Anda di halaman 1dari 14

NAMA : SITI AINAWATI MUMTAZAH

NIM : 2010102038

WAWANCARA IBU MENYUSUI

1. Hasil Wawancara Pada Ibu Hamil


I. Data Subjektif
Inisial nama : Ny P Inisial Suami : Tn A
Usia : 35 tahun Usia : 37 tahun
Pendidikan : S-1 Pendidikan : S-1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : PNS
Agama : Islam Agama : Islam
Status pernikahan : Menikah Status pernikahan : Menikah
Alamat domisili : Muaradua, Palembang Alamat domisili : Muaradua, PLG
Pendapatan keluarga per bulan : > 4.000.000
Telah dilakukan wawancara secara langsung kepada pasien Ny. P dan Tn. A. Ny.P
dan Tn.A kini memiliki seorang putri dan dua orang putra, Ny.P melahirkan putra ketiganya
3 minggu yang lalu dan saat ini adalah seorang ibu yang menyusui bayinya secara eksklusif.
Ny.P tidak memiliki riwayat keguguran. Ny. P melewati masa kehamilan dengan penyulit
asam lambung yang di deritanya. Ny.P adalah seseorang yang sering overthinking terhadap
kehamilan ketiganya dikarenakan rentang kehamilan yang lumayan jauh yakni 8 tahun,
sehingga ia banyak ketakutan yang akan di alami di kehamilannya yang memicu asam
lambungnya selalu naik. Asam lambung ini membuat Ny.P seringkali mual dan muntah
hingga trimester akhir kehamilan, itulah yang menyebabkan Ny.P harus di opname sebanyak
3 kali selama kehamilannya. Dalam kehamilannya Ny.P hanya mengalami kenaikan berat
badan 7kg. Pada usia kehamilan 25 minggu ternyata Ny.P mengalami pembengkakan di
daerah labia mayora, dan atas dasar penjelasan dokter kandungan pembengkakan tersebut
adalah varises. Pada saat USG di trimester akhir menjelang taksiran persalinan posisi bayi
juga melintang sehingga Ny.P di sarankan untuk melakukan persalinan secara Caesar. Hal
inilah yang membuat Ny.P semakin overthinking terhadap kehamilannya dan jelas
mempengaruhi psikologisnya. Ny.P melewati persalinan secara Caesar dengan berat badan
bayi 2500 gram.
Berdasarkan hasil wawancara pada Ny “P”, hasil analisis data, ditemukan bahwa ibu
menyusui secara eksklusif on demand, dari penilaian menggunakan instrumen DASS 21,
lewat proses wawancara secara tatap muka dapat diketahui bahwa Ny “P”, didapat skor
Depression = 7 (Moderete), Anxiety = 4 (Mild) dan Stress = 10 (Moderate) sehingga ibu
mengalami depresi, cemas dan stress. Dua minggu yang lalu Ny.P kehilangan Ayahandanya,
disaat Ny.P masih berada di fase Taking Hold yang masih membutuhkan pendampingan dan
dukungan akan tetapi Ny.P harus berduka karena kehilangan ayahanda yang sangat dekat
dengannya terlebih mereka selama ini tinggal dalam rumah yang sama. Ny.P mengatakan ia
memang tipikal orang yang mudah cemas dan panik, Ny.P dan bayinya di rawat selama 4 hari
pasca caesar di Rumah Sakit, setelah 3 hari pulang kerumah ia harus menghadapi kenyataan
bahwa Ayahanda nya di panggil sang pencipta, itulah yang membuat kondisi Ny.P merasa
sangat down, bahkan untuk mengurus bayinya saja Ny.P merasa tidak sanggup, seringkali
setiap bayinya menangis ia ikut menangis karena tidak tahu harus berbuat apa dan luka
Caesarnya masih terasa nyeri.
Ny.P mengakui bahwa suaminya sangat menjadi support system dalam mengurus
bayinya, terlebih suaminya juga harus mengurus segala kebutuhan dua anaknya yang sudah
berumur 10 tahun dan 8 tahun. Dukungan sosial yang baik dari keluarga merupakan strategi
koping utama yang sangat penting. Karena dukungan sosial dianggap dapat mengurangi
tingkat stres serta mengurangi dampak negatifnya, berbagi cerita dengan suami, berdoa
kepada Tuhan YME, berbagai dukungan dari keluarga-keluarga besar, walaupun tidak mudah
untuk di lalui oleh Ny.P tapi kehidupan harus terus berlanjut, mendekatkan diri kepada Tuhan
YME dan mendoakan almarhum adalah salah satu koping yang harus di lakukan dalam
kondisi ini sehingga Ny.P bisa berfikir positif karena ketiga anak sangat membutuhkannya.
Dukungan suami, keluarga, teman-teman, sahabatnya sangat berkontribusi dengan
memberikan semangat dan dukungan setiap saat, dan ibu mengakui hal tersebut sedikit
membuatnya merasa lebih tenang dan mulai bisa menerima kondisi saat ini. Di akhir
wawancara Ny.P menangis karena dirinya takut tidak bisa merawat bayinya dengan baik,
kemudian saya meyakinkan untuk terus berfikir positif bahwa ia bisa dan kuat untuk merawat
bayinya dengan sangat baik.
Lewat proses wawancara pada Tn “A” dan keluarga, mereka sangat mengerti keadaan
dan apa yang dibutuhkan ibu saat ini, Tn. A mengatakan ia berusaha semaksimal mungkin
untuk mengambil alih peran ibu untuk kedua anaknya, sehingga ibu bisa mulai focus untuk
mengurus bayi saja, akan tetapi Tn.A juga mengatakan bahwa ia juga membantu dalam
mengurus bayinya, seperti mengganti popok setiap malam.
Peran suami dan keluarga sangat memberikan semangat dan dukungan pada ibu, yang
dimana turut berperan dalam kegiatan aktivitas sehari-hari di rumah, mengasuh anak dan
keluarga ikut membantu ibu dalam pengasuhan anak hingga ibu berada di kondisi membaik
dan mulai bisa menjalankan perannya dengan baik.

II. TEORI
A. Definisi Stress dan Depresi
Depresi postpartum adalah kompleksitas psikologis yang paling umum setelah
kelahiran yang mengacu pada periode depresi non-psikotik yang dimulai pada periode
post partum atau kelanjutan dari depresi masa kehamilan. gejala klinis depresi
postpartum mirip dengan kriteria diagnostik periode gangguan depresi mayor, dan
menyertakan setidaknya lima gejala suasana hati depresi (berdasarkan DSM-IV-TR)
sebagai berikut ini: kurangnya kesenangan dari aktivitas sehari-hari yang biasa,
perubahan nafsu makan dan berat badan, insomnia atau hipersomnia, kebingungan,
kelambatan psikomotorik, perasaan lelah dan kehilangan energi, perasaan tidak berharga,
dan rasa bersalah yang berlebihan, konsentrasi menurun, dan pikiran berulang untuk
bunuh diri dalam periode dua minggu (Bakhshizadeh et al., 2013)

Stres termasuk reaksi fisik, mental dan emosional yang diakibatkan oleh perubahan
dan kebutuhan individu. Stres adalah gejala penyakit yang kompleks yang meliputi
suasana hati tertekan, kehilangan minat, kecemasan, gangguan tidur, kehilangan nafsu
makan, kekurangan energi dan berpikir tentang bunuh diri (Bakhshizadeh et al., 2013).

Persalinan dan pengalaman nifas memiliki dampak psikologis, emosional, dan fisik
terhadap kehidupan individu dan melibatkan perolehan peran baru dan tugas merawat
yang ibu harus atasi. Beberapa faktor memengaruhi baik pengelolaan pengalaman baru
ini maupun kesejahteraan calon ibu: misalnya, stres prenatal, kecemasan, perasaan
ketidakmampuan orang tua, dukungan sosial, gejala fisik kegelisahan, dan strategi koping
yang maladaptif. Seperti yang ditemukan oleh Christiaens dan Bracke (2007) dalam
bahasa Belgia dan Belanda sistem perawatan bersalin, kepuasan persalinan yang
diuntungkan dari pemenuhan harapan, kontrol pribadi, dan kemanjuran diri ibu; Selain
itu, pengendalian pribadi juga berdampak positif pada pengurangan nyeri persalinan.
Demikian pula dalam penelitian Chou et al. (2008), yang dilakukan pada 243 wanita
hamil di Taiwan, frekuensi tinggi mual dan muntah terkait kehamilan, tingkat stres yang
dirasakan tinggi, tingkat dukungan sosial yang rendah, dan berkurang perencanaan
kehamilan secara negatif menandai adaptasi psikososial ibu hingga masa nifas (Caroli &
Sagone, 2014)

B. Instrumen DASS 21
Skala untuk mengukur psychological distress adalah Depression Anxiety Stress
Scale 21-(DASS-21) yang diadaptasi dari Lovibond dan Lovibond (1995). Alat ukur ini
untuk mengukur gejala-gejala kecemasan, depresi dan stres. Skala ini telah diterjemahkan
dan digunakan untuk sampel klinis dan non klinis. DASS21 terdiri dari 21 aitem. Respons
jawaban menggunakan skala Likert dengan 4 pilihan jawaban dari skor 0 (sangat tidak
setuju) hingga 3 (sangat setuju) (Jatmika, 2018)

C. Hubungan dukungan sosial pada ibu menyusui


Menyusui telah dikaitkan dengan banyak manfaat kesehatan fisik untuk ibu dan
bayi ( Allen et al, 2012 ), dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) saat ini
merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan ( Victora et al 2016).
Namun, meskipun demikian angka menyusui tetap rendah di banyak negara maju.
Penelitian telah berulang kali menunjukkan bahwa tujuan pemberian makan yang tidak
terpenuhi sering kali disertai dengan rasa bersalah dan kegagalan dan masalah yang
terkait dengan menyusui telah dikaitkan dengan depresi pascanatal (Emmott et al., 2020).

Ada bukti ekstensif yang menunjukkan bahwa dukungan sosial meningkatkan hasil
menyusui. Berdasarkan bukti ini, layanan dan intervensi kesehatan masyarakat yang
bertujuan untuk meningkatkan angka menyusui terutama menargetkan dukungan
informasi dan emosional kepada para ibu. Hal ini mempengaruhi pendekatan perubahan
perilaku individu. Berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh Emmott et al tahun 2020
mengidentifikasi tiga tipologi berbeda dari dukungan postpartum yakni : 1) Extensive
support, di mana ibu mendapat dukungan dari berbagai pendukung termasuk pasangan,
nenek dari pihak ibu, teman dan tenaga kesehatan, tetapi ibu adalah satu-satunya yang
memberi makan bayi; 2) Family support, di mana ibu menerima dukungan dari pasangan
dan nenek dari pihak ibu, termasuk dengan pemberian makan bayi, tetapi cenderung tidak
menerima dukungan dari profesional kesehatan; dan 3) Low support, di mana ibu
terutama menerima dukungan dari pasangan. 94% wanita dengan extensive support
diperkirakan akan menyusui pada dua bulan, diikuti oleh 48% ibu low support grup , dan
13% pada family support. Secara keseluruhan, nilai potensial bagi para profesional
kesehatan untuk berperan dalam mendukung keluarga untuk mendukung proses
menyusui sehingga di dapatkan hasil yang maksimal (Emmott et al., 2020).
LAMPIRAN KUESIONER

DEPRESSION ANXIETY AND STRESS SCALE


(DASS-21)

Kuesioner ini terdiri dari berbagai pernyataan yang mungkin sesuai dengan pengalaman
Anda/Saudara dalam menghadapi situasi hidup sehari-hari. Terdapat empat pilihan jawaban yang
disediakan untuk setiap pernyataan yaitu:

0 : Tidak sesuai dengan saya sama sekali, atau tidak pernah.

1 : Sesuai dengan saya sampai tingkat tertentu, atau kadang kadang.

2 : Sesuai dengan saya sampai batas yang dapat dipertimbangkan, atau lumayan sering.

3 : Sangat sesuai dengan saya, atau sering sekali.

Selanjutnya, Anda diminta untuk menjawab dengan cara memilih pada salah satu kolom
yang paling sesuai dengan pengalaman Anda selama SATU MINGGU TERAKHIR. Tidak ada
jawaban yang benar ataupun salah, karena itu isilah sesuai dengan keadaan diri Anda yang
sesungguhnya, yaitu berdasarkan jawaban pertama yang terlintas dalam pikiran Bapak/Ibu/
Saudara.

No Pernyataan 0 1 2 3
1 Saya merasa diri saya mudah marah karena hal-hal  S
sepele.
2 Saya merasa bibir saya sering kering  A

3 Saya sama sekali tidak dapat merasakan perasaan  D


positif.
4 Saya mengalami kesulitan bernafas (misalnya:  A
seringkali terengah-engah atau tidak dapat bernafas
padahal tidak melakukan aktivitas fisik sebelumnya).
5 Saya sepertinya tidak kuat lagi untuk melakukan suatu  D
kegiatan.
6 Saya cenderung bereaksi berlebihan terhadap suatu  S
situasi.
7 Tubuh saya mengalami gemetaran (misal: tangan, kaki  A
dsb)
8 Saya merasa telah menghabiskan banyak energi untuk  S
merasa cemas.
9 Saya merasa khawatir dengan situasi di mana saya  A
mungkin menjadi panik dan mempermalukan diri
sendiri.
10 Saya merasa tidak memiliki masa depan.  D

11 Saya merasa diri saya mudah gelisah  S

12 Saya merasa sulit untuk bersantai.  S

13 Saya merasa putus asa dan sedih  D

14 Saya tidak dapat memaklumi hal apapun yang S


menghalangi saya untuk menyelesaikan hal yang

sedang saya lakukan.

15 Saya mudah menjadi panik  A

16 Saya tidak merasa antusias/ kehilangan minat dalam  D


hal apapun.
17 Saya merasa bahwa diri saya tidak berharga.  D

18 Saya merasa jadi orang yang mudah terharu  S

19 Saya mudah berkeringat, meskipun udara tidak panas  A


dan saya tidak melakukan aktivitas fisik sebelumnya
20 Saya merasa takut tanpa alasan yang jelas.  A

21 Saya merasa hidup saya tidak berarti D


2. Hasil Wawancara Pada Suami

I. Data Subjektif

Inisial Suami : Tn A Inisial nama : Ny.P

Usia : 38 tahun Usia : 35 tahun

Pendidikan : S-I Pendidikan : S-I

Pekerjaan : PNS Pekerjaan : IRT

Agama : Islam

Status pernikahan : Menikah Status pernikahan : Menikah

Alamat domisili : Muaradua- Alamat domisili : Muaradua-


Palembang Palembang

Pendapatan keluarga per bulan : >4.000.000

No Pertanyaan Jawaban Suami

Apakah bapak selama ini Ya, saya tau betul jika istri saya orangnya mudah
memahami jalan pikiran kepikiran terhadap segala sesuatu bahkan untuk hal-
1.
istrinya yang overthinking ? hal yang tidak penting sekalipun. Biasanya jika istri
saya mulai berpikiran yang aneh-aneh saya biasanya
mengalihkan pikirannya dengan mengajak diskusi
hal-hal lain atau membicarakan anak-anak.

2. Apakah yang biasanya Biasanya saya menghibur lewat bercanda atau


bapak lakukan saat istrinya mengajak istri membicarakan tumbuh kembang
sedang sedih ? anak-anak
3. Apakah bapak tau Ya insyaAllah sudah memahami mengingat ini anak
kebutuhan apa saja yang ke-3 sehingga sedikit banyak saya sudah paham jika
diperlukan ibu selama masa pada masa nifas dan menyusui istri sangat
nifas dan menyusui? membutuhkan dukungan, terlebih saat in ikan masa
nifasnya di tambah berduka jadi saya semaksimal
mungkin sangat menemani istri saya.

4. Apakah yang bapak usaha Untuk urusan dua anak saya yang sudah besar
lakukan untuk membantu memang saya ambil semua, mulai dari makan,
pekerjaan ibu di rumah, membantu anak-anak sekolah online seperti
khususnya dalam merawat sekarang, saya memberikan pengertian kepada anak-
anak-anak? anak bahwa Ibunya belum sehat sehingga belum bisa
merawat anak-anak seperti semula.

5. Apakah bapak mengetahui Ya sedikit banyak saya tahu, saat ini istri saya
psikologis ibu selama masa nampaknya memang lagi down, masih dalam
nifas dan menyusui ? suasana berduka. Pada saat anak kedua kemarin saja
pada saat nifas dan menyusui istri saya banyak
cemasnya, misalkan cemas asi nya tidak lancer dll,
apalagi saat ini memang kami masih berduka jadi
saya memaklumi jika istri saya masih sangat
terpukul.

6. Apakah bapak mengamati Ya, Istri saya bisa tidur nyenyak biasanya di atas jam
(ibu mudah bersedih, mudah 2 pagi sehingga saya biasanya mengambil alih untuk
marah, cemas, menangis, mengganti popok bayi jika istri saya sedang tertidur
sulit tidur) ? pulas.

7. Apakah ada perubahan ibu Ya, sejujurnya memang anak ketiga ini tidak di
yang signifikan dengan rencanakan tapi ya bagaimana Namanya rezeki tidak
kehadiran anak ketiga boleh di tolak, saya selalu mengatakan itu kepada
sekarang ? istri saya. Istri say aitu hanya takut kemarin pada
saat hamil lagi asam lambungnya menjadi parah
seperti kehamilan kedua kemarin.

8. Apakah bapak sering Ya memang istri saya mudah takut/parno dan panik,
melihat ibu merasa takut makanya saya meminimalisir berita-berita yang
atau panik? membuat istri terkejut.

9. Apa yang bapak ketahui apa Selama ini istri saya merasa takut/parno mengenai
saja yang membuat ibu anak-anak misalkan anak kami sedang sakit, istri
merasa takut, cemas, dan saya biasanya sudah jauh berpikir yang macam-
panik? macam sehingga dia ketakutan sendiri.

10. Ketika Ibu merasa sedang Ketika istri saya sedang cemas/takut saya biasanya
cemas, takut atau kesulitan menenangkan, missal anak kami sedang sakit saya
dalam merawat bayi, apakah biasanya mengatakan kepada istri bahwa anak kami
yang bapak coba lakukan ? akan baik-baik saja, jadi daripada berpikir yang
tidak-tidak mending di bawa dulu saja ke dokter biar
lebih tau pastinya. Nah untuk saat in ikan istri saya
nampaknya masih berduka sehingga sering ikutan
nangis saat bayi kami menangis pada malam hari,
nah biasanya saya mengambil alih menggendong
bayi dan menenangkan nya sampai bayi kami
teertidur.

ANALISIS :

Dari hasil wawancara dengan Tn. A dapat di simpulkan bahwa Tn. A sangat mengerti
keadaan istrinya yang biasa overthinking dan mudah cemas. Tn.A memahami kebutuhan
psikososial ibu pada masa nifas dan menyusui bahwa ibu sangat membutuhkan dukungan dan
support untuk bisa melewati masa nifas dan menyusui terlebih saat ini Ny.P sedang berduka
sehingga peran suami sangat penting dalam membantu segala sesuatunya khususnya merawat
kedua anaknya yang masih membutuhkan perhatian dan keperluan untuk sekolah. Tn.A
merupakan suami yang siaga sehingga Ny.P sangat terbantu dan sangat bergantung pada
suaminya untuk saat ini. Dukungan dari Tn.A yang membuat Ny.P tegar dan mempunyai
keinginan untuk segera pulih karena Tn.A selalu mengingatkan bahwa kedua anaknya
menunggu untuk di temani kembali oleh ibunya, hal itulah yang membuat Ny.P kembali
bersemangat untuk pulih dari keterpurukannya dan kembali menjalani hari-hari seperti biasa
lagi.

LAMPIRAN

REFERENCES

Bakhshizadeh, A., Shiroudi, S. G., & Khalatbari, J. (2013). Effect of Hardiness Training on
Stress and Post Partum Depression. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 84,
1790–1794. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.07.035

Caroli, M. E. De, & Sagone, E. (2014). The Experience of Pre- and Post-partum in Relation
to Support, Stress, and Parenthood Representation. Procedia - Social and Behavioral
Sciences, 116(1996), 697–702. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.01.282
Emmott, E. H., Page, A. E., & Myers, S. (2020). Typologies of postnatal support and
breastfeeding at two months in the UK. Social Science and Medicine, 246(September
2019), 112791. https://doi.org/10.1016/j.socscimed.2020.112791

Jatmika, D. (2018). Hubungan Antara Psychological Distress Dan Problematic Internet Use
Pada Mahasiswa. 268–278.

Anda mungkin juga menyukai