1. Pengkajian keperawatan,
2. Diagnosa keperawatan,
3. Perencanaan keperawatan,
4. Intervensi keperawatan,
5. Evaluasi keperawatan, dan
6. Catatan asuhan keperawatan.
Dalam melaksanakan intervensi keperawatan terdapat 14 kebutuhan pasien yang harus
mendapat perhatian perawat yaitu:
b. Proses
Proses adalah semua kegiatan dokter, perawat, dan tenaga profesi lain yang mengadakan
interkasi secara profesional dengan pasien. Interaksi ini diukur antara lain dalam bentuk
penilaian tentang penyakit pasien, penegakan diagnosis, rencana tindakan pengobatan,
indikasi tindakan, penanganan penyakit, dan prosedur pengobatan.
c. Outcome
Outcome adalah hasil akhir kegiatan dokter, perawat, dan tenaga profesi lain terhdaap
pasien. Indikator-indikator mutu yang mengacu pada aspek pelayanan meliputi:
1. Angka infeki nosokomial : 1-2%
2. Angka kematian kasar: 3-4%
3. Kematian pasca bedah: 1-2%
4. Kematian ibu melahirkan: 1-2%
5. Kematian bayi baru lahir: 20/1000
6. NDR (Net Death Rate): 2,5%
7. ADR (Anesthesia Death Rate) maksimal 1/5000
8. PODR (Post-Operation Death Rate): 1%
9. POIR (Post-Operative Infection Rate): 1%
Indikator mutu pelayanan untuk mengukur tingkat efisiensi RS:
1. Biaya per unit untuk rawat jalan
2. Jumlah penderita yang mengalami dekubitus
3. Jumlah penderita yang jatuh dari tempat tidur
4. BOR (Bed Occupancy Ratio) : 70-85%
Menurut Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur
pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi
rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit.Nilai parameter BOR
yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
Rumus :
(jumlah hari perawatan di rumah sakit) × 100%
(jumlah tempat tidur × jumlah hari dalam satu periode)
5. BTO (Bed Turn Over): 5-45 hari atau 40-50 kali per satu tempat tidur/tahun
6. TOI (Turn Over Interval): 1-3 hari TT yang kosong
7. LOS (Length of Stay): 7-10 hari (komplikasi, infeksi nosokomial; gawat
darurat; tingkat kontaminasi dalam darah; tingkat kesalahan; dan kepuasan
pasien)
8. Normal tissue removal rate: 10%
MATERI 4
PROSES MENJAGA MUTU ASUHAN KEPERAWATAN RUANG RAWAT
Pengertian Mutu
Mutu atau kualitas adalah tingkat baik buruknya sesuatu; kadar, derajat atau taraf
(kepandaian, kecakapan). Mutu ini digunakan sebagai pengukur yang membedakan suatu
benda dengan yang lainnya. Beberapa ahli telah mendefinisikan mutu sebagaimana di bawah
ini:
1. Joseph Juran (1989), memiliki pendapat bahwa quality is fitness for use. Secara bebas mutu
di sini diartikan sebagai kesesuaian atau enaknya barang itu digunakan (mutu produk).
Contoh sederhana dari mutu seperti ini adalah ketika kita membeli suatu produk dan
produk itu sesuai dengan yang kita inginkan maka kita menilai produk itu bagus atau baik.
Misalnya baju yang kita beli memiliki mutu jika ketika kita memakai baju tersebut merasa
puas karena terlihat baik dan bagus sesuai keinginan kita meskipun mahal. Berbeda
dengan sebaliknya, apabila baju yang kita beli tidak cocok maka kita akan menilai baju
atau produk tersebut tidak bermutu.
2. Philip B. Crosby (1990) mendefinisikan mutu sebagai kesesuaian dengan apa yang
disyaratkan atau distandarkan (Conformance to requirement). Secara sederhana sebuah
produk dikatakan berkualitas apabila produk tersebut sesuai dengan standar kualitas yang
telah ditentukan yang meliputi bahan baku, proses produksi, dan produk jadi. Dari definisi
ini, mutu itu diartikan sebagai kesesuaian dengan standar yang ada. Sebagai contoh dalam
sebuah organisasi memproduksi sebuah produk atau barang akan dikatakan bermutu jika
barang atau produk tersebut sudah sesuai dengan standar yang ada. Dalam organisasi
nonprofit misalhnya, di dunia pendidikan memiliki beberapa standar. Organisasi
pendidikan itu dikatakan bermutu jika organisasi tersebut telah memenuhi standar-standar
yang ada.
1. Kegiatan Menjaga Mutu
a. Kegiatan persiapan
1) Menumbuhkan & meningkatkan Menumbuhkan & meningkatkan komitmen
pimpinan & penyelenggara komitmen pimpinan & penyelenggara yan. kes u/
program yan. kes u/ program
2) Membentuk tim yg bertanggung jwb Membentuk tim yg bertanggung
3) Mengadakan pelatihan program Mengadakan pelatihan program
4) Mengadakan pelatihan program Mengadakan pelatihan program menjaga mutu
menjaga mutu Menetapkan batas, wewenang, Menetapkan batas, wewenang,
tanggung jwb, mekanisme kerja tim tanggung jwb, mekanisme kerja tim
5) Menetapkan jenis & ruang lingkup yan Menetapkan jenis & ruang lingkup yan
yg diprioritaskan yg diprioritaskan
6) Menyosialisasikan standar & indikator yg Menyosialisasikan standar &
indikator yg digunakan digunakan
b. Kegiatan Pelaksanaan(Palmer, 1979, Vouri
1) Menetapkan masalah mutu yan kes Menetapkan masalah mutu yan kes
2) Menetapkan penyebab masalah mutu yan. Kes Menetapkan penyebab masalah
mutu yan. Kes
3) Menetapkan cara penyelesaian masalah mutu yan Menetapkan cara
penyelesaian masalah mutu yan kesehatan
4) Melaksanakan cara penyelesaian mslh Melaksanakan cara penyelesaian mslh
5) Menilai hasil yg dicapai Menilai hasil yg dicapai
6) Menyusun saran tindak lanjut
2. Karakteristik Kegiatan Program Menjaga Mutu Karakteristik Kegiatan Program
Menjaga Mutu
a. Berkesinambungan/continous Quality Berkesinambungan/continous Quality
Improvement program Improvement program
b. Sistematis Sistematis
c. Terpadu:pelaksanaanya secara terpadu Terpadu:pelaksanaanya secara terpadu dengan
pengelolaam pelayanana lain secara dengan pengelolaam pelayanana lain secara
keseluruhan/total Quality Management
3. Sasaran progarm menjaga mutu:
Lingkungan:Kebijakan, organisasi, manajemen
4. Standar program penjaga mutu
a. Standar persyaratan minimal/minimum requirement standard: keadaan minimal yg
requirement standard: keadaan minimal yg hares dipenuhi u/ntuk
menyelenggarakan yan. hares dipenuhi untuk menyelenggarakan yan. Kes/kep
1) Standar masukan
2) Standar lingkungan
3) Standar proses
b. Standar penampilan minimal
Menunjukan penampilan pelayanan keperawatan yang masih diterima
5. Bentuk Program Menjaga Mutu
a. Program menjaga mutu prosfektif diselenggarakan sebelum pelayanan:
Standarisasi :menjamin terselenggaranya pelayanan yang bermutu ,ditetapkan
standarisasi pelayanan kesehatan / keperawatan
b. Program menjaga mutu Konkuren ,program dilaksanakan bersamaan dengan
pelayanan kesehatan / keperawatan dan lebih mengutamakan standar proses
c. Program restrospektif , program dilaksanakan setelah selesainyapelayanan .contoh :
review rekam medis
6. Pelaksanaan Program Menjaga Mutu
a. Menetapkan masalah mutu
b. Menetapkan penyebab masalah mutu pelayanan keperawatan
c. Menetapkan cara penyelesaian masalah mutu
d. Melaksanakan cara penyelesaian masalah mutu
e. Menilai hasil dan menyusun saran tindak lanjut
7. Manfaat.
Apabila program menjaga mutu dapat dilaksanakan, banyak manfaat yang akan
diperoleh. Secara umum beberapa manfaat yang dimaksudkan adalah:
a. Dapat lebih meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan.
Peningkatan efektifitas yang dimaksud di sini erat hubungannya dengan dapat
diselesaikannya masalah yang tepat dengan cara penyelesaian masalah yang benar.
Karena dengan diselenggarakannya program menjaga mutu dapat diharapkan
pemilihan masalah telah dilakukan secara tepat serta pemilihan dan pelaksanaan cara
penyelesaian masalah telah dilakukan secara benar.
b. Dapat lebih meningkatkan efesiensi pelayanan kesehatan.
Peningkatan efesiensi yang dimaksudkan disini erat hubungannya dengan dapat
dicegahnya penyelenggaraan pelayanan yang berlebihan atau yang dibawah standar.
Biaya tambahan karena pelayanan yang berlebihan atau karena harus mengatasi
berbagai efek samping karena pelayanan yang dibawah standar akan dapat dicegah.
c. Dapat lebih meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
Peningkatan penerimaan ini erat hubungannya dengan telah sesuainya pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat sebagai
pemakai jasa pelayanan. Apabila peningkatan penerimaan ini dapat diwujudkan,
pada gilirannya pasti akan berperan besar dalam turut meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
d. Dapat melindungi pelaksana pelayanan kesehatan dari kemungkinan munculnya
gugatan hukum
Pada saat ini sebagai akibat makin baiknya tingkat pendidikan dan keadaan sosial ekonomi
masyarakat serta diberlakukannya berbagai kebijakan perlindungan publik, tampak kesadaran
hukum masyarakat
Program mutu pelayanan di Rawat inap
Menurut Crosby ,1997 (dalam Nasution ,2005 ) rawa inap adalah kegiatan penderita yang
berkelanjutan ke Rumah sakit untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang berlangsung lebih
ddari 24 jam .secara khusus pelayanan rawat inap ditunjukan untuk penederita atau pasien
yang memerlukan asuhan keperawatan secara terus menerus (Continous Nursing Care )
hingga terjadi penyeembuhan .Khusus pelayanan rawat ini adalah adanya tempat
tidur .Tempat tidur ini dikelompokan menjadi ruang perawatan yang merupakan inti dari
sebuah rumah sakit .Pengelolaan ruang perawatan ini secara umum diserahkan kepada
seorang perawat yang juga bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pelayanan medic, serta
instruksi dari dokter yang ditunjukan pada penderita misalnya penggunaan alat bantu
pernafasan , alat pacu jantung.
Dengan kualitas pelayanan rawat inap yang memuaskan ,akan mendorong pasien untuktetap
memilih rumah sakit tersebut apabila membutuhkan lagi fasilitas pelayanan kesehatan
Ciri Mutu Asuhan Keperawatan
Ciri-ciri mutu asuhan keperawatan yang baik adalah
1. memenuhi standar profesi yang ditetapkan
2. sumber daya untuk pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan secara wajar, efisien dan
efektif
3. aman bagi pasien dan tenaga keperawatan sebagai pemberi jasa pelayanan
4. memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan
5. aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai masyarakat diperhatikan dan
dihormati (Standar Asuhan Keperawatan, 1998).
Menurut Muninjaya (2011), sebagai bagian dari sistem pelayanan publik, pelayanan
kesehatan disuatu wilayah harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Availability. Pelayanan kesehatan harus tersedia untuk melayani seluruh masyarakat
disuatu wilayah dan dilaksanakan secara komprehensif mulai dari upaya pelayanan yang
bersifat preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif.
2. Appropriateness. Pelayanan kesehatan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat di suatu
wilayah. Kebutuhan masyarakat diukur dari pola penyakit yang berkembang di wilayah
tersebut.
3. Continuity-sustainability. Pelayanan kesehatan di suatu daerah harus berlangsung untuk
jangka lama dan dilaksanakan secara berkesinambungan.
4. Acceptability. Pelayanan kesehatan harus diterima oleh masyarakat dan memperhatikan
aspek sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat.
5. Affordable. Biaya atau tarif pelayanan kesehatan harus terjangkau oleh masyarakat umum.
6. Efficient. Pelayanan kesehatan harus dikelola (manajemen) secara efisien.
Quality. Pelayanan kesehatan yang diakses masyarakat harus terjaga mutunya