Anda di halaman 1dari 43

PERUBAHAN FISIOLOGIS DAN

PSIKOLOGIS SERTA

KEBUTUHAN DASAR IBU

BERSALIN
Siti Ainawati Mumtazah, S.Tr.Keb., M.Keb
PERUBAHAN
FISIOLOGIS IBU
BERSALIN
3

PERUBAHAN FISIOLOGI KALA II


Uterus
Saat ada his, uterus teraba saat keras karena seluruh otot berkontraksi.
Serviks
Pada kala II, serviks sudah menipis dan dilatasi maksimal. Saat dilakukan
pemeriksaan dalam porsio sudah tidak teraba pada pembukaan 10 cm
Pergeseran organ dasar panggul
Tekanan otot dasar panggul oleh kepala janin akan menyebabkan pasien ingin
meneran, sert diikuti dengan perineum yang menonjol dan menjadi lebar
dengan anus membuka.
Kontraksi
Kontraksi yang adekuat
4

FISIOLOGI KALA III


Kala III merupakan periode penyusutan volume rongga uterus
setelah kelahiran bayi. Penyusustan ukuran ini menyebabkan
berkurangnya ukuran tempat perlengketan plasenta. Karena
tempat perlengkapan menjadi kecil, sedangkan ukuran Plasenta
tidak berubah, maka plasenta menjadi berlipat, menebal, dan
kemudian lepas dari dinding uterus. Setelah lepas plasenta akan
turun ke bawah bagian bawah uterus atau kedalam vagina
MACAM-MACAM PELEPASAN 5

PLASENTA
Mekanisme Schultz
Pelepasan plasenta yang dimulai dari bagian tengah sehingga
terjadi bekuan retroplasenta.

Mekanisme Duncan
Terjadi pelepasan plasenta dari pinggir atau bersamaan dari
pinggir dan tengah plasenta. Hal ini mengakibatkan terjadi
semburan darah sebelum plasenta lahir
6

TANDA-TANDA PELEPASAN
PLASENTA
Perubahan bentuk uterus dari diskoid menjadi globuler
akibat dari kontraksi uterus.
 Semburan darah tiba-tiba.
Tali pusat memanjang.
Perubahan posisi uterus, setelah plasenta lepas dan
menempati segmen bawah rahim, maka uterus muncul
pada rongga abdomen.
7

PENGELUARAN PLASENTA
Plasenta yang sudah lepas dan menempati segmen
bawah rahim, kemudian melalui serviks, vagina dan
dikeluarkan ke intruitus vagina.
8

MANAJEMEN AKTIF KALA III


Definisi
Manajemen aktif kala III adalah mengupayakan kala III selesai secepat
mungkin dengan melakukan langkah-langkah yang memungkinkan plasenta
lepas dan lahir lebih cepat.

Tujuan
 Mengurangi kejadian perdarahan pasca melahirkan.
 Mengurangi lamanya kala III.
 Mengurangi penggunaan tranfusi darah.
 Mengurangi penggunaan oksitosin.
9

LANGKAH MANAJEMEN AKTIF


KALA III
Pemberian suntikan oksitosin 10 IU secara IM
dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir.
Penegangan tali pusat terkendali.
Rangsangan taktil (masase) fundus uteri.
Memeriksa plasenta, selaput ketuban, dan tali
pusat
10

FISIOLOGIS KALA IV
Tanda Vital
Dalam dua jam pertama setelah persalinan, tekanan darah, nadi, dan pernapasan akan
berangsur kembali normal.
Gemetar
Gemetar terjadi akibat hilangnya ketegangan dan sejumlah energi selama melahirkan dan
merupakan respon fisiologis terhadap penurunan volume intraabdominal serta pergeseran
hematologi.
Sistem Gastrointestinal
Selama dua jam pascapersalinan kadang pasien merasa mual dan muntah, atasi hal ini
dengan posisi tubuh yang memungkinkan dapat mencegah terjadinya aspirasi corpus
aleanum ke saluran pernapsan dengan setengah duduk atau duduk di tempat tidur
11
Sistem Renal
Selama 2-4 jam pascapersalinan kandung kemih masih dalam keadaan
hipotonik akibat adanya alostaktis, sehingga sering dijumpai kandung kemih
dalam keadaan penuh dan mengalami pembesaran. Hal ini disebabkan
adanya tekanan pada kandung kemih dan uretra selama persalinan.
Sistem Kardiovaskular
Selama kehamilan, volume darah normal digunakan untuk menampung
aliran darah yang meningkat yang diperlukan oleh plasenta dan pembuluh
darah uterus. Pada persalinan per vagina kehilangan darah sekitar 200 ml –
500 ml, sedangkan pada persalinan SC pengeluaran dua kali lipat.
Perubahan terdiri dari volume darah dan kadar Hematokrit.
Serviks 12

Perubahan pada serviks terjadi setelah bayi lahir, bentuk serviks


menganga seperti corong. Bentuk ini disebabkan oleh korpus
uterus yang dapat berkontraksi, sedangkan serviks tidak
berkontraksi sehingga seolah-olah pada perbatasan antara korpus
dan serviks terbentuk seperti cincin.
Perineum
Setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya
teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju. Pada hari ke lima
pascamelahirkan, perineum sudah mendapatkan kembali
sebagian tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dibandingkan
keadaan sebelum hamil.
13

Vulva dan Vagina


Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang
sangat besar selama proses melahirkan, dan dalam beberapa hari
pertama sesudah proses tersebut kedua organ ini tetap dalam
keadaan kendur. Selama 3 minggu vulva dan vagina kembali
kepada keadaan tidak hamil.
Pengeluaran ASI
Dengan menurunnya hormon esterogen, progesteron, dan Human
Placenta Lactogen Hormon setelah plasenta lahir, prolaktin dapat
berfungsi membentuk Air Susu Ibu (ASI) dan mengeluarkannya ke
dalam alveoli bahkan sampai duktus kelenjar ASI.
PERUBAHAN
PSIKOLOGI
KALA II, III, DAN
IV
PERUBAHAN PSIKOLOGIS IBU
BERSALIN KALA II
 Panik dan terkejut dengan apa yang terjadi pada saat pembukaan
lengkap
 Bingung dengan adanya apa yang terjadi pada saat pembukaan
lengkap
 Frustasi dan marah
 Tidak memperdulikan apa saja dan siapa saja yang ada di kamar
bersalin
 Rasa lelah dan sulit mengikuti perintah
 Fokus pada dirinya sendiri
16

Secara fisiologis, respon tubuh terhadap kecemasan adalah


dengan mengaktifkan sistem syaraf otonom (simpatis dan
parasimpatis). Sistem saraf simpatis akan mengaktivasi proses
tubuh, sedangkan sistem saraf parasimpatis akan menimbulkan
respons tubuh. Kecemasan dapat membuat individu menarik
diri dan menurunkan keterlibatan orang lain.
17

GEJALA GEJALA ORANG YANG


MENGALAMI KECEMASAN
 Ketegangan motorik/alat gerak seperti gemetar, tegang, nyeri otot, letih, tidak dapat santai, gelisah,
tidak dapat diam, kening berkerut, dan mudah kaget.
 Hiperaktivitas saraf otonom (simpatis dan parasimpatis) seperti keringat berlebihan, jantung berdebar-
debar, rasa dingin di telapak tangan dan kaki, mulut kering, pusing, rasa mual, sering buang air kecil,
diare, muka merah/pucat, denyut nadi dan nafas cepat
 Rasa khawatir yang berlebihan tentang hal-hal yang akan datang seperti cemas, takut, khawatir,
membayangkan akan datangnya kemalangan terhadap dirinya.
 Kewaspadaan yang berlebihan seperti perhatian mudah beralih, sukar konsentrasi, sukar tidur, mudah
tersinggung, dan tidak sabar
18

PSIKOLOGI KALA III


Bahagia, karena saatsaat yang telah lama di tunggu akhirnya datang juga
yaitu kelahiran bayinya dan ia merasa bahagia karena merasa sudah
menjadi wanita yang sempurna (bisa melahirkan, memberikan anak
untuk suami dan memberikan anggota keluarga yang baru), bahagia
karena bisa melihat anaknya.
Cemas dan Takut, cemas dan takut kalau terjadi bahaya atas dirinya saat
persalinan karena persalinan di anggap sebagai suatu keadaan antara
hidup dan mati
Cemas dan takut karena pengalaman yang lalu.
Takut tidak dapat memenuhi kebutuhan anaknya
19

PSIKOLOGI KALA IV
Fase Honeymoon
Phase Honeymoon ialah Phase anak lahir dimana terjadi intimasi
dan kontak yang lama antara ibu – ayah – anak. Hal ini dapat
dikatakan sebagai “ Psikis Honeymoon “ yang tidak memerlukan
hal-hal yang romantik. Masing-masing saling memperhatikan
anaknya dan menciptakan hubungan yang baru
Ikatan batin dan kasih sayang ( Bonding dan Attachment )
Adanya kontak antara ibu-ayah-anak, bidan harus memfasilitasi
agar bonding dapat terlaksana partisipasi suami dalam proses
persalinan merupakan hal yang sangat penting sebagai support
system
20

Fase Pada Masa Nifas (Taking in, Taking Hold,


Letting Go)
Respon Antara Ibu dan Bayinya Sejak Kontak
Awal Hingga Tahap Perkembangannya melalui:
Touch (sentuhan ), Eye To Eye Contact, Odor
(Bau Badan), Body Warm ( Kehangatan
Tubuh), Voice ( Suara ).
KEBUTUHAN DASAR
IBU BERSALIN
22

KEBUTUHAN FISIK
1.KEBUTUHAN OKSIGEN
Pemenuhan kebutuhan oksigen selama proses persalinan perlu
diperhatikan oleh bidan, terutama pada kala I dan kala II,
dimana oksigen yang ibu hirup sangat penting artinya untuk
oksigenasi janin melalui plasenta. Suplai oksigen yang tidak
adekuat, dapat menghambat kemajuan persalinan dan dapat
mengganggu kesejahteraan janin.
23

2. KEBUTUHAN CAIRAN DAN


NUTRISI
Kebutuhan cairan dan nutrisi (makan dan minum)
merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi dengan baik
oleh ibu selama proses persalinan.
Pastikan bahwa pada setiap tahapan persalinan (kala I, II,
III, maupun IV), ibu mendapatkan asupan makan dan
minum yang cukup. Asupan makanan yang cukup (makanan
utama maupun makanan ringan), merupakan sumber dari
glukosa darah, yang merupakan sumber utama energi
untuk sel-sel
24

3. KEBUTUHAN ELIMINASI
 Pemenuhan kebutuhan eliminasi selama persalinan perlu difasilitasi oleh bidan,
untuk membantu kemajuan persalinan dan meningkatkan kenyamanan pasien
 Kandung kemih yang penuh, dapat mengakibatkan:
 Menghambat proses penurunan bagian terendah janin ke dalam rongga panggul,
terutama apabila berada di atas spina isciadika
 Menurunkan efisiensi kontraksi uterus/his
 Mengingkatkan rasa tidak nyaman yang tidak dikenali ibu karena bersama dengan
munculnya kontraksi uterus
 Meneteskan urin selama kontraksi yang kuat pada kala II
 Memperlambat kelahiran plasenta
 Mencetuskan perdarahan pasca persalinan, karena kandung kemih yang penuh
menghambat kontraksi uterus
4. KEBUTUHAN HYGIENE 25

(KEBERSIHAN PERSONAL)
Kebutuhan hygiene (kebersihan) ibu bersalin perlu
diperhatikan bidan dalam memberikan asuhan pada ibu
bersalin, karena personal hygiene yang baik dapat
membuat ibu merasa aman dan relax, mengurangi
kelelahan, mencegah infeksi, mencegah gangguan
sirkulasi darah, mempertahankan integritas pada
jaringan dan memelihara kesejahteraan fisik dan psikis
5. KEBUTUHAN ISTIRAHAT 26

 Selama proses persalinan berlangsung, kebutuhan istirahat pada ibu


bersalin tetap harus dipenuhi. Istirahat selama proses persalinan (kala I,
II, III maupun IV) yang dimaksud adalah bidan memberikan kesempatan
pada ibu untuk mencoba relaks tanpa adanya tekanan emosional dan
fisik.
 Hal ini dilakukan selama tidak ada his (disela-sela his). Ibu bisa berhenti
sejenak untuk melepas rasa sakit akibat his, makan atau minum, atau
melakukan hal menyenangkan yang lain untuk melepas lelah, atau
apabila memungkinkan ibu dapat tidur.
 Namun pada kala II, sebaiknya ibu diusahakan untuk tidak mengantuk.
27

6. POSISI DAN AMBULASI


 Bidan harus memfasilitasi ibu dalam memilih sendiri posisi persalinan dan
posisi meneran, serta menjelaskan alternatif-alternatif posisi persalinan
dan posisi meneran bila posisi yang dipilih ibu tidak efektif.
 Bidan harus memahami posisi-posisi melahirkan, bertujuan untuk
menjaga agar proses kelahiran bayi dapat berjalan senormal mungkin.
 Dengan memahami posisi persalinan yang tepat, maka diharapkan dapat
menghindari intervensi yang tidak perlu, sehingga meningkatkan
persalinan normal. Semakin normal proses kelahiran, semakin aman
kelahiran bayi itu sendiri
28

7. PENGURANGAN RASA NYERI


Bidan dapat membantu ibu bersalin dalam mengurangi nyeri
persalinan dengan teknik self-help.
Teknik ini merupakan teknik pengurangan nyeri persalinan yang
dapat dilakukan sendiri oleh ibu bersalin, melalui pernafasan
dan relaksasi maupun stimulasi yang dilakukan oleh bidan.
Teknik self-help dapat dimulai sebelum ibu memasuki tahapan
persalinan, yaitu dimulai dengan mempelajari tentang proses
persalinan, dilanjutkan dengan mempelajari cara bersantai dan
tetap tenang, dan mempelajari cara menarik nafas dalam
8. PENJAHITAN PERINEUM (JIKA
29

DIPERLUKAN)
Pada ibu yang memiliki perineum yang tidak elastis,
maka robekan perineum seringkali terjadi. Robekan
perineum yang tidak diperbaiki, akan mempengaruhi
fungsi dan estetika. Oleh karena itu, penjahitan
perineum merupakan salah satu kebutuhan fisiologis ibu
bersalin
9. KEBUTUHAN AKAN PROSES 30

PERSALINAN YANG TERSTANDAR


Mendapatkan pelayanan asuhan kebidanan persalinan
yang terstandar merupakan hak setiap ibu.
Dalam melakukan pertolongan persalinan, bidan
sebaiknya tetap menerapkan APN (asuhan persalinan
normal) pada setiap kasus yang dihadapi ibu. Lakukan
penapisan awal sebelum melakukan APN agar asuhan
yang diberikan sesuai. Segera lakukan rujukan apabila
ditemukan ketidaknormalan.
31

KEBUTUHAN PSIKOLOGIS
 Perasaan takut dapat meningkatkan respon fisiologis dan psikologis, seperti: nyeri,
otot-otot menjadi tegang dan ibu menjadi cepat lelah, yang pada akhirnya akan
menghambat proses persalinan.
 Bidan sebagai pemberi asuhan dan pendamping persalinan diharapkan dapat
memberikan pertolongan, bimbingan dan dukungan selama proses persalinan
berlangsung. Asuhan yang mendukung selama persalinan merupakan standar
pelayanan kebidanan.
Kebutuhan Psikologis pada saat ibu bersalin:
 Kehadiran seorang pendamping secara terus-menurus
 Penerimaan atas sikap dan perilakunya
 Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan aman.
 Bidan harus menjelaskan kebutuhan
psikologis ibu bersalin pada setiap tahapan
persalinan (kala I, II, III dan IV), yang
meliputi: sugesti, mengalihkan perhatian dan
kepercayaan.
 Dukungan psikologis yang diberikan bidan
yang dapat mengurangi tingkat kecemasan
ibu adalah dengan membuatnya merasa
nyaman.
 Hal ini dapat dilakukan dengan:
membantu ibu untuk berpartisipasi
dalam proses persalinannya dengan
tetap melakukan komunikasi yang baik,
 Memenuhi harapan ibu akan hasil akhir
persalinan,
 Membantu ibu untuk menghemat
tenaga dan mengendalikan rasa nyeri,
 Mempersiapkan tempat persalinan yang
mendukung dengan memperhatikan
privasi ibu
34

KEYPOINT PEMENUHAN
KEBUTUHAN PSIKOLOGIS IBU
BERSALIN
MEMBERIKAN SUGESTI POSITIF
35

Pemberian sugesti bertujuan untuk memberikan


pengaruh pada ibu dengan pemikiran yang dapat
diterima secara logis.
Sugesti positif yang dapat diberikan bidan pada ibu
bersalin diantaranya dengan mengatakan pada ibu
bahwa proses persalinan yang ibu hadapi akan berjalan
lancar dan normal, ucapkan hal tersebut berulang kali
untuk memberikan keyakinan pada ibu bahwa segalanya
akan baik-baik saja.
36

MENGALIHKAN PERHATIAN
Upaya yang dapat dilakukan bidan dan pendamping
persalinan untuk mengalihkan perhatian ibu dari rasa
sakit selama persalinan misalnya adalah dengan
mengajaknya berbicara, sedikit bersenda gurau,
mendengarkan musik kesukaannya atau menonton
televisi/film.
37

MEMBANGUN KEPERCAYAAN
Untuk membangun sugesti yang baik, ibu harus mempunyai
kepercayaan pada bidan sebagai penolongnya, bahwa bidan
mampu melakukan pertolongan persalinan dengan baik sesuai
standar, didasari pengetahuan dasar dan keterampilan yang
baik serta mempunyai pengalaman yang cukup. Dengan
kepercayaan tersebut, maka dengan sendirinya ibu bersalin
akan merasa aman dan nyaman selama proses persalinan
berlangsung.
ASUHAN SAYANG IBU 38
KEBUTUHAN IBU DALAM KALA II 39

 Cahaya yang redup dan privasi. Hindari mengarahkan atau memusatan


cahaya pada perineum ibu saat ibu meneran karena akan memberikan
tekanan dan pemusatan pada perineum bukan pada ibu sehingga
membuat ibu merasa malu dan tidak menyenangkan terutama kepada
wanita yang mengalam pelecehan seksual
 Dukungan keluarga atau orang-orang terdekat ibu dapat membantu
dalam persalinan sehingga dapat memberikan ibu ketenangan secara
psikologis dengan mengetahui ada pendampingnya.
 Memberikan dukungan dan semangat kepada ibu dan keluarganya
dengan menjelaskan tahapan dan kemajuan persalinan atau kelairan bayi
pada mereka.
Bidan menganjurkan dan membantu ibu dalam
40

memperoleh posisi yang nyaman dan aman untuk


persalinan serta meneran sehingga dapat
mempermudah proses persalinan.
Bimbingan dalam proses meneran merupakan salah
satu kebutuhan ibu pada kala II persalinan.
Anjurkan ibu untuk minum selama kala II persalinan.
Kebutuhan rasa aman dan ketentraman merupakan hal
yang dapat meningkatkan ketenangan ibu dalam proses
persalinan
KEBUTUHAN IBU BERSALIN
41

KALA III
 Dukungan mental dari bidan dan keluarga atau pendamping.
 Penghargaan terhadap proses kelahiran janin yang telah dilalui.
 Informasi yang jelas mengenai keadaan pasien sekarang atau tindakan
yang akan dilakukan.
 Penjelasan mengenai tindakan yang harus dilakukan ibu untuk
membantu mempercepat kelahiran plasenta, yaitu kapan saat meneran
dan posisi yang mendukung untuk pelepasan dan kelahiran plasenta.
 Bebas dari rasa tidak nyaman akibat bagian bawah yang basah oleh darah
dan air ketuban.
 Hidrasi.
KEBUTUHAN IBU BERSALIN
42

KALA IV
 Hidrasi dan Nutrisi
 Hygiene dan kenyamanan pasien
 Bimbingan dan dukungan untuk BAK
 Informasi dan bimbinglah sejelas-jelasnya mengenai apa yang terjadi dengan
tubuhnya
 Kehadiran bidan sebagai pendamping selama 2 jam paska persalinan serta keluarga
atau orang-orang terdekatnya
 Dukungan untuk menjalin hubungan awal dengan bayinya terutama saat
pemberian asi awal
 Posisi tubuh dan lingkungan yang aman setelah saat-saat berat menjalani
persalinan
 Tempat dan alas tidur yang bersih agar tidak terjadi infeksi.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai