Anda di halaman 1dari 16

MUTU

OLEH :
TRI NURBAITI
201813065

PRODI DIII KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ADILA
DI KOTA BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2020
DAFTAR ISI

BAB I KONSEP DASAR MUTU PELAYANAN KESEHATAN DAN


KEBIDANAN

2
1.1 Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan adl setiap upaya yg diselenggarakan secara sendiri/bersama2 dlm
suatu organisasi untuk memelihara n meningkatkan kesehatan, mencegah n menyembuhkan
penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok maupun masyarakat.
Syarat pelayanan kesehatan :
a) Tersedia (available)
b) Menyeluruh (comprehensive)
c) Terpadu (integrated)
d) Berkesinambungan (continue)
e) Adil/merata (equity)
f) Mandiri (sustainable)
g) Wajar (appropriate)
h) Dapat diterima (acceptable)
i) Dapat dicapai (accessible)
j) Dapat dijangkau (affordable)
k) Efektif (effective)
l) Efisien (efficient)
m) Bermutu (quality)
“Mutu adl kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan’’
Mutu pely kes adl timbulnya kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan
rata2 penduduk, serta tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar
pelayanan profesi yg telah ditetapkan.
1.2 Persepsi Mutu
Batasan mutu
Mutu adl tgk kesempurnaan n penampilan sesuatu yg sdg diamati
Mutu adl sifat yg dimiliki oleh suatu program
Mutu adl totalitas, wujud, serta ciri suatu barang atau jasa, yg didalamnya terkandung
sekaligus pengertian rasa aman/pemenuhan keb para pengguna
Mutu adl kepatuhan thd standar yg telah ditetapkan
Pembatasan dalam mengatasi masalah kesehatan :
a. Pembatasan pada derajat kepuasan pasien
b. Pembatasan pada upaya yang dilakukan
1.3 Penilaian Mutu

Mengacu pada kemampuan rumah sakit dlm memberikan pely yg sesuai dgn standar profesi
kesehatan n dpt diterima oleh pasiennya.
Kegiatan dpt meliputi pengamatan langsung pada pely pasien di poliklinik n ruang rawat, melihat
data rekam medis, serta menilai kepatutan n kelayakan pengobatan yg diberikan.

1.4 Pendekatan, teknik dan Kriteria Penilaian Mutu Pelayanan


Aspek penilaian mutu pelayanan
a) Pendekatan
umum : lisensi, akreditasi, sertifikasi
khusus : komite medis, organisasi profesi, kepuasaan pasien, pengaturan malpraktik
b) Teknik
evaluasi struktur, evaluasi proses, evaluasi hasil
c) Kriteria
eksplisit, implisit
1.5 Dimensi kepuasan

3
a. Kepuasan yg mengacu hanya pada penerapan kode etik serta standar pely profesi.
 hub dokter-pasien
 kenyamanan pely
 kebebasan melakukan pilihan
 pengetahuan n kompetensi teknis
 efektivitas pely
 keamanan tindakan

b. Kepuasan yg mengacu pada penerapan semua persyaratan pely kesehatan


 ketersediaan pely kes
 kewajaran pely kes
 kesinambungan
 penerimaan
 ketercapaian
 keterjangkauan
 efisiensi
 Mutu

 Bagi pemakai jasa pely kes, mutu pely kes lebih terkait pada dimensi ketanggapan
petugas memenuhi kebutuhan pasien, keprihatinan serta keramahtamahan petugas
dlm melayani pasien/kesembuhan penyakit yg sdg diderita oleh pasien.
 Bagi penyelenggara pely kes, mutu pely kes lebih terkait pada dimensi kesesuaian
pely kes yg diselenggarakan dgn perkembangan ilmu n teknologi mutakhir n/
otonomi profesi dlm menyelenggarakan pelayanan kesesehatan sesuai degan
kebutuhan pasien
 Bagi penyandang dana pely kes, mutu pely kes lebih terkait pada dimensi efesiensi
pemakai sumber dana, kewajaran pembiayaan n/ kemampuan menekan beban biaya
penyandang dana.

BAB II KONSEP MUTU DALAM PELAYANAN KESEHATAN


2.1 Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan

4
Pelayanan kesehatan adl setiap upaya yg diselenggarakan secara sendiri/bersama-sama
dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok maupun
masyarakat.
Mutu pelayanan kesehatan adl timbulnya kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan
tingkat kepuasan rata2 penduduk, serta tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik
dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
Upaya mutu hanya dilakukan dlm bentuk inspeksi secara sederhana pada pemberian dan hasil
pemberian pelayanan kesehatan.

2.2 Konsep Inspeksi


Taktik yang ada dalam teori ini yaitu :
 atasan sbg org yg ditakuti
 mengubah data/mengubah pengukuran dgn demikian karyawan perlu diwasi terus menerus
 jika tdk berhasil langsung mengganti staf dgn yg lain dan supervisor/atasan mengalihkan
perhatian kepada yg lain

2.3 Konsep Kendali Mutu


Upaya utama konsep kendali mutu ialah mencegah konsumen/pasien/masyarakat memperoleh
pelayanan kesehatan yg tdk memenuhi standar yg ditetapkan
2.4 Konsep Penjaminan Mutu
Konsep penjaminan mutu lebih tertuju kepada terjaminnya mutu pelayanan kesehatan secara
berkesinambungan berdasarkan standar yg sudah ditetapkan.
konsep penjaminan mutu lebih menekankan pada pentingnya proses pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan agar betul2 sesuai standar yg ada.

2.5 Konsep Peningkatan Mutu Berkelanjutan


Konsep ini lebih menekankan pada pendekatan analitik dan secara berkesinambungan
melaksanakan peningkatan mutu untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada dalam
pelayanan.

2.6 Konsep Manajemen Mutu Terpadu (TQM)


Pendekatan manajemen untuk memadukan upaya-upaya pengembangan mutu, pemeliharaan mutu
dan peningkatan mutu dari berbagai kelompok dlm organisasi untuk menghasilkan produk yg
paling ekonomis serta terpenuhinya kepuasan konsumen.

3 kata kunci dalam manajemen mutu terpadu :


 Terpadu (total), mutu menjadi bagian integral dari setiap fase/proses dlm organisasi dgn
tumbuhnya saling keterkaitan dan ketergantungan satu sama lain
 Mutu (quality), inti dari TQM. Mutu didasarkan pada keb pelanggan, bukan atas dasar
ukuran/parameter dari suatu produk. Mutu dirancang ke dalam produk dari proses, mutu
mengalir dari proses dan membudaya dlm organisasi. Mutu bukan hasil dari
pengawasan/memperbaiki kesalahan
 Manajemen adl bagian yg penting sekali dari konsep TQM, dorongan TQM harus datang
dari unsur pimpinan puncak.
Prinsip-prinsip TQM
 Memusatkan perhatian pada upaya untuk memuaskan pelanggan
 Melakukan perbaikan secara berkelanjutan dlm jangka panjang n dlm seluruh proses n
output organisasi
 Mengambil langkah2 u/ melibatkan seluruh karyawan dlm upaya memperbaiki mutu

14 butir kewajiban dlm pelaksaan TQM

5
 Peningkatan produk n jasa
 Menerapkan filosofi yg sepakat thdp mutu
 Mengurangi ketergantungan pada pengawasan karena penekanan disini adl pada
peningkatan proses
 Hentikan pendapat bahwa “harga membawa nama”
 Peningkatan terus menerus pada sistem pelayanan n sistem produksi
 Pendidikan n pelatihan bagi karyawan
 Kepemimpinan yg sepakat thdp mutu menjadi proses perubahan
 Hilangkan rasa takut dlm iklim kerja
 Hilangkan barier/hambatan antara unit kerja
 Batasi penggunaan slogan
 Kurangi penekanan angka pada pencapaian target
 Hilangkan hambtan terhadap kepuasan/kebanggan kerja
 Rencanakan n laksanakan program pendidikan n pelatihan yg membangun
 Lakukan sesuatu untuk mencapai proses prubahan

3 proses manajerial (Trilogi Juran)


a. Perencanaan mutu
kegiatan pengembangan produk n proses yg diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan.
Bentuk kegiatannya :
- mengidenstifikasi pelanggan
- menentukan keb pelanggan
- mengembangkan ciri n karakteristik produk
- menetapkan tujuan utama
- mengembangkan proses u/ mencapai tujuan
- meningkatkan kapabilitas proses
b. Pengendalian mutu
proses pengawasn yg dilakukan oleh karyawan itu sendiri dlm menjalankan proses
kegiatan u/ mencapai tujuan produk/jasa pelayanan yg sesuai dgn standar yg ditetapkan.
c. Peningkatan mutu
sarana untuk meningkatkan produk/jasa yg dpt bersaing di pasar dgn mengurangi tingkat
kesalahan pada mutu produk/jasa. Langkah kegiatanna yaitu membangun infrastruktur yg
diperlukan untuk menjamin upaya peningkatan mutu.

2.7 Mutu Pelayanan Kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit


Mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas n rumah sakit adl produk akhir dari interaksi dan
ketergantungan yg rumit antara berbagai komponen/aspek pelayanan.
Komponen Pelayanan
 Masukan (input)
sarana fisik, perlengkapan n peralatan, organisasi n manajemen, keuangan, serta SDM,
sumber daya lainnya di Puskesmas n RS.
 Proses
semua kegiatan/aktivitas dri seluruh karyawan n tenaga profesi dlm interaksinya dgn
pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal, masy yg dtg ke Puskesmas dan RS.
 Hasil (outcome)
tindak lanjut dari keluaran berupa hasil akhir kegiatan n tindakan tenaga profesi serta
seluruh karyawan terhadap pelanggan.

6
“Jika masukan telah tersedia sesuai rencana, maka proses akan bisa terlaksana, apabila proses
dilaksanakan sesuai yg direncanakan berdasarkan standar yang ada, maka hasil akan tercapai
dengan baik”
sistem pelayanan kesehatan terkait dengan :
 Perencanaan
masukan -> proses -> hasil
 Monitoring dan evaluasi
meyakinkan bahwa apa yg direncanakan betul2 dilaksanakan, input telah tersedia, n
proses telah dilakukan seperti yg direncanakan u/ memberikan hasil yg baik.

Lingkungan : kebijakan, logistik, manajemen, dan lain2

Input Outcome
Proses
-Standar pelayanan -Pengetahuan ibu tentang
-Anamnesis
-Tenaga terlatih kehamilan, persalinan dan gizi
-Pemeriksaan fisik
-Peralatan -Tidak terjadi kelainan pada
-Diagnosis/deteksi risiko
-Ibu hamil kehamilan dan persalinan
kehamilan
-Ruang periksa
-Pemberian obat
-Kartu ibu/KMS ibu hamil
-Penyuluhan/konseling
-Tablet Fe
perdarahan, BBLR

Pengkajian mutu pely kes berdasarkan pendekatan sistem :


 Pengkajian input
1. sarana pelayanan
2. lingkungan pelayanan
3. petugas
 Pengkajian proses
 Pengkajian hasil
Penjaminan mutu pely kes dpt diartikan sbg keseluruhan upaya n kegiatan yg bertujuan untuk
memberikan pely kes dgn mutu yg sebaik2nya, yaitu pely kes dgn standar yg sudah ditentukan.

Pengukuran mutu pely kes menyangkut:


 Mutu teknis pely kes
 Mutu seni pelayanan

2.8 Standar Pelayanan Kesehatan


Standar adl pernyataan tertulis yg berisi spesifikasi/rincian tentang suatu hal khusus yg
memperlihatkan tujuan, cita2, keinginan, kriteria, ukuran, patokan n pedoman.

Pernyataan suatu standar yg ideal harus memenuhi unsur ABCD


 Audience, subjek yg hrus melakukan sesuatu/pihak yg hrus melaksanakan n mencapai isi
standar
 Behaviour, apa yg hrus dilakukan, diukur, dicapai/dibuktikan
 Competence, kompetensi/kemampuan/spesifikasi/target/kriteria yg harus dicapai

7
 Degree, tingkat/periode/frekuensi/waktu yg dibutuhkan

Standar dapat dibedakan menjadi :


Standar masukan dapat berupa tenaga, peralatan, fasilitas, sumber dana, bahan. Organisasi
dsb
Standar proses berfokus pada interaksi profesi dgn pasien/konsumen/masy n digunakan u/
menilai pelaksanaan proses pelayanan kesehatan n merupakan kinerja pely kes.
Standar keluaran merupakan ketentuan ideal yg menunjuk pada hasil langsung pely.
Standar hasil merupakan ukuran hasil intervensi pely kes thdp konsumen/pasien/masy.
standar hasil biasanya ditentukan oleh pihak ketiga

2.9 Indikator
Karakteristik yg dapat diukur n dpt dipakai untuk menentukan keterkaitan dgn standar.
Indikator dibagi menjadi 2 :
- indikator persyaratan minimal
- indikator penampilan minimal

2.10 Prinsip Kunci tentang Mutu


 Berpikir secara sistem -> kerjasama
 Pendekatan saintifik -> informasi -> data yg diolah
 Kerjasama tim
 Kepemimpinan -> arahan
 Peningkatan mutu berkelanjutan -> metode n teknik

2.11 Proses Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan


 Merencanakan penjaminan mutu
 Set standar
 Mengkomunikasikan standar
 Memantau mutu pelayanan
 Mengidentifikasi masalah n menentukan alternatif pemecahan masalah
 Menetapkan masalah
 Membentuk tim
 Mengkaji n menentukan akar penyebab masalah
 Menentukan kegiatan u/ pemecahan masalah
 Melaksanakan n menilai upaya peningkatan mutu yg dilakukan

Proses penjaminan mutu menurut ashley kable yaitu


 Pemantauan
 Pengkajian
 Tindakan
 Evaluasi
 Umpan balik

8
Pengamatan (monitoring)

2.12 Supervisi dalam Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan


Supervisi adl kegiatan pemantauan, bimbingan serta koreksi langsung ataupun usulan perbaikan
atas kegiatan perencanaan (P1), penggerakan n pelaksanaan (P2), pengawasan, pengendalian n
penilaian (P3) yg dilakukan thdp petugas pada unit organisasi yg lebih rendah.
Tujuan supervisi adl menjamin pencapaian tujuan organisasi secara efektif n efisien n
meningkatnya mutu pelayanan yg dilaksanakan
Prinsip supervisi :
 Memberikan kejelasan tentang tujuan organisasi yg terkait dgn penjaminan mutu
pely
 Menyampaikan pedoman kerja/prosedur tetap pely
 Memberikan pengakuan/penghargaan atas prestasi kerja
 Menyampaikan kritik yg membangun atas kekurangan2 yg ditemukan
 Membuka peluang untuk berprakarsa, berkreasi n berprestasi
 Mendorong petugas selalu berkembang lebih maju
 Menciptakan lingkungan yg sehat

Langkah-langkah supervisi
 Persiapan
 mendalami tujuan organisasi n sasaran program
 memahami tugas pokok n fungsi staf yg disupervisi
 menyelami latar belakang n aspirasi pribadi petugas
 mengkaji mekanisme/hubungan kerja
 mempelajari standar/prosedur tetap yg ada
 mempelajari laporan yg relevan
 merancang n menyiapkan instrumen supervisi
 menyusun jadwal kerja
 menyusun kebutuhan sumber daya
 memantapkan diri dlm konsep n keterampilan manajemen, hubungan antar
manusia, substansi teknis dsb
 Pelaksanaan
 menemui sasaran supervisi sesuai prioritas n jadwal yg sudah disusun
 melaksanakan pendekatan manajerial n teknis berdasarkan pendekatan secara
persuasif

9
BAB III FUNGSI DALAM MENJAGA MUTU
3.1 FUNGSI DALAM KEGIATAN MENJAGA MUTU
Program menjaga mutu restropektif adalah yang diselenggaranakan setelah pelayanan
kesehatan. Program menjaga berkesinambungan sistematis mutu adalah upaya yang dan
objektif dalam pelayanan dan penilaian pemantauan diselenggarakan dibandingkan dengan
standar yang telah ditetapkan. yang telah ditetaplan
3.2 FUNGSI DALAM KEGIATAN MENJAGA MUTU
Fungsi-fungsinya :
 Pemantauan (monitoring)
 Menilai
 Melakukan tindakan (action), untuk koreksi pelayanan yang kurang baik.

3.3 METODE YANG DIGUNAKAN PADA PROGRAM MENJAGA MUTU


Untuk mengukur dan menilai mutu asuhan dilaksanakan melalui berbagai metode sesuai
kebutuhan. Metode yang digunakan adalah
Audit @ pengawasan yang dilakukan terhadap masukan , proses, lingkungan dan keluaran
apakah dilaksnakan sesuai standar yang telah ditetapkan.
Keuntungan dari audit
1) Pencatatan sudah tersedia
2) Audit akan mendorong melakukan pencatatan yang baik dan akurat

Kekurangan audit
1) Pencatatan yang tidak akurat yang tidak lengkap menimbulkan pengukuran yang tidak
akurat.
2) Riview merupakan penilaian terhadap pelayanan yang diberikan merupakan sumber
daya/laporan kejadian kecelakaan yang dicatat.
3) Survey dapat dilaksanakan melalui kuesioner atau intervie secara langsung maipun telpon.

3.4 MANFAAT
 Dapat lebih meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan
 Dapat lebih meningkatkan efesiensi pelayanan kesehatan
 Dapat lebih meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.

3.5 SYARAT-SYARAT
a) Bersifat khas yg artinya jelas sasaran, tujuan dan tatacara pelaksanaanserta diarahkan
hanya untuk hal-hal yang bersifat pokok saja.
b) Mampu melaporkan setiuap penyimpangan Suau program menjaga mutu yang baik yang
mempunyai mekanismenya umpan balik.
c) Flesksibel dan berorientasi pada masa depan d. Mencerminkan dan sesuai dengan keadaan
organisasi
d) Mudah dilaksanakan
e) Mudah dimengerti

3.6 UNSUR YANG MEMPENGARUHI MUTU PELAYANAN


Mutu pelayanan kesehatan sebenernya menunjuk pada penampilan dari pelayanan kesehatan
yang dikenal dengan keluaran yang hasil akhir kegiatan dari tindakan dokter dan tenaga
profesi lainnya terhadap pasien, dalam arti perbahan derajat kesehatan Untuk pelayanan
kesehatan ketiga yang harus diupayakan rupa rupa agar mutu agar  sesuai dengan standar atau
kebutuhan.

10
BAB IV PROGRAM MENJAGA MUTU PELAYANAN KESEHATAN
4.1 PROGRAM MENJAGA MUTU
Dikenal dengan PJM- quality assurance program merupakan upaya yang dilaksanakan secara
berkesinambungan, sistematis, objektif dan terpadu, untuk:
 Menetapkan masalah mutu dan penyebab berdasar standar yg ditetapkan
 Menetapkan dan melaksanakan penyelesaian masalah sesaui kemampuan
 Menilai hasil yang dicapai
 Menyususn rencana tindak lanjut

4.2 PJM MENURUT MANAJEMEN KESEHATAN, 2004:11


 Sebagai program pengawasan mutu (PPM) quality control program
 Program peningkatan mutu (PPM) quality imperovment program
 Manajemen mutu terpadu (MMT) total quality management
 Peningkatan mutu berkesinambungan (PMB) continuous quality imperovement
4.3 MANFAAT PROGRAM MENJAGA MUTU
 Dapat lebih meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan
 Dapat lebih meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan
 Dapat lebih meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
 Dapat melindungi pelaksana pelayanan dari kemungkinan munculnya gugatan hukum

4.4 BENTUK PROGRAM MENJAGA MUTU


1) Menjaga mutu prosfektif (prospective quality assurance)
merupakan program menjaga mutu yang dilaksanakan sebelum pelayanan kesehatan
diselenggarakan (Azrul Azwar, 1996)
ditujukan lebih pada unsur masukan dan lingkungan Untuk menjamin terselenggaranya
pelayanan yang ditetapkanlah standar, izin pelayanan kesehatan mencakup tenaga dan
sarana yang memenuhi syarat.
a) Perizinan (lisensi)
b) Sertifikasi
c) Akreditasi
2) Program menjaga mutu konkuren (concurrent quality assurance)
 merupakan program menjaga mutu yang dilakukan bersamaan dengan pelayanan
kesehatan.
 Lebih fokus pada proses
 Lebih sulit dijalankan karena ada rasa tenggang rasa sejawat.
3) Program menjaga mutu Retrospektif (retrispective quality assurance) program menjaga
mutu yang dilakukan setelah pelayanan kesehatan. LebiH focus terhadap keluaran/hasil
dan bersifat tidak langsung.
Adapun contohnya:
a) Tinjauan rekam medis (record review). ada 2 rekam medis rumah sakit (RMRS)
 Data medis (dihasilkan dari tenaga medis, dan pendokumentasian). Ex:
diagnosis dan pengobatan
 Ada 2 jenis rekam medis di indonesia: rekam medis untuk pasien rawat
jalan dan rawat inap. Ex: catatan observasi
b) Data umum didapatkan oleh kegiatan nonmedis. Contoh: kegiatan dipoliklinik
bagian persalinan, lab, radiologi dll

11
 Ada 7 kegunaan rekam medis di rs:
Administrasi, medis, hukum, keuangan, penelitian, pendidikan, dan dokumentasi.
 Indikator mutu yang berkaitan dengan kepuasan pasien dapat diukur dg:
 Jumlah keluhan dari pasien/keluarga
 Surat pembaca di koran
 Surat kaleng
 Surat masuk dikotak saran, dll
 Tinjauan jaringan (tissue review)
Penampilan pelayanan kesehatan (khusus untuk bedah) dinilai dari jaringan yang
didapatkan selama pembedahan yg sesuai dg diagnosis.
 Survei klien (client survei) • Penampilan pelayanan kesehatan dinilai dari pandangan
pemakai jasa pelayanan. Dilakukan secara informal seperti tanya jawab setelah
pelayanan selesai.

4.5 PENGUKURAN MUTU RETROSPEKTIF


a. Penilaian rekam medik untuk dilakukan audit
 Keuntungan audit : pencatatan sudah tersedia, mendorong melakukan
pencatatan yg lengkap.
 Kerugian audit: pencatatan tidak lengkap, pencatatan yg lama dapat
mengurangi waktu layanan pd klien
b. Wawancara
 Keuntungan wawancara: pertanyaan lebih jelas, memastikan pasien dapat
memberi informasi, terlibatnya klien, klien berkesempatan bertanya ttg
keluhan, waktu tidak terstruktur
 Kekurangan : klien sulit memberikan tanggapan negatif, waktu dan biaya
mahal, pewawancara secara tidak sadar mempengaruhi jawaban klien
c. Kuesioner
 Keuntungan : mudah disebarluaskan pada sasaran, hemat waktu dan biaya,
mendapat pertnyaan yang sama, bias dapat dikurangi, tanda adanya nama
klien akan lebih jujur,
 Kekurangan pertanyaan tidak jelas jawaban menjadi tidak akurat, corak
dan gaya pertanyaan dapat arahkan jawaban klien, pengembalian kuesioner
rendah
d. Pertemuan
 Keuntungan: melibatkan semua org yg relevan, memeriksa semua aspek dg
luwes,
 Kekurangan: memerlukan waktu lama, menggabungkan pendapat, kesulitan
menyimpulkan hasil diskusi, terjadi bias karena kurang objectifitas.

12
BAB V STANDAR PELAYANAN KESEHATAN DAN KEBIDANAN
5.1 PENGERTIAN STANDAR
 Menurut Clinical Practice Guideline, 1990
 Keadaan ideal atau tingkatan pencapaian tertinggi dan sempurna yang dipergunakan
sebagai batas penerimaan minimal.
 Kisaran variasi yang masih dapat diterima.
 Menurut Donabedian, 1980 rumusan tentang penampilan atau nilai yang diinginkan yang
haris dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan.
 Menurut Rowland dan Rowland, 1983 spesifikasi dari fungsi yang harus dipenuhi oleh
suatu sarana agar pemakaian jasa pelayanan dapat memperoleh keuntungan yang maksimal
dari pelayanan yang diselenggarakan
 Brent james, 1986 tujuan produksi yang numerik, ditetapkan sendiri namun cenderung
meningkat, dipakai sebagai pedoman untuk memisahkan yang tidak dapat diterima dengan
yang dapat diterima.

5.2 SYARAT STANDAR


1. Bersifat jelasadapat diukur, termasuk penyimpangan-penyimpangan
2. Masuk akala standar yang tidak masuk akal akan menyulitkan untuk dimanfaatkan tapi
juga menampilkan frustasi para pelaksana
3. Mudah dimengertia jika sulit dimengerti akan menyulitkan tenaga pelaksana sehingga
sulit terpenuh
4. Dapat dicapai harus sesuai dengan situasi dan kondisi organisasi yang dimiliki
5. Absah memiliki hubungan yang kuat dan dapat didemonstrasikan antara standar dengan
contoh mutu yang ada.
6. Meyakinkan a mewakili yang ditetapkan. Rendah akan tidak berarti, terlalu tinggi sulit
untuk divapai.
7. Mantap, spesifik serta eksplisiti tidak terpengaruh waktu, khas dan gambling

5.3 PENGENALAN STANDAR PELAYANAN KESEHATAN DAN KEBIDANAN


 Dalam pelaksanaan pelayanan kebidanan berpedoman pada standar yang telah ditetapkan
dan disusunlah protokol yang merupakan suatu pernyataan tertulis yang disusun secara
sistematis dan dipakai sebagai pedoman pada waktu pelayanan kesehatan.
 Makin dipatuhi akan semakin tercapai standar yang ditetapkan.
 Serta untuk mengukur standar dibuatlah indikator yang menjadi tolak ukur pada
kepatuhan pelaksanaan standar yg telah ditetapkan terarah dan terencana dan dikenal
dengan program menjaga mutu (Quality Assurance Program)
 Dengan adanya program menjaga mutu Bmenjadi bag. Integral dari kegiatan pelayanan
kesehatan kebidanan untuk meningkatkan mutu layanan kesehatan.
 Diwujudkan dalam memenuhi pelayanan terhadap klien sehingganyakin bahwa layanan yang
diberikan merupakan layanan kesehatan yang bermutu tinggi yaitu layanan kebidanan yang
sesuai dengan standar pelayanan kebidananyang ada
Dengan demikian program mutu pely. Kesehatan kebidanan mencakup?
1. Mengetahui kebutuhan dan mengetahui harapan pasien
2. Menggunakan semua kemampuan dan bakat orang yang berada dalam organisasi
layanan kesehatan kebidanan
3. Membuat keputusan sesuai dg fakta dan data bukan dengan perkiraan atau dugaan
4. Bekerja dalam kelompok
5. Menghindari pemborosan waktu

13
6. Mengelola semua proses untuk menghasilkan apa yg penting menjadi inovatif dan
kreatif
7. Semua kegiatan harus dikerjakan untuk menjaga mutu

Pendekatan menjaga mutu pelayanan kesehatan kebidanan dilaksanakan melali:


1. Sadar mutu
2. Penyusunan standar
3. Mengukur apa yang tercapai
4. Membuat rencana peningkatan mutu pelayanan Kesehatan
5. Melakukan peningkatan mutu pely. Kesehatan yang diperlukan

Komitmen suatu upaya pendekatan program menjaga mutu pely. Keseatan memerlukan:


1. Komitmen dari pimpinan organisasi puncak
2. Komitmen dari semua personel
3. Kejelasan tanggung jawab keg. Program menjaga mutu pely. Kesehatan kebidanan
4. Bersedia melakukan perubahan sikap
5. Pencatatan yang akurat
6. Komunikasi yang efektif pada setiap tingkat organisasi
7. Pelatihan tentang pengetahuan dan keterampilan mutu dan menjaga mutu pelayanan
kesehatan kebidanan
Faktor yang menjadi pendorong mengapa program pely. Mutu perlu diterapkan :
1. Faktor profesi
 Etika profesi
 Berkembangnya otonomi profesi dan pertanggung-gugat profesi
 Hub. Antar profesi
 Masalah moral
2. Faktor ekonomi
 Perubahan demografi
 Distribusi sumber daya
3. Faktor sosial/ politik
 Kesadaran masyarakat
 Harapan masyarakat
 Peraturan perundang-undangan
 Akreditasi
 Tekanan internasional

5.4 STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN


Ruang lingkup standar pelayanan kebidanan meliputi 24 standar:
1) Standar pelayanan umum (2 standar)
2) Standar pelayanan antenatal (6 standar)
3) Standar pelayanan intranatal (4 standar)
4) Standar pelayanan nifas ( 3 standar)
5) Standar pelayanan penanganan kegawatdaruratan obstetri neonatal (9 standar)
A. Standar Pelayanan Umum
 Standar 1 : persiapan untuk hidup keluarga penyuluhan, konseling baik perorangan,
keluarga, dan masyarakat terhadap kehamilan, gizi,kb, kesiapan menghadapi
kehamilan, calon orang tua.
 Standar 2 : pencatatan dan pelaporan Melakukan pencatatan semua kegiatan
pelayanan kesehatan kebidanan yang dilakukan dan diberikan kepada pasien.
B. Standar Pelayanan Antenatal
 Standar 3 : Identifikasi ibu hamil.

14
 Standar 4 : pemeriksaan dan pemantauan bidan memberikan min 4x pemeriksaan
ANC meliputi anamnesis, pemantauan ibu dan janin kehamilan resti, anemua, kek,
hipertensi, PMS dan imunisasi.
 Standar 5 : Palpasi abdominal
 Standar 6 : Pengelolaan pada pengelolaan anemia pada kehamilan
 Standar 7 : pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
 Standar 8 : persiapan persalinan
C. Standar Pertolongan Persalinan
 Standar 9 : asuhan persalinan kala I
 Standar 10 : persalinan kala II yang aman
 Standar 11 : penatalaksanaan aktif persalinan kala II
 Standar 12 : penanganan kala IlI dengan gawat janin melalui episiotomi
D. Standar Pelayanan Nifas
 Standar 13 : perawatan bayi baru lahir
 Standar 14 : penanganan pada 2 jam setelah persalinan
 Standar 15 : pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas
E. Standar Pelayanan Kegawatan Obstetri dan Neonatal
 Standar 16 : penanganan perdarahan dalam kehamilan pada Trimester III
 Standar 17 : penanganan kegawatdaruratan pada eklamsia
 Standar 18 : penanganan kegawat daruratan pada partus lama/ macet
 Standar 19 : persalinan dengan vakum ekstraktor
 Standar 20 : penanganan retensio plasenta
 Standar 21 : penanganan perdarahan post partum primer
 Standar 22 : penanganan perdarahan post partum sekunder
 Standar 23 : penanganan sepsis puerperalis
 Standar 24 : penanganan asfiksia neonatorum

15
BAB VI STANDAR PELAYANAN MINIMAL DAN PENAMPILAN
MINIMAL
6.1 STANDAR PELAYANAN
Keadaan minimal yang harus dipenuhi untuk menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan
yang bermutu. Dibagi menjadi 3:
1. Standar masukan
(jenis, jumlah, kualifikasi tenaga pelaksana, sarana, dan dana) Dikenal dg sebutan
Pelaksana (standar ketenagaan > standard of personnel) dan standar sarana (standard
of facilities)
2. Standar lingkungan
Garis besar kebijakan, pola organisasi, dan sistem manajemen Dikenal dg standar
organisasi dan manajemen.
3. Standar proses
Tindakan medis dan pelayanan kesehatan yang bermutu Dikenal dengan standar
tindakan (standart of conduct)

6.2 STANDAR PENAMPILAN MINIMAL


Mengacu pada penampilan pelayanan kesehatan yang masih dapat diterima. Dikenal sebagai
standar keluaran atau populer sebagai standar penampilan (standard of performance)
6.3 INDIKATOR PENGUKURAN SUATU STANDAR
Indikator persyaratan minimal
 Indikator masukan
Merupakan terpenuhi atau tidaknya standar masukan
 Indikator lingkungan Terpenuhi atau tidaknya standar tingkungan
 Indikator proses Terpenuhi atau idaknya dilihat dari tindakan medis
6.4 INDIKATOR PENAMPILAN MINIMAL
Dikenal dengan indikator keluaran apabila tidak sesuai standar maka secara otomatis
dikatakan pelayanannya tidak bermutu.

6.5 PENYUSUNAN DAN PENGGAMBARAN SUATU STANDAR


 Menetapkan tingkatan organisasi yang memerlukan standar
 Menetapkan kriteria standar yang akan diperlukan
 Merumuskan standar yang akan digunakan
 Menetapkan area fungsi yang memerlukan standar
 Menetapkan area pokok yang memerlukan standar
 Menetapkan bagian dari kegiatan pokok yang memerlukan standar

16

Anda mungkin juga menyukai