Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ARIANTI A.

KUNTUAMAS

NIM : 20192005

KELAS : 1A KEBIDANAN

RANGKUMAN

PERUBAHAN FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS KALA III DAN IV PERSALINAN

A. Perubahan fisiologi kala III


1. Kala III dimulai dari lahirnya bati sampai lahirnya plasenta yg berlangsung tidak lebih
dari 30 menit. Setelah bayi lahir uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas
pusat, beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan
plasenta dari dinding uterus.
2. Biasanya plasenta lepas dalam 6 menit - 15 menit setelah bayi lahir dan keluar
spontan dengan tekanan pada fundus uteri.
3. Tempat implantasi plasenta mengalami pengerutan akibat pengososngan kavum
uteri dan kontraksi lanjutan sehingga plasenta dilepaskn dari perlekatannya dan
pengumpulan darah pada ruang utero-plasenter akan mendorong plasenta keluar.
4. Otot uterus berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah
lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat
perlekatan plasenta. Karena tempat perlekatan semakin kecil, sedangkan ukuran
plasenta tidak berubah maka plasenta akan terlipat, menebal dan kemudian terlepas
dari dinding rahim, setelah lepas plasenta akan turun kebawah uterus atau ke dalam
vagina (Rukiah AT, dkk, 2009).

B. Mekanisme pelepasan plasenta


Tanda-tanda pelepasan plasenta
1. Perubahan bentuk dan tinggi fundus uteri
2. Talipusat memanjang
3. Semburan darah mendadak/ tiba-tiba dan singkat.

Cara-cara pelepasan plasenta


1. Metode ekspulsi schultzepelepasan dimulai dari tengah (sentral)atau dari pinggir
plasenta. Ditandai dengan memanjangnya talipusat tanpa adanya perdarahan pervaginam.
2. Metode ekspulsi Matthew- Duncan  ditandai dengan adanya perdarahan dari vagina
apabila plasenta mulai terlepas, umumnya perdarahan tidak lebih dari 400 ml. Bila lebih hal
ini patologik. Lebih besar kemungkinan pada implantasi lateral. Apabila plasenta lahir,
umumnya otot-otot uterus segera berkontraksi , pembuluh- pembuluh darah akan terjepit
dan perdarahan segera berhenti. Pada keadaan normal akan lahir spontan dalam waktu
lebih kurang dari 6 menit setelah anak lahir.

Prasat untuk mengetahui apakah plasenta sudah lepas dari tempat implantasinya
1. Prasat kustner  yaitu tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat , tangan
kiri menekan daerh diatas simfisis. Bila talipusat ini masuk kembali ke dalam vagina berarti
plasenta belum lepas dari diniding uterus. Bila tetap atau tidak masuk kembali ke dalam
vagina berarti plasenta lepas dari dinding uterus.
2. Prasat strassmann  yaitu tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat.
Tangan kirim mengetok-ngetok fundus uteri. Bila terasa getaran pada talipusat yg
diregangkan ini berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus.
3. Prasat klein  yaitu wanita tersebut disuruh mengedan. Talipusat tampak turun ke bawah.
Bila pengedanannya dihentikan dan talipussat masuk kembali ke dalam vagina, berarti
plasenta belum lepas dari dinding uterus.

C. MANAJEMEN AKTIF KALA III


1. Pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertaman setelah bayi lahir, dengan dosis 10
unit diberikan secara IM pada sepertiga bagian atas paha bagian luar.
2. Penegangan Tali Pusat Terkendali. Letakkan klem 5-10 cm dari vulva dikarenakan
memegang talipusat lebih dekat ke vulva akan mencegah evulsi talipusat.
3. Masase Fundus Uteri. Masase fundus uteri menggunakan tangan kiri, sedangkan tangan
kanan memastikan bahwa kotiledon dan selaput plasenta lahir lengkap.

D. PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA KALA IV


1. TTV dalam 2 jam pertama setelah persalinan TD, nadi, suhu, dan pernapasan akan
berangsur normal. Suhu tubuh mengalami peningkatan karena disebabkan kurangnya cairan
akibat keringat berlebih dan kelelahan sewaktu persalinan. Jika intake, cairan baik maka
suhu akan berangsur normal.
2. Gemetar karena hilangnya ketegangan dan energi yg banyak selama melahirkan dan
merupakan respon fisiologis terhadap penurunan volume intraabdominal serta pergeseran
hematologik.
3. Sistem gastroinstestinal  kadang pasien merasa mual sampai muntah, untuk
mengatasinya posisikan ibu setengah duduk untuk mencegah aspirasi corpus aleanum ke
saluran pernapasan.
4. Sistem Renal  kandung kemih masih dalam keadaaan hipotonik akibat adanya alostaksis,
sehingga sering dijumpai kandung kemih dalam keadaan penuh. Ini disebabkan karena
tekanan pada kandung kemih daan uretra selama persalinan.
5. Sistem kardiovaskular  selama kehamialn volume darah normal digunakan untuk
menampung aliran darah yg meningkat yg diperlukan oleh plasenta dan pembuluh darah
uterus. Penarikan kembali estrogen menyebabkan diuresis yg terjadi secara cepat sehingga
mengurangi volume plasma kembali pada proporsi normal. Volume darah pasien relative
akan bertambah sehingga menyebabkan beban pada jantung dan akan menimbulkan
dekompensasio kaordis pada pasien dengan vitum kardio.
6. Serviks  bentuk serviks agak menganga seperti corong. Serviks berwarna merah
kehitaman karena penuh dengan pembuluh darah, konsistensi lunak dan kadang terdapat
laserasi atau perlukaan kecil. Muara serviks yg berdilatasi sampai 10 cm akan menutup
secara perlahan dan bertahap. Setelah bayi lahir tangan bisa masuk ke dalam rongga rahim,
setelah dua jam hanya dapat dimasuki dua atau tiga jari tangan.
7. Perineum Perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh tekanan bayi yg
bergerak maju.
8. Vulva dan vagina  mengalami penekanan dan peregangan yg sangat besar selama proses
melahirkan dan dalam beberapa hari pertama setelah melahirkan kedua organ ini tetap
dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan sebelum
hamil dan rugae secara berangsur –angsur akan muncul kembali, dan labia menjadi lebih
menonjol.
9. Pengeluaran ASI  dengan menurunnya hormon estrogen, progesteron dan human
placenta lactogen hormon setelah plasenta lahir prolactin dapat berfungsi membentuk ASI
dan mengeluarkannya ke dalam alveoli bahkan sampai ductus kelenjar ASI. Isapan pada
puting susu ibu menyebabkan refleks yg dapat mengeluarkan oksitosin dari hipofisis
sehingga mioepitel tg terdapat di sekitar alveoli dan ductus kelenjar ASI berkontraksi dan
mengeluarkan ASI ke dalam sinus yg disebut let down refleks.

Pemantauan dan Asuhan kala IV


1. Pantau TD, nadi, TFU, kandung kemih dan perdarahan setiap 15 menit dalam satu jam
pertama dan setiap 30 menit dalam satu jam kedua pada kala IV.
2. Masase uterus untuk memastikan uterus berkontraksi dengan baik
3. Pantau suhu ibu satu kali dalam jam pertama dan satu kali pada jam kedua pasca
perssalinan.
4.Nilai perdarahan, periksa perineum dan vagina setiap 15 menit dalam satu jam pertama
dan setiap 30 menit pada kam kedua.
5. Ajarkan ibu dan keluarga bagaimana memasase fundus uteri jika tonus lembek dan
menilai tonus otot.

E. PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA KALA III & IV


Adapun perubahan psikologis yg tampak pada ibu bersalin kala III & IV adalah :
1. Bahagia  karena bisa melihat dan melahirkan anaknya, bahagia dapat memberikan
keturunan pada suami dan keluarga.
2. Cemas dan takut 
Cemas dan takut karena pengalaman yg lalu
Takut tidak dapat memenuhi kebutuhan anaknya

Anda mungkin juga menyukai