OLEH :
TRI NURBAITI
201813065
1
DAFTAR ISI
2
BAB I ASUHAN ANTENATAL DALAM KOMUNITAS
1.1 PENGERTIAN
pemeriksaan melihat dan Asuhan Antenatal : kehamilan untuk memeriksa keadaan ibu dan
janin yang dilakukan diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan selama kehamilan.
3
Pemberian tablet tambah darah
dan ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah darah inimal selama 90 hari.
Tablet tambah darah diminum pada malam hari untuk mengurangi rasa mual.
Tes laboratorium :
1. Tes golongan darah, untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil bila diperlukan.
2. Tes hemoglobin, untuk mengetahui apakah ibu kekurangan darah (Anemia).
3. Tes pemeriksaan urine (air kencing).
4. Tes pemeriksaan darah lainnya, sesuai indikasi seperti malaria, HIV, Sifilis dan
lain lain.
Konseling atau penjelasan Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai perawatan
kehamilan, pence- gahan kelainan bawaan, persalinan dan inisiasi menyusu dini (IMD),
nifas, perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif, Keluarga Berencana dan imunisasi pada
bayi.
Penjelasan ini diberikan secara bertahap pada saat kunjungan ibu hamil.
Tata laksana atau mendapatkan pengobatan, jika ibu mempunyai masalah kesehatan pada
saat hamil.
4
4. Spuit
5
Mengurangi keluhan
Deteksi komplikasi
Libtkan keluarga
Persiapan laktasi
P4K
Kolaborasi USG
Lakukan rujukan jika ada patologi
6
BAB II ASUHAN INTRANATAL
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dalah pertolongan persalinan yang aman
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan kompeten, yaitu doktersepesialis kebidanan, dokter umum
dan bidan.
Dengan memberikan asuhan intranatal yang tepat dan sesuai dengan standar, diharapkan dapat
menurunkan angka kematian ibu dan bayi
Pendekatan yang membutuhkan kemampuan analisis yang berhubungan dengan aspek sosial, nilai-
nilai dan budaya setempat
7
2.3 PERSIAPAN RUMAH DAN LINGKUNGAN
Ruangan atau lingkungan dimana proses persalinan akan berlangsung harus memiliki:
• Tersedia ruangan yang bersih dan layak
• Terdapat sumber air bersih, air panas dan air dingin
• Tersedianya penerangan yang baik, ranjang sebaiknya diletakan ditengah-
tengah ruangan agar mudah didekati dari kiri maupun kanan,dan cahaya sedapat mungkin
tertuju pada tempat persaalinan.
• Terdapat fasilitas telepon yang bisa diakses untuk menghubungi ambulan jika diperlukan
saat melakukan rujukan atau tersedianya mobil yang bisadigunakan saat diperlukan untuk
merujuk. Persiapan untuk mencegah terjadinya kehilangan panas tubuh berlebihan, perlu
disiapkan juga lingkungan yang sesuai bagi bayi baru lahir dengan memastikan bahwa
ruangan bersih, hangat, pencahayaan yang cukup dan bebas dari tiupan angin. Apabila lokasi
tempat tingggal ibu di daerah pegunungan atau yang beriklim dingin, sebaiknya sediakan
minimal 2 selimut, kain atau handuk yang kering dan bersih untuk mengeringkan dan
menjaga kehangatan tubuh bayi.
Situasi dan kondisi yang harus diketahui oleh keluarga, yaitu :
• Rumah cukup aman dan hangat
• Tersedia ruangan untuk proses persalinan
• Tersedia air mengalir
• Terjamin kebersihannya
• Tersedia sarana media komunikasi rumah
Tugas bidan adalah mengecek rumah sebelum usia kehamilan 37 minggu dan syarat rumah
diantaranya :
• Ruangan sebaiknya cukup luas
• Adanya penerangan yang cukup
• Tempat nyaman
• Tempat tidur yang layak untuk proses persalinan
8
• Periksa semua obat-obatan dan bahan-bahan sebelum menolong persalinan dan melahirkan
bayinya.
• Pastikan bahwa perlengkapan dan bahan-bahan bersih dan siap pakai, partus set, peralatan
untuk melakukan penjahitan atau laserasi jalan lahir dan peralatan untuk rersusitasi sudah
dalam keadaan desinfeksi tingkat tinggi atau steril.
9
Kegawatdaruratan Persalinan
• Jangan menunda untuk melakukan rujukan
• Mengenali masalah dan memberikan instruksi yang tepat
• Selama proses merujuk dan menunggu tindakan selanjutnya lakukan pendampingan secara
terus menerus
• Lakukan observasi Vital Sing secara ketat
• Rujuk segera bila terjadi Fetal Distress
• Apabila memungkinkan, minta bantuan teman untuk mencatat riwayat kasus dengan
singkat
11
Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan tambahan
Catatan obat-obat
Catatan bidan/perawat
Menanyakan riwayat kesehatan dan keluhan ibu
Mobilissi, buang air kecil, buang air besar, nafsu makan,
ketidaknyamanan/rasa sakit, kekhawatiran, hal yang tidak
jelas, makanan bayi, reaksi pada bayi, reaksi terhadp
proses melahirkan dan persalinan.
Pemeriksaan fisik
Tekanan darah, suhu badan, denyut nadi
Tenggorokan, jika diperlukan
Buah dada dan puting susu
Auskultasi paru-paru, jika diperlukan
Abdomen : kandung kencing, uterus, diastasis
Lochea: wama, jumlah, bau
Perineum: edema, inflamasi, hematoma, pus, bekas luka episiotomi/robek
jahitan, memar, haermorrhoid
Ekstremitas : varises, betis apakah lemah dan panas, edema, tanda-tanda
hodman, refleks
2) Diagnosa, masalah dan kebutuhan ibu postpartum
Diagnosa
• Postpartum hari pertama
• Perdarahan nifas
• Sub involusio
• Anemia postpartum
• Pre eklampsia
• Post Sectio Caeseria
Masalah
• Ibu kurang informasi
• Ibu tidak pernah ANC
• Keluhan mulas yang mengganggu rasa nyaman
• Buah dada bengkak dan sakit
Kebutuhan
• Penjelasan tentang pencegahan infeksi
• Tanda-tanda bahaya
• Kontak dengan bayi sesering mungkin (bonding and attachment)
• Penyuluhan perawatan buah dada
• Bimbingan menyusui
• Menjelaskan tentang metode KB
• Imunisasi bayi
• Kehiasaan yang tidak bermanfaat bahkan dapat mambahayakan
3) Identifikasi diagnosa dan masalah potensial
Diagnose potensial
• Hipertensi postpartum
• Anemia postpartum
• Sub involusio
• Perdarahan postpartum
• Febris postpartum
12
• Infeksi postpartum
Masalah potensial
• Potensial bermasalah dengan ekonomi
• Sakit pada luka bekas episiotomi
• Sakit kepala
• Mulas
4) Identifikasi tindakan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau
untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim yang lain
sesuai dengan kondisi pasien
5) Membuat rencana asuhan
Merencanakan asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengan temuan dan
langkah sebelumnya
6) Implementasi asuhan
• Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan aman.
• Kontak dini sesering mungkin dengan tenaga kesehatan
• Mobilsasi/istirahat baring di tempat tidur
• Pengaturan gizi (diet)
• Perawatan perineum
• Buang air kecil spontan/kateter
• Pemberian obat penghilang rasa sakit, bila diperlukan
• Pemberian obat tidur, bila diperlukan
• Pemberian obat pencahar, bila diperlukan
• Pemberian methergine, bila diperlukan
• Tidak dilanjutkan IV, jika diberikan
• Pemberian tambahan vitamin atau zat besi, atau keduanya, jika diperlukan
• Bebas dari ketidaknyamanan postpartum
• Perawatan buah dada
• Pemeriksaan laboratorium terhadap komplikasi, jika diperlukan
• Rencana KB
• Rh Immune globulin, jika diperlukan
• Rubella vaccine 0,5 cc, jika diperlukan
• Tanda-tanda bahaya Penjelasan tentang kebiasaan rutin yang tidak
bermanfaat bahkan membahayakan
7) Evaluasi Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, ulangi
kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang
sudah dilaksanakan tetapi belum efektif atau merencanakan kembali yang belum
terlaksana
3.3 POSR PARTUM GROUP
Di dalam melaksanakan asuhan pada ibu postpartum di komunitas, salah satunya adalah dalam
bentuk kelompok. Ibu-ibu postpartum dikelompokkan dengan mempertimbangkan jarak antara
satu orang ibu postpartum dengan ibu postpartum lainnya.
• Kebersihan diri (personal hygiene)
• Menganjurkan ibu untuk membersihkan seluruh badan (mandi) minimal 2 kali sehari
• Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah genitalia dengan sabun dan air
dari arah depan ke belakang
• Sarankan ibu untuk mengganti pembalut minimal 2-3 kali sehari
• Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah
membersihkan genitalia
13
• Apabila ibu mempunyai luka bekas episiotomi, maka sarankan ibu untuk tidak
menyentuh daerah luka
Istirahat
• Sarankan ibu untuk beristirahat dengan cukup, sebaiknya ibu istirahat di saat
bayinya sedang tidur
• Sarankan ibu agar mengerjakan pekerjaan rumah pertahan-lahan
Gizi
• Nasi 200 gram (1 piring sedang)
• Lauk 1 potong sedang
• Tahu/tempe 1 potong sedang
• Sayuran 1 mangkuk sedang
• Buah 1 potong sedang
• Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari
• Makanan dengan diet berimbang: protein, mineral, vitamin yang cukup
• Minum sedikitnya 3 liter per hari (8 gelas sehari)
• Meminum pil zat besi selama 40 hari pasca persalinan
• Minum kapsul vitamin A
3.4 MENYUSUI
• Tanda-tanda ASI cukup
• Meningkatkan suplai ASI
• Perawatan payudara
Lochea
Involusi uterus
Involusi uterus
Senggama
Keluarga berencana
14
4.1 PERAWATAN KESEHATAN BAYI
pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi
sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai dengan 11 bulan setelah lahir.
Pelayanan Kesehatan Bayi
Umur 3-5 bulan
Umur 6-8 bulan
Umur 9-11 bulan
Umur 29 hari-2 bulan
1. Pelayanan neonatal esensial dan tatalaksana neonatal
• Pertolongan persalinan yang atraumatik, bersih dan aman
• Menjaga tubuh bayi tetap hangat dengan kontak dini
• Membersihkan jalan nafas, mempertahankan bayi bernafas spontan
• Pemberian ASI dini dalam 30 menit setelah melahirkan
• Melakukan penilaian terhadap bayi baru lahir
• Membebaskan Jalan Nafas
• Merawat tali pusat
• Pencegahan Kehilangan Panas
• Pencegahan infeksi
• Pemeriksaan fisik
• Imunisasi
2. Pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir dilaksanakan pada 0 – 28 hari (kunjungan
neonatus)
Dalam pelayanan kesehatan neonatus, petugas selain melakukan pemeriksaan kesehatan
bayi juga memberikan konseling perawatan bayi kepada ibu.
3. Penyuluhan kepada ibu tentang pemberian ASI eksklusif
dan makanan pendamping ASI (MPASI)
Petugas kesehatan sangat berperan dalam keberhasilan proses menyusui, dengan cara
memberikan konseling tentang ASI sejak kehamilan, melaksanakan inisiasi menyusui dini
(IMD) pada saat persalinan dan mendukung pemberian ASI ekslusif setelahnya.
4. Pemantauan tumbuh kembang bayi untuk meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak
melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang bayi
5. Pemberian obat yang bersifat sementara pada penyakit ringan sepanjang sesuai dengan
obat-obatan yang sudah ditetapkan dan keperluan segera merujuk pada dokter
15
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh
tubuh yang berguna untuk kesehatan mata ( agar dapat melihat dengan baik ) dan untuk
kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya tahan tubuh, jaringan epitel, untuk melawan
penyakit misalnya campak, diare dan infeksi lain.
• Pencegahan muntah dan mencret
• Pencegahan infeksi saluran
• Vaksinasi atau imunisasi pernapasan akut Posyandu
16
• Imunisasi polio adalah tindakan memberi vaksin poli (dalam bentuk oral)atau di
kenal dengan nama oral polio vaccine (OPV) bertujuan memberikekebalan dari
penyakit poliomelitis.Imunisasi dapat di berikan empatkali dengan 4-6 minggu.
• Imunisasi DPT adalah merupakan tindakan imunisasi dengan memberivaksin DPT
(difteri pertusis tetanus) /DT (difteri tetanus) pada anak yang bertujuan
memberi kekebalan dari kuman penyakit difteri,pertusis,dantetanus. Pemberian
vaksin pertama pada usia 2 bulan dan berikutnya dengan interval 4-6 minggu.
• Imunisasi campak adalah tindakan imunisasi dengan memberi vaksin campak pada
anak yang bertujuan memberi kekebalan dari penyakit campak. Imunisasi dapat
di berikan pada usia 9 bulan secara subkutan, kemudian ulang dapat diberikan
dalam waktu interval 6 bulan atau lebih setelah suntikan pertama
17
Tenaga sukarela yang dipilih oleh masyarakat dan bertugas mengembangkan masyarakat
dan sebagai pengerak atau promotor kesehatan.
Kader Direktorat bina serta masyarakat departemen kesehatan RI (1992) memberikan
batasan "kader merupakan warga masyarakat yang dipilih dan ditinjau masyarakat dan
dapat bekerja secara sukarela melaksanakan kegiatan keluarga berencana di desa.
WHO 1995
kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki/wanita yg dipilih oleh masyarakat dan dilatih
untuk menangani masalah kesehatan perorangan maupun masyarakat.
Syarat menjadi kader posyandu
Syarat menjadi kader kesehatan itu sendiri adalah anggota masyarakat yang memenuhi kriteria
berikut : (Runjati, 2010)
Dipilih dan oleh Dalam Mau dan mampu Sebaiknya dapat Masih mempunyai
masyarakat melaksanakan bekerja secara membaca dan cukup waktu
setempat yang kegiatan sukarela menulis huruf untuk bekerja
disetujui dan bertanggung dimasyarakat
dibina oleh LKMD jawab pada disamping
masyarakat usahanya mencari
melalui LKMD nafkah
Berikut ini merupakan persyaratan umum yang dapat dipertimbangkan untuk pemilihan calon
kader. (Efendi, 2009)
Dapat membaca dan menulis dalam Bahasa Indonesia dengan baik
Secara fisik dapat melaksanakan tugas-tugas sebagai kader
Mempunyai penghasilan sendiri dan tinggal tetap di desa yang bersangkutan
Aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial maupun pembangunan desanya
Berwibawa, dikenal masyarakat, dan dapat bekerja sama dengan masyarakat calon kader
lainnya
Sanggup membina paling sedikit 10 kepala keluarga untuk meningkatkan keadaan
kesehatan lingkungan
18
b. Meja 2: penimbangan
c. Meja 3: pengisian KMS
d. Meja 4: penyuluhan
e. Meja 5: pelayanan
Hal penting yang perlu diperhatikan kader agar kegiatan di 5 meja dapat berjalan
dengan baik :
• selama menunggu makanan tambahan (PMT), dan mainan pada balita
• Untuk menghilangkan takut, penimbangan dilakuka dengan teknik bermain
• Lakukan penyuluhan kelompok sebelum pendaftaran
• Disiplin waktu pada saat pembukaan posyandu
3) Tugas kader setelah membuka
memindahkan catatan pada KMS ke buku register atau buku bantu kader menilai
hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan berikutnya diskusi kelompok bersama ibu-
ibu kunjungan rumah, dan tindak lanjut
5.3 PERAN DAN MACAM KADER
• Merencanakan kegiatan seperti mawas diri, membahas hasil survai, menentukan masalah
dan kebutuhan kesehatan masyarakat desa, menentukan kegiatan penanggulangan
masalahkesehatan bersama masyarakat dan pembagian jadwal tugas sesuai jadwal
• Melakukan komunikasi, memberikan informasi, dan motivasi serta demonstrasi
• Menggerakan masyarakat,mendorong masyarakat untuk gotong royong dan memberikan
informasi
• Memberikan pelayanan dg pemberian obat, mengumpulkan bahan pemeriksaan, mengawasi
dan melaporkan pendataan masyarakat
• Melakukan pencatatan
KB/ jumlah PUS
Kesehatan ibu dan anak , jmlah ibu hamil, vit A
Imunisasi
Gizi, data bayi atau ibu yang memiliki masalah gizi
Diare , kecukupan oralit
• Melakukan pembinaan mengenai program KB dan lainnya
• Melakukan kunjungan rumah (keluarga binaan)
• Melakukan pertemuan kelompok
5.4 PEMBINAAN KADER KESEHATAN
Pembinaan pada kader kesehatan akan tergantung pada tugas-tugas mereka, masalah yang
dihadapi, tingkat pembangunan yang sudah dicapai oleh masyarakat setempat serta
tingkat pendidikan terakhir mereka.
Bagi para kader kesehatan masyarakat yang bekerja di pedesaan, mungkin saja lama
pelatihan yang mereka butuhkan adalah selama 6 hingga 8 minggu, tetapi mungkin saja
akan lebih lama lagi dari telah diperkirakan.
Tentu saja pelatihan itu harus amat praktis dan juga dilakukan di wilayah pelayanan
kesehatan itu diberikan serta tempat dimana mereka tinggal dan akan bekerja. (Heru,
1993) yang
Pembinaan kader kesehatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan atau petugas
puskesmas dilakukan dengan cara sebagai berikut : (Kementerian Kesehatan RI, 2011)
• Melakukan pertemuan rutin dengan kader untuk membahas permasalahan kesehatan
yang sedang dihadapi.
• Membina kader untuk melakukan pemantauan di setiap wilayah, terutama di wilayah
potensial terjadinya penyakit.
19
• Pembinaan kesehatan di tingkat tatanan rumah tangga, tatanan sekolah, tatanan
tempat-tempat umum, tatanan tempat kerja dan tatanan institusi kesehatan
dengan berkoordinasi dengan pihak- pihak terkait.
20
6.1 PENGEMBANGAN WAHANA PERAN SERTA MASYARAKAT
Mengembangkan wahana yang ada dengan menggunakan pendekatan edukatif dan
persuasif dapat berkembang secara maksimal
Bentuknya sendiri ada Posyandu, Desawisma, Tabulin, dan Darsolin
Adapun dari pengertian pengembangan peran serta masyarakat merupakan bentuk
pemberdayaan masyarakat dalam membangun dan memperkuat struktur masyarakat
dalam memenuhi kebutuhan terutama dalam hidup sehat.
21
dengan selalu mengingatkan untuk tetap jaga jarak, menggunakan masker selama
berinteraksi dan rajin mencuci tangan
2) Tabungan Bersalin (TABULIN)
Diperuntukan untuk dana selama kehamilan dan persalinan
Ibu hamil diberi kotak tabungan yang dikunci dan disimpan bidan
Tujuannya untuk ibu hamil rajin menabung dan disiplin memeriksakan diri
Pada saat ibu periksa kotak tabungan dapat dibuka dan dihitung jumlahnya.
Tentunya ada pengeluaran tambahan bagi ibu hamil pada masa pandemi ini dengan
adanya tenaga kesehatan yang mewajibkan pemeriksaan covid 19.
3) Dana Sosial Bersalin (DARSOLIN)
Ditujukan untuk masyarakat terutama PUS termasuk ibu yang memiliki balita
Digunakan sebagai bantuan untuk ibu selama hamil dan untuk menutupi kekurangan
dari Tabulin.
Adanya darsolin ini juga sangat membantu selama masa pandemi terutama dalam
memenuhi kebutuha masyarakat yang sulit mendapatkan pelayanan kesehatan
karena hilangnya pendapatan. Dana ini bisa dialokasikan untuk penanganan
pandemi dan bersalin di sebuah desa
22
Definisi
Kasus gawat darurat obstetri adalah kasus obstetri yang apabila tidak segera ditangani akan
berakibat kematian ibu dan janinnya. Kasus ini menjadi penyebab utama kematian ibu janin dan
bayi baru lahir. (Saifuddin, 2002)
23
Tentukan kasus dalam kondisi demam atau tidak
Tentukan kasus dalam kondisi syok atau tidak
Cari keterangan tentang faktor predisposisi atau penyakit yang erat hubungannya,
misalnya pembedahan, cedera (trauma), atau sumber infeksi yang dapat
menyebabkan sepsis atau syok sepsis
Tentukan sumber infeksi berdasarkan criteria kalor, rubor, dolor, tumor, function
lesa.
Pada infeksi genetalia beberapa kondisi berikut dapat terjadi :
Secret/cairan berbau busuk keluar dari vagina
Pus keluar dari servik
Air ketuban hijau kental dapat berbau busuk atau tidak
Subinvolusi rahim
Tanda-tanda infeksi pelvis : nyeri rahim, nyeri goyang servik, nyeri perut
bagian bawah, nyeri bagian adneksa. (Saifudin, 2006)
c) Penanganan
Tindakan umum
Pantaulah tanda-tanda vital
Pemberian Oksigen
• Pastikan bahwa jalan napas bebas.
• Oksigen tidak perlu diberikan apabila kondisi penderita stabil dan kecil resiko
mengalami syok septic.
• Apabila kondisi penderita menjadi tidak stabil, oksigeen diberikan dalam
kecepatan 6-8 L/menit.
Pemberian Cairan Intravena
Banyaknya cairan yang diberikan harus diperhitungkan secara hati-hati, tidak
sebebas seperti syok pada perdarahan,oleh karena tidak terdapat kehilangan
jumlah cairan yang banyak.
Pemberian Antibiotik
Antibiotik harus diberikan apabila terdapat infeksi, misalnya pada kasus sepsis,
syok septik, cedera intraabdominal dan perforasi uterus. Apabila tidak terdapat
tanda-tanda infeksi, misalnya pada syok perdarahan, antibiotika tidak perlu
diberikan. Apabila diduga ada proses infeksi atau sedang berlangsung, sangat
penting untuk memberikan antibiotika dini. Macam-macam antibiotika antara lain
ampisilin, sepalosporin, eritromisin, klorampenikol dan lain-lain.
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah
Apabila penderita tampak anemik, diperiksa hemoglobin dan hematokrit,
sekaligus golongan darah dan cross-match
Pemeriksaan darah lengkap selain menunjukkan ada atau tidaknya anemia
juga menunjukkan kemungkinan leukositosis atau leucopenia, neutropenia
dan biasanya trombositopenia.
Periksa kemungkinan DIC
Serum laktat dehidrogenase meningkat pada asidosis metabolic
24
Kultur darah harus dilakukan untuk mengetahui jenis kuman
Analisis gas darah arteri menunjukkan kenaikkan PH darah dan tekanan
parsial oksigen, peenurunan tekanan parsial CO2 serta alkalosis
respiratorik pada tahap awal
Pemeriksaan urin
Dalam kondisi syok biasanya produksi urin sedikit sekali atau bahkan
tidak ada
Berat jenis urin meningkat lebih dari 1.020 (Saifudin, 2006)
3. Ruptur uteri
Diagnosis
Ruptur uteri mengancam
1) Peningkatan aktivitas kontraksi persalinan
2) Terhentinya persalinan
3) Regangan berlebihan dengan nyeri pada segmen bawah rahim
4) Pergerakan cincin Bandl’s ke atas
5) Tegangan pada ligamentum rotundum
Ruptur uteri yang sebenarnya
1) Kontraksi persalinan menurun atau berhenti mendadak
2) Berhentinya DJJ atau pergerakannya
3) Keadan syok peritoneum
4) Perdarahan eksternal (hanya pada 25 % kasus)
5) Perdarahan internal : anemia, tumor yang tumbuh cepat di samping rahim yang
menunjukkan hematoma karena ruptur inkomplit ( Andrianto, 1986 )
Penatalaksanaan
Terapi suportif
Perbaiki syok dan kehilangan darah. Tindakan ini meliputi pemberian oksigen, cairan
intravena, darah pengganti dan antibiotik untuk infeksi.
Laparatomi
Laparatomi segera setelah diagnosis ditegakkan, lakukan persiapan untuk pembedahan.
Pada saat itu volume darah diperbaiki dengan cairan intravena dan darah. ( Melfiawati,
1994)
4. Inversio uteri
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan ketika dalam catatan tenaga kesehatan terdapat penurunan
abnormal tinggi fundus atau tidak bisa melakukan palpasi pada fundus abdominal
setelah kelahiran janin atau ketika uterus terlihat di rongga vagina atau introitus.
Inversio biasanya disertai oleh perdarahan dan syok pada ibu. (Walsh, 2001)
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang lebih penting adalah pencegahan inversio uteri. Ketegangan pada
pelepasan tali pusat yang tergesa-gesa pada kala III tidak baik dilakukan dan mungkin
berbahaya bagi ibu. Diperlukan penanganan segera pada uterus yaitu dengan melakukan
25
gerakan tinju atau memasukkan beberapa jari pada tangan yang dominan atau kompresi
bimanual dapat menurunkan perdarahan. Pemberian cairan IV dapat memperbaiki
keadaan umum dan oksitosin atau metilergonovine dapat mencegah atonia. Jika
penanganan segera tidak dilakukan, anastesi dan operasi harus dilakukan. (Walsh,
2001)
c. Penatalaksanaan :
• Persalinan yang maju; kepala pada atau tepat di atas dasra panggul, os
uteri .berdilatasi sempurna lakukan ekstraksi dengan forceps atau vakum.
• Pada kasus multipara tunggal selama masa pengeluaran: episiotomy adekuat : tekanan
dari atas; persalinan spontan dengan 1-2 kontraksi lahir.
• Persalinan yang tidak maju ; kepala relative tetap tinggi, os uteri tidak membuka
sempurna lakukan SC. (Andrianto, 1986)
26
b. Penatalaksanaan
Resiko pada janin yaitu hipoksia dan kematian sbagai hasil kompresi tali pusat. Resiko
tertinggi pada presentasi kepala dan terendah pada presentasi lengkap atau sebagian
kaki. Sepuluh menit adalah waktu maksimum bayi dapat membebaskan diri dari lilitan
tali pusat, tapi jika tekanan dapat dibbaskan dengan cepat adalah peningkatan yang
baik.
Kala I persalinan yaitu melakukan SC dengan segera jika janin masih hidup.
Kala II persalinan, letak adalah factor yang menentukan. Jika letaknya adalah
longitudinal,
pesalinan dengan forceps atau vakum ekstraksi mungkin dapat dilakukan. Jika
kemungkinan persalinan pervaginam sulit dilakukan, SC seharusnya dapat dilakukan.
Pada kasus multipara, bidan bisa menganjurkan ibu untuk di episiotomi.
Pada masyarakat, jika janin masih hidup sebaiknya segera dirujuk dengan ambulan,
pada saat itu bidan membebaskan tekanan yang terjadi pada tali pusat. Posisi lutut-
dada adalah tidak nyaman bagi wanita untuk waktu yang cukup lama, yang bagus yaitu
posisi sim yang maksimal. (Brown, 1996)
3. Distosia bahu
a .Diagnosa
• Terhentinya persalinan setelah lahirnya kepala
• Pada pemeriksaan vagina didapatkan
• Bahu dalam diameter lurus
• Bahu anterior berhenti baik di dalam pelvis di belakang simfisis atau terfiksasi di
atas simfisis. (Andrianto, 1986)
b. Pencegahan
Ketika bayi lahir dengan presentasi verteks, bidan harus menunggu sampai bahu
berputar dalam diameter anteoposterior pada panggul sebelum berusaha melahirkan
seluruhnya. (Brown, 1996)
c. Penatalaksanaan
Dua macam metode yang paling sering dianjurkan adalah rotasi tulang bahu dan
melahirkan lengan belakang. Keduanya dipermudah dengan episiotomi dan anastesi yang
adekuat.
4. Presentasi bokong
a, Diagnosa
1) Bagian presentasi : ujung pelvis
Dapat dipalpasi :
- Sakrum (bagian lunak, ani, mungkin skrotum)
- Satu atau dua kaki
- Satu atau dua lutut
2) Kepala di dalam fundus
3) Letak DJJ lebih tinggi (Andrianto, 1986)
27
b. Penatalaksanaan
1) Persalinan harus berjalan secara spontan di dalam vulva sampai munculnya ujung
scapula, hanya menunjang sacrum. Pada kasus manapun, jangan menarik sacrum
dikhawatirkan tangan menjungkit kecuali ekstraksi pada ujung pelvis dalam indikasi
khusus untuk mengakhiri persalinan.
2 Bila ujung scapula nampak di bawah vulva atau kepala telah memasuki PAP segera
selesaikan persalinan dalam lima menit jika tidak janin mati.
(Andrianto, 1986)
5. Letak lintang
a. Diagnosa
- Uterus oval melintang
- Dapat diraba ke arah samping kanan atau kiri
- Bunyi jantung di daerah umbilicus
- Pada pemeriksaan vagina diraba pelvis minor kosong (Andrianto, 1986)
b. Penatalaksanaan
- Jangan mencoba versi secepat mungkin rujuk karena kontraksi yang kuat karena
pecahnya selaput ketuban berpotensi rupture uteri
- Berikan Demerol (meperidin) 0,05-0,1 IV
- Didalam RS lakukan SC. (Andrianto, 1986)
6. Presentasi muka
a. Diagnosa
Diagnosa dapat dengan palpasi abdominal, dengan adanya kepala di belakang yang
sejajar dengan punggung. Pada pemeriksaan vagina agak sukar di diagnosa karena
membingungkan dengan presentasi bokong. Pemeriksaan dengan ultrason dapat
digunakan untuk mengetahui presentasi muka dan untuk menghilangkan dugaan
anensepali. (Walsh, 2001 )
b. Manajemen
Presentasi muka dengan dagu anterior dapat segera ditangani dengan cepat, tapi
karena meningkatnya resiko persalinan abnormal, konsultasi dengan obgin dibutuhkan
ketika presentasi sudah diketahui. Bila dagu terletak posterior, rujukan ke obgin
untuk persalinan sesar harus segera dilakukan. (Walsh, 2001 )
b. Manajemen
Di masyarakat, jika bidan menemukan kehamilan kembar, maka wanita itu dirujuk ke
obgin untuk perawatan selanjutnya. Setelah kelahiran bayi pertama segera rujuk ibu.
28
Jika mungkin, saat membantu di klinik siap atau mampu untuk melahirkan kedua bayi.
Presentasi kepala pada bayi pertama terjadi 75 % dari kasus gemeli. (Walsh, 2001 )
8. Vasa previa
a. Diagnosis Banding
Ini meliputi penyebab-penyebab maternal perdarahan trimester ketiga (plasenta
previa, pelepasan plasenta premature, bloody show dan sebagainya). (Melfiawati, 1994)
Kelalaian pada penilaian perdarahan segar pervaginam, khususnya jika terjadi pada
waktu yang sama dengan ruptur membran. Jika pada penilaian DJJ ada tanda
disproporsi fetal distress untuk mengetahui jumlah kehilangan darah, maka diagnosis
ini harus dipertimbangkan. Untuk menentukan apakah terjadi kehilangan darah pada
janin dan ibu secara nyata, tes alkalidenaturasi mungkin dilakukan tetapi dalam
praktek jarang dilakukan. ( Brown, 1996)
b. Manajemen
Bidan sebaiknya berkolaborasi dengan dokter dan melanjutkan untuk memantau DJJ.
Jika ini terjadi pada kala II persalinan, wanita dianjurkan untuk mengedan. Jika
terjadi pada kala I persalinan SC dapat dilakukan jika janin masih hidup. Dokter anak
sebaiknya hadir dalam proses persalinan. Darah tali pusat diambil untuk perkiraan HB
pada kelahiran. Bayi akan memerlukan transfusi darah jika ia masih bisa selamat.
(Brown, 1996)
29
Sesuai SK Menteri Kesehatan No.23 / 1972 pengertian sistem rujukan adalah suatu sistem
penyelenggaraan pelayanan yang melaksanakan pelimpahan tanggungjawab timbal balik
terhadap suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal dalam arti dari unit
yang berkemampuan kurang unit yang lebih mampu, atau horizontal dalam arti antar unit-unit
yang setingkat kemampuannya.
30
Persiapan yang harus diperhatikan dalam melakukan rujukan disingkat “BAKSOKUDA”
yang diartikan sebagi berikut :
B (Bidan) : Pastikan ibu/ bayi/ klien didampingi oleh tenaga kesehatan yang
kompeten dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan kegawatdaruratan
A (Alat) : Bawa perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan seperti spuit, infus
set, tensimeter dan stetoskop
K (keluarga) : Beritahu keluarga tentang kondisi terakhir ibu (klien) dan alasan
mengapa ia dirujuk. Suami dan anggota keluarga yang lain harus menerima ibu
(klien) ke tempat rujukan.
S (Surat) : Beri sura ke tempat rujukan yang berisi identifikasi ibu (klien), alasan
rujukan, uraian hasil rujuka, asuhan atau obat-obat yang telah diterima ibu
(Obat) : Bawa obat-obat esensial yang diperlukan selama perjalanan merujuk
K (Kendaraan) : Siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan ibu
(klien) dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan dalam
waktu cepat.
U (Uang) : Ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk
membeli obat dan bahan kesehatan yang diperlukan di tempar rujukan
DA (Darah) : Siapkan darah untuk sewaktu-waktu membutuhkan transfusi darah
apabila terjadi perdarahan
f. Pengiriman Penderita
Untuk mempercepat sampai ke tujuan, perlu diupayakan kendaraan/ sarana
transportasi yang tersedia untuk mengangkut penderita
g. Tindak lanjut penderita
Untuk penderita yang telah dikemalikan
Harus kunjungan rumah bila penderita yang memerlukan tindakan lanjut tapi tidak
melapor
31
9.1 PENGERTIAN DUKUN BAYI
Dukun bayi adalah seorang anggota masyarakat pada umumnya seorang wanita yang mendapat
kepercayaan serta memiliki ketrampilan menolong persalinan secara turun menurun, belajar
secara praktis atau cara lain yang menjurus kearah peningkatan ketrampilan tersebut serta
memiliki petugas kesehatan.
32