Petugas tidak menggunakan baju kerja pada saat memasak atau

mengolah makanan.

XI. UTD ( Unit Transfusi Darah)

1. Kebutuhan Darah Bagi Setiap Pelayanan Tranfusi

Berdasarkan grafik diatas tergambar bahwa capaian belum sesuai

standar yang ditentukan yaitu 100% karena kurangnya stok darah di UTD

sehingga untuk menutupi kekurangan tersebut anggota keluarga dari

pasien jadi pendonor (DP).

2. Kejadian Reaksi Tranfusi

67
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa terdapat satu kasus reaksi

tranfusi di bulan Agustus 2022.

3. Kepatuhan Identifikasi Pasien

4. Kepatuhan Petugas UTD Dalam Melaksanakan Hand Hygiene

68
Berdasarkan grafik diatas dapat kita lihat bahwa capaian kepatuhan

dalam melaksanakan Hand Hygiene petugas UTD masih sangat jauh dari

standar yang di tentukan yaitu 100%

5. WAKTU TUNGGU PELAYANAN CROSS MATCHING

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa capaiannya sudah

sesuai standar yang ditetapkan yaitu ≤ 45 menit.

XII. Audit Dan Monitoring Kebersihan Tangan berdasarkan ruangan (Hand


Hygiene)
Tabel Audit Kepatuhan Hand Hygiene

RUANGAN /
NO JULI AGUSTUS SEPTEMBER TOTAL
INSTALASI
1 R. Delima 38% 42% 41% 40%

69
43% 44% 39% 42%
2 R.Giri
28% 33% 31% 31%
3 R. Perinatologi
58% 65% 66% 63%
4 R. Jambee
44% 45% 50% 46%
5 R. Kupula
62% 66% 65% 64%
6 R. Pineung
62% 64% 61% 62%
7 R. Padee
63% 61% 60% 61%
8 R. Ranub
35% 25% 43% 34%
9 R. ICU
61% 58% 65% 61%
10 R. Mata
43% 42% 36% 40%
11 R. Hemodialisa
33% 30% 25% 29%
12 R. Upip
36% 25% 33% 31%
13 R. Zaitun
44% 35% 44% 41%
14 R. VK
R. Pinere (R. 49% 44% 44% 46%
15
Seulanga)
63% 62% 64% 63%
16 R. Kelas Utama
63% 64% 66% 64%
17 R. Penyakit Dalam
28% 25% 45% 33%
18 IGD
45% 44% 40% 43%
19 Laboratorium
60% 58% 61% 60%
20 Radiologi
65% 62% 65% 64%
21 Instalasi UTD
29% 33% 40% 34%
22 Ponek
44% 44% 41% 43%
23 R. Pavilium
48% 47% 49% 48%
Total

70
GrafikAudit Kepatuhan Hand Hygiene Berdasarkan Ruangan/Instalasi

Berdasarkan hasil monitoring kepatuhan Hand Hygiene di

Ruangan/Instalasi RSUD dr. Fauziah Bireuen pada Triwulan III Periode Juli

- September Tahun 2022 yaitu sebesar 48 %, angka kepatuhan yang

paling tinggi yaitu sebesar 64 % yang dijumpai pada Ruang Pineung,

Ruang Penyakit Dalam dan Instalasi UTD, dan angka kepatuhan paling

rendah yaitu sebesar 31% yang dijumpai pada Ruang Perinatologi dan

Ruang Zaitun. Kepatuhan yang didapat masih belum mencapai target yang

diharapkan yaitu 85 %.

Grafik Audit Kepatuhan Hand Hygiene Berdasarkan Periode


Triwulan III Tahun2022

71
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwasanya angka
kepatuhan Hand Hygiene Triwulan III Periode Juli - September Tahun 2022
yaitu sebesar 48%, angka kepatuhan paling tinggi terdapat pada bulan
September yaitu sebesar 49%, dan angka yang rendah di jumpai pada
bulan Agustus yaitu sebesar 47%, Pencapaian kepatuhan HH masih belum
mencapai target yaitu 85%, akan tetapi untuk melakukan perbaikan, akan
di prioritaskan lebih dahulu pada pencapaian ruangan yang paling rendah.

XIII. REKAM MEDIS


Ketepatan Dan Kelengkapan Rekam Medis 1X24jam

72
73
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa semua ruangan belum

mancapai standar yang ditentukan dalam ketepatan dan kelengkapan Rekam

Medis 1x24 jam

XIV. PENGELOLAAN LIMBAH

1. Limbah Padat Infeksius dan Non Infeksius

RUANGAN /
NO JULI AGUSTUS SEPTEMBER TOTAL
INSTALASI
63% 75% 63% 67%
1 R. Delima
75% 63% 75% 71%
2 R.Giri
63% 63% 75% 67%
3 R. VK
75% 75% 88% 79%
4 R. Pavilium
76% 77% 77% 77%
5 R. Jambee
68% 68% 68% 68%
6 R. Kupula
75% 76% 77% 76%
7 R. Pineung
89% 56% 67% 71%
8 R. Padee
89% 56% 78% 74%
9 R. Ranub
63% 68% 68% 66%
10 R. ICU
77% 76% 78% 77%
11 R. Mata
68% 68% 68% 68%
12 R. Perinatologi
63% 75% 75% 71%
13 R. Hemodialisa
68% 68% 68% 68%
14 R. Upip
75% 63% 68% 69%
15 R. Zaitun

74
75% 75% 75% 75%
16 R. Pinere (Seulanga)
67% 67% 78% 71%
17 R. Kelas Utama
75% 82% 80% 79%
18 R. Penyakit Dalam
68% 68% 70% 69%
19 IGD
75% 63% 63% 67%
20 Laboratorium
67% 67% 67% 67%
21 Radiologi
74% 76% 78% 76%
22 Instalasi UTD
70% 70% 72% 71%
23 Ponek

Total 72% 69% 73% 71%

Grafik Kepatuhan Pembuangan Limbah Padat Infeksius Dan Non Infeksius


Berdasarkan Ruangan

75
Berdasarkan hasil monitoring kepatuhan pembuangan limbah

Infeksius dan non infeksius berdasarkan Ruangan/Instalasi di RSUD dr.

Fauziah Bireuen pada Triwulan III Periode Juli - September Tahun 2022

yaitu sebesar 71%, angka yang paling tinggi yaitu sebesar 73% yang di

jumpai pada bulan September. Angka yang paling rendah yaitu sebesar

69% yang dijumpai pada bulan Agustus, Dimana Kepatuhan yang terjadi

pada Triwulan III ini masih fluktuatif / naik turun belum stabil, dan

kepatuhan yang didapat belum mencapai standar yang diharapkan.

Grafik Kepatuhan pembuangan Limbah Padat Infeksius dan Non Infeksius


Berdasarkan Periode Juli - September 2022

76
Berdasarkan hasil monitoring kepatuhan pembuangan limbah

Infeksius dan non infeksius di RSUD dr. Fauziah Bireuen Triwulan III

Periode Juli - September Tahun 2022 yaitu sebesar 71%, angka yang

paling tinggi di jumpai pada bulan September yaitu sebesar 73% dan

angka yang paling rendah dijumpai pada bulan Agustus yaitu sebesar 69%.

Dimana Kepatuhan yang terjadi pada triwulan III ini masih fluktuatif / naik

turun belum stabil, dan kepatuhan yang didapat belum mencapai standar

yang diharapkan.

Tabel Rekapan Hasil Audit Kepatuhan Pembuangan Limbah Infeksius dan


Non Infeksius Periode Januari-September Tahun 2022

NO BULAN CAPAIAN

1 Januari 69%

2 Februari 73%

3 Maret 75%

4 April 68%

5 Mei 70%

6 Juni 73%

77
7 Juli 72%

8 Agustus 69%

9 September 73%

Total 71%

Grafik Hasil Audit Kepatuhan Pembuangan Limbah Infeksius dan

Non InfeksiusPeriode Januari-September Tahun 2022

Berdasarkan hasil monitoring kepatuhan pembuangan limbah

Infeksius dan non infeksius di RSUD dr. Fauziah Bireuen Periode Januari-

September Tahun 2022 yaitu sebesar 71%. Angka kepatuhan yang paling

tinggi di jumpai pada bulan Maret yaitu sebesar 75 %, dan angka yang

rendah di jumpai pada bulan April yaitu sebesar 68%. Kepatuhan yang di

dapat pada triwulan II ini masih fluktuatif / naik turun belum stabil, dan

kepatuhan yang didapat belum mencapai standar yang diharapkan

(100%).

Analisa Data / Faktor-faktor yang dianggap berpengaruh:

78
1. Pembersihan tong sampah tidak selalu menggunakan desinfektan

setiap hari

2. Pembersihan tempat pembuangan limbah sementara juga tidak

menggunakan cairan desinfektan, dikarenakan tempat pembuangan

sampah sementara yang dimiliki RSUD dr Fauziah Bireuen belum

memenuhi syarat atau standar

3. Masih ada juga limbah yang ¾ penuh belum segera di buang

4. Kadang – kadang masih ada dijumpai limbah yang tercampur

5. Ukuran dari tong sampah yang tersedia diruangan kurang besar, jadi

cepat penuhnya jumlah sampah yang ada diruangan.

Rekomendasi / RTL:

1. Melakukan koordinasi dengan IPLS, untuk meninjau kembali regulasi

yang sudah ada, apakah perlu redisain / perubahan kembali SPO

yang sudah ada, sehingga pembersihan boleh dilakukan tiga hari

sekali atau seminggu sekali

2. Sosialisasi kembali kepada petugas CS

3. Limbah ¾ harus segera di buang (di ikat sebelum dibuang )

79
4. Bila sampah sudah penuh di simpan sementara diruang utility dan

selanjutnya dibuang ke TPS yang telah disediakan Setiap Shif oleh

CS.

5. Khusus limbah cairan darah infeksius seharusnya limbah cairan harus

dibuang di spoelhoek, jika diruangan tidak memiliki spoelhoek

dianjurkan buang ke dalam Closet

2. Limbah Benda Tajam

TabeL Rekapan Hasil Audit Kepatuhan Pembuangan Limbah Benda


Tajam

RUANGAN /
No JULI AGUSTUS SEPTEMBER TOTAL
INSTALASI
1 R. Delima 78% 67% 78% 74%

2 R.Giri 67% 78% 78% 74%

3 R. VK 67% 67% 78% 71%

4 R. Jambee 81% 83% 80% 81%

5 R. Kupula 78% 85% 82% 82%

6 R. Pineung 78% 76% 77% 77%

7 R. Padee 67% 78% 67% 71%

8 R. Ranub 67% 67% 67% 67%

9 R. ICU 67% 82% 82% 77%

10 R. Mata 79% 81% 80% 80%

11 R. Perinatologi 67% 78% 82% 76%

12 R. Hemodialisa 89% 89% 89% 89%

13 R. Upip 78% 82% 82% 81%

80
14 R. Zaitun 78% 78% 78% 78%

R. Pinere 67% 78% 78% 74%


15
(Seulanga)
16 R. Kelas Utama 56% 67% 78% 67%

17 R. Penyakit Dalam 80% 83% 81% 81%

18 IGD 78% 78% 82% 79%

19 Laboratorium 67% 67% 67% 67%

20 Radiologi 67% 67% 78% 71%

21 Instalasi UTD 74% 77% 76% 76%

22 Ponek 82% 82% 82% 82%

23 R. Pavilium 78% 67% 78% 74%

Total 73% 76% 78% 76%

Grafik Kepatuhan Pembuangan Limbah Benda Tajam Berdasarkan

Ruangan

81
Berdasarkan hasil monitoring kepatuhan pembuangan limbah

Benda Tajam berdasarkan Ruangan/Instalasi di RSUD dr. Fauziah

Bireuen pada Triwulan III Periode Juli - September Tahun 2022 yaitu

sebesar 76 %, angka kepatuhan yang paling tinggi yaitu sebesar 89 %

yang dijumpai pada Ruang Instalasi Hemodialisa dan angka kepatuhan

paling rendah yaitu sebesar 67 % yang dijumpai pada Ruang Ranub,

Ruang Kelas Utama dan Instalasi Laboratorium. Kepatuhan yang didapat

masih belum mencapai target yang diharapkan yaitu 100%

Grafik Kepatuhan Pembuangan Limbah Benda Tajam Berdasarkan

Periode Juli -September 2022

82
Hasil audit dan monitoring pembuangan Limbah benda tajam, yang

didapatkan pada triwulan III periode Juli - September Tahun 2022 yaitu

sebesar 76%, angka kepatuhan tertinggi dijumpai pada bulan September

yaitu sebesar 78%, dan kepatuhan yang paling rendah dijumpai pada bulan

Juli yaitu sebesar 73%, kepatuhan yang didapat masih belum mencapai

target yang diharapkan yaitu 100%

Tabel Rekapan Hasil Audit Kepatuhan Pembuangan Limbah Benda Tajam

Periode Januari - September Tahun 2022

NO Bulan Capaian

1 Januari 68%

2 Februari 70%

3 Maret 73%

4 April 72%

5 Mei 72%

6 Juni 75%

7 Juli 73%

8 Agustus 76%

9 September 78%

Total 73%

GrafikHasil Audit Kepatuhan Pembuangan Limbah benda tajam

periode Januari-September Tahun 2022

83
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwasanya Hasil audit dan

monitoring pembuangan Limbah benda tajam, yang didapatkan pada

periode Januari-September Tahun 2022 yaitu sebesar 73%, angka

kepatuhan tertinggi dijumpai di bulan September yaitu sebesar 78%, dan

kepatuhan yang paling rendah dijumpai pada bulan Januari yaitu sebesar

68%, kepatuhan yang didapat masih belum mencapai target yang

diharapkan yaitu 100%.

3. Audit Fasilitas Pembuangan Limbah Rumah Sakit

Tabel Audit Fasilitas Pembuangan Limbah Rumah Sakit

NO Bulan % Target

1 Januari 67% 100%


2 Februari 67% 100%
3 Maret 67% 100%
4 April 67% 100%
5 Mei 67% 100%

84
6 Juni 67% 100%
7 Juli 67% 100%
8 Agustus 67% 100%
9 September 67% 100%
TOTAL 67% 100%

Grafik Audit Fasilitas Pembuangan Limbah Rumah Sakit Berdasarkan


Periode Januari – September 2022

Berdasarkan hasil audit fasilitas Pembuangan Limbah Rumah Sakit

pada Periode Januari - September Tahun 2022 ini yaitu sebesar 67%.

Masih sama capaiannya yang dijumpai pada setiap bulannya, belum ada

perubahan yang terjadi yaitu sebesar 67%.

Analisa Data / Faktor-faktor yang dianggap berpengaruh:

1. Tempat Penampungan sementara (TPS) limbah infeksius masih belum

standar, masih diletakkan langsung dilantai, diruang tertutup (pengap)

dan sebagian juga ada didapat terletak diluar ruangan. Untuk jumlah

titik penempatan juga yang masih kurang (hanya terdapat 1 titik

penampungan)

85
2. TPS untuk limbah umum atau limbah non infeksius belum tersedia

3. Pengangkutan untuk limbah infeksius masih sangat minim, Tdk

memenuhi kapsitas yang dibutuhkan

Rekomendasi/RTL :

Mengusulkan ke Direktur atau bidang terkait untuk pengadaan

tempat sampah yang memadai dan layak, dan jumlah titik penempatan

TPS juga perlu ditambahkan agar tidak terjadi penumpukan limbah

melebihi kapasitas. Baik untuk limbah Infeksius maupun untuk limbah non

infeksius.

XV. ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN

Kepuasan staf/ karyawan Rumah Sakit untuk triwulan ini tidak dilakukan,

sudah dilaksanakan pada triwulan sebelumnya.

XVI. PEMULASARAN JENAZAH

Audit dan Monitoring PPI di Unit Instalasi Pemulasaran Jenazah

Tabel Audit dan Monitoring PPI di Unit Instalasi Pemulasaran Jenazah

NO INDIKATOR JULI AGUSTUS SEPTEMBER TOTAL

86
Kebersihan ruangan
1 80% 75% 75% 77%
dan peralatan
Fasilitas dan sarana
2 45% 45% 45% 45%
memandikan jenazah
Petugas yang
3 50% 50% 50% 50%
memandikan jenazah
4 Pengelolaan jenazah 67% 67% 60% 65%

TOTAL 61% 59% 58% 59%

Grafik Audit dan Monitoring PPI di Instalasi Unit Instalasi Pemulasaran

Jenazah

Berdasarkan hasil dari audit dan monitoring yang didapat pada

Instalasi Unit Instalasi Pemulasaran Jenazah pada triwulan III Tahun 2022 ini,

Secara keseluruhan kepatuhan yang dijumpai di triwulan III tahun 2022 yaitu

sebesar 59%. Masih harus dilakukan pengawasan lebih sering lagi oleh

Ka.Instalasinya dan IPCN dan menyusun strategi sehingga di triwulan

berikutnya lebih meningkat lagi.

Analisa Data/Faktor Yang Dianggap Berpengaruh:

1. Kebersihan ruangan dan peralatan

87
Secara umum kebersihan ruangan bersih tidak licin, tidak ada lawa-

lawa,wastafel bersih keranda bersih dan tidak karatan. Penutup keranda

belum ada, mobil jenazah kadang tidak di bersihkan, setelah jenazah di

turunkan desinfeksi belu, selesai dengan PPI, pembersihan tidak

menggunakan cairan desinfektan. Pembersihan hanya mengandalkan ke

doorsmer sesekali.

2. Fasilitas dan sarana memandikan Jenazah

Sudah tersedia APD lengkap di instalasi pemulasaran jenazah, akan

tetapi sarung tangan karet panjang sering tidak ada. Fasilitas Hand

Hygiene sudah ada seperti sabun, wastafel dengan air mengalir, sabun

antiseptik,hand rub. Akan tetapi tissue paper towel sudah lama tidak

ada.Peralatan spilkit sudah tidak ada, tempat sampah infeksius dengan

pijakan dan non infeksius dengan masing-masing penandaan sudah ada.

Belum ada handrub di mobil jenazah, begitu juga dengan tong

lineninfeksius belum tersedia, linen di masukkan dalam plastikkuning saja.

APD seperti sepatu bots/ yang harus di pakai berulang kadang ada di

bersihkan setelah di pakai. Untuk penerangan lampu sudah cukup terang

dan sirkulasi udara masih kurang nyaman/ panas.

Setelah jenazah di mandikan di lakukan pembersihan sarana pemandian

jenazah dan lantai. Saluran pembuangan air tidak lancar, air masih

tergenang bahkan mengalir ke luar ruang tunggu, di karenakan lantai

lebih landai di ruang tunggu.

88
3. Petugas yang memandikan jenazah

Saat menangani jenazah petugas sudah memakai APD lengkap, petugas

belum menjelaskan kepada keluarga tentang penanganan jenazahyang

meninggal karena penyakit menular, di karenakan keterbatasan ilmu

petugas pemulasaran jenazah, petugas belum sepenuhnya melakukan

HH 6 langkah menurut WHO. Petugas juga belum pernah mendapatkan

pelatihan PPI dasar

4. Kondisi Jenazah

Jenazah dengan penyakit menular tidak di pindahkan segera ke instalasi

pemulasaran jenazah. Akan tetapi langsung di bawa pulang oleh

keluarga. Bila keluarga bersedia di lakukan pemandian jenazah di Rumah

Sakit,jenazah dengan penyakit menular tidak di masukkan dalam kantong

jenazah. Semua perlengkapan jenazah dengan penyakit menular di

masukan dalam plastik dan di bawa pulang oleh keluarga. Saat melihat

jenazah keluarga di perbolehkan dengan memakai APD masker bila ada

jenazah dengan penyakit menular, jenazah ditempatkan tidak lebih dari 4

jam di instalasi pemulasaran jenazah sudah ada pencatatan investaris

kamar jenazah.

Rekomendasi/RTL :

1. Tingkatkan monitoring dan evaluasi terhadap proses pembersihan alat di

Unit Instalasi Pemulasaran Jenazah

2. Koordinasi dengan bidang terkait

89
3. Edukasi terhadap petugas Unit Instalasi Pemulasaran Jenazah tentang

proses pemberian yang sesuai standar bersama penanggung jawab Unit

Instalasi Pemulasaran Jenazah.

XVII. INSTALASI LAUNDRY

1. Audit dan Monitoring Pengelolaan Linen Laundry

Tabel Rekapan hasil monitoring Pengelolaan Linen

N
INDIKATOR JULI AGUST SEPT TOTAL
O

1 Tahap Pengumpulan Linen 80% 82% 81% 81%


TahapPengangkutan
2 81% 84% 80% 82%
Pengelolaan Linen
Tahap penerimaan Sanitasi
3 81% 84% 80% 82%
Pengelolaan linen
Tahap penimbangan
4 80% 81% 79% 80%
pengelolaan linen
Tahap Pencucian
5 80% 81% 80% 80%
Pengelolaan Linen
Tahap pengeringan
6 87% 85% 81% 84%
pengelolaan linen
Tahap Penyetrikaan sanitasi
7 81% 84% 83% 83%
pengelolaan linen
Tahap penyimpanan sanitasi
8 81% 84% 82% 82%
pengelolaan linen
Tahap Pendistribusian
9 85% 84% 84% 84%
pengelolaan linen
TOTAL 82% 83% 81% 82%

Grafik Rekapan hasil monitoring Pengelolaan Linen

90
Berdasarkan Hasil Audit PPI di Instalasi Laundry, hasil yang

didapat pada Triwulan III Tahun 2022 yaitu angka yang paling tinggi

dijumpai pada bulan Agustus yaitu sebesar 83%, dan angka yang paling

rendah dijumpai pada bulan September yaitu sebesar 81%. Secara

keseluruhan selama triwulan III Tahun 2022 ini kepatuhan Pemakaian

APD yang didapat yaitu sebesar 82%, angka kepatuhan sedikit menurun

dari bulan sebelumnya akan tetapi masih tetap perlu perbaikan lagi.

Grafik Rekapan Hasil Monitoring Pengelolaan Linen Berdasarkan Periode

91
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwasanya hasil yang

didapat pada periode Januari - September yaitu sebesar 83%, angka

yang paling tinggi dijumpai pada bulan Maret yaitu sebesar 86% dan

angka yang paling rendah dijumpai pada bulan September yaitu sebesar

81%. Hasil yang didapat masih belum mencapai target capaian yaitu

100%, namun tetap terus di lakukan perbaikan-perbaikan agar mencapai

target yang di harapkan.

Analisa Data / Faktor-faktor yang dianggap berpengaruh :

1. Masih ditemukannya linen yang diletakkan dilantai

2. Linen yang dikumpulkan tidak dicatat sama petugas diruangan

3. Masih ada petugas pengelolaan linen yang tidak cuci tangan 6

langkah

4. Masih ada ruangan yang belum menjalankan pengambilan linen

dengan sistem FIFO

Rekomendasi / RTL :

1. Redising kembali regulasi yang sudah ada (update kembali)

2. Edukasi dan sosialisasi kembali tentang PPI laundry oleh IPCN dan

penerapan SPO yang sudah ada

3. Perlunya pengawasan oleh Ka Instalansi laundry untuk meningkatkan

kepatuhan terhadap petugas laundry

4. Perlunya melibatkan Kepala Ruangan dalam memotivasi dan

observasi kepada perawat/petugas yang mengumpulkan linen kotor di

ruangan

92
5. Seprei pasien, setelah pasien pulang atau rujuk segera oleh perawat

pelaksana mengambil dan memasukkan ke trolley linen yang

tersedia, dan jangan sampai keluarga pasien yang mengambil dan

menyimpannya serta perlu lagi diberikan edukasi kepada keluarga

pasien

6. Dalam hal pengambilan linen diruangan juga diberlakukan sistem

FIFO

7. Tingkatkan kepatuhan petugas terhadap kebersihan tangan 6 langkah

2. Audit Kepatuhan APD Di Instalasi laundry

Tabel Audit Kepatuhan APD

AGUSTU
NO INDIKATOR JULI SEPTEMBER TOTAL
S

1 Tahap Pengumpulan 80% 82% 83% 82%


2 Tahap Pengangkutan 81% 84% 85% 83%
3 Tahap Penerimaan 81% 84% 83% 83%
4 Tahap Penimbangan 80% 81% 85% 82%
5 Tahap Pencucian 80% 81% 82% 81%

93
6 Tahap Pengeringan 87% 85% 86% 86%
7 Tahap Penyetrikaan 81% 84% 85% 83%
8 Tahap Penyimpanan 81% 84% 83% 83%
9 Tahap Pendistribusian 85% 84% 83% 84%
TOTAL 82% 83% 84% 83%

Grafik Audit Kepatuhan APD

Berdasarkan Hasil Audit Kepatuhan Penggunaan APD di Instalasi

Laundry, hasil yang didapat pada Triwulan III Tahun 2022 yaitu angka

yang paling tinggi dijumpai pada Bulan September yaitu sebesar 84% dan

angka paling rendah dijumpai pada bulan Juli yaitu sebesar 82%. Secara

keseluruhan selama Triwulan III Tahun 2022 ini kepatuhan Pemakaian

APD yang didapat yaitu sebesar 83%, angka kepatuhan masih fluktuatif

atau tidak stabil, dan perlu perbaikan lagi.

Grafik Audit Kepatuhan APD Instalasi Laundry berdasarkan


Periode Januari - September 2022

94
Berdasarkan Hasil Audit PPI di Instalasi Laundry, hasil yang

didapat berdasarkan periode Januari - September Tahun 2022 yaitu

sebesar 84%, angka yang paling tinggi dijumpai pada Bulan Maret dan

April yaitu sebesar 86% dan angka paling rendah dijumpai pada bulan Juli

yaitu sebesar 82%. Angka kepatuhan masih fluktuatif atau tidak stabil,

dan perlu perbaikan lagi.

Analisa Data / Faktor-faktor yang dianggap berpengaruh :

1. Masih kurangnya pengawasan secara berkala terhadap

prilaku/kepatuhan petugas dalam menjalankan tugas sehari-hari

2. Kurangnya kesadaran dari masing-masing petugas bahwa penerapan

pemakaian APD sesuai SPO adalah untuk mencegah paparan

terhadap diri sendiri/keluarga dan orang sekitar kita

3. Kurangnya pengetahuan petugas terhadap pentingnya menjalankan

tugas sesuai SPO

Rekomendasi (RTL) :

1. Edukasi dan sosialisasi kembali tentang Pemakaian APD di Instalasi

laundry oleh IPCN dan penerapan SPO yang sudah ada

95
2. Perlunya pengawasan oleh Ka Instalansi laundry untuk meningkatkan

kepatuhan terhadap petugas laundry

3. Perlunya melibatkan Kepala Ruangan dalam memotivasi dan

observasi kepada perawat/petugas yang mengumpulkan linen kotor di

ruangan

4. Tingkatkan kepatuhan petugas terhadap kebersihan tangan 6 langkah

XVIII. DIKLAT

Laporan Hasil Kegiatan Pelatihan Instalasi Diklat Triwulan

NUMERATOR/DENOMINATOR Juli Agust Sep Okt TOTAL

Jumlah pegawai
yang mendapat
NUMERATOR 166 69 259 80 574
pelatihan minimal
20 jam pertahun
Jumlah seluruh
DENOMIRATOR pegawai Rumah 1279 1280 1280 1280 1280
Sakit
TARGET ≥ 60%

CAPAIAN 13.0 5.4 20.2 6.3 44.9 %

PERSENTASE CAPAIAN PELATIHAN

96
PENDEKATAN
ANALISIS REKOMENDASI
SISTEM

Setiap awal tahun semua unit


Usulan dari unit kerja masih
kerja menyampaikan usulan
bersifat insidental
pelatihan ke instalasi diklat

Kebanyakan pelatihan Pelatihan untuk tenaga


dilaksanakan untuk profesi profesi kesehatan dan non
kesehatan profesi kesehatan

Keikutsertakan pegawai
Penyusunan program diklat
STRUKTUR dalam pelatihan bersifat
bagi seluruh profesi
insidential dan tidak
terprogram

Belum adanya kebijakan Membuat kebijakan


yang mengatur pembagian pembagian porsi pelatihan
porsi pelatihan untuk unit kerja

Training Need
Penyusunan TNA
assesment(TNA) belum ada

Diharapkan dapat
Tidak semua pengajuan
direalisasikan minimal 70%
pelatihan dapat
dari semua pengajuan
direalisasikan
pelatihan pertahun
Tidak semua pegawai yang Adanya kerjasama dalam
mengikuti pelatihan dengan pelaporan data pegawai yang
PROSES biaya sendiri melapor telah mengikuti pelatihan
kediklat walopundengan biaya sendiri
Mengadakan kerjasama
Sertifikat pelatihan secara In dengan Persatuan
House Training tidak bernilai Profesi/penyelenggara
bagi akreditasi pelatihan yang memiliki
lisensi

97
Jumlah pegawai sampai
dengan maret2020
sebanyak 1141 orang (PNS
Diprogramkan setiap
543dan tenaga kontrak
tahunnya diadakan pelatihan
603), dari jumlah tersebut
untuk masing-masing unit
OUTCOME pada Triwulan I sebanyak
kerja dan berbagai profesi
100 orang telah mengkuti
baiksecara In House Training
pelatihandi atas 20 jam, dan
maupun Ex House Training.
sebanyak 1046 orang belum
terpapar pelatihan melalui
diklat rs

TINDAK LANJUT

1. Pembuatan dan pendistribusian surat edaran tentang permohonan


pengajuan pelatihan kepada unit kerja an pendistribusian surat

2. Pelaksanaan pelatihan yang tertunda akibat adanya wabah covid

3. Pembebtukan program kerja diklat untuk tahun2021

4. In House Training bagi tenaga Non Profesi Kesehatan,

5. Penyusunan Training Need Assesment (TNA).

XIX. AMBULANCE

1. Pemberi Pelayanan Keperawatan Di Ambulance Minimal D III

Keperawatan

Pemberi pelayanan di ambulance/ perawat yang mendampingi saat

merujuk pasien pendidikan minimal nya sudah DIII keperawatan bahkan

sudah banyak yang SI keperawatan

98
Rekomendasi:

Ini merupakan pencapaian yang sudah bagus di unit ambulance,

pencapaian ini harus di pertahankan supaya mutu pelayanan di

ambulance tercapai.

2. Kelengkapan Alat / Obat Dalam Kit Emergency Di Ambulance Dan

Siap Pakai

Belum semua unit/ mobil ambulance lengkap alat/obat dalam kit

emergency siap pakai di ambulance sehingga waktu merujuk pasien

membutuhkan waktu lebih lama lebih dari yang telah di tentukan yaitu

maksimal 15 menit.

Rekomendasi :

Agar semua unit ambulance melengkapi alat/obat dalam Kit Emergency.

3. Respontime Pelayanan Ambulance Max 15 Menit

Masih terkendala atau belum bisa di capai maksimal 15 menit karena di

saat ambulance mau di pakai merujuk pasien ada kendala di Oksigen

(kosong) dan dan perawatnya tidak siap pergi dalam waktu 15 menit

tersebut sehingga terkadang bisa memakan waktu hingga 1 jam, ini

sangat jauh dari standar yang telah di tetapkan yaitu 100% bisa terlaksana

dalam waktu maksimal 15 menit.

4. Realisasi Pengecekan Kondisi Kendaraan Tiap Hari

99
Pengecekan kondisi ambulance belum sepenuhnya di lakukan sesuai

standar yaitu 100%

XX. SATPAM

1. Pelaksanaan perondaan/pengontrolan keliling satpam berdasarkan SPO

yang berlaku yaitu dilakukan secara bergantian setiap 1(satu) jam sekali

2. Pelaksanaan kontrol keliling satpam sudah dilakukan tapi belum sesuai

dengan aturan yang ditetapkan

3. Kejadian kehilangan diarea rumah sakit

Tidak ada kejadian pada triwulan ini

XXI. HEMODIALISIS

1. Insiden Reaksi Transfusi

100
2. Insiden Clooting Durante HD

KEPATUHAN TERHADAP CLINICAL PATHWAY ( KOMITE MEDIS)


TRIWULAN III TAHUN 2022

1. Stroke Iskemik

Grafik 1. Kepatuhan clinical pathway Stroke Iskemik

101
120.0%

100.0%

80.0%

60.0%

40.0%

20.0%

0.0%
Juli Agustus September

Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa pada kasus Stroke Iskemik


lama rawatan (LOS) tidak sesuai standar, pada pemberian terapi dan penunjang
sudah sesuai standar.

2. Apendisitis Akut
Grafik 2. Kepatuhan clinical pathway Apendisitis Akut

102
120%

100%

80%

60%

40%

20%

0%
Juli Agustus September

Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa pada kasus Apendisitis Akut


pada bulan Juli dan agustus lama rawatan (LOS) masih dibawah
standar,sedangkan pemberian terapi dan penunjang sudah sesuai.pada bulan
September tidak ada kasus Apendisitis Akut.

3. Hernia Inguinalis

Grafik 3. Kepatuhan clinical pathway Hernia Inguinalis

100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Juli Agustus September

Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa pada triwulan III tidak ada
kasus Hernia Inguinalis.

103
4. Demam Thypoid Anak

Grafik 4. Kepatuhan clinical pathway Demam Thypoid Anak

120%

100%

80%

60%

40%

20%

0%
Juli Agustus September

Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa pada kasus Demam Thypoid


Anak pada bulan juli dan agustus lama rawatannya (LOS) dibawah standar,hanya
bulan September yang sesuai,sedangkan pemberian terapi dan penunjang sudah
sesuai.

5. TB Paru

Grafik 1. Kepatuhan clinical pathway TB Paru

120%

100%

80%

60%

40%

20%

0%
Juli Agustus September

104
Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa pada kasus TB Paru pada
bulan Juli dan Agustus tidak ada kasus. Pada bulan September lama rawatan (LOS)
sebesar 100%, pemberian terapi dan penunjang sudah sesuai.

BAB IV
LAPORAN DAN ANALISA INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
TRIWULAN III TAHUN 2022

Pada Triwulan III (Juli-September) tahun 2022 ini kami menerima laporan
sebanyak 14 Insiden Keselamatan Pasien/IKP dari seluruh unit kerja
A. Insiden Keselamatan Pasien/IKP
Berikut Insiden Keselamatan Pasien selama Triwulan III (Juli-
September) tahun 2022 sebagai berikut :
Dari Laporan Insiden Keselamatan Pasien yang masuk berdasarkan
tipe insiden dapat dilihat pada grafik dan table berikut ini :

105
Tabel 6.1 : Laporan IKP Triwulan III berdasarkan jenis insiden
N Jenis Insiden Juli Agustus September Jumlah
o
1 KPC 0 0 0 0
2 KNC 0 0 0 0
3 KTC 0 0 1 1

4 KTD 0 1 1 2

5 Sentinel 0 0 0 0
Jumlah 0 1 2 3

Analisa PDSA
Plan :
Menurunkan dan mempertahankan capaian Insiden KeselamatanPasien
Sesuai Standar
Do :
1. Sosiolisasi Tentang Keselamatan Pasien sudah dilakukan
2. PIC Mutu dan keselamatan pasien sudah ada
3. SupervisI pelaksanaan sudah dilakukan
4. Monitoring pelaksanaan sudah dilakukan
Study :
Selama Triwulan III tidak ada kejadian sentinel, kejadian nyaris cedera dan
kejadian potensial cedera, terbanyak kejadian KTD.
Action :
1. Sosialisasi ulang di unit kerja
2. Supervisi pelaksanaan oleh Kepala Unit/ Instalasi dan Komite PMKP
3. Ingatkan dalam rapat bahwa pentingnya keselamatan Pasien
4. Monitoring pelaksanaan oleh Komite PMKP

106
BAB V
HASIL MONITORING PROGRAM PPI

Monitoring Program PPI dilakukan secara berkala. Untuk laporan Triwulan


III (Juli-September) Tahun 2022 pencapaiannya adalah sebagai berikut :

Waktu
N Tindak
Kegiatan Evalua Hasil Evaluasi Rekomendasi
o Lanjut
si
1 Pendidikan dan Oktober Diklat eksternal Diklat sesuai Lanjutkan
Pelatihan 2022  Pelatihan PPI dengan
Lanjutan kebutuhan

107
 Inhouse Training lapanga
PPI kepada
karyawan baru

Diklat Internal
 Sosialisasi PPI
Dasar
2 Manjemen a. ICRA HAI’s Lanjutkan Lanjutkan
Resiko b. ICRA Covid
c. ICRA Bangunan

3 Monitoring Prosentase Melanjutkan Sosialisasi


Pelaksanaan kepatuhan audit Unit terkait
hand hygiene karyawan terhadap kepatuhan HH
HH relatif stagnan
jika dibandingkan
dengan Triwulan II
4 Monitoring Prosentas Meningkatkan Sosialisasi
pelaksanaan kepatuhan Unit terkait
sterilisasi sterilisasi sesuai
prosedur 68%
5 Monitoring Pengelolaan linen Lanjutkan Laksanaka
pengelolaan kotor dari unit kerja n
linen 82%
6 Monitoring Hasil tes air limbah Laksanaka
pengelolaan cair n
limbah
7 Monitoring Kepatuhan Melanjutkan Sosialisasi
pelaksanaan penggunaan APD pengawasan Unit terkait
pemakaian APD sebesar 78% penggunaan
APD
8 Monitoring Aktifitas Koordinasi Sosialisasi
pelaksanaan pembangunan dengan Unit terkait
kebersihan yang ada membuat pengembang
lingkungan resiko tinggi infeksi IPSRS dan CS
9 Monitoring Kesesuaian Sosialisasi
pelaksanaan penempatan Unit terkait
isolasi pasien pasien isolasi
10 Monitoring
penggunaan

108
antibiotik

BAB VI
HASIL PENGUKURAN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN

A. Respond dan Demografi


Populasi pada penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di RSUD
dr. Fauziah Bireuen dengan jumlah 1.280 orang karyawan. Tehnik sampel
yang digunakan adalah random sampling dengan jumlah sampel 380 orang,
Kuesioner yang kembali pada Tim K3RS berjumlah 380 kuesioner atau
sebesar 100% sehingga data analisa yang digunakan 380 responden.

109
B. Hasil Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien RSUD dr. Fauziah
Bireuen
Hasil Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien di RSUD dr. Fauziah Bireuen
adalah sebagai berikut :
1. Aspek Unit Kerja 79,98%
2. Aspek Manajer/ Supervisor 46,51%
3. Aspek Komunikasi 58,32%
4. Aspek Frekwensi Pelaporan 33,48%
5. Aspek Tingkat Keselamatan Pasien 60,85%
6. Aspek Rumah Sakit Anda 68,98%
7. Aspek Jumlah Kejadian 40,25%
8. Aspek Latar Belakang 55,62%
Berdasarkan hasil diatas, analisa menunjukkan budaya keselamatan
pasien tahun 2022 di RSUD dr. Fauziah Bireuen budaya yang kuat dan
penting untuk dipertahankan adalah Aspek Unit Kerja 79,98%, Aspek Rumah
Sakit sebesar 68,98%.
Area yang membutuhkan pengembangan dan peningkatan adalah
Aspek Komunikasi 58,32% dan Aspek Latar Belakang 55,62%

BAB VII
HASIL EVALUASI INDIKATOR MUTU PRIORITAS RS (IMP-RS) DAN INDIKATOR
NASIONAL MUTU DENGAN LANGKAH PDSA TRIWULAN III
TAHUN 2022

Dari indikator mutu prioritas rumah sakit dan indikator nasional mutu yang
dilakukan pengukuran mutu pada Triwulan III tahun 2022, ada beberapa indikator
yang belum mencapai standard, terpilih dan direkomendasikan oleh pemilik/
representasi pemilik untuk dilakukan proses perbaikan berdasarkan alur PDSA
1. Kepatuhan terhadap Clinical Pathway pelayanan bedah
110
a. Apendisitis Acut Triwulan III
Grafik 8.1 Kepatuhan clinical pathway Apendisitis Akut

 Analisa:
Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa pada kasus Apendisitis Akut
pada bulan Juli dan Agustus, lama rawatan (LOS) masih dibawah
standar,sedangkan pemberian terapi dan penunjang sudah sesuai. Untuk
bulan September tidak ada kasus Apendisitis Akut

 Rencana kerja perbaikan lanjutan


Penanggung Bulan
No Aktifitas
Jawab Okt Nov Des
1 Re Sosialisasi . Komite Medik √ √ √

2 Monitoring dan Supervisi Komite Medik √ √ √

3 Evaluasi Komite Medik √ √ √

 PDSA
Plan Do Study ACT

Merencanakan Melakukan 1. Struktur : 1. Melakukan


edukasi kepada edukasi kepada a. SK Clinical edukasi
pemberi asuhan pemberi asuhan Pathway kepada
pasien dan pasien dan b. Panduan CP pemberi

111
keluarga tentang keluarga ada asuhan
hari rawat dan tentang hari c. SDM pasien dan
profilaksis rawat ( los ) dan ada( semua keluarga
antibiotik profilaksis pemberi tentang hari
antibiotik pelayanan ada) rawat
d. Fasilitas ada
2. Melakukan
2. Proses :
revisi
a. Edukasi
penggunaa
pemberi
n terapi
asuhan belum
yang ada di
fokus pada hari
PPK
rawat dan
profilaksis
antibiotik untuk
tindakan bedah
b. Adanya
penyakit
penyerta
sehingga terapi
bertambah
3. Output :
a. Asesmen awal
DPJP
b. Pemeriksaan
Laboratorium
c. Pemeriksaan
radiologi
d. Kesesuaian
terapi dengan
PPK
e. Edukasi
terintegrasi
4. Outcome
a. LOS/hari rawat

b. Hernia Inguinalis tidak ada kasus pada Triwulan III

2. Pengkajian Pre Anasthesi dilaksanakan untuk pasien Pra Operasi Elektif


dengan anasthesi umum

112
100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Standar Juli Agustus September

 Analisa
Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa Pengkajian Pre Anasthesi
dilaksanakan untuk pasien Pra Operasi Elektif dengan anasthesi umum
menunjukkan masih dibawa standar. Pada bulan Juli angka kepatuhan
menunjukkan 35 %, bulan Agustus 25 % dan bulan 23 %.

 Rencana kerja perbaikan lanjutan


Penanggung Bulan
No Aktifitas
Jawab Okt Nov Des
1 Re Sosialisasi . Ka. IBS √ √ √

2 Monitoring dan Supervisi Ka. IBS √ √ √

3 Evaluasi Ka. IBS √ √ √

 PDSA
PLAN DO STUDY ACTION

Meningkatkan 1. Mengingatkan Pencapaian untuk 1. Ingatkan


pengkajian pre Dokter triwulan III belum pelaksanaa
anastesi yang Anastesi mencapai standar n oleh
terisi lengkap sudah yang yang ditentukan . hal kepala
oleh Dokter dilakukan oleh ini disebabkan ruangan
Anastesi PIC IBS pengkajian pre dan IBS
2. Koordinasi anastesi baru 2. Motivasi

113
dengan SMF dilakukan di IBS dan dokter oleh
sudah ditulis dilembar direksi
dilakukan konsultasi rumah sakit
3. Monitoring 3. Monitoring
pelaksanaan pelaksanaa
sudah n oleh
dilakukan kepala IBS

3. Kepatuhan dokter operator dalam melakukan penandaan lokasi operasi


(Site Marking)

100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Standar Juli Agustus September

 Analisa
Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa Kepatuhan dokter
operator dalam melakukan penandaan lokasi operasi (Site Marking)
menunjukkan masih dibawa standar. Pada bulan Juli angka kepatuhan
menunjukkan 69 %, bulan Agustus 78 % dan bulan 81 %.

 Rencana kerja perbaikan lanjutan


Penanggung Bulan
No Aktifitas
Jawab Okt Nov Des
1 Re Sosialisasi . Ka. IBS √ √ √

2 Monitoring dan Supervisi Ka. IBS √ √ √

114
3 Evaluasi Ka. IBS √ √ √

 PDSA
PLAN DO STUDY ACTION
Mempertahankan 4. Mengingatkan Pencapaian untuk 4. Dokter
kepatuhan operator untuk Triwulan III belum operator
penandaan sisi melaksanakan mencapai sasaran agar
dan lokasi SPO sudah melakukan
operasi diruang dilakukan penandaa
rawat inap 5. Monitoring dan n sesuai
evaluasi dengan
pelaksanaan SPO
penandaan 5. Supervisi
sebelum operasi pencacata
6. Alat untuk SITE n dan
MARKING pelaporan
( spidol oleh
penandaan) kepala IBS
selalu tersedia 6. Monitor
pelaksana
an oleh
kepala
ruangan

4. Kepuasan pasien bedah post operasi


Tidak ada dilakukan survey pada Triwulan ini
5. Kepuasan staf rumah sakit
Sudah dilakukan pada Triwulan II sebelumnya
6. Ketepatan waktu ( respon time) pemeliharaan alat elektromedis

115
70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Standar Juli Agustus September

 Analisa

Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa ketepatan waktu


(respon time) pemeliharaan alat elektromedis sudah mencapai standar
dibawah ≤80%. Pada bulan Juli angka menunjukkan 0 %, bulan
Agustus 58 % dan bulan 62 %.

 Rencana kerja perbaikan lanjutan

Penanggung Bulan
No Aktifitas
Jawab Okt Nov Des
1 Monitoring dan Supervisi Ka. IBS √ √ √

2 Evaluasi Ka. IBS √ √ √

 PDSA
PLAN DO STUDY ACTION
Mengupayakan 1.Meningkatkan Sudah sesuai 1. Meningkatkan
capaian target kualitas dengan kualitas supervisi
>80% supervisi oleh standar yang oleh kepala
kepala ditetapkan instalasi
instalasi 2. Meningkatkan
Koordinasi
2.Meningkatka antar petugas

116
n koordinasi IPSRS di
antar petugas lapangan
IPSRS di 3. Menginventarisir
lapangan nomor contact
teknisi supplier
3.Meningkatkan 4. Meningkatkan
kemampuan kemampuan
teknis petugas teknis petugas
5. Mempertahankan
capaian untuk
waktu tanggap
pemeliharaan
alat

BAB VIII
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan
Dari hasil laporan PMKP Triwulan III (Juli-September) tahun 2022
seperti tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Dari data yang terkumpul ada beberapa Indikator Mutu Prioritas Rumah
Sakit (IMP-RS) dan Indikator Prioritas Unit (IMP-Unit) serta Indikator
Nasional Mutu (INM) yang sudah mencapai standar, akan tetapi ada
beberapa yang masih belum sesuai standar akan tetapi sudah mendekati
standar
117
2. Jumlah IKP Triwulan III tahun 2022 sebanyak 3 KTD dan 1 KNC, akan
tetapi tidak berdampak signifikan terhadap pasien
3. Evaluasi PPK-CP yang dilakukan dari bulan Januari sampai bulan
September 2022 secara umum belum menunjukkan perubahan yang baik
karena angka LOS masih lebih dari standard yang telah ditetapkan.
4. Berdasarkan evaluasi kerjasama yang dilakukan pada pada tahun 2022
ada 10 instansi yang bekerjasama 100% direkomendasikan untuk
perpanjangan kerjasama.
5. Hasil monitoring PPI menunjukkan hasil-hasil yang perlu untuk
ditindaklanjuti utamanya terkait dengan kepatuhan cuci tangan,
kepatuhan penggunaan APD, Angka insiden kejadian infeksi dan
sterilisasi alat.
6. Hasil monitoring Komite PPRA yang perlu ditindaklanjuti terutama terkait
dengan penggunaaan Antibiotika

B. Rekomendasi
Rekomendasi yang diusulkan oleh Komite Mutu antara lain :
1. Perlu dilakukan analisis lebih lanjut untuk Indikator Mutu Prioritas PPK
dan CP serta kesesuaian biaya dengan CP. Hal ini saling terkait dan
memiliki efek yang sangat signifikan, namun pelaksanaan belum optimal.
2. Sosialisasi program PPI akan terus dilaksanakan secara massif utamanya
program PPI dasar dan PPI lanjutan dengan fokus kepada angka
phlebitis, kepatuhan pemakaian APD yang mulai menurun setelah
pandemi
3. Jumlah laporan IKP yang masih naik turun terutama pada Triwulan III,
mendorong Komite Mutu untuk terus menggalakkan budaya keselamatan
pasien dan “berani” lapor terkait IKP. Selain itu diperlukan resosialisasi
dan refreshing secara berkala agar bias mendapatkan data IKP yang riil
dan mengupayakan tatalaksana lebih lanjut. Supervisi dan monitoring dari
kepala ruang/ kepala bidang/ kepala bagian menjadi sangat diperlukan
untuk meningkatkan keselamatan pasien dengan tetap didasari prinsip no
name, no blame, no shame.

118
4. Perlu dilakukan tindak lanjut terkait kepatuhan pelaksanaan PPK-CP
dengan melakukan sosialisasi dan komunikasi secara intens dengan
DPJP.
5. Evaluasi dan monitoring berkala tetap diperlukan agar kerjasama dengan
pihak ketiga terkontrol mutunya.
6. Perlu dilakukan re-evaluasi dan tindak lanjut pada indikator mutu yang
capaiannya masih belum memenuhi standard dengan mengulang siklus
PDSA yang telah dilakukan dengan mencari solusi-solusi baru yang dapat
meningkatkan capaian mutu.

119

Anda mungkin juga menyukai