KELAS A
Dosen:
Dr. dr. Andry, MM, MHKes
Disusun oleh :
dr. Tasya Sabrina Chairunisa 20210309017
PERTANYAAN
Buatlah Hazard Vulnerability Assessment sesuai dengan kondisi dan situasi rumah
sakit tempat anda bekerja. Susun dan jelaskan tentang Mitigasi, kesiapan, respon
dan pemulihannya.
BAB I
PENDAHULUAN
mengenali bahaya yang dapat mempengaruhi permintaan untuk layanan rumah sakit
dan kegiatan pemulihan. HVA berfungsi sebagai penilaian kebutuhan untuk program
manajemen risiko.
memberikan dampak pada fasilitas Rumah Sakit dan masyarakat sekitarnya dan harus
ditinjau lagi setiap tahun atau suatu proses untuk melakukan identifikasi, menilai dan
mengevaluasi panduan keadaan darurat dan dampak langsung atau tidak langsung
akibat keadaan emergensi yang terjadi di rumah sakit dan upaya layanannya yang
occurring events pada RSUD Paku Haji Kab. Tangerang, epidemic dan wild fire
menempati posisi dua teratas. Dan salah satunya pada saat ini telah terjadi pandemi
COVID 19 yang terjadi saat ini dapat diklasifikasikan sebagai kondisi kedaruratan
pertimbangan meningkatnya jumlah korban meninggal dunia akibat virus yang kini
membuat disaster plan dimana Disaster Plan ini disusun khusus untuk
panduan dalam menangani lonjakan pasien yang timbul karena epidemic khususnya
saat terjadi pandemic COVID-19 di RSUD Paku Haji dan juga tentang
keadaan yang kacau dimana hal tersebut dapat mengganggu proes penanganan
pasien. Tujuan dari disaster plan Hazard Vulerability Analysis (HVA) adalah :
kategori :
a. Kemungkinan
b. Dampak manusia
d. tanggapan
4. Menurunkan risiko bahaya dan dampak dari bahaya terkait fasilitas dan
Dengan Disaster Plan yang baik, chaos akan tetap terjadi, tetapi
1. Mitigation
2. Preparedness / Kesiapsiagaan
4. Recovery/ Pemulihan
BAB III
FASE MITIGASI
A. Penanganan Kebakaran
Kewajiban yang harus dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Paku
kebakaran dan sarana evakuasi serta pengendalian penyebaran asap, panas dan gas
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Penilaian risiko kebakaran atau
biasa dikenal dengan fire risk assessment perlu dilakukan sebelum pemimpin
dan sarana evaluasi yang akan disediakan oleh perusahaan. sarana menghadapi bencana
kebakaran di rumah sakit meliputi tanda dilarang merokok, tanda/ petunjuk keluar,
alarm kebakaran, alat detektor panas, alat detekror asap, alat pemadam kebakaran api
ringan (APAR), slang air dan/atau hidran, serta saluran telepon khusus keadaan
menunjukkan bahwa alat tersebut hampir ditemui pada keseluruhan bangunan gedung.
Penempatan
secara
mencolok
Tanda/petunjuk √ Ya Sesuai
KELUAR/EXIT
Alarm kebakaran √ Ya Manual dan
otomatis
Alat detektor panas √ Tidak Terpasang merata,
terhubung dengan
alarm
Alat detektor asap √ Tidak terdapat detektor
asap
Alat pemadam api
ringan
(APAR)
a. Di ruang rawat Ya Memadai
inap √
b. Di area parkir Ya Memadai
kendaraa √
c. Dikoridor/lorong Ya Memadai
menuju √
exit
Slang air dan/atau
hidran
a. Slang air di √ Ya Memadai
dalam rumah
sakit √ Ya Memadai
b. Hidran
c. Sprinkler air √ Ya Memadai
Saluran telepon √ Ya Berfungsi
khusus keadaan
darurat
B. Penanganan Pandemik
corona virus pada awal tahun 2020 bersamaan saat kasus covid masuk di Indonesia,
Pada saat itu informasi tentang COVID-19 belum banyak diketahui namun beberapa
pasien suspek yang dirawat di rumah sakit, upaya yang dilakukan Rumah Sakit pada
4) Fasilitas komunikasi
8) Kesehatan kerja
tahun sekali, simulasi kebakaran dan evakuasi pasien, serta mengadakan In-
diperhatikan
Dibentuknya tim pengendali yang terdiri dari Direktur RSUD Paku Haji,
Dinas Jaga, IPRS, Satpam, Unit kerja dilokasi kebakaran, Unit kerja
peralatan medis.
Pengorganisasian dan Penyediaan Sumber Daya pada keadaan bencana
RSUD Paku Haji belum memilki tim khusus yang bertugas dan bertanggung
evakuasi (pasien, dokumen, dan alat medis) yaitu petugas “code red” yang
Di RSUD Paku Haji perlu adanya penambahan APAR yang terdiri dari jenis CO2
dan dry chemical powder. Pemasangan APAR sesuai dengan peraturan yaitu
jarak antar APAR satu dengan yang lainnya yaitu 15 m. Pemeriksaan APAR
b). Hydrant
menggunakan alat pengindera kebakaran atau fire detector dan titik panggil
Sistem deteksi dini kebakaran atau detektor yang terhubung pada instalasi alarm
kebakaran.
bencana kebakaran. Sistem deteksi dan alarm kebakaran meliputi 2 jenis yaitu
sistem alarm kebakaran manual dan otomatis. titik panggil manual alarm
kebakaran harus terdapat tulisan “TOMBOL ALARM” dan tanda penunjuk alarm
kebakaran selain itu sistem deteksi dini dan alarm kebakaran harus memiliki
3. Jalur evakuasi
Menurut SNI 03-1746-2000 sarana jalan keluar harus dipelihara terus menerus
Menurut SNI 03-1746-2000 sarana jalan keluar harus terdapat penanda yang
jelas dan mudah dilihat, Tanda jalur evakuasi berwarna dasar hijau dan
bertuliskan warna putih, Penandaan jalur evakuasi dapat terlihat jelas dari jarak
evakuasi harus bebas dari hambatan, Terdapat pegangan di kedua sisi tangga,
Terdapat penandaan khusus yang menunjukkan tingkat lantai dari, dan ke arah
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 24 tahun 2016 Ram adalah jalur
evakuasi yang memiliki kemiringan tertentu sebagai alternatif bagi orang yang
tidak dapat menggunakan tangga. Syarat untuk ram pada suatu rumah sakit
yaitu kemiringannya tidak boleh lebih dari 70 dengan panjang mendatar tidak
memiliki anti selip atau tahanan, ram dilengkapi dengan pegangan dikedua
4. Titik kumpul
akhir yang dituju dalam rute evakuasi, keaamanan dan kemudahan akses
pengguna menuju ke titik kumpul, jarak aman dari bahaya termasuk runtuhan
Sakit Paku Haji segera mengidentifikasi dan menyiapkan sumber daya yang
Insert RS menyiapkan untuk perawatan PDP dan deteksi dini OTG dan ODP
3. Menyiapkan Ruang Isolasi Biasa dan Khusus dengan Hepa Filter. Saat
Filter .
4. Menyiapkan area perawatan
A. Kebakaran
pemadaman api agar kobaran api tidak melebar luas. Untuk response yang
terjadi pada saat kebakaran maka tim code red di unit kerja
tanggap darurat
B. Pandemik
Dalam fase ini sudah ada suspek dan bahkan pasien yang dirujuk ke
Seluruh staf diberikan edukasi dengan mengetahui level penggunaan APD bagi
Tenaga Kesehatan
APD Level 1 di Area Triase, Rawat Jalan, dan Kegiatan yang tidak
menimbulkan aerosol.
Perawatan Jenazah
BAB VII
FASE RECOVERY
A. Kebakaran
dengan 2 (dua) tahapan : (a) Aktivasi, yaitu suatu proses ekskalasi struktur organisasi di
rumah sakit dalam keadaan normal menjadi struktur organisasi dalam keadaan bencana. (b)
Deaktivasi, yaitu proses normalisasi dari struktur organisasi dalam keadaan bencana
kembali menjadi struktur organisasi yang normal. Sampai aat ini RSUD Paku Haji belum
memiliki prosedur pelaporan dan penyelidikan atau audit kebakaran serta prosedur
deaktivasi.
B. Pandemik
A. JAMINAN PEMBIAYAAN
Pembiayaan pasien suspek dan terkonfirmasi positif COVID-19
B. INVENTORY
Semua barang habis pakai dan APD termasuk yang didapat dari Donasi