OLEH :
TRI NURBAITI
201813065
2
1.1 Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan adl setiap upaya yg diselenggarakan secara sendiri/bersama2 dlm
suatu organisasi untuk memelihara n meningkatkan kesehatan, mencegah n menyembuhkan
penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok maupun masyarakat.
Syarat pelayanan kesehatan :
a) Tersedia (available)
b) Menyeluruh (comprehensive)
c) Terpadu (integrated)
d) Berkesinambungan (continue)
e) Adil/merata (equity)
f) Mandiri (sustainable)
g) Wajar (appropriate)
h) Dapat diterima (acceptable)
i) Dapat dicapai (accessible)
j) Dapat dijangkau (affordable)
k) Efektif (effective)
l) Efisien (efficient)
m) Bermutu (quality)
“Mutu adl kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan’’
Mutu pely kes adl timbulnya kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan
rata2 penduduk, serta tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar
pelayanan profesi yg telah ditetapkan.
1.2 Persepsi Mutu
Batasan mutu
Mutu adl tgk kesempurnaan n penampilan sesuatu yg sdg diamati
Mutu adl sifat yg dimiliki oleh suatu program
Mutu adl totalitas, wujud, serta ciri suatu barang atau jasa, yg didalamnya terkandung
sekaligus pengertian rasa aman/pemenuhan keb para pengguna
Mutu adl kepatuhan thd standar yg telah ditetapkan
Pembatasan dalam mengatasi masalah kesehatan :
a. Pembatasan pada derajat kepuasan pasien
b. Pembatasan pada upaya yang dilakukan
1.3 Penilaian Mutu
Mengacu pada kemampuan rumah sakit dlm memberikan pely yg sesuai dgn standar profesi
kesehatan n dpt diterima oleh pasiennya.
Kegiatan dpt meliputi pengamatan langsung pada pely pasien di poliklinik n ruang rawat, melihat
data rekam medis, serta menilai kepatutan n kelayakan pengobatan yg diberikan.
3
a. Kepuasan yg mengacu hanya pada penerapan kode etik serta standar pely profesi.
hub dokter-pasien
kenyamanan pely
kebebasan melakukan pilihan
pengetahuan n kompetensi teknis
efektivitas pely
keamanan tindakan
Bagi pemakai jasa pely kes, mutu pely kes lebih terkait pada dimensi ketanggapan
petugas memenuhi kebutuhan pasien, keprihatinan serta keramahtamahan petugas
dlm melayani pasien/kesembuhan penyakit yg sdg diderita oleh pasien.
Bagi penyelenggara pely kes, mutu pely kes lebih terkait pada dimensi kesesuaian
pely kes yg diselenggarakan dgn perkembangan ilmu n teknologi mutakhir n/
otonomi profesi dlm menyelenggarakan pelayanan kesesehatan sesuai degan
kebutuhan pasien
Bagi penyandang dana pely kes, mutu pely kes lebih terkait pada dimensi efesiensi
pemakai sumber dana, kewajaran pembiayaan n/ kemampuan menekan beban biaya
penyandang dana.
4
Pelayanan kesehatan adl setiap upaya yg diselenggarakan secara sendiri/bersama-sama
dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok maupun
masyarakat.
Mutu pelayanan kesehatan adl timbulnya kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan
tingkat kepuasan rata2 penduduk, serta tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik
dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
Upaya mutu hanya dilakukan dlm bentuk inspeksi secara sederhana pada pemberian dan hasil
pemberian pelayanan kesehatan.
5
Peningkatan produk n jasa
Menerapkan filosofi yg sepakat thdp mutu
Mengurangi ketergantungan pada pengawasan karena penekanan disini adl pada
peningkatan proses
Hentikan pendapat bahwa “harga membawa nama”
Peningkatan terus menerus pada sistem pelayanan n sistem produksi
Pendidikan n pelatihan bagi karyawan
Kepemimpinan yg sepakat thdp mutu menjadi proses perubahan
Hilangkan rasa takut dlm iklim kerja
Hilangkan barier/hambatan antara unit kerja
Batasi penggunaan slogan
Kurangi penekanan angka pada pencapaian target
Hilangkan hambtan terhadap kepuasan/kebanggan kerja
Rencanakan n laksanakan program pendidikan n pelatihan yg membangun
Lakukan sesuatu untuk mencapai proses prubahan
6
“Jika masukan telah tersedia sesuai rencana, maka proses akan bisa terlaksana, apabila proses
dilaksanakan sesuai yg direncanakan berdasarkan standar yang ada, maka hasil akan tercapai
dengan baik”
sistem pelayanan kesehatan terkait dengan :
Perencanaan
masukan -> proses -> hasil
Monitoring dan evaluasi
meyakinkan bahwa apa yg direncanakan betul2 dilaksanakan, input telah tersedia, n
proses telah dilakukan seperti yg direncanakan u/ memberikan hasil yg baik.
Input Outcome
Proses
-Standar pelayanan -Pengetahuan ibu tentang
-Anamnesis
-Tenaga terlatih kehamilan, persalinan dan gizi
-Pemeriksaan fisik
-Peralatan -Tidak terjadi kelainan pada
-Diagnosis/deteksi risiko
-Ibu hamil kehamilan dan persalinan
kehamilan
-Ruang periksa
-Pemberian obat
-Kartu ibu/KMS ibu hamil
-Penyuluhan/konseling
-Tablet Fe
perdarahan, BBLR
7
Degree, tingkat/periode/frekuensi/waktu yg dibutuhkan
2.9 Indikator
Karakteristik yg dapat diukur n dpt dipakai untuk menentukan keterkaitan dgn standar.
Indikator dibagi menjadi 2 :
- indikator persyaratan minimal
- indikator penampilan minimal
8
Pengamatan (monitoring)
Langkah-langkah supervisi
Persiapan
mendalami tujuan organisasi n sasaran program
memahami tugas pokok n fungsi staf yg disupervisi
menyelami latar belakang n aspirasi pribadi petugas
mengkaji mekanisme/hubungan kerja
mempelajari standar/prosedur tetap yg ada
mempelajari laporan yg relevan
merancang n menyiapkan instrumen supervisi
menyusun jadwal kerja
menyusun kebutuhan sumber daya
memantapkan diri dlm konsep n keterampilan manajemen, hubungan antar
manusia, substansi teknis dsb
Pelaksanaan
menemui sasaran supervisi sesuai prioritas n jadwal yg sudah disusun
melaksanakan pendekatan manajerial n teknis berdasarkan pendekatan secara
persuasif
9
BAB III FUNGSI DALAM MENJAGA MUTU
3.1 FUNGSI DALAM KEGIATAN MENJAGA MUTU
Program menjaga mutu restropektif adalah yang diselenggaranakan setelah pelayanan
kesehatan. Program menjaga berkesinambungan sistematis mutu adalah upaya yang dan
objektif dalam pelayanan dan penilaian pemantauan diselenggarakan dibandingkan dengan
standar yang telah ditetapkan. yang telah ditetaplan
3.2 FUNGSI DALAM KEGIATAN MENJAGA MUTU
Fungsi-fungsinya :
Pemantauan (monitoring)
Menilai
Melakukan tindakan (action), untuk koreksi pelayanan yang kurang baik.
Kekurangan audit
1) Pencatatan yang tidak akurat yang tidak lengkap menimbulkan pengukuran yang tidak
akurat.
2) Riview merupakan penilaian terhadap pelayanan yang diberikan merupakan sumber
daya/laporan kejadian kecelakaan yang dicatat.
3) Survey dapat dilaksanakan melalui kuesioner atau intervie secara langsung maipun telpon.
3.4 MANFAAT
Dapat lebih meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan
Dapat lebih meningkatkan efesiensi pelayanan kesehatan
Dapat lebih meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
3.5 SYARAT-SYARAT
a) Bersifat khas yg artinya jelas sasaran, tujuan dan tatacara pelaksanaanserta diarahkan
hanya untuk hal-hal yang bersifat pokok saja.
b) Mampu melaporkan setiuap penyimpangan Suau program menjaga mutu yang baik yang
mempunyai mekanismenya umpan balik.
c) Flesksibel dan berorientasi pada masa depan d. Mencerminkan dan sesuai dengan keadaan
organisasi
d) Mudah dilaksanakan
e) Mudah dimengerti
10
BAB IV PROGRAM MENJAGA MUTU PELAYANAN KESEHATAN
4.1 PROGRAM MENJAGA MUTU
Dikenal dengan PJM- quality assurance program merupakan upaya yang dilaksanakan secara
berkesinambungan, sistematis, objektif dan terpadu, untuk:
Menetapkan masalah mutu dan penyebab berdasar standar yg ditetapkan
Menetapkan dan melaksanakan penyelesaian masalah sesaui kemampuan
Menilai hasil yang dicapai
Menyususn rencana tindak lanjut
11
Ada 7 kegunaan rekam medis di rs:
Administrasi, medis, hukum, keuangan, penelitian, pendidikan, dan dokumentasi.
Indikator mutu yang berkaitan dengan kepuasan pasien dapat diukur dg:
Jumlah keluhan dari pasien/keluarga
Surat pembaca di koran
Surat kaleng
Surat masuk dikotak saran, dll
Tinjauan jaringan (tissue review)
Penampilan pelayanan kesehatan (khusus untuk bedah) dinilai dari jaringan yang
didapatkan selama pembedahan yg sesuai dg diagnosis.
Survei klien (client survei) • Penampilan pelayanan kesehatan dinilai dari pandangan
pemakai jasa pelayanan. Dilakukan secara informal seperti tanya jawab setelah
pelayanan selesai.
12
BAB V STANDAR PELAYANAN KESEHATAN DAN KEBIDANAN
5.1 PENGERTIAN STANDAR
Menurut Clinical Practice Guideline, 1990
Keadaan ideal atau tingkatan pencapaian tertinggi dan sempurna yang dipergunakan
sebagai batas penerimaan minimal.
Kisaran variasi yang masih dapat diterima.
Menurut Donabedian, 1980 rumusan tentang penampilan atau nilai yang diinginkan yang
haris dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan.
Menurut Rowland dan Rowland, 1983 spesifikasi dari fungsi yang harus dipenuhi oleh
suatu sarana agar pemakaian jasa pelayanan dapat memperoleh keuntungan yang maksimal
dari pelayanan yang diselenggarakan
Brent james, 1986 tujuan produksi yang numerik, ditetapkan sendiri namun cenderung
meningkat, dipakai sebagai pedoman untuk memisahkan yang tidak dapat diterima dengan
yang dapat diterima.
13
6. Mengelola semua proses untuk menghasilkan apa yg penting menjadi inovatif dan
kreatif
7. Semua kegiatan harus dikerjakan untuk menjaga mutu
14
Standar 4 : pemeriksaan dan pemantauan bidan memberikan min 4x pemeriksaan
ANC meliputi anamnesis, pemantauan ibu dan janin kehamilan resti, anemua, kek,
hipertensi, PMS dan imunisasi.
Standar 5 : Palpasi abdominal
Standar 6 : Pengelolaan pada pengelolaan anemia pada kehamilan
Standar 7 : pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
Standar 8 : persiapan persalinan
C. Standar Pertolongan Persalinan
Standar 9 : asuhan persalinan kala I
Standar 10 : persalinan kala II yang aman
Standar 11 : penatalaksanaan aktif persalinan kala II
Standar 12 : penanganan kala IlI dengan gawat janin melalui episiotomi
D. Standar Pelayanan Nifas
Standar 13 : perawatan bayi baru lahir
Standar 14 : penanganan pada 2 jam setelah persalinan
Standar 15 : pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas
E. Standar Pelayanan Kegawatan Obstetri dan Neonatal
Standar 16 : penanganan perdarahan dalam kehamilan pada Trimester III
Standar 17 : penanganan kegawatdaruratan pada eklamsia
Standar 18 : penanganan kegawat daruratan pada partus lama/ macet
Standar 19 : persalinan dengan vakum ekstraktor
Standar 20 : penanganan retensio plasenta
Standar 21 : penanganan perdarahan post partum primer
Standar 22 : penanganan perdarahan post partum sekunder
Standar 23 : penanganan sepsis puerperalis
Standar 24 : penanganan asfiksia neonatorum
15
BAB VI STANDAR PELAYANAN MINIMAL DAN PENAMPILAN
MINIMAL
6.1 STANDAR PELAYANAN
Keadaan minimal yang harus dipenuhi untuk menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan
yang bermutu. Dibagi menjadi 3:
1. Standar masukan
(jenis, jumlah, kualifikasi tenaga pelaksana, sarana, dan dana) Dikenal dg sebutan
Pelaksana (standar ketenagaan > standard of personnel) dan standar sarana (standard
of facilities)
2. Standar lingkungan
Garis besar kebijakan, pola organisasi, dan sistem manajemen Dikenal dg standar
organisasi dan manajemen.
3. Standar proses
Tindakan medis dan pelayanan kesehatan yang bermutu Dikenal dengan standar
tindakan (standart of conduct)
16