Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan membantu mendorong plasenta keluar
a) Uterus
b) Serviks,
c) Placenta,
d)Penjahitan Episiotomi
dan Laserasi
Pemantauan dan Evaluasi Lanjut
a) Vital Sign
b) Suhu
c) Tonus uterus dan ukuran tinggi uterus
d) Perdarahan
e) Kandung kemih
f) Lochea
g) Pemantauan KU
Perubahan psikologi
kala III dan IV
Perubahan Psikologis Ibu Bersalin
1. Bahagia
Karena saat – saat yang telah lama di tunggu akhirnya datang juga yaitu kelahiran
bayinya dan ia merasa bahagia karena merasa sudah menjadi wanita yang
sempurna (bisa melahirkan, memberikanan anak untuk suami dan memberikan
anggota keluarga yang baru), bahagia karena bisa melihat anaknya.
2. Cemas dan Takut Cemas dan takut kalau terjadi bahaya atas dirinya saat
persalinan karena persalinan di anggap sebagai suatu keadaan antara hidup dan
mati
- Cemas dan takut karena pengalaman yang lalu.
- Takut tidak dapat memenuhi kebutuhan anaknya
ASUHAN KEBIDANAN KALA 3
Menurut depkes RI ( 2008 ) melakukan manajmen aktif kala III meliputi :
1. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 - 10 cm dari vulva.
2. Meletakkan 1 tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk
mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
3. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kea rah bawah sambil tangan
yang lain mendorong uterus kearah belakang-atas (dorso-kranial) secara hati-hati
(untuk mencegah inversion uteri) jika plasenta tidal lahir setelah 30-40 detik,
hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontrksi berikutnya
dan ulangi prosedur di atas. Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu,
suami atau anggota keluarga untuk melekukan stimulasi putting susu.
4. Mengeluarkan plasenta
a)Melakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta terlepas, minta ibu
meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kea rah
atas, mengikuti poros jalan lahir (tetaplakukan tekanan dorso-kranial). ika tali pusat bertambah
panjanng, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5- 10cm dari vulva dan lahirkan plasenta.
b) Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan. Pegang
dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudaian lahirkan dan tempatkan
plasenta pada wadah yang telah di sediakan
c) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakuakan masase uterus, letakkan telapak
tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus teraba keras).
5. Menilai perdarahan
a) Memeriksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi
dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan
plasenta ke dalam kantong plastik atau tempat khusus.
b) b) Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera
lakukan penjahitan.
6. Melakukan prosedur pasca persalinan
a) Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.
b) Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam. Ø Sebagian
besar bayi akn berhasil melekukan insiasi menyusu dini dalam waktu 30-60 menit. Menyusu
pertama basanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudara. Ø
Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil menyusu.
c) Setelah 1 jam, lakukan penimbangan atau pengukuran bayi, beri tetes mata anti biotic profilaksis,
dan vitamin K1, 1 mg im dip aha kiri anterolateral.
d) Setelah 1 jam pemberian vit. K1, berikan suntikan imunisasi Hepatitis B dipaha kana anterolateral.
e) Meletakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu waktu bias di susukan. Letakkan kembali
bayi pada dada ibu bila bayi beleum berhasil menyusu di dalam 1 jam pertama dan biarkan sampai
bayi berhasil menyusu.
7. Evaluasi
a) Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perarahan pervaginam 2 sampai 3 kali dalam 15 menit
pertama pasca persalinan.
• Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan.
• Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan.
• Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai untuk menatalaksana atonia
uteri.
b) Mengajarkan ibu atau keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.
c) Evaluasi dan estimasi jmlah kehilangan darah.
d) Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan
setiap 30 mnit selama jam ke-2 pasca persalian
• Memeriksa temperature tubuh ibu sekali setiap jam selema 2 jam pertrama pasca persalinan.
• Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.
e) Memeriksa kembali bayi untuk pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60 x/menit) serta suhu tubuh
normal ( 36,5-37,5 ).
Rencana Asuhan Persalinan
Kala IV
Asuhan 2 jam post partum
(a)Melanjutkan pemantauan kondisi uterus
dan perdarahan pervaginam
(b) Mengevaluasi kehilangan darah
(c) Memeriksa tekanan darah, nadi, kandung
kemih tiap 15 menit selama jam pertama
pasca persalinan dan setiap 30 menit selama
jam kedua pasca persalinan
(d) Melakukan tindakan yang sesuai untuk
temuan yang tidak normal
Sebelum bidan meninggalkan ibu yangbaru melahirkan, periksa ulang dahulu dan
perhatikan 7 pokok penting yaitu
a) Kontraksi rahim: baik atau tidaknya dapat diketahui dengan palpasi. Bila perlu
lakukan masase dan berikan uterotonika seperti metergin, ergometrin atau pitosin
b) Perdarahan: ada atau tidak atau biasa
c) Kandung kemih: harus kosong, bila perlu ibu disuruh BAK dan jika ibu tidak bisa
berjalan lakukan kateter
d) Luka-luka: jahitannya baik atau tidak, ada perdarahan atau tidak
e) Plasenta atau selaput ketuban harus lengkap
f) Keadaan umum ibu: TTV
g) Bayi dalam keadaan baik
Asuhan Kala IV :