Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN DIAGNOSA MEDIS:


CARCINOMA MAMMAE
 Present By:
 Della Puspita Komar
 Grace
 Jeni Febronia
 Nurul Wahda
DEFINISI
 Carcinoma mammae merupakan gangguan dalam
pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal
timbul dari sel-sel normal, berkembang biak dan
menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah
(Nurarif & Kusuma, 2015).
ETIOLOGI
 Penyebab kanker payudara sangat beragam, tetapi ada
sejumlah faktor risiko yang dihubungkan dengan
perkembangan penyakit ini yaitu asap rokok, konsumsi
alkohol, umur pada saat menstruasi pertama, umur saat
melahirkan pertama, lemak pada makanan, dan sejarah
keluarga tentang ada tidaknya anggota keluarga yang
menderita penyakit ini.
PATOFISIOLOGI
 Sel abnormal membentuk klon dan mulai berproliferasi secara
abnormal, mengabaikan sinyal yang mengatur pertumbuhan
dalam lingkungan sel tersebut. Kemudian dicapai suatu tahap
dimana sel mendapatkan ciri-ciri invasif, dan terjadi perubahan
pada jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi
jaringan sekitar dan memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-
pembuluh darah, melalui pembuluh darah tersebut sel-sel dapat
terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk metastase
(penyebaran kanker) pada bagian tubuh yang lain. Neoplasma
adalah suatu proses pertumbuhan sel yang tidak terkontrol yang
tidak mengikuti tuntutan fisiologik, yang dapat disebut benigna
atau maligna. Pertumbuhan sel yang tidak terkontrol dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, faktor-faktor yang dapat
menyebabkan kanker biasanya disebut dengan karsinogenesis.
MANIFESTASI KLINIS
Adapun tanda dan gejala kanker payudara :
1. Ada benjolan yang keras di payudara dengan atau tanpa rasa sakit
2. Bentuk puting berubah (retraksi nipple atau terasa sakit terus- menerus)
atau puting mengeluarkan cairan/darah (nipple discharge)
3. Ada perubahan pada kulit payudara di antaranya berkerut seperti kulit jeruk
(peaud’orange), melekuk ke dalam (dimpling) dan borok (ulcus)
4. Adanya benjolan-benjolan kecil di dalam atau kulit payudara (nodul satelit)
5. Ada luka puting di payudara yang sulit sembuh (paget disease).
6. Payudara terasa panas, memerah dan bengkak.
7. Terasa sakit/ nyeri (bisa juga ini bukan sakit karena kanker)
8. Benjolan yang keras itu tidak bergerak (terfiksasi) dan biasanya pada awal-
awalnya tidak terasa sakit.
9. Apabila benjolan itu kanker, awalnya biasanya hanya pada satu payudara
10. Adanya benjolan di aksila dengan atau tanpa massa di payudara.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Laboratorium
 Pemeriksaan sitologik

 Mammagrafi

 Ultrasonografi

 Thermografi

 Xerodiography

 Biopsi

 Ct Scan

 Pemeriksaan Hematologi
PENATALAKSANAAN MEDIS
 Pembedahan
 Radioterapi

 Kemoterapi

 Manipulasi hormonal
KOMPLIKASI
 Gangguan Neurovaskuler, Metastasis (otak, paru, hati,
tulang tengkorak, vertebra, iga, tulang panjang), Fraktur
patologi, Fibrosis payudara, hinga kematian (Nurarif &
Kusuma, 2018).
PENGKAJIAN
1. Pengkajian Identitas
a. Identitas Pasien :
b. Identitas Penanggung Jawab :
2. Status Kesehatan
a. Keluhan Utama :
b. Penyakit yang pernah dialami:
c. Alergi :
d. Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll) :
e. Riwayat Penyakit Keluarga:
f. Diagnosa Medis dan therapy :
3. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)
4. Data Laboratorium yang berhubungan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri Akut
b. Ansietas
c. Resiko infeksi
d. Gangguan integritas kulit
INTERVENSI
1. Nyeri Akut
 Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan nyeri berkurang atau dapat mentolerir nyeri.
 Kriteria hasil :

a. Klien mampu mengontrol rasa nyeri.


b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen
nyeri.
c. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan tanda nyeri).
d. Menyatakan merasa nyaman setelah nyeri berkurang
 Intervensi

a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi,


karakteristik, durasi, frekuensi, maupun kualitas.
b. Berikan pengalihan seperti reposisi dan aktivitas menyenangkan seperti
mendengarkan music atau menonton TV. c. Evaluasi keefektifan control
nyeri.
2. Ansietas
 Tujuan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24 jam

diharapkan cemas berkurang.


 Kriteria hasil :

1. Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas.


2. Mengidentifikasi, mengungkapkan, dan menunjukkan teknik mengontrol
cemas.
3. Vital sign dalam batas normal.
4. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat
aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan.
 Intervensi:

1. Gunakan pendekatan yang menenangkan.


2. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur.
3. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi.
3. Risiko Infeksi
 Tujuan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan infeksi tidak terjadi.
 Kriteria Hasil:

1. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi.


2. Jumlah leukosit berada pada batas normal.
3. Klien mampu mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam tindakan
pencegahan infeksi.
 Intervensi:

1. Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain.


2. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan. Pengunjung juga dianjurkan
melakukan hal yang sama.
3. Monitor temperatur.
4. Tingkatkan istirahat adekuat/ periode latihan.
5. Kolaborasi dalam pemberian antibiotik.
4. Gangguan Integritas Kulit
 Tujuan: Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam

waktu penyembuhan kulit meningkat.


 Kriteria Hasil:

1. Perfusi jaringan baik.


2. Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjdinya cedera
berulang.
3. Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban
kulit dan perawaatan alami.
 Intervensi

1. Kaji balutan/ luka untuk karakteristik drainase. Monitor jumlah edema, kemerahan, dan
nyeri pada insisi dan lengan, serta
suhu.
2. Tempatkan pada posisi semifowler.
3. Jangan melakuka pengukuran TD, injeksi obat, atau memasukkan IV pada lengan yang
sakit.
4. Anjurkan untuk memakai pakaian yang tidak sempit/ ketat, perhiasan atau jam tangan pada
tangan yang sakit.
IMPLEMENTASI
Nyeri Akut
a. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif,
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, maupun
kualitas.
b. Memberikan pengalihan seperti reposisi dan aktivitas
menyenangkan seperti mendengarkan music atau
menonton TV.
c. Mengevaluasi keefektifan control nyeri.
Ansietas
1. Menggunakan pendekatan yang menenangkan.
2. Menjelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan
selama prosedur.
3. Mendorong pasien untuk mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi.
Risiko Infeksi
1. Membersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain.
2. Mencuci tangan sebelum melakukan tindakan.
Pengunjung juga dianjurkan melakukan hal yang sama.
3. Memonitor temperatur.
4. Meningkatkan istirahat adekuat/ periode latihan.
5. Mengkolaborasikan dalam pemberian antibiotik.
Gangguan Integritas Kulit
1. Mengkaji balutan/ luka untuk karakteristik drainase.
Monitor jumlah edema, kemerahan, dan nyeri pada insisi
dan lengan, serta
suhu.
2. Menempatkan pada posisi semifowler.
3. Jangan melakukan pengukuran TD, injeksi obat, atau
memasukkan IV pada lengan yang sakit.
4. Menganjurkan untuk memakai pakaian yang tidak
sempit/ ketat, perhiasan atau jam tangan pada tangan yang
sakit.
EVALUASI
o Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses
keperawatan, yakni proses yang dilakukan secara terus-
menerus dan penting untuk menjamin kualitas serta
ketepatan perawatan yang diberikan dan dilakukan
dengan meninjau respon untuk menentukan keefektifan
rencana perawatan dalam memenuhi kebutuhan pasien.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai