Anda di halaman 1dari 11

STEP 1

1. Pengobatan yang tidak rasional


Pengobatan yang tidak logis atau tidak masuk akal
Pengobatan yang tidak dapat diterima oleh pikiran, yang tidak dapat diterima oleh otak
Pengobatan yang tidak sesuai dengan indikasi dan diagnosis penyakit dan biaya yang tidak
dipikirkan(tidk sesuai dengan pasien)ex:pemberian dosisi berlebih, penggunaan jenis obat
yang sebenarnya tidak diperlukan)

2. CME
Continuing medical education, proses pendidikan dan pelatihan di bidang ilmu
kedokteran. Ditujukan kepada dokter yang telah selesai pendidikan kedokteran.
Kegiatan perkembangan pendidikan keprofesian berkelanjutan yang terselenggarakan
berkat kerja samaa pengurus besar IDI dengan majalah cermin dunia kedokteran yang
merupakan salah satu penjabaran dari UU no 29 tahun 2004 ttg praktik kedokteran untuk
menjaga mutu dan pelayanan dokter di Indonesia.

3. Mutu
Sifat yang dimiliki suatu program.
Dapat diketahui apabila sebelumnya dilakukan penilaian baik terhadap tingkat
kesempurnaan sifat, totalitas dari wujud serta ciri dan kepatuhan para penyelenggara
pelayanan terhadap standart yang telah ditetapkan.
Tingkat kesempurnaan barang atau jasa yang menentukan kemampuannya untuk
memuaskan kebutuhan sesorang yang memakai barang atau ajsa tersebut.
Mutu dibagi menjadi 2, ada istilah klasik dan istilah customer. Jika klasik adalah tingkatan
terbaik, bias manusia, barang, lingkungan, dll.Istilah customer itu sesuai dengan sesuai
kegunaan atau mencapai kepuasan pelanggan

4. Substandar
Tidak memenuhi syarat atau ketentuan yang telah ditentukan

5. Mutu pelayanan kesehatan


Pelayaan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan
sesuai dengan tingkat kepuasaan rata2 tingkat penduduk, serta penyelenggaraannya
sesuai dengan standart dank ode etik profesi.
Kesesuaian pelayanan kesehatan dengan kebutuhan pasien atau melebihi harapan pasien.

6. Balai pengobatan
Suatu instansi kesehatan yang menyerupai klinik umum untuk memberikan pelayaann
kesehatan kepada masyarakat.
7. Kasus
Sesuatu hal yang bermasalah dan tidak sebenarnya terjadi yang membutuhkan
penyelesaian.

STEP 2
1. Apakah factor factor yang mempengaruhi MPK?
2. Bagaimana tujuan dari MPK?
3. Apa hambatan atau kendala dari MPK?
4. Apa manfaat menjaga MPK?
5. Apa hal hal yang menurunkan MPK?
6. Bagaimana menjaga MPK?
7. Bagaimana criteria pelayanan kesehatan yang bermutu?
8. Bagaimana langkah langkah dalam meningkatkan MPK?
9. Apa saja unsure unsure yang terdapat dalam pelayanan kesehatan?
10. Siapa saja sasaran dari MPK?
11. Bagaimana indicator standart MPK?
12. Bagaimanakah prinsip penggunaan obat yang rasional?
13. Siapa yang bertanggung jawab dalam kerasionalan penggunaan obat dalam upaya
regulasi?
14. Apa strategi peningkatan pelayanan kesehatan dalam masyarakat?
15. Siapa saja yang mempengaruhi pemberian obat yang tidak rasional?
16. Kapaan mulai diadakannya CME?
17. Bagaimanakah sikap professional yang seharusnya diberikan oleh pemberi pelayanan
kesehatan?

STEP 3
1. Apakah factor factor yang mempengaruhi MPK?
faktor-faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan menurut Azrul Azwar
(1994:21) adalah :
a) Unsur Masukan
Unsur masukan adalah tenaga, dana dan sarana. Secara umum
disebutkan apabila tenaga dan sarana tidak sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan, serta jika dana yang tersedia tidak sesuai
dengan kebutuhan, maka sulitlah diharapkan baiknya mutu
pelayanan.
b) Unsur Lingkungan
Unsur lingkungan adalah kebijakan, organisasi dan manajemen.
c) Unsur Proses
Unsur proses adalah tindakan medis dan tindakan non-medis.
Sumber : http://eprints.uny.ac.id/7902/3/BAB%202-05412144074.pdf

Mutu produk dan jasa pelayanan secara langsung dipengaruhi oleh


9 area fundamental (Djoko Wijono, 1999:10) yaitu :
1) Men: kemajuan teknologi, komputer dan lain-lain memerlukan
pekerja-pekerja spesialis yang makin banyak.
2) Money: meningkatnya kompetisi disegala bidang memerlukan
penyesuaian pembiayaan yang luar biasa termasuk untuk mutu.
3) Materials: bahan-bahan yang semakin terbatas dan berbagai jenis
material yang diperlukan.
4) Machines dan mechaniztion: selalu perlu penyesuaian-penyesuaian
seiring dengan kebutuhan kepuasan pelanggan.
5) Modern information methods: kecepatan kemajuan teknologi
komputer yang harus selalu diikuti.
6) Markets: tuntutan pasar yang semakin tinggi dan luas.
7) Management: tanggung jawab manajemen mutu oleh perusahaan.
8) Motivation: meningkatnya mutu yang kompleks perlu kesadaran
mutu bagi pekerja-pekerja.
9) Mounting product requirement: persyaratan produk yang meningkat
yang diminta pelanggan perlu penyesuaian mutu terus-menerus.
Sumber : http://eprints.uny.ac.id/7902/3/BAB%202-05412144074.pdf

2. Bagaimana tujuan dari MPK?


a) Tujuan antara
Adalah tujuan pengembangan mutu. Pimpinan dan staf organisasi
tersebut harus merumuskan mut pelayanan. Masalah mutu ini dijadikan
dasar untuk menentukan tujuan peningkatan mutu yang ingin
dicapai(benchmarking).
b) Tujuan akhir
Tujuan akhir ditetapkan untuk menjaga mutu pelayanan kesehatan adalah
meningkatnya mutu produk dan jasa pelayanan kesehatan. Tujuan ini
terkait dengan kepuasan konsumen, termasuk turunnya biaya (cost)
produksi jasa layanan.
Sumber : Effendy, Ferry, Makhfudli. Keperawatan Kesehatan Komunitas.
Salemba Medika

3. Apa hambatan atau kendala dari MPK?


1) Rumah sakit kekurangan tenaga bidan
Bidan RS kelebihan beban
2) Peralatan kedokteran bagian bedah kurang memenuhi syarat
Peralatan bedah thorax yang tersedia sudah tua perlu diperbaharui agar
kapasitasnya dapat lebih efisien
3) Kerjasama tim puskesmas lemah memerlukan kepemimpinan efektif
Anggota tim masih membuat perencanaan kerja sendiri-sendiri, tidak ada
pertemuan koordinasi, pemimpin tidak melaksanakan fungsinya
4) Dokternya kurang profesional
Dalam melakukan pemerikasaan dan pengobatab pasien, dokter kurang
memperhatikan SOP dan standar terapi
Sumber : Sumber : Wijono, Djoko. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Vol.1.
1999. Airlangga Univesity Press. Surabaya

4. Apa manfaat menjaga MPK?


Program menjaga mutu dapat dilaksanakan, sehingga banyak manfaat yang akan
diperoleh. Secara umum beberapa manfaat yang dimaksudkan adalah:
a) Dapat lebih meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan.
Peningkatan efektifitas yang dimaksud di sini erat hubungannya dengan dapat
diselesaikannya masalah yang tepat dengan cara penyelesaian masalah yang
benar. Karena dengan diselenggarakannya program menjaga mutu dapat
diharapkan pemilihan masalah telah dilakukan secara tepat serta pemilihan dan
pelaksanaan cara penyelesaian masalah telah dilakukan secara benar.
b) Dapat lebih meningkatkan efesiensi pelayanan kesehatan.
Peningkatan efesiensi yang dimaksudkan disini erat hubungannya dengan dapat
dicegahnya penyelenggaraan pelayanan yang berlebihan atau yang dibawah
standar. Biaya tambahan karena pelayanan yang berlebihan atau karena harus
mengatasi berbagai efek samping karena pelayanan yang dibawah standar akan
dapat dicegah.
c) Dapat lebih meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan.
Sumber : http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/1/jhptump-a-wilisdwipa-9-1-
konsepd-n.pdf

5. Apa hal hal yang menurunkan MPK?


Kurangnya disiplin provider
Kurangnya provider terhadap masalah
Kurangnya sumber untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
Kurangnya kesempatan provider dalam mengikuti pelatihan secara continue

6. Bagaimana menjaga MPK?


Petangendalian Mutu
Kontrol mutu adalah proses deteksi dan koreksi adanya penyimpangn atau perubahan
segera setelah terjadi, sehingga mutu dapat dipertahankan. Menyesuaikan spesifikasi
standar-standar dan meletakkan standar-standar serta prosedur-prosedur yang
memerlukan segera tindakan koreksi dari berbagai masalah, sehingga keadaan status
quo dapat diperbaiki.
Langkah-langkah kegiatan yang dapat dikerjakan antara lain :
 Evaluasi kinerja dan control produk
 Membandingkan kinerja aktual terhadap tujuan produk
 Bertindak terhadap perbedaan atau penyimpangan mutu yang ada
Sumber : Wijono, Djoko. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Vol.1. 1999.
Airlangga Univesity Press. Surabaya

7. Bagaimana criteria pelayanan kesehatan yang bermutu?


• Tersedia dan berkesinambungan(harus sesuia dengan indikasi pasien)
• Dapat diterima (tidak bertentangan dengan adat istiadat)
• Mudah dicapai (dari segi lokasi)
• Mudah dijnagkau (dari segi biaya)
• Bermutu (tim pelayanan kesehatan bias memuaskan pelanggannya)

8. Bagaimana langkah langkah dalam meningkatkan MPK?


 Penentuan sebab terjadinya kesenjangan antara kenyataan kinerja pelayanan
kesehatan dengan standar pelayan kesehatan
 Penyusunan rencana kegiatan untuk mengatasi kesenjangan yang telah terjadi
 Pemilihan rencana kegiatan yang terbaik
 Pelaksanan rencana kegiatan terpilih
 Pengukuran atau penilaian ulang standar
Sumber : Pohan, Imbalo S. Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan. 2003. Kesaint
Blanc. Jakarta

Kegiatan peningkatan mutu :


1) Mengadakan infrastruktur yang diperlukan bagi upaya peningkatan mutu
2) Identifikasi apa yang perlu ditingkatkan dan proyek peningkatan mutu
3) Menetapkan tim proyek
4) Mendiagnosis tim dengan sumberdaya, pelatihan, motivasi untuk :
 Mendiagnosis penyebab
 Merangsang perbaikan
 Mengadakan pengendalian agar tecapai perolehan
Sumber : Wijono, Djoko. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Vol.1. 1999.
Airlangga Univesity Press. Surabaya

Menurut Djoko Wijono (1999:37), untuk meningkatkan mutu pelayanan pada


umumnya ada dua cara:
1) Meningkatkan mutu dan kuantitas sumber daya, tenaga, biaya,
peralatan, perlengkapan dan material yang diperlukan dengan menggunakan
teknologi tinggi atau dengan kata lain meningkatkan input atau struktur.
2) Memperbaiki metode atau penerapan teknologi yang dipergunakan
dalam kegiatan pelayanan, hal ini berarti memperbaiki proses pelayanan organisasi
pelayanan kesehatan.
Sumber : http://eprints.uny.ac.id/7902/3/BAB%202-05412144074.pdf
9. Apa saja unsure unsure yang terdapat dalam pelayanan kesehatan?
Menurut Mirza Tawi, 2008, mutu pelayanan kesehatan sebenarnya menunjuk pada
penampilan ( performance ) dari pelayaan kesehatan yang dikenal dengan keluaran
(output) yaitu hasil akhir kegiatan dari tindakan dokter dan tenaga profesi lainnya
terhadap pasien, dalam arti perubahan derajat kesehatan dan kepuasan baik positif
maupun sebaliknya. Sedangkan baik atau tidaknya keluaran tersebut sangat
dipengaruhi oleh proses (process), masukan (input) dan lingkungan (environment).
Maka jelaslah bahwa baik atau tidaknya mutu pelayanan kesehatan sangat
dipengaruhi oleh unsur-unsur tersebut, dan untuk menjamin baiknya mutu pelayanan
kesehatan ketiga unsur harus diupayakan sedemikian rupa agar sesuai dengan standar
dan atau kebutuhan.
 Unsur masukan
Unsur masukan (input) adalah tenaga, dana dan sarana fisik, perlengkapan serta
peralatan. Secara umum disebutkan bahwa apabila tenaga dan sarana (kuantitas dan
kualitas) tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan (standardofpersonnel and
facilities), serta jika dana yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan, maka sulitlah
diharapkan baiknya mutu pelayanan ( Bruce 1990 ).
 Unsur lingkungan
Yang dimaksud dengan unsur lingkungan adalah kebijakan,organisasi, manajemen.
Secara umum disebutkan apabila kebijakan,organisasi dan manajemen tersebut tidak
sesuai dengan standar dan atau tidak bersifat mendukung, maka sulitlah diharapkan
baiknya mutu
pelayanan.
 Unsur proses
Yang dimaksud dengan unsur proses adalah tindakan medis,keperawatan atau non
medis. Secara umum disebutkan apabila tindakan tersebut tidak sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan (standard of conduct), maka sulitlah diharapkan mutu
pelayanan menjadi baik (Pena, 1984)
Sumber :
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-tuminahg2a-5286-3-
bab2.pdf

Pada setiap pelayanan kesehatan terdapat beberapa unsur yang bersifat pokok
yakni :
a. Unsur masukan
Yang dimaksud dengan unsur masukan adalah semua hal yang diperlukan
untuk terselenggaranya suatu pelayanan kesehatan. Unsur masukan yang
terpenting adalah tenaga, dana, dan sarana. Secara umum disebutkan apabila
tenaga dan sarana ( kuantitas dan kualitas) tidak sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan ( standart of personnels and facilities), serta dana yang
tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan, maka sulitlah diharapkan bermutunya
pelayanan kesehatan.
b. Unsur lingkungan
Yang dimaksud dengan unsur lingkungan adalah keadaan sekitar yang
mempengaruhi penyelenggara pelayanan kesehatan. Untuk suatu instansi
kesehatan, keadaan sekitar yang terpenting adalah kebijakan, organisasi dan
manajemen tersebut tidak sesuai dengan standar dan bersifat mendukung maka
sulitlah diharapkan bermutunya pelayanan kesehatan.
Universitas Sumatera Utarac.
c. Unsur proses
Yang dimaksud dengan unsur proses adalah semua tindakan yang dilakukan
pada waktu menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Tindakan tersebut dapat
dibedakan atas dua macam yakni tindakan medis dan non-medis. Secara
umum disebutkan apabila kedua tindakan ini tidak sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan, maka sulitlah diharapkan bermutunya pelayanan kesehatan.
d. Unsur keluaran
Yang dimaksud dengan unsur keluaran adalah yang menunjukan pada
penampilan pelayanan kesehatan. Penampilan dapat dibedakan atas dua
macam. Pertama penampilan aspek medis pelayanan kesehatan. Kedua
penampilan aspek non-medis pelayanan kesehatan. Disebutkan apabila kedua
ini tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, maka berarti pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan bukan pelayanan kesehatan yang bermutu.
Sumber: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23853/4/Chapter%20II.pdf

10. Siapa saja sasaran dari MPK?


Pasien adalah konsumen akhir dari pelayanan kesehatan dan pelayanan
kesehatan yang bermutu yang diberkan kepada pasien merupakan hasil kerjasama
semua petugas kesehatan yang terkait yang terdapat dalam organisasi pelayanan
kesehatan. Tidaklah mungkin pelayanan kesehaan yang bermutu merupakan hasil
kerja seorang petugas kesehatan saja. Namun, harus diingat bahwa masing-masing
petugas kesehatan itu akan menjadi konsumen dari petugas kesehatan lainnya.
Kita secara otomatis akan menyatakan bahwa pasien adalah pelanggan pelayanan
kesehatan, namun pasien dalam hal ini hanya merupakan salah satu jenis pelanggan
saja. Pelanggan artinya ialah semua orang yang sehari-hari melakukan kontak dengan
pelayanan kesehatan. Berdasarkan pengertian ini maka akan dikenal 2 macam
pelanggan, yaitu :
a) Pelanggan internal
Ialah semua orang yang bekerja dalam organisasi pelayanan kesehatan dan
pelanggan internal ini sangat penting karena harus bekerjasama dalam
menghasilkan pelayanan kesehatan yang bermutu.
b) Pelanggan eksternal
Ialah orang yang di luar organisasi pelayanan kesehatan yang memperolehh
pelayanan kesehatan yang dihasilkan oleh organisasi pelayanan kesehatan.
Sumber : Pohan, Imbalo S. Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan. 2003. Kesaint
Blanc. Jakarta

11. Bagaimana indicator standart MPK?


a. Standar Struktur
Standar yang menjelaskan peraturan dari system, kadang-kadang disebut juga
sebgai maasukan atau struktur. Mentukan tingkat sumberdaya yang diperlukan
agar standar pelayanan kesehatan dapat dicapai.
b. Standar Proses
Menyangkut semua aspek pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan, melakukan
prosedur dan kebijaksanaan. Standar proses meentukan kegiatan apa yang harus
dilakukan agar standar pelayanan lesehatan dapat dicapai, proses akan
menjelaskan apa yang dikerjakan, untuk siapa, siapa yang engerjakan, kapan dan
agaimana standar pelayanan kesehatan dapat dicapai.
c. Srandar Luaran
Adalah hasil akhir atau akibat dari pelayanan kesehatan. Standar luaran akan
menunjukkan apakah pelayanan kesehatan berhasil atau gagal.

Sumber : Pohan, Imbalo S. Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan. 2003. Kesaint Blanc. Jakarta

12. Bagaimanakah prinsip penggunaan obat yang rasional?


Penggunaan obat secara rasional memerlukan beberapa kriteria :
1) Indikasi yang tepat
Unutk ini diperlukan penentuan diagnosis penyakit yang tepat. Kemudian
perlu dijawab pertanyaan :apakah obat betul-betul diperlukan? Kalau ya, efek
klinik apa yang paling berperan terhadap manfaa terapi.
2) Pemilihan jenis obat yang tepat.
Memerlukan beberapa pertimbangan, yaitu :
 Manfaat
 Risiko pengobatan dipilih yang paling kecil untuk pasien dan
imbangdengan mafaat yang akan diperoleh
 Jenis obat yang dipilih tersedia di pasaran dan mudah didapat
 Obat tunggal, atau sesedikit mungkin kombinasinya
3) Dosis dan pemakaiannya yang tepat
4) Pasien yang tepat
Berarti mencakup pertimbangan apakah ada kontra-indikasi, atau ada kondisi-
kondisi khusus yang memerlukan penyesuaian dosis(misalnya adanua
kegagalan ginjal) yang memerlukan penyesuaian dosis secar individu

Sumber : Kumpulan Kuliah Farmakologi Edisi 2, oleh Staf Pengajar Departemen Farmakologi
FK UNSRI EGC

Kegiatan pengelolaan dan penggunaan obat dimulai dari:


a. pemilihan jenis obat dan alat kesehatan yang dibutuhkan
b. perencanaan untuk mengadakan obat dan alat kesehatan tersebut dalam jenis,
jumlah, waktu dan tempat yang tepat
c. pengadaan berdasarkan pertimbangan dana yang tersedia dan skala prioritas
untuk pengadaan yang tepat
d. penyimpanan yang tepat sesuai dengan sifat masing-masing obat dan alat
kesehatan
e. penyaluran kepada unit-unit pelayanan dan penunjang yang membutuhkan
obat dan alat kesehatan tersebut di Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Bedah
Pusat, Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Rawat Inap
f. penulisan resep oleh dokter (Prescribing Process)
g. peracikan oleh farmasis (Dispensing Process)
h. pemberian oleh perawat kepada penderita (Administration Process)
i. penggunaan oleh penderita (Consuming Process)
j. pemantauan khasiat dan keamanan obat oleh dokter, perawat, farmasis dan
penderita.
Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18055/4/Chapter
%20II.pdf

13. Siapa yang bertanggung jawab dalam kerasionalan penggunaan obat dalam upaya
regulasi?
Departemen kesehatan bertugas untuk pengaturan penggunaan obat

14. Apa strategi peningkatan pelayanan kesehatan dalam masyarakat?


Pelanggan dan harapannya
Perbaikan kinerja(dari masukan pelnggan)
Proses perbaikannya(tim pelayanan kesehatan membutuhkan motivasi)
Budaya yang mendukung peningkatan (seperti lingkungan sekitar,tertib atau tidaknya
organisasi tersebut)
15. Siapa saja yang mempengaruhi pemberian obat yang tidak rasional?
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemberian obat kurang rasional antara lain:
1. Kurangnya pengetahuan dari tenaga kesehatan dalam ilmu obat-obatan;
2. Adanya kebiasaan dokter meresepkan jenis atau merk obat tertentu;
3. Kepercayaan masyarakat terhadap jenis atau merk obat tertentu;
4. Keinginan pasien yang cenderung ingin menggunakan obat tertentu, dengan sugesti
menjadi lebih cepat sembuh.
5. Adanya sponsor dari industri farmasi tertentu;
6. Pemberian obat berdasarkan adanya hubungan baik perorangan dengan pihak dari
industri farmasi;
7. Adanya keharusan dari atasan dalam suatu instansi atau lembaga kesehatan untuk
meresepkan jenis obat tertentu;
8. Informasi yang tidak tepat atau bias, sehingga pemakaian obat menjadi tidak tepat;
9. Beban pekerjaan yang terlalu berat sehingga tenaga kesehatan menjadi tidak
sempat untuk berpikir mengenai rasionalitas pemakaian obat;
10. Adanya keterbatasan penyediaan jenis obat di suatu instansi atau lembaga
kesehatan tertentu, sehingga jenis obat yang diperlukan untuk suatu penyakit justru
tidak tersedia, sehingga memakai obat yang lain.
Sumber : http://www.stikku.ac.id/wp-content/uploads/2011/02/PERAWAT-DAN-
PEMAKAIAN-OBAT-SECARA-RASIONAL.pdf

16. Kapaan mulai diadakannya CME?

17. Bagaimanakah sikap professional yang seharusnya diberikan oleh pemberi pelayanan
kesehatan?

Memiliki visi dan misi serta memiliki komitmen


Memili rasa tanggung jawab
Memiliki sifat umpan balik(tidak memiliki sifat yang egois)
Mampu dalam memecahkan masalah
Berkomunikasi dengan baik (memberikan penyuluhan)
Mampu mengembangkan atau mengarahkan staffnya
Memiliki rasa ketertiban

18. Apakah bentuk bentuk dari CME?


Kegiatan PKB dibagi menjadi tiga kategori yang didasarkan atas institusi
pelaksana :
A.) Kegiatan PKB yang dilaksanakan oleh IKABI :
Kongres nasional, Seminar, workshop dan pelatihan dan kursus-kursus
B.) Kegiatan PKB yang dilaksanakan oleh OPLB :
Kongres nasional,Pertemuan Imiah Tahunan, Seminar,workshop,kursus,
simposium, siang klinik, lokakarya.
C.) Kegiatan PKB yang dilaksanakan oleh institusi diluar IDI :
Seminar,simposium,siang klinik, malam klinik dll.
Sumber : BUKU PETUNJUK TEKNIS
PROGRAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
P2KB IKABI & MAJELIS KOLEGIUM IKABI

Anda mungkin juga menyukai