PROFIL INDIKATOR NASIONAL MUTU (INM), INDIKATOR MUTU PRIORITAS RUMAH SAKIT
(IMP-RS) DAN INDIKATOR MUTU PRIORITAS UNIT (IMP-UNIT)
I. INDIKATOR NASIONAL
1. Kepatuhan Kebersihan Tangan (KKT)
1
Definisi Operasional 1. Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan
menggunakan sabun dan air mengalir bila tangan tampak kotor
atau terkena cairan tubuh, atau menggunakan alkohol
(alcoholbased handrubs) dengan kandungan alkohol 60-80%
bila tangan tidak tampak kotor.
2
5. Peluang adalah periode di antara indikasi di mana tangan
terpapar kuman setelah menyentuh permukaan (lingkungan
atau pasien) atau tangan menyentuh zat yang terdapat pada
permukaan.
3
Kriteria Kriteria Inklusi :
Seluruh peluang yang dimiliki oleh pemberi pelayanan terindikasi
harus melakukan kebersihan tangan
Kriteria Eksklusi :
Tidak ada
Formula Jumlah tindakan kebersihan tangan yang
dilakukan
x 100 %
Jumlah total peluang kebersihan tangan
yang seharusnya dilakukan dalam periode
observasi
Metodode Observasi
Pengumpulan Data
Sumber Data Hasil Observasi
Instrumen Formulir Kepatuhan Kebersihan Tangan
Pengambilan Data
Besar Sampel Minimal 200 Peluang
Cara Pengambilan Non probability Sampling – Consecutive sampling
Sampel
Periode Bulanan
Pengumpulan Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Komite PPI RS
4
2. Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Judul indikator Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan
Pasien.
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan mengenai
penanggulangan penyakit yang dapat menimbulkan
wabah atau kedaruratan kesehatan masyarakat.
4. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan
dan Kesehatan Kerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
5. Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri (APD).
6. Rumah Sakit harus memperhatikan kepatuhan pemberi
pelayanan dalam menggunakan APD sesuai dengan
prosedur.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas Rumah Sakit dalam
menggunakan APD
2. Menjamin keselamatan petugas dan pengguna layanan
dengan cara mengurangi risiko infeksi
Definisi Operasional 1. Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat yang
dirancang sebagai penghalang terhadap penetrasi zat,
partikel padat, cair, atau udara untuk melindungi
pemakainya dari cedera atau transmisi infeksi atau
penyakit.
5
indikasi dengan tepat saat memberikan pelayanan
kesehatan pada periode observasi.
7
3. Kepatuhan Identifikasi Pasien
Judul indikator Kepatuhan Identifikasi Pasien
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan
Pasien.
8
invasif lainnya sesuai kebijakan yang ditetapkan
rumah sakit.
9
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan
10
Judul indikator Waktu Tanggap Operasi Seksio Sesarea Emergensi
Dasar Pemikiran 1. Undang Undang mengenai Rumah Sakit
2. Berdasarkan SUPAS tahun 2015, Angka Kematian Ibu
(AKI) di Indonesia pada tahun 2015 adalah 305 per
100.000 kelahiran hidup, ini masih merupakan yang
tertinggi di Asia Tenggara. Kejadian kematian ibu ini
terbanyak ditemukan di rumah sakit sebesar 78%.
Tingginya Angka Kematian Ibu ini mengindikasikan masih
perlunya dilakukan peningkatan tata kelola dan
peningkatan mutu pelayanan antenatal care dan
persalinan. Untuk itu diperlukan indikator untuk memantau
kecepatan proses pelayanan operasi seksio sesarea.
Dimensi Mutu Tepat Waktu, Efektif, Keselamatan
Tujuan Tergambarnya pelayanan kegawatdaruratan operasi seksio
sesarea yang cepat dan tepat sehingga mampu
mengoptimalkan upaya menyelamatkan Ibu dan Bayi.
Definisi Operasional 1. Waktu tanggap operasi seksio sesarea emergensi adalah
waktu yang dibutuhkan pasien untuk mendapatkan
tindakan seksio sesarea emergensi sejak diputuskan
operasi sampai dimulainya insisi operasi di kamar operasi
yaitu ≤ 30 menit.
11
sesarea emergensi ≤ 30 menit
Denominator (penyebut) Jumlah pasien yang diputuskan tindakan seksio sesarea
emergensi kategori I
Target Pencapaian ≥ 80%
Kriteria : Kriteria Inklusi :
Seksio sesarea emergensi kategori I Misalnya: fetal distress
menetap, prolaps tali pusat atau tali pusat menumbung, gagal
vakum/forsep, ruptur uteri imminent, ruptur uteri, perdarahan
ante partum dengan perdarahan aktif, Persalinan pada Bekas
Seksio Sesarea (PBS).
Kriteria Eksklusi :
Tidak ada
Formula Jumlah pasien yang diputuskan tindakan seksio
sesarea emergensi kategori I yang mendapatkan
tindakan seksio sesarea ≤ 30 menit
x 100 %
umlah pasien yang diputuskan tindakan
seksio sesarea emergensi kategori I
Metode Pengumpulan Data Retrospektif
Sumber Data Data sekunder dari rekam medik, laporan operasi
Instrumen Pengambilan Data Formulir Waktu Tanggap Seksio Sesarea Emergensi
Besar Sampel Total sampel
Cara Pengambilan Sampel Total sampel
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan
12
5. Waktu Tunggu Rawat Jalan (RWTRJ)
Judul indikator Waktu Tunggu Rawat Jalan
Dasar Pemikiran 1. Undang-Undang tentang Rumah Sakit.
2. Rumah sakit harus menjamin ketepatan pelayanan
kesehatan termasuk di unit rawat jalan. Walaupun tidak
dalam kondisi gawat maupun darurat namun tetap harus
dilayani dalam waktu yang ditetapkan. Hal ini untuk
menjamin terpenuhinya kebutuhan pasien akan rencana
diagnosis dan pengobatan. Waktu tunggu yang lama
dapat menyebabkan ketidakpuasan pasien dan
keterlambatan diagnosis maupun pengobatan pasien.
Dimensi Mutu Berorientasi kepada pasien, tepat waktu
Tujuan Tergambarnya waktu pasien menunggu di pelayanan sebagai
dasar untuk perbaikan proses pelayanan di unit rawat jalan agar
lebih tepat waktu dan efisien sehingga meningkatkan kepuasan
pasien.
Definisi Operasional 1. Waktu tunggu rawat jalan adalah waktu yang dibutuhkan
mulai saat pasien kontak dengan petugas pendaftaran
sampai mendapat pelayanan dokter/dokter spesialis.
13
c. Pasien anjungan mandiri, maka dihitung sejak
bukti pendaftaran tercetak pada anjungan mandiri
sampai mendapat pelayanan dokter/ dokter
spesialis.
14
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Rawat Jalan
15
6. Penundaan Operasi Elektif (POE)
Judul indikator Penundaan Operasi Elektif (POE)
Dasar Pemikiran 1. Undang-Undang mengenai Rumah Sakit
2. Rumah sakit harus menjamin ketepatan waktu dalam
memberikan pelayanan termasuk tindakan operasi, sesuai
dengan kebutuhan pasien untuk mendapatkan hasil
pelayanan seperti yang diinginkan dan menghindari
komplikasi akibat keterlambatan operasi.
Dimensi Mutu Tepat waktu, efisiensi, berorientasi pada pasien
Tujuan Tergambarnya ketepatan pelayanan bedah dan penjadwalan
operasi.
17
7. Kepatuhan Waktu Visite Dokter
Judul indikator Kepatuhan Waktu Visite Dokter
Dasar Pemikiran 1. Undang-Undang mengenai Praktik Kedokteran
2. Undang-Undang mengenai pelayanan publik
3. Pelayanan kesehatan harus berorientasi kepada
kebutuhan pasien, bukan kepada keinginan rumah sakit
Dimensi Mutu Berorientasi kepada pasien
Tujuan 1. Tergambarnya kepatuhan dokter melakukan visitasi
kepada pasien rawat inap sesuai waktu yang ditetapkan.
2. Waktu yang ditetapkan untuk visite adalah pukul 06.00 –
14.00.
Definisi Operasional Waktu visite dokter adalah waktu kunjungan dokter untuk
melihat perkembangan pasien yang menjadi tanggung
jawabnya.
19
8. PELAPORAN HASIL KRITIS LABORATORIUM
Judul indikator Pelaporan Hasil Kritis Laboratorium
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan
Pasien.
2. Kecepatan dan ketepatan pelaporan hasil laboratorium
kritis sangat penting dalam kelanjutan tata laksana
pasien. Hasil kritis menunjukkan kondisi pasien yang
membutuhkan keputusan klinis yang segera untuk upaya
pertolongan pasien dan mencegah komplikasi akibat
keterlambatan.
Dimensi Mutu Tepat Waktu, Keselamatan
Tujuan 1. Tergambarnya kecepatan pelayanan laboratorium.
2. Tergambarnya sistem yang menunjukkan bagaimana
nilai kritis dilaporkan dan didokumentasikan untuk
menurunkan risiko keselamatan pasien.
Definisi Operasional 1. Hasil kritis adalah hasil pemeriksaan yang termasuk
kategori kritis sesuai kebijakan rumah sakit dan
memerlukan penatalaksanaan segera.
20
Tidak ada
Formula Jumlah hasil kritis laboratorium yang
dilaporkan ≤ 30 menit
x 100 %
Jumlah hasil kritis laboratorium yang
diobservasi
Metode Pengumpulan Data Retrospektif
Sumber Data Data sekunder dari :
Catatan Data Laporan Hasil Tes Kritis Laboratorium
Instrumen Pengambilan Data Formulir Pelaporan Hasil Kritis Laboratorium
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan Sampel Probability Sampling – Simple Random Sampling / Systematic
Random Sampling
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Laboratorium
21
9. Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional
Judul indikator Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional
Dasar Pemikiran 1. Keputusan Menteri Kesehatan mengenai Formularium
Nasional.
2. Kepatuhan terhadap formularium dapat meningkatkan
efisiensi dalam penggunaan obat-obatan.
3. Formularium rumah sakit disusun berdasarkan masukan-
masukan pemberi layanan, dan pemilihannya
berdasarkan kepada mutu obat, rasio risiko dan manfaat,
berbasis bukti, efektivitas dan efisiensi. Pengadaan obat-
obatan di rumah sakit mengacu pada formularium rumah
sakit.
Dimensi Mutu Efisien dan efektif
Tujuan Terwujudnya pelayanan obat kepada pasien yang efektif dan
efisien berdasarkan daftar obat yang mengacu pada
formularium nasional.
Definisi Operasional 1. Formularium Nasional merupakan daftar obat terpilih
yang dibutuhkan dan digunakan sebagai acuan
penulisan resep pada pelaksanaan pelayanan kesehatan
dalam penyelenggaraan program jaminan kesehatan.
22
pasien dan telah mendapatkan persetujuan komite medik
dan direktur.
2. Bila dalam resep terdapat obat di luar FORNAS karena
stok obat nasional berdasarkan ekatalog habis/kosong
Formula Jumlah R/ recipe dalam lembar resep yang
sesuai dengan formularium nasional
x 100 %
Jumlah R/ recipe dalam lembar resep yang
diobservasi
Metode Pengumpulan Data Retrospektif
Sumber Data Lembar resep di Instalasi Farmasi
Instrumen Pengambilan Data Formulir Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan Sampel Probability Sampling – Simple Random Sampling/ Systematic
random Sampling
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Farmasi
23
Judul indikator Kepatuhan Terhadap Alur Klinis (Clinical Pathway)
Dasar Pemikiran 1. Undang-Undang mengenai Praktik Kedokteran
2. Permenkes mengenai Standar Pelayanan Kedokteran.
Untuk menjamin kepatuhan dokter atau dokter gigi di rumah
sakit terhadap standar pelayanan maka perlu dilakukan
monitor kepatuhan penggunaan clinical pathway.
3. Kepatuhan terhadap alur klinis/clinical pathway adalah
kepatuhan seluruh Profesional Pemberi Asuhan terhadap
alur klinis/clinical pathway yang telah ditetapkan.
4. Pemilihan penyakit yang akan dilakukan pengukuran
kepatuhan terhadap alur klinis/clinical pathway sesuai
dengan prioritas nasional adalah:
a. Hipertensi
b. Diabetes melitus
c. TB d. HIV
d. Keganasan
5. Pemilihan penyakit yang akan dilakukan pengukuran
kepatuhan terhadap alur klinis/clinical pathway untuk RS
khusus disesuaikan dengan program prioritas nasional yang
ada dan pelayanan prioritas di rumah sakit tersebut.
Dimensi Mutu Efektif, Integrasi
Tujuan Untuk menjamin kepatuhan Profesional Pemberi Asuhan (PPA)
di rumah sakit terhadap standar pelayanan dan untuk
meningkatkan mutu pelayanan klinis di rumah sakit.
Definisi Operasional 1. Clinical Pathway adalah suatu perencanaan pelayanan
terpadu / terintegrasi yang merangkum setiap langkah
yang diberikan pada pasien, berdasarkan standar
pelayanan medis, standar pelayanan keperawatan dan
standar pelayanan Profesional Pemberi Asuhan (PPA)
lainnya yang berbasis bukti dengan hasil terukur, pada
jangka waktu tertentu selama pasien dirawat di Rumah
Sakit.
26
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan Sampel Probability Sampling – Stratified Random Sampling
(berdasarkan Unit Pelayanan)
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Bidang Keperawatan dan Komite Keselamatan pasien
27
Judul indikator Kecepatan Waktu Tanggap Komplain
Dasar Pemikiran 1. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
pasal 32 bahwa setiap pasien mempunyai mengajukan
pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.
2. Rumah sakit berkewajiban memberikan pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi, dan
efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai
dengan standar pelayanan Rumah Sakit. Apabila selama
perawatan pasien merasa bahwa rumah sakit belum
menunaikan kewajiban tersebut maka pasien memiliki hak
untuk mengajukan komplain.
3. Untuk itu rumah sakit perlu memiliki unit yang merespon
dan menindaklanjuti keluhan tersebut dalam waktu yang
telah ditetapkan agar keluhan pasien dapat segera teratasi.
Dimensi Mutu Berorientasi pada Pasien
Tujuan Tergambarnya kecepatan rumah sakit dalam merespon keluhan
pasien agar dapat diperbaiki dan ditingkatkan untuk sebagai
bentuk pemenuhan hak pasien.
Definisi Operasional 1. Kecepatan waktu tanggap komplain adalah rentang
waktu Rumah sakit dalam menanggapi keluhan tertulis,
lisan atau melalui media massa melalui tahapan
identifikasi, penetapan grading risiko, analisis hingga
tindak lanjutnya.
28
kerugian immaterial, dan lain-lain.
29
Judul indikator Kepuasan Pasien
Dasar Pemikiran 1. Undang-Undang mengenai pelayanan publik
2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi mengenai Pedoman Penyusunan
Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara
Pelayanan Publik.
Dimensi Mutu Berorientasi kepada pasien
Tujuan Mengukur tingkat kepuasan masyarakat sebagai dasar upaya-
upaya peningkatan mutu dan terselenggaranya pelayanan di
semua unit yang mampu memberikan kepuasan pasien.
Definisi Operasional 1. Kepuasan pasien adalah hasil pendapat dan penilaian
pasien terhadap kinerja pelayanan yang diberikan oleh
fasilitas pelayanan kesehatan.
a. Persyaratan.
c. Waktu Penyelesaian.
d. Biaya/Tarif.
30
e. Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan.
f. Kompetensi Pelaksana.
g. Perilaku Pelaksana.
33
Judul indikator Ketidak Sesuaian Nama Pasien Dengan Nama di Gelang
Identitas
Dasar Pemikiran a. PMK tentang keselamatan pasien
b. Sasaran Keselamatan Pasien
Dimensi Mutu Mutu dan Keselamatan Pasien
Tujuan Agar identitas pasien jelas dan tidak tertukar dengan pasien lain
34
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Sub Komite Keselamatan Pasien
35
Judul indikator Kepatuhan Pelaksanaan Hand Over dengan Tehnik SBAR
Dasar Pemikiran a. PMK tentang keselamatan pasien
b. Standar akreditasi rumah sakit tentang sasaran
keselamatan pasien
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Tujuan untuk mengukur kepatuhan pemberi pelayanan / PPA untuk
melakukan hand over dengan tehnik SBAR
Definisi Operasional a. Hand over adalah suatu kegiatan timbang terima pasien
pada setiap pergantian shift dan setiap overan pasien
antar unit.
b. Komunikasi SBAR adalah kerangkan tehnik komunikasi
yang disediakan untuk PPA untuk menyampaikan
kondisi pasien
c. SBAR (Situation, Background, Assesment, dan
Recommendation)
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (Pembilang) Jumlah hand over yang dilakukan dengan tehnik SBAR
Denominator (Penyebab) Jumlah seluruh hand over
Target Pencapaian 100%
Kriteria Inklusi :
Seluruh kegiatan hand over
Eksklusi :
Tidak ada
Formula Jumlah overan yang dilakukan dengan
Tehnik SBAR
x 100%
Jumlah seluruh hand over
Metode Pengumpulan Data Retrospektif
Sumber Data Rekam Medik dan Bukti Catatan Hand Over
Instrumen Pengambilan Data Formulir pengambilan data hand over
Besar Sampel Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
Sampel ≥ 30 dengan rumus Solvin (Rumus Terlampir)
Cara Pengambilan Sampel Non probability Sampling – Consecutive sampling
Periode Pengumpulan Data Harian dan Bulanan
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis dan Triwulan, Tahunan
36
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Kepala Unit
Judul indikator Kepatuhan Pemasangan Label obat High Alert obat High Alert.
37
Dasar Pemikiran Permenkes No.72 tahun 2016 tentang standar pelayanan
kefarmasian di Rumah Sakit
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya
38
Run chart
Periode Analisis dan Triwulanan dan Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Farmasi/PPRA
39
Judul indikator Kepatuhan Penandaan Lokasi Operasi
Dasar Pemikiran Peraturan Menteri kesehatan Nomor 11 tahun 2017 tentang
keselamatan pasien
Dimensi Mutu Keselamatan pasien dan Efektifitas
Tujuan Terselenggaranya ketelitian pelaksana operasi
40
Judul indikator Kejadian infeksi aliran darah perifer (Flebitis)
Dasar Pemikiran Peraturan Menteri kesehatan Nomor 11 tahun 2017 tentang
keselamatan pasien
Dimensi Mutu Keselamatan Pasien dan Efektifitas
Tujuan Menurunkan kejadian flebitis
Definisi Operasional Flebitis merupakan inflamasi vena yang ditandai dengan adanya
kemerahan, nyeri dan pembengkakan di daerah penusukan atau
sepanjang vena
41
Judul indikator Angka Kejadian Pasien Jatuh
Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun 2017 tentang
keselamatan pasien
Dimensi Mutu Keselamatan dan Fokus Kepada Pasien
Tujuan Terselenggaranya pelayanan Kesehatan yang aman dan efektif
Definisi Operasional Pasien jatuh adalah pasien yang mengalami kejadian jatuh dari
tempat tidur maupun dari sarana lainnya di lingkungan rumah
sakit pada saat pasien mendapat perawatan/pelayanan
42
h. Indikator Pelayanan Klinis Prioritas
a. Angka Kejadian Aspirasi Pada Anak Dengan Pneumonia
Judul indikator Angka Kejadian Aspirasi Anak Dengan Diagnosa Pneumonia
Dasar Pemikiran PMK Nomor 1438 tahun 2010 tentang standar pelayanan
kedokteran
Dimensi Mutu Keselamatan Pasien
Tujuan Untuk mencegah terjadinya aspirasi pada pasien pneumonia
Definisi Operasional a. Pneumoni adalah peradangan paru-paru akibat infeksi
Dasar Pemikiran PMK Nomor 1438 tahun 2010 tentang standar pelayanan
kedokteran
Dimensi Mutu Mutu dan Keselamatan Pasien
Tujuan Untuk mengurangi jumlah kematian anak akibat pneumonia
44
i. Indikator Sesuai Tujuan Strategis Rumah Sakit
a. Waktu Tanggap pemberian Fibrinolitik pada pasien STEMI (< 10 Menit)
Judul indikator Waktu tanggap pemberian Fibrinolitik pada pasien STEMI ( < 10
menit)
46
b. Angka Ketersediaan Obat Nitrokaf Farsorbid Pada Pasien Syndrome Coroner Akut
Rawat Jalan Di Apotik 100%
Judul indikator Angka Ketersediaan Obat Nitrokaf Farsorbid Pada Pasien
Syndrome Coroner Akut Rawat Jalan Di Apotik 100%
Dasar Pemikiran PMK No.1438 th 2010 tentang standar pelayanan
kedokteran
PMK No.11 th 2017 tentang keselamatan pasien
Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas
Tujuan Untuk memberikan pelayanan yang efektif
47
Instrumen Pengambilan Data Form Angka Ketersediaan Obat Nitrokaf Farsorbid Pada Pasien
Syndrome Coroner Akut Rawat Jalan Di Apotik 100%
Besar Sampel Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
Sampel ≥ 30 dengan rumus Solvin (Rumus Terlampir)
Cara Pengambilan Sampel Non probability Sampling – Consecutive sampling
Periode Pengumpulan Data Harian dan Bulanan
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis dan Triwulan dan Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Farmasi
48
j. Indikator Terkait Perbaikan System
Kepatuahan Pelaksanaan Penerimaan Pasien Baru/ Pasien Pindahan Sesuai SPO
Judul indikator Kepatuahan Pelaksanaan Penerimaan Pasien Baru/ Pasien
Pindahan Sesuai SPO
Dasar Pemikiran PMK No.11 Th 2017 tentang Keselamatan Pasien
Dimensi Mutu Mutu dan Keselamatan
Tujuan Untuk menjaga konsistensi kedisiplinan dalam melaksanakan
penerimaan pasien baru atau pindahan
Definisi Operasional a. Pasien baru / pasien pindahan adalah pasien yang
datang dari poliklinik, IGD, Pindahan dari ruangan lain
yang akan dirawat di unit rawat inap
b. SPO adalah system yang disusun untuk memudahkan,
merapihkan suatu pekerjaan / kegiatan
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (Pembilang) Jumlah pasien baru/pindahan yang pelaksanaan
penerimaannya sesuai SOP
Denominator (Penyebab) Jumlah seluruh pasien baru/pindahan yang diterima
Target Pencapaian 100%
Kriteria Inklusi :
Pasien baru / pindahan
Eksklusi :
Tidak ada
Formula Jumlah pasien baru / pindahan yang
Pelaksanaannya sesuai SOP
x 100%
Jumlah seluruh pasien baru / pindahan
Yang diterima
Metode Pengumpulan Data Retrospektif
Sumber Data Rekam Medik
Instrumen Pengambilan Data Form Kepatuahan Pelaksanaan Penerimaan Pasien Baru/
Pasien Pindahan Sesuai SPO
Besar Sampel Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
Sampel ≥ 30 dengan rumus Solvin (Rumus Terlampir)
Cara Pengambilan Sampel Non probability Sampling – Consecutive sampling
Periode Pengumpulan Data Harian dan Bulanan
Penyajian Data Tabel
49
Run chart
Periode Analisis dan Triwulan dan Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Rawat Inap
50
k. Indikator Terkait Manajemen Risiko
1. Kejadian Permintaan Kebutuhan O2 Pasien Tidak terpenuhi
Judul indikator Terpenuhinya Kebutuhan O2 Pasien Setiap Permintaan
Dasar Pemikiran UU No. 44 th 2009 tentang Rumah Sakit
PMK No.11 th 2017 tentang Keselamatan Pasien
Dimensi Mutu Mutu dan Keselamatan
Tujuan Untuk pemenuhan kebutuhan O2 pasien
Definisi Operasional a. Oksigen adalah satu komponen gas dan unsur vital
dalam proses metabolism
51
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis dan Triwulan dan Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Perawatan dan Kasi. Penunjang
52
2. Respon Time Petugas Teknisi Dalam Penanganan Kerusakan ALKES
Judul indikator Respon Time Petugas Teknisi Dalam Penanganan Kerusakan
ALKES
Dasar Pemikiran UU No. 44 th 2009 tentang Rumah Sakit
PMK No.11 th 2017 tentang Keselamatan Pasien
Dimensi Mutu Efektifitas, efisiensi dan kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya kecepatan teknisi dalam penanganan kerusakan
alat
Definisi Operasional Respon time petugas teknisi adalah waktu yang dibutuhkan
Mukai dari laporan alat rusak diterima sampai dengan petugas
teknisi melakukan pemeriksaan terhadap alat yang rusak untuk
tindak lanjut perbaikan dalam waktu 15 menit
54
1. PROFIL INDIKATOR RAWAT INAP
a. Ketepatan Waktu Pemberian Obat Anti Biotik Pada Pasien Rawat Inap
Judul indikator Ketepatan Waktu Pemberian Obat Anti Biotik Pada Pasien
Rawat Inap
56
Judul indikator Asesmen Awal Medik Pasien Baru Lengkap Dalam 24 Jam
57
c. Asesmen Awal Keperawatan Lengkap Dalam 24 Jam
Judul indikator Asesmen Awal Keperawatan Lengkap Dalam 24 Jam
Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien
Dimensi Mutu Keselamatan dan kesinambungan pelayanan pasien Rawat Inap
Tujuan Memberikan acuan dalam melakukan asesmen awal
keperawatan pada pasien rawat Inap.
Definisi Operasional Asesment awal adalah suatu proses untuk mengidentifikasi
pasien dalam 24 jam pertama sejak pasien di rawat.
58
2. PROFIL INDIKATOR ICU
Rata – Rata Pasien Kembali Ke ICU Dalam 72 Jam Dengan Kasus Yang Sama
Judul indikator Rata-rata Pasien Kembali ke ICU Dalam 72 Jam Dengan Kasus
Yang Sama
Definisi Operasional Pasien yang kembali ke ICU dalam kurun waktu 72 jam setslah
keluar dari ICU dengan kasus yang sama
59
Sampel ≥ 30 dengan rumus Solvin (Rumus Terlampir)
Cara Pengambilan Sampel Non probability Sampling – Consecutive sampling
Periode Pengumpulan Data Harian dan Bulanan
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis dan Triwulan dan Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Kepala Instalasi ICU
60
3. PROFIL INDIKATOR PONEK
a. Kejadian Perdarahan Pasca Persalinan
Judul indikator Kejadian Perdarahan Pasca Persalinan
61
Run chart
Periode Analisis dan Triwulan dan Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Kamar Bersalin
62
b. Angka Kematian Ibu
Judul indikator Angka Kematian Ibu
63
preeklampsia/eklampsia atau sepsis
Target Pencapaian 0%
Kriteria Inklusi :
Semua pasien persalinan dengan perdarahan,
preeklampsia/eklampsia atau sepsis
Eksklusi :
Tidak ada
Formula Jumlah kematian pasien persalinan
karena perdarahan, preeklampsia/eklampsia
atau sepsis (masing-masing penyebab)
x 100%
Jumlah pasien persalinan dengan
perdarahan, preeklampsia/eklampsia atau sepsis
Metode Pengumpulan Data Retrospektif
Sumber Data Rekam Medik
Instrumen Pengambilan Data Form Angka Kematian Ibu
Besar Sampel Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
Sampel ≥ 30 dengan rumus Solvin (Rumus Terlampir)
Cara Pengambilan Sampel Non probability Sampling – Consecutive sampling
Periode Pengumpulan Data Harian dan Bulanan
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis dan Triwulan dan Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Rawat Inap Kebidanan
64
c. Angka Kematian Bayi
Judul indikator Angka Kematian Bayi
65
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Rawat Inap Kebidanan
66
Periode Pengumpulan Data Harian dan Bulanan
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis dan Triwulan dan Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Rawat Inap Kebidanan
67
e. Ketersediaan CPAP 100% di ruangan Perinatologi
68
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis dan Triwulan dan Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Perinatologi
69
f. Ketersediaan Incubator 100% di Ruangan Perinatologi
Judul indikator Ketersediaan Incubator 100% di Ruangan Perinatologi
70
Periode Pengumpulan Data Harian dan Bulanan
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis dan Triwulan dan Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Perinatologi
71
4. PROFIL INDIKATOR PELAYANAN RAWAT JALAN
Kepatuhan Pelaksanaan Program Rujuk Balik Pada Pasien Penderita Kronis
Judul indikator Kepatuhan Pelaksanaan Program Rujuk Balik Pada Pasien
Penderita Kronis
72
Besar Sampel Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
Sampel ≥ 30 dengan rumus Solvin (Rumus Terlampir)
Cara Pengambilan Sampel Non probability Sampling – Consecutive sampling
Periode Pengumpulan Data Harian dan Bulanan
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis dan Triwulan dan Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Rawat Jalan
73
5. Indikator Laboratorium
a. Tidak Adanya Kesalahan Pemberian Hasil Test Lab
Judul indikator Tidak Adanya Kesalahan Pemberian Hasil Test Lab
74
Run chart
Periode Analisis dan Triwulan dan Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Laboratorium
75
pengambilan sampel darah sampai dengan keluarnya
hasil yang sudah di ekspeertise dan divalidasi oleh
dokter spesialis patologi klinik
76
6. Profil Indikator Radiologi
a. Kejadian Kegagalan Pelayanan Rontgen
Judul indikator Kejadian Kegagalan Pelayanan Rontgen
78
b. Presentase Hasil Rongen di Ekspertisi
Judul indikator Waktu tanggap pelayanan Rongen
79
Sampel ≥ 30 dengan rumus Solvin (Rumus Terlampir)
Cara Pengambilan Sampel Non probability Sampling – Consecutive sampling
Periode Pengumpulan Data Harian dan Bulanan
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis dan Triwulan dan Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Radiologi
80
Rawat Inap
82
Sumber Data Buku register instalasi GIZI
Instrumen Pengambilan Data Form Tidak Adanya Kesalahan Pemberian Diet
Pasien
Besar Sampel Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
Sampel ≥ 30 dengan rumus Solvin (Rumus Terlampir)
Cara Pengambilan Sampel Non probability Sampling – Consecutive sampling
Periode Pengumpulan Data Harian dan Bulanan
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis dan Triwulan dan Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Gizi
Definisi Operasional Waktu tunggu pelayanan resep obat jadi adalah rata-
rata waktu yang di butuhkan sejak pasien
menyerahkan respe obat di loket apotek sampai
dengan menerima/ mendapatkan obat jadi dari
petugas farmasi di apotik rawat jalan
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (Pembilang) Jumlah Kumulatif waktu tunggu sejak pasien
83
menyerahkan resep di loket apotek sampai dengan
menerima obat
Denominator (Penyebab) Jumlah Seluruh Resep obat jadi
Target Pencapaian ≥ 30 menit
Kriteria Inklusi :
Resep obat jadi di apotek rawat jalan
Eksklusi :
Tidak ada
Formula Jumlah kumulatif waktu tunggu sejak
Pasien menyerahkan resep di loket
Apotek sampai dengan menerima obat
x
100%
Jumlah seluruh resep obat jadi
Metode Pengumpulan Data Retrospektif
Sumber Data Seluruh Jumlah Resep obat yang masuk di loket
apotik rawat jalan
Instrumen Pengambilan Data Form Waktu Tunggu Pelayanan Resep Obat Jadi
Besar Sampel Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
Sampel ≥ 30 dengan rumus Solvin (Rumus Terlampir)
Cara Pengambilan Sampel Non probability Sampling – Consecutive sampling
Periode Pengumpulan Data Harian dan Bulanan
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis dan Triwulan dan Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Farmasi
84
b. Angka Kejadian Pasien Resistensi Pada Penggunaan Antibiotik Rasional
Judul indikator Angka Kejadian Pasien Resistensi Pada Penggunaan
Antibiotik Rasional
87
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Tim PPI
88
Eksklusi :
Prosedur sirkumsisi ; stitch abscess
Formula Jumlah kasus Infeksi Daerah
Operasi (IDO)
x
100%
Jumlah kasus operasi
Metode Pengumpulan Data Retrospektif
Sumber Data Rekam Medik
Instrumen Pengambilan Data Form Angka kejadian Infeksi Pada Daerah Operasi
(IDO)
Besar Sampel Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
Sampel ≥ 30 dengan rumus Solvin (Rumus Terlampir)
Cara Pengambilan Sampel Non probability Sampling – Consecutive sampling
Periode Pengumpulan Data Harian dan Bulanan
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis dan Triwulan dan Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Komite PPI, Kepala Instalasi Bedah Sentral
89
c. Angka Kejadian Infeksi Pembuluh Darah (Flebitis)
Judul indikator Angka Kejadian Infeksi Pembuluh Darah (Flebitis)
90
Besar Sampel Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
Sampel ≥ 30 dengan rumus Solvin (Rumus Terlampir)
Cara Pengambilan Sampel Non probability Sampling – Consecutive sampling
Periode Pengumpulan Data Harian dan Bulanan
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis dan Triwulan dan Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Komite PPI, Kepala Instalasi Rawat Inap
92
10. Indikator Mutu Rekam Medik
a. Pengembalian RM Lengkap 2x24 Jam Setelah Pasien Dipulangkan
Judul indikator Pengembalian Rekam Medik Lengkap 2x24 Jam
Setelah Pasien Dipulangkan
94
b. Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medik Rawat Inap < 15 Menit
Judul indikator Waktu penyedian Dokumen Rekam Medik Rawat Inap
< 15 Menit
97
Besar Sampel Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
Sampel ≥ 30 dengan rumus Solvin (Rumus Terlampir)
Cara Pengambilan Sampel Non probability Sampling – Consecutive sampling
Periode Pengumpulan Data Harian dan Bulanan
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis dan Triwulan dan Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Kepala instalasi IGD
99
12. Pelayanan Instalasi Bedah Sentral (IBS)
a. Waktu Tunggu Operasi Elektif ≤ 2 Hari
Judul indikator Waktu Tunggu Operasi Elektif ≤ 2 Hari
101
b. Tidak Adanya Kejadian Operasi Salah Sisi
Judul indikator Tidak Adanya Kejadian Operasi Salah Sisi
104
13. CSSD Dan Laundry
a. Tidak Adanya Kejadian Linen Hilang
Judul indikator Tidak Adanya Kejadian Linen Hilang
106
b. Ketersediaan Linen Tepat Waktu
Judul indikator Ketersediaan Linen Tepat Waktu
107
Sampel ≥ 30 dengan rumus Solvin (Rumus Terlampir)
Cara Pengambilan Sampel Non probability Sampling – Consecutive sampling
Periode Pengumpulan Data Harian dan Bulanan
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis dan Triwulan dan Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Laundry dan CSSD
108
Tujuan Tergambarnya pengendalian dan mutu CSSD
109
d. Tidak Adanya Kejadian Instrument Hilang
Judul indikator Tidak Adanya Kejadian Instrument Hilang
111
e. Ketersediaan Indikator Kimia (Bowie&Dick) 100%
Judul indikator Ketersediaan Indikator Kimia (Bowie&Dick) 100%
14. Sanitasi
113
a. Tidak Adanya Sampah Medis Dan Sampah Non Medis Yang Tercampur
Judul indikator Tidak Adanya Sampah Medis dan Sampah Non Medis
Yang Tercampur
114
Instrumen Pengambilan Data Form Tidak Adanya Sampah Medis dan Sampah Non
Medis Yang Tercampur
Besar Sampel Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
Sampel ≥ 30 dengan rumus Solvin (Rumus Terlampir)
Cara Pengambilan Sampel Non probability Sampling – Consecutive sampling
Periode Pengumpulan Data Harian dan Bulanan
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis dan Triwulan dan Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Kepala Sanitasi
b. Pengelolaan Limbah B3
Judul indikator Pengelolaan Limbah B3
115
1. Sisa jarum Suntik
2. Sisa ampul
3. Sisa jaringan
Pengelolahan limbah padat berbahaya harus di
kelolah sesuai dengan aturan pedoman yang berlaku
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (Pembilang) Jumlah Limbah padat yang di kelolah sesuai dengan
standar Prosedur Operasional yang di amati
Denominator (Penyebab) Jumlah Total proses pengelohan limbah padat yang di
amati
Target Pencapaian 80 %
Kriteria Inklusi :
Limbah atau sampah hasil produksi proses pelayanan
rumah sakit
Eksklusi :
Tidak ada
Formula Jumlah limbah padat yang dikelolah
Sesuai dengan standar prosedur
Operasional yang diamati
x
100%
Jumlah total proses pengelolahan
Limbah padat yang diamati
Metode Pengumpulan Data Retrospektif
Sumber Data Hasil Pengamatan
Instrumen Pengambilan Data Form Pengelolaan Limbah B3
Besar Sampel Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
Sampel ≥ 30 dengan rumus Solvin (Rumus Terlampir)
Cara Pengambilan Sampel Non probability Sampling – Consecutive sampling
Periode Pengumpulan Data Harian dan Bulanan
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis dan Triwulan dan Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Kepala Sanitasi
116
c. Pemeriksaan Baku Mutu Air Limbah
Judul indikator Pemeriksaan Baku Mutu Air Limbah
117
Formula Jumlah hasil laboratorium pemeriksaan
Limbah cair yang sesuai baku mutu
x
100%
Jumlah seluruh pemeriksaan limbah cair
Metode Pengumpulan Data Retrospektif
Sumber Data Dari laporan hasil pemeriksaan laboratorium limbah
cair
Instrumen Pengambilan Data Form Pemeriksaan Baku Mutu Air Limbah
Besar Sampel Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
Sampel ≥ 30 dengan rumus Solvin (Rumus Terlampir)
Cara Pengambilan Sampel Non probability Sampling – Consecutive sampling
Periode Pengumpulan Data Harian dan Bulanan
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis dan Triwulan dan Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Kepala Sanitasi / K3
118
15. IPSRS
a. Kalibrasi Alat Medis
Judul indikator Kalibrasi Alat Medis
121
16. Bagian Umum Dan Keuangan
Ketepatan Waktu Pemberian Insentif Sesuai Dengan Kebijakan Direktur
Judul indikator Ketepatan Waktu Pemberian Insentif Sesuai Dengan
Kebijakan Direktur
123
17. Bagian Hukum Dan Kepegawaian
a. Ketepatan Waktu Pengusulan Kenaikan Pangkat
Judul indikator Ketepatan Waktu Pengusulan Kenaikan Pangkat
Definisi Operasional
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (Pembilang) Jumlah Staf pengusulan kenaikan pangkat
Denominator (Penyebab) Jumlah Semua Staf yang pengusulan naik pangkat
Target Pencapaian 85%
Kriteria Inklusi :
Eksklusi :
Definisi Operasional
Jenis Indikator Proses
125
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (Pembilang) Jumlah Staf pengusulan kenaikan Gaji Berkala
Denominator (Penyebab) Jumlah Semua Staf yang pengusulan kenaikan gaji
berkala
Target Pencapaian 85 %
Kriteria Inklusi :
Eksklusi :
126
18. Pelayanan Fisioterapi
a. Kejadian kesalahan Tindakan Fisioterapi
Judul indikator Kejadian Kesalahan Tindakan Fisioterapi
127
Tindakan fisioterapi
Eksklusi :
Tidak ada
Formula Jumlah pasien yang mengalami
Kesalahan Tindakan fisioterapi
x
100%
Jumlah seluruh pasien yang
Diprogram fisioterapi
Metode Pengumpulan Data Retrospektif
Sumber Data Register dan Laporan Insiden Fisioterapi
Instrumen Pengambilan Data Form Kejadian Kesalahan Tindakan Fisioterapi
Besar Sampel Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
Sampel ≥ 30 dengan rumus Solvin (Rumus Terlampir)
Cara Pengambilan Sampel Non probability Sampling – Consecutive sampling
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis dan Triwulan dan Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Fisioterapi
128
b. Angka kejadian Drop Out
Judul indikator Angka Kejadian Drop Out
129
Cara Pengambilan Sampel Non probability Sampling – Consecutive sampling
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis dan Triwulan dan Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Fisioterapi
130
Tujuan Tergambarnya kepedulian rumah sakit terhadap
kebutuhan pasien akan pemulasaraan jenazah
Definisi Operasional Waktu tanggap pelayanan pemulasaraan jenazah
adalah waktu yang dibutuhkan mulai pasien
dinyatakan meninggal sampai dengan jenazah mulai
ditangani oleh petugas.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (Pembilang) Jumlah kumulatif waktu pelayanan pemulasaraan
jenazah pada hari berjalan
Denominator (Penyebab) Jumlah seluruh jenazah pada hari berjalan
Target Pencapaian ≤ 2 jam
Kriteria Inklusi :
Seluruh jenazah
Eksklusi :
Tidak ada
Formula Jumlah kumulatif waktu pelayanan
Pemulasaran jenazah pada hari berjalan
x
100%
Jumlah seluruh jenazah pada
Hari berjalan
Metode Pengumpulan Data Retrospektif
Sumber Data Rekam Medik
Instrumen Pengambilan Data Form Waktu Tanggap Pelayanan Pemulasaran
Jenazah
Besar Sampel Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
Sampel ≥ 30 dengan rumus Solvin (Rumus Terlampir)
Cara Pengambilan Sampel Non probability Sampling – Consecutive sampling
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis dan Triwulan dan Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Kamar Jenazah
131
20. UTD
a. Terpenuhinya Bag Darah Transfusi Pada Pasien Rawat Inap Sesuai Permintaan
Judul indikator Terpenuhinya Bag Darah Transfusi pada Pasien
Rawat Inap Sesuai Permintaan
133
b. Reaksi Transfusi Darah
Judul indikator Reaksi Transfusi Darah
135
21. Hemodialisa
a. Insiden Terlepasnya Jarum Vena Vitsula Intra Dialisis
Judul indikator Insiden Terlepasnya Jarum Vena Vitsula Intra Dialisis
Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien
PMK Nomor 1438 tahun 2010 tentang standar
pelayanan kedokteran
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Tujuan Tergambarnya pelayanan dialisis yang aman bagi
pasien
Definisi Operasional Insiden terlepasnya jarum vena Fitsula intra dialysis
(Venous Needle Dislodgement) adalah kejadian
terlepasnya jarum vena fistula (Out Let) inta dialysis
yang mengakibatkan perdarahan atau berkurangnya
volume cairan tubuh pasien
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (Pembilang) Jumlah insiden terlepasnya jarum vena fistula intra
dialisis
Denominator (Penyebab) Jumlah TindakanHD
Target Pencapaian 0%
Kriteria Inklusi :
Tidak ada
Eksklusi :
Tidak ada
Formula Jumlah pasien HD yang tidak taat
terhadap jadwal HD
x
100%
Jumlah semua pasien HD
Metode Pengumpulan Data Retrospektif
Sumber Data Rekam Medik dan Laporan Insiden Keselamatan
Pasien
Instrumen Pengambilan Data Form Insiden Terlepasnya Jarum Vena Vitsula Intra
Dialisis
Besar Sampel Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
Sampel ≥ 30 dengan rumus Solvin (Rumus Terlampir)
Cara Pengambilan Sampel Non probability Sampling – Consecutive sampling
136
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis dan Triwulan dan Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Kepala Instalasi Hemodialisa
138
Lampiran 2
Rumus Solvin
N
n=
1+Ne2
Keterangan :
N = Ukuran populasi
Contoh :
Sampel /contoh ?
n = 100/1+(100x0,052)
n = 100/1+(100x0,0025)
139
n = 100/1+(0,5)
n = 100/1,5
140