Anda di halaman 1dari 10

Perilaku Kekerasan Yang

Menyebabkan Mental Health


Pada Ibu Nifas

DOSEN PENGAMPU : NILA QURNIASIH, S.S.T.,M.KEB

Disusun oleh kelompok 3


Kelas A
DAFTAR NAMA KELOMPOK

220107050P Ristalia Ayuningtias 220107064P Melinia Three Putriyama. MS


220107065P Diah Ayu Widiastuti
220107051P Ita Libruana 220107066P Lilis Susanti
220107067P Eva Aristianingsih
220107052P Fitriyani 220107068P Novitasari
220107234P Anisa Raihan
220107053P Maya Prisdianti 220107235P Solehah
220107236P Rika Mega Safit
220107054P Novita Sari 220107238P Inge Aulia

220107055P Gesta Vidora Listofany Princes

220107061P Linda Trukawati

220107062P Utami Sulviastuti

220107063P Tri Nurbaiti


Pengertian Masa Nifas

Masa nifas adalah masa yang dihitung setelah hari


pertama seorang ibu melahirkan hingga 6 minggu atau
sekitar 42 hari. Ini menjadi tahapan kritis bagi
kesehatan fisik dan mental sang ibu. Karena ibu akan
mengalami berbagai perubahan fisik dan mental ketika
mengandung bayi dan mengalami stres ketika
melahirkan. Ibu juga memperoleh tekanan tambahan,
karena harus merawat bayinya yang baru lahir.
3 Tahapan Fase Adaptasi Psikologi
Ibu Nifas
Menurut teori Reva Rubin (1977) ada 3 fase yang akan dilalui oleh
ibu nifas, di antaranya:
1. Fase taking in yaitu periode ketergantungan. Periode ini
berlangsung dari hari pertama sampai kedua setelah melahirkan. Ibu
nifas berfokus terutama pada dirinya sendiri. Berulang kali
menceritakan proses persalinan yang dialaminya dari awal sampai
akhir.

2. Fase taking hold yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari
setelah melahirkan. Ibu nifas timbul rasa kawatir, sensitif akan ketidak
mampuan dan tanggung jawab dalam merawat bayi.
3. Fase letting go yaitu Fase ini berlangsung 10 hari setelah
melahirkan. Ibu sudah mulai menyesuaikan diri dengan
ketergantungan bayinya periode ini harus bisa menerima tanggung
jawab akan peran barunya.
Macam-Macam Kekerasan Pada Ibu
Nifas
Kekerasan pada ibu nifas dibagi menjadi dua yaitu kekerasan verbal dan
non verbal, berikut penjelasannya :

A. Kekerasan Verbal
kekerasan verbal ialah kekerasan yang melibatkan
emosional. Kekerasan verbal misalnya ketika
seseorang menggunakan ucapannya untuk menyerang,
mendominasi, mengejek, memanipulasi, dan
menghina orang lain serta mempengaruhi kesehatan
mental orang tersebut.
B. Kekerasan Non Verbal
kekerasan non-verbal adalah kekerasan pada kasus pelecehan di
mana komunikasi non-verbal digunakan sebagai sarana
pelecehan. Di tempat kerja dan dalam kehidupan sehari-hari,
banyak orang mungkin mengalami berbagai jenis pelecehan.
Bahasa tubuh dan tindakan kita dapat menyebabkan pelecehan.
Dampak Kekerasan Verbal dan
Non Verbal
Kekerasan verbal dapat mempengaruhi semua aspek kehidupan, mulai
dari kinerja akademis hingga hubungan hingga kesuksesan pekerjaan.
Seperti bentuk pelecehan dan intimidasi lainnya, pelecehan verbal
memiliki efek jangka pendek dan jangka panjang,dampak kekerasan
verbal yaitu: Khawatir ,perubahan suasana hati, stres kronis, harga diri
rendah, depresi ,malu, bersalah, putus asa ,Gangguan stres pasca-
trauma (PTSD).
Dampak kekerasan non-verbal meliputi penolakan,Takut ditolak
masyarakat,menghindari pelakunya,kurangnya kepercayaan,
menyalahkan diri sendiri atas pelecehan,tingkat percaya diri yang
rendah,takut diganggu lagi,kehilangan moral,merasa terhina,sedikit
konsentrasi,dan Frustasi
Berikut Cara Menangani Mental
Health Pada Ibu Nifas:

Agar dapat menjaga kesehatan mental pasca melahirkan, terdapat


beberapa cara yang dapat ibu lakukan. Salah satunya seperti
memperbanyak waktu istirahat ibu. Sebab, baik baby blues, maupun
postpartum depression dapat dipicu oleh kurangnya tidur. Selain itu,
kurang tidur juga dapat meningkatkan reaksi emosional dan perasaan
negatif.
Cara untuk Menjaga Kesehatan
Mental Ibu Pasca Melahirkan
1. Perbanyak Waktu Istirahat
2. Meminta Dukungan Orang Lain
3. Mengonsumsi Makanan Sehat dengan Gizi Seimbang
4. Berbicara dengan Orang-Orang Terdekat
5. Memperbanyak Quality Time dengan Pasangan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai