Anda di halaman 1dari 35

LOGBOOK

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TRIGGER 1

Disusun Oleh :
Ana Zerlina Fitria
(135070207131007)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
PENGKAJIAN KELUARGA

IMPLEMENTASI MODEL FRIEDMAN

================================================

A. Data umum

1.

Nama KK

: Tn. B

2.

Umur KK

: 23 tahun

3.

Alamat
:-

4.

No. Telepon

:-

5.

Pekerjaan

: Pegawai swasta

6.

Pendidikan

:-

7.

Susunan Anggota Keluarga :


Hub

Sex

Tgl

Gol

Status

No
Nama

dg

Lahir

Pendidikan

Pekerjaan

Kesehatan

(L/P)

Darah

KK

(umur)
1

Tn. B
KK

Pegawai swasta

Ny.T

Istri Tn. B

P
-

Ibu rumah tangga

Pasca operasi Sectio Caesaria, puting kedua payudara lecet

An. X

Anak Tn. B & Ny. T

-
-

Mengalami penurunan BB

Ibu Tn. B

Ibu Tn. B

Genogram

Keterangan:

= Wanita

= Pria

= Tinggal serumah

= Klien
Tipe Keluarga

Extended family. Terdiri dari Tn. B dan sang istri Ny. B, baru saja mempunyai
seorang bayi. Dan ibu Tn. B

Latar belakang kebudayaan (etnik)

Tidak terkaji

Identifikasi religius

Tidak terkaji

Status kelas sosial

Tn. B bekerja sebagai pegawai swasta untuk mencari nafkah

Mobilitas kelas sosial

Tidak terkaji

Riwayat Keluarga dan Tahap Perkembangan

Tahap perkembangan keluarga saat ini

Keluarga Tn. B termasuk dalam tahap keluarga dengan kelahiran anak pertama
(childbearing family)

Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tidak terkaji
Riwayat keluarga inti

Tn. B dan Ny. T baru mendapatkan anak pertama mereka dan Ny. T baru pulang
dari rumah sakit 2 hari yang lalu.

Riwayat keluarga asal

Tn. B memiliki seorang Ibu. Saat ini ibu Tn. B berada dirumah selama sebulan untuk
membantu mengurus bayi mereka.

Data Lingkungan

Karakteristik rumah

Denah rumah

Tidak terkaji

Karakteristik lingkungan tempat tinggal dan masyarakat

Tidak terkaji

Mobilitas geografis keluarga

Tidak terkaji

Hubungan sosial keluarga dengan masyarakat

Tidak terkaji
Struktur Keluarga

Pola dan Komunikasi Keluarga

Ketika Ny. T bersedih atas masalahnya bercerita kepada Tn. B. Biasanya Tn. B
selalu memberikan support dengan menemani dan kadang menemani Ny. T
membuat susu di tengah malam tapi karena melihat suaminya capek bekerja, Ny. T
selalu mengatakan kepada Tn. B untuk tidur saja

Struktur Kekuatan

Tn. B adalah kepala keluarga namun Ny. T juga sering bercerita kepada suami
tentang masalahnya.

Struktur Peran

Tn. B

Tn. B berperan sebagai kepala keluarga. Tn. B bertanggung jawab mencari nafkah
untuk kebutuhan sehari-hari dalam rumah tangga. Tn. B merupakan pegawai
swasta dan akhir-akhir ini sering pulang malam karena baru dipromosikan.

Ny. T

Istri Tn. B . Baru saja melahirkan dengan operasi caesar dan baru pulang dari RS
dua hari yang lalu. Ny. T mengeluh tidak bisa melanjutkan menyusui bayi karena
mengalami lecet pada puting di kedua payudaranya dan tidak nyaman setelah
operasi. Ibu Tn. B membantu mengurus bayinya.

Ibu Tn. B

Ibu kandung Tn. B. Tinggal sementara dan sudah sebulan di rumah kedua
pasangan ini untuk membantu mengurus bayi Tn. B dan Ny. T

Nilai-Nilai Keluarga

Tidak terkaji
Fungsi Keluarga

Fungsi Afektif

Tn. B sebagai suami yang bekerja dan Ny. T sebagai ibu rumah tangga melakukan
peran mereka masing-masing secara baik dan penuh kasih sayang.

Fungsi Sosialisasi

Hubungan antara Tn. B dam Ny. T terjalin dengan baik dan selalu berkomunikasi.

Fungsi Perawatan Kesehatan

Tidak terkaji

Terapi Komplementer dan Alternatif

Tidak terkaji

Sumber Pembiayaan

Tidak terkaji

Stress dan Koping Keluarga

Stressor jangka pendek

Ny. T baru saja pulang dari RS pasca melahirkan dengan operasi caesar. Ny. T
mengeluh tidak bisa melanjutkan menyusui bayinya karena mengalami lecet pada
putting kedua payudaranya dan ketidaknyamanan yang dirasakannya setelah
mengalami operasi. Karena tidak bisa menyusu pada ibunya, anak Ny. T mengalami
penurunan BB dan selalu rewel meskipun telah diberi susu formula.
Akhir-akhir ini Ny T sering komplain bahwa suaminya semakin sering pulang malam
dan mengambil lembur karena baru dipromosikan, sementara Tn B merasa bahwa
hal tersebut merupakan kesempatan bagus untuk meningkatkan karir.

Ketika di rumah, Ny T tidak tahu bagaimana menangani lecet di kedua payudaranya.

Mertua dirasa tidak begitu banyak memberikan arahan, malah lebih banyak
membuatnya stress karena sering mengomel kalau Ny T tidak segera menggendong
bayinya yang rewel.

Ny T beralasan bahwa bekas operasinya masih membuatnya sakit dan tidak bebas
bergerak, apalagi ditambah rasa bersalah karena tidak bisa menyusui bayinya
membuat dia kadang merasa enggan untuk menggendong bayinya.

Ny T bercerita kepada perawat bahwa ketidakmampuannya menyusui bayinya tidak


hanya disebabkan oleh puttingnya yang lecet, namun ASI-nya semakin lama
semakin susah keluar. Hal ini mebuat Ny T sering frustasi dan menangis.

Ny T merasa takut tidak bisa merawat anaknya, apalagi mertua akan pulang bulan
depan dan mereka belum mampu menyewa asisten rumah tangga untuk membantu.

Stressor jangka panjang

Tidak terkaji

Strategi koping keluarga

Adaptasi keluarga

Tidak terkaji
G. Pemeriksaan Fisik

No

Jenis pemeriksaan

Tn. B

Ny. T

Anak 1

Ibu Tn. B

1.

TTV :

Tensi

Suhu

:
Tidak terkaji

Tidak terkaji

Tidak terkaji

Tidak terkaji

Nadi

Nafas

:
2.

Kulit,

rambut dan

Tidak terkaji

Tidak terkaji

Tidak terkaji

Tidak terkaji

kuku.

I :

P:
P:

A:

3.

Kepala, leher

Tidak terkaji

Tidak terkaji

Tidak terkaji

Tidak terkaji
I :

P:

P:

A:
4.

Thoraks dan paru

Tidak terkaji

Tidak terkaji

Tidak terkaji

I :

P:
P:

Terdapat lecet pada puting di kedua payudara

A:

5.

Abdomen

Tidak terkaji

Tidak terkaji

Tidak terkaji

Tidak terkaji

I :
P:

P:

A:

6.

Genitalia
Tidak terkaji

Tidak terkaji

Tidak terkaji

Tidak terkaji

I :

P:

P:
A:

7.

Ekstremitas atas +

Tidak terkaji

Tidak terkaji

Tidak terkaji

Tidak terkaji

refleks fisiologis

I :
P:

P:

A:

8.
Ekstremitas bawah +

Tidak terkaji

Tidak terkaji

Tidak terkaji

Tidak terkaji

refleks fisiologis

I :

P:
P:

A:

Harapan Keluarga :

Tidak terkaji

ANALISA DATA

DATA

ETIOLOGI

MASALAH KEP
Ny. T mengeluh tidak bisa melanjutkan menyusui bayinya karena mengalami lecet pada putting kedua
payudaranya

Bayi diberikan susu formula

Ny T bercerita kepada perawat bahwa ketidakmampuannya menyusui bayinya tidak hanya disebabkan
oleh puttingnya yang lecet, namun ASI-nya semakin lama semakin susah keluar

Terdapat lecet pada kedua puting payudara & ASI makin susah keluar

Ny. T tidak bisa menyusui anaknya

Ketidakefektifan pemberian ASI

Ketidakefektifan pemberian ASI


Ny. T mengeluh tidak bisa melanjutkan menyusui bayinya karena mengalami lecet pada putting kedua
payudaranya

Ny. T merasa takut tidak bisa merawat anknya

Terdapat lecet pada kedua puting payudara & ASI makin susah keluar

Ny. T tidak bisa menyusui anaknya

Ny. T stres dan takut tidak bisa merawat anaknya

Ketidakefektifan performa peran

Ketidakefektifan performa peran

Ny. T mengeluh bekas operasinya masih membuatnya sakit dan tidak bebas bergerak

Ny. T merasa bersalah karena tidak bisa menyusui bayinya membuat dia kadang merasa enggan untuk
menggendong bayinya
Ketika di rumah, Ny T tidak tahu bagaimana menangani lecet di kedua payudaranya. Mertua dirasa
tidak begitu banyak memberikan arahan, malah lebih banyak membuatnya stress

Ketidakefektifan koping

PRIORITAS MASALAH

Daftar Prioritas Diagnosa :

Ketidakefektifan performa peran berhubungan dengan ketidakmampuan Ibu


memberikan ASI kepada bayinya

Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan klien cemas dengan kondisi klien


terdapat lecet dikedua puting dan ASI sedikit keluar sedikit.

Ketidakefektifan koping berhubungan dengan keluhan pasca operasi, keengganan


menggendong bayi dan ketidaktahuan menagani luka.

RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan performa peran


Tujuan: Klien mampu melakukan peran sebagai seorang Ibu dengan baik
NOC: Role Performance

Indikator 1 2 3 4 5
Deskripsi perubahan peran
karena sakit
Deskripsi perubahan peran
karena ada anggota keluarga
baru
Melaporkan strategi perubahan
peran
Pengetahuan periode transisi
peran
Performance peran sebagai
keluarga
Performance peran sebagai
orangtua
Melaporkan nyaman dengan
perubahan peran

NIC: Parent Education: Infant


a. Kaji kesiapan klien tentang kesiapan dan kemampuan dalam merawat
bayi.
b. Ajari klien untuk kemampuan merawat bayi.
c. Dorong klien untuk menggendong, menyentuh, memeluk bayinya.
d. Dorong klien untuk bermain dengan bayinya.

2. Ketidakefektifan pemberian ASI


Tujuan: Klien tidak cemas walaupun tidak bisa memberikan ASI
NOC: Anxiety Self-Control

Indikator 1 2 3 4 5
Kurangi penyebab kecemasan
Mencari informasi untuk
mengurangi kecemasan
Merencenakan strategi koping
untuk keadaan stress
Menggunakan strategi koping
yang efektif
Gunakan relaksasi
Menjaga performance peran
Menjaga hubugan sosial

NIC: Anxiety reduction


a. Gunakan pendekatan yang tenang.
b. Tanyakan apa yang dirasakan klien, yang dialami klien dalam masalah
c. Mencoba mengerti prespektif dari klien tentang kecemasannya
d. Dengarkan keluhan klien dengan tenang

3. Ketidakefektifan koping
Tujuan: Klien mampu melakukan dan memilih strategi koping dengan baik
sehingga stress berkurang
NOC: Coping

Indikator 1 2 3 4 5
Identifikasi pola koping efektif
Identifikasi pola koping yang
tidak efektif
Melaporkan penurunan stress
Merubah gaya hidup untuk
mengurangi stress
Adaptasi perubahan hidup
Identifikasi strategi koping
Menggunakan strategi koping
yang baik
Melaporkan penurunan perasaan
negatif

NIC: Coping enhancement


a. Batu pasien menentukan tujuan jangka pendek dan panjang
b. Dorong klien dengan keluarga yg mensupport dan mempunyai tujuan yang
sama
c. Pendekatan yang tenang
d. Dorong pasien secara realistis untuk menghadapi perasaan tidak berguna.
e. Cari sumber stress
f. Dorong pasien untuk tetap melakukan peran dan menerima
keterbatasannya.
g. Kaji cara klien saat menghadapi masalah sebelumnya.
h. Bantu klien untuk mengidentifikasi strategi yang efektif yang sesuai
dengan keterbatasannya.

Anda mungkin juga menyukai